SlideShare a Scribd company logo
RESUME TENTANG PELAT
DISUSUN OLEH
SHALEH AFIF HASIBUAN
NIM 160404009
DOSEN: RAHMI KAROLINA ST.,MT.
PELAT
Berdasarkan geometrinya, pelat dibagi menjadi dua
1.Pelat Satu arah (one way slab)
Pelat satu arah yaitu suatu pelat yang memiliki panjang lebih besar atau lebih lebar yang bertumpu
menerus
melalui balok-balok. Maka hampir semua beban lantai dipikul oleh balok balok yang sejajar. Suatu pelat
dikatakan pelat satu arah apabila 𝐿𝑦 𝐿𝑥 ≥ 2, dimana Ly dan Lx adalah panjang dari sisi-sisinya. Dalam
perencanaan struktur pelat satu arah.
A. Penentuan pelat
Penentuan tebal pelat terlentur satu arah tergantung beban atau momen lentur yang bekerja, defleksi
yang terjadi dan kebutuhan kuat geser yang dituntut. Menurut SNI – 2847 – 2013, tebal minimum yang
ditentukan dalam tabel berlaku untuk konstruksi satu arah yang tidak menumpu atau tidak disatukan
dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak akibat lendutan yang besar, kecuali bila
perhitungan lendutan menunjukan bahwa ketebalan yang lebih kecil dapat digunakan tanpa
menimbulkan pengaruh yang merugikan
Bila nilai kekakuan tidak dihitung dengan cara analisis yang lebih mendetail dan teliti, maka besarnya lendutan
seketika akibat pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai modulus elastisitas beton Ec dan
momen inersia efektif, Ie, berikut, tapi tidak lebih besar dari Ig (SNI 2847-2013)
B. Menghitung beban mati pelat termasuk beban berat sendiri pelat dan beban hidup dengan cara metode beban
terfaktor. Jika ada beban mati dan beban hidup maka
QU = 1,2 QD + 1,6 QL
Jika ada beban mati saja
QU = 1,4 QD
Dimana QD = total beban mati pelat (KN/m)
QL = total beban hidup pelat (KN/m)
C. Menghitung momen rencana (Mu) baik dengan cara tabel atau analisa Sebagai alternatif, metode pendekatan
berikut ini dapat digunakan untuk menentukan momen lentur dan gaya geser dalam perencanaan balok menerus
dan pelat satu arah, yaitu pelat beton bertulangan di mana tulangannya hanya direncanakan untuk memikul
gaya-gaya dalam satu arah, selama :
 Jumlah minimum bentang yang ada haruslah minimum dua
 Memiliki panjang bentang yang tidak terlalu berbeda, dengan rasio panjang bentang terbesar terhadap
panjang terpendek dari dua bentang yang bersebelahan tidak lebih dari 1,2
 Beban yang bekerja merupakan beban terbagi rata
 Beban hidup per satuan panjang tidak melebihi tiga kali beban mati per satuan panjang
 Komponen struktur adalah prismatis
D. Perkiraan tinggi efektif (deff)
Untuk beton bertulang tebal selimut beton minimum yang harus disediakan untuk tulangan harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut sesuai SNI-2847-2013 Butir 7.7.1
E. Menghitung faktor panjang efektif komponen struktur tekan (k)
k = faktor panjang efektif komponen struktur tekan (Mpa)
Mu = Momen terfaktor pada penampang (KN/m)
b = lebar penampang (mm) diambil 1 m
deff = tinggi efektif pelat (mm)
∅ = faktor Reduksi Kekuatan (SNI 2013-2847-9.3)
Untuk mencari ∅ dapat di lihat dari grafik dibawah ini
F. Menentukan rasio penulangan (𝜌)
𝜌
Ket :
As = Luas tulangan (mm2 )
𝜌 = Rasio penulangan
H. Memilih tulangan pokok yang akan dipasang beserta tulangan susut dan suhu dengan menggunakan tabel.
1) Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit langan memiliki luas tulangan terhadap bruto penampang
beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari 0,0014 :
 Pelat yang menggunakan betang tulangan ulir mutu
300……………………………………………0,0020
 Pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau jaring kawat las (polos atau ulir) mutu
400…....0,0018
 Pelat yang menggunakan tulangan dengan tegangan leleh melebihi 400 Mpa yang diukur pada
regangan leleh sebesar 0,35%.............................0,0018 x 400/fy
2) Tulangan susut dsan suhu harus dipasang dengan jarak lebih dari lima kali tebal pelat atau 450 mm.
bd
As

2) Pelat Dua Arah
Pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu oleh balok pada keempat sisinya dan beban-beban ditahan oleh pelat
dalam arah yang tegak lurus terhadap balok-balok penunjang.
Ketebalan Minimum Pelat Dua Arah
Ketebalan Minimum Pelat Dua Arah
• Tebal minimum pelat tanpa balok dalam seperti ditentukan dalam Tabel 12.4 tidak boleh kurang dari
120 mm (untuk pelat tanpa penebalan panel), atau tidak kurang dari 100 mm (untuk pelat dengan
penebalan panel).
• Dalam SNI 2847:2013 pasal 9.5.3.3.(d). disyaratkan bahwa untuk panel dengan tepi yang tidak
menerus, maka balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan yang tidak kurang dari 0,8.
• Atau sebagai alternatif, maka ketebalan maksimum yang dihitung dari syarat 1 dan 2 harus
dinaikkan minimal 10%.
Metode Perencanaan Langsung Pelat Dua Arah
Untuk menggunakan metode perencanaan langsung pada sistem pelat dua arah,
maka SNI 2847:2013 pasal 13.6.1 memberikan beberapa batasan sebagai berikut :
2
• Paling sedikit ada 3 bentang menerus dalam setiap arah
• Pelat berbentuk persegi, dengan perbandingan antara bentang panjang terhadap
bentang pendek diukur sumbu ke sumbu tumpuan, tidak lebih dari 2
• Panjang bentang yang bersebelahan, diukur antara sumbu ke sumbu tumpuan,
dalam masing-masing arah tidak berbeda lebih dari sepertiga bentang terpanjang
• Posisi kolom boleh menyimpang maksimum sejauh 10% panjang bentang dari
garis-garis yang menghubungkan sumbu-sumbu kolom yang berdekatan
• Beban yang diperhitungkan hanyalah beban gravitasi dan terbagi merata pada
seluruh panel pelat. Sedangkan beban hidup tidak boleh melebihi 2 kali beban
mati
• Untuk suatu panel pelat dengan balok di antara tumpuan pada semua sisinya,
kekakuan relatif balok dalam dua arah yang tegak lurus,
2
f 2l1
 5,00,2

 f1l2
• Momen statik terfaktor total yang dibahas sebelumnya, sebagian harus
didistribusikan ke kedua buah lajur kolom dan ke kedua lajur tengah
pada panel pelat yang berdekatan
• Besarnya distribusi momen ke lajur kolom dan lajur tengah
merupakan fungsi dari rasio l2/l1, af dan bt sebagai berikut :
• Persentase dari momen rencana yang didistribusikan ke
lajur kolom dan lajur tengah untuk pelat luar dan pelat
dalam, ditampilkan dalam Tabel 12.6 hingga Tabel 12.9.
• Pada panel pelat dalam, bagian dari momen rencana yang
tidak didistribusikan ke lajur kolom (Tabel 12.6) harus
dipikul oleh setengah lajur tengah yang berdekatan.
• Nilai dalam Tabel 12.6 dapat diinterpolasi jika rasio l2/l1
berada antara 0,5 dan 2,0, atau jika af l2/l1 di antara 0
hingga 1.
• Dari Tabel 12.6 juga dapat terlihat bahwa jika tidak
digunakan balok (seperti pada kasus pelat datar dan lantai
datar), maka nilai af = 0.
• Persentase akhir momen pada lajur kolom dan lajur tengah
sebagai fungsi dari Mo, ditunjukkan dalam Tabel 12.7.
• Setelah semua momen statik didistribusikan ke lajur tengah dan lajur kolom,
maka luas tulangan lentur untuk setiap momen positif dan negatif dapat
dihitung dengan cara yang sama seperti pada penampang balok, dengan
menggunakan persamaan :
• Setelah nilai Ru diperoleh, maka selanjutnya dapat dihitung rasio tulangan ,
dengan menggunakan persamaan :
• Jarak antar tulangan tidak boleh melebihi batasan maksimum yaitu 450 mm
atau dua kali ketebalan pelat, dipilih nilai yang lebih kecil dari keduanya.
2a
uu  R bd
2

s y


 dM A f







c 
y
u y
1,7f
f
R f 1
pelat sni 2013
pelat sni 2013

More Related Content

What's hot

Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
NitaMewaKameliaSiman
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
Mira Pemayun
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
فهرودين سفي
 
kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
Abtas Lamakarate
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
Yusrizal Mahendra
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
Saedi Saputra Siagian
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
Nurul Angreliany
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
pratamadika3
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
MOSES HADUN
 
Preliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisiPreliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisi
MyName Ratna Pusparini
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
MOSES HADUN
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
Gunawan Sulistyo
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
Iqbal Pratama
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
rakesword
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
wildan grenadi
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Rafi Perdana Setyo
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
Leticia Freidac
 

What's hot (20)

Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000Pengenalan sap 2000
Pengenalan sap 2000
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIKSTRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
STRUKTUR KAYU, SAMBUNGAN, PAKU, SAMBUNGAN MEKANIK
 
Preliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisiPreliminary design kel. 3revisi
Preliminary design kel. 3revisi
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
Perencanaan Kolom
Perencanaan KolomPerencanaan Kolom
Perencanaan Kolom
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 

Similar to pelat sni 2013

Bab 3 skripsi ujang
 Bab 3 skripsi ujang  Bab 3 skripsi ujang
Bab 3 skripsi ujang
ujang asf
 
BETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.pptBETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.ppt
namakuBENTO2
 
Pelat_1_Pengertian_pelat.pdf
Pelat_1_Pengertian_pelat.pdfPelat_1_Pengertian_pelat.pdf
Pelat_1_Pengertian_pelat.pdf
SalmaSalsabillaFirda
 
8.-Pelat.pdf
8.-Pelat.pdf8.-Pelat.pdf
8.-Pelat.pdf
LaluHendry
 
perencanaan plat lantai.pptx
perencanaan plat lantai.pptxperencanaan plat lantai.pptx
perencanaan plat lantai.pptx
darmadi ir,mm
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakMaman Asep
 
Perencanaan Pelat Satu Arah.pdf
Perencanaan Pelat Satu Arah.pdfPerencanaan Pelat Satu Arah.pdf
Perencanaan Pelat Satu Arah.pdf
UmiKalsum220895
 
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
DimasPrayuda9
 
Modul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdfModul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdf
AfriHandayani1
 
Pertemuan 6 S. Baja II.pdf
Pertemuan 6 S. Baja II.pdfPertemuan 6 S. Baja II.pdf
Pertemuan 6 S. Baja II.pdf
sionalan
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekan
MOSES HADUN
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING DAN PENDEK.pptx
KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING DAN PENDEK.pptxKOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING DAN PENDEK.pptx
KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING DAN PENDEK.pptx
SyaifulArif76
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
Alrifqi3
 
Konskap 2
Konskap 2Konskap 2
Konskap 2ri_our
 
Perancangan Konstruksi
Perancangan KonstruksiPerancangan Konstruksi
Perancangan Konstruksi
Archthink
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Abrianto Akuan
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-baut
andangsadewa
 
12 penulangan-rigid-pavementvd
12 penulangan-rigid-pavementvd12 penulangan-rigid-pavementvd
12 penulangan-rigid-pavementvdChess Luky
 

Similar to pelat sni 2013 (20)

Bab 3 skripsi ujang
 Bab 3 skripsi ujang  Bab 3 skripsi ujang
Bab 3 skripsi ujang
 
BETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.pptBETON-2 PELAT.ppt
BETON-2 PELAT.ppt
 
Pelat_1_Pengertian_pelat.pdf
Pelat_1_Pengertian_pelat.pdfPelat_1_Pengertian_pelat.pdf
Pelat_1_Pengertian_pelat.pdf
 
8.-Pelat.pdf
8.-Pelat.pdf8.-Pelat.pdf
8.-Pelat.pdf
 
perencanaan plat lantai.pptx
perencanaan plat lantai.pptxperencanaan plat lantai.pptx
perencanaan plat lantai.pptx
 
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapakBeton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
Beton2 tata 15-perencanaan-pondasi-telapak
 
Perencanaan Pelat Satu Arah.pdf
Perencanaan Pelat Satu Arah.pdfPerencanaan Pelat Satu Arah.pdf
Perencanaan Pelat Satu Arah.pdf
 
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptxANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
ANALISA_KOLOM_PENDEK.pptx
 
Modul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdfModul 9 PPJ.pdf
Modul 9 PPJ.pdf
 
Pertemuan 6 S. Baja II.pdf
Pertemuan 6 S. Baja II.pdfPertemuan 6 S. Baja II.pdf
Pertemuan 6 S. Baja II.pdf
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekan
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING DAN PENDEK.pptx
KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING DAN PENDEK.pptxKOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING DAN PENDEK.pptx
KOLOM (ANALISA KOLOM LANGSING DAN PENDEK.pptx
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
 
Konskap 2
Konskap 2Konskap 2
Konskap 2
 
Perancangan Konstruksi
Perancangan KonstruksiPerancangan Konstruksi
Perancangan Konstruksi
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
Diagram batas mampu bentuk pada lembaran logam (AA)
 
Kayu sni2002 samb.paku-baut
Kayu sni2002   samb.paku-bautKayu sni2002   samb.paku-baut
Kayu sni2002 samb.paku-baut
 
12 penulangan-rigid-pavementvd
12 penulangan-rigid-pavementvd12 penulangan-rigid-pavementvd
12 penulangan-rigid-pavementvd
 

More from Shaleh Afif Hasibuan

Balok lentur dan geser baja
Balok lentur dan geser  bajaBalok lentur dan geser  baja
Balok lentur dan geser baja
Shaleh Afif Hasibuan
 
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Shaleh Afif Hasibuan
 
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Shaleh Afif Hasibuan
 
Baja
BajaBaja
Perencanaan geometrik jalan raya
Perencanaan geometrik jalan rayaPerencanaan geometrik jalan raya
Perencanaan geometrik jalan raya
Shaleh Afif Hasibuan
 
Merencanakan Bendung - weir dengan debit periode ulang 100 tahun untuk jenis ...
Merencanakan Bendung - weir dengan debit periode ulang 100 tahun untuk jenis ...Merencanakan Bendung - weir dengan debit periode ulang 100 tahun untuk jenis ...
Merencanakan Bendung - weir dengan debit periode ulang 100 tahun untuk jenis ...
Shaleh Afif Hasibuan
 
Marka lapangan terbang
Marka lapangan terbangMarka lapangan terbang
Marka lapangan terbang
Shaleh Afif Hasibuan
 
Perhitungan pertemuan balok dan kolom
Perhitungan pertemuan balok dan kolomPerhitungan pertemuan balok dan kolom
Perhitungan pertemuan balok dan kolom
Shaleh Afif Hasibuan
 
Perhitungan tulangan balok
Perhitungan tulangan balokPerhitungan tulangan balok
Perhitungan tulangan balok
Shaleh Afif Hasibuan
 
Perhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolomPerhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolom
Shaleh Afif Hasibuan
 
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
Shaleh Afif Hasibuan
 
momen pelat cangkang pada tumpuan sederhana
momen pelat cangkang pada tumpuan sederhanamomen pelat cangkang pada tumpuan sederhana
momen pelat cangkang pada tumpuan sederhana
Shaleh Afif Hasibuan
 
Karakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintasKarakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintas
Shaleh Afif Hasibuan
 
menentukan momen arah sumbu x dan y pada pelat
menentukan momen arah sumbu x dan y pada pelatmenentukan momen arah sumbu x dan y pada pelat
menentukan momen arah sumbu x dan y pada pelat
Shaleh Afif Hasibuan
 
beban harmonis dinamika struktur
beban harmonis  dinamika strukturbeban harmonis  dinamika struktur
beban harmonis dinamika struktur
Shaleh Afif Hasibuan
 
contoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di duniacontoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di dunia
Shaleh Afif Hasibuan
 
Desain sengkang struktur beton bertulang
Desain sengkang struktur beton bertulangDesain sengkang struktur beton bertulang
Desain sengkang struktur beton bertulang
Shaleh Afif Hasibuan
 
Desain balok beton bertulang
Desain balok beton bertulangDesain balok beton bertulang
Desain balok beton bertulang
Shaleh Afif Hasibuan
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
Shaleh Afif Hasibuan
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
Shaleh Afif Hasibuan
 

More from Shaleh Afif Hasibuan (20)

Balok lentur dan geser baja
Balok lentur dan geser  bajaBalok lentur dan geser  baja
Balok lentur dan geser baja
 
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020Kuat tekan baja SNI 1729:2020
Kuat tekan baja SNI 1729:2020
 
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
 
Baja
BajaBaja
Baja
 
Perencanaan geometrik jalan raya
Perencanaan geometrik jalan rayaPerencanaan geometrik jalan raya
Perencanaan geometrik jalan raya
 
Merencanakan Bendung - weir dengan debit periode ulang 100 tahun untuk jenis ...
Merencanakan Bendung - weir dengan debit periode ulang 100 tahun untuk jenis ...Merencanakan Bendung - weir dengan debit periode ulang 100 tahun untuk jenis ...
Merencanakan Bendung - weir dengan debit periode ulang 100 tahun untuk jenis ...
 
Marka lapangan terbang
Marka lapangan terbangMarka lapangan terbang
Marka lapangan terbang
 
Perhitungan pertemuan balok dan kolom
Perhitungan pertemuan balok dan kolomPerhitungan pertemuan balok dan kolom
Perhitungan pertemuan balok dan kolom
 
Perhitungan tulangan balok
Perhitungan tulangan balokPerhitungan tulangan balok
Perhitungan tulangan balok
 
Perhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolomPerhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolom
 
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
Metode pelaksanaan konstruksi Pondasi Setempat dan Pondasi Batu Kali.
 
momen pelat cangkang pada tumpuan sederhana
momen pelat cangkang pada tumpuan sederhanamomen pelat cangkang pada tumpuan sederhana
momen pelat cangkang pada tumpuan sederhana
 
Karakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintasKarakteristik lalu lintas
Karakteristik lalu lintas
 
menentukan momen arah sumbu x dan y pada pelat
menentukan momen arah sumbu x dan y pada pelatmenentukan momen arah sumbu x dan y pada pelat
menentukan momen arah sumbu x dan y pada pelat
 
beban harmonis dinamika struktur
beban harmonis  dinamika strukturbeban harmonis  dinamika struktur
beban harmonis dinamika struktur
 
contoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di duniacontoh layout bandara udara di dunia
contoh layout bandara udara di dunia
 
Desain sengkang struktur beton bertulang
Desain sengkang struktur beton bertulangDesain sengkang struktur beton bertulang
Desain sengkang struktur beton bertulang
 
Desain balok beton bertulang
Desain balok beton bertulangDesain balok beton bertulang
Desain balok beton bertulang
 
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balokcontoh soal menghitung momen ultimate pada balok
contoh soal menghitung momen ultimate pada balok
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 

Recently uploaded

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 

Recently uploaded (11)

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 

pelat sni 2013

  • 1. RESUME TENTANG PELAT DISUSUN OLEH SHALEH AFIF HASIBUAN NIM 160404009 DOSEN: RAHMI KAROLINA ST.,MT.
  • 2. PELAT Berdasarkan geometrinya, pelat dibagi menjadi dua 1.Pelat Satu arah (one way slab) Pelat satu arah yaitu suatu pelat yang memiliki panjang lebih besar atau lebih lebar yang bertumpu menerus melalui balok-balok. Maka hampir semua beban lantai dipikul oleh balok balok yang sejajar. Suatu pelat dikatakan pelat satu arah apabila 𝐿𝑦 𝐿𝑥 ≥ 2, dimana Ly dan Lx adalah panjang dari sisi-sisinya. Dalam perencanaan struktur pelat satu arah. A. Penentuan pelat Penentuan tebal pelat terlentur satu arah tergantung beban atau momen lentur yang bekerja, defleksi yang terjadi dan kebutuhan kuat geser yang dituntut. Menurut SNI – 2847 – 2013, tebal minimum yang ditentukan dalam tabel berlaku untuk konstruksi satu arah yang tidak menumpu atau tidak disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak akibat lendutan yang besar, kecuali bila perhitungan lendutan menunjukan bahwa ketebalan yang lebih kecil dapat digunakan tanpa menimbulkan pengaruh yang merugikan
  • 3. Bila nilai kekakuan tidak dihitung dengan cara analisis yang lebih mendetail dan teliti, maka besarnya lendutan seketika akibat pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai modulus elastisitas beton Ec dan momen inersia efektif, Ie, berikut, tapi tidak lebih besar dari Ig (SNI 2847-2013) B. Menghitung beban mati pelat termasuk beban berat sendiri pelat dan beban hidup dengan cara metode beban terfaktor. Jika ada beban mati dan beban hidup maka QU = 1,2 QD + 1,6 QL Jika ada beban mati saja QU = 1,4 QD Dimana QD = total beban mati pelat (KN/m) QL = total beban hidup pelat (KN/m)
  • 4. C. Menghitung momen rencana (Mu) baik dengan cara tabel atau analisa Sebagai alternatif, metode pendekatan berikut ini dapat digunakan untuk menentukan momen lentur dan gaya geser dalam perencanaan balok menerus dan pelat satu arah, yaitu pelat beton bertulangan di mana tulangannya hanya direncanakan untuk memikul gaya-gaya dalam satu arah, selama :  Jumlah minimum bentang yang ada haruslah minimum dua  Memiliki panjang bentang yang tidak terlalu berbeda, dengan rasio panjang bentang terbesar terhadap panjang terpendek dari dua bentang yang bersebelahan tidak lebih dari 1,2  Beban yang bekerja merupakan beban terbagi rata  Beban hidup per satuan panjang tidak melebihi tiga kali beban mati per satuan panjang  Komponen struktur adalah prismatis
  • 5. D. Perkiraan tinggi efektif (deff) Untuk beton bertulang tebal selimut beton minimum yang harus disediakan untuk tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut sesuai SNI-2847-2013 Butir 7.7.1
  • 6. E. Menghitung faktor panjang efektif komponen struktur tekan (k) k = faktor panjang efektif komponen struktur tekan (Mpa) Mu = Momen terfaktor pada penampang (KN/m) b = lebar penampang (mm) diambil 1 m deff = tinggi efektif pelat (mm) ∅ = faktor Reduksi Kekuatan (SNI 2013-2847-9.3) Untuk mencari ∅ dapat di lihat dari grafik dibawah ini
  • 7. F. Menentukan rasio penulangan (𝜌) 𝜌 Ket : As = Luas tulangan (mm2 ) 𝜌 = Rasio penulangan H. Memilih tulangan pokok yang akan dipasang beserta tulangan susut dan suhu dengan menggunakan tabel. 1) Tulangan susut dan suhu harus paling sedikit langan memiliki luas tulangan terhadap bruto penampang beton sebagai berikut, tetapi tidak kurang dari 0,0014 :  Pelat yang menggunakan betang tulangan ulir mutu 300……………………………………………0,0020  Pelat yang menggunakan batang tulangan ulir atau jaring kawat las (polos atau ulir) mutu 400…....0,0018  Pelat yang menggunakan tulangan dengan tegangan leleh melebihi 400 Mpa yang diukur pada regangan leleh sebesar 0,35%.............................0,0018 x 400/fy 2) Tulangan susut dsan suhu harus dipasang dengan jarak lebih dari lima kali tebal pelat atau 450 mm. bd As 
  • 8. 2) Pelat Dua Arah Pelat dua arah adalah pelat yang ditumpu oleh balok pada keempat sisinya dan beban-beban ditahan oleh pelat dalam arah yang tegak lurus terhadap balok-balok penunjang. Ketebalan Minimum Pelat Dua Arah
  • 9.
  • 10. Ketebalan Minimum Pelat Dua Arah • Tebal minimum pelat tanpa balok dalam seperti ditentukan dalam Tabel 12.4 tidak boleh kurang dari 120 mm (untuk pelat tanpa penebalan panel), atau tidak kurang dari 100 mm (untuk pelat dengan penebalan panel). • Dalam SNI 2847:2013 pasal 9.5.3.3.(d). disyaratkan bahwa untuk panel dengan tepi yang tidak menerus, maka balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan yang tidak kurang dari 0,8. • Atau sebagai alternatif, maka ketebalan maksimum yang dihitung dari syarat 1 dan 2 harus dinaikkan minimal 10%.
  • 11. Metode Perencanaan Langsung Pelat Dua Arah Untuk menggunakan metode perencanaan langsung pada sistem pelat dua arah, maka SNI 2847:2013 pasal 13.6.1 memberikan beberapa batasan sebagai berikut : 2 • Paling sedikit ada 3 bentang menerus dalam setiap arah • Pelat berbentuk persegi, dengan perbandingan antara bentang panjang terhadap bentang pendek diukur sumbu ke sumbu tumpuan, tidak lebih dari 2 • Panjang bentang yang bersebelahan, diukur antara sumbu ke sumbu tumpuan, dalam masing-masing arah tidak berbeda lebih dari sepertiga bentang terpanjang • Posisi kolom boleh menyimpang maksimum sejauh 10% panjang bentang dari garis-garis yang menghubungkan sumbu-sumbu kolom yang berdekatan • Beban yang diperhitungkan hanyalah beban gravitasi dan terbagi merata pada seluruh panel pelat. Sedangkan beban hidup tidak boleh melebihi 2 kali beban mati • Untuk suatu panel pelat dengan balok di antara tumpuan pada semua sisinya, kekakuan relatif balok dalam dua arah yang tegak lurus, 2 f 2l1  5,00,2   f1l2
  • 12.
  • 13.
  • 14. • Momen statik terfaktor total yang dibahas sebelumnya, sebagian harus didistribusikan ke kedua buah lajur kolom dan ke kedua lajur tengah pada panel pelat yang berdekatan • Besarnya distribusi momen ke lajur kolom dan lajur tengah merupakan fungsi dari rasio l2/l1, af dan bt sebagai berikut :
  • 15. • Persentase dari momen rencana yang didistribusikan ke lajur kolom dan lajur tengah untuk pelat luar dan pelat dalam, ditampilkan dalam Tabel 12.6 hingga Tabel 12.9. • Pada panel pelat dalam, bagian dari momen rencana yang tidak didistribusikan ke lajur kolom (Tabel 12.6) harus dipikul oleh setengah lajur tengah yang berdekatan. • Nilai dalam Tabel 12.6 dapat diinterpolasi jika rasio l2/l1 berada antara 0,5 dan 2,0, atau jika af l2/l1 di antara 0 hingga 1. • Dari Tabel 12.6 juga dapat terlihat bahwa jika tidak digunakan balok (seperti pada kasus pelat datar dan lantai datar), maka nilai af = 0. • Persentase akhir momen pada lajur kolom dan lajur tengah sebagai fungsi dari Mo, ditunjukkan dalam Tabel 12.7.
  • 16.
  • 17. • Setelah semua momen statik didistribusikan ke lajur tengah dan lajur kolom, maka luas tulangan lentur untuk setiap momen positif dan negatif dapat dihitung dengan cara yang sama seperti pada penampang balok, dengan menggunakan persamaan : • Setelah nilai Ru diperoleh, maka selanjutnya dapat dihitung rasio tulangan , dengan menggunakan persamaan : • Jarak antar tulangan tidak boleh melebihi batasan maksimum yaitu 450 mm atau dua kali ketebalan pelat, dipilih nilai yang lebih kecil dari keduanya. 2a uu  R bd 2  s y    dM A f        c  y u y 1,7f f R f 1