Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Fantastic tutorial, shared with us by Dario Ilardi, of Grafica2d3d.com, I recommend to see.
The website is in Italian, but it is full of excellent tutorials, understandable in any language.
This great tutorial, explain, step by step, how to obtain, by using vray 2.0 for sketchup, a render, clear and clean as what we see in the picture below.
Dario say : " I'm experimenting with the use of brute force as a substitute of irradiance map and I must say that in terms of speed and quality impressed me positively "
Thanks so much Dario for this one, the result is really good !
Fantastic tutorial, shared with us by Dario Ilardi, of Grafica2d3d.com, I recommend to see.
The website is in Italian, but it is full of excellent tutorials, understandable in any language.
This great tutorial, explain, step by step, how to obtain, by using vray 2.0 for sketchup, a render, clear and clean as what we see in the picture below.
Dario say : " I'm experimenting with the use of brute force as a substitute of irradiance map and I must say that in terms of speed and quality impressed me positively "
Thanks so much Dario for this one, the result is really good !
Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test and Hammer Testinka -chan
Hammer test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton, metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif singkat dengan biaya yang murah.
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi, dapat memberikan pengujian ini adalah jenis "Hammer".
Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur.
Alat ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton, misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat permukaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudian dirata-ratakan.
Secara umum alat ini bisa digunakan untuk:
• Memeriksa keseragaman kwalitas beton pada struktur.
• Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.
Kelebihan metode hammer test :
• Murah Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat
• Praktis (mudah digunakan).Tidak merusak
Kekurangan metode hammer test :
• Hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat sifat dan jenis agregat kasar, derajad karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama.
• Sulit mengkalibrasi hasil pengujian. Tingkat keandalannya rendah.
• Hanya memberikan imformasi mengenai karakteristik beton pada permukaan
Pelaksanaan Pengujian :
1. Menyusun rencana jadwal pengujian, mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
2. Mencari data tentang letak detail konstruksi, tata ruang dan mutu bahan konstruksi selama pelaksanaan bangunan berlangsung.
3. Menentukan titik test.
• Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 (lima) titik, masing-masing titik test terdiri dari 8 (delapan) titik tembak
• balok diambil sebanyak 3 (tiga) titik test masing-masing titik terdiri dari 5 (lima) titik tembak
• pelat lantai diambil sebanyak 5 (lima) titik test masing-masing terdiri dari 5 (lima) titik tembak.
PDA Test dari singkatan Pile Dynamic Analyzer Test yang merupakan sebuah test untuk mengukur kapasitas tiang tekan secara dinamik pada fondasi dalam baik itu tiang pancang atau tiang bor, integritas tiang, dan energy dari hammer. Alat PDA Test sendiri berupa komputer khusus yang telah dibuat untuk mampu mengukur variable yang dibutuhkan dalam perhitungan dinamik tersebut dengan menggunakan prinsip wave mechanics. Sebetulnya menurut saya pengetesan PDA ini lebih tepat disebut dengan High Strain Dynamic Test (sesuai dengan judul standard ASTM nya yaitu ASTM D 4945)
Sc: Google Search
Arrange by me inka-chan
PEMELIHARAN adalah Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yg bisa diterima
"Balok Analisis Struktur Metode Matriks, Menghitung Gaya Dalam dan Momen pada Titik A,B,C,D,E dan F dengan cara Matriks. Menghitung Gaya Dalam dan Momen pada Titik A,B,C,D dan E dengan cara Matriks. Menghitung dan Menggambar Bidang M, Q, dan N dengan Metode Matriks Kekakuan dan Engilab Beam 2D 2014 Lite serta SAP 2000 v.14"
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)Juleha Usmad
PERHITUNGAN MOMEN DISTRIBUSI (CROSS)
perhitungan beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban gempa pada gedung 5 lantai dengan menentukan dimensi balok dan kolom.
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9Afret Nobel
Analisis struktur gedung bertingkat rendah dengan software etabs v9. Menjelaskan langkah-langkah prosedur mendesain bangunan bertingkat menggunakan software ETABS.
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
Bahan Presentasi Mata Kuliah Perkerasan Jalan Raya
Kelompok 4 (herlyn, emilia, tanty, fitria)
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
2014
2. OBJECTIVE
Karakteristik struktur tekan
dalam menerima gaya aksial
dan momen (diagram blok
tegangan dan diagram interaksi
kolom)
Kontribusi tulangan longitudinal
dalam menerima gaya aksial
dan momen
Kontribusi tulangan geser dalam
menerima gaya aksial dan
momen
Klasifikasi kolom
Model struktur
Kemampuan kolom dalam
menahan beban bila ada beban
eksentris 30mm
Analisa kolom alih bangunan
dari gudang tekstil menjadi
daycare
Perencanaan ulang kolom bulat
(dimensi, tulangan longitudinal,
tulangan geser spiral)
3. KLASIFIKASI KOLOM: TULANGAN PENGIKAT
Kolom yang memiliki serangkaian
tulangan pengikat di sekitar
tulangan longitudinal
Peran:
Efektif dalam menambah kekuatan
beton
Mencegah perpindahan tulangan
longitudinal
Menahan tulangan longitudinal
buckling ke luar
Kegagalan:
Kegagalan pada beton terjadi secara
tiba-tiba, maka dari itu tulangan
pengikat dipasang dengan jarak
berdekatan.
Kolom yang memiliki jeruji besi atau
kawat besar yang dililit di sekitar
tulangan longitudinal
Peran:
Lebih efektif dalam meningkatan
kekuatan beton
Lebih tahan dalam mencegah
perpindahan tulangan longitudinal
Mampu menahan beton inti
Dapat meningkatkan ketahanan
terhadap gaya aksial
Kegagalan:
Kegagalan pada beton tidak terjadi secara
tiba tiba, karena pada saat penutup beton
pecah spiral dapat menahan beton inti
dalam menerima beban aksial.
KOLOM DENGAN TULANGAN
PENGIKAT (TIED COLUMNS)
KOLOM DENGAN TULANGAN PENGIKAT
SPIRAL (SPIRAL COLUMNS)
4. KLASIFIKASI KOLOM:
Kolom RC gagal karena kegagalan
awal dari materialnya. Beban yang
ditopang dikontrol oleh dimensi (b x h)
dan kekuatan dari materialnya. Kolom
pendek terlihat stocky (kekar, padat
dan pendek) dengan fleksibitas yang
kecil.
Kolom pendek akan menerima
momen apabila beban eksentrisnya
melebihi batas toleransi. Maka pada
analisis perlu dilakukan pengecekan
terhadap momen akibat beton.
Ketika kolom menjadi lebih langsing,
deformasi karena bending (tekuk) akan
bertambah, dan akan mengakibatkan
momen sekunder. Ketika momen
sekunder memiliki nilai yang mengurangi
kekuatan axial dari kolom, maka kolom
disebut kolom langsing.
Apabila kolom langsing menerima
momen, sumbu kolom akan berdefleksi
secara lateral, akibatnya akan ada
beban tambahan yaitu beban kolom
dikalikan defleksi lateral, hal ini disebut
momen sekunder, atau momen P∆.
KOLOM PENDEK (SHORT COLUMNS) KOLOM LANGSING (SLENDER
COLUMNS)
6. BEBAN EKSENTRIS
Kolom akan mengalami pembengkokan akibat momen dan momen
tersebut cenderung akan menghasilkan tekanan pada satu sisi kolom
dan tarik pada sisi lainnya. Tergantung pada besaran momen dan gaya
aksial yang dihasilkan.
Pada kasus kolom portal, beban eksentris dapat diartikan sebagai
defleksi dari kolom akibat momen dan gaya aksial.
Apabila beban eksentris ≤ 0.10ℎ (untuk tied columns) dan ≤
0.50ℎ (untuk spiral columns), maka beban eksentris dapat diabaikan.
Beban eksentris pada satu kolom Beban eksentris (defleksi) pada portal
7. BEBAN EKSENTRIS
a) Beban aksial besar dan momen diabaikan.
b) Beban aksial besar dan momen kecil
sehingga seluruh penampang tertekan. Jika
suatu kolom menerima momen lentur kecil
(yaitu jika eksentrisitas kecil).
c) Eksentrisitas lebih besar daripada kasus b
sehingga tarik mulai terjadi pada salah satu
sisi kolom.
d) Kondisi beban seimbang.
e) Momen besar, beban aksial relatif kecil.
f) Momen lentur besar.
8. DIAGRAM BLOK
TEGANGAN
ststscsccn yFyF
ah
bafM ..
22
....85,0 '
Gsc : titik berat gaya tekan pada tulangan tekan
Gst : titik berat gaya tarik pada tulangan tarik
Fsc : resultan gaya tekan pada tulangan = S As’.fsc
Fst : resultan gaya tarik pada tulangan = S As.fst
9. DIAGRAM INTERAKSI KOLOM
Kapasitas penampang beton bertulang untuk menahan kombinasi
gaya aksial dan momen lentur dapat digambarkan dalam suatu
bentuk kurva interaksi antara kedua gaya tersebut, disebut diagram
interaksi P – M kolom.
Setiap titik dalam kurva tersebut menunjukkan kombinasi kekuatan
gaya nominal Pn (atau f Pn) dan momen nominal Mn (atau f Mn) yang
sesuai dengan lokasi sumbu netralnya.
Diagram interaksi ini dapat dibagi menjadi dua daerah, yaitu daerah
yang ditentukan oleh keruntuhan tarik dan daerah yang ditentukan
oleh keruntuhan tekan, dengan pembatasnya adalah titik seimbang
(balanced).
11. DIAGRAM INTERAKSI KOLOM
Contoh:
𝑓𝑐′
= 4 𝑘𝑠𝑖
𝑓𝑦 = 60 𝑘𝑠𝑖
𝛾 = 0.7
𝐾𝑛 = 1.0
𝑅𝑛 = 0.05
Maka dari diagram tersebut dapat
diketahui 𝜌 𝑧 = 0.02
Dari hasil perhitungan dengan rumus