SlideShare a Scribd company logo
Pertemuan 15
1
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa/I Mampu Menjelaskan dan memahami
tentang :
1. Mengevaluasi usulan kebijakan pemberian
kredit
2. Komponen Analisis Kredit
3. Komponen penting Pengelolaan Persediaan
4. Menggunakan Model EOQ untuk menghitung
level persediaanyang optimal
2
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
TIMBULNYA PIUTANG
Pada umumnya perusahaan menjual hasil produksinya secara kredit, kemudian
melahirkan piutang dagang; penagihan piutang melahirkan kas. Hubungan
antara piutang dengan kas adalah sebagai berikut:
Kas
Pembelian Bahan Baku Persediaan barang jadi
PenjualanPiutang
3
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang
 Secara umum, perusahaan akan lebih suka untuk menjual
dengan tunai, karena akan menerima kas lebih cepat dan
memperpendek siklus kas.
 Tetapi tekanan persaingan membuat perusahaan memberi
kelonggaran dalam pembayaran dengan menjual secara
kredit.
 Dengan demikian penggunaan piutang diharapkan bisa
meningkatkan penjualan dan keuntungan.
 Di sisi lain, piutang menyebabkan peningkatan biaya
yang berkaitan sumberdana yang digunakan untuk
membiayai piutang tersebut.
MANAJEMEN PIUTANG DAGANG
4
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Tingkat piutang suatu perusahaan dalam suatu periode bisa
dipecah ke dalam dua hal:
(1) Besarnya piutang rata-rata, dan
(2) lamanya periode pengumpulan piutang.
contoh:
jika suatu perusahaan mempunyai penjualan kredit rata-
rata harian Rp.10 juta, kemudian lamanya periode
pengumpulan piutang adalah 30 hari, maka piutang
perusahaan, pada saat operasi perusahaan sudah mulai
stabil, adalah:
Piutang = Periode pengumpulan x Penjualan rata-rata
Piutang = 30 hari  Rp10 juta = Rp300 juta
SIKLUS PIUTANG DAGANG
5
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Faktor bisa dikelompokkan ke dalam dua
bagian:
1. Eksternal: - Permintaan terhadap Produk,
- Karakteristik Industri.
2. Internal : -Kebijakan Promosi dan Iklan,
-Kebijakan Piutang.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIUTANG
6
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Faktor Eksternal
Industri merupakan salah satu determinan
penting tingkat piutang dan persediaan
perusahaan. Faktor kompetisi juga
mempengaruhi tingkat piutang dan persediaan.
Faktor musiman juga bisa berpengaruh terhadap
piutang.
contoh, jika penjualan suatu produk bersifat
musiman.
Faktor Internal
Sebagai contoh, manajer keuangan mempunyai
pilihan apakah akan melaksanakan kebijakan
kredit yang longgar (yang berarti akan
meningkatkan piutang) atau yang ketat (yang
berarti akan meminimumkan piutang). Kebijakan
7
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
KEBIJAKAN PIUTANG
Kebijakan kredit bisa dilihat sebagai trade-off antara
peningkatan keuntungan dan peningkatan biaya yang
berkaitan dengan piutang dagang.
Piutang  Meningkatkan laba
--> Meningkatkan Biaya modal
Analisis Kuantitatif Manfaat dan Biaya
- Tambahan biaya investasi pada piutang.
Kontribusi Laba ,
[ (harga – biaya variable) / harga ] × 100%
8
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Manajer bisa menggunakan pendekatan tradisional yang lebih
subyektif seperti yang disebut sebagai 5C.
1. Character. Karakter berarti sejauh mana kemauan calon
penerima membayar hutang-hutangnya. Karakter tidak
memperhitungkan kemampuan ekonomis, tetapi niat baik.
2. Capacity. Kapasitas melihat sejauh mana kemampuan
keuangan perusahaan atau individu. Kapasitas melihat
kemampuan ekonomis seseorang atau perusahaan.
FAKTOR YANG PERLUDIPERTIMBANGKAN DALAM
ENJUALAN KREDIT
9
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
3.Capital. Capital melihat sejauh mana modal yang dimiliki
oleh seseorang atau perusahaan. Pihak dengan modal
yang baik mempunyai kemampuan melunasi hutang yang
lebih baik, cateris paribus.
4.Collateral. Perusahaan atau pihak yang memberikan
jaminan dengan aset tertentu, akan berisiko semakin
kecil.
5.Conditions. Kondisi ekonomi akan menentukan
kemampuan perusahaan melunasi hutangnya.
10
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh:
(1) volume penjualan kredit,
(2) syarat pembayaran kredit, makin longgar atau
makin lunak syarat kredit makin besar piutang
dagang,
(3) kemampuan mengumpulkan atau menagih piutang,
(4) karakter pengutang atau debitur.
11
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Pertimbangan pemberian kredit didasarkan pada:
(1) character, yaitu karakter para manajemen
perusahaan pengutang,
(2) capacity, yaitu kemampuannya atau kesanggupan
membayar perusahaan pengutang,
(3) capital, yaitu kondisi posisi keuangan perusahaan
pengutang,
(4) collateral, yaitu harta perusahaan pengutang yang
dijadikan jaminan,
(5) condition, yaitu kondisi ekonomi, sosial, politik, dan
bisnis.
Tetapi sebenarnya pemberian kredit dalam dunia bisnis
adalah kepercayaan. Jika perusahaan kehilangan
kepercayaan dari partner bisnisnya, ia kehilangan
kesempatan berbisnis.
12
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
PERPUTARAN PIUTANG (RECEIVABLE
TURNOVER)
Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu
dari kas, persediaan, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin
cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan
perusahaan.
Perputaran piutang (receivable turnover) dapat disajikan dengan
perhitungan: penjualan bersih secara kredit dibagi rata-rata
piutang. Kemudian 360 hari dibagi perputaran piutang
menghasilkan hari rata-rata pengumpulan piutang (average
collection period of accounts receivable).
Pernyataan itu dapat disajikan dalam bentuk rumus sebagai
berikut:
13
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
CONTOH
14
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Hari Rata-rata pengumpulan piutang
adalah sangat penting, makin lama
makin buruk bagi kas perusahaan, dan
sebaliknya.
Perputaran piutang yang tinggi sangat baik
bagi perusahaan, karena investasi dalam
piutang rendah dan sebaliknya.
15
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Cara lain untuk menentukan perputaran piutang dan rata-rata
pengumpulan piutang dapat disajikan dengan ilustrasi berikut
ini. PT ABC memiliki nilai penjualan per tahun Rp 180,
seluruhnya dijual kredit 30 hari, dengan ketentuan, jika
pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sejak tanggal
penjualan, diberikan potongan tunai 2 %, model ini lazim
disebut 2/10, net 30.
Dari jumlah tersebut, 60 % dibayar dalam waktu 10 hari, dan
sisanya dalam waktu 30 hari.
1) Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Oustanding atau DSO)
atau Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Period
atau ACP) adalah: 0,60(10) + 0,40(30) = 18 hari.
2) Penjualan Harian Rata-rata (Average Daily Sales atau ADS),
dengan asumsi satu tahun 360 hari kerja: (Rp 180 / 360) = Rp
0,50
3) Piutang PT ABC sepanjang tahun setiap saat sebesar: (Jangka
Waktu Penagihan X Penjualan Harian Rata-rata) = (18 hari X Rp
0,50) = Rp 9.
4) Perputaran Piutang = (Penjualan/Piutang) = (Rp180/Rp9) = 20X
5) Periode Penagihan Rata-rata = (360 hari / Perputaran Piutang) =
(360 hari / 20) = 18 hari.
16
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Manajer keuangan perlu melakukan
tindakan-tindakan yang diperlukan jika ada
indikasi kenaikan piutang yang berikabat
pada turunya profitabilitas.
Memperketat kebijakan kredit, Kenaikan
piutang yang tidak terkendali bisa
mengindikasikan kondisi bisnis yang
semakin buruk.
Monitoring, dilakukan dengan mengawasi
periode pengumpulan piutang (Lama
pembayaran piutang).
PENGENDALIAN PIUTANG
17
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Ada beberapa cara untuk mengawasi piutang:
rata-rata periode piutang, aging schedule
(skedul umur), dan payment pattern approach
(pendekatan pola pembayaran).
Rata-rata Periode Pengumpulan Piutang `
(Days Sales Outstanding/DSO)
Adalahwaktu yng dibutuhkan dari penjualan
kredit terjadi sampai penjualan tersebut
dibayarkan.
Manajer keuangan bisa menghitung rata-rata
pengumpulan piutang dengan menggunakan
informasi laporan keuangan.
18
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Perhitungan tersebut dilakukan dengan, pertama menghitung
penjualan harian rata-rata sebagai berikut.
Penjualan Total Penjualan
Rata-rata = -------------------------
365 hari
Kemudian periode pengumpulan piutang dihitung sebagai berikut ini.
Rata-rata Periode Total Piutang
Pengumpulan Piutang = ------------------------------------
Penjualan Harian Rata-rata
19
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Atau dengan menggunakan formula yang langsung.
Rata-rata Periode Total Piutang
Pengumpulan Piutang = -------------------------------
Total Penjualan / 365
Aging Schedule (Skedul Umur)
 Skedul umur, informasi piutang dagang berdasarkan umur
dari masing-masing rekening piutang dagang.
 Informasi skedul umur diperoleh dari buku besar piutang
dagang, karena itu manajer keuangan bisa memfokuskan
pada 10% yang tidak membayar tepat waktu.
 informasi mengenai 10% tersebut bisa digali lebih lanjut.
20
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Payment Pattern Approach (Pendekatan Pola Pembayaran)
Periode pengumpulan piutang dihitung sebagai berikut
PPR = Piutang dagang / Perputaran Piutang
= Piutang dagang / (Penjualan / 360) ……… (2)
21
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Sama dengan periode pengumpulan piutang,
aging schedule juga mempunyai potensi
memberikan informasi yang tidak tepat.
Untuk menghilangkan pengaruh musiman,
payment pattern approach (pendekatan pola
pembayaran) bisa digunakan.
.
22
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel umur
piutang (aging sehedule of receivables), di mana dalam tabel tersebut
dapat diketahui jumlah piutang yang segera dapat ditagih dan yang
lambat ditagih, dan dapat diketahui pengutang atau debitur yang baik
dan yang buruk.
PT ABC lebih baik daripada PT ABK, karena semua pelanggan membayar tepat
waktu 80% pada hari ke 10, dan sisanya 20% membayar pada hari ke 30.
Sedangkan PT ABK pelanggannya tidak tepat membayar sesuai dengan
perjanjian kredit, 30% yaitu (15% + 10% + 5%) pelanggannya membayar lewat
30 hari dari jatuh tempo. Perusahaan yang baik seyogianya mengikuti
manajemen piutang PT ABC seperti ilustrasi di atas.
CONTOH PENGENDALIAN PIUTANG
23
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
 Persediaan biasanya mencakup beberapa jenis, seperti
persediaan bahan mentan, persediaan bahan setengah-jadi, dan
persediaan barang jadi (barang dagangan).
 Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk
memproduksi barang dagangan.
 Bahan setengah jadi adalah barang yang belum selesai
sepenuhnya menjadi barang dagangan.
 Barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dan
siap untuk dijual.
MANAJEMEN PERSEDIAAN
24
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
PERSEDIAAN JUGA DISEBUT SEBAGAI :
Segala sesuatu yang disimpan untuk
kemudian digunakan atau ditawarkan
pada saat yang diperlukan.
Sumber dana yang menganggur yang
dimiliki perusahaan.
Asset yang memiliki tingkat kepentingan
yang tinggi yang harus dimiliki oleh
perusahaan.
25
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Merupakan serangkaian kebijakan
pengendalian utk menentukan : tingkat
persediaan yg harus dijaga, kapan
pesanan untuk menambah persediaan
hrs dilakukan, & berapa besar pesanan
hrs diadakan.
Sistem ini ada untnk menentukan dan
menjamin tersedianya persediaan yg
tepat dalam kuantitas & waktu.
26
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Kenapa perusahaan mempunyai persediaan?
Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi
“ketidaksempurnaan pasar”. Persediaan bahan mentah
diperlukan agar proses produksi tidak akan terhambat
hanya karena bahan mentah belum datang.
Secara spesifik, berikut ini beberapa manfaat investasi pada
persediaan.
1. Memanfaatkan diskon kuantitas. Diskon kuantitas
diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitas
yang besar.
2. Menghindari Kekurangan Bahan (Out of stock). Jika
pelanggan datang untuk membeli barang dagangan,
kemudian perusahaan tidak mempunyai barang
tersebut, maka perusahaan kehilangan kesempatan
untuk memperoleh keuntungan.
27
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
3. Manfaat Pemasaran. Jika perusahaan mempunyai
persediaan barang dagangan yang lengkap, maka
pelanggan atau calon pelanggan akan terkesan dengan
kelengkapan barang dagangan yang kita tawarkan.
4. Spekulasi. Kadang-kadangan persediaan digunakan untuk
berspekulasi.
PERSEDIAAN JUGA MEMPUNYAI BIAYA-BIAYA
1. Biaya Investasi. Investasi pada persediaan, seperti
investasi pada piutang atau modal kerja lainnya,
memerlukan biaya investasi.
2. Biaya Penyimpanan. Biaya penyimpanan mencakup
biaya eksplisit, seperti biaya sewa gudang, asuransi,
pajak, dan biaya kerusakan persediaan.
3. Biaya Order. Untuk memperoleh persediaan, perusahaan
akan melakukan order persediaan tersebut.
28
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
METODE MANAJEMEN PERSEDIAAN
Metode EOQ (Economic Order
Quantity)
Reorder Point
Safety Stock
Sistem ABC
29
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Model EOQ ini menghitung tingkat persediaan
yang optimal, dengan menhitung berapa jumlah
kuantitas dalam setiap kali pembelian bahan.
Model EOQ menghitung persediaan optimal
dengan secara eksplisit memasukkan biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan.
Model EQO
Model EOQ akan mencari Q optimal, yaitu Q
yang bisa meminimalkan total biaya persediaan.
Total biaya persediaan diidentifikasi sebagai
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
MODEL PERSEDIAAN OPTIMAL (EOQ)
30
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
1. Biaya Pemesanan (Order). Biaya pemesanan
merupakan biaya yang terjadi karena aktivitas
pemesanan, dihutung atas dasar frekuensi
pemesanan
2. Total biaya simpan dihitung sebagai biaya
simpan per-unit dikalikan persediaan rata-rata,
atau prosentase dari nilai rata-rata persediaan.
3. Total biaya persediaan merupakan penjumlahan
dari total biaya pemesanan dan total biaya
penyimpanan
BIAYA PERSEDIAAN YANG DIPERHITUNGKAN DALAM
EOQ
31
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
RUMUS EOQ
32
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Menentukan Titik Pemesanan Kembali
Misalkan dibutuhkan waktu selama 5 hari dari pesanan
dikirimkan sampai pesanan datang (lead time),
perusahaan bisa menentukan saat kapan perusahaan
harus melakukan pemesanan kembali (reorder point).
Jika segala sesuatu berjalan seperti yang digambarkan,
maka perusahaan bisa menentukan tingkat persediaan
dan titik order dengan kepastian 100%. Tetapi pada
situasi yang lebih realistis, faktor ketidakpastian akan
selalu meliputi keputusan manajer keuangan. Untuk
mengantisipasi ketidakpastian tersebut, perusahaan
bisa menetapkan persediaan besi.
33
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Konsep Persediaan Besi (Safety Stock)
Persediaan besi ditujukan untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan yang tidak diperhitungkan
sebelumnya. Berikut ini contoh perubahan yang
mungkin terjadi.
Perubahan lead time. Misalkan karena sesuatu hal, lead-
time bukannya lima hari, melainkan menjadi tujuh hari.
Jika perusahaan tidak mempunyai persediaan besi
(safety stock), perusahaan akan mengalami out of
stock. Perusahaan akan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan karena tidak bisa melayani
pelanggan. Tetapi dengan persediaan besi, perusahaan
masih bisa memenuhi kebutuhan pelanggan.
34
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Perubahan Tingkat Penjualan. Misalkan sesudah
melakukan pemesanan kembali, tingkat penjualan
melonjak. Jika lead time tidak berubah, persediaan akan
habis. Jika perusahaan mempunyai persediaan besi,
kebutuhan tersebut bisa diambilkan dari persediaan
besi tersebut.
Tetapi tentu saja biaya simpan akan meningkat, karena
persediaan besi meningkatkan tingkat persediaan yang
dipegang perusahaan.
35
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
LATIHAN EOQ
36
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
REORDER POINT
Reorder point atau titik pemesanan
kembali adalah saat persediaan
mencapai titik dimana perlu dilakukan
pemesanan kembali yang dinyatakan
dalam persamaan berikut.
titik pemesanan kembali = tenggang
waktu x pemakaian
37
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
SAFETY STOCK
Persediaan pengamanan adalah
persediaan tambahan yang diadakan
untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan
bahan (stock out).
38
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
SISTEM ABC
Sistem ABC adalah teknik manajemen persediaan dengan
membagi persediaan ke dalam tiga golongan sesuai
dengan tingkat penurunan kepentingan yang didasarkan
pada nilai rupiah pada investasi masing-masing golongan
persediaan.
39
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Sistem Pengendalian Persediaan
Metode ABC.
Metode ini menggolongkan persediaan
berdasarkan nilai dan kuantitas. Dengan bagan
semacam itu, manajer keuangan bisa
memfokuskan pada item yang paling
membutuhkan pengendalian persediaan
Just-In-Time
Sistem persediaan just-in-time bertujuan
meminimalkan tingkat persediaan, kalau bisa
tingkat persediaan ditekan menjadi nol. Sistem ini
dipopulerkan oleh perusahaan di Jepang. Di
Jepang, sistem ini dikenal sebagai sistem
Kamban. Dalam sistem ini, bahan yang
dibutuhkan datang hanya beberapa jam sebelum
masuk proses produksi. 40
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
Sistem Pengendalian dengan Komputer
Komputer sering digunakan sebagai alat pengendalian
persediaan. Dengan sistem tersebut, komputer akan
mencatat persediaan awal. Kemudian, jika barang
terjual, komputer akan secara otomatis mencatatnya
dan memperbaharui posisi persediaan. Jika persediaan
menyentuh batas tertentu, komputer akan secara
otomatis memesan barang dagangan ke supplier.
Sistem semacam itu bisa dikembangkan lebih lanjut
menjadi MRP (Material Requirement Planning). Dalam
sistem tersebut, sistem produksi dan persediaan
dikoordinasi dengan kebutuhan produksi. Komputer
akan mengkoordinasikan aktivitas produksi,
menghasilkan skedul produksi dan kapan kebutuhan
bahan produksi tertentu datang.
41
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N
42
P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N
P E R S E D I A A N

More Related Content

What's hot

Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Lia Ivvana
 
Bab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutangBab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutang
Inal Ypyn
 
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02
Lia Ivvana
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
Mang Engkus
 
Manajemen Kas
Manajemen KasManajemen Kas
Manajemen Kas
Zombie Black
 
sistem dan prosedure penggunaan dana perusahaan
sistem dan prosedure penggunaan dana perusahaansistem dan prosedure penggunaan dana perusahaan
sistem dan prosedure penggunaan dana perusahaan
ayudya fitri
 
7, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Ethical Issues i...
7, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Ethical Issues i...7, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Ethical Issues i...
7, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Ethical Issues i...
Charviano Hardika
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Ninnasi Muttaqiin
 
3 manajemen-kas-1
3 manajemen-kas-13 manajemen-kas-1
3 manajemen-kas-1
Anisa Muvit
 
Manajemen keuangan (investasi dalam kas)
Manajemen keuangan (investasi dalam kas)Manajemen keuangan (investasi dalam kas)
Manajemen keuangan (investasi dalam kas)
Cita Puji Bestari
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
Lia Ivvana
 
Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Lia Ivvana
 
modul managemen keuangan
modul managemen keuanganmodul managemen keuangan
modul managemen keuangan
Haidar Bashofi
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Lulu Wildatiumi
 
manajemen kas
manajemen kasmanajemen kas
manajemen kas
elvi akmal
 
Persentasi akuntansi (sumber keuangan perusahaan)
Persentasi akuntansi (sumber keuangan perusahaan)Persentasi akuntansi (sumber keuangan perusahaan)
Persentasi akuntansi (sumber keuangan perusahaan)
Ronaldo Roberto
 
KEUANGAN
KEUANGANKEUANGAN
KEUANGAN
kecepirit
 
4. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-2021
4. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-20214. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-2021
4. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-2021
Yoyo Sudaryo
 

What's hot (19)

Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26Manajemen keuangan bab 26
Manajemen keuangan bab 26
 
Bab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutangBab 7 manajemen_piutang
Bab 7 manajemen_piutang
 
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan AkuisisiManajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
Manajemen keuangan bab 27 Merger dan Akuisisi
 
Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02Manajemen keuangan bab 02
Manajemen keuangan bab 02
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
 
Manajemen Kas
Manajemen KasManajemen Kas
Manajemen Kas
 
sistem dan prosedure penggunaan dana perusahaan
sistem dan prosedure penggunaan dana perusahaansistem dan prosedure penggunaan dana perusahaan
sistem dan prosedure penggunaan dana perusahaan
 
7, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Ethical Issues i...
7, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Ethical Issues i...7, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Ethical Issues i...
7, BE&GG, Charviano Hardika, Hapzi Ali, Ethics and Business, Ethical Issues i...
 
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka PanjangPerencanaan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
 
3 manajemen-kas-1
3 manajemen-kas-13 manajemen-kas-1
3 manajemen-kas-1
 
Manajemen keuangan (investasi dalam kas)
Manajemen keuangan (investasi dalam kas)Manajemen keuangan (investasi dalam kas)
Manajemen keuangan (investasi dalam kas)
 
Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21Manajemen keuangan bab 21
Manajemen keuangan bab 21
 
Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01Manajemen keuangan bab 01
Manajemen keuangan bab 01
 
modul managemen keuangan
modul managemen keuanganmodul managemen keuangan
modul managemen keuangan
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
manajemen kas
manajemen kasmanajemen kas
manajemen kas
 
Persentasi akuntansi (sumber keuangan perusahaan)
Persentasi akuntansi (sumber keuangan perusahaan)Persentasi akuntansi (sumber keuangan perusahaan)
Persentasi akuntansi (sumber keuangan perusahaan)
 
KEUANGAN
KEUANGANKEUANGAN
KEUANGAN
 
4. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-2021
4. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-20214. mnc004   modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-2021
4. mnc004 modul- mnj. strategi - sesi 4 - 2020-2021
 

Similar to P 15 manajemen piutang dan persedian barang

5 manajemen piutang
5 manajemen piutang5 manajemen piutang
5 manajemen piutang
Abdul Razak
 
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.pptMinggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
NitaSelviaRohmayati
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
politeknik negeri semarang
 
Instrumen monev bsm 2014
Instrumen monev  bsm  2014Instrumen monev  bsm  2014
Instrumen monev bsm 2014
La Ode Muhammad Fitrawan
 
Bab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Bab 11 - Manajemen Piutang DagangBab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Bab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Supriyanto, S.E., M.M. Dosen
 
Manajemen Piutang & Persediaan
Manajemen Piutang & PersediaanManajemen Piutang & Persediaan
Manajemen Piutang & Persediaan
Syafril Djaelani,SE, MM
 
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahBab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
KaniaPutri34
 
Manajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.pptManajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.ppt
HeryFauzan
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
Lia Ivvana
 
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
aislentikaekwindasar
 
Forecasting and planning_abshor marantika_sonia m.v.situmorang_kelas 3-04
Forecasting and planning_abshor marantika_sonia m.v.situmorang_kelas 3-04Forecasting and planning_abshor marantika_sonia m.v.situmorang_kelas 3-04
Forecasting and planning_abshor marantika_sonia m.v.situmorang_kelas 3-04
SoniaSitumorang
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
wardahmega
 
Sistem perakaunan perniagaan
Sistem perakaunan perniagaanSistem perakaunan perniagaan
Sistem perakaunan perniagaan
Clean Agent Sdn Bhd
 
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuanganEk4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Thubby's Hubbyy
 
Financial Forecasting and Planning/abshor.marantika/Danang Kuncoro Adji/3-03
Financial Forecasting and Planning/abshor.marantika/Danang Kuncoro Adji/3-03Financial Forecasting and Planning/abshor.marantika/Danang Kuncoro Adji/3-03
Financial Forecasting and Planning/abshor.marantika/Danang Kuncoro Adji/3-03
DanangKuncoro3
 
1.docx fungsi keuangan
1.docx fungsi keuangan1.docx fungsi keuangan
1.docx fungsi keuangan
Rifky Selaludihati
 
Pedoman penyusunan cash flow budget
Pedoman penyusunan cash flow budgetPedoman penyusunan cash flow budget
Pedoman penyusunan cash flow budget
Dadan Ginanjar
 
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan BisnisPaduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
Novia Widya Utami
 
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika/ Muhammad Hafiz Hibatul...
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika/ Muhammad Hafiz Hibatul...Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika/ Muhammad Hafiz Hibatul...
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika/ Muhammad Hafiz Hibatul...
Muhammad Hafiz
 
Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutang
mariawira
 

Similar to P 15 manajemen piutang dan persedian barang (20)

5 manajemen piutang
5 manajemen piutang5 manajemen piutang
5 manajemen piutang
 
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.pptMinggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
 
Instrumen monev bsm 2014
Instrumen monev  bsm  2014Instrumen monev  bsm  2014
Instrumen monev bsm 2014
 
Bab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Bab 11 - Manajemen Piutang DagangBab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Bab 11 - Manajemen Piutang Dagang
 
Manajemen Piutang & Persediaan
Manajemen Piutang & PersediaanManajemen Piutang & Persediaan
Manajemen Piutang & Persediaan
 
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan MenengahBab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
Bab 1 Kas_Dan_Piutang Akuntansi Keuangan Menengah
 
Manajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.pptManajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.ppt
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
10. Macam-Macam Anggaran Keuangan (1).ppt
 
Forecasting and planning_abshor marantika_sonia m.v.situmorang_kelas 3-04
Forecasting and planning_abshor marantika_sonia m.v.situmorang_kelas 3-04Forecasting and planning_abshor marantika_sonia m.v.situmorang_kelas 3-04
Forecasting and planning_abshor marantika_sonia m.v.situmorang_kelas 3-04
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
 
Sistem perakaunan perniagaan
Sistem perakaunan perniagaanSistem perakaunan perniagaan
Sistem perakaunan perniagaan
 
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuanganEk4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuangan
 
Financial Forecasting and Planning/abshor.marantika/Danang Kuncoro Adji/3-03
Financial Forecasting and Planning/abshor.marantika/Danang Kuncoro Adji/3-03Financial Forecasting and Planning/abshor.marantika/Danang Kuncoro Adji/3-03
Financial Forecasting and Planning/abshor.marantika/Danang Kuncoro Adji/3-03
 
1.docx fungsi keuangan
1.docx fungsi keuangan1.docx fungsi keuangan
1.docx fungsi keuangan
 
Pedoman penyusunan cash flow budget
Pedoman penyusunan cash flow budgetPedoman penyusunan cash flow budget
Pedoman penyusunan cash flow budget
 
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan BisnisPaduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
Paduan Lengkap Evaluasi & Perencanaan Bisnis
 
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika/ Muhammad Hafiz Hibatul...
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika/ Muhammad Hafiz Hibatul...Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika/ Muhammad Hafiz Hibatul...
Financial Forecasting and Planning / Abshor.Marantika/ Muhammad Hafiz Hibatul...
 
Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutang
 

More from Center For Economic Policy Institute (CEPAT)

PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptxPERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Tata kelola Perusahaan & Risk management
Tata kelola Perusahaan & Risk managementTata kelola Perusahaan & Risk management
Tata kelola Perusahaan & Risk management
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
MANAJEMEN MODAL KERJADAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEKMANAJEMEN MODAL KERJADAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.pptMateri 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Pertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptxPertemuan 11.pptx
PERTEMUAN 9-10.pptx
PERTEMUAN 9-10.pptxPERTEMUAN 9-10.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptxMateri 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptxMateri 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptxMateri 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptxMateri 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptxMateri 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptxMateri 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptxMateri 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan PerusahaanMateri 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptxMateri 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 

More from Center For Economic Policy Institute (CEPAT) (20)

PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptxPERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
PERTEMUAN 14 RISK REGISTERED RISK MANAGEMENT.pptx
 
Tata kelola Perusahaan & Risk management
Tata kelola Perusahaan & Risk managementTata kelola Perusahaan & Risk management
Tata kelola Perusahaan & Risk management
 
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
MANAJEMEN MODAL KERJADAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEKMANAJEMEN MODAL KERJADAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
MANAJEMEN MODAL KERJA DAN PEMBIAYAAN MODAL JANGKA PENDEK
 
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
PERTEMUAN 12 MANAJEMEN RISIKO BISNIS TINGKATKORPORASI, STRATEGI BISNIS DAN PR...
 
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.pptMateri 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
Materi 12 Dividen (Konsep dan Kebijakan) manajemen Keuangan.ppt
 
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 11 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Pertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptxPertemuan 11.pptx
Pertemuan 11.pptx
 
PERTEMUAN 9-10.pptx
PERTEMUAN 9-10.pptxPERTEMUAN 9-10.pptx
PERTEMUAN 9-10.pptx
 
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 10 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptxMateri 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
Materi 8 ANALISIS RISIKO BISNIS - RISIKO PADA INDUSTRI FARMASI.pptx
 
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptxMateri 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
Materi 9 MANAJEMEN KEUANGAN RISK AND RETURN TRADE-OFF.pptx
 
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptxMateri 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
Materi 7 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Kualitas.pptx
 
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 7 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptxMateri 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
Materi 5 MANAJEMEN KEUANGAN SAHAM DAN OBLIGASI.pptx
 
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptxMateri 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
Materi 5-6 ANALISIS RISIKO BISNIS - Risiko Keuangan dan Proyek.pptx
 
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptxMateri 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
Materi 4 Nilai waktu Dari Uang.pptx
 
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptxMateri 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
Materi 4 ANALISIS RISIKO BISNIS.pptx
 
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan PerusahaanMateri 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
Materi 3 MANAJEMEN KEUANGAN Perencanaan Keuangan dan Pertumbuhan Perusahaan
 
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptxMateri 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
Materi 3 ANALISIS RISIKO BISNIS1.pptx
 
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 2 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 

Recently uploaded

PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
RoyhanHidayatulloh
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
AcengRohmana1
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
MrBready
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 

Recently uploaded (12)

PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islamaktivitas ekonomi dalam perspektif islam
aktivitas ekonomi dalam perspektif islam
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
Risiko Tindak PPT & PPSPM SRA TAHUN 2023
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 

P 15 manajemen piutang dan persedian barang

  • 1. Pertemuan 15 1 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa/I Mampu Menjelaskan dan memahami tentang : 1. Mengevaluasi usulan kebijakan pemberian kredit 2. Komponen Analisis Kredit 3. Komponen penting Pengelolaan Persediaan 4. Menggunakan Model EOQ untuk menghitung level persediaanyang optimal 2 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 3. TIMBULNYA PIUTANG Pada umumnya perusahaan menjual hasil produksinya secara kredit, kemudian melahirkan piutang dagang; penagihan piutang melahirkan kas. Hubungan antara piutang dengan kas adalah sebagai berikut: Kas Pembelian Bahan Baku Persediaan barang jadi PenjualanPiutang 3 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 4. Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang  Secara umum, perusahaan akan lebih suka untuk menjual dengan tunai, karena akan menerima kas lebih cepat dan memperpendek siklus kas.  Tetapi tekanan persaingan membuat perusahaan memberi kelonggaran dalam pembayaran dengan menjual secara kredit.  Dengan demikian penggunaan piutang diharapkan bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan.  Di sisi lain, piutang menyebabkan peningkatan biaya yang berkaitan sumberdana yang digunakan untuk membiayai piutang tersebut. MANAJEMEN PIUTANG DAGANG 4 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 5. Tingkat piutang suatu perusahaan dalam suatu periode bisa dipecah ke dalam dua hal: (1) Besarnya piutang rata-rata, dan (2) lamanya periode pengumpulan piutang. contoh: jika suatu perusahaan mempunyai penjualan kredit rata- rata harian Rp.10 juta, kemudian lamanya periode pengumpulan piutang adalah 30 hari, maka piutang perusahaan, pada saat operasi perusahaan sudah mulai stabil, adalah: Piutang = Periode pengumpulan x Penjualan rata-rata Piutang = 30 hari  Rp10 juta = Rp300 juta SIKLUS PIUTANG DAGANG 5 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 6. Faktor bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian: 1. Eksternal: - Permintaan terhadap Produk, - Karakteristik Industri. 2. Internal : -Kebijakan Promosi dan Iklan, -Kebijakan Piutang. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIUTANG 6 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 7. Faktor Eksternal Industri merupakan salah satu determinan penting tingkat piutang dan persediaan perusahaan. Faktor kompetisi juga mempengaruhi tingkat piutang dan persediaan. Faktor musiman juga bisa berpengaruh terhadap piutang. contoh, jika penjualan suatu produk bersifat musiman. Faktor Internal Sebagai contoh, manajer keuangan mempunyai pilihan apakah akan melaksanakan kebijakan kredit yang longgar (yang berarti akan meningkatkan piutang) atau yang ketat (yang berarti akan meminimumkan piutang). Kebijakan 7 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 8. KEBIJAKAN PIUTANG Kebijakan kredit bisa dilihat sebagai trade-off antara peningkatan keuntungan dan peningkatan biaya yang berkaitan dengan piutang dagang. Piutang  Meningkatkan laba --> Meningkatkan Biaya modal Analisis Kuantitatif Manfaat dan Biaya - Tambahan biaya investasi pada piutang. Kontribusi Laba , [ (harga – biaya variable) / harga ] × 100% 8 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 9. Manajer bisa menggunakan pendekatan tradisional yang lebih subyektif seperti yang disebut sebagai 5C. 1. Character. Karakter berarti sejauh mana kemauan calon penerima membayar hutang-hutangnya. Karakter tidak memperhitungkan kemampuan ekonomis, tetapi niat baik. 2. Capacity. Kapasitas melihat sejauh mana kemampuan keuangan perusahaan atau individu. Kapasitas melihat kemampuan ekonomis seseorang atau perusahaan. FAKTOR YANG PERLUDIPERTIMBANGKAN DALAM ENJUALAN KREDIT 9 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 10. 3.Capital. Capital melihat sejauh mana modal yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan. Pihak dengan modal yang baik mempunyai kemampuan melunasi hutang yang lebih baik, cateris paribus. 4.Collateral. Perusahaan atau pihak yang memberikan jaminan dengan aset tertentu, akan berisiko semakin kecil. 5.Conditions. Kondisi ekonomi akan menentukan kemampuan perusahaan melunasi hutangnya. 10 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 11. Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh: (1) volume penjualan kredit, (2) syarat pembayaran kredit, makin longgar atau makin lunak syarat kredit makin besar piutang dagang, (3) kemampuan mengumpulkan atau menagih piutang, (4) karakter pengutang atau debitur. 11 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 12. Pertimbangan pemberian kredit didasarkan pada: (1) character, yaitu karakter para manajemen perusahaan pengutang, (2) capacity, yaitu kemampuannya atau kesanggupan membayar perusahaan pengutang, (3) capital, yaitu kondisi posisi keuangan perusahaan pengutang, (4) collateral, yaitu harta perusahaan pengutang yang dijadikan jaminan, (5) condition, yaitu kondisi ekonomi, sosial, politik, dan bisnis. Tetapi sebenarnya pemberian kredit dalam dunia bisnis adalah kepercayaan. Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari partner bisnisnya, ia kehilangan kesempatan berbisnis. 12 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 13. PERPUTARAN PIUTANG (RECEIVABLE TURNOVER) Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari kas, persediaan, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Perputaran piutang (receivable turnover) dapat disajikan dengan perhitungan: penjualan bersih secara kredit dibagi rata-rata piutang. Kemudian 360 hari dibagi perputaran piutang menghasilkan hari rata-rata pengumpulan piutang (average collection period of accounts receivable). Pernyataan itu dapat disajikan dalam bentuk rumus sebagai berikut: 13 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 14. CONTOH 14 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 15. Hari Rata-rata pengumpulan piutang adalah sangat penting, makin lama makin buruk bagi kas perusahaan, dan sebaliknya. Perputaran piutang yang tinggi sangat baik bagi perusahaan, karena investasi dalam piutang rendah dan sebaliknya. 15 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 16. Cara lain untuk menentukan perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang dapat disajikan dengan ilustrasi berikut ini. PT ABC memiliki nilai penjualan per tahun Rp 180, seluruhnya dijual kredit 30 hari, dengan ketentuan, jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sejak tanggal penjualan, diberikan potongan tunai 2 %, model ini lazim disebut 2/10, net 30. Dari jumlah tersebut, 60 % dibayar dalam waktu 10 hari, dan sisanya dalam waktu 30 hari. 1) Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Oustanding atau DSO) atau Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Period atau ACP) adalah: 0,60(10) + 0,40(30) = 18 hari. 2) Penjualan Harian Rata-rata (Average Daily Sales atau ADS), dengan asumsi satu tahun 360 hari kerja: (Rp 180 / 360) = Rp 0,50 3) Piutang PT ABC sepanjang tahun setiap saat sebesar: (Jangka Waktu Penagihan X Penjualan Harian Rata-rata) = (18 hari X Rp 0,50) = Rp 9. 4) Perputaran Piutang = (Penjualan/Piutang) = (Rp180/Rp9) = 20X 5) Periode Penagihan Rata-rata = (360 hari / Perputaran Piutang) = (360 hari / 20) = 18 hari. 16 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 17. Manajer keuangan perlu melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan jika ada indikasi kenaikan piutang yang berikabat pada turunya profitabilitas. Memperketat kebijakan kredit, Kenaikan piutang yang tidak terkendali bisa mengindikasikan kondisi bisnis yang semakin buruk. Monitoring, dilakukan dengan mengawasi periode pengumpulan piutang (Lama pembayaran piutang). PENGENDALIAN PIUTANG 17 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 18. Ada beberapa cara untuk mengawasi piutang: rata-rata periode piutang, aging schedule (skedul umur), dan payment pattern approach (pendekatan pola pembayaran). Rata-rata Periode Pengumpulan Piutang ` (Days Sales Outstanding/DSO) Adalahwaktu yng dibutuhkan dari penjualan kredit terjadi sampai penjualan tersebut dibayarkan. Manajer keuangan bisa menghitung rata-rata pengumpulan piutang dengan menggunakan informasi laporan keuangan. 18 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 19. Perhitungan tersebut dilakukan dengan, pertama menghitung penjualan harian rata-rata sebagai berikut. Penjualan Total Penjualan Rata-rata = ------------------------- 365 hari Kemudian periode pengumpulan piutang dihitung sebagai berikut ini. Rata-rata Periode Total Piutang Pengumpulan Piutang = ------------------------------------ Penjualan Harian Rata-rata 19 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 20. Atau dengan menggunakan formula yang langsung. Rata-rata Periode Total Piutang Pengumpulan Piutang = ------------------------------- Total Penjualan / 365 Aging Schedule (Skedul Umur)  Skedul umur, informasi piutang dagang berdasarkan umur dari masing-masing rekening piutang dagang.  Informasi skedul umur diperoleh dari buku besar piutang dagang, karena itu manajer keuangan bisa memfokuskan pada 10% yang tidak membayar tepat waktu.  informasi mengenai 10% tersebut bisa digali lebih lanjut. 20 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 21. Payment Pattern Approach (Pendekatan Pola Pembayaran) Periode pengumpulan piutang dihitung sebagai berikut PPR = Piutang dagang / Perputaran Piutang = Piutang dagang / (Penjualan / 360) ……… (2) 21 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 22. Sama dengan periode pengumpulan piutang, aging schedule juga mempunyai potensi memberikan informasi yang tidak tepat. Untuk menghilangkan pengaruh musiman, payment pattern approach (pendekatan pola pembayaran) bisa digunakan. . 22 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 23. Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel umur piutang (aging sehedule of receivables), di mana dalam tabel tersebut dapat diketahui jumlah piutang yang segera dapat ditagih dan yang lambat ditagih, dan dapat diketahui pengutang atau debitur yang baik dan yang buruk. PT ABC lebih baik daripada PT ABK, karena semua pelanggan membayar tepat waktu 80% pada hari ke 10, dan sisanya 20% membayar pada hari ke 30. Sedangkan PT ABK pelanggannya tidak tepat membayar sesuai dengan perjanjian kredit, 30% yaitu (15% + 10% + 5%) pelanggannya membayar lewat 30 hari dari jatuh tempo. Perusahaan yang baik seyogianya mengikuti manajemen piutang PT ABC seperti ilustrasi di atas. CONTOH PENGENDALIAN PIUTANG 23 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 24.  Persediaan biasanya mencakup beberapa jenis, seperti persediaan bahan mentan, persediaan bahan setengah-jadi, dan persediaan barang jadi (barang dagangan).  Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan.  Bahan setengah jadi adalah barang yang belum selesai sepenuhnya menjadi barang dagangan.  Barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dan siap untuk dijual. MANAJEMEN PERSEDIAAN 24 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 25. PERSEDIAAN JUGA DISEBUT SEBAGAI : Segala sesuatu yang disimpan untuk kemudian digunakan atau ditawarkan pada saat yang diperlukan. Sumber dana yang menganggur yang dimiliki perusahaan. Asset yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi yang harus dimiliki oleh perusahaan. 25 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 26. SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN Merupakan serangkaian kebijakan pengendalian utk menentukan : tingkat persediaan yg harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan hrs dilakukan, & berapa besar pesanan hrs diadakan. Sistem ini ada untnk menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yg tepat dalam kuantitas & waktu. 26 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 27. Kenapa perusahaan mempunyai persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi “ketidaksempurnaan pasar”. Persediaan bahan mentah diperlukan agar proses produksi tidak akan terhambat hanya karena bahan mentah belum datang. Secara spesifik, berikut ini beberapa manfaat investasi pada persediaan. 1. Memanfaatkan diskon kuantitas. Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitas yang besar. 2. Menghindari Kekurangan Bahan (Out of stock). Jika pelanggan datang untuk membeli barang dagangan, kemudian perusahaan tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan. 27 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 28. 3. Manfaat Pemasaran. Jika perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap, maka pelanggan atau calon pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan barang dagangan yang kita tawarkan. 4. Spekulasi. Kadang-kadangan persediaan digunakan untuk berspekulasi. PERSEDIAAN JUGA MEMPUNYAI BIAYA-BIAYA 1. Biaya Investasi. Investasi pada persediaan, seperti investasi pada piutang atau modal kerja lainnya, memerlukan biaya investasi. 2. Biaya Penyimpanan. Biaya penyimpanan mencakup biaya eksplisit, seperti biaya sewa gudang, asuransi, pajak, dan biaya kerusakan persediaan. 3. Biaya Order. Untuk memperoleh persediaan, perusahaan akan melakukan order persediaan tersebut. 28 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 29. METODE MANAJEMEN PERSEDIAAN Metode EOQ (Economic Order Quantity) Reorder Point Safety Stock Sistem ABC 29 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 30. Model EOQ ini menghitung tingkat persediaan yang optimal, dengan menhitung berapa jumlah kuantitas dalam setiap kali pembelian bahan. Model EOQ menghitung persediaan optimal dengan secara eksplisit memasukkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Model EQO Model EOQ akan mencari Q optimal, yaitu Q yang bisa meminimalkan total biaya persediaan. Total biaya persediaan diidentifikasi sebagai biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. MODEL PERSEDIAAN OPTIMAL (EOQ) 30 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 31. 1. Biaya Pemesanan (Order). Biaya pemesanan merupakan biaya yang terjadi karena aktivitas pemesanan, dihutung atas dasar frekuensi pemesanan 2. Total biaya simpan dihitung sebagai biaya simpan per-unit dikalikan persediaan rata-rata, atau prosentase dari nilai rata-rata persediaan. 3. Total biaya persediaan merupakan penjumlahan dari total biaya pemesanan dan total biaya penyimpanan BIAYA PERSEDIAAN YANG DIPERHITUNGKAN DALAM EOQ 31 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 32. RUMUS EOQ 32 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 33. Menentukan Titik Pemesanan Kembali Misalkan dibutuhkan waktu selama 5 hari dari pesanan dikirimkan sampai pesanan datang (lead time), perusahaan bisa menentukan saat kapan perusahaan harus melakukan pemesanan kembali (reorder point). Jika segala sesuatu berjalan seperti yang digambarkan, maka perusahaan bisa menentukan tingkat persediaan dan titik order dengan kepastian 100%. Tetapi pada situasi yang lebih realistis, faktor ketidakpastian akan selalu meliputi keputusan manajer keuangan. Untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut, perusahaan bisa menetapkan persediaan besi. 33 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 34. Konsep Persediaan Besi (Safety Stock) Persediaan besi ditujukan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Berikut ini contoh perubahan yang mungkin terjadi. Perubahan lead time. Misalkan karena sesuatu hal, lead- time bukannya lima hari, melainkan menjadi tujuh hari. Jika perusahaan tidak mempunyai persediaan besi (safety stock), perusahaan akan mengalami out of stock. Perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan karena tidak bisa melayani pelanggan. Tetapi dengan persediaan besi, perusahaan masih bisa memenuhi kebutuhan pelanggan. 34 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 35. Perubahan Tingkat Penjualan. Misalkan sesudah melakukan pemesanan kembali, tingkat penjualan melonjak. Jika lead time tidak berubah, persediaan akan habis. Jika perusahaan mempunyai persediaan besi, kebutuhan tersebut bisa diambilkan dari persediaan besi tersebut. Tetapi tentu saja biaya simpan akan meningkat, karena persediaan besi meningkatkan tingkat persediaan yang dipegang perusahaan. 35 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 36. LATIHAN EOQ 36 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 37. REORDER POINT Reorder point atau titik pemesanan kembali adalah saat persediaan mencapai titik dimana perlu dilakukan pemesanan kembali yang dinyatakan dalam persamaan berikut. titik pemesanan kembali = tenggang waktu x pemakaian 37 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 38. SAFETY STOCK Persediaan pengamanan adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (stock out). 38 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 39. SISTEM ABC Sistem ABC adalah teknik manajemen persediaan dengan membagi persediaan ke dalam tiga golongan sesuai dengan tingkat penurunan kepentingan yang didasarkan pada nilai rupiah pada investasi masing-masing golongan persediaan. 39 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 40. Sistem Pengendalian Persediaan Metode ABC. Metode ini menggolongkan persediaan berdasarkan nilai dan kuantitas. Dengan bagan semacam itu, manajer keuangan bisa memfokuskan pada item yang paling membutuhkan pengendalian persediaan Just-In-Time Sistem persediaan just-in-time bertujuan meminimalkan tingkat persediaan, kalau bisa tingkat persediaan ditekan menjadi nol. Sistem ini dipopulerkan oleh perusahaan di Jepang. Di Jepang, sistem ini dikenal sebagai sistem Kamban. Dalam sistem ini, bahan yang dibutuhkan datang hanya beberapa jam sebelum masuk proses produksi. 40 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 41. Sistem Pengendalian dengan Komputer Komputer sering digunakan sebagai alat pengendalian persediaan. Dengan sistem tersebut, komputer akan mencatat persediaan awal. Kemudian, jika barang terjual, komputer akan secara otomatis mencatatnya dan memperbaharui posisi persediaan. Jika persediaan menyentuh batas tertentu, komputer akan secara otomatis memesan barang dagangan ke supplier. Sistem semacam itu bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi MRP (Material Requirement Planning). Dalam sistem tersebut, sistem produksi dan persediaan dikoordinasi dengan kebutuhan produksi. Komputer akan mengkoordinasikan aktivitas produksi, menghasilkan skedul produksi dan kapan kebutuhan bahan produksi tertentu datang. 41 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N
  • 42. 42 P E R T E M U A N 1 5 M A N A J E M E N P I U T A N G D A N P E R S E D I A A N