SlideShare a Scribd company logo
70
A. Pendahuluan
Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lain yang
timbul dari adanya transaksi penjualan perusahaan secara kredit.
Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian
jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang,
dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh
perusahaan.
Piutang yang dimiliki oleh perusahaan pada dasarnya harus
dibiayai oleh perusahaan, karena dengan adanya piutang maka ada
sebagian dana perusahaan yang terikat pada piutang. Dimana pada
umumnya dana ini tidak produktif bahkan menanggung resiko.
Piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam
keadaan berputar secara terus-menerus dalam rantai perputaran
modal kerja . Hubungan antara piutang dengan kas adalah sebagai
berikut:
Kas Persediaan Barang Jadi Piutang Kas
Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh:
1. volume penjualan kredit,
2. syarat pembayaran kredit, makin longgar atau makin lunak
syarat kredit makin besar piutang dagang,
3. kemampuan mengumpulakan atau menagih piutang,
4. karakter pengutang atau debitur.
BAB 7
MANAJEMEN PIUTANG
71
Ada tiga aspek penting yang berkaitan dengan piutang dalam
perusahaan yaitu :
1. Kebijaksanaan kredit
Kebijaksanaan penjualan secara kredit merupakan pedoman
yang ditempuh perusahaan dalam menentukan langganan yang
pantas diberikan kredit dan seberapa besar jumlah kredit yang
akan diberikan.
2. Standar kredit
Didefinisikan sebagai kriteria minimum yang harus ditempuh
oleh seorang langganan untuk dapat diberikan kredit.
3. Biaya-biaya administrasi
Semakin longgar standar kredit maka biaya administrasi yang
berkaitan dengan piutang akan semakin besar demikian pula
sebaliknya.
B. Pertimbangan pemberian kredit
Salah satu teknik seleksi kredit yang popular adalah 5C, yang
memberikan kerangka yang mendalam dalam analisis kredit. Ke-5 C
tersebut adalah
1. Character (Kepribadian) : penilaian untuk memperkirakan
kemungkinan pelanggan mau memenuhi kewajibannya.
2. Capacity (Kemampuan) : kemampuan pelanggan utk membayar
3. Capital (modal) : penilaian atas posisi keuangan secara umum
4. Collateral (jaminan) : penilaian atas jaminan harta atas kredit.
jumlah asset pemohon yang dijadikan agunan atas kredit yang
diminta. Semakin besar nilai asset yang diagunkan, maka
semakin besar pula kemungkinan pemohon dapat menutup
kreditnya bila gagal bayar.
5. Condition (kondisi) : penilaian atas dampak kecenderungan
perekonomian secara umum, industri, maupun hal-hal khusus
72
sehubungan dengan bisnis/transaksi yang dihadapi pemohon
kredit tersebut.
Analisis 5C ini akan menghasilkan keputusan bagi pemberi kredit
untuk menerima atau menolak permohonan kredit yang diajukan oleh
pemohon. Pemberian kredit dalam dunia bisnis adalah kepercayaan.
Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari partner bisnisnya, ia
kehilangna kesempatan berbisnis.
C. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Piutang sebagai unsure modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu
dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin
cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan.
Perputaran piutang (receivable turnover) dapat disajikan dengan
perhitungan: penjualan bersih secara kredit dibagi rata-rata piutang.
Kemudian 360 hari dibagi perputaran piutang menghasilkan hari rata-
rata pengumpulan piutang (average collection period of accounts
receivable). Pernyataan itu dapat disajikan dalam bentuk rumus
sebagai berikut:
Penjualan Bersih
Perputaran piutang = = .…. X
Rata-Rata Piutang
360 hari
Rata-Rata Pengumpulan Piutang = = …… hari
Perputaran Piutang
Misalnya PT Pelangi memiliki informasi mengenai penjualan tahun
2008 sebesar Rp350,00 dan tahun 2009 sebesar Rp 225,00 piutang
awal tahun 2008 Rp60,00 dan akhir tahun Rp80,00 sedangkan
piutang awal tahun 2009 Rp100,00 dan akhir tahun Rp50,00.
Perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang dapat
disajikan dalam tabel berikut :
73
Perputaran Piutang dan Rata-Rata Pengumpulan Piutang
Keterangan
Tahun
2000
Tahun
2001
Penjualan Bersih
Piutang Awal Tahun
Piutang Akhir Tahun
Rata-rata Piutang (Average Receivable)
(Rp 60 + Rp 80) / 2
(Rp 100 + Rp 50) / 2
Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
(Rp 350 / Rp 70)
(Rp 225 / Rp75)
Rata-rata Pengumpulan Piutang
(Average Collection Period)
(Rp 350 / 5)
(Rp 225 / 3)
Rp 350
Rp 60
Rp 80
Rp 70
5 kali
70 hari
Rp 225
Rp 100
Rp 50
Rp 75
3kali
75 hari
Hari Rata-rata pengumpulan piutang adalah sangat penting,
makin lama makin buruk bagi kas perusahaan, dan sebaliknya.
Perputaran piutang yang tinggi sangat baik bagi perusahaan, karena
investasi dalam piutang rendah dan sebaliknya.
Cara lain untuk menentukan perputaran piutang dan rata-rata
pengumpulan piutang dapat disajikan dengan ilustrasi berikut ini. PT
Pelangi memiliki nilai penjualan per tahun Rp 540, seluruhnya dijual
kredit 30 hari, dengan ketentuan, jika pembayaran dilakukan dalam
waktu 10 sejak tanggal penjualan, diberikan potongan tunai 2 %,
model ini lazim disebut 2/10, net 30. Dari jumlah tersebut, 60 %
dibayar dalam waktu 10 hari, dan sisanya dalam waktu 30 hari.
Berdasarkan informasi tersebut dapat dihitung:
1) Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Oustanding atau DSO) atau
Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Period atau
ACP) adalah: 0,60(10) + 0,40(30) = 18 hari.
2) Penjualan Harian Rata-rata (Average Daily Sales atau ADS),
dengan asumsi satu tahun 360 hari kerja: (Rp 540 / 360) = Rp
1,50
74
3) Piutang PT Pelangi sepanjang tahun setiap saat sebesar: (Jangka
Waktu Penagihan X Penjualan Harian Rata-rata) = (18 hari X Rp
1,50) = Rp 27
4) Perputaran Piutang = (Penjualan / Piutang) = (Rp 540 / Rp 27) =
20X
5) Periode Penagihan Rata-rata = (360 hari / Perputaran Piutang) =
(360 hari / 20) = 18 hari.
6) Periode Penagihan Rata-rata atau Jangka Waktu Penagihan
dapat dihitung dengan rumus:
Piutang Usaha Rp 27
= = 18 hari
(Penjualan / 360 hari) (Rp 540 / 360 hari)
Manajer keuangan harus mengetahui penjualan per hari secara
kredit dan jumlah rata-rata piutang sepanjang tahun di setiap saat.
Dengan mengetahui kedua unsur tersebut, ia dapat mengatur arus
kas masuk dari tagihan piutang.
D. Pengendalian Piutang
Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel
umur piutang (aging schedule of receivables), di mana dalam tabel
tersebut dapat diketahui jumlah piutang yang segera dapat ditagih
dan yang lambat ditagih, dan dapat diketahui pengutang atau debitur
yang baik dan yang buruk.
Mengelola arus kas masuk dan keluar adalah salah satu tugas
pokok bagian keuangan karena semua transaksi bisnis bermuara ke
dalam kas. Manajer keuangan pada umumnya mengharapkan
penjualan dapat dilakukan dengan tunai, atau kredit dengan waktu
yang sesingkat-singkatnya, agar supaya arus kas masuk cepat. Untuk
mengelola keuangan perusahaan yang baik, manajer keuangan harus
menyusun anggaran pengumpulan piutang yang akan digunakan
75
untuk mengendalikan piutang. Makin panjang umur piutangnya, makin
buruk kondisi perusahaan karena makin lama piutang tersebut
menjadi uang tunai (kas).
Contoh skedul umur piutang dapat disajikan dalam tabel berikut
yang terdiri PT Pelangi dan PT Mutiara. Syarat kredit kedua
perusahaan tersebut adalah 2/10/net 30.
Skedul Umur Piutang (Agimg Schedule of Receivable)
Umur
Piutang
PT Pelangi PT Mutiara
Nilai
Piutang
% Dari
Total
Nilai
Piutang
Nilai
Piutang
% Dari Total
Nilai
Piutang
0-10
11-30
31-45
46-60
di atas 60
Total
640
160
0
0
0
800
80%
20%
100%
400
160
120
80
40
800
50%
20%
15%
10%
5%
100%
PT Pelangi lebih baik daripada PT Mutiara, karena semua
pelanggan membayar tepat waktu 80% pada hari ke 10, dan sisanya
20% membayar pada hari ke 30. Sedangkan PT Mutiara
pelanggannya tidak tepat membayar sesuai dengan perjanjian kredit,
30% yaitu (15% + 10% + 5%) pelanggannya membayar lewat 30 hari
dari jatuh tempo. Perusahaan yang baik seyogianya mengikuti
manajemen piutang PT Pelangi seperti ilustrasi di atas.
Manajer keuangan harus kontrol ketat jangka waktu penagihan
dan skedul umur piutang. Kedua unsur itu harus dihubungkan dengan
syarat kredit dan kedua unsur itu untuk mengetahui efektifitas bagian
penagihan menjalankan tugasnya. Jika jangka waktu penagihan
makin panjang dan rasio umur piutang yang melewati jatuh tempo
76
makin besar, maka harus diadakan peninjauan kembali kebijakan
penjualan kredit.
E. Kebijakan Penagihan Kredit
Kebijakan penagihan adalah prosedur untuk mengumpulkan
piutang usaha pada saat jatuh tempo. Efektifitas kebijakan penagihan
dapat dievaluasi dengan melihat tingkat biaya piutang tidak tertagih
yang juga dipengaruhi oleh kebijakan kredit perusahaan. Setiap
tambahan biaya penagihan akan mengurangi resiko piutang tidak
tertagih. Untuk mengevaluasi kebijakan kredit dan penagihan maka
pendekatan yang popular digunakan adalah average collection period
dan umur piutang usaha
1. Average Collection Period
Average collection period (ACP) adalah rata-rata jumlah hari
penjualan secara kredit yang belum dibayar (outstanding). ACP
mempunyai 2 komponen, yaitu: 1) waktu dari saat penjualan
sampai dengan pelanggan melakukan pembayaran dengan surat,
dan 2) waktu untuk menerima, memproses dan menerima
pembayaran yang telah dikirim pelanggan. Rumus average
collection period adalah:
Accounts receivable
Average collection period = -----------------------------
Average sales per day
Dengan mengetahui ACP, perusahaan dapat mengetahui
apakah ada masalah dengan accounts receivables atau tidak.
Misalnya perusahaan memiliki credit terms net 30, maka ia
berharap ACP-nya (minus waktu penerimaan, pemrosesan dan
pencairan) adalah sama dengan kira-kira 30 hari. Jika realisasi
ACP lebih besar dari 30 hari, maka perusahaan perlu mereview
kembali pelaksanaan kreditnya. Atau, kalau ACP meningkat terus
77
dari waktu ke waktu, maka perusahaan perlu mereview kembali
pengelolaan accounts rececivable-nya.
2. Aging Of Accounts Receivable
Aging of accounts receivable adalah sebuah teknik
pemantauan kredit yang menggunakan jadwal yang menunjukkan
persentase terhadap total sisa accounts receivable yang masih
belum dibayarkan untuk periode waktu tertentu. Tujuan teknik ini
adalah untuk dapat mengetahui problemnya secara tepat.
Misalnya perusahaan memiliki net 30 dengan ACP (minus
penerimaan, pemrosesan dan pencairan) 50 hari, berarti ACP
perusahaan tersebut terlalu tua. Bila mayoritas dari accounts
adalah berumur 2 bulan, maka ini merupakan masalah bagi
perusahaan, oleh karenanya perusahaan perlu mereview kembali
operasi accounts receivable-nya. Jika usaha penagihan
ditingkatkan maka akan mengurangi piutang usaha dan piutang
tidak tertagih dan profit meningkat. Perusahaan harus berhati-hati
dalam menjalankan usaha penagihan. Jika penagihan dilakukan
terlalu agresif dengan menekan customer terlalu keras untuk
membayar hutangnya, kemungkinan perusahaan akan
ditinggalkan customernya.

More Related Content

What's hot

Manajemen piutang
Manajemen piutangManajemen piutang
Manajemen piutang
fredi_umby
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
politeknik negeri semarang
 
16634 manajemen kas
16634 manajemen kas16634 manajemen kas
16634 manajemen kas
Rici Amelia Rahmadani
 
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioPortofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Judianto Nugroho
 
Pasar dan Institusi Keuangan - MANAJEMEN KEUANGAN
Pasar dan Institusi Keuangan - MANAJEMEN KEUANGANPasar dan Institusi Keuangan - MANAJEMEN KEUANGAN
Pasar dan Institusi Keuangan - MANAJEMEN KEUANGAN
Falanni Firyal Fawwaz
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
Ahmad Faisal Sumar
 
Perkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesiaPerkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesiaReo_Marfeeza
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
Firdha Aryati
 
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan depositoMakalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
Putri Sanuria
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
Judianto Nugroho
 
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaHubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaAjeng Pipit
 
Manajemen Kas
Manajemen Kas Manajemen Kas
Manajemen Kas
MuhammadMa'ruf Rabbani
 
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Arief Anzarullah
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Leo Dhunt
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Futurum2
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank
Trisnadi Wijaya
 
Teori Akuntansi
Teori AkuntansiTeori Akuntansi
Teori Akuntansi
Rahmisni Rehmadhani
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
yy rahmat
 

What's hot (20)

Manajemen piutang
Manajemen piutangManajemen piutang
Manajemen piutang
 
Manajemen investasi
Manajemen investasiManajemen investasi
Manajemen investasi
 
Presentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutangPresentasi manajemen piutang
Presentasi manajemen piutang
 
16634 manajemen kas
16634 manajemen kas16634 manajemen kas
16634 manajemen kas
 
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolioPortofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
Portofolio investasi-bab-4-return-yang-diharapkan-resiko-portofolio
 
Pasar dan Institusi Keuangan - MANAJEMEN KEUANGAN
Pasar dan Institusi Keuangan - MANAJEMEN KEUANGANPasar dan Institusi Keuangan - MANAJEMEN KEUANGAN
Pasar dan Institusi Keuangan - MANAJEMEN KEUANGAN
 
Modul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaanModul penganggaran perusahaan
Modul penganggaran perusahaan
 
Perkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesiaPerkembangan perbankan di indonesia
Perkembangan perbankan di indonesia
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan depositoMakalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
Makalah perbankan simpanan giro, tabungan dan simpanan deposito
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaHubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
 
Manajemen Kas
Manajemen Kas Manajemen Kas
Manajemen Kas
 
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
Analisis neraca pembayaran indonesia (full)
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
 
Analisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan BankAnalisis Rasio Keuangan Bank
Analisis Rasio Keuangan Bank
 
Teori Akuntansi
Teori AkuntansiTeori Akuntansi
Teori Akuntansi
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
 

Similar to Bab 7 manajemen_piutang

Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuanganlyanez123
 
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.pptMinggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
NitaSelviaRohmayati
 
5 manajemen piutang
5 manajemen piutang5 manajemen piutang
5 manajemen piutang
Abdul Razak
 
IX. PPT MANAJEMEN PIUTANG-D4 Destinasi.pptx
IX. PPT MANAJEMEN PIUTANG-D4 Destinasi.pptxIX. PPT MANAJEMEN PIUTANG-D4 Destinasi.pptx
IX. PPT MANAJEMEN PIUTANG-D4 Destinasi.pptx
ESTIKOWATIE
 
manajemen bisnis
manajemen bisnismanajemen bisnis
manajemen bisnisDea Daulika
 
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
grcln
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
wardahmega
 
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
Amanda Jonatan Puteri
 
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
sitifajarmarinda
 
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
TrianaMariana
 
Manj KAS DAN piutang - Sesi 5-MM STIE BPD.pptx
Manj KAS DAN piutang - Sesi 5-MM STIE BPD.pptxManj KAS DAN piutang - Sesi 5-MM STIE BPD.pptx
Manj KAS DAN piutang - Sesi 5-MM STIE BPD.pptx
SafaBian
 
Cashflow
CashflowCashflow
Cashflow
yuriyandhi
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Lia Ivvana
 
P 15 manajemen piutang dan persedian barang
P   15 manajemen piutang dan persedian barangP   15 manajemen piutang dan persedian barang
P 15 manajemen piutang dan persedian barang
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Credit Management_ Materi Training
Credit Management_ Materi TrainingCredit Management_ Materi Training
Credit Management_ Materi Training
Kanaidi ken
 
Bab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Bab 11 - Manajemen Piutang DagangBab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Bab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Supriyanto, S.E., M.M. Dosen
 
Persentasi Manajemen Piutang.pptx
Persentasi Manajemen Piutang.pptxPersentasi Manajemen Piutang.pptx
Persentasi Manajemen Piutang.pptx
Abdul Nasir
 
Accounts Receivable Management _ Materi Training
Accounts Receivable Management _ Materi TrainingAccounts Receivable Management _ Materi Training
Accounts Receivable Management _ Materi Training
Kanaidi ken
 
Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutang
mariawira
 
MATERI PRESENTASI KELOMPOK 2 MAN_KEUANGAN.pptx
MATERI PRESENTASI KELOMPOK 2 MAN_KEUANGAN.pptxMATERI PRESENTASI KELOMPOK 2 MAN_KEUANGAN.pptx
MATERI PRESENTASI KELOMPOK 2 MAN_KEUANGAN.pptx
DenzbaguseNugroho
 

Similar to Bab 7 manajemen_piutang (20)

Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuangan
 
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.pptMinggu 4_manajemen_piutang.ppt
Minggu 4_manajemen_piutang.ppt
 
5 manajemen piutang
5 manajemen piutang5 manajemen piutang
5 manajemen piutang
 
IX. PPT MANAJEMEN PIUTANG-D4 Destinasi.pptx
IX. PPT MANAJEMEN PIUTANG-D4 Destinasi.pptxIX. PPT MANAJEMEN PIUTANG-D4 Destinasi.pptx
IX. PPT MANAJEMEN PIUTANG-D4 Destinasi.pptx
 
manajemen bisnis
manajemen bisnismanajemen bisnis
manajemen bisnis
 
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
Working Capital Management/Abshor.marantika/Gracelina Pusparani/3-04
 
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaanArtikel pengelolaan piutang perusahaan
Artikel pengelolaan piutang perusahaan
 
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
Ppt manajemen piutang (Account Receivable Management)
 
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
Jenis jenis piutang , piutang wesel, piutang bunga, piutang karyawan dan piut...
 
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
Working capital management/abshor.marantika/triana mariana/3-04
 
Manj KAS DAN piutang - Sesi 5-MM STIE BPD.pptx
Manj KAS DAN piutang - Sesi 5-MM STIE BPD.pptxManj KAS DAN piutang - Sesi 5-MM STIE BPD.pptx
Manj KAS DAN piutang - Sesi 5-MM STIE BPD.pptx
 
Cashflow
CashflowCashflow
Cashflow
 
Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23Manajemen keuangan bab 23
Manajemen keuangan bab 23
 
P 15 manajemen piutang dan persedian barang
P   15 manajemen piutang dan persedian barangP   15 manajemen piutang dan persedian barang
P 15 manajemen piutang dan persedian barang
 
Credit Management_ Materi Training
Credit Management_ Materi TrainingCredit Management_ Materi Training
Credit Management_ Materi Training
 
Bab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Bab 11 - Manajemen Piutang DagangBab 11 - Manajemen Piutang Dagang
Bab 11 - Manajemen Piutang Dagang
 
Persentasi Manajemen Piutang.pptx
Persentasi Manajemen Piutang.pptxPersentasi Manajemen Piutang.pptx
Persentasi Manajemen Piutang.pptx
 
Accounts Receivable Management _ Materi Training
Accounts Receivable Management _ Materi TrainingAccounts Receivable Management _ Materi Training
Accounts Receivable Management _ Materi Training
 
Anggaran Piutang
Anggaran PiutangAnggaran Piutang
Anggaran Piutang
 
MATERI PRESENTASI KELOMPOK 2 MAN_KEUANGAN.pptx
MATERI PRESENTASI KELOMPOK 2 MAN_KEUANGAN.pptxMATERI PRESENTASI KELOMPOK 2 MAN_KEUANGAN.pptx
MATERI PRESENTASI KELOMPOK 2 MAN_KEUANGAN.pptx
 

More from Inal Ypyn

Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustakaInal Ypyn
 
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaan
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaanBab 11 laporan_keuangan_perusahaan
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaanInal Ypyn
 
Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenInal Ypyn
 
Bab 9 analisa_smbr_dana
Bab 9 analisa_smbr_danaBab 9 analisa_smbr_dana
Bab 9 analisa_smbr_danaInal Ypyn
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalInal Ypyn
 
Bab 6 manajemen_persediaan
Bab 6 manajemen_persediaanBab 6 manajemen_persediaan
Bab 6 manajemen_persediaanInal Ypyn
 
Bab 5 manajemen_kas
Bab 5 manajemen_kasBab 5 manajemen_kas
Bab 5 manajemen_kasInal Ypyn
 
Bab 4 _modal_kerja
Bab 4 _modal_kerjaBab 4 _modal_kerja
Bab 4 _modal_kerjaInal Ypyn
 
Bab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uangBab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uangInal Ypyn
 
Bab 1 ruang_lingkup
Bab 1 ruang_lingkupBab 1 ruang_lingkup
Bab 1 ruang_lingkupInal Ypyn
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
Inal Ypyn
 
Final project editing
Final project editing Final project editing
Final project editing
Inal Ypyn
 
Daftar isi Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Daftar isi Kiat Sukses Merintis Usaha SendiriDaftar isi Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Daftar isi Kiat Sukses Merintis Usaha SendiriInal Ypyn
 
Kata pengantar Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Kata pengantar Kiat Sukses Merintis Usaha SendiriKata pengantar Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Kata pengantar Kiat Sukses Merintis Usaha SendiriInal Ypyn
 
Hal judul Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Hal judul Kiat Sukses Merintis Usaha SendiriHal judul Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Hal judul Kiat Sukses Merintis Usaha SendiriInal Ypyn
 

More from Inal Ypyn (15)

Daftar pustaka
Daftar pustakaDaftar pustaka
Daftar pustaka
 
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaan
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaanBab 11 laporan_keuangan_perusahaan
Bab 11 laporan_keuangan_perusahaan
 
Bab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividenBab 10 kebijakan__dividen
Bab 10 kebijakan__dividen
 
Bab 9 analisa_smbr_dana
Bab 9 analisa_smbr_danaBab 9 analisa_smbr_dana
Bab 9 analisa_smbr_dana
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modal
 
Bab 6 manajemen_persediaan
Bab 6 manajemen_persediaanBab 6 manajemen_persediaan
Bab 6 manajemen_persediaan
 
Bab 5 manajemen_kas
Bab 5 manajemen_kasBab 5 manajemen_kas
Bab 5 manajemen_kas
 
Bab 4 _modal_kerja
Bab 4 _modal_kerjaBab 4 _modal_kerja
Bab 4 _modal_kerja
 
Bab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uangBab 3 nilai_waktu_uang
Bab 3 nilai_waktu_uang
 
Bab 1 ruang_lingkup
Bab 1 ruang_lingkupBab 1 ruang_lingkup
Bab 1 ruang_lingkup
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Final project editing
Final project editing Final project editing
Final project editing
 
Daftar isi Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Daftar isi Kiat Sukses Merintis Usaha SendiriDaftar isi Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Daftar isi Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
 
Kata pengantar Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Kata pengantar Kiat Sukses Merintis Usaha SendiriKata pengantar Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Kata pengantar Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
 
Hal judul Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Hal judul Kiat Sukses Merintis Usaha SendiriHal judul Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
Hal judul Kiat Sukses Merintis Usaha Sendiri
 

Recently uploaded

Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 

Recently uploaded (17)

Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 

Bab 7 manajemen_piutang

  • 1. 70 A. Pendahuluan Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lain yang timbul dari adanya transaksi penjualan perusahaan secara kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan. Piutang yang dimiliki oleh perusahaan pada dasarnya harus dibiayai oleh perusahaan, karena dengan adanya piutang maka ada sebagian dana perusahaan yang terikat pada piutang. Dimana pada umumnya dana ini tidak produktif bahkan menanggung resiko. Piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus-menerus dalam rantai perputaran modal kerja . Hubungan antara piutang dengan kas adalah sebagai berikut: Kas Persediaan Barang Jadi Piutang Kas Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh: 1. volume penjualan kredit, 2. syarat pembayaran kredit, makin longgar atau makin lunak syarat kredit makin besar piutang dagang, 3. kemampuan mengumpulakan atau menagih piutang, 4. karakter pengutang atau debitur. BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG
  • 2. 71 Ada tiga aspek penting yang berkaitan dengan piutang dalam perusahaan yaitu : 1. Kebijaksanaan kredit Kebijaksanaan penjualan secara kredit merupakan pedoman yang ditempuh perusahaan dalam menentukan langganan yang pantas diberikan kredit dan seberapa besar jumlah kredit yang akan diberikan. 2. Standar kredit Didefinisikan sebagai kriteria minimum yang harus ditempuh oleh seorang langganan untuk dapat diberikan kredit. 3. Biaya-biaya administrasi Semakin longgar standar kredit maka biaya administrasi yang berkaitan dengan piutang akan semakin besar demikian pula sebaliknya. B. Pertimbangan pemberian kredit Salah satu teknik seleksi kredit yang popular adalah 5C, yang memberikan kerangka yang mendalam dalam analisis kredit. Ke-5 C tersebut adalah 1. Character (Kepribadian) : penilaian untuk memperkirakan kemungkinan pelanggan mau memenuhi kewajibannya. 2. Capacity (Kemampuan) : kemampuan pelanggan utk membayar 3. Capital (modal) : penilaian atas posisi keuangan secara umum 4. Collateral (jaminan) : penilaian atas jaminan harta atas kredit. jumlah asset pemohon yang dijadikan agunan atas kredit yang diminta. Semakin besar nilai asset yang diagunkan, maka semakin besar pula kemungkinan pemohon dapat menutup kreditnya bila gagal bayar. 5. Condition (kondisi) : penilaian atas dampak kecenderungan perekonomian secara umum, industri, maupun hal-hal khusus
  • 3. 72 sehubungan dengan bisnis/transaksi yang dihadapi pemohon kredit tersebut. Analisis 5C ini akan menghasilkan keputusan bagi pemberi kredit untuk menerima atau menolak permohonan kredit yang diajukan oleh pemohon. Pemberian kredit dalam dunia bisnis adalah kepercayaan. Jika perusahaan kehilangan kepercayaan dari partner bisnisnya, ia kehilangna kesempatan berbisnis. C. Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Piutang sebagai unsure modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Perputaran piutang (receivable turnover) dapat disajikan dengan perhitungan: penjualan bersih secara kredit dibagi rata-rata piutang. Kemudian 360 hari dibagi perputaran piutang menghasilkan hari rata- rata pengumpulan piutang (average collection period of accounts receivable). Pernyataan itu dapat disajikan dalam bentuk rumus sebagai berikut: Penjualan Bersih Perputaran piutang = = .…. X Rata-Rata Piutang 360 hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang = = …… hari Perputaran Piutang Misalnya PT Pelangi memiliki informasi mengenai penjualan tahun 2008 sebesar Rp350,00 dan tahun 2009 sebesar Rp 225,00 piutang awal tahun 2008 Rp60,00 dan akhir tahun Rp80,00 sedangkan piutang awal tahun 2009 Rp100,00 dan akhir tahun Rp50,00. Perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang dapat disajikan dalam tabel berikut :
  • 4. 73 Perputaran Piutang dan Rata-Rata Pengumpulan Piutang Keterangan Tahun 2000 Tahun 2001 Penjualan Bersih Piutang Awal Tahun Piutang Akhir Tahun Rata-rata Piutang (Average Receivable) (Rp 60 + Rp 80) / 2 (Rp 100 + Rp 50) / 2 Perputaran Piutang (Receivable Turnover) (Rp 350 / Rp 70) (Rp 225 / Rp75) Rata-rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Period) (Rp 350 / 5) (Rp 225 / 3) Rp 350 Rp 60 Rp 80 Rp 70 5 kali 70 hari Rp 225 Rp 100 Rp 50 Rp 75 3kali 75 hari Hari Rata-rata pengumpulan piutang adalah sangat penting, makin lama makin buruk bagi kas perusahaan, dan sebaliknya. Perputaran piutang yang tinggi sangat baik bagi perusahaan, karena investasi dalam piutang rendah dan sebaliknya. Cara lain untuk menentukan perputaran piutang dan rata-rata pengumpulan piutang dapat disajikan dengan ilustrasi berikut ini. PT Pelangi memiliki nilai penjualan per tahun Rp 540, seluruhnya dijual kredit 30 hari, dengan ketentuan, jika pembayaran dilakukan dalam waktu 10 sejak tanggal penjualan, diberikan potongan tunai 2 %, model ini lazim disebut 2/10, net 30. Dari jumlah tersebut, 60 % dibayar dalam waktu 10 hari, dan sisanya dalam waktu 30 hari. Berdasarkan informasi tersebut dapat dihitung: 1) Jangka Waktu Penagihan (Day Sales Oustanding atau DSO) atau Periode Penagihan Rata-rata (Average Collection Period atau ACP) adalah: 0,60(10) + 0,40(30) = 18 hari. 2) Penjualan Harian Rata-rata (Average Daily Sales atau ADS), dengan asumsi satu tahun 360 hari kerja: (Rp 540 / 360) = Rp 1,50
  • 5. 74 3) Piutang PT Pelangi sepanjang tahun setiap saat sebesar: (Jangka Waktu Penagihan X Penjualan Harian Rata-rata) = (18 hari X Rp 1,50) = Rp 27 4) Perputaran Piutang = (Penjualan / Piutang) = (Rp 540 / Rp 27) = 20X 5) Periode Penagihan Rata-rata = (360 hari / Perputaran Piutang) = (360 hari / 20) = 18 hari. 6) Periode Penagihan Rata-rata atau Jangka Waktu Penagihan dapat dihitung dengan rumus: Piutang Usaha Rp 27 = = 18 hari (Penjualan / 360 hari) (Rp 540 / 360 hari) Manajer keuangan harus mengetahui penjualan per hari secara kredit dan jumlah rata-rata piutang sepanjang tahun di setiap saat. Dengan mengetahui kedua unsur tersebut, ia dapat mengatur arus kas masuk dari tagihan piutang. D. Pengendalian Piutang Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel umur piutang (aging schedule of receivables), di mana dalam tabel tersebut dapat diketahui jumlah piutang yang segera dapat ditagih dan yang lambat ditagih, dan dapat diketahui pengutang atau debitur yang baik dan yang buruk. Mengelola arus kas masuk dan keluar adalah salah satu tugas pokok bagian keuangan karena semua transaksi bisnis bermuara ke dalam kas. Manajer keuangan pada umumnya mengharapkan penjualan dapat dilakukan dengan tunai, atau kredit dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, agar supaya arus kas masuk cepat. Untuk mengelola keuangan perusahaan yang baik, manajer keuangan harus menyusun anggaran pengumpulan piutang yang akan digunakan
  • 6. 75 untuk mengendalikan piutang. Makin panjang umur piutangnya, makin buruk kondisi perusahaan karena makin lama piutang tersebut menjadi uang tunai (kas). Contoh skedul umur piutang dapat disajikan dalam tabel berikut yang terdiri PT Pelangi dan PT Mutiara. Syarat kredit kedua perusahaan tersebut adalah 2/10/net 30. Skedul Umur Piutang (Agimg Schedule of Receivable) Umur Piutang PT Pelangi PT Mutiara Nilai Piutang % Dari Total Nilai Piutang Nilai Piutang % Dari Total Nilai Piutang 0-10 11-30 31-45 46-60 di atas 60 Total 640 160 0 0 0 800 80% 20% 100% 400 160 120 80 40 800 50% 20% 15% 10% 5% 100% PT Pelangi lebih baik daripada PT Mutiara, karena semua pelanggan membayar tepat waktu 80% pada hari ke 10, dan sisanya 20% membayar pada hari ke 30. Sedangkan PT Mutiara pelanggannya tidak tepat membayar sesuai dengan perjanjian kredit, 30% yaitu (15% + 10% + 5%) pelanggannya membayar lewat 30 hari dari jatuh tempo. Perusahaan yang baik seyogianya mengikuti manajemen piutang PT Pelangi seperti ilustrasi di atas. Manajer keuangan harus kontrol ketat jangka waktu penagihan dan skedul umur piutang. Kedua unsur itu harus dihubungkan dengan syarat kredit dan kedua unsur itu untuk mengetahui efektifitas bagian penagihan menjalankan tugasnya. Jika jangka waktu penagihan makin panjang dan rasio umur piutang yang melewati jatuh tempo
  • 7. 76 makin besar, maka harus diadakan peninjauan kembali kebijakan penjualan kredit. E. Kebijakan Penagihan Kredit Kebijakan penagihan adalah prosedur untuk mengumpulkan piutang usaha pada saat jatuh tempo. Efektifitas kebijakan penagihan dapat dievaluasi dengan melihat tingkat biaya piutang tidak tertagih yang juga dipengaruhi oleh kebijakan kredit perusahaan. Setiap tambahan biaya penagihan akan mengurangi resiko piutang tidak tertagih. Untuk mengevaluasi kebijakan kredit dan penagihan maka pendekatan yang popular digunakan adalah average collection period dan umur piutang usaha 1. Average Collection Period Average collection period (ACP) adalah rata-rata jumlah hari penjualan secara kredit yang belum dibayar (outstanding). ACP mempunyai 2 komponen, yaitu: 1) waktu dari saat penjualan sampai dengan pelanggan melakukan pembayaran dengan surat, dan 2) waktu untuk menerima, memproses dan menerima pembayaran yang telah dikirim pelanggan. Rumus average collection period adalah: Accounts receivable Average collection period = ----------------------------- Average sales per day Dengan mengetahui ACP, perusahaan dapat mengetahui apakah ada masalah dengan accounts receivables atau tidak. Misalnya perusahaan memiliki credit terms net 30, maka ia berharap ACP-nya (minus waktu penerimaan, pemrosesan dan pencairan) adalah sama dengan kira-kira 30 hari. Jika realisasi ACP lebih besar dari 30 hari, maka perusahaan perlu mereview kembali pelaksanaan kreditnya. Atau, kalau ACP meningkat terus
  • 8. 77 dari waktu ke waktu, maka perusahaan perlu mereview kembali pengelolaan accounts rececivable-nya. 2. Aging Of Accounts Receivable Aging of accounts receivable adalah sebuah teknik pemantauan kredit yang menggunakan jadwal yang menunjukkan persentase terhadap total sisa accounts receivable yang masih belum dibayarkan untuk periode waktu tertentu. Tujuan teknik ini adalah untuk dapat mengetahui problemnya secara tepat. Misalnya perusahaan memiliki net 30 dengan ACP (minus penerimaan, pemrosesan dan pencairan) 50 hari, berarti ACP perusahaan tersebut terlalu tua. Bila mayoritas dari accounts adalah berumur 2 bulan, maka ini merupakan masalah bagi perusahaan, oleh karenanya perusahaan perlu mereview kembali operasi accounts receivable-nya. Jika usaha penagihan ditingkatkan maka akan mengurangi piutang usaha dan piutang tidak tertagih dan profit meningkat. Perusahaan harus berhati-hati dalam menjalankan usaha penagihan. Jika penagihan dilakukan terlalu agresif dengan menekan customer terlalu keras untuk membayar hutangnya, kemungkinan perusahaan akan ditinggalkan customernya.