Panduan ini mengatur akses layanan perawatan di RSU Bunda Jakarta. Terdapat tiga sumber akses yaitu ruang emergensi, poliklinik, dan penerimaan langsung ke ruang rawat inap. Semua pasien yang datang harus diregistrasi dan mendapat nomor rekam medis. Pasien dapat dirawat di rumah sakit ini jika tersedia layanan yang dibutuhkan, jika tidak akan dirujuk. Panduan ini mengatur proses registrasi, penerimaan rawat
Komite Keperawatan berperan penting dalam menjamin mutu pelayanan keperawatan dengan menetapkan standar, melakukan audit, dan menyelesaikan masalah etika. Komite ini membantu manajemen rumah sakit dalam mengawasi kualitas layanan dan meningkatkan kompetensi perawat.
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptxtaufikrohman33
1. Visi Komite Keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.
2. Misi meliputi peningkatan profesionalisme, mutu pelayanan, SDM, dan citra keperawatan.
3. Kegiatan rutin komite meliputi supervisi, rapat, diklat sesuai jadwal.
Prosedur penggunaan partograf untuk memantau persalinan meliputi persiapan alat, pencatatan informasi ibu dan janin, kemajuan persalinan, kontraksi rahim, kondisi ibu, serta tindakan yang diberikan. Partograf digunakan untuk mendeteksi kelambatan persalinan agar dapat segera ditangani.
Pedoman ini memberikan panduan pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Pelaporan insiden bertujuan menurunkan angka insiden keselamatan pasien, meningkatkan mutu pelayanan, dan memperoleh pembelajaran untuk perbaikan. Pedoman ini menjelaskan alur pelaporan insiden secara internal ke tim keselamatan pasien rumah sakit dan secara eksternal ke komite keselamatan pasien rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan unsur penilaian pendidikan pasien dan keluarga di rumah sakit. Dokumen tersebut menjelaskan tujuh standar dan delapan belas unsur penilaian yang harus dipenuhi rumah sakit dalam memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga.
SOP rujukan pasien menjelaskan tentang prosedur rujukan pasien dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain untuk diagnostik lanjutan atau terapi. Prosedur tersebut meliputi persetujuan keluarga pasien, penyiapan surat rujukan dan ambulan, pembayaran biaya, pengantaran pasien ke rumah sakit tujuan beserta laporan hasil rujukan.
Panduan ini mengatur akses layanan perawatan di RSU Bunda Jakarta. Terdapat tiga sumber akses yaitu ruang emergensi, poliklinik, dan penerimaan langsung ke ruang rawat inap. Semua pasien yang datang harus diregistrasi dan mendapat nomor rekam medis. Pasien dapat dirawat di rumah sakit ini jika tersedia layanan yang dibutuhkan, jika tidak akan dirujuk. Panduan ini mengatur proses registrasi, penerimaan rawat
Komite Keperawatan berperan penting dalam menjamin mutu pelayanan keperawatan dengan menetapkan standar, melakukan audit, dan menyelesaikan masalah etika. Komite ini membantu manajemen rumah sakit dalam mengawasi kualitas layanan dan meningkatkan kompetensi perawat.
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptxtaufikrohman33
1. Visi Komite Keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.
2. Misi meliputi peningkatan profesionalisme, mutu pelayanan, SDM, dan citra keperawatan.
3. Kegiatan rutin komite meliputi supervisi, rapat, diklat sesuai jadwal.
Prosedur penggunaan partograf untuk memantau persalinan meliputi persiapan alat, pencatatan informasi ibu dan janin, kemajuan persalinan, kontraksi rahim, kondisi ibu, serta tindakan yang diberikan. Partograf digunakan untuk mendeteksi kelambatan persalinan agar dapat segera ditangani.
Pedoman ini memberikan panduan pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Pelaporan insiden bertujuan menurunkan angka insiden keselamatan pasien, meningkatkan mutu pelayanan, dan memperoleh pembelajaran untuk perbaikan. Pedoman ini menjelaskan alur pelaporan insiden secara internal ke tim keselamatan pasien rumah sakit dan secara eksternal ke komite keselamatan pasien rumah sakit.
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan unsur penilaian pendidikan pasien dan keluarga di rumah sakit. Dokumen tersebut menjelaskan tujuh standar dan delapan belas unsur penilaian yang harus dipenuhi rumah sakit dalam memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga.
SOP rujukan pasien menjelaskan tentang prosedur rujukan pasien dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain untuk diagnostik lanjutan atau terapi. Prosedur tersebut meliputi persetujuan keluarga pasien, penyiapan surat rujukan dan ambulan, pembayaran biaya, pengantaran pasien ke rumah sakit tujuan beserta laporan hasil rujukan.
Regulasi rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, melindungi pasien dan sumber daya, serta menetapkan standar operasi dan tata kelola klinis dan korporasi rumah sakit. Dokumen ini membahas definisi regulasi rumah sakit, tujuan pengaturannya, serta pedoman untuk peraturan internal, prosedur operasi standar, dan tata kelola klinis dan korporasi.
Rumah sakit memiliki proses kredensial tenaga keperawatan yang meliputi verifikasi pendidikan, registrasi, izin, pelatihan, dan pengalaman. Rumah sakit juga melakukan penilaian kinerja perawat secara berkala yang mencakup peran dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta manajemen risiko. Penilaian kinerja menggunakan target, indikator, dan instrumen yang telah ditetapkan.
Manager Pelayanan Pasien atau MPP adalah seseorang yang bertugas menjalankan peran tertentu di rumah sakit yang erat kaitannya dengan kesinambungan pelayanan.
Siapakah MPP itu ? dan apa perannya dalam pelayanan? ikuti di slide ini
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal rumah sakit dan indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit seperti input, proses, output, dan outcome.
2. Juga membahas tentang penghitungan efisiensi rumah sakit seperti bed occupancy rate, length of stay, dan bed turn over.
3. Selain itu juga membahas tentang peraturan internal rumah sakit atau hospital by laws.
Dokumen tersebut membahas standar-standar untuk Akses dan Kesinambungan Pelayanan (AKP) di rumah sakit. Standar-standar tersebut mencakup skrining pasien, registrasi dan admisi, kesinambungan pelayanan, transfer pasien internal, pemulangan pasien, rujukan, dan transportasi pasien. Tujuan dari standar-standar ini adalah untuk memastikan kebutuhan pasien terpenuhi sesuai dengan visi, misi, dan sumber daya rumah sak
Dokumen tersebut membahas standar-standar pelayanan kesehatan rumah sakit yang meliputi standar pelayanan berfokus pada pasien, standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien rumah sakit, dan sasaran Millenium Development Goals. Standar-standar tersebut mencakup aspek akses pelayanan, hak pasien, asesmen pasien, pelayanan pasien, pelayanan anestesi dan bedah, manajemen obat, serta manajemen rumah sakit secar
Dokumen tersebut membahas tentang Program Nasional (Prognas) yang dijalankan oleh rumah sakit untuk mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan nasional. Lima fokus Prognas yang dijelaskan meliputi peningkatan kesehatan ibu dan bayi, penurunan angka kesakitan TB dan HIV/AIDS, penurunan stunting dan wasting, serta pelayanan KB di rumah sakit."
Standar PPK 3 membahas bahwa tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit harus disesuaikan dengan jumlah staf pendidik klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit guna menjamin mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Sistem akreditasi rumah sakit yang baru menyisakan kegelisahan mengenai bagaimana panitia akreditasi harus dibentuk. Walaupun struktur belum tentu menunjukkan kinerja, struktur yang baik membantu panitia mencapai tujuan dengan lebih terarah.
Standar praktik keperawatan berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan fokus pada proses pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan perawatan secara sistematis dan berkelanjutan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Standar ini melibatkan pasien dan tim kesehatan dalam seluruh proses perawatan.
Regulasi rumah sakit bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, melindungi pasien dan sumber daya, serta menetapkan standar operasi dan tata kelola klinis dan korporasi rumah sakit. Dokumen ini membahas definisi regulasi rumah sakit, tujuan pengaturannya, serta pedoman untuk peraturan internal, prosedur operasi standar, dan tata kelola klinis dan korporasi.
Rumah sakit memiliki proses kredensial tenaga keperawatan yang meliputi verifikasi pendidikan, registrasi, izin, pelatihan, dan pengalaman. Rumah sakit juga melakukan penilaian kinerja perawat secara berkala yang mencakup peran dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta manajemen risiko. Penilaian kinerja menggunakan target, indikator, dan instrumen yang telah ditetapkan.
Manager Pelayanan Pasien atau MPP adalah seseorang yang bertugas menjalankan peran tertentu di rumah sakit yang erat kaitannya dengan kesinambungan pelayanan.
Siapakah MPP itu ? dan apa perannya dalam pelayanan? ikuti di slide ini
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan minimal rumah sakit dan indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit seperti input, proses, output, dan outcome.
2. Juga membahas tentang penghitungan efisiensi rumah sakit seperti bed occupancy rate, length of stay, dan bed turn over.
3. Selain itu juga membahas tentang peraturan internal rumah sakit atau hospital by laws.
Dokumen tersebut membahas standar-standar untuk Akses dan Kesinambungan Pelayanan (AKP) di rumah sakit. Standar-standar tersebut mencakup skrining pasien, registrasi dan admisi, kesinambungan pelayanan, transfer pasien internal, pemulangan pasien, rujukan, dan transportasi pasien. Tujuan dari standar-standar ini adalah untuk memastikan kebutuhan pasien terpenuhi sesuai dengan visi, misi, dan sumber daya rumah sak
Dokumen tersebut membahas standar-standar pelayanan kesehatan rumah sakit yang meliputi standar pelayanan berfokus pada pasien, standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien rumah sakit, dan sasaran Millenium Development Goals. Standar-standar tersebut mencakup aspek akses pelayanan, hak pasien, asesmen pasien, pelayanan pasien, pelayanan anestesi dan bedah, manajemen obat, serta manajemen rumah sakit secar
Dokumen tersebut membahas tentang Program Nasional (Prognas) yang dijalankan oleh rumah sakit untuk mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan nasional. Lima fokus Prognas yang dijelaskan meliputi peningkatan kesehatan ibu dan bayi, penurunan angka kesakitan TB dan HIV/AIDS, penurunan stunting dan wasting, serta pelayanan KB di rumah sakit."
Standar PPK 3 membahas bahwa tujuan dan sasaran program pendidikan klinis di rumah sakit harus disesuaikan dengan jumlah staf pendidik klinis, variasi dan jumlah pasien, teknologi, serta fasilitas rumah sakit guna menjamin mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
Sistem akreditasi rumah sakit yang baru menyisakan kegelisahan mengenai bagaimana panitia akreditasi harus dibentuk. Walaupun struktur belum tentu menunjukkan kinerja, struktur yang baik membantu panitia mencapai tujuan dengan lebih terarah.
Standar praktik keperawatan berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan fokus pada proses pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan perawatan secara sistematis dan berkelanjutan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Standar ini melibatkan pasien dan tim kesehatan dalam seluruh proses perawatan.
Formulir ini menetapkan sasaran kinerja dan indikator kinerja RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo untuk tahun 2012. Terdapat beberapa sasaran strategis seperti terwujudnya staf dengan kompetensi tinggi, budaya pelayanan yang baik, sarana prasarana sesuai standar, manajemen rumah sakit terintegrasi, dan peningkatan kepuasan pasien dan stakeholder. Realisasi indikator kinerja pada tahun 2012 menunjukkan capaian di atas target untuk
Dokumen tersebut membahas standar praktik keperawatan Indonesia yang mencakup standar praktik profesional dan standar kinerja profesional perawat. Standar praktik profesional meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi sedangkan standar kinerja profesional meliputi jaminan mutu, pendidikan, penilaian kerja, kesejawatan, etik, kolaborasi, riset, dan pemanfaatan sumber daya.
Mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Makmurjaya belum optimal karena indikator program kesehatan utama seperti K1, K4, PN, KN1, KN3, KF1, KF3, HB0, BBLR, ASI Eks, KB Post Partum, dan temuan komplikasi maternal dan neonatal belum mencapai target. Perlu perbaikan dan peningkatan mutu secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep audit internal yang meliputi tujuan, manfaat, dan dasar penetapan tujuan audit internal untuk memastikan pelayanan kesehatan bermutu di fasilitas kesehatan."
Dokumen tersebut membahas tentang ISO 9001:2000 yang merupakan sistem manajemen mutu yang lebih umum. ISO 9001:2000 bertujuan untuk memproduksi produk berkualitas, pengiriman tepat waktu, dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Organisasi perlu mendokumentasikan, melaksanakan, dan mengembangkan sistem manajemen mutu secara terus-menerus untuk memenuhi syarat ISO 9001:2000.
Dokumen tersebut membahas standar praktik keperawatan di Indonesia yang mencakup tujuan, lingkup praktik, dan proses asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk memastikan mutu pelayanan."
Dokumen tersebut membahas tentang instrumen penilaian sistem kinerja di rumah sakit yang meliputi aspek maternal, neonatal, tata kelola klinik, dan pencegahan infeksi untuk mengukur kinerja rumah sakit berdasarkan standar dan mengidentifikasi kesenjangan untuk perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan yang meliputi pendekatan, langkah, dan aspek penilaian mutu pelayanan kesehatan.
2) Terdapat tiga pendekatan utama penilaian mutu yaitu struktur, proses, dan hasil (outcome).
3) Siklus penjaminan mutu meliputi perencanaan, pengukuran, identifikasi masalah, dan peningkatan mutu secara ber
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
3. Siklus Penguatan Kualitas
• Mengidentifikasi kesenjangan antara
kondisi yang ada dengan
kondisi/standar yang diinginkan dalam
pelayanan maternal dan neonatal
• Participatory assessment dilakukan
bersama – sama tim dan aktor di
Fasyankes
DATA :
• Data rutin pelayanan
• Alat Pantau Kinerja Klinis dan
Rujukan
• eKohort, MPDN, PWS KIA
4. Kunci Keberhasilan
• Keterlibatan dan rasa memiliki dari petugas/staf: staf dari semua level
harus terlibat dalam proses ini.
• Berorientasi pada pasien: kebutuhan dan harapan pasien harus dapat
dipenuhi.
• Berfokus pada sistem dan proses: harus selalu diingat bahwa kualitas
pelayanan yang buruk seringkali merupakan hasil dari sistem dan
proses yang lemah, atau kesulitan dalam mengimplementasikan suatu
standar daripada kesalahan atau kekurangan individu.
• Sadar biaya dan efisien.
• Pembelajaran yang terus menerus, pembangunan dan pengembangan
kapasitas.
• Peningkatan kualitas yang terus menerus.
5. PEMANFAATAN DATA
Fasilitas yang Memiliki Komite Mutu
untuk Meningkatkan Kualitas Layanan
KIA
Fasilitas yang secara Rutin Melakukan
Analisis Statistik Pelayanan
RSUD
100
%
RS Swasta
100%
Klinik
67%
PMB
17%
RSUD
0%
RS Swasta
33%
Klinik
0%
PMB
0%
6. Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik Maternal Neonatal
FKTP
Merupakan daftar standar kinerja yang diatur berdasarkan
diagnosis utama yang menjadi fokus penyelamatan ibu hamil
dan neonatus serta beberapa “cross‐cutting themes”. Manfaat
alat pantau ini antara lain:
Memuat kriteria verifikasi yang mudah diamati dengan
opsi‐opsi jawaban “ya”, “tidak” dan “tidak diaplikasikan.”
Mengukur tingkat kinerja yang diterapkan pada fasilitas
atau institusi.
Membantu mengidentifikasi kesenjangan kinerja.
Membangun secara objektif tingkat kinerja yang
diinginkan.
7.
8.
9. Metode penilaian
• Kajian mandiri
• Observasi
• Dokumentasi/rekam medis
• Simulasi klinik/demonstrasi
ketrampilan klinik
• Review kasus
Siapa melakukan penilaian
kinerja?
• Kepala unit
• Dokter
• Manajemen