Prosedur penentuan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) di Rumah Sakit Umum Darmayu berdasarkan bidang kompetensi, hasil pemeriksaan, dan surat rujukan. DPJP ditentukan sejak pasien masuk dan dapat berupa dokter jaga, spesialis rujukan, atau yang dipilih pasien sesuai izin dokter. Kasus kompleks ditentukan melalui rapat komite medis.
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)BPJS Kesehatan RI
Program Rujuk Balik adalah program BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan jangka panjang bagi peserta dengan penyakit kronis tertentu seperti diabetes dan hipertensi. Program ini memberikan akses mudah bagi peserta untuk mendapatkan obat kronis di fasilitas kesehatan primer atas rujukan dokter spesialis. Panduan ini menjelaskan prosedur pendaftaran dan pelayanan obat bagi peserta program ini.
Rapat bulanan komite mutu dan manajemen risiko RSPAD Gatot Soebroto membahas temuan hasil telusur di beberapa instalasi, meliputi IGD, ICU, hemodialisa, radiologi dan laboratorium. Rapat menetapkan tindak lanjut dan waktu penyelesaian masing-masing temuan.
Panduan ini mengatur akses layanan perawatan di RSU Bunda Jakarta. Terdapat tiga sumber akses yaitu ruang emergensi, poliklinik, dan penerimaan langsung ke ruang rawat inap. Semua pasien yang datang harus diregistrasi dan mendapat nomor rekam medis. Pasien dapat dirawat di rumah sakit ini jika tersedia layanan yang dibutuhkan, jika tidak akan dirujuk. Panduan ini mengatur proses registrasi, penerimaan rawat
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
Prosedur penentuan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) di Rumah Sakit Umum Darmayu berdasarkan bidang kompetensi, hasil pemeriksaan, dan surat rujukan. DPJP ditentukan sejak pasien masuk dan dapat berupa dokter jaga, spesialis rujukan, atau yang dipilih pasien sesuai izin dokter. Kasus kompleks ditentukan melalui rapat komite medis.
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)BPJS Kesehatan RI
Program Rujuk Balik adalah program BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan jangka panjang bagi peserta dengan penyakit kronis tertentu seperti diabetes dan hipertensi. Program ini memberikan akses mudah bagi peserta untuk mendapatkan obat kronis di fasilitas kesehatan primer atas rujukan dokter spesialis. Panduan ini menjelaskan prosedur pendaftaran dan pelayanan obat bagi peserta program ini.
Rapat bulanan komite mutu dan manajemen risiko RSPAD Gatot Soebroto membahas temuan hasil telusur di beberapa instalasi, meliputi IGD, ICU, hemodialisa, radiologi dan laboratorium. Rapat menetapkan tindak lanjut dan waktu penyelesaian masing-masing temuan.
Panduan ini mengatur akses layanan perawatan di RSU Bunda Jakarta. Terdapat tiga sumber akses yaitu ruang emergensi, poliklinik, dan penerimaan langsung ke ruang rawat inap. Semua pasien yang datang harus diregistrasi dan mendapat nomor rekam medis. Pasien dapat dirawat di rumah sakit ini jika tersedia layanan yang dibutuhkan, jika tidak akan dirujuk. Panduan ini mengatur proses registrasi, penerimaan rawat
Dokumen tersebut membahas tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM RS) yang mencakup dasar hukum, latar belakang, pengertian, manfaat, jenis pelayanan, indikator, dan peranan Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan pencapaian SPM RS.
PENDAMPINGAN KRITERIA 3.6. PEMULANGAN PASIEN DAN TINDAK LANJUT.pptxAnonymousmBfwCA9
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pelayanan rawat inap pasien mulai dari pendaftaran, perawatan, sampai pemulangan pasien. Terdapat berbagai format dan pedoman yang harus diikuti dalam memberikan pelayanan rawat inap mulai dari surat persetujuan rawat inap, pengkajian medis pasien, pencatatan data pasien, dan resume pasien pulang.
Komunikasi efektif SBAR digunakan untuk melaporkan kondisi pasien secara akurat dan lengkap antara perawat, bidan, dan dokter. Format SBAR terdiri dari Situation, Background, Assessment, dan Recommendation yang digunakan untuk melaporkan identitas pasien, diagnosa, masalah kesehatan, dan rekomendasi tindakan. Prosedur komunikasi SBAR mencakup pencatatan dan verifikasi laporan serta instruksi dokter untuk meningkatkan keselamatan
Petugas PIPP bertugas memberikan informasi kepada pengunjung, mencarikan informasi tempat kamar dan jadwal dokter, serta menangani pengaduan di rumah sakit. Tugas lainnya meliputi menyiapkan konter, menyapa pengunjung, dan membantu proses pendaftaran serta pelayanan di bagian administrasi. Petugas PIPP juga bertanggung jawab meningkatkan layanan dan citra positif rumah sakit.
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan rumah sakit khususnya terkait akses pelayanan dan kontinuitas pelayanan (APK), asesmen pasien (AP), serta pelayanan laboratorium dan radiologi untuk memenuhi kebutuhan diagnosis dan perawatan pasien.
Serah terima pasien baru dilakukan untuk menerima pasien dari ruangan lain dengan mencatat nama pasien, diagnosis medis, asal ruangan, daftar obat dan alat yang diterima, data pemeriksaan penunjang, serta catatan khusus.
Pedoman ini membahas standar pelayanan gawat darurat di puskesmas yang mencakup kualifikasi sumber daya manusia, distribusi ketenagaan, standar fasilitas, dan peralatan yang harus tersedia untuk menangani pasien gawat darurat. Dokumen ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat di puskesmas.
SOP ini menjelaskan alur pelayanan di UGD puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada pasien. Langkah-langkahnya meliputi pendaftaran pasien di loket, pemeriksaan awal di UGD, penanganan kasus di UGD atau rujukan ke rumah sakit, serta pemberian resep obat dan instruksi tindak lanjut.
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
PENDAMPINGAN KRITERIA 3.6. PEMULANGAN PASIEN DAN TINDAK LANJUT.pptxAnonymousmBfwCA9
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pelayanan rawat inap pasien mulai dari pendaftaran, perawatan, sampai pemulangan pasien. Terdapat berbagai format dan pedoman yang harus diikuti dalam memberikan pelayanan rawat inap mulai dari surat persetujuan rawat inap, pengkajian medis pasien, pencatatan data pasien, dan resume pasien pulang.
Komunikasi efektif SBAR digunakan untuk melaporkan kondisi pasien secara akurat dan lengkap antara perawat, bidan, dan dokter. Format SBAR terdiri dari Situation, Background, Assessment, dan Recommendation yang digunakan untuk melaporkan identitas pasien, diagnosa, masalah kesehatan, dan rekomendasi tindakan. Prosedur komunikasi SBAR mencakup pencatatan dan verifikasi laporan serta instruksi dokter untuk meningkatkan keselamatan
Petugas PIPP bertugas memberikan informasi kepada pengunjung, mencarikan informasi tempat kamar dan jadwal dokter, serta menangani pengaduan di rumah sakit. Tugas lainnya meliputi menyiapkan konter, menyapa pengunjung, dan membantu proses pendaftaran serta pelayanan di bagian administrasi. Petugas PIPP juga bertanggung jawab meningkatkan layanan dan citra positif rumah sakit.
1. Dokumen tersebut membahas tentang standar pelayanan rumah sakit khususnya terkait akses pelayanan dan kontinuitas pelayanan (APK), asesmen pasien (AP), serta pelayanan laboratorium dan radiologi untuk memenuhi kebutuhan diagnosis dan perawatan pasien.
Serah terima pasien baru dilakukan untuk menerima pasien dari ruangan lain dengan mencatat nama pasien, diagnosis medis, asal ruangan, daftar obat dan alat yang diterima, data pemeriksaan penunjang, serta catatan khusus.
Pedoman ini membahas standar pelayanan gawat darurat di puskesmas yang mencakup kualifikasi sumber daya manusia, distribusi ketenagaan, standar fasilitas, dan peralatan yang harus tersedia untuk menangani pasien gawat darurat. Dokumen ini bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat di puskesmas.
SOP ini menjelaskan alur pelayanan di UGD puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada pasien. Langkah-langkahnya meliputi pendaftaran pasien di loket, pemeriksaan awal di UGD, penanganan kasus di UGD atau rujukan ke rumah sakit, serta pemberian resep obat dan instruksi tindak lanjut.
1. Rekam medis berisi catatan mengenai kondisi pasien, hasil pemeriksaan, dan pengobatan yang diberikan untuk memudahkan pelayanan kesehatan berikutnya.
2. Rekam medis berguna untuk kontinuitas pelayanan kesehatan, evaluasi mutu, dan pertanggungjawaban medis.
3. Isi rekam medis meliputi identitas pasien, keluhan, diagnosis, pengobatan, dan tindak lanjut untuk memastikan pelayanan terpadu.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 menetapkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang meliputi jenis dan mutu pelayanan minimal yang harus disediakan rumah sakit untuk masyarakat. Standar ini ditetapkan untuk memastikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai standar diseluruh rumah sakit di Indonesia.
Pedoman ini memberikan panduan pelaporan insiden keselamatan pasien di rumah sakit. Pelaporan insiden bertujuan menurunkan angka insiden keselamatan pasien, meningkatkan mutu pelayanan, dan memperoleh pembelajaran untuk perbaikan. Pedoman ini menjelaskan alur pelaporan insiden secara internal ke tim keselamatan pasien rumah sakit dan secara eksternal ke komite keselamatan pasien rumah sakit.
Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) 2008Tyo SBS
Buku panduan ini memberikan panduan nasional tentang keselamatan pasien rumah sakit di Indonesia. Buku ini berisi standar keselamatan pasien, tujuh langkah penerapan keselamatan pasien, dan formulir pelaporan insiden untuk memudahkan rumah sakit dalam melaksanakan program keselamatan pasien.
107 2014 sk kebijakan pelaporan nilai kritisYain Panggalo
Surat keputusan ini menetapkan kebijakan laboratorium tentang pelaporan nilai kritis di Rumah Sakit Umum Elim Rantepao dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kebijakan baru ini mewajibkan laboratorium untuk segera melaporkan hasil uji yang menunjukkan nilai kritis kepada dokter penanggung jawab, serta mengatur penetapan dan monitoring pelaksanaan pelaporan nilai kritis.
Dokumen tersebut membahas tentang alur pasien di instalasi gawat darurat rumah sakit, mulai dari pendaftaran, triase, pemeriksaan oleh dokter, rujukan, dan pengisian rekam medis. Tujuannya adalah agar pasien dapat ditangani secara cepat dan optimal sesuai kondisinya.
Dokumen tersebut membahas tentang panduan manajemen nyeri di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Panduan ini disusun untuk menstandarisasi asesmen dan penanganan nyeri guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya penanganan nyeri. Dokumen ini juga membahas tentang definisi nyeri, ruang lingkup pelayanan, tatalaksana yang meliputi asesmen nyeri, dan pemeriksaan fisik pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang standar, tujuan, dan unsur penilaian kepemimpinan dan perencanaan dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab untuk memimpin perencanaan program tersebut, menetapkan prioritas, memberikan dukungan sumber daya, dan menginformasikan perkembangannya kepada seluruh staf.
Menyusun indikator mutu rumah sakit adalah tugas yang gampang-gampang susah. Gampang karena bentuknya pecahan sederhana. Susah karena konsekuensinya besar. Berikut saya menyumbangkan pemikiran untuk menyusun indikator mutu dengan bekal latihan selama kuliah dan pengamatan selama proses akreditasi. Tulisan ini pernah dimuat di Web Mutu Pelayanan Kesehatan dengan tautan: http://www.mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/1986
Semoga bermanfaat, salam!
Dokumen tersebut membahas tentang indikator mutu layanan kesehatan khususnya layanan kebidanan. Indikator tersebut meliputi penampilan aspek medis dan non medis, standar pelayanan kebidanan, manfaat standar pelayanan, dasar hukum penerapan standar pelayanan kebidanan, disiplin, supervisi, outcome pelayanan seperti kepuasan pelanggan, ketepatan, efisiensi, dan efektifitas pelayanan.
Contoh program peningkatan_mutu_dan_keselamatan_pasienSri Yusanti
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Puskesmas X dengan melakukan penilaian kinerja pelayanan klinis, memantau pencapaian sasaran keselamatan pasien, serta menerapkan manajemen risiko pada pelayanan laboratorium dan obat. Prioritas program ini adalah pelayanan darurat, ANC dan persalinan, serta pelayanan obat. Program ini akan dievaluasi setiap bulan untuk menilai capaian targetnya.
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)Tyo SBS
Buku panduan ini membahas keselamatan pasien di rumah sakit dengan merangkum latar belakang, definisi, tujuan, standar, tujuh langkah penerapan, pelaksanaan secara nasional, pencatatan, monitoring dan evaluasi. Buku ini bertujuan membantu rumah sakit dalam menerapkan program keselamatan pasien.
Evaluasi pencatatan & pelaporan dalam menunjangDikiana Pranata
Rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta penelitian, serta mengelola sistem informasi untuk mendukung pelaporan dan manajemen rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit meliputi pengumpulan dan pelaporan data kegiatan, pasien, sumber daya manusia, dan peralatan untuk keperluan manajemen internal dan pelaporan ke otoritas kesehatan.
Teks tersebut membahas tentang pengertian arsip dan kearsipan serta sistem pengelolaan arsip. Secara ringkas, arsip adalah dokumen penting baik pemerintah maupun swasta, sedangkan kearsipan adalah proses pengelolaan arsip dengan sistem tertentu agar mudah ditemukan. Ada beberapa sistem pengelolaan arsip seperti klasifikasi numerik, alfabetis, subjek, geografis, dan kronologis.
Standar pelayanan anestesi mewajibkan petugas kompeten melakukan asesmen pra-anestesi dan asesmen pra-induksi untuk setiap pasien sebelum operasi, didokumentasikan dalam rekam medis, dan dilakukan sesuai pedoman untuk memastikan keamanan pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang standar pelaksanaan upaya kesehatan perseorangan dan penunjang (UKPP) di puskesmas yang mencakup: (1) pelayanan klinis mulai dari penerimaan sampai pemulangan pasien, (2) pengkajian, rencana asuhan, dan pemberian asuhan, (3) pelayanan gawat darurat, (4) pelayanan anestesi lokal, (5) terapi gizi, dan (6) beberapa aspek penunjang lain
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan dan penunjang (UKPP) di fasilitas kesehatan. Terdapat standar-standar pelayanan klinis mulai dari penerimaan pasien, pengkajian medis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, hingga pemulangan pasien. Juga dibahas tentang pelimpahan wewenang dari dokter kepada perawat dan bidan dalam melakukan beberapa tindakan me
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan atau berpindah dari orang yang sakit ke orang yang sehat atau belum terkena penyakit menular tersebut. Penularan penyakit tersebut dapat terjadi baik melalui perantara maupun secara langsung.
Berikut ini beberapa daftar penyakit menular yang dapat kami rangkum untuk anda :
1. Influenza
Influenza atau yang lebih umum dikenal dengan flu adalah penyakit menular yang paling umum diderita oleh orang-orang. Influenza ini disebabkan oleh virus. Virus influenza adalah virus yang setiap waktunya bermutasi, sehingga sistem imunitas tubuh sulit mendeteksi virus yang satu ini. Karena sulitnya sistem imun tubuh mendeteksi virus influenza ini, maka tubuh cenderung lebih mudah terkena flu. Bahkan tubuh dapat beberapa kali terkena flu dalam waktu yang berdekatan.
Media Penularan
Flu dapat ditularkan melalui sistem pernapasan juga melalui air ludah. Maka jika kita berdekatan dengan orang yang sedang flu, kemungkinan kita tertular flu sangatlah besar. Perantara udara adalah media penularan flu yang paling cepat.
Cara Pencegahan
Menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang virus. Misalnya dengan makan teratur, istirahat yang cukup, minum air putih sesuai kebutuhan, berolah raga, dan memiliki gaya hidup yang sehat.Selain itu, menjaga daya tahan tubuh juga dapat juga didukung dengan asupan vitamin terutama Vitamin C yang bisa didapatkan di buah-buahan maupun vitamin yang dijual di toko-toko.
Pencegahan lainnya adalah dengan menggunakan masker ditempat umum, terutama bagi yang menderita influenza.
2. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri basil. Bakteri basil yang menginfeksi adalah bakteri basil yang sangat kuat. Akibtanya, akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengobati penyakit ini. Bakteri ini 90% cenderung menginfeksi paru-paru jika dibandingkan dengan organ-organ lainnya pada tubuh manusia. Penyakit in
Dokumen tersebut membahas standar pelaksanaan upaya kesehatan perseorangan dan penunjang (UKPP) di puskesmas. Beberapa poin penting yang diatur meliputi pelayanan klinis yang dilakukan dengan memperhatikan mutu, pengkajian dan perencanaan asuhan yang dilakukan secara paripurna, serta pelayanan darurat yang diprioritaskan.
Dokumen tersebut merupakan ceklis akreditasi standar pelayanan di Puskesmas Praya. Ceklis tersebut meliputi berbagai standar pelayanan seperti pendaftaran pasien, pengkajian dan perencanaan asuhan, pelayanan gawat darurat, anestesi lokal, terapi gizi, serta pemulangan dan tindak lanjut pasien. Ceklis tersebut digunakan untuk mengevaluasi pemenuhan berbagai kriteria yang terkait dengan standar-standar
Dokumen tersebut membahas tentang standar dan unsur penilaian pendidikan pasien dan keluarga di rumah sakit. Dokumen tersebut menjelaskan tujuh standar dan delapan belas unsur penilaian yang harus dipenuhi rumah sakit dalam memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga.
Dokumen ini membahas rencana layanan terpadu antar profesi kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo. Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian medis pasien dan kebutuhannya, sesuai standar pelayanan yang ditetapkan. Jika diperlukan, pasien akan dirujuk ke poliklinik lain untuk kolaborasi tim kesehatan antar disiplin seperti penanganan pasien hipertensi, diabetes, tuberkulosis, dan ibu hamil s
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Kalikajar menetapkan kebijakan pelayanan klinis Puskesmas yang meliputi pendaftaran pasien, pengkajian dan perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, rujukan dan pemulangan pasien. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan pelayanan klinis berjalan sesuai prosedur dan standar serta memperhatikan hak dan keselamatan pasien.
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Sistem Rujukan BerjenjangBPJS Kesehatan RI
Buku panduan ini membahas sistem rujukan berjenjang dalam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Sistem rujukan berjenjang merupakan pengaturan pelayanan kesehatan secara bertingkat dari fasilitas kesehatan primer hingga lanjutan sesuai kebutuhan medis pasien. Panduan ini menjelaskan definisi, ketentuan umum, tata cara pelaksanaan, forum komunikasi antar fasilitas kesehatan, pem
Buku panduan ini membahas sistem rujukan berjenjang dalam pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Sistem rujukan berjenjang merupakan pengaturan pelayanan kesehatan secara bertingkat dari fasilitas kesehatan primer hingga lanjutan sesuai kebutuhan medis pasien. Panduan ini menjelaskan definisi, ketentuan umum, tata cara pelaksanaan, forum komunikasi antar fasilitas kesehatan, pem
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. PANDUAN
PENJELASAN DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP)
BAB I DEFINISI
DPJP adalah seorang dokter yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis
seorang pasien.
BAB II RUANG LINGKUP PETUGAS DPJP
a. DPJP bertugas mengelola rangkaian asuhan medis seorang pasien sesuai standar
pelayanan medis/ profesi antara lain anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang medis/ pemeriksaan lain, untuk penegakan diagnosis, selanjutnya
perencanaan dan pemberian terapi serta tindakan medis, pelaksanaan tindak lanjut/
follow-up /evaluasi asuhan medis, sampai dengan rehabilitasi. Selain itu melakukan
konsultasi sesuai kebutuhan / indikasi, baik untuk pendapat atau rawat bersama.
b. DPJP harus membuat rencana pelayanan, dimuat dalam berkas rekam medis. Rencana
pelayanan lengkap adalah memuat segala aspek asuhan medis yang akan diberikan,
termasuk pemeriksaan, konsultasi, rehabilitasi pasien, dsb.
c. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarga
tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
terjadinya kejadian yang diharapkan dan tidak diharapakan.
d. DPJP wajib memberi pendidikan/ edukasi kepada pasien tentang kewajibannya,
terhadap rumah sakit dan bila diperlukan dibantu oleh staff dokter/ perawat/ staf
administrasi. Perihal bantuan ini harus diatur dalam pola operasional DPJP oleh
Komite Medis (lihat butir 3.2). Hal – hal yang menjadi kewajiban pasien adalah :
2.4.1 memberi informasi yang benar, jelas dan jujur
2.4.2 mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
2.4.3 mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
2.4.4 memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
2.4.5 mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
2.4.6 memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
2. 2.4.7 memenuhi kewajiban financial yang disepakati
Pendidikan kepada pasien/keluarganya diberikan dalam bentuk penjelasan secara lisan
dan kemudian DPJP mencatat dalam berkas rekam medis bahwa DPJP sudah memberi
penjelasan.
BAB III TATA LAKSANA
3.1 Kewajiban DPJP ditetapkan dengan SK Direktur : tentang DPJP, tentang wewenang
Komite Medis dalam pengaturan DPJP , dsb
3.2 Pola operasional DPJP ditetapkan oleh Komite Medis tentang pengaturan DPJP
internal dalam K.SMF, pengaturan DPJP Utama, tentang ruang lingkup DPJP, tentang
kepada siapa DPJP bertanggung jawab, dan pengaturan lain yang diperlukan.
BAB IV DOKUMENTASI
4.1 Dalam hal rawat bersama cakupan pelayanan seorang DPJP adalah sesuai dengan
bidang /keahlian/ kompetensinya, misalnya seorang DPJP mengelola seorang pasien
penyakit dalam, bila pasien tersebut dikonsulkan untuk masalah penyakit di bidang
bedah maka seorang DPJP lain yang akan mengelola asuhan bedah bagi pasien
tersebut.
4.2 Bila pasien dikelola lebih dari satu DPJP, maka ditentukan DPJP utama sebagai
koordinator