Dokumen tersebut merupakan proposal judul skripsi mengenai strategi seleksi dan penempatan sumber daya aparatur dalam permasalahan otonomi daerah di Kabupaten Lampung Tengah. Dokumen menjelaskan latar belakang masalah seperti keterpencilan masyarakat akibat kurangnya sarana prasarana transportasi, rumusan masalah yang terkait dengan kebijakan pemerintah kabupaten dalam mengatasi keterpencilan, serta tuju
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaDadang Solihin
Kegagalan Perencanaan karena mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang.
Formulasi kebijakan sebagai bagian dalam proses kebijakan publik merupakan tahap yang paling krusial karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai, disamping itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam mencapai tujuan-tujuannya sebagian besar bersumber pada ketidaksempurnaan pengolaan tahap formulasi
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaDadang Solihin
Kegagalan Perencanaan karena mengikuti paradigma yang ternyata tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan serta tidak dapat mengatasi masalah mendasar negara berkembang.
Formulasi kebijakan sebagai bagian dalam proses kebijakan publik merupakan tahap yang paling krusial karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai, disamping itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam mencapai tujuan-tujuannya sebagian besar bersumber pada ketidaksempurnaan pengolaan tahap formulasi
Indikator Kinerja adalah uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan
Teknik Perencanaan Pembangunan membahas tatacara perencanaan pembangunan berbasis kinerja, penyusunan program dan kegiatan, dan penyusunan indikator outcome dan output.
Disampaikan pada Webinar “Find the Best Analysis for Strategic Policy”
Diselenggarakan oleh Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan
Jakarta, 30 September 2021
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Indikator Kinerja adalah uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan
Teknik Perencanaan Pembangunan membahas tatacara perencanaan pembangunan berbasis kinerja, penyusunan program dan kegiatan, dan penyusunan indikator outcome dan output.
Disampaikan pada Webinar “Find the Best Analysis for Strategic Policy”
Diselenggarakan oleh Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan
Jakarta, 30 September 2021
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Sistem Informasi Pengajuan Proposal Skripsi Mahasiswa Program Studi Sistem In...Fendi Hidayat
Fendi Hidayat (Hal. 22-25)
Jurnal Teknik Edisi 13, Volume 10, No.1 Juli 2016
Thesis proposal submission process in Information Systems Studies Program University of Batam still use the conventional system so that the process takes a long time to complete the process. So we need a computerized system that is capable of resolving the various problems that arise from using the manual system. Thesis Proposal Submission Information System Study Program Student Information System Web-Based Using CodeIgniter Framework is a system created to assist in the implementation of the proposals so that the thesis student thesis proposal submission process.
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorArdi Susanto
Berdasarkan analisis masalah dalam organisasi saat ini, dan mengingat pentingnya saluran komunikasi yang sesuai dengan perkembangan jaman. Dengan mempertimbangkan banyaknya produk kehumasan maka melalui pemanfaatan teknologi informasi kami mengajukan terobosan inovatif dengan membangun aplikasi yang bertujuan sebagai media informasi dan komunikasi publik dan berbasis pada aplikasi android yang dapat di download pada play store.
Terobosan inovatif dimaksud adalah membangun sebuah aplikasi android dengan nama Aplikasi #BarruBaik sebagai upaya untuk membangun saluran informasi secara mudah dan massif.
Dalam aplikasi ini nantinya, diharapkan semua stakeholder pemerintahan dan masyarakat dapat berkolaborasi menyampaikan informasi public termasuk sebagai sumber untuk mengetahui informasi terbaru secara up to date serta dapat mendownload ragam informasi yang tersimpan di dalamnya termasuk menyimpan beberapa produk komunikasi publik. Produk komunikasi publik dimaksud dapat berupa foto, video, konten grafis, rilis berita serta lainnya.
Selain itu, Aplikasi ini akan me-link-kan publik dengan beberapa Web milik Pemerintah Daerah semisal Barrukab.go.id maupun aplikasi yang bisa diakses publik lainnya. Kemudian, didalamnya diharapkan ada ruang diskusi publik terhadap issue terkini yang dapat terdokumentasi untuk di print out dan dilaporkan ke Pimpinan sebagai bahan pengambilan kebijakan selanjutnya.
Perlunya ruang komunikasi publik melakukan diskusi dengan memberi masukan berupa diskusi ide, saran dan ruang bersama antara pemerintah daerah dan publik yang nantinya dapat dihimpun kemudian dikelola untuk di jadikan sebagai bahan pertimbangan selanjutnya. Kemudian, saat ini diperlukan pertukaran informasi antara masayarakat khususnya bagi yang memiliki kompetensi maupun keahlian yang dapat ditawarkan ke public melalui aplikasi #BarruBaik pada fitur yang didesain untuk di isi dan dimanfaatkan sendiri dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Memberikan ruang bagi warga Barru untuk menawarkan diri kepada Publik untuk layanan jasa dan kompetensi yang ia miliki untuk dapat diketahui dan dimanfaatkan bagi pihak lainnya yang membutuhkan.
With the existence of the E-Musrenbang program, it is able to become one of the modern E-Government programs that can accommodate the needs of the community in the development planning process in Lhokseumawe. and problems in the implementation of the E-Musrenbang Program in Lhokseumawe based on the Communication and Disposition factors. This research uses descriptive qualitative research. A modern E-Government based program that can accommodate community needs in the development planning process in Lhokseumawe. However, in its implementation, this program is only a formality program. This is evidenced by the findings in the field and the lack of utilization, so that the E-Musrenbang program which should be one of the leading programs to convey the voice of the community's needs has become a sidelined program. This happened because of the lack of socialization between the organizers and the community.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
1. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS LAMPUNG
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145
Telp. (0721) 704626 Fax. (0721) 704626
Form A2
RENCANA JUDUL SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini mengajukan rencana judul skripsi
sebagai berikut :
Judul : Strategi Seleksi dan Penempatan Sumber Daya Aparatur
dalam Permasalahan Otonomi Daerah (Studi Tentang
Strategi di bidang Sumber Daya Aparatur pada
Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah)
Latar Belakang Masalah : Secara hukum Kabupaten Lampung Tengah terbentuk
berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 04 Tahun
1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten
dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Selatan.
Perkembangan sistem politik diiringi dengan adanya
Undang Undang No. 12 Tahun 1999, Lampung Tengah
mengalami sedikit demi sedikit perubahan terhadap
wilayahnya. Awalnya Lampung Tengah yang beribukota
kabupaten di Metro yang kemudian dipindah ke Gunung
Sugih. Pada tahun 2001 Lampung Tengah memekarkan
daerahnya menjadi wilayah kabupaten dengan 27
kecamatan dan 276 kampung dan 10 kelurahan.
Dalam proses perkembangan Kabupaten Lampung
Tengah yang merupakan salah satu Kabupaten dari
provinsi Lampung ini, memiliki permasalahan di
berbagai sektor baik dari infrastruktur, sumber daya,
keuangan sarana prasaran dan utilitas dalam
pembangunannya. Banyak ditemukan ketidak
seimbangan dan ketimpangan dalam implementasi dari
perencanaan pembangunan. Hingga pada akhirnya
perencanaan pengurangan ketimpangan pembangunan
dalam hal ini ketimpangan antara wilayah yang ada di
wilayah Provinsi Lampung, dalam dokumen Rencana
Stratejik (Renstra) Provinsi Lampung 2004-2009, dalam
misi ke 5 dan 8 “peningkatan kesinergian dan
keterpaduan serta keharmonisan pembangunan,
2. pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan
pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota” adalah
dengan melakukan upaya, diantaranya: (1)
memantapkan kinerja dan koordinasi dan fasilitasi
kepada Kabupaten/Kota, (2) kerjasama pembangunan
antar Kabupaten/Kota dalam rangka keterpaduan
program pember-dayaan, (3) kerjasama pembangunan
antar kabupaten/Kota dalam membuat networking dan
menghindari persaingan yang tidak sehat, dan (4)
wilayah Provinsi Lampung merupakan satu kesatuan
yang harus dibangun secara bersama.
Pembangunan di segala bidang adalah penunjang dari
terimplementasinya desentralisasi yang baik. Walaupun
pada kenyataannya banyak ditemui desentralisasi
mempersulit keadaan daerah. Meski pemerintah lokal
diberikan kewenangan penuh terhadap prasarana lokal,
mereka tidak memiliki dana cukup. Pemerintah pusat
pun terkesan lambat untuk menggunakan sumber-
sumber keuangan lain seperti Dana Alokasi Khusus
(DAK) dan pinjaman daerah untuk membantu keuangan
lokal. Perencanaan jaringan prasarana, bagaimanapun,
memerlukan koordinasi di antara berbagai tingkat
pemerintahan. Akibat desentralisasi pun, kewenangan
pemerintah propinsi menjadi semakin kecil. Padahal,
perencanaan penyediaan prasarana kerap menuntut
koordinasi lintas batas administratif.
Salah satu permasalahan yang kerap muncul menjadi
penghambat mengenai desentralisasi dan pencapaian
dari pembangunan daerah adalah mengenai
keterpencilan masyarakat.
Keterpencilan maasyarakat yang diawali dengan
masyarakat yang terisolasi disebabkan dengan beberapa
faktor, diantaranya: (1) terbatasnya akses transportasi
yang menghubungkan wilayah tertinggal dengan
wilayah yang relative lebih maju dan rendahnya
ketersediaan infrastruktur, terutama akses transportasi
(keperintisan dan PSO) dan komunikasi (USO) serta
listrik perdesaan, (2) kepadatan penduduk yang relative
rendah dan tersebar, (3) kebanyak wilayah-wilayah ini
miskin sumberdaya, khususnya sumberdaya alam dan
manusia namun dalam kondisi wilayah kaya akan
sumberdaya alam seringkali pengelolaanya kurang
optimal karena keterbatasan sarana dan prasarana, (4)
belum diprioritaskannya pembangunan di wilyah
tertinggal oleh pemerintah daerah karena dianggap tidak
3. menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) secara
langsung, (5) belum optimalnya dukungan sektor terkait
untuk pengembangan wilyah-wilayah ini, (6) lemahnya
kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dalam
mengelola potensi sumber daya lokal; dan rendahnya
tingkat kesejahteraan masyarakat setempat.
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung
Nomor 10 Tahun 1993 Tentang Rencana Tata Wilayah
Propinsi Daerah Tingkat I Lampung pada Bab VI
Bagian Pertama mengenai Sistem Prasarana
Transportasi Pasal 31 diartiakan bahwa Sistem
prasarana transportasi diarahkan untuk menunjang
perkembangan daerah di bidang sosial ekonomi,
perdagangan, pariwisata serta pertahanan keamanan
nasional. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi
keterpencilan adalah dengan adanya pembangunan di
sector perhubungan.
Sarana Prasarana adalah hasil budi daya manusia yang
dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk
kepentingan pertahanan negara dalam rangka
mendukung kepentingan nasional.
Berdasarkan pengertian yang dianut baik secara
internasional maupun nasional, sarana dan prasarana
memiliki arti dan mencakup berbagai aspek kehidupan
masyarakat yang sangat luas dan salah satunya adalah
sarana, system dan manajemen transportasi baik jarak
pendek (di dalam kota) jarak menengah (antar kota)
maupun jarak jauh (antar propinsi, pulau bahkan Negara
lain). Transportasi meliputi transportasi darat, air dan
udara yaitu jalan raya, rel kereta api, feri/perahu/kapal
laut termasuk fasilitas terminal, bandar udara serta
dermaga.
Pembangunan jalan terutama di perkotaan tidak mampu
lagi mengimbangi laju pertumbuhan jumlah kendaraan
bermotor baik beroda dua maupun beroda empat.
Berbeda halnya dengan pembangunan jalan di daerah.
Banyak daerah atau wilayah seperti kabupaten, desa,
kampung memiliki akses jalan kurang memadai.
Kemampuan daerah dalam mengelola daerahnya untuk
menjadikan daerah yang mandiri menjadikan Kabupaten
Lampung tengah harus mampu mengimbangi dan
mengatasi permasalahan yang ada. Keterpencilan
masyarakat yang menjadi permasalahan dan karena
muncul dari kurangnya perhatian pemerintah kabupaten
4. dalam mengambil strategi kebijakan menjadikan
peneliti tertarik untuk memilih judul penelitian ini.
Rumusan Masalah : Berdasarkan pemaparan di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah senagai berikut:
1. kebijakan apakah yang diberlakukan Pemerintah
Kabupaten Lampung Tengah dalam mengatasi
permasalahan keterpencilan masyarakat dalam
pelaksanaan otonomi daerah tentang kebijakan
sarana prasarana dan utilitas (PSU) di sektor
perhubungan?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat
pelaksanaan kebijakan Pemerintah Kabupaten
Lampung Tengah di sektor perhubungan tersebut?
Tujuan Penelitian : Dari beberapa permasalahan yang diajukan oleh peneliti
maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan dan menganalisis kebijakan
Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dalam
mengatasi keterpencilan masyarakat dalam
pelaksanaan otonomi daerah, terutama dari bidang
sarana prasarana dan utilitas di sektor perhubungan.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor
yang mendukung dan penghambat pelaksanaan
kebijakan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah
dalam mengatasi keterpencilan masyarakat dalam
pelaksanaan otonomi daerah di bidang sarana dan
prasarana.