3. Jenis-jenis Tulang
• Berdasarkan bahan penyusunnya
1. Tulang rawan
2. Tulang keras
• Berdasarkan bentuknya
1. Tulang pipa
2. Tulang pipih
3. Tulang pendek
4. Tulang tak berbentuk
5. Tulang sesamoid
4. Tulang Rawan
• Penyusun tulang rawan adalah sel-sel tulang rawan (kondrosit). Setiap
kondrosit terletak di dalam rongga kecil (lakuna). Lakuna dikelilingi oleh
matriks tulang rawan berupa serabut elastin, serabut fibrosa, dan serabut
kolagen.
• Berdasarkan kandungan matriksnya, tulang rawan dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastin, dan tulang rawan fibrosa.
5. Tulang Keras
• Penyusun tulang keras adalah sel-sel tulang keras (osteosit). Osteosit terletak di
dalam lakuna. Di antara osteosit-osteosit terdapat kanalikuli, yaitu saluran untuk
menyuplai makanan. Osteosit dibentuk oleh sel-sel osteoklas.
• Permukaan luar tulang keras dibungkus oleh membran (periosteum). Periosteum
berfungsi untuk melindungi tulang keras dan menyediakan tempat pelekatan bagi
tendon dan ligamen.
• Tulang keras berfungsi sebagai penyusun rangka tubuh.
• Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi tulang padat / tulang
kompak dan tulang spons.
6. Tulang Pipa
• Berbentuk seperti pipa, yaitu bulat, panjang, dan berongga. Rongga berisi
sumsum kuning dan sumsum merah.
• Fungsi utama sebagai pengungkit dan penyokong, serta untuk gerak.
7. Tulang Pipih
• Berbentuk pipih dan tersusun atas dua lapis tulang padat yang dipisahkan
oleh tulang spons. Rongga berisi sumsum merah.
• Fungsi utama ssebagai pelindung organ-organ penting, seperti otak, jantung,
paru-paru, dan kantong kemih. Beberapa jenis tulang pipih, seperti tulang
belikat dan tulang panggul untuk pelekatan otot.
8. Tulang Pendek
• Berbentuk pendek, bulat, dan menyerupai kubus. Bagian luar dibentuk oleh
lapisan tipis tulang padat dan bagian dalam dibentuk oleh tulang spons.
Rongga berisi sumsum merah.
• Fungsinya untuk menyerap goncangan yang keras dan terdapat pada
persendian yang kompleks, seperti pada persendian lutut dan mata kaki. Serta
berfungsi sebagai penyerap jika terjadi suatu tekanan.
9. Tulang Tak Berbentuk
• Bentuk sulit dideskripsikan.
• Fungsinya sebagai pelindung, penyokong, dan tempat pelekatan otot.
11. Pembentukan dan Pertumbuhan Tulang
• Sebagian besar tulang terbentuk melalui osifikasi, yaitu proses perubahan
kartilago menjadi tulang keras melalui sel-sel pembentuk tulang yang disebut
osteoblas. Osteoblas adalah sel-sel yang aktif membelah, sedangkan osteosit
adalah sel-sel tulang yang sudah berhenti membelah.
• Tulang tengkorak dam klavikula tidak terbentuk dari osifikasi kartilago.
• Tulang mulai tumbuh pada janin yang berada dalam kandungan dan terus
tumbuh hingga seseorang mencapai umur 25 tahun.
12. Susunan Rangka
Tubuh orang dewasa terdiri atas 206 tulang dan dapat dibagi menjadi 2
kelompok utama:
1. Rangka aksial (tulang-tulang yang membentuk sumbu tubuh)
2. Rangka apendikuler (tulang-tulang anggota tubuh yang berfungsi untuk
menggerakkan tubuh)
13. Rangka Aksial
• Tersusun membujur sepanjang tulang belakang
• Tersusun atas sekitar 80 buah tulang
• Tulang tengkorak:
• Tersusun atas 28 tulang yang berfungsi untuk melindungi otak dan orgab-organ indra, serta
memberi bentuk pada wajah.
• Tulang wajah:
• Tersusun atas 14 tulang. Membentuk bagian rongga mata dan rongga hidung, serta memberi
tempat perlekatan yang kuat bagi gigi dan otot.
14. • Ruas-ruas tulang belakang:
• Terdiri atas 33 tulang tak beraturan yang terpisah-pisah. Ke-33 tulang tersebut
adalah 7 tulang leher (serviks), 12 tulang punggung (toraks), 5 tulang pinggang
(lumbar), 5 tulang kelangkang (sakrum), dan 4 tulang ekor (toksi). Berfungsi untuk
melindungi sumsum tulang belakang dan penegak kepala.
• Tulang rusuk:
• Tersusun atas 12 pasang tulang (7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu, dan 2
pasang rusuk melayang) yang menempel pada tulang dada (sternum) dan ruas-ruas
tulang belakang, membentuk semacam kurungan untuk melindungi jantung dan
paru-paru. Tulang dada tersusun atas hulu tulang, badan tulanng, dan taju pedang.
15. Rangka Apendikuler
• Tersusun atas 126 buah tulang
• Tulang lengan:
• Dibagi mendaji tulang lengan atas (humerus) yang berhubungan dengan dua tulang lengan bawah, yaitu
pengumpil (radius) dan hasta (ulna). Radius dan ulna berhubungan dengan 8 ruas tulang pergelangan
tangan (karpus), 5 ruas tulang telapak tangan (metakarpus), dan 14 ruas tulang jari (falang).
• Tulang kaki:
• Bagian utama kaki terbagi atas 3 bagian, yaitu tulang paha (femur), tulang kering (tibia), dan tulang betis
(fibula). Femur berhubungan dengan tibia dan fibula melalui tempurung lutut (patela). Tibia dan fibula
berhubungan dengan 7 ruas tulang pergelangan kaki (tarus), 5 ruas tulang telapak kaki (metatarsus),
dan 14 ruas tulang jari (falang). Tulang pergelangan kaki yang terbesar adalah tulang tumit (kalkaneus).
16. • Tulang bahu (pektoral):
• Terletak di pangkal humerus terdiri atas dua tulang selangka (klavikula) dan dia
tulang belikat (skapula). Di klavikula, tulang apendikuler berhubungan dengan
tulang aksial, yaitu sternum.
• Tulang panggul (pelvis):
• Tersusun atas 5 tulang, yaitu ilium, pubis, iskium, sakrum, dan koksi yang menyatu.
Berfungsi untuk melindungi organ-organ dalam yang lunak seperti usus atau uterus
pada perempuan. Rongga pelvis perempuan lebih dangkal dan beruang
dibandingkan rongga pelvis laki-laki.
18. Sinartrosis
• Persendian ini merupaka hubungan antartulang yang direkatkan oleh jaringan
ikat(fibrosa : sinartrosis sinfibrosis) atau kartilago hialin(sinartrosis
sinkondrosis)
• Persendian ini juga dapat disebut sebagai sendi mati karena tidak dapat terjadi
pergerakan antartulang
19. Amfiartrosis
• Persendian yang merupakan hubungan antartulang yang dihubungkan
dengan kartilago hialin
• Hubungan antartulang ini masih memungkinkan adanya gerakan walaupun
terbatas contohnya hubungan antar tulang rusuk
20. Diartrosis
• Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan yang
dikarenakan adanya sistem tertentu pada hubungan antartulang ini
• Macam-macam sendi diartrosis beserta gerakannya :
• Sendi Luncur Gerakan rotasi pada bidang datar
• Sendi Putar Gerakan rotasi memutar
• Sendi Pelana Gerakan rotasi tapi terbatas hanya maju mundur atau kanan kiri
• Sendi Engsel Gerakan satu arah seperti siku-siku tangan
• Sendi Kondiloid Gerakan menggeser atau meluncur terbatas
• Sendi Peluru Gerakan ke segala arah
22. Gerak Sinergis
Terjadi apabila otot-otot pendukungnya berkontraksi secara bersamaan dan
berelaksasi pun secara bersamaan.
• Gerak yang dihasilkan oleh otot-otot punggung
• Gerak otot antartulang rusuk ketika menarik napas
• Gerak otot pronator yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup
23. Gerak Antagonis
Terjadi apabila otot-otot pendukungnya bekerja saling berlawanan (satu otot
berkontraksi dan otot pasangannya berelaksasi). Otot-otot antagonis itu
melekat pada tulang yang sama.
• Gerak lurus dan menekuknya siku atau lutut
• Gerak abduksi-adduksi (menjauhi-mendekati)
• Ferak depresi-elevasi (menurunkan-mengangkat)
25. Struktur otot
• Tersusun atas berkas- berkas otot. Berkas otot tersusun atas banyak sekali serabut otot.
Setiap serabut otot memiliki protein yang disebut miofibril. Tiap miofibril memiliki unit
kecil yang di sebut sarkomer. Sarkomer terdiri atas filamen aktin yang tipis dan filamen
miosin yang tebal. Tiap filamen ini berfungsi dalam kontraksi otot.
• Filamen miosin hanya terdapat pada pita A ynag gelap. Pita I yang terang terdapat pada
filamen aktin yang terbentang hingga pita A. Pada pita A terdapat garis terang yang disebut
zona H dan garis gelap yang disebut zona Z.
• Otot ada yang berwarna dan ada yang berwarna relatif putih.perbedaan warna ini disebabkan
karena adanya pigmen mioglobin. Yang berwarna merah mengandung mioglobin lebih
banyak. Fungsi mioglobin untuk mengikat oksigen yang diperlukan dalam respirasi sel otot.
26. Mekanisme kerja otot
• Otot berkontraksi dengan cara filamen miosin bergeser diantara filamen
aktin sehingga filamen aktin saling tumpang tindih dengan filamen miosin.
Hal ini dikarenakan semua sarkomer di dalam miofibril memendek sehingga
miofibril ikut memendek.
• Otot rangka akan berkontraksi jika mendapat rangsangan dari jaringan saraf.
Bagian otot bersambungan langsung dengan sel-sel saraf disebut sambungan
neuromuskuler.d
• Untuk berkontraksi otot memerlukan senyawa ATP. ATP menempel pada
filamen miosin untuk menyediakan energi yang dilakukan untuk menarik
filamen aktin.
27. Macam - macam otot
• Berdasarkan sel penyusunnya
• Berdasarkan macam gerak yang ditimbulkan
28. Berdasarkan Sel Penyusunnya
• Otot polos: tidak memiliki garis – garis melintang. Tidak menempel pada
tulang dan dijumpai pada organ dalam kecuali jantung.
• Otot jantung: hanya terdapat pada jantung. Mirip dengan oto lurik tapi
memiliki banyak cabang dan saling berhubungan satu dan yang lainnya.
Berinti sel satu atau dua yang terdapat di bagian tengah sarkoplasmanya.
• Otot lurik: letaknya melekat pada rangka. Perlekatan otot pada tulang disebut
origo dan insero. Origo merupakan ujung oto yang melekat pada tulang yang
tidak bergerak pada saat berkontraksi. Insero merupakan ujung otot yang
bergerak ketika otot berkontraksi.
29. Berdasarkan Macam Gerak yang Ditimbulkan
• Otot fleksor: otot yang menyebabkan menekuknya bagian tubuh.
• Otot ekstensor: otot yang menyebabkan melurusnya bagian tubuh.
• Otot adduktor: otot yang menyebabkan gerak mendekati sumbu tubuh.
• Otot abduktor: otot yang menyebabkan gerak menjahui sumbu tubuh.
• Otot Rotator: otot yang menyebabkan gerak memutar.
• Otot supinator: otot yang menyebabkan gerak telapak tangan membuka.
• Otot pronator: otot yang menyebabkan gerak talapak tangan melungkup.
• Otot depresor: otot yang menyebabkan depresi. Contoh gerakan menurun pada rahang bawah.
• Otot elevator: otot yang menyebabkan gerak elevasi. Contoh gerakan naik pada rahang bawah
32. Faktor Nutrisi
a.Rakitis : kelainan yang berhubungan dengan pertumbuhan tulag yang tidak
wajar pada anak – anak karena kekurangan vitamin D dan kalsium, atau
kekurangan sinar ultraviolet sewaktu proses pembetukan tulang.
b.Osteoporosis : keadaan tulang menjadi rapuh atau keropos akibat kekurangan
kalsium, umumnya terjadi pada perempuan tua atau perempuan hamil.
33. Gangguan Fisik
a. Fraktur : keadaan patah pada tulang.
b. Fisura : kerekatan pada tulang akibat benturan yang keras.
c. Dislokasi : peregangan atau pergesaran persendian pada patah tulang.
34. Penyakit
a. Polio : radang pada substansi kelabu sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus polio
b. Ankilosis : bergabungnya tulang – tulang atau bagian lain yang keras dan membentuk satu tulang atau
bagian yang keras sehingga persendian sulit digerakkan
c. Osteoartritis / pengapuran sendi : gangguan persedian yang ditandai dengan adanya nyeri dan kekakuan
sendi yang biasanya banyak terjadi pada usia lanjut. Osteoartritis disebabkan beberapa faktor. Selain faktor
usia, osteoartritis juga disebabkan karena kondisi lain seperti kegemukan, cedera, abnormalitas pada saat
dilahirkan, penyakit diabetes dan gout, serta penyakit hormon lainnya.
d. Artitris rheumatoid : jenis peradangan sendi kronis yang biasanya terjadi pada sendi di kedua sisi tubuh,
seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut. Kesimetrian ini membantu membedakan rheumatoid arthritis
dari jenis arthritis yang lain. Selain mempengaruhi sendi, rheumatoid arthritis sesekali dapat mempengaruhi
kulit, mata, paru-paru, jantung, darah, atau saraf.
35. Kebiasaan
a.Kifosis : kelainan karena ruas – ruas tulang belakang tertarik atau
melengkung ke belakang.
b.Skoliosis : kelainan karena ruas – ruas tulang belakang tertarik atau
melengkung ke depan.
c.Lordosis : kelainan karena ruas - ruas tulang belakang tertarik atau
melengkung ke kanan atau kiri.
37. Penyakit
a.Tetanus : otot yang berkontraksi terus – menerus yang disebabkan oelh
b.Atrofi otot : penyusutan atau pengecilan otot yang disebabkan oleh serangan
virus polio
38. Kebiasaan
a.Supertrofi : membesarnya otot karena terlalu sering dilatih
b.Atrofi : mengecilnya atau menyusutnya otot karena tidak pernah dipakai
untuk beraktivitas
c.Kram : mengejangnya otot karena digunakan pada saat yang kurang tepat
d.Otot robek : robekanya serabut otot yang mengakibatkan rasa nyeri dan
pendarahan yang disebabkan oleh gerakan tiba – tiba ketika berolahraga