Huru hara hari kiamat senantiasa dihadirkan Allah sebagai bagian dari pilar keimanan dalam Islam. Sehingga surat al-Qori'ah termasuk surat yang menjelaskan gambaran umum peristiwa kimat tersebut secara ringkas namun tetap padat, sebagaimana daya tutur al-Qur'an, terutama ayat-ayat fase Makkiyah...
Huru hara hari kiamat senantiasa dihadirkan Allah sebagai bagian dari pilar keimanan dalam Islam. Sehingga surat al-Qori'ah termasuk surat yang menjelaskan gambaran umum peristiwa kimat tersebut secara ringkas namun tetap padat, sebagaimana daya tutur al-Qur'an, terutama ayat-ayat fase Makkiyah...
Secara bahasa: ‘aqoda: membuat simpul, mengikat, transaksi, memperkuat, dan apa-apa yang diyakini danmenentramkan hati (Kamus al-Muhith, Fairus Abadi, akar kata ‘aqoda).
Secara istilah:
Pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia dan kehidupan; apa-apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia; serta tentang hubungan kehidupan dunia dengan kehidupan sebelum dan sesudahnya
Petunjuk Al-Qur`ân yang mengalahkan seluruh hasil cipta dan pemikiran manusia dan peraturan perundang-undangan lainnya. Juga ketetapan-ketetapan Al-Qur`ân yang diingkari oleh kaum Mulhidûn, terutama yang mengundang timbulnya “reaksi negatif”, baik dari kalangan kaum muslimin sendiri yang lemah imannya, dan terlebih lagi kaum kuffar. Dengan itu, kaum kuffâr berupaya mencoreng citra Islam, baik secara langsung maupun menggunakan tangan-tangan kaum muslimin yang lemah iman. Pencitraan buruk tentang Islam ini, tidak lain karena kedangkalan pandangan mereka terhadap syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sarat dengan hikmah.
pengertian dari nuzulul qur’an,Sejarah nuzulul qur’an, Tahap-tahap turunnya al-qur’an, Hikmah dibalik turunnya al-quran secara berangsur-angsur. Kunjungi juga file dalam bentuk power point http://sri-wiji-lestari.blogspot.com/2013/09/ppt-nuzulul-quran.html
1. TAFAKKUR
__________
MU`JIZAT
Istilah mu'jizat dapat diartikan dengan keistimewaan keluar-
biasaan, dan menurut pengertian umum mu'jizat itu hanyalah
keistimewaan yang ada pada Nabi-Nabi, tetapi istilah itu tidak
pernah disebut dalam Alquran. Sebaliknya untuk pengganti
mu`jizat itu Alquran memakai istilah "AAYAH" yang berarti
pertanda, dimaksudkan selaku pertanda atas kenabian
Muhammad.
Dalam bahasa asing mu'jizat itu disebut miracle seperti yang
berlaku pada Musa dengan tongkatnya yang menjadi ular atau
telapak tangannya menjadi putih bersinar terang; seperti Daud
sewaktu kecil dapat mengalahkan serta membunuh Jalut yang
gagah perkasa atau di waktu masih anak-anak diberi
pengetahuan hukum oleh Allah atau juga kemudiannya
sanggup melunakkan besi untuk diJadikan pakaian perang;
seperti Sulaiman dengan kekuasaannya atas jin dan angin serta
memahami bahasa yang dipakai burung dan semut, seperti Isa
Almasih memberi makan pengikutnya dengan makanan yang
datang dari angkasa atau perbuatannya menyembuhkan orang
sakit malah dikatakan juga menghidupkan orang mati.
Semua miracle itu berlaku atas ketentuan Allah kepada
masing-masing Nabi untuk menjelaskan kepada manusia ramai
waktu itu bahwa dia diutus Allah untuk menyampaikan ajaran
hidup yang dikehendakiNYA. Waktu itu manusia hidup dalam
zaman jahiliyah dan mereka belum sanggup memikirkan
sesuatu tentang ajaran hidup sebagai keadaan manusia kini.
Malah sebahagian besar dari manusia ketika itu adalah buta
2. huruf yang tak memungkinkan penulism atau pencetakan Kitab
untuk penyiaran ajaran yang disampaikan para Nabi. Mereka
hanya mengenal kejadian nyata saja yang dapat mereka capai
dengan pancaindra.
Ditambah lagi ketika itu alat penghubung sangat kurang maka
Allah sengaja menetapkan adanya Nabi pada setiap golongan
ummat, dan Nabi itu hanya bertugas Rasul pada ummat itu
saja, malah sering didapati ada dua orang Nabi pada satu
ketika agar dengan itu berlangsung penyiaran yang lebih cepat.
Persamaan waktu kenabian dapat kita ketahui pada Ibrahim
dan Luth, Ishaq dan Ja'kub, Ja'kub dan Yusuf, Musa dan Harun,
Zakaria-Yahya dan Isa.
Karena itu pantaslah Nabi-nabi itu diberi miracle oleh Allah
untuk mencengangkan masyarakat agar lekas beriman.
Berbeda sekali keadaannya dengan Muhammad yang
hertindak selaku Nabi untuk seluruh manusia kemudiannya
serta untuk semua manusia dalam daerah tatasurya ini.
Beliau tidak diberi miracle yang konkrit mencengangkan tetapi
diberi miracle yang ilmiah yaitu Alquran yang mengandung
pokok berbagai pengetahuan, juga Mi'raj yang pasti nantinya
dijadikan bahan pemikiran oleh manusia ramai yang berilmu.
Orang yang berpikiran sehat tidak akan menghendaki adanya
miracle yang mencengangkan pada Muhammad malah
bersyukur dengan ajaran Alquran yang dipusakakan Nabi itu
serta membanggakan Mi'raj beliau berupa Uswah Hasanah
bagi manusia yang berperadaban tinggi. Tetapi lain halnya
dengan kaum kafir sewaktu Nabi masih hidup. Mereka
menghendaki agar Muhammad dapat memperlihatkan sesuatu
miracle yang mungkin dijadikan alasan atas kenabian beliau.
3. Miracle yang mencengangkan itu memang tidak ada pada
Muhammad tersimpul dalam ayat 10/20, 13/27 dan 20/133.
Ketiga ayat itu mengandung tuntutan kaum kafir tetapi dengan
spontan dijawab pada ayat yang maksudnya:
۬بلۡهو ءايـتۢبينـت
ٌ ََّٰ ُ َٰ َ َ ُ َ
َ ُ ِّٰ ّ ُ ُ ِ ّ ِ َ ُ ُ ْ ۡ ِ ۡ َ َ َ َ ۡ َ ِٓ ُ َ ٰ نا
فى صدور ٱلذين أوتوا ٱلعلمۚوما يجح بـايـ َِٔت َد إ ِل ٱلظـلمون
ِ
29/49. Malah dia (Alquran Itu) adalah pertanda-pertanda
yang menerangkan dalam dada orang-orang yang diberi
ilmu, dan tidaklah yang menantang pada Ayat-ayat Kami
itu kecuali orang-orang yang zalim.
ِ ۡ َ َ َ ِ ُ َ َ ُ َٓ ل
وقالو ْ لوۡا أنزل عليه
َ
ءايـت۬ من ربهۦ قلۡإ ِنما ٱلۡـت عند ٱلل ِ وإ ِنما أ َنا۟نذير۬ مبين
ٌ ِ ّ ٌ ِ َ َ ّ َ ي َ ٰ ُ ِ َ ّ َٓ ّ ه
َ َ ُ ۖ ِ ّ ّ ّ ٌ ٰ َ َ
29/5O. Dan mereka berkata : kenapa tidak diturunkan
atasnya (Nabi Muhammad itu) pertanda-pertanda
(miracle) dari Tuhannya ? Katakanlah, bahwa pertanda-
pertanda itu ada pada Allah dan bahwa aku adalah
pemberi ingat yang nyata.
َ ۡ َ َ ۡ َ َ ٓم
أ َولميۡكفه ۡ أ َنا أنزلنا عليك
َ ّ ِ ِۡ َ َ َ
َ ُ ِ ۡ ُ ٍ ۡ َ ِ ٰ َۡ ِ َ ً ۡ َ َ َ ِ َ
ٱلڪتـب يتۡى عليهمۡإِۚن فى ذٲلك لرحمَة۬ وذڪرى لقوم۬ يؤمنون
ِ ّ ِۡ َ َ ٰ ۡ ِ َ ٰ َ ُ ل
َ
29/51. Apakah tidak cukup pada mereka bahwa Kami
menurunkan atas engkau Kitab (Alquran itu selaku
miracle) yang dianalisakan atas mereka ? Bahwa pada
yang demikian adalah rahmat dan pemikiran bagi kaum
yang beriman.
Tegasnya Alquran dan Mi'raj Nabi yang terkandung dalam
Alquran itu cukuplah menjadi miracle yang ada pada
Muhammad atas kenabiannya untuk seluruh manusia.
4. Miracle Muhammad bersifat ilmiah tetapi jika dia telah
sempat difahami oleh para sarjana maka miracle ilmiah
itu akan berubah jadi miracle konkrit mencengangkan
dengan kesimpulan bahwa benarlah Muhammad itu Nabi
Terakhir untuk manusia dan benarlah Alquran itu
diturunkan oleh Allah yang menciptakan dan yang
mengatur segala sesuatu dalam semesta raya ini.