MPI1 - MP1 ABPK-Konseling Keluarga Berencana (1)-2.pptx
1. ‹#›
‹#›
Materi Pelatihan Inti 1
KONSELING KELUARGA BERENCANA
PELATIHAN PELAYANAN KONTRASEPSI
BAGI DOKTER DAN BIDAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
2. ‹#›
‹#›
HASIL BELAJAR DAN
INDIKATOR HASIL BELAJAR
A. Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan, peserta mampu melakukan konseling Keluarga
Berencana.
B. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan peserta mampu:
1. Melakukan konseling KB dengan Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB
(ABPK)
2. Melakukan penapisan kriteria kelayakan medis penggunaan kontrasepsi dengan
Roda KLOP.
3. ‹#›
‹#›
MATERI POKOK DAN SUB-MATERI POKOK
Materi Pokok 1. Konseling KB dengan ABPK Materi Pokok 2. Penapisan Kriteria Kelayakan
Medis Penggunaan Kontrasepsi dengan Roda
KLOP
Pengenalan ABPK
Pengertian Konseling KB
Tujuan dan Manfaat Konseling KB
Pelaksanaan Konseling KB dengan
ABPK
Manajemen Konseling KB dengan
ABPK
Persiapan
Pelaksanaan
Evaluasi
Pengertian
Tujuan
Fungsi
Pengenalan Bagian Roda
KLOP
Prosedur Penggunaan Roda
KLOP
5. ‹#›
‹#›
A. PENGENALAN ABPK
(ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BER-KB)
Adalah alat bantu kerja interaktif bagi penyedia layanan (dokter atau bidan) dalam
membantu klien (pasangan suami dan istri) memilih dan memakai metode KB yang paling
sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan klien, memberikan informasi yang diperlukan
dalam pelayanan KB yang berkualitas, serta menawarkan saran atau panduan cara
membangun komunikasi dan konseling efektif.
6. ‹#›
‹#›
5 PRINSIP PENGGUNAAN
ABPK
1. Klien bertanggung jawab dalam mengambil keputusan.
2. Penyedia layanan membantu klien dalam pengambilan keputusan memilih jenis
kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan fertilitas dan kondisi Kesehatan
mereka.
3. Penghargaan terhadap keinginan klien.
4. Penyedia layanan menanggapi pernyataan, pertanyaan, & kebutuhan klien.
5. Penyedia pelayanan harus dapat mendengarkan dengan baik apa yang
disampaikan klien, sehingga dapat melayani dengan baik dan membantu langkah
tindak lanjut yang sesuai.
7. ‹#›
‹#›
BAGIAN ABPK
Terdapat 5 tab dengan warna berbeda yang
memudahkan penyedia layanan dalam menggunakan
ABPK.
Di dalam tab-tab ini mencakup informasi kriteria
persyaratan medis, efek samping, cara pakai, waktu
kunjungan ulang, berbagai metode kontrasepsi
Berisi daftar tilik untuk memeriksa kemungkinan hamil
bagi klien KB yang tidak/belum mendapatkan haid,
perbandingan efektivitas metode KB, fakta tentang IMS
dan HIV/AIDS, sistem reproduksi wanita, siklus haid, dll
Bagian 2
Bagian 1
Bagian 3
8. ‹#›
‹#›
1. Selamat Datang
2. Memilih Metode
3. Perlindungan Ganda
4. Kebutuhan Khusus
5. Kunjungan Ulang
5. Vasektomi
6. Tubektomi
7. Kondom
8. MAL
BAGIAN PERTAMA BAGIAN KEDUA
1. AKDR
2. Pil
3. Suntik
4. Implan
BAGIAN KETIGA
9. ‹#›
‹#›
KRITERIA KLIEN YANG MEMPEROLEH
MANFAAT ABPK
1. Klien baru yang memerlukan bantuan memilih metode kontrasepsi yang
paling sesuai dengan kebutuhan fertilitas dan kondisi kesehatan
mereka.
2. Klien dengan kebutuhan khusus yang membutuhkan KB/nasehat khusus,
sehingga konseling berjalan dengan cara yang berbeda dengan
kelompok klien lain.
3. Klien kunjungan ulang yang memiliki masalah dengan metode kontrasepsi
yang digunakan atau hanya ingin mendapatkan alat kontrasepsi ulangan.
10. ‹#›
‹#›
B. KONSELING
Konseling adalah proses komunikasi yang
dibangun oleh penyedia layanan ditujukan
kepada klien atau pasangan suami dan istri
dengan kebutuhan ber-KB
Penyedia layanan perlu mempunyai
keterampilan membangun relasi, empati,
genuineness (kesesuaian tingkah laku
seseorang dengan perasaannya),
penerimaan, kemajemukan kognitif, mawas
diri, kompetensi, dan sensitivitas terhadap
keragaman budaya.
11. ‹#›
‹#›
C. TUJUAN KONSELING
1. Meningkatkan penerimaan: penerimaan klien terhadap konseling
KB lebih baik ketika informasi disampaikan dengan benar, terdapat
diskusi bebas, dan komunikasi non verbal
2. Menjamin pilihan yang sesuai: Konseling yang benar dapat
membantu petugas dan klien dalam menentukan pilihan terbaik
metode KB sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien
3. Menjamin efektivitas penggunaan kontrasepsi
4. Konseling yang efektif dapat membantu klien mengatasi isu-isu
yang keliru mengenai penggunaan kontrasepsi
5. Menjamin durasi pemakaian yang lebih lama: Durasi pemakaian
KB dapat ditingkatkan dengan melibatkan klien dalam memilih
metode KB, memberikan pengetahuan klien tentang cara kerja &
efek samping penggunaan KB, dan memberitahu klien kapan harus
melakukan kunjungan ulang
12. ‹#›
‹#›
D. PELAKSANAAN KONSELING KB DENGAN
ABPK
Dalam membantu klien mengambil keputusan ber-KB, penyedia layanan
perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Klien adalah pengambil keputusan
2. Penyedia layanan membantu klien dalam menimbang berbagai
informasi mengenai KB
3. Penyedia layanan menghargai keinginan klien
4. Penyedia layanan tahu langkah yang perlu diambil berikutnya untuk
dapat memberikan saran dan informasi yang tepat bagi klien
14. ‹#›
‹#›
SA: SAPA & SALAM
KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN ABPK MENGACU
PADA PRINSIP SATU TUJU
Dimulai dengan menyapa dan mengucapkan salam pada klien secara terbuka & sopan.
Jangan lupa untuk menyatakan secara eksplisit mengenai kerahasiaan data klien yang
terjamin dalam proses konseling KB.
Sapaan terhadap klien juga disertai dengan pertanyaan mengenai informasi keadaan klien
saat ini, seperti kondisi kesehatannya, keluhan yang dialami, pemikiran mengenai alat
kontrasepsi yang hendak digunakan, dan berbagai pertimbangan yang dimiliki klien saat ini.
15. ‹#›
‹#›
KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN ABPK MENGACU
PADA PRINSIP SATU TUJU
1) Perencanaa Keluarga pengalaman ber-KB, pengetahuan mengenai program KB, rencana memiliki
anak, kesehatan reproduksi, pemahaman mengenai HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
lainnya, sikap pasangan mengenai rencana ber-KB, dan ragam pertimbangan yang dimiliki oleh klien
2) Kondisi kesehatan klien saat ini.
Keterampilan-keterampilan yang perlu dimiliki oleh penyedia layanan:
Observasi
Memberikan pertanyaan terbuka dan tertutup
Memberikan dorongan
Melakukan parafrase
Merefleksikan perasaan
Merefleksikan arti
Membuat kesimpulan
T: TANYAKAN
16. ‹#›
‹#›
Setelah melakukan penapsan dalam tahap TANYA, uraikan metode KB yang hendak
ditawarkan dengan mengaitkannya pada berbagai pertimbangan klien yang dimilikinya saat
ini, termasuk mengenai kriteria kelayakan medis, efek samping, dll yang perlu diperhatikan
oleh klien. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) menjadi prioritas pilihan apabila
memungkinkan.
Penyedia layanan membantu klien untuk membuat keputusan dengan mempertimbangkan
kondisi medis, karakteristik klien, efektivitas, efek samping, dan durasi penggunaan metode
KB.
TU: BANTU
U: URAIKAN
KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN ABPK MENGACU
PADA PRINSIP SATU TUJU
17. ‹#›
‹#›
Penyedia layanan menjelaskan secara lengkap mengenai cara menggunakan alat
kontrasepsi tersebut. Dalam hal ini, informasi yang tercantum dalam ABPK dapat membantu
klien lebih memahami cara menggunakan alat kontrasepsi yang akan digunakan tersebut.
Penyedia layanan perlu mendorong klien untuk kembali jika ia memiliki pertanyaan,
pertimbangan, maupun permasalahan saat menjalankan program KB yang telah ia pilih.
U: KUNJUNGAN ULANG
J: JELASKAN
KONSELING DENGAN MENGGUNAKAN ABPK MENGACU
PADA PRINSIP SATU TUJU
18. ‹#›
‹#›
E. MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN ABPK
a. SDM
Penyedia layanan merupakan aspek SDM utama dalam pemberian konseling KB di fasilitas
kesehatan. Dokter/bidan memiliki kesiapan informasi tentang KB dan metode pelaksanaanya
serta kesiapan psikologis saat berhadapan dengan klien.
b. Sarana Penunjang
Konseling KB yang berkualitas perlu didukung dengan sarana penunjang. Sarana
penunjang meliputi 1) ruangan atau tempat konseling yang kondusif dan dapat dijangkau
klien; 2) alat bantu konseling KB berupa lembar balik ABPK.
c. Kriteria Klien Khusus
Pemberian konseling dengan prosedur ABPK dibedakan berdasarkan empat kriteria khusus,
yaitu laki-laki, perempuan yang mendekati masa menopause, klien dengan disabilitas mental
dan/atau intelektual, dan klien dari pernikahan usia dini.
1. Persiapan
19. ‹#›
‹#›
2. PELAKSANAAN
Kondisi Klien Gambaran Penyedia Layanan dalam Konseling
Klien yang kembali tanpa
masalah
• Melakukan pemeriksaan rutin sebagai bentuk follow-up kondisi klien.
• Memeriksa kondisi klien dengan pemakaian metode KB yang telah dipilih.
• Memeriksa dampak dari pemakaian metode yang dipilih terhadap diri klien
dan hubungannya dengan pasangan.
Klien yang kembali dengan
masalah
• Memeriksa kondisi klien dengan pemakaian metode KB yang telah dipilih.
• Pemeriksaan terhadap dampak dari pemakaian metode yang dipilih
terhadap diri klien dan hubungannya dengan pasangan.
• Identifikasi masalah yang dihadapi oleh klien dengan tujuan membantu
mengatasi masalah tersebut.
E. MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN
ABPK (lanjutan)
20. ‹#›
‹#›
Kondisi Klien Gambaran Penyedia Layanan dalam Konseling
Klien baru yang telah memiliki
pilihan metode
Pembahasan dalam sesi konseling dapat fokusk pada metode yang telah
menjadi pilihan dari klien.
• Diskusikan metode pilihan klien untuk memastikan pemahamannya
terhadap metode tersebut.
• Pastikan bahwa klien memahami dampak dari pilihannya.
• Periksa kembali keputusan klien, apakah keputusan ini telah didiskusikan
dengan pasangan
• Berikan dukungan kepada pilihan klien, sembari meluruskan beberapa
pemahaman informasi yang kurang tepat.
• Diskusikan tantangan yang mungkin muncul dalam penggunaan metode
tersebut.
• Bersama dengan klien, susunlah rencana yang matang agar pilihan klien
ini dapat berjalan dengan baik dan optimal.
2. PELAKSANAAN
E. MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN
ABPK (lanjutan)
21. ‹#›
‹#›
Kondisi Klien Gambaran Penyedia Layanan dalam Konseling
Klien baru yang belum
memiliki pilihan metode
• Menggali kondisi klien saat ini, rencananya, & hal-hal yang penting bagi
dirinya maupun pasangan.
• Mengenalkan berbagai metode KB yang dapat digunakan kepada klien.
• Diskusikan bersama dengan klien metode KB yang sesuai dengan kondisi,
situasi, dan hal-hal penting yang diutamakan baginya.
• Berikan dukungan dalam bentuk afirmasi mengenai pemahaman dan
pertimbangan klien dalam pengambilan keputusannya.
• Diskusikan dengan klien hal-hal yang menjadi kekhawatiran dan
hambatannya dalam memilih ataupun melaksanakan metode KB.
• Jika diperlukan, minta klien untuk membuat catatan mengenai hal-hal
penting yang didiskusikan dalam sesi konseling tersebut.
2. PELAKSANAAN
E. MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN
ABPK (lanjutan)
22. ‹#›
‹#›
Tingkat kenyamanan
klien untuk
membicarakan
masalahnya
Tingkat pemahaman
klien tentang program
KB berdasarkan
informasi yang diberikan
Tingkat pemahaman
penyedia layanan terhadap
kebutuhan klien
Tingkat efektivitas
konseling dalam
membantu klien
mengambil keputusan
Nilai Kesiapan Klien & Pasangan untuk Mengevaluasi Kepatuhan Klien dalam Menggunakan KB.
Dinilai dari klien yang mencari informasi mengenai kondisi dirinya; metode KB dan karakteristiknya; memulai proses pemilihan
metode KB dengan pendampingan profesional dari penyedia layanan; mengubah gaya hidup agar lebih sesuai dengan metode
KB yang dipilih.
Evaluasi Kegiatan Konseling KB
1 2 3 4
3. EVALUASI
E. MANAJEMEN KONSELING KB DENGAN
ABPK (lanjutan)
26. ‹#›
Internal
PANDUAN BERMAIN PERAN
1.Peserta dibagi ke dalam 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 peserta.
2.Setiap peserta membagi peran sesuai skenario. Setiap peserta harus mendapatkan giliran peran sebagai
konselor dan mendapatkan skenario bermain peran yang berbeda-beda (30 menit)
3.Setiap kelompok memainkan skenario bermain peran melakukan konseling KB kepada klien secara
bergantian selama 30 menit per peserta
4.Panitia akan menyiapkan 5 breakout room sebagai sarana kelompok untuk bermain peran
5.Fasilitator akan berkeliling breakout room untuk memantau dan melakukan penilaian terhadap peserta yang
sedang berperan sebagai konselor dengan menggunakan daftar tilik yang telah dibuat
6.Peserta yang berperan sebagai observer diminta untuk memberikan umpan balik terhadap peserta yang
berperan sebagai konselor (30 menit)
7.Fasilitator memberikan tanggapan kepada masing-masing peserta dan merangkum hasil seluruh proses
bermain peran yang dilakukan oleh peserta (60 menit)
Waktu: 6 JPL x 45 menit = 270 menit
28. ‹#›
Internal
Alur Cerita 1
Ny. I 32 tahun. Ia telah memiliki 2 orang anak. Anak pertamanya berusia 5 tahun, sementara
anak keduanya berusia 9 bulan. Ny. I dan suaminya ingin berhenti memiliki anak dengan
cara melakukan KB. Saat ini, Ny. I dan suami hadir di ruang konseling untuk berdiskusi
mengenai hal tersebut.
Klien:
• Menceritakan keluhan yang dirasakan yaitu pusing dan
ingin memakai metode KB yang tidak mengandung
hormon.
• Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil
tekanan darah (TD=160/120 mmHg), PP test negatif,
dan tidak ditemukan indikasi penyakit radang panggul.
Suami:
• Mendukung keinginan istri untuk menggunakan KB.
• Tidak tertarik dengan kondom sebagai metode KB
utama.
• Tidak ingin menggunakan metode sadar masa subur.
Konselor:
Memberikan konseling kepada klien dengan
menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP hingga
pasien dapat memutuskan metode KB yang paling
sesuai dengan kondisinya, terutama metode MKJP.
Observer:
Mengamati
Memberikan umpan balik positif
29. ‹#›
Internal
Alur Cerita 2
Klien:
•Anak terakhir berusia 1 tahun dan tidak minum ASI
•Tidak memiliki masalah kesehatan.
•Tidak tahu status HIV, tetapi merasa sehat.
•Sebelumnya menggunakan metode KB kalender untuk mencegah kehamilan, tetapi
menginginkan metode yang lebih dapat diandalkan.
•Tidak menginginkan anak lagi selama beberapa tahun karena ingin menyelesaikan
pelatihan sebagai asisten perawat dan mulai bekerja.
•Masih ingin memiliki satu atau dua anak lagi di masa depan.
Ny. B adalah seorang Ibu berusia 24 tahun. Ny. B telah memiliki 4 orang anak. Ny. B telah
mendengar tentang metode keluarga berencana di klinik dan membaca brosur.
30. ‹#›
Internal
Suami:
•Mendukung keinginan istri untuk menggunakan KB.
•Tidak tertarik dengan kondom sebagai metode KB
utama.
•Tidak ingin menggunakan metode sadar masa
subur.
Klien:
•Memilih suntik, karena sangat efektif dan mudah
dihentikan.
•Merasa untuk mendapatkan suntikan tepat waktu
tidak akan menjadi masalah.
•Memahami bahwa kemungkinan efek samping dari
suntikan termasuk perdarahan tidak teratur,
perdarahan berkepanjangan dan, kemudian, tidak
ada perdarahan bulanan.
• Akan kembali untuk berbicara dengan
konselor jika memiliki pertanyaan atau
kekhawatiran.
Konselor:
• Memberikan konseling kepada klien
dengan menggunakan lembar ABPK dan
Roda KLOP hingga pasien dapat
memutuskan metode KB yang paling
sesuai dengan kondisinya, terutama
metode MKJP.
Observer:
• Mengamati
• Memberikan umpan balik positif
Alur Cerita 2 (lanjutan)
31. ‹#›
Internal
Alur Cerita 3
Klien:
• Masih menyusui bayi yang berusia delapan
bulan dan siklus menstruasi sudah kembali
dua bulan lalu.
• Tidak memiliki masalah kesehatan.
• Tidak tahu status HIV, tetapi merasa sehat.
• Sebelumnya menggunakan kondom dan pil
KB untuk mencegah kehamilan, tetapi
menginginkan metode yang lebih dapat
diandalkan.
Suami:
• Mengaku baru-baru ini dirawat karena IMS.
• Tidak menginginkan anak lagi selama beberapa
tahun.
• Mendukung keinginan istri untuk menggunakan
KB.
Ny. A adalah perempuan yang sudah menikah berusia 21 tahun dengan satu anak. Ny. A telah
membaca tentang metode keluarga berencana di brosur dan berpikir Ny. A ingin menggunakan
suntik DMPA, tetapi Ny. A juga ingin mendengar tentang metode lain.
32. ‹#›
Internal
Klien:
• Akan mempertimbangkan untuk menjalani
tes IMS atau HIV.
• Belum tertarik dengan kondom sebagai
metode KB utama, tapi mungkin akan
mempertimbangkan untuk
menggunakannya untuk perlindungan IMS.
• Tidak ingin menggunakan metode sadar
masa subur.
Konselor:
• Memberikan konseling kepada klien dengan
menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP
hingga pasien dapat memutuskan metode KB
yang paling sesuai dengan kondisinya, terutama
metode MKJP.
Observer:
• Mengamati
• Memberikan umpan balik positif
Alur Cerita 3
33. ‹#›
Internal
Alur Cerita 4
Klien:
•Memiliki lima anak dan anak bungsu berusia lima tahun.
•Keguguran enam hari yang lalu.
•Tidak menginginkan anak lagi.
Suami:
•Tidak mau menggunakan kondom karena merasa tidak puas.
•Tidak memerlukan perlindungan dari IMS karena Ny. D dan istri pertama adalah satu-satunya pasangannya dan merasa
sudah terlalu tua untuk memiliki perempuan lain.
•Mendukung istri dalam menggunakan keluarga berencana.
Ny. D P3A1 adalah perempuan berusia 40 tahun yang baru ditinggal suami pertama meninggal sekitar dua
tahun lalu. Namun, tepat tahun lalu Ny. D menikah lagi dengan saudara ipar sebagai istri kedua. Suami tinggal
jauh dan mengunjungi hanya beberapa kali dalam setahun. Saat berkunjung, mereka berhubungan seks.
Setelah kunjungan terakhirnya, Ny. D hamil dan kemudian keguguran. Bidan/dokter memberi tahu Ny. D
bahwa itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dia hamil lagi.
34. ‹#›
Internal
Klien:
•Tidak ingin memakai metode KB alami karena menstruasi tidak teratur.
•Tidak ingin memakai metode KB sterilisasi atau implan.
•Tertarik dengan pil KB, IUD, dan suntik.
•Setelah mempelajari lebih lanjut tentang IUD dan suntikan, merasa tidak nyaman dengan
pendarahan yang tidak teratur.
•Mungkin memilih pil karena dapat efektif dan untuk menstruasi yang teratur.
Konselor:
•Memberikan konseling kepada klien dengan menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP hingga
pasien dapat memutuskan metode KB yang paling sesuai dengan kondisinya, terutama metode
MKJP.
Observer:
Mengamati
•Memberikan umpan balik positif
Alur Cerita 4
35. ‹#›
Internal
Alur Cerita 5
Ny. N adalah perempuan menikah berusia 32 tahun dengan empat anak. Dia ingin mulai
menggunakan metode KB yang efektif lagi dan suaminya mendukung keinginan ini.
Klien:
• Telah menggunakan kondom untuk mencegah
kehamilan, tetapi menginginkan metode yang lebih
mudah digunakan dan ingin mengetahui metode
lain.
• Tidak memiliki masalah medis saat ini.
• Tidak menginginkan anak lagi.
• Memiliki anak bungsu berusia tujuh bulan.
• Tidak tertarik dengan kondom sebagai metode KB
utama.
• Tidak tertarik dengan sterilisasi perempuan.
• Tidak ingin menggunakan metode sadar masa
subur karena terlalu sulit untuk melacak kesuburan
setiap hari.
• Kesulitan mengingat untuk minum pil di masa lalu,
jadi itu bukan metode yang dirasa baik.
• Menstruasi dimulai tujuh hari yang lalu.
Konselor:
• Memberikan konseling kepada klien dengan
menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP
hingga pasien dapat memutuskan metode KB yang
paling sesuai dengan kondisinya, terutama metode
MKJP.
Observer:
• Mengamati
• Memberikan umpan balik positif
36. ‹#›
Internal
Alur Cerita 6
Ny. A adalah perempuan yang sudah menikah berusia 25 tahun dengan dua anak. Ny. A telah mendengar tentang
metode keluarga berencana di klinik dan membaca brosur. Ny. A berpikir bahwa pil KB adalah metode yang baik
untuknya, tetapi Ny. A ingin tahu tentang metode lain yang tersedia.
Klien:
• Menyusui sebagian anak yang berusia 12 bulan.
• Tidak memiliki masalah kesehatan.
• Tidak mengetahui status HIV, tetapi merasa sehat
dan tidak merasa positif HIV.
• Setia dengan pasanga satu sama lain.
• Tidak menginginkan anak lagi setidaknya selama tiga
tahun karena ingin punya waktu untuk mendapatkan
uang dan mendapatkan kembali energi.
• Telah menggunakan metode senggama terputus
untuk mencegah kehamilan, tetapi tidak berhasil;
anak kedua lahir hanya 14 bulan setelah anak
pertama.
• Menginginkan metode KB modern. Tidak ingin
menggunakan metode sadar masa subur.
• Memilih pil karena dapat diandalkan, dapat dengan
mudah berhenti menggunakannya, dan memberikan
periode yang teratur.
• Menstruasi dimulai enam hari yang lalu
Suami:
• Mendukung keinginan pasangan untuk menggunakan
KB.
• Tidak ingin menggunakan kondom.
Konselor:
• Memberikan konseling kepada klien dengan
menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP hingga
pasien dapat memutuskan metode KB yang paling
sesuai dengan kondisinya, terutama metode MKJP.
Observer:
• Mengamati
• Memberikan umpan balik positif
37. ‹#›
Internal
Alur Cerita 7
Ny. T yang sudah menikah berusia 22 tahun dengan satu anak berusia lima bulan. Ny. T baru-baru ini
mengetahui bahwa dirinya HIV positif. Suami juga positif HIV. Ny. T ingin berbicara dengan penyedia
tentang sterilisasi perempuan.
Klien
• Merasa sehat dan tidak mengkonsumsi ARV
• Tidak menginginkan anak lagi karena risiko
penularan HIV kepada anak tersebut. Telah
menyapih bayi dan tidak lagi menyusuinya.
Suami:
• Memahami keinginan pasangan untuk tidak
memiliki lebih banyak anak.
• Menggunakan kondom ketika berhubungan,
walaupun tidak setiap saat berhubungan
Klien:
• Setelah mempelajari tentang sterilisasi
perempuan, ingin tahu ke mana harus menjalani
prosedurnya.
Konselor:
• Memberikan konseling kepada klien dengan
menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP
hingga pasien dapat memutuskan metode KB
yang paling sesuai dengan kondisinya, terutama
metode MKJP.
Observer:
• Mengamati
• Memberikan umpan balik positif
38. ‹#›
Internal
Alur Cerita 8
Ny. R adalah perempuan yang sudah menikah berusia 21 tahun dengan satu anak. Ny. R
dan suami datang ke klinik setelah membaca brosur mengenai keluarga berencana dan
tertarik mencoba menggunakan kontrasepsi suntik tiga bulan.
Klien
• Masih menyusui bayi yang berusia 8 bulan
• Siklus menstruasi sudah dimulai 2 bulan yang lalu
• Tidak memiliki masalah kesehatan
• Tidak menginginkan anak lagi selama beberapa
tahun karena ingin menyelesaikan kuliah
• Tidak ingin menggunakan MOP
Suami:
• Mendukung keputusan untuk ber-KB dengan
menunda mempunyai anak selama beberapa
tahun
• Merasa kondom tidak terlalu dapat diandalkan
Konselor:
• Memberikan konseling kepada klien dengan
menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP
hingga pasien dapat memutuskan metode KB
yang paling sesuai dengan kondisinya, terutama
metode MKJP.
Observer:
• Mengamati
• Memberikan umpan balik positif
39. ‹#›
Internal
Alur Cerita 9
Ny. W adalah perempuan yang sudah menikah berusia 17 tahun dengan satu anak. Ny. W
dan suami datang ke klinik untuk mengganti metode KB. Sebelumnya menggunakan metode
KB AKDR Copper yang dipasang segera setelah persalinan.
Klien
• Masih menyusui bayi yang berusia 8 bulan
• Siklus menstruasi sudah dimulai 1 bulan yang
lalu
• Tidak memiliki masalah kesehatan
Suami:
• Mendukung keputusan untuk ber-KB dengan
menunda mempunyai anak selama beberapa
tahun
• Merasa terganggu dengan benang AKDR saat
berhubungan seksual
Konselor:
• Memberikan konseling kepada klien dengan
menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP
hingga pasien dapat memutuskan metode KB
yang paling sesuai dengan kondisinya, terutama
metode MKJP. .
Observer:
• Mengamati
• Memberikan umpan balik positif
40. ‹#›
Internal
Alur Cerita 10
Ny. N adalah perempuan yang sudah menikah berusia 16 tahun. Ny. N baru saja mengalami
keguguran pada usia kehamilan 5 minggu. Ny. N dan suami datang ke klinik untuk
menggunakan metode keluarga berencana.
Klien
• Kehamilan sebelumnya adalah tidak direncanakan
• Keguguran 2 bulan yang lalu, tidak disertai infeksi
• Tidak memiliki masalah kesehatan
• Tidak menginginkan anak selama beberapa tahun karena
ingin menyelesaikan masa studi di bangku SMA
• Mengaku keberatan jika harus sering kembali ke faskes
untuk mendapatkan layanan
Suami:
• Mendukung keputusan untuk ber-KB dengan menunda
mempunyai anak selama beberapa tahun
• Membutuhkan metode KB yang tidak mengganggu
hubungan seksual
Konselor:
• Memberikan konseling kepada klien dengan
menggunakan lembar ABPK dan Roda KLOP
hingga pasien dapat memutuskan metode KB
yang paling sesuai dengan kondisinya, terutama
metode MKJP. .
Observer:
• Mengamati
• Memberikan umpan balik positif
41. ‹#›
‹#›
PENUGASAN PRAKTIK MANDIRI
1. Setiap peserta diminta untuk membuat video melakukan konseling KB
kepada pasien di fasilitas kesehatan.
2. Pembuatan video dapat dilakukan menggunakan handphone atau
video rekaman otomatis dari komputer
3. Tidak ada batasan durasi dan ketentuan resolusi atau kualitas video,
asalkan jelas
4. Video dikirimkan melalui link yang telah disediakan oleh panitia
penyelenggara pelatihan
Waktu : 3 JPL x 60 menit = 180 menit