Pemberdayaan masyarakat dalam akselerasi ARV membahas empat materi pokok, yaitu: (1) pengenalan potensi diri dan masyarakat sekitar, (2) pengenalan situasi kerentanan HIV/AIDS, (3) penggerakan partisipasi masyarakat, dan (4) pembangunan sistem pembiayaan kesehatan di tingkat masyarakat. Upaya ini bertujuan meningkatkan kepedulian masyarakat untuk mendukung penangg
1. MPI 5: Pemberdayaan Masyarakat
dalam Akselerasi ARV
P3 LJJ Akselerasi ARV dalam
Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS
2. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang
• Pengenalan potensi diri dan masyarakat sekitarnya;
• Pengenalan situasi kerentanan terhadap HIV AIDS dan
PIMS di wilayahnya;
• Penggerakan partisipasi masyarakat dalam
penanggulangan HIV AIDS dan PIMS di wilayahnya;
• Membangun sistem pembiayaan kesehatan di tingkat
masyarakat untuk membantu anggota masyarakat yang
membutuhkan karena terdampak HIV dan AIDS.
3. TUJUAN
Hasil Belajar (HB)
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
Pemberdayaan Masyarakat dalam Akselerasi ARV dengan strategi S-
TOP
Indikator hasil belajar (IHB)
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Melakukan Pengenalan potensi diri dan masyarakat sekitarnya
2. Melakukan Pengenalan situasi kerentanan terhadap HIV AIDS dan
PIMS di wilayahnya
3. Melakukan Penggerakan partisipasi masyarakat dalam
penanggulangan HIV AIDS dan PIMS di wilayahnya
4. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
Materi Pokok dalam materi ini meliputi:
• Materi Pokok 1: Pengenalan potensi diri dan masyarakat sekitarnya
• Materi Pokok 2: Pengenalan situasi kerentanan terhadap HIV AIDS
dan PIMS di wilayahnya
• Materi Pokok 3: Penggerakan partisipasi masyarakat dalam
penanggulangan HIV AIDS dan PIMS di wilayahnya
• Materi Pokok 4: Membangun sistem pembiayaan kesehatan di
tingkat masyarakat untuk membantu anggota masyarakat yang
membutuhkan karena terdampak HIV dan AIDS
6. Modal Sosial
• Sikap dan perilaku yang suka membantu dan
menolong sesama merupakan bagian dari
modal sosial yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia.
• Definisi modal sosial adalah rangkaian nilai-
nilai atau norma-norma informal yang dimiliki
bersama di antara anggota suatu kelompok
yang memungkinkan terjalinnya kerja sama di
antara mereka.
7. lanjutan
• Modal sosial senantiasa diwarnai oleh
kecenderungan saling tukar kebaikan antar-
individu. Perilaku itu bisa disebutkan sebagai
suatu tindakan altruisme, yaitu semangat
untuk membantu dan mementingkan
kepentingan orang lain.
8. Sumber Utama Modal Sosial
Agama
Perkumpulan-perkumpulan keagamaan sangat
potensial untuk menghadirkan dan membangun
suatu bentuk dan ciri tertentu dari Modal Sosial.
• Ajaran agama merupakan salah satu sumber dari
nilai dan norma yang menuntun perilaku
masyarakat.
• Agama lah yang menjadi sumber utama inspirasi,
energi sosial, serta yang memberikan ruang bagi
terciptanya orientasi hidup penganutnya.
9. lanjutan
Tradisi yang telah berkembang secara
turun temurun
• Tatanan yang terbangun merupakan produk
kebiasaan yang turun temurun, dan kemudian
membentuk kualitas Modal Sosial. Kelompok-
kelompok masyarakat yang terbangun oleh suatu
organisasi sosial yang khas dan berbasis kepada
garis keturunan merupakan salah satu dari sekian
sumber yang melahirkan Modal Sosial.
10. lanjutan
Melalui Lembaga-Lembaga Pendidikan
• Lembaga pendidikan tidak hanya memberikan
pelajaran-pelajaran keilmuan semata, tetapi
idealnya sebagai tempat membangun Modal
Sosial dalam bentuk aturan-aturan dan norma
serta nilai. Kemungkinan ini tidak hanya
melalui lembaga-lembaga pendidikan di
tingkat dasar dan menengah, tetapi juga
melalui lembaga pendidikan tinggi.
11. Materi Pokok 2: Pengenalan situasi kerentanan
terhadap HIV AIDS dan PIMS di wilayahnya
12. Situasi Kerentanan HIV AIDS
• Mengenali kondisi HIV dan AIDS di wilayah
tempat tinggal adalah kemampuan dasar yang
harus dipunyai oleh kader.
• Pemahaman yang tepat mengenai
permasalahan di tempat tinggal dan seberapa
besar risiko tertular HIV yang mungkin dialami
oleh warga sekitar adalah hal yang mutlak.
13. Peta Kerentanan
Tempat Tinggal Potensi Resiko Penularan
HIV
Tinggal di daerah
pantai
Banyak warung
remang-remang
Banyak wisatawan
setiap akhir pekan
Tinggal di
perumahan
Banyak pasangan
baru nikah
Banyak yang bekerja
sebagai buruh pabrik
Perumahan kosong di
pagi hari
Tinggal di
wilayah kost
mahasiswa
Di dominasi
mahasiswa
pendatang
Banyak tempat
nongkrong
mahasiswa
Kost bebas tidak ada
pengawas siapa saja
boleh menginap
Tinggal di
perkampungan
perantau
Suami sering keluar
kota dalam waktu
lama
Pekerjaan suami
tidak tetap
Contoh peta kerentanan HIV AIDS dan PIMS
14. lanjutan
• Kerentanan terhadap HIV AIDS dan PIMS
dapat dilihat dari perilaku beresiko yang
terjadi di masyarakat. Perilaku berisiko yang
dimaksud antara lain prostitusi,
penyalahgunaan narkotika, bergonta-ganti
pasangan seks.
• Semakin banyak perilaku beresiko
diketemukan, semakin tinggi pula peluang
wilayah tersebut terjadi infeksi HIV dan PIMS.
15. Materi Pokok 3: Penggerakan Partisipasi
Masyarakat Dalam Penanggulangan HIV
AIDS dan PIMS di Wilayahnya
16. Partisipasi Masyarkat
Penggerakan Partisipasi Masyarakat adalah
upaya peningkatan
kepedulian masyarakat dalam program pada
umumnya dan khususnya menyangkut
keikutsertaan dalam meningkatkan
kepedulian masyarakat untuk tahu, mau dan
mampu berperanserta di dalam
penanggulangan HIV AIDS dan PIMS di
wilayahnya
17. Penggerakan Partisipasi Masyarakat
Menggerakkan partisipasi masyarakat, dapat dilakukan
dengan cara:
a) Melibatkan para pemimpin masyarakat dan tokoh
agama
b) Mengidentifikasi ada/kebiasaan kelompok masyarakat
c) Mengindentifikasi saluran-saluran masyarakat yang
ada untuk penyebaran informasi
d) Mengorganisasikan kelompok
e) Memobilisasi kelompok melalui pertemuan, diskusi,
seni tradisonal dan pertunjukan langsung
18. Lanjutan
• Tokoh masyarakat/agama merupakan aktor
sentral yang perlu diajak berpartisipasi.
Dengan melibatkan toga dan toma akan
memudahkan kader untuk mengajak
masyarakat berpartisipasi.
• Tokoh masyarakat tidak selalu berasal dari
orang yang mempunyai kedudukan resmi di
wilayah tertentu seperti Camat, Lurah atau
RT/RW
19. lanjutan
• Pembentukan forum atau pokja adalah hal
yang lazim dilakukan untuk mengelola
partisipasi masyarakat.
• Melalui forum yang terbentuk, pembagian
kerja akan lebih sistematis sehingga akan
memudahkan mengelola sumber daya.
20. Materi Pokok 4: Membangun sistem
pembiayaan kesehatan di tingkat
masyarakat untuk membantu anggota
masyarakat yang membutuhkan karena
terdampak HIV dan AIDS
21. Budaya Gotong Royong
Budaya Gotong royong merupakan warisan dari
nenek moyang bangsa Indonesia yang sejak dulu
kala sudah menjadi bagian dalam kehidupan
bermasyarakat. Budaya gotong royong juga
merupakan bentuk kepedulian terhadap
lingkungan dan sosial.
22. Gotong Royong membangun Sistem
Pembiayaan Kesehatan di Masyarakat
Budaya gotong royong bisa gunakan untuk
membangun sistem pembiayaan kesehatan di
tingkat masyarakat untuk membantu anggota
masyarakat yang membutuhkan karena
terdampak HIV dan AIDS.
23. Budaya Jimpitan
• Budaya jimpitan adalah salah budaya yang
masih hidup di masyarakat. Jimpitan adalah
salah satu bentuk menabung di desa.
• Dana jimpitan dapat dikembangkan untuk
menyubsidi anggota masyarakat yang
membutuhkan karena terdampak HIV dan
AIDS.
24. lanjutan
• Dana Jimpitan dapat digunakan untuk
membiayai transport berobat ODHA dan
dukungan nutrisi. Dana ini juga dapat
digunakan untuk modal usaha ODHA agar
dapat berdikari.
• Adakah praktik pengumpulan dana serupa
jimpitan di lingkungan anda?
25. Rangkuman
• Pemberdayaan masyarakat dalam akselarasi ARV
merupakan upaya peningkatan kepedulian
masyarakat untuk mendukung program
penanggulangan HIV AIDS.
• Upaya pemberdayaan masyarakat perlu
memperhatikan potensi masyarakat sekitar. Oleh
karena itu pemetaan sosial merupakan hal awal
yang perlu dilakukan, sehingga kader dapat
mengetahui potensi kerentanan dan sumber daya
yang ada di masyarakat.
26. lanjutan
• Pemberdayaan masyarakat adalah kerja-kerja
advokasi untuk meyakinkan pemangku
kepentingan setempat agar bersedia
memobilisasi sumber daya. Upaya ini
membutuhkan ketekunan dari kader dan
kerjasama yang baik dengan pemangku
kepentingan setempat.