SlideShare a Scribd company logo
Kelompok 10
Teori Motivasi dalam organisasi
 Motivasi : Pendorong utama dalam perilaku seseorang dalam suatu
pekerjaan .
 Menurut pekerjaan , motivasi di bedakan menjadi 2 yaitu
 Motivasi Intrinsik : yang berhubungan dengan reward seperti gaji ,
promosi
 Motivasi Ekstrinsik : yang berhubungan dengan psikologis seperti
kesempatan bekerja , pujian .
 Menurut para ahli motivasi
 Laurie J. Mullins = Teori pemuasan dan Teori proses
 Robert N.Lussier dan Christoper F.Achua = Teori motivasi kepuasan
,Teori motivasi proses dan Teori penguatan .
 Teori motivasi kepuasan ,
= hirarki teori kebutuhan (Abraham Maslow) = ada 5 tingkat kebutuhan
yaitu fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.
 Teori motivasi proses :
= Teori Ekuitas berpendapat bahwa pekerja termotivasi saat
menganggap input yang mereka berikan sesuai dengan output yang
dihasilkan.
= Teori Ekspektansi berpendapat bahwa pekerja termotivasi tatkala
mereka yakin mereka bisa menyelesaikan pekerjaan, mereka akan
menerima reward, dan reward tersebut sesuai nilainya dengan upaya
yang mereka curahkan.
=Teori Tujuan berpendapat bahwa tujuan yang bisa dicapai tetapi sulit
akan memotivasi para pekerja.
 Teori penguatan
a. Positif
b. Pengelakan (avoidance)
c. Extinction (penghilangan)
d. Punishment (penghukuman)
 Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Harold Maslow – Maslow
mengembangkan teori kebutuhannya berdasarkan 4 asumsi (anggapan
dasar) utama yaitu:
 Hanya kebutuhan yang belum tercapai sajalah yang akan memotivasi
orang;
 Kebutuhan orang tersusun dari yang paling mendasar hingga yang
paling rumit;
 Orang tidak akan termotivasi untuk memuaskan kebutuhan tingkat
tingginya jika yang di level bawahnya belum terpuaskan; dan
 Maslow mengasumsikan orang punya 5 klasifikasi kebutuhan, yang
disajikan dalam pola hirarkis dari yang paling rendah hingga yang paling
tinggi.
 Teori hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa orang termotivasi
melalui 5 tingkat kebutuhan – fisiologis, keamanan, kepemilikan,
penghargaan, dan aktualisasi diri, yang rinciannya :
1. Kebutuhan fisiologis – Merupakan kebutuhan dasar atau primer setiap
orang yaitu udara, makanan, tempat berlindung, seks, dan
penghindaran dari rasa takut.
2. Kebutuhan keamanan – Bilamana kebutuhan fisiologis telah terpenuhi,
individu lalu memperhatikan keselamatan dan keamanan dirinya.
3. Kebutuhan memiliki – Setelah memperoleh keselamatan, orang segera
mencari kasih sayang, persahabatan, penerimaan, dan perasaan.
Kebutuhan kepemilikan juga disebut kebutuhan sosial.
4. Kebutuhan penghargaan – Setelah kebutuhan sosial terpenuhi, individu
fokus pada ego-nya, status, harga diri, pengakuan bagi apa yang ia
miliki, dan perasaan percaya diri dan prestise.
5. Kebutuhan aktualisasi diri – Tingkat kebutuhan tertinggi adalah
mencapai potensi penuh seseorang. Untuk melakukan ini, seseorang
mengembangkan diri, berprestasi, dan memperoleh kemajuan
tertentu di dalam hidupnya.
 Maslow membagi 5 kebutuhan tersebut menjadi higher-order needs dan
lower-order needs. Lower-order needs ialah kebutuhan yang dipenuhi
secara eksternal, yaitu physiological dan safety needs. Sedangkan,
higher-order needs ialah kebutuhan yang dipenuhi secara internal, yaitu
kebutuhan social, esteem, dan self-actualization.
 Management by Objective (MBO)
a. Definisi :
Proses penetapan tujuan (goal) yang berwujud, dapat diukur, dan dapat
diuji, yang dilakukan secara bersama-sama, antara atasan dan
bawahan. Sehingga manajer dan bawahan saling bekerjasama dalam
menetapkan tujuan dan rencana kinerja.
b. 4 Unsur umum program MBO:
 Tujuan yang spesifik : Tujuan organisasi harus dinyatakan dalam
pernyataan yang ringkas dan berupa pernyataan yang menunjukkan
tujuan nyata yang dapat diukur dan dievaluasi.
 Pengambilan keputusan yang partisipatif : Atasan dan bawahan
bersama-sama memilih tujuan dan menyepakatinya.
 Periode waktu yang eksplisit : Tiap tujuan yang ditentukan
organisasi memiliki periode waktu yaitu tiga bulan, enam bulan, atau
satu tahun.
 Umpan balik (feedback) kinerja : Diberikan secara terus-menerus
sehingga tiap individu dapat memonitoring dan memperbaiki
tindakan mereka sendiri yang dilampirkan dalam evaluasi berkala.
c. Linking MBO and Goal-Setting Theory
 Goal-Setting theory bertujuan meningkatkan kinerja individu karena
telah memiliki sasaran/tujuan yang jelas. Feedback kinerja yang
diberikan dapat menjadi pedoman untuk memperbaiki kekurangan.
 MBO mendukung tujuan dan feedback yang spesifik. MBO
menyiratkan, bukan secara eksplisit menyatakan, bahwa tujuan
harus dianggap layak.
b. MBO in Practice
 Teknik popular MBO ini banyak digunakan pada banyak bisnis, yaitu
Health-care, government, non-profit organization.
 MBO tidak selalu berhasil. MBO telah dilaksanakan tetapi gagal
memenuhi harapan manajemen. Karena faktor harapan yang tidak
realistis tentang hasil, dan karena kurangnya kemauan manajemen
untuk memberikan imbalan.
 The Job Characteristic Model
The Five Core Job Dimensions
a. Skill variety : mengacu pada sejauh mana pekerjaan mengharuskan
seseorang untuk memanfaatkan beberapa keterampilan tingkat tinggi
b. Task identity : mengacu pada sejauh mana seseorang bertanggung
jawab menyelesaikan sebagian pekerjaan yang dapat diidentifikasi dari
awal sampai akhir
c. Task significance : mengacu pada apakah pekerjaan seseorang secara
substansial mempengaruhi pekerjaan, kesehatan, atau kesejahteraan
orang lain
d. Autonomy : sejauh mana seseorang memiliki kebebasan untuk
memutuskan bagaimana melakukan tugas-tugas nya
e. Feedback : mengacu pada sejauh mana seseorang belajar bagaimana
efektifitas mereka saat berada di tempat kerja
 Bagaimana pekerjaan dirancang ulang?
Merancang ulang atau redesign pekerjaan mengacu pada perubahan
pekerjaan yang meningkatkan kualitas kerja atau produktivitas. Redesign
pekerjaan merupakan cara untuk memperluas pekerjaan karyawan dengan
merancang ulang aspek-aspek tertentu yang berkaitan dengan ruang
lingkup dan kedalaman dari apa yang seorang karyawan lakukan dan
bertanggung jawab di organisasi. Dengan demikian, pada dasarnya
manajer mencegah karyawan kehilangan motivasi dan minat dalam
pekerjaan mereka. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mendesain
ulang pekerjaan karyawan : job enrichment, job enlargement dan job
rotation.
a. Job enrichment
Menyediakan karyawan dengan lebih banyak tugas yang harus
dilakukan sebagai bagian dari pekerjaan mereka, serta tanggung jawab
dan wewenang yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas
tambahan. Agar dapat meningkatkan motivasi, job enrichment yang
diberikan kepada karyawan merupakan tugas-tugas tambahan yang
sesuai dengan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki.
b. Job enlargement
Strategi redesign pekerjaan yang hanya meningkatkan tugas pekerjaan
tertentu untuk memotivasi pekerja. Pada dasarnya, bukan seorang
karyawan mengulangi langkah yang sama pada setiap produk, namun
mereka melakukan beberapa tugas pada satu item. Karyawan yang
akan diberikan job enlargement, perlu dilatih ulang dalam bidang baru
untuk memahami bagaimana masing-masing bidang bekerja.
c. Job rotation
Strategi redesign pekerjaan akhir yang menetapkan pekerja untuk
pekerjaan alternatif secara sementara. Job rotation berguna dan
memotivasi dalam beberapa cara. Pertama, menyediakan karyawan
dengan sesuatu yang baru untuk belajar dan melakukan sesutau
melampaui apa yang biasa mereka melakukan. Kedua, menyediakan
karyawan dengan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana
organisasi beroperasi secara keseluruhan. Ketiga, meningkatkan
pemahaman karyawan tentang apa yang rekan kerjanya lakukan, yang
mengarah ke tingkat yang lebih tinggi untuk menghormati apa yang
orang lain lakukan. Terkahir, menawarkan kesempatan kepada
karyawan untuk menambah keterampilan, yang meningkatkan nilai
mereka bagi organisasi mereka
1. Organizational Behavior Modification
a. OB Mod (Organizational Behavior Modification) adalah program di
mana seorang manajer mengidentifikasi perilaku karyawannya yang
berhubungan dengan kinerja, kemudian menerapkan strategi intervensi
untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan melemahkan perilaku
yang tidak diinginkan.
b. Langkah-langkah dalam OB Mod:
 Identifikasi Perilaku Sasaran
Manajer mengidentifikasi perilaku yang diinginkan dan tidak
diinginkan dari sudut pandang organisasi. Perilaku kritis dapat
diidentifikasi oleh orang yang paling dekat dengan pekerjaan, seperti
atasan langsung atau pemegang pekerjaan. Beberapa perilaku yang
sangat mempengaruhi prestasi kerja, misalnya absensi atau
kehadiran, keterlambatan atau ketepatan, keluhan atau kritik yang
membangun.
 Pengukuran Perilaku
Menghitung berapa kali perilaku tersebut terjadi dalam kondisi yang
ada. Hal ini juga dapat memberikan wawasan tentang keadaan yang
terkait dengan setiap perilaku kritis.
 Identifikasi Konsekuensi Perilaku melalui Analisis Fungsional
Untuk menganalisis pola-pola perilaku yang membutuhkan
modifikasi lanjutan. Konsekuensi kontingen perilaku berdampak
pada perilaku berikutnya, maka analisis fungsional harus
memastikan bahwa konsekuensi kontingen diidentifikasi. Analisis
Fungsional sering mengungkapkan bahwa ada banyak kontinjensi
bersaing untuk setiap perilaku organisasi.
 Pengembangan Strategi Intervensi
Strategi intervensi yaitu strategi untuk memperkuat perilaku yang
diinginkan dan melemahkan perilaku tidak diinginkan. Ada 2 strategi:
 Penguatan positif
Hal yang diinginkan meningkat bila diikuti stimulus yang
mendukung. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa
hadiah, perilaku, atau penghargaan.
 Hukuman / penguatan negative
Digunakan untuk mengurangi perilaku yang disfungsional.
Strategi ini tidak boleh digunakan sendiri, tetapi selalu
dikombinasikan dengan penguatan positif. Karena bila
karyawan ditekan, dapat memungkinkan muncul hal-hal yang
tidak diinginkan. Selain itu, sulit bagi seorang supervisor
untuk beralih peran dari seorang punisher ke reinforcer
positif. Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain:
menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas
tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
 Evaluasi
Mengungkapkan apakah perilaku yang tidak diinginkan telah
digantikan oleh perilaku yang diinginkan. Hal ini juga akan
mengungkapkan jika karyawan telah mengalami perubahan
permanen dalam perilaku. Untuk mengevaluasi keberhasilan
program OB Mod, manajer dapat melakukan penilaian peningkatan
kerja, omset, absensi, keterlambatan, dll.

More Related Content

What's hot

Perilaku Organisasi (Konsep Konsep Motivasi)
Perilaku Organisasi (Konsep Konsep Motivasi)Perilaku Organisasi (Konsep Konsep Motivasi)
Perilaku Organisasi (Konsep Konsep Motivasi)
Anika YP
 
Motivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemenMotivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemen
Rijal STIE Bima
 
Chapter 4 konsep motivasi dasar
Chapter 4 konsep motivasi dasarChapter 4 konsep motivasi dasar
Chapter 4 konsep motivasi dasar
Andi Iswoyo
 
motivasi dalam organisasi
motivasi dalam organisasimotivasi dalam organisasi
motivasi dalam organisasi
Sarwindah Asyifa
 
Teori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemenTeori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemen
nasutionnasril
 
Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi
Adi Setiabudi
 
Motivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemenMotivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemen
Septian Ardhi
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Arif Setiawan
 
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar BisnisMemotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
yunisarosa
 
Mengintegrasikan teori
Mengintegrasikan teoriMengintegrasikan teori
Mengintegrasikan teori
Uni Azza Aunillah
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerjaJuanda Ipan
 
Teori motivasi
Teori motivasiTeori motivasi
Teori motivasi
Zara Lumina
 
Bab 17
Bab 17Bab 17
TEORI MOTIVASI (TEORI 2 FAKTOR)
TEORI MOTIVASI (TEORI 2 FAKTOR)TEORI MOTIVASI (TEORI 2 FAKTOR)
TEORI MOTIVASI (TEORI 2 FAKTOR)
Sulistia Rini
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
PT Lion Air
 
Motivasi Juga
Motivasi JugaMotivasi Juga
Motivasi Juga
Universitas PGRI
 
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, danManajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
pengantarbisnis
 
Fw smester 7
Fw smester 7Fw smester 7
Fw smester 7
PUJIYANTI261195
 
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Defina Sulastiningtiyas
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Ajeng Pipit
 

What's hot (20)

Perilaku Organisasi (Konsep Konsep Motivasi)
Perilaku Organisasi (Konsep Konsep Motivasi)Perilaku Organisasi (Konsep Konsep Motivasi)
Perilaku Organisasi (Konsep Konsep Motivasi)
 
Motivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemenMotivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemen
 
Chapter 4 konsep motivasi dasar
Chapter 4 konsep motivasi dasarChapter 4 konsep motivasi dasar
Chapter 4 konsep motivasi dasar
 
motivasi dalam organisasi
motivasi dalam organisasimotivasi dalam organisasi
motivasi dalam organisasi
 
Teori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemenTeori motivasi dalam manajemen
Teori motivasi dalam manajemen
 
Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi Motivasi Dalam Organisasi
Motivasi Dalam Organisasi
 
Motivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemenMotivasi dalam manajemen
Motivasi dalam manajemen
 
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapanPerilaku Organisasi - Motivasi  konsep dan penerapan
Perilaku Organisasi - Motivasi konsep dan penerapan
 
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar BisnisMemotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
Memotivasi karyawan - Pengantar Bisnis
 
Mengintegrasikan teori
Mengintegrasikan teoriMengintegrasikan teori
Mengintegrasikan teori
 
Pio motivasi kerja
Pio   motivasi kerjaPio   motivasi kerja
Pio motivasi kerja
 
Teori motivasi
Teori motivasiTeori motivasi
Teori motivasi
 
Bab 17
Bab 17Bab 17
Bab 17
 
TEORI MOTIVASI (TEORI 2 FAKTOR)
TEORI MOTIVASI (TEORI 2 FAKTOR)TEORI MOTIVASI (TEORI 2 FAKTOR)
TEORI MOTIVASI (TEORI 2 FAKTOR)
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
 
Motivasi Juga
Motivasi JugaMotivasi Juga
Motivasi Juga
 
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, danManajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
Manajemen sumber daya manusia, motivasi, dan
 
Fw smester 7
Fw smester 7Fw smester 7
Fw smester 7
 
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
Teori motivasi-nilai-sikap-kepuasan-kerja-motif-2
 
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASIPengantar Manajemen: MOTIVASI
Pengantar Manajemen: MOTIVASI
 

Similar to Motivasi

Unit8 : pengarahan (motivasi)
Unit8 : pengarahan (motivasi)Unit8 : pengarahan (motivasi)
Unit8 : pengarahan (motivasi)
EBBY FIRDAOS SUFIAN
 
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur MuspitaBab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Universitas Islam Balitar
 
perilaku organisasi
perilaku organisasi perilaku organisasi
perilaku organisasi
Maria Khusuma
 
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayuKonsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayuFirtie Cielo
 
Frame work dicky_wahyudi_11150048
Frame work dicky_wahyudi_11150048Frame work dicky_wahyudi_11150048
Frame work dicky_wahyudi_11150048
DickyWahyudi25
 
Memotivasi Pegawai
Memotivasi PegawaiMemotivasi Pegawai
Memotivasi Pegawai
jevka
 
Rangkuan uts
Rangkuan utsRangkuan uts
Rangkuan uts
ita nurlita
 
Rangkuman uts da uas
Rangkuman uts da uas Rangkuman uts da uas
Rangkuman uts da uas
ita nurlita
 
Rangkuman UTS dan UAS
Rangkuman UTS dan UASRangkuman UTS dan UAS
Rangkuman UTS dan UAS
ita nurlita
 
Motivasi kerja
Motivasi   kerjaMotivasi   kerja
Motivasi kerja
Mus Tain
 
Dasmen kel 5
Dasmen kel 5Dasmen kel 5
Dasmen kel 5
PT. Pro-Int Dinamika
 
Frame work
Frame workFrame work
Frame work evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
Frame work evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdmFrame work evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
Frame work evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
RomdanahIyom
 
Makalah 1 uts
Makalah 1 utsMakalah 1 uts
Makalah 1 uts
Ria Kimdayoung
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJAPSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Tugas uts
Tugas utsTugas uts
Tugas uts
Lisaaa1096
 
Frame work bab 2-14
Frame work bab 2-14Frame work bab 2-14
Frame work bab 2-14
aank1101
 
Framework pengertian, fungsi evaluasi kinerja sdm 1 14
Framework pengertian, fungsi evaluasi kinerja sdm 1 14Framework pengertian, fungsi evaluasi kinerja sdm 1 14
Framework pengertian, fungsi evaluasi kinerja sdm 1 14
resmadamay
 
tugas evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 11150741 framework 1 14
tugas evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 11150741 framework 1 14tugas evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 11150741 framework 1 14
tugas evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 11150741 framework 1 14
resmadamay
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
dewiantik
 

Similar to Motivasi (20)

Unit8 : pengarahan (motivasi)
Unit8 : pengarahan (motivasi)Unit8 : pengarahan (motivasi)
Unit8 : pengarahan (motivasi)
 
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur MuspitaBab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
Bab 8 motivasi_Novi Catur Muspita
 
perilaku organisasi
perilaku organisasi perilaku organisasi
perilaku organisasi
 
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayuKonsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
Konsep motivasi kelompok 6 fitri yayu
 
Frame work dicky_wahyudi_11150048
Frame work dicky_wahyudi_11150048Frame work dicky_wahyudi_11150048
Frame work dicky_wahyudi_11150048
 
Memotivasi Pegawai
Memotivasi PegawaiMemotivasi Pegawai
Memotivasi Pegawai
 
Rangkuan uts
Rangkuan utsRangkuan uts
Rangkuan uts
 
Rangkuman uts da uas
Rangkuman uts da uas Rangkuman uts da uas
Rangkuman uts da uas
 
Rangkuman UTS dan UAS
Rangkuman UTS dan UASRangkuman UTS dan UAS
Rangkuman UTS dan UAS
 
Motivasi kerja
Motivasi   kerjaMotivasi   kerja
Motivasi kerja
 
Dasmen kel 5
Dasmen kel 5Dasmen kel 5
Dasmen kel 5
 
Frame work
Frame workFrame work
Frame work
 
Frame work evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
Frame work evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdmFrame work evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
Frame work evkikomp-romdanah(11150755)-7 c-msdm
 
Makalah 1 uts
Makalah 1 utsMakalah 1 uts
Makalah 1 uts
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJAPSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
PSIKOLOGI INDUSTRI - MOTIVASI KERJA
 
Tugas uts
Tugas utsTugas uts
Tugas uts
 
Frame work bab 2-14
Frame work bab 2-14Frame work bab 2-14
Frame work bab 2-14
 
Framework pengertian, fungsi evaluasi kinerja sdm 1 14
Framework pengertian, fungsi evaluasi kinerja sdm 1 14Framework pengertian, fungsi evaluasi kinerja sdm 1 14
Framework pengertian, fungsi evaluasi kinerja sdm 1 14
 
tugas evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 11150741 framework 1 14
tugas evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 11150741 framework 1 14tugas evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 11150741 framework 1 14
tugas evaluasi kinerja dan kompesasi Resma damayanti 11150741 framework 1 14
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 

Motivasi

  • 1. Kelompok 10 Teori Motivasi dalam organisasi  Motivasi : Pendorong utama dalam perilaku seseorang dalam suatu pekerjaan .  Menurut pekerjaan , motivasi di bedakan menjadi 2 yaitu  Motivasi Intrinsik : yang berhubungan dengan reward seperti gaji , promosi  Motivasi Ekstrinsik : yang berhubungan dengan psikologis seperti kesempatan bekerja , pujian .  Menurut para ahli motivasi  Laurie J. Mullins = Teori pemuasan dan Teori proses  Robert N.Lussier dan Christoper F.Achua = Teori motivasi kepuasan ,Teori motivasi proses dan Teori penguatan .  Teori motivasi kepuasan , = hirarki teori kebutuhan (Abraham Maslow) = ada 5 tingkat kebutuhan yaitu fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri.  Teori motivasi proses : = Teori Ekuitas berpendapat bahwa pekerja termotivasi saat menganggap input yang mereka berikan sesuai dengan output yang dihasilkan. = Teori Ekspektansi berpendapat bahwa pekerja termotivasi tatkala mereka yakin mereka bisa menyelesaikan pekerjaan, mereka akan menerima reward, dan reward tersebut sesuai nilainya dengan upaya yang mereka curahkan. =Teori Tujuan berpendapat bahwa tujuan yang bisa dicapai tetapi sulit akan memotivasi para pekerja.  Teori penguatan a. Positif b. Pengelakan (avoidance) c. Extinction (penghilangan) d. Punishment (penghukuman)  Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Harold Maslow – Maslow mengembangkan teori kebutuhannya berdasarkan 4 asumsi (anggapan dasar) utama yaitu:  Hanya kebutuhan yang belum tercapai sajalah yang akan memotivasi orang;  Kebutuhan orang tersusun dari yang paling mendasar hingga yang paling rumit;  Orang tidak akan termotivasi untuk memuaskan kebutuhan tingkat tingginya jika yang di level bawahnya belum terpuaskan; dan  Maslow mengasumsikan orang punya 5 klasifikasi kebutuhan, yang disajikan dalam pola hirarkis dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi.  Teori hirarki kebutuhan Maslow menyatakan bahwa orang termotivasi melalui 5 tingkat kebutuhan – fisiologis, keamanan, kepemilikan, penghargaan, dan aktualisasi diri, yang rinciannya : 1. Kebutuhan fisiologis – Merupakan kebutuhan dasar atau primer setiap orang yaitu udara, makanan, tempat berlindung, seks, dan penghindaran dari rasa takut.
  • 2. 2. Kebutuhan keamanan – Bilamana kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, individu lalu memperhatikan keselamatan dan keamanan dirinya. 3. Kebutuhan memiliki – Setelah memperoleh keselamatan, orang segera mencari kasih sayang, persahabatan, penerimaan, dan perasaan. Kebutuhan kepemilikan juga disebut kebutuhan sosial. 4. Kebutuhan penghargaan – Setelah kebutuhan sosial terpenuhi, individu fokus pada ego-nya, status, harga diri, pengakuan bagi apa yang ia miliki, dan perasaan percaya diri dan prestise. 5. Kebutuhan aktualisasi diri – Tingkat kebutuhan tertinggi adalah mencapai potensi penuh seseorang. Untuk melakukan ini, seseorang mengembangkan diri, berprestasi, dan memperoleh kemajuan tertentu di dalam hidupnya.  Maslow membagi 5 kebutuhan tersebut menjadi higher-order needs dan lower-order needs. Lower-order needs ialah kebutuhan yang dipenuhi secara eksternal, yaitu physiological dan safety needs. Sedangkan, higher-order needs ialah kebutuhan yang dipenuhi secara internal, yaitu kebutuhan social, esteem, dan self-actualization.  Management by Objective (MBO) a. Definisi : Proses penetapan tujuan (goal) yang berwujud, dapat diukur, dan dapat diuji, yang dilakukan secara bersama-sama, antara atasan dan bawahan. Sehingga manajer dan bawahan saling bekerjasama dalam menetapkan tujuan dan rencana kinerja. b. 4 Unsur umum program MBO:  Tujuan yang spesifik : Tujuan organisasi harus dinyatakan dalam pernyataan yang ringkas dan berupa pernyataan yang menunjukkan tujuan nyata yang dapat diukur dan dievaluasi.
  • 3.  Pengambilan keputusan yang partisipatif : Atasan dan bawahan bersama-sama memilih tujuan dan menyepakatinya.  Periode waktu yang eksplisit : Tiap tujuan yang ditentukan organisasi memiliki periode waktu yaitu tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun.  Umpan balik (feedback) kinerja : Diberikan secara terus-menerus sehingga tiap individu dapat memonitoring dan memperbaiki tindakan mereka sendiri yang dilampirkan dalam evaluasi berkala. c. Linking MBO and Goal-Setting Theory  Goal-Setting theory bertujuan meningkatkan kinerja individu karena telah memiliki sasaran/tujuan yang jelas. Feedback kinerja yang diberikan dapat menjadi pedoman untuk memperbaiki kekurangan.  MBO mendukung tujuan dan feedback yang spesifik. MBO menyiratkan, bukan secara eksplisit menyatakan, bahwa tujuan harus dianggap layak. b. MBO in Practice  Teknik popular MBO ini banyak digunakan pada banyak bisnis, yaitu Health-care, government, non-profit organization.  MBO tidak selalu berhasil. MBO telah dilaksanakan tetapi gagal memenuhi harapan manajemen. Karena faktor harapan yang tidak realistis tentang hasil, dan karena kurangnya kemauan manajemen untuk memberikan imbalan.  The Job Characteristic Model The Five Core Job Dimensions a. Skill variety : mengacu pada sejauh mana pekerjaan mengharuskan seseorang untuk memanfaatkan beberapa keterampilan tingkat tinggi b. Task identity : mengacu pada sejauh mana seseorang bertanggung jawab menyelesaikan sebagian pekerjaan yang dapat diidentifikasi dari awal sampai akhir c. Task significance : mengacu pada apakah pekerjaan seseorang secara substansial mempengaruhi pekerjaan, kesehatan, atau kesejahteraan orang lain d. Autonomy : sejauh mana seseorang memiliki kebebasan untuk memutuskan bagaimana melakukan tugas-tugas nya
  • 4. e. Feedback : mengacu pada sejauh mana seseorang belajar bagaimana efektifitas mereka saat berada di tempat kerja  Bagaimana pekerjaan dirancang ulang? Merancang ulang atau redesign pekerjaan mengacu pada perubahan pekerjaan yang meningkatkan kualitas kerja atau produktivitas. Redesign pekerjaan merupakan cara untuk memperluas pekerjaan karyawan dengan merancang ulang aspek-aspek tertentu yang berkaitan dengan ruang lingkup dan kedalaman dari apa yang seorang karyawan lakukan dan bertanggung jawab di organisasi. Dengan demikian, pada dasarnya manajer mencegah karyawan kehilangan motivasi dan minat dalam pekerjaan mereka. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mendesain ulang pekerjaan karyawan : job enrichment, job enlargement dan job rotation. a. Job enrichment Menyediakan karyawan dengan lebih banyak tugas yang harus dilakukan sebagai bagian dari pekerjaan mereka, serta tanggung jawab dan wewenang yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas tambahan. Agar dapat meningkatkan motivasi, job enrichment yang diberikan kepada karyawan merupakan tugas-tugas tambahan yang sesuai dengan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. b. Job enlargement Strategi redesign pekerjaan yang hanya meningkatkan tugas pekerjaan tertentu untuk memotivasi pekerja. Pada dasarnya, bukan seorang karyawan mengulangi langkah yang sama pada setiap produk, namun mereka melakukan beberapa tugas pada satu item. Karyawan yang akan diberikan job enlargement, perlu dilatih ulang dalam bidang baru untuk memahami bagaimana masing-masing bidang bekerja. c. Job rotation Strategi redesign pekerjaan akhir yang menetapkan pekerja untuk pekerjaan alternatif secara sementara. Job rotation berguna dan memotivasi dalam beberapa cara. Pertama, menyediakan karyawan dengan sesuatu yang baru untuk belajar dan melakukan sesutau
  • 5. melampaui apa yang biasa mereka melakukan. Kedua, menyediakan karyawan dengan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana organisasi beroperasi secara keseluruhan. Ketiga, meningkatkan pemahaman karyawan tentang apa yang rekan kerjanya lakukan, yang mengarah ke tingkat yang lebih tinggi untuk menghormati apa yang orang lain lakukan. Terkahir, menawarkan kesempatan kepada karyawan untuk menambah keterampilan, yang meningkatkan nilai mereka bagi organisasi mereka 1. Organizational Behavior Modification a. OB Mod (Organizational Behavior Modification) adalah program di mana seorang manajer mengidentifikasi perilaku karyawannya yang berhubungan dengan kinerja, kemudian menerapkan strategi intervensi untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan melemahkan perilaku yang tidak diinginkan. b. Langkah-langkah dalam OB Mod:  Identifikasi Perilaku Sasaran Manajer mengidentifikasi perilaku yang diinginkan dan tidak diinginkan dari sudut pandang organisasi. Perilaku kritis dapat diidentifikasi oleh orang yang paling dekat dengan pekerjaan, seperti atasan langsung atau pemegang pekerjaan. Beberapa perilaku yang sangat mempengaruhi prestasi kerja, misalnya absensi atau kehadiran, keterlambatan atau ketepatan, keluhan atau kritik yang membangun.  Pengukuran Perilaku Menghitung berapa kali perilaku tersebut terjadi dalam kondisi yang ada. Hal ini juga dapat memberikan wawasan tentang keadaan yang terkait dengan setiap perilaku kritis.  Identifikasi Konsekuensi Perilaku melalui Analisis Fungsional Untuk menganalisis pola-pola perilaku yang membutuhkan modifikasi lanjutan. Konsekuensi kontingen perilaku berdampak pada perilaku berikutnya, maka analisis fungsional harus memastikan bahwa konsekuensi kontingen diidentifikasi. Analisis
  • 6. Fungsional sering mengungkapkan bahwa ada banyak kontinjensi bersaing untuk setiap perilaku organisasi.  Pengembangan Strategi Intervensi Strategi intervensi yaitu strategi untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan melemahkan perilaku tidak diinginkan. Ada 2 strategi:  Penguatan positif Hal yang diinginkan meningkat bila diikuti stimulus yang mendukung. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan.  Hukuman / penguatan negative Digunakan untuk mengurangi perilaku yang disfungsional. Strategi ini tidak boleh digunakan sendiri, tetapi selalu dikombinasikan dengan penguatan positif. Karena bila karyawan ditekan, dapat memungkinkan muncul hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, sulit bagi seorang supervisor untuk beralih peran dari seorang punisher ke reinforcer positif. Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).  Evaluasi Mengungkapkan apakah perilaku yang tidak diinginkan telah digantikan oleh perilaku yang diinginkan. Hal ini juga akan mengungkapkan jika karyawan telah mengalami perubahan permanen dalam perilaku. Untuk mengevaluasi keberhasilan program OB Mod, manajer dapat melakukan penilaian peningkatan kerja, omset, absensi, keterlambatan, dll.