SlideShare a Scribd company logo
1
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
PERTEMUAN 1
MATERI PEMBELAJARAN : BASIC CONCEPT OF ELECTROTHERAPY
Elektrisitas sangat sering di deskripsikan oleh kekuatan arus, frekuensi arus, kuatnya voltase dan
tahanan. Terdapat hubungan erat antara arus, voltase dan tahanan sebagaimana ditunjukkan pada hukum
“Ohm”
1. Arus berbanding sama/proporsional terhadap voltase, meningkatknya voltase ketika tahanan
menetap konstan akan meningkat pula kekuatan arusnya
2. Arus berbanding terbalik terhadap tahanan, meningkatnya tahanan ketika voltase
menetap/konstan akan menurunkan kekuatan arus
Gambar 1. Hukum Ohm
Sehingga dapat dikatakan meningkatnya arus dikarenakan meningkatnya voltase atau
menurunnya tahanan, sehingga tahanan yang besar pada jaringan tubuh, membutuhkan voltase yang
tinggi untuk menyalurkan arus ke jaringan tubuh yang dalam.
Jaringan tubuh yang dapat dialiri oleh arus listrik seperti, otot, serabut saraf, sel darah, membrane sel.
Sedangkan yang tidak dapat dialiri oleh arus listrik adalah tulang, kartilago, ligamen dan tendon.
Tahanan jaringan tubuh yang sering disebut sebagai “impedance” sangat bervariasi pada tiap bagian
tubuh, tergantung dari kandungan air pada jaringan tubuh tersebut, jaringan kulit yang sehat mengandung
air dan garam, meskipun begitu jaringan kulit mempunyai tingkat tahanan yang besar yakni (1000 + V)8
terhadap arus, hal ini dikarenakan permukaan jaringan kulit (epidermis) hanya mengandung sedikit air.
Gambar 2. Konduksi jaringan tubuh
Meminimalisir tahanan merupakan hal yang sangat penting, agar arus lebih mudah masuk kedalam
jaringan dan dirasakan nyaman oleh pasien.
Arus dapat mengalir kedalam jaringan ketika ada sumber arus dan media yang menghantarkan kedua
potensial (NaCl/Sodium-Chloride).
TISSUES
EXCITABLE
Muscle
Nerve Fiber
Blood Cell
Cell Membrane
NON
Bone
Cartilage
Ligaments
Tendons
2
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
Pada kenyataannya didalam tubuh kita memang ada aktivitas elektris, otot dapat berkontraksi dan
menggerakkan anggota tubuh merupakan aktivitas elektris dari saraf motorik, begitu juga saat kita
merasakan sentuhan, suhu, rasa makanan, mendengar, melihat, semuanya dapat terjadi oleh aktivitas elektris
dari saraf sensori. Bahkan ketika kita tidurpun saraf motorik ataupun sensori tetap melakukan aktivitas
elektris, perbedaannya adalah ketika istirahat, saraf tidak terstimulasi (resting membrane potential) maka
potensial didalam membrane saraf cenderung lebih negative dibanding diluar membrane saraf, sebaliknya
ketika saraf terstimulasi maka potensial listrik didalam membrane saraf cenderung lebih positif dibanding
diluar membrane saraf.
Gambar 3. Resting Membrane Potential (RMP)
Modalitas elektroterapi mempunyai 2 jenis electrode yang mempunyai 2 potensial, yakni positif
(anoda) dan negative (katoda). Dibawah anoda membrane saraf terjadi hiperpolarisasi, sedangkan
dibawah katoda membrane saraf terjadi depolarisasi (berubahnya potensial didalam membrane saraf
menjadi positif dibanding diluar membrane), sehingga electrode katoda sering disebut sebagai electrode
aktif.
Didalam tubuh kita terdapat ion positif (natrium/sodium/Na+) dan ada pula ion negative
(chloride/ potassium/ Cl-), ion positif atau sering juga disebut sebagai cation bergerak menuju elektrode
katoda dan ion negative (anion) bergerak menuju electrode anoda.
Gambar 4. Ionic Flow
Di dalam membrane saraf terdapat saluran ion positif yang disebut sebagai “sodium channel”,
saluran ini kecil sehingga tidak mampu memasukkan sodium dalam jumlah banyak dan cepat, padahal untuk
merubah potensial didalam membrane saraf dibutuhkan sodium yang banyak agar terjadi depolarisasi,
terakumulasinya sodium melewati sodium channel akan membuka saluran sodium yang besar yakni
“sodium voltage gated channel”, dengan terbukanya saluran sodium yang besar ini, maka sodium dari
3
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
luar membrane saraf akan masuk secara cepat dan banyak, sehingga mampu merubah potensial didalam
membrane saraf lebih positif dibandingkan diluar membrane saraf dan terjadi depolarisasi saraf.
Depolarisasi selanjutnya akan diikuti oleh repolarisasi, yakni kembalinya potensial didalam
membrane saraf menjadi negative dikarenakan keluarnya sodium dari membrane saraf dan bergesernya
akumulasi sodium kesamping (distal dan proksimal) untuk membuka saluran sodium besar disepanjang
serabut saraf. Pada suatu waktu potensial didalam membrane saraf lebih negatif dibanding potensial saat
istirahat, hal ini sering disebut sebagai hiperpolarisasi, ditandai dengan susahnya menstimulasi saraf tanpa
meningkatkan arus/modifikasi arus.
Gambar 5. Action Potential
Pada saat terjadi depolarisasi, menambahkan kekuatan arus berapapun tidak menjadikan depolarisasi
bertambah tinggi, karena pada saat terjadi depolarisasi maka, saraf tidak dapat lagi di stimulasi, hal ini sering
disebut “absolute refractory periode”. Namun setelah depolarisasi diikuti fase repolarisasi dan kemudian
terjadi hiperpolarisasi, membrane saraf bisa distimulasi/didepolarisasi tetapi membutuhkan arus yang lebih
tinggi/arus dimodifikasi, keadaan ini disebut sebagai “relative refractory periode”.
Jaringan tubuh yang mendapatkan paparan sodium yang banyak dan lama akan meregangkan ikatan
protein dalam jaringan sehingga kulit yang terpapar akan terasa lembut dan halus, sedangkan jaringan yang
terpapar chloride akan terjadi meningkatnya ikatan protein dan jaringan yang terpaspar akan dirasakan keras,
nyeri dan terjadi iritasi jaringan, hal ini disebut sebagai reaksi kimia/reaksi polaritas, sehingga mengubah
polaritas electrode setiap waktu sangat disarankan agar tidak terjadi reaksi kimia.
Arus dapat diklasifikasikan menjadi
1.Arus searah (Direct Current/DC)
2.Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)
3.Arus putus (Pulsatile/pulsed / Intermittent current)
Arus searah (DC) adalah arus yang mengalir searah secara terus menerus, ditandai dengan electrode
anoda dan katoda tidak berubah sepanjang arus mengalir
4
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dua arah, ditandai dengan pergantian polaritas
elektroda anoda dan katoda sepanjang arus mengalir, dimana pada suatu fase/cycle anoda berubah menjadi
katoda dan katoda berubah menjadi anoda, satu cycle sama dengan satu detik, perubahan polaritas pada AC
bisa mencapai 4000 cycle per detik (cps), pada penggunaan AC ini tidak didapatkan reaksi kimia,
dikarenakan polaritas kedua elektroda selalu berganti. Keadaan tidak ditemukannya reaksi kimia pada AC
disebut sebagai Zero Net Charge (ZNC).
Arus putus atau pulsatile merupakan modifikasi arus DC atau AC yang diputus, arus dapat
berbentuk monophasic, biphasic atau polyphasic.
Gambar 6. Current Classification
Intensitas/amplitudo adalah kuatnya arus dalam menentukan kuatnya arus, semakin tinggi arus
semakin kuat stimulasinya, intensitas pada alat memiliki satuan milliampere (mA)
Durasi adalah lamanya suatu arus menetap, durasi terbagi menjadi durasi fase dan durasi pulsa,
satuan yang dipakai adalah microsecond(µs), millisecond (ms), second (s).
Frekuensi adalah pengulangan arus dalam 1 detik, satuan yang digunakan adalah pulse per second
(pps) atau Hertz (Hz), pada saraf sensoris maka semakin tinggi frekuensi maka dirasakan semakin
nyaman dan pada saraf motorik semakin tinggi frekuensi menimbulkan kontraksi tetanik.
Agar arus elektris mudah mendepolarisasi serabut saraf, maka arus elektris harus dimodifikasi, hal ini
dilakukan agar saraf tidak mengalami adaptasi/akomodasi, cara memodifikasinya yakni dengan memutus
arus, merubah intensitas, frekuensi dan durasi.
Gambar 7. Hubungan amplitudo dan durasi pulsa (i/t)
5
Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
Terdapat 3 level/tingkat stimulasi (excitation), yakni level sensory (A-beta), motor (A-alfa) dan
nyeri (A-delta & C), ketiga level tersebut secara klinis dideskripsikan menjadi, subsensory, sensory,
motor dan noxious. Setiap serabut saraf memiliki ambang rangsang masing-masing, saraf sensoris A-beta
berdasarkan kurva hubungan amplitude dan durasi (I/t) mempunyai ambang rangsang yang rendah, dengan
intensitas rendah misal 20 mA dan durasi pulsa sepanjang 200-300 mikrosecond (µs), serabut saraf A-beta
sudah dapat terdepolarisasi, akan butuh intensitas (mA) dan durasi pulsa (µs) yang lebih ketika hendak
mendepolarisasi serabut saraf motorik (A-alfa), A-delta, C bahkan untuk mendepolarisasi otot denervated
(otot yang tidak terinervasi) memerlukan amplitude yang sangat tinggi dan durasi pulsa yang sangat panjang.
Dalam praktik klinik, fisioterapi sering me “label” nama modalitas elektroterapi, misal TENS
(Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), NMES (NeuroMuscular Electrical Stimulation), ES (Electrical
Stimulation) dll, padahal semua yang disebutkan merupakan electrical stimulation, yang membedakan adalah
batasan amplitude, durasi pulsa dan frekuensi yang dimiliki oleh setiap alat. Semakin alat/modalitas
mempunyai batasan amplitude yang tinggi, durasi pulsa yang panjang dan frekuensi yang tinggi, praktis
semua serabut saraf bahkan otot denervated pun dapat distimulasi.
LATIHAN SOAL
1. Meningkatnya voltase ketika tahanan menetap, maka bagaimana kualitas arusnya?
2. Meningkatnya tahanan namun kualitas voltase menetap konstan (Constant Voltage), maka
bagaimana kualitas arusnya?
3. Apa saja jaringan tubuh yang dapat menghantarkan arus listrik?
4. Apa nama ion positif (Cation) dalam tubuh kita?
5. Cation di dalam jaringan tubuh akan menuju ke electrode apa?
6. Mengapa electrode katoda dinamakan sebagai electrode aktif?
7. Apakah arti depolarisasi itu?
8. Apakah arti aksi potensial itu?
9. Sebutkan macam klasifikasi arus!
10. Sebutkan tiga level eksitasi/stimulasi!

More Related Content

What's hot

1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
aditya romadhon
 
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTassesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
Fitri Ardini Nuranisa
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
Yanto Physio
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
cili htbrt
 
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi Latihan
Yanto Physio
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
sriyulianti19
 
Six minute walking test
Six minute walking testSix minute walking test
Six minute walking test
bastianus juatmadja
 
Hidroterapi, parafin bath & hot pack
Hidroterapi, parafin bath & hot packHidroterapi, parafin bath & hot pack
Hidroterapi, parafin bath & hot pack
Mohammad Ali
 
Diathermy
DiathermyDiathermy
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik VertebraKonsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Yanto Physio
 
Tentang Microwave Diathermy
Tentang Microwave DiathermyTentang Microwave Diathermy
Tentang Microwave Diathermy
Dzul Fiqri
 
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmanRangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
suparman unkhair
 
Fisika kesehatan.pptx
Fisika kesehatan.pptxFisika kesehatan.pptx
Fisika kesehatan.pptx
pujiagus90gmailcom
 
Hidroterapi
HidroterapiHidroterapi
Hidroterapi
Feby Septiana
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
Selly Noviyanty Yunus
 
PNF cervical
PNF cervicalPNF cervical
PNF cervical
Yanto Physio
 
Terapi Ultrasound I.pptx
Terapi Ultrasound I.pptxTerapi Ultrasound I.pptx
Terapi Ultrasound I.pptx
aditya romadhon
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
agusmelvian
 
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatanKb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
1. Konsep Dasar Elektroterapi.pptx
 
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMTassesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
assesment (pemeriksaan kekuatan otot) MMT
 
Konsep dasar PNF
Konsep dasar PNFKonsep dasar PNF
Konsep dasar PNF
 
Low back pain
Low back pain Low back pain
Low back pain
 
Konsep Terapi Latihan
Konsep Terapi LatihanKonsep Terapi Latihan
Konsep Terapi Latihan
 
Cervical root syndrome
Cervical root syndromeCervical root syndrome
Cervical root syndrome
 
Six minute walking test
Six minute walking testSix minute walking test
Six minute walking test
 
Hidroterapi, parafin bath & hot pack
Hidroterapi, parafin bath & hot packHidroterapi, parafin bath & hot pack
Hidroterapi, parafin bath & hot pack
 
Diathermy
DiathermyDiathermy
Diathermy
 
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik VertebraKonsep Anatomi Biomekanik Vertebra
Konsep Anatomi Biomekanik Vertebra
 
Tentang Microwave Diathermy
Tentang Microwave DiathermyTentang Microwave Diathermy
Tentang Microwave Diathermy
 
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmanRangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
 
Fisika kesehatan.pptx
Fisika kesehatan.pptxFisika kesehatan.pptx
Fisika kesehatan.pptx
 
Hidroterapi
HidroterapiHidroterapi
Hidroterapi
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
 
Manifulasi
ManifulasiManifulasi
Manifulasi
 
PNF cervical
PNF cervicalPNF cervical
PNF cervical
 
Terapi Ultrasound I.pptx
Terapi Ultrasound I.pptxTerapi Ultrasound I.pptx
Terapi Ultrasound I.pptx
 
sistem termoregulasi
sistem termoregulasisistem termoregulasi
sistem termoregulasi
 
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatanKb1 konsep biomekanika pada kesehatan
Kb1 konsep biomekanika pada kesehatan
 

Similar to Modul : Basic Concept of Electrotherapy

fisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraffisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraf
REVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrik
A'al Hardian
 
Bab ii ok
Bab ii okBab ii ok
Bab ii ok
Emmi TwoenSe
 
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatanPenerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
Bagus Dwi Cahyono
 
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
ebenayomi1
 
Biolistrik
BiolistrikBiolistrik
Biolistrik
Cahya
 
biolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.pptbiolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.ppt
huntari harahap
 
Biolistrik.ppt
Biolistrik.pptBiolistrik.ppt
Biolistrik.ppt
DidiNurhadiIllian1
 
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik StatisIPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
ibnu564987
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
Yoshua Yanottama
 
Makalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyyMakalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyy
Warnet Raha
 
Makalah titin
Makalah titinMakalah titin
Makalah titin
Septian Muna Barakati
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisSeptian Muna Barakati
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisWarnet Raha
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Septian Muna Barakati
 
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxIPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
conJackal
 
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxIPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
conJackal
 
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawatiKelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Ari Sulistianto
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhOkta-Shi Sama
 

Similar to Modul : Basic Concept of Electrotherapy (20)

fisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraffisiologi sistem saraf
fisiologi sistem saraf
 
Makalah biolistrik
Makalah biolistrikMakalah biolistrik
Makalah biolistrik
 
Bab ii ok
Bab ii okBab ii ok
Bab ii ok
 
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatanPenerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
Penerapan teori gelombang arus listrik dalam pelayanan kesehatan
 
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
 
Biolistrik
BiolistrikBiolistrik
Biolistrik
 
biolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.pptbiolistrik keperawatan.ppt
biolistrik keperawatan.ppt
 
Biolistrik.ppt
Biolistrik.pptBiolistrik.ppt
Biolistrik.ppt
 
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik StatisIPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
IPA Kelas 9 BAB. 4 Materi Listrik Statis
 
Sistem saraf
Sistem saraf Sistem saraf
Sistem saraf
 
Makalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyyMakalah fisika kesehatan arrryyy
Makalah fisika kesehatan arrryyy
 
Makalah titin
Makalah titinMakalah titin
Makalah titin
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medis
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medis
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medis
 
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxIPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptxIPA Kelas 9 BAB 4.pptx
IPA Kelas 9 BAB 4.pptx
 
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawatiKelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
Kelistrikan tubuh Kelompok sepni tidasari,yetta suriani,,wiji kurniawati
 
Makalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medisMakalah aplikasi listrik dalam medis
Makalah aplikasi listrik dalam medis
 
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuhKonsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
Konsep ekg, listrik dan magnet dalam tubuh
 

More from aditya romadhon

Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien StrokeLatihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
aditya romadhon
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
aditya romadhon
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
aditya romadhon
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration CurveMateri Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
aditya romadhon
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENSMateri Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
aditya romadhon
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMISMateri Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
aditya romadhon
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic CurrentMateri Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
aditya romadhon
 
11. fibromyalgia.pptx
11. fibromyalgia.pptx11. fibromyalgia.pptx
11. fibromyalgia.pptx
aditya romadhon
 
10. Central Post Stroke Pain.pptx
10. Central Post Stroke Pain.pptx10. Central Post Stroke Pain.pptx
10. Central Post Stroke Pain.pptx
aditya romadhon
 
Traksi Spinal.pptx
Traksi Spinal.pptxTraksi Spinal.pptx
Traksi Spinal.pptx
aditya romadhon
 
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
aditya romadhon
 
Gangguan Motorik Pada stroke.pptx
Gangguan Motorik Pada stroke.pptxGangguan Motorik Pada stroke.pptx
Gangguan Motorik Pada stroke.pptx
aditya romadhon
 
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptxNon Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
aditya romadhon
 
STROKE.pptx
STROKE.pptxSTROKE.pptx
STROKE.pptx
aditya romadhon
 
4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx
aditya romadhon
 
Terapi Ultrasound III.pptx
Terapi Ultrasound III.pptxTerapi Ultrasound III.pptx
Terapi Ultrasound III.pptx
aditya romadhon
 
Terapi Ultrasound II.pptx
Terapi Ultrasound II.pptxTerapi Ultrasound II.pptx
Terapi Ultrasound II.pptx
aditya romadhon
 
3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx
3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx
3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx
aditya romadhon
 
2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx
2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx
2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx
aditya romadhon
 

More from aditya romadhon (20)

Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien StrokeLatihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
Latihan Fitness And Mobility Exercise (FAME) Pada Pasien Stroke
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Faradic Current
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration CurveMateri Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
Materi Pembelajaran Fisioterapi Strength Duration Curve
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENSMateri Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
Materi Pembelajaran Fisioterapi Elektroterapi TENS
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMISMateri Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
Materi Pembelajaran Fisioterapi ARUS DIADINAMIS
 
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic CurrentMateri Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
Materi Pembelajaran Fisioterapi Faradic Current
 
11. fibromyalgia.pptx
11. fibromyalgia.pptx11. fibromyalgia.pptx
11. fibromyalgia.pptx
 
ESWT.pptx
ESWT.pptxESWT.pptx
ESWT.pptx
 
10. Central Post Stroke Pain.pptx
10. Central Post Stroke Pain.pptx10. Central Post Stroke Pain.pptx
10. Central Post Stroke Pain.pptx
 
Traksi Spinal.pptx
Traksi Spinal.pptxTraksi Spinal.pptx
Traksi Spinal.pptx
 
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
8. Complex regional Pain Syndrome.pptx
 
Gangguan Motorik Pada stroke.pptx
Gangguan Motorik Pada stroke.pptxGangguan Motorik Pada stroke.pptx
Gangguan Motorik Pada stroke.pptx
 
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptxNon Inflammatory Osteoarthritis.pptx
Non Inflammatory Osteoarthritis.pptx
 
STROKE.pptx
STROKE.pptxSTROKE.pptx
STROKE.pptx
 
4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx4. Arus Rusia.pptx
4. Arus Rusia.pptx
 
Terapi Ultrasound III.pptx
Terapi Ultrasound III.pptxTerapi Ultrasound III.pptx
Terapi Ultrasound III.pptx
 
Terapi Ultrasound II.pptx
Terapi Ultrasound II.pptxTerapi Ultrasound II.pptx
Terapi Ultrasound II.pptx
 
3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx
3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx
3. Mekanisme Nyeri Otot.pptx
 
2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx
2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx
2. Hipersensitisasi Nyeri.pptx
 

Recently uploaded

CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
LinaJuwairiyah1
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
zirmajulianda1
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
royalbalidigitalprin
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptxPENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
SRIWIDOWATI5
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
serdangahmad
 
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CAREGerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
liamasliha1
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
roomahmentari
 

Recently uploaded (9)

CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOMCDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
CDOB Cara Distribusi Obat yang Baik Peraturan BPOM
 
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
04 KONSEP BIAYA PELAYANAN KESEHATAN dan TARIF .pptx
 
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptxKebutuhan khusus  pada permasalahan psikologis.pptx
Kebutuhan khusus pada permasalahan psikologis.pptx
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptxPENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
PENGELOLAAN POSYANDU ILP DI WILAYAH.pptx
 
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
342048743-MATERI-KONSELING-MENYUSUI.pptx
 
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CAREGerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
Gerakan Sayang Ibu dan Bayi WOMEN_CENTERED_CARE
 
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 

Modul : Basic Concept of Electrotherapy

  • 1. 1 Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis PERTEMUAN 1 MATERI PEMBELAJARAN : BASIC CONCEPT OF ELECTROTHERAPY Elektrisitas sangat sering di deskripsikan oleh kekuatan arus, frekuensi arus, kuatnya voltase dan tahanan. Terdapat hubungan erat antara arus, voltase dan tahanan sebagaimana ditunjukkan pada hukum “Ohm” 1. Arus berbanding sama/proporsional terhadap voltase, meningkatknya voltase ketika tahanan menetap konstan akan meningkat pula kekuatan arusnya 2. Arus berbanding terbalik terhadap tahanan, meningkatnya tahanan ketika voltase menetap/konstan akan menurunkan kekuatan arus Gambar 1. Hukum Ohm Sehingga dapat dikatakan meningkatnya arus dikarenakan meningkatnya voltase atau menurunnya tahanan, sehingga tahanan yang besar pada jaringan tubuh, membutuhkan voltase yang tinggi untuk menyalurkan arus ke jaringan tubuh yang dalam. Jaringan tubuh yang dapat dialiri oleh arus listrik seperti, otot, serabut saraf, sel darah, membrane sel. Sedangkan yang tidak dapat dialiri oleh arus listrik adalah tulang, kartilago, ligamen dan tendon. Tahanan jaringan tubuh yang sering disebut sebagai “impedance” sangat bervariasi pada tiap bagian tubuh, tergantung dari kandungan air pada jaringan tubuh tersebut, jaringan kulit yang sehat mengandung air dan garam, meskipun begitu jaringan kulit mempunyai tingkat tahanan yang besar yakni (1000 + V)8 terhadap arus, hal ini dikarenakan permukaan jaringan kulit (epidermis) hanya mengandung sedikit air. Gambar 2. Konduksi jaringan tubuh Meminimalisir tahanan merupakan hal yang sangat penting, agar arus lebih mudah masuk kedalam jaringan dan dirasakan nyaman oleh pasien. Arus dapat mengalir kedalam jaringan ketika ada sumber arus dan media yang menghantarkan kedua potensial (NaCl/Sodium-Chloride). TISSUES EXCITABLE Muscle Nerve Fiber Blood Cell Cell Membrane NON Bone Cartilage Ligaments Tendons
  • 2. 2 Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis Pada kenyataannya didalam tubuh kita memang ada aktivitas elektris, otot dapat berkontraksi dan menggerakkan anggota tubuh merupakan aktivitas elektris dari saraf motorik, begitu juga saat kita merasakan sentuhan, suhu, rasa makanan, mendengar, melihat, semuanya dapat terjadi oleh aktivitas elektris dari saraf sensori. Bahkan ketika kita tidurpun saraf motorik ataupun sensori tetap melakukan aktivitas elektris, perbedaannya adalah ketika istirahat, saraf tidak terstimulasi (resting membrane potential) maka potensial didalam membrane saraf cenderung lebih negative dibanding diluar membrane saraf, sebaliknya ketika saraf terstimulasi maka potensial listrik didalam membrane saraf cenderung lebih positif dibanding diluar membrane saraf. Gambar 3. Resting Membrane Potential (RMP) Modalitas elektroterapi mempunyai 2 jenis electrode yang mempunyai 2 potensial, yakni positif (anoda) dan negative (katoda). Dibawah anoda membrane saraf terjadi hiperpolarisasi, sedangkan dibawah katoda membrane saraf terjadi depolarisasi (berubahnya potensial didalam membrane saraf menjadi positif dibanding diluar membrane), sehingga electrode katoda sering disebut sebagai electrode aktif. Didalam tubuh kita terdapat ion positif (natrium/sodium/Na+) dan ada pula ion negative (chloride/ potassium/ Cl-), ion positif atau sering juga disebut sebagai cation bergerak menuju elektrode katoda dan ion negative (anion) bergerak menuju electrode anoda. Gambar 4. Ionic Flow Di dalam membrane saraf terdapat saluran ion positif yang disebut sebagai “sodium channel”, saluran ini kecil sehingga tidak mampu memasukkan sodium dalam jumlah banyak dan cepat, padahal untuk merubah potensial didalam membrane saraf dibutuhkan sodium yang banyak agar terjadi depolarisasi, terakumulasinya sodium melewati sodium channel akan membuka saluran sodium yang besar yakni “sodium voltage gated channel”, dengan terbukanya saluran sodium yang besar ini, maka sodium dari
  • 3. 3 Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis luar membrane saraf akan masuk secara cepat dan banyak, sehingga mampu merubah potensial didalam membrane saraf lebih positif dibandingkan diluar membrane saraf dan terjadi depolarisasi saraf. Depolarisasi selanjutnya akan diikuti oleh repolarisasi, yakni kembalinya potensial didalam membrane saraf menjadi negative dikarenakan keluarnya sodium dari membrane saraf dan bergesernya akumulasi sodium kesamping (distal dan proksimal) untuk membuka saluran sodium besar disepanjang serabut saraf. Pada suatu waktu potensial didalam membrane saraf lebih negatif dibanding potensial saat istirahat, hal ini sering disebut sebagai hiperpolarisasi, ditandai dengan susahnya menstimulasi saraf tanpa meningkatkan arus/modifikasi arus. Gambar 5. Action Potential Pada saat terjadi depolarisasi, menambahkan kekuatan arus berapapun tidak menjadikan depolarisasi bertambah tinggi, karena pada saat terjadi depolarisasi maka, saraf tidak dapat lagi di stimulasi, hal ini sering disebut “absolute refractory periode”. Namun setelah depolarisasi diikuti fase repolarisasi dan kemudian terjadi hiperpolarisasi, membrane saraf bisa distimulasi/didepolarisasi tetapi membutuhkan arus yang lebih tinggi/arus dimodifikasi, keadaan ini disebut sebagai “relative refractory periode”. Jaringan tubuh yang mendapatkan paparan sodium yang banyak dan lama akan meregangkan ikatan protein dalam jaringan sehingga kulit yang terpapar akan terasa lembut dan halus, sedangkan jaringan yang terpapar chloride akan terjadi meningkatnya ikatan protein dan jaringan yang terpaspar akan dirasakan keras, nyeri dan terjadi iritasi jaringan, hal ini disebut sebagai reaksi kimia/reaksi polaritas, sehingga mengubah polaritas electrode setiap waktu sangat disarankan agar tidak terjadi reaksi kimia. Arus dapat diklasifikasikan menjadi 1.Arus searah (Direct Current/DC) 2.Arus bolak-balik (Alternating Current/AC) 3.Arus putus (Pulsatile/pulsed / Intermittent current) Arus searah (DC) adalah arus yang mengalir searah secara terus menerus, ditandai dengan electrode anoda dan katoda tidak berubah sepanjang arus mengalir
  • 4. 4 Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dua arah, ditandai dengan pergantian polaritas elektroda anoda dan katoda sepanjang arus mengalir, dimana pada suatu fase/cycle anoda berubah menjadi katoda dan katoda berubah menjadi anoda, satu cycle sama dengan satu detik, perubahan polaritas pada AC bisa mencapai 4000 cycle per detik (cps), pada penggunaan AC ini tidak didapatkan reaksi kimia, dikarenakan polaritas kedua elektroda selalu berganti. Keadaan tidak ditemukannya reaksi kimia pada AC disebut sebagai Zero Net Charge (ZNC). Arus putus atau pulsatile merupakan modifikasi arus DC atau AC yang diputus, arus dapat berbentuk monophasic, biphasic atau polyphasic. Gambar 6. Current Classification Intensitas/amplitudo adalah kuatnya arus dalam menentukan kuatnya arus, semakin tinggi arus semakin kuat stimulasinya, intensitas pada alat memiliki satuan milliampere (mA) Durasi adalah lamanya suatu arus menetap, durasi terbagi menjadi durasi fase dan durasi pulsa, satuan yang dipakai adalah microsecond(µs), millisecond (ms), second (s). Frekuensi adalah pengulangan arus dalam 1 detik, satuan yang digunakan adalah pulse per second (pps) atau Hertz (Hz), pada saraf sensoris maka semakin tinggi frekuensi maka dirasakan semakin nyaman dan pada saraf motorik semakin tinggi frekuensi menimbulkan kontraksi tetanik. Agar arus elektris mudah mendepolarisasi serabut saraf, maka arus elektris harus dimodifikasi, hal ini dilakukan agar saraf tidak mengalami adaptasi/akomodasi, cara memodifikasinya yakni dengan memutus arus, merubah intensitas, frekuensi dan durasi. Gambar 7. Hubungan amplitudo dan durasi pulsa (i/t)
  • 5. 5 Modul Perkuliahan Materi Pembelajaran Elektrodiagnosis & Elektroterapi_Oleh : Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis Terdapat 3 level/tingkat stimulasi (excitation), yakni level sensory (A-beta), motor (A-alfa) dan nyeri (A-delta & C), ketiga level tersebut secara klinis dideskripsikan menjadi, subsensory, sensory, motor dan noxious. Setiap serabut saraf memiliki ambang rangsang masing-masing, saraf sensoris A-beta berdasarkan kurva hubungan amplitude dan durasi (I/t) mempunyai ambang rangsang yang rendah, dengan intensitas rendah misal 20 mA dan durasi pulsa sepanjang 200-300 mikrosecond (µs), serabut saraf A-beta sudah dapat terdepolarisasi, akan butuh intensitas (mA) dan durasi pulsa (µs) yang lebih ketika hendak mendepolarisasi serabut saraf motorik (A-alfa), A-delta, C bahkan untuk mendepolarisasi otot denervated (otot yang tidak terinervasi) memerlukan amplitude yang sangat tinggi dan durasi pulsa yang sangat panjang. Dalam praktik klinik, fisioterapi sering me “label” nama modalitas elektroterapi, misal TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), NMES (NeuroMuscular Electrical Stimulation), ES (Electrical Stimulation) dll, padahal semua yang disebutkan merupakan electrical stimulation, yang membedakan adalah batasan amplitude, durasi pulsa dan frekuensi yang dimiliki oleh setiap alat. Semakin alat/modalitas mempunyai batasan amplitude yang tinggi, durasi pulsa yang panjang dan frekuensi yang tinggi, praktis semua serabut saraf bahkan otot denervated pun dapat distimulasi. LATIHAN SOAL 1. Meningkatnya voltase ketika tahanan menetap, maka bagaimana kualitas arusnya? 2. Meningkatnya tahanan namun kualitas voltase menetap konstan (Constant Voltage), maka bagaimana kualitas arusnya? 3. Apa saja jaringan tubuh yang dapat menghantarkan arus listrik? 4. Apa nama ion positif (Cation) dalam tubuh kita? 5. Cation di dalam jaringan tubuh akan menuju ke electrode apa? 6. Mengapa electrode katoda dinamakan sebagai electrode aktif? 7. Apakah arti depolarisasi itu? 8. Apakah arti aksi potensial itu? 9. Sebutkan macam klasifikasi arus! 10. Sebutkan tiga level eksitasi/stimulasi!