Modul ini membahas konsep perencanaan fasilitas, perancangan tata letak fasilitas, dan perencanaan kebutuhan mesin produksi dalam industri. Topik utama meliputi penentuan lokasi pabrik, perancangan struktur bangunan, sistem pemindahan material, serta prinsip optimalisasi ruang dan aliran kerja. Modul ini bertujuan membantu mahasiswa memahami perencanaan fasilitas manufaktur secara menyeluruh.
EKONOMI TEKNIK (Engineering
Definisi
Economy)
Sebuah metode analisis untuk membuat
keputusan teknikal (engineering) dengan
berdasar pertimbangan ekonomi.
Di dalam physical environment, kita memanfaatkan ilmu-
Physical Environment
ilmu fisika dan kimia untuk mengubah input menjadi output
yang kita inginkan.
Cost Effectiveness
Metode ini tidak memerlukan penilaian
benefit dalam satuan uang.
Menggunakan indeks ke-efektif-an dalam
mencapai tujuan.
Hanya untuk menentukan ranking, bukan
untuk menerima/menolak. Harus sudah
ada political will bahwa proyek akan
dilaksanakan, hanya memilih terbaik.
Cost –Effectiveness
1. Rumuskan goal serta ukuran efektivitas
pencapaian goal
2. Identifikasikan beberapa (lebih dari satu)
alternatif
3. Rumuskan kendala (constraint) jika ada
4. Buat estimasi biaya investasi dan operasi
masing-masing alternative, serta hitung biaya
ekivalen tahunan
5. Hitung indeks efektivitas pencapaian tujuan
masing-masing alternatif
BENEFIT - COST ANALYSIS atau
ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA
Prinsip Efisiensi : Proyek Publik bisa diterima
hanya kalau nilai manfaat yang dihasilkan
melebihi biaya yang dikeluarkan.
Konsekuensi: manfaat harus dikonversikan
ke satuan moneter agar bisa dibandingkan
dengan biaya
Materi belajar sederhana tentang tata letak (layout) dan elemen desain.
Jika ada saran, masukan, silakan komen dibawah atau email ke yan (@) vidiyan.com
EKONOMI TEKNIK (Engineering
Definisi
Economy)
Sebuah metode analisis untuk membuat
keputusan teknikal (engineering) dengan
berdasar pertimbangan ekonomi.
Di dalam physical environment, kita memanfaatkan ilmu-
Physical Environment
ilmu fisika dan kimia untuk mengubah input menjadi output
yang kita inginkan.
Cost Effectiveness
Metode ini tidak memerlukan penilaian
benefit dalam satuan uang.
Menggunakan indeks ke-efektif-an dalam
mencapai tujuan.
Hanya untuk menentukan ranking, bukan
untuk menerima/menolak. Harus sudah
ada political will bahwa proyek akan
dilaksanakan, hanya memilih terbaik.
Cost –Effectiveness
1. Rumuskan goal serta ukuran efektivitas
pencapaian goal
2. Identifikasikan beberapa (lebih dari satu)
alternatif
3. Rumuskan kendala (constraint) jika ada
4. Buat estimasi biaya investasi dan operasi
masing-masing alternative, serta hitung biaya
ekivalen tahunan
5. Hitung indeks efektivitas pencapaian tujuan
masing-masing alternatif
BENEFIT - COST ANALYSIS atau
ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA
Prinsip Efisiensi : Proyek Publik bisa diterima
hanya kalau nilai manfaat yang dihasilkan
melebihi biaya yang dikeluarkan.
Konsekuensi: manfaat harus dikonversikan
ke satuan moneter agar bisa dibandingkan
dengan biaya
Materi belajar sederhana tentang tata letak (layout) dan elemen desain.
Jika ada saran, masukan, silakan komen dibawah atau email ke yan (@) vidiyan.com
Slide materi workshop design layout media cetak untuk Badan Komunikasi, Informatika,
Arsip dan Sandi Daerah (BAKIASDA)
Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan
Dibuat oleh:
Danto Sukmajati
(Dosen Pembimbing FTSP Arsitektur Universitas Mercu Buana)
Untuk memotivasi para mahasiswa yang telah berjuang sekuat tenaga namun tidak mengerti sasaran dari tugas-tugasnya.
Statistik (deskriptif) populasi penduduk DKI Jakarta per 2013. Meliputi mean, median, modus, varians, simpangan baku. Data dikelompokkan per kelurahan.
Materi Termodinamika. Dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fisika Industri.
Maaf bila ada materi yang salah atau keliru.... mohon dikoreksi....
05. Konsep Perencanaan Fasilitas, Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas, dan Perencanaan Mesin Produksi
1. MODUL PERKULIAHAN
Pengantar
Teknik
Industri
POKOK BAHASAN
Konsep Perencanaan Fasilitas
Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas
Konsep Perencanaan Kebutuhan Mesin Produksi
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Teknik Teknik Industri
05
MK10230 Ir.Torik , MT
Abstract Kompetensi
Perancangan tata letak fasilitas dalam pabrik
ada empat tipe
Diharapkan mahasiswa dapat memahami
konsep perencanaan fasilitas, perencanaan
2. kebutuhan mesin produksi dan perancangan
tata letak fasilitas.
Konsep Perencanaan Fasilitas
Didalam perencanaan fasilitas pabrik ada dua hal pokok yang akan dibahas , yaitu :
pertama berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location), yakni menetapkan
lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan, dan yang kedua adalah
perancangan fasiltas produksi (facilities design) yang akan meliputi perancangan struktur
bangunan, perancangan tata letak fasilitas produksi dan perancangan sistem pemindahan
material.
Perancangan fasilitas akan menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas dari fasilitas – fasilitas
produksi dari pabrik akan bisa diataur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya
mencapai tujuan pokok secara efektif dan efisien. Untuk industri manufakturing , maka
perencanaan aktivitas akan meliputi penetapan cara yang sebaik-baiknya agar fasilitas –
fasilitas yang ada mampu menunjang kelancaran proses produksi .
Phase perencanaan fasiltas ini akan dimulai dengan penetapan lokasi pabrik atau
penetapan lokasi dimana fasilitas – fasilitas produksi harus ditempatkan.
Phase perencanaan fasilitas selanjutnya adalah berkaitan dengan proses
perancangan fasilitas dan untuk tata letak pabrik disini meliputi pengaturan letak mesin,
peralatan, dan fasilitas produksi lainnya yang ada dalam areal dibatasi oleh dinding-dinding
pabrik. Dalam pengaturan tata letak fasilitas produksi, sekaligus disini akan dirancang
pengaturan sistem pemindahan material.
‘1
3 2
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
3. Lokasi Fasilitas
Perencanaan Fasilitas
Perancangan Fasilitas
Perancangan Struktur
Bangunan
Perancangan Tataletak
Fasilitas Produksi
Perancangan Sistem
Pemindahan Material
Gambar 3.1. Sistimatika Perencanaan Fasilitas Pabrik
‘1
3 3
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
4. Konsep Perancangan Tata Letak Fasilitas
Tata letak (layout) atau pengaturan dari fasilitas produksi dan areal kerja yang ada adalah
suatu masalah yang sering dijumpai dalam industri. Tata letak (layout) fasilitas dapat
didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas – fasilitas produksi guna menunjang
kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan coba memanfaatkan luas area untuk
menempatkan mesin atau fasilitas produski lainnya. Dalam tata letak fasilitas ada dua hal
yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dalam
pabrik. Pada umumnya tata letak fasilitas yang terencana dengan baik akan ikut
menentukan efisiensi . Peralatan / mesin industri yang mahal harganya dan canggih akan
tidak ada artinga akibat perencaan layout yang sembarangan saja.
Karena aktivitas produksi suatu industri secara normal harus berlangsung lama, dengan tata
letak yang tidak selalu berubah-rubah, maka setiap kekeliruan yang dibuat didalam
perencanaan tata letak ini akan menyebabkan kerugian-kerugian yangb tidak kecil. Tujuan
utam dalam perancangan tata letak fasilitas pada dasarnya adalah untuk meminimumkan
total biaya, kemudahan dalam proses supervisi serta menghadapi rencana perluasan pabrik
kelak dikemudian hari.
Prinsip dasar didalam perencanaan tata letak fasilitas untuk mencapai tujuan utama, yakni :
• Integrasi secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi.
• Aliran kerja berlangsung secara lancar didalam pabrik.
• Pemindahan jarak yang seminimal mungkin.
• Semua area yang ada dimanfaatkan secara optimal.
• Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel.
Analisis tata letak sampai dengan saat ini masih menjadi bidang garapan insinyur
industi yang paling kualitatif dibandingkan dengan bidang lainnya di dalam suatu pabrik
membutuhkan pertimbangan keseluruhan aspek dan pengendalian di pabrik. Oleh
karenanya mata kuliah tata letak fasilitas di universitas ditempatkan pada bagian terakhir.
Selain itu, banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan menjadikan usaha untuk “
mengkuantifikasikan” tata letak fasilitas ini menjadi lebih sukar. Banyak keputusan yang
harus diambil, banyak kriteria yang dipertimbangkan, banyak perhitungan yang dilakukan,
tetapi justifikasi terhadap rancangan yang dilakukan semata-mata hanyalah dengan cara
‘1
3 4
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
5. kualitatif. Sering kali suatu rancangan tata letak fasilitas yang baik merupakan gabungan
dari prinsip-prinsip yang baik. Tetapi harus diingat bahwa belum tentu prinsip-prinsip tadi
dapat ditetapkan ; oleh karenanya kita harus selalu membandingkan antara prinsip-prinsip
tadi dengan keadaan di lapangan.
Konsep Perencanaan Keburuhan Mesin
Pemilihan jenis dan spesifikasi mesin produksi merupakan langkah penting dan sangat
menentukan langkah perancangan layout selanjutnya. Dengan memanfaatkan katalog /
dokumentasi mengenai mesin atau fasilitas produksi lainnya yang dapat diperoleh dari
pemasok khusus (supplier), maka dapat dipilih macam mesin dan spesifikasi yang cocok
untuk digunakan. Keputusan mengenai kapasitas produksi, yang dalam hal ini juga
ditentukan oleh kemampuan mesin atau fasilitas produksi yang terpasang. Kapasitas
produksi secara umum diukur dalam bentuk unit-unit fisik yang ditujukan berdasarkan
keluaran maksimum yang dihasilkan oleh proses produksi pada setiap periode operasi.
Studi kelayakan harus dibuat terlebih dahulu untuk menentukan berapa banyak kapasitas
yang Hrus dipasang dan kapan kapasitas produski sebanyak itu diperlukan. Kalau pada
proses produksi pembuatan produk hanya memerlukan satu tahap operasi (single stage),
maka penetapan kapasitas mesin yang diperlukan akan lebih mudah dan sederhana . Disini
tingkat keluaran (output rate) yang dihasilkan akan dapat dikaitkan langsung dengan
kapasitas proses atau mesin yang digunakan tersebut . Sekali lagi dalam kenyataannya
proses produksi dalam pabrik tidaklah sederhana itu. Yang umum dijumpai adalah bahwa
pembuatan sebuah produk harus melalui sistem produksi yang sangat kompleks dalam arti
produk akhir baru bisa diperoleh setelah melalui tahapan proses yang bertingkat. Disini akan
dipergunakan berbagai macam mesin atau peralatan produksi dalam melaksanakan
kegiatan operasi untuk setiap tahapan. Dengan demikian sangatlah sulit dan tidak mungkin
untuk memasang setiap tahapan proses dengan kapasitas maksimum yang sama.
Konsekuensi logis yang diperoleh dari masing-masing tahapan akan memiliki kapasitas
produksi yang berbeda-beda, sehingga ada kemungkinan terjadinya penyumbatan aliran
material (bottle-necks). Untuk mengatasi penyumbatan aliran akibat ketidak seimbangan
kapasitas tersebut dapat dilakukan langka-langkah seperti pengaturan keseimbangan
lintasan produksi (line balancing) baik untuk lintasan pabrikasi atau lintasan perakitan. Untuk
keperluan penentuan jumlah mesin yang dibutuhkan, maka ada informasi yang harus
diketahui sebelumnya, yaitu :
‘1
3 5
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
6. • Volume produksi yang dicapai.
• Estimasi skrap pada setiap proses operasi.
• Waktu kerja standar untuk proses operasi yang berlangsung.
Selanjutnya untuk menentukan jumlah mesin dari masing-masing tahapan proses produksi
yang dibutuhkan dipergunakan rumus umum :
T . P
N = _______________
60 . D. E
T = total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses operasi (menit/unit produk)
P = jumlah produk yang harus dibuat oleh masing-masing mesin perperiode waktu kerja
(unit produk/hari)
D = jam operasi kerja mesinyang tersedia, dimana untuk shift kerja D = 8 jam/hari
E = efisiensi kerja mesin yang disebabkan adanya setup, breakdown, repair, yang
menyebabkan idle. Antara 0,8 – 0,9
Tabel 4.1. Contoh Urutan Pengerjaan Produk/Koponen
Tahapa
n
Proses
Tipe
Mesin yg
digunaka
n
Jam Kerja
perperiode
( D )
Waktu
Pengerjaan
per produk
(T , menit)
Down Time
per hari
(DT , menit)
Set up time
(ST ,menit)
%
Defect
( p )
1 Ms. bubut 8 15 70 16 6
2 Ms. Frais 8 40 80 12 4
3 Ms. Drill 8 20 40 8 9
P1 = 183 P2 = 172 P3 = 165
‘1
3 6
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
7. Po = 183 Pg1= 172 Pg2 = 165
Pg3 = 150
Pd1 = 11 Pd2 =7 Pd3 = 15
Gambar 4.2. Skema Aliran Produksi
Rumus umum , mencari efisiensi kerja :
DT + ST = waktu yang terbuang perperiode
D = Jam operasi kerja perperiode
E = Efisiensi
E =
+
−
D
SD TT
1
Untuk mesin bubut ( tahan proses 1 )
82,018,01
860
1670
1 =−=
+
−=
x
E
Untuk mesin frais ( tahan proses 2 )
81,019,01
860
1280
1 =−=
+
−=
x
E
Untuk mesin drill ( tahan proses 3 )
90,010,01
860
840
1 =−=
+
−=
x
E
Rumus umum , mencari jumlah produk sebagai masukan :
di
gi
i
p
P
P
−
=
1
‘1
3 7
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
1
2
3
8. Untuk mesin drill (tahapan proses ke 3 ) , jumlah produk yang direncanakan perhari 3gP =
150 unit / hari
16584,164
91,0
150
09,01
150
1 3
3
3 ===
−
=
−
=
d
g
p
P
P
Untuk mesin frais (tahapan proses ke 2 )
17288,171
96,0
165
04,01
165
1 2
2
2 ===
−
=
−
=
d
g
p
P
P
Untuk mesin bubut (tahapan proses ke 1 )
18398,182
94,0
172
06,01
172
1 1
1
1 ===
−
=
−
=
d
g
p
P
P
Rumus umum , mencari jumlah mesin :
i
ii
i
ED
PT
N
..60
.
=
Untuk mesin bubut
97,6
82,0860
18315
1 ==
xx
x
N dibulatkan 1N = 7 mesin bubut
Untuk mesin frais
69,17
81,0860
17240
2 ==
xx
x
N dibulatkan 1N = 18 mesin frais
Untuk mesin drill
64,7
90,0860
16520
3 ==
xx
x
N dibulatkan 1N = 8 mesin drill
Latihan
‘1
3 8
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
9. ‘1
3 9
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id
10. Daftar Pustaka
1. Maynard “ Handbook of Industrial Engineering” Mc Graw Hill
2. Salvendy “ Handbook of Industrial Engineering” John Wiley
3. Hicks “ Industrial Engineering and Management “ Mc Graw Hill
4. Purnomo Hari “ Pengantar Teknik Industri “ Graha ILmu, Yogyakarta
5. Wigjosoebroto Sritomo “ Pengantar Teknik dan Manajemen Industri “ Guna Wijaya,
Surabaya.
6. James M. Apple “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan” ITB, Bandung.
‘1
3 10
Pengantar Teknik Industri
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Torik http://www.mercubuana.ac.id