Metode Von Thunen menyatakan bahwa harga tanah ditentukan oleh jaraknya dari pusat kota. Model ini mengasumsikan kondisi homogen dan biaya angkut yang berbanding lurus dengan jarak. Harga tanah diprediksi menggunakan regresi linier sederhana antara harga dan jarak ke pusat kota.
3. Prinsip Dasar Teori Von Thunen
Metoda Penaksiran Harga
Tanah Von Thunen
Harga tanah ditentukan oleh
panjang jarak geografi lokasi
tanah tersebut ke/dari pusat
kegiatan kota (central
business district / CBD)
Metode Penaksiran, dan
latihan dengan menggunakan
statistik parametrik untuk
regresi linier sederhana
“simple linier regression”
4. Land Use Model Von Thunen
Teori Von Thunen memasang asumsi sebagai berikut :
1. Letak, kesuburan, iklim serta kondisi lingkungan homogen;
2. Biaya angkutan akan meningkat secara berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh ke pusat kota;
3. Upah buruh dan harga produktivitas sama dimana pun kegiatan itu berada;
4. Kota memproduksi barang-barang untuk kebutuhan perdesaan, dan sebaliknya perdesaan memproduksi
hasil pertanian untuk kebutuhan kota;
5. Harga barang dan hasil pertanian stabil dan penentuan harga pada pusat pemasaran yang dianggap terletak
di pusat kota; dan
6. Kemungkinan biaya transportasi pergerakan ke berbagai tujuan relatif sama.
5. Model Harga Tanah Von Thunen dan Isard
Nilai Tanah (Land Rent) mempunyai korelasi yang negatif terhadap jarak persil ke pusat kota (Central
Business District/CBD), semakin jauh dari pusat kota/pasar semakin rendah nilainya, dan sebaliknya.
Y = b0 - b1 . X
Y : Harga Tanah
X : Jarak Terhadap Pusat Kota
b0 : Konstanta Intercept
b1 : Konstanta Koefisien Arah
Jarak tempat lokasi bidang tanah terhadap pusat
kegiatan kota/CBD yang dicirikan oleh pusat
perdagangan eceran.
Faktor Lainnya :
Tata guna tanah, Tingkat
kesuburan tanah, Letak, Topografi,
Iklim, Pengairan, Kualitas dan
kuantitas utilitas lokasi, Bentuk
bidang tanah.
6. Profil Harga Tanah Model Von Thunen
model empirik
Semakin dekat jarak lokasi tempat tanah tersebut ke CBD semakin mahal harganya, dan perbedaan
harga tanah antarlokasi karena faktor perbedaan jarak pada daerah CBD adalah paling tinggi (dalam
gambar tampak kurvanya paling curam), kemudian diikuti oleh daerah transisi (daerah
perumahan/permukiman), dan daerah pinggiran kota (daerah pertanian).
7. Profil Harga Tanah Empirik Von Thunen yang Dimungkinkan
Penyebab Relief kurva harga tanah zona pertanian :
-Adanya keragaman aksesabiitas lokasi terhadap jalan raya,
kesuburan tanah, kualitas jaringan irigasi dan topografi.
-Kuatnya harapan terjadinya perluasan daerah perkotaan
(urbanized area) pada masa mendatang.
8. Prosedur Penaksiran Harga
1. Siapkan Peta kerja yang mencakup daerah yang akan disurei, peta tersebut minimal memuat
detil jaringan jalan dan batas administrasi. (Peta dengan skala 50.000 – 250.000)
Langkah – langkah dalam kegiatan penaksiran Harga Tanah :
2. Rencanakan pola perletakkan titik-titik (persil) sampel yang
akan disurvei jarak dan harga tanahnya di atas peta tersebut
dengan cara :
a) Tariklah garis-garis lurus radial dengan pensil dari “titik”
pusat kota (CBD) keluar, kalau memungkinkan buatlah
menurut delapan arah mata angin
b) Buatlah garis-garis lingkaran dengan pusat lungkaran di
“titik” pusat kota(CBD) dengan panjang jari-jari misalnya
berurut : 1000m, 2000m, 300m dan seterusnya dengan
kelipatan 1000meteran
c) Tandailah serta beri nomor urut setiap titik potong yang
dihasilkan dari pertemuan (perpotongan) antara garis lurus
radial (jari-jari) dan garis-garis lingkaran yang konsentris
terhadap CBD tadi.
9. Prosedur Penaksiran Harga
3. Buatlah tabel data pengamatan dengan baris (rows) adalah nomor titik persil-persil yang diamati,
dan beberapa kolom yang berisikan : (a) Nomor persil; (b) Nilai jarak; (c) Harga tanah; (d)
Penggunaan tanah (existing land use); dan (e) Keterangan (bisa diisi informasi apa saja yang
relevan dengan persil yang diamati).
4. Dari setiap titik (persil sampel) tersebut diatas carilah data pasangan Y (harga tanah per meter
persegi dalam suatu satuan rupiah atau ribuan rupiah) di lapangan, dan X (nilai jarak lurus
terhadap pusat kota/CBD dalam satuan meter/kilometer) diatas peta setelah titik persil tersebut
teridentifikasi pada peta kerja. Data (Xdan Y) tersebut di catat dalam tabel.
5. Pindahkan data pengamatan berpasangan X dan Y dari tabel dimaksud diatas ke dalam spreadsheet
yang terdapat dalam program SPSS pada komputer.
6. Dalam sistem analisis regresi linier pada salah satu menu SPSS, berikan suatu nilai harga taraf uji
(α) katakanlah 5% atau 0,05 hingga dengan demikian tingkat kepercayaan (1-α) yang akan kita
gunakan adalah 95% atau 0,95.
10. Prosedur Penaksiran Harga
7. Masih dalam salah satu menu analisis regresi linier dalam SPSS di atas, pilihlah variabel atau kolom
X sebagai independent variable dan variabel atau kolom Y sebagai dependent variable.
8. Dalam suatu menu analisisregresi linier tersebut kemudian, cari fasilitas atau submenu untuk
menghitung koefisien, maka kita akan segera memperoleh konstanta (intercept) b0 dan koefisien b1
9. Masukkan b0 dan b1 yang sudah dalam bentuk angka ke dalam persamaan aljabar untuk model
teoritis : Y = b0 - b1 . X . Itulah model atau persamaan matematik harga tanah yang dihasilkan dari
pengamatan kita secara empirik, yang kemudian akan kita gunakan untuk menaksir harga-harga
tanah persil sembarangan, asalkan jarak geografisnya terhadap CBD diketahui.
10. Masukkan nilai jarak ke CBD dari tempat lokasi persil yang akan kita taksir atau kita ramal harga
tanahnya ke dalam persamaan aljabar Y = b0 - b1 . X , dengan cara mengganti X dalam persamaan
tersebut dengan angka nilai jarak ke CBD dari persil yang kita taksir harganya tersebut.