SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
METODA VON THUNEN
Oleh :
Heri Yuli Safitri
3512100090
Johann Heinrich Von Thunen
(1826)
Prinsip Dasar Teori Von Thunen
Metoda Penaksiran Harga
Tanah Von Thunen
Harga tanah ditentukan oleh
panjang jarak geografi lokasi
tanah tersebut ke/dari pusat
kegiatan kota (central
business district / CBD)
Metode Penaksiran, dan
latihan dengan menggunakan
statistik parametrik untuk
regresi linier sederhana
“simple linier regression”
Land Use Model Von Thunen
 Teori Von Thunen memasang asumsi sebagai berikut :
1. Letak, kesuburan, iklim serta kondisi lingkungan homogen;
2. Biaya angkutan akan meningkat secara berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh ke pusat kota;
3. Upah buruh dan harga produktivitas sama dimana pun kegiatan itu berada;
4. Kota memproduksi barang-barang untuk kebutuhan perdesaan, dan sebaliknya perdesaan memproduksi
hasil pertanian untuk kebutuhan kota;
5. Harga barang dan hasil pertanian stabil dan penentuan harga pada pusat pemasaran yang dianggap terletak
di pusat kota; dan
6. Kemungkinan biaya transportasi pergerakan ke berbagai tujuan relatif sama.
Model Harga Tanah Von Thunen dan Isard
Nilai Tanah (Land Rent) mempunyai korelasi yang negatif terhadap jarak persil ke pusat kota (Central
Business District/CBD), semakin jauh dari pusat kota/pasar semakin rendah nilainya, dan sebaliknya.
Y = b0 - b1 . X
Y : Harga Tanah
X : Jarak Terhadap Pusat Kota
b0 : Konstanta Intercept
b1 : Konstanta Koefisien Arah
Jarak tempat lokasi bidang tanah terhadap pusat
kegiatan kota/CBD yang dicirikan oleh pusat
perdagangan eceran.
Faktor Lainnya :
Tata guna tanah, Tingkat
kesuburan tanah, Letak, Topografi,
Iklim, Pengairan, Kualitas dan
kuantitas utilitas lokasi, Bentuk
bidang tanah.
Profil Harga Tanah Model Von Thunen
model empirik
Semakin dekat jarak lokasi tempat tanah tersebut ke CBD semakin mahal harganya, dan perbedaan
harga tanah antarlokasi karena faktor perbedaan jarak pada daerah CBD adalah paling tinggi (dalam
gambar tampak kurvanya paling curam), kemudian diikuti oleh daerah transisi (daerah
perumahan/permukiman), dan daerah pinggiran kota (daerah pertanian).
Profil Harga Tanah Empirik Von Thunen yang Dimungkinkan
Penyebab Relief kurva harga tanah zona pertanian :
-Adanya keragaman aksesabiitas lokasi terhadap jalan raya,
kesuburan tanah, kualitas jaringan irigasi dan topografi.
-Kuatnya harapan terjadinya perluasan daerah perkotaan
(urbanized area) pada masa mendatang.
Prosedur Penaksiran Harga
1. Siapkan Peta kerja yang mencakup daerah yang akan disurei, peta tersebut minimal memuat
detil jaringan jalan dan batas administrasi. (Peta dengan skala 50.000 – 250.000)
Langkah – langkah dalam kegiatan penaksiran Harga Tanah :
2. Rencanakan pola perletakkan titik-titik (persil) sampel yang
akan disurvei jarak dan harga tanahnya di atas peta tersebut
dengan cara :
a) Tariklah garis-garis lurus radial dengan pensil dari “titik”
pusat kota (CBD) keluar, kalau memungkinkan buatlah
menurut delapan arah mata angin
b) Buatlah garis-garis lingkaran dengan pusat lungkaran di
“titik” pusat kota(CBD) dengan panjang jari-jari misalnya
berurut : 1000m, 2000m, 300m dan seterusnya dengan
kelipatan 1000meteran
c) Tandailah serta beri nomor urut setiap titik potong yang
dihasilkan dari pertemuan (perpotongan) antara garis lurus
radial (jari-jari) dan garis-garis lingkaran yang konsentris
terhadap CBD tadi.
Prosedur Penaksiran Harga
3. Buatlah tabel data pengamatan dengan baris (rows) adalah nomor titik persil-persil yang diamati,
dan beberapa kolom yang berisikan : (a) Nomor persil; (b) Nilai jarak; (c) Harga tanah; (d)
Penggunaan tanah (existing land use); dan (e) Keterangan (bisa diisi informasi apa saja yang
relevan dengan persil yang diamati).
4. Dari setiap titik (persil sampel) tersebut diatas carilah data pasangan Y (harga tanah per meter
persegi dalam suatu satuan rupiah atau ribuan rupiah) di lapangan, dan X (nilai jarak lurus
terhadap pusat kota/CBD dalam satuan meter/kilometer) diatas peta setelah titik persil tersebut
teridentifikasi pada peta kerja. Data (Xdan Y) tersebut di catat dalam tabel.
5. Pindahkan data pengamatan berpasangan X dan Y dari tabel dimaksud diatas ke dalam spreadsheet
yang terdapat dalam program SPSS pada komputer.
6. Dalam sistem analisis regresi linier pada salah satu menu SPSS, berikan suatu nilai harga taraf uji
(α) katakanlah 5% atau 0,05 hingga dengan demikian tingkat kepercayaan (1-α) yang akan kita
gunakan adalah 95% atau 0,95.
Prosedur Penaksiran Harga
7. Masih dalam salah satu menu analisis regresi linier dalam SPSS di atas, pilihlah variabel atau kolom
X sebagai independent variable dan variabel atau kolom Y sebagai dependent variable.
8. Dalam suatu menu analisisregresi linier tersebut kemudian, cari fasilitas atau submenu untuk
menghitung koefisien, maka kita akan segera memperoleh konstanta (intercept) b0 dan koefisien b1
9. Masukkan b0 dan b1 yang sudah dalam bentuk angka ke dalam persamaan aljabar untuk model
teoritis : Y = b0 - b1 . X . Itulah model atau persamaan matematik harga tanah yang dihasilkan dari
pengamatan kita secara empirik, yang kemudian akan kita gunakan untuk menaksir harga-harga
tanah persil sembarangan, asalkan jarak geografisnya terhadap CBD diketahui.
10. Masukkan nilai jarak ke CBD dari tempat lokasi persil yang akan kita taksir atau kita ramal harga
tanahnya ke dalam persamaan aljabar Y = b0 - b1 . X , dengan cara mengganti X dalam persamaan
tersebut dengan angka nilai jarak ke CBD dari persil yang kita taksir harganya tersebut.
Metoda Von Thunen

More Related Content

What's hot

Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesabramantiyo marjuki
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Deki Zulkarnain
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalSugeng Budiharsono
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis KependudukanSiti Sahati
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...Sally Indah N
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauOpissen Yudisyus
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...infosanitasi
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanibram77
 
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaAnalisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaSally Indah N
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAInstitut Teknologi Medan
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1laboratorium pwkuinam
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 

What's hot (20)

Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah SintesaAglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
Aglomerasi Ekonomi di Indonesia, Sebuah Sintesa
 
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
Permen pu20 tahun2007 tt pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ...
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
 
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegaraTubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
Tubes II EWK :Analisis Agregat dan Intra Wilayah Kab. banjarnegara
 
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
Laporan praktikum analisis trendline (peramalan jumlah wisatawan yang datang ...
 
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauAnalisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riau
 
Review RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarangReview RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarang
 
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
Pedoman teknis analisis aspek fisik dan lingkungan, ekonomi, serta sosial bud...
 
Morfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kotaMorfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kota
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
 
Teori lokasi dan terbentuknya kota
Teori lokasi dan terbentuknya kotaTeori lokasi dan terbentuknya kota
Teori lokasi dan terbentuknya kota
 
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah SekitarnyaAnalisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
Analisis Interaksi Keruangan Kota Cirebon dengan Wilayah Sekitarnya
 
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAJENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JENIS – JENIS PETA UNTUK KEBUTUHAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
 
Proyeksi penduduk
Proyeksi pendudukProyeksi penduduk
Proyeksi penduduk
 
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
Materi kuliah-tata-ruang-dan-perencanaan-lingkungan1
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 

Viewers also liked

Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
Von thunen lahan pertanian
Von thunen lahan pertanianVon thunen lahan pertanian
Von thunen lahan pertanianKhalid Adam
 
Laporan antara gereja
Laporan antara gerejaLaporan antara gereja
Laporan antara gerejaHendy Hidayat
 
Teori lokasi dan analisa spatial
Teori lokasi dan analisa spatialTeori lokasi dan analisa spatial
Teori lokasi dan analisa spatialkurniatiputi
 
Spek jalan
Spek jalanSpek jalan
Spek jalanTony Svy
 
Tingkatan 2 bab 12 Petempatan
Tingkatan 2 bab 12 PetempatanTingkatan 2 bab 12 Petempatan
Tingkatan 2 bab 12 PetempatanLee Chop Way Lcw
 
Konstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositKonstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositBudi Suryanto
 
Pendekatan spasial guna lahan dalam perencanaan wilayah
Pendekatan spasial guna lahan dalam perencanaan wilayahPendekatan spasial guna lahan dalam perencanaan wilayah
Pendekatan spasial guna lahan dalam perencanaan wilayahAlfin Lorz
 
Pengecoran beton di bawah air
Pengecoran beton di bawah airPengecoran beton di bawah air
Pengecoran beton di bawah airKEL6MPKBetonPTB11
 
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota PariamanMetoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota PariamanIMRA MORALDY
 
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIAMANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIANesha Mutiara
 
Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknisSpesifikasi teknis
Spesifikasi teknisCipt4
 
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanContoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanpt baranugraha
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoJamauddin Akkuan
 
Analisa data kualitatif
Analisa data kualitatifAnalisa data kualitatif
Analisa data kualitatifabdi1982
 

Viewers also liked (20)

Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Von thunen lahan pertanian
Von thunen lahan pertanianVon thunen lahan pertanian
Von thunen lahan pertanian
 
Iklim Junghuhn
Iklim JunghuhnIklim Junghuhn
Iklim Junghuhn
 
Laporan antara gereja
Laporan antara gerejaLaporan antara gereja
Laporan antara gereja
 
Teori lokasi dan analisa spatial
Teori lokasi dan analisa spatialTeori lokasi dan analisa spatial
Teori lokasi dan analisa spatial
 
Spek jalan
Spek jalanSpek jalan
Spek jalan
 
Tingkatan 2 bab 12 Petempatan
Tingkatan 2 bab 12 PetempatanTingkatan 2 bab 12 Petempatan
Tingkatan 2 bab 12 Petempatan
 
Konstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositKonstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan Komposit
 
Bab12 petempatan
Bab12 petempatanBab12 petempatan
Bab12 petempatan
 
Pendekatan spasial guna lahan dalam perencanaan wilayah
Pendekatan spasial guna lahan dalam perencanaan wilayahPendekatan spasial guna lahan dalam perencanaan wilayah
Pendekatan spasial guna lahan dalam perencanaan wilayah
 
03 spek teknis
03 spek teknis03 spek teknis
03 spek teknis
 
Pengecoran beton di bawah air
Pengecoran beton di bawah airPengecoran beton di bawah air
Pengecoran beton di bawah air
 
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota PariamanMetoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
Metoda pelaksanaan Trotoar Kota Pariaman
 
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIAMANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
MANFAAT PENGINDERAAN JAUH DAN LEMBAGA PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA
 
Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknisSpesifikasi teknis
Spesifikasi teknis
 
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalanContoh metode pelaksanaan rehab jalan
Contoh metode pelaksanaan rehab jalan
 
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_betoMakalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
Makalah metode pelaksanaan_jembatan_beto
 
Monday's gerung
Monday's gerungMonday's gerung
Monday's gerung
 
Analisa data kualitatif
Analisa data kualitatifAnalisa data kualitatif
Analisa data kualitatif
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 

More from National Cheng Kung University

Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical CameraAccuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical CameraNational Cheng Kung University
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...National Cheng Kung University
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...National Cheng Kung University
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical CameraNational Cheng Kung University
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical CameraNational Cheng Kung University
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborNational Cheng Kung University
 
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU DataOptimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU DataNational Cheng Kung University
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborNational Cheng Kung University
 
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of InterestA Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of InterestNational Cheng Kung University
 
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...National Cheng Kung University
 
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...National Cheng Kung University
 
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...National Cheng Kung University
 
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...National Cheng Kung University
 
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...National Cheng Kung University
 

More from National Cheng Kung University (20)

Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical CameraAccuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
Accuracy assessment and 3D Mapping by Consumer Grade Spherical Camera
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
 
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
3D Rekonstruksi Bangunan Menggunakan Gambar Panorama Sebagai Upaya Untuk Miti...
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
 
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
3D Indoor and Outdoor Mapping from Point Cloud Generated by Spherical Camera
 
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
Handbook PPI Tainan Taiwan 2018
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
 
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU DataOptimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
Optimal Filtering with Kalman Filters and Smoothers Using AndroSensor IMU Data
 
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest NeighborSatellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
Satellite Image Classification using Decision Tree, SVM and k-Nearest Neighbor
 
EKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolboxEKF and RTS smoother toolbox
EKF and RTS smoother toolbox
 
Kalman Filter Basic
Kalman Filter BasicKalman Filter Basic
Kalman Filter Basic
 
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of InterestA Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
A Method of Mining Association Rules for Geographical Points of Interest
 
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSPDSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
DSM Extraction from Pleiades Images Using RSP
 
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within SmartphoneCalibration of Inertial Sensor within Smartphone
Calibration of Inertial Sensor within Smartphone
 
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara ManualPengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
Pengukuran GPS Menggunakan Trimble Secara Manual
 
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
Building classification model, tree model, confusion matrix and prediction ac...
 
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
Accuracy Analysis of Three-Dimensional Model Reconstructed by Spherical Video...
 
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
Association Rule (Data Mining) - Frequent Itemset Generation, Closed Frequent...
 
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
The rotation matrix (DCM) and quaternion in Inertial Survey and Navigation Sy...
 
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
 

Recently uploaded

PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 

Recently uploaded (16)

PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 

Metoda Von Thunen

  • 1. METODA VON THUNEN Oleh : Heri Yuli Safitri 3512100090
  • 2. Johann Heinrich Von Thunen (1826)
  • 3. Prinsip Dasar Teori Von Thunen Metoda Penaksiran Harga Tanah Von Thunen Harga tanah ditentukan oleh panjang jarak geografi lokasi tanah tersebut ke/dari pusat kegiatan kota (central business district / CBD) Metode Penaksiran, dan latihan dengan menggunakan statistik parametrik untuk regresi linier sederhana “simple linier regression”
  • 4. Land Use Model Von Thunen  Teori Von Thunen memasang asumsi sebagai berikut : 1. Letak, kesuburan, iklim serta kondisi lingkungan homogen; 2. Biaya angkutan akan meningkat secara berbanding lurus dengan jarak yang ditempuh ke pusat kota; 3. Upah buruh dan harga produktivitas sama dimana pun kegiatan itu berada; 4. Kota memproduksi barang-barang untuk kebutuhan perdesaan, dan sebaliknya perdesaan memproduksi hasil pertanian untuk kebutuhan kota; 5. Harga barang dan hasil pertanian stabil dan penentuan harga pada pusat pemasaran yang dianggap terletak di pusat kota; dan 6. Kemungkinan biaya transportasi pergerakan ke berbagai tujuan relatif sama.
  • 5. Model Harga Tanah Von Thunen dan Isard Nilai Tanah (Land Rent) mempunyai korelasi yang negatif terhadap jarak persil ke pusat kota (Central Business District/CBD), semakin jauh dari pusat kota/pasar semakin rendah nilainya, dan sebaliknya. Y = b0 - b1 . X Y : Harga Tanah X : Jarak Terhadap Pusat Kota b0 : Konstanta Intercept b1 : Konstanta Koefisien Arah Jarak tempat lokasi bidang tanah terhadap pusat kegiatan kota/CBD yang dicirikan oleh pusat perdagangan eceran. Faktor Lainnya : Tata guna tanah, Tingkat kesuburan tanah, Letak, Topografi, Iklim, Pengairan, Kualitas dan kuantitas utilitas lokasi, Bentuk bidang tanah.
  • 6. Profil Harga Tanah Model Von Thunen model empirik Semakin dekat jarak lokasi tempat tanah tersebut ke CBD semakin mahal harganya, dan perbedaan harga tanah antarlokasi karena faktor perbedaan jarak pada daerah CBD adalah paling tinggi (dalam gambar tampak kurvanya paling curam), kemudian diikuti oleh daerah transisi (daerah perumahan/permukiman), dan daerah pinggiran kota (daerah pertanian).
  • 7. Profil Harga Tanah Empirik Von Thunen yang Dimungkinkan Penyebab Relief kurva harga tanah zona pertanian : -Adanya keragaman aksesabiitas lokasi terhadap jalan raya, kesuburan tanah, kualitas jaringan irigasi dan topografi. -Kuatnya harapan terjadinya perluasan daerah perkotaan (urbanized area) pada masa mendatang.
  • 8. Prosedur Penaksiran Harga 1. Siapkan Peta kerja yang mencakup daerah yang akan disurei, peta tersebut minimal memuat detil jaringan jalan dan batas administrasi. (Peta dengan skala 50.000 – 250.000) Langkah – langkah dalam kegiatan penaksiran Harga Tanah : 2. Rencanakan pola perletakkan titik-titik (persil) sampel yang akan disurvei jarak dan harga tanahnya di atas peta tersebut dengan cara : a) Tariklah garis-garis lurus radial dengan pensil dari “titik” pusat kota (CBD) keluar, kalau memungkinkan buatlah menurut delapan arah mata angin b) Buatlah garis-garis lingkaran dengan pusat lungkaran di “titik” pusat kota(CBD) dengan panjang jari-jari misalnya berurut : 1000m, 2000m, 300m dan seterusnya dengan kelipatan 1000meteran c) Tandailah serta beri nomor urut setiap titik potong yang dihasilkan dari pertemuan (perpotongan) antara garis lurus radial (jari-jari) dan garis-garis lingkaran yang konsentris terhadap CBD tadi.
  • 9. Prosedur Penaksiran Harga 3. Buatlah tabel data pengamatan dengan baris (rows) adalah nomor titik persil-persil yang diamati, dan beberapa kolom yang berisikan : (a) Nomor persil; (b) Nilai jarak; (c) Harga tanah; (d) Penggunaan tanah (existing land use); dan (e) Keterangan (bisa diisi informasi apa saja yang relevan dengan persil yang diamati). 4. Dari setiap titik (persil sampel) tersebut diatas carilah data pasangan Y (harga tanah per meter persegi dalam suatu satuan rupiah atau ribuan rupiah) di lapangan, dan X (nilai jarak lurus terhadap pusat kota/CBD dalam satuan meter/kilometer) diatas peta setelah titik persil tersebut teridentifikasi pada peta kerja. Data (Xdan Y) tersebut di catat dalam tabel. 5. Pindahkan data pengamatan berpasangan X dan Y dari tabel dimaksud diatas ke dalam spreadsheet yang terdapat dalam program SPSS pada komputer. 6. Dalam sistem analisis regresi linier pada salah satu menu SPSS, berikan suatu nilai harga taraf uji (α) katakanlah 5% atau 0,05 hingga dengan demikian tingkat kepercayaan (1-α) yang akan kita gunakan adalah 95% atau 0,95.
  • 10. Prosedur Penaksiran Harga 7. Masih dalam salah satu menu analisis regresi linier dalam SPSS di atas, pilihlah variabel atau kolom X sebagai independent variable dan variabel atau kolom Y sebagai dependent variable. 8. Dalam suatu menu analisisregresi linier tersebut kemudian, cari fasilitas atau submenu untuk menghitung koefisien, maka kita akan segera memperoleh konstanta (intercept) b0 dan koefisien b1 9. Masukkan b0 dan b1 yang sudah dalam bentuk angka ke dalam persamaan aljabar untuk model teoritis : Y = b0 - b1 . X . Itulah model atau persamaan matematik harga tanah yang dihasilkan dari pengamatan kita secara empirik, yang kemudian akan kita gunakan untuk menaksir harga-harga tanah persil sembarangan, asalkan jarak geografisnya terhadap CBD diketahui. 10. Masukkan nilai jarak ke CBD dari tempat lokasi persil yang akan kita taksir atau kita ramal harga tanahnya ke dalam persamaan aljabar Y = b0 - b1 . X , dengan cara mengganti X dalam persamaan tersebut dengan angka nilai jarak ke CBD dari persil yang kita taksir harganya tersebut.