Dokumen tersebut membahas tentang taklid buta dan pentingnya mengikuti dalil dalam agama Islam. Ringkasannya adalah: (1) Taklid buta tanpa memperhatikan dalil dilarang dalam Islam karena bisa menyesatkan, (2) Para imam juga mengingatkan umat untuk selalu mengikuti dalil al-Quran dan sunnah, bukan mengikuti pendapat buta. (3) Taklid hanya boleh dilakukan jika seseorang sudah berusaha
Dokumen tersebut membahas tentang taklid buta dan pentingnya mengikuti dalil dalam agama Islam. Ringkasannya adalah: (1) Taklid buta tanpa memperhatikan dalil dilarang dalam Islam karena bisa menyesatkan, (2) Para imam juga mengingatkan umat untuk selalu mengikuti dalil al-Quran dan sunnah, bukan mengikuti pendapat buta. (3) Taklid hanya boleh dilakukan jika seseorang sudah berusaha
Usul Ke-13 membahaskan tentang keramat yang boleh berlaku pada wali-wali Allah namun mereka tidak boleh memberi manfaat atau mudharat kepada orang lain. Mencintai orang saleh dan menghormati amalan baik mereka adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Wali Allah ialah orang beriman dan bertakwa seperti yang disebut dalam Al-Quran.
Dokumen tersebut membahas tentang fiqih dakwah yang merupakan ilmu yang membahas masalah-masalah syariah yang bersifat praktis yang diambil dari dalil-dalilnya. Dakwah merupakan bagian dari ibadah yang membutuhkan ilmu dan aturan syariat. Metode berdakwah secara berjamaah dan menggunakan hikmah, peringatan yang baik, serta diskusi yang tidak menyerang pribadi.
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi dakwah, termasuk definisi motivasi dan dakwah, teori-teori motivasi, jenis motivasi, motifasi dalam Al-Quran, pengertian dan status da'i, peranan motivasi dalam proses dakwah, hambatan dakwah, dan persiapan da'i dalam kegiatan dakwah.
Usul Ke-9 menyarankan untuk menjauhi perdebatan fiqh yang tidak membawa kepada tindakan amali, seperti perdebatan tentang isu-isu yang tidak berlaku dalam praktik atau makna-makna ayat Al-Quran yang belum dipahami dengan jelas. Ia juga mengingatkan untuk menghindari perbualan yang meragukan kelebihan sahabat Nabi atau menyinggung perbezaan pendapat di kalangan mereka.
Panduan ini memberikan 3 kiat untuk meraih kenikmatan shalat khusyu', yaitu: 1) fokuskan pikiran pada keagungan Allah, 2) pahami arti bacaan shalat, dan 3) lakukan shalat berjamaah di masjid tepat waktu.
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
Teks tersebut membahas tentang kesesatan ajaran tauhid Wahabi yang membagi tauhid menjadi tiga bagian yaitu rububiyah, uluhiyah, dan asma washifat. Ajaran ini dianggap sesat karena tidak ada dasar dari al-Quran, hadis, atau praktik salaf. Teks tersebut juga menjelaskan bahwa orang kafir tidak dapat dikategorikan memiliki tauhid rububiyah karena tidak memenuhi definisi iman menurut ahl
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
Teks tersebut membahas tentang kesesatan ajaran tauhid Wahabi yang membagi tauhid menjadi tiga bagian yaitu rububiyah, uluhiyah, dan asma washifat. Ajaran ini dianggap sesat karena tidak ada dasar dari al-Quran, hadis, atau praktik salaf. Teks tersebut juga menjelaskan bahwa orang kafir tidak dapat dikategorikan memiliki tauhid rububiyah karena tidak memenuhi definisi iman menurut ahl
Dokumen tersebut merangkum beberapa aliran dalam ilmu kalam seperti Khawarij, Murji'ah, Mu'tazilah, dan Syi'ah beserta tokoh dan ajaran utamanya. Aliran-aliran tersebut memiliki pandangan berbeda mengenai iman, dosa besar, dan kedudukan manusia.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Syiah di Malaysia. Ia menjelaskan bahwa pengikut Syiah di Malaysia diperkirakan berjumlah 200,000 orang dan tersebar di seluruh negara. Dokumen tersebut juga membahas beberapa perbedaan ajaran antara Syiah dan Ahli Sunnah Wal Jamaah serta beberapa masalah yang ditimbulkan oleh keberadaan Syiah di Malaysia.
1. Khusyu' merupakan ketundukan hati kepada Allah, bukan hanya pada saat shalat. Khusyu' sebenarnya harus ada dalam setiap aspek kehidupan.
2. Khusyu' sejati berasal dari dalam hati, bukan hanya dari gerakan tubuh. Seseorang dapat terlihat khusyu' secara fisik tetapi hatinya tidak.
3. Khusyu' memiliki tiga derajat yaitu tunduk kepada perint
Dokumen ini membahas tentang prinsip-prinsip utama Ahlussunnah wal Jama'ah yang merupakan sumber syariat Islam yaitu al-Quran dan sunnah Nabi. Prinsip-prinsip ini mencakup bahwa al-Quran dan sunnah merupakan sumber hukum Islam, ijma' sahabat sebagai dalil syariat, dan taat kepada perintah-larangan Nabi.
1. Iman adalah cahaya Allah yang terdapat di hati manusia yang dikehendaki-Nya. Iman memberi petunjuk, penerangan, dan keselamatan bagi orang beriman.
2. Al-Quran memberi penerangan dan petunjuk bagi orang beriman dan menambah iman mereka. Iman diperlukan untuk memahami penjelasan terdalam Al-Quran.
3. Allah memberi janji dan karunia kepada orang-orang beriman seperti meninggikan derajat,
Teks tersebut membahas perbedaan antara aqidah dan manhaj dalam dakwah Islam. Ia menjelaskan bahwa meskipun terdapat kesepakatan dalam aqidah, terdapat perbedaan dalam penerapan manhaj antara kelompok-kelompok dakwah. Teks tersebut juga membahaskan perbedaan antara istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Salafiyah, serta menekankan pentingnya mengikuti manhaj ulama salaf dalam berd
1. Akhlaq merupakan kebiasaan berbuat baik yang menjadi ciri khas seorang warga Muhammadiyah. Ini didasarkan pada teladan Rasulullah yang berakhlak mulia.
2. Dalam beribadah, warga Muhammadiyah harus murni hanya kepada Allah tanpa unsur-unsur lain dan jauh dari penyakit hati seperti riya dan sombong.
3. Dalam mencari rezeki secara profesional tanpa praktik-praktik korup
Tabattul secara harfiah berarti membujang tetapi dalam konteks tasawuf diartikan sebagai memisahkan diri dari selain Allah. Terdapat tiga tingkatan tabattul menurut al-Harawi yaitu (1) memutuskan hubungan dengan keinginan dunia, (2) memutuskan hubungan dengan nafsu dengan menjauhi nafsu dan merasakan rahmat Allah, (3) memutuskan hubungan untuk terus maju ke depan dengan istiqamah. Tab
Dokumen tersebut merangkum konsep ikhbât dalam Islam, yaitu sifat seorang hamba Allah yang tunduk dan patuh sepenuhnya kepada-Nya. Ikhbât memiliki arti ketenangan, ketundukan, dan merendahkan diri kepada Allah. Orang-orang yang memiliki sifat ikhbât disebut al-Mukhbitun, yang dicirikan dengan takut kepada Allah, sabar dalam menghadapi cobaan, rajin beribadah, dan dermawan. Al-Q
Usul Ke-13 membahaskan tentang keramat yang boleh berlaku pada wali-wali Allah namun mereka tidak boleh memberi manfaat atau mudharat kepada orang lain. Mencintai orang saleh dan menghormati amalan baik mereka adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Wali Allah ialah orang beriman dan bertakwa seperti yang disebut dalam Al-Quran.
Dokumen tersebut membahas tentang fiqih dakwah yang merupakan ilmu yang membahas masalah-masalah syariah yang bersifat praktis yang diambil dari dalil-dalilnya. Dakwah merupakan bagian dari ibadah yang membutuhkan ilmu dan aturan syariat. Metode berdakwah secara berjamaah dan menggunakan hikmah, peringatan yang baik, serta diskusi yang tidak menyerang pribadi.
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi dakwah, termasuk definisi motivasi dan dakwah, teori-teori motivasi, jenis motivasi, motifasi dalam Al-Quran, pengertian dan status da'i, peranan motivasi dalam proses dakwah, hambatan dakwah, dan persiapan da'i dalam kegiatan dakwah.
Usul Ke-9 menyarankan untuk menjauhi perdebatan fiqh yang tidak membawa kepada tindakan amali, seperti perdebatan tentang isu-isu yang tidak berlaku dalam praktik atau makna-makna ayat Al-Quran yang belum dipahami dengan jelas. Ia juga mengingatkan untuk menghindari perbualan yang meragukan kelebihan sahabat Nabi atau menyinggung perbezaan pendapat di kalangan mereka.
Panduan ini memberikan 3 kiat untuk meraih kenikmatan shalat khusyu', yaitu: 1) fokuskan pikiran pada keagungan Allah, 2) pahami arti bacaan shalat, dan 3) lakukan shalat berjamaah di masjid tepat waktu.
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
Teks tersebut membahas tentang kesesatan ajaran tauhid Wahabi yang membagi tauhid menjadi tiga bagian yaitu rububiyah, uluhiyah, dan asma washifat. Ajaran ini dianggap sesat karena tidak ada dasar dari al-Quran, hadis, atau praktik salaf. Teks tersebut juga menjelaskan bahwa orang kafir tidak dapat dikategorikan memiliki tauhid rububiyah karena tidak memenuhi definisi iman menurut ahl
7648650 kesesatan-aqidah-ruububiyah-uluhiyah-asmawa-shifat-wahaby-salafyAlFakir Fikri AlTakiri
Teks tersebut membahas tentang kesesatan ajaran tauhid Wahabi yang membagi tauhid menjadi tiga bagian yaitu rububiyah, uluhiyah, dan asma washifat. Ajaran ini dianggap sesat karena tidak ada dasar dari al-Quran, hadis, atau praktik salaf. Teks tersebut juga menjelaskan bahwa orang kafir tidak dapat dikategorikan memiliki tauhid rububiyah karena tidak memenuhi definisi iman menurut ahl
Dokumen tersebut merangkum beberapa aliran dalam ilmu kalam seperti Khawarij, Murji'ah, Mu'tazilah, dan Syi'ah beserta tokoh dan ajaran utamanya. Aliran-aliran tersebut memiliki pandangan berbeda mengenai iman, dosa besar, dan kedudukan manusia.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Syiah di Malaysia. Ia menjelaskan bahwa pengikut Syiah di Malaysia diperkirakan berjumlah 200,000 orang dan tersebar di seluruh negara. Dokumen tersebut juga membahas beberapa perbedaan ajaran antara Syiah dan Ahli Sunnah Wal Jamaah serta beberapa masalah yang ditimbulkan oleh keberadaan Syiah di Malaysia.
1. Khusyu' merupakan ketundukan hati kepada Allah, bukan hanya pada saat shalat. Khusyu' sebenarnya harus ada dalam setiap aspek kehidupan.
2. Khusyu' sejati berasal dari dalam hati, bukan hanya dari gerakan tubuh. Seseorang dapat terlihat khusyu' secara fisik tetapi hatinya tidak.
3. Khusyu' memiliki tiga derajat yaitu tunduk kepada perint
Dokumen ini membahas tentang prinsip-prinsip utama Ahlussunnah wal Jama'ah yang merupakan sumber syariat Islam yaitu al-Quran dan sunnah Nabi. Prinsip-prinsip ini mencakup bahwa al-Quran dan sunnah merupakan sumber hukum Islam, ijma' sahabat sebagai dalil syariat, dan taat kepada perintah-larangan Nabi.
1. Iman adalah cahaya Allah yang terdapat di hati manusia yang dikehendaki-Nya. Iman memberi petunjuk, penerangan, dan keselamatan bagi orang beriman.
2. Al-Quran memberi penerangan dan petunjuk bagi orang beriman dan menambah iman mereka. Iman diperlukan untuk memahami penjelasan terdalam Al-Quran.
3. Allah memberi janji dan karunia kepada orang-orang beriman seperti meninggikan derajat,
Teks tersebut membahas perbedaan antara aqidah dan manhaj dalam dakwah Islam. Ia menjelaskan bahwa meskipun terdapat kesepakatan dalam aqidah, terdapat perbedaan dalam penerapan manhaj antara kelompok-kelompok dakwah. Teks tersebut juga membahaskan perbedaan antara istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Salafiyah, serta menekankan pentingnya mengikuti manhaj ulama salaf dalam berd
1. Akhlaq merupakan kebiasaan berbuat baik yang menjadi ciri khas seorang warga Muhammadiyah. Ini didasarkan pada teladan Rasulullah yang berakhlak mulia.
2. Dalam beribadah, warga Muhammadiyah harus murni hanya kepada Allah tanpa unsur-unsur lain dan jauh dari penyakit hati seperti riya dan sombong.
3. Dalam mencari rezeki secara profesional tanpa praktik-praktik korup
Tabattul secara harfiah berarti membujang tetapi dalam konteks tasawuf diartikan sebagai memisahkan diri dari selain Allah. Terdapat tiga tingkatan tabattul menurut al-Harawi yaitu (1) memutuskan hubungan dengan keinginan dunia, (2) memutuskan hubungan dengan nafsu dengan menjauhi nafsu dan merasakan rahmat Allah, (3) memutuskan hubungan untuk terus maju ke depan dengan istiqamah. Tab
Dokumen tersebut merangkum konsep ikhbât dalam Islam, yaitu sifat seorang hamba Allah yang tunduk dan patuh sepenuhnya kepada-Nya. Ikhbât memiliki arti ketenangan, ketundukan, dan merendahkan diri kepada Allah. Orang-orang yang memiliki sifat ikhbât disebut al-Mukhbitun, yang dicirikan dengan takut kepada Allah, sabar dalam menghadapi cobaan, rajin beribadah, dan dermawan. Al-Q
Waktu adalah nikmat besar dari Allah yang sering disia-siakan manusia. Waktu akan terus bergerak seperti pedang yang menebas siapa saja yang melalaikannya. Manusia harus memanfaatkan waktu dengan baik untuk mengingat masa lalu, bersyukur, dan mengerjakan kebaikan agar mendapat manfaat di hari akhir.
Dokumen tersebut membahas tentang siapa orang yang beruntung dan rugi menurut ajaran Islam. Orang yang beruntung adalah orang yang beriman dan taat kepada Allah dengan melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, dan zakat. Sebaliknya, orang yang rugi adalah orang yang tidak beriman dan tidak taat kepada Allah serta menyia-nyiakan amal perbuatannya. Oleh karena itu, kita perlu menjadi orang yang beriman
Teks tersebut membahas empat pilar utama dalam melakukan muhasabah diri yaitu kegalauan hati, cahaya iman, pandangan hati yang tertuju pada tujuan, dan tekad yang bulat. Muhasabah diperlukan untuk mempersiapkan diri sebelum melakukan perjalanan rohani ke hadirat Allah."
1. Ayat al-Baqarah 17-18 menggunakan perumpamaan orang yang menyalakan api untuk menerangi diri namun api tersebut padam, meninggalkan mereka dalam kegelapan. Perumpamaan ini menggambarkan kaum munafik yang sebenarnya masih dalam kegelapan meski sempat menerima cahaya keimanan.
2. Ketiga sarana untuk menerima hidayah, yaitu pendengaran, penglihatan dan pemahaman hati, tidak berfun
Dokumen tersebut membahas tentang siapa orang yang beruntung dan rugi menurut ajaran Islam. Orang yang beruntung adalah orang yang beriman dan taat kepada Allah dengan melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, dan zakat. Sebaliknya, orang yang rugi adalah orang yang tidak beriman dan tidak taat kepada Allah serta menyia-nyiakan amal perbuatannya. Oleh karena itu, kita perlu menjadi orang yang beriman
1. Rajin membaca al-Quran dan beribadah di rumah, khususnya shalat, dapat menjauhkan gangguan setan menurut ajaran Nabi Muhammad SAW.
2. Hendaknya tidak peduli terhadap gangguan, karena setan akan bosan jika diabaikan.
3. Membaca doa sebelum dan sesudah aktivitas penting seperti masuk dan keluar rumah, serta makan, dapat melindungi dari gangguan setan.
Sebelum kita shalat, kita harus mengenal Allah (ma’rifatullah) terlebih dahulu. Kalau tidak, maka kita tidak akan pernah bisa mengingat Allah di dalam shalat kita. Yang kita ingat di dalam shalat itu malah berbagai benda dan milik kita, serta berbagai peristiwa yang akan muncul silih berganti melalui “pintu-pintu ingatan” kita. Tepatnya, kita tidak akan pernah bisa IHSAN kepada Allah.
Cara untuk mengenal Allah, ma’rifatullah, yang diajarkan oleh Rasulullah saw, adalah sangat mudah sekali, bukan jalan yang berbelit, sulit, dan berliku. Tidak perlu wirid dan laku yang aneh-aneh yang tidak pernah ada di zaman Rasulullah dulu.
Berma’rifat adalah sebuah proses untuk menemukan dan mengenal di manakah titik awal dan titik akhir dari semua Alam Ciptaan ini bermula dan berakhir.
Dokumen tersebut membahasakan tentang akhlak dalam kehidupan pelajar Muslim. Ia menjelaskan definisi akhlak menurut Imam Al-Ghazali dan beberapa ciri akhlak penting seperti wara', memelihara pandangan dan lidah, serta sifat pemalu."
Tugas akhir mata kuliah Pendidikan Agama Islam membahas tiga bab utama, yaitu pengertian dan dalil istidroj, dalil-dalil hadis qudsi tentang hukuman yang disegerakan sebagai bentuk kasih sayang Allah, serta berita kenabian Nabi Muhammad SAW dalam kitab-kitab suci agama lain. Tulisan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah dan menambah wawasan tentang agama.
Dokumen tersebut membahasakan akhlak dalam kehidupan pelajar Muslim. Ia menjelaskan definisi akhlak menurut Imam Al-Ghazali, adab-adab menuntut ilmu, dan ciri-ciri akhlak seorang pelajar Muslim seperti bersifat warak, memelihara penglihatan dan lidah, serta bersifat pemalu dan lemah lembut.
Makalah ini membahas konsep akhlakul karimah dalam Islam, meliputi pengertian akhlakul karimah, cara berakhlak menurut Islam, dan unsur-unsur akhlakul karimah seperti tawadhu, taat, qonaah, dan sabar.
Buku ini membahas pentingnya keikhlasan dalam iman dan amal ibadah seseorang menurut ajaran Al-Qur'an. Keikhlasan berarti melakukan sesuatu hanya untuk meraih ridha Allah tanpa memandang balasan duniawi. Faktor kunci keberhasilan seseorang di akhirat adalah tingkat keikhlasannya dalam beribadah, bukan jumlah amal yang dilakukan."
Teks tersebut merupakan ringkasan dari ujian akhir semester mata kuliah Tasawuf dan Pendidikan Spiritual. Teks tersebut menjelaskan soal dan jawaban ujian tersebut, termasuk menjelaskan peran dan fungsi tasawuf dalam menciptakan masyarakat yang sehat, aman, makmur, dan bahagia dengan mengutip pendapat ulama dan dalil-dalil Alquran dan Hadist.
Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, seperti yang telah kita ketahui, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Mesjid tidak hanya sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf). Masjid juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan.
Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, seperti yang telah kita ketahui, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Mesjid tidak hanya sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf). Masjid juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan.
Dokumen tersebut merangkum berbagai aspek intelektual dan akhlak yang perlu dimiliki oleh seorang Jundullah (pejuang Islam). Termasuk ilmu tentang keimanan, Al Quran, hadis, bahasa Arab, sejarah Islam, dan tantangan zaman modern. Tujuannya agar Jundullah memiliki dasar pengetahuan yang kokoh dalam memperjuangkan dan menyebarkan ajaran Islam.
Similar to Menyingkap rahasia keberhasilan dakwah rasulullah (20)
Dokumen tersebut membahas tentang kemudahan memahami al-Quran. Allah telah menjamin bahwa al-Quran mudah dipahami bagi siapa saja yang berkemauan kuat untuk mempelajarinya. Kebenaran agama juga jelas, meskipun diperlukan kesungguhan untuk memahaminya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengklaim bahwa memahami al-Quran sulit.
1. Istighfar merupakan kunci utama untuk mendapatkan berkah dan kemudahan dalam kehidupan, termasuk rezeki yang melimpah. Teladan Nabi Muhammad SAW dan sahabat mencontohkan pentingnya istighfar.
2. Banyak manusia mengumpulkan harta dengan cara yang tidak benar tanpa istighfar dan mengundang murka Allah. Istighfar yang tulus dapat menyelesaikan masalah dan membuka jalan baru untuk rezeki.
3
Dokumen tersebut membahas etika dalam berdoa menurut pandangan Islam. Beberapa etika utama dalam berdoa antara lain memilih waktu-waktu mulia untuk berdoa seperti malam Jumat, bulan Ramadhan, dan sepertiga malam terakhir, tidak meninggikan suara, merendahkan hati dengan penuh khusyuk dan harap, mengawali doa dengan dzikir dan shalawat, serta berdoa dengan optimisme bahwa doa akan dikab
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan dalam mendidik anak generasi milenial di Indonesia yang mengakibatkan kecelakaan beruntun.
2. Orang tua kini terlalu fokus pada materi dan gaya hidup mewah tanpa memberikan fondasi hidup yang baik kepada anak-anak.
3. Anak-anak perlu dilatih keterampilan hidup seperti self-control, fleksib
Muhsin Hariyanto adalah dosen tetap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mubaligh kampung yang aktif mengajar, berdakwah, dan menulis di berbagai media. Ia menyelesaikan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di berbagai lembaga pendidikan Islam. Saat ini ia juga menyelesaikan program doktoral dengan fokus Politik Islam.
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
Teks memberikan nasihat untuk berbahagia dengan cara membuang energi negatif melalui zakat dan sedekah, serta menabung energi positif melalui amal saleh seperti yang disarankan dalam beberapa ayat Al-Quran. Ayat-ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan.
Teks ini membahas pentingnya menjadi diri sendiri tanpa topeng kepalsuan dan menyarankan untuk tampil sebagai diri sejati dengan kejujuran dan kerendahhatian. Sang penulis mengingatkan bahwa berpura-pura menjadi orang luar biasa akan menyebabkan tersiksa karena harus terus berbohong dan menyembunyikan diri sebenarnya.
1. Tulisan ini membahas tentang mudik lahir dan batin. Mudik lahir merupakan perjalanan fisik ke kampung halaman, sementara mudik batin adalah kembali ke fitrah kemanusiaan sebagai persiapan menyambut Idul Fitri.
2. Mudik batin memerlukan persiapan rohani yang matang melalui evaluasi diri, perbaikan sikap sosial, dan menjadi manusia yang tenang ridho dengan cobaan.
3. Mud
1. 1
PENGAJIAN MALAM SELASA
MAJELIS TABLIGH MUHAMMADIYAH
DI AULA MADRASAH MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Menyingkap Rahasia
Keberhasilan Dakwah Rasulullah s.a.w.
Seringkali kita tercengang melihat keberhasilan dakwah Rasulullah s.aw.,
yang dengan segala keterbatasannya sanggup melakukan perubahan
revolusioner, bukan hanya pada tatanan sosial umat pada saat itu, tetapi
juga ketika menancapkan fondasi kokoh pada pribadi-pribadi muslim
yang berkesanggupan untuk melanjunkan estafeta dakwah perjuangan
beliau. Kini, dan tentu saja di masa depan, kita pun akan tetap bisa
melihat jejak-jejak keberhasilan dakwah beliau hingga akhir zaman. Dan
pertanyaan yang selalu ada di benak kita: “apakah kiat-kiat beliau
dalam berdakwah, dan apakah ada sesuatu yang tersembunyi di balik
kiat-kiat itu?”
Mukadimah
Bila kita perhatikan dengan seksama, faktor-faktor objektif yang
melatarbelakangi keberhasilan dakwah Rasulullah s.a.w. telah banyak
dikemukakan oleh para pengamat sosial-keagamaan. Terdapat bukti historis
yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa tidak ada variabel yang sangat
spesifik yang menjadi penyebab keberhasilan dakwah Rasulullah s.a.w..
Instrumen dan lingkungan sosialnya bahkan tidak cukup kondusif untuk
melahirkan perubahan. Tetapi, bila kita cermati faktor subjektifnya, maka kita
akan menemukan variabel pengikatnya yang cukup dapat diperhitungkan untuk
menciptakan perubahan signifikan. Yang paling utama adalah syakhshiyyah
(kepribadian) beliau sebagai seorang da’i.
Potret kepribadian beliau dinyatakan oleh Allah sebagai “uswah
hasanah”1
.
.
1
QS al-Ahzâb [33]: 21.
2. 2
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Menyangkut firman-Nya yang menyatakan bahwa beliau (Rasulullah
s.aw.) merupakan uswah hasanah, dalam hal ini dapat dipahami bahwa beliau
menjadi qudwah shâlihah fî kulli al-umûr (teladan terbaik dalam semua aspek).
Sementara ‘Aisyah r.a., ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah.s.aw., beliau
menjawabnya dengan ringkas: “khuluquhu al-Qurân”, sebagaimana hadits
berikut2
.
.
“Dari Sa'ad bin Hisyam, ia berkata; saya bertanya kepada ‘Aisyah, saya
katakan: Kabarkan kepadaku tentang akhlak Rasulullah s.a.w.. ‘Aisyah
pun menjawab; Akhlak beliau adalah al-Quran."3
.
“Dari Abu Darda’, dia berkata: Saya pernah bertanya kepada ‘Aisyah
tentang akhlak Rasulullah s.a.w.. Beliau pun menjawab: Akhlak beliau
adalah al-Quran. Beliau (Rasulullah s.a.w.) marah karenanya, dan beliau
pun ridha karenanya.”4
“Dari Abu Darda’, bahwa dia pernah bertanya kepada ‘Aisyah tentang hal
itu (akhlak Rasulullah s.a.w). Beliau pun menjawab: Akhlak beliau adalah
2
HR Ahmad dari Sa’d ibn Hisyam; HR ath-Thabarani dari Abu Darda’; HR al-
Baihaqi dari Abu Darda’;
3
Musnad Ahmad ibn Hanbal, VI/163, hadits nomor 14352.
4
Al-Mu’jam al-Kabîr, XX/255, hadits nomor 1755.
3. 3
al-Quran. Beliau (Rasulullah s.a.w.) ridha karenanya, dan beliau pun
marah karenanya.”5
Dari kedua sumber otentik tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa
faktor subjektif yang menyangkut kepribadian beliaulah yang semestinya lebih
dicermati. Karena, dalam banyak hal, persyaratan kepribadian inilah yang
sering luput dari perhatian kita untuk pelaku dakwah. Sementara, kita lebih
banyak mecermati hal-hal teknis dan manajerial yang hingga saat ini masih
menjadi pusat perhatian dari lembaga-lembaga dakwah.
Dalam teori keberagamaan, kematangan sesorang dalam beragama dapat
diukur dari lima dimensi: (1) Pengetahuan (Intellectual Involvement); (2)
Keyakinan (Ideological Involvement); (3) Pengalaman (Experiential Involvement); (4)
Pengamalan (Ritual Involvement); dan (5) Konsekuensi (Consequential
Involvement). 6
Yang masing-masing mencirikan keberadaan setiap pemeluk
agama, dengan tingkat kematangan masing-masing. Dalam hal ini, Rasulullah
s.a.w. telah memenuhi lima kualifikasinya secara komprehensif. Dan dari
kematangannya itulah tertuang rangkaian kata: uswah hasanah dan khuluquhu al-
Qurân untuk beliau.
1. Isti’âb dalam Kepribadian Rasulullah s.a.w.
Isti’âb (kompetensi individual) adalah adalah bagian dari kompetensi da’i
untuk menarik audience (pribadi dan atau kelompok yang didakwahi), dan
merekrut mereka.
5Syu’ab al-Îmân, III/23.
6
Untuk mengukur religiusitas seseorang, misalnya, dapat menggunakan pendapat
dari Glock dan Stark (1963), yang menyatakan bahwa untuk mengetahui kadar
relegiusitas individu dapat dipakai kerangka berikut: (1) Keterlibatan Ritual (Ritual
Involvement), yang menunjukkan sejauhmana seorang mengerjakan kewajiban ritual di
dalam agama mereka (misalnya: melaksanakan shalat, zakat, puasa dan membayar zakat);
(2) Keterlibatan Ideologi (Ideological Involvement), yang menunjukkan sejauhmana orang
menerima hal-hal yang dogmatis di dalam agama mereka (misalnya: seorang percaya pada
malaikat dan hari kiamat); (3) Keterlibatan Intelektual (Intelectual Involvement), yang
menunjukkan sejauhmana seseorang mengetahui tentang ajaran agama. Seberapa jauh
aktivitasnya di dalam menambah pengetahuan agama (misalnya: mengikuti kegiatan
pengajian dan membaca buku-buku agama, sehingga menghasilkan pengetahuan
keagamaan); (4) Keterlibatan dalam Pengalaman (Experiential Involvement), yang
menunjukkan apakah seseorang pernah mengalami pengalaman spektakuler yang
merupakan keajaiban dari Tuhan (misalnya: merasakan do’anya terkabul); dan (5)
Keterlibatan secara Konsekuen (Consequential Involvement), yang menunjukkan sejauhmana
perilaku seorang konsekuen dengan ajaran agamanya. (misalnya: kesedaiaan untuk
menghindari perjudian dan perzinaan).
4. 4
Da’i yang berhasil adalah da’i yang mampu masuk dan dapat
mempengaruhi setiap manusia, dengan pemikiran dan dakwahnya, sekalipun
kecenderungan, karakter, dan tingkatan mereka beragam. Disamping mampu
menarik sejumlah besar manusia dan mampu menampung mereka baik dalam
tataran pemikiran ataupun pergerakan.
Jadi isti’âb merupakan kemampuan individu, kelayakan akhlak, sifat-
keimanan, dan karunia Ilahiyah, yang membantu para da’i dan menjadikan
mereka poros bagi masyarakat, sehingga mereka senantiasa berputar dan
berkerumun di sekitarnya.
2. Tingkat Kemampuan
Tingkatan isti’âb seorang da’i berbeda-beda, namun seorang da’i dituntut
untuk memiliki batas minimal kemampuan isti’âb, agar bisa produktif dan
mendatangkan manfaat bagi masyarakat, bukan mendatangkan kemudharatan
dan tidak mendatangkan manfaat sama sekali, bahkan menjadikan orang-orang
di sekelilingnya lari.
Tingkatan-tingkatan kemampuan dalam isti’âb disyaratkan oleh sebuah
hadits:
”Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dengannya Allah mengutusku adalah
bagian hujan yang turun ke bumi. Maka ada bagian bumi yang baik, ia
menerima air hujan itu dengan baik lalu menumbuhkan tanaman dan
rerumputan yang banyak. Ada juga bagian bumi yang menahan air, lalu Allah
memberikan manfaat kepada manusia dengan air yang disimpannya, sehingga
mereka bisa minum dan menyirami tanaman dari air tersebut. Bagian lainnya
adalah padang tandus, ia sama sekali tidak bisa menyimpan air dan juga tidak
5. 5
menumbuhkan apa pun. Demikian itu adalah perumpamaan orang yang
diberi kepahaman dalam agama, lalu ia dapat memanfaatkan apa yang aku
bawa itu, hingga ia senantiasa belajar dan mengajarkan apa yang ia pahami.
Dan perumpamaan orang yang sama sekali tidak ambil peduli dan tidak mau
menerima petunjuk Allah yang aku sampaikan”.7
3. Isti’âb dan Keberhasilan Dakwah
Tidak akan ada keberhasilan dakwah tanpa kemampuan isti’âb
(kompetensi individual) karena keberhasilan ditandai dengan kemampuan da’i
untuk menarik sebanyak-banyaknya masyarakat kepada Islam dan pergerakan
yang ada, sehingga mampu merealisasikan sasaran-sasarannya. Jika da’i tidak
mempunyai isti’âb maka dakwah akan mandul dan pergerakannya akan terbatas,
hingga Allah mendatangkan para da’i dan kader yang sangat berpengaruh dan
mampu menarik masyarakat. Atau Allah akan menggantikannya
dengan ”dakwah” yang lain yang tidak sama dengannya. Inilah sunnatullah
yang akan terus berlaku:
Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu
sebelum(mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada
sunnah Allah.8
“Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan Karena rencana (mereka)
yang jahat. rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang
merencanakannya sendiri. tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan
(berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang
terdahulu.9
Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi
7
HR al-Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy, I/30, hadits nomor 79 dan HR Muslim, Shahîh
Muslim, VII/63, hadits nomor 6093 dari Abu Musa al-Asy’ari
8
QS al-Ahzâb [33]: 62.
9
Yang dimaksud dengan sunnah orang-orang yang terdahulu ialah turunnya siksa
kepada orang-orang yang mendustakan rasul-rasul Allah.
6. 6
sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi
sunnah Allah itu.”10
4. Isti’âb Eksternal dan Internal
Isti’âb Eksternal adalah penguasaan terhadap orang-orang yang berada di
luar dakwah, di luar pergerakan dan di luar organisasi. Atau orang-orang yang
belum bergabung. Sedang Isti’âb Internal adalah penguasaan terhadap orang-
orang yang berada di dalam organisasi, yakni mereka yang telah bergabung ke
dalam jama’ah dan pergerakan. Keberhasilan seorang da’i sangat terkait dengan
kemampuan untuk menguasai keduanya, karena tidak ada gunanya
pengguasaan terhadap masyarakat di luar tanzhîm al-jamâ’ah (manajemen
jamaah) tanpa disertai dengan penguasaan terhadap masyarakat yang ada
dalam tanzhîm.
Tuntutan yang harus dipenuhi para da’i dalam proses isti’âb dan
rekruitmen antara lain: (1) kepahaman tentang agama; (2) keteladanan yang
baik; (3) sabar; (4) kelembutan (lemah-lembut); (5) memudahkan dan tidak
memersulit; (6) tawadhu’; (7) murah senyum dan lembut dalam bertutur-kata; (8)
kedermawanan; (9) memiliki kesedian untuk melayani dan membantu
keperluan orang lain. Dan inilah yang secara keseluruhan telah dimiliki oleh
Rasulullah s.aw.
Dengan demikian, secara sederhana dapat kita simpulkan untuk
sementara, bahwa rahasia keberhasilan dakwah Rasulullah s.a.w., tanpa harus
mengabaikan faktor-faktor objektif sama sekali, lebih banyak ditopang oleh
kompetensi kepribadian beliau sebagai seorang da’i, yang telah megamalkan
Islam yang didakwahkannya untuk dirinya sebelum mengajak kepada orang
lain untuk mengamalkannya dan memberi teladan yang baik dalam
menghadirkan isti’âb bagi dirinya, dan – kemudian -- menularkannya kepada
para kadernya.
Untuk itu, dalam rangka meneladani dakwah Rasulullah s.a.w., kita -–
utamanya warga Muhammadiyah -- perlu selalu mengup-grade kompetensi
keberagamaan dan isti’âb kita masing-masing, untuk kemudian kita sinergikan
menjadi sebuah kekuatan jamaah para da’i yang, di samping memiliki
kehandalan teknis-manajerial, juga kepribadian yang prima.
Insyâallâh dengan pembinaan dan pengembangan sistemik dan sistematik,
kita akan menjadi pelaku-pelaku dakwah yang handal dan ditunggu-tunggu
kehadirannya oleh umat, kini dan masa depan.
Wallâhu al-Musta’ân.
10
QS Fâthir [35]: 43.