Dokumen tersebut memberikan pedoman diet untuk penderita radang lambung dan tumor lambung yang mencakup rekomendasi makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan dihindari serta tips menjalankan diet seperti memasak dan mengonsumsi makanan dengan cara tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan kebutuhan gizi berdasarkan kondisi klien dengan menggunakan parameter seperti berat badan ideal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, serta rumus untuk menghitung kebutuhan energi, karbohidrat, protein dan lemak. Dokumen tersebut juga berisi contoh soal latihan perhitungan kebutuhan gizi untuk dua kasus berbeda.
Dokumen tersebut memberikan pedoman diet untuk penderita radang lambung dan tumor lambung yang mencakup rekomendasi makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan dihindari serta tips menjalankan diet seperti memasak dan mengonsumsi makanan dengan cara tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan kebutuhan gizi berdasarkan kondisi klien dengan menggunakan parameter seperti berat badan ideal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, serta rumus untuk menghitung kebutuhan energi, karbohidrat, protein dan lemak. Dokumen tersebut juga berisi contoh soal latihan perhitungan kebutuhan gizi untuk dua kasus berbeda.
Dokumen tersebut membahas konsep gizi seimbang, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengukuran status gizi, dan perhitungan kebutuhan zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak berdasarkan total kebutuhan energi tubuh. Gizi seimbang didefinisikan sebagai pola makan yang bervariasi dan memenuhi kebutuhan zat gizi harian tubuh tanpa kelebihan atau kekurangan. Status giz
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang makanan bergizi dan seimbang untuk kesehatan anak, termasuk definisi makanan bergizi, manfaatnya untuk pertumbuhan balita, cara mengolah dan menyimpan makanan, tanda-tanda gangguan gizi pada anak, dan tahapan perkembangan motorik dan kognitif anak dari lahir hingga usia 5 tahun.
Perencanaan Menu untuk Remaja Anemia selama 7 hariFakhriyah Elita
Remaja yang mengalami anemia harus diberi perhatian khusus terhadap menu makannya. Terutama remaja putri. Berikut contoh perencanaan menu selama 7 hari
Slogan kampanye "Sehat 5 Sempurna" menganjurkan porsi makan yang seimbang di piring, dengan karbohidrat dan protein masing-masing 50% dan buah serta sayuran 50% berikutnya, serta membatasi gula, garam, dan lemak. Kampanye ini juga menganjurkan minum air putih yang cukup dan mengkonsumsi protein nabati untuk mendukung gaya hidup sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, fungsi, dan jenis-jenis diet. Terdapat empat jenis diet yaitu diet padat, lunak, saring, dan cair yang dibedakan berdasarkan tekstur makanannya. Dokumen juga memberikan contoh menu makanan dan bahan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk masing-masing jenis diet.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang yang penting bagi ibu hamil untuk mencegah berbagai masalah kesehatan ibu dan bayi, seperti kekurangan energi kronis, anemia besi, dan defisiensi asam folat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil perlu disesuaikan dengan trimester kehamilan. Suplementasi zat besi dan asam folat juga dianjurkan.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi yang seimbang untuk anak sekolah, meliputi karakteristik fisik dan psikologis anak pada usia tersebut, kebutuhan gizi harian, jenis menu yang dianjurkan, dan masalah-masalah gizi yang sering dihadapi anak sekolah seperti obesitas, anemia, dan karies gigi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Balita (usia 1-5 tahun) merupakan masa pertumbuhan yang kritis bagi perkembangan fisik dan mental. Pemberian gizi yang seimbang melalui ASI atau susu formula, daging, sayur, buah, dan karbohidrat penting untuk pertumbuhan yang sehat. Faktor lingkungan dan genetik mempengaruhi tumbuh kembang balita.
Tahapan pemberian makanan pendamping asiKharima SD
Dokumen tersebut membahas tahapan pemberian makanan pendamping ASI mulai dari usia 6 bulan hingga 2 tahun. Tahapan tersebut meliputi pemberian bubur susu dan nasi tim yang secara bertahap meningkatkan teksturnya menjadi lebih padat seiring pertumbuhan bayi, serta menambahkan berbagai jenis lauk pauk protein hewani dan sayuran. Pemberian makanan harus sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi dengan
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI pjj_kemenkes
[Ringkuman]
Modul ini membahas peran zat gizi pada berbagai tingkat usia khususnya ibu hamil dan menyusui. Ia menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil, diagnosis kehamilan, dan kebutuhan zat gizi seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang meningkat selama kehamilan. Modul ini juga membahas faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dan janin, serta penambahan berat
Dokumen tersebut membahas tentang gizi balita dan anak sekolah. Ia menjelaskan karakteristik, kebutuhan gizi, masalah gizi yang sering dihadapi, sumber zat gizi penting, dan contoh menu untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Dokumen tersebut membahas konsep gizi seimbang, termasuk definisi gizi, kelompok zat gizi yang dibutuhkan tubuh, 13 pesan dasar gizi seimbang, pedoman makanan sehari, prinsip makanan sesuai kebutuhan gizi, dan cara menghitung kebutuhan kalori harian.
Posyandu bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk ibu dan anak. Posyandu melakukan pendaftaran, penimbangan, penyuluhan gizi, dan pelayanan kesehatan. PMT menyediakan makanan bergizi tambahan berbasis lokal untuk memenuhi kebutuhan gizi balita. Makanan tambahan harus beragam, sesuai kebutuhan zat gizi, dan disesuaikan bentuknya dengan balita.
Dokumen tersebut membahas konsep gizi seimbang, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengukuran status gizi, dan perhitungan kebutuhan zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak berdasarkan total kebutuhan energi tubuh. Gizi seimbang didefinisikan sebagai pola makan yang bervariasi dan memenuhi kebutuhan zat gizi harian tubuh tanpa kelebihan atau kekurangan. Status giz
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang makanan bergizi dan seimbang untuk kesehatan anak, termasuk definisi makanan bergizi, manfaatnya untuk pertumbuhan balita, cara mengolah dan menyimpan makanan, tanda-tanda gangguan gizi pada anak, dan tahapan perkembangan motorik dan kognitif anak dari lahir hingga usia 5 tahun.
Perencanaan Menu untuk Remaja Anemia selama 7 hariFakhriyah Elita
Remaja yang mengalami anemia harus diberi perhatian khusus terhadap menu makannya. Terutama remaja putri. Berikut contoh perencanaan menu selama 7 hari
Slogan kampanye "Sehat 5 Sempurna" menganjurkan porsi makan yang seimbang di piring, dengan karbohidrat dan protein masing-masing 50% dan buah serta sayuran 50% berikutnya, serta membatasi gula, garam, dan lemak. Kampanye ini juga menganjurkan minum air putih yang cukup dan mengkonsumsi protein nabati untuk mendukung gaya hidup sehat.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, fungsi, dan jenis-jenis diet. Terdapat empat jenis diet yaitu diet padat, lunak, saring, dan cair yang dibedakan berdasarkan tekstur makanannya. Dokumen juga memberikan contoh menu makanan dan bahan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk masing-masing jenis diet.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang yang penting bagi ibu hamil untuk mencegah berbagai masalah kesehatan ibu dan bayi, seperti kekurangan energi kronis, anemia besi, dan defisiensi asam folat. Makanan yang dikonsumsi ibu hamil perlu disesuaikan dengan trimester kehamilan. Suplementasi zat besi dan asam folat juga dianjurkan.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi yang seimbang untuk anak sekolah, meliputi karakteristik fisik dan psikologis anak pada usia tersebut, kebutuhan gizi harian, jenis menu yang dianjurkan, dan masalah-masalah gizi yang sering dihadapi anak sekolah seperti obesitas, anemia, dan karies gigi."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Balita (usia 1-5 tahun) merupakan masa pertumbuhan yang kritis bagi perkembangan fisik dan mental. Pemberian gizi yang seimbang melalui ASI atau susu formula, daging, sayur, buah, dan karbohidrat penting untuk pertumbuhan yang sehat. Faktor lingkungan dan genetik mempengaruhi tumbuh kembang balita.
Tahapan pemberian makanan pendamping asiKharima SD
Dokumen tersebut membahas tahapan pemberian makanan pendamping ASI mulai dari usia 6 bulan hingga 2 tahun. Tahapan tersebut meliputi pemberian bubur susu dan nasi tim yang secara bertahap meningkatkan teksturnya menjadi lebih padat seiring pertumbuhan bayi, serta menambahkan berbagai jenis lauk pauk protein hewani dan sayuran. Pemberian makanan harus sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi dengan
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI pjj_kemenkes
[Ringkuman]
Modul ini membahas peran zat gizi pada berbagai tingkat usia khususnya ibu hamil dan menyusui. Ia menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil, diagnosis kehamilan, dan kebutuhan zat gizi seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang meningkat selama kehamilan. Modul ini juga membahas faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dan janin, serta penambahan berat
Dokumen tersebut membahas tentang gizi balita dan anak sekolah. Ia menjelaskan karakteristik, kebutuhan gizi, masalah gizi yang sering dihadapi, sumber zat gizi penting, dan contoh menu untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Dokumen tersebut membahas konsep gizi seimbang, termasuk definisi gizi, kelompok zat gizi yang dibutuhkan tubuh, 13 pesan dasar gizi seimbang, pedoman makanan sehari, prinsip makanan sesuai kebutuhan gizi, dan cara menghitung kebutuhan kalori harian.
Posyandu bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk ibu dan anak. Posyandu melakukan pendaftaran, penimbangan, penyuluhan gizi, dan pelayanan kesehatan. PMT menyediakan makanan bergizi tambahan berbasis lokal untuk memenuhi kebutuhan gizi balita. Makanan tambahan harus beragam, sesuai kebutuhan zat gizi, dan disesuaikan bentuknya dengan balita.
Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup gizi terapan yang mencakup gizi dalam daur kehidupan, gizi dan kesehatan, gizi dan kebugaran, gizi dan produktivitas kerja, gizi olahraga, dietetik, penilaian status gizi, dan penilaian diet.
Perencanaan gizi seimbang melalui edukasi gizi berdasarkan pugsHusHa Hatimah
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan dan penerapan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) di Indonesia, mulai dari sejarah perumusan PUGS, tujuan dan pesan-pesannya, serta hasil penelitian terkait penerapan PUGS di masyarakat. PUGS dirumuskan pertama kali pada tahun 1995 untuk meningkatkan gizi masyarakat berdasarkan konferensi FAO tahun 1992 dan telah mengalami beberapa revisi sej
Dokumen tersebut membahas tentang gizi ibu hamil pada trimester pertama, termasuk pengertian gizi ibu hamil, kebutuhan gizi penting seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, serta pedoman pola makan sehat bagi ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan pertumbuhan janin.
Makalah ini membahas tentang gizi yang diperlukan pada masa remaja. Pertama, dijelaskan bahwa masa remaja merupakan masa pertumbuhan cepat sehingga membutuhkan zat gizi dalam jumlah besar, khususnya karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Kedua, dibahas prinsip gizi yang tepat untuk remaja yaitu makanan seimbang yang mengandung unsur-unsur zat gizi. Ketiga, f
Dokumen ini membahas tentang menyusui, konsumsi ibu menyusui, dan keunggulan ASI. Ibu menyusui membutuhkan makanan bergizi untuk produksi ASI yang berkualitas. ASI mengandung zat gizi dan antibodi yang dibutuhkan bayi. Pemberian ASI sebaiknya dilakukan menurut keinginan bayi.
Makanan seimbang penting untuk kesihatan dan produktiviti. Ia terdiri daripada karbohidrat, protein, vitamin dan mineral untuk tenaga, pertumbuhan dan mencegah penyakit. Kekurangannya boleh menyebabkan penyakit kronik dan meningkatkan kos perubatan.
Rangkuman dokumen tersebut membahas perencanaan layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir dalam situasi krisis bencana, meliputi persiapan pelayanan antenatal dan postnatal yang terintegrasi dengan fasilitas kesehatan primer, penyiapan bidan kit dan fasilitas kesehatan tingkat pertama, serta pengembangan sistem rujukan dan rumah sakit rujukan untuk menangani komplikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang kekerasan seksual berbasis gender pada situasi krisis, termasuk definisi, bentuk, dan pedoman untuk pencegahan dan respon terhadap kekerasan seksual berbasis gender."
Dokumen tersebut membahas tentang konsep remaja, termasuk definisi, ciri-ciri, dan perkembangan fisik dan psikologis pada masa remaja. Secara khusus, dibahas batasan usia remaja menurut beberapa ahli yaitu antara 12-21 tahun, perbedaan tahap perkembangan antara remaja awal, tengah, dan akhir, serta karakteristik fisik, sosial, kognitif, dan emosional yang muncul p
Gizi seimbang mendukung sistem imun pada masa pandemiTriana Septianti
Kuliner sehat yang seimbang dan bervariasi penting untuk mendukung sistem kekebalan tubuh selama pandemi Covid-19. Makanan yang kaya akan vitamin, mineral, serat dan asam lemak omega-3 dapat memperkuat daya tahan tubuh. Kebiasaan makan sehat seperti memilih bahan makanan berkualitas dan menjaga higienitas penting untuk mencegah penularan selama pandemi.
1. Masalah kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, terlihat dari persentase bayi lahir dengan berat badan rendah dan balita dengan tinggi badan kurang;
2. Stunting atau gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan, dan berdampak jangka pendek maupun panjang bagi perkembangan anak;
3. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting mel
Dokumen tersebut membahas tentang manfaat dan cara melakukan aplikasi totok pada payudara untuk meningkatkan kesehatan dan kecantikan payudara. Aplikasi totok pada payudara dapat mengembalikan bentuk dan kelembaban payudara, meningkatkan produksi ASI, serta menjadikan payudara terasa kenyal dan kencang. Cara melakukannya adalah dengan membersihkan, memijat, menotok, dan memasangkan masker pada payudara secara
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan teknik dasar pijat, yang meliputi effleurage, friction, petrisage, pressure, tapotage, dan vibratie. Dilanjutkan dengan manfaat dan indikasi pijat seperti merileksasi otot, meningkatkan sirkulasi darah, serta mengurangi stres dan nyeri otot. Dokumen ini juga menjelaskan kontraindikasi dan persiapan yang dibutuhkan dalam memberikan pijat.
Konsep hukum yang melandasi fungsi dan tugas bidanTriana Septianti
Dokumen tersebut membahas konsep hukum yang melandasi fungsi dan tugas bidan. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan bahwa hukum kesehatan bertujuan untuk menciptakan ketertiban masyarakat dengan melindungi hak pasien dan mengatur tugas tenaga kesehatan termasuk bidan. Dokumen tersebut juga menjelaskan asas-asas dan jenis-jenis peraturan hukum yang relevan dengan praktik kebidanan
Proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum meliputi sertifikasi, registrasi, dan lisensi untuk menjamin perlindungan masyarakat, meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, dan mempertahankan kualitas pelayanan.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan standar pelayanan kebidanan untuk meningkatkan kualitas layanan. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang konsep profesi bidan, karakteristik profesional bidan, pengembangan praktek kebidanan berdasarkan konsep profesi, dan penerapan standar pelayanan dan asuhan kebidanan dalam memberikan layanan kesehatan yang berkualitas.
Masalah kesehatan reproduksi remaja meliputi berbagai masalah fisik, mental, dan perilaku yang dihadapi remaja. Masalah fisik seperti gangguan pertumbuhan, kelainan ortopedi, infeksi menular seksual. Masalah mental seperti depresi dan bunuh diri. Masalah perilaku berisiko seperti merokok, penyalahgunaan narkoba, hubungan seks pra nikah. Penanganannya meliputi terapi, konseling, pencegahan, dan rujuk
Dokumen tersebut membahas tentang gizi seimbang untuk ibu nifas dan menyusui, mencakup kebutuhan gizi tambahan ibu selama masa ini, sumber makanan penting untuk memperbaiki kesehatan ibu dan memproduksi ASI yang berkualitas, serta syarat makanan yang dianjurkan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Gizi seimbang sangat penting bagi ibu bersalin karena persalinan menguras banyak energi
2. Ibu bersalin membutuhkan asupan makanan dan cairan yang mudah dicerna dan diserap untuk memenuhi kebutuhan energinya selama persalinan
3. Pemberian makan dan minum selama persalinan perlu disesuaikan dengan kondisi ibu dan tahapan persalinan untuk mendukung proses persalinan yang normal dan
2. PENGERTIAN
• Suatu menu adalah susunan hidangan
sekali makan yang secara keseluruhan
harmonis dan saling melengkapi
untuk kebutuhan makan seseorang.
• Menu sehari berarti susunan hidangan untuk
satu hari terdiri dari beberapa waktu makan
yaitu makan pagi, makan siang, makan malam
serta makanan selingan antara makan pagi
dengan makan siang serta antara makan siang
dengan makan malam.
Prodi Kebidanan Magetan 2
3. PENGERTIAN
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari
beraneka ragam makanan dalam jumlah
dan proporsi yang sesuai, sehingga
memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan
proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan.
Prodi Kebidanan Magetan 3
4. Kehadiran atau ketidakhadiran suatu zat gizi
essensial dapat mempengaruhi ketersediaan,
absorpsi, metabolisme atau kebutuhan zat gizi
lain. Adanya saling keterkaitan antar zat-zat gizi ini
menekankan keanekaragaman makanan dalam
menu sehari-hari.
Prodi Kebidanan Magetan 4
5. PEDOMAN POLA MENU SEIMBANG
• Pedoman pola menu seimbang yang dikembangkan
sejak tahun 1950 dan telah mengakar di kalangan
masyarakat luas adalah Pedoman Menu 4 Sehat 5
Sempurna. Pedoman ini pada tahun 1995 telah
dikembangkan menjadi Pedoman Umum Gizi
Seimbang yang memuat 13 Pesan Dasar
Gizi Seimbang.
Prodi Kebidanan Magetan 5
6. Pola Menu4 Sehat 5 Sempurna
• Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu
seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung
semua zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
• Pola menu 4 sehat 5 sempurna terdiri dari
makanan pokok, lauk, sayur, buah
dan susu.
Prodi Kebidanan Magetan 6
7. • Menu yang terdiri dari makanan pokok, lauk, sayur
dan buah ternyata sehat, dalam slogan yang mudah
dimengerti disebut “4 sehat”. Bila menu “4 sehat”
ditambah dengan susu akan menjadi menu “5
sempurna”. Kata sempurna jangan diartikan
bahwa tanpa susu hidangan tidak akan sempurna
ditinjau dari kecukupan gizi, tetapi mutu
protein yang tinggi dan tersedianya zat-zat gizi
lain yang mudah diserap seperti yang terdapat dalam
susu, akan lebih menyempurnakan mutu hidangan.
Prodi Kebidanan Magetan 7
8. PedomanUmum Gizi Seimbang(PUGS)
PUGS merupakan penjabaran lebih lanjut dari
pedoman 4 sehat 5 sempurna yang memuat pesan-
pesan yang berkaitan dengan pencegahan baik masalah
gizi kurang, maupun masalah gizi lebih yang selama 20
tahun terakhir telah mulai menampakkan diri di
Indonesia.
Prodi Kebidanan Magetan 8
9. KONSEP DASAR GIZI SEIMBANG
• Susunan makanan yang dianjurkan: menjamin
keseimbangan zat-zat gizi.
• Dicapai dengan mengkonsumsi beraneka
ragam makanan tiap hari.
• Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam
zat-zat gizi yang dikandungnya.
Prodi Kebidanan Magetan 9
10. KONSEP DASAR GIZI SEIMBANG
• Pengelompokan bahan makanan disederhanakan
berdasarkan pada tiga fungsi utama.
• Untuk mencapai gizi seimbang hendaknya susunan
makanan sehari terdiri dari campuran ketiga
kelompok bahan makanan tersebut. Dari tiap
kelompok dipilih satu atau lebih jenis bahan makanan
sesuai dengan ketersediaan bahan makanan tersebut
di pasar, keadaan sosial ekonomi, nilai gizi, dan
kebiasaan makanan.
Prodi Kebidanan Magetan 10
11. • Ketiga golongan
bahan makanan
tersebut digambarkan
dalam bentuk
kerucut dengan
urut-urutan menurut
banyaknya yang
digunakan dalam
hidangan sehari-hari.
Prodi Kebidanan Magetan 11
KONSEP DASAR GIZI SEIMBANG
12. • Dasar kerucut menggambarkan sumber
energi/tenaga, yaitu golongan bahan
makanan yang paling banyak dimakan, bagian tengah
menggambarkan sumber zat pengatur,
sedangkan bagian atas menggambarkan sumber
zat pembangun yang secara relatif paling
sedikit dimakan tiap hari.
Prodi Kebidanan Magetan 12
KONSEP DASAR GIZI SEIMBANG
13. Bahanmakananyang terdapat di dalam tiap kelompok bahan makanan
adalahsebagai berikut :
1. Sumber zat energi/tenaga: padi-
padian atau serelia seperti beras, jagung
dan gandum; sagu; umbi-umbian seperti
ubi, singkong dan talas; serta hasil
olahannya seperti tepung-tepungan, mi,
roti, makaroni, havermout dan bihun.
Prodi Kebidanan Magetan 13
14. 2. Sumber protein atau sumber zat
pembangun, yaitu sumber protein hewani
seperti daging, ayam, telur, susu dan keju; serta
sumber protein nabati seperti kacang-kacangan
berupa kacang kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, kacang merah dan kacang tolo; serta hasil
olahnya seperti tempe, tahu, susu kedelai dan
oncom.
Prodi Kebidanan Magetan 14
15. 3. Sumber zat pengatur berupa sayuran
dan buah. Sayuran diutamakan yang berwarna
hijau dan kuning jingga seperti bayam, daun
singkong, daun katuk, kangkung, wortel dan
tomat.; serta sayur kacang-kacangan, seperti
kacang panjang, buncis dan kecipir. Buah-buahan
diutamakan yang berwarna kuning jingga, kaya
serat dan yang berasa asam, seperti pepaya,
mangga, nanas, nangka masak, jambu biji, apel,
sirsak dan jeruk.
Prodi Kebidanan Magetan 15
16. Ketiga belas Pesan Dasar
(Depkes RI, 1996; Depkes RI, 2003)
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi
kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber
karbohidrat, setengah dari kebutuhan
energi.
4.Batasi konsumsi lemak dan minyak
sampai seperempat dari kecukupan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
Prodi Kebidanan Magetan 16
17. Ketiga belas Pesan Dasar
(Depkes RI, 1996; Depkes RI, 2003)
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6
bulan dan MP ASI sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup
jumlahnya.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara
teratur.
11.Hindari minum minuman beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
13.Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Prodi Kebidanan Magetan 17
18. PENYUSUNAN MENU
Banyak faktor yang mempengaruhi
penyusunan menu seimbang. Susunan
hidangan harus memenuhi syarat
gizi agar yang akan mengkonsumsi
menjadi tertarik dan mendapat kesehatan
baik serta mempertahankan kesehatannya.
Prodi Kebidanan Magetan 18
19. Susunanhidanganharus (sanggup) memenuhibeberapa fungsi:
1. Menghilangkan rasa lapar, memberikan
rasa kenyang.
2. Mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan untuk berada dalam kondisi tetap
sehat serta dapat melakukan kegiatan sehari-
hari.
Prodi Kebidanan Magetan 19
20. Susunanhidanganharus (sanggup) memenuhibeberapa fungsi:
3. Memenuhi nilai-nilai sosial
budaya yaitu kebiasaan, pantangan dan
sebagainya dari masyarakat yang
mengkonsumsi.
4. Biaya terjangkau bagi konsumennya.
Prodi Kebidanan Magetan 20
21. Dalammenyusunmenu hendaknyadiperhatikanhal-hal
sebagai berikut:
• Kombinasi rasa
• Kombinasi warna hidangan
• Variasi bentuk potongan
• Variasi kering atau berkuah
• Variasi teknik pengolahan
• Sebaiknya dihindari adanya pengulangan
warna, rasa, bentuk, teknik pengolahan
dalam satu menu.
Prodi Kebidanan Magetan 21
22. Faktor lain yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah
kesediaan bahan makanan.
– Makanan yang dikonsumsi, umumnya terdiri atas satu
atau beberapa jenis bahan makanan.
• Setiap bahan makanan terdiri atas beberapa zat makanan
atau zat gizi yang disebut nutrien tertentu.
• Satu hidangan terdiri dari beberapa bahan makanan yang
masing-masing bahan makanan mengandung beberapa jenis
zat gizi yang saling melengkapi satu sama lainnya.
Prodi Kebidanan Magetan 22
23. Faktor lain yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah
kesediaan bahan makanan.
– Di Indonesia, digunakan berbagai jenis bahan
makanan yang terdiri atas empat kelompok yaitu:
bahan makanan pokok, bahan makanan lauk pauk,
bahan makanan sayuran, bahan makanan buah-
buahan dan susu serta telur.
Prodi Kebidanan Magetan 23
24. Faktor lain yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah
jumlah anggota keluarga dan
kondisi anggota keluarga.
– Makanan keluarga adalah makanan yang
dihidangkan dalam suatu keluarga dari hari ke
hari, bergantung pada kemampuan keluarga
untuk menyusun makanan, kemampuan untuk
mendapatkan bahan-bahan makanan yang
diperlukan, adat kebiasaan dan sedikit banyak
pengetahuan menyusun makanannya.
Prodi Kebidanan Magetan 24
25. Faktor lain yang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah
jumlah anggota keluarga dan
kondisi anggota keluarga.
– Perlu digilir jenis makanan yang disukai tersebut
agar nafsu makan tetap meningkat
– Pembagian makanan antar anggota keluarga perlu
mendapat perhatian.
Prodi Kebidanan Magetan 25
26. Faktor lainnyayang mempengaruhi penyusunan menu seimbang adalah
jenis menu dan manfaatnya.
– Menurut waktu makan, terdiri hidangan berupa
makan pagi, makan siang, makan malam, dan
kadang-kadang ditambahkan juga selingan.
– Makanan pagi sangat bermanfaat untuk
mempertahankan kadar gula darah pada waktu
pagi karena telah terpakai pada malam harinya.
Prodi Kebidanan Magetan 26
27. – Menu makan pagi biasanya dipilih hidangan yang
cepat dan mudah dalam persiapan, penyajian dan
dimakan.
• Perlu diusahakan agar hidangan yang disajikan mengandung
zat-zat gizi yang cukup lengkap, yaitu zat gizi pemberi tenaga,
pembangun dan pengatur.
– Susunan hidangan makan siang dan makan malam
perlu diperhatikan dalam menilai cukup tidaknya
konsumsi, yang biasanya merupakan hidangan
paling lengkap.
Prodi Kebidanan Magetan 27
28. – Hal yang perlu diperhatikan adalah
bahwa kandungan gizi harus lengkap
sesuai dengan kebutuhan anggota
keluarga atau orang-orang yang
makan.
Prodi Kebidanan Magetan 28
29. – Di samping makan pagi, siang dan malam juga
dapat diadakan makanan selingan.
• Berguna sebagai penambah zat gizi, terutama kalori
maupun zat gizi lainnya yang kurang diperoleh pada
waktu makan yang ada.
• Untuk yang memberikan makanan selingan pada pagi
hari, paling tepat diberikan antara pukul 09.00–10.00
atau antara pukul 10.00-11.00 pagi. Ini untuk menjaga
jangan sampai pada waktu makan siang perut masih
terasa kenyang, sehingga makanan tidak dihabiskan.
• Untuk yang memberikan selingan sore diberikan antara
pukul 16.00–17.00.
Prodi Kebidanan Magetan 29
30. Faktor nilaigizi jugaberpengaruh pada penyusunan menu seimbang.
– Makanan yang dihidangkan harus mengandung
zat gizi yang diperlukan baik dalam kualitas
maupun kuantitasnya.
– Porsi bagi masing-masing anggota keluarga
diperhatikan, apakah sesuai dengan kebutuhan
maisng-masing menurut umur dan jenis kelamin
serta jenis pekerjaan yang menjadi tugasnya
sehari-hari.
Prodi Kebidanan Magetan 30
31. – Dalam pengolahan makanan, perlu diketahui
bahwa proses dalam pengolahan makanan dapat
meningkatkan mutu makanan yang dikonsumsi
misalnya lebih baik dan lebih mudah dicerna juga
dapat terjadi hal yang merugikan yaitu rusak atau
hilangnya beberapa zat gizi yang ada pada bahan
makanan.
Prodi Kebidanan Magetan 31
32. – Oleh sebab itu perlu diperhatikan tahap-tahap
dalam proses penyiapan makanan yaitu
penyiangan bahan makanan, pencucian,
pemotongan, dan pengolahan atau pemasakan
dengan proses pemanasan
Prodi Kebidanan Magetan 32
33. Pencucian dan penyiangan bahan makanan
• Perlu dilakukan karena ada beberapa bahan
makanan yang membawa kotoran.
• Proses pencucian sebaiknya dilakukan sebelum
pemotongan, dengan menggunakan air
bersih yang mengalir.
• Sebaiknya bahan makanan nabati dicuci dulu
dengan air yang mengalir sebelum disiangi agar
zat-zat gizi yang terkandung dan bersifat larut
dalam air, tidak terbuang bersama air pencuci
tersebut.
Prodi Kebidanan Magetan 33
34. • Bahan makanan nabati pada umumnya perlu
dibersihkan dari bagian-bagian yang tidak
dapat dimakan misalnya kulit, batang yang
keras, biji yang tidak termakan, serat yang
keras, bagian yang busuk atau rusak dimakan
binatang/serangga.
• Bahan makanan lain yang disiangi adalah ikan,
perlu secepatnya dibuang insang dan isi
perutnya untuk mencegah terjadinya proses
pembusukan yang cepat.
Prodi Kebidanan Magetan 34
35. Pemotonganbahanmakanan
• Bertujuan memudahkan makanan masuk ke dalam
mulut dan mengunyah, terutama bahan makanan yang
agak keras dan liat.
• Terjadi kerusakan dari sel karena terpotong sehingga
zat-zat gizi yang terlindung di dalam sel menjadi keluar
dan bisa hilang selama proses. Dalam keadaan ini
bahan makanan mudah terkena udara yang
mengandung oksigen dan dapat merusak zat-zat
tersebut (terjadi oksidasi). Zat gizi yang rusak
oleh oksidasi udara luar adalah tiamin dan
vitamin A atau provitaminnya.
Prodi Kebidanan Magetan 35
36. Pemotonganbahanmakanan
• Di samping itu, enzim yang dapat memecah zat gizi
juga dapat bekerja sehingga mempercepat
pembusukan.
• Maka sebaiknya bahan makanan dipotong atau
dihaluskan dengan jarak waktu dekat pada saat
pengolahannya.
Prodi Kebidanan Magetan 36
37. Proses pengolahanataupemasakan
• Umumnya pengolahan dilakukan dengan
mempergunakan panas.
• Panas ini mengubah sifat-sifat kimia makanan yang
berakibat lebih lanjut pada sifat-sifat gizinya.
• Pengaruh pengolahan pd makanan
– Pecahnya dinding sel
– Melemahkan dan mematikan mikroba
– Mengubah berbagai zat gizi secara positif dan negative
– Panas dapat meniadakan zat-zat toksik
– Pemanasan yang terlalu tinggi dapat menimbulkan zat
carsinogenik
Prodi Kebidanan Magetan 37
38. • Pengaruh pengolahan pada
makanan
– Pecahnya dinding sel
• Zat-zat gizi berada dalam sel bahan makanan,
terlindung dari hal-hal luar yang dapat merusaknya
atau mengganggunya. Dengan pengolahan (termasuk
pemotongan) khususnya pemanasan, dinding sel
menjadi pecah, dan isi sel terbuka terhadap pengaruh
cairan pencernaan dalam rongga usus. Berarti
pemanasan meninggikan sifat dapat cerna
atau digestibilitas makanan terutama
bahan makanan nabati.
Prodi Kebidanan Magetan 38
39. – Melemahkan dan mematikan mikroba
• Dapat dikatakan bahwa pemanasan (memasak)
dalam pengolahan makanan dapat meningkatkan
keamanan makanan bagi kesehatan tubuh. Berbagai
mikroba terdapat di dalam bahan makanan, ada yang
tahan panas dan ada yang tidak. Beberapa mikroba
yang bersifat patogenik dan menyebabkan
penyakit, tidak tahan panas yang cukup
tinggi dan lama. Di samping itu, parasit dan
telurnya atau larva yang mungkin mencemari
bahan makanan akan dapat terbunuh.
Prodi Kebidanan Magetan 39
40. – Mengubah berbagai zat gizi secara positif dan
negative
• Beberapa bahan makanan memiliki struktur yang
tertutup yaitu berada dalam suatu kantung, misalnya
karbohidrat dari nabati. Pemanasan akan
mengembangkan kantung ini dan menjadi pecah,
sehingga tepung terlepas dan dapat dipecah oleh
enzim-enzim dalam cairan pencernaan tubuh. Protein
yang memiliki ikatan kimiawi dalam strukturnya akan
terputus ikatannya karena pemanasan sehingga
lebih mudah dicerna dalam saluran
pencernaan. Maka pemanasan membantu
memudahkan proses pencernaan dengan cara
memecah molekul karbohidrat dan protein.
Prodi Kebidanan Magetan 40
41. – Mengubah berbagai zat gizi secara positif dan
negative
• Di samping pengaruh positif, pengolahan dapat
memberikan pengaruh negatif yang merusak
sifat bahan makanan sehingga menjadi sukar atau
tidak dapat dicerna oleh tubuh. Sebagai contoh
karbohidrat berubah menjadi arang oleh
pemanasan tinggi secara langsung pada teknik
pengolahan dibakar. Pengolahan bahan makanan
yang mengandung karbohidrat dengan protein
sehingga terjadi pencoklatan atau
karamelisasi, menyebabkan kedua zat gizi ini
tidak dapat digunakan oleh tubuh.
Prodi Kebidanan Magetan 41
42. – Panas dapat meniadakan zat-zat toksik
• Beberapa bahan makanan nabati maupun hewani
mengandung zat toksik atau racun alami. Panas
dapat menetralkan pengaruh zat-zat toksik
ini. Misalnya dalam daging ikan tertentu terdapat
enzim yang dapat merusak zat gizi, dengan
pemanasan tertentu dan waktu tertentu,
pengaruh tersebut dapat dihilangkan. Sebagai
kesimpulan dapat dikatakan bahwa ada pengaruh
negatif dan positif dalam proses penyiangan,
pemotongan dan pengolahan makanan. Maka
perlu diperhatikan proses ini agar tidak dialami
kerugian.
Prodi Kebidanan Magetan 42
43. – Pemanasan yang terlalu tinggi dapat
menimbulkan zat carsinogenik
• Pada bahan makanan nabati maupun hewani yang
diolah dengan panas tinggi sehingga menjadi hangus,
dapat terbentuk ikatan-ikatan yang bersifat
carsinogenik yaitu merangsang terjadinya
kanker.
Prodi Kebidanan Magetan 43
44. • Dalam pemilihan bahan makanan perlu
diperhatikan standar mutu kesegaran dari bahan
yang akan dibeli. Memilih dan membeli bahan
pangan atau makanan yang baik diperlukan
pengetahuan mengenai mutu, macamnya maupun
tanda-tanda baik buruknya (rusak) dan berbagai
cara penipuan yang biasa/dapat terjadi dalam
dunia perdagangan.
Prodi Kebidanan Magetan 44
45. • Jenis bahan pangan berdasarkan tingkat kecepatan
kerusakan dibagi:
– Bahan pangan yang mudah rusak, misalnya bahan pangan
yang berasal dari hewan seperti daging, susu, telur, ikan.
– Bahan pangan yang agak mudah rusak, misalnya sayuran
dan buah-buahan.
– Bahan pangan yang tidak mudah rusak, misalnya biji-bijian
dan kacang-kacangan yang kering.
Prodi Kebidanan Magetan 45
46. • Tanda-tanda bahan pangan dan makanan yang
rusak:
– Tanda-tanda kerusakan daging dan produk
olahannya: bau tengik atau bau busuk, berlendir, warna
berubah, rasa menjadi asam, dan bulukan pada dendeng
kering, kornet dalam kaleng menggembung.
– Tanda-tanda kerusakan ikan dan produk olahannya:
bau tengik atau busuk seperti bau gas amonia dan
belerang, berlendir, warna berubah, kulit dan daging ikan
menjadi kusam atau pucat, daging ikan menjadi tidak
kenyal dan bulukan pada ikan kering.
Prodi Kebidanan Magetan 46
47. – Tanda-tanda kerusakan sayuran, buah-
buahan dan produk olahannya: memar, layu,
timbulnya bintik-bintik berwarna, timbulnya
bau alcohol dan rasa asam serta gas, menjadi
lunak dan berair.
– Tanda-tanda kerusakan susu dan produk
olahannya: rasa susu menjadi asam atau
tengik, menggumpal, terbentuk gas dan lendir,
tumbuhnya kapang pada produk susu kering.
Prodi Kebidanan Magetan 47
48. – Tanda-tanda kerusakan telur dan produk
olahannya: telur utuh menurun beratnya,
kantung telur membesar, timbulnya bintik-bintik
hijau, hitam atau merah, tumbuhnya kapang,
keluarnya bau busuk.
– Tanda-tanda kerusakan biji-bijian,
kacang-kacangan dan umbi-umbian: bulukan
karena pertumbuhan kapang, timbulnya bintik-
bintik berwarna.
Prodi Kebidanan Magetan 48