SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Download to read offline
04
newsletter PEFINDO
Edisi Januari 2017
pemerintahdaerah
he Global Competitiveness
Report 2016/2017 yang
dirilis World Economic
Forum pada September 2016
lalu, menempatkan Global
Competitiveness Index
Indonesia di posisi 41 dari 138
negara. Kualitas infrastruktur
Indonesia – sebagai salah satu kriteria yang
dinilai – masih berada di posisi 60 dari 138
negara. Dengan demikian, untuk kawasan
regional ASEAN, infrastruktur Indonesia
masih tertinggal di belakang Singapura,
Malaysia, dan Thailand.
Pembangunan infrastruktur merupakan
kunci untuk meningkatkan daya
saing perekonomian nasional. Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) menyebutkan estimasi
kebutuhan pendanaan pembangunan
infrastruktur nasional untuk periode 2015-
2019 mencapai Rp4.796,2 triliun. Tingginya
kebutuhan pembiayaan infrastruktur
tersebut dihadapkan dengan keterbatasan
anggaran pemerintah yang diperkirakan
hanya mampu menutup sepertiga dari
kebutuhan tersebut. Meskipun alokasi
belanja infrastruktur dalam APBN sudah
mengalami peningkatan – berturut-turut
sebesar Rp290,3 triliun, Rp313,5 triliun
dan Rp346,6 triliun pada periode tahun
2015 sampai 2017 – alokasi anggaran
belanja tersebut masih jauh di bawah
perkiraan kebutuhan dana pembangunan
infrastruktur nasional.
Mayoritas pemerintah daerah (pemda)
yang diharapkan dapat menjadi motor
penggerak perekonomian regional juga
masih berkutat untuk memenuhi kebutuhan
untuk belanja pegawai dan belanja barang/
jasa untuk operasional pemda, serta
memenuhi amanat undang-undang atas
earmarked expenditure antara lain belanja
wajib sektor pendidikan 20% dan belanja
wajib sektor kesehatan 10%. Praktis,
kemampuan alokasi belanja modal pemda
untuk pembangunan infrastruktur hanya
tersisa sekitar 10%-15% saja dari total
anggaran belanja daerah.
Jika ingin meningkatkan daya saing
daerah secara signifikan, pemda tidak
cukup hanya mengandalkan dana transfer
dari pemerintah pusat. Pada dasarnya
transfer Dana Alokasi Khusus (DAK) dari
pemerintahpusatkepemdahanyaditujukan
untuk “menambal” kesenjangan kebutuhan
infrastruktur dasar antar daerah, khususnya
di bidang pendidikan, kesehatan, jalan, air
minum, sanitasi, dan irigasi.
Pemerintah pusat juga sudah cukup
menyiapkan seperangkat regulasi untuk
mendukung skema pembiayaan alternatif
yang memungkinkan pemda memenuhi
kebutuhan infrastruktur bagi masyarakat
daerah. Selain memberi peluang bagi pemda
untuk memperoleh pinjaman dari bank
dan lembaga keuangan, pemerintah pusat
juga mendorong agar pemda menggunakan
skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha) atau melalui opsi penerbitan
obligasi daerah untuk menghimpun
dana dari pasar modal untuk memenuhi
kebutuhan atas infrastruktur daerah
Skema KPBU atau public private
partnership (PPP) sudah cukup lama
menjadi diskusi di level akademis, bahkan
tonggak awal skema PPP sudah ada sejak
akhir pemerintahan orde baru dengan
Memilah (Kembali) Alternatif
PembiayaanInfrastrukturDaerah
ANALIS PEMERINGKATAN PEMDA
T
terbitnya Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1998
tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
Swasta dalam Pembangunan dan/atau Pengelolaan
Infrastruktur. Setelah sebelumnya gagal terealisasi
akibat terkendala krisis ekonomi, fase pemulihan
pasca krisis dan beberapa kali pergantian penguasa,
akhirnyawacanaPPPyangtelahlamadidengungkan
mencapai momentum dengan terbitnya beberapa
regulasi yang mendukung implementasi konsep
KPBU dalam penyediaan infrastruktur antara
lain Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015,
Peraturan Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2015,
dan Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015.
Perbaikan regulasi tentang KPBU tersebut
diharapkan mampu menghadirkan rasa nyaman
bagi investor swasta dengan pemberian fasilitas
pemerintah berupa penyediaan dukungan
kelayakan, penjaminan infrastruktur dan skema
pengembalian investasi dengan pembayaran
berdasarkan ketersediaan layanan (availability
payment). Hasilnya ditandai dengan financial close
(perjanjian pembiayaan) antara pemerintah selaku
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)
denganbadanusahapenyediainfrastrukturditahun
2016 pada beberapa proyek infrastruktur strategis
nasional.
Jika skema PPP ditujukan untuk mengundang
pihak swasta turut berperan dalam membangun
infrastruktur dengan menggunakan pembiayaan
di luar APBN atau APBD, skema pembiayaan
melalui penerbitan obligasi daerah ditujukan
untuk menggali sumber pendanaan dari pasar
modal sebagai sumber penerimaan pembiayaan
yang masuk ke APBD. Penerbitan obligasi daerah
menuntut birokrat pemda mengedepankan
pola pikir entrepreuneurial government. Sesuai
syarat penerbitan, pemda perlu mengkaji proyek
infrastruktur yang didanai dari penerbitan obligasi
daerah, harus layak secara ekonomi (economically
viable) dan mampu menghasilkan sumber
penerimaan daerah. Obligasi daerah juga menuntut
pemda menjadi lebih transparan dan akuntabel
karena kinerjanya turut dipantau kalangan investor
pasar modal secara periodik.
Risiko mismanagement dan gagal bayar pemda
juga dimitigasi dalam regulasi penerbitan obligasi
daerah, karena pemda yang akan menerbitkan
obligasidaerahdiharuskanmemperolehpersetujuan
dari DPRD, memiliki unit pengelola obligasi daerah,
serta memenuhi beberapa syarat teknis terkait
dengan nilai maksimum obligasi daerah, rasio
minimum debt service coverage ratio, serta harus
mencadangkan sinking fund pada APBD tiap tahun
untuk membayar pokok dan bunga obligasi saat
jatuh tempo.
Belajar dari skema KPBU yang baru terealisasi
setelah lebih dari satu dasawarsa dan serangkaian
koordinasi antar instansi dan perbaikan regulasi,
para pemangku kepentingan dan regulator
penerbitan obligasi daerah perlu duduk bersama
untuk mengurai hambatan yang dihadapi pemda
dalam menggali potensi pemenuhan sumber
pendanaan infrastruktur dari pasar modal. l
Septian Wildan Mujaddid
ANALIS PEMERINGKATAN PEMDA
Beberapa fasilitas dan dukungan pemerintah dalam skema KPBU
1. Project Development Facility (PDF)
Fasilitas penyiapan proyek disediakan oleh PPP-unit pada Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan
Risiko Kementerian Keuangan untuk membantu menyusun kajian pra-studi kelayakan, dokumen
lelang hingga financial close dengan lembaga pembiayaan.
2. Viability Gap Fund (VGF)
VGF atau Penyediaan fasilitas Dukungan Kelayakan merupakan kontribusi sebagian biaya
konstruksi yang diberikan secara tunai pada proyek KPBU yang layak secara ekonomi tetapi belum
layak secara finansial;
3. Penjaminan infrastruktur
Pemberian jaminan atas kewajiban finansial pemerintah (government contracting agency) untuk
membayar kompensasi kepada badan usaha saat terjadi risiko pembangunan infrastruktur.
4. Skema pembayaran berdasarkan ketersediaan layanan/Availability Payment (AP)
Skema AP merupakan pembayaran secara berkala oleh pemerintah kepada badan usaha atas
tersedianya layanan infrastruktur sesuai kriteria yang diperjanjikan. Jika dibandingkan dengan pola
pengadaan konvensional, skema ini lebih menguntungkan karena pemerintah tidak terbebani biaya
konstruksi yang tinggi di awal, sementara tingkat pengembalian investasi bagi pihak swasta juga
lebih terjamin.
Sumber: disajikan dari materi sosialisasi Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur, DJPPR Kementerian Keuangan RI

More Related Content

Similar to MemilihAlternatifPembiayaanInfraDaerah

Materi Paparan Bappenas KPBU.pdf
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdfMateri Paparan Bappenas KPBU.pdf
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdfarif129194
 
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptxPelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptxBillBagas
 
Panduan kps pjpk
Panduan kps pjpkPanduan kps pjpk
Panduan kps pjpkAbdul Malik
 
MS LPLTSa Kota Tangerang.pptx KPBU. Dasar Hukum. Perpres 38/2015 tentang KPBU...
MS LPLTSa Kota Tangerang.pptx KPBU. Dasar Hukum. Perpres 38/2015 tentang KPBU...MS LPLTSa Kota Tangerang.pptx KPBU. Dasar Hukum. Perpres 38/2015 tentang KPBU...
MS LPLTSa Kota Tangerang.pptx KPBU. Dasar Hukum. Perpres 38/2015 tentang KPBU...MasterData9
 
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptxKebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptxMaresEd
 
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptxssuser5da7e5
 
F3603 kpbu dan_fasilitas_dan_dp_-_batam_27_agustus_rev1
F3603 kpbu dan_fasilitas_dan_dp_-_batam_27_agustus_rev1F3603 kpbu dan_fasilitas_dan_dp_-_batam_27_agustus_rev1
F3603 kpbu dan_fasilitas_dan_dp_-_batam_27_agustus_rev1ssuser167cff
 
Prakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colourPrakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colourtedy2629
 
HORAS MAURITS DIREKTUR PATDA SOS 96 2016.pptx
HORAS MAURITS DIREKTUR PATDA SOS 96 2016.pptxHORAS MAURITS DIREKTUR PATDA SOS 96 2016.pptx
HORAS MAURITS DIREKTUR PATDA SOS 96 2016.pptxssuser58c7a6
 
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...Oswar Mungkasa
 
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...ssuserb25e4d
 
Menkeu Resmikan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Menkeu Resmikan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)Menkeu Resmikan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Menkeu Resmikan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)Badan Kebijakan Fiskal
 
cf6ce_PINA-Materi_PUPR.pptx
cf6ce_PINA-Materi_PUPR.pptxcf6ce_PINA-Materi_PUPR.pptx
cf6ce_PINA-Materi_PUPR.pptxssuserec05f1
 
Mini Workshop Infrastruktur Daerah - Skema KPBU - 2018
Mini Workshop Infrastruktur Daerah - Skema KPBU - 2018Mini Workshop Infrastruktur Daerah - Skema KPBU - 2018
Mini Workshop Infrastruktur Daerah - Skema KPBU - 2018H2O Management
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015Irman Gapur
 
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfPermen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfBilherSihombing2
 

Similar to MemilihAlternatifPembiayaanInfraDaerah (20)

Bahan KPBU.pptx
Bahan KPBU.pptxBahan KPBU.pptx
Bahan KPBU.pptx
 
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdf
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdfMateri Paparan Bappenas KPBU.pdf
Materi Paparan Bappenas KPBU.pdf
 
KPBU Kelompok 4.pdf
KPBU Kelompok 4.pdfKPBU Kelompok 4.pdf
KPBU Kelompok 4.pdf
 
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptxPelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
Pelatihan KPBU Dasar - PAPKPBUI .pptx
 
Panduan kps pjpk
Panduan kps pjpkPanduan kps pjpk
Panduan kps pjpk
 
MS LPLTSa Kota Tangerang.pptx KPBU. Dasar Hukum. Perpres 38/2015 tentang KPBU...
MS LPLTSa Kota Tangerang.pptx KPBU. Dasar Hukum. Perpres 38/2015 tentang KPBU...MS LPLTSa Kota Tangerang.pptx KPBU. Dasar Hukum. Perpres 38/2015 tentang KPBU...
MS LPLTSa Kota Tangerang.pptx KPBU. Dasar Hukum. Perpres 38/2015 tentang KPBU...
 
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptxKebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
Kebijakan-Pembiayaan-Daerah-dan-KPBU(1).pptx
 
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
 
F3603 kpbu dan_fasilitas_dan_dp_-_batam_27_agustus_rev1
F3603 kpbu dan_fasilitas_dan_dp_-_batam_27_agustus_rev1F3603 kpbu dan_fasilitas_dan_dp_-_batam_27_agustus_rev1
F3603 kpbu dan_fasilitas_dan_dp_-_batam_27_agustus_rev1
 
Prakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colourPrakarsa juli-2010-ina-colour
Prakarsa juli-2010-ina-colour
 
HORAS MAURITS DIREKTUR PATDA SOS 96 2016.pptx
HORAS MAURITS DIREKTUR PATDA SOS 96 2016.pptxHORAS MAURITS DIREKTUR PATDA SOS 96 2016.pptx
HORAS MAURITS DIREKTUR PATDA SOS 96 2016.pptx
 
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
Proses Penjaminan Proyek Kerjasama Pemerintah Swasta. Konteks Dukungan Fiskal...
 
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
PERAN KEMENTERIAN PPN BAPPENAS DALAM PROYEK KPBU DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKT...
 
Menkeu Resmikan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Menkeu Resmikan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)Menkeu Resmikan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
Menkeu Resmikan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)
 
cf6ce_PINA-Materi_PUPR.pptx
cf6ce_PINA-Materi_PUPR.pptxcf6ce_PINA-Materi_PUPR.pptx
cf6ce_PINA-Materi_PUPR.pptx
 
Mini Workshop Infrastruktur Daerah - Skema KPBU - 2018
Mini Workshop Infrastruktur Daerah - Skema KPBU - 2018Mini Workshop Infrastruktur Daerah - Skema KPBU - 2018
Mini Workshop Infrastruktur Daerah - Skema KPBU - 2018
 
Perpres no 38 tahun 2015
Perpres no 38 tahun  2015Perpres no 38 tahun  2015
Perpres no 38 tahun 2015
 
Perpres no 38_2015
Perpres no 38_2015Perpres no 38_2015
Perpres no 38_2015
 
Konsinyeering novotel creative financing_ver 2.0
Konsinyeering novotel creative financing_ver 2.0Konsinyeering novotel creative financing_ver 2.0
Konsinyeering novotel creative financing_ver 2.0
 
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfPermen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
 

More from Septian Wildan Mujaddid

Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9 Can...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9   Can...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9   Can...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9 Can...Septian Wildan Mujaddid
 
Tm02Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #2 Vi...
Tm02Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #2 Vi...Tm02Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #2 Vi...
Tm02Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #2 Vi...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #14 Mana...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #14 Mana...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #14 Mana...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #14 Mana...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #13 Ana...
Strategic Management  by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #13 Ana...Strategic Management  by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #13 Ana...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #13 Ana...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #12 Port...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #12 Port...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #12 Port...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #12 Port...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #11 Feno...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #11 Feno...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #11 Feno...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #11 Feno...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #10 Etik...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #10 Etik...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #10 Etik...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #10 Etik...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9 Can...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9   Can...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9   Can...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9 Can...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #6 : Str...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #6 : Str...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #6 : Str...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #6 : Str...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #5 Tipe ...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #5 Tipe ...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #5 Tipe ...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #5 Tipe ...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #4 Anali...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #4 Anali...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #4 Anali...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #4 Anali...Septian Wildan Mujaddid
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #3 Scann...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #3 Scann...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #3 Scann...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #3 Scann...Septian Wildan Mujaddid
 
TM02 - Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #...
TM02 - Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #...TM02 - Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #...
TM02 - Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #...Septian Wildan Mujaddid
 
Tugas Individu Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana...
Tugas Individu Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana...Tugas Individu Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana...
Tugas Individu Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana...Septian Wildan Mujaddid
 
Local Government Financial Capability and Potential Issuance of Municipal Bonds
Local Government Financial Capability and Potential Issuance of Municipal BondsLocal Government Financial Capability and Potential Issuance of Municipal Bonds
Local Government Financial Capability and Potential Issuance of Municipal BondsSeptian Wildan Mujaddid
 
Municipal Bonds Issuance: Opportunities and Challenges for LGs
Municipal Bonds Issuance: Opportunities and Challenges for LGsMunicipal Bonds Issuance: Opportunities and Challenges for LGs
Municipal Bonds Issuance: Opportunities and Challenges for LGsSeptian Wildan Mujaddid
 
Pengaruh Local Taxing Power Terhadap Kinerja Anggaran Pemda
Pengaruh Local Taxing Power Terhadap Kinerja Anggaran PemdaPengaruh Local Taxing Power Terhadap Kinerja Anggaran Pemda
Pengaruh Local Taxing Power Terhadap Kinerja Anggaran PemdaSeptian Wildan Mujaddid
 

More from Septian Wildan Mujaddid (18)

Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9 Can...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9   Can...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9   Can...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9 Can...
 
Tm02Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #2 Vi...
Tm02Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #2 Vi...Tm02Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #2 Vi...
Tm02Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #2 Vi...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #14 Mana...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #14 Mana...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #14 Mana...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #14 Mana...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #13 Ana...
Strategic Management  by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #13 Ana...Strategic Management  by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #13 Ana...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #13 Ana...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #12 Port...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #12 Port...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #12 Port...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #12 Port...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #11 Feno...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #11 Feno...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #11 Feno...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #11 Feno...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #10 Etik...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #10 Etik...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #10 Etik...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #10 Etik...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9 Can...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9   Can...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9   Can...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #9 Can...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #6 : Str...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #6 : Str...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #6 : Str...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #6 : Str...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #5 Tipe ...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #5 Tipe ...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #5 Tipe ...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #5 Tipe ...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #4 Anali...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #4 Anali...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #4 Anali...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #4 Anali...
 
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #3 Scann...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #3 Scann...Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #3 Scann...
Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #3 Scann...
 
TM02 - Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #...
TM02 - Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #...TM02 - Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #...
TM02 - Strategic Management by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana - TM #...
 
Tugas Individu Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana...
Tugas Individu Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana...Tugas Individu Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana...
Tugas Individu Manajemen Strategis by Prof. Hapzi Ali Universitas Mercu Buana...
 
Tm01
Tm01Tm01
Tm01
 
Local Government Financial Capability and Potential Issuance of Municipal Bonds
Local Government Financial Capability and Potential Issuance of Municipal BondsLocal Government Financial Capability and Potential Issuance of Municipal Bonds
Local Government Financial Capability and Potential Issuance of Municipal Bonds
 
Municipal Bonds Issuance: Opportunities and Challenges for LGs
Municipal Bonds Issuance: Opportunities and Challenges for LGsMunicipal Bonds Issuance: Opportunities and Challenges for LGs
Municipal Bonds Issuance: Opportunities and Challenges for LGs
 
Pengaruh Local Taxing Power Terhadap Kinerja Anggaran Pemda
Pengaruh Local Taxing Power Terhadap Kinerja Anggaran PemdaPengaruh Local Taxing Power Terhadap Kinerja Anggaran Pemda
Pengaruh Local Taxing Power Terhadap Kinerja Anggaran Pemda
 

Recently uploaded

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 

Recently uploaded (20)

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 

MemilihAlternatifPembiayaanInfraDaerah

  • 1. 04 newsletter PEFINDO Edisi Januari 2017 pemerintahdaerah he Global Competitiveness Report 2016/2017 yang dirilis World Economic Forum pada September 2016 lalu, menempatkan Global Competitiveness Index Indonesia di posisi 41 dari 138 negara. Kualitas infrastruktur Indonesia – sebagai salah satu kriteria yang dinilai – masih berada di posisi 60 dari 138 negara. Dengan demikian, untuk kawasan regional ASEAN, infrastruktur Indonesia masih tertinggal di belakang Singapura, Malaysia, dan Thailand. Pembangunan infrastruktur merupakan kunci untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan estimasi kebutuhan pendanaan pembangunan infrastruktur nasional untuk periode 2015- 2019 mencapai Rp4.796,2 triliun. Tingginya kebutuhan pembiayaan infrastruktur tersebut dihadapkan dengan keterbatasan anggaran pemerintah yang diperkirakan hanya mampu menutup sepertiga dari kebutuhan tersebut. Meskipun alokasi belanja infrastruktur dalam APBN sudah mengalami peningkatan – berturut-turut sebesar Rp290,3 triliun, Rp313,5 triliun dan Rp346,6 triliun pada periode tahun 2015 sampai 2017 – alokasi anggaran belanja tersebut masih jauh di bawah perkiraan kebutuhan dana pembangunan infrastruktur nasional. Mayoritas pemerintah daerah (pemda) yang diharapkan dapat menjadi motor penggerak perekonomian regional juga masih berkutat untuk memenuhi kebutuhan untuk belanja pegawai dan belanja barang/ jasa untuk operasional pemda, serta memenuhi amanat undang-undang atas earmarked expenditure antara lain belanja wajib sektor pendidikan 20% dan belanja wajib sektor kesehatan 10%. Praktis, kemampuan alokasi belanja modal pemda untuk pembangunan infrastruktur hanya tersisa sekitar 10%-15% saja dari total anggaran belanja daerah. Jika ingin meningkatkan daya saing daerah secara signifikan, pemda tidak cukup hanya mengandalkan dana transfer dari pemerintah pusat. Pada dasarnya transfer Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintahpusatkepemdahanyaditujukan untuk “menambal” kesenjangan kebutuhan infrastruktur dasar antar daerah, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, jalan, air minum, sanitasi, dan irigasi. Pemerintah pusat juga sudah cukup menyiapkan seperangkat regulasi untuk mendukung skema pembiayaan alternatif yang memungkinkan pemda memenuhi kebutuhan infrastruktur bagi masyarakat daerah. Selain memberi peluang bagi pemda untuk memperoleh pinjaman dari bank dan lembaga keuangan, pemerintah pusat juga mendorong agar pemda menggunakan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) atau melalui opsi penerbitan obligasi daerah untuk menghimpun dana dari pasar modal untuk memenuhi kebutuhan atas infrastruktur daerah Skema KPBU atau public private partnership (PPP) sudah cukup lama menjadi diskusi di level akademis, bahkan tonggak awal skema PPP sudah ada sejak akhir pemerintahan orde baru dengan Memilah (Kembali) Alternatif PembiayaanInfrastrukturDaerah ANALIS PEMERINGKATAN PEMDA T terbitnya Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 1998 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta dalam Pembangunan dan/atau Pengelolaan Infrastruktur. Setelah sebelumnya gagal terealisasi akibat terkendala krisis ekonomi, fase pemulihan pasca krisis dan beberapa kali pergantian penguasa, akhirnyawacanaPPPyangtelahlamadidengungkan mencapai momentum dengan terbitnya beberapa regulasi yang mendukung implementasi konsep KPBU dalam penyediaan infrastruktur antara lain Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015, Peraturan Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2015, dan Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015. Perbaikan regulasi tentang KPBU tersebut diharapkan mampu menghadirkan rasa nyaman bagi investor swasta dengan pemberian fasilitas pemerintah berupa penyediaan dukungan kelayakan, penjaminan infrastruktur dan skema pengembalian investasi dengan pembayaran berdasarkan ketersediaan layanan (availability payment). Hasilnya ditandai dengan financial close (perjanjian pembiayaan) antara pemerintah selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) denganbadanusahapenyediainfrastrukturditahun 2016 pada beberapa proyek infrastruktur strategis nasional. Jika skema PPP ditujukan untuk mengundang pihak swasta turut berperan dalam membangun infrastruktur dengan menggunakan pembiayaan di luar APBN atau APBD, skema pembiayaan melalui penerbitan obligasi daerah ditujukan untuk menggali sumber pendanaan dari pasar modal sebagai sumber penerimaan pembiayaan yang masuk ke APBD. Penerbitan obligasi daerah menuntut birokrat pemda mengedepankan pola pikir entrepreuneurial government. Sesuai syarat penerbitan, pemda perlu mengkaji proyek infrastruktur yang didanai dari penerbitan obligasi daerah, harus layak secara ekonomi (economically viable) dan mampu menghasilkan sumber penerimaan daerah. Obligasi daerah juga menuntut pemda menjadi lebih transparan dan akuntabel karena kinerjanya turut dipantau kalangan investor pasar modal secara periodik. Risiko mismanagement dan gagal bayar pemda juga dimitigasi dalam regulasi penerbitan obligasi daerah, karena pemda yang akan menerbitkan obligasidaerahdiharuskanmemperolehpersetujuan dari DPRD, memiliki unit pengelola obligasi daerah, serta memenuhi beberapa syarat teknis terkait dengan nilai maksimum obligasi daerah, rasio minimum debt service coverage ratio, serta harus mencadangkan sinking fund pada APBD tiap tahun untuk membayar pokok dan bunga obligasi saat jatuh tempo. Belajar dari skema KPBU yang baru terealisasi setelah lebih dari satu dasawarsa dan serangkaian koordinasi antar instansi dan perbaikan regulasi, para pemangku kepentingan dan regulator penerbitan obligasi daerah perlu duduk bersama untuk mengurai hambatan yang dihadapi pemda dalam menggali potensi pemenuhan sumber pendanaan infrastruktur dari pasar modal. l Septian Wildan Mujaddid ANALIS PEMERINGKATAN PEMDA Beberapa fasilitas dan dukungan pemerintah dalam skema KPBU 1. Project Development Facility (PDF) Fasilitas penyiapan proyek disediakan oleh PPP-unit pada Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan untuk membantu menyusun kajian pra-studi kelayakan, dokumen lelang hingga financial close dengan lembaga pembiayaan. 2. Viability Gap Fund (VGF) VGF atau Penyediaan fasilitas Dukungan Kelayakan merupakan kontribusi sebagian biaya konstruksi yang diberikan secara tunai pada proyek KPBU yang layak secara ekonomi tetapi belum layak secara finansial; 3. Penjaminan infrastruktur Pemberian jaminan atas kewajiban finansial pemerintah (government contracting agency) untuk membayar kompensasi kepada badan usaha saat terjadi risiko pembangunan infrastruktur. 4. Skema pembayaran berdasarkan ketersediaan layanan/Availability Payment (AP) Skema AP merupakan pembayaran secara berkala oleh pemerintah kepada badan usaha atas tersedianya layanan infrastruktur sesuai kriteria yang diperjanjikan. Jika dibandingkan dengan pola pengadaan konvensional, skema ini lebih menguntungkan karena pemerintah tidak terbebani biaya konstruksi yang tinggi di awal, sementara tingkat pengembalian investasi bagi pihak swasta juga lebih terjamin. Sumber: disajikan dari materi sosialisasi Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur, DJPPR Kementerian Keuangan RI