SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PAPARAN
DIREKTUR PENDAPATAN DAERAH
PAPARAN MATERI PERMENDAGRI NOMOR 96 TAHUN 2016
TENTANG
PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN DALAM RANGKA
KERJASAMA PEMDA DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN
INFRASTRUKTUR DI DAERAH
Disampaikan Oleh:
Drs. HORAS MAURITS PANJAITAN, MEc.Dev
 Jakarta, 6 April 2017
 Perpres Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
 Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur;
 Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam
Dalam Penyediaan Infrastruktur;
 PMK Nomor 190/PMK.08/2015 tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan
Dalam Rangka Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur;
 Permendagri Nomor 96 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan
Layanan (Availability Payment) Dalam Rangka Kerjasama Pemerintah Daerah
Dengan Badan Usaha Untuk Penyediaan Infrastruktur di Daerah (ditetapkan
pada tanggal 17 November 2016, diundangkan pada tanggal 22 November 2016).
2
LANDASAN KEBIJAKAN TERKAIT KERJASAMA
PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
3
Presiden Jokowi menjadikan investasi infrastruktur sebagai prioritas utama
dan menekankan perlunya melibatkan Badan Usaha Sektor Privat, termasuk
investor Luar Negeri dalam pembiayaan proyek infrastruktur, serta
melakukan perubahan paradigma pembangunan dari membelanjakan
menjadi menghasilkan.
3
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
4
1. Dihitung berdasarkan tingkat kinerja infrastruktur yang diperlukan untuk pencapaian posisi Negara berpendapatan
menengah (middle income country) pada tahun 2025.
Sumber Data: Bappenas – JICA, 2014: Background study for RPJMN 2015-2019, Analisa Tim
K E B U T U H A N D A N S U M B E R P E N D A N A A N I N F R A S T R U K T U R ( 2 0 1 5 - 2 0 1 9 ) :
P E R A N S U M B E R N O N - A N G G A R A N P E M E R I N T A H S I G N I F I K A N
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
5
TUJUAN AVAILABILITY PAYMENT
 Mencapai Value for Money (VFM)/Nilai Manfaat Uang yang
tinggi untuk layanan publik yang berkualitas.
 Inggris mendefinisikan VFM sebagai “kombinasi optimal dari
keseluruhan biaya life-cycle dan kualitas atau kesesuaian
fungsi barang/jasa dalam memenuhi kriteria pengguna.
 Sebagai metode dalam penyediaan layanan publik yang
berkualitas yang pada saat bersamaan dapat menekan
beban finansial dari sektor publik.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Konvesional (APBD) AP
Penganggaran dan
Kontraktual
Dipecah dalam beberapa Kegiatan
(Design, Konstruksi, Operasi,
Pemeliharaan)
Hanya Satu
(KPBDU/Kontrak AP)
Jangka Waktu 1. Konstruksi : a. 1 Tahun Anggaran
b. Tahun Jamak/Multiyears
2. Pemeliharaan (setiap Tahun)
1. Sesuai Perjanjian/kontrak
2. Pemeliharan oleh Badan Usaha
Beban Risiko Publik Badan Usaha
Sumber Pendaanan
untuk Konstruksi Publik Badan Usaha
Pembayaran (Tahunan)
Perbedaan Skema Konvensional (APBD) dengan Availability Payment (AP)
Jumlah
(Rp)
Waktu
Berat di Awal
Operasi
Konstruksi
Datar
(Sesuai kontrak 30 s.d 50 thn)
Konstruksi Operasi
Jumlah
(Rp)
Waktu
6
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Manfaat AP Bagi Pemda
• f
Tidak ada pembayaran selama
Kontruksi
Pembayaran bersifat jangka
panjang
Pembayaran Jasa Layanan
 AP dibayarkan untuk penyediaan jasa layanan.
 PJKP tidak perlu membayar biaya konstruksi.
 Jumlah pembayaran setiap tahun disesuaikan dengan
perjanjian kontrak.
 Jumlah AP disesuaikan terhadap inflasi.
AP dibayarkan selama periode operasi (30 s.d 50 Tahun).
Sehingga dapat mengatasi keterbatasan fiskal daerah
Jumlah
(Rp)
Periode Konstruksi (3 Tahun)
Periode Operasi (15 Tahun
Waktu
Jumlah AP
Struktur Pembayaran AP Jumlah AP meliputi:
a) Design dan Konstruksi
b) Operasi dan Pemeliharaan
c) Bunga pembayaran ke Bank
d) Profit untuk Badan Usaha
7
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Penganggaran Pembayaran Ketersediaan
Layanan untuk tahun pertama
Dilakukan dalam TA berkenaan sebelum layanan infrastruktur
yang dibangun oleh Badan Usaha akan beroperasi.
P EM B ANG UNAN D A ERA H
tahapan
perencanaan
satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan nas.
pendekatan teknokratik, partisipatif,
atas-bawah dan bawah-atas
RPJPD, RPJMD, & RPTD
Perda Perkada
Pedoman Renstra SKPD
diselaraskan dengan pencapaian sasaran
program dan kegiatan pembangunan
yang ditetapkan dalam Renstra
Kementerian/LPNK untuk tercapainya
sasaran pembangunan nasional
tahapan
pengendalian
tahapan
evaluasi
pengendalian terhadap perumusan kebijakan
perencanaan pembangunan daerah,
pelaksanaan rencana pembangunan daerah
dan evaluasi terhadap hasil rencana
pembangunan daerah
Pengendalian
dan Evaluasi
Provinsi
Mendagri
Gubernur
Pengendalian dan
Evaluasi lingkup
Prov/Kab/Kota dlm
wilayah Provinsi
Pengendalian
dan Evaluasi
lingkup
Kab/Kota
Bupati/Walikota
8
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU)
 Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam Penyediaan
Infrastruktur melalui pengerahan dana swasta;
 Mewujudkan Penyediaan Infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat
sasaran, dan tepat waktu;
 Menciptakan iklim investasi yang mendorong keikutsertaan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur berdasarkan prinsip usaha secara sehat;
 Mendorong digunakannya prinsip pengguna membayar pelayanan yang
diterima, atau dalam hal tertentu mempertimbangkan kemampuan membayar
pengguna; dan/atau
 Memberikan kepastian pengembalian investasi BadanUsaha dalam Penyediaan
Infrastruktur melalui mekanisme pembayaran secara berkala oleh
pemerintah/pemerintah daerah kepada Badan Usaha.
Pasal 3 Perpres 38/2015
Bertujuan
9
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Pendanaan Untuk Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU)
Pengembalian Investasi Badan Usaha melalui (1) pembayaran oleh
pengguna dalam bentuk tarif, (2) Availability Payment (3) bentuk
lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
Penganggaran dana Availability Payment dilakukan dengan
memperhitungkan biaya modal, biaya operasional dan/atau
keuntungan Badan Usaha Pelaksana.
Pasal 11 dan Pasal 12 Perpres 38/2015
10
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
JENIS PROYEK INFRASTRUKTUR YANG DI-KPBU-KAN
1. infrastruktur transportasi;
2. infrastruktur jalan;
3. infrastruktur sumber daya air dan
irigasi;
4. infrastruktur air minum;
5. infrastruktur sistem pengelolaan air
limbah terpusat;
6. infrastruktur sistem pengelolaan air
limbah setempat;
7. infrastruktur sistem pengelolaan
persampahan;
8. infrastruktur telekomunikasi dan
informatika;
9. infrastruktur ketenagalistrikan;
10. infrastruktur minyak dan gas bumi
dan energi terbarukan;
11. infrastruktur konservasi energi;
12. infrastruktur Fasilitas Perkotaan;
13. Infrastruktur fasilitas pendidikan;
14. infrastruktur fasilitas sarana dan
prasarana olahraga, serta
kesenian;
15. infrastruktur kawasan;
16. infrastruktur pariwisata;
17. infrastruktur kesehatan;
18. infrastruktur lembaga
pemasyarakatan; dan
19. infrastruktur perumahan rakyat.
Pasal 5 ayat (2) Perpres 38/2015 11
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
TAHAPAN KPBU
Perencanaan KPBU
 Identifikasi dan
penetapan
 Penganggaran
 Pengkategorian
Penyiapan KPBU
 Pra studi
kelayakan:
1.kajian hukum,
2.kajian teknis,
3.kajian ekonomi
dan komersial
4.kajian
lingkungan/sosial,
5.kajian bentuk
kerjasama,
6.kajian resiko dll)
 Rencana
dukungan
penjaminan
 Pengadaan tanah
Transaksi KPBU
 Penjajakan Minat
Pasar (Market
Sounding)
 Penetapan lokasi
 Pra-kualifikasi
 Proses Lelang dan
Penetapan
Pemenang
 Penandatanganan
Perjanjian
 Pemenuhan
Pembiayaan
(financial close)
Pelaksanaan KPBU
 Konstruksi
 Operasi
 Pemeliharaan
1 2 3 4
Pasal 21, Pasal 23, Pasal 31 dan Pasal 36
Perpres 38/2015
12
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
 Lingkup pekerjaan;
 Jangka waktu;
 Jaminan pelaksanaan;
 Tarif dan mekanisme penyesuaiannya;
 Hak dan kewajiban termasuk alokasi risiko;
 Standar kinerja pelayanan;
 Pengalihan saham sebelum KPBU beroperasi secara komersial;
 Sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi ketentuan perjanjian;
 Pemutusan atau pengakhiran perjanjian;
 Status kepemilikan aset;
 Mekanisme penyelesaian sengketa yang diatur secara berjenjang, yaitu musyawarah
mufakat,
 mediasi, dan arbitrase/pengadilan;
 Mekanisme pengawasan kinerja Badan Usaha Pelaksana dalam pengadaan;
 Mekanisme perubahan pekerjaan dan/atau layanan;
 Mekanisme hak pengambilalihan oleh Pemerintah dan pemberi pinjaman;
 Penggunaan dan kepemilikan aset infrastruktur dan/atau pengelolaannya kpd PJPK
 Keadaan memaksa (force majeure);
 Pernyataan dan jaminan para pihak bahwa perjanjian KPBU adalah sah dan
mengikat para pihak dan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
 Penggunaan bahasa dalam perjanjian, yaitu Bahasa Indonesia (ketentuan translasi
apabila diperlukan);dan
 Hukum yang berlaku, yaitu hukum Indonesia.
PERJANJIAN KPDBU
(Pasal 32 ayat (2) Perpres Nomor 38 Tahun 2015)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
1. Pendapatan Daerah
2. Belanja Daerah
a. Belanja Tidak Langsung
1) Belanja Pegawai
2) Belanja Bunga
3) Belanja Subsidi
4) Belanja Hibah
5) Belanja Bantuan Sosial
6) Belanja Bagi Hasil
7) Bantuan Keuangan
8) Belanja Tak Terduga
b. Belanja Langsung:
1) Belanja Pegawai
2) BELANJA BARANG DAN JASA
3) BELANJA MODAL
3. Pembiayan Daerah (Investasi) ........ ?
STRUKTUR APBD
Penganggaran
untuk Availability
Payment (AP)
melalui belanja,
sesuai karakterisitik
untuk jasa layanan
14
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
 Pasal 13 ayat (5) & Pasal 47 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun
2015;
 PP Nomor 58 Tahun 2005 jo. Permendagri 13 Tahun 2006, sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri 21 Tahun 2011.
 Permendagri 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2017.
berdasarkan
PERMENDAGRI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAYARAN
KETERSEDIAAN LAYANAN DALAM RANGKA KERJASAMA PEMERINTAH
DAERAH DENGAN BADAN USAHA UNTUK PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DI
DAERAH
15
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
BAB I
Ketentuan Umum
BAB II
KRITERIA
PEMBAYARAN
KETERSEDIAAN
LAYANAN
BAB III
TAHAPAN
PELAKSANAAN
KPDBU
BAB IV
PEMBAYARAN
KETERSEDIAAN
BAB V
PELAKSANAAN
ANGGARAN
BAB VI
PEMBINAAN
DAN
PENGAWASAN
BAB VII
KETENTUAN
LAIN-LAIN
BAB VII
PENUTUP
SUBSTANSI PERMENDAGRI NOMOR 96 TAHUN 2016
16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Hal yg diatur dalam Perjanjian KPDBU, antara lain:
Memuat
1. output dan indikator kinerja yang obyektif dan terukur.
2. Perhitungan pembayaran ketersediaan layanan.
3. Sistem pemantauan yang efektif terhadap indikator
kinerja.
4. Waktu pembayaran.
5. Mekanisme Pembayaran.
17
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Availability Payment
APBD
Periode
konstruksi
(3 tahun)
Inflasi
AP berdasarkan
kinerja layanan
Periode operasi (30 tahun)
OPEX :
• Biaya
pemeliharaan
• Administrasi
pegawai
CAPEX :
• Debt service
• Barang Modal
• Beban
penggantian
• Tingkat
pengembalian
AP
=
+ - PENALTY :
• Bila kinerja
layanan tidak
sesuai target
Badan
Usaha
(Swasta)
PJPK
Ka.SKPD
Belanja
APBD
alokasi AP
Pengguna
jasa
Lender
Capex
Opex
pendapatan tarif &
non tarif (x)
Cicilan
AP
Debt Service
Target output kinerja Layanan
- Jumlah penumpang yang diangkut per tahun;
- Ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta api cepat;
- Pembangunan terminal bus sesuai rute yang dilayani;
- Kenyamanan penumpang atas fasilitas stasiun kereta api cepat;
- Ratio ruang kelas dengan jumlah siswa: 1:30;
- Membangun aula dgn fasilitas pengaturan suhu pendingin ruangan 23o
C.
PENGHITUNGAN BESARNYA “AVAILABILITY PAYMENT “
Tidak ada pembayaran selama periode konstruksi
Skhema AP
Perjanjian
kerjasama
18
Penyusunan Anggaran AP
diusulkan
Pemerintah Prov
Pemerintah
Kab/Kota
APBD Provinsi APBD Kab/Kota
Akun belanja
Kelompok Belanja Langsung, diuraikan pada jenis, objek belanja
barang dan Jasa berkenaan
SKPD SKPD
19
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PERENCANAAN
• Identifikasi dan Seleksi
• Pemrioritaskan
PENYIAPAN
PROYEK
• Outline Business Case
• Readness Assessment
TRANSAKSI
• Finalisasi Pra-Studi Kelayakan
• Pengadaan Badan Usaha
MANAJEMEN
KONTRAK
• Rencana Pelaksanaan Manajemen Kontrak
• Pelaksanaan & Pengendalian Kontrak Manajemen
SIKLUS KPDBU (PRAKARSA PEMDA DAN BADAN USAHA)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PRAKARSA PEMDA (SOLITED)
Badan
Usaha
Mengajukan Pra
Studi Kelayakan
Kepada PJPK
Persetujuan
Oleh PJPK
Kepada Badan
Usaha
Badan Usaha
Mengajukan FS
berserta
kelengkapan
dokumen lainnya
Evaluasi
oleh PJPK
PJPK Mentetapkan
Badan Usaha sebagai
pemrakarsa dan
bentuk kompensasi
yang diberikan
Pengadaan
Badan
Usaha
PRAKARSA BADAN USAHA (UNSOLITED)
Siklus
Proposal
KPDBU
Prakarsa
Pemda
Siklus Proposal
KPBDU Prakarsa
Badan Usaha
20
TAHAP PELAKSANAAN KPDBU
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Penyusunan
Rencana
Anggaran
KPDBU
KPDBU
Diusulkan
Kepada
Menteri PPN
dan tembusan
MDN
Identifikasi
Penetapan
KPDBU
Penganggaran
Dana Tahap
Perencanaan
KPDBU
Keputusan
Lanjut/Tidak
Skema
KPDBU
DAFTAR
RENCANA
KPBDU
SUMBER
APBN
APBD
PINJAMAN/
HIBAH LAINNYA
SESUAI
DENGAN
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN
Studi
Pendahuluan
&
 Menjadi pertimbangan rencana kerja pemerintah daerah
 Diperbaharui secara berkala untuk diumumkan serta disebar luaskan
 PJPK menginformasikan status KPDBU minimal 1 kali dalam setahun kepada
Menteri PPN dan tembusan MDN
 Menteri PPN dan MDN akan mengevaluasi Rencana KPDBU jika tidak ada
perkembangan dalam jangka waktu dua tahun
Konsultasi
Publik
Untuk memperoleh
pertimbangan mengenai manfaat
& dampak KPDBU terhadap
Masayarakat
Indikasi perlu tidaknya
Dukungan dan/atau
Jaminan Pemerintah
Kesesuaian dengan
prioritas Nasional
21
TAHAP PERENCANAAN KPDBU
DOKUMEN
PERENCANAAN
KERANGKA ACUAN
PENGADAAN BADAN
PENYIAPAN KPDBU
 Latar belakang & Deskripsi
KPBDU
 Tujuan Pekerjaan
 Lingkup Jasa Konsultasi
 Jumlah Personil dan
Kualifikasinya
 Dokumen yang Harus
Dipersiapakan
 Jadwal Pelaksanaan
 Perkiraan besarnya anggaran
DOKUMEN STUDI
PENDAHULUAN
BERITA ACARA
KONSULTASI PUBLIK
 Daftar peserta Konsultasi
Publik
 Notulensi pembahasan
rencana KPDBU
 Kesimpulan dan rencana
tindak lanjut
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
22
Studi
Pendahuluan
Analis
Kebutuhan
1. Dasar pemikiran teknis dan ekonomi
2. Kepastian permintaan yang berkelanjutan baik secara kuantitas maupun kualitas
3. Mendapat dukungan dari pemangku kepentingan salah satunya melalui Konsultasi
Publik
1. Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Kesesuaian dengan RPJMN/RPJMD dan/atau renstra Kementerian/Lembaga,
Rencana Kerja Pemda, Rencana bisnis BUMN/BUMD
3. Kesesuaian lokasi KPBDU dengan rencana Tata Ruang wilayah; dan
4. Keterkaitan antar sektor infrastruktur dan antar wilayah
1. Sektor swasta memilih keunggulan dalam pelaksanaan KPBDU termasuk dalam
pengelolaaan risiko;
2. Terjaminnya efektivitas, akuntabilitas dan pemerataan pelayanan publik dalam
jangka panjang
3. Alih pengetahuan dan teknologi;dan
4. Terjaminnya persaingan sehat, transparansi, dn efisiensi dalam proses pengadaan.
Kriteria
Kepatuhan
Nilai Manfaat
Uang
Potensi
Pendapatan &
Skema
Pembiayaan
Rekomendasi &
Rencana Tindak
Lanjut
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
1. Kemampuan pengguna untuk membayar
2. Kemampuan Fiskal Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD dalam
melaksanakan KPBU
3. Potensi pendapatan Lainnya; dan
4. Perkiraan bentuk dukungan pemerintah
1. Rekomendasi Bentuk KPBDU
2. Rekomendasi Kriteria Utama dalam Pemilihan Badan Usaha;dan
3. Rencana Jadwal Kegiatan Penyiapan & Transaksi KPBDU
23
TAHAP PENYIAPAN KPDBU
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
PENYIAPAN KPBDU
KAJIAN AWAL
KONSULTASI PUBLIK
PENJAJAKAN MINAT
PASAR
KEGIATAN
PENDUKUNG
24
TAHAP TRANSAKSI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
TRANSAKSI KPBDU
PENJAJAKAN MINAT PASAR
(MARKET SOUNDING)
PENETAPAN LOKASI
PRA-KUALIFIKASI
PROSES LELANG DAN
PENETAPAN PEMENANG
PENANDATANGANAN
PERJANJIAN
 PEMENUHAN
PEMBIAYAAN
(FINANCIAL CLOSE)
25
Pelaksanaan Anggaran
 Pelaksanaan pembayaran AP wajib dialokasikan
oleh PJPK berdasarkan perjanjian KPDBU dalam
Perda tentang APBD dan Perkada tentang
Penjabaran APBD.
 Pelaksanaan pembayaran AP yang dialokasikan
oleh PJPK wajib disetujui oleh DPRD selama masa
perjanjian KPDBU.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
26
 Direksi BUMD dapat bertindak sebagai PJPK.
 Dalam hal Direksi BUMD sebagai PJPK, pembayaran AP untuk
penyediaan infrastruktur di daerah dilaksanakan berdasarkan
perjanjian kerjasama.
 Pendanaan pengadaan tanah dapat bersumber dari BUMD
atau dari Badan Usaha Pelaksana melalui kerjasama dengan
BUMD yang bersangkutan.
 Pengaturan BUMD dalam skema KPDBU untuk penyediaan
infrastruktur di daerah lebih lanjut berpedoman pada peraturan
perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan
daerah (akan diakomodir dalam RPP ttg BUMD; pengelolaan
BUMD mrpkn sub sistem dari pengelolaan keuda).
27
BUMD selaku PJPK
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Pembinaan
Ketentuan Lain-lain
Menteri dalam Negeri cq. Ditjen Bina Keuda melakukan
pembinaan (:berupa Sosialisasi, Bintek, Monev, dan
asistensi) ke Pemda untuk KPDBU, dgn melibatkan K/L
terkait.
Untuk KPDBU yang sedang dalam tahap penyiapan dan
berencana untuk menerapkan AP, agar melakukan
penganggaran pembayaran AP dengan menyesuaikan pada
ketentuan Permendagri.
28
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Terima Kasih
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
29

More Related Content

Similar to KPBU Infra

Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfRoySiadari1
 
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfPerpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfBilherSihombing2
 
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfPermen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfBilherSihombing2
 
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptxssuser5da7e5
 
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptxRutiana Dwi Wahyunengseh
 
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Henni Gusnia
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Penataan Ruang
 
A. standar dokumen kualifikasi
A. standar dokumen kualifikasiA. standar dokumen kualifikasi
A. standar dokumen kualifikasiBachtiarOlii1
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 
Standar Layanan Roum-Bag.Keu-Subbag. Perbendaharaan I.pptx
Standar Layanan Roum-Bag.Keu-Subbag. Perbendaharaan I.pptxStandar Layanan Roum-Bag.Keu-Subbag. Perbendaharaan I.pptx
Standar Layanan Roum-Bag.Keu-Subbag. Perbendaharaan I.pptxssusera8d31f
 
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015Amir Syafrudin
 
Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003runad
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Penataan Ruang
 
Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017imammhd
 
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan KabupatenSumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupateninfosanitasi
 
Akuntansi & penyusunan lkd
Akuntansi & penyusunan lkdAkuntansi & penyusunan lkd
Akuntansi & penyusunan lkdgreeneyes85
 
Tata Cara Kerjasama SPAM oleh Effendi Mansur
Tata Cara Kerjasama SPAM oleh Effendi MansurTata Cara Kerjasama SPAM oleh Effendi Mansur
Tata Cara Kerjasama SPAM oleh Effendi MansurH2O Management
 

Similar to KPBU Infra (20)

Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
 
Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015Perpres nomor 38_tahun_2015
Perpres nomor 38_tahun_2015
 
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdfPerpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
Perpres Nomor 38 Tahun 2015.pdf
 
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdfPermen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
Permen PPN Nomor 2 Tahun 2020.pdf
 
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
20230926 - Skema KPBU Kominfo_Rev.1.pptx
 
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
2-Perencanaan dan pembiaaan di Indonesia.pptx
 
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
Keputusan presiden no.80 tahun 2003 1
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
 
Bahan KPBU.pptx
Bahan KPBU.pptxBahan KPBU.pptx
Bahan KPBU.pptx
 
A. standar dokumen kualifikasi
A. standar dokumen kualifikasiA. standar dokumen kualifikasi
A. standar dokumen kualifikasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
Standar Layanan Roum-Bag.Keu-Subbag. Perbendaharaan I.pptx
Standar Layanan Roum-Bag.Keu-Subbag. Perbendaharaan I.pptxStandar Layanan Roum-Bag.Keu-Subbag. Perbendaharaan I.pptx
Standar Layanan Roum-Bag.Keu-Subbag. Perbendaharaan I.pptx
 
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
Ringkasan Perpres Nomor 38 Tahun 2015
 
Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003Keputusan presiden no_80_th_2003
Keputusan presiden no_80_th_2003
 
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
Permen PU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengemban...
 
Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017
 
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan KabupatenSumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
Sumber Pendanaan Hibah untuk Program Sanitasi Kota dan Kabupaten
 
KPBU Kelompok 4.pdf
KPBU Kelompok 4.pdfKPBU Kelompok 4.pdf
KPBU Kelompok 4.pdf
 
Akuntansi & penyusunan lkd
Akuntansi & penyusunan lkdAkuntansi & penyusunan lkd
Akuntansi & penyusunan lkd
 
Tata Cara Kerjasama SPAM oleh Effendi Mansur
Tata Cara Kerjasama SPAM oleh Effendi MansurTata Cara Kerjasama SPAM oleh Effendi Mansur
Tata Cara Kerjasama SPAM oleh Effendi Mansur
 

Recently uploaded

PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 

KPBU Infra

  • 1. KEMENTERIAN DALAM NEGERI PAPARAN DIREKTUR PENDAPATAN DAERAH PAPARAN MATERI PERMENDAGRI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN DALAM RANGKA KERJASAMA PEMDA DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DI DAERAH Disampaikan Oleh: Drs. HORAS MAURITS PANJAITAN, MEc.Dev  Jakarta, 6 April 2017
  • 2.  Perpres Nomor 38 Tahun 2015 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;  Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor 4 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;  Peraturan Kepala LKPP Nomor 19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Dalam Penyediaan Infrastruktur;  PMK Nomor 190/PMK.08/2015 tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam Rangka Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;  Permendagri Nomor 96 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan (Availability Payment) Dalam Rangka Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha Untuk Penyediaan Infrastruktur di Daerah (ditetapkan pada tanggal 17 November 2016, diundangkan pada tanggal 22 November 2016). 2 LANDASAN KEBIJAKAN TERKAIT KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 3. 3 Presiden Jokowi menjadikan investasi infrastruktur sebagai prioritas utama dan menekankan perlunya melibatkan Badan Usaha Sektor Privat, termasuk investor Luar Negeri dalam pembiayaan proyek infrastruktur, serta melakukan perubahan paradigma pembangunan dari membelanjakan menjadi menghasilkan. 3 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 4. 4 1. Dihitung berdasarkan tingkat kinerja infrastruktur yang diperlukan untuk pencapaian posisi Negara berpendapatan menengah (middle income country) pada tahun 2025. Sumber Data: Bappenas – JICA, 2014: Background study for RPJMN 2015-2019, Analisa Tim K E B U T U H A N D A N S U M B E R P E N D A N A A N I N F R A S T R U K T U R ( 2 0 1 5 - 2 0 1 9 ) : P E R A N S U M B E R N O N - A N G G A R A N P E M E R I N T A H S I G N I F I K A N KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 5. 5 TUJUAN AVAILABILITY PAYMENT  Mencapai Value for Money (VFM)/Nilai Manfaat Uang yang tinggi untuk layanan publik yang berkualitas.  Inggris mendefinisikan VFM sebagai “kombinasi optimal dari keseluruhan biaya life-cycle dan kualitas atau kesesuaian fungsi barang/jasa dalam memenuhi kriteria pengguna.  Sebagai metode dalam penyediaan layanan publik yang berkualitas yang pada saat bersamaan dapat menekan beban finansial dari sektor publik. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 6. Konvesional (APBD) AP Penganggaran dan Kontraktual Dipecah dalam beberapa Kegiatan (Design, Konstruksi, Operasi, Pemeliharaan) Hanya Satu (KPBDU/Kontrak AP) Jangka Waktu 1. Konstruksi : a. 1 Tahun Anggaran b. Tahun Jamak/Multiyears 2. Pemeliharaan (setiap Tahun) 1. Sesuai Perjanjian/kontrak 2. Pemeliharan oleh Badan Usaha Beban Risiko Publik Badan Usaha Sumber Pendaanan untuk Konstruksi Publik Badan Usaha Pembayaran (Tahunan) Perbedaan Skema Konvensional (APBD) dengan Availability Payment (AP) Jumlah (Rp) Waktu Berat di Awal Operasi Konstruksi Datar (Sesuai kontrak 30 s.d 50 thn) Konstruksi Operasi Jumlah (Rp) Waktu 6 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 7. Manfaat AP Bagi Pemda • f Tidak ada pembayaran selama Kontruksi Pembayaran bersifat jangka panjang Pembayaran Jasa Layanan  AP dibayarkan untuk penyediaan jasa layanan.  PJKP tidak perlu membayar biaya konstruksi.  Jumlah pembayaran setiap tahun disesuaikan dengan perjanjian kontrak.  Jumlah AP disesuaikan terhadap inflasi. AP dibayarkan selama periode operasi (30 s.d 50 Tahun). Sehingga dapat mengatasi keterbatasan fiskal daerah Jumlah (Rp) Periode Konstruksi (3 Tahun) Periode Operasi (15 Tahun Waktu Jumlah AP Struktur Pembayaran AP Jumlah AP meliputi: a) Design dan Konstruksi b) Operasi dan Pemeliharaan c) Bunga pembayaran ke Bank d) Profit untuk Badan Usaha 7 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Penganggaran Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk tahun pertama Dilakukan dalam TA berkenaan sebelum layanan infrastruktur yang dibangun oleh Badan Usaha akan beroperasi.
  • 8. P EM B ANG UNAN D A ERA H tahapan perencanaan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nas. pendekatan teknokratik, partisipatif, atas-bawah dan bawah-atas RPJPD, RPJMD, & RPTD Perda Perkada Pedoman Renstra SKPD diselaraskan dengan pencapaian sasaran program dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam Renstra Kementerian/LPNK untuk tercapainya sasaran pembangunan nasional tahapan pengendalian tahapan evaluasi pengendalian terhadap perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah Pengendalian dan Evaluasi Provinsi Mendagri Gubernur Pengendalian dan Evaluasi lingkup Prov/Kab/Kota dlm wilayah Provinsi Pengendalian dan Evaluasi lingkup Kab/Kota Bupati/Walikota 8 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 9. KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA (KPBU)  Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam Penyediaan Infrastruktur melalui pengerahan dana swasta;  Mewujudkan Penyediaan Infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran, dan tepat waktu;  Menciptakan iklim investasi yang mendorong keikutsertaan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur berdasarkan prinsip usaha secara sehat;  Mendorong digunakannya prinsip pengguna membayar pelayanan yang diterima, atau dalam hal tertentu mempertimbangkan kemampuan membayar pengguna; dan/atau  Memberikan kepastian pengembalian investasi BadanUsaha dalam Penyediaan Infrastruktur melalui mekanisme pembayaran secara berkala oleh pemerintah/pemerintah daerah kepada Badan Usaha. Pasal 3 Perpres 38/2015 Bertujuan 9 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 10. Pendanaan Untuk Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pengembalian Investasi Badan Usaha melalui (1) pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif, (2) Availability Payment (3) bentuk lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan. Penganggaran dana Availability Payment dilakukan dengan memperhitungkan biaya modal, biaya operasional dan/atau keuntungan Badan Usaha Pelaksana. Pasal 11 dan Pasal 12 Perpres 38/2015 10 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 11. JENIS PROYEK INFRASTRUKTUR YANG DI-KPBU-KAN 1. infrastruktur transportasi; 2. infrastruktur jalan; 3. infrastruktur sumber daya air dan irigasi; 4. infrastruktur air minum; 5. infrastruktur sistem pengelolaan air limbah terpusat; 6. infrastruktur sistem pengelolaan air limbah setempat; 7. infrastruktur sistem pengelolaan persampahan; 8. infrastruktur telekomunikasi dan informatika; 9. infrastruktur ketenagalistrikan; 10. infrastruktur minyak dan gas bumi dan energi terbarukan; 11. infrastruktur konservasi energi; 12. infrastruktur Fasilitas Perkotaan; 13. Infrastruktur fasilitas pendidikan; 14. infrastruktur fasilitas sarana dan prasarana olahraga, serta kesenian; 15. infrastruktur kawasan; 16. infrastruktur pariwisata; 17. infrastruktur kesehatan; 18. infrastruktur lembaga pemasyarakatan; dan 19. infrastruktur perumahan rakyat. Pasal 5 ayat (2) Perpres 38/2015 11 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 12. TAHAPAN KPBU Perencanaan KPBU  Identifikasi dan penetapan  Penganggaran  Pengkategorian Penyiapan KPBU  Pra studi kelayakan: 1.kajian hukum, 2.kajian teknis, 3.kajian ekonomi dan komersial 4.kajian lingkungan/sosial, 5.kajian bentuk kerjasama, 6.kajian resiko dll)  Rencana dukungan penjaminan  Pengadaan tanah Transaksi KPBU  Penjajakan Minat Pasar (Market Sounding)  Penetapan lokasi  Pra-kualifikasi  Proses Lelang dan Penetapan Pemenang  Penandatanganan Perjanjian  Pemenuhan Pembiayaan (financial close) Pelaksanaan KPBU  Konstruksi  Operasi  Pemeliharaan 1 2 3 4 Pasal 21, Pasal 23, Pasal 31 dan Pasal 36 Perpres 38/2015 12 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 13.  Lingkup pekerjaan;  Jangka waktu;  Jaminan pelaksanaan;  Tarif dan mekanisme penyesuaiannya;  Hak dan kewajiban termasuk alokasi risiko;  Standar kinerja pelayanan;  Pengalihan saham sebelum KPBU beroperasi secara komersial;  Sanksi dalam hal para pihak tidak memenuhi ketentuan perjanjian;  Pemutusan atau pengakhiran perjanjian;  Status kepemilikan aset;  Mekanisme penyelesaian sengketa yang diatur secara berjenjang, yaitu musyawarah mufakat,  mediasi, dan arbitrase/pengadilan;  Mekanisme pengawasan kinerja Badan Usaha Pelaksana dalam pengadaan;  Mekanisme perubahan pekerjaan dan/atau layanan;  Mekanisme hak pengambilalihan oleh Pemerintah dan pemberi pinjaman;  Penggunaan dan kepemilikan aset infrastruktur dan/atau pengelolaannya kpd PJPK  Keadaan memaksa (force majeure);  Pernyataan dan jaminan para pihak bahwa perjanjian KPBU adalah sah dan mengikat para pihak dan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;  Penggunaan bahasa dalam perjanjian, yaitu Bahasa Indonesia (ketentuan translasi apabila diperlukan);dan  Hukum yang berlaku, yaitu hukum Indonesia. PERJANJIAN KPDBU (Pasal 32 ayat (2) Perpres Nomor 38 Tahun 2015) KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 14. 1. Pendapatan Daerah 2. Belanja Daerah a. Belanja Tidak Langsung 1) Belanja Pegawai 2) Belanja Bunga 3) Belanja Subsidi 4) Belanja Hibah 5) Belanja Bantuan Sosial 6) Belanja Bagi Hasil 7) Bantuan Keuangan 8) Belanja Tak Terduga b. Belanja Langsung: 1) Belanja Pegawai 2) BELANJA BARANG DAN JASA 3) BELANJA MODAL 3. Pembiayan Daerah (Investasi) ........ ? STRUKTUR APBD Penganggaran untuk Availability Payment (AP) melalui belanja, sesuai karakterisitik untuk jasa layanan 14 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 15.  Pasal 13 ayat (5) & Pasal 47 ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015;  PP Nomor 58 Tahun 2005 jo. Permendagri 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendagri 21 Tahun 2011.  Permendagri 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan APBD 2017. berdasarkan PERMENDAGRI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN DALAM RANGKA KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN BADAN USAHA UNTUK PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DI DAERAH 15 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 16. BAB I Ketentuan Umum BAB II KRITERIA PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN BAB III TAHAPAN PELAKSANAAN KPDBU BAB IV PEMBAYARAN KETERSEDIAAN BAB V PELAKSANAAN ANGGARAN BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN BAB VII PENUTUP SUBSTANSI PERMENDAGRI NOMOR 96 TAHUN 2016 16 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 17. Hal yg diatur dalam Perjanjian KPDBU, antara lain: Memuat 1. output dan indikator kinerja yang obyektif dan terukur. 2. Perhitungan pembayaran ketersediaan layanan. 3. Sistem pemantauan yang efektif terhadap indikator kinerja. 4. Waktu pembayaran. 5. Mekanisme Pembayaran. 17 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 18. Availability Payment APBD Periode konstruksi (3 tahun) Inflasi AP berdasarkan kinerja layanan Periode operasi (30 tahun) OPEX : • Biaya pemeliharaan • Administrasi pegawai CAPEX : • Debt service • Barang Modal • Beban penggantian • Tingkat pengembalian AP = + - PENALTY : • Bila kinerja layanan tidak sesuai target Badan Usaha (Swasta) PJPK Ka.SKPD Belanja APBD alokasi AP Pengguna jasa Lender Capex Opex pendapatan tarif & non tarif (x) Cicilan AP Debt Service Target output kinerja Layanan - Jumlah penumpang yang diangkut per tahun; - Ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan kereta api cepat; - Pembangunan terminal bus sesuai rute yang dilayani; - Kenyamanan penumpang atas fasilitas stasiun kereta api cepat; - Ratio ruang kelas dengan jumlah siswa: 1:30; - Membangun aula dgn fasilitas pengaturan suhu pendingin ruangan 23o C. PENGHITUNGAN BESARNYA “AVAILABILITY PAYMENT “ Tidak ada pembayaran selama periode konstruksi Skhema AP Perjanjian kerjasama 18
  • 19. Penyusunan Anggaran AP diusulkan Pemerintah Prov Pemerintah Kab/Kota APBD Provinsi APBD Kab/Kota Akun belanja Kelompok Belanja Langsung, diuraikan pada jenis, objek belanja barang dan Jasa berkenaan SKPD SKPD 19 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 20. PERENCANAAN • Identifikasi dan Seleksi • Pemrioritaskan PENYIAPAN PROYEK • Outline Business Case • Readness Assessment TRANSAKSI • Finalisasi Pra-Studi Kelayakan • Pengadaan Badan Usaha MANAJEMEN KONTRAK • Rencana Pelaksanaan Manajemen Kontrak • Pelaksanaan & Pengendalian Kontrak Manajemen SIKLUS KPDBU (PRAKARSA PEMDA DAN BADAN USAHA) KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PRAKARSA PEMDA (SOLITED) Badan Usaha Mengajukan Pra Studi Kelayakan Kepada PJPK Persetujuan Oleh PJPK Kepada Badan Usaha Badan Usaha Mengajukan FS berserta kelengkapan dokumen lainnya Evaluasi oleh PJPK PJPK Mentetapkan Badan Usaha sebagai pemrakarsa dan bentuk kompensasi yang diberikan Pengadaan Badan Usaha PRAKARSA BADAN USAHA (UNSOLITED) Siklus Proposal KPDBU Prakarsa Pemda Siklus Proposal KPBDU Prakarsa Badan Usaha 20
  • 21. TAHAP PELAKSANAAN KPDBU KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Penyusunan Rencana Anggaran KPDBU KPDBU Diusulkan Kepada Menteri PPN dan tembusan MDN Identifikasi Penetapan KPDBU Penganggaran Dana Tahap Perencanaan KPDBU Keputusan Lanjut/Tidak Skema KPDBU DAFTAR RENCANA KPBDU SUMBER APBN APBD PINJAMAN/ HIBAH LAINNYA SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN Studi Pendahuluan &  Menjadi pertimbangan rencana kerja pemerintah daerah  Diperbaharui secara berkala untuk diumumkan serta disebar luaskan  PJPK menginformasikan status KPDBU minimal 1 kali dalam setahun kepada Menteri PPN dan tembusan MDN  Menteri PPN dan MDN akan mengevaluasi Rencana KPDBU jika tidak ada perkembangan dalam jangka waktu dua tahun Konsultasi Publik Untuk memperoleh pertimbangan mengenai manfaat & dampak KPDBU terhadap Masayarakat Indikasi perlu tidaknya Dukungan dan/atau Jaminan Pemerintah Kesesuaian dengan prioritas Nasional 21
  • 22. TAHAP PERENCANAAN KPDBU DOKUMEN PERENCANAAN KERANGKA ACUAN PENGADAAN BADAN PENYIAPAN KPDBU  Latar belakang & Deskripsi KPBDU  Tujuan Pekerjaan  Lingkup Jasa Konsultasi  Jumlah Personil dan Kualifikasinya  Dokumen yang Harus Dipersiapakan  Jadwal Pelaksanaan  Perkiraan besarnya anggaran DOKUMEN STUDI PENDAHULUAN BERITA ACARA KONSULTASI PUBLIK  Daftar peserta Konsultasi Publik  Notulensi pembahasan rencana KPDBU  Kesimpulan dan rencana tindak lanjut KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 22
  • 23. Studi Pendahuluan Analis Kebutuhan 1. Dasar pemikiran teknis dan ekonomi 2. Kepastian permintaan yang berkelanjutan baik secara kuantitas maupun kualitas 3. Mendapat dukungan dari pemangku kepentingan salah satunya melalui Konsultasi Publik 1. Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Kesesuaian dengan RPJMN/RPJMD dan/atau renstra Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Pemda, Rencana bisnis BUMN/BUMD 3. Kesesuaian lokasi KPBDU dengan rencana Tata Ruang wilayah; dan 4. Keterkaitan antar sektor infrastruktur dan antar wilayah 1. Sektor swasta memilih keunggulan dalam pelaksanaan KPBDU termasuk dalam pengelolaaan risiko; 2. Terjaminnya efektivitas, akuntabilitas dan pemerataan pelayanan publik dalam jangka panjang 3. Alih pengetahuan dan teknologi;dan 4. Terjaminnya persaingan sehat, transparansi, dn efisiensi dalam proses pengadaan. Kriteria Kepatuhan Nilai Manfaat Uang Potensi Pendapatan & Skema Pembiayaan Rekomendasi & Rencana Tindak Lanjut KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 1. Kemampuan pengguna untuk membayar 2. Kemampuan Fiskal Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD dalam melaksanakan KPBU 3. Potensi pendapatan Lainnya; dan 4. Perkiraan bentuk dukungan pemerintah 1. Rekomendasi Bentuk KPBDU 2. Rekomendasi Kriteria Utama dalam Pemilihan Badan Usaha;dan 3. Rencana Jadwal Kegiatan Penyiapan & Transaksi KPBDU 23
  • 24. TAHAP PENYIAPAN KPDBU KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENYIAPAN KPBDU KAJIAN AWAL KONSULTASI PUBLIK PENJAJAKAN MINAT PASAR KEGIATAN PENDUKUNG 24
  • 25. TAHAP TRANSAKSI KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TRANSAKSI KPBDU PENJAJAKAN MINAT PASAR (MARKET SOUNDING) PENETAPAN LOKASI PRA-KUALIFIKASI PROSES LELANG DAN PENETAPAN PEMENANG PENANDATANGANAN PERJANJIAN  PEMENUHAN PEMBIAYAAN (FINANCIAL CLOSE) 25
  • 26. Pelaksanaan Anggaran  Pelaksanaan pembayaran AP wajib dialokasikan oleh PJPK berdasarkan perjanjian KPDBU dalam Perda tentang APBD dan Perkada tentang Penjabaran APBD.  Pelaksanaan pembayaran AP yang dialokasikan oleh PJPK wajib disetujui oleh DPRD selama masa perjanjian KPDBU. KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 26
  • 27.  Direksi BUMD dapat bertindak sebagai PJPK.  Dalam hal Direksi BUMD sebagai PJPK, pembayaran AP untuk penyediaan infrastruktur di daerah dilaksanakan berdasarkan perjanjian kerjasama.  Pendanaan pengadaan tanah dapat bersumber dari BUMD atau dari Badan Usaha Pelaksana melalui kerjasama dengan BUMD yang bersangkutan.  Pengaturan BUMD dalam skema KPDBU untuk penyediaan infrastruktur di daerah lebih lanjut berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah (akan diakomodir dalam RPP ttg BUMD; pengelolaan BUMD mrpkn sub sistem dari pengelolaan keuda). 27 BUMD selaku PJPK KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 28. Pembinaan Ketentuan Lain-lain Menteri dalam Negeri cq. Ditjen Bina Keuda melakukan pembinaan (:berupa Sosialisasi, Bintek, Monev, dan asistensi) ke Pemda untuk KPDBU, dgn melibatkan K/L terkait. Untuk KPDBU yang sedang dalam tahap penyiapan dan berencana untuk menerapkan AP, agar melakukan penganggaran pembayaran AP dengan menyesuaikan pada ketentuan Permendagri. 28 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
  • 29. Terima Kasih KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 29