SlideShare a Scribd company logo
MEDIA MASSA / PERS
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk
mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam
pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media
massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang
terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak
media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang
mereka dapat dari media massa tertentu.

Pengertian Pers menurut para ahli
UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers

Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang
meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam
bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
R Eep Saefulloh Fatah

Pers merupakan pilar keempat bagi demokrasi (the fourth estate of democracy) dan mempunyai
peranan yang penting dalam membangun kepercayaan, kredibilitas, bahkan legitimasi pemerintah
Oemar Seno Adji
1. Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan
kata tertulis
2. Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass communications yang
memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan
lisan.
Kamus Umum Bahasa Indonesia

Pers berarti:
1. alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar
2. alat untuk menjepit atau memadatkan
3. surat kabar dan majalah yang berisi berita
4. orang yang bekerja di bidang persurat kabaran.
Kustadi Suhandang

Pers adalah seni atau ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita
tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati
nurani khalayaknya
Wilbur Schramm

Dalam bukunya Four Theories of the Press yang ditulis oleh Wilbur Schramm dkk mengemukakan 4
teori terbesar pers, yaitu the authotarian, the libertarian, the social responsibility dan the soviet
communist theory. Keempat teori tersebut mengacu pada satu pengertian pers sebagai pengamat, guru,
dan forum yang menyampaikan pandangannya tentang banyak hal yang mengemuka ditengah tengah
mesyarakat
McLuhan

Pers sebagai the extended man, yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain dan
peristiwa satu dengan peristiwa lain pada moment yang bersamaan
Raden Mas Djokomono

Pers adalah yang membentuk pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya ini yang
mampu membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak hak Bangsa Indonesia masa
penjajahan Belanda
Sejarah Pers Di Indonesia
Masa Penjajahan Belanda
Pada tahun 1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen, yang kemudian pada tahun 1619
menjadi Gubernur Jenderal VOC, diterbitkan “Memories der Nouvelles”, yang ditulis
dengan tangan. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa “surat kabar” pertama di
Indonesia ialah suatu penerbitan pemerintah VOC.
Pada Maret 1688, tiba mesin cetak pertama di Indonesia dari negeri Belanda. Atas
intruksi pemerintah, diterbitkan surat kabar tercetak pertama dan dalam nomor
perkenalannya dimuat ketentuan-ketentuan perjanjian antara Belanda dengan Sultan
Makassar. Setelah surat kabar pertama kemudian terbitlah surat kabar yang
diusahakan oleh pemilik percetakan-percetakan di beberapa tempat di Jawa. Surat
kabar tersebut lebih berbentuk koran iklan. fungsinya untuk membantu pemerintahan

kolonial belanda
Masa Pendudukan Jepang
Pada masa ini, surat kabar-surat kabar Indonesia yang semula berusaha dan berdiri
sendiri dipaksa bergabung menjadi satu, dan segala bidang usahanya disesuaikan
dengan rencana-rencana serta tujuan-tujuan tentara Jepang untuk memenangkan apa
yang mereka namakan “Dai Toa Senso” atau Perang Asia Timur Raya. Dengan demikian,
di zaman pendudukan Jepang pers merupakan alat Jepang. Kabar-kabar dan karangankarangan yang dimuat hanyalah pro-Jepang semata.
Masa Revolusi Fisik
Peranan yang telah dilakukan oleh pers kita di saat-saat proklamasi kemerdekaan
dicetuskan, dengan sendirinya sejalan dengan perjuangan rakyat Indonesia. Bahkan
tidak sedikit dari para wartawan yang langsung turut serta dalam usaha-usaha
proklamasi. Semboyan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka” menjadi pegangan teguh bagi
para wartawan. Periode tahun 1945 sampai 1949 yang biasa dinamakan periode
“revolusi fisik”, membawa coraknya tersendiri dalam sifat dan fungsi pers kita. Dalam
periode ini pers kita dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu pertama, pers
yang terbit dan diusahakan di daerah yang dikuasai oleh pendudukan sekutu, kemudian
Belanda, dan kedua pers yang terbit diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI yang
kemudian turut bergerilya.
Masa Demokrasi Liberal
Dalam aksi-aksi ini peranan yang telah dilakukan oleh pers republik sangat besar.
Republik Indonesia Serikat yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat akhirnya bubar
dengan terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1950. Pada masa ini untuk memperoleh pengaruh dan dukungan pendapat
umum, pers kita yang pada umumnya mewakili aliran-aliran politik yang saling
bertentangan, menyalahgunakan kebebasan pers (freedom of the press), yang
kadang-kadang melampaui batas-batas kesopanan.
Masa Demokrasi Terpimpin
Periode yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin sering disebut sebagai zaman
Orde Lama. Periode ini terjadi saat terbentuknya Kabinet Kerja yang dipimpin oleh
Presiden Soekarno, sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
hingga meletusnya Gerakan 30 September 1965.
Masa Orde Baru
Ketika alam Orde Baru ditandai dengan kegiatan pembangunan di segala bidang,
kehidupan pers kita pun mengalami perubahan dengan sendirinya karena pers
mencerminkan situasi dan kondisi dari kehidupan masyarakat di mana pers itu
bergerak. Pers sebagai sarana penerangan/komunikasi merupakan salah satu alat yang
vital dalam proses pembangunan. Pada masa Orde Baru, ternyata tidak berarti
kehidupan pers mengalami kebebasan yang sesuai dengan tuntutan dan aspirasi
masyarakat. Terjadinya pembredelan pers pada masa-masa ini menjadi penghalang
bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak asasinya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Masa Reformasi
Salah satu jasa pemerintahan B.J. Habibie pasca Orde Baru yang harus disyukuri
ialah pers yang bebas. Pemerintahan Presiden Habibie mempunyai andil besar dalam
melepaskan kebebasan pers, sekalipun barangkali kebebasan pers ikut merugikan
posisinya sebagai presiden.

Perkembangan Pers Di Indonesia
Perkembangan pers di Indonesia berawal pada penerbitan surat kabar pertama,
yaitu Bataviasche Novelles en Politique Raisonemnetan yang terbit 7
Agustus 1774.
Kemudian muncul beberapa surat kabar berbahasa Melayu, antara lain Slompet

Melajoe, Bintang Soerabaja (1861), dan Medan Prijaji (1907).
Majalah tertua ialah Panji Islam (1912-an)
Surat kabar terbitan peranakan Tionghoa pertama kali muncul adalah Li Po (1901),
kemudian Sin Po (1910).
Surat kabar pertama di Indonesia yang menyiarkan teks Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945, pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah surat kabar Soeara Asia.
Sesudah itu, surat kabar nasional yang memuat teks proklamasi adalah surat
kabar Tjahaja (Bandung), Asia Raja (Jakarta), dan Asia Baroe (Semarang).
Corak kehidupan politik, ideologi, kebudayaan, tingkat kemajuan suatu bangsa
sangat mempengaruhi sistem pers di suatu negara.
Secara umum, di seluruh dunia terdapat pola kebijakan pemerintah terhadap pers
yang otoriter dan demokratis. Diantara keduanya terdapat variasi dan kombinasi,
bergantung tingkat perkembangan masing-masing negara. Ada yang quasi otoriter, ada
yang quasi demokratis, dan sebagainya.
Jenis-jenis media massa
Media massa tradisional
Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi
yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional media massa digolongkan sebagai
berikut: surat kabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar). Dalam jenis media ini
terdapat ciri-ciri seperti:
1. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan
2. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran
tertentu.
3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan
menyeleksi informasi yang mereka terima.
4. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.
Media massa modern
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial budaya,
telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media
massa seperti internetdan telepon selular. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri
seperti:
1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui
SMS atau internet misalnya)
2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh
individual
3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
5. Penerima yang menentukan waktu interaksi

Fungsi Pers
Berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, fungsi pers
adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Sementara itu
Pasal 6 UU Pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut ;
Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui menegakkan nilai nilai dasar
demokrasi dan mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia.
Selain itu pers juga harus menghormati kebinekaan mengembangkan pendapat
umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benr melakukan
pengawasan.

[1]

Sebagai pelaku Media Informasi
Pers itu memberi dan menyediakan informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada
masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena memerlukan informasi.
Fungsi Pendidikan
Pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass Education), pers memuat tulisantulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat bertambah pengetahuan
dan wawasannya.
Fungsi Hiburan
Pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-berita
berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita
bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur.
Fungsi Kontrol Sosial
Fungsi ini terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan)
2. Social responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat)
3. Social support (dukungan rakyat terhadap pemerintah)
4. Social control (kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah)
Sebagai Lembaga Ekonomi
Pers adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pers dapat memamfaatkan
keadaan di sekiktarnya sebagai nilai jual sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat
memperoleh keuntungan maksimal dari hasil prodduksinya untuk kelangsungan hidup
lembaga pers itu sendiri.

Pengaruh media massa pada budaya
Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat
dari:
1. skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)
2. kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan
tahun/ abad) dampak itu terjadi.
Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi massa, Harold Laswell pada
artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang sering dikutip
untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu :
1. Siapa (who)
2. Pesannya apa (says what)
3. Saluran yang digunakan (in what channel)
4. Kepada siapa (to whom)
5. Apa dampaknya (with what effect)
Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi. Dari model
tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi media.
Fungsi-fungsi media massa pada budaya
1. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
2. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi
untuk suatu masalah.
3. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.
4. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang
mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas
kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan
fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan
fungsi negatif (disfungsi).
Pengaruh media massa pada pribadi
Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya
terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang
seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari
Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya bagaimana standar hidup layak
bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah
layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak
dipengaruhi dari apa yang pemirsa lihat dari media.
Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi memengaruhi apa
yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan
keluarga ideal, dan pemirsanya mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan
keluarga tersebut, dimana kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu
sempurna sehingga kesalahan mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari
pemirsanya, atau mereka mulai menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal
kecil yang terjadi pada tokoh tersebut.
Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang
lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan
cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau
putri raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini
terjadi dengan lebih halus, mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola
mereka, meniru cara mereka berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka
mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang mereka
inginkan untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita
dengan cara tertentu kita melihat diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau
menggunakan kacamata a'la "Catatan si Boy".
Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai
penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", dimana mereka
menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan
pendapatnya.
Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung pemirsanya menjadi lebih
baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa membuat pemirsanya merasa
senang akan diri mereka, merasa cukup, atau merasa rendah dari yang lain.

Kebebasan Pers di Indonesia
Dengan adanya kebebasan media massa maka akhirnya mengalami pergeseran ke arah
liberal pada beberapa tahun belakangan ini. Ini merupakan kebebasan pers yang
terdiri dari dua jenis : Kebebasan Negatif dan Kebebasan Positif.
Kebebasan negatif merupakan kebebasan yang berkaitan dnegan masyarakat
dimana media massa itu hidup. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan dari
interfensi pihak luar organisasi media massa yang berusaha mengendalikan,
membatasi atau mengarahkan media massa tersebut.
Kebebasan positif merupakan kebebasan yang dimiliki media massa secara
organisasi dalam menentukan isi media. Hal ini berkaitan dengan pengendalian yang
dijalankan oleh pemilik media dan manajer media terhadap para produser,
penyunting serta kontrol yang dikenakan oleh para penyunting terhadap
karyawannya.
Kedua jenis kebebasan tersebut, bila melihat kondisi media massa Indonesia saat ini
pada dasarnya bisa dikatakan telah diperoleh oleh media massa kita. Memang
kebebasan yang diperoleh pada kenyataannya tidak bersifat mutlak, dalam arti media
massa memiliki kebebasan positif dan kebebasan negatif yang kadarnya kadangkadang tinggi atau bisa dikatakan bebas yang bebas-sebebasnya tanpa kontrol
sedikitpun.

Hubungan antara Pers dan Jurnalistik
Pers dan jurnalistik merupakan suatu kesatuan yang bergerak dalam bidang
penyiaran informasi, hiburan, keterangan, dan penerangan. Artinya adalah bahwa
antara pers dan jurnalistik mempunyai hubungan yang erat. Pers sebagai media
komunikasi massa tidak akan berguna apabila sajiannya jauh dari prinsip-prinsip
jurnalistik. Sebaliknya karya jurnalistik tidak akan bermanfaat tanpa disampaikan
oleh pers sebagai medianya, bahkan boleh dikatakan bahwa pers adalah media khusus
untuk digunakan dalam mewujudkan dan menyampaikan karya jurnalistik kepada
khalayak (Kustadi Suhandang, 2004:40).

More Related Content

What's hot

PKN-Pers
PKN-PersPKN-Pers
PKN-Pers
AmaliaLailannor
 
Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..
Nurul Azmaniar Ubbar
 
Makalah sistem pers era orde baru
Makalah sistem pers era orde baruMakalah sistem pers era orde baru
Makalah sistem pers era orde baruMuhidin Sewank
 
Kelompok andre
Kelompok andreKelompok andre
Kelompok andre
apotek agam farma
 
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)Nasyukha Apnapryka
 
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat DemokrasiMengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Tia's Diary
 
Presentasi kelompok 3 pkn
Presentasi kelompok 3 pknPresentasi kelompok 3 pkn
Presentasi kelompok 3 pkn
apotek agam farma
 
Bab "Pers" Kewarganegaraan XII
Bab "Pers" Kewarganegaraan XIIBab "Pers" Kewarganegaraan XII
Bab "Pers" Kewarganegaraan XIINurul Annisa
 
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Princa Karim
 
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasiMengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
SMKN 1 WANAREJA - UNIVERSITAS MERCUBUANA
 
Modul pkn kelas 12 sma pers
Modul pkn kelas 12 sma persModul pkn kelas 12 sma pers
Modul pkn kelas 12 sma pers
akhdi romli
 
Peranan Pers dalam Masyarakat
Peranan Pers dalam MasyarakatPeranan Pers dalam Masyarakat
Peranan Pers dalam Masyarakat
Rahmayani Astuti
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
Hendrastuti Retno
 
Peranan Pers
Peranan PersPeranan Pers
Peranan Pers
Young Mikachu
 
Pers pada Masa Orde Baru
Pers pada Masa Orde BaruPers pada Masa Orde Baru
Pers pada Masa Orde Baru
Rosi Nurdian
 
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaLandasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Rghine Ayrghine
 
Kebebasan Pers kelas 12 SMA
Kebebasan Pers kelas 12 SMAKebebasan Pers kelas 12 SMA
Kebebasan Pers kelas 12 SMA
atika rizki
 
Pers di indonesia
Pers di indonesiaPers di indonesia
Pers di indonesia
MeliRahmawati3
 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiDita Fadhila
 

What's hot (20)

PKN-Pers
PKN-PersPKN-Pers
PKN-Pers
 
Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..
 
Makalah sistem pers era orde baru
Makalah sistem pers era orde baruMakalah sistem pers era orde baru
Makalah sistem pers era orde baru
 
Kelompok andre
Kelompok andreKelompok andre
Kelompok andre
 
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
 
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat DemokrasiMengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
 
Presentasi kelompok 3 pkn
Presentasi kelompok 3 pknPresentasi kelompok 3 pkn
Presentasi kelompok 3 pkn
 
Bab "Pers" Kewarganegaraan XII
Bab "Pers" Kewarganegaraan XIIBab "Pers" Kewarganegaraan XII
Bab "Pers" Kewarganegaraan XII
 
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
 
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasiMengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
 
Modul pkn kelas 12 sma pers
Modul pkn kelas 12 sma persModul pkn kelas 12 sma pers
Modul pkn kelas 12 sma pers
 
Peranan Pers dalam Masyarakat
Peranan Pers dalam MasyarakatPeranan Pers dalam Masyarakat
Peranan Pers dalam Masyarakat
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
 
Peranan Pers
Peranan PersPeranan Pers
Peranan Pers
 
Pers pada Masa Orde Baru
Pers pada Masa Orde BaruPers pada Masa Orde Baru
Pers pada Masa Orde Baru
 
Landasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di IndonesiaLandasan Hukum Pers di Indonesia
Landasan Hukum Pers di Indonesia
 
Sejarah pers
Sejarah persSejarah pers
Sejarah pers
 
Kebebasan Pers kelas 12 SMA
Kebebasan Pers kelas 12 SMAKebebasan Pers kelas 12 SMA
Kebebasan Pers kelas 12 SMA
 
Pers di indonesia
Pers di indonesiaPers di indonesia
Pers di indonesia
 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
 

Similar to Media massa atau pers

Pers
PersPers
Kewarganegaraan1 1
Kewarganegaraan1 1Kewarganegaraan1 1
Kewarganegaraan1 1
rohis
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan pers
Rochimudin
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
prihart
 
Pkn
PknPkn
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
STISIPWIDURI
 
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
STISIPWIDURI
 
Pers
PersPers
Bout media massa
Bout media massaBout media massa
Bout media massa
Eka Arisman
 
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pknTaqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Amphie Yuurisman
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin Amq
 
Perkembangan pers nasional
Perkembangan pers nasionalPerkembangan pers nasional
Perkembangan pers nasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Perkembangan pers nasional
Perkembangan pers nasionalPerkembangan pers nasional
Perkembangan pers nasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Media massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda pptMedia massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda ppt
Cha Cha D Talo
 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiAstika Rahayu
 
Kliping
KlipingKliping
2. sejarah jurnalistik
2. sejarah jurnalistik2. sejarah jurnalistik
2. sejarah jurnalistik
MuhammadNajmuddin20
 

Similar to Media massa atau pers (20)

Pers
PersPers
Pers
 
Kewarganegaraan1 1
Kewarganegaraan1 1Kewarganegaraan1 1
Kewarganegaraan1 1
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan pers
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Bener 2
Bener 2Bener 2
Bener 2
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
 
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
Vol 1 no_1_desember_2014_2_joko_martono-3f81a-2142_520
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Pers
PersPers
Pers
 
Bout media massa
Bout media massaBout media massa
Bout media massa
 
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pknTaqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
 
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetakSyarifudin, dakwah melalui media cetak
Syarifudin, dakwah melalui media cetak
 
Perkembangan pers nasional
Perkembangan pers nasionalPerkembangan pers nasional
Perkembangan pers nasional
 
Perkembangan pers nasional
Perkembangan pers nasionalPerkembangan pers nasional
Perkembangan pers nasional
 
Media massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda pptMedia massa & propaganda ppt
Media massa & propaganda ppt
 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
 
Kliping
KlipingKliping
Kliping
 
2. sejarah jurnalistik
2. sejarah jurnalistik2. sejarah jurnalistik
2. sejarah jurnalistik
 
Melesa xii ips 4
Melesa xii ips 4Melesa xii ips 4
Melesa xii ips 4
 

More from Rahaden Lingga Bhumi

What is Culture ?
What is Culture ?What is Culture ?
What is Culture ?
Rahaden Lingga Bhumi
 
Contoh proposal memperingati hari ulang tahun
Contoh proposal memperingati hari ulang tahunContoh proposal memperingati hari ulang tahun
Contoh proposal memperingati hari ulang tahun
Rahaden Lingga Bhumi
 
Construction (Linguistics)
Construction (Linguistics)Construction (Linguistics)
Construction (Linguistics)
Rahaden Lingga Bhumi
 
Suffix & Prefix
Suffix & PrefixSuffix & Prefix
Suffix & Prefix
Rahaden Lingga Bhumi
 
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan LingkunganProgram Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan LingkunganRahaden Lingga Bhumi
 
Aliran Seni Lukis
Aliran Seni LukisAliran Seni Lukis
Aliran Seni Lukis
Rahaden Lingga Bhumi
 
Get More Free Followers Twitter
Get More Free Followers TwitterGet More Free Followers Twitter
Get More Free Followers Twitter
Rahaden Lingga Bhumi
 
Industri
IndustriIndustri
Gaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa IndonesiaGaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa Indonesia
Rahaden Lingga Bhumi
 
Bentuk negara dan sistem pemerintahan di berbagai negara
Bentuk negara dan sistem pemerintahan di berbagai negaraBentuk negara dan sistem pemerintahan di berbagai negara
Bentuk negara dan sistem pemerintahan di berbagai negara
Rahaden Lingga Bhumi
 
Sistem parlementer
Sistem parlementerSistem parlementer
Sistem parlementer
Rahaden Lingga Bhumi
 
Sistem semipresidensial
Sistem semipresidensialSistem semipresidensial
Sistem semipresidensial
Rahaden Lingga Bhumi
 
Present continuous tense
Present continuous tensePresent continuous tense
Present continuous tense
Rahaden Lingga Bhumi
 
Doa
DoaDoa

More from Rahaden Lingga Bhumi (17)

What is Culture ?
What is Culture ?What is Culture ?
What is Culture ?
 
Contoh proposal memperingati hari ulang tahun
Contoh proposal memperingati hari ulang tahunContoh proposal memperingati hari ulang tahun
Contoh proposal memperingati hari ulang tahun
 
Construction (Linguistics)
Construction (Linguistics)Construction (Linguistics)
Construction (Linguistics)
 
Suffix & Prefix
Suffix & PrefixSuffix & Prefix
Suffix & Prefix
 
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan LingkunganProgram Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
 
Aliran Seni Lukis
Aliran Seni LukisAliran Seni Lukis
Aliran Seni Lukis
 
Get More Free Followers Twitter
Get More Free Followers TwitterGet More Free Followers Twitter
Get More Free Followers Twitter
 
Industri
IndustriIndustri
Industri
 
Gaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa IndonesiaGaya Bahasa Indonesia
Gaya Bahasa Indonesia
 
Bentuk negara dan sistem pemerintahan di berbagai negara
Bentuk negara dan sistem pemerintahan di berbagai negaraBentuk negara dan sistem pemerintahan di berbagai negara
Bentuk negara dan sistem pemerintahan di berbagai negara
 
Sistem parlementer
Sistem parlementerSistem parlementer
Sistem parlementer
 
Sistem presidensial
Sistem presidensialSistem presidensial
Sistem presidensial
 
Sistem semipresidensial
Sistem semipresidensialSistem semipresidensial
Sistem semipresidensial
 
Present continuous tense
Present continuous tensePresent continuous tense
Present continuous tense
 
Lembaga sosial
Lembaga sosialLembaga sosial
Lembaga sosial
 
Mengetahui tingkat erosi tanah
Mengetahui tingkat erosi tanahMengetahui tingkat erosi tanah
Mengetahui tingkat erosi tanah
 
Doa
DoaDoa
Doa
 

Media massa atau pers

  • 1. MEDIA MASSA / PERS Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu. Pengertian Pers menurut para ahli UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. R Eep Saefulloh Fatah Pers merupakan pilar keempat bagi demokrasi (the fourth estate of democracy) dan mempunyai peranan yang penting dalam membangun kepercayaan, kredibilitas, bahkan legitimasi pemerintah Oemar Seno Adji 1. Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan kata tertulis 2. Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan. Kamus Umum Bahasa Indonesia Pers berarti: 1. alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar 2. alat untuk menjepit atau memadatkan 3. surat kabar dan majalah yang berisi berita 4. orang yang bekerja di bidang persurat kabaran. Kustadi Suhandang Pers adalah seni atau ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya Wilbur Schramm Dalam bukunya Four Theories of the Press yang ditulis oleh Wilbur Schramm dkk mengemukakan 4 teori terbesar pers, yaitu the authotarian, the libertarian, the social responsibility dan the soviet communist theory. Keempat teori tersebut mengacu pada satu pengertian pers sebagai pengamat, guru, dan forum yang menyampaikan pandangannya tentang banyak hal yang mengemuka ditengah tengah mesyarakat McLuhan Pers sebagai the extended man, yaitu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain pada moment yang bersamaan
  • 2. Raden Mas Djokomono Pers adalah yang membentuk pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya ini yang mampu membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak hak Bangsa Indonesia masa penjajahan Belanda Sejarah Pers Di Indonesia Masa Penjajahan Belanda Pada tahun 1615 atas perintah Jan Pieterzoon Coen, yang kemudian pada tahun 1619 menjadi Gubernur Jenderal VOC, diterbitkan “Memories der Nouvelles”, yang ditulis dengan tangan. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa “surat kabar” pertama di Indonesia ialah suatu penerbitan pemerintah VOC. Pada Maret 1688, tiba mesin cetak pertama di Indonesia dari negeri Belanda. Atas intruksi pemerintah, diterbitkan surat kabar tercetak pertama dan dalam nomor perkenalannya dimuat ketentuan-ketentuan perjanjian antara Belanda dengan Sultan Makassar. Setelah surat kabar pertama kemudian terbitlah surat kabar yang diusahakan oleh pemilik percetakan-percetakan di beberapa tempat di Jawa. Surat kabar tersebut lebih berbentuk koran iklan. fungsinya untuk membantu pemerintahan kolonial belanda Masa Pendudukan Jepang Pada masa ini, surat kabar-surat kabar Indonesia yang semula berusaha dan berdiri sendiri dipaksa bergabung menjadi satu, dan segala bidang usahanya disesuaikan dengan rencana-rencana serta tujuan-tujuan tentara Jepang untuk memenangkan apa yang mereka namakan “Dai Toa Senso” atau Perang Asia Timur Raya. Dengan demikian, di zaman pendudukan Jepang pers merupakan alat Jepang. Kabar-kabar dan karangankarangan yang dimuat hanyalah pro-Jepang semata. Masa Revolusi Fisik Peranan yang telah dilakukan oleh pers kita di saat-saat proklamasi kemerdekaan dicetuskan, dengan sendirinya sejalan dengan perjuangan rakyat Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari para wartawan yang langsung turut serta dalam usaha-usaha proklamasi. Semboyan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka” menjadi pegangan teguh bagi para wartawan. Periode tahun 1945 sampai 1949 yang biasa dinamakan periode “revolusi fisik”, membawa coraknya tersendiri dalam sifat dan fungsi pers kita. Dalam periode ini pers kita dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu pertama, pers yang terbit dan diusahakan di daerah yang dikuasai oleh pendudukan sekutu, kemudian Belanda, dan kedua pers yang terbit diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI yang kemudian turut bergerilya. Masa Demokrasi Liberal Dalam aksi-aksi ini peranan yang telah dilakukan oleh pers republik sangat besar. Republik Indonesia Serikat yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat akhirnya bubar dengan terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950. Pada masa ini untuk memperoleh pengaruh dan dukungan pendapat umum, pers kita yang pada umumnya mewakili aliran-aliran politik yang saling bertentangan, menyalahgunakan kebebasan pers (freedom of the press), yang kadang-kadang melampaui batas-batas kesopanan.
  • 3. Masa Demokrasi Terpimpin Periode yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin sering disebut sebagai zaman Orde Lama. Periode ini terjadi saat terbentuknya Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga meletusnya Gerakan 30 September 1965. Masa Orde Baru Ketika alam Orde Baru ditandai dengan kegiatan pembangunan di segala bidang, kehidupan pers kita pun mengalami perubahan dengan sendirinya karena pers mencerminkan situasi dan kondisi dari kehidupan masyarakat di mana pers itu bergerak. Pers sebagai sarana penerangan/komunikasi merupakan salah satu alat yang vital dalam proses pembangunan. Pada masa Orde Baru, ternyata tidak berarti kehidupan pers mengalami kebebasan yang sesuai dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat. Terjadinya pembredelan pers pada masa-masa ini menjadi penghalang bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan hak-hak asasinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Masa Reformasi Salah satu jasa pemerintahan B.J. Habibie pasca Orde Baru yang harus disyukuri ialah pers yang bebas. Pemerintahan Presiden Habibie mempunyai andil besar dalam melepaskan kebebasan pers, sekalipun barangkali kebebasan pers ikut merugikan posisinya sebagai presiden. Perkembangan Pers Di Indonesia Perkembangan pers di Indonesia berawal pada penerbitan surat kabar pertama, yaitu Bataviasche Novelles en Politique Raisonemnetan yang terbit 7 Agustus 1774. Kemudian muncul beberapa surat kabar berbahasa Melayu, antara lain Slompet Melajoe, Bintang Soerabaja (1861), dan Medan Prijaji (1907). Majalah tertua ialah Panji Islam (1912-an) Surat kabar terbitan peranakan Tionghoa pertama kali muncul adalah Li Po (1901), kemudian Sin Po (1910). Surat kabar pertama di Indonesia yang menyiarkan teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah surat kabar Soeara Asia. Sesudah itu, surat kabar nasional yang memuat teks proklamasi adalah surat kabar Tjahaja (Bandung), Asia Raja (Jakarta), dan Asia Baroe (Semarang). Corak kehidupan politik, ideologi, kebudayaan, tingkat kemajuan suatu bangsa sangat mempengaruhi sistem pers di suatu negara. Secara umum, di seluruh dunia terdapat pola kebijakan pemerintah terhadap pers yang otoriter dan demokratis. Diantara keduanya terdapat variasi dan kombinasi, bergantung tingkat perkembangan masing-masing negara. Ada yang quasi otoriter, ada yang quasi demokratis, dan sebagainya.
  • 4. Jenis-jenis media massa Media massa tradisional Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional media massa digolongkan sebagai berikut: surat kabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti: 1. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan 2. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu. 3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima. 4. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit. Media massa modern Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internetdan telepon selular. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti: 1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya) 2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual 3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu 4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam 5. Penerima yang menentukan waktu interaksi Fungsi Pers Berdasarkan ketentuan pasal 33 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, fungsi pers adalah sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Sementara itu Pasal 6 UU Pers nasional melaksanakan peranan sebagai berikut ; Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui menegakkan nilai nilai dasar demokrasi dan mendorong terwujudnya supremasi hukum dan hak asasi manusia. Selain itu pers juga harus menghormati kebinekaan mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benr melakukan pengawasan. [1] Sebagai pelaku Media Informasi Pers itu memberi dan menyediakan informasi tentang peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat kabar karena memerlukan informasi. Fungsi Pendidikan Pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass Education), pers memuat tulisantulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat bertambah pengetahuan dan wawasannya.
  • 5. Fungsi Hiburan Pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot. Berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, dan karikatur. Fungsi Kontrol Sosial Fungsi ini terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat unsur-unsur sebagai berikut: 1. Social participation (keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan) 2. Social responsibility (pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat) 3. Social support (dukungan rakyat terhadap pemerintah) 4. Social control (kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah) Sebagai Lembaga Ekonomi Pers adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pers dapat memamfaatkan keadaan di sekiktarnya sebagai nilai jual sehingga pers sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil prodduksinya untuk kelangsungan hidup lembaga pers itu sendiri. Pengaruh media massa pada budaya Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari: 1. skala kecil (individu) dan luas (masyarakat) 2. kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi. Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi massa, Harold Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu : 1. Siapa (who) 2. Pesannya apa (says what) 3. Saluran yang digunakan (in what channel) 4. Kepada siapa (to whom) 5. Apa dampaknya (with what effect) Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi. Dari model tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi media. Fungsi-fungsi media massa pada budaya 1. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan. 2. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah. 3. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan. 4. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan
  • 6. fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi). Pengaruh media massa pada pribadi Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang pemirsa lihat dari media. Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi memengaruhi apa yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, dimana kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga kesalahan mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka mulai menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh tersebut. Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus, mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la "Catatan si Boy". Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", dimana mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya. Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung pemirsanya menjadi lebih baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa membuat pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa cukup, atau merasa rendah dari yang lain. Kebebasan Pers di Indonesia Dengan adanya kebebasan media massa maka akhirnya mengalami pergeseran ke arah liberal pada beberapa tahun belakangan ini. Ini merupakan kebebasan pers yang terdiri dari dua jenis : Kebebasan Negatif dan Kebebasan Positif. Kebebasan negatif merupakan kebebasan yang berkaitan dnegan masyarakat dimana media massa itu hidup. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan dari interfensi pihak luar organisasi media massa yang berusaha mengendalikan, membatasi atau mengarahkan media massa tersebut.
  • 7. Kebebasan positif merupakan kebebasan yang dimiliki media massa secara organisasi dalam menentukan isi media. Hal ini berkaitan dengan pengendalian yang dijalankan oleh pemilik media dan manajer media terhadap para produser, penyunting serta kontrol yang dikenakan oleh para penyunting terhadap karyawannya. Kedua jenis kebebasan tersebut, bila melihat kondisi media massa Indonesia saat ini pada dasarnya bisa dikatakan telah diperoleh oleh media massa kita. Memang kebebasan yang diperoleh pada kenyataannya tidak bersifat mutlak, dalam arti media massa memiliki kebebasan positif dan kebebasan negatif yang kadarnya kadangkadang tinggi atau bisa dikatakan bebas yang bebas-sebebasnya tanpa kontrol sedikitpun. Hubungan antara Pers dan Jurnalistik Pers dan jurnalistik merupakan suatu kesatuan yang bergerak dalam bidang penyiaran informasi, hiburan, keterangan, dan penerangan. Artinya adalah bahwa antara pers dan jurnalistik mempunyai hubungan yang erat. Pers sebagai media komunikasi massa tidak akan berguna apabila sajiannya jauh dari prinsip-prinsip jurnalistik. Sebaliknya karya jurnalistik tidak akan bermanfaat tanpa disampaikan oleh pers sebagai medianya, bahkan boleh dikatakan bahwa pers adalah media khusus untuk digunakan dalam mewujudkan dan menyampaikan karya jurnalistik kepada khalayak (Kustadi Suhandang, 2004:40).