SlideShare a Scribd company logo
Di susun oleh :
Nama : Gina Nurul Azhar
Kelas : XII IPA 4
SMAN 1 CILILIN
Peranan Pers dalam Masyarakat
Demokratis
Pengertian pers
Sifat , fungsi dan
Peranan Pers
Perkembangan Pers di
Indonesa
Kode Etik Jurnalistik
Pers yang Bebas dan
Bertanggung jawab
Dampak
Penyalahgunaan
Kebebasan Pers
DALAM UU PERS NO 40 TAHUN 1999,
PERS ADALAH LEMBAGA SOSIAL DAN WAHANA KOMUNIKASI
MASSA YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN JURNALISTIK
MELIPUTI MENCARI, MEMPEROLEH, MEMILIKI, MENYIMPAN,
MENGOLAH, DAN MEYAMPAIKAN INFORMASI BAIK DALAM
BENTUK TULISAN, SUARA, GAMBAR, SUARA DAN GAMBAR, SERTA
DATA DAN GRAFIK MAUPUN DALAM BENTUK LAINNYA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA CETAK, MEDIA ELEKTRONIK DAN
SEGALA JENIS SALURAN YANG TERSEDIA.
Istilah Pers diberi pengertian dengan penerbitan pers.
Belakangan pengertiannya meliputi dua hal :
a. Pers dalam arti sempit, yakni media cetak dan
b. Pers dalam arti luas, yakni meliputi semua barang cetakan yang ditujukan
untuk umum sebagai pengganti istilah printed mass media.
Wartawan sebagai bagian dari pers adalah orang yang
secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik
(tulis-menulis berita).
Sifat (Falsafah) Pers, mencakup sbb :
• Liberal Democration press (Pers Demokrasi liberal),
• Communist Press (Pers Komunis),
• Authoritarian Press (Pers Otoriter ),
• Freedom and Responsibility Press (Pers Bebas dan Bertanggung-jawab),
• Development Press (Pers Pembangunan), dan
• Five Foundation Press (Pers Pancasila)
Misi dan Fungsi Pers
Pers mempunyai
misi :
1. Ikut
mencerdaskan
masyarakat,
2. Menegakkan
keadilan,
3. Memberantas
kebatilan.
Sesuai Undang-Undang Nomor
40 Tahun 1999 tentang Pers,
pada Pasal 3 antara lain
disebutkan pers nasional
berfungsi sebagai media
informasi, pendidikan,
hiburan, kontrol sosial dan
dapat juga sebagai lembaga
ekonomi.
MENURUT KUSMAN HIDAYAT, PERS MEMPUNYAI
4 FUNGSI :
1. FUNGSI PENDIDIK, YAITU MELALUI KARYA-
KARYA TERCETAKNYA, MEMBANTU
MASYARAKAT MENINGKATKAN BUDAYANYA.
2. FUNGSI PENGHUBUNG, MERUPAKAN
SARANA LALU-LINTAS HUBUNGAN ANTAR
MANUSIA.
3. FUNGSI PEMBENTUK PENDAPAT UMUM;
MELALUI RUBRIK-RUBRIK DAN KOLOM-
KOLOM TERTENTU, MERUPAKAN RUANG
UNTUK MEMBERIKAN PANDANGAN/PIKIRAN
KEPADA KHALAYAK PEMBACA.
4. FUNGSI KONTROL, PERS BERUSAHA
MELAKUKAN BIMBINGAN DAN PENGAWASAN
KEPADA MASYARAKAT TENTANG TINGKAH
LAKU YANG BENAR/YANG TIDAK
DIKEHENDAKI OLEH KHALAYAK.
PERANAN PERS
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers,
menyebutkan tentang peranan pers :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong
terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia,
serta menghormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan
informasi yang tepat, akurat dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
PERKEMBANGAN PERS DI
INDONESIA
Pers Jaman Penjajahan Belanda & Jepang
 Pemerintah penjajah Belanda memandang perlu membuat
undang-undang khusus untuk membendung pengaruh
pers Indonesia, karena menjadi momok yang harus
diperangi.
 Masa pendudukan Jepang, pers Indonesia banyak yang
berjuang tidak hanya dengan tulisan, melainkan juga
melalui : org. keagamaan, pendidikan, politik, dsb.
 Baik masa kolonial Belanda maupun Jepang,
menggambarkan bahwa kehidupan pers masa itu sangat
tertekan.
 Dengan munculnya pergerakan modern Budi Utomo (20 Mei
1908), surat kabar yang dikeluarkan lebih banyak berfungsi
sebagai alat perjuangan.
 Pers menjadi “terompet” dari organisasi pergerakan sema-
cam parlemen orang Indonesia yang terjajah.
 Pers menyuarakan kepedihan, penderitaan dan sekaligus
menjadi pendorong untuk memperbaiki nasib dan kedudukan
bangsa.
 Saat itu, pers mendapat tekanan dari pemerintah Hindia
Belanda, dengan cara memberantas dan menutup usaha
penerbitan pers pergerakan.
 Pada masa pergerakan, berdirilah Kantor Berita Nasional
Antara pada tanggal 13 Desember 1937.
Pers di Masa Pergerakan
 Pers semata-mata menjadi alat pemerintah Jepang dan
bersifat pro Jepang.
 Pers banyak mengalami penderitaan dan pengekangan
kebebasan yang lebih daripada jaman Belanda.
 Namun, ada beberapa keuntungan bagi insan pers Indonesia
yang bekerja pada penerbitan Jepang :
1. Pengalaman yang diperoleh para karyawan bertambah.
2. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam pemberitaan
makin sering dan luas.
3. Adanya pengajaran untuk rakyat agar berpikir kritis
terhadap berita yang disajikan oleh sumber-sumber
resmi Jepang.
Pers di Masa Penjajahan Jepang
 Periode revolusi fisik terjadi antara tahun 1945 sampai 1949.
 Saat itu, pers terbagi menjadi dua golongan :
a. Pers yang diterbitkan dan diusahakan Sekutu dan
Belanda yang dinamakan Pers Nica (Belanda).
b. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh orang
Indonesia yang disebut Pers Republik.
 Sesuai dengan fungsi, naluri dan tradisinya, pers harus men-
jadi penjaga kepentingan publik (public watch dog).
 Untuk menangani masalah-masalah pers, pemerintah mem-
bentuk Dewan Pers pada tanggal 17 Maret 1950, yang terdiri
dari orang-orang persuratkabaran, cendikiawan, dan pejabat-
pejabat pemerintah.
 Akibat kekuasaan pemerintah yang tidak terlawan, saat itu
organisasi-organisasi pers tidak berkutik.
Pers di Masa Revolusi Fisik
 Di era demokrasi liberal, landasan kemerdekaan pers adalah
Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950.
 Pers pada waktu itu, lebih banyak diperlakukan negatif. Selama
periode tahun 1952-1959, terjadi tindakan anti pers sebanyak
374 kali, dan yang terbanyak selama tahun 1957, yaitu
mencapai angka 125 kali.
 Awal pembatasan terhadap kebebasan pers adalah efek sam-
ping dari keluhan para wartawan thd pers Belanda dan Cina.
 Pemerintah selalu mencari cara untuk membatasi penerbitan,
karena negara tidak akan membiarkan ideologi “asing”
merongrong Undang-Undang Dasar.
 Pada akhirnya pemerintah melakukan pembredelan pers, dgn
tindakan-tindakannya yang tidak terbatas pada pers asing saja.
Pers di Era Demokrasi Liberal (1949-1959)
 Pers Terpimpin, merupakan pers yang lebih banyak menjadi
alat penguasa daripada alat penyambung lidah rakyat.
 Tahun 1960, penguasa perang mulai mengenakan sanksi-
sanksi perizinan terhadap pers dan tindakan tekanan terhadap
pers terus berlangsung.
 Memasuki tahun 1964, kondisi kebebasan pers semakin
memburuk, saat itu Kementerian Penerangan dan badan-
badannya mengontrol semua kegiatan pers.
 Tindakan-tindakan penekanan terhadap kebebasan pers
merosot, ketika ketegangan dalam pemerintahan menurun.
Para wartawan diwajibkan untuk berjanji mendukung politik
pemerintah.
Pers di Zaman Orde Lama atau Pers Terpimpin
(1956-1966)
 Di awal pemerintahan Orde Baru, lahirlah istilah Pers Pancasila.
 Masa “bulan madu” antara pers dan pemerintah, dipermanis
dengan keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1966 tentang Pokok-pokok
Pers, yang menjamin tidak ada sensor dan pembredelan.
 Sejak terjadinya “Peristiwa Malari” 1974, kebebasan pers menga-
lami set-back yang berakibat beberapa surat kabar dilarang terbit.
 Penguasa lebih menggiatkan larangan-larangan melalui telepon
supaya pers tidak menyiarkan suatu berita. Demikian juga penga-
wasan terhadap kegiatan pers dan wartawan diperketat, terutama
menjelang Sidang MPR-1978.
 Pada saat itu, pers jarang malah tidak pernah melakukan kontrol
sosial secara krisis, tegas dan berani.
 Rezim Orde Baru melihat pers tidak lebih dari sekedar institusi
politik yang harus diatur dan dikontrol seperti halnya dengan
organisasi massa dan Partai Politik.
Pers di Era Demokrasi Pancasila dan Orde Baru
 Pemerintahan pada masa reformasi sangat mempermudah izin
penerbitan pers. Akibatnya, pada awal reformasi banyak sekali
penerbitan pers atau koran-koran, majalah atau tabloid baru
bermunculan.
 Kalangan pers mulai bernafas lega ketika pemerintah
mengeluarkan UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU
No. 40/1999 tentang Pers.
 Di dalam UU Pers tsb, dengan tegas menjamin adanya kemerde-
kaan pers sebagai hak asasi manusia, tidak lagi di kenakan
penyensoran, pembredelan dan pelarangan penyiaran.
 Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum,
wartawan mempunyai hak tolak.
 Pers nasional melaksanakan peran penting dalam mengawal
demokrasi, supremasi hukum, keadilan dan kebenaran, dsb.
Kebebasan Pers di Era Reformasi
a. Landasan Hukum Pers Indonesia
2. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab Sesuai
Kode Etik Jurnalistik Dalam Masyarakat Demokratis
Di Indonesia
 Pasal 28 UUD 1945
 “Pasal 28 F UUD 1945
 “Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia
 Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 tentang Hak
Asasi Manusia Pasal 14 Ayat 1 dan 2
 Undang-undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2
dan Pasal 4 ayat 1 tentang pers
b. Norma-norma Pers Nasional
 Pers Nasional, menganut Norma-norma :
a. Keserasian sosiologis yg berpedoman pada
Pancasila,
b. Pola pikir dan kerja berdasarkan nilai-nilai gotong-
royong.
 Lingkup hubungannya pers :
a. Hubungan antara pers dan pemerintah
b. Hubungan antara pers dan masyarakat cq. golongan-
golongan dalam masyarakat.
 Hubungan antara pers dan pemerintah terjalin dalam
bentuk yang dijiwai oleh semangat persekawanan
(partnership) dalam mengusahakan terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila.
Anggota Dewan Pers terdiri dari:
1. Wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan;
2. Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi
perusahaan pers;
3. Tokoh masyarakat, ahli bidang pers atau komunikasi dan
bidang lainnya yang dipilih oleh organisasi perusahaan pers;
4. Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota;
5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana yang dimaksud
dalam ayat 3 pasal 15 ditetapkan dengan keputusan presiden;
6. Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan
sesudah itu hanya dapat dipilih kembali untuk satu periode
berikutnya.
c. Organisasi Pers
Dalam komponen sistem pers nasional, terdapat Dewan Pers.
d. Sistem Pers Nasional
Sistem pers nasional adalah sistem pers yang berlaku di
Indonesia.
Ciri khas sistem pers nasional :
1. Integrasi (integaration )
2. Keteraturan (regularity )
3. Keutuhan (wholeness )
4. Organisasi (organization )
5. Koherensi (coherence )
6. Keterhubungan (connectedness ) dan
7. Ketergantungan (interdependence ) dari
bagian-bagiannya.
e. Kode Etik Jurnalistik Dan Tanggung
Jawab Profesi Kewartawanan
Aturan main (rules of the game ) pers nasional:
 Landasan Idiil : Pancasila (Pemb UUD 1945).
 Landasan Konstitusi : Undang-Undang Dasar 1945.
 Landasan Yuridis : Undang-undang Pokok Pers.
 Landasan Strategis : GBHN.
 Landasan Profesional : Kode Etik Jurnalistik.
 Landasan Etis : Tata nilai yang berlaku dalam
masyarakat.
Kehidupan pers nasional Indonesia, merupakan produk dari
sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat yang
diproyeksikan ke dalam bidang kegiatan pers.
 Dalam menjalankan profesinya seorang wartawan harus :
a. Dengan sadar menjalankan tugas, hak, dan
kewajiban,
b. Mengemukakan apa yang sebenarnya terjadi, jelas,
terang, dan mudah dimengerti serta bersifat terbuka.
 Pers dalam pengembangan kegiatan sehari-hari harus
berada dalam konteks interaksi positif antara pers dan
Pemerintah serta masyarakat.
 Jika ada masalah dalam masyarakat, pers berupaya
membantu menjernihkan persoalan (fungsi mendidik),
bukan sebaliknya.
Pertanggungjawaban :
Kode Etik Jurnalistik
 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) telah menetapkan Kode
Etik Kewartawanan.
 Kode Etik Wartawan telah dijadikan pedoman ;
a. Sejak berdirinya PWI di Surakarta bulan Februari 1946.
b. Penegasan kembali dilaksanakan pada tgl 1 Mei 1955.
c. Kongres PWI di Medan (1955), telah dikeluarkan pengesa-
han berlakunya Kode Etik Jurnalistik tersebut.
d. Dalam sidang gabungan PWI Pusat dgn Badan Pekerja
Kongres yang berlangsung di Ujung Pandang (1968), telah
menetapkan perubahan Kode Etik Jurnalistik th 1955.
 Kode Etik Jurnalistik merupakan aturan mengenai perilaku dan
pertimbangan moral yang harus dianut dan ditaati oleh media
pers dalam siarannya.
(Hasil jejak pendapat Kompas, 12/2/2007) al :
Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media
 Dunia pers Indonesia semakin tenggelam dalam ideologi
komersial,
 Fungsi media masa sebagai alat pendidikan masyarakat tidak
lagi menjadi ciri yang kuat melekat.
 Cenderung melebih-lebihkan sebuah pemberitaan.
 Sering berbenturan dengan kepentingan pemerintah.
 Cenderung berorientasi pada aspek komersial ketimbang
idealisme.
 Penayangan adegan kekerasan di televisi sudah berlebihan,
termasuk tayangan yang berbau pornograf dan mistik.
 Wajah kebebasan pers Indonesia saat ini, justru dikhawatirkan
dapat menghancurkan moral bangsa.
KESIMPULAN
KEBEBASAN PERS ADALAH KEBEBASAN MENGEMUKAKAN
PENDAPAT,BAIK SECARA TULISAN MAUPUN LISAN MELALUI MEDIA
PERS SEPERTI HARIAN,MAJALAH DAN BULLETIN. ADAPUN LANDASAN
HUKUM KEBEBASAN PERS DI INDONESIA TERMAKSUD DALAM :
UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 1998 TENTANG KEBEBASAN
MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM.
UNDANG-UNDANG NO. 40 TAHUN 1998 TENTANG PERS.
UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN
KEHADIRAN PERS SANGAT MENDUKUNG UNTUK MENJALIN
HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH, DAN MASYARAKAT YANG
MERUPAKAN HUBUNGAN KEKERABATAN DEAN FUNGSIONAL YANG
HARUS TERUS MENERUS DIKEMBANGKAN DALAM MEKANISME
DIALOG.DALAM KONTEKS INI PERLU DIKEMBANGKAN ADANYA
MEKANISME EFEKTIF OLEH MASYARAKAT PERS ITU SENDIRI UNTUK
MENGATUR PERILAKU KEHIDUPANNYA. DAMPAK PENYALAHGUNAAN
KEBEBASAN MEDIA MASA SANGAT BERPENGARUH DALAM
KEHIDUPAN KITA, KARENA MEDIA MASA CETAK MAUPUN
ELEKTRONIK SENANTIASA HADIR DI HADAPAN KITA, DAN SENANTISA
DI NANTIKAN KEHADIRANNYA OLEH PEMBACA DAN PEMIRSA.
BANYAK PRILAKU YANG DITAMPILKAN KEPADA KITA CENDERUNG
MERUPAKAN HASIL PENIRUAN DARI MEDIA MASA BAIK PRILAKU
POSITIF MAUPUN NEGATIF.

More Related Content

What's hot

pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politik
Sekar larasati
 
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)Nasyukha Apnapryka
 
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
SMAN 2 Genteng
 
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea BudimanNilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Dhea Budiman
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
Abid Zamzami
 
Hak asasi manusia devie ambarwati (7816130656)
Hak  asasi manusia   devie ambarwati (7816130656)Hak  asasi manusia   devie ambarwati (7816130656)
Hak asasi manusia devie ambarwati (7816130656)Dhevie Ambarwati
 
Kebebasan Pers
Kebebasan PersKebebasan Pers
Kebebasan Pers
Eka Kristina Dewi
 
PUBLIC RELATIONS
PUBLIC RELATIONSPUBLIC RELATIONS
PUBLIC RELATIONStriewuland
 
Totalitarian Theory in Media
Totalitarian Theory in MediaTotalitarian Theory in Media
Totalitarian Theory in Media
karthiksn
 
Hubungan kepartaian dan pemilu
Hubungan kepartaian dan pemiluHubungan kepartaian dan pemilu
Hubungan kepartaian dan pemiluniarellyanti
 
Tgas pkn good governance
Tgas pkn good governanceTgas pkn good governance
Tgas pkn good governanceUkhty Shèýza
 
Pci
PciPci
Norma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus PersNorma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus Pers
Yohanes Widodo S.Sos, M.Sc
 
PERJANJIAN LINGGARJATI
PERJANJIAN LINGGARJATIPERJANJIAN LINGGARJATI
PERJANJIAN LINGGARJATI
Nesha Mutiara
 
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasiMengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
SMKN 1 WANAREJA - UNIVERSITAS MERCUBUANA
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Dian Permata Sari
 

What's hot (20)

pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politik
 
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)Peranan  Pers ( P Kn  X I I  S M A)
Peranan Pers ( P Kn X I I S M A)
 
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
Contoh Makalah (Orde Baru dan Reformasi)
 
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea BudimanNilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
 
Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Hak asasi manusia devie ambarwati (7816130656)
Hak  asasi manusia   devie ambarwati (7816130656)Hak  asasi manusia   devie ambarwati (7816130656)
Hak asasi manusia devie ambarwati (7816130656)
 
Kebebasan Pers
Kebebasan PersKebebasan Pers
Kebebasan Pers
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
PUBLIC RELATIONS
PUBLIC RELATIONSPUBLIC RELATIONS
PUBLIC RELATIONS
 
Totalitarian Theory in Media
Totalitarian Theory in MediaTotalitarian Theory in Media
Totalitarian Theory in Media
 
Sistem pemilu
Sistem pemiluSistem pemilu
Sistem pemilu
 
Hubungan kepartaian dan pemilu
Hubungan kepartaian dan pemiluHubungan kepartaian dan pemilu
Hubungan kepartaian dan pemilu
 
Tgas pkn good governance
Tgas pkn good governanceTgas pkn good governance
Tgas pkn good governance
 
Pci
PciPci
Pci
 
Norma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus PersNorma, Etika, dan Kasus Pers
Norma, Etika, dan Kasus Pers
 
Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..Ppt pkn PERS..
Ppt pkn PERS..
 
PERJANJIAN LINGGARJATI
PERJANJIAN LINGGARJATIPERJANJIAN LINGGARJATI
PERJANJIAN LINGGARJATI
 
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasiMengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 

Similar to Peranan pers dalam masyarakat demokratis

Pers
PersPers
Bab "Pers" Kewarganegaraan XII
Bab "Pers" Kewarganegaraan XIIBab "Pers" Kewarganegaraan XII
Bab "Pers" Kewarganegaraan XIINurul Annisa
 
Pers di indonesia
Pers di indonesiaPers di indonesia
Pers di indonesia
MeliRahmawati3
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
Hendrastuti Retno
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
prihart
 
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat DemokrasiMengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat DemokrasiTia's Diary
 
Perkembangan pers di indonesia
Perkembangan pers di indonesiaPerkembangan pers di indonesia
Perkembangan pers di indonesiawardatul_fijriya
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan persputrices
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...VJ Asenk
 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiAstika Rahayu
 
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Princa Karim
 

Similar to Peranan pers dalam masyarakat demokratis (20)

Peranan Pers
Peranan PersPeranan Pers
Peranan Pers
 
Pers
PersPers
Pers
 
Media massa atau pers
Media massa atau persMedia massa atau pers
Media massa atau pers
 
Sejarah pers
Sejarah persSejarah pers
Sejarah pers
 
Bab "Pers" Kewarganegaraan XII
Bab "Pers" Kewarganegaraan XIIBab "Pers" Kewarganegaraan XII
Bab "Pers" Kewarganegaraan XII
 
Pers di indonesia
Pers di indonesiaPers di indonesia
Pers di indonesia
 
Ppt pers
Ppt persPpt pers
Ppt pers
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat DemokrasiMengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi
 
Perkembangan pers di indonesia
Perkembangan pers di indonesiaPerkembangan pers di indonesia
Perkembangan pers di indonesia
 
Peranan pers
Peranan persPeranan pers
Peranan pers
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3Bab 3 kelas 3
Bab 3 kelas 3
 
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
Kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarak...
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
 
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pknTaqiya m 12 ipa1 pers_pkn
Taqiya m 12 ipa1 pers_pkn
 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
 
Bab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xiiBab 3 awal pers kls xii
Bab 3 awal pers kls xii
 
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
Peranan Pers (Kelompok 4 SMANSA KOTIM)
 

More from ginanurulazhar

Peranan ekonomi tiongkok terhadap perdagangan dan investasi internasional
Peranan ekonomi tiongkok terhadap perdagangan dan investasi internasionalPeranan ekonomi tiongkok terhadap perdagangan dan investasi internasional
Peranan ekonomi tiongkok terhadap perdagangan dan investasi internasionalginanurulazhar
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
ginanurulazhar
 
Observasi kolam
Observasi kolamObservasi kolam
Observasi kolam
ginanurulazhar
 
Proses pembuatan singkong
Proses pembuatan singkongProses pembuatan singkong
Proses pembuatan singkong
ginanurulazhar
 
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
ginanurulazhar
 
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka
Periodisasi sastra angkatan balai pustakaPeriodisasi sastra angkatan balai pustaka
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka
ginanurulazhar
 
Biologi - sistem endokrin
Biologi - sistem endokrinBiologi - sistem endokrin
Biologi - sistem endokrin
ginanurulazhar
 
Proses pembuatan tahu
Proses pembuatan tahuProses pembuatan tahu
Proses pembuatan tahu
ginanurulazhar
 
Proses pembuatan tempe
Proses pembuatan tempeProses pembuatan tempe
Proses pembuatan tempe
ginanurulazhar
 
Pengaruh masuknya budaya barat di indonesia
Pengaruh masuknya budaya barat di indonesiaPengaruh masuknya budaya barat di indonesia
Pengaruh masuknya budaya barat di indonesia
ginanurulazhar
 
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agamaTeori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
ginanurulazhar
 
Masa pemerintahan sby 2004 – 2009
Masa pemerintahan sby 2004 – 2009Masa pemerintahan sby 2004 – 2009
Masa pemerintahan sby 2004 – 2009
ginanurulazhar
 
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
ginanurulazhar
 
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada ManusiaSoal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
ginanurulazhar
 

More from ginanurulazhar (14)

Peranan ekonomi tiongkok terhadap perdagangan dan investasi internasional
Peranan ekonomi tiongkok terhadap perdagangan dan investasi internasionalPeranan ekonomi tiongkok terhadap perdagangan dan investasi internasional
Peranan ekonomi tiongkok terhadap perdagangan dan investasi internasional
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Observasi kolam
Observasi kolamObservasi kolam
Observasi kolam
 
Proses pembuatan singkong
Proses pembuatan singkongProses pembuatan singkong
Proses pembuatan singkong
 
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
Karya ilmiah PANDANGAN MASYARAKAT MENGENAI PEMILU 2014
 
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka
Periodisasi sastra angkatan balai pustakaPeriodisasi sastra angkatan balai pustaka
Periodisasi sastra angkatan balai pustaka
 
Biologi - sistem endokrin
Biologi - sistem endokrinBiologi - sistem endokrin
Biologi - sistem endokrin
 
Proses pembuatan tahu
Proses pembuatan tahuProses pembuatan tahu
Proses pembuatan tahu
 
Proses pembuatan tempe
Proses pembuatan tempeProses pembuatan tempe
Proses pembuatan tempe
 
Pengaruh masuknya budaya barat di indonesia
Pengaruh masuknya budaya barat di indonesiaPengaruh masuknya budaya barat di indonesia
Pengaruh masuknya budaya barat di indonesia
 
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agamaTeori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
Teori asal usul kehidupan menurut sains dan agama
 
Masa pemerintahan sby 2004 – 2009
Masa pemerintahan sby 2004 – 2009Masa pemerintahan sby 2004 – 2009
Masa pemerintahan sby 2004 – 2009
 
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
 
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada ManusiaSoal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
Soal dan pembahasan Sistem Pencernaan Pada Manusia
 

Recently uploaded

Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
annisaqatrunnadam5
 

Recently uploaded (20)

Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 

Peranan pers dalam masyarakat demokratis

  • 1. Di susun oleh : Nama : Gina Nurul Azhar Kelas : XII IPA 4 SMAN 1 CILILIN
  • 2. Peranan Pers dalam Masyarakat Demokratis Pengertian pers Sifat , fungsi dan Peranan Pers Perkembangan Pers di Indonesa Kode Etik Jurnalistik Pers yang Bebas dan Bertanggung jawab Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Pers
  • 3. DALAM UU PERS NO 40 TAHUN 1999, PERS ADALAH LEMBAGA SOSIAL DAN WAHANA KOMUNIKASI MASSA YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN JURNALISTIK MELIPUTI MENCARI, MEMPEROLEH, MEMILIKI, MENYIMPAN, MENGOLAH, DAN MEYAMPAIKAN INFORMASI BAIK DALAM BENTUK TULISAN, SUARA, GAMBAR, SUARA DAN GAMBAR, SERTA DATA DAN GRAFIK MAUPUN DALAM BENTUK LAINNYA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK, MEDIA ELEKTRONIK DAN SEGALA JENIS SALURAN YANG TERSEDIA. Istilah Pers diberi pengertian dengan penerbitan pers. Belakangan pengertiannya meliputi dua hal : a. Pers dalam arti sempit, yakni media cetak dan b. Pers dalam arti luas, yakni meliputi semua barang cetakan yang ditujukan untuk umum sebagai pengganti istilah printed mass media. Wartawan sebagai bagian dari pers adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik (tulis-menulis berita).
  • 4. Sifat (Falsafah) Pers, mencakup sbb : • Liberal Democration press (Pers Demokrasi liberal), • Communist Press (Pers Komunis), • Authoritarian Press (Pers Otoriter ), • Freedom and Responsibility Press (Pers Bebas dan Bertanggung-jawab), • Development Press (Pers Pembangunan), dan • Five Foundation Press (Pers Pancasila) Misi dan Fungsi Pers Pers mempunyai misi : 1. Ikut mencerdaskan masyarakat, 2. Menegakkan keadilan, 3. Memberantas kebatilan. Sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, pada Pasal 3 antara lain disebutkan pers nasional berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol sosial dan dapat juga sebagai lembaga ekonomi.
  • 5. MENURUT KUSMAN HIDAYAT, PERS MEMPUNYAI 4 FUNGSI : 1. FUNGSI PENDIDIK, YAITU MELALUI KARYA- KARYA TERCETAKNYA, MEMBANTU MASYARAKAT MENINGKATKAN BUDAYANYA. 2. FUNGSI PENGHUBUNG, MERUPAKAN SARANA LALU-LINTAS HUBUNGAN ANTAR MANUSIA. 3. FUNGSI PEMBENTUK PENDAPAT UMUM; MELALUI RUBRIK-RUBRIK DAN KOLOM- KOLOM TERTENTU, MERUPAKAN RUANG UNTUK MEMBERIKAN PANDANGAN/PIKIRAN KEPADA KHALAYAK PEMBACA. 4. FUNGSI KONTROL, PERS BERUSAHA MELAKUKAN BIMBINGAN DAN PENGAWASAN KEPADA MASYARAKAT TENTANG TINGKAH LAKU YANG BENAR/YANG TIDAK DIKEHENDAKI OLEH KHALAYAK.
  • 6. PERANAN PERS Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, menyebutkan tentang peranan pers : 1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui. 2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati kebhinekaan. 3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar. 4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. 5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
  • 7. PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA Pers Jaman Penjajahan Belanda & Jepang  Pemerintah penjajah Belanda memandang perlu membuat undang-undang khusus untuk membendung pengaruh pers Indonesia, karena menjadi momok yang harus diperangi.  Masa pendudukan Jepang, pers Indonesia banyak yang berjuang tidak hanya dengan tulisan, melainkan juga melalui : org. keagamaan, pendidikan, politik, dsb.  Baik masa kolonial Belanda maupun Jepang, menggambarkan bahwa kehidupan pers masa itu sangat tertekan.
  • 8.  Dengan munculnya pergerakan modern Budi Utomo (20 Mei 1908), surat kabar yang dikeluarkan lebih banyak berfungsi sebagai alat perjuangan.  Pers menjadi “terompet” dari organisasi pergerakan sema- cam parlemen orang Indonesia yang terjajah.  Pers menyuarakan kepedihan, penderitaan dan sekaligus menjadi pendorong untuk memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa.  Saat itu, pers mendapat tekanan dari pemerintah Hindia Belanda, dengan cara memberantas dan menutup usaha penerbitan pers pergerakan.  Pada masa pergerakan, berdirilah Kantor Berita Nasional Antara pada tanggal 13 Desember 1937. Pers di Masa Pergerakan
  • 9.  Pers semata-mata menjadi alat pemerintah Jepang dan bersifat pro Jepang.  Pers banyak mengalami penderitaan dan pengekangan kebebasan yang lebih daripada jaman Belanda.  Namun, ada beberapa keuntungan bagi insan pers Indonesia yang bekerja pada penerbitan Jepang : 1. Pengalaman yang diperoleh para karyawan bertambah. 2. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam pemberitaan makin sering dan luas. 3. Adanya pengajaran untuk rakyat agar berpikir kritis terhadap berita yang disajikan oleh sumber-sumber resmi Jepang. Pers di Masa Penjajahan Jepang
  • 10.  Periode revolusi fisik terjadi antara tahun 1945 sampai 1949.  Saat itu, pers terbagi menjadi dua golongan : a. Pers yang diterbitkan dan diusahakan Sekutu dan Belanda yang dinamakan Pers Nica (Belanda). b. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh orang Indonesia yang disebut Pers Republik.  Sesuai dengan fungsi, naluri dan tradisinya, pers harus men- jadi penjaga kepentingan publik (public watch dog).  Untuk menangani masalah-masalah pers, pemerintah mem- bentuk Dewan Pers pada tanggal 17 Maret 1950, yang terdiri dari orang-orang persuratkabaran, cendikiawan, dan pejabat- pejabat pemerintah.  Akibat kekuasaan pemerintah yang tidak terlawan, saat itu organisasi-organisasi pers tidak berkutik. Pers di Masa Revolusi Fisik
  • 11.  Di era demokrasi liberal, landasan kemerdekaan pers adalah Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950.  Pers pada waktu itu, lebih banyak diperlakukan negatif. Selama periode tahun 1952-1959, terjadi tindakan anti pers sebanyak 374 kali, dan yang terbanyak selama tahun 1957, yaitu mencapai angka 125 kali.  Awal pembatasan terhadap kebebasan pers adalah efek sam- ping dari keluhan para wartawan thd pers Belanda dan Cina.  Pemerintah selalu mencari cara untuk membatasi penerbitan, karena negara tidak akan membiarkan ideologi “asing” merongrong Undang-Undang Dasar.  Pada akhirnya pemerintah melakukan pembredelan pers, dgn tindakan-tindakannya yang tidak terbatas pada pers asing saja. Pers di Era Demokrasi Liberal (1949-1959)
  • 12.  Pers Terpimpin, merupakan pers yang lebih banyak menjadi alat penguasa daripada alat penyambung lidah rakyat.  Tahun 1960, penguasa perang mulai mengenakan sanksi- sanksi perizinan terhadap pers dan tindakan tekanan terhadap pers terus berlangsung.  Memasuki tahun 1964, kondisi kebebasan pers semakin memburuk, saat itu Kementerian Penerangan dan badan- badannya mengontrol semua kegiatan pers.  Tindakan-tindakan penekanan terhadap kebebasan pers merosot, ketika ketegangan dalam pemerintahan menurun. Para wartawan diwajibkan untuk berjanji mendukung politik pemerintah. Pers di Zaman Orde Lama atau Pers Terpimpin (1956-1966)
  • 13.  Di awal pemerintahan Orde Baru, lahirlah istilah Pers Pancasila.  Masa “bulan madu” antara pers dan pemerintah, dipermanis dengan keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1966 tentang Pokok-pokok Pers, yang menjamin tidak ada sensor dan pembredelan.  Sejak terjadinya “Peristiwa Malari” 1974, kebebasan pers menga- lami set-back yang berakibat beberapa surat kabar dilarang terbit.  Penguasa lebih menggiatkan larangan-larangan melalui telepon supaya pers tidak menyiarkan suatu berita. Demikian juga penga- wasan terhadap kegiatan pers dan wartawan diperketat, terutama menjelang Sidang MPR-1978.  Pada saat itu, pers jarang malah tidak pernah melakukan kontrol sosial secara krisis, tegas dan berani.  Rezim Orde Baru melihat pers tidak lebih dari sekedar institusi politik yang harus diatur dan dikontrol seperti halnya dengan organisasi massa dan Partai Politik. Pers di Era Demokrasi Pancasila dan Orde Baru
  • 14.  Pemerintahan pada masa reformasi sangat mempermudah izin penerbitan pers. Akibatnya, pada awal reformasi banyak sekali penerbitan pers atau koran-koran, majalah atau tabloid baru bermunculan.  Kalangan pers mulai bernafas lega ketika pemerintah mengeluarkan UU No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU No. 40/1999 tentang Pers.  Di dalam UU Pers tsb, dengan tegas menjamin adanya kemerde- kaan pers sebagai hak asasi manusia, tidak lagi di kenakan penyensoran, pembredelan dan pelarangan penyiaran.  Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai hak tolak.  Pers nasional melaksanakan peran penting dalam mengawal demokrasi, supremasi hukum, keadilan dan kebenaran, dsb. Kebebasan Pers di Era Reformasi
  • 15. a. Landasan Hukum Pers Indonesia 2. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik Jurnalistik Dalam Masyarakat Demokratis Di Indonesia  Pasal 28 UUD 1945  “Pasal 28 F UUD 1945  “Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia  Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 14 Ayat 1 dan 2  Undang-undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal 4 ayat 1 tentang pers
  • 16. b. Norma-norma Pers Nasional  Pers Nasional, menganut Norma-norma : a. Keserasian sosiologis yg berpedoman pada Pancasila, b. Pola pikir dan kerja berdasarkan nilai-nilai gotong- royong.  Lingkup hubungannya pers : a. Hubungan antara pers dan pemerintah b. Hubungan antara pers dan masyarakat cq. golongan- golongan dalam masyarakat.  Hubungan antara pers dan pemerintah terjalin dalam bentuk yang dijiwai oleh semangat persekawanan (partnership) dalam mengusahakan terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
  • 17. Anggota Dewan Pers terdiri dari: 1. Wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan; 2. Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi perusahaan pers; 3. Tokoh masyarakat, ahli bidang pers atau komunikasi dan bidang lainnya yang dipilih oleh organisasi perusahaan pers; 4. Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota; 5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 pasal 15 ditetapkan dengan keputusan presiden; 6. Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan sesudah itu hanya dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya. c. Organisasi Pers Dalam komponen sistem pers nasional, terdapat Dewan Pers.
  • 18. d. Sistem Pers Nasional Sistem pers nasional adalah sistem pers yang berlaku di Indonesia. Ciri khas sistem pers nasional : 1. Integrasi (integaration ) 2. Keteraturan (regularity ) 3. Keutuhan (wholeness ) 4. Organisasi (organization ) 5. Koherensi (coherence ) 6. Keterhubungan (connectedness ) dan 7. Ketergantungan (interdependence ) dari bagian-bagiannya.
  • 19. e. Kode Etik Jurnalistik Dan Tanggung Jawab Profesi Kewartawanan Aturan main (rules of the game ) pers nasional:  Landasan Idiil : Pancasila (Pemb UUD 1945).  Landasan Konstitusi : Undang-Undang Dasar 1945.  Landasan Yuridis : Undang-undang Pokok Pers.  Landasan Strategis : GBHN.  Landasan Profesional : Kode Etik Jurnalistik.  Landasan Etis : Tata nilai yang berlaku dalam masyarakat. Kehidupan pers nasional Indonesia, merupakan produk dari sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat yang diproyeksikan ke dalam bidang kegiatan pers.
  • 20.  Dalam menjalankan profesinya seorang wartawan harus : a. Dengan sadar menjalankan tugas, hak, dan kewajiban, b. Mengemukakan apa yang sebenarnya terjadi, jelas, terang, dan mudah dimengerti serta bersifat terbuka.  Pers dalam pengembangan kegiatan sehari-hari harus berada dalam konteks interaksi positif antara pers dan Pemerintah serta masyarakat.  Jika ada masalah dalam masyarakat, pers berupaya membantu menjernihkan persoalan (fungsi mendidik), bukan sebaliknya. Pertanggungjawaban :
  • 21. Kode Etik Jurnalistik  Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) telah menetapkan Kode Etik Kewartawanan.  Kode Etik Wartawan telah dijadikan pedoman ; a. Sejak berdirinya PWI di Surakarta bulan Februari 1946. b. Penegasan kembali dilaksanakan pada tgl 1 Mei 1955. c. Kongres PWI di Medan (1955), telah dikeluarkan pengesa- han berlakunya Kode Etik Jurnalistik tersebut. d. Dalam sidang gabungan PWI Pusat dgn Badan Pekerja Kongres yang berlangsung di Ujung Pandang (1968), telah menetapkan perubahan Kode Etik Jurnalistik th 1955.  Kode Etik Jurnalistik merupakan aturan mengenai perilaku dan pertimbangan moral yang harus dianut dan ditaati oleh media pers dalam siarannya.
  • 22. (Hasil jejak pendapat Kompas, 12/2/2007) al : Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media  Dunia pers Indonesia semakin tenggelam dalam ideologi komersial,  Fungsi media masa sebagai alat pendidikan masyarakat tidak lagi menjadi ciri yang kuat melekat.  Cenderung melebih-lebihkan sebuah pemberitaan.  Sering berbenturan dengan kepentingan pemerintah.  Cenderung berorientasi pada aspek komersial ketimbang idealisme.  Penayangan adegan kekerasan di televisi sudah berlebihan, termasuk tayangan yang berbau pornograf dan mistik.  Wajah kebebasan pers Indonesia saat ini, justru dikhawatirkan dapat menghancurkan moral bangsa.
  • 23. KESIMPULAN KEBEBASAN PERS ADALAH KEBEBASAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT,BAIK SECARA TULISAN MAUPUN LISAN MELALUI MEDIA PERS SEPERTI HARIAN,MAJALAH DAN BULLETIN. ADAPUN LANDASAN HUKUM KEBEBASAN PERS DI INDONESIA TERMAKSUD DALAM : UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 1998 TENTANG KEBEBASAN MENYAMPAIKAN PENDAPAT DIMUKA UMUM. UNDANG-UNDANG NO. 40 TAHUN 1998 TENTANG PERS. UNDANG-UNDANG NO. 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN KEHADIRAN PERS SANGAT MENDUKUNG UNTUK MENJALIN HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH, DAN MASYARAKAT YANG MERUPAKAN HUBUNGAN KEKERABATAN DEAN FUNGSIONAL YANG HARUS TERUS MENERUS DIKEMBANGKAN DALAM MEKANISME DIALOG.DALAM KONTEKS INI PERLU DIKEMBANGKAN ADANYA MEKANISME EFEKTIF OLEH MASYARAKAT PERS ITU SENDIRI UNTUK MENGATUR PERILAKU KEHIDUPANNYA. DAMPAK PENYALAHGUNAAN KEBEBASAN MEDIA MASA SANGAT BERPENGARUH DALAM KEHIDUPAN KITA, KARENA MEDIA MASA CETAK MAUPUN ELEKTRONIK SENANTIASA HADIR DI HADAPAN KITA, DAN SENANTISA DI NANTIKAN KEHADIRANNYA OLEH PEMBACA DAN PEMIRSA. BANYAK PRILAKU YANG DITAMPILKAN KEPADA KITA CENDERUNG MERUPAKAN HASIL PENIRUAN DARI MEDIA MASA BAIK PRILAKU POSITIF MAUPUN NEGATIF.