Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962) dalam The Structure of Scientific Revolution (Zamroni, 1992: 21).
Kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970) dalam bukunya Teori Sosial.
Tujuan utama Kuhn adlh untuk menentang asumsi yang belaku umum di kalangan ilmuan mungkin perkembangan ilmu pengetahuan itu terjadi secara kumulatif.
Mnrt Kuhn ilmu pengetahuan berkembang secara revolusi.
2. ● Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Kuhn (1962)
dalam The Structure of Scientific Revolution (Zamroni, 1992: 21).
● Kemudian dipopulerkan oleh Robert Friedrichs (1970) dalam bukunya Teori
Sosial.
● Tujuan utama Kuhn adlh untuk menentang asumsi yang belaku umum di
kalangan ilmuan mungkin perkembangan ilmu pengetahuan itu terjadi
secara kumulatif.
● Mnrt Kuhn ilmu pengetahuan berkembang secara revolusi.
● Robert Friedrichs,1970 (dalam Zamroni, 1992: 21) merumuskan paradigma
senagai suatu pandangan yang mendasar dr suatu disiplin ilmu ttg apa yang
menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari.
● George Ritzer, 1975 (dalam Zamroni, 1992: 21) mendefinisikan paradigma
sebagai pandangan yang mendasar dr para ilmuan ttg apa yang menjadi
pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang/ disiplin
ilmu pengetahuan.
3. Potensi Berbeda Paradigma
Dalam satu cabang ilmu pengetahuan tertentu dimungkinkan adanya
beberapa paradigma. Contoh teori Malthus dan Marx dalam mengkaji masalah
penduduk.
Menurut Malthus
1. Ledakan penduduk karena kemakmuran
2. Kematian penduduk karena kekurangan pangan
Menurut Marx
1. ledakan penduduk karena dipicu olek kelas kapitalis.
2. Ledakan penduduk akan hilang jika Masyarakat memasuki masa transisi dr
kapitalis ke Masyarakat sosialis.
Apabila suatu paradigma ditolak dan diganti dg paradigma yang baru maka
terjadilah scientific revolution (Kuhn, 1969, dalam Zamroni 1992:24)
4. Paradigma Fakta Sosial
Tokoh: Durkheim
● Dianggap sebagai barang sesuatu (thing) yang berbeda dg ide yang menjadi obyek
penyelidikan ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami mllui kegiatan mental murni
(spekulatif).
● Terdiri dua jenis paradigma fakta sosial:
1. dalam bentuk material, ex; arsitektur atau norma hukum,
2. dalam bentuk non material yang mempengaruhi kesadaran manusia, ex; opini.
● Dua tipe paradigma fakta sosial; yaitu struktur sosial (social structure) dan lembaga
sosial (social institution).
● 4 varian teori dalam paradigma fakta sosial, yaitu:
○ Teori struktural fungsional
○ Teori konflik
○ Teori sistem
○ Teori sosiologi makro
6. ● Tokoh utama Talcott Parsons, Robert K Merton, dan Neil Smelser
● 7 asumsi teori struktural fungsional dalam menjelaskan perubahan dalam Masyarakat:
1. Masyarakat harus dianalisis sebagai satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari
berbagai bagian yang saling berinteraksi.
2. Hubungan bisa bersifat satu arah atau timbal balik
3. Sistem sosial yang ada bersifat dinamis, di mana penyesuaian yang ada tidak perlu
banyak merubah sistem sebagai satu kesatuan yang utuh.
4. Integrasi yang sempurna di Masyarakat tidak pernah ada, senantiasa ada ketegangan,
namun ketegangan ini akan dinetralisir lewat proses pelembagaan
5. Perubahan2 akan berjalan secara gradual dan perlahan lahan sebagai suatu proses
adaptasi dan penyesuaian
6. Perubahan adlh merupakan hasil penyesuaian dr luar, tumbuh oleh adanya diferensiasi
dan inovasi
7. Sistem diintegrasikan lewat pemilikan nilai-nilai yang sama (Lauer, 1977 dalam Zamroni,
1992: 25)
7. ● Talcott Parsons mengembangkan teori yang disbt the structure of social action. Teori ini
mengemukakan ttg konsep perilaku sukarela yang mencakup beberapa elemen pokok:
1. Aktor sebagai individu.
2. Aktor memiliki tujuan yang ingin dicapai.
3. Aktor memiliki berbagai cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Aktor dihadapkan pada berbagai kondisi dan situasi yang memengaruhi pemilihan
cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan.
5. Aktor dikomando oleh nilai-nilai, norma-norma dan ide-ide dalam menentukan tujuan
yang diinginkan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tsb.
6. Perilaku, termasuk bagaimana aktor mengambil keputusan ttg cara-cara yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan, dipengaruhi oleh ide-ide dan situasi dan kondisi
yang ada (Turner, 1986 dalam Zamroni, 1992: 27).
8. ● Mnrt Parsons ada dua mekanisme yang akan mengintegrasikan sistem ke dalam sistem
kultural :
1. Mekanisme sosialisasi
2. Mekanisme kontrol sosial
● Mekanisme sosialisasi melalui penanaman nilai-nilai, bahasa dll, pada sistem personal
● Mekanisme kontrol sosial mencakup proses di mana status dan peran yang ada di
Masyarakat diorganisir ke dalam sistem sosial sehingga perbedaan/ ketegangan dapat
ditekan.
● Mekanisme kontrol antara lain:
a) Pelembagaan
b) Sanksi2
c) Aktifitas ritual
d) Penyelamatan pada keadaan kritis dan tidak normal
e) Pengintegrasian kembali agar keseimbanan dapat dicapai kembali
f) Pelembagaan kekuasaan untuk melaksanakan tatanan sosial
10. ● Beberapa asumsi (Zamroni, 1992: 30)
1. Manusia sebagai makhluk hidup memiliki sejumlah kepentingan dasar dan mereka
berusaha untuk mendapatkan kepentingan tsb.
2. Kekuasaan mendapatkan penekanan sebagai pusat hubungan sosial.
3. Ideologi dan nilai-nilai dipandang sebagai suatu senjata yang digunakan oleh
kelompok-kelompok yang berbeda, & mungkin bertentangan untuk mengejar
kepentingan mereka sendiri.
11. Proposisi Marx
1. Semakin distribusi pendapatan tidak merata semakin besar konflik kepentingan antara
kelompok atas dan bawah.
2. Semakin sadar kelompokk bawah akan kepentingan mereka bersama semakin keras
pertanyaan mereka terhadap keabsahan sistem pembagian pendapatan yang ada.
3. Semakin besar kesadaran akan interes kelompok mereka dan semakin keras pertanyaan
mereka terhadap keabsahan sistem pembagian pendapatan, semakin besar
kecenderungan mereka untuk kejasama memunculkan konflik menghadapi kelompok yang
menguasai sistem yang ada.
4. Semakin kuat kesatuan ideologi anggota kelompok bawah & semakin kuat struktur
kepemimpinan politik mereka, semakin besar kecenderungan terjadinya polarisasi yang
ada.
5. Semakin meluas polarisasi semakin keras konflik yang terjadi.
6. Semakin keras konflik yang ada, semakin besar perubahan struktural yang terjadi pada
sistem dan semakin luas proses perataan sumber-sumber ekonomi (Zamroni, 1992: 31).
12. Proposisi Max Weber
● Semakin besar derajat merosotnya legitimasi politik penguasa, semakin besar
kecenderungan timbul konflik antara kelas atas dan bawah.
● Semakin karismatik pimpinan kelompok bawah, semaki besar kemampuan kelompok
ini memobilisasi kekuatan dalam sistem, semakin besar tekanan kpada penguasa lewat
penciptaan suatu sistem undang2 dan sistem administrasi pemerintahan.
● Semakin besar sistem perundang-undangan dan administrasi pemerintahan
mendorong dan menciptakan kondisi terjadinya hubungan antara kelompok2 sosial,
kesenjangan hirarki sosial, rendahnya mobilitias vertikal, semakin cepat proses
kemerosotan legitimasi politik penguasa dan semakin besar kecenderungan
terjadinya konflik antara kelas atas dan kelas bawah (Zamroni, 1992: 31)
13. Paradigma Definisi Sosial
● Max Weber
● Teori aksi (action theory)
● Teori interaksionisme simbolik (symbolic interactionism)
● Teori fenomenologi (phenomenology)
14. ● Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang tindakan sosial antar hubungan
sosial
● Tindakan manusia dianggap sebagai sebuah bentuk tindakan sosial apabila tindakan
itu ditujukan pada orang lain.
● Manusia sebagai makhluk yang bebas untuk menciptakan dunia individu dan dunia
sosialnya.
● Inti tesis adalah “tindakan yang penuh arti” dari individu. Yang dimaksud dengan tindakan
sosial itu adalah tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai makna atau arti
subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepadan tindakan orang lain.
● Sebaliknya tindakan invidu yang hanya diarahkan kepada benda mati atau objek fisik tanpa
dihubungkan dengan tindakan orang lain bukan merupakan tindakan sosial.
15. ● Max Weber dalam memperkenalkan konsep pendekatan verstehen untuk memahami
makna tindakan seseorang, berasumsi bahwa seseorang dalam bertindak tidak haya
sekedar melaksanakannya tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berfikir dan
perilaku orang lain (I.B Wirawan,Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma, 2013 )
● Konsep pendekatan ini lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang
hendak dicapai atau in order to motive (I.B Wirawan,Teori-Teori Sosial dalam Tiga
Paradigma, 2013 )
16. Paradigma Perilaku Sosial
● B.F. Skinner
● Teori sosiologi (behavioral sociology)
● Teori pertukaran (exchange theory)
18. ● Para ahli teori pertukaran sosial berpendapat bahwa orang menghitung nilai keseluruhan
dari sebuah hubungan sosial dengan mengurangkan pengorbanannya dari penghargaan
yang diterima (Monge dan Contractor, 2003).
● Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar manusia
adalah sebagai berikut :
1. Manusia mengejar penghargaan dan menghindari hukuman.
2. Manusia adalah makhluk rasional.
3. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan
bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang lainnya.
19. Lima proposisi Teori Pertukaran Sosial
1. Proposisi Sukses
2. Proposisi Stimulus
3. Proposisi Nilai
4. Proposisi Deprivasi Satiasi
5. Proposisi restu Agresi (Poloma, 2000)
Stimulus
Respon
20. Dalam memahami proposisi yang dimaksud di atas perlu diperhatikan bahwa (Ritzer, 1985 :
92):
a. Makin tinggi ganjaran (reward) yang diperoleh atau yang akan diperoleh makin besar
kemungkinan sesuatu tingkah laku akan diulang.
b. Makin tinggi biaya atau ancaman hukuman (punishment) yang akan diperoleh makin
kecil kemungkinan tingkah laku yang serupa akan diulang.