SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Teori-Teori Sosial
Dalam Berbagai
Paradigma
Kelompok 4
Kelompok 4
1. Ajra Adzima Banjaro (228530161)
2. Azoura Wulan Ramandytha P (228530037)
3. Nurul salsabila Lubis (228530041)
4. Yessa Friscila Napitupulu (228530148)
Paradigma Fakta Sosial
Dalam Perkembangan khazanah pengetahuan manusia dewasa ini, berbagai hal
yang dijadikan sumber acuan atau sudut pandang dari pemecahan suatu persoalan
kerap juga disebut “paradigma” , seperti yang lazim kita dengar, “paradigma
pembangunan” atau “paradigma belajar” dan sebagainya. Sebutan dan penggunaan
kata “paradigma” semacam ini dapat menimbulkan berbagai macam interpretasi,
karena konteksnya sangat situasional. Tetapi apa yang dimaksud oleh Paradigma
dalam konteks ilmu sosial khususnya sosiologi, sebaiknya kita mengacu pada konsep
dan pemikitan Thomas S. Khundi dalam bukunya yang terkenal, berjudul The
Structure Of Scientific Revolutions (1962). Menurut Tomas Khun, paradigma adalah
pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan dalam ilmu
pengetahuan (sosial) tertentu. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan, bahwa sebuah
paradigma adalah jendela keilmuan yang dapat digunakan untung “melihat” dunia
sosial.
Persoalannya adalah jernih tidaknya sebuah “jendela ilmu” yang
digunakan akan sangat memengaruhi pemahaman seseorang
tentang apa dan bagaimana sesungguhnya dunia sosial itu, baik
menurut fakta subjektif maupun fakta objektif. Tetapi yang jelas,
bertitik tolak dari satu paradigma tertentu, seorang ilmuan dapat
memusatkan dan merumuskan permasalahan objek kajian yang
menjadi sasaran bidang ilmunya, lalu memilih dan menetapkan
teori dalam rumpun paradigma itu yang relevan dengan persoalan
yang tengah dikaji, serta menetapkan metode penelitian untuk
mencari dan menemukan jawaban atau bukti-bukti empirisnya di
lapangan.
Paradigma Fakta Sosial ini melihat masyarakat manusia dari sudut
pandang makro strukturnya. Menurut paradigma ini, kehidupan
masyarakat dilihat sebagai realitas yang berdiri sendiri, lepas dari
persoalan apakah individu-individu anggota masyarakat itu suka
atau tidak suka, setuju atau tidak setuju. Masyarakat jika dilihat dari
struktur sosialnya (dalam bentuk perorganisasiannya) tentulah
memiliki seperangkat aturan (apakah itu undang-undang, hierarki
kekuasaan dan wewenang, sistem peraadilan, serangkaian peran
sosial, nilai dan norma, pranata sosial, atau pendek kata
kebudayaan) yang secara analitis merupakan fakta yang terpisah
dari individu warga masyarakat akan tetapi dapat memengaruhi
perilaku kesehariannya.
Teori-Teori Dalam Lingkup Paradigma Fakta Sosial
Teori-teori besar yang berada dalam lingkup paradigma fakta sosial, antara
lain :
Teori struktural sungsional, Teori struktural konflik, atau kerap disebut juga
teori konflik, teori sistem, dan teori-teoori sosiologi makro lainnya. Teori-
teori ini pada dasarnya mneganalilis peran dan pengaruh dari struktur
sosial terhadap individu dalam masyarakat, seperti : pranata-pranata sosial,
nama sosial, kelas sosial, social control, atau kekuasaan danain; yang
tampak berada di luar individu, akan tetapi dapat memengaruhi
kelangsungan dan mungkin juga perubahan dalam masyarakat yang
bersangkutan.
Paradigma Definisi Sosial
Berbeda dengan Paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial tidak
berangkat dari sudut pandang fakta sosial yang objektif, seperti
struktur-struktur makro dan pranata-pranata sosial yang ada dalam
masyarakat. Paradigma definisi sosial justru bertolak dari proses
berpikir masnusia itu sendiri sebagai individu. Dalam merancang dan
mendefinisikan makna dan interaksi sosial, individu dilihat sebagai
pelaku tindakan yang bebas tetapi tetap bertanggung jawab. Atrinya, di
dalam bertindak atau berinteraksi itu, seseorang tetap di bawah
pengaruh bayang-bayang struktur sosial dan pranata-pranata dalam
masyarakat, tetapi fokus perhatian paradigma ini tetap pada individu
dengan tindakannya itu.
Menurut paradigma ini, proses-proses aksi dan interaksi yang
bersumber pada kemauan individu itulah yang menjadi pokok
persoalan dari paradigma ini. Paradigma ini memandang, bahwa
hakikat dari realitas sosial itu (dalam banyak hal) lebih bersifat
subjektif dibandingkan objektif menyangkut keinginan dan
tindakan individual. Dengan kata lain,realita sosial itu, lebih
didasarkan kepada definisi subjektif dari pelaku-pelaku individual.
Jadi, menurut paradigma ini tindakan sosial tidak pertama-tama
menunjuk kepada struktur-struktur sosial, tetapi sebaliknya,
bahwa struktur sosial itu merujuk pada makna tindakan yang
telah dilakukan oleh individu-individu anggota masyarakat itu.
TEORI SOSIAL DALAM LINGKUP PARADIGMA DEFINISI SOSIAL
Teori-teori yang berada dalam lingkup paradigma definisi sosial antara
lain :
1) Teori analisis tindakan sosial yang lebih dikenal de ngan teori social
action oleh Max Weber
2) Teori konstruksi sosial Peter Ludwig Berger dan Thomas Luckmann
3) Teori Interaksionisme Simbolis George Herbert Mead dan Herbert
Blumer
4) Teori Fenomenologi Edmund Husserl
5) Teori Etnometodologi
6) Teori eksistensialisme.
PARADIGMA PERILAKU SOSIAL
Berbeda dengan paradigma definisi sosial yang sudah dijelaskan di muka,
maka di dalam paradigma perilaku sosial ini sangat menekankan pada
pendekatan yang bersifat objektif empiris. Meskipun sama-sama berangkat
dari pusat perhatian yang sama, yakni “interaksi antarmanusia,” tetapi
paradigma perilaku sosial menggunakan sudut pandang “perilaku sosial yang
teramati dan dapat dipelajari.” Jadi, dalam paradigma ini perilaku sosial itulah
yang menjadi persoalan utama, karena dapat diamati dan dipelajari secara
empiris. Sementara apa yang ada di balik perilaku itu (misalnya saja: maksud
dari perilaku tertentu, motivasi di balik perilaku itu, kebebasan, tanggung
jawab) berada di luar sudut pandang paradigma perilaku sosial ini.
Sebagaimana dijelaskan oleh George Ritzer (1980) dan dalam Ritzer
dan Douglas J. Goodman, (2008), bahwa sosiologi menerima
paradigma ini karena paradigma perilaku sosial memusatkan
perhatian pada persoalan tingkah laku dan pengulangan tingkah
laku tertentu sebagai pokok persoalan. Dalam paradigma ini,
perilaku manusia dalam interaksi sosial itu dilihat sebagai respons
atau tanggapan (reaksi mekanis yang bersifat otomatis) dari
sejumlah stimulus atau rangsangan yang muncul dalam interaksi
tersebut. Reaksi mekanis dan otomatis seperti itu kerap terjadi
dalam interaksi antar-individu tertentu.
Dalam dunia politik, pihak-pihak yang berkepentingan dalam Pemilu
sebagai contoh, kerap kali menaruh perhatian besar pada teknik-
teknik yang memastikan perilaku rakyat—memilih figur yang
diinginkan. Di negara-negara totaliter umumnya mendukung
paradigma ini, karena manusia dipandang sebagai individu yang
perilakunya bersifat deterministik, sehingga mudah dimanipulasi
baik melalui indoktrinasi, brain-washing, maupun dalam bentuk
aksi-aksi propaganda sepihak. Adakalanya perilaku manusia tidak
berbeda jauh dengan perilaku binatang, meskipun kita tahu
manusia mampu berpikir dalam bertindak, tetapi pikirannya itu
kerap mengikuti pola tertentu yang kurang lebih sama.
Tokoh utama yang bernaung di balik paradigma perilaku sosial ini
dapatlah disebutkan nama George C. Homans, yang telah
memperkenalkan teori pertukaran sosial (Exchange theory).
Manusia digambarkan sebagai individu yang bertindak selalu atas
dasar kepentingan-kepentingan tertentu, dan oleh karenanya
masalah utama sosiologi (menurut paradigma ini) adalah mencari
dan menelaah kepentingan-kepentingan itu. Sebaliknya, untuk
mengetahui cita-cita, keyakinan, dan kebebasan individu, di balik
perilakunya (dalam paradigma ini) hanya dipandang sebagai mitos
atau day dreaming yang sulit dibuktikan secara empiris.
Ketiga, paradigma yang baru saja dijelaskan di muka semuanya
masuk akal, dan demikian pula dengan teori-teori yang dibangun di
atasnya. Masing-masing mengungkapkan sebagian kebenaran,
dengan asumsi-asumsi teoretis dan sudut pandang tertentu dalam
memahami dunia sosial yang kompleks dan luas itu. Sudah barang
tentu bangunanbangunan teori dari masing-masing paradigma itu
dengan sendirinya memiliki sejumlah kelebihan dan sekaligus pula
sejumlah kelemahan menurut sudut pandang tertentu, apalagi
sudut pandang itu memang berbeda. Para sosiolog besar seperti
Emile Durkheim, Max Weber, atau Talcott Parsons pun tidak pernah
menyatakan bahwa paradigma yang mereka bangun adalah
paradigma yang absolut benar dalam sosiologi.
Sekian
Terima Kasih
Back Stop

More Related Content

Similar to kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx

Perspektif ilmu komunikasi
Perspektif ilmu komunikasiPerspektif ilmu komunikasi
Perspektif ilmu komunikasiera_nt
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Diyah Perwitosari
 
Pemikiran karl mannheim
Pemikiran karl mannheimPemikiran karl mannheim
Pemikiran karl mannheimSuff Fyee
 
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...FakhrurraziSHIMSiFak
 
I. sos sbg ilmu ttg masy_SMAN 1 Kejayan Kab. Pasuruan
I. sos sbg ilmu ttg masy_SMAN 1 Kejayan Kab. PasuruanI. sos sbg ilmu ttg masy_SMAN 1 Kejayan Kab. Pasuruan
I. sos sbg ilmu ttg masy_SMAN 1 Kejayan Kab. PasuruanHeru Paryono
 
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...Sal Wan
 
Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..robin2dompas
 
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologiBincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologiSyahirah Umar
 
Tugas sosiologi komunikasi -Devi Maryanti 44322010003
Tugas sosiologi komunikasi -Devi Maryanti 44322010003Tugas sosiologi komunikasi -Devi Maryanti 44322010003
Tugas sosiologi komunikasi -Devi Maryanti 44322010003Pigi24
 
Bab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodernBab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodernEver Dethan
 
Power point sap-sosiologi-32
Power point sap-sosiologi-32Power point sap-sosiologi-32
Power point sap-sosiologi-32dinnianggra
 
Sociology as a science that analyses society
Sociology as a science that analyses societySociology as a science that analyses society
Sociology as a science that analyses societyMalik Fauzi
 
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxPertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxnairaazkia89
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordKaer Bikers
 
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Rizki Gumilar
 
Bab 1 sosiologi dan pembelajaran
Bab 1 sosiologi dan pembelajaranBab 1 sosiologi dan pembelajaran
Bab 1 sosiologi dan pembelajaranAsyikin4996
 

Similar to kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx (20)

Perspektif ilmu komunikasi
Perspektif ilmu komunikasiPerspektif ilmu komunikasi
Perspektif ilmu komunikasi
 
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
Review ‘Social Movements: Changing Paradigms and Forms of Politics’ tulisan M...
 
7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi7 Tradisi Komunikasi
7 Tradisi Komunikasi
 
8.5 teori interaksionisme
8.5 teori interaksionisme8.5 teori interaksionisme
8.5 teori interaksionisme
 
Pemikiran karl mannheim
Pemikiran karl mannheimPemikiran karl mannheim
Pemikiran karl mannheim
 
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
 
I. sos sbg ilmu ttg masy_SMAN 1 Kejayan Kab. Pasuruan
I. sos sbg ilmu ttg masy_SMAN 1 Kejayan Kab. PasuruanI. sos sbg ilmu ttg masy_SMAN 1 Kejayan Kab. Pasuruan
I. sos sbg ilmu ttg masy_SMAN 1 Kejayan Kab. Pasuruan
 
Sosiologi dan politik
Sosiologi dan politikSosiologi dan politik
Sosiologi dan politik
 
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
Documents.tips kps 3014-pengurusan-pembelajaran-kumpulan-j-sosiologi-dan-pemb...
 
Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..Soakes prodigigi 2,3,4..
Soakes prodigigi 2,3,4..
 
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologiBincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
Bincangkan sumbangan utama emile durkheim terhadap displin sosiologi
 
Tugas sosiologi komunikasi -Devi Maryanti 44322010003
Tugas sosiologi komunikasi -Devi Maryanti 44322010003Tugas sosiologi komunikasi -Devi Maryanti 44322010003
Tugas sosiologi komunikasi -Devi Maryanti 44322010003
 
Bab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodernBab. 6. teori postmodern
Bab. 6. teori postmodern
 
Power point sap-sosiologi-32
Power point sap-sosiologi-32Power point sap-sosiologi-32
Power point sap-sosiologi-32
 
Sociology as a science that analyses society
Sociology as a science that analyses societySociology as a science that analyses society
Sociology as a science that analyses society
 
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptxPertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
Pertemuan 12- Pemikiran ekonomi ISlam Mazhab Kritis.pptx
 
Paradigma sosiologi
Paradigma sosiologiParadigma sosiologi
Paradigma sosiologi
 
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - WordPresentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
Presentasi Teori Komunikasi Kelompok 3 - Word
 
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
Teori Anomie jika dihubungkan dengan Kejahatan Bunuh Diri
 
Bab 1 sosiologi dan pembelajaran
Bab 1 sosiologi dan pembelajaranBab 1 sosiologi dan pembelajaran
Bab 1 sosiologi dan pembelajaran
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

kelompok-4-teori-teori-sosial keluarga.pptx

  • 2. Kelompok 4 1. Ajra Adzima Banjaro (228530161) 2. Azoura Wulan Ramandytha P (228530037) 3. Nurul salsabila Lubis (228530041) 4. Yessa Friscila Napitupulu (228530148)
  • 3. Paradigma Fakta Sosial Dalam Perkembangan khazanah pengetahuan manusia dewasa ini, berbagai hal yang dijadikan sumber acuan atau sudut pandang dari pemecahan suatu persoalan kerap juga disebut “paradigma” , seperti yang lazim kita dengar, “paradigma pembangunan” atau “paradigma belajar” dan sebagainya. Sebutan dan penggunaan kata “paradigma” semacam ini dapat menimbulkan berbagai macam interpretasi, karena konteksnya sangat situasional. Tetapi apa yang dimaksud oleh Paradigma dalam konteks ilmu sosial khususnya sosiologi, sebaiknya kita mengacu pada konsep dan pemikitan Thomas S. Khundi dalam bukunya yang terkenal, berjudul The Structure Of Scientific Revolutions (1962). Menurut Tomas Khun, paradigma adalah pandangan yang mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan dalam ilmu pengetahuan (sosial) tertentu. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan, bahwa sebuah paradigma adalah jendela keilmuan yang dapat digunakan untung “melihat” dunia sosial.
  • 4. Persoalannya adalah jernih tidaknya sebuah “jendela ilmu” yang digunakan akan sangat memengaruhi pemahaman seseorang tentang apa dan bagaimana sesungguhnya dunia sosial itu, baik menurut fakta subjektif maupun fakta objektif. Tetapi yang jelas, bertitik tolak dari satu paradigma tertentu, seorang ilmuan dapat memusatkan dan merumuskan permasalahan objek kajian yang menjadi sasaran bidang ilmunya, lalu memilih dan menetapkan teori dalam rumpun paradigma itu yang relevan dengan persoalan yang tengah dikaji, serta menetapkan metode penelitian untuk mencari dan menemukan jawaban atau bukti-bukti empirisnya di lapangan.
  • 5. Paradigma Fakta Sosial ini melihat masyarakat manusia dari sudut pandang makro strukturnya. Menurut paradigma ini, kehidupan masyarakat dilihat sebagai realitas yang berdiri sendiri, lepas dari persoalan apakah individu-individu anggota masyarakat itu suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju. Masyarakat jika dilihat dari struktur sosialnya (dalam bentuk perorganisasiannya) tentulah memiliki seperangkat aturan (apakah itu undang-undang, hierarki kekuasaan dan wewenang, sistem peraadilan, serangkaian peran sosial, nilai dan norma, pranata sosial, atau pendek kata kebudayaan) yang secara analitis merupakan fakta yang terpisah dari individu warga masyarakat akan tetapi dapat memengaruhi perilaku kesehariannya.
  • 6. Teori-Teori Dalam Lingkup Paradigma Fakta Sosial Teori-teori besar yang berada dalam lingkup paradigma fakta sosial, antara lain : Teori struktural sungsional, Teori struktural konflik, atau kerap disebut juga teori konflik, teori sistem, dan teori-teoori sosiologi makro lainnya. Teori- teori ini pada dasarnya mneganalilis peran dan pengaruh dari struktur sosial terhadap individu dalam masyarakat, seperti : pranata-pranata sosial, nama sosial, kelas sosial, social control, atau kekuasaan danain; yang tampak berada di luar individu, akan tetapi dapat memengaruhi kelangsungan dan mungkin juga perubahan dalam masyarakat yang bersangkutan.
  • 7. Paradigma Definisi Sosial Berbeda dengan Paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial tidak berangkat dari sudut pandang fakta sosial yang objektif, seperti struktur-struktur makro dan pranata-pranata sosial yang ada dalam masyarakat. Paradigma definisi sosial justru bertolak dari proses berpikir masnusia itu sendiri sebagai individu. Dalam merancang dan mendefinisikan makna dan interaksi sosial, individu dilihat sebagai pelaku tindakan yang bebas tetapi tetap bertanggung jawab. Atrinya, di dalam bertindak atau berinteraksi itu, seseorang tetap di bawah pengaruh bayang-bayang struktur sosial dan pranata-pranata dalam masyarakat, tetapi fokus perhatian paradigma ini tetap pada individu dengan tindakannya itu.
  • 8. Menurut paradigma ini, proses-proses aksi dan interaksi yang bersumber pada kemauan individu itulah yang menjadi pokok persoalan dari paradigma ini. Paradigma ini memandang, bahwa hakikat dari realitas sosial itu (dalam banyak hal) lebih bersifat subjektif dibandingkan objektif menyangkut keinginan dan tindakan individual. Dengan kata lain,realita sosial itu, lebih didasarkan kepada definisi subjektif dari pelaku-pelaku individual. Jadi, menurut paradigma ini tindakan sosial tidak pertama-tama menunjuk kepada struktur-struktur sosial, tetapi sebaliknya, bahwa struktur sosial itu merujuk pada makna tindakan yang telah dilakukan oleh individu-individu anggota masyarakat itu.
  • 9. TEORI SOSIAL DALAM LINGKUP PARADIGMA DEFINISI SOSIAL Teori-teori yang berada dalam lingkup paradigma definisi sosial antara lain : 1) Teori analisis tindakan sosial yang lebih dikenal de ngan teori social action oleh Max Weber 2) Teori konstruksi sosial Peter Ludwig Berger dan Thomas Luckmann 3) Teori Interaksionisme Simbolis George Herbert Mead dan Herbert Blumer 4) Teori Fenomenologi Edmund Husserl 5) Teori Etnometodologi 6) Teori eksistensialisme.
  • 10. PARADIGMA PERILAKU SOSIAL Berbeda dengan paradigma definisi sosial yang sudah dijelaskan di muka, maka di dalam paradigma perilaku sosial ini sangat menekankan pada pendekatan yang bersifat objektif empiris. Meskipun sama-sama berangkat dari pusat perhatian yang sama, yakni “interaksi antarmanusia,” tetapi paradigma perilaku sosial menggunakan sudut pandang “perilaku sosial yang teramati dan dapat dipelajari.” Jadi, dalam paradigma ini perilaku sosial itulah yang menjadi persoalan utama, karena dapat diamati dan dipelajari secara empiris. Sementara apa yang ada di balik perilaku itu (misalnya saja: maksud dari perilaku tertentu, motivasi di balik perilaku itu, kebebasan, tanggung jawab) berada di luar sudut pandang paradigma perilaku sosial ini.
  • 11. Sebagaimana dijelaskan oleh George Ritzer (1980) dan dalam Ritzer dan Douglas J. Goodman, (2008), bahwa sosiologi menerima paradigma ini karena paradigma perilaku sosial memusatkan perhatian pada persoalan tingkah laku dan pengulangan tingkah laku tertentu sebagai pokok persoalan. Dalam paradigma ini, perilaku manusia dalam interaksi sosial itu dilihat sebagai respons atau tanggapan (reaksi mekanis yang bersifat otomatis) dari sejumlah stimulus atau rangsangan yang muncul dalam interaksi tersebut. Reaksi mekanis dan otomatis seperti itu kerap terjadi dalam interaksi antar-individu tertentu.
  • 12. Dalam dunia politik, pihak-pihak yang berkepentingan dalam Pemilu sebagai contoh, kerap kali menaruh perhatian besar pada teknik- teknik yang memastikan perilaku rakyat—memilih figur yang diinginkan. Di negara-negara totaliter umumnya mendukung paradigma ini, karena manusia dipandang sebagai individu yang perilakunya bersifat deterministik, sehingga mudah dimanipulasi baik melalui indoktrinasi, brain-washing, maupun dalam bentuk aksi-aksi propaganda sepihak. Adakalanya perilaku manusia tidak berbeda jauh dengan perilaku binatang, meskipun kita tahu manusia mampu berpikir dalam bertindak, tetapi pikirannya itu kerap mengikuti pola tertentu yang kurang lebih sama.
  • 13. Tokoh utama yang bernaung di balik paradigma perilaku sosial ini dapatlah disebutkan nama George C. Homans, yang telah memperkenalkan teori pertukaran sosial (Exchange theory). Manusia digambarkan sebagai individu yang bertindak selalu atas dasar kepentingan-kepentingan tertentu, dan oleh karenanya masalah utama sosiologi (menurut paradigma ini) adalah mencari dan menelaah kepentingan-kepentingan itu. Sebaliknya, untuk mengetahui cita-cita, keyakinan, dan kebebasan individu, di balik perilakunya (dalam paradigma ini) hanya dipandang sebagai mitos atau day dreaming yang sulit dibuktikan secara empiris.
  • 14. Ketiga, paradigma yang baru saja dijelaskan di muka semuanya masuk akal, dan demikian pula dengan teori-teori yang dibangun di atasnya. Masing-masing mengungkapkan sebagian kebenaran, dengan asumsi-asumsi teoretis dan sudut pandang tertentu dalam memahami dunia sosial yang kompleks dan luas itu. Sudah barang tentu bangunanbangunan teori dari masing-masing paradigma itu dengan sendirinya memiliki sejumlah kelebihan dan sekaligus pula sejumlah kelemahan menurut sudut pandang tertentu, apalagi sudut pandang itu memang berbeda. Para sosiolog besar seperti Emile Durkheim, Max Weber, atau Talcott Parsons pun tidak pernah menyatakan bahwa paradigma yang mereka bangun adalah paradigma yang absolut benar dalam sosiologi.