SlideShare a Scribd company logo
BERPIKIR &
INTELIGENSI
BERPIKIR
• Berpikir adalah proses
dinamis, dimana individu
bertindak aktif dalam
menghadapi hal-hal yang
bersifat abstrak
• Pada proses berpikir
individu membuat
hubungan antara obyek
yang menjadi pokok
permasalahan dengan
bagian-bagian
pengetahuan yang sudah
dimilikinya. Bagian dari
pengetahuan adalah
segala sesuatu yang sudah
diperolehnya dalam ujud
pengertian-pengertian
1. Pembentukan pengetian
2. Pembentukan pendapat
3. Penarikan kesimpulan
(pembentukan keputusan)
Proses berpikir
1. Pembentukan Pengertian
Pengertian logis dibentuk melalui empat tingkat,yakni
a. Menganalisis ciri-ciri sejumlah obyek yang
sejenis  diperhatikan unsurnya satu persatu
b. Membandingkan ciri-ciri tersebut untuk
ditemukan ciri yang sama dan selalu ada
serta yang hakiki
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan,
membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan
menangkap ciri-ciri yang hakiki
d. Pembentukan pengertian
2. Pembentukan Pendapat
• Pembentukan pendapat,
yakni meletakkan
hubungan antara dua buah
pengertian atau lebih.
• Pendapat yang dinyatakan
dalam bahasa disebut
kalimat yang terdiri dari
pokok kalimat/subyek,
sebutan dan predikat.
• Ada tiga macam pendapat:
a. Pendapat afirmatif/positip 
pendapat yang mengiyakan,
yang secara tegas menyatakan
keadaan sesuatu, misalnya si
Ani itu rajin, si Wawan itu
pandai
b. Pendapat negatif  pendapat
yang secara tegas menerangkan
tentang tidak adanya sesuatu
sifat pada sesuatu hal, misalnya
si Wawan tidak bodoh, si Ani
tidak malas
c. Pendapat modalitas
(kebarangkalian) pendapat
yang menerangkan
kebarangkalian atau
kemungkinan-kemungkinan
sesuatu sifat pada sesuatu hal,
misalnya hari ini mungkin hujan
3. Penarikan kesimpulan/pembentukan keputusan
a. Keputusan induktif keputusan yang diambil dari
pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum.
Contoh: tembaga, besi, perak dipanaskan memuai. Jadi
semua logam dipanaskan memuai.
b. Keputusan deduktif keputusan yang ditarik dari hal
umum ke khusus. Misalnya: semua logam dipanaskan
memuai. Besi adalah logam. Jadi besi dipanaskan memuai.
c. Keputusan analogis keputusan diperolehdengan jalan
membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-
pendapat khusus yang telah ada. Contoh: Totok anak
pandai, naik kelas. Titik anak pandai, naik kelas. Jadi
Wawan anak yang pandai itu tentu naik kelas.
Tipe-tipe Berpikir
A. Berpikir Reflektif
• Berpikir reflektif adalah kemampuan individu di dalam menyeleksi
pengetahuan yang pernah diperolehnya, yang relevan dengan tujuan
pemecahan masalah, serta memanfaatkannya secara efektif di dalam
memecahkan masalahnya.
• Apabila seseorang individu ingin mencapai sesuatu tujuan, ia harus
dapat memecahkan masalah-masalah yang menghambatnya. Apabila
individu dapat menemukan cara-cara untuk mengatasi hambatan
yang ada, dan akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
maka berarti individu sudah melakukan berpikirreflektif.
• Di dalam berpikir reflektif tidak semata-mata tergantung pada
pengetahuan yang ada pada masing-masing individu, karena adanya
perbedaan individual, ada yang dapat memanfaatkan
pengetahuannya untuk pemecahan maslah, ada yang tidak dapat.
Berpikir menurut Skinner
Tergantung 2 hal:
• Kompleksitas
problemnya
• Individu ybs
Berdasarkan 2 hal tersebut,
taraf berpikir dibedakan :
1. Taraf binatang, dibedakan menjadi
a.instingtif  digunakan untuk
memecahkan maslah yang sederhana
dan bersifat survival, bersifat universal,
cara pemecahan masalahnya dari
generasi ke generasi (ontogenetis),
tidak termodifikasi
b. trial and error  secara coba-coba
c.insight  tahu hubungan antara
fasilitas dengan pemecahan masalah
2. Taraf manusia
a.secara insight
b.hasil pemecahan masalah dapat
digunakan sebagai dasar perencanaan
dan estimasi pada masalah-masalah
lain
Langkah-langkah berpikir reflektif
1. Individu merasakan adanya suatu problem
2. Individu mengerti problemnya dan dapat
menegaskan permasalahannya
3. Mengajukan kemungkinan pemecahannya 
hipotesis
4. Mengumpulkan informasi-informasi untuk
dianalisis
5. Mengambil kesimpulan  hipotesis
diterima/tidak
6. Mengadakan generalisasi
Dia n Se pti P u r n a m
B. Berpikir Kreatif
• Dalam berpikir
kreatif, orang
berusaha
mencetuskan
ide-ide/kreasi
atau berusaha
menimbulkan
inspirasi
1. Tahap persiapan
(pengumpulan
bahan)
2. Tahap inkubasi
3. Tahap insight
Berpikir kreatif
meliputi 3 tahap
Inteligensi
• Inteligensi dan kepribadian sebenarnya
tidak dapat dipisahkan, dan inteligensi
merupakan salah satu aspek dari
kepribadian
• Inteligensi mempunyai sumbangan penting
dan berperanan sangat menonjol dalam
setiap tingkah laku individu, misalnya
dalam kasus pekerjaan dan sekolah
Pengertian Inteligensi
• Menurut Branca: inteligensi adalah kemampuan untuk
melakukan penyesuaian terhadap lingkungan secara
efektif
• Menurut Wechsler: inteligensi adalah kemampuan
keseluruhan untuk bertindak secara rasional dalam
menghadapi lingkungan secara efektif
• Menurut Woodworth: inteligensi dikaitkan dengan test
dan cara-cara individu dalam menghadapi situasi tersebut
gagal/berhasil. Inteligensi merupakan kualitas bukan
kuantitas.
kemampuan menurut Woodworth:
 kemampuan potensial: kemampuan yang belum
digunakan, contohnya inteligensi
 kemampuan aktual: kemampuan yang terlihat
saat ini yang diperoelh karena derajad, contohnya
kepandaian
Pengertian Inteligensi
(Vernon)
• Inteligensi adalah kapasitas bawaan yang
diterima anak dari orangtua melalui gen yang
natinya menentukan perkembangan mentalnya
berhubungan dengan genotype, disebut
inteligensiA.
• Inteligensi mengacu pada “pandai”, cepatdalam
bertindak, bagus dalam penalaran dan
pemahaman, efisien dalam aktivitas mental
berhubungan dengan phenotype, disebut
inteligensi B.
• Inteligensi adalah umur mental atau IQ atauskor
dari test inteligensi  disebut inteligensiC.
Pengertian inteligensi
(Cattell)
Inteligensi sebagai
faktor umum (G) 
diklasifikasikan
sebagai a. Fluid Intelligence (Gf)
adalah pengaruh faktor
biologis pada
perkembangan intelek
b. Crystallised Intelligence
(Gc) adalah hasil
interaksi kemampuan
bawaan dengan
kebudayaan, pendidikan
dan pengalaman
Intelligence Quotient
(IQ)
• Istilah IQ pertama kali dikemukakan
William Stern (1912)
• Hasil tes inteligensi berbentuk IQ, tapi ada
juga yang berupa tingkatan atau grade
Klasifikasi IQ (Crow dan Crow)
Klasifikasi IQ
Genius 140 ke atas
Very Superior 130 – 139
Superior 120 – 129
Above Average 110 – 119
Average 91 – 109
Below Average 80 – 90
Dull/Borderline 70 – 79
Feeble minded-moron 50 – 69
Feeble minded-imbecile dan 49 ke bawah
idiot
Debil/Moron
• Angka IQnya 50 – 69
• Dapat menulis dan membaca, sehingga dapat
bekerja dengan pekerjaan yang sederhana
• Pengendalian emosinya kurang
• Mudah terlibat pada tingkah laku yangkurang
baik
• Tingkah laku debil dewasa seperti anakberusia
7 – 10 tahun
Imbecile
• Tingkat IQnya sekitar 25 – 49
• Dapat melakukan aktivitas kehidupansehari-hari
tanpa bantuan orang lain, misalnya berpakaian,
makan, minum
• Dapat dilatih melakukan pekerjaanyang
sederhana dan bersifat rutin, misalnya
mengambil telur dari kandang
• Masih membutuhkan perawatan
• Imbecile dewasa tingkah lakunya sepertianak
berusia 5 – 7 tahun
Idiot
• Mempunyai IQ kurang dari 25
• Merupakan tingkatan feeble
minded yang paling berat
• Tidak dapat mengurus dirinya
sendiri
• Tingkatan yang terberat anak
idiot hanya dapat berbicara
beberapa kata

More Related Content

What's hot

Prinsip prinsip perkembangan
Prinsip prinsip perkembanganPrinsip prinsip perkembangan
Prinsip prinsip perkembangan
evi07
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Afra Balqis
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
Kirenius Wadu
 
Pendekatan behavior
Pendekatan behaviorPendekatan behavior
Pendekatan behavior
tidalambk
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Ai Nurhasanah
 
Metode-metode Penelitian dalam Psikologi
Metode-metode Penelitian dalam PsikologiMetode-metode Penelitian dalam Psikologi
Metode-metode Penelitian dalam Psikologi
Ummu Faizah
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
ONe's Iwan
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
Nur Arifaizal Basri
 
Problem solving2
Problem solving2Problem solving2
Problem solving2
elmakrufi
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi ppt
Melz Mutz
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Ai Nurhasanah
 

What's hot (20)

Prinsip prinsip perkembangan
Prinsip prinsip perkembanganPrinsip prinsip perkembangan
Prinsip prinsip perkembangan
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Presentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologiPresentasi sejarah psikologi
Presentasi sejarah psikologi
 
Pendekatan behavior
Pendekatan behaviorPendekatan behavior
Pendekatan behavior
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
 
Metode-metode Penelitian dalam Psikologi
Metode-metode Penelitian dalam PsikologiMetode-metode Penelitian dalam Psikologi
Metode-metode Penelitian dalam Psikologi
 
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1  pengantar psikologi abnormalPertemuan 1  pengantar psikologi abnormal
Pertemuan 1 pengantar psikologi abnormal
 
14. gordon allport
14. gordon allport14. gordon allport
14. gordon allport
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
Problem solving2
Problem solving2Problem solving2
Problem solving2
 
Psikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasaPsikologi perkembangan dewasa
Psikologi perkembangan dewasa
 
Intelegensi ppt
Intelegensi pptIntelegensi ppt
Intelegensi ppt
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
 
Teori Konseling PPK
Teori Konseling PPKTeori Konseling PPK
Teori Konseling PPK
 

Similar to materi psikologi umum berpikir dan intelegensi

Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otak
Mumuh Al-musthofa
 

Similar to materi psikologi umum berpikir dan intelegensi (20)

Definisi berpikir
Definisi berpikirDefinisi berpikir
Definisi berpikir
 
(8) berpikir
(8) berpikir(8) berpikir
(8) berpikir
 
Intelegensi
IntelegensiIntelegensi
Intelegensi
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitas
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
BUKU SAKU materi sndiri 2.pptx
BUKU SAKU materi sndiri 2.pptxBUKU SAKU materi sndiri 2.pptx
BUKU SAKU materi sndiri 2.pptx
 
Proses Berfikir Manusia.pptx
Proses Berfikir Manusia.pptxProses Berfikir Manusia.pptx
Proses Berfikir Manusia.pptx
 
Kecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajarKecerdasan dalam belajar
Kecerdasan dalam belajar
 
Hakekat inteligensi [kelompok 5]
Hakekat inteligensi [kelompok 5]Hakekat inteligensi [kelompok 5]
Hakekat inteligensi [kelompok 5]
 
Makalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikanMakalah psikologi pendidikan
Makalah psikologi pendidikan
 
Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1Makalah psikologi pendidikan 1
Makalah psikologi pendidikan 1
 
Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otak
 
Perkembangan kecerdasan.pptx
Perkembangan kecerdasan.pptxPerkembangan kecerdasan.pptx
Perkembangan kecerdasan.pptx
 
KONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASANKONSEP KECERDASAN
KONSEP KECERDASAN
 
teori belajar kognitifisme.pptx
teori belajar kognitifisme.pptxteori belajar kognitifisme.pptx
teori belajar kognitifisme.pptx
 
Intelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan KreativitasIntelegensi dan Kreativitas
Intelegensi dan Kreativitas
 
Perkembangan intelektual (pekembangan peserta didik) PGSD
Perkembangan intelektual (pekembangan peserta didik) PGSDPerkembangan intelektual (pekembangan peserta didik) PGSD
Perkembangan intelektual (pekembangan peserta didik) PGSD
 
Hbml4303
Hbml4303Hbml4303
Hbml4303
 
keragaman siswa
keragaman siswakeragaman siswa
keragaman siswa
 
Multiple intelligence
Multiple intelligenceMultiple intelligence
Multiple intelligence
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 

materi psikologi umum berpikir dan intelegensi

  • 2. BERPIKIR • Berpikir adalah proses dinamis, dimana individu bertindak aktif dalam menghadapi hal-hal yang bersifat abstrak • Pada proses berpikir individu membuat hubungan antara obyek yang menjadi pokok permasalahan dengan bagian-bagian pengetahuan yang sudah dimilikinya. Bagian dari pengetahuan adalah segala sesuatu yang sudah diperolehnya dalam ujud pengertian-pengertian 1. Pembentukan pengetian 2. Pembentukan pendapat 3. Penarikan kesimpulan (pembentukan keputusan) Proses berpikir
  • 3. 1. Pembentukan Pengertian Pengertian logis dibentuk melalui empat tingkat,yakni a. Menganalisis ciri-ciri sejumlah obyek yang sejenis  diperhatikan unsurnya satu persatu b. Membandingkan ciri-ciri tersebut untuk ditemukan ciri yang sama dan selalu ada serta yang hakiki c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan menangkap ciri-ciri yang hakiki d. Pembentukan pengertian
  • 4. 2. Pembentukan Pendapat • Pembentukan pendapat, yakni meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. • Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat yang terdiri dari pokok kalimat/subyek, sebutan dan predikat. • Ada tiga macam pendapat: a. Pendapat afirmatif/positip  pendapat yang mengiyakan, yang secara tegas menyatakan keadaan sesuatu, misalnya si Ani itu rajin, si Wawan itu pandai b. Pendapat negatif  pendapat yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya sesuatu sifat pada sesuatu hal, misalnya si Wawan tidak bodoh, si Ani tidak malas c. Pendapat modalitas (kebarangkalian) pendapat yang menerangkan kebarangkalian atau kemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal, misalnya hari ini mungkin hujan
  • 5. 3. Penarikan kesimpulan/pembentukan keputusan a. Keputusan induktif keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Contoh: tembaga, besi, perak dipanaskan memuai. Jadi semua logam dipanaskan memuai. b. Keputusan deduktif keputusan yang ditarik dari hal umum ke khusus. Misalnya: semua logam dipanaskan memuai. Besi adalah logam. Jadi besi dipanaskan memuai. c. Keputusan analogis keputusan diperolehdengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat- pendapat khusus yang telah ada. Contoh: Totok anak pandai, naik kelas. Titik anak pandai, naik kelas. Jadi Wawan anak yang pandai itu tentu naik kelas.
  • 6. Tipe-tipe Berpikir A. Berpikir Reflektif • Berpikir reflektif adalah kemampuan individu di dalam menyeleksi pengetahuan yang pernah diperolehnya, yang relevan dengan tujuan pemecahan masalah, serta memanfaatkannya secara efektif di dalam memecahkan masalahnya. • Apabila seseorang individu ingin mencapai sesuatu tujuan, ia harus dapat memecahkan masalah-masalah yang menghambatnya. Apabila individu dapat menemukan cara-cara untuk mengatasi hambatan yang ada, dan akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka berarti individu sudah melakukan berpikirreflektif. • Di dalam berpikir reflektif tidak semata-mata tergantung pada pengetahuan yang ada pada masing-masing individu, karena adanya perbedaan individual, ada yang dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk pemecahan maslah, ada yang tidak dapat.
  • 7. Berpikir menurut Skinner Tergantung 2 hal: • Kompleksitas problemnya • Individu ybs Berdasarkan 2 hal tersebut, taraf berpikir dibedakan : 1. Taraf binatang, dibedakan menjadi a.instingtif  digunakan untuk memecahkan maslah yang sederhana dan bersifat survival, bersifat universal, cara pemecahan masalahnya dari generasi ke generasi (ontogenetis), tidak termodifikasi b. trial and error  secara coba-coba c.insight  tahu hubungan antara fasilitas dengan pemecahan masalah 2. Taraf manusia a.secara insight b.hasil pemecahan masalah dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan estimasi pada masalah-masalah lain
  • 8. Langkah-langkah berpikir reflektif 1. Individu merasakan adanya suatu problem 2. Individu mengerti problemnya dan dapat menegaskan permasalahannya 3. Mengajukan kemungkinan pemecahannya  hipotesis 4. Mengumpulkan informasi-informasi untuk dianalisis 5. Mengambil kesimpulan  hipotesis diterima/tidak 6. Mengadakan generalisasi Dia n Se pti P u r n a m
  • 9. B. Berpikir Kreatif • Dalam berpikir kreatif, orang berusaha mencetuskan ide-ide/kreasi atau berusaha menimbulkan inspirasi 1. Tahap persiapan (pengumpulan bahan) 2. Tahap inkubasi 3. Tahap insight Berpikir kreatif meliputi 3 tahap
  • 10. Inteligensi • Inteligensi dan kepribadian sebenarnya tidak dapat dipisahkan, dan inteligensi merupakan salah satu aspek dari kepribadian • Inteligensi mempunyai sumbangan penting dan berperanan sangat menonjol dalam setiap tingkah laku individu, misalnya dalam kasus pekerjaan dan sekolah
  • 11. Pengertian Inteligensi • Menurut Branca: inteligensi adalah kemampuan untuk melakukan penyesuaian terhadap lingkungan secara efektif • Menurut Wechsler: inteligensi adalah kemampuan keseluruhan untuk bertindak secara rasional dalam menghadapi lingkungan secara efektif • Menurut Woodworth: inteligensi dikaitkan dengan test dan cara-cara individu dalam menghadapi situasi tersebut gagal/berhasil. Inteligensi merupakan kualitas bukan kuantitas. kemampuan menurut Woodworth:  kemampuan potensial: kemampuan yang belum digunakan, contohnya inteligensi  kemampuan aktual: kemampuan yang terlihat saat ini yang diperoelh karena derajad, contohnya kepandaian
  • 12. Pengertian Inteligensi (Vernon) • Inteligensi adalah kapasitas bawaan yang diterima anak dari orangtua melalui gen yang natinya menentukan perkembangan mentalnya berhubungan dengan genotype, disebut inteligensiA. • Inteligensi mengacu pada “pandai”, cepatdalam bertindak, bagus dalam penalaran dan pemahaman, efisien dalam aktivitas mental berhubungan dengan phenotype, disebut inteligensi B. • Inteligensi adalah umur mental atau IQ atauskor dari test inteligensi  disebut inteligensiC.
  • 13. Pengertian inteligensi (Cattell) Inteligensi sebagai faktor umum (G)  diklasifikasikan sebagai a. Fluid Intelligence (Gf) adalah pengaruh faktor biologis pada perkembangan intelek b. Crystallised Intelligence (Gc) adalah hasil interaksi kemampuan bawaan dengan kebudayaan, pendidikan dan pengalaman
  • 14. Intelligence Quotient (IQ) • Istilah IQ pertama kali dikemukakan William Stern (1912) • Hasil tes inteligensi berbentuk IQ, tapi ada juga yang berupa tingkatan atau grade
  • 15. Klasifikasi IQ (Crow dan Crow) Klasifikasi IQ Genius 140 ke atas Very Superior 130 – 139 Superior 120 – 129 Above Average 110 – 119 Average 91 – 109 Below Average 80 – 90 Dull/Borderline 70 – 79 Feeble minded-moron 50 – 69 Feeble minded-imbecile dan 49 ke bawah idiot
  • 16. Debil/Moron • Angka IQnya 50 – 69 • Dapat menulis dan membaca, sehingga dapat bekerja dengan pekerjaan yang sederhana • Pengendalian emosinya kurang • Mudah terlibat pada tingkah laku yangkurang baik • Tingkah laku debil dewasa seperti anakberusia 7 – 10 tahun
  • 17. Imbecile • Tingkat IQnya sekitar 25 – 49 • Dapat melakukan aktivitas kehidupansehari-hari tanpa bantuan orang lain, misalnya berpakaian, makan, minum • Dapat dilatih melakukan pekerjaanyang sederhana dan bersifat rutin, misalnya mengambil telur dari kandang • Masih membutuhkan perawatan • Imbecile dewasa tingkah lakunya sepertianak berusia 5 – 7 tahun
  • 18. Idiot • Mempunyai IQ kurang dari 25 • Merupakan tingkatan feeble minded yang paling berat • Tidak dapat mengurus dirinya sendiri • Tingkatan yang terberat anak idiot hanya dapat berbicara beberapa kata