SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Komponen dan Siklus
Kebijakan Publik
Pertemuan 3-4
Kebijakan Pemerintah
• pedoman yang mempunyai kewenangan pelaksanaan guna mendukung
tindakan pemerintah dalam wilayah yurisdiksinya, baik wilayah nasional,
regional maupun kabupaten/ kota.
Bidang Kebijakan Pemerintah
• Keuangan
• Industri
• Perdagangan
• Pertanian
• Perikanan
• Kelautan, dan sebagainya (Syamsi, 1986)
Sistem kebijakan Sistem kebijakan ada 3
macam, yaitu
• Pelaku kebijakan (pemerintah)
• Kebijakan pemerintah (kebijakan pembangunan,
kebijakan lingkungan (inflasi, kemiskinan, kekurangan
dana, tenaga terdidik.
Setelah sistem kebijakan diketahui, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis kebijakan.
Komponen kebijakan pemerintah
Adapun KOMPONEN kebijakan pemerintah yang perlu
dianalisis terdiri atas :
1. Masalah kebijakan (policy problems)
2. Alternatif kebijakan (policy alternatives)
3. Tindakan kebijakan (policy actions)
4. Hasil kebijakan (policy outcomes)
5. Pola pelaksanaan kebijakan (policy performance)
1. Masalah kebijakan (policy problems)
KOMPONEN kebijakan pemerintah
1. Masalah kebijakan (policy problems)Masalah = Nilai-nilai dan kebutuhan
yang diharapkan dapat dipecahkanSecara formal, MASALAH adalah kondisi
atau situasi yang menuntut kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan pada
masyarakat dan memerlukan penanggulangan. Masalah dapat menjadi isu,
dan tidak semua isu dapat dimasukkan dalam agenda pemerintah.Siklus isu
kebijakan adalah pre-problem, alarmed discovery and euphoric
enthusiasm, counting the costs and benefit, decline of public interest in
issues, post problem. Isu akan menjadi agenda setting apabila menjadi
bagian agenda sistemik yang lebih besar. Suatu masalah akan menjadi
masalah kebijakan (policy problem) apabila dapat membangkitkan orang
banyak melakukan tindakan terhadap masalah tersebut (Nurdin, 2003).
KOMPONEN kebijakan pemerintah
1. Masalah kebijakan (policy problems)
Isu akan memperoleh respon dari pembuat kebijakan
apabila memenuhi kriteria:
1. Telah mencapai suatu titik kritis tertentu
2. Telah mencapai tingkat partikulasi tertentu
3. Menyangkut emosi tertentu dilihat dari sudut
kepentingan orang banyak
4. Menjangkau dampak amat luas
5. Memasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam
masyarakat
1. Masalah kebijakan (policy problems)
• Diperlukan proses penyusunan masalah sampai
ditetapkan masalah kebijakan yg dihadapi pemerintah
1. Masalah kebijakan (policy problems)
Penyusunan masalah (problem structuring) dalam rangka
menganalisa kebijakan pemerintah adalah proses dengan 4
tahapan :
1. pemahaman situasi permasalahan
2. konseptualisasi masalah (to know substantive of
problem)
3. spesifikasi permasalahan
4. pemahaman permasalahan (problem sensing)
5. Setelah melalui 4 tahapan di atas, didapatkanlah policy
problems.
KOMPONEN kebijakan pemerintah
2. Alternatif kebijakan (policy alternatives)
a. Setelah didapatkan policy problems, dicarilah alternatif-
alternatif kebijakan untuk mengatasi policy problems yang
dihadapi pemerintah tersebut.
b. Metode yang digunakan terserah tergantung kebutuhannya.
Misalnya untuk mengetahui prospek keadaan waktu yang.
digunakan Forcasting method (ada 3: proyeksi, prediksi,
konjektur).
c. Proyeksi (dg data time series), prediksi (berdrkn hub sebab
akibat), konjektur (peramalan berdsrkn subyektifitas atau
intuisi belaka, ini merupakan metode forcasting yg paling
lemah dan tidak ilmiah).
KOMPONEN kebijakan pemerintah
3. Tindakan kebijakan (policy actions)Dari berbagai alternative kebijakan
pemerintah tersebut, kemudian direkomendasi/ disarankan SATU pilihan kebijakan
yang dipertimbangkan PALING TEPAT sebagai kebijakan pemerintah. Ukuran /
Kriteria pemilihan kebijakan yang tepat:
1. Efektifitas
2. Efisiensi
3. pemerataan (equity)
4. tepat guna (appropriateness)
5. ketanggapan (responsiveness)dll
6. Apabila kebijakan yang direkomendasi tsbt diterima oleh yg berwenang,
kemudian dilaksanakan sbg TINDAKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH (policy
actions).
KOMPONEN kebijakan pemerintah
4. Hasil kebijakan (policy outcomes)
Dari pelaksanaan kebijakan (policy actions) tsbt perlu
dimonitor (monitoring) untuk mengetahui
kecenderungannya. Apabila hasilnya cenderung kurang
berhasil, maka sebelum berlanjut segera dihentikan dan
dicari alternative kebijakan lainnya (policy alternatives) yg
lebih tepat. Tetapi apabila hasilnya cenderung BAIK, mk
diteruskan, shg akan kelihatan HASIL nya (policy output)
dan dampaknya (outcomes)
KOMPONEN kebijakan pemerintah
5. Pola pelaksanaan kebijakan (policy performance)
• Hasil kebijakan dinilai dg ukuran seperti saat merekomendasi
SATU kebijakan dg kriteria pemilihan kebijakan (Efektifitas,
Efisiensi, pemerataan (equity), tepat guna (appropriateness),
ketanggapan (responsiveness), dll.
• Apabila dari pelaksanaan kebijakan hasilnya BAIK, maka
dijadikan POLA PELAKSANAAN selanjutnya.POLA ini kemudian
disimpulkan praktis (Practical inference problem) yaitu
dijadikan acuan apabila didapatkan masalah kebijakan yg
sama akan dicari pemecahannya dg POLA KEBIJAKAN yang
sama pula, demikianlah seterusnya.
Kesimpulan
• KEBIJAKAN yang paling tepat = yang berorientasi pada kepentingan
masyarakat, namun tanpa mengorbankan wewenang pemerintah, dalam arti
lain KEBIJAKAN dalam KESEIMBANGAN yang OPTIMAL.Kebijakan dalam
Keseimbangan Yang Optimal tsbt perlu dilaksanakan secara TEPAT (yg
prosesnya seperti pada komponen2 kebijakan di atas).Pelaksanaan kebijakan
tsbt harus didukung dg dana yg cukup yg diatur dg kebijakan tersendiri
(KEBIJAKAN KEUANGAN).
• Masing-masing komponen kebijakan perlu dianalisis menggunakan metode
tertentu yang sekiranya cocok untuk komponen tersebut.
Adapun Proses ANALISIS KEBIJAKAN dapat
digambark an pada Gambar 1:
TAHAPAN ANALISIS KEBIJAKAN
• Masing-masing komponen kebijakan perlu dianalisis
menggunakan metode tertentu yang sekiranya cocok
untuk komponen tersebut.
ANALISIS KEBIJAKAN
Melakukan analisis kebijakan seperti di atas dapat dikelompokkan kedalam
empat tahap analisis, yaitu :
1. Persiapan (Preparation)
2. Penilaian (Appraisal)
3. Pelaksanaan (Implementation)
4. Evaluasi dampak (evaluation with impact or effect)
PERUMUSAN KEBIJAKAN (FORMULASI)
Proses perumusan kebijakan meliputi:
• 1. mendefinisikan masalah,
• 2. menyusun agenda, dan
• 3. merumuskan masalah.
Implementasi Kebijakan
• Implementasi kebijakan adalah tindakan yang dilaksanakan oleh
individu/kelompok pemerintah dan swasta yang diarahkan pada pencapaian
tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas dalam keputusan kebijakan
(Nurdin, 2003).
PARAMETER ATAU PERSYARATAN
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KELAUTAN
LESTARI
• Untuk mengembangkan kebijakan kelautan (ocean policy)
diperlukan persyaratan atau parameter yang harus dipenuhi yaitu
:a). Kebijakan tersebut harus memiliki instrumen yang efektif untuk
menjalankannya (policy tools). Instrumen tersebut hendaknya dapat
diaplikasikan secara leluasadan dan universal, serta dapat
ditegakkan secara hukum, memiliki kewenangan administratif yang
mencakup aspek insentif dan regulatif;b). Kebijakan tersebut dapat
memberikan dampak terhadap perekonomian domestik maupun
global. Artinya, kebijakan itu mendapatkan dukungan secara
nasional (khususnya level pemerintah dan legislatif) maupun
internasional;c). Kebijakan tersebut harus efisien dan efektif secara
ekonomi dan adil (fairness), sehingga mampu mendorong
pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraa rakyat;d). Kebijakan itu
harus mampu mendorong kemandirian rakyat dan berlandaskan
nilai- nilai luhur agama dan moralitas.
Agar persyaratan tersebut terpenuhi, maka
diperlukan :
• a). Pendekatan pasar, yang didukung oleh instrument kebijakan yang
diterapkan, misalnya pajak, pungutan, sanksi, dan insentif serta
disinsentif. b). Pendekatan kelembagaan. Kebijakan kelautan tersebut
mampu memberikan perlindungan dan pembatasan akses terhadap
sumberdaya, adanya peraturan peundangan yang mendukungnya. Aturan
yang diterapkan dalam pendekatan ini harus dikenal dan diikuti secara
baik oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dan memberi
naungan serta konstrain terhadap mereka. Aturan ini ditulis secara formal
dan ditegakkan oleh aparat pemerintah, atau tidak ditulis formal sampai
aturan adat dan norma masyarakat serta kearifan lokal (local wisdom).
Aspek penting lainnya dari aturan tersebut adalah dapat diprediksi,
essentially stable, dan dapat diaplikasikan pada situasi berulang. c).
Pendekatan percampuran pasar dan bukan pasar, serta pendekatan
kelembagaan yang efektif dan efisien. Dengan demikian sumberdaya
kelautan akan dinilai secara wajar dan tidak undervalue, sehingga
pembangunan kelautan melakukan penilaian secara benar agar dicapai
kesejahteraan yang hakiki bagi masyarakat Indonesia serta pembangunan
yang bersifat lestari.

More Related Content

Similar to Materi Perkuliahan Analisis Kebijakan Publik

KONSEP_DASAR_KEBIJAKAN.pptjjjjjjjkkkkkkkj
KONSEP_DASAR_KEBIJAKAN.pptjjjjjjjkkkkkkkjKONSEP_DASAR_KEBIJAKAN.pptjjjjjjjkkkkkkkj
KONSEP_DASAR_KEBIJAKAN.pptjjjjjjjkkkkkkkjrahmathidayatmsc
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1hoyin rizmu
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publikardinmarL
 
Materi presentasi tentang proses kebijakan publik
Materi presentasi tentang proses kebijakan publikMateri presentasi tentang proses kebijakan publik
Materi presentasi tentang proses kebijakan publikHimpunan Mahasiswa Islam
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESListiana Nurwati
 
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinpptMateri setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinpptArtianNasution
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021WiandhariEsaBBPKCilo
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakanunitpublikasi
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011walfie
 
Strategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesStrategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesljjkadinkes
 
Analisis-Kebijakan-Publik.pptx
Analisis-Kebijakan-Publik.pptxAnalisis-Kebijakan-Publik.pptx
Analisis-Kebijakan-Publik.pptxAdrianHanda2
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spnurul khaiva
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakanunitpublikasi
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik76meonk
 
1 akp-pimp3-baru-2010
1 akp-pimp3-baru-20101 akp-pimp3-baru-2010
1 akp-pimp3-baru-2010Nico Bangun
 
Makalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatanMakalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatanMuklis Bat'Rock
 
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosPerumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosTri Widodo W. UTOMO
 

Similar to Materi Perkuliahan Analisis Kebijakan Publik (20)

KONSEP_DASAR_KEBIJAKAN.pptjjjjjjjkkkkkkkj
KONSEP_DASAR_KEBIJAKAN.pptjjjjjjjkkkkkkkjKONSEP_DASAR_KEBIJAKAN.pptjjjjjjjkkkkkkkj
KONSEP_DASAR_KEBIJAKAN.pptjjjjjjjkkkkkkkj
 
Kebijakan publik1
Kebijakan publik1Kebijakan publik1
Kebijakan publik1
 
Kebijakan publik
Kebijakan publikKebijakan publik
Kebijakan publik
 
Materi presentasi tentang proses kebijakan publik
Materi presentasi tentang proses kebijakan publikMateri presentasi tentang proses kebijakan publik
Materi presentasi tentang proses kebijakan publik
 
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinpptMateri setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
Materi setelah UTS. Untuk mahasiswa uinppt
 
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
Penyusunan kebijakan program kesehatan januari 2021
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analis kebijakan
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakan
 
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
Edit bahan pert-ii-pengantar-akp-2011
 
Strategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkesStrategy UKM diklat kadinkes
Strategy UKM diklat kadinkes
 
Analisis-Kebijakan-Publik.pptx
Analisis-Kebijakan-Publik.pptxAnalisis-Kebijakan-Publik.pptx
Analisis-Kebijakan-Publik.pptx
 
Dewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik spDewi hartati kebijakan publik sp
Dewi hartati kebijakan publik sp
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
 
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosialPertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
 
Pertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publikPertemuan 1-kebijakan-publik
Pertemuan 1-kebijakan-publik
 
1 akp-pimp3-baru-2010
1 akp-pimp3-baru-20101 akp-pimp3-baru-2010
1 akp-pimp3-baru-2010
 
Makalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatanMakalah perencanaan program kesehatan
Makalah perencanaan program kesehatan
 
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan KessosPerumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
Perumusan Naskah Kebijakan Dalam Peningkatan Kualitas Pembangunan Kessos
 
Strategi UKM
Strategi UKMStrategi UKM
Strategi UKM
 

Recently uploaded

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (8)

mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 

Materi Perkuliahan Analisis Kebijakan Publik

  • 1. Komponen dan Siklus Kebijakan Publik Pertemuan 3-4
  • 2. Kebijakan Pemerintah • pedoman yang mempunyai kewenangan pelaksanaan guna mendukung tindakan pemerintah dalam wilayah yurisdiksinya, baik wilayah nasional, regional maupun kabupaten/ kota.
  • 3. Bidang Kebijakan Pemerintah • Keuangan • Industri • Perdagangan • Pertanian • Perikanan • Kelautan, dan sebagainya (Syamsi, 1986)
  • 4. Sistem kebijakan Sistem kebijakan ada 3 macam, yaitu • Pelaku kebijakan (pemerintah) • Kebijakan pemerintah (kebijakan pembangunan, kebijakan lingkungan (inflasi, kemiskinan, kekurangan dana, tenaga terdidik.
  • 5. Setelah sistem kebijakan diketahui, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebijakan.
  • 6. Komponen kebijakan pemerintah Adapun KOMPONEN kebijakan pemerintah yang perlu dianalisis terdiri atas : 1. Masalah kebijakan (policy problems) 2. Alternatif kebijakan (policy alternatives) 3. Tindakan kebijakan (policy actions) 4. Hasil kebijakan (policy outcomes) 5. Pola pelaksanaan kebijakan (policy performance)
  • 7. 1. Masalah kebijakan (policy problems) KOMPONEN kebijakan pemerintah 1. Masalah kebijakan (policy problems)Masalah = Nilai-nilai dan kebutuhan yang diharapkan dapat dipecahkanSecara formal, MASALAH adalah kondisi atau situasi yang menuntut kebutuhan-kebutuhan atau ketidakpuasan pada masyarakat dan memerlukan penanggulangan. Masalah dapat menjadi isu, dan tidak semua isu dapat dimasukkan dalam agenda pemerintah.Siklus isu kebijakan adalah pre-problem, alarmed discovery and euphoric enthusiasm, counting the costs and benefit, decline of public interest in issues, post problem. Isu akan menjadi agenda setting apabila menjadi bagian agenda sistemik yang lebih besar. Suatu masalah akan menjadi masalah kebijakan (policy problem) apabila dapat membangkitkan orang banyak melakukan tindakan terhadap masalah tersebut (Nurdin, 2003).
  • 8. KOMPONEN kebijakan pemerintah 1. Masalah kebijakan (policy problems) Isu akan memperoleh respon dari pembuat kebijakan apabila memenuhi kriteria: 1. Telah mencapai suatu titik kritis tertentu 2. Telah mencapai tingkat partikulasi tertentu 3. Menyangkut emosi tertentu dilihat dari sudut kepentingan orang banyak 4. Menjangkau dampak amat luas 5. Memasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat
  • 9. 1. Masalah kebijakan (policy problems) • Diperlukan proses penyusunan masalah sampai ditetapkan masalah kebijakan yg dihadapi pemerintah
  • 10. 1. Masalah kebijakan (policy problems) Penyusunan masalah (problem structuring) dalam rangka menganalisa kebijakan pemerintah adalah proses dengan 4 tahapan : 1. pemahaman situasi permasalahan 2. konseptualisasi masalah (to know substantive of problem) 3. spesifikasi permasalahan 4. pemahaman permasalahan (problem sensing) 5. Setelah melalui 4 tahapan di atas, didapatkanlah policy problems.
  • 11. KOMPONEN kebijakan pemerintah 2. Alternatif kebijakan (policy alternatives) a. Setelah didapatkan policy problems, dicarilah alternatif- alternatif kebijakan untuk mengatasi policy problems yang dihadapi pemerintah tersebut. b. Metode yang digunakan terserah tergantung kebutuhannya. Misalnya untuk mengetahui prospek keadaan waktu yang. digunakan Forcasting method (ada 3: proyeksi, prediksi, konjektur). c. Proyeksi (dg data time series), prediksi (berdrkn hub sebab akibat), konjektur (peramalan berdsrkn subyektifitas atau intuisi belaka, ini merupakan metode forcasting yg paling lemah dan tidak ilmiah).
  • 12. KOMPONEN kebijakan pemerintah 3. Tindakan kebijakan (policy actions)Dari berbagai alternative kebijakan pemerintah tersebut, kemudian direkomendasi/ disarankan SATU pilihan kebijakan yang dipertimbangkan PALING TEPAT sebagai kebijakan pemerintah. Ukuran / Kriteria pemilihan kebijakan yang tepat: 1. Efektifitas 2. Efisiensi 3. pemerataan (equity) 4. tepat guna (appropriateness) 5. ketanggapan (responsiveness)dll 6. Apabila kebijakan yang direkomendasi tsbt diterima oleh yg berwenang, kemudian dilaksanakan sbg TINDAKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH (policy actions).
  • 13. KOMPONEN kebijakan pemerintah 4. Hasil kebijakan (policy outcomes) Dari pelaksanaan kebijakan (policy actions) tsbt perlu dimonitor (monitoring) untuk mengetahui kecenderungannya. Apabila hasilnya cenderung kurang berhasil, maka sebelum berlanjut segera dihentikan dan dicari alternative kebijakan lainnya (policy alternatives) yg lebih tepat. Tetapi apabila hasilnya cenderung BAIK, mk diteruskan, shg akan kelihatan HASIL nya (policy output) dan dampaknya (outcomes)
  • 14. KOMPONEN kebijakan pemerintah 5. Pola pelaksanaan kebijakan (policy performance) • Hasil kebijakan dinilai dg ukuran seperti saat merekomendasi SATU kebijakan dg kriteria pemilihan kebijakan (Efektifitas, Efisiensi, pemerataan (equity), tepat guna (appropriateness), ketanggapan (responsiveness), dll. • Apabila dari pelaksanaan kebijakan hasilnya BAIK, maka dijadikan POLA PELAKSANAAN selanjutnya.POLA ini kemudian disimpulkan praktis (Practical inference problem) yaitu dijadikan acuan apabila didapatkan masalah kebijakan yg sama akan dicari pemecahannya dg POLA KEBIJAKAN yang sama pula, demikianlah seterusnya.
  • 15. Kesimpulan • KEBIJAKAN yang paling tepat = yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, namun tanpa mengorbankan wewenang pemerintah, dalam arti lain KEBIJAKAN dalam KESEIMBANGAN yang OPTIMAL.Kebijakan dalam Keseimbangan Yang Optimal tsbt perlu dilaksanakan secara TEPAT (yg prosesnya seperti pada komponen2 kebijakan di atas).Pelaksanaan kebijakan tsbt harus didukung dg dana yg cukup yg diatur dg kebijakan tersendiri (KEBIJAKAN KEUANGAN).
  • 16. • Masing-masing komponen kebijakan perlu dianalisis menggunakan metode tertentu yang sekiranya cocok untuk komponen tersebut.
  • 17. Adapun Proses ANALISIS KEBIJAKAN dapat digambark an pada Gambar 1:
  • 18. TAHAPAN ANALISIS KEBIJAKAN • Masing-masing komponen kebijakan perlu dianalisis menggunakan metode tertentu yang sekiranya cocok untuk komponen tersebut.
  • 19. ANALISIS KEBIJAKAN Melakukan analisis kebijakan seperti di atas dapat dikelompokkan kedalam empat tahap analisis, yaitu : 1. Persiapan (Preparation) 2. Penilaian (Appraisal) 3. Pelaksanaan (Implementation) 4. Evaluasi dampak (evaluation with impact or effect)
  • 20. PERUMUSAN KEBIJAKAN (FORMULASI) Proses perumusan kebijakan meliputi: • 1. mendefinisikan masalah, • 2. menyusun agenda, dan • 3. merumuskan masalah.
  • 21. Implementasi Kebijakan • Implementasi kebijakan adalah tindakan yang dilaksanakan oleh individu/kelompok pemerintah dan swasta yang diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang menjadi prioritas dalam keputusan kebijakan (Nurdin, 2003).
  • 22. PARAMETER ATAU PERSYARATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KELAUTAN LESTARI • Untuk mengembangkan kebijakan kelautan (ocean policy) diperlukan persyaratan atau parameter yang harus dipenuhi yaitu :a). Kebijakan tersebut harus memiliki instrumen yang efektif untuk menjalankannya (policy tools). Instrumen tersebut hendaknya dapat diaplikasikan secara leluasadan dan universal, serta dapat ditegakkan secara hukum, memiliki kewenangan administratif yang mencakup aspek insentif dan regulatif;b). Kebijakan tersebut dapat memberikan dampak terhadap perekonomian domestik maupun global. Artinya, kebijakan itu mendapatkan dukungan secara nasional (khususnya level pemerintah dan legislatif) maupun internasional;c). Kebijakan tersebut harus efisien dan efektif secara ekonomi dan adil (fairness), sehingga mampu mendorong pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraa rakyat;d). Kebijakan itu harus mampu mendorong kemandirian rakyat dan berlandaskan nilai- nilai luhur agama dan moralitas.
  • 23. Agar persyaratan tersebut terpenuhi, maka diperlukan : • a). Pendekatan pasar, yang didukung oleh instrument kebijakan yang diterapkan, misalnya pajak, pungutan, sanksi, dan insentif serta disinsentif. b). Pendekatan kelembagaan. Kebijakan kelautan tersebut mampu memberikan perlindungan dan pembatasan akses terhadap sumberdaya, adanya peraturan peundangan yang mendukungnya. Aturan yang diterapkan dalam pendekatan ini harus dikenal dan diikuti secara baik oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) dan memberi naungan serta konstrain terhadap mereka. Aturan ini ditulis secara formal dan ditegakkan oleh aparat pemerintah, atau tidak ditulis formal sampai aturan adat dan norma masyarakat serta kearifan lokal (local wisdom). Aspek penting lainnya dari aturan tersebut adalah dapat diprediksi, essentially stable, dan dapat diaplikasikan pada situasi berulang. c). Pendekatan percampuran pasar dan bukan pasar, serta pendekatan kelembagaan yang efektif dan efisien. Dengan demikian sumberdaya kelautan akan dinilai secara wajar dan tidak undervalue, sehingga pembangunan kelautan melakukan penilaian secara benar agar dicapai kesejahteraan yang hakiki bagi masyarakat Indonesia serta pembangunan yang bersifat lestari.