SlideShare a Scribd company logo
1 of 195
1 | P a g e
BAB
1
LOGIKA MATEMATIKA
Disusun oleh :
 Bella Timoti Pertiwi
 Fitriyah
 NadyaPutriSetiawati
Belajar logika berarti kita belajar berpikir atau bernalar yang merupakan
kegiatan akal manusia dengan manapengetahuanyang kitaterima melaluipanca
indera diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Dengan berpikir
kita belajar menilai sesuatu sehingga dapat disimpulkan manfaat belajar logika
adalah kita memanifestasikan pikiran sehingga mampu mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisis, menunj ukkan al asanal asan, membuktikan
sesuatu, membanding bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan
pikiran, mencari kausalitasnya, membahas secara relitas dan lain-lain. Manfaat
mempelajari logika, agar dapat berpikir lebih nalar, kritis, tepat, runtut atau
konsisten, dan benar.
Gunakanlah Pikiran Logikamu ke arah positif.
Don’t negative thinking about everything.
Dibelakang setiap orang yang sukses ada
banyak tahun-tahun yang tidak sukses.
2 | P a g e
PETA KONSEP
3 | P a g e
LOGIKA MATEMATIKA
Logika matematikaadalah sebuah cabang matematika yang merupakan gabungan
dari ilmu logika dan ilmu matematika. Logika matematika akan memberikan landasan
tentang bagaimana cara mengambil kesimpulan. Hal yang paling penting yang akan
didapatkan dengan mempelajari logika matematika adalah kemampuan dalam
mengambil dan menentukan kesimpulan mana yang benar atau salah.
1. Pernyataan
Pernyataan (proposisi/deklarasi/statemen) adalah kalimat yang memiliki
nilai benar saja atau salah saja tetapi tidak sekaligus benar dan salah.
 Contoh a dan c merupakan contoh pernyataan bernilai benar sedangkan b
merupakan pernyataan bernilai salah.
Suatu pernyataan di notasikan dengan huruf kecil seperti p,q,r dan
sebagainya,
misalnya :
p : Semua bilangan prima adalah ganjil
q : Jakarta ibukota Indonesia
Ada 2 dasar untuk menentukan nilai kebenaran sebuah pernyataan
Untuk menunjukkan bahwa sebuah pernyataan itu benaratau salah dapat
digunakan cara sebagai berikut :
i. Dasar empiris, yaitu menunjukkan benar atau salahnya sebuah
pernyataan berdasarkan fakta yang dijumpai dalam kehidupan nyata.
Contoh : rambut adik panjang
ii. Dasar tidak empiris, yaitu menunjukkan benar salahnya sebuah
pernyataan melalui bukti atau perhitungan dalam matematika.
Contoh : jumlah sudut dalam segitiga adalah 180°
2. Ingkarandari suatu pernyataan
a. Hasil Kali 5 dan 4 adlah20
b. Semuaunggasdapat terbang
c. Ada bilanganprimayanggenap
Contoh
a. Semogananti engkaunaikkelas
b. Tolongtutupkanpintuitu
c. Apakahandi sudahmakan ?
Contoh kalimat yang bukan
pernyataan
4 | P a g e
Misalkan p adalah suatu penyataan. Suatu pernyataan lain yang dibentuk
dari pernyataan p dengan cara menuliskan “Adalah salah bahwa....” sebelum
pernyataan p, atau jika mungkin dengan menyisipkan kata “tidak” atau “bukan”
pada pernyataan p dinamakan negasi atau penyangkalan atau ingkaran dari
pernyataan p. Ingkaran dari pernyataan p ditulis : ~ p (dibaca : “tidak benar
bahwa p”).
Sifat : Jika p benar maka ~p salah. Jika p salah maka ~p benar. Dalam tabel
kebenaran, sifat itu disajikan sebagai berikut.
p ~p
B S
S B
Catatan : Ingkaran dari “semua atau setiap” adalah “ada atau beberapa”
Ingkaran dari “ada atau beberapa” adalah “semua atau setiap”
3. Pernyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah gabungan dari beberapa pernyataan tunggal
yang di hubungkan dengan kata hubung. Ada 4 macam pernyataan
majemuk :
1. Konjungsi
Dua pernyataan yang dirangkaikan dengan kata hubung logika “dan”
untuk membentuk suatu pernyataan majemuk dinamakan konjungsi dari
pernyataan semula. Dalam bentuk lambang konjungsi dari pernyataan p dan q
ditulis p ∧ q (dibaca: “ p dan q”). Nilai kebenaran dari p ∧ q memenuhi sifat
berikut.
Sifat: Jika p benar dan q benar maka p ∧ q benar. Dalam hal lain p ∧ q salah.
Dalam tabel kebenaran, sifat itu disajikan sebagai berikut.
p Q p ∧ q
B B B
B S S
S B S
S S S
p : 3 + 4 = 5 ( Bernilai Salah)
q : 22 – 1 = 3 (Bernilai Benar)
p ∧ q : 3 + 4 = 5 dan 22 – 1 = 3 (Bernilai Salah)
Contoh
5 | P a g e
2. Disjungsi
Dua pernyataan yang dirangkaikan dengan kata hubung logika “atau”
untuk membentuk suatu pernyataan majemuk dinamakan disjungsi dari
pernyataan semula. Dalam bentuk lambang konjungsi dari pernyataan p dan q
ditulis p V q (dibaca: “ p atau q”). Nilai kebenaran dari p V q memenuhi sifat
berikut.
Sifat: Jika p benar atau q benar atau keduanaya benar, maka p V q benar.
Dalam hal lain p V q salah. Ketentuan tentang nilai kebenaran suatu disjungsi
disajikan pada tabel kebeneran sebagai berikut.
p q p V q
B B S
B S B
S B B
S S S
3. Implikasi
Dari pernyataan p dan q dapat dibuat pernyataan majemuk dalam bentuk
“jika p maka q” yang dinamakan implikasi atau pernyataan bersyarat.
Pernyataan p dinamakan alasan atau sebabdan pernyataan q dinamakan
kesimpulan. Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan p → q juga
dibaca :
a. p hanya jika q c. p syarat cukup bagi q
b. q jika p d. q syarat perlu bagi p
Nilai kebeneran dari implikasi p → q memenuhi sifat sebagai berikut :
Sifat : implikasi p → q selalu benar kecuali dalam kasusu p benar dan q salah
p Q p → q
B B B
B S S
S B B
S S B
p : jumlah dari 2 dan 5 adalah 7(pernyataan bernilai benar)
q: Tugu pahlawan terletak di Jakarta (pernyataan bernilai salah)
pVq:Jumlah dari 2dan5adalah 7atauTugu pahlawan terletak di Jakarta
(pernyataan bernilai benar)
Contoh
6 | P a g e
4. Biimplikasi
Pernyataan bersyarat berbentuk “p jika dan hanya jika q” dinamakan
implikasi (implikasi dwi arah/bikondisional/ekuivalen). Pernyataan ini
adalah gabungan dari p → q dan q → p, karena itu dinamakan dwi arah.
Biimplikasi “p jikadan hanya jika q” dinyatakan dengan lambang p↔q.
Biimplikasi p↔q dapat juga dibaca :
a. Jika p maka q dan jika q maka p
b. p syarat perlu dan cukup bagi q
c. q syarat perlu dan cukup bagi p
Nilai kebeneran dari implikasi p↔q memenuhi sifat sebagai berikut :
p Q p↔q
B B B
B S S
S B S
S S B
4. Konvers, invers, dan kontraposisi
Dari suatu implikasi p → q dapat dibentuk pernyataan majemuk :
a. q→p dinamakan konvers dari p→q
b. ~p → ~q dinamakan invers dari p→q
c. ~q → ~p dinamakan kontraposisi dari p→q
p : 5+ 4 = 7 (pernyataan salah)
q : Indonesia di benua eropa(pernyataan salah)
p → q : Jika 5+ 4 = 7 maka Indonesia di benua eropa
(pernyataanbenar)
Contoh
p : 3+ 10 =14(pernyataan salah)
q : Persegi adalah segitiga(pernyataan salah)
p↔q : 3 + 10 = 14 jika dan hanya jika persegi
adalah segitiga(pernyataan salah)
Contoh
7 | P a g e
Sifat: 1. p→q ≡ ~q → ~p ≡ ~p V q
2. q→p ≡ ~p → ~q
Jadi, implikasi ekuivalen dengan kontraposisi dan konvers dan konvers ekuvalen
dengan invers.
5. Ekuivalen Pernyataan Majemuk
Dua pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen jika untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran komponen-komponennya, pernyataan majemuk itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama. Lambang ekuivalen adalah ≡ .
Contoh : Buktikan bahwa: p ↔ q≡ (p→ q) ∧(q→ p)
6. Tautologi dan kontradiksi
Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponen.
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponen.
Contoh :
Buktikan dengan tabel kebenaran (p ∧~q) → ~(p →q)
7. Penarikan Kesimpulan
Suatu argumen dikatakan sah (valid) jika dan hanya jika konjungsi dan
premis-premisnya benar. Dengan kata lain, jika bentuk konjungsi premis-
premisnya mengakibatkan konklusi , maka argumen itu dikatakan sah.
Sebaliknya, juika konjungsi premis-premis itu tidak mengakibatkan konklusi,
maka argumen itu sesuatu yang palsu atau tidak sah.
8 | P a g e
Bentuk baku cara menuliskan argumen adalah dengan menuliskan
premis-premis tersusun dari atas ke bawah, setiap premis ditulis dalam satu
baris, sedangkan garis datar digunakan untuk membatasi premis dengan
konklusi.
1. Kaidah silogisme
p→q (premis 1)
q→r (premis 2)
Jadi p→r (kesimpulan/konklusi)
Dengan tabel dapat kita lihat sebagai berikut :
Padatabel tersebut tampak bahwa penarikan kesimpulan dengan metode
silogisme dikatakan sah atau valid.
2. Modus Ponens (Kaidah Pengasingan)
p→q (premis 1)
p (premis 2)
Jadi q (kesimpulan/konklusi)
Dengan tabel dapat kita lihat sebagai berikut :
p q p → q
B B B
B S S
S B B
S S B
9 | P a g e
Pada tabel kebenaran tersebut, premis-premis yang bernilai benar diberi tanda,
ternyata mendapatkan konklusi yang diberi tanda juga benar, sehi ngga penari kan
kesi mpul andenganmenggunakan modusponens dikatakan sah atau valid.
3. Modus Tollens (Kaidah Penolakan Akibat)
p→q (premis 1)
~q (premis 2)
Jadi ~p (kesimpulan/konklusi)
Pernyataan p→q adalah premis pertama, pernyataan ~q adalah premis
kedua, sedangkan pernyataan ~p merupakan konklusi atau kesimpulan. Ketiga
pernyataan diatas sama artinya dengan pernyataan implikasi [(p→q ˄ ~q] → ~p
Argumen tersebut dikatan sah, jika pernyataan implikasi [(p→q ˄ ~q] →
~p merupakan suatu tautologi. Jadi, untuk memeriksa apakah suatu argumen sah
atau tidak, kita perlu memeriksa nilai kebenaran pernyataan implikasi itu untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran premis. Pernyataan p→q setara atau
ekuivalen dengan kontraposisinya, yaitu ~q→~p. Oleh karena itu, argumen di
atas dapat ditulis menjadi :
~q→~p (premis 1)
~q (premis 2)
Jadi ~p (kesimpulan/konklusi)
Argumen ini adalah suatu modus ponens. Ternyata modus tolens adalah
bentuk khusus dari modus ponens.
Perlu diingat bahwa sah atau tidak sahnya suatu argumen atau penalaran
tidak tergantung pada benar tidaknya suatu kesimpulan sebagai penyataan.
Ada argumen yang kesimpulannya memiliki arti yang wajar, walaupun
cara menarik kesimpulan itu tidak sah. Ada juga kesimpulan yang kelihatannya
tidak masuk di akal, tetapi kesimpulan itu diperoleh dari suatu argumen yang
sah. :
Dapat juga kita lihat dari tabel sebagai berikut :
10 | P a g e
Berdasarkan tabel tersebut, penari kan kesi mpul an dengan metode modus
tollens dikatakan sah.
Contoh :
Tentukan konklusi dari argumen-argumen berikut ini :
1. Premis 1 : Jika sakit maka ibu minum obat
Premis 2 : Ibu sakit
Konklusinya : Ibu minum obat
2. Premis 1:Jika mesinnya rusakmaka mobil itu tidak dapatbergerak
Premis 2 : Mobil itu dapat bergerak
Konklusinya : Mesin mobil itu tidak rusak
3. Premis 1 : Jika BBM naik maka ongkos bis naik
Premis 2:Jika ongkos bis naik maka uang saku naik
Konklusinya : Jika BBM naik maka uang saku naik
11 | P a g e
LATIHAN SOAL LOGIKA MATEMATIKA
1. Coba kalian ubah pasangan-pasangan pernyataan di bawah ini menjadi
pernyataan majemuk dengan operasi majemuk (dan):
A. p : Hari ini surabaya cerah
q : Hari ini surabaya udaranya sejuk
B. p : Gilang mengenakan baju merah
q : Gilang mengenakan topi hitam
C. p : Bejo pandai dalam pelajaran matematika
q : Bejo pandai dalam pelajaran kimia
2. Diketahui p adalah “Hari ini hujan deras” dan q adalah “Hari ini aliran listrik
terputus”. Tulis setiap pernyataan berikut ini dengan menggunakan lambang
logika
a. Hari ini tidak hujan deras dan aliran listrik tidak terputus.
b. Hari ini tidak hujan deras atau aliran listrik terputus.
3. Perhatikan Penyataan Berikut ini :
p : Tahun ini kemarau panj ang.
q : Tahun ini hasil padi meningkat.
Nyatakan dengan kata-kata:
a. p → q
b. ~p → ~q
c. p → ~q
4. Tunjukkan bahwa :
a. ~(p ˄ q) ≡ ~p ˅ ~q
b. ~(p ˅ q) ≡ ~p ˄~q
5. Tulis konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi :
a. “Jika semua bilangan prima adalah bilangan ganjil maka 2 bukan bilangan
prima”
b. “Jika cuaca dingin maka Dinda memakai jaket”
6. Pernyataan yang mempunyai nilai kebenaran sama dengan pernyataan “Jika
bilangan ganjil sama dengan bilangan genap, maka 1 + 2 bilangan ganjil” adalah
….
(Matematika Dasar SNMPTN)
7. Tentukan kesimpulan dari :
Premis 1 : Jika Budi rajin berolahraga maka badannya sehat.
Premis 2 : Budi rajin berolahraga.
12 | P a g e
8. Diketahui pernyataan :
1. Jika hari panas, maka Ani memakai topi.
2. Ani tidak memakai topi atau ia memakai payung.
3. Ani tidak memakai payung.
Dari pernyataan diatas carilah kesimpulan yang sah !
9. Buktikan bahwa argumen yang berbentuk kaidah silogisme berikut ini sah.
p→q (premis 1)
q→r (premis 2)
Jadi p→r
10. Tuliskan ingkaran dari setiap pernyataan berikut ini kemudian sederhanakanlah.
a. Jika cuaca dingin maka dia memakai baju hangat tetapi bukan sweater
b. Jika dia belajar maka dia akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau ke
sekolah seni.
13 | P a g e
BAB
2 HIMPUNAN
Disusun oleh :
 Deri Ayu Pramesti
 Ira Marion
 M. Ridho Ratu
Berlian
Kalian tentu pernah pergi ke warung, took, atau
swalayan. Barang-barang yang dijual di tempat tersebut
dikumpulkan atau dikelompokkan dengan aturan
sendiri. Jika kalian perhatikan, barang-barang itu diatur
sehingga membentuk himpunan-himpunan tertentu.
Misalnya, himpunan pakaian, himpunan makanan, dan
himpunan sayur-mayur. Coa kalin bayangkan apa yang
terjadi jika barang-barang itu bercampur.
Alam hanya mampu
memperlihatkan tempat yang
terbatas, tapi buku memberikan
dunia yang tak terbatas
14 | P a g e
PETA KONSEP
HIMPUNAN
KONSEP HIMPUNAN
RELASI HIMPUNAN OPERASI HIMPUNAN
Definisi
Notasi
Jenis-Jenis
Komplemen
Pengurangan
Penjumlahan
GabunganHimpunanSama
Sifat-Sifat Operasi
Himpunan Equivalen
HimpunanBagian
HimpunanKuasa
Sifat Relasi Himpunan
15 | P a g e
HIMPUNAN
1. KONSEP HIMPUNAN
1.1 Pengertian Himpunan
Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu
yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang
sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan
mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur
kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna.
1.2 Notasi Himpunan
Himpunan biasanya dinyatakan dalam huruf kapital ; A, B, C, … atau ditandai
oleh dua kurung kurawal, { … } Sedangkan anggota himpunan biasanya dinyatakan
dalam huruf kecil ; a, b, c, … Jika x anggota himpunan A, maka ditulis . Jika y
bukan anggota himpunan B , maka ditulis . Banyaknya anggota himpunan A
ditulis n(A).
Simbol Arti
{} atau ø
Himpunan kosong
Operasi gabungan dua himpunan
∩ Operasi irisan dua himpunan
Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati
Ac Komplemen
P(A) Himpunan kuasa
1.3 Macam-macam Himpunan
 Himpunan kosong
Himpunan kosong yaitu himpunan yang tidak mempunyai anggota dan ditulis
dengan simbol ø atau { }.
 Himpunan semesta
Himpunan semesta yaitu himpunan yang memuat semua anggota yang sedang
dibicarakan, biasanya ditulis dengan simbol S.
 Himpunan Bilangan
Himpunan Bilangan, terdiri dari :
 Himpunan Bilangan Asli : N = {1, 2, 3, … }
 Himpunan Bilangan Cacah : C = {0, 1, 2, 3, … }
 Himpunan Bilangan Bulat : Z = { … , -1, 0, 1, … }
16 | P a g e
 Himpunan Bilangan Rasional : Q = {p/q : p, q Z, q 0}
 Himpunan Bilangan Real : R
2. RELASI HIMPUNAN
2.1 Relasi Antar Himpunan
 Himpunan sama yaitu dua buah himpunan yang memiliki anggota yang persis
sama, tanpa melihat urutannya.
Contoh :
A ={ c,d,e}
B={ c,d,e } Maka A = B
 Himpunan equivalen yaitu dua buah himpunan yang memiliki anggota yang sama
banyak. Jika A equivalen B, maka ditulis A ≈ B.
Contoh:
A = { w,x,y,z } → n (A) = 4
B = { r,s,t,u } → n (B) = 4
Maka n (A) =n (B) → A≈B
 Himpunan Bagian
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika setiap anggota A
termasuk anggota B, ditulis A ⊂ B
A ⊂ B, dibaca : A himpunan bagian dari B
A ⊂ B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B
B ⊂ A, dibaca : B himpunan bagian dari A
B ⊂ A, dibaca : B bukan himpunan bagian dari A
Contoh :
Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B ⊂ A. Sebab setiap
elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.
 Himpunan Kuasa yaitu himpunan yang anggotanya adalah himpunan himpunan
bagian dari suatu himpunan.
Contoh Himpunan Kuasa Jika A = {a, b, c}, maka himpunan kuasa dari A adalah :
2A = { ø, {a}, {b}, {c}, {a,b}, {a,c}, {b,c}, A} Jika m adalah banyaknya anggota
himpunan A, maka banyaknya anggota himpunan kuasa dari A adalah 2m
Banyaknya anggota yang terkandung dalam himpunan kuasa dari A adalah 2
pangkat banyaknya anggota A.
17 | P a g e
2.2 Diagram Venn
John Venn, seorang ahli matematika dari Inggris yang hidup pada tahun
1834 – 1923 menemukan cara menyatakan suatu himpunan dengan menggunakan
gambar. Selanjutnya, gambar tersebut dinamakan Diagram Venn. Dalam diagram
Venn , himpunan semesta dinyatakan dengan daerah persegi panjang , sedangkan
himpunan lain dalam semesta pembicaraan dinyatakan dengan kurva mulus
tertutup sederhana dan noktah-noktah untuk menyatakan anggotanya. Jika jumlah
anggota suatu himpunan terlalu banyak, untuk menyatakan keanggotaannya tidak
perlu digambar noktah-noktah nya , tetapi cuku dengan kurva sederhana.
Contoh :
Diketahui S = { 1,2,3,4,5,6,…,15} adalah himpunan semesta (semesta
pembicaraan). Jika A = {1,3,5,7,9,11,13} dan B = { x | x adalah bilangan prima
yang kurang dari 10} . gambarlah diagram venn !
2.3 Sifat –sifat Relasi Himpunan
 Sifat Reflekatif
Misalkan R sebuah relasi yang didefinisikan pada himpunan P. Relasi R dikatakan
bersifat refleksif jika untuk p € P berlaku (p,p) € R.
Contoh :
Diberikan Himpunan P = {1,2,3}. Didefinisikan relasi R pada himpunan P
dengan hasil adalah himpunan S = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3), (3,2)}. Relasi R
tersebut bersifat reflektif sebab setiap angggota himpunan P berpasangan atau berelasi
dengan dirinya sendiri.
 Sifat Simetris
Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat
simetris, apabila untuk setiap (x,y) € R berlaku (y,x) € R.
Contoh :
Diberikan himpunan P ={1,2,3}. Didefinisikan relasi R pada himpunan P
dengan R ={(1,1), (1,2), (1,3), (2,2), (2,1), (3,1), (3,3)}. Relasi R tersebut bersifat
simetris untuk setiap (x,y) € R, berlaku (y,x) € R.
 Sifat Transitif
Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R bersifat transitif,
apabila untuk setiap (x,y) € R dan (y,z) € R maka berlaku (x,z) € R.
A B
 1
 9
 11
 13
 4
 6
 8
 10
 12
 15
 14
 3
 5
 7
S
18 | P a g e
Contoh :
Diberikan himpunan P ={1,2,3}. Didefinisikan relasi pada himpunan P dengan
hasil relasi adalah himpunan R= {(1,1), (1,2), (1,3), (2,2), (2,1), (3,1), (3,3)}. Relasi R
tersebut bersifat Transitif sebab (x,y) € R din (y,z) € R berlaku (x,z) € R.
 Sifat Antisimetris
Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat
antisimetris, apabila untuk setiap (x,y) € R dan (y,x) € R berlaku x=y.
Contoh :
Diberikan himpunan C = {2,4,5}. Didefinisikan relasi R pada himpunan C
dengan R = {(a,b) € a kelipatan b, ab € C} sehingga diperoleh R = {(2,2), (4,4), (5,5),
(4,2)}. Relasi R tersebut bersifat antisimetris.
 Sifat Ekuivalensi
Misalkan himpunan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R disebut
relasi ekivalensi jika dan hanya jika relasi R memenuhi sifat refleksif, simetris,
dan transitif.
Contoh :
Diberikan himpunan P = {1,2,3}. Didefinisikan relasi pada himpunan P dengan
R={(1,1),(1,2),(2,2),(2,1),(3,3)}. Relasi R tersebut bersifat refleksif, simetris dan
transitif. Oleh karena itu relasi R merupakan relasi ekivalensi.
3. OPERASI PADA HIMPUNAN
 Irisan A ∩ B = {x : x A dan x B}
Contoh:
{1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}.
{1, 2} ∩ {2, 3} = {2}.
{Budi,Cici} ∩ {Dani,Cici} = {Cici}.
{Budi} ∩ {Dani} = ∅.
Operasi irisan A ∩ B setara
dengan A dan B . Irisan
merupakan himpunan baru yang
anggotanya terdiri dari anggota
yang dimiliki bersama antara dua
atau lebih himpunan yang
terhubung. Jika A ∩ B = ∅,
maka A dan B dapat
dikatakan disjoint (terpisah).
Beberapa sifat dasar irisan:
 A ∩ B = B ∩ A.
 A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B)
∩ C.
 A ∩ B ⊆ A.
 A ∩ A = A.
 A ∩ ∅ = ∅.
 A ⊂ B jika and hanya
jika A ∩ B = A.
19 | P a g e
 Gabungan A U B = {x : x A atau x B}
Contoh: {1, 2} ∪ {1, 2} = {1, 2}.
{1, 2} ∪ {2, 3} = {1, 2, 3}.
{Budi} ∪ {Dani} = {Budi, Dani}.
 Penjumlahan A + B = {x : x A, x B , x (A∩B)}
 Pengurangan A – B = A  B = {x : x A, x B}
 Komplemen Ac = {x : x A, x S}
A dan B adalah semua elemen yang ada
dalam A atau dalam B atau dalam
kedua-duanya .
A adalah semua anggota himpunan
semesta yang berada di luar A, yaitu
Ac = {x | x ∈ A}.
A dan B adalah semua anggota A
yang bukan anggota B.
A dan B adalah semua eleman
yang ada dalam A atau dalam B
tetapi tidak dalam kedua-duanya.
Beberapa sifat dasar gabungan:
 A ∪ B = B ∪ A.
 A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C.
 A ⊆ (A ∪ B).
 A ∪ A = A.
 A ∪ ∅ = A.
 A ⊆ B jika and hanya
jika A ∪ B = B.
20 | P a g e
Contoh:
 {1, 2}  {1, 2} = ∅.
 {1, 2, 3, 4}  {1, 3} = {2, 4}.
Sifat-sifat Operasi Himpunan
Beberapa sifat dasar komplemen:
 A  B ≠ B  A untuk A ≠ B.
 A ∪ A′ = U.
 A ∩ A′ = ∅.
 (A′)′ = A.
 A  A = ∅.
 U′ = ∅ dan ∅′ = U.
 A  B = A ∩ B′ tersebut.
21 | P a g e
LATIHAN SOAL HIMPUNAN
1. Dari survei di sebuah kelas diketahui bahwa ada 25 siswa yang menyukai membaca
dan 30 yang menyukai Traveling. Ditemukan pula bahwa di kelas itu ada 15 orang
yang suka membaca dan traveling. Ada berapa siswa dalam kelas itu?
2. S = {1,2,3,4,5,…,49,50} dan n (S) = 50
A = {1,3,5,7,9,11,13,15,… } (himpunan bilangan biulat ganjil positif) dan n(A) = 20
B = {2,3,5,7,11,13,…} ( himpunan bilangan prima ) dan n (B) = 15
Tentukan n ( A ∩ B )C !
3.
4.
5. .
22 | P a g e
6. Dari 42 kambing yang ada di kandang milik pak Arman, 30 kambing menyukai
rumput gajah, dan 28 ekor kambing menyukai rumput teki. apabila ada 4 ekor
kambing yang tidak menyukai kedua rumput tersebut, berapa ekor kambing yang
menyukai rumput gajah dan rumput teki ?
7. Di dalam sebuah ruangan terdapat 150 siswa yang baru lulus SMP. Diketahui ada 75
siswa memilih untuk masuk SMA dan 63 siswa memilih untuk masuk SMK
sementara ada 32 siswa yang belum menentukan pilihannya. Lalu, berapakah
banyaknya siswa yang hanya memilih untuk masuk SMA dan SMK saja?
8. Dari 40 orang bayi, diketahui bahwa ada 18 bayi yang gemar memakan pisang, 25
bayi gemar makan bubur, dan 9 bayi menyukai keduanya. Lalu ada berapa bayi yang
tidak menyukai pisang dan bubur?
9. Dari sekelompok atlet diketahui bahwa 17 orang menyukai sepak bola, 13 menyukai
renang, dan 12 orang menyukai keduanya. coba kalian gambarkan diagram venn
dan tentukan pula jumlah keseluruhan dari atlet tersebut.
10. Siswa kelas 7 SMP Tunas Mekar adalah 45. tiap-tiap siswa memilih dua jenis
pelajaran yang mereka sukai. diketahui ada 27 siswa yang menyukai pelajaran
Matematika dan 26 siswa menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Sementara siswa yang
tidak menyukai kedua pelajaran tersebut ada 5 orang. Tentukanlah banyaknya
siswa yang menyukai pelajaran bahasa inggris dan matematika serta gambarlah
diagram venn-nya!
23 | P a g e
BAB
3
FUNGSI KOMPOSISI
DAN INVERS
Disusun Oleh :
 Lara Mayangsari
 Sri Ferbriani
 Tania Tri Septiani
Dalam kehidupan sehari-hari, fungsi sering dijadikan
permodelan matematika untuk menyelesaikan permasalah
nyata. Suatu kejadian bila dibuat model matematika akan
menghasilkan suatu fungsi.
If you can’t explain it simply, you
don’t understand it well enough.
-Albert Einstein
24 | P a g e
PETA KONSEP
25 | P a g e
FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS
1. Operasi AljabarPada Fungsi
Definisi 3.1
Jika 𝑓 suatu fungsi dengan daerah asal 𝐷𝑓dan 𝑔 suatu fungsi dengan daerah asal 𝐷 𝑔, maka pada
operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dinyatakan sebagai
berikut.
a) Jumlah 𝑓 dan 𝑔 ditulis 𝑓 + 𝑔 didefinisikan sebagai
( 𝑓 + 𝑔)( 𝑥) = 𝑓( 𝑥) + 𝑔( 𝑥) dengan daerah asal 𝐷𝑓+𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷 𝑔
b) Selisih 𝑓 dan 𝑔 ditulis 𝑓 − 𝑔 didefinisikan sebagai
( 𝑓 − 𝑔)( 𝑥) = 𝑓( 𝑥) − 𝑔( 𝑥) dengan daerah asal 𝐷𝑓−𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷 𝑔
c) Perkalian 𝑓 dan 𝑔 ditulis 𝑓 × 𝑔 didefinisikan sebagai
( 𝑓 × 𝑔)( 𝑥) = 𝑓( 𝑥) × 𝑔( 𝑥) dengan daerah asal 𝐷𝑓×𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷 𝑔
d) Pembagian 𝑓 dan 𝑔 ditulis
𝑓
𝑔
didefinisikan sebagai
(
𝑓
𝑔
) ( 𝑥) =
𝑓(𝑥)
𝑔(𝑥)
dengan daerah asal 𝐷 𝑓
𝑔
= 𝐷𝑓 ∩ 𝐷 𝑔 − { 𝑥|𝑔( 𝑥) = 0}
Contoh:
Jawab:
26 | P a g e
2. Menemukan KonsepFungsi Komposisi
27 | P a g e
Berdasarkan beberapa hal di atas kita peroleh definisi berikut.
Definisi 3.2
Jika dan fungsi dan , maka terdapat suatu fungsi dari
himpunan bagian ke himpunan bagian yang disebut fungsi komposisi
dan (ditulis: yang ditentukan dengan
daerah asal fungsi komposisi dan adalah,
dengan
daerah asal (domain) fungsi daeraj asal (domain) fungsi g;
= daerah hasil (range) fungsi =daerah hasil (range) fungsi g.
28 | P a g e
Contoh:
Jawab:
Contoh Soal:
29 | P a g e
3. Sifat-Sifat Operasi Fungsi Komposisi
Sifat 3.1
Sifat 3.2
Diketahui dan suatu fungsi. Jika maka
pada operasi komposisi fungsi berlaku sifat asosiatif, yaitu;
Diketahui suatu fungsi dan merupakan fungsi identitas. Jika
maka terdapat sebuah fungsi identitas yaitu
sehingga berlaku sifat identitas, yaitu;
30 | P a g e
Fungsi Invers
PengertianInvers Suatu Fungsi
Pertama, Fungsi 𝑓 memetakan 𝑥 ∈ 𝐴 ke 𝑦 ∈ 𝐵. Jika
fungsi 𝑓 dinyatakan ke dalam bentuk pasangan
berurutan, maka dapat ditulis sebagai berikut.
𝑓 = {( 𝑥, 𝑦)|𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑦}. Pasangan berurut ( 𝑥, 𝑦)
merupakan unsur dari fungsi 𝑓.
Kedua, invers fungsi 𝑓 atau 𝑓−1
memetakan 𝑦 ∈ 𝐵 ke
dalam pasangan berurutan, maka dapat ditulis 𝑓−1
=
{( 𝑦, 𝑥) | 𝑦 ∈ 𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∈ 𝐴}. dan Pasangan berurut(𝑦, 𝑥) merupakan unsur dari invers
fungsi 𝑓.
Definisi 3.3
Definisi untuk invers suatu fungsi adalah sebagai berikut.
Syarat agar Invers Suatu Fungsi MerupakanFungsi (Fungsi Invers)
Sifat 3.3
Definisi 3.4
Jika fungsi 𝑓: 𝐷𝑓 → 𝑅𝑓 adalah fungsi bijektif, maka invers fungsi 𝑓 adalah fungsi yang
didefinisikan sebagai 𝑓−1
: 𝑅𝑓 → 𝐷𝑓 dengan kata lain 𝑓−1
adalah fungsi dari 𝑅𝑓 ke 𝐷𝑓.
Jika fungsi memetakan ke dan dinyatakan dalam pasangan berurutan
maka invers dari fungsi f (dilambangkan ) adalah relasi
yang memetakan ke , dalam pasangan berututan dinyatakan dengan
.
Fungsi memiliki fungsi invers jika dan hanya jika
adalah fungsi bijektif atau himpunan A dan B berkorespondensi satu-
satu.
31 | P a g e
4. Menentukan Invers Suatu Fungsi
Sifat 3.4
Untuk menentukan invers dari suatu fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥)dapat ditempuh prosedur berikut ini.
a. Nyatakan 𝑥 sebagai fungsi 𝑦, yaitu 𝑥 = 𝑓−1( 𝑦).
b. Ganti 𝑦 dengan 𝑥 dan 𝑥 dengan 𝑦, sehingga 𝑦 = 𝑓−1( 𝑥) merupakan invers fungsi dari 𝑦 =
𝑓( 𝑥)
Diberikan beberapa fungsi. Tentukan invers dari fungsi di bawah ini!
1. 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦 − 𝑏 = 𝑎𝑥
𝑎𝑥 = 𝑦 − 𝑏
𝑥 =
𝑦 − 𝑏
𝑎
𝑓−1(𝑦) =
𝑦 − 𝑏
𝑎
𝑓−1( 𝑥) =
𝑥 − 𝑏
𝑎
2. 𝑦 =
𝑎𝑥+𝑏
𝑐𝑥+𝑑
𝑦 =
𝑎𝑥 + 𝑏
𝑐𝑥 + 𝑑
𝑦( 𝑐𝑥 + 𝑑) = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑦𝑐𝑥 − 𝑎𝑥 = 𝑏 − 𝑑𝑦
𝑥( 𝑦𝑐 − 𝑎) = 𝑏 − 𝑑𝑦
𝑥 =
𝑏 − 𝑑𝑦
𝑦𝑐 − 𝑎
𝑓−1( 𝑦) =
𝑏 − 𝑑𝑦
𝑐𝑦 − 𝑎
𝑓−1( 𝑥) =
−𝑑𝑥 + 𝑏
𝑐𝑥 − 𝑎
Misalkan adalah fungsi invers fungsi Untuk setiap dan
berlaku jika dan hanya jika .
32 | P a g e
3. 𝑦 = 𝑎 𝑐𝑥
𝑦 = 𝑎 𝑐𝑥
𝑐𝑥 = log 𝑎 𝑦
𝑥 =
log 𝑎 𝑦
𝑐
𝑓−1( 𝑦) =
1
𝑐
log 𝑎 𝑦
𝑓−1( 𝑥) =
1
𝑐
log 𝑎 𝑥
4. 𝑦 = log 𝑎 𝑐𝑥
𝑦 = log 𝑎 𝑐𝑥
𝑐𝑥 = 𝑎 𝑦
𝑥 =
𝑎 𝑦
𝑐
𝑓−1( 𝑦) =
𝑎 𝑦
𝑐
𝑓−1( 𝑥) =
𝑎 𝑥
𝑐
5. 𝑦 = 𝑥2
𝑦 = 𝑥2 + 𝑐
𝑥2 = 𝑦 − 𝑐
𝑥 = √ 𝑦 − 𝑐 atau 𝑥 = −√ 𝑦 − 𝑐
𝑓−1( 𝑦) = √ 𝑦 − 𝑐 atau 𝑓−1( 𝑦) = −√ 𝑦 − 𝑐
𝑓−1( 𝑥) = √ 𝑥 − 𝑐 atau 𝑓−1( 𝑥) = −√ 𝑥 − 𝑐
6. 𝑦 = ( 𝑥 + 𝑐)2
𝑦 = 𝑥2
+ 2𝑐𝑥 + 𝑐2
= (𝑥 + 𝑐)2
(𝑥 + 𝑐)2
= 𝑦
𝑥 + 𝑐 = √ 𝑦 atau 𝑥 + 𝑐 = −√ 𝑦
𝑥 = √ 𝑦 − 𝑐 atau 𝑥 = −√ 𝑦 − 𝑐
𝑓−1
(𝑦) = √ 𝑦 − 𝑐 atau 𝑓−1
(𝑦) = −√ 𝑦 − 𝑐
𝑓−1
(𝑥) = √ 𝑥 − 𝑐 atau 𝑓−1
(𝑥) = −√ 𝑥 − 𝑐
7. 𝑦 = 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
33 | P a g e
Strategi cerdas:
Contoh:
 f(x) = ax + b; a ≠ 0  f -1(x) =
a
bx 
; a ≠ 0
 f(x) =
dcx
bax


; x ≠ -
c
d
 f -1(x) =
acx
bdx


; x ≠
c
a
 f(x) = acx ; a > 0  f -1(x) =alog x1/c =
c
1 alog x ; c ≠ 0
 f(x) = a log cx ; a > 0; cx > 0  f -1(x) =
c
ax
; c ≠ 0
 f(x) = ax²+bx+c; a≠0  f -1(x)=
2a
x)4a(cbb 2

34 | P a g e
Jawab:
5. Rumus Komposisi ( 𝒇 𝒐 𝒇−𝟏)( 𝒙)dan ( 𝒇−𝟏 𝒐 𝒇)( 𝒙)
Sifat 3.5
Sifat 3.6
Misalkan sebuah fungsi bijektif dengan daerah asal dan daerah hasil
sedangkan merupakan fungsi identitas. Fungsi merupakan fungsi
invers dari fungsi jika dan hanya jika
untuk setiap dan
untuk setiap
Jika sebuah fungsi bijektif dan merupakan invers , maka fungsi invers
dari adalah fungsi itu sendiri, disimbolkan dengan
35 | P a g e
6. Memahami ( 𝒇°𝒈)−𝟏(𝒙) = (𝒇−𝟏°𝒈−𝟏)(𝒙)
Dari gambar diagram di atas 𝑓: 𝐴 → 𝐵, 𝑔: 𝐵 → 𝐶, 𝑓: 𝐴 → 𝑏, 𝑔: 𝐵 → 𝐶, dengan 𝑓 dan 𝑔
berkorespondensi satu-satu sedemkian sehingga ℎ = 𝑔 𝑜 𝑓, maka ℎ−1
= 𝑓−1
𝑜𝑔−1
.
Dalam hal ini (𝑔 𝑜 𝑓)−1
= ℎ−1
disebut fungsi invers dari fungsi komposisi, sehingga
diperoleh sifat-sifat berikut ini.
(𝑔 𝑜 𝑓)−1( 𝑥) = ( 𝑓−1
𝑜 𝑔−1)( 𝑥) dan (𝑓 𝑜 𝑔)−1( 𝑥) = ( 𝑔−1
𝑜𝑓−1)( 𝑥)
36 | P a g e
LATIHAN SOAL FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS
1.) Diketahui 𝑓( 𝑥) =
−(2−3𝑥)
2
, maka 𝑓−1
(𝑥) sama dengan ...
2.) Invers dari fungsi 𝑓( 𝑥) =
7𝑥+5
3𝑥−4
, x ≠ 4/3 adalah ...
3.) Jika 𝑓( 𝑥 − 1) =
𝑥−1
2−𝑥
dan 𝑓−1
adalah invers dari f maka 𝑓−1( 𝑥 + 1)sama dengan ..
4.) Jika ( 𝑓 𝑜 𝑔)( 𝑥) = 4𝑥2
+ 8𝑥 − 3 dan 𝑔( 𝑥) = 2𝑥 + 4, maka 𝑓−1
(𝑥) sama dengan ...
5.) Diketahui 𝑓( 𝑥) =
4𝑥+5
𝑋+3
, dan 𝑓−1
adalah invers dari f, maka sama 𝑓−1( 𝑥) dengan ...
6.) Diketahui 𝑓( 𝑥) = 𝑥2
+ 1 dan 𝑔( 𝑥) = 2𝑥 − 3, maka ( 𝑓 𝑜 𝑔)( 𝑥) =…
(Ebtanas Tahun 1989)
7.) Diketahui fungsi 𝑓( 𝑥) = 3𝑥 − 1 dan 𝑔( 𝑥) = 2𝑥2
+ 3. Nilai dari komposisi fungsi
( 𝑔 𝑜 𝑓)(1) =…
(UN Matematika SMA IPA - 2010 P04)
8. Jika suatu fungsi 𝑓( 𝑥) = 𝑥 + 2dan 𝑔( 𝑥) = 𝑥 + 5 maka (𝑓 𝑜 𝑔)(𝑥) adalah.....
9. Jika 𝑓( 𝑥) = 𝑥 − 2 dan 𝑔( 𝑥) = 2𝑥 + 3 maka g o f(x) adalah...
10. Diberikan dua buah fungsi masing-masing f(x) dan g(x) berturut-turut adalah:
f(x) = 3x + 2
g(x) = 2 − x
Tentukan:
a) (f o g)(x)
b) (g o f)(x)
37 | P a g e
BAB
4
FUNGSI KUADRAT
NAMA KELOMPOK
 Altisya Dilla
 Shera Annisa
 Suci Kumala Sari
Fungsi kuadrat banyak digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan perubahan variabel
yang nilainya naik turun dengan pola simetris
Fungsi kuadrat dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai
saat orang memasukkan bola basket ke ring, bermain angry bird,
air mancur, dsb.
Hidup ini tidak selalu sama. Ada
saatnya kita naik, dan ada
saatnya kita turun
38 | P a g e
PETA KONSEP
Fungsi KuadratF(x)=ax2+bx+c, a≠0
Koefisien
Persamaan Fungsi
Kuadrat (a,b,c)
 Y=ax2+bx+c
 Y=a(x-x1) (x-x2)
 Y=a(x-x1)2
 Y=(x-h)2+k
Tabel
Koordinat
Diskriminan
D - b2 - 4ac
a > 0
a<0
D > 0
D = 0
D < 0
Nilai Maks
atau Min
y = -D/4a
Titik Potong
Sumbu absis
Karakteristik
Fungsi Kuadrat
Sketsa
Grafik
Pers. Sumbu
simetri
x = -b/2a
Titik balik maks
atau min
P = (-b/2a, -D/4a)
Menyusun
Fungsi Kuadrat
Grafik Fungsi Kuadrat
39 | P a g e
FUNGSI KUADRAT
Fungsi f: R → R yang dinyatakan dengan f: x → ax2 + bx + c dimana a, b, c R dan a ≠ 0
disebut fungsi derajat dua atau lebih lazim disebut fungsi kuadrat. Fungsi kuadrat f = ax2 +
bx + c mempunyai persamaan y= ax2 + bx + c dan grafiknya berupa parabola.
Fungsi kuadrat merupakan suatu fungsi yang pangkat terbesar variabelnya adalah 2.
Mirip dengan persamaan kuadrat, namun berbentuk suatu fungsi. Fungsi kuadrat
mempunyai bentuk umum: f(x) = ax² + bx + c, dengan a.b.c suatu bilangan real dan a ≠ 0.
Sebuah fungsi selalu berhubungan dengan grafik, begitu pula dengan fungsi kuadrat. Grafik
fungsi kuadrat berbentuk parabola. Untuk menggambar sebuah grafik fungsi kuadrat harus
ditentukan titik potong dengan sumbu kordinat dan titik ekstrimnya.
Sifat-sifat fungsi kuadrat
a. Jika a > 0, kurva terbuka ke atas memiliki nilai min
Jika a < 0, kurva terbuka ke bawah memiliki nilai maks
b. Jika titik puncak disebelah kanan sumbu y, a dan b berlawanan
Jika titik puncak disebleah kiri sumbu y, a dan b sama
c. Jika memotong sumbu y positif, c > 0
Jika memotong sumbu y negatif, c < 0
d. Jika memotong sumbu x di dua titik, D > 0
Jika menyinggung sumbu x, D = 0
Jika tidak memotong sumbu x, D < 0
Tidak memotong sumbu x dan terbuka ke atas (a > 0) disebut definit positif
Tidak memotong sumbu x dan terbuka ke bawah (a < 0) disebut definit
negatif
e. Titik ekstrim
Titik ekstrim pada fungsi kuadrat merupakan koordinat dengan absisnya
merupakan nilai sumbu simetri dan ordinatnya merupakan nilai ekstrim.
Pasangan koordinat titik ekstrim pada fungsi kuadrat 𝑦 = 𝑎𝑥2
+ 𝑏𝑥 + 𝑐 adalah
sebagai berikut
−
𝑏
2𝑎
, −
𝐷
4𝑎
Keterangan:
D adalah deskriminan
𝐷 = 𝐵2
− 4𝑎𝑐
Seperti yang sudah disebutkan di atas, 𝑥 = −
𝑏
2𝑎
adalah sumbu
simetri dan −
𝐷
4𝑎
merupakan nilai ekstrim fungsi kuadrat.
40 | P a g e
Sumbu Simetri
Sumbu simetri merupakan garis yang ditarik dari nilai x titik ekstrem sejajar dengan sumbu
y yang membelah parabola menjadi 2 bagian yang sama besar.
Persamaanuntuksumbusimetrisadalah x = -b/2a
Sifat-Sifat Grafik Fungsi Kuadrat
Jika a > 0, maka grafiknya terbuka ke atas dan mempunyai titik balik minimum (titik
puncaknya mempunyai nilai terkecil)
Jika a < 0, maka grafiknya terbuka ke bawah dan mempunyai titik balik maksimum
(titik puncaknya mempunyai nilai terbesar)
Jika D merupakan diskriminan suatu fungsi kuadrat f(x) = ax² + bx + c, maka:
Jika D < 0, maka grafik y= f(x) memotong sumbu pada dua titik yang berbeda
Jika D = 0, maka grafik y= f(x) menyinggung sumbu x pada satu titik.
Jika D > 0, maka grafik y= f(x) tidak memotong sumbu x
Langkah-langkahdalam membuat sketsa grafik fungsi kuadrat/parabola
( y = ax2 + bx + c )
1. menentukan titik potong grafik dengan sumbu x → y = 0
kemudian difaktorkan sehingga diperoleh akar-akarnya yaitu x1 dan x2 . jika
kesusahan dalam memfaktorkan coba di cek dulu nilai D nya.
jika D < 0 maka fungsi tersebut memang tidak mempunyai akar-akar persamaan
fungsi kuadrat sehingga sketsa grafik fungsi kuadrat tidak memotong sumbu x
jika D > 0 maka fungsi tersebut mempunyai akar-akar persamaan fungsi kuadrat
namun kita kesulitan dalam menentukannya. bisa jadi karena angkanya yang
susah difaktorkan atau faktornya dalam bentuk desimal. Akar-akarnya dapat kita
cari dengan rumus abc :
41 | P a g e
setelah kita mendapatkan nilai x1 dan x2 maka titik potong grafik fungsi kuadrat
dengan sumbu x :( x1 , 0 ) dan( x2 , 0 )
2. menentukan titik potong grafik dengan sumbu y → x = 0
karena x = 0 maka y = c dan titik potong dengan sumbu y = ( 0 , c )
3. menentukan harga ekstrim atau titik puncak
rumus menentukan harga ekstrem (xp,yp)= (-b/2a, D/4a)
untuk mengetahui apakah itu titik minimum atau maksimum tergantung dari
nilai a. Jika a>0 maka maksimum, jika a<0 maka nilai minimum.
Titikpuncak darifungsikuadrat f(x) = ax2 + bx + c adalahtitik yang
diperolehdenganmengambilkoordinatdaripasangannilaiekstremdenganabsisnya.
Koordinatpuncakdarifungsikuadratadalahtitik P (-b/2a, D/4a). Titik P
dinamakanmaksimumjika a > 0 dandinamakantitik minimum jika a < 0.
dari penentuan sumbu simetri ( xp ) dan nilai eksterm ( yp ) diperoleh titik puncak grafik
fungsi kuadrat/parabola : ( Xp , Yp )
Posisi grafik fungsi kuadrat/parabola terhadap sumbu x:
mengulang pembahasan mengenai titik potong sumbu x → y = 0 ada 3 kemungkinan :
a) Jika nilai D > 0, maka parabola memotong sumbu x di dua titik yang berbeda.
b) Jika nilai D = 0, maka parabola meotong sumbu x di satu titik atau bisa dikatakan
parabola (grafik fungsi kuadrat) menyinggung sumbu x (titik puncak)
c) Jika D < 0, maka parabola tidak memotong di sumbu x (melayang di atas atau di
bawah sumbu x)
 dalam hal D < 0 dan a > 0 maka f(x) = ax2 + bx + c, akan menghasilkan nilai
selalu positif (melayang di atas sumbu x)
 dalam hal D < 0 dan a < 0 maka f(x) = ax2 + bx + c, akan menghasilkan nilai
selalu negatif (melayang di bawah sumbu x)
dengan menggabungkan dengan nilai a nya dapat dibuat sketsa grafik fungsi
42 | P a g e
kuadrat/parabola :
2.5 Persamaan Fungsi Kuadrat / Parabola
a) Diketahui tiga titik sembarang
Rumus : y = ax2 + bx + c
nilai a, b dan c ditentukan dengan eliminasi.
b) Parabola memotong sumbu x di dua titik ( x1 , 0 )dan ( x2 , 0 ) dan melalui satu titik
sembarang.
Rumus : y = a ( x - x1 ).( x - x2 )
nilai a ditentukan dengan memasukkan titik sembarang tersebut ke x dan y.
43 | P a g e
c) Parabola menyinggung sumbu x di satu titik ( x1 , 0 ) dan melalui satu titik
sembarang.
Rumus : y = a ( x - x1 )2
nilai a ditentukan dengan memasukkan titik sembarang tersebut ke x dan y.
d) Parabola melalui titik puncak ( xp , yp ) dan melalui satu titik sembarang.
Rumus : y = a ( x - xp )2 + yp
nilai a ditentukan dengan memasukkan titik sembarang tersebut ke x dan y
1. Menentukanfungsikuadrat yang grafiknyamelalui 3 buahtitik.
Menggunakan y = ax2 + bx +c
Tentukan fungsi kuadrat grafiknya melalui 3 buah titik (-1,0), (2,-9) dan (4,-5)
Penyelesaian:
melalui (-1,0) => y = a(-1)2 + b(-1) + c
0 = a - b + c ... (1)
melalui (2,-9) => y = a(2)2 + b(2) + c
-9 = 4a + 2b + c ... (2)
melalui (4,-5) => y = a(4)2 + b(4) + c
-5 = 16a + 4b + c ... (3)
Dari (1) - (2) => -3a - 3b = 9 ... (4)
Dari (2) - (3) => -12a - 2b = -4 ... (5)
Dari (4) x 4 => -12a - 12b = 36 ... (4)'
Dari (5) - (4)' => 10b = -40
b = -4
Substitusikan b = -4 ke (4)
maka => -3a + 12 = 9
-3a = -3
a = 1
Substitusikan a = 1 dan b = -4
maka => 1 - (-4) + c = 0
5 + c = 0
c = -5
44 | P a g e
Sehingga fungsi kuadratnya => y = x2 - 4x – 5
2. Menentukanfungsikuadratjikakoordinattitikpuncakdiketahui.
Menggunakan y = a(x - p)2 + q titik puncak (p,q)
Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya mempunyai titik puncak (2,-9)serta melalui titik (-
1,0)
Penyelesaian:
y = a(x - p)2 + q
= a(x - 2)2 - 9
melalui (-1,0) => y = a(x - 2)2 - 9
0 = a(-1 - 2)2 - 9
9 = 9a
a = 1
Jadi, fungsikuadratnya => y = 1(x - 2)2 - 9
= (x2 - 4x + 4) - 9
= x2 - 4x – 5
3. Menentukanfungsikuadrat yang grafiknyamemotongsumbu x di titik (p,0) dan(q,0)
Menggunakan y = a(x - p) (x - q)
Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu x di titik (-1,0) dan (5,0).
sertamelalui (4,-5)
Penyelesaian:
y = a(x - p) (x - q)
= a{x -(-1)}(x - 5)
= a(x + 1) (x - 5)
karenamelalui (4,-5) maka
-5 = a(4 + 1) (4 - 5)
-5 = -5a
a = 1
Jadi, fungsikuadratnya : y = 1(x + 1) (x - 5)
= x2 - 4x – 5
45 | P a g e
LATIHAN SOAL PERSAMAAN KUADRAT
1. Akar-akar persamaan kuadrat 5x2 – 3x + 1 = 0 adalah …
2. Hasil kali akar-akar persamaan kuadrat 6x2 – 2x + 3 = 0 adalah …
3. 3. Akar-akar persamaan kuadrat x2 + 3x – 2 = 0 adalah x1 dan x2. Nilai + = …
4. Sumbu simetri parabola y = x2 – 5x + 3 diperoleh pada garis …
5. Ordinat titik balik maksimum grafik fungsi y = -x2 – (p – 2)x + (p – 4) adalah 6. Absis
titik balik maksimum adalah …
6. Nilai minimum fungsi f(x) = x2 – 5x + 4 adalah ….
7. Fungsi kuadrat yang grafiknya berpuncak dititik (2, 3) dan melalui titik (-2, 1) adalah
8. Akar-akar persamaan kuadrat 2x2 – 13x + 15 = 0 adalah …
9. Akar-akar persamaan kuadrat x2 – 3x – 2 = 0 adalah x1 dan x2. Persamaan kuadrat
dengan akar-akar (x1 + 2) dan (x2 + 2) adalah …
10. Diketahui x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat x2 + 4x + (a – 4) = 0. Jika x1 =
3x2, maka nilai a yang memenuhi adalah …
46 | P a g e
BAB
5
PERSAMAAN LINGKARAN
Disusun Oleh :
 Feralia Goretti
Situmorang
 Hanifa Zulfitri
 Reno Sutriono
Lingkaran sudah ada sejak jaman prasejarah. Penemuan roda adalah
penemuan mendasar dari sifat lingkaran. Orang-orang Yunani menganggap
Mesir sebagai penemu geometri. Juru tulis Ahmes, penulis dari papirus
Rhind, memberikan aturan untuk menentukan area dari sebuah lingkaran
yang sesuai dengan π = 256 / 81 atau sekitar 3,16.
Teorema pertama yang berhubungan dengan lingkaran yang dikaitkan
dengan Thales sekitar 650 SM. Buku III dari Euclid 's Elements berurusan
dengan sifat lingkaran dan masalah inscribing dan escribing poligon.
lingkaran adalah roda kehidupan, kita tidak
akan tahu kapan roda itu akan berhenti
atau berputar, begitu juga hidup kita tidak
akan tahu dimana kita akan berhenti untuk
menjalani hidup ini. So.. do the best !!!
47 | P a g e
PETA KONSEP
48 | P a g e
PERSAMAAN LINGKARAN
Lingkaran adalah lengkung tertutup yang semua titik – titik pada lengkung itu berjarak
sama terhadap suatu titik tertentu dengan lengkungan itu. Titik tertentu dalam
lengkungan disebut pusat lingkaran dan jarak tersebut disebut jari – jari lingkaran
Unsur – unsur lingkaran :
1) Titik Pusat
Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran.
2) Jari-Jari (r)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jari-jari lingkaran adalah garis dari titik
pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran.
3) Diameter (d)
Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan
lingkaran dan melalui titik pusat.
4) Busur
Dalam lingkaran, busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada
lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan
tersebut.
5) Tali Busur
Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua
titik pada lengkungan lingkaran. Berbeda dengan diameter, tali busur tidak melalui
titik pusat.
6) Tembereng
Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali
busur.
7) Juring
Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah
jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran
tersebut.
8) Apotema
Pada sebuah lingkaran, apotema merupakan garis yang menghubungkan titik pusat
lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak
lurus dengan tali busur.
49 | P a g e
1. PERSAMAAN LINGKARAN
Seperti halnya garis lurus atau parabola yang memiliki persamaan, lingkaran
juga memiliki persamaan. Persamaan lingkaran tergantung pada koordinat titik pusat
dan panjang jari – jari. Berikut ini akan dibahas persamaan – persamaan lingkaran
dilihat dari koordinat titik pusat.
1) Persamaan Lingkaran dengan pusat Titik Asal
O(0,0)
Pada lingkaran disamping jari – jari atau r = OP,
OP’ = x dan PP’ = y.
Jarak dari O(0,0) ke P(x,y) adalah
Berdasarkan rumus Pythagoras
OP’2 + PP’2 = OP2 atau x2 + y2 = r2
Jadi persamaan lingkaran yang berpusat O(0,0) da
jari – jari r adalah x2 + y2 = r2
Contoh :
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat O(0,0) dan jari – jari 5.
Jawab :
x2 + y2 = r2
x2 + y2 = 52
x2 + y2 = 25
2) Persamaan lingkaran yang berpusat P(a,b) dan berjari – jari r
Persamaan lingkaran yang berpusat P(a, b) dan berjari-jari r dapat diperoleh dari
persamaan lingkaran yang berpusat di (0, 0) dan berjari-jari r dengan
menggunakan teori pergeseran. Jika pusat (0, 0) bergeser (a, b) maka titik (x, y)
bergeser ke (x + a, y + b).
Kita peroleh persamaan sebagai berikut :
x’ = x + a x = x’ – a
y’ = y + b y = y’ – b
50 | P a g e
Jadi persamaan lingkaran yang berpusat P(a,b) adalah (x – a)2 + (y – b)2 = r2
Contoh :
Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (3,2) dan berjari – jari 4.
Jawab :
Pusat (3, 2) maka a = 3 dan b = 2
Persamaan lingkaran (x- a)2 + (y – b)2 = r2
(x- 3)2 + (y – 2)2 = 42
(x- 3)2 + (y – 2)2 = 16
3) Bentuk umum persamaan lingkaran
Telah kita ketahui bahwa bentuk baku persamaan lingkaran adalah (x-a)2
+ (y-b)2 = R2 dengan pusat (a,b) dan jari – jari R. Bentuk baku tersebut dapat
diubah ke dalam bentuk lain.
(x – a)2 + (y – b)2 = R2
x2 - 2ax + a2 + y2 – 2by + b2 = R2
x2 + y2 – 2ax – 2by + a2 + b2 – R2 = 0................................................(1)
Apabila A = -2a, B = -2b, dan C = a2 + b2 – R2, maka persamaan (1) dapat
dinyatakan menjadi :
x2 + y2 + Ax + By + C = 0
Bentuk tersebut merupakan bentuk umum persamaan lingkaran. Lalu bagaimana
cara menentukan pusat dan jari – jarinya?
A = -2a berarti a = −
1
2
A
B = -2b berarti b = −
1
2
B
C = a2 + b2 – R2 berarti R2 = a2 + b2 – C
R = √𝑎2 + 𝑏2 − 𝐶 = √
1
4
𝐴2 +
1
4
𝐵2 − 𝐶
Sehingga rumus lingkaran dengan persamaan x2 + y2 + Ax + By + C = 0 maka :
Pusat = (−
1
2
A, −
1
2
B)
Jari – jari = √
1
4
𝐴2 +
1
4
𝐵2 − 𝐶
Bukti Lain :
51 | P a g e
Contoh :
Jari-jari dan pusat lingkaran yang memiliki persamaan x2 + y2 + 4x − 6y − 12 =
0 adalah...
Jawab :
x2
+ y2
+ 4x − 6y − 12 = 0
A = 4
B = −6
C = −12
Pusat: Jari – jari :
Sehingga jari-jari dan pusatnya adalah 5 dan (−2, 3).
KEDUDUKAN TITIK TERHADAP LINGKARAN
Kedudukan titik terhadap lingkaran adalah terletak diluar, pada, atau di dalam lingkaran
seperti pada gambar di bawah ini. A, B, dan C berturut – turut terletak di luar, pada, dan
di dalam lingkaran.
Titik C(x1,y1) terletak di dalam lingkaran yang berpusat O(0,0) dan berjari – jari R jika
dan hanya jika :
OP < R
√( 𝑎 − 0)2 + ( 𝑏 − 0)2 < R
a2 + b2 < R2
52 | P a g e
Titik B(x1,y1) terletak pada lingkaran x2 + y2 = R2 jika dan hanya jika x2 + y2 = R2 :
OP = R
√( 𝑎 − 0)2 + ( 𝑏 − 0)2 = R
a2 + b2 = R2
Titik A(x1,y1)terletak di luar lingkaran x2 + y2 = R2 jika dan hanya jika x2 + y2 > R2 :
OA > R
√( 𝑥 − 0)2 + ( 𝑦 − 0)2 > R
x12 + y12 > R2
Dengan demikian, kita peroleh rumusan sebagai berikut.
Kedudukan titik (x1,y1) terhadap lingkaran x2 + y2 = R2 terletak:
Di luar x12 + y12 > R2
Pada x12 + y12 = R2
Di dalam x12 + y12 < R2
Titik A(x1,y1) terletak di luar lingkaran yang berpusat P(a,b) dan berjari – jari R jika dan
hanya jika :
PA > R
√( 𝑥1− 𝑎)2 + ( 𝑦2 − 𝑏)2 > R
(x1 – a)2 + (y1 – b)2 > R
Dengan cara yang sama di dapat :
Kedudukan titik (x1,y1) terhadap lingkaran (x – a)2 + (y – b)2 = R2 terletak :
Di luar (x1 – a)2 + (y1 – b)2 > R
Pada (x1 – a)2 + (y1 – b)2 = R
Di dalam (x1 – a)2 + (y1 – b)2 < R
Jika persamaannya dalam bentuk umum, maka dapat diubah menjadi :
Di luar x2 + y2 + Ax + By + C > 0
Pada x2 + y2 + Ax + By + C = 0
Di dalam x2 + y2 + Ax + By + C < 0
53 | P a g e
Titik A(x1,y1) terletak di luar lingkaran yang berpusat di titik P(a,b), maka untuk
menemukan jarak titik terhadap lingkaran adalah sebagai berikut.
Jarak terjauh titik A(x,y) dengan lingkaran adalah AB = d + R
Jarak terdekat titik A(x,y) dengan lingkaran adalah AC = |d – R|
Dengan d = jarak titik pusat lingkaran dengan titik A(x,y)
d = √( 𝑥 − 𝑎)2 + ( 𝑦 − 𝑏)2
R = jari – jari lingkaran
Contoh :
Diberikan persamaan lingkaran:
x2 + y2 −4x + 2y − 4 = 0
Titik A memiliki koordinat (2, 1). Tentukan posisi titik tersebut, apakah di
dalam lingkaran, di luar lingkaran atau pada lingkaran!
Jawab :
Masukkan koordinat A ke persamaan lingkarannya:
Titik A (2, 1)
x = 2
y = 1
x2 + y2 −4x + 2y − 4
= (2)2 + (1)2 −4(2) + 2(1) − 4
= 4 + 1 − 8 + 2 − 4
= −5
Hasilnya lebih kecil dari 0, sehingga titik A berada di dalam lingkaran.
Aturan selengkapnya:
Hasil < 0 , titik di dalam lingkaran
Hasil > 0 , titik akan berada di luar lingkaran.
Hasil = 0, maka titik berada pada lingkaran.
54 | P a g e
KEDUDUKAN GARIS TERHADAP LINGKARAN
Misalnya diminta untuk menentukan sebuah titik sembarang di luar lingkaran,
misalnya titik P. Melalui titik P diminta untuk menggambar garis 𝑙1 yang memotong
lingkaran di dua titik, yaitu di titik A dan titik B, garis 𝑙2 yang memotong lingkaran di
satu titik saja, yaitu titik C dan garis 𝑙3 yang tidak memotong lingkaran. Sehingga posisi
garis terhadap lingkaran ada 3 macam, yaitu:
1) Garis memotong lingkaran pada dua titik yang berbeda
D > 0 garis memotong pada 2 titik yang berbeda
2) Garis memotong lingkaran pada satu titik ( garis menyinggung lingkaran )
P
Y
X
A
C
B
0
𝒍 𝟏
𝒍 𝟑
𝒍 𝟐
A
B
A
55 | P a g e
D = 0 garis menyinggung pada satu titik
3) Garis tidak memotong lingkaran maupun menyinggung lingkaran
D < 0 maka garis tidak memotong maupun menyinggung lingkaran
Posisi garis terhadap lingkaran dapat juga dilihat dari nilai diskriminan:
𝑫 = 𝒃 𝟐
− 𝟒𝒂𝒄
Jika D < 0 Garis Memotong Lingkaran pada Dua Titik yang Berbeda
D= 0 garis menyinggung pada satu titik
D>0 garis tidak memotong maupun menyinggung lingkaran
Contoh :
Tentukan posisi garis y = 2𝑥 + 3 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥2
+ 𝑦2
= 49.
Jawab :
y = 2𝑥 + 3 subsitusi pada 𝑥2
+ 𝑦2
= 49
𝑥2
+ (2𝑥 + 3)2
= 49
𝑥2
+ 4𝑥2
+ 12𝑥 + 9 = 49
5𝑥2
+ 12𝑥 − 40 = 0
𝐷 = 𝑏2
− 4𝑎𝑐
=122
− 4(5)(40)
=944
D > 0
Maka garis memotong pada dua titik yang berbeda
56 | P a g e
KEDUDUKAN DUA BUAH LINGKARAN
Dua lingkaran dapat saling berpotongan, bersinggungan, atau tidak
berpotongan sama sekali. Keadaan ini dapat diselidiki dengan membandingkan jarak
titil pusat kedua lingkaran dengan jumlah jari – jarinya atau selisih jari – jarinya.
Misal lingkaran L berjari – jari r1 dan lingkaran M berjari – jari r2. Jika :
1) LM < (r1 + r2) maka kedua lingkaran berpotongan.
2) LM = (r1 + r2) maka kedua lingkaran bersinggungan di luar.
3) LM > (r1 + r2) maka kedua lingkaran tidak berpotongan sama sekali.
4) LM = |r2 – r1| maka kedua lingkaran bersinggungan di dalam.
5) LM < |r2 – r1| maka lingkaran kecil berada di dalam lingkaran besar.
6) LM = 0 maka kedua lingkaran sepusat.
PERSAMAANGARIS SINGGUNG LINGKARAN
1) Definisi Garis Singgung
Garis singgung adalah garis yang memotong lingkaran tepat di satu titik. Titik
tersebut disebut titik singgung. Jari-jari lingkaran yang melalui titik singgung
selalu tegak lurus dengan garis singung. Perhatikan gambar berikut!
g = Garis singgung
A(x1,Y1) titik singgung
𝐴𝑃 ⊥ 𝑔
Persamaan Garis singgung dapat dinyatakan dalam bentuk y = mx + c.
Persamaan Garis singgung lingkaran dapat dibedakan dalam tiga jenis seperti
digambarkan berikut ini:
P(a,b)
9
r
A(x1,y2)
D=0 g =Garis Singgung
O(0,0)
57 | P a g e
Garis singgung melalui satu titik pada lingkaran
Garis singgung bergradien m
Garis singgung melalui satu titik di luar lingkaran
2) Persamaan garis singgung melalui satu titik pada lingkaran
Rumus Persamaan Garis Singgung ini dapat dirangkum sebagai berikut:
Persamaan Lingkaran Persamaan Garis Singgung
𝑥2
+ 𝑦2
= 𝑟2
𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 = 𝑟2
(𝑥 − 𝑎)2
+ (𝑦 − 𝑏)2
= 𝑟2 ( 𝑥 − 𝑎)( 𝑥1 − 𝑎) + ( 𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 𝑟2
𝑥2
+ 𝑦2
+ 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 +
1
2
𝐴( 𝑥 + 𝑥1)+
1
2
𝐵( 𝑦 + 𝑦1)
+ 𝐶 = 0
Rumus di atas hanya berlaku untuk Persamaan Garis Singgung melalui titik pada
lingkaran.
Contoh:
Tentukan Persamaan Garis singgung Lingkaran 𝐿 ≡ 𝑥2
+ 𝑦2
= 10 yang melalui
titik (-3,1).
Y=mx+c T(X1,y1)
Y=m+c2
Y=m+c1
Y=m2x+c2
R(x1,y1)
Y=m1x+c1
58 | P a g e
Jawab :
Titik (-3,1)⇒ 𝑥1 = −3 dan 𝑦1 = 1, terletak pada 𝐿 ≡ 𝑥2
+ 𝑦2
= 10
Persamaan garis singgungnya 𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 = 𝑟2
(−3) 𝑥 + (1) 𝑦 = 10
−3𝑥 + 𝑦 = 10
Jadi, persamaan garis singgung lingkaran 𝐿 ≡ 𝑥2
+ 𝑦2
= 10 yang melalui titik (-
3,1) adalah −3𝑥 + 𝑦 = 10
3) Persamaan garis singgung bergradien m
Rumus persamaan Garis singgung ini digunakan untuk mencari
persamaan garis singgung yang gradiennya diketahui, sejajar atau tegak lurus
dengan suatu garis atau unsure lain yang berhubungan dengan gradient. Rumus-
rumus yang dapat digunakan ialah
Persamaan Lingkaran Persamaan Garis Singgung
𝑥2
+ 𝑦2
= 𝑟2
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
(𝑥 − 𝑎)2
+ (𝑦 − 𝑏)2
= 𝑟2
𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2
𝑥2
+ 𝑦2
+ 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 Ubah bentuk persamaan
ke (𝑥 − 𝑎)2
+ (𝑦 − 𝑏)2
= 𝑟2
gunakan rumus
𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2
4) Persamaan Garis singgung melalui titik di luar lingkaran
Ada beberapa metode atau teknik untuk menyelesaikan masalah ini antara
lain: menggunakan rumus, menggunakan garis singgung bergradien m.
a. Menggunakan rumus
Rumus persamaan garis singgung lingkaran melalui titik 𝐴(𝑥1, 𝑦1) pada
lingkaran (𝑥 − 𝑎)2
+ (𝑦 − 𝑏)2
= 𝑟2
adalah 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1) adalah
dengan
𝑚 =
( 𝑦1 − 𝑏)( 𝑥1 − 𝑎) ± √( 𝑦1 − 𝑏)2 + ( 𝑥1 − 𝑎)2 − 𝑟2
( 𝑥1 − 𝑎)2 − 𝑟2
b. Menggunakan rumus persamaan garis singgung bergradien m
Teknik nini menggunakan kesamaan garis dari dua persamaan,
persamaan 1 (satu) adalah garis melalui 𝐴(𝑥1, 𝑦1 ) dan persamaan 2 (dua)
adalah persamaan garis singgng bergradien m.
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran, 𝑥2
+ 𝑦2
= 25 yang malalui
(7,1)
Jawab
Persamaan 1 : 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚( 𝑥 − 𝑥1)
𝑦 − 1 = 𝑚 (𝑥 − 7)
59 | P a g e
𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
Persamaan 2 : 𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 5√1+ 𝑚2
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 5√1 + 𝑚2 → 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
5√1 + 𝑚2 = 7𝑚 + 1
25(1+ 𝑚2 ) = 49𝑚2
− 14𝑚 + 1
25 + 25𝑚2
= 49𝑚2
− 14𝑚 + 1
24 − 14 − 24 = 0
(4𝑚 + 3)(3𝑚 − 4) = 0
𝑚1 = −
3
4
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚2 =
4
3
Persamaan Garis singgung 1
𝑚1 = 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
𝑦 = −
3
4
𝑥 − 7 (−
3
4
) + 1
4𝑦 = −3𝑥 + 21 + 4
3𝑥 + 4𝑦 = 25
Persamaan Garis singgung ke 2
𝑚2 = 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1
𝑦 =
4
3
𝑥 − 7 (
4
3
)+ 1
3𝑦 = 4𝑥 − 28 + 3
4𝑥 − 3𝑦 = 25
60 | P a g e
LATIHAN SOAL PERSAMAAN LINGKARAN
1. Tentukan posisi 2 lingkaran berikut.
𝐿1 ≡ 𝑥2
+ 𝑦2
= 9 𝑑𝑎𝑛 𝐿2 ≡ 𝑥2
+ 𝑦2
− 6𝑥 − 6𝑦 + 9 = 0
2. Persamaan lingkaran dengan pusat P (6,2) yang menyinggung garis 3x + 4y = 11
adalah....
3. Diketahui titik A(5,-1) dan B(2,4). Tentukan persamaan lingkaran yang
diameternya melalui titik A dan B !
4. Lingkaran (x+6)2 + (y+1) = 4 menyinggung garis x = -4 dititik....
5. Persamaan lingkaran dengan pusat (-1,1) dan menyinggung garis 3x – 4y + 12 = 0
adalah....
6. Persamaan lingkaran yang berpusat di titik (2,4) dan melalui titik(10,-2)
7. Perhatikan gambar di bawah ini!
Persamaan lingkaran dari gambar di atas adalah ...
8. Diberikan persamaan lingkaran:
(x − 2)2
+ (x + 1)2
= 9
Titik B memiliki koordinat (5, − 1).
Tentukan posisi titik B apakah berada di dalam, luar atau pada lingkaran!
9. Lingkaran yang persamaannya x2
+ y2
− Ax − 10y + 4 = 0 menyinggung sumbu x.
Nilai A yang memenuhi adalah...
10. Persamaan lingkaran dengan pusat P(3, 1) dan menyinggung garis 3x + 4y + 7 = 0
adalah.....
61 | P a g e
BAB
6
TEOREMA
PYTHAGORAS
Disusun oleh:
 Khafifa
 Novi Suryani
 Nety Wahyu Saputri
Konon, bangsa Mesir kuno telah mampu membuat sudut siku-siku
dengan tepat hanya dengan menggunakan seutas tali. Mereka
menggunakan sejenis tali kusut sebagai bantuan untuk membentuk
sudut siku-siku dalam kegiatan pembangunan gedung-gedung
mereka. Tali memiliki panjang 12 knot, yang dapat dibentuk menjadi
sebuah segitiga siku-siku ukuran 3-4-5, sehingga menghasilkan tepat
sudut 90 derajat. Pada tali tersebut dibuat simpul berjarak sama.
Dengan menggunakan cara tersebut, mereka dapat membangun
rumah, taman, hingga piramida yang sangat terkenal dan masih
dapat dilihat hingga saat ini.
Jika engkau tidak sanggup menahan
lelahnya belajar, maka engkau harus
menanggung pahitnya kebodohan.
62 | P a g e
TEOREMA
PYTHAGORAS
Definisi
Dalil
Pembuktian
Dalil
Tripel
Pythagoras
Perbandingan
Sisi-sisi Segitiga
Siku-siku
Istimewa
Perbandingan
Trigonometri
SegitigaSiku-siku
Penggunaan dalam
Matematika
Perhitungan
pada Segitiga
Menemukan
Jenis
Segitiga
Garis
Tinggi
Segitiga
Penerapan pada
Kehidupan
Sehari-hari
Perhitungan
pada
Bangun
Datar
Perhitungan
pada
Bangun
Ruang
Kuadrat dan
Akar Kuadrat
Bilangan
PETA KONSEP
63 | P a g e
TEOREMA PHYTAGORAS
Kuadrat dan Akar Kuadrat Bilangan
Teorema Pythagoras erat kaitannya dengan bentuk kuadrat. Akar kuadrat dari a
(dilambangkan dengan √ 𝑎) adalah suatu bilangan tak negatif yang jika dikuadratkan
sama dengan 𝑎. Perhatikan definisi berikut :
𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑥2
= 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ≥ 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 √ 𝑎 = 𝑥
A. Definisi
Dalam matematika, teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam
geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan
menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke-6 SM yakni Pythagoras.
Pythagoras sering dianggap sebagai penemu teorema ini meskipun sebenarnya fakta-
fakta teorema ini sudah diketahui oleh matematikawan India (dalam Sulbasutra
Baudhayana dan Katyayana) Yunani, Tionghoa dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras
lahir. Pythagoras menjadi terkenal karena ialah yang pertama membuktikan kebenaran
universal dari teorema ini melalui pembuktian matematis.
1. Dalil Pythagoras
Dalil phytagoras mengungkapkan hubungan antara sisi-sisi pada suatu segitiga
siku-siku. Perhatikan bagian-bagian segitiga siku-siku di bawah ini:
a) Sisi di depan sudut siku-siku (sisi AB) merupakan sisi
terpanjang dan disebut sisi miring (hipotenusa).
b) Sisi-sisi lain yang membentuk sudut siku-siku (sisi BC
dan sisi CA) disebut sisi siku-siku.
Bunyi dalil pythagoras adalah :
“Untuk setiap segitiga siku-siku, berlaku kuadrat
panjang sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah
kuadrat panjang sisi siku-sikunya”
Sehingga jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan c
adalah panjang sisi miring (hipotenusa), sedangkan a dan b
adalah panjang sisi siku-sikunya, maka berlaku:
2. Pembuktian TeoremaPythagoras
𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏2
Maka diperoleh pula :
𝑎2 = 𝑐2 − 𝑏2
𝑏2 = 𝑐2 − 𝑎2
64 | P a g e
Bukti 1:
Gambar di bawah menunjukkan persegi ABCD dengan
sisi (a + b) satuan, yang terdiri dari persegi kecil EFGH dengan sisi c satuan dan empat
buah segitiga kongruen. Dari Gambar tampak bahwa luas persegi ABCD sama dengan
luas persegi EFGH ditambah luas empat segitiga siku-siku (luas daerah berwarna biru),
sehingga diperoleh:
Luas persegi ABCD = Luas persegi EFGH + Luas 4 segitiga siku-siku
( 𝑎 + 𝑏)2
= 𝑐2
+ 4 (
𝑎𝑏
2
)
𝑎2
+ 2𝑎𝑏 + 𝑏2
= 𝑐2
+ 2𝑎𝑏
𝑎2
+ 𝑏2
= 𝑐2
(Terbukti)
Bukti 2:Bukti dari Astronom India Bhaskara (1114 - 1185)
Pada gambar di atas terdapat persegi ABCD dengan panjang sisi “c” . kemudian di dalam
persegi ABCD tersebut dibuat 4 buah segitiga siku-siku yang sama besar dengan panjang
sisi siku-siku adalah “a” dan “b” serta panjang sisi miring adalah “c”.
Dengan memperhatikan gambar di atas, didapatkan :
LABCD = L PQRS + L∆ABQ + L∆BCR + L∆CDS + L∆ADP
KarenaL∆ABQ + L∆BCR + L∆CDS + L∆ADP, maka :
LABCD = L PQRS + 4 (L∆ABQ)
Perhatikan bahwa panjang sisi Persegi PQRS = ( b – a ) , berarti :
65 | P a g e
c2 = ( b – a ) 2 + 4 ( ½ ab)
c2 = ( b2– 2ab + a2 ) + 2 ab
c2 = b2+ a2 – 2ab + 2 ab
c2 = b2+ a2 (Terbukti)
Bukti 3: Menggunakan Garis Tinggi danSifat Segitiga Sebangun (Pembuktian Baskhara
yang Kedua)
Misal, diketahui segitiga ABC siku – siku di C.
AB = c, BC = a, dan AC = b
Buat garis tinggi dari C yang memotong AB di titik D sehingga sudut CDA dan CDB siku –
siku,
Segitiga ACD dengan ABC sebangun, sehingga:
Segitiga BCD dengan segitiga ABC juga sebangun, sehingga:
→
Dari persamaan (1) dan (2), diperoleh:
(Terbukti)
66 | P a g e
3. Tripel Pythagoras
Tripel Pythagoras adalah kelompok tiga bilangan bulat positif yang memenuhi
kuadrat bilangan terbesar sama dengan jumlah kuadrat dua bilangan lainnya
Tiga buah bilangan a, b dan c dimana a, b dan c bilangan asli, dan c merupakan
bilangan terbesar, dikatakan merupakan triple phytagoras jika ketiga bilangan tersebut
memenuhi hubungan:
c² = a² + b², atau b² = c² - a², atau a² = c² - b²
Cara untuk mendapatkan 3 bilangan yang merupakan Tripel Pythagoras yaitu dengan
memilih dua bilangan asli sembarang, misalnya a dan b, dengan ketentuan a > b ,
kemudian perhatikan tabel
A b a2 + b2 a2 - b2 2ab Tripel Pythagoras
2 1 22 + 12 = 5 22 - 12 = 3 2. 2 . 1 = 4 5, 3, 4
3 2 32 + 22 = 13 32 + 22 = 5 2. 3. 2 = 12 13, 5, 12
5 3 52 + 32 = 34 52 + 32 = 16 2. 5. 3 = 30 34, 16, 30
Dst.....
4. Perbandingan Sisi-sisi pada SegitigaSiku-siku dengan Sudut Istimewa
a. Sudut 45°
Jika salah satu sudut dari suatu segitiga siku-siku adalah 45°
maka sudut yang lain juga 45°.Jadi segitiga tersebut adalah
segitiga siku-siku sama kaki.
Perhatikan gambar disamping:
Sudut B siku-siku dengan panjang AB = BC = x cm
dan < A = <C = 45°.
Dengan menggunakan teoema Pythagoras diperoleh
𝐴𝐶2
= 𝐴𝐵2
+ 𝐵𝐶2
𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶2
= √𝑥2 + 𝑥2
= √2𝑥2 = 𝑥√2
Misal : x = 1
Maka diperoleh perbandingan 𝐴𝐵 ∶ 𝐵𝐶 ∶ 𝐴𝐶 = 𝑥 ∶ 𝑥 ∶ 𝑥√2
= 1 ∶ 1 ∶ √2
b. Sudut 30° dan 60°
Segitiga ABC disamping adalah segitiga sama sisi dengan
AB = BC = AC = 2x cm dan <A = <B = <C = 60°.
Karena CD tegak lurus AB, maka CD merupakan garis tinggi sekaligus
Garis bagi <C, sehingga < ACD = < BCD = 30°.
Titik D adalah titik tengah AB, dimana AB = 2x cm, sehingga panjang
BD = x cm.
67 | P a g e
Perhatikan segitiga CBD
Dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh
𝐶𝐷2
= 𝐵𝐶2
− 𝐵𝐷2
𝐶𝐷 = √𝐵𝐶2 − 𝐵𝐷2
= √(2𝑥)2 − 𝑥2
= √4𝑥2 − 𝑥2
= √3𝑥2 = 𝑥√3
Misal, x = 1
Maka diperoleh perbandingan 𝐵𝐷 ∶ 𝐶𝐷 ∶ 𝐵𝐶 = 𝑥 ∶ 𝑥√3 ∶ 2𝑥
= 1 ∶ √3 ∶ 2
5. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku
Perhatikan segitiga siku-siku dibawah ini:
Ada tiga sisi unik dalam segitiga tersebut berdasarkan posisi sudut siku-siku dan
sudut yang diketahui. Ketiga sisi tersebut adalah:
a) Sisi yang berhadapan dengan sudut yang diketahui disebut sebagai sisi depan
b) Sisi tempat menempelnya sudut siku-siku dan sudut yang diketahui disebut
sebagai sisi samping
c) Sisi yang berhadapan dengan sudut siku-siku disebut sebagai sisi miring.
Pada perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku terdapat sebuah definisi
yang menyatakan bahwa:
Dalamsuatusegitigasiku-sikuberlaku :
1) Sinus suatusudutadalahperbandingansisisiku- siku di
hadapansudutitudengansisimiringnya.
2) Cosinussuatusudutadalahperbandingansisisiku- siku yang
mengapitsudutitudengansisimiringnya
3) Tangensuatusudutadalahperbandingansisisiku-siku di
hadapansudutitudengansisisiku-siku yang lainnya.
4) Cotangenssuatusudutadalahperbandingansisisiku -siku yang
mengapitsudutitudengansisisiku - siku yang lainya.
5) Sekanssuatusudutadalahperbandingansisi miring dengansisisiku-siku yang
mengapitsudutitu
6) Cosekanssuatusudutadalahperbandingansisi miring dengansisisiku-siku di
hadapansudutitu.
68 | P a g e
Dari definisi diatas, maka perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku
dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝒔𝒊𝒏 𝜶 =
𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏
𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈
=
𝒅𝒆
𝒎𝒊
=
𝒚
𝒓
𝒄𝒐𝒔 𝜶 =
𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈
𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈
=
𝒔𝒂
𝒎𝒊
=
𝒙
𝒓
𝒕𝒂𝒏 𝜶 =
𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏
𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈
=
𝒅𝒆
𝒔𝒂
=
𝒚
𝒙
𝒄𝒔𝒄 𝜶 =
𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈
𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏
=
𝒎𝒊
𝒅𝒆
=
𝒓
𝒚
𝒔𝒆𝒄 𝜶 =
𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈
𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈
=
𝒎𝒊
𝒔𝒂
=
𝒓
𝒙
𝒄𝒐𝒕 𝜶 =
𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈
𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏
=
𝒔𝒂
𝒅𝒆
=
𝒙
𝒚
B. Penggunaan TeoremaPythagorasdalam Matematika
1. Perhitunganpada Segitiga
a. MenentukanJenis Suatu Segitiga
Menentukan jenis suatu segitiga yaitu dengan menggunakan kebalikandari
teorema Pythagoras. Kebalikan teorema Pythagoras menyatakan bahwa:
“Untuk setiap segitiga jika jumlah kuadrat panjang dua sisi yang saling tegak lurus sama
dengan kuadrat panjang sisi miring maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku-
siku.”
Perhatikan gambar (i). Misalkan ∆ABC dengan panjang sisi-sisinya AB =c cm,
BC= a cm, dan
AC = b cm. Sehingga berlaku 𝑏2
= 𝑎2
+ 𝑐2
................................(1)
Akan dibuktikan bahwa ∆ ABC siku-siku di B.
Pada gambar (ii), ∆ PQR siku-siku di Q dengan panjang PQ = c cm, QR = a cm, dan
PR = q cm. Karena ∆ PQR siku-siku, maka berlaku 𝑞2
= 𝑎2
+ 𝑐2
...................................(2)
Berdasarkan persamaan (1) dan (2) kita peroleh
𝑏2
= 𝑎2
+ 𝑐2
= 𝑞2
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏2
= 𝑞2
Sehingga, b = q
Jadi, ∆ ABC dan ∆ PQR memiliki sisi-sisi yang sama panjang. Dengan
mengimpitkan sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua segitiga, diperoleh sudut-sudut yang
69 | P a g e
bersesuian sama besar. Dengan demikian, <ABC = <PQR = 90°. Jadi, ∆ ABC adalah
segitiga siku-siku di B.
Kebalikan teorema Pythagoras juga dapat digunakan untuk menentukan apakah
sebuah segitiga merupakan segitiga siku-siku, segitiga lancip, atau segitiga tumpul.
Misalnya, sisi c adalah sisi terpanjang pada ∆ABC.
 Jika 𝑎2
+ 𝑏2
= 𝑐2
, maka ∆ABC merupakan segitiga siku-siku.
 Jika 𝑎2
+ 𝑏2
> 𝑐2
, maka ∆ABC merupakan segitiga lancip.
 Jika 𝑎2
+ 𝑏2
< 𝑐2
, maka ∆ABC merupakan segitiga tumpul.
Maka dapat disimpulkan bahwa, pada suatu segitiga berlaku:
a) Jika kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut
siku-siku.
b) Jika kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut
lancip.
c) Jika kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut
tumpul.
b. Menghitung Garis Tinggi pada Segitiga
Garis tinggi pada segitiga adalah garis yang ditarik dari sudut segitiga dan tegak
lurus terhadap
sisi yangada di hadapan sudut segitiga tersebut. Sekarang bagaimana cara menghitung
garis tinggi pada suatu segitga? Ada rumus umum yang dapat kamu gunakan untuk
menghitungnya. Untuk lebih jelasnya pelajari uraian berikut secara saksama.
Misalkan diketahui segitiga sebarang ABC dengan panjang
AB = c cm, AC = b cm dan BC = a cm. Serta CD adalah garis tinggi
pada segitiga ABC. Misalkan panjang AD adalah x, dengan demikian
panjang DB adalah c – x.
 Pada ∆ ADC berlaku teorema Pythagoras, yaitu:
𝐶𝐷2
= 𝑏2
− 𝑥2
...................(i)
 Pada ∆ DBC juga berlaku teorema Pythagoras, yaitu:
𝐶𝐷2
= 𝑎2
− (𝑐 − 𝑥)2
.........................(ii)
 Dari persamaan (i) dan (ii) diperoleh hubungan :
𝑏2
− 𝑥2
= 𝑎2
− (𝑐 − 𝑥)2
𝑏2
− 𝑥2
= 𝑎2
− ( 𝑐2
− 2𝑐𝑥 + 𝑥2)
𝑏2
− 𝑥2
= 𝑎2
− 𝑐2
+ 2𝑐𝑥 − 𝑥2
𝑏2
= 𝑎2
− 𝑐2
+ 2𝑐𝑥
𝑥 =
𝑏2
−𝑎2
+𝑐2
2𝑐
............................(iii)
 Substitusikan persamaan (iii) ke persamaan (i), maka diperoleh
𝐶𝐷2
= 𝑏2
− 𝑥2
70 | P a g e
𝐶𝐷2
= 𝑏2
− (
𝑏2
− 𝑎2
+ 𝑐2
2𝑐
)
2
𝐶𝐷 = √ 𝑏2 − (
𝑏2 − 𝑎2 + 𝑐2
2𝑐
)
2
Dari uraian diatas diperoleh bahwa panjang garis tinggi segitiga ABC yaitu CD, adalah :
𝐶𝐷 = √ 𝑏2 − (
𝑏2 − 𝑎2 + 𝑐2
2𝑐
)
2
2. Perhitunganpada BangunDatar
Selain dimanfaatkan pada segitiga siku-siku, teorema Pythagoras juga dapat
digunakan pada bangun datar dan bangun ruang matematika yang lain untuk mencari
panjang sisi-sisi yang belum diketahui.
Perhatikan contoh soal berikut:
Perhatikan gambar persegi panjang ABCD disamping.
Diketahui ukuran panjang dan lebar persegi panjang tersebut
Berturut-turut adalah 15 cm dan 8 cm.
Tentukan :
a. Luas persegi panjang ABCD.
b. Panjang diagonal BD
c. Panjang BE
Penyelesaian:
a. Luas persegi panjang ABCD dapat dihitung sebagai berikut
Luas peresegi panjang = panjang x lebar
= 15 x 8
= 120
Jadi, Luas ABCD adalah 120 cm2
b. Dengan menggunkan teorema Pythagoras beraku hubungan
BD2 = AB2 + AD2
BD2 = 152 + 82
= 225 + 64
= 289
BD = √289 = 17
Jadi, panjang BD = 17 cm.
c. Perhatikan gambar. Panjang garis BE adalah ½ kali panjang diagonal BD, sehingga:
Panjang BE = ½ x panjang diagonal BD’
= ½ x 17 = 8 ½
Jadi, panjang BE = 8 ½ cm.
71 | P a g e
3. PerhitunganPada Bangun Ruang
Perhatikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a cm pada gambar di
samping. Dapatkah kalian menyebutkan diagonal sisi kubus ABCD.EFGH?
Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut
yang berhadapan pada suatu bidang datar. Diagonal sisi kubus tersebut
antara lain 𝐴𝐹, 𝐵𝐷, 𝐶𝐻, 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝐸. . Misalkan kita akan menentukan
panjang diagonal sisi 𝐵𝐷. Perhatikan persegi ABCD. 𝐵𝐷
adalah salah satu diagonal sisi bidang ABCD. Sekarang,
perhatikan ∆ ABD. Karena ∆ ABD siku-siku di A,
maka dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh:
𝐵𝐷
2
= 𝐴𝐷
2
+ 𝐴𝐵
2
= 𝑎2
+ 𝑎2
= 2𝑎2
𝐵𝐷 = √2𝑎2
= 𝑎√2
Selanjutnya, dapatkah kalian menyebutkan diagonal ruang kubus ABCD.EFGH?
Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan
dalam suatu bangun ruang.
Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH antara lain 𝐻𝐵 dan 𝐹𝐷. Perhatikan ∆ BDH
siku-siku di titik D, maka untuk menentukan panjang diagonal ruang 𝐻𝐵 dapat dicari
dengan menggunakan teorema Pythagoras.
𝐻𝐵
2
= 𝐵𝐷
2
+ 𝐷𝐻
2
= (𝑎√2)2
+ 𝑎2
= 2𝑎2
+ 𝑎2
= 3𝑎2
𝐻𝐵 = √3𝑎2 = 𝑎√3
C. Penerapan Teorema Pythagoras dalam Kehidupan
Sehari-hari
Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam soal
cerita dan dapat diselesaikan dengan menggunakan teorema Pythagoras. Untuk
memudahkan menyelesaikannya diperlukan bantuan gambar (sketsa). Pelajari contoh
berikut.
Contoh:
72 | P a g e
Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya 100
meter. Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah layang-layang adalah
60 meter. Hitunglah ketinggian layang-layang.
Penyelesaian:
Tinggi layang-layang = BC, berdasarkan teorema Pythagoras diperoleh:
𝐵𝐶2
= 𝐴𝐶2
− 𝐴𝐵2
= 1002
− 602
= 10.000 – 3600
= 6400
𝐵𝐶 = √6400 = 80 𝑚
Jadi, tinggi layang-layang adalah 80 m.
73 | P a g e
LATIHAN SOAL TEOREMA PHYTAGORAS
1. Perhatikan gambar disamping. Tentukan
panjang DE jika diketahui panjang AB = 21 cm.
2. Perhatikan gambar layang-layang ABCD di bawah ini
Jika panjang AC = 24 cm, panjang AB = 13 cm dan panjang AD = 20 cm. Hitunglah
luas bangun layang-layang di atas!
3. Diketahui balok ABCD.EFGH memiliki panjang 12 cm, lebar 4 cm dan tinggi
8cm.Hitunglah diagonal ruang balok tersebut.
4. Diketahui lingkaran dengan pusat O dan mempunyai
diameter AB. Segitiga CDE siku-siku di D,
DE pada diameter AB sehingga DO = OE dan CD = DE
untuk suatu titik C pada lingkaran. Jika jari-jari lingkaran
adalah 1 cm, maka luas segitiga CDE = ....cm2
5. Jika segitiga ABC siku-siku di B, AB = 6, AC = 10, dan AD adalah garis bagi sudut BAC,
maka panjang AD adalah....
6. Serangkaian bendera dihubungkan oleh tali
pada dua ujung tongkat. Kedua tongkat tersebut
ditancapkan disebuah taman yang berbentuk
persegi panjang. Panjang bentangan tali yang
diperlukan untuk merangkai bendera tersebut
A
A
D
A
B
A
C
A
E
A
O
A
74 | P a g e
adalah....m
7. Perhatikan gambar disamping. Tentukan
panjang BD jika diketahui panjang AC = 50 cm.
8. Dua buah tiang berdampingan berjarak 24 m. Jika tinggi tiang masing-masing adalah
22 m dan 12 m, hitunglah panjang kawat penghubung antara ujung tiang tersebut.
9. Carilah ruas garis x, y, z dan w yang belum
diketahui dari gambar disamping!
10. Perhatikan gambar berikut!
Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 2 cm. Sudut antara bidang ABCD dan
bidang ACF adalah ⍺ maka cos ⍺ adalah........
75 | P a g e
BAB
7
ARITMATIKA
SOSIAL
Disusun oleh:
 Aisyah Turidho
 Shely Maulinda
 Wahyu Adi Negara
Dalam kehidupan sosial takkan pernah telepas dari yang
namanya “hitung”. Dari mulai perhitungan bunga, diskon, untung,
rugi hingga pajak. Tentunya perhitungan tersebut sangat membantu
dalam kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
mempelajari perhitungan bunga, diskon, untung, rugi, dan
sebagainya. Materi tersebut tercantum dalam materi Aritmatika
Sosial.
Keuntungan akan didapat dengan
adanya usaha yang giat jika tidak
maka kerugianlah yang akan didapat
76 | P a g e
Aritmatika
Sosial
Definisi
Bunga
Tabungan
Bunga
Tunggal
Bunga
Majemuk
Harga Penjualan
dan Pembelian
Untung
dan Rugi
Rabat, Bruto,
Tara, Neto
dan Pajak
Rabat
Bruto
Tara
Neto
Pajak
Implementasi
Aritmatika Sosial
PETA KONSEP
77 | P a g e
ARITMATIKA SOSIAL
Aritmatika merupakan bagian dari matematika yang disebut Ilmu Hitung. Kata
“sosial” dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi
Aritmatika sosial adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang matematika
pada kehidupan sehari-hari. Dahulunya pengertian ini hanya berlaku untuk matematika
yang sifatnya berada dalam kehidupan ekonomi, namun sekarang aritmatika digunakan
dalam kehidupan sosial.
A. BUNGA TABUNGAN
Apabila kita menyimpan di bank, maka kita akan mendapatkan tambahan uang
yang disebut bunga. Bunga adalah imbalan atas terjadinya transaksi simpan pinjam.
Perhitungan bunga dilakukan selang interval waktu tertentu sesuai kesepakatan. Bunga
tabungan dihitung berdasarkan persen nilai. Bunga tabungan dihitung secara priodik
biasanya dihitung dalam persen yang berlaku untuk jangka waktu 1 tahun, bunga 15%
pertahun artinya tabungan akan mendapat bunga 15% jika telah disimpan dibank
selama 1 tahun.
Bunga 1 tahun = % bunga x modal
Bungan Bulan =
𝒏
𝟏𝟐
x % bunga x modal
=
𝒏
𝟏𝟐
x bunga 1 tahun
Ada dua jenis bunga tabungan yaitu
1. Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah perhitungan jangka waktu tertentu dan jika pada waktu
yang telah disepakati tidak diambil maka bunga tidak diperhitungkan pada periode
berikutnya berlaku pada deposito.
b = s x M
Keterangan:
b = Pinjam bunga pokok
s = suku bunga
M= Modal pokok
2. Bunga Majemuk
78 | P a g e
Bunga majemuk adalah bunga yang tidak diambil kemudian terkena bunga di
periode selanjutnya. Jatuh tempo adalah selesainya waktu peminjaman. Jumlah total
majemuk adalah jumlah modal dan semua bunga majemuk selama 1 masa peminjaman.
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang diperhitungkan untuk satu periode
peminjaman.
Keterangan:
Mt = total modal bunga majemuk
Po = modal asli/ awal sebelum ditambah dengan bunga
bo = bunga majemuk
n = jumlah periode perhitungan bunga
B. HARGA PEMBELIAN DAN HARGA PENJUALAN
Dalam suatu kegiatan jual beli atau perdagangan ada dua pihak yang yang saling
berkempentingan, yaitu penjual dan pembeli. Penjual adalah orang yang menyerahkan
barang kepada pembeli dengan menerima imbalan berupa sejumlah uang dari
pembeli.Pembeli adalah orang yang menerima barang dari penjual dengan
menyerahkan sejumlah uang kepada penjual sebaga pembayarannya.
Untuk mendapatkan barang yang akan dijual, seorang pedagang terlebih dahulu
harus membelinya dari pedagang lain dengan mengeluarkan sejumlah uang yang
disebut Harga Pembelian Modal. Setalah barang itu didapatkan, kemudian dijual kembali
kepada pembeli. Iang yang diterima pedagang dari pembeli atas barang yag dijualnya
disebut Harga Penjualan.
Dalam perdagangan, keuntungan dapat diperoleh apabial harga penjualan lebih
tinggi daripada harga pembelian. Karena harga penjualan lebih tinggi daripada harga
pembelian, dan besar untung sama dengan harga penjualan dikurangi harga pembelian
maka diperoleh hubungan berikut ini.
Hargabeli tiapsatuan barang =
𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂𝒏
𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈
Mt = Po(𝟏 + 𝒃𝒐) 𝒏
Hargajual tiap satuan barang =
𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈
79 | P a g e
C. UNTUNG RUGI
Dalam perdagangan, terdapat dua kemungkinan yang akan dialami oleh
pedagang, yaitu untung atau rugi tergantung pada beberapa hal, seperti besarnya harga
jual, kondisi barang yang dijual (mengalami kerusakan atau tidak), dan situasi.
a. Pengertian Untung
Seorang pedagng dikatakan mendapat untung apabila ia berhasil menjual barang
dagangannya dengan harga penjualan yang lebih tinggi daripada harga pembeliannya.
Besarnya selisih antara harga penjualan dan harga pembelian itu merupakan besarnya
untung yang diperoleh pedagang tersebut.
Keuntungan yang diperoleh seorang pedagang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hargapenjualan = harga pembelian + untung
Atau
Hargapembelian = harga penjualam - untung
Untung= Harga penjualan – harga pembelian
b. Pengertian Rugi
Seorang pedagang dikatakan mendapat rugi apabila ia menjual barang
dagangannya dengan harga penjualan yang lebih rendah daripada harga pembelian.
Besar selisih antar yang diderita oleh pedagang tersebut.
Besarnya kerugian yang diderita oleh pedagang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hargapenjualan = harga pembelian – Rugi
Atau
Hargapembelian = harga penjualan + Rugi
Rugi = Harga pembelian – hargapenjualan
D. PERSENTASE UNTUNGDAN RUGI
Dalam dunia perdagangan untung dan rugi dapat dinyatakan dengan %.
Misalnya, bila kita sedang tawar-menawar suatu barang dipasar (karena harganya
dirasakan terlalu mahal bagi kita), kadang-kadang pedagang itu berkilah dengan
mengatakan bahwa ia hanya mengambil keuntungan sedikit, beberapa % saja.
80 | P a g e
Dengan menyatakn keuntungan atau kerugian dalam bentuk %, kita dapat
melihat apakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh pedagang tersebut berada
dalam tingkat yang wajar atau tidak. Kemudian juga, kita dapat membandingkan
besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh dua buah barang yang berbeda.
Apakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh barang yang satu lebih besar
atau lebih kecil daripada yang diperoleh oleh barang yang lain.
a. Menyatakanpersentasekeuntungan
Persentase keuntungan biasanya dihitung dari bunga pembelian. Jadi, jika kita
mendengar ada seorang pedagang yang mengambil keuntungan 10%, itu berarti bahwa
pedagang tersebut mengambil keuntungan 10% dari harga pembelian barang itu.
Menyatakan persentase keuntungan dari harga pembelian dirumuskan sebagai
berikut:
Persentase keuntungan (%) =
𝒌𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂𝒏
x 100%
b. MenyatakanPersentase kerugian
Besarnya kerugian yang diderita seorang pedagang juga dapat dinyatakn dalam
persentase yang dihitung dari harga pembelian. Jadi, jika seseorang menderita sebesar
5%, itu artinya orang tersebut menderita kerugian 5% dari harga pembelian. Persentase
kerugian ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:
Persentase kerugian (%) =
𝒌𝒆𝒓𝒖𝒈𝒊𝒂𝒏
𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂𝒏
x 100%
E. RABAT(DISKON), BRUTO, TARA, DAN NETO, PAJAK
 Rabat
Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon. Rabat
biasanya diberikan kepada pembeli dari suatu grosir atau toko tertentu.
Rabat (diskon) seringkali dijadikan alat untuk menarik para pembeli. Misalnya
ada toko yang melakukan obral dengan diskon dri 10% sampai 50%, sehingga para
pembeli menjadi tertarik untuk berbelanja ditoko tersebut, karena harga terkesan
menjadi murah.
Hargabersih = harga kotor – rabat(diskon)
81 | P a g e
Pada rumus diatas, harga kotor adalah harga sebelum dipotong diskon, dan harga
bersih adalah harga setelah dipotong diskon.
 Bruto, Tara dan Neto
Bruto = Berat Kotor, Tara = Berat Wadah, Neto = Berat Bersih
Jadi, hubungan bruto, tara dan neto dapat dirumuskan sebagai berikut:
Neto = bruto – tara
Jika diketahui persen tara dan bruto, maak untuk mencari tara digunakan rumus sebagai
berikut:
Untuk setiap pembelian yang mendapatkan potongan berat (tara) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Hargabersih = neto x harga persatuan berat
 Pajak
Pajak merupakan suatu kewajiban dari warga negara untuk menyerahkan
sebagian kekayaan kepada negara menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah, tetapi tanpa mendapatkan jasa balik dari negara secara langsung. Hasil dari
pajak digunakan untuk kesejahteraan umum. Pegawai tetap dari perusahaan swasta
atau pegawai negeri dikenakan pajak penghasilan kena pajaknya yang disebut dengan
Pajak Penghasilan (PPh).
IMPLEMENTASI ARITMATIKA SOSIAL
Aritmatika sosial sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya
bunga yang sering digunakan dalam bank. Untung dan rugi yang sangat membantu
proses jual-beli. Diskon dimana kita akan mendapat potongan harga saat belanja. Bruto,
Neto dan Tara yang selalu menjadi pertimbangan dalam pengemasan suatu prosuk.
Pajak yang seperti kita ketahui sebagai warga negara kita wajib membayar pajak yang
sudah ditetapkan pemerintah contohnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak
Tara = % tara x bruto
82 | P a g e
Penghasilan (PPh). Untuk tahu lebih detailnya tentang implementasi pajak, simak
contoh soal berikut:
Contohsoal bunga tunggal
Diketahui suatu modal sebesar Rp 3.000.000,- dengan suku bunga 15% pertahun.
Tentukan besarnya bunga tunggal tersebut.
a. untuk jangka waktu 8 bulan
b. untuk jangka waktu 20 bulan
Penyelesaian:
Karena besarnya suku bunga pertahun adalah 15%, maka besarnya bunga tunggal
pertahun adalah :
B = 15/100 x Rp 3.000.000,- = Rp 450.000,-
Sehingga diperoleh:
a. Besarnya bunga tunggal untuk jangka waktu 8 bulan adalah 8/12 x Rp 450.000,- =
Rp.300.000,-
b. Besarnya bunga tunggal untuk jangka waktu 20 bulan adalah 20/12 x Rp 450.000,-
= Rp. 750.000,-
Contoh soal bunga majemuk
1. Soal : Sutisna meminjam uang di bank sebesar Rp 200.000,-. Apabila modal itu
diperbungakan atas dasar bunga majemuk 5% setahun, menjadi berapa besarkah
modal yang harus dikembalikan sutisna pada akhir tahun ke-IV ?
Jawaban :
Modal tahun adalah Rp 200.000,-
Bunga tahun pertama 5% dari Rp 200.000,- Rp 10.000,-
Modal tahun ke-2 Rp 210.000,-
Bunga tahun ke-2 dari Rp 210.000,- Rp 10.500,-
Modal tahun ke-3 Rp 220.500,-
Bunga tahun ke-3 dari Rp 220.500,- Rp 11.025,-
Modal tahun ke-4 Rp 231.525,-
83 | P a g e
Bunga tahun ke-4 dari Rp 231.525,- Rp 11.576,25
Jadi modal yang harus dikembalikan Sutisna adalah Rp 231.525,- + Rp 11.576,25
= Rp 243.101,25
2. Agung menyimpan uang Rp 200.000,- digunakan dengan dasar bunga majemuk
10% perbulan. Berapa nilai akhir modal tersebut jika diperbungakan selama 10
bulan 15 hari.
Jawaban :
M10 : Rp 200.000,- ( 1+0,1)10
: Rp 200.000,- (0,1)10
: Rp 200.000,-( 2,59374)
: Rp 518.748,50
M : X 0,1 X M10
: 0,05 (Rp 518.748,50)
: Rp 25.937,425
M10 : Rp 518.748,50 + Rp 25.937,425
: Rp 544.685,925
Contoh soal untung dan rugi
1. Seorang peternak ayam membeli seekor ayam dengan harga Rp.200.000,-.
Kemudian ayam tersebut dijual dengan harga Rp.250.000,-. Berapa keuntungan
yang didapat peternak tersebut...
84 | P a g e
Jawab :
Harga beli = Rp.200.000,-
Harga jual = Rp.250.000,-
Besarnya keuntungan = harga jual - harga beli
= 250.000 - 200.000
= Rp. 50.000,-
2. Seorang pedagang kelinci membeli kelinci lokal sebanyak 100 ekor dengan harga
Rp. 4.000.000,-. Dalam perjalanan, terdapat 10 kelinci yang mati. 30 ekor laku
dijual dengan harga Rp. 50.000,- per ekor, sedangkat sisanya dengan harga Rp.
40.000,-. Berapa besar keuntungan dan kerugian yang didapat pedagang?
Jawab :
Harga pembelian = Rp. 4.000.000,-
Harga jual 30 ekor = 30 x Rp. 50.000,- = Rp. 1.500.000,-
Sisa kelinci yang dijual = 100 - 30 - 10 ( 10 kelinci yang mati )
= 60 ekor
Harga jual 60 ekor = 60 x Rp. 40.000,-
85 | P a g e
= Rp. 2.400.000,-
Harga penjualan = Rp. 2.400.000,- + Rp. 1.500.000,-
= Rp. 3.900.000,-
Ternyata harga penjualan < harga pembelian maka pedagang mengalami kerugian.
Besar kerugian = harga beli - harga jual
= 4.000.000 - 3.900.000
= Rp. 100.000,-
Contohsoal diskon
Ani membeli sebuah baju di Toko Makmur Jaya seharga Rp 80.000,-. Namun, toko
tersebut tengah berbagi diskon sebesar 30% untuk setiap pembelian. Jadi, berapa
jumlah uang yang harus dibayar Ani?
Jawab :
Harga Barang = Rp 80.000,-
Besar Diskon
Diskon 30% = 30/100 x Harga Barang
= 30/100 x 80.000 = Rp 24.000,-
Uang yang harus dibayar Ani = Harga Barang - Harga setelah didiskon
86 | P a g e
= 80.000 - 24.000 = Rp 56.000,-
ContohSoal Bruto, Tara dan Neto
1. Ibu membeli 5 kaleng susu. Disetiap kaleng tertulis neto 1 kg. Setelah ditimbang
ternyata berat kaleng susu tersebut 6 kg. Berapakah bruto dan tara setiap kaleng?
Jawab :
Bruto setiap kaleng = 6 kg : 5
= 1,2 kg
Tara setiap kaleng = Bruto - Neto
= 1,2 kg - 1 kg
= 0,2 kg
2. Peti buah berisi apel tertulis bruto 25 kg dan tara 2%. Hitunglah neto buah tersebut!
Jawab :
Tara = 2%
Tara = Persen Tara x Bruto
= 2% x 25 kg
= 2/100 x 25 kg
= 0,5 kg
Maka neto bisa dicari dengan, Neto = Bruto - Tara = 25 kg - 0,5 kg = 24,5 kg
87 | P a g e
Contohsoal Pajak
- CONTOH PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 WAJIB PAJAK ORANG
PRIBADI
Si A adalah Pengusaha Warung Makan di Jogjakarta yang memiliki penjualan
pada tahun 2010 sebesar Rp180.000.000,-. Si A statusnya kawin dan mempunyai
2 (dua) orang anak. Si A menyelenggarakan pencatatan untuk menghitung
pajaknya. Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 yang harus dibayar sebagai
angsuran dalam tahun berjalan dihitung sebagai berikut:
 Jumlah peredaran setahun Rp180.000.000,-
 Presentase penghasilan norma (lihat daftar presentase norma) = 20%
 Penghasilan neto setahun = 20% x Rp 180.000.000,- = Rp 3.000.000,-
 Penghasilan Kena Pajak = penghasilan neto dikurangi PTKP Rp
36.000.000,- – Rp 19.800.000,- = Rp 6.200.000,-
 Pajak Penghasilan yang terutang : 5% x Rp 6.200.000,- = Rp 310.000,-
 PPh Pasal 25 (angsuran) yang harus dibayar si A setiap bulan: Rp 310.000,-
: 12 = Rp 25.833,-
- CONTOH PENGHITUNGAN PELUNASAN PPh PASAL 29 WAJIB ORANG PRIBADI
Si A adalah pengusaha restoran (UMKM) di Jakarta yang tergolong sebagai Wajib
Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu dan menggunakan pencatatan dalam
penghitungan besarnya PPh.
 Jumlah peredaran usaha (omzet) selama setahun adalah Rp 510.500.000,-
 PPh Pasal 25 (WP OPPT) yang sudah dilunasi (0,75 x Rp 510.500.000,-)
adalah Rp 3.828.750,-
 Setelah dihitung PPh yang terutang selama setahun adalah Rp
10.975.750,-
 PPh Pasal 29 yang harus dilunasi oleh si A adalah sebesar : Rp
10.975.750,- – Rp 3.828.750,- = Rp 7.147.000,-
88 | P a g e
LATIHAN SOAL ARITMATIKA SOSIAL
1. Seorang pedagang telur membeli telur sebanyak 72 butir dengan harga Rp.
1.500,00 tiap butir. Separuhnya dijual Rp. 1.750,00 tiap butir, dan sisanya dijual
Rp. 100 per butir. Tentukan untung dan ruginya!
2. Suatu barang dibeli dengan harga Rp. 2.000,00 dan dijual Rp. 2.500,00.
Berapakah persentase keuntungannya?
3. Sebuah penerbit buku menitipkan dua jenis buku masing-masing sebanyak 200
dan 500 buah. Pemilik toko harus membayar hasil penjualan buku kepada
penerbit setiap 3 bulan. Harga buku jenis pertama Rp. 7.500,00 sebuah,
sedangkan buku jenis kedua Rp. 10.000,00. Rabat untuk setiap buku pertama
30% sedang untuk buku kedua hanya 25%. Jika pada akhir 3 bulan pertama toko
itu berhasil memasarkan 175 buku jenis pertama dan 400 buku jenis kedua,
berapa:
a. Rabat yang diterima pemilik toko buku?
b. Uang yang harus disetorkan kepada penerbit?
4. Seorang pengecer buah mangga menerima kiriman dua kotak buah manga
“arumanis” dengan harga total Rp. 160.000,00. Pada setiap kotak tertera
Pengecer menjual kembali buah mangga itu dengan harga per kilo gramnya Rp.
3000,00. Tanpa memperhatikan biaya lainnya, tentukan:
a. Keuntungan yang diperoleh pengecer tersebut
b. Persentase keuntungan itu
5. Pak.Jono pinjam uang di koperasi “SUKSES“ dengan bunga tunggal 8% pertahun.
Selama 9 bulan Pak Jono melunasi pinjaman tersebut sebesar Rp10.600.000,00.
Besar pinjaman Pak Jono di koperasi tersebut adalah ....
6. Lia menyimpan uang di bank dengan bunga tunggal 18% pertahun. Setelah
menyimpan selama 8 bulan jumlah uang jadi Rp. 1.792.000,00. Besar tabungan
awal Lia adalah ...
7. Mas Shinyo menjual sebuah Laptop laku Rp. 5.100.000,00 ternyata setelah
dihitung rugi 15%, jika mas Shinyo menginginkan untung 8 % seharusnya mas
Shinyo menjual Laptop seharga …
89 | P a g e
8. Dimas menabung uang sebesar Rp 900.000,00 di bank dengan mendapat bunga
6% per tahun. Untuk memperoleh bunga sebesar Rp 36.000,00 Dimas harus
menabung selama ….
9. Pak Amir membeli 15 lusin buku dengan harga Rp. 17.500,00 per lusin. Untuk
biaya trasnportasi ia mengeluarkan uang sebesar Rp. 35.000,00. Jika ia
memperoleh uang sebesar Rp. 372.500,00. Dari hasil penjualan seluruh buku
tersebut, maka ia mendapatkan keuntungan/kerugian? Jika untung berapa
keuntungannya dan jika rugi berapa kerugiannya?
10. Seorang pemilik dealer membeli sebuah mobil bekas. Untuk memperbaiki mobil
tersebut ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 400.000,00. Setelah beberapa
bulan mobil tersebut laku terjual dengan harga Rp. 21.160.000,00. Jika dari
penjualan tersebut pemilik dealer mendapat keuntungan 15%. Maka berapa
harga pembelian mobil bekas tersebut ?
90 | P a g e
BAB
8
Disusun oleh:
 Atikarani Noer
Saleha
 Djoko Abimanyu
 Yuliana Novita Sar
Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang
menggunakan konsep-konsep perbandingan. Contohnya saat kita
membandingkan banyak teman laki-laki dengan teman perempuan.
Misalkan banyak teman laki-laki = a dan banyak teman perempuan = b,
maka perbandingannya dapat ditulis dengan a:b atau ab dengan b≠0.
Pada dasarnya, perbandingan merupakan penyederhanaan pecahan.
Beberapa konsep dalam perbandingan telah dibahas pada topik-topik
sebelumnya, antara lain perbandingan senilai, berbalik nilai, skala, faktor
perbesaran, dan pengecilan. Konsep-konsep ini sangat berguna dalam
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
siswadiharapkan memahami konsep-konsep tersebut.
There is no ambition that is too
high, there is only the effort
that doesn’t as high as ambition.
PERBANDINGAN
91 | P a g e
Perbandingan
PETA KONSEP
Skala Perbandingan
senilai
Perbandingan
berbalik nilai
- Macam-
macam skala
- Rumus skala
- Ilustrasi
perbandingan
senilai
- Grafik
perbandingan
senilai
- Ilustrasi
perbandingan
berbalik nilai
- Grafik
perbandingan
berbalik nilai
Aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari
92 | P a g e
PERBANDINGAN
A. Perbandingan
Perbandingan adalah bentuk kata benda dari kata banding atau perbandingan
adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis yang
dinyatakan dengan cara yang sederhana. Kita dapat menggunakan perbandingan atau
Rasio untuk membandingkan besaran suatu benda dengan benda lain. Notasi
perbandingan (rasio) sering menggunalan “ : ”, atau dalam penulisannya “ a∶ 𝑏 =
𝑎
𝑏
”.
dan dibaca “ a berbanding b”.
Perbandingan dapat digunakan untuk membandingkan besaran-besaran yang
sejenis. Apabila besaran-besaran itu belum sejenis maka harus diubah menjadi besaran
sejenis. Perbandingan antara besaran-besaran sejenis, misalnya panjang dengan
panjang, masa dengan masa, waktu dengan waktu, dan nilai uang dengan nilai uang.
Contoh dua besaran sejenis:
 Perbandinagn 4 kg terhadap 2 kg, ditulis 4 : 2
 Perbandigan antara 10 menit dengan 6 menit, ditulis 10 : 6
 Perbandingan antara 20 m2 dengan 5 m2, ditulis 20 : 4
 Perbandingan 16 tahun terhadap 6 tahun, ditulis 16 : 6
Contoh dua besaran berlainan jenis:
 Perbandingan 6 kg terhadap 100 gram, ditulis 6 kg : 100 gram.
Bila diubah ke dalam satuan gram, diperoleh 6 kg = 6.000 gram sehingga
perbandingan itu menjadi 6000 : 100 atau 60 : 1.
Bila diuabha ke dalam satuan kg, diperoleh 100 gram = 0.1 kg sehingga
perbandingan itu menadi 6 : 0.1 atau 60 : 1.
Perbandingan Untuk dua besaran sejenis a dan b dengan m adalah FPB dari a dan b
maka
B. PerbandinganSenilai
Apabila dua benda selalu mempunyai rasio yamg sama dalam setiap keadaan,
maka kedua besaran itu dikatakan berbanding langsung atau terdapat perbandingan
senilai. Kedua besaran itu akan bertambah atau berkurang secara bersama pada setiap
perubahan. Contohny: Pernahkah kalian membeli buku di toko buku? Kalian dapat
membeli sejumlah buku sesuai dengan jumlah uang yang kalian punya. Jika harga 1 buah
buku Rp 2.500,00 maka harga 5 buah buku = 5 x Rp 2.500,00
= Rp12.500,00.
Makin banyak buku yang dibeli, makin banyak pula harga yang harus dibayar.
Perbandingan seperti ini disebut perbandingan senilai.
𝒂
𝒃
=
𝒂 ∶ 𝒎
𝒃 ∶ 𝒎
93 | P a g e
Misalkan terdapat dua besaran A={a1, a2, a3,...,an} B={b1,b2, b3,...,bn} yang
berkorespondensi satu-satu, maka A dan B disebut berbanding senilai. Jika untuk
ukuran A semakin besar maka ukuran B semakin besar pula
Menyelesaikan perbandingan senilai:
A B
a1 b1
a2 b2
a3 b3
... ...
an bn
𝒂𝟏
𝒂𝟐
=
𝒃𝟏
𝒃𝟐
Sifat-sifat perbandingansenilai
1. Perbandingan senilai tidak berubah nilai apabila masing-masing suku dari
perbandingan dikalikan dengan bilangan bukan nol yang sama. Secara
matematis ditulis: Apabila a : b = c : d maka
(i) at : bt = c : d, t ≠ 0
(ii) a : b = cp : dp, p ≠ 0
(iii) at : bt = cp : dp, t ≠ o. p ≠ 0
𝒂𝟏
𝒂𝟐
=
𝒃𝟏
𝒃𝟐
Hasil kali silang
a1xb2=a2xb1
Perbandingan senilai
a1=
𝒃𝟏
𝒃𝟐
x a2
94 | P a g e
2. Apabila a : b = c : d maka b : a = d : c
3. Apabila a : b = c : d maka ( a + b ) : b = ( c + d ) : d
4. Apabila a : b = c : d maka (a – b ) : b = ( c – d ) : d
5. Apabila a : b = c : d maka :
(i) (a + b) : (a - b) = (c + d) : (c – d) dan
(ii) (a - b) : (a + b) = (c – d) : (c + d)
Grafik perbandingan senilai
Tabel berikut menunjukkan hubungan antara jarak yang dapat ditempuh
dan waktu yang diperlukan oleh seorang siswa yang mengendarai sepeda.
95 | P a g e
Gambar di atas menunjukkan grafik dari tabel di atas. Tampak bahwa
grafik perbandingan senilai berupa garis lurus. Jika jarak bertambah (makin
jauh), waktu yang dibutuhkan bertambah (makin lama).
C. Perbandinganberbalik nilai
Apabila dua dua besaran selalu mempunyai hasil kali rasio sama dengan satu
dalam setiap keadaan, maka kedua besaran ini memiliki perbandingan berbalik nilai.
Ilustrasi dari perbandingan berbalik nilai salah satunya adalah jika seorang ibu ingin
membagikan 100 permen kepada anak-anaknya, semakin banyak jumlah anak ibu maka
akan semakin sedikit jumlah permen yang diterima oleh setiap anaknya. Contoh Soal :
Seorang peternak mempunyai per sediaan makanan untuk 30 ekor kambing
selama 15 hari. Jika peternak itu menjual 5 ekor kambing, berapa hari
persediaan makanan itu akan habis?
Berdasarkan contoh di atas, makin sedikit jumlah kambing, makin lama
persediaan makanan akan habis. Perbandingan antara banyak kambing dengan lama
hari persediaan makanan habis adalah salah satu contoh perbandingan berbalik nilai.
96 | P a g e
Jadi, pada perbandingan berbalik nilai berlaku hal berikut. Jika nilai suatu barang
naik maka nilai barang yang dibandingkan akan turun. Sebaliknya, jika nilai suatu
barang turun, nilai barang yang dibandingkan akan naik.
Misal terdapat dua besaran A={a1, a2, a3,..., an} dan B={b1, b2, b3,...,bn} yang
berkorespondensi satu-satu maka A dan B disebut berbalik nilai jika untuk ukuran A
semakin besar tetapi B semakin kecil.
Menyelesaikan perbandingan berbalik nilai
Grafik perbandingan berbalik nilai
Agar kalian mudah dalam membuat grafik perbandingan, buatlah tabel atau
daftar terlebih dahulu. Contoh Soal:
Jarak antara dua kota dapat ditempuh dengan mobil selama 1 jam dengan kecepatan
rata-rata 90 km/jam. Buatlah tabel dari data tersebut, kemudian gambarlah grafiknya.
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik perbandingan berbalik nilai
berupa kurva mulus. Jika waktu bertambah (makin lama), kecepatan berkurang
(makin turun). Sebaliknya, jika waktu berkurang (makin cepat), kecepatan bertambah
(makin naik)
𝒂𝟏
𝒂𝟐
=
𝒃𝟏
𝒃𝟐
Hasil kali
silang
a1xb1=a2xb2
Perbandingan
senilai
a1=
𝒃𝟐
𝒃𝟏
x a2
97 | P a g e
D. Skala
Skala adalah perbandngan antara jarak pada gambar dengan jarak sesungguhnya.
Skala biasanya digunakan pada denah lokasi, peta, dan rancangan benda. Istilah skala
sering kita jumpai kalau kita membuka peta/atlas. Skala pada peta yang sering kita
jumpai menunjukkan skala pengecilan. Artinya, ukuran pada peta lebih kecil dari ukuran
sebenarnya. Hal ini disebut faktor skala. Faktor skala dapat berupa perbesaran atau
pengecilan. Contohnya, foto benda. Pada foto tampak kesamaan bentuk antara foto
dengen benda sebenarnya, foto dapat diperbesar atau diperkecil. Pada gambar berskala
selalu berlaku hal berikut:
a. Mengubah ukuran tetapi tidak mengubah bentuk
b. Ukuran dapat diperbesar atau diperkecil
Macam-macam skala:
 Skala angka
Jika pada peta tertulis skala 1 : 5.000.000, berarti :
 1 cm pada peta mewakili 5.000.000 cm jarak yang sebenarnya,
atau
 1 cm pada peta mewakili 50.000 m jarak yang sebenarnya, atau
 1 cm pada peta mewakili 50 km jarak yang sebenarnya
Skala adalah perbandingan ukuran pada gambar (cm) dengan
ukuran sebenarnya (cm) Tampak bahwa skala menggunakan satuan cm
untuk dua besaran yang dibandingkan Perlu diingat bahwa : 1 km = 1.000
m = 100.000 cm.
Contoh
1. Skala 1 inchi: 4 mil
Berarti
1 inchi pada peta = 4 mil pada jarak sebenarya
= 4 x 63.360
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika
Materi Matematika

More Related Content

What's hot

Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiNia Matus
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase DModul Guruku
 
Isomorfisma dan homomorfisma
Isomorfisma dan homomorfismaIsomorfisma dan homomorfisma
Isomorfisma dan homomorfismanazihah zuhrotun
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
Aljabar kelas 7
Aljabar kelas 7Aljabar kelas 7
Aljabar kelas 7Eka Putra
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulatAcika Karunila
 
Materi Pangkat dan akar SMP. ppt
Materi Pangkat dan akar SMP. ppt Materi Pangkat dan akar SMP. ppt
Materi Pangkat dan akar SMP. ppt Arif Lubis
 
Bahan Ajar Bilangan Berpangkat (Kelas IX)
Bahan Ajar Bilangan Berpangkat (Kelas IX)Bahan Ajar Bilangan Berpangkat (Kelas IX)
Bahan Ajar Bilangan Berpangkat (Kelas IX)Ana Safrida
 
Ppt singkat persamaan linier dan pertidaksamaan linier
Ppt singkat persamaan linier dan pertidaksamaan linierPpt singkat persamaan linier dan pertidaksamaan linier
Ppt singkat persamaan linier dan pertidaksamaan linierShandaAnggelika
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanNia Matus
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikayudith tae
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisYadi Pura
 
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013randiramlan
 
Ppt Perpangkatan dan Bentuk Akar Allen marga retta
Ppt Perpangkatan dan Bentuk Akar Allen marga rettaPpt Perpangkatan dan Bentuk Akar Allen marga retta
Ppt Perpangkatan dan Bentuk Akar Allen marga rettaUniversitas PGRI Palembang
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 

What's hot (20)

Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase DModul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
Modul Ajar Kelas 8 SMP Matematika Fase D
 
Isomorfisma dan homomorfisma
Isomorfisma dan homomorfismaIsomorfisma dan homomorfisma
Isomorfisma dan homomorfisma
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Aljabar kelas 7
Aljabar kelas 7Aljabar kelas 7
Aljabar kelas 7
 
Pembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematikaPembuktian dalam matematika
Pembuktian dalam matematika
 
Teori bilangan
Teori bilanganTeori bilangan
Teori bilangan
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Materi Pangkat dan akar SMP. ppt
Materi Pangkat dan akar SMP. ppt Materi Pangkat dan akar SMP. ppt
Materi Pangkat dan akar SMP. ppt
 
RPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDVRPP - Pemodelan SPLDV
RPP - Pemodelan SPLDV
 
Bahan Ajar Bilangan Berpangkat (Kelas IX)
Bahan Ajar Bilangan Berpangkat (Kelas IX)Bahan Ajar Bilangan Berpangkat (Kelas IX)
Bahan Ajar Bilangan Berpangkat (Kelas IX)
 
Ppt singkat persamaan linier dan pertidaksamaan linier
Ppt singkat persamaan linier dan pertidaksamaan linierPpt singkat persamaan linier dan pertidaksamaan linier
Ppt singkat persamaan linier dan pertidaksamaan linier
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikan
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematisKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
 
Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
RPP FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS KELAS XI MIPA KURIKULUM2013
 
Ppt Perpangkatan dan Bentuk Akar Allen marga retta
Ppt Perpangkatan dan Bentuk Akar Allen marga rettaPpt Perpangkatan dan Bentuk Akar Allen marga retta
Ppt Perpangkatan dan Bentuk Akar Allen marga retta
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 

Viewers also liked

Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708-aaadal
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708-aaadalAamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708-aaadal
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708-aaadalAdie Suryadi
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Nurul Mocymocy Nacava
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013Agoeng Siswantara
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Agoeng Siswantara
 
Soal uji kompetensi guru matematika smp
Soal uji kompetensi guru matematika smpSoal uji kompetensi guru matematika smp
Soal uji kompetensi guru matematika smpK-dzal Ghazali
 
UJIAN ULANG 1 PLPG MATEMATIKA UMP
UJIAN ULANG 1 PLPG MATEMATIKA UMPUJIAN ULANG 1 PLPG MATEMATIKA UMP
UJIAN ULANG 1 PLPG MATEMATIKA UMPAgoeng Siswantara
 
Avertebrata book (amalia ulfa) + cover
Avertebrata book (amalia ulfa) + coverAvertebrata book (amalia ulfa) + cover
Avertebrata book (amalia ulfa) + coverAmalia Humaira
 
UJIAN TULIS PLPG MATEMATIKA UMP ANGKATAN 2
UJIAN TULIS PLPG MATEMATIKA UMP ANGKATAN 2UJIAN TULIS PLPG MATEMATIKA UMP ANGKATAN 2
UJIAN TULIS PLPG MATEMATIKA UMP ANGKATAN 2Agoeng Siswantara
 
makalah Matematika Parabola
makalah Matematika Parabolamakalah Matematika Parabola
makalah Matematika ParabolaAkhmad Puryanto
 
Membuat kerajinan tempat air kemasan dari limbah plastik (tempat teh gelas)
Membuat kerajinan tempat air kemasan dari limbah plastik (tempat teh gelas)Membuat kerajinan tempat air kemasan dari limbah plastik (tempat teh gelas)
Membuat kerajinan tempat air kemasan dari limbah plastik (tempat teh gelas)Maesuri Syata
 
Modul matematika-kelas-x-logika
Modul matematika-kelas-x-logikaModul matematika-kelas-x-logika
Modul matematika-kelas-x-logikaDiana Permatasari
 
A.2. perbandingan trigonometri sudut istimewa
A.2.   perbandingan trigonometri sudut istimewaA.2.   perbandingan trigonometri sudut istimewa
A.2. perbandingan trigonometri sudut istimewaSMKN 9 Bandung
 
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometriPerbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometriPapar Poetra
 
Konsep Himpunan Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013
Konsep Himpunan Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013Konsep Himpunan Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013
Konsep Himpunan Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013hendrapratama
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanArika Sari
 
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, HiperbolaRangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, HiperbolaSafira APM
 
A. grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
A.  grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linierA.  grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
A. grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linierSMKN 9 Bandung
 
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013Randy Ikas
 

Viewers also liked (20)

Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708-aaadal
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708-aaadalAamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708-aaadal
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708-aaadal
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
 
Logika mat-detil
Logika mat-detilLogika mat-detil
Logika mat-detil
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi profesional matematika smp 2013 bagi...
 
Soal uji kompetensi guru matematika smp
Soal uji kompetensi guru matematika smpSoal uji kompetensi guru matematika smp
Soal uji kompetensi guru matematika smp
 
UJIAN ULANG 1 PLPG MATEMATIKA UMP
UJIAN ULANG 1 PLPG MATEMATIKA UMPUJIAN ULANG 1 PLPG MATEMATIKA UMP
UJIAN ULANG 1 PLPG MATEMATIKA UMP
 
Avertebrata book (amalia ulfa) + cover
Avertebrata book (amalia ulfa) + coverAvertebrata book (amalia ulfa) + cover
Avertebrata book (amalia ulfa) + cover
 
UJIAN TULIS PLPG MATEMATIKA UMP ANGKATAN 2
UJIAN TULIS PLPG MATEMATIKA UMP ANGKATAN 2UJIAN TULIS PLPG MATEMATIKA UMP ANGKATAN 2
UJIAN TULIS PLPG MATEMATIKA UMP ANGKATAN 2
 
makalah Matematika Parabola
makalah Matematika Parabolamakalah Matematika Parabola
makalah Matematika Parabola
 
Membuat kerajinan tempat air kemasan dari limbah plastik (tempat teh gelas)
Membuat kerajinan tempat air kemasan dari limbah plastik (tempat teh gelas)Membuat kerajinan tempat air kemasan dari limbah plastik (tempat teh gelas)
Membuat kerajinan tempat air kemasan dari limbah plastik (tempat teh gelas)
 
Biologi poriferaaa
Biologi poriferaaaBiologi poriferaaa
Biologi poriferaaa
 
Modul matematika-kelas-x-logika
Modul matematika-kelas-x-logikaModul matematika-kelas-x-logika
Modul matematika-kelas-x-logika
 
A.2. perbandingan trigonometri sudut istimewa
A.2.   perbandingan trigonometri sudut istimewaA.2.   perbandingan trigonometri sudut istimewa
A.2. perbandingan trigonometri sudut istimewa
 
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometriPerbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
Perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri
 
Konsep Himpunan Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013
Konsep Himpunan Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013Konsep Himpunan Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013
Konsep Himpunan Kelas VII Semester 1 Kurikulum 2013
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasan
 
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, HiperbolaRangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
Rangkuman Rumus Parabola, Elips, Hiperbola
 
A. grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
A.  grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linierA.  grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
A. grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier
 
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
Buku Guru Matematika Kelas VII SMP Kurikulum 2013
 

Similar to Materi Matematika

Similar to Materi Matematika (20)

Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
 
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Matematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisiMatematika-Logika revisi
Matematika-Logika revisi
 
5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf5. Proposisi.pdf
5. Proposisi.pdf
 
Mtk diskrit
Mtk diskritMtk diskrit
Mtk diskrit
 
MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1MATEMATIKA DASAR 1
MATEMATIKA DASAR 1
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Materi logika
Materi logikaMateri logika
Materi logika
 
Materi logika
Materi logikaMateri logika
Materi logika
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Logika matematika-1
Logika matematika-1Logika matematika-1
Logika matematika-1
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 

Materi Matematika

  • 1. 1 | P a g e BAB 1 LOGIKA MATEMATIKA Disusun oleh :  Bella Timoti Pertiwi  Fitriyah  NadyaPutriSetiawati Belajar logika berarti kita belajar berpikir atau bernalar yang merupakan kegiatan akal manusia dengan manapengetahuanyang kitaterima melaluipanca indera diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Dengan berpikir kita belajar menilai sesuatu sehingga dapat disimpulkan manfaat belajar logika adalah kita memanifestasikan pikiran sehingga mampu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, menunj ukkan al asanal asan, membuktikan sesuatu, membanding bandingkan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari kausalitasnya, membahas secara relitas dan lain-lain. Manfaat mempelajari logika, agar dapat berpikir lebih nalar, kritis, tepat, runtut atau konsisten, dan benar. Gunakanlah Pikiran Logikamu ke arah positif. Don’t negative thinking about everything. Dibelakang setiap orang yang sukses ada banyak tahun-tahun yang tidak sukses.
  • 2. 2 | P a g e PETA KONSEP
  • 3. 3 | P a g e LOGIKA MATEMATIKA Logika matematikaadalah sebuah cabang matematika yang merupakan gabungan dari ilmu logika dan ilmu matematika. Logika matematika akan memberikan landasan tentang bagaimana cara mengambil kesimpulan. Hal yang paling penting yang akan didapatkan dengan mempelajari logika matematika adalah kemampuan dalam mengambil dan menentukan kesimpulan mana yang benar atau salah. 1. Pernyataan Pernyataan (proposisi/deklarasi/statemen) adalah kalimat yang memiliki nilai benar saja atau salah saja tetapi tidak sekaligus benar dan salah.  Contoh a dan c merupakan contoh pernyataan bernilai benar sedangkan b merupakan pernyataan bernilai salah. Suatu pernyataan di notasikan dengan huruf kecil seperti p,q,r dan sebagainya, misalnya : p : Semua bilangan prima adalah ganjil q : Jakarta ibukota Indonesia Ada 2 dasar untuk menentukan nilai kebenaran sebuah pernyataan Untuk menunjukkan bahwa sebuah pernyataan itu benaratau salah dapat digunakan cara sebagai berikut : i. Dasar empiris, yaitu menunjukkan benar atau salahnya sebuah pernyataan berdasarkan fakta yang dijumpai dalam kehidupan nyata. Contoh : rambut adik panjang ii. Dasar tidak empiris, yaitu menunjukkan benar salahnya sebuah pernyataan melalui bukti atau perhitungan dalam matematika. Contoh : jumlah sudut dalam segitiga adalah 180° 2. Ingkarandari suatu pernyataan a. Hasil Kali 5 dan 4 adlah20 b. Semuaunggasdapat terbang c. Ada bilanganprimayanggenap Contoh a. Semogananti engkaunaikkelas b. Tolongtutupkanpintuitu c. Apakahandi sudahmakan ? Contoh kalimat yang bukan pernyataan
  • 4. 4 | P a g e Misalkan p adalah suatu penyataan. Suatu pernyataan lain yang dibentuk dari pernyataan p dengan cara menuliskan “Adalah salah bahwa....” sebelum pernyataan p, atau jika mungkin dengan menyisipkan kata “tidak” atau “bukan” pada pernyataan p dinamakan negasi atau penyangkalan atau ingkaran dari pernyataan p. Ingkaran dari pernyataan p ditulis : ~ p (dibaca : “tidak benar bahwa p”). Sifat : Jika p benar maka ~p salah. Jika p salah maka ~p benar. Dalam tabel kebenaran, sifat itu disajikan sebagai berikut. p ~p B S S B Catatan : Ingkaran dari “semua atau setiap” adalah “ada atau beberapa” Ingkaran dari “ada atau beberapa” adalah “semua atau setiap” 3. Pernyataan Majemuk Pernyataan majemuk adalah gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang di hubungkan dengan kata hubung. Ada 4 macam pernyataan majemuk : 1. Konjungsi Dua pernyataan yang dirangkaikan dengan kata hubung logika “dan” untuk membentuk suatu pernyataan majemuk dinamakan konjungsi dari pernyataan semula. Dalam bentuk lambang konjungsi dari pernyataan p dan q ditulis p ∧ q (dibaca: “ p dan q”). Nilai kebenaran dari p ∧ q memenuhi sifat berikut. Sifat: Jika p benar dan q benar maka p ∧ q benar. Dalam hal lain p ∧ q salah. Dalam tabel kebenaran, sifat itu disajikan sebagai berikut. p Q p ∧ q B B B B S S S B S S S S p : 3 + 4 = 5 ( Bernilai Salah) q : 22 – 1 = 3 (Bernilai Benar) p ∧ q : 3 + 4 = 5 dan 22 – 1 = 3 (Bernilai Salah) Contoh
  • 5. 5 | P a g e 2. Disjungsi Dua pernyataan yang dirangkaikan dengan kata hubung logika “atau” untuk membentuk suatu pernyataan majemuk dinamakan disjungsi dari pernyataan semula. Dalam bentuk lambang konjungsi dari pernyataan p dan q ditulis p V q (dibaca: “ p atau q”). Nilai kebenaran dari p V q memenuhi sifat berikut. Sifat: Jika p benar atau q benar atau keduanaya benar, maka p V q benar. Dalam hal lain p V q salah. Ketentuan tentang nilai kebenaran suatu disjungsi disajikan pada tabel kebeneran sebagai berikut. p q p V q B B S B S B S B B S S S 3. Implikasi Dari pernyataan p dan q dapat dibuat pernyataan majemuk dalam bentuk “jika p maka q” yang dinamakan implikasi atau pernyataan bersyarat. Pernyataan p dinamakan alasan atau sebabdan pernyataan q dinamakan kesimpulan. Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan p → q juga dibaca : a. p hanya jika q c. p syarat cukup bagi q b. q jika p d. q syarat perlu bagi p Nilai kebeneran dari implikasi p → q memenuhi sifat sebagai berikut : Sifat : implikasi p → q selalu benar kecuali dalam kasusu p benar dan q salah p Q p → q B B B B S S S B B S S B p : jumlah dari 2 dan 5 adalah 7(pernyataan bernilai benar) q: Tugu pahlawan terletak di Jakarta (pernyataan bernilai salah) pVq:Jumlah dari 2dan5adalah 7atauTugu pahlawan terletak di Jakarta (pernyataan bernilai benar) Contoh
  • 6. 6 | P a g e 4. Biimplikasi Pernyataan bersyarat berbentuk “p jika dan hanya jika q” dinamakan implikasi (implikasi dwi arah/bikondisional/ekuivalen). Pernyataan ini adalah gabungan dari p → q dan q → p, karena itu dinamakan dwi arah. Biimplikasi “p jikadan hanya jika q” dinyatakan dengan lambang p↔q. Biimplikasi p↔q dapat juga dibaca : a. Jika p maka q dan jika q maka p b. p syarat perlu dan cukup bagi q c. q syarat perlu dan cukup bagi p Nilai kebeneran dari implikasi p↔q memenuhi sifat sebagai berikut : p Q p↔q B B B B S S S B S S S B 4. Konvers, invers, dan kontraposisi Dari suatu implikasi p → q dapat dibentuk pernyataan majemuk : a. q→p dinamakan konvers dari p→q b. ~p → ~q dinamakan invers dari p→q c. ~q → ~p dinamakan kontraposisi dari p→q p : 5+ 4 = 7 (pernyataan salah) q : Indonesia di benua eropa(pernyataan salah) p → q : Jika 5+ 4 = 7 maka Indonesia di benua eropa (pernyataanbenar) Contoh p : 3+ 10 =14(pernyataan salah) q : Persegi adalah segitiga(pernyataan salah) p↔q : 3 + 10 = 14 jika dan hanya jika persegi adalah segitiga(pernyataan salah) Contoh
  • 7. 7 | P a g e Sifat: 1. p→q ≡ ~q → ~p ≡ ~p V q 2. q→p ≡ ~p → ~q Jadi, implikasi ekuivalen dengan kontraposisi dan konvers dan konvers ekuvalen dengan invers. 5. Ekuivalen Pernyataan Majemuk Dua pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen jika untuk semua kemungkinan nilai kebenaran komponen-komponennya, pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama. Lambang ekuivalen adalah ≡ . Contoh : Buktikan bahwa: p ↔ q≡ (p→ q) ∧(q→ p) 6. Tautologi dan kontradiksi Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponen. Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponen. Contoh : Buktikan dengan tabel kebenaran (p ∧~q) → ~(p →q) 7. Penarikan Kesimpulan Suatu argumen dikatakan sah (valid) jika dan hanya jika konjungsi dan premis-premisnya benar. Dengan kata lain, jika bentuk konjungsi premis- premisnya mengakibatkan konklusi , maka argumen itu dikatakan sah. Sebaliknya, juika konjungsi premis-premis itu tidak mengakibatkan konklusi, maka argumen itu sesuatu yang palsu atau tidak sah.
  • 8. 8 | P a g e Bentuk baku cara menuliskan argumen adalah dengan menuliskan premis-premis tersusun dari atas ke bawah, setiap premis ditulis dalam satu baris, sedangkan garis datar digunakan untuk membatasi premis dengan konklusi. 1. Kaidah silogisme p→q (premis 1) q→r (premis 2) Jadi p→r (kesimpulan/konklusi) Dengan tabel dapat kita lihat sebagai berikut : Padatabel tersebut tampak bahwa penarikan kesimpulan dengan metode silogisme dikatakan sah atau valid. 2. Modus Ponens (Kaidah Pengasingan) p→q (premis 1) p (premis 2) Jadi q (kesimpulan/konklusi) Dengan tabel dapat kita lihat sebagai berikut : p q p → q B B B B S S S B B S S B
  • 9. 9 | P a g e Pada tabel kebenaran tersebut, premis-premis yang bernilai benar diberi tanda, ternyata mendapatkan konklusi yang diberi tanda juga benar, sehi ngga penari kan kesi mpul andenganmenggunakan modusponens dikatakan sah atau valid. 3. Modus Tollens (Kaidah Penolakan Akibat) p→q (premis 1) ~q (premis 2) Jadi ~p (kesimpulan/konklusi) Pernyataan p→q adalah premis pertama, pernyataan ~q adalah premis kedua, sedangkan pernyataan ~p merupakan konklusi atau kesimpulan. Ketiga pernyataan diatas sama artinya dengan pernyataan implikasi [(p→q ˄ ~q] → ~p Argumen tersebut dikatan sah, jika pernyataan implikasi [(p→q ˄ ~q] → ~p merupakan suatu tautologi. Jadi, untuk memeriksa apakah suatu argumen sah atau tidak, kita perlu memeriksa nilai kebenaran pernyataan implikasi itu untuk semua kemungkinan nilai kebenaran premis. Pernyataan p→q setara atau ekuivalen dengan kontraposisinya, yaitu ~q→~p. Oleh karena itu, argumen di atas dapat ditulis menjadi : ~q→~p (premis 1) ~q (premis 2) Jadi ~p (kesimpulan/konklusi) Argumen ini adalah suatu modus ponens. Ternyata modus tolens adalah bentuk khusus dari modus ponens. Perlu diingat bahwa sah atau tidak sahnya suatu argumen atau penalaran tidak tergantung pada benar tidaknya suatu kesimpulan sebagai penyataan. Ada argumen yang kesimpulannya memiliki arti yang wajar, walaupun cara menarik kesimpulan itu tidak sah. Ada juga kesimpulan yang kelihatannya tidak masuk di akal, tetapi kesimpulan itu diperoleh dari suatu argumen yang sah. : Dapat juga kita lihat dari tabel sebagai berikut :
  • 10. 10 | P a g e Berdasarkan tabel tersebut, penari kan kesi mpul an dengan metode modus tollens dikatakan sah. Contoh : Tentukan konklusi dari argumen-argumen berikut ini : 1. Premis 1 : Jika sakit maka ibu minum obat Premis 2 : Ibu sakit Konklusinya : Ibu minum obat 2. Premis 1:Jika mesinnya rusakmaka mobil itu tidak dapatbergerak Premis 2 : Mobil itu dapat bergerak Konklusinya : Mesin mobil itu tidak rusak 3. Premis 1 : Jika BBM naik maka ongkos bis naik Premis 2:Jika ongkos bis naik maka uang saku naik Konklusinya : Jika BBM naik maka uang saku naik
  • 11. 11 | P a g e LATIHAN SOAL LOGIKA MATEMATIKA 1. Coba kalian ubah pasangan-pasangan pernyataan di bawah ini menjadi pernyataan majemuk dengan operasi majemuk (dan): A. p : Hari ini surabaya cerah q : Hari ini surabaya udaranya sejuk B. p : Gilang mengenakan baju merah q : Gilang mengenakan topi hitam C. p : Bejo pandai dalam pelajaran matematika q : Bejo pandai dalam pelajaran kimia 2. Diketahui p adalah “Hari ini hujan deras” dan q adalah “Hari ini aliran listrik terputus”. Tulis setiap pernyataan berikut ini dengan menggunakan lambang logika a. Hari ini tidak hujan deras dan aliran listrik tidak terputus. b. Hari ini tidak hujan deras atau aliran listrik terputus. 3. Perhatikan Penyataan Berikut ini : p : Tahun ini kemarau panj ang. q : Tahun ini hasil padi meningkat. Nyatakan dengan kata-kata: a. p → q b. ~p → ~q c. p → ~q 4. Tunjukkan bahwa : a. ~(p ˄ q) ≡ ~p ˅ ~q b. ~(p ˅ q) ≡ ~p ˄~q 5. Tulis konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi : a. “Jika semua bilangan prima adalah bilangan ganjil maka 2 bukan bilangan prima” b. “Jika cuaca dingin maka Dinda memakai jaket” 6. Pernyataan yang mempunyai nilai kebenaran sama dengan pernyataan “Jika bilangan ganjil sama dengan bilangan genap, maka 1 + 2 bilangan ganjil” adalah …. (Matematika Dasar SNMPTN) 7. Tentukan kesimpulan dari : Premis 1 : Jika Budi rajin berolahraga maka badannya sehat. Premis 2 : Budi rajin berolahraga.
  • 12. 12 | P a g e 8. Diketahui pernyataan : 1. Jika hari panas, maka Ani memakai topi. 2. Ani tidak memakai topi atau ia memakai payung. 3. Ani tidak memakai payung. Dari pernyataan diatas carilah kesimpulan yang sah ! 9. Buktikan bahwa argumen yang berbentuk kaidah silogisme berikut ini sah. p→q (premis 1) q→r (premis 2) Jadi p→r 10. Tuliskan ingkaran dari setiap pernyataan berikut ini kemudian sederhanakanlah. a. Jika cuaca dingin maka dia memakai baju hangat tetapi bukan sweater b. Jika dia belajar maka dia akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau ke sekolah seni.
  • 13. 13 | P a g e BAB 2 HIMPUNAN Disusun oleh :  Deri Ayu Pramesti  Ira Marion  M. Ridho Ratu Berlian Kalian tentu pernah pergi ke warung, took, atau swalayan. Barang-barang yang dijual di tempat tersebut dikumpulkan atau dikelompokkan dengan aturan sendiri. Jika kalian perhatikan, barang-barang itu diatur sehingga membentuk himpunan-himpunan tertentu. Misalnya, himpunan pakaian, himpunan makanan, dan himpunan sayur-mayur. Coa kalin bayangkan apa yang terjadi jika barang-barang itu bercampur. Alam hanya mampu memperlihatkan tempat yang terbatas, tapi buku memberikan dunia yang tak terbatas
  • 14. 14 | P a g e PETA KONSEP HIMPUNAN KONSEP HIMPUNAN RELASI HIMPUNAN OPERASI HIMPUNAN Definisi Notasi Jenis-Jenis Komplemen Pengurangan Penjumlahan GabunganHimpunanSama Sifat-Sifat Operasi Himpunan Equivalen HimpunanBagian HimpunanKuasa Sifat Relasi Himpunan
  • 15. 15 | P a g e HIMPUNAN 1. KONSEP HIMPUNAN 1.1 Pengertian Himpunan Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna. 1.2 Notasi Himpunan Himpunan biasanya dinyatakan dalam huruf kapital ; A, B, C, … atau ditandai oleh dua kurung kurawal, { … } Sedangkan anggota himpunan biasanya dinyatakan dalam huruf kecil ; a, b, c, … Jika x anggota himpunan A, maka ditulis . Jika y bukan anggota himpunan B , maka ditulis . Banyaknya anggota himpunan A ditulis n(A). Simbol Arti {} atau ø Himpunan kosong Operasi gabungan dua himpunan ∩ Operasi irisan dua himpunan Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati Ac Komplemen P(A) Himpunan kuasa 1.3 Macam-macam Himpunan  Himpunan kosong Himpunan kosong yaitu himpunan yang tidak mempunyai anggota dan ditulis dengan simbol ø atau { }.  Himpunan semesta Himpunan semesta yaitu himpunan yang memuat semua anggota yang sedang dibicarakan, biasanya ditulis dengan simbol S.  Himpunan Bilangan Himpunan Bilangan, terdiri dari :  Himpunan Bilangan Asli : N = {1, 2, 3, … }  Himpunan Bilangan Cacah : C = {0, 1, 2, 3, … }  Himpunan Bilangan Bulat : Z = { … , -1, 0, 1, … }
  • 16. 16 | P a g e  Himpunan Bilangan Rasional : Q = {p/q : p, q Z, q 0}  Himpunan Bilangan Real : R 2. RELASI HIMPUNAN 2.1 Relasi Antar Himpunan  Himpunan sama yaitu dua buah himpunan yang memiliki anggota yang persis sama, tanpa melihat urutannya. Contoh : A ={ c,d,e} B={ c,d,e } Maka A = B  Himpunan equivalen yaitu dua buah himpunan yang memiliki anggota yang sama banyak. Jika A equivalen B, maka ditulis A ≈ B. Contoh: A = { w,x,y,z } → n (A) = 4 B = { r,s,t,u } → n (B) = 4 Maka n (A) =n (B) → A≈B  Himpunan Bagian Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika setiap anggota A termasuk anggota B, ditulis A ⊂ B A ⊂ B, dibaca : A himpunan bagian dari B A ⊂ B, dibaca : A bukan himpunan bagian dari B B ⊂ A, dibaca : B himpunan bagian dari A B ⊂ A, dibaca : B bukan himpunan bagian dari A Contoh : Misal A = { 1,2,3,4,5 } dan B = { 2,4} maka B ⊂ A. Sebab setiap elemen dalam B merupakan elemen dalam A, tetapi tidak sebaliknya.  Himpunan Kuasa yaitu himpunan yang anggotanya adalah himpunan himpunan bagian dari suatu himpunan. Contoh Himpunan Kuasa Jika A = {a, b, c}, maka himpunan kuasa dari A adalah : 2A = { ø, {a}, {b}, {c}, {a,b}, {a,c}, {b,c}, A} Jika m adalah banyaknya anggota himpunan A, maka banyaknya anggota himpunan kuasa dari A adalah 2m Banyaknya anggota yang terkandung dalam himpunan kuasa dari A adalah 2 pangkat banyaknya anggota A.
  • 17. 17 | P a g e 2.2 Diagram Venn John Venn, seorang ahli matematika dari Inggris yang hidup pada tahun 1834 – 1923 menemukan cara menyatakan suatu himpunan dengan menggunakan gambar. Selanjutnya, gambar tersebut dinamakan Diagram Venn. Dalam diagram Venn , himpunan semesta dinyatakan dengan daerah persegi panjang , sedangkan himpunan lain dalam semesta pembicaraan dinyatakan dengan kurva mulus tertutup sederhana dan noktah-noktah untuk menyatakan anggotanya. Jika jumlah anggota suatu himpunan terlalu banyak, untuk menyatakan keanggotaannya tidak perlu digambar noktah-noktah nya , tetapi cuku dengan kurva sederhana. Contoh : Diketahui S = { 1,2,3,4,5,6,…,15} adalah himpunan semesta (semesta pembicaraan). Jika A = {1,3,5,7,9,11,13} dan B = { x | x adalah bilangan prima yang kurang dari 10} . gambarlah diagram venn ! 2.3 Sifat –sifat Relasi Himpunan  Sifat Reflekatif Misalkan R sebuah relasi yang didefinisikan pada himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat refleksif jika untuk p € P berlaku (p,p) € R. Contoh : Diberikan Himpunan P = {1,2,3}. Didefinisikan relasi R pada himpunan P dengan hasil adalah himpunan S = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3), (3,2)}. Relasi R tersebut bersifat reflektif sebab setiap angggota himpunan P berpasangan atau berelasi dengan dirinya sendiri.  Sifat Simetris Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat simetris, apabila untuk setiap (x,y) € R berlaku (y,x) € R. Contoh : Diberikan himpunan P ={1,2,3}. Didefinisikan relasi R pada himpunan P dengan R ={(1,1), (1,2), (1,3), (2,2), (2,1), (3,1), (3,3)}. Relasi R tersebut bersifat simetris untuk setiap (x,y) € R, berlaku (y,x) € R.  Sifat Transitif Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R bersifat transitif, apabila untuk setiap (x,y) € R dan (y,z) € R maka berlaku (x,z) € R. A B  1  9  11  13  4  6  8  10  12  15  14  3  5  7 S
  • 18. 18 | P a g e Contoh : Diberikan himpunan P ={1,2,3}. Didefinisikan relasi pada himpunan P dengan hasil relasi adalah himpunan R= {(1,1), (1,2), (1,3), (2,2), (2,1), (3,1), (3,3)}. Relasi R tersebut bersifat Transitif sebab (x,y) € R din (y,z) € R berlaku (x,z) € R.  Sifat Antisimetris Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat antisimetris, apabila untuk setiap (x,y) € R dan (y,x) € R berlaku x=y. Contoh : Diberikan himpunan C = {2,4,5}. Didefinisikan relasi R pada himpunan C dengan R = {(a,b) € a kelipatan b, ab € C} sehingga diperoleh R = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}. Relasi R tersebut bersifat antisimetris.  Sifat Ekuivalensi Misalkan himpunan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R disebut relasi ekivalensi jika dan hanya jika relasi R memenuhi sifat refleksif, simetris, dan transitif. Contoh : Diberikan himpunan P = {1,2,3}. Didefinisikan relasi pada himpunan P dengan R={(1,1),(1,2),(2,2),(2,1),(3,3)}. Relasi R tersebut bersifat refleksif, simetris dan transitif. Oleh karena itu relasi R merupakan relasi ekivalensi. 3. OPERASI PADA HIMPUNAN  Irisan A ∩ B = {x : x A dan x B} Contoh: {1, 2} ∩ {1, 2} = {1, 2}. {1, 2} ∩ {2, 3} = {2}. {Budi,Cici} ∩ {Dani,Cici} = {Cici}. {Budi} ∩ {Dani} = ∅. Operasi irisan A ∩ B setara dengan A dan B . Irisan merupakan himpunan baru yang anggotanya terdiri dari anggota yang dimiliki bersama antara dua atau lebih himpunan yang terhubung. Jika A ∩ B = ∅, maka A dan B dapat dikatakan disjoint (terpisah). Beberapa sifat dasar irisan:  A ∩ B = B ∩ A.  A ∩ (B ∩ C) = (A ∩ B) ∩ C.  A ∩ B ⊆ A.  A ∩ A = A.  A ∩ ∅ = ∅.  A ⊂ B jika and hanya jika A ∩ B = A.
  • 19. 19 | P a g e  Gabungan A U B = {x : x A atau x B} Contoh: {1, 2} ∪ {1, 2} = {1, 2}. {1, 2} ∪ {2, 3} = {1, 2, 3}. {Budi} ∪ {Dani} = {Budi, Dani}.  Penjumlahan A + B = {x : x A, x B , x (A∩B)}  Pengurangan A – B = A B = {x : x A, x B}  Komplemen Ac = {x : x A, x S} A dan B adalah semua elemen yang ada dalam A atau dalam B atau dalam kedua-duanya . A adalah semua anggota himpunan semesta yang berada di luar A, yaitu Ac = {x | x ∈ A}. A dan B adalah semua anggota A yang bukan anggota B. A dan B adalah semua eleman yang ada dalam A atau dalam B tetapi tidak dalam kedua-duanya. Beberapa sifat dasar gabungan:  A ∪ B = B ∪ A.  A ∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C.  A ⊆ (A ∪ B).  A ∪ A = A.  A ∪ ∅ = A.  A ⊆ B jika and hanya jika A ∪ B = B.
  • 20. 20 | P a g e Contoh:  {1, 2} {1, 2} = ∅.  {1, 2, 3, 4} {1, 3} = {2, 4}. Sifat-sifat Operasi Himpunan Beberapa sifat dasar komplemen:  A B ≠ B A untuk A ≠ B.  A ∪ A′ = U.  A ∩ A′ = ∅.  (A′)′ = A.  A A = ∅.  U′ = ∅ dan ∅′ = U.  A B = A ∩ B′ tersebut.
  • 21. 21 | P a g e LATIHAN SOAL HIMPUNAN 1. Dari survei di sebuah kelas diketahui bahwa ada 25 siswa yang menyukai membaca dan 30 yang menyukai Traveling. Ditemukan pula bahwa di kelas itu ada 15 orang yang suka membaca dan traveling. Ada berapa siswa dalam kelas itu? 2. S = {1,2,3,4,5,…,49,50} dan n (S) = 50 A = {1,3,5,7,9,11,13,15,… } (himpunan bilangan biulat ganjil positif) dan n(A) = 20 B = {2,3,5,7,11,13,…} ( himpunan bilangan prima ) dan n (B) = 15 Tentukan n ( A ∩ B )C ! 3. 4. 5. .
  • 22. 22 | P a g e 6. Dari 42 kambing yang ada di kandang milik pak Arman, 30 kambing menyukai rumput gajah, dan 28 ekor kambing menyukai rumput teki. apabila ada 4 ekor kambing yang tidak menyukai kedua rumput tersebut, berapa ekor kambing yang menyukai rumput gajah dan rumput teki ? 7. Di dalam sebuah ruangan terdapat 150 siswa yang baru lulus SMP. Diketahui ada 75 siswa memilih untuk masuk SMA dan 63 siswa memilih untuk masuk SMK sementara ada 32 siswa yang belum menentukan pilihannya. Lalu, berapakah banyaknya siswa yang hanya memilih untuk masuk SMA dan SMK saja? 8. Dari 40 orang bayi, diketahui bahwa ada 18 bayi yang gemar memakan pisang, 25 bayi gemar makan bubur, dan 9 bayi menyukai keduanya. Lalu ada berapa bayi yang tidak menyukai pisang dan bubur? 9. Dari sekelompok atlet diketahui bahwa 17 orang menyukai sepak bola, 13 menyukai renang, dan 12 orang menyukai keduanya. coba kalian gambarkan diagram venn dan tentukan pula jumlah keseluruhan dari atlet tersebut. 10. Siswa kelas 7 SMP Tunas Mekar adalah 45. tiap-tiap siswa memilih dua jenis pelajaran yang mereka sukai. diketahui ada 27 siswa yang menyukai pelajaran Matematika dan 26 siswa menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Sementara siswa yang tidak menyukai kedua pelajaran tersebut ada 5 orang. Tentukanlah banyaknya siswa yang menyukai pelajaran bahasa inggris dan matematika serta gambarlah diagram venn-nya!
  • 23. 23 | P a g e BAB 3 FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS Disusun Oleh :  Lara Mayangsari  Sri Ferbriani  Tania Tri Septiani Dalam kehidupan sehari-hari, fungsi sering dijadikan permodelan matematika untuk menyelesaikan permasalah nyata. Suatu kejadian bila dibuat model matematika akan menghasilkan suatu fungsi. If you can’t explain it simply, you don’t understand it well enough. -Albert Einstein
  • 24. 24 | P a g e PETA KONSEP
  • 25. 25 | P a g e FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS 1. Operasi AljabarPada Fungsi Definisi 3.1 Jika 𝑓 suatu fungsi dengan daerah asal 𝐷𝑓dan 𝑔 suatu fungsi dengan daerah asal 𝐷 𝑔, maka pada operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dinyatakan sebagai berikut. a) Jumlah 𝑓 dan 𝑔 ditulis 𝑓 + 𝑔 didefinisikan sebagai ( 𝑓 + 𝑔)( 𝑥) = 𝑓( 𝑥) + 𝑔( 𝑥) dengan daerah asal 𝐷𝑓+𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷 𝑔 b) Selisih 𝑓 dan 𝑔 ditulis 𝑓 − 𝑔 didefinisikan sebagai ( 𝑓 − 𝑔)( 𝑥) = 𝑓( 𝑥) − 𝑔( 𝑥) dengan daerah asal 𝐷𝑓−𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷 𝑔 c) Perkalian 𝑓 dan 𝑔 ditulis 𝑓 × 𝑔 didefinisikan sebagai ( 𝑓 × 𝑔)( 𝑥) = 𝑓( 𝑥) × 𝑔( 𝑥) dengan daerah asal 𝐷𝑓×𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷 𝑔 d) Pembagian 𝑓 dan 𝑔 ditulis 𝑓 𝑔 didefinisikan sebagai ( 𝑓 𝑔 ) ( 𝑥) = 𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥) dengan daerah asal 𝐷 𝑓 𝑔 = 𝐷𝑓 ∩ 𝐷 𝑔 − { 𝑥|𝑔( 𝑥) = 0} Contoh: Jawab:
  • 26. 26 | P a g e 2. Menemukan KonsepFungsi Komposisi
  • 27. 27 | P a g e Berdasarkan beberapa hal di atas kita peroleh definisi berikut. Definisi 3.2 Jika dan fungsi dan , maka terdapat suatu fungsi dari himpunan bagian ke himpunan bagian yang disebut fungsi komposisi dan (ditulis: yang ditentukan dengan daerah asal fungsi komposisi dan adalah, dengan daerah asal (domain) fungsi daeraj asal (domain) fungsi g; = daerah hasil (range) fungsi =daerah hasil (range) fungsi g.
  • 28. 28 | P a g e Contoh: Jawab: Contoh Soal:
  • 29. 29 | P a g e 3. Sifat-Sifat Operasi Fungsi Komposisi Sifat 3.1 Sifat 3.2 Diketahui dan suatu fungsi. Jika maka pada operasi komposisi fungsi berlaku sifat asosiatif, yaitu; Diketahui suatu fungsi dan merupakan fungsi identitas. Jika maka terdapat sebuah fungsi identitas yaitu sehingga berlaku sifat identitas, yaitu;
  • 30. 30 | P a g e Fungsi Invers PengertianInvers Suatu Fungsi Pertama, Fungsi 𝑓 memetakan 𝑥 ∈ 𝐴 ke 𝑦 ∈ 𝐵. Jika fungsi 𝑓 dinyatakan ke dalam bentuk pasangan berurutan, maka dapat ditulis sebagai berikut. 𝑓 = {( 𝑥, 𝑦)|𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑦}. Pasangan berurut ( 𝑥, 𝑦) merupakan unsur dari fungsi 𝑓. Kedua, invers fungsi 𝑓 atau 𝑓−1 memetakan 𝑦 ∈ 𝐵 ke dalam pasangan berurutan, maka dapat ditulis 𝑓−1 = {( 𝑦, 𝑥) | 𝑦 ∈ 𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∈ 𝐴}. dan Pasangan berurut(𝑦, 𝑥) merupakan unsur dari invers fungsi 𝑓. Definisi 3.3 Definisi untuk invers suatu fungsi adalah sebagai berikut. Syarat agar Invers Suatu Fungsi MerupakanFungsi (Fungsi Invers) Sifat 3.3 Definisi 3.4 Jika fungsi 𝑓: 𝐷𝑓 → 𝑅𝑓 adalah fungsi bijektif, maka invers fungsi 𝑓 adalah fungsi yang didefinisikan sebagai 𝑓−1 : 𝑅𝑓 → 𝐷𝑓 dengan kata lain 𝑓−1 adalah fungsi dari 𝑅𝑓 ke 𝐷𝑓. Jika fungsi memetakan ke dan dinyatakan dalam pasangan berurutan maka invers dari fungsi f (dilambangkan ) adalah relasi yang memetakan ke , dalam pasangan berututan dinyatakan dengan . Fungsi memiliki fungsi invers jika dan hanya jika adalah fungsi bijektif atau himpunan A dan B berkorespondensi satu- satu.
  • 31. 31 | P a g e 4. Menentukan Invers Suatu Fungsi Sifat 3.4 Untuk menentukan invers dari suatu fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥)dapat ditempuh prosedur berikut ini. a. Nyatakan 𝑥 sebagai fungsi 𝑦, yaitu 𝑥 = 𝑓−1( 𝑦). b. Ganti 𝑦 dengan 𝑥 dan 𝑥 dengan 𝑦, sehingga 𝑦 = 𝑓−1( 𝑥) merupakan invers fungsi dari 𝑦 = 𝑓( 𝑥) Diberikan beberapa fungsi. Tentukan invers dari fungsi di bawah ini! 1. 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑦 − 𝑏 = 𝑎𝑥 𝑎𝑥 = 𝑦 − 𝑏 𝑥 = 𝑦 − 𝑏 𝑎 𝑓−1(𝑦) = 𝑦 − 𝑏 𝑎 𝑓−1( 𝑥) = 𝑥 − 𝑏 𝑎 2. 𝑦 = 𝑎𝑥+𝑏 𝑐𝑥+𝑑 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑐𝑥 + 𝑑 𝑦( 𝑐𝑥 + 𝑑) = 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑦𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑦𝑐𝑥 − 𝑎𝑥 = 𝑏 − 𝑑𝑦 𝑥( 𝑦𝑐 − 𝑎) = 𝑏 − 𝑑𝑦 𝑥 = 𝑏 − 𝑑𝑦 𝑦𝑐 − 𝑎 𝑓−1( 𝑦) = 𝑏 − 𝑑𝑦 𝑐𝑦 − 𝑎 𝑓−1( 𝑥) = −𝑑𝑥 + 𝑏 𝑐𝑥 − 𝑎 Misalkan adalah fungsi invers fungsi Untuk setiap dan berlaku jika dan hanya jika .
  • 32. 32 | P a g e 3. 𝑦 = 𝑎 𝑐𝑥 𝑦 = 𝑎 𝑐𝑥 𝑐𝑥 = log 𝑎 𝑦 𝑥 = log 𝑎 𝑦 𝑐 𝑓−1( 𝑦) = 1 𝑐 log 𝑎 𝑦 𝑓−1( 𝑥) = 1 𝑐 log 𝑎 𝑥 4. 𝑦 = log 𝑎 𝑐𝑥 𝑦 = log 𝑎 𝑐𝑥 𝑐𝑥 = 𝑎 𝑦 𝑥 = 𝑎 𝑦 𝑐 𝑓−1( 𝑦) = 𝑎 𝑦 𝑐 𝑓−1( 𝑥) = 𝑎 𝑥 𝑐 5. 𝑦 = 𝑥2 𝑦 = 𝑥2 + 𝑐 𝑥2 = 𝑦 − 𝑐 𝑥 = √ 𝑦 − 𝑐 atau 𝑥 = −√ 𝑦 − 𝑐 𝑓−1( 𝑦) = √ 𝑦 − 𝑐 atau 𝑓−1( 𝑦) = −√ 𝑦 − 𝑐 𝑓−1( 𝑥) = √ 𝑥 − 𝑐 atau 𝑓−1( 𝑥) = −√ 𝑥 − 𝑐 6. 𝑦 = ( 𝑥 + 𝑐)2 𝑦 = 𝑥2 + 2𝑐𝑥 + 𝑐2 = (𝑥 + 𝑐)2 (𝑥 + 𝑐)2 = 𝑦 𝑥 + 𝑐 = √ 𝑦 atau 𝑥 + 𝑐 = −√ 𝑦 𝑥 = √ 𝑦 − 𝑐 atau 𝑥 = −√ 𝑦 − 𝑐 𝑓−1 (𝑦) = √ 𝑦 − 𝑐 atau 𝑓−1 (𝑦) = −√ 𝑦 − 𝑐 𝑓−1 (𝑥) = √ 𝑥 − 𝑐 atau 𝑓−1 (𝑥) = −√ 𝑥 − 𝑐 7. 𝑦 = 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
  • 33. 33 | P a g e Strategi cerdas: Contoh:  f(x) = ax + b; a ≠ 0  f -1(x) = a bx  ; a ≠ 0  f(x) = dcx bax   ; x ≠ - c d  f -1(x) = acx bdx   ; x ≠ c a  f(x) = acx ; a > 0  f -1(x) =alog x1/c = c 1 alog x ; c ≠ 0  f(x) = a log cx ; a > 0; cx > 0  f -1(x) = c ax ; c ≠ 0  f(x) = ax²+bx+c; a≠0  f -1(x)= 2a x)4a(cbb 2 
  • 34. 34 | P a g e Jawab: 5. Rumus Komposisi ( 𝒇 𝒐 𝒇−𝟏)( 𝒙)dan ( 𝒇−𝟏 𝒐 𝒇)( 𝒙) Sifat 3.5 Sifat 3.6 Misalkan sebuah fungsi bijektif dengan daerah asal dan daerah hasil sedangkan merupakan fungsi identitas. Fungsi merupakan fungsi invers dari fungsi jika dan hanya jika untuk setiap dan untuk setiap Jika sebuah fungsi bijektif dan merupakan invers , maka fungsi invers dari adalah fungsi itu sendiri, disimbolkan dengan
  • 35. 35 | P a g e 6. Memahami ( 𝒇°𝒈)−𝟏(𝒙) = (𝒇−𝟏°𝒈−𝟏)(𝒙) Dari gambar diagram di atas 𝑓: 𝐴 → 𝐵, 𝑔: 𝐵 → 𝐶, 𝑓: 𝐴 → 𝑏, 𝑔: 𝐵 → 𝐶, dengan 𝑓 dan 𝑔 berkorespondensi satu-satu sedemkian sehingga ℎ = 𝑔 𝑜 𝑓, maka ℎ−1 = 𝑓−1 𝑜𝑔−1 . Dalam hal ini (𝑔 𝑜 𝑓)−1 = ℎ−1 disebut fungsi invers dari fungsi komposisi, sehingga diperoleh sifat-sifat berikut ini. (𝑔 𝑜 𝑓)−1( 𝑥) = ( 𝑓−1 𝑜 𝑔−1)( 𝑥) dan (𝑓 𝑜 𝑔)−1( 𝑥) = ( 𝑔−1 𝑜𝑓−1)( 𝑥)
  • 36. 36 | P a g e LATIHAN SOAL FUNGSI KOMPOSISI DAN INVERS 1.) Diketahui 𝑓( 𝑥) = −(2−3𝑥) 2 , maka 𝑓−1 (𝑥) sama dengan ... 2.) Invers dari fungsi 𝑓( 𝑥) = 7𝑥+5 3𝑥−4 , x ≠ 4/3 adalah ... 3.) Jika 𝑓( 𝑥 − 1) = 𝑥−1 2−𝑥 dan 𝑓−1 adalah invers dari f maka 𝑓−1( 𝑥 + 1)sama dengan .. 4.) Jika ( 𝑓 𝑜 𝑔)( 𝑥) = 4𝑥2 + 8𝑥 − 3 dan 𝑔( 𝑥) = 2𝑥 + 4, maka 𝑓−1 (𝑥) sama dengan ... 5.) Diketahui 𝑓( 𝑥) = 4𝑥+5 𝑋+3 , dan 𝑓−1 adalah invers dari f, maka sama 𝑓−1( 𝑥) dengan ... 6.) Diketahui 𝑓( 𝑥) = 𝑥2 + 1 dan 𝑔( 𝑥) = 2𝑥 − 3, maka ( 𝑓 𝑜 𝑔)( 𝑥) =… (Ebtanas Tahun 1989) 7.) Diketahui fungsi 𝑓( 𝑥) = 3𝑥 − 1 dan 𝑔( 𝑥) = 2𝑥2 + 3. Nilai dari komposisi fungsi ( 𝑔 𝑜 𝑓)(1) =… (UN Matematika SMA IPA - 2010 P04) 8. Jika suatu fungsi 𝑓( 𝑥) = 𝑥 + 2dan 𝑔( 𝑥) = 𝑥 + 5 maka (𝑓 𝑜 𝑔)(𝑥) adalah..... 9. Jika 𝑓( 𝑥) = 𝑥 − 2 dan 𝑔( 𝑥) = 2𝑥 + 3 maka g o f(x) adalah... 10. Diberikan dua buah fungsi masing-masing f(x) dan g(x) berturut-turut adalah: f(x) = 3x + 2 g(x) = 2 − x Tentukan: a) (f o g)(x) b) (g o f)(x)
  • 37. 37 | P a g e BAB 4 FUNGSI KUADRAT NAMA KELOMPOK  Altisya Dilla  Shera Annisa  Suci Kumala Sari Fungsi kuadrat banyak digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan perubahan variabel yang nilainya naik turun dengan pola simetris Fungsi kuadrat dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai saat orang memasukkan bola basket ke ring, bermain angry bird, air mancur, dsb. Hidup ini tidak selalu sama. Ada saatnya kita naik, dan ada saatnya kita turun
  • 38. 38 | P a g e PETA KONSEP Fungsi KuadratF(x)=ax2+bx+c, a≠0 Koefisien Persamaan Fungsi Kuadrat (a,b,c)  Y=ax2+bx+c  Y=a(x-x1) (x-x2)  Y=a(x-x1)2  Y=(x-h)2+k Tabel Koordinat Diskriminan D - b2 - 4ac a > 0 a<0 D > 0 D = 0 D < 0 Nilai Maks atau Min y = -D/4a Titik Potong Sumbu absis Karakteristik Fungsi Kuadrat Sketsa Grafik Pers. Sumbu simetri x = -b/2a Titik balik maks atau min P = (-b/2a, -D/4a) Menyusun Fungsi Kuadrat Grafik Fungsi Kuadrat
  • 39. 39 | P a g e FUNGSI KUADRAT Fungsi f: R → R yang dinyatakan dengan f: x → ax2 + bx + c dimana a, b, c R dan a ≠ 0 disebut fungsi derajat dua atau lebih lazim disebut fungsi kuadrat. Fungsi kuadrat f = ax2 + bx + c mempunyai persamaan y= ax2 + bx + c dan grafiknya berupa parabola. Fungsi kuadrat merupakan suatu fungsi yang pangkat terbesar variabelnya adalah 2. Mirip dengan persamaan kuadrat, namun berbentuk suatu fungsi. Fungsi kuadrat mempunyai bentuk umum: f(x) = ax² + bx + c, dengan a.b.c suatu bilangan real dan a ≠ 0. Sebuah fungsi selalu berhubungan dengan grafik, begitu pula dengan fungsi kuadrat. Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola. Untuk menggambar sebuah grafik fungsi kuadrat harus ditentukan titik potong dengan sumbu kordinat dan titik ekstrimnya. Sifat-sifat fungsi kuadrat a. Jika a > 0, kurva terbuka ke atas memiliki nilai min Jika a < 0, kurva terbuka ke bawah memiliki nilai maks b. Jika titik puncak disebelah kanan sumbu y, a dan b berlawanan Jika titik puncak disebleah kiri sumbu y, a dan b sama c. Jika memotong sumbu y positif, c > 0 Jika memotong sumbu y negatif, c < 0 d. Jika memotong sumbu x di dua titik, D > 0 Jika menyinggung sumbu x, D = 0 Jika tidak memotong sumbu x, D < 0 Tidak memotong sumbu x dan terbuka ke atas (a > 0) disebut definit positif Tidak memotong sumbu x dan terbuka ke bawah (a < 0) disebut definit negatif e. Titik ekstrim Titik ekstrim pada fungsi kuadrat merupakan koordinat dengan absisnya merupakan nilai sumbu simetri dan ordinatnya merupakan nilai ekstrim. Pasangan koordinat titik ekstrim pada fungsi kuadrat 𝑦 = 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 adalah sebagai berikut − 𝑏 2𝑎 , − 𝐷 4𝑎 Keterangan: D adalah deskriminan 𝐷 = 𝐵2 − 4𝑎𝑐 Seperti yang sudah disebutkan di atas, 𝑥 = − 𝑏 2𝑎 adalah sumbu simetri dan − 𝐷 4𝑎 merupakan nilai ekstrim fungsi kuadrat.
  • 40. 40 | P a g e Sumbu Simetri Sumbu simetri merupakan garis yang ditarik dari nilai x titik ekstrem sejajar dengan sumbu y yang membelah parabola menjadi 2 bagian yang sama besar. Persamaanuntuksumbusimetrisadalah x = -b/2a Sifat-Sifat Grafik Fungsi Kuadrat Jika a > 0, maka grafiknya terbuka ke atas dan mempunyai titik balik minimum (titik puncaknya mempunyai nilai terkecil) Jika a < 0, maka grafiknya terbuka ke bawah dan mempunyai titik balik maksimum (titik puncaknya mempunyai nilai terbesar) Jika D merupakan diskriminan suatu fungsi kuadrat f(x) = ax² + bx + c, maka: Jika D < 0, maka grafik y= f(x) memotong sumbu pada dua titik yang berbeda Jika D = 0, maka grafik y= f(x) menyinggung sumbu x pada satu titik. Jika D > 0, maka grafik y= f(x) tidak memotong sumbu x Langkah-langkahdalam membuat sketsa grafik fungsi kuadrat/parabola ( y = ax2 + bx + c ) 1. menentukan titik potong grafik dengan sumbu x → y = 0 kemudian difaktorkan sehingga diperoleh akar-akarnya yaitu x1 dan x2 . jika kesusahan dalam memfaktorkan coba di cek dulu nilai D nya. jika D < 0 maka fungsi tersebut memang tidak mempunyai akar-akar persamaan fungsi kuadrat sehingga sketsa grafik fungsi kuadrat tidak memotong sumbu x jika D > 0 maka fungsi tersebut mempunyai akar-akar persamaan fungsi kuadrat namun kita kesulitan dalam menentukannya. bisa jadi karena angkanya yang susah difaktorkan atau faktornya dalam bentuk desimal. Akar-akarnya dapat kita cari dengan rumus abc :
  • 41. 41 | P a g e setelah kita mendapatkan nilai x1 dan x2 maka titik potong grafik fungsi kuadrat dengan sumbu x :( x1 , 0 ) dan( x2 , 0 ) 2. menentukan titik potong grafik dengan sumbu y → x = 0 karena x = 0 maka y = c dan titik potong dengan sumbu y = ( 0 , c ) 3. menentukan harga ekstrim atau titik puncak rumus menentukan harga ekstrem (xp,yp)= (-b/2a, D/4a) untuk mengetahui apakah itu titik minimum atau maksimum tergantung dari nilai a. Jika a>0 maka maksimum, jika a<0 maka nilai minimum. Titikpuncak darifungsikuadrat f(x) = ax2 + bx + c adalahtitik yang diperolehdenganmengambilkoordinatdaripasangannilaiekstremdenganabsisnya. Koordinatpuncakdarifungsikuadratadalahtitik P (-b/2a, D/4a). Titik P dinamakanmaksimumjika a > 0 dandinamakantitik minimum jika a < 0. dari penentuan sumbu simetri ( xp ) dan nilai eksterm ( yp ) diperoleh titik puncak grafik fungsi kuadrat/parabola : ( Xp , Yp ) Posisi grafik fungsi kuadrat/parabola terhadap sumbu x: mengulang pembahasan mengenai titik potong sumbu x → y = 0 ada 3 kemungkinan : a) Jika nilai D > 0, maka parabola memotong sumbu x di dua titik yang berbeda. b) Jika nilai D = 0, maka parabola meotong sumbu x di satu titik atau bisa dikatakan parabola (grafik fungsi kuadrat) menyinggung sumbu x (titik puncak) c) Jika D < 0, maka parabola tidak memotong di sumbu x (melayang di atas atau di bawah sumbu x)  dalam hal D < 0 dan a > 0 maka f(x) = ax2 + bx + c, akan menghasilkan nilai selalu positif (melayang di atas sumbu x)  dalam hal D < 0 dan a < 0 maka f(x) = ax2 + bx + c, akan menghasilkan nilai selalu negatif (melayang di bawah sumbu x) dengan menggabungkan dengan nilai a nya dapat dibuat sketsa grafik fungsi
  • 42. 42 | P a g e kuadrat/parabola : 2.5 Persamaan Fungsi Kuadrat / Parabola a) Diketahui tiga titik sembarang Rumus : y = ax2 + bx + c nilai a, b dan c ditentukan dengan eliminasi. b) Parabola memotong sumbu x di dua titik ( x1 , 0 )dan ( x2 , 0 ) dan melalui satu titik sembarang. Rumus : y = a ( x - x1 ).( x - x2 ) nilai a ditentukan dengan memasukkan titik sembarang tersebut ke x dan y.
  • 43. 43 | P a g e c) Parabola menyinggung sumbu x di satu titik ( x1 , 0 ) dan melalui satu titik sembarang. Rumus : y = a ( x - x1 )2 nilai a ditentukan dengan memasukkan titik sembarang tersebut ke x dan y. d) Parabola melalui titik puncak ( xp , yp ) dan melalui satu titik sembarang. Rumus : y = a ( x - xp )2 + yp nilai a ditentukan dengan memasukkan titik sembarang tersebut ke x dan y 1. Menentukanfungsikuadrat yang grafiknyamelalui 3 buahtitik. Menggunakan y = ax2 + bx +c Tentukan fungsi kuadrat grafiknya melalui 3 buah titik (-1,0), (2,-9) dan (4,-5) Penyelesaian: melalui (-1,0) => y = a(-1)2 + b(-1) + c 0 = a - b + c ... (1) melalui (2,-9) => y = a(2)2 + b(2) + c -9 = 4a + 2b + c ... (2) melalui (4,-5) => y = a(4)2 + b(4) + c -5 = 16a + 4b + c ... (3) Dari (1) - (2) => -3a - 3b = 9 ... (4) Dari (2) - (3) => -12a - 2b = -4 ... (5) Dari (4) x 4 => -12a - 12b = 36 ... (4)' Dari (5) - (4)' => 10b = -40 b = -4 Substitusikan b = -4 ke (4) maka => -3a + 12 = 9 -3a = -3 a = 1 Substitusikan a = 1 dan b = -4 maka => 1 - (-4) + c = 0 5 + c = 0 c = -5
  • 44. 44 | P a g e Sehingga fungsi kuadratnya => y = x2 - 4x – 5 2. Menentukanfungsikuadratjikakoordinattitikpuncakdiketahui. Menggunakan y = a(x - p)2 + q titik puncak (p,q) Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya mempunyai titik puncak (2,-9)serta melalui titik (- 1,0) Penyelesaian: y = a(x - p)2 + q = a(x - 2)2 - 9 melalui (-1,0) => y = a(x - 2)2 - 9 0 = a(-1 - 2)2 - 9 9 = 9a a = 1 Jadi, fungsikuadratnya => y = 1(x - 2)2 - 9 = (x2 - 4x + 4) - 9 = x2 - 4x – 5 3. Menentukanfungsikuadrat yang grafiknyamemotongsumbu x di titik (p,0) dan(q,0) Menggunakan y = a(x - p) (x - q) Tentukan fungsi kuadrat yang grafiknya memotong sumbu x di titik (-1,0) dan (5,0). sertamelalui (4,-5) Penyelesaian: y = a(x - p) (x - q) = a{x -(-1)}(x - 5) = a(x + 1) (x - 5) karenamelalui (4,-5) maka -5 = a(4 + 1) (4 - 5) -5 = -5a a = 1 Jadi, fungsikuadratnya : y = 1(x + 1) (x - 5) = x2 - 4x – 5
  • 45. 45 | P a g e LATIHAN SOAL PERSAMAAN KUADRAT 1. Akar-akar persamaan kuadrat 5x2 – 3x + 1 = 0 adalah … 2. Hasil kali akar-akar persamaan kuadrat 6x2 – 2x + 3 = 0 adalah … 3. 3. Akar-akar persamaan kuadrat x2 + 3x – 2 = 0 adalah x1 dan x2. Nilai + = … 4. Sumbu simetri parabola y = x2 – 5x + 3 diperoleh pada garis … 5. Ordinat titik balik maksimum grafik fungsi y = -x2 – (p – 2)x + (p – 4) adalah 6. Absis titik balik maksimum adalah … 6. Nilai minimum fungsi f(x) = x2 – 5x + 4 adalah …. 7. Fungsi kuadrat yang grafiknya berpuncak dititik (2, 3) dan melalui titik (-2, 1) adalah 8. Akar-akar persamaan kuadrat 2x2 – 13x + 15 = 0 adalah … 9. Akar-akar persamaan kuadrat x2 – 3x – 2 = 0 adalah x1 dan x2. Persamaan kuadrat dengan akar-akar (x1 + 2) dan (x2 + 2) adalah … 10. Diketahui x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat x2 + 4x + (a – 4) = 0. Jika x1 = 3x2, maka nilai a yang memenuhi adalah …
  • 46. 46 | P a g e BAB 5 PERSAMAAN LINGKARAN Disusun Oleh :  Feralia Goretti Situmorang  Hanifa Zulfitri  Reno Sutriono Lingkaran sudah ada sejak jaman prasejarah. Penemuan roda adalah penemuan mendasar dari sifat lingkaran. Orang-orang Yunani menganggap Mesir sebagai penemu geometri. Juru tulis Ahmes, penulis dari papirus Rhind, memberikan aturan untuk menentukan area dari sebuah lingkaran yang sesuai dengan π = 256 / 81 atau sekitar 3,16. Teorema pertama yang berhubungan dengan lingkaran yang dikaitkan dengan Thales sekitar 650 SM. Buku III dari Euclid 's Elements berurusan dengan sifat lingkaran dan masalah inscribing dan escribing poligon. lingkaran adalah roda kehidupan, kita tidak akan tahu kapan roda itu akan berhenti atau berputar, begitu juga hidup kita tidak akan tahu dimana kita akan berhenti untuk menjalani hidup ini. So.. do the best !!!
  • 47. 47 | P a g e PETA KONSEP
  • 48. 48 | P a g e PERSAMAAN LINGKARAN Lingkaran adalah lengkung tertutup yang semua titik – titik pada lengkung itu berjarak sama terhadap suatu titik tertentu dengan lengkungan itu. Titik tertentu dalam lengkungan disebut pusat lingkaran dan jarak tersebut disebut jari – jari lingkaran Unsur – unsur lingkaran : 1) Titik Pusat Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran. 2) Jari-Jari (r) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jari-jari lingkaran adalah garis dari titik pusat lingkaran ke lengkungan lingkaran. 3) Diameter (d) Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran dan melalui titik pusat. 4) Busur Dalam lingkaran, busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan tersebut. 5) Tali Busur Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran. Berbeda dengan diameter, tali busur tidak melalui titik pusat. 6) Tembereng Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur. 7) Juring Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari-jari lingkaran dan sebuah busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran tersebut. 8) Apotema Pada sebuah lingkaran, apotema merupakan garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak lurus dengan tali busur.
  • 49. 49 | P a g e 1. PERSAMAAN LINGKARAN Seperti halnya garis lurus atau parabola yang memiliki persamaan, lingkaran juga memiliki persamaan. Persamaan lingkaran tergantung pada koordinat titik pusat dan panjang jari – jari. Berikut ini akan dibahas persamaan – persamaan lingkaran dilihat dari koordinat titik pusat. 1) Persamaan Lingkaran dengan pusat Titik Asal O(0,0) Pada lingkaran disamping jari – jari atau r = OP, OP’ = x dan PP’ = y. Jarak dari O(0,0) ke P(x,y) adalah Berdasarkan rumus Pythagoras OP’2 + PP’2 = OP2 atau x2 + y2 = r2 Jadi persamaan lingkaran yang berpusat O(0,0) da jari – jari r adalah x2 + y2 = r2 Contoh : Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat O(0,0) dan jari – jari 5. Jawab : x2 + y2 = r2 x2 + y2 = 52 x2 + y2 = 25 2) Persamaan lingkaran yang berpusat P(a,b) dan berjari – jari r Persamaan lingkaran yang berpusat P(a, b) dan berjari-jari r dapat diperoleh dari persamaan lingkaran yang berpusat di (0, 0) dan berjari-jari r dengan menggunakan teori pergeseran. Jika pusat (0, 0) bergeser (a, b) maka titik (x, y) bergeser ke (x + a, y + b). Kita peroleh persamaan sebagai berikut : x’ = x + a x = x’ – a y’ = y + b y = y’ – b
  • 50. 50 | P a g e Jadi persamaan lingkaran yang berpusat P(a,b) adalah (x – a)2 + (y – b)2 = r2 Contoh : Tentukan persamaan lingkaran yang berpusat di (3,2) dan berjari – jari 4. Jawab : Pusat (3, 2) maka a = 3 dan b = 2 Persamaan lingkaran (x- a)2 + (y – b)2 = r2 (x- 3)2 + (y – 2)2 = 42 (x- 3)2 + (y – 2)2 = 16 3) Bentuk umum persamaan lingkaran Telah kita ketahui bahwa bentuk baku persamaan lingkaran adalah (x-a)2 + (y-b)2 = R2 dengan pusat (a,b) dan jari – jari R. Bentuk baku tersebut dapat diubah ke dalam bentuk lain. (x – a)2 + (y – b)2 = R2 x2 - 2ax + a2 + y2 – 2by + b2 = R2 x2 + y2 – 2ax – 2by + a2 + b2 – R2 = 0................................................(1) Apabila A = -2a, B = -2b, dan C = a2 + b2 – R2, maka persamaan (1) dapat dinyatakan menjadi : x2 + y2 + Ax + By + C = 0 Bentuk tersebut merupakan bentuk umum persamaan lingkaran. Lalu bagaimana cara menentukan pusat dan jari – jarinya? A = -2a berarti a = − 1 2 A B = -2b berarti b = − 1 2 B C = a2 + b2 – R2 berarti R2 = a2 + b2 – C R = √𝑎2 + 𝑏2 − 𝐶 = √ 1 4 𝐴2 + 1 4 𝐵2 − 𝐶 Sehingga rumus lingkaran dengan persamaan x2 + y2 + Ax + By + C = 0 maka : Pusat = (− 1 2 A, − 1 2 B) Jari – jari = √ 1 4 𝐴2 + 1 4 𝐵2 − 𝐶 Bukti Lain :
  • 51. 51 | P a g e Contoh : Jari-jari dan pusat lingkaran yang memiliki persamaan x2 + y2 + 4x − 6y − 12 = 0 adalah... Jawab : x2 + y2 + 4x − 6y − 12 = 0 A = 4 B = −6 C = −12 Pusat: Jari – jari : Sehingga jari-jari dan pusatnya adalah 5 dan (−2, 3). KEDUDUKAN TITIK TERHADAP LINGKARAN Kedudukan titik terhadap lingkaran adalah terletak diluar, pada, atau di dalam lingkaran seperti pada gambar di bawah ini. A, B, dan C berturut – turut terletak di luar, pada, dan di dalam lingkaran. Titik C(x1,y1) terletak di dalam lingkaran yang berpusat O(0,0) dan berjari – jari R jika dan hanya jika : OP < R √( 𝑎 − 0)2 + ( 𝑏 − 0)2 < R a2 + b2 < R2
  • 52. 52 | P a g e Titik B(x1,y1) terletak pada lingkaran x2 + y2 = R2 jika dan hanya jika x2 + y2 = R2 : OP = R √( 𝑎 − 0)2 + ( 𝑏 − 0)2 = R a2 + b2 = R2 Titik A(x1,y1)terletak di luar lingkaran x2 + y2 = R2 jika dan hanya jika x2 + y2 > R2 : OA > R √( 𝑥 − 0)2 + ( 𝑦 − 0)2 > R x12 + y12 > R2 Dengan demikian, kita peroleh rumusan sebagai berikut. Kedudukan titik (x1,y1) terhadap lingkaran x2 + y2 = R2 terletak: Di luar x12 + y12 > R2 Pada x12 + y12 = R2 Di dalam x12 + y12 < R2 Titik A(x1,y1) terletak di luar lingkaran yang berpusat P(a,b) dan berjari – jari R jika dan hanya jika : PA > R √( 𝑥1− 𝑎)2 + ( 𝑦2 − 𝑏)2 > R (x1 – a)2 + (y1 – b)2 > R Dengan cara yang sama di dapat : Kedudukan titik (x1,y1) terhadap lingkaran (x – a)2 + (y – b)2 = R2 terletak : Di luar (x1 – a)2 + (y1 – b)2 > R Pada (x1 – a)2 + (y1 – b)2 = R Di dalam (x1 – a)2 + (y1 – b)2 < R Jika persamaannya dalam bentuk umum, maka dapat diubah menjadi : Di luar x2 + y2 + Ax + By + C > 0 Pada x2 + y2 + Ax + By + C = 0 Di dalam x2 + y2 + Ax + By + C < 0
  • 53. 53 | P a g e Titik A(x1,y1) terletak di luar lingkaran yang berpusat di titik P(a,b), maka untuk menemukan jarak titik terhadap lingkaran adalah sebagai berikut. Jarak terjauh titik A(x,y) dengan lingkaran adalah AB = d + R Jarak terdekat titik A(x,y) dengan lingkaran adalah AC = |d – R| Dengan d = jarak titik pusat lingkaran dengan titik A(x,y) d = √( 𝑥 − 𝑎)2 + ( 𝑦 − 𝑏)2 R = jari – jari lingkaran Contoh : Diberikan persamaan lingkaran: x2 + y2 −4x + 2y − 4 = 0 Titik A memiliki koordinat (2, 1). Tentukan posisi titik tersebut, apakah di dalam lingkaran, di luar lingkaran atau pada lingkaran! Jawab : Masukkan koordinat A ke persamaan lingkarannya: Titik A (2, 1) x = 2 y = 1 x2 + y2 −4x + 2y − 4 = (2)2 + (1)2 −4(2) + 2(1) − 4 = 4 + 1 − 8 + 2 − 4 = −5 Hasilnya lebih kecil dari 0, sehingga titik A berada di dalam lingkaran. Aturan selengkapnya: Hasil < 0 , titik di dalam lingkaran Hasil > 0 , titik akan berada di luar lingkaran. Hasil = 0, maka titik berada pada lingkaran.
  • 54. 54 | P a g e KEDUDUKAN GARIS TERHADAP LINGKARAN Misalnya diminta untuk menentukan sebuah titik sembarang di luar lingkaran, misalnya titik P. Melalui titik P diminta untuk menggambar garis 𝑙1 yang memotong lingkaran di dua titik, yaitu di titik A dan titik B, garis 𝑙2 yang memotong lingkaran di satu titik saja, yaitu titik C dan garis 𝑙3 yang tidak memotong lingkaran. Sehingga posisi garis terhadap lingkaran ada 3 macam, yaitu: 1) Garis memotong lingkaran pada dua titik yang berbeda D > 0 garis memotong pada 2 titik yang berbeda 2) Garis memotong lingkaran pada satu titik ( garis menyinggung lingkaran ) P Y X A C B 0 𝒍 𝟏 𝒍 𝟑 𝒍 𝟐 A B A
  • 55. 55 | P a g e D = 0 garis menyinggung pada satu titik 3) Garis tidak memotong lingkaran maupun menyinggung lingkaran D < 0 maka garis tidak memotong maupun menyinggung lingkaran Posisi garis terhadap lingkaran dapat juga dilihat dari nilai diskriminan: 𝑫 = 𝒃 𝟐 − 𝟒𝒂𝒄 Jika D < 0 Garis Memotong Lingkaran pada Dua Titik yang Berbeda D= 0 garis menyinggung pada satu titik D>0 garis tidak memotong maupun menyinggung lingkaran Contoh : Tentukan posisi garis y = 2𝑥 + 3 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑥2 + 𝑦2 = 49. Jawab : y = 2𝑥 + 3 subsitusi pada 𝑥2 + 𝑦2 = 49 𝑥2 + (2𝑥 + 3)2 = 49 𝑥2 + 4𝑥2 + 12𝑥 + 9 = 49 5𝑥2 + 12𝑥 − 40 = 0 𝐷 = 𝑏2 − 4𝑎𝑐 =122 − 4(5)(40) =944 D > 0 Maka garis memotong pada dua titik yang berbeda
  • 56. 56 | P a g e KEDUDUKAN DUA BUAH LINGKARAN Dua lingkaran dapat saling berpotongan, bersinggungan, atau tidak berpotongan sama sekali. Keadaan ini dapat diselidiki dengan membandingkan jarak titil pusat kedua lingkaran dengan jumlah jari – jarinya atau selisih jari – jarinya. Misal lingkaran L berjari – jari r1 dan lingkaran M berjari – jari r2. Jika : 1) LM < (r1 + r2) maka kedua lingkaran berpotongan. 2) LM = (r1 + r2) maka kedua lingkaran bersinggungan di luar. 3) LM > (r1 + r2) maka kedua lingkaran tidak berpotongan sama sekali. 4) LM = |r2 – r1| maka kedua lingkaran bersinggungan di dalam. 5) LM < |r2 – r1| maka lingkaran kecil berada di dalam lingkaran besar. 6) LM = 0 maka kedua lingkaran sepusat. PERSAMAANGARIS SINGGUNG LINGKARAN 1) Definisi Garis Singgung Garis singgung adalah garis yang memotong lingkaran tepat di satu titik. Titik tersebut disebut titik singgung. Jari-jari lingkaran yang melalui titik singgung selalu tegak lurus dengan garis singung. Perhatikan gambar berikut! g = Garis singgung A(x1,Y1) titik singgung 𝐴𝑃 ⊥ 𝑔 Persamaan Garis singgung dapat dinyatakan dalam bentuk y = mx + c. Persamaan Garis singgung lingkaran dapat dibedakan dalam tiga jenis seperti digambarkan berikut ini: P(a,b) 9 r A(x1,y2) D=0 g =Garis Singgung O(0,0)
  • 57. 57 | P a g e Garis singgung melalui satu titik pada lingkaran Garis singgung bergradien m Garis singgung melalui satu titik di luar lingkaran 2) Persamaan garis singgung melalui satu titik pada lingkaran Rumus Persamaan Garis Singgung ini dapat dirangkum sebagai berikut: Persamaan Lingkaran Persamaan Garis Singgung 𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2 𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 = 𝑟2 (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟2 ( 𝑥 − 𝑎)( 𝑥1 − 𝑎) + ( 𝑦 − 𝑏)(𝑦1 − 𝑏) = 𝑟2 𝑥2 + 𝑦2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 + 1 2 𝐴( 𝑥 + 𝑥1)+ 1 2 𝐵( 𝑦 + 𝑦1) + 𝐶 = 0 Rumus di atas hanya berlaku untuk Persamaan Garis Singgung melalui titik pada lingkaran. Contoh: Tentukan Persamaan Garis singgung Lingkaran 𝐿 ≡ 𝑥2 + 𝑦2 = 10 yang melalui titik (-3,1). Y=mx+c T(X1,y1) Y=m+c2 Y=m+c1 Y=m2x+c2 R(x1,y1) Y=m1x+c1
  • 58. 58 | P a g e Jawab : Titik (-3,1)⇒ 𝑥1 = −3 dan 𝑦1 = 1, terletak pada 𝐿 ≡ 𝑥2 + 𝑦2 = 10 Persamaan garis singgungnya 𝑥𝑥1 + 𝑦𝑦1 = 𝑟2 (−3) 𝑥 + (1) 𝑦 = 10 −3𝑥 + 𝑦 = 10 Jadi, persamaan garis singgung lingkaran 𝐿 ≡ 𝑥2 + 𝑦2 = 10 yang melalui titik (- 3,1) adalah −3𝑥 + 𝑦 = 10 3) Persamaan garis singgung bergradien m Rumus persamaan Garis singgung ini digunakan untuk mencari persamaan garis singgung yang gradiennya diketahui, sejajar atau tegak lurus dengan suatu garis atau unsure lain yang berhubungan dengan gradient. Rumus- rumus yang dapat digunakan ialah Persamaan Lingkaran Persamaan Garis Singgung 𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2 𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2 (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟2 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2 𝑥2 + 𝑦2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0 Ubah bentuk persamaan ke (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟2 gunakan rumus 𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2 4) Persamaan Garis singgung melalui titik di luar lingkaran Ada beberapa metode atau teknik untuk menyelesaikan masalah ini antara lain: menggunakan rumus, menggunakan garis singgung bergradien m. a. Menggunakan rumus Rumus persamaan garis singgung lingkaran melalui titik 𝐴(𝑥1, 𝑦1) pada lingkaran (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟2 adalah 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1) adalah dengan 𝑚 = ( 𝑦1 − 𝑏)( 𝑥1 − 𝑎) ± √( 𝑦1 − 𝑏)2 + ( 𝑥1 − 𝑎)2 − 𝑟2 ( 𝑥1 − 𝑎)2 − 𝑟2 b. Menggunakan rumus persamaan garis singgung bergradien m Teknik nini menggunakan kesamaan garis dari dua persamaan, persamaan 1 (satu) adalah garis melalui 𝐴(𝑥1, 𝑦1 ) dan persamaan 2 (dua) adalah persamaan garis singgng bergradien m. Contoh : Tentukan persamaan garis singgung lingkaran, 𝑥2 + 𝑦2 = 25 yang malalui (7,1) Jawab Persamaan 1 : 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚( 𝑥 − 𝑥1) 𝑦 − 1 = 𝑚 (𝑥 − 7)
  • 59. 59 | P a g e 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1 Persamaan 2 : 𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2 𝑦 = 𝑚𝑥 ± 5√1+ 𝑚2 𝑦 = 𝑚𝑥 ± 5√1 + 𝑚2 → 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1 5√1 + 𝑚2 = 7𝑚 + 1 25(1+ 𝑚2 ) = 49𝑚2 − 14𝑚 + 1 25 + 25𝑚2 = 49𝑚2 − 14𝑚 + 1 24 − 14 − 24 = 0 (4𝑚 + 3)(3𝑚 − 4) = 0 𝑚1 = − 3 4 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚2 = 4 3 Persamaan Garis singgung 1 𝑚1 = 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1 𝑦 = − 3 4 𝑥 − 7 (− 3 4 ) + 1 4𝑦 = −3𝑥 + 21 + 4 3𝑥 + 4𝑦 = 25 Persamaan Garis singgung ke 2 𝑚2 = 𝑦 = 𝑚𝑥 − 7𝑚 + 1 𝑦 = 4 3 𝑥 − 7 ( 4 3 )+ 1 3𝑦 = 4𝑥 − 28 + 3 4𝑥 − 3𝑦 = 25
  • 60. 60 | P a g e LATIHAN SOAL PERSAMAAN LINGKARAN 1. Tentukan posisi 2 lingkaran berikut. 𝐿1 ≡ 𝑥2 + 𝑦2 = 9 𝑑𝑎𝑛 𝐿2 ≡ 𝑥2 + 𝑦2 − 6𝑥 − 6𝑦 + 9 = 0 2. Persamaan lingkaran dengan pusat P (6,2) yang menyinggung garis 3x + 4y = 11 adalah.... 3. Diketahui titik A(5,-1) dan B(2,4). Tentukan persamaan lingkaran yang diameternya melalui titik A dan B ! 4. Lingkaran (x+6)2 + (y+1) = 4 menyinggung garis x = -4 dititik.... 5. Persamaan lingkaran dengan pusat (-1,1) dan menyinggung garis 3x – 4y + 12 = 0 adalah.... 6. Persamaan lingkaran yang berpusat di titik (2,4) dan melalui titik(10,-2) 7. Perhatikan gambar di bawah ini! Persamaan lingkaran dari gambar di atas adalah ... 8. Diberikan persamaan lingkaran: (x − 2)2 + (x + 1)2 = 9 Titik B memiliki koordinat (5, − 1). Tentukan posisi titik B apakah berada di dalam, luar atau pada lingkaran! 9. Lingkaran yang persamaannya x2 + y2 − Ax − 10y + 4 = 0 menyinggung sumbu x. Nilai A yang memenuhi adalah... 10. Persamaan lingkaran dengan pusat P(3, 1) dan menyinggung garis 3x + 4y + 7 = 0 adalah.....
  • 61. 61 | P a g e BAB 6 TEOREMA PYTHAGORAS Disusun oleh:  Khafifa  Novi Suryani  Nety Wahyu Saputri Konon, bangsa Mesir kuno telah mampu membuat sudut siku-siku dengan tepat hanya dengan menggunakan seutas tali. Mereka menggunakan sejenis tali kusut sebagai bantuan untuk membentuk sudut siku-siku dalam kegiatan pembangunan gedung-gedung mereka. Tali memiliki panjang 12 knot, yang dapat dibentuk menjadi sebuah segitiga siku-siku ukuran 3-4-5, sehingga menghasilkan tepat sudut 90 derajat. Pada tali tersebut dibuat simpul berjarak sama. Dengan menggunakan cara tersebut, mereka dapat membangun rumah, taman, hingga piramida yang sangat terkenal dan masih dapat dilihat hingga saat ini. Jika engkau tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka engkau harus menanggung pahitnya kebodohan.
  • 62. 62 | P a g e TEOREMA PYTHAGORAS Definisi Dalil Pembuktian Dalil Tripel Pythagoras Perbandingan Sisi-sisi Segitiga Siku-siku Istimewa Perbandingan Trigonometri SegitigaSiku-siku Penggunaan dalam Matematika Perhitungan pada Segitiga Menemukan Jenis Segitiga Garis Tinggi Segitiga Penerapan pada Kehidupan Sehari-hari Perhitungan pada Bangun Datar Perhitungan pada Bangun Ruang Kuadrat dan Akar Kuadrat Bilangan PETA KONSEP
  • 63. 63 | P a g e TEOREMA PHYTAGORAS Kuadrat dan Akar Kuadrat Bilangan Teorema Pythagoras erat kaitannya dengan bentuk kuadrat. Akar kuadrat dari a (dilambangkan dengan √ 𝑎) adalah suatu bilangan tak negatif yang jika dikuadratkan sama dengan 𝑎. Perhatikan definisi berikut : 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑥2 = 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ≥ 0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 √ 𝑎 = 𝑥 A. Definisi Dalam matematika, teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke-6 SM yakni Pythagoras. Pythagoras sering dianggap sebagai penemu teorema ini meskipun sebenarnya fakta- fakta teorema ini sudah diketahui oleh matematikawan India (dalam Sulbasutra Baudhayana dan Katyayana) Yunani, Tionghoa dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras lahir. Pythagoras menjadi terkenal karena ialah yang pertama membuktikan kebenaran universal dari teorema ini melalui pembuktian matematis. 1. Dalil Pythagoras Dalil phytagoras mengungkapkan hubungan antara sisi-sisi pada suatu segitiga siku-siku. Perhatikan bagian-bagian segitiga siku-siku di bawah ini: a) Sisi di depan sudut siku-siku (sisi AB) merupakan sisi terpanjang dan disebut sisi miring (hipotenusa). b) Sisi-sisi lain yang membentuk sudut siku-siku (sisi BC dan sisi CA) disebut sisi siku-siku. Bunyi dalil pythagoras adalah : “Untuk setiap segitiga siku-siku, berlaku kuadrat panjang sisi miring (hipotenusa) sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi siku-sikunya” Sehingga jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan c adalah panjang sisi miring (hipotenusa), sedangkan a dan b adalah panjang sisi siku-sikunya, maka berlaku: 2. Pembuktian TeoremaPythagoras 𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏2 Maka diperoleh pula : 𝑎2 = 𝑐2 − 𝑏2 𝑏2 = 𝑐2 − 𝑎2
  • 64. 64 | P a g e Bukti 1: Gambar di bawah menunjukkan persegi ABCD dengan sisi (a + b) satuan, yang terdiri dari persegi kecil EFGH dengan sisi c satuan dan empat buah segitiga kongruen. Dari Gambar tampak bahwa luas persegi ABCD sama dengan luas persegi EFGH ditambah luas empat segitiga siku-siku (luas daerah berwarna biru), sehingga diperoleh: Luas persegi ABCD = Luas persegi EFGH + Luas 4 segitiga siku-siku ( 𝑎 + 𝑏)2 = 𝑐2 + 4 ( 𝑎𝑏 2 ) 𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏2 = 𝑐2 + 2𝑎𝑏 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑐2 (Terbukti) Bukti 2:Bukti dari Astronom India Bhaskara (1114 - 1185) Pada gambar di atas terdapat persegi ABCD dengan panjang sisi “c” . kemudian di dalam persegi ABCD tersebut dibuat 4 buah segitiga siku-siku yang sama besar dengan panjang sisi siku-siku adalah “a” dan “b” serta panjang sisi miring adalah “c”. Dengan memperhatikan gambar di atas, didapatkan : LABCD = L PQRS + L∆ABQ + L∆BCR + L∆CDS + L∆ADP KarenaL∆ABQ + L∆BCR + L∆CDS + L∆ADP, maka : LABCD = L PQRS + 4 (L∆ABQ) Perhatikan bahwa panjang sisi Persegi PQRS = ( b – a ) , berarti :
  • 65. 65 | P a g e c2 = ( b – a ) 2 + 4 ( ½ ab) c2 = ( b2– 2ab + a2 ) + 2 ab c2 = b2+ a2 – 2ab + 2 ab c2 = b2+ a2 (Terbukti) Bukti 3: Menggunakan Garis Tinggi danSifat Segitiga Sebangun (Pembuktian Baskhara yang Kedua) Misal, diketahui segitiga ABC siku – siku di C. AB = c, BC = a, dan AC = b Buat garis tinggi dari C yang memotong AB di titik D sehingga sudut CDA dan CDB siku – siku, Segitiga ACD dengan ABC sebangun, sehingga: Segitiga BCD dengan segitiga ABC juga sebangun, sehingga: → Dari persamaan (1) dan (2), diperoleh: (Terbukti)
  • 66. 66 | P a g e 3. Tripel Pythagoras Tripel Pythagoras adalah kelompok tiga bilangan bulat positif yang memenuhi kuadrat bilangan terbesar sama dengan jumlah kuadrat dua bilangan lainnya Tiga buah bilangan a, b dan c dimana a, b dan c bilangan asli, dan c merupakan bilangan terbesar, dikatakan merupakan triple phytagoras jika ketiga bilangan tersebut memenuhi hubungan: c² = a² + b², atau b² = c² - a², atau a² = c² - b² Cara untuk mendapatkan 3 bilangan yang merupakan Tripel Pythagoras yaitu dengan memilih dua bilangan asli sembarang, misalnya a dan b, dengan ketentuan a > b , kemudian perhatikan tabel A b a2 + b2 a2 - b2 2ab Tripel Pythagoras 2 1 22 + 12 = 5 22 - 12 = 3 2. 2 . 1 = 4 5, 3, 4 3 2 32 + 22 = 13 32 + 22 = 5 2. 3. 2 = 12 13, 5, 12 5 3 52 + 32 = 34 52 + 32 = 16 2. 5. 3 = 30 34, 16, 30 Dst..... 4. Perbandingan Sisi-sisi pada SegitigaSiku-siku dengan Sudut Istimewa a. Sudut 45° Jika salah satu sudut dari suatu segitiga siku-siku adalah 45° maka sudut yang lain juga 45°.Jadi segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku sama kaki. Perhatikan gambar disamping: Sudut B siku-siku dengan panjang AB = BC = x cm dan < A = <C = 45°. Dengan menggunakan teoema Pythagoras diperoleh 𝐴𝐶2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶2 𝐴𝐶 = √𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶2 = √𝑥2 + 𝑥2 = √2𝑥2 = 𝑥√2 Misal : x = 1 Maka diperoleh perbandingan 𝐴𝐵 ∶ 𝐵𝐶 ∶ 𝐴𝐶 = 𝑥 ∶ 𝑥 ∶ 𝑥√2 = 1 ∶ 1 ∶ √2 b. Sudut 30° dan 60° Segitiga ABC disamping adalah segitiga sama sisi dengan AB = BC = AC = 2x cm dan <A = <B = <C = 60°. Karena CD tegak lurus AB, maka CD merupakan garis tinggi sekaligus Garis bagi <C, sehingga < ACD = < BCD = 30°. Titik D adalah titik tengah AB, dimana AB = 2x cm, sehingga panjang BD = x cm.
  • 67. 67 | P a g e Perhatikan segitiga CBD Dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh 𝐶𝐷2 = 𝐵𝐶2 − 𝐵𝐷2 𝐶𝐷 = √𝐵𝐶2 − 𝐵𝐷2 = √(2𝑥)2 − 𝑥2 = √4𝑥2 − 𝑥2 = √3𝑥2 = 𝑥√3 Misal, x = 1 Maka diperoleh perbandingan 𝐵𝐷 ∶ 𝐶𝐷 ∶ 𝐵𝐶 = 𝑥 ∶ 𝑥√3 ∶ 2𝑥 = 1 ∶ √3 ∶ 2 5. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku Perhatikan segitiga siku-siku dibawah ini: Ada tiga sisi unik dalam segitiga tersebut berdasarkan posisi sudut siku-siku dan sudut yang diketahui. Ketiga sisi tersebut adalah: a) Sisi yang berhadapan dengan sudut yang diketahui disebut sebagai sisi depan b) Sisi tempat menempelnya sudut siku-siku dan sudut yang diketahui disebut sebagai sisi samping c) Sisi yang berhadapan dengan sudut siku-siku disebut sebagai sisi miring. Pada perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku terdapat sebuah definisi yang menyatakan bahwa: Dalamsuatusegitigasiku-sikuberlaku : 1) Sinus suatusudutadalahperbandingansisisiku- siku di hadapansudutitudengansisimiringnya. 2) Cosinussuatusudutadalahperbandingansisisiku- siku yang mengapitsudutitudengansisimiringnya 3) Tangensuatusudutadalahperbandingansisisiku-siku di hadapansudutitudengansisisiku-siku yang lainnya. 4) Cotangenssuatusudutadalahperbandingansisisiku -siku yang mengapitsudutitudengansisisiku - siku yang lainya. 5) Sekanssuatusudutadalahperbandingansisi miring dengansisisiku-siku yang mengapitsudutitu 6) Cosekanssuatusudutadalahperbandingansisi miring dengansisisiku-siku di hadapansudutitu.
  • 68. 68 | P a g e Dari definisi diatas, maka perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dapat dirumuskan sebagai berikut: 𝒔𝒊𝒏 𝜶 = 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈 = 𝒅𝒆 𝒎𝒊 = 𝒚 𝒓 𝒄𝒐𝒔 𝜶 = 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈 = 𝒔𝒂 𝒎𝒊 = 𝒙 𝒓 𝒕𝒂𝒏 𝜶 = 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈 = 𝒅𝒆 𝒔𝒂 = 𝒚 𝒙 𝒄𝒔𝒄 𝜶 = 𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 = 𝒎𝒊 𝒅𝒆 = 𝒓 𝒚 𝒔𝒆𝒄 𝜶 = 𝒎𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈 = 𝒎𝒊 𝒔𝒂 = 𝒓 𝒙 𝒄𝒐𝒕 𝜶 = 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 = 𝒔𝒂 𝒅𝒆 = 𝒙 𝒚 B. Penggunaan TeoremaPythagorasdalam Matematika 1. Perhitunganpada Segitiga a. MenentukanJenis Suatu Segitiga Menentukan jenis suatu segitiga yaitu dengan menggunakan kebalikandari teorema Pythagoras. Kebalikan teorema Pythagoras menyatakan bahwa: “Untuk setiap segitiga jika jumlah kuadrat panjang dua sisi yang saling tegak lurus sama dengan kuadrat panjang sisi miring maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku- siku.” Perhatikan gambar (i). Misalkan ∆ABC dengan panjang sisi-sisinya AB =c cm, BC= a cm, dan AC = b cm. Sehingga berlaku 𝑏2 = 𝑎2 + 𝑐2 ................................(1) Akan dibuktikan bahwa ∆ ABC siku-siku di B. Pada gambar (ii), ∆ PQR siku-siku di Q dengan panjang PQ = c cm, QR = a cm, dan PR = q cm. Karena ∆ PQR siku-siku, maka berlaku 𝑞2 = 𝑎2 + 𝑐2 ...................................(2) Berdasarkan persamaan (1) dan (2) kita peroleh 𝑏2 = 𝑎2 + 𝑐2 = 𝑞2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏2 = 𝑞2 Sehingga, b = q Jadi, ∆ ABC dan ∆ PQR memiliki sisi-sisi yang sama panjang. Dengan mengimpitkan sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua segitiga, diperoleh sudut-sudut yang
  • 69. 69 | P a g e bersesuian sama besar. Dengan demikian, <ABC = <PQR = 90°. Jadi, ∆ ABC adalah segitiga siku-siku di B. Kebalikan teorema Pythagoras juga dapat digunakan untuk menentukan apakah sebuah segitiga merupakan segitiga siku-siku, segitiga lancip, atau segitiga tumpul. Misalnya, sisi c adalah sisi terpanjang pada ∆ABC.  Jika 𝑎2 + 𝑏2 = 𝑐2 , maka ∆ABC merupakan segitiga siku-siku.  Jika 𝑎2 + 𝑏2 > 𝑐2 , maka ∆ABC merupakan segitiga lancip.  Jika 𝑎2 + 𝑏2 < 𝑐2 , maka ∆ABC merupakan segitiga tumpul. Maka dapat disimpulkan bahwa, pada suatu segitiga berlaku: a) Jika kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut siku-siku. b) Jika kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut lancip. c) Jika kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga tersebut tumpul. b. Menghitung Garis Tinggi pada Segitiga Garis tinggi pada segitiga adalah garis yang ditarik dari sudut segitiga dan tegak lurus terhadap sisi yangada di hadapan sudut segitiga tersebut. Sekarang bagaimana cara menghitung garis tinggi pada suatu segitga? Ada rumus umum yang dapat kamu gunakan untuk menghitungnya. Untuk lebih jelasnya pelajari uraian berikut secara saksama. Misalkan diketahui segitiga sebarang ABC dengan panjang AB = c cm, AC = b cm dan BC = a cm. Serta CD adalah garis tinggi pada segitiga ABC. Misalkan panjang AD adalah x, dengan demikian panjang DB adalah c – x.  Pada ∆ ADC berlaku teorema Pythagoras, yaitu: 𝐶𝐷2 = 𝑏2 − 𝑥2 ...................(i)  Pada ∆ DBC juga berlaku teorema Pythagoras, yaitu: 𝐶𝐷2 = 𝑎2 − (𝑐 − 𝑥)2 .........................(ii)  Dari persamaan (i) dan (ii) diperoleh hubungan : 𝑏2 − 𝑥2 = 𝑎2 − (𝑐 − 𝑥)2 𝑏2 − 𝑥2 = 𝑎2 − ( 𝑐2 − 2𝑐𝑥 + 𝑥2) 𝑏2 − 𝑥2 = 𝑎2 − 𝑐2 + 2𝑐𝑥 − 𝑥2 𝑏2 = 𝑎2 − 𝑐2 + 2𝑐𝑥 𝑥 = 𝑏2 −𝑎2 +𝑐2 2𝑐 ............................(iii)  Substitusikan persamaan (iii) ke persamaan (i), maka diperoleh 𝐶𝐷2 = 𝑏2 − 𝑥2
  • 70. 70 | P a g e 𝐶𝐷2 = 𝑏2 − ( 𝑏2 − 𝑎2 + 𝑐2 2𝑐 ) 2 𝐶𝐷 = √ 𝑏2 − ( 𝑏2 − 𝑎2 + 𝑐2 2𝑐 ) 2 Dari uraian diatas diperoleh bahwa panjang garis tinggi segitiga ABC yaitu CD, adalah : 𝐶𝐷 = √ 𝑏2 − ( 𝑏2 − 𝑎2 + 𝑐2 2𝑐 ) 2 2. Perhitunganpada BangunDatar Selain dimanfaatkan pada segitiga siku-siku, teorema Pythagoras juga dapat digunakan pada bangun datar dan bangun ruang matematika yang lain untuk mencari panjang sisi-sisi yang belum diketahui. Perhatikan contoh soal berikut: Perhatikan gambar persegi panjang ABCD disamping. Diketahui ukuran panjang dan lebar persegi panjang tersebut Berturut-turut adalah 15 cm dan 8 cm. Tentukan : a. Luas persegi panjang ABCD. b. Panjang diagonal BD c. Panjang BE Penyelesaian: a. Luas persegi panjang ABCD dapat dihitung sebagai berikut Luas peresegi panjang = panjang x lebar = 15 x 8 = 120 Jadi, Luas ABCD adalah 120 cm2 b. Dengan menggunkan teorema Pythagoras beraku hubungan BD2 = AB2 + AD2 BD2 = 152 + 82 = 225 + 64 = 289 BD = √289 = 17 Jadi, panjang BD = 17 cm. c. Perhatikan gambar. Panjang garis BE adalah ½ kali panjang diagonal BD, sehingga: Panjang BE = ½ x panjang diagonal BD’ = ½ x 17 = 8 ½ Jadi, panjang BE = 8 ½ cm.
  • 71. 71 | P a g e 3. PerhitunganPada Bangun Ruang Perhatikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk a cm pada gambar di samping. Dapatkah kalian menyebutkan diagonal sisi kubus ABCD.EFGH? Diagonal sisi adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada suatu bidang datar. Diagonal sisi kubus tersebut antara lain 𝐴𝐹, 𝐵𝐷, 𝐶𝐻, 𝑑𝑎𝑛 𝐷𝐸. . Misalkan kita akan menentukan panjang diagonal sisi 𝐵𝐷. Perhatikan persegi ABCD. 𝐵𝐷 adalah salah satu diagonal sisi bidang ABCD. Sekarang, perhatikan ∆ ABD. Karena ∆ ABD siku-siku di A, maka dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh: 𝐵𝐷 2 = 𝐴𝐷 2 + 𝐴𝐵 2 = 𝑎2 + 𝑎2 = 2𝑎2 𝐵𝐷 = √2𝑎2 = 𝑎√2 Selanjutnya, dapatkah kalian menyebutkan diagonal ruang kubus ABCD.EFGH? Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan dalam suatu bangun ruang. Diagonal ruang kubus ABCD.EFGH antara lain 𝐻𝐵 dan 𝐹𝐷. Perhatikan ∆ BDH siku-siku di titik D, maka untuk menentukan panjang diagonal ruang 𝐻𝐵 dapat dicari dengan menggunakan teorema Pythagoras. 𝐻𝐵 2 = 𝐵𝐷 2 + 𝐷𝐻 2 = (𝑎√2)2 + 𝑎2 = 2𝑎2 + 𝑎2 = 3𝑎2 𝐻𝐵 = √3𝑎2 = 𝑎√3 C. Penerapan Teorema Pythagoras dalam Kehidupan Sehari-hari Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan dalam soal cerita dan dapat diselesaikan dengan menggunakan teorema Pythagoras. Untuk memudahkan menyelesaikannya diperlukan bantuan gambar (sketsa). Pelajari contoh berikut. Contoh:
  • 72. 72 | P a g e Seorang anak menaikkan layang-layang dengan benang yang panjangnya 100 meter. Jarak anak di tanah dengan titik yang tepat berada di bawah layang-layang adalah 60 meter. Hitunglah ketinggian layang-layang. Penyelesaian: Tinggi layang-layang = BC, berdasarkan teorema Pythagoras diperoleh: 𝐵𝐶2 = 𝐴𝐶2 − 𝐴𝐵2 = 1002 − 602 = 10.000 – 3600 = 6400 𝐵𝐶 = √6400 = 80 𝑚 Jadi, tinggi layang-layang adalah 80 m.
  • 73. 73 | P a g e LATIHAN SOAL TEOREMA PHYTAGORAS 1. Perhatikan gambar disamping. Tentukan panjang DE jika diketahui panjang AB = 21 cm. 2. Perhatikan gambar layang-layang ABCD di bawah ini Jika panjang AC = 24 cm, panjang AB = 13 cm dan panjang AD = 20 cm. Hitunglah luas bangun layang-layang di atas! 3. Diketahui balok ABCD.EFGH memiliki panjang 12 cm, lebar 4 cm dan tinggi 8cm.Hitunglah diagonal ruang balok tersebut. 4. Diketahui lingkaran dengan pusat O dan mempunyai diameter AB. Segitiga CDE siku-siku di D, DE pada diameter AB sehingga DO = OE dan CD = DE untuk suatu titik C pada lingkaran. Jika jari-jari lingkaran adalah 1 cm, maka luas segitiga CDE = ....cm2 5. Jika segitiga ABC siku-siku di B, AB = 6, AC = 10, dan AD adalah garis bagi sudut BAC, maka panjang AD adalah.... 6. Serangkaian bendera dihubungkan oleh tali pada dua ujung tongkat. Kedua tongkat tersebut ditancapkan disebuah taman yang berbentuk persegi panjang. Panjang bentangan tali yang diperlukan untuk merangkai bendera tersebut A A D A B A C A E A O A
  • 74. 74 | P a g e adalah....m 7. Perhatikan gambar disamping. Tentukan panjang BD jika diketahui panjang AC = 50 cm. 8. Dua buah tiang berdampingan berjarak 24 m. Jika tinggi tiang masing-masing adalah 22 m dan 12 m, hitunglah panjang kawat penghubung antara ujung tiang tersebut. 9. Carilah ruas garis x, y, z dan w yang belum diketahui dari gambar disamping! 10. Perhatikan gambar berikut! Kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 2 cm. Sudut antara bidang ABCD dan bidang ACF adalah ⍺ maka cos ⍺ adalah........
  • 75. 75 | P a g e BAB 7 ARITMATIKA SOSIAL Disusun oleh:  Aisyah Turidho  Shely Maulinda  Wahyu Adi Negara Dalam kehidupan sosial takkan pernah telepas dari yang namanya “hitung”. Dari mulai perhitungan bunga, diskon, untung, rugi hingga pajak. Tentunya perhitungan tersebut sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari perhitungan bunga, diskon, untung, rugi, dan sebagainya. Materi tersebut tercantum dalam materi Aritmatika Sosial. Keuntungan akan didapat dengan adanya usaha yang giat jika tidak maka kerugianlah yang akan didapat
  • 76. 76 | P a g e Aritmatika Sosial Definisi Bunga Tabungan Bunga Tunggal Bunga Majemuk Harga Penjualan dan Pembelian Untung dan Rugi Rabat, Bruto, Tara, Neto dan Pajak Rabat Bruto Tara Neto Pajak Implementasi Aritmatika Sosial PETA KONSEP
  • 77. 77 | P a g e ARITMATIKA SOSIAL Aritmatika merupakan bagian dari matematika yang disebut Ilmu Hitung. Kata “sosial” dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi Aritmatika sosial adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari tentang matematika pada kehidupan sehari-hari. Dahulunya pengertian ini hanya berlaku untuk matematika yang sifatnya berada dalam kehidupan ekonomi, namun sekarang aritmatika digunakan dalam kehidupan sosial. A. BUNGA TABUNGAN Apabila kita menyimpan di bank, maka kita akan mendapatkan tambahan uang yang disebut bunga. Bunga adalah imbalan atas terjadinya transaksi simpan pinjam. Perhitungan bunga dilakukan selang interval waktu tertentu sesuai kesepakatan. Bunga tabungan dihitung berdasarkan persen nilai. Bunga tabungan dihitung secara priodik biasanya dihitung dalam persen yang berlaku untuk jangka waktu 1 tahun, bunga 15% pertahun artinya tabungan akan mendapat bunga 15% jika telah disimpan dibank selama 1 tahun. Bunga 1 tahun = % bunga x modal Bungan Bulan = 𝒏 𝟏𝟐 x % bunga x modal = 𝒏 𝟏𝟐 x bunga 1 tahun Ada dua jenis bunga tabungan yaitu 1. Bunga Tunggal Bunga tunggal adalah perhitungan jangka waktu tertentu dan jika pada waktu yang telah disepakati tidak diambil maka bunga tidak diperhitungkan pada periode berikutnya berlaku pada deposito. b = s x M Keterangan: b = Pinjam bunga pokok s = suku bunga M= Modal pokok 2. Bunga Majemuk
  • 78. 78 | P a g e Bunga majemuk adalah bunga yang tidak diambil kemudian terkena bunga di periode selanjutnya. Jatuh tempo adalah selesainya waktu peminjaman. Jumlah total majemuk adalah jumlah modal dan semua bunga majemuk selama 1 masa peminjaman. Suku bunga nominal adalah suku bunga yang diperhitungkan untuk satu periode peminjaman. Keterangan: Mt = total modal bunga majemuk Po = modal asli/ awal sebelum ditambah dengan bunga bo = bunga majemuk n = jumlah periode perhitungan bunga B. HARGA PEMBELIAN DAN HARGA PENJUALAN Dalam suatu kegiatan jual beli atau perdagangan ada dua pihak yang yang saling berkempentingan, yaitu penjual dan pembeli. Penjual adalah orang yang menyerahkan barang kepada pembeli dengan menerima imbalan berupa sejumlah uang dari pembeli.Pembeli adalah orang yang menerima barang dari penjual dengan menyerahkan sejumlah uang kepada penjual sebaga pembayarannya. Untuk mendapatkan barang yang akan dijual, seorang pedagang terlebih dahulu harus membelinya dari pedagang lain dengan mengeluarkan sejumlah uang yang disebut Harga Pembelian Modal. Setalah barang itu didapatkan, kemudian dijual kembali kepada pembeli. Iang yang diterima pedagang dari pembeli atas barang yag dijualnya disebut Harga Penjualan. Dalam perdagangan, keuntungan dapat diperoleh apabial harga penjualan lebih tinggi daripada harga pembelian. Karena harga penjualan lebih tinggi daripada harga pembelian, dan besar untung sama dengan harga penjualan dikurangi harga pembelian maka diperoleh hubungan berikut ini. Hargabeli tiapsatuan barang = 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 Mt = Po(𝟏 + 𝒃𝒐) 𝒏 Hargajual tiap satuan barang = 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈
  • 79. 79 | P a g e C. UNTUNG RUGI Dalam perdagangan, terdapat dua kemungkinan yang akan dialami oleh pedagang, yaitu untung atau rugi tergantung pada beberapa hal, seperti besarnya harga jual, kondisi barang yang dijual (mengalami kerusakan atau tidak), dan situasi. a. Pengertian Untung Seorang pedagng dikatakan mendapat untung apabila ia berhasil menjual barang dagangannya dengan harga penjualan yang lebih tinggi daripada harga pembeliannya. Besarnya selisih antara harga penjualan dan harga pembelian itu merupakan besarnya untung yang diperoleh pedagang tersebut. Keuntungan yang diperoleh seorang pedagang dapat dirumuskan sebagai berikut: Hargapenjualan = harga pembelian + untung Atau Hargapembelian = harga penjualam - untung Untung= Harga penjualan – harga pembelian b. Pengertian Rugi Seorang pedagang dikatakan mendapat rugi apabila ia menjual barang dagangannya dengan harga penjualan yang lebih rendah daripada harga pembelian. Besar selisih antar yang diderita oleh pedagang tersebut. Besarnya kerugian yang diderita oleh pedagang dapat dirumuskan sebagai berikut: Hargapenjualan = harga pembelian – Rugi Atau Hargapembelian = harga penjualan + Rugi Rugi = Harga pembelian – hargapenjualan D. PERSENTASE UNTUNGDAN RUGI Dalam dunia perdagangan untung dan rugi dapat dinyatakan dengan %. Misalnya, bila kita sedang tawar-menawar suatu barang dipasar (karena harganya dirasakan terlalu mahal bagi kita), kadang-kadang pedagang itu berkilah dengan mengatakan bahwa ia hanya mengambil keuntungan sedikit, beberapa % saja.
  • 80. 80 | P a g e Dengan menyatakn keuntungan atau kerugian dalam bentuk %, kita dapat melihat apakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh pedagang tersebut berada dalam tingkat yang wajar atau tidak. Kemudian juga, kita dapat membandingkan besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh dua buah barang yang berbeda. Apakah keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh barang yang satu lebih besar atau lebih kecil daripada yang diperoleh oleh barang yang lain. a. Menyatakanpersentasekeuntungan Persentase keuntungan biasanya dihitung dari bunga pembelian. Jadi, jika kita mendengar ada seorang pedagang yang mengambil keuntungan 10%, itu berarti bahwa pedagang tersebut mengambil keuntungan 10% dari harga pembelian barang itu. Menyatakan persentase keuntungan dari harga pembelian dirumuskan sebagai berikut: Persentase keuntungan (%) = 𝒌𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂𝒏 x 100% b. MenyatakanPersentase kerugian Besarnya kerugian yang diderita seorang pedagang juga dapat dinyatakn dalam persentase yang dihitung dari harga pembelian. Jadi, jika seseorang menderita sebesar 5%, itu artinya orang tersebut menderita kerugian 5% dari harga pembelian. Persentase kerugian ini dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut: Persentase kerugian (%) = 𝒌𝒆𝒓𝒖𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂𝒏 x 100% E. RABAT(DISKON), BRUTO, TARA, DAN NETO, PAJAK  Rabat Rabat artinya potongan harga atau lebih dikenal dengan istilah diskon. Rabat biasanya diberikan kepada pembeli dari suatu grosir atau toko tertentu. Rabat (diskon) seringkali dijadikan alat untuk menarik para pembeli. Misalnya ada toko yang melakukan obral dengan diskon dri 10% sampai 50%, sehingga para pembeli menjadi tertarik untuk berbelanja ditoko tersebut, karena harga terkesan menjadi murah. Hargabersih = harga kotor – rabat(diskon)
  • 81. 81 | P a g e Pada rumus diatas, harga kotor adalah harga sebelum dipotong diskon, dan harga bersih adalah harga setelah dipotong diskon.  Bruto, Tara dan Neto Bruto = Berat Kotor, Tara = Berat Wadah, Neto = Berat Bersih Jadi, hubungan bruto, tara dan neto dapat dirumuskan sebagai berikut: Neto = bruto – tara Jika diketahui persen tara dan bruto, maak untuk mencari tara digunakan rumus sebagai berikut: Untuk setiap pembelian yang mendapatkan potongan berat (tara) dapat dirumuskan sebagai berikut: Hargabersih = neto x harga persatuan berat  Pajak Pajak merupakan suatu kewajiban dari warga negara untuk menyerahkan sebagian kekayaan kepada negara menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, tetapi tanpa mendapatkan jasa balik dari negara secara langsung. Hasil dari pajak digunakan untuk kesejahteraan umum. Pegawai tetap dari perusahaan swasta atau pegawai negeri dikenakan pajak penghasilan kena pajaknya yang disebut dengan Pajak Penghasilan (PPh). IMPLEMENTASI ARITMATIKA SOSIAL Aritmatika sosial sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya bunga yang sering digunakan dalam bank. Untung dan rugi yang sangat membantu proses jual-beli. Diskon dimana kita akan mendapat potongan harga saat belanja. Bruto, Neto dan Tara yang selalu menjadi pertimbangan dalam pengemasan suatu prosuk. Pajak yang seperti kita ketahui sebagai warga negara kita wajib membayar pajak yang sudah ditetapkan pemerintah contohnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Pajak Tara = % tara x bruto
  • 82. 82 | P a g e Penghasilan (PPh). Untuk tahu lebih detailnya tentang implementasi pajak, simak contoh soal berikut: Contohsoal bunga tunggal Diketahui suatu modal sebesar Rp 3.000.000,- dengan suku bunga 15% pertahun. Tentukan besarnya bunga tunggal tersebut. a. untuk jangka waktu 8 bulan b. untuk jangka waktu 20 bulan Penyelesaian: Karena besarnya suku bunga pertahun adalah 15%, maka besarnya bunga tunggal pertahun adalah : B = 15/100 x Rp 3.000.000,- = Rp 450.000,- Sehingga diperoleh: a. Besarnya bunga tunggal untuk jangka waktu 8 bulan adalah 8/12 x Rp 450.000,- = Rp.300.000,- b. Besarnya bunga tunggal untuk jangka waktu 20 bulan adalah 20/12 x Rp 450.000,- = Rp. 750.000,- Contoh soal bunga majemuk 1. Soal : Sutisna meminjam uang di bank sebesar Rp 200.000,-. Apabila modal itu diperbungakan atas dasar bunga majemuk 5% setahun, menjadi berapa besarkah modal yang harus dikembalikan sutisna pada akhir tahun ke-IV ? Jawaban : Modal tahun adalah Rp 200.000,- Bunga tahun pertama 5% dari Rp 200.000,- Rp 10.000,- Modal tahun ke-2 Rp 210.000,- Bunga tahun ke-2 dari Rp 210.000,- Rp 10.500,- Modal tahun ke-3 Rp 220.500,- Bunga tahun ke-3 dari Rp 220.500,- Rp 11.025,- Modal tahun ke-4 Rp 231.525,-
  • 83. 83 | P a g e Bunga tahun ke-4 dari Rp 231.525,- Rp 11.576,25 Jadi modal yang harus dikembalikan Sutisna adalah Rp 231.525,- + Rp 11.576,25 = Rp 243.101,25 2. Agung menyimpan uang Rp 200.000,- digunakan dengan dasar bunga majemuk 10% perbulan. Berapa nilai akhir modal tersebut jika diperbungakan selama 10 bulan 15 hari. Jawaban : M10 : Rp 200.000,- ( 1+0,1)10 : Rp 200.000,- (0,1)10 : Rp 200.000,-( 2,59374) : Rp 518.748,50 M : X 0,1 X M10 : 0,05 (Rp 518.748,50) : Rp 25.937,425 M10 : Rp 518.748,50 + Rp 25.937,425 : Rp 544.685,925 Contoh soal untung dan rugi 1. Seorang peternak ayam membeli seekor ayam dengan harga Rp.200.000,-. Kemudian ayam tersebut dijual dengan harga Rp.250.000,-. Berapa keuntungan yang didapat peternak tersebut...
  • 84. 84 | P a g e Jawab : Harga beli = Rp.200.000,- Harga jual = Rp.250.000,- Besarnya keuntungan = harga jual - harga beli = 250.000 - 200.000 = Rp. 50.000,- 2. Seorang pedagang kelinci membeli kelinci lokal sebanyak 100 ekor dengan harga Rp. 4.000.000,-. Dalam perjalanan, terdapat 10 kelinci yang mati. 30 ekor laku dijual dengan harga Rp. 50.000,- per ekor, sedangkat sisanya dengan harga Rp. 40.000,-. Berapa besar keuntungan dan kerugian yang didapat pedagang? Jawab : Harga pembelian = Rp. 4.000.000,- Harga jual 30 ekor = 30 x Rp. 50.000,- = Rp. 1.500.000,- Sisa kelinci yang dijual = 100 - 30 - 10 ( 10 kelinci yang mati ) = 60 ekor Harga jual 60 ekor = 60 x Rp. 40.000,-
  • 85. 85 | P a g e = Rp. 2.400.000,- Harga penjualan = Rp. 2.400.000,- + Rp. 1.500.000,- = Rp. 3.900.000,- Ternyata harga penjualan < harga pembelian maka pedagang mengalami kerugian. Besar kerugian = harga beli - harga jual = 4.000.000 - 3.900.000 = Rp. 100.000,- Contohsoal diskon Ani membeli sebuah baju di Toko Makmur Jaya seharga Rp 80.000,-. Namun, toko tersebut tengah berbagi diskon sebesar 30% untuk setiap pembelian. Jadi, berapa jumlah uang yang harus dibayar Ani? Jawab : Harga Barang = Rp 80.000,- Besar Diskon Diskon 30% = 30/100 x Harga Barang = 30/100 x 80.000 = Rp 24.000,- Uang yang harus dibayar Ani = Harga Barang - Harga setelah didiskon
  • 86. 86 | P a g e = 80.000 - 24.000 = Rp 56.000,- ContohSoal Bruto, Tara dan Neto 1. Ibu membeli 5 kaleng susu. Disetiap kaleng tertulis neto 1 kg. Setelah ditimbang ternyata berat kaleng susu tersebut 6 kg. Berapakah bruto dan tara setiap kaleng? Jawab : Bruto setiap kaleng = 6 kg : 5 = 1,2 kg Tara setiap kaleng = Bruto - Neto = 1,2 kg - 1 kg = 0,2 kg 2. Peti buah berisi apel tertulis bruto 25 kg dan tara 2%. Hitunglah neto buah tersebut! Jawab : Tara = 2% Tara = Persen Tara x Bruto = 2% x 25 kg = 2/100 x 25 kg = 0,5 kg Maka neto bisa dicari dengan, Neto = Bruto - Tara = 25 kg - 0,5 kg = 24,5 kg
  • 87. 87 | P a g e Contohsoal Pajak - CONTOH PENGHITUNGAN ANGSURAN PPh PASAL 25 WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Si A adalah Pengusaha Warung Makan di Jogjakarta yang memiliki penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp180.000.000,-. Si A statusnya kawin dan mempunyai 2 (dua) orang anak. Si A menyelenggarakan pencatatan untuk menghitung pajaknya. Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 yang harus dibayar sebagai angsuran dalam tahun berjalan dihitung sebagai berikut:  Jumlah peredaran setahun Rp180.000.000,-  Presentase penghasilan norma (lihat daftar presentase norma) = 20%  Penghasilan neto setahun = 20% x Rp 180.000.000,- = Rp 3.000.000,-  Penghasilan Kena Pajak = penghasilan neto dikurangi PTKP Rp 36.000.000,- – Rp 19.800.000,- = Rp 6.200.000,-  Pajak Penghasilan yang terutang : 5% x Rp 6.200.000,- = Rp 310.000,-  PPh Pasal 25 (angsuran) yang harus dibayar si A setiap bulan: Rp 310.000,- : 12 = Rp 25.833,- - CONTOH PENGHITUNGAN PELUNASAN PPh PASAL 29 WAJIB ORANG PRIBADI Si A adalah pengusaha restoran (UMKM) di Jakarta yang tergolong sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu dan menggunakan pencatatan dalam penghitungan besarnya PPh.  Jumlah peredaran usaha (omzet) selama setahun adalah Rp 510.500.000,-  PPh Pasal 25 (WP OPPT) yang sudah dilunasi (0,75 x Rp 510.500.000,-) adalah Rp 3.828.750,-  Setelah dihitung PPh yang terutang selama setahun adalah Rp 10.975.750,-  PPh Pasal 29 yang harus dilunasi oleh si A adalah sebesar : Rp 10.975.750,- – Rp 3.828.750,- = Rp 7.147.000,-
  • 88. 88 | P a g e LATIHAN SOAL ARITMATIKA SOSIAL 1. Seorang pedagang telur membeli telur sebanyak 72 butir dengan harga Rp. 1.500,00 tiap butir. Separuhnya dijual Rp. 1.750,00 tiap butir, dan sisanya dijual Rp. 100 per butir. Tentukan untung dan ruginya! 2. Suatu barang dibeli dengan harga Rp. 2.000,00 dan dijual Rp. 2.500,00. Berapakah persentase keuntungannya? 3. Sebuah penerbit buku menitipkan dua jenis buku masing-masing sebanyak 200 dan 500 buah. Pemilik toko harus membayar hasil penjualan buku kepada penerbit setiap 3 bulan. Harga buku jenis pertama Rp. 7.500,00 sebuah, sedangkan buku jenis kedua Rp. 10.000,00. Rabat untuk setiap buku pertama 30% sedang untuk buku kedua hanya 25%. Jika pada akhir 3 bulan pertama toko itu berhasil memasarkan 175 buku jenis pertama dan 400 buku jenis kedua, berapa: a. Rabat yang diterima pemilik toko buku? b. Uang yang harus disetorkan kepada penerbit? 4. Seorang pengecer buah mangga menerima kiriman dua kotak buah manga “arumanis” dengan harga total Rp. 160.000,00. Pada setiap kotak tertera Pengecer menjual kembali buah mangga itu dengan harga per kilo gramnya Rp. 3000,00. Tanpa memperhatikan biaya lainnya, tentukan: a. Keuntungan yang diperoleh pengecer tersebut b. Persentase keuntungan itu 5. Pak.Jono pinjam uang di koperasi “SUKSES“ dengan bunga tunggal 8% pertahun. Selama 9 bulan Pak Jono melunasi pinjaman tersebut sebesar Rp10.600.000,00. Besar pinjaman Pak Jono di koperasi tersebut adalah .... 6. Lia menyimpan uang di bank dengan bunga tunggal 18% pertahun. Setelah menyimpan selama 8 bulan jumlah uang jadi Rp. 1.792.000,00. Besar tabungan awal Lia adalah ... 7. Mas Shinyo menjual sebuah Laptop laku Rp. 5.100.000,00 ternyata setelah dihitung rugi 15%, jika mas Shinyo menginginkan untung 8 % seharusnya mas Shinyo menjual Laptop seharga …
  • 89. 89 | P a g e 8. Dimas menabung uang sebesar Rp 900.000,00 di bank dengan mendapat bunga 6% per tahun. Untuk memperoleh bunga sebesar Rp 36.000,00 Dimas harus menabung selama …. 9. Pak Amir membeli 15 lusin buku dengan harga Rp. 17.500,00 per lusin. Untuk biaya trasnportasi ia mengeluarkan uang sebesar Rp. 35.000,00. Jika ia memperoleh uang sebesar Rp. 372.500,00. Dari hasil penjualan seluruh buku tersebut, maka ia mendapatkan keuntungan/kerugian? Jika untung berapa keuntungannya dan jika rugi berapa kerugiannya? 10. Seorang pemilik dealer membeli sebuah mobil bekas. Untuk memperbaiki mobil tersebut ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 400.000,00. Setelah beberapa bulan mobil tersebut laku terjual dengan harga Rp. 21.160.000,00. Jika dari penjualan tersebut pemilik dealer mendapat keuntungan 15%. Maka berapa harga pembelian mobil bekas tersebut ?
  • 90. 90 | P a g e BAB 8 Disusun oleh:  Atikarani Noer Saleha  Djoko Abimanyu  Yuliana Novita Sar Banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan konsep-konsep perbandingan. Contohnya saat kita membandingkan banyak teman laki-laki dengan teman perempuan. Misalkan banyak teman laki-laki = a dan banyak teman perempuan = b, maka perbandingannya dapat ditulis dengan a:b atau ab dengan b≠0. Pada dasarnya, perbandingan merupakan penyederhanaan pecahan. Beberapa konsep dalam perbandingan telah dibahas pada topik-topik sebelumnya, antara lain perbandingan senilai, berbalik nilai, skala, faktor perbesaran, dan pengecilan. Konsep-konsep ini sangat berguna dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, siswadiharapkan memahami konsep-konsep tersebut. There is no ambition that is too high, there is only the effort that doesn’t as high as ambition. PERBANDINGAN
  • 91. 91 | P a g e Perbandingan PETA KONSEP Skala Perbandingan senilai Perbandingan berbalik nilai - Macam- macam skala - Rumus skala - Ilustrasi perbandingan senilai - Grafik perbandingan senilai - Ilustrasi perbandingan berbalik nilai - Grafik perbandingan berbalik nilai Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
  • 92. 92 | P a g e PERBANDINGAN A. Perbandingan Perbandingan adalah bentuk kata benda dari kata banding atau perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu besaran yang sejenis yang dinyatakan dengan cara yang sederhana. Kita dapat menggunakan perbandingan atau Rasio untuk membandingkan besaran suatu benda dengan benda lain. Notasi perbandingan (rasio) sering menggunalan “ : ”, atau dalam penulisannya “ a∶ 𝑏 = 𝑎 𝑏 ”. dan dibaca “ a berbanding b”. Perbandingan dapat digunakan untuk membandingkan besaran-besaran yang sejenis. Apabila besaran-besaran itu belum sejenis maka harus diubah menjadi besaran sejenis. Perbandingan antara besaran-besaran sejenis, misalnya panjang dengan panjang, masa dengan masa, waktu dengan waktu, dan nilai uang dengan nilai uang. Contoh dua besaran sejenis:  Perbandinagn 4 kg terhadap 2 kg, ditulis 4 : 2  Perbandigan antara 10 menit dengan 6 menit, ditulis 10 : 6  Perbandingan antara 20 m2 dengan 5 m2, ditulis 20 : 4  Perbandingan 16 tahun terhadap 6 tahun, ditulis 16 : 6 Contoh dua besaran berlainan jenis:  Perbandingan 6 kg terhadap 100 gram, ditulis 6 kg : 100 gram. Bila diubah ke dalam satuan gram, diperoleh 6 kg = 6.000 gram sehingga perbandingan itu menjadi 6000 : 100 atau 60 : 1. Bila diuabha ke dalam satuan kg, diperoleh 100 gram = 0.1 kg sehingga perbandingan itu menadi 6 : 0.1 atau 60 : 1. Perbandingan Untuk dua besaran sejenis a dan b dengan m adalah FPB dari a dan b maka B. PerbandinganSenilai Apabila dua benda selalu mempunyai rasio yamg sama dalam setiap keadaan, maka kedua besaran itu dikatakan berbanding langsung atau terdapat perbandingan senilai. Kedua besaran itu akan bertambah atau berkurang secara bersama pada setiap perubahan. Contohny: Pernahkah kalian membeli buku di toko buku? Kalian dapat membeli sejumlah buku sesuai dengan jumlah uang yang kalian punya. Jika harga 1 buah buku Rp 2.500,00 maka harga 5 buah buku = 5 x Rp 2.500,00 = Rp12.500,00. Makin banyak buku yang dibeli, makin banyak pula harga yang harus dibayar. Perbandingan seperti ini disebut perbandingan senilai. 𝒂 𝒃 = 𝒂 ∶ 𝒎 𝒃 ∶ 𝒎
  • 93. 93 | P a g e Misalkan terdapat dua besaran A={a1, a2, a3,...,an} B={b1,b2, b3,...,bn} yang berkorespondensi satu-satu, maka A dan B disebut berbanding senilai. Jika untuk ukuran A semakin besar maka ukuran B semakin besar pula Menyelesaikan perbandingan senilai: A B a1 b1 a2 b2 a3 b3 ... ... an bn 𝒂𝟏 𝒂𝟐 = 𝒃𝟏 𝒃𝟐 Sifat-sifat perbandingansenilai 1. Perbandingan senilai tidak berubah nilai apabila masing-masing suku dari perbandingan dikalikan dengan bilangan bukan nol yang sama. Secara matematis ditulis: Apabila a : b = c : d maka (i) at : bt = c : d, t ≠ 0 (ii) a : b = cp : dp, p ≠ 0 (iii) at : bt = cp : dp, t ≠ o. p ≠ 0 𝒂𝟏 𝒂𝟐 = 𝒃𝟏 𝒃𝟐 Hasil kali silang a1xb2=a2xb1 Perbandingan senilai a1= 𝒃𝟏 𝒃𝟐 x a2
  • 94. 94 | P a g e 2. Apabila a : b = c : d maka b : a = d : c 3. Apabila a : b = c : d maka ( a + b ) : b = ( c + d ) : d 4. Apabila a : b = c : d maka (a – b ) : b = ( c – d ) : d 5. Apabila a : b = c : d maka : (i) (a + b) : (a - b) = (c + d) : (c – d) dan (ii) (a - b) : (a + b) = (c – d) : (c + d) Grafik perbandingan senilai Tabel berikut menunjukkan hubungan antara jarak yang dapat ditempuh dan waktu yang diperlukan oleh seorang siswa yang mengendarai sepeda.
  • 95. 95 | P a g e Gambar di atas menunjukkan grafik dari tabel di atas. Tampak bahwa grafik perbandingan senilai berupa garis lurus. Jika jarak bertambah (makin jauh), waktu yang dibutuhkan bertambah (makin lama). C. Perbandinganberbalik nilai Apabila dua dua besaran selalu mempunyai hasil kali rasio sama dengan satu dalam setiap keadaan, maka kedua besaran ini memiliki perbandingan berbalik nilai. Ilustrasi dari perbandingan berbalik nilai salah satunya adalah jika seorang ibu ingin membagikan 100 permen kepada anak-anaknya, semakin banyak jumlah anak ibu maka akan semakin sedikit jumlah permen yang diterima oleh setiap anaknya. Contoh Soal : Seorang peternak mempunyai per sediaan makanan untuk 30 ekor kambing selama 15 hari. Jika peternak itu menjual 5 ekor kambing, berapa hari persediaan makanan itu akan habis? Berdasarkan contoh di atas, makin sedikit jumlah kambing, makin lama persediaan makanan akan habis. Perbandingan antara banyak kambing dengan lama hari persediaan makanan habis adalah salah satu contoh perbandingan berbalik nilai.
  • 96. 96 | P a g e Jadi, pada perbandingan berbalik nilai berlaku hal berikut. Jika nilai suatu barang naik maka nilai barang yang dibandingkan akan turun. Sebaliknya, jika nilai suatu barang turun, nilai barang yang dibandingkan akan naik. Misal terdapat dua besaran A={a1, a2, a3,..., an} dan B={b1, b2, b3,...,bn} yang berkorespondensi satu-satu maka A dan B disebut berbalik nilai jika untuk ukuran A semakin besar tetapi B semakin kecil. Menyelesaikan perbandingan berbalik nilai Grafik perbandingan berbalik nilai Agar kalian mudah dalam membuat grafik perbandingan, buatlah tabel atau daftar terlebih dahulu. Contoh Soal: Jarak antara dua kota dapat ditempuh dengan mobil selama 1 jam dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam. Buatlah tabel dari data tersebut, kemudian gambarlah grafiknya. Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa grafik perbandingan berbalik nilai berupa kurva mulus. Jika waktu bertambah (makin lama), kecepatan berkurang (makin turun). Sebaliknya, jika waktu berkurang (makin cepat), kecepatan bertambah (makin naik) 𝒂𝟏 𝒂𝟐 = 𝒃𝟏 𝒃𝟐 Hasil kali silang a1xb1=a2xb2 Perbandingan senilai a1= 𝒃𝟐 𝒃𝟏 x a2
  • 97. 97 | P a g e D. Skala Skala adalah perbandngan antara jarak pada gambar dengan jarak sesungguhnya. Skala biasanya digunakan pada denah lokasi, peta, dan rancangan benda. Istilah skala sering kita jumpai kalau kita membuka peta/atlas. Skala pada peta yang sering kita jumpai menunjukkan skala pengecilan. Artinya, ukuran pada peta lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Hal ini disebut faktor skala. Faktor skala dapat berupa perbesaran atau pengecilan. Contohnya, foto benda. Pada foto tampak kesamaan bentuk antara foto dengen benda sebenarnya, foto dapat diperbesar atau diperkecil. Pada gambar berskala selalu berlaku hal berikut: a. Mengubah ukuran tetapi tidak mengubah bentuk b. Ukuran dapat diperbesar atau diperkecil Macam-macam skala:  Skala angka Jika pada peta tertulis skala 1 : 5.000.000, berarti :  1 cm pada peta mewakili 5.000.000 cm jarak yang sebenarnya, atau  1 cm pada peta mewakili 50.000 m jarak yang sebenarnya, atau  1 cm pada peta mewakili 50 km jarak yang sebenarnya Skala adalah perbandingan ukuran pada gambar (cm) dengan ukuran sebenarnya (cm) Tampak bahwa skala menggunakan satuan cm untuk dua besaran yang dibandingkan Perlu diingat bahwa : 1 km = 1.000 m = 100.000 cm. Contoh 1. Skala 1 inchi: 4 mil Berarti 1 inchi pada peta = 4 mil pada jarak sebenarya = 4 x 63.360