SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Hukum Bisnis
Andi Maysarah, SH.,M.H
Pengertian Hukum Bisnis
“Hukum Bisnis” merupakan terjemahan dari istilah
“business law” yang banyak dipakai saat ini, baik
dikalangan akademis maupun praktisi. Meskipun
begitu, banyak istilah lain yg walaupun tidak persis
sama artinya, tetapi memiliki ruang lingkup yg mirip
dgn istilah hukum bisnis ini. Istilah-istilah lain
terhadap hukum bisnis tersebut adalah sbb:
a. Hukum Dagang ( Trade Law)
b. Hukum Perniagaan (Commercial law)
c. Hukum Ekonomi (Economic Law)
• Istilah “hukum dagang” atau “hukum
perniagaan” merupakan istilah dengan cakupan
yg sangat tradisional dan sangat sempit.
Sebab, pada prinsipnya kedua istilah tersebut
hanya melingkupi topik-topik yg terdapat
dalam KUHD saja. Padahal begitu banyak topik
hukum bisnis yg tdk diatur atau tdk lg diatur
dlm KUHD. Misalnya, mengenai PT, Kontrak
Bisnis, Pasar Modal, Merger dan Akuisisi,
HAKI, Perpajakkan, Bisnis Internasional dlsb.
• Sementara dengan istilah “hukum ekonomi”
cakupannya sangat luas, berhubung adanya
pengertian ekonomi dlm arti makro dan mikro,
ekonomi pembangunan dan ekonomi sosial, ekonomi
manajemen dan akuntansi, yg semua’a tersebut
mau tdk mau harus dicakup oleh istilah “hukum
ekonomi”.
Adapun yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis antara lain adalah sbb:
a. Kontrak Bisnis
b. Jual Beli
c. Bentuk-bentuk perusahaan
d. Perusahaan go public dan pasar modal
e. Penanaman Modal Asing
f. Kepailitan dan Likuidasi
g. Merger dan Akuisisi
h. Perkreditan dan Pembiayaan
i. Jaminan hutang
j. Surat berharga
k. Perburuhan
l. HAKI
m. Anti Monopoli
n. Perlindungan Konsumen
o. Keagenan dan Distribusi
p. Asuransi
q. Perpajakkan
r. Penyelesaian Sengketa Bisnis
s. Bisnis Internasional
t. Hukum Pengangkutan
Pengertian Kontrak
Kontrak adalah suatu kesepakatan yang diperjanjikan diantara
2 (dua) atau lebih pihak yg dapat menimbulkan, memodifikasi,
atau menghilangkan hubungan hukum.
Asas-asas Kontrak
1. Asas Kontrak sebagai Hukum yang mengatur
2. Asas kebebasan berkontrak
3. Asas Pacta sunt servanda
4. Asas konsensual
5. Asas obligatoir
1. Asas Kontrak Sebagai Hukum yang Mengatur
Hukum mengatur adalah peraturan2 hukum yg
berlaku bagi subjek hukum, misalnya para pihak dalam
suatu kontrak. Akan tetapi, ketentuan hukum seperti ini
tidak mutlak berlakunya karena jika para pihak mengatur
sebaliknya, maka yg berlaku adalah apa yg diatur oleh para
pihak tersebut.
2. Asas Kebebasan Berkontrak
Asas ini memperbolehkan setiap masyarakat untuk
membuat perjanjian yang berisi apa pun asalkan tidak
bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan
undang-undang. Hukum perjanjian memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan
perjanjian yang berisi apa saja bahkan diperbolehkan untuk
membuat ketentuan-ketentuan sendiri yang menyimpang
dari pasal-pasal hukum perjanjian dalam Buku III
KUHPerdata .
3. Asas Pacta Sunt Servanda
3. Asas Pacta Sunt Servanda
Asas pacta sunt servanda dipatuhi sebagai sebuah
prinsip yang menetapkan bahwa semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya . Dengan kata lain, asas ini
melandasi pernyataan bahwa sebuah perjanjian akan
mengakibatkan suatu kewajiban hukum sehingga para pihak
terikat untuk melaksanakan perjanjian tersebut . Perjanjian
dibuat sendiri oleh para pihak dan mereka juga yang
menentukan isinya serta cara pelaksanaannya.
4. Asas Konsensual
Perjanjian terbentuk karena adanya perjumpaan kehendak
(consensus) dari para pihak. Perjanjian pada dasarnya dapat
dibuat secara bebas tidak terikat bentuk tertentu dan
perjanjian itu telah lahir pada detik tercapainya kata sepakat
dari para pihak. Dengan kata lain, perjanjian itu telah sah
apabila sudah sepakat mengenai hal-hal yang pokok dan
tidaklah diharuskan adanya suatu formalitas tertentu.
Terdapat pengecualian dalam asas kosensualisme, yakni
bahwa dalam perjanjian tertentu, oleh undang-undang
ditetapkan adanya formalitas-formalitas tertentu.
Pengecualian tersebut seperti perjanjiaan penghibahan
benda tidak bergerak (tanah) yang harus dilakukan dengan
akta notaris. Jadi, perjanjian tersebut harus dalam bentuk
tertulis. Apabila perjanjian semacam ini tidak dilakukan
dengan akta notaris maka perjanjian tersebut batal.
5. Asas Obligatoir
• Adalah suatu asas yang menentukan bahwa jika suatu
kontrak telah dibuat, maka para pihak telah terikat, tetapi
keterikatannya itu hanya sebatas timbulnya hak dan
kewajiban saja.
Syarat Sah Kontrak
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di dalam
Pasal 1320 telah menetapkan syarat sahnya suatu perjanjian,
yaitu .
1) sepakat mereka yang mengikatkan diri (kata sepakat) ;
2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan (kecakapan)
3) Hal tertentu
4) Sebab yang halal
1) Sepakat
• KUHPerdata tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan sepakat.
Untuk memperoleh penjelasan mengenai hal tersebut, Subekti
menguraikan bahwa kedua pihak yang mengadakan perjanjian harus
sepakat, setuju, atau seia sekata mengenai hal-hal yang pokok dalam
perjanjian yang dibuat . Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu
juga dikehendaki oleh pihak yang lain . Mereka menghendaki sesuatu
yang secara timbal balik, misalnya penjual menginginkan sejumlah
uang dan pembeli menginginkan sebuah barang dari penjual . Untuk
mewujudkan suatu kesepakatan, tidak cukup bahwa keinginan atau
keputusan sudah diambil oleh para pihak. Kehendak dan keputusan
harus disampaikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain
secara timbal balik .
2. Kecakapan
Pada prinsipnya, setiap orang dianggap cakap atau mampu untuk
membuat perjanjian, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Prinsip ini
bersumber dari Pasal 1329 KUHPerdata yang berbunyi “Setiap orang adalah
cakap untuk membuat perikatan-perikatan, terkecuali ia oleh undang-undang
dinyatakan tidak cakap.”
Golongan orang yang oleh undang-undang dianggap tidak cakap
untuk membuat perjanjian adalah
1) orang yang belum dewasa atau anak dibawah umur (minderjarig) ;
2) orang yang ditempatkan dibawah pengampunan (curatele) ,
Golongan orang yang disebutkan diatas tidak dapat membuat
perjanjian secara mandiri, kecuali jika melalui perwakilan, yaitu orang tua atau
wali atau orang dewasa lain yang berhak mewakilinya .
3. Hal Tertentu
• Yang dimaksud hal tertentu dalam Pasal 1320
KUHPerdata adalah apa yang menjadi kewajiban dari
debitur dan apa yang menjadi hak dari kreditur atau
sebaliknya. Hal tertentu sebagai objek perjanjian dapat
diartikan sebagai keseluruhan hak dan kewajiban yang
timbul dari perjanjian. Suatu kewajiban dalam perjanjian
dinamakan prestasi bagi debitur, sedangkan bagi kreditur
hal tersebut merupakan hak .
4. Sebab yang Halal
Sebab yang dimaksud isi perjanjian itu sendiri atau
tujuan dari para pihak mengadakan perjanjian, yaitu
mempunyai dasar yang sah dan patut atau pantas. Hal ini
adalah bertentangan dengan undang-undang, ketertiban
umum, dan kesusilaan .
Terpenuhi atau tidaknya syarat sebab yang halal,
semata-mata ditentukan oleh isi atau objek perjanjian .
Dengan demikian, syarat kesepakatan ini disebut juga
dengan syarat objektif .

More Related Content

Similar to HUKUM BISNIS

MOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxMOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxKukuhDt
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanDin Haidiati
 
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.pptASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.pptnatalyaivleva1987
 
A. perjanjian sewa menyewa
A. perjanjian sewa menyewaA. perjanjian sewa menyewa
A. perjanjian sewa menyewajunita191
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019An Nisa Rizki Yulianti
 
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxHukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxQoirulBagas1
 
Arirahmathakimundipbab2c
Arirahmathakimundipbab2cArirahmathakimundipbab2c
Arirahmathakimundipbab2cbemfh
 
HKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum PerjanjianHKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum Perjanjianpsetiadharma
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianhylmihalim
 

Similar to HUKUM BISNIS (20)

Hukum
Hukum Hukum
Hukum
 
Contoh mou
Contoh mouContoh mou
Contoh mou
 
MOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxMOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptx
 
Jenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrakJenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrak
 
Ahdb #3
Ahdb #3Ahdb #3
Ahdb #3
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
HUKUM KONTRAK
HUKUM KONTRAKHUKUM KONTRAK
HUKUM KONTRAK
 
Makalah hk bisnis
Makalah hk bisnisMakalah hk bisnis
Makalah hk bisnis
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatan
 
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.pptASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
ASPEK_HUKUM_DALAM_EKONOMI_STIE_AA_5_denis.ppt
 
A. perjanjian sewa menyewa
A. perjanjian sewa menyewaA. perjanjian sewa menyewa
A. perjanjian sewa menyewa
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
 
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum PerikatanAsas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptxHukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
Hukum Bisnis, M.2_Final (1).pptx
 
Arirahmathakimundipbab2c
Arirahmathakimundipbab2cArirahmathakimundipbab2c
Arirahmathakimundipbab2c
 
HKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum PerjanjianHKI dan Hukum Perjanjian
HKI dan Hukum Perjanjian
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
PERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.pptPERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.ppt
 
Perikatan (perjanjian)
Perikatan (perjanjian)Perikatan (perjanjian)
Perikatan (perjanjian)
 

Recently uploaded

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 

Recently uploaded (12)

Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 

HUKUM BISNIS

  • 2. Pengertian Hukum Bisnis “Hukum Bisnis” merupakan terjemahan dari istilah “business law” yang banyak dipakai saat ini, baik dikalangan akademis maupun praktisi. Meskipun begitu, banyak istilah lain yg walaupun tidak persis sama artinya, tetapi memiliki ruang lingkup yg mirip dgn istilah hukum bisnis ini. Istilah-istilah lain terhadap hukum bisnis tersebut adalah sbb: a. Hukum Dagang ( Trade Law) b. Hukum Perniagaan (Commercial law) c. Hukum Ekonomi (Economic Law)
  • 3. • Istilah “hukum dagang” atau “hukum perniagaan” merupakan istilah dengan cakupan yg sangat tradisional dan sangat sempit. Sebab, pada prinsipnya kedua istilah tersebut hanya melingkupi topik-topik yg terdapat dalam KUHD saja. Padahal begitu banyak topik hukum bisnis yg tdk diatur atau tdk lg diatur dlm KUHD. Misalnya, mengenai PT, Kontrak Bisnis, Pasar Modal, Merger dan Akuisisi, HAKI, Perpajakkan, Bisnis Internasional dlsb.
  • 4. • Sementara dengan istilah “hukum ekonomi” cakupannya sangat luas, berhubung adanya pengertian ekonomi dlm arti makro dan mikro, ekonomi pembangunan dan ekonomi sosial, ekonomi manajemen dan akuntansi, yg semua’a tersebut mau tdk mau harus dicakup oleh istilah “hukum ekonomi”.
  • 5. Adapun yang merupakan ruang lingkup dari hukum bisnis antara lain adalah sbb: a. Kontrak Bisnis b. Jual Beli c. Bentuk-bentuk perusahaan d. Perusahaan go public dan pasar modal e. Penanaman Modal Asing f. Kepailitan dan Likuidasi g. Merger dan Akuisisi h. Perkreditan dan Pembiayaan i. Jaminan hutang j. Surat berharga k. Perburuhan l. HAKI m. Anti Monopoli n. Perlindungan Konsumen o. Keagenan dan Distribusi p. Asuransi q. Perpajakkan r. Penyelesaian Sengketa Bisnis s. Bisnis Internasional t. Hukum Pengangkutan
  • 6. Pengertian Kontrak Kontrak adalah suatu kesepakatan yang diperjanjikan diantara 2 (dua) atau lebih pihak yg dapat menimbulkan, memodifikasi, atau menghilangkan hubungan hukum.
  • 7. Asas-asas Kontrak 1. Asas Kontrak sebagai Hukum yang mengatur 2. Asas kebebasan berkontrak 3. Asas Pacta sunt servanda 4. Asas konsensual 5. Asas obligatoir
  • 8. 1. Asas Kontrak Sebagai Hukum yang Mengatur Hukum mengatur adalah peraturan2 hukum yg berlaku bagi subjek hukum, misalnya para pihak dalam suatu kontrak. Akan tetapi, ketentuan hukum seperti ini tidak mutlak berlakunya karena jika para pihak mengatur sebaliknya, maka yg berlaku adalah apa yg diatur oleh para pihak tersebut.
  • 9. 2. Asas Kebebasan Berkontrak Asas ini memperbolehkan setiap masyarakat untuk membuat perjanjian yang berisi apa pun asalkan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan undang-undang. Hukum perjanjian memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja bahkan diperbolehkan untuk membuat ketentuan-ketentuan sendiri yang menyimpang dari pasal-pasal hukum perjanjian dalam Buku III KUHPerdata .
  • 10. 3. Asas Pacta Sunt Servanda 3. Asas Pacta Sunt Servanda Asas pacta sunt servanda dipatuhi sebagai sebuah prinsip yang menetapkan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya . Dengan kata lain, asas ini melandasi pernyataan bahwa sebuah perjanjian akan mengakibatkan suatu kewajiban hukum sehingga para pihak terikat untuk melaksanakan perjanjian tersebut . Perjanjian dibuat sendiri oleh para pihak dan mereka juga yang menentukan isinya serta cara pelaksanaannya.
  • 11. 4. Asas Konsensual Perjanjian terbentuk karena adanya perjumpaan kehendak (consensus) dari para pihak. Perjanjian pada dasarnya dapat dibuat secara bebas tidak terikat bentuk tertentu dan perjanjian itu telah lahir pada detik tercapainya kata sepakat dari para pihak. Dengan kata lain, perjanjian itu telah sah apabila sudah sepakat mengenai hal-hal yang pokok dan tidaklah diharuskan adanya suatu formalitas tertentu.
  • 12. Terdapat pengecualian dalam asas kosensualisme, yakni bahwa dalam perjanjian tertentu, oleh undang-undang ditetapkan adanya formalitas-formalitas tertentu. Pengecualian tersebut seperti perjanjiaan penghibahan benda tidak bergerak (tanah) yang harus dilakukan dengan akta notaris. Jadi, perjanjian tersebut harus dalam bentuk tertulis. Apabila perjanjian semacam ini tidak dilakukan dengan akta notaris maka perjanjian tersebut batal.
  • 13. 5. Asas Obligatoir • Adalah suatu asas yang menentukan bahwa jika suatu kontrak telah dibuat, maka para pihak telah terikat, tetapi keterikatannya itu hanya sebatas timbulnya hak dan kewajiban saja.
  • 14. Syarat Sah Kontrak Kitab Undang-Undang Hukum Perdata di dalam Pasal 1320 telah menetapkan syarat sahnya suatu perjanjian, yaitu . 1) sepakat mereka yang mengikatkan diri (kata sepakat) ; 2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan (kecakapan) 3) Hal tertentu 4) Sebab yang halal
  • 15. 1) Sepakat • KUHPerdata tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan sepakat. Untuk memperoleh penjelasan mengenai hal tersebut, Subekti menguraikan bahwa kedua pihak yang mengadakan perjanjian harus sepakat, setuju, atau seia sekata mengenai hal-hal yang pokok dalam perjanjian yang dibuat . Apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu juga dikehendaki oleh pihak yang lain . Mereka menghendaki sesuatu yang secara timbal balik, misalnya penjual menginginkan sejumlah uang dan pembeli menginginkan sebuah barang dari penjual . Untuk mewujudkan suatu kesepakatan, tidak cukup bahwa keinginan atau keputusan sudah diambil oleh para pihak. Kehendak dan keputusan harus disampaikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain secara timbal balik .
  • 16. 2. Kecakapan Pada prinsipnya, setiap orang dianggap cakap atau mampu untuk membuat perjanjian, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Prinsip ini bersumber dari Pasal 1329 KUHPerdata yang berbunyi “Setiap orang adalah cakap untuk membuat perikatan-perikatan, terkecuali ia oleh undang-undang dinyatakan tidak cakap.” Golongan orang yang oleh undang-undang dianggap tidak cakap untuk membuat perjanjian adalah 1) orang yang belum dewasa atau anak dibawah umur (minderjarig) ; 2) orang yang ditempatkan dibawah pengampunan (curatele) , Golongan orang yang disebutkan diatas tidak dapat membuat perjanjian secara mandiri, kecuali jika melalui perwakilan, yaitu orang tua atau wali atau orang dewasa lain yang berhak mewakilinya .
  • 17. 3. Hal Tertentu • Yang dimaksud hal tertentu dalam Pasal 1320 KUHPerdata adalah apa yang menjadi kewajiban dari debitur dan apa yang menjadi hak dari kreditur atau sebaliknya. Hal tertentu sebagai objek perjanjian dapat diartikan sebagai keseluruhan hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian. Suatu kewajiban dalam perjanjian dinamakan prestasi bagi debitur, sedangkan bagi kreditur hal tersebut merupakan hak .
  • 18. 4. Sebab yang Halal Sebab yang dimaksud isi perjanjian itu sendiri atau tujuan dari para pihak mengadakan perjanjian, yaitu mempunyai dasar yang sah dan patut atau pantas. Hal ini adalah bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan . Terpenuhi atau tidaknya syarat sebab yang halal, semata-mata ditentukan oleh isi atau objek perjanjian . Dengan demikian, syarat kesepakatan ini disebut juga dengan syarat objektif .