materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
1. PERKEMBANGAN PERTANIAN
1. Pertanian Tradisional / Lokal
Pertanian asli lokal , berbasis ekologi lokal ,
KEANEKARAGAMAN HAYATI, belum memanfaatkan
tehnologi modern, subsisten, mencukupi kebutuhan
sendiri
2. PERTANIAN KONVENSIONAL. Pertanian Revolusi
Hijau, Pertanian industri
Pertanian padat tehnologi,padat modal, efisien,
tanaman seragam, skala luas, orientasi peningkatan
produksi dan keuntungan
3. Pertanian BERKELANJUTAN
Pertanian layak ekonomi, sosial, budaya, lingkungan,
kesehatan, HAM, terpadu/holistik
2. PERTANIAN TRADISIONAL
o Pertanian tradisional merupakan bentuk asli pertanian,
hasil koevolusi sistem sosial budaya lokal dan
lingkungan , yang memperlihatkan ekspresi rasional
ekologi melalui pemanfaatan intensif kearifan lokal dan
sumber daya alam setempat , termasuk pengelolaan
keaneka-ragaman hayati pertanian dlm bentuk sistem
pertanian yang beragam tanpa akses pada input
eksternal, modal dan pengetahuan ilmiah-modern.
3. REVOLUSI HIJAU
o Istilah digunakan sejak 1968 oleh William Gaud Direktur
USAID . Aplikasi ilmu dan tehnologi pertanian modern
dlm bentuk kombinasi varietas unggul, pengairan,
pemupukan dan pestisida kimia .Paket tehnologi tsb.
dianggap sebagai revolusi terhadap pertanian tradisional
karena produksi pangan meningkat 2 x (1960-1985)
o Sampai saat ini tehnologi tsb. umum diandalkan dan
dikembangkan oleh pemerintah,ilmuwan dan petani
shingga disebut Tehnologi konvensional
4. MASALAH KETAHANAN PANGAN
Sumber masalah produksi dan persediaan pangan
nasional tidak mencukupi kebutuhan seluruh penduduk.
Sebabnya produksi pangan/beras kurang daripada
kebutuhan nasional. Sebabnya produktivitas padi per ha
sawah rendah, sebab petani masih menggunakan
teknologi tradisonal dan infrastruktur pertanian
khususnya jaringan irigasi dan jalan kurang mendukung
peningkatan produksi pangan. Sementara itu
pertumbuhan penduduk terus meningkat yang di
pedesaan mempengaruhi kepemilikan lahan persawahan
yang semakin sempit dan peningkatan jumlah petani
tuna lahan. Kunci utama program swa sembada pangan
adalah bagaimana meningkatkan produksi pangan
sehingga dapat melebihi kebutuhan pangan penduduk
baik di pedesaan maupun perkotaan.
5. KEBIJAKAN PEMERINTAH MENYELESAIKAN MASALAH
KETAHANAN PANGAN
1. Intensifikasi – meningkatkan produktivitas
pangan/padi per unit lahan sawah. Teknologi Revolusi
Hijau
2. Ekstensifikasi – meluaskan areal perswahan dengan
membuka lahan sawah baru.
3. Rehabilitasi – memperbaiki lahan sawah yang rusak
4. Perbaikan sarana pengairan ( waduk, sistem irigasi )
dan jalan
5. Penyediaan kredit pembelian sarana produksi bagi
petani
6. Penetapan harga dasar beras, peningkatan peran
BULOG
7. Transfer tehnologi dan rekayasa sosial melalui sistem
penyuluhan nasional yang instruktif dan birokratif.
6. Tehnologi PANCA USAHA
Pangan
1. Penggunaan Varietas tanaman unggul, produksi tinggi
2.Pengolahan Tanah Intensif
3.Pemupukan dengan Pupuk buatan ( N,P,K ) dosis tinggi
4.Pengairan Teratur dan mencukupi.
5.Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi dengan
pestisida kimia secara intensif, berjadwal, dosis /
konsentrasi tinggi, berlebihan
Penerapan Panca Usaha harus dilakukan oleh semua petani
yang ikut dalam Program Intensifikasi Pangan ( BIMAS,
INMAS, INSUS, SUPRA INSUS, GEMA PALAGUNG,
REVITALISASI PERTANIAN,dll ).Tanaman padi ditanam
seragam dalam areal luas
7. HASIL
PERTANIAN KONVENSIONAL
1. Produksi pangan meningkat , sebagian masalah kurang
pangan terselesaikan, target jangka pendek tercapai
sementara. SSB Indonesia terjadi pada tahun 1984 dan 2004.
kita tetp impor beras setiap tahun terbesar pada 1999
hampir 5 juta ton beras .
2. Efisiensi produksi bisa ditingkatkan
3. Pertumbuhan ekonomi di pedesaan meningkat
4. Teknologi dan inovasi baru dapat dikembangkan peneliti dan
diterapkan secara luas melalui program BIMAS.
5. Pada tahap permulaan keuntungan usaha dapat diperoleh
tetapi kemudian menurun, tidak berkelanjutan. Masalah
kesenjangan sosial di pedesaan meningkat.
6. Masalah2 lingkungan seperti penurunan kesuburan dan
kualitas tanah, pencemaran lingkungan, keamanan pangan,
keanekaragaman hayati
8. KELEMAHAN UTAMA
PERTANIAN KONVENSIONAL
o Dampak ekologi, ekonomi, sosial, budaya dan
kesehatan masyarakat
o Peningkatan pengurasan dan eksploitasi sumberdaya
alam secara besar-besaran
o Penurunan daya dukung lingkungan pertanian dalam
menyangga kegiatan-kegiatan pertanian selanjutnya.
9. DAMPAK NEGATIF
PERTANIAN KONVENSIONAL (1)
TANAH
o Peningkatan erosi permukaan , banjir, tanah longsor
o Penurunan kesuburan tanah
o Kehilangan biota dan bahan organik tanah,
o Salinasi air tanah dan irigasi, sedimentasi tanah ,
o Peningkatan pencemaran air dan tanah akibat pupuk
kimia , pestisida, limbah domestik,
SUNGAI &PERAIRAN
o Eutrifikasi badan air, peningkatan populasi gulma air
KUALITAS LINGUNGAN
o Peningkatan residu pestisida dan bahan bahan
berbahaya lain di lingkungan dan makanan
o Menyumbang pemansan global dan perubahan iklim
10. DAMPAK negatif
PERTANIAN KONVENSIONAL (2)
LINGKUNGAN DAN BUDAYA LOKAL
o Keanekaragaman hayati merosot ,
o kearifan tradisional dan budidaya tanaman lokal
merosot,
PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS
o Produksi dan kualitas produksi menurun
o Produk pertanian ditolak pasar nasional dan global
SOSIAL EKONOMI PEDESAAN
o Penurunan lapangan kerja, peningkatan pengangguran
kesenjangan sosial
o jumlah petani gurem MENINGKAT
o kemiskinan dan malnutrisi di pedesaan
o Ketergantungan petani pada pemerintah dan perusahaan
/ industri agrokimia, tengkulak .
o Petani tidak mandiri dlm mengambil keputusan
11. AKAR MASALAH PERTANIAN KONVENSIONAL
o PERTANIAN TIDAK BERKELANJUTAN
o PERTANIAN BOROS ENERGI TAK TERBARUKAN
o PERTANIAN MERUSAK LINGKUNGAN
o PERTANIAN TIDAK MEMANUSIAKAN MANUSIA , Tidak
memandirikan petani,
o PERTANIAN TIDAK MENGHARGAI KEARIFAN DAN
BUDAYA LOKAL
12. DEFINISI
PERTANIAN BERKELANJUTAN
o Pertanian Berkelanjutan adalah
setiap prinsip, metode, praktek, dan falsafah yang
bertujuan agar pertanian layak ekonomi, secara ekologi
dapat dipertanggungjawabkan, secara sosial diterima,
berkeadilan, dan secara budaya sesuai dengan keadaan
setempat, serta dilaksanakan berdasarkan pendekatan
holistik ( FAO, 1990 )
14. Prinsip Pertanian
Berkelanjutan
• Mengkonservasi dan memperbaiki kualitas kimia, fisika dan
biologi tanah
• Melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan
kesuburan tanah dan kemurnian air,
• Mendaur ulang sumber daya alam serta mengkonservasikan
energi.
• Mengkonservasi dan memanfaatkan keanekaragaman hayati
• Menghasilkan beranekaragam jenis makanan, serat dan obat-
obatan dengan kualitas tinggi.
• Memandirikan masyarakat tani lokal,nasional, regional dan
global
15. TUJUAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN (1)
o Meningkatkan produksi pertanian dan menjamin
keamanan pangan dalam negeri.
o Menghasilkan pangan yang terbeli,kualitas nutrisi tinggi
dan meminimalkan kandungan bahan-bahan kimia dan
bakteri yang membahayakan dalam makanan..
o Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah, tidak
meningkatkan erosi, dan meminimalkan
ketergantungan pada sumberdaya alam yang tidak
terbarukan
o Mendukung kehidupan masyarakat pedesaan yang
berkeadilan, meningkatkan kesempatan kerja di
berbagai sektor, serta menyediakan kehidupan
masyarakat yang lebih bermutu dan sejahtera.
16. TUJUAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN (2)
o Tidak membahayakan kesehatan masyarakat pedesaan
dan konsumen produk-produk pertanian
o Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan
hidup di lahan pertanian dan pedesaan
o Melestarikan sumberdaya alam dan keanekaragaman
hayati.
o Memberdayakan dan memandirikan petani dalam
mengelola lahan dan usaha taninya.. Petani berdaulat
tidak tergantung pada pihak lain termasuk pemerintah,
pengusaha dan peneliti / akademisi.
o Memanfaatkan dan melestarikan sumber daya lokal dan
kearifan tradisional .
17. PENGELOMPOKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI
TINGKAT GLOBAL
1. Pertanian Alternatif
2. Pertanian Regeneratif
3. Pertanian Ekologi
4. Pertanian Organik
5. Pertanian Biodinamik
6. Pertanian Biointensif
7. Pertanian Konservasi
8. Integrated Farming
System
9. Low Input /Low External
Input Agriculture
10. Natural Farming
11. Nature Farming
12. Integrated Pest
Management
13. Integrated Crop
Management
14. Permaculture
15. Precision Agriculture
16. Pertanian Holistik
17. Kyusei Nature Farming
18. Local Community Food
System
19. Agricultural Biodiversity
20. Policulture
21. Biotehnologi Pertanian
18. KENDALA / HAMBATAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
1. Kendala KEBIJAKAN PEMERINTAH ( Nasional dan
Daerah ). Pemerintah mementingkan capaian sasaran
produksi jangka pendek dan PAD..
2. Kendala Kebijakan PENELITIAN yang masih berorientasi
teknologi jangka pendek. Egosektor, egodisiplin ilmu,
belum holistik
3. Kendala PENERAPAN TEKNOLOGI karena kualitas SDM
rendah.
4. Kendala INSENTIF EKONOMI yang kurang tepat
5. Kendala KEMITRAAN antar stakeholders
6. Kendala KERJASAMA GLOBAL
7. Tragedy of the commons , perilaku materialistis,
individualis dan serakah SDA
19. PERTANIAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA
untuk Petani Kecil-padi
1. Pengelolaan / Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan
Sekolah Lapangan PHT ( SLPHT ) Di tingkat dunia SLPHT
dikenal sebagai FFS-IPM Farmers Field School-Integrated
Pest Management.
2. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) atau Integrated Crop
Management
3. Sistem Pertanian Terpadu ( Integrated Farming System )
4. Pertanian Organik – Organic Farming
5. Low External Input Sustainable Agriculture ( LEISA ) –
Jaringan LSM Lingkungan
6. Sistem of Rice Intensification ( SRI ) – Ikatan Petani PHT
Indonesia.
7. Petani membuat sendiri pupuk dan pestisida organik seperti
EM4- Bokashi dan pestisida hayati.
20. FASILITASI PEMERINTAH UNTUK PERTANIAN
BERKELANJUTAN YANG DILAKSANAKAN PETANI DAN
KELOMPOK TANI
1. Mendorong petani melanjutkan praktek pertanian
berkelanjutan dengan menyediakan fasilitas pelatihan,
akses pada teknologi baru untuk peningkatan kualitas
petani dan tehnologi khas lokasi on farm dan off farm.
2. Fasilitas perlindungan terhadap hak cipta petani,
pemasaran produk, sistem sertifikasi dan labelisasi,
sistem subsidi dan kredit yang tepat.
3. Penguatan kelembagaan kelompok tani ( Gapoktan )
dan jejaring kelompok tani.
21. Hasil Penerapan Pertanian
Berkelanjutan di Amerika Serikat
1. Petani yang menerapkan sistem pertanian
berkelanjutan umumnya memperoleh manfaat
ekonomi dan lingkungan yang nyata.
2. Secara keseluruhan kebijakan pemerintah federal masih
belum mendukung praktek dan sistem pertanian
3. Penelitian tentang interaksi dan hubungan fungsional
antar berbagai komponen ( biotik dan abiotik )
ekosistem sebagai pengetahuan dasar penerapan
pertanian berkelanjutan sangat kurang.
4. Petani yang sudah mengembangkan pertanian
berkelanjutan mamapu berinovasi dalam menemukan
teknologi khas lokal.
22. KEBIJAKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
DI USA ( US FARM BILL )
o Memenuhi kebutuhan pangan dan serat
o Meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya
alam yang merupakan modal utama keberlangsungan
ekonomi pertanian
o Pemakaian paling efisien sumber daya alam yang tak
terbarukan dan sumber daya on farm , dan bila
mungkin memadukan secara tepat dengan siklus biologi
dan pengendalian secara alami
o Menjaga keberlanjutan viabilitas ekonomi dari kegiatan
pertanian
o Peningkatan kualitas hidup petani dan masyarakat
secara menyeluruh
23. PENYESUAIAN KEBIJAKAN NENUJU
PERTANIAN BERKELANJUTAN
o Memulai proses penyesuaian kebijakan makroekonomi
dan peninjauan kembali kebijakan pertanian menuju
pada perencanaan dan program SARD pada tingkat lokal
dan nasional, pembentukan mekanisme yang tepat yang
dapat mengaitkan kepentingan pemerintah dan
organisasi non pemerintah, pemilihan piranti dan
instrumen untuk analisis dan implementasi kebijakan,
termasuk pengembangan pangkalan data ( data base )
dan sistem monitoring.
o Menjamin perencanaan terpadu, pengelolaan
sumberdaya berbasis komunitas dan invesmen-
invesmen terkait dengan bidang-bidang kunci, yaitu
pengelolaan tanah, air dan keanekaragaman hayati.
24. PENYESUAIAN MENUJU PERTANIAN
BERKELANJUTAN ( lanjutan )
o Menyediakan pelayanan yang mendukung dan pelatihan guna
menjamin penggunaan yang paling baik sumberdaya alam,
khususnya untuk pengembangan dan pengelolaan
sumberdaya energi yang terbarukan
o Mengembangkan kriteria, indikator dan metode yang akan
digunakan untuk penilaian dan memonitor keberlanjutan
pertanian dan perbaikan tehnologi . Perlu segera dimulai
suatu sistem neraca lingkungan dan sumberdaya alam yang
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. .
25. PROGRAM PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN
PEMBANGUNAN PEDESAAN MENURUT AGENDA 21 (1)
1. Peninjauan kembali kebijakan pertanian, perencanaan
dan program terpadu dilandasi oleh aspek multifungsi
pertanian, kususnya berkaitan dengan ketahanan
pangan dan pembangunan berkelanjutan
2. Menjamin partisipasi penduduk dan meningkatkan
pengembangan sumberdaya manusia untuk pertanian
berkelanjutan
3. Memperbaiki produksi lahan dan sistem usaha tani
melalui diversifikasi peluang kerja diluar lahan atau non
pertanian dan pembangunan infrastruktur
4. Perencanaan informasi sumberdaya lahan dan
pendidikan pertanian
26. PROGRAM PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN
PEMBANGUNAN PEDESAAN MENURUT AGENDA 21
( lanjutan )
5. Perencanaan informasi sumberdaya lahan dan pendidikan
pertanian
6. Konservasi dan rehabilitasi lahan
7. Air untuk produksi pangan berkelanjutan dan pembangunan
pedesaan yang berkelanjutan
8. Konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya
genetik tanaman untuk pangan dan pertanian berkelanjutan
9. Konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya
genetik binatang untuk pertanian berkelanjutan
10. Pengelolaan hama secara terpadu dan pengendalian hama di
pertanian
11. Nutrisi Tanaman secara berkelanjutan guna peningkatan
produksi
12. Transisi energi pedesaan untuk peningkatan produktivitas
13. Evaluasi pengaruh radiasi ultraviolet pada tanaman dan
binatang akibat penipisan lapisan ozon di stratosfir
27. FAKTOR2 PENDORONG KONVERSI
1. Harga energi semakin mahal
2. Margin keuntungan usaha tani konvensional semakin
menurun
3. Prospek pengembangan pertanian alternatif semakin
menguntungkan
4. Peningkatan kesadaran lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Dorongan Konsumen
5. Pasar produk pertanian semakin terbuka dan
kompetetif
28. LANGKAH PROSES TRANSISI DAN KONVERSI
1. Penyamaan persepsi
2. Gambaran/skenario masa depan tanpa konversi
3. Penelitian dan Pengembangan Mendukung kegiatan
konversi
4. Inovasi pertanian alternatif yang menjamin
keberlanjutan
5. Perubahan sistem pengelolaan agroekosistem
6. Implementasi kelembagaan
29. PENERAPAN PERTANAN BERKELANJUTAN
1. Pemilihan tempat, spesies atau varietas yang sesuai
2. Pemanfaatan diversitas ekosistem
3. Pengendalian Hama Terpadu
4. Pengolahan Tanah Konservasi
5. Penggunaan Input Produksi efisien
6. Perubahan perilaku, gaya hidup dan pola konsumsi
30. PERTANIAN BERKELANJUTAN
DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN (1)
1. Perusahaan perkebunan dengan areal luas cenderung
masih mempertahankan teknologi pertanian
konvensional yang boros energi , berdampak negatif
bagi lingkungan sejak tahap persiapan lahan sampai
pemasaran hasil. Sasaran ekonomi lebih diutamakan
daripada sasaran pertanian berkelanjutan lainnya.
2. Selama pemerintah dan konsumen belum menuntut
persyaratan produk yang lain, praktek tersebut masih
“aman” dilanjutkan.
3. Untuk produk perkebunan yang berorientasi ekspor
mulai dirasakan perubahan sikap konsumen terhadap
mutu, keamanan bagi kesehatan dan lingkungan.
31. PERTANIAN BERKELANJUTAN
DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN (2)
1. Perusuhaan harus dapat membuktikan bahwa produk yang
dihasilkan berwawasan lingkungan, aman bagi kesehatan dan
secara sosial budaya lokal dapat diterima.
2. Perusahaan secara individual atau asosiasi dengan fasilitasi
oleh pemerintah perlu mengembangkan secara partisipatif
suatu sistem sertifikasi produkperkebunan lengkap dengan
GAP,s ( Good Agriculture Practices ), GMP ( Good
Manufacturing Practices ) serta SOP’s ( Standard Operating
Procedures ).
3. Dengan label produk HIJAU peluang ekspor semakin
meningkat karena dapat lebih memenuhi perysratan
konsumen global.
4. Untuk penyusunan GAP,GMP dan SOP memerlukan kerjasama
semua pihak termasuk ilmuwan dan masyarakat serta
kebijakan pengelola perkebunan yang kuat dan konsisten.
32. Tahapan Proses Konversi
1. Aras 1- Peningkatan efisiensi penggunaan masukan
produksi
2. Aras 2- Substisusi praktek konvensional dng praktek
alternatif yang lebih baik
3. Aras 3 – Perancangan kembali ekosistem pertanian
4. Aras 4 – Hubungan langsung antara pihak produsen
dan konsumen
33. MONITORING PROSES KONVERSI
o Proses konversi perlu diikuti, dimonitor dan dievaluasi
apakah sudah terjadi perubahan yang mantap dan
berkelanjutan
o Diperlukan banyak indikator menyangkut aspek
teknologi, ekonomi, sosial, budaya dan kelembagaan
o Indikator Proses dan Indikator Struktur