Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang sistem saraf manusia meliputi:
1) Struktur dan fungsi sel saraf
2) Mekanisme penghantaran impuls saraf melalui membran plasma dan sinapsis
3) Jenis-jenis neuron yaitu sensorik, motorik, dan interneuron
1. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 1
Bahan Ajar_Sistem Saraf
BAHAN AJAR
A. Kompetensi Inti
KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : 3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem,
dan lingkungan hidup.
1.1.1 Menunjukkan kekaguman
terhadap keteraturan dan
kompleksitas system regulasi
pada manusia
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti,tekun, jujur
terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam
observasi dan eksperimen,berani dan
santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi,
peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam dalam
2.1.1 Menerapkan perilaku ilmiah:
teliti, jujur, kerja sama dan
disiplin.
2.1.2 Menerapkan keterampilan sosial
dalam bekerjasama dalam
kelompok.
2. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 2
Bahan Ajar_Sistem Saraf
setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam
kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium
3.10 Menganalisis hubungan antara
struktur jaringan penyusun organ
pada sistem koordinasi dan
mengaitkannya dengan proses
koordinasi sehingga dapat
menjelaskan peran saraf dan hormon
dalam mekanisme koordinasi dan
regulasi serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem
koordinasi manusia melalui studi
literatur, pengamatan, percobaan,
dan simulasi.
3.10.1 Menunjukkan bagian sel saraf
pada manusia.
3.10.2 Mengidentifikasistruktur, fungsi
sistem saraf pada manusia
3.10.3 Menjelaskan mekanisme
penghantar impuls saraf.
3.10.4 Menjelaskan mekanisme
terjadinya gerak dan gerak
refleks.
3.10.5 Menjelaskan susunan sistem
saraf pada manusia.
3.10.6 Menganalisis gangguan yang
terjadi pada sistem saraf.
C. Tujuan Pembelajaran
PERTEMUAN I
1. Setelah mengamati gambar dengan teliti, Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian sel saraf
pada manusia dengan tepat.
2. Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan jujur dan disipli, Siswa mampu menjelaskan
struktur dan fungsi sel saraf pada manusia dengan tepat.
3. Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan jujur dan disiplin, Siswa mampu menjelaskan
mekanisme penghantaran impuls saraf.
4. Seteglah melakukan kegiatan diskusi dengan jujur dan disiplin, Siswa mampu memberikan
contoh gerak refleks dan gerak biasa dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
PERTEMUAN II
1. Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan jujur dan teliti, Siswa mampu menjelaskan
susunan sistem saraf dengan tepat.
2. Setelah melakukan kegiatan diskusi dengan jujur dan teliti , Siswa mampu membedakan
saraf parasimpatik dan simpatik.
3. Siswa mampu menganalisis gangguan/kelainan pada sistem saraf.
Sistem Saraf Manusia
Rangsangan (stimulus) diartikan sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada
tubuh atau bagian tubuh tertentu. Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsangan tersebut
dinamakan indra (reseptor). Adanya reseptor, memungkinkan rangsangan dihantarkan menuju
sistem saraf pusat. Di dalam saraf pusat, rangsangan akan diolah untuk dikirim kembali menuju
efektor, seperti otot dan tulang oleh suatu sel saraf sehingga terjadi tanggapan (respons).Sementara
3. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 3
Bahan Ajar_Sistem Saraf
itu, rangsangan yang menuju tubuh dapat berasal dari bau, rasa (seperti pahit, manis, asam, dan
asin), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan, dan gaya berat. Rangsangan semacam ini akan diterima oleh
indra penerima yang disebut reseptor luar (eksteroseptor).Sedangkan rangsangan yang berasal dari
dalam tubuh misalnya rasa lapar, kenyang, nyeri, maupun kelelahan akan diterima oleh indra yang
dinamakan reseptor dalam (interoseptor). Tentu semua rangsangan ini dapat kita rasakan karena
pada tubuh kita terdapat sel-sel reseptor.
1. Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron).
Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit). Lihat Gambar di bawah ini.
Badan sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula
sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran sel,
nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki
struktur berkelompok yang disebut badan Nissl. Pada badan sel terdapat bagian yang berupa
serabut de ngan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang
bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah
menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. impuls tersebut dibawa menuju ke badan
sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak
bercabang. Namanya adalah akson atau neurit. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari
badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa
mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Supaya informasi atau impuls
yang dibawa tidak bocor (sebagai isolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau.
Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan.
Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara
itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlin dungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut
nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
4. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 4
Bahan Ajar_Sistem Saraf
Berdasarkan struktur dan fungsinya, neuron dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu neuron
sensorik, neuron motorik, dan interneuron. Cermati Gambar dibawah ini.
Neuron sensorik merupakan neuron yang memiliki badan sel bergerombol membentuk
simpul saraf atau ganglion (jamak = ganglia). Dendritnya berhubungan dengan neurit neuron lain,
sedangkan neuritnya berkaitan dengan dendrit neuron lain. Fungsi neuron
sensorik yakni meneruskan impuls (rangsangan) dari reseptor menuju sistem saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang). Oleh karena itu, neuron sensorikdisebut pula neuron indra.
Sementara itu, neuron motorik merupakan neuron yang berperan meneruskan impuls dari sistem
saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Karena perannya ini, neuron
motorik disebut pula neuron penggerak. Dendrit neuron motorik berhubungan
dengan neurit neuron lain, adapun neuritnya berkaitan dengan efektor (otot dan kelenjar). Antara
neuron sensorik dan neuron motorik dihubungkan oleh interneuron atau neuron ajustor dengan
letak yang berada pada otak dan sumsum tulang belakang. Interneuron merupakan neuron yang
membawa impuls dari sensorik atau interneuron lain. Karena itu, interneuron disebut pula neuron
konektor.
2. Mekanisme Penghantaran Impuls Saraf
Seperti halnya jaringan komputer, sistem saraf mengirimkan sinyal-sinyal listrik yang sangat
kecil dan bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang
lain. Sinyal listrik tersebut dinamakan impuls (rangsangan). Ada dua cara yang dilakukan neuron
sensorik untuk menghantarkan impuls tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma
dan sinapsis.
a. Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya semipermeabel.
Membran plasma neuron tersebut berfungsi melindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya.
Hanya ionion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasma
5. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 5
Bahan Ajar_Sistem Saraf
menuju membran plasma neuron lain.
Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma di dalam
membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar membran bermuatan positif.
Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan ini
terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion
natrium (Na+) di luar membran plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan
konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya lebih besar daripada
di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap
ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi
ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini
dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.
Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membran plasma. Fase ini
dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan
depolarisasi akan menimbulkan arus listrik.
Nah, kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga
menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar sepanjang akson. Setelah
impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan meng alami fase istirahat kembali dan
tidak ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori
atau undershoot.
b. Penghantaran Impuls Saraf melalui Sinapsis
Selain melalui membran plasma, impuls juga dihantarkan melalui sinapsis. Sinapsis
merupakan persambungan unik yang mengendalikan komunikasi antar satu neuron dengan sel-sel
lain. Sinapsis dapat ditemukan antara dua neuron, antara reseptor sensorik dan neuron
6. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 6
Bahan Ajar_Sistem Saraf
sensoris, antara neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya. Selain itu, sinapsis dapat ditemukan
antara neuron dengan sel kelenjar.
1) Struktur Sinapsis
Pada setiap neuron, terminal aksonnya membengkak membentuk suatu tonjolan kecil yang
disebut tombol sinapsis. Permukaan membran tombol sinapsis ini dinamakan membran
prasinapsis yang menghantarkan impuls dari terminal sinapsis menuju dendrit atau badan sel
berikutnya. Impuls tersebut akan diterima oleh permukaan membran dendrit atau badan sel yang
dituju. Membran yang demikian dinamakan membran
pascasinapsis. Di antara kedua membran ini dipisahkan oleh suatu celah yang disebut celah
sinapsis.
Di dalam tombol sinapsis terdapat suatu zat kimia yang dapat menghantarkan impuls ke
neuron berikutnya. Zat yang demikian dinamakan neurotransmiter. Saat menghantarkan
implus, dalam sitoplasma neurotransmiter dibawa oleh banyak kantung dalam sitoplasma, yang
disebut vesikula sinapsis. Ada berbagai macam jenis neurotransmiter, contohnya asetilkolin,
dopamine, noradrenalin, dan serotonin. Asetilkolin berada pada seluruh sistem saraf; sementara
noradrenalin berada pada sistem saraf simpatik; sementara dopamine dan serotonin terdapat pada
otak. Asetilkolin dan noradrenalin merupakan salah dua neurotransmiter utama yang terdapat pada
mammalia.
2) Mekanisme Kerja Sinapsis
Apabila impuls sampai pada tombol sinapsis, segera neuron mengirimkan neurotransmiter.
Selanjutnya, neurotransmiter dibawa oleh vesikula sinapsis menuju membran prasinapsis.
Kedatangan impuls tersebut membuat permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion Ca2+
meningkat (terjadi depolarisasi). Sehingga, ion Ca2+ masuk dan merangsang vesikula sinapsis
untuk menyatu dengan membran prasinapsis. Bersama kejadian tersebut, neurotransmiter
dilepaskan ke dalam celah sinapsis melalui eksositosis. Dari celah sinapsis, neurotransmiter ini
berdifusi menuju membran pascasinapsis.
Setelah impuls dikirim, membran pascasinapsis akan mengeluarkan enzim untuk
menghidrolisis neurotransmiter. Enzim tersebut misalnya senzim asetilkolineterase yang
menghidrolisis asetilkolin menjadi kolin dan asam etanoat. Oleh vesikula sinapsis, hasil hidrolisis
(kolin dan asam etanoat) akan disimpan sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan kembali.
7. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 7
Bahan Ajar_Sistem Saraf
3. Mekanisme Terjadinya Gerak Refleks
Suatu waktu tanpa disengaja kita dapat melakukan gerak yang tidak disadari. Gerak yang
demikian dinamakan gerak refleks.
Bersin, batuk, menguap, menggaruk bila gatal, kaget merupakan suatu aksi yang disebut refl
eks. Kita melakukan kegiatan tersebut tanpa melalui proses pada otok terlebih dahulu. Refl eks
merupakan cara tubuh kita untuk menjaga dan melindungi diri dengan cepat dan aman. Gerak ini
terjadi pada bagian tubuh yang terlibat, sehingga bagian tubuh tersebut bergerak secara otomatis.
Perhatikan Gambar 9.7.
Refl eks sentakan lutut misalnya, merupakan respons sederhana. Satu ketukan pada lutut
akan menyebabkan tarikan pada tendon yang berkaitan dengan otot paha (otot kuadrisep).
Akibatnya, kaki bagian bawah ikut tertarik. Reseptor regangan yang merupakan reseptor sensorik
menerima tarikan itu. Kemudian, reseptor sensorik mengirimkan informasi ke sinapsis dengan
neuron motorik pada sumsum tulang belakang. Selanjutnya, neuron motorik mengirimkan
impuls/sinyal menuju otot kuadrisep untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan kaki bagian
bawah tersentak ke arah depan.
Sebenarnya, sentakan lutut hanya melibatkan dua neuron, yakni neuron sensorik dan neuron
motorik. Namun, neuron sensorik pada kuadrisep berkomunikasi pula dengan interneuron pada
sumsum tulang belakang. Interneuron ini menghambat neuron motorik yang
mengirimkan sinyal ke otot fl eksor (otot kaki yang berbeda), sehingga otot tersebut tidak
berkontraksi. Secara sederhana, mekanisme penghantaran sinyal/impuls pada gerak refleks dapat
kalian lihat pada skema berikut.
8. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 8
Bahan Ajar_Sistem Saraf
4. Susunan Sistem Saraf
Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf
sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
skema berikut:
a. Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah
yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari
otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan
sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut
dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun
atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid dan durameter. Piameter, merupakan lapisan paling
dalam yang banyak mengandung pembuluh darah. Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa
selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang
berisi cairan. Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang
melapisi dan melekat pada tulang.
9. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 9
Bahan Ajar_Sistem Saraf
1) Otak
Otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Pembagian
daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan otak pada fase embrio. Otak pada manusia
dewasa terdiri dari beberapa bagian (lobus). Bagian-bagian dari otak adalah: Otak Besar
a) Otak Besar ( cerebrum )
Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Yaitu Berpikir, berbicara,
melihat, bergerak, mengingat, dan mendengar termasuk kegitan tubuh yang disadari. Otak besar
dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing belahan pada
otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan
tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah
kanan.
b) Otak tengah ( Mesensefalon )
Otak tengah merupakan pebghubung antara otak depan dan otak belakang, bagian otak tengah yang
berkembang adalah lobus optikus yang berfungsi sebagai pusat refleksi pupil mata, pengatur gerak
bola mata, dan refleksi akomodasi mata.
10. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 10
Bahan Ajar_Sistem Saraf
c) Otak kecil ( cerebellum )
Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri
atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil
dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan
varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja
otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. Dan pusat keseimbangan tubuh.
2) Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan
dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang
kedua (canalis centralis vertebrae).
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari
kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang
punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.
Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian luar
berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena
mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-
abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut sayap
ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan sayap
yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik.
Saraf Tepi
11. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 11
Bahan Ajar_Sistem Saraf
b. Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer)
Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke
dan dari sistem saraf pusat. Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua
yaitu : Sistem saraf sadar, Yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara
sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar
dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (kranial) dan sistem saraf tulang belakang
(spinal). Sistem saraf tak sadar. Berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar dibedakan menjadi dua
yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
1) Sistem saraf somatis
Sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar Proses yang dipengaruhi saraf
sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-
bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Misalnya ketika kita mendengar bel rumah berbunyi,
isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan
isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan
pintu. Sistem saraf somatis terdiri atas :
a) Saraf otak (saraf cranial), saraf otak terdapat pada bagian kepala yang keluar dari otak
dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat saraf ini berjumlah 12
pasang.
b) Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), saraf sumsum tulang belakang
berjumlah 31 pasang . Saraf sumsum tulang belakang berfungsi untuk meneruskan
impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot rangka tubuh.
2) Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf
otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya
jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh
darah. Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik
dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang
belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion
pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang
menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf
12. PPGSM3T_Rahajeng Putri Wulansari, S.Pd_BIO_SSP4 Page 12
Bahan Ajar_Sistem Saraf
parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh
tubuh. Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps pada sebuah ganglion
seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan
serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama
tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain: Saraf simpatik
mempercepat denyut jantung, memperlambat proses pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil
diameter pembuluh arteri, memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung
kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung, mempercepat proses
pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil,
mempebesar bronkus dan mengerutkan kantung kemih.
5. Gangguan atau Kelainan yang Terjadi pada Sistem Saraf
Ada beberapa gangguan atau kelainan sistem saraf yang dapat dialami oleh manusia.
Berbagai gangguan itu antara lain:
a. Stroke, merupakan penyakit yang timbul karena pembuluh darah di otak tersumbat atau
pecah sehingga otak menjadi rusak. Penyebab penyumbatan ini ialah adanya penyempitan
pembuluh darah (arteriosklerosis). Selain itu, bisa juga karena penyumbatan oleh suatu emboli. Ciri
yang tampak dari penderita stroke misalnya wajah yang tak simetris.
b. Neuritis, merupakan gangguan sistem saraf yang disebabkan tekanan, pukulan, patah
tulang, dan keracunan/kekurangan vitamin B. Adanya penyakit ini menjadikan penderita sering
kesemutan.
c. Amnesia, merupakan gangguan yang terjadi pada otak karena disebabkan goncangan batin
atau cidera. Ciri gangguan ini yakni hilangnya kemampuan seseorang mengenali dan mengingat
kejadian masa lampau dalam kurun waktu tertentu.
d. Transeksi, merupakan gangguan pada sistem saraf terutama medula spinalis karena jatuh
atau tertembak. Akibat yang timbul yakni penderita akan kehilangan segala rasa (mati rasa).
e. Parkinson, merupakan penyakit yang terjadi karena kekurangan neurotransmiter dopamine
pada dasar ganglion. Secara fisik, penderita ini memiliki ciri tangan gemetaran saat istirahat, gerak
susah, mata sulit berkedip, dan otot kaku sehingga salah satu cirinya adalah langkah kaki menjadi
kaku.
f. Epilepsi, merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya luka, infeksi, tumor, atau
lainnya terutama pada jaringan-jaringan otak, sehingga terjadi letusan-letusan listrik (impuls) pada
neuronneuron di otak.
g. Poliomielitis, ialah penyakit yang menyerang neuron-neuron motorik sistem saraf pusat
terutama otak dan medula spinalis oleh infeksi virus. Penderitanya mengalami berbagai gejala
seperti panas, sakit kepala, kaki duduk, sakit otot, dan kelumpuhan.