2. Pengantar
Manusia menurut seorang filsuf terkemuka bernama Aristoteles, disebut sebagai
Zoon Politicon yang berarti manusia adalah makhluk sosial. Hal ini melahirkan
konsekuensi logis dimana manusia selalu berupaya untuk berorganisasi, dan
bersosialisasi, serta berinteraksi dengan seluruh komponen yang ada dalam
lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhannya dalam konteks sebagai
makhluk sosial. Perbedaan yang terdapat dalam organisasi seringkali menyebabkan
terjadinya ketidak cocokan yang pada akhirnya menimbulkan konflik.
Untuk itu, penting bagi kita untuk mempelajari apa itu konflik? Bagaimana
memanajemen konflik sehingga konflik bisa bedampak postif bagi kemajuan
organisasi.
3. KONFLIK
Pengertian konflik
• Istilah konflik berasal dari kata kerja bahasa Latin configure yang
berarti saling memukul. Dari bahasa Latin diadopsi kedalam bahasa
inggris, conflict yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia,
konflik.
• Defenisi konflik dapat dipahami secara sederhana sebagai proses
pertentangan yang diekspresikan di antara dua belah pihak atau lebih
yang saling tergantung mengenai objek konflik, mengunakan pola
perilaku atau interaksi konflik yang menghasilkan keluaran konflik
(Tjabolo, 2017).
4. Sumber-Sumber Konflik (Tjabolo, 2017)
Sumber Konflik
Tujuan yang Berbeda
Interdependensi Tugas
Keragaman Sistem
Sosial
Deferensi Organisasi
Perlakuan Tidak
Manusiawi
Komunikasi Yang Tidak
Baik
Sistem Imbalan Yang
Tidak Layak
Pribadi Orang
Keterbatasan Sumber
Ambiguitas Yurisdiksi
5. Model Proses Konflik dari Tosi dalam Tjabolo (2017)
Antecedent Conditions
Perceived Conflict
Manifested Conflict
Conflict Resolution or Suppresion
Aftermath
6. • Konflik Personal dan Konflik Interpersonal
Konflik personal adalah konflik seseorang
dengan dirinya sendiri. Sedangkan konflik
Interpersonal adalah pertentangan antara
seseorang dengan orang lain karena
pertentangan kepentingan atau keinginan.
• Konflik Interets
Konflik kepentingan (Interest) adalah situasi
dimana organisasi diduga memiliki
kepentingan pribadi atas setiap penggunaan
wewenang yang dimilikinya.
• Konflik Menurut Bidang Kehidupan
Yaitu konflik ekonomi, konflik politik dan
konflik agama.
• Konflik Destruktif dan Konflik Konstruktif
Konflik konstruktif merupakan konflik yang
prosesnya mengarah kepada mencari solusi
mengenai substansi konflik, sedangkan konflik
destruktif merupakan konflik dimana pihak-
pihak yang terlibat konflik berusaha
mengalahkan lawannya.
• Konflik Realistis dan Konflik Nonrealistis
Coser dalam Folger dan Poole (1984)
mengungkapkan bahwa konflik realistis terjadi
karena perbedaan dan ketidak sepahaman
cara pencapaian tujuan, sedangkan konflik
nonrealistis dipicu oleh kebencian atau
prasangka terhadap lawan konflik.
Jenis-Jenis Konflik (Tjabolo, 2017)
7. Metode Penyelesaian Konflik (Tjabolo, 2017)
1. Mengurangi konflik.
2. Menyelesaikan konflik. Cara dengan metode penyelesaian
konflik yaitu:
• Dominasi (Penekanan)
• Penyelesaian secara integratif
• Kompetisi
• Kompromi
8. MANAJEMEN KONFLIK
Pengertian Manajemen
Menurut Stonner & Freeman (1992) manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan.
Pengertian Manajemen Konflik
Menurut Ross (1993), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang
diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
menghasilkan suatu hasil akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin
atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif,
bermufakat, atau agresif.
9. Strategi Pengelolaan Konflik (Tjabolo, 2017)
• Disiplin
• Pertimbangan pengalaman dalam tahapan
kehidupan
• Komunikasi yang baik
• Mendengarkan secara aktif
10. Tahapan-tahapan dalam mengelola konflik (Simon, 2001)
• Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik
yang keras.
• Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan
melalui persetujuan damai.
• Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari
kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi pihak-
pihak yang terlibat.
• Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha
membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara
kelompok-kelompok yang bermusuhan.
• Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan
politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari
peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.
11. 1. Aspek Positif Konflik:
• Membantu setiap orang untuk saling
memahami tentang perbedaan
pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
• Memberikan saluran baru untuk
komunikasi.
• Menumbuhkan semangat baru pada
staf.
• Memberikan kesempatan untuk
menyalurkan emosi.
• Menghasilkan distribusi sumber
tenaga yang lebih merata dalam
organisasi.
2. Aspek Negatif :
• Penurunan efektivitas
kerja.
• Adanya penolakan.
• Esistensi terhadap
perubahan.
• Apatis.
• Acuh tak acuh.
• Bahkan mungkin
muncul luapan emosi
destruktif, berupa
demonstrasi.
Aspek Positif dan Negatif
Manajemen Konflik (Tjabolo, 2017)
12. Model-Model Manajemen Konflik (Tjabolo, 2017)
• Model Integratif Manajemen Konflik
• Model Stimulasi Konflik Konflik
• Model Pengurangan (Reduce)
• Model Manajemen Konflik Inovatif
13. Proses Manajemen Konflik (Tjabolo, 2017)
a)Perencanaan
• Identifikasi masalah
• Klasifikasi masalah
• Analisis masalah
b)Pelaksanaan
• Penentuan metode/pendekatan
• Penyelesaian masalah melalui manajemen konflik
c)Evaluasi
14. Kriteria Keberhasilan Manajemen Konflik (Tjabolo, 2017)
• organisasi mampu menyesuaikan keadaan dan secara terus-menerus
mengembangkan kemampuan.
• setiap anggota organisasi menyadari perbedaan-perbedaan.
• Pimpinan mampu menentukan strategi manajemen konflik secara tepat
sesuai dengan masalah yang dihadapi.
• Setiap anggota organisasi kritis (critical) terhadap persoalan yang
menganggu aktivitas pencapaian tujuan dan bertanggung jawab terhadap
kemajuan organisasi.
• Pimpinan dan anggota organisasi bersikap positif terhadap peristiwa konflik
• Pendekatan manajemen konflik yang diterapkan berdampak positif dan
fungsional
• Dapat meningkatkan motivasi karyawan serta kinerja karyawan dan secara
keseluruhan dapat meningkatkan produktivitas organisasi.
15. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen
konflik memilki peranan yang penting sebagai mesin pegolah konflik,
dimana konflik yang terjadi dapat diolah menjadi sumber daya yang
dapat meningkatkan nilai tambah bagi organisasi dan pada saat yang
sama dapat memberikan kesempatan pada setiap individu yang terlibat
konflik dalam suatu organisasi untuk dapat saling menguatkan satu
sama lain, sehingga tekanan dan permasalahn yang muncul akan
menjadi pijakan yang kokoh bagi organisasi maupun pihak-pihak yang
berkonflik untuk dapat bekerjasama sehingga konflik dapat diatasi dan
pada akhirnya akan memberikan nilai capaian yang positif bagi
kemajuan organisasi.
16. REFERENSI
Tjabolo, A.S. (2017). Manajemen Konflik Teori dan Aplikasi, edisi 1.
Pustaka Cendekia
Stoner,F.A.J., & Freeman, R. E. (1992) Management 5 ed nd. Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall A Davision of Simon & Schuster, Inc
Simon, F. (2001).Mengelola Konflik: ketrampilan dan Strategi Untuk
Bertindak, Jakarta: The British Council
Ross,H.M. (1993). The Management of Conflict: Interpretations and
Interests In Comparative Perspektive. Yale University Press