Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksianggundiantriana
Berikut adalah laporan praktikum kimia tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. saya berharap laporan tersebut dapat membantu praktikum lain yang akan datang.
Laporan praktikum kimia-faktor yang mempengaruhi laju reaksianggundiantriana
Berikut adalah laporan praktikum kimia tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. saya berharap laporan tersebut dapat membantu praktikum lain yang akan datang.
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan Rahmat
dan karunianya saya masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini,tidak lupa saya
ucapakan kepada dosen pembibing dan teman-teman yang telah memebrikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun,dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara masalah reaksi asam Basa atau yang biasa juga di sebut Reaksi Penetralan,maka
tidak akan terlepas dari titrasi Asam Basa.pelu di phami terlebih dahulu bahwa reaksi asam
Basah atau reaksi penetralan dapat di lakukan dengan titrasi Asam Basa. Adapun titrasi Asam
Basah ini terdiri dari titrasi Asam Kuat,Basa Kuat,titrasi Asam Kuat – Basah Lemah,titrasi Basa
lemah-Asam Kuat,dan titrasi Asam lemah-Basa lemah. Titrasi Asam basah ini di tentukan oleh
titik Ekuivalen (Equivalent Point) dengan mengunakan indicator Asam Basah.
B. Tujuan
Untuk mengetahui molaritas suatu Asam Basah dengan mengunakan metode titrasi Asam
Basah.
Untuk mengetahui banyaknya NaOH yang di butuhkan untuk menetralkan Asam cuka.
3. BAB II
PEMBAHASAN
“Titrasi Asam Basah
Reaksi Asam Basah dapat di gunakan untuk menentukan reaksi Larutan Basa.
Titrasi merupakan suatu metode untuk menetukan kadar suatu zat dengan mengunakan
zat lain yang sudah di ketahui kosentrasinya. Titrasi biasanya di bedakan berdasarkan jenis
reaksi yang terlibat dalam proses titrasi. Sebagai contoh bila melibatkan reaksi Asam Basah
maka di sebut sebagai Titrasi Asam Basa.
Melibatkan Asam maupun Basah sebagai titer titran. Titran di tambahakan titer sedikit
demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara Stoikiometri titran dan titer
tepat habis bereaksi).
Zat yang akan di tentukan keadaannya di sebut sebagai “titran” dan biasanya di letakan
dalam erlemeyer,sedangkan zat yang telah di ketahiu kosentrasinya di sebut sebagai “titer” dan
biasanya di letakan dalam buret baik titer maupun titran bisanya berupa larutan.
Titrasi Asam Basah di sebut juga titrasi adisi Alkalimetri. Kadar atau kosentarasinya
Asam Basah Larutan dapat di tentukan dengan metode volumetrik dengan teknik titrasi Asam
Basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetukan kadar sampel dengan
pengukuran volume larutan yang terlibat yang terlibat reaksi yang berdasarkan kesetaraan
kimia.kesetaraan kimia di tetapkan melalui titik akhir titrasi yang di ketahui dari perubahan
warna indikator dan kadar sampel untuk di tetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan
reaksi.
4. Titrasi Asam Basah merupakan teknik untuk menentukan kosentasi Larutan Asama tau
Basah.reakasi yang terjadi merupakan Reaksi Asam Basah (Netralisasi) larutan yang
kosentrasinya yang sudah di ketahui di sebut Larutan Baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika
Asam dan Basah tepat habis bereaksi dengan di sertai perubahan warna indikatornya. Titik akhir
titrasi adalah saat terjadinya warna indikator.
Titik ekuivalen pada titrasi Asam Basah adalah pada saat di mana sejumlah Asam di
netralkan oleh sejumlah Basah.selama titrasi berlasung terjadi perubahan PH. Pada titik ekuifalen
di tentukan oleh sejumlah garam yang di hasilkan dari netralisasi Asam Basah. Indikator yang
digunakan pada titrasi Asam Basah alah yang memiliki rentang PH di mana ekuivalen berada.
Pada umumnya ekuivalen tersebut sulit di amati,yang mudah di amati adalah titik akhir
yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik ekuifalen tercapai.
Pada titrasi asam Kuat dan Basah Kuat, Asam kuat dan Basah Kuat dalam air terurai
dengan sempurna.oleh karena itu,ion hidrogen dan ion Hidroksida selama titrasi dapat lasung di
hitung dari jumlah Asam atau Basah yang di tambahkan . pada titik ekuivalen titrasi asam kuat
dan basah kuat, PH Larutan pada temperature 250
C sama dengan PH air yaitu sama dengan 7.
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang di butuhkan untuk
bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainya.titrasi Asam Basah adalah reaksi
penetralan. Jika larutan bakunya Basah di sebut Alkalimetri
Titrasi Asam Basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu:
1. Asam Kuat – Basah Kuat
2. Asam Kuat – Basah Lemah
5. 3. Asam Lemah – Basah Basah Kuat
4. Asam Kuat – Garam dari Asam Lemah
5. Basah Kuat – Garam dari Basah Lemah
Contoh:
Asam Kuat :HCL
Basah Kuat : NaOH
1. Persamaan reaksi :
HCL+ NaOH →NaCL+H2O
Reaksi lainya
H+
+ OH=H2
O
“Titran Asam Kuat - Basah Lemah”
Contoh:
Asam Kuat: HCL
Persamaan reaksi:
HCL+NH
4 OH=NH
4 CL+H2O
“Reaksi Ionnya:
H+
+ NH
4OH-H2O+NH4+
6. Jika suatu asam atau basah titrasi,setiap penambahan reaksi akan mengakibatkan
perubahan PH. Grafik yang di peroleh dengan menyalurkan PH terhadap volume reaksi yang di
tambahakan di sebut kurva titrasi.
Ada empat macam perhitungan jika suatu asam di titrasi dengan suatu basah
Titik awal sebelum penmbahan basah
Daerah antara (sebelum titik equivalen ) larutan mengadung garam dan asam
berlebihan.
Titik larutan equifalen mengadung garam.setelah titik equivalen,larutan
mengadung garam dan basah berlebih.
Indikator asam abasah adalah asam lemah yang tak teriornya (Hln) memepunyai warna
berbeda dengan warna anionya.jika sedikit indikatornya di masukan dalam larutan warna (2)
tergantung pada (H30+) atau dengan kata lain PH.
Dengan persamaan reaksi :
Warna(2)
Warna(1)
Ada banyak asam dan basah organic lemah yang bentuk- bentuknya yang tak terdiosisasi
dan ionya menujukan warna yang berbeda warna.molekul yang demikian dapat di gunakan untuk
menentukan kapan cukup titran telah di tambahkan dan di sebut indicator visual.
Suatu contoh yang sederhana adalah para-nitrofenol,yang merupakan suatu asam lemah
berdiosisasi.
7. Bentuk tak berdiosisasi adalah tak berwarna,tetapi anionya yang mempunyai system ikatan
tunggal dan ikatan rangkap dua yang berganti –ganti (suatu system yang terkongjungsikan)
berwarna kuning.
Indicator terkenal phenoftatien meruakan asam diprotik dan tak berwarna, ia mula-mula
berdiosisasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan kemudian,dengan kehilangan hydrogen
kedua,menjadi ion dengan system terkongjungsi maka di hasilakan warbna merah.
Metal orange indicator lainyang secara luas di gunakan,merupakan basah dan berwarna
kuning dalam bentuk molekul.penambahan ion hydrogen menghasilkan suatu kation yang
berwarna merah muda.
Perubahan minimum dalam PH yang di perlukan untuk suatu perubahan warna di sebut
“jangkauan indicator”.pada harga PH antara warna yang di tujukan buka warna merah atau
kuning tetapi sedikit agak kuning pada PH 5,pk.
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kadar atau kosentasi HCL (asam) dapat di tentukan melalui proses titrasi yaitu dengan
mereaksikan HCL (Titrat yang di tambahakan dua tetes idikator ) nP dengan NaOH (titrat)
Titrasi harus di hentikan bila HCL yang di campurkan dengan dua tetes dari bening hingga
menjadi pink.volume NaOH yang digunkan akan memepengaruhi hasil kosentrasi dari HCL
tersebut.
9. DAFTAR PUSTAKA
PURBA,Michael.2006.Kimia Untuk SMA kelas XI.semeter 1.Jakarta:Air Langga.
Susilawati,Endang,Thery.Add Application of Chemistry,Biligual,Jakarta.
http://World of Animeducation.blogspot.com.
http://belajar kimia.com/2008/04titrasi asam basah/