Titrasi asam basa merupakan pengukuran suatu larutan reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan reaktan lainnya. Terdapat beberapa jenis titrasi asam basa seperti asam kuat dan basa kuat, asam kuat dan basa lemah, serta asam lemah dan basa kuat. Titik ekuivalen adalah titik dimana jumlah basa sama dengan asam awal, sedangkan indikator digunakan untuk mendeteksi
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
Titrasi asam basa
1. Titrasi Asam Basa
Disusun oleh :
Haslinda Beta (13630011)
Hendra Asri Febrinaldi (13630012)
Fitriana (13630015)
Eneng Riska Yuliani (13630017)
2. Titrasi Asam Basa
• Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang
dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu
lainnya.
• Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan.
• Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri sedangkan jika larutan
bakunya basa disebut alkalimetri.
• Untuk titrasi asam basa perlu disiapkan larutan suatu asam dan basa kira-kira
dengan konsentrasi yang diinginkan dan kemudian menstandarkan
salah satunya terhadap suatu standar primer
Standar Primer : suatu zat yang tersedia dalam bentuk murni atau
keadaan dengan kemurnian yang diketahui, yang digunakan dalam
menstandarkan suatu larutan.
3. Titrasi Asam Basa
Analisis dengan menggunakan Titrasi Asam Basa
Sangat beraneka zat yang bersifat asam dan basa, baik organik maupun
anorganik yang dapat diteteapkan pleh titrasi asam-basa. Beberapa secara
singkat contohnya.
• Nitrogen
penetapan nitrogen dengan titrasi amonia dengan suatu asam kuat
merupakan penerapan yang penting dari titrasi asam basa. Prosedurnya
bergantung pada keadaan oksidasi nitrogen dengan senyawa yang dianalisis.
Jika nitrogen berada dalam garam amonium, keadaan oksidasi
-3, mka amonia itu dapat dibebaskan dengan penambahan basa kuat;
NH₄⁺ + OH⁻ NH₃(g) + H₂O
jika nitrogen terikat pada karbon dalam banyak senyawa organik(protein, dan
sebagainya), amonia tidak mudah terbebaskan bila senyawa itu dipanasi
dengan basa kuat.
4. Titrasi Asam Basa
• Belerang
Unsur ini dapat ditetapkan dalam zat organik dengan membakar contoh dalam
arus oksigen, yang mengubah belerang menjadi SO₂ dan SO₃. Gas yang terbentuk
oleh reaksi itu dilewatkan larutan H₂O₂ untuk mengoksidasi SO₂ dan SO₃. Asam
sulfatnya dititrasi dengan basa standar:
H₂SO₄ + 2OH⁻ SO⁻₄ + 2H₂O
• Boron
Unsur ini dapat ditetapakan dalam senyawa organik dengan membakar contoh
dalam bom nikel untuk mengubah boron menjadi asam borat. Asam borat terlalu
lemah untuk dititrasi dengan layak, namun penambahan manitol membentuk
suatu asam kuat yang dapat dititrasi dengan larutan air NaOH.
Campuran Karbonat :
Ion karbonat dititrasi dengan 2 tahap
CO⁻₃ + H₃O⁺ HCO₃⁻ + H₂O (fenolftalein)
HCO₃⁻ + H₃O⁺ H₂CO₃ + H₂O (jingga merah)
5. Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa
1. Asam Kuat dan Basa Kuat
2. Asam Kuat dan Basa Lemah
3. Asam Lemah dan Basa Kuat
4. Asam Lemah dan Basa lemah
6. Titrasi Asam Basa
• Titrasi dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Penambahan basa kuat ke dalam asam kuat atau sebaliknya adalah jenis
titrasi yang paling sederhana.
Reaksi antara asam kuat (misalnya HCl) dan basa kuat (misalnya NaOH)
dapat dinyatakan dengan
NaOH(aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (aq)
Pada titik ekuivalen dalam titrasi asam kuat dengan basa kuat, konsentrasi
OH⁻ dan H₃O⁺ harus sama dan pH sama dengan 7 karena autoionisasi air.
7. Titrasi Asam Basa
Titik Ekuivalen dalam titrasi
Titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam
awal yang ada. Volume basa yang ditambahkan sampai dengan titik akhir
disebut volume ekuivalen.
Nilai pH pada titik ekuivalen
a. Pada titrasi asam lemah dan basa kuat, tidak ekuivalen pada pH 7 tetapi
lebih tinggi (lebih basa). Indikator yang digunakan adalah metilen merah.
b. Pada titrasi basa lemah dan asam kuat terjadi pada pH lebih rendah dari
7 diantara 5-6. indikator yang digunakan adalah metilen merah.
c. Pada titrasi asam kuat dengan basa kuat , asam kuat dengan basa kuat
terdisosiasi dengan lengkap dalam larutan air. Jadi pH pada titik
kesetaraan pH ditetapkan pada air murni adalah 7. indikator yang
digunakan adalah metil merah , nromtimol biru, dan fenolftalein.
8. Titrasi Asam Basa
• Titrasi dari Asam Lemah dan Basa Kuat
Reaksi penetralan antara asam asetat (asam lemah) dan natrium hidroksida
(basa kuat) :
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) CH3COONa (aq) + H2O (l)
Persamaan ini dapat disederhanakan menjadi :
CH3COOH (aq) + OH⁻(aq) CH3COO⁻ (aq) + H2O (l)
Ion asetat mengalami hidrolisis :
CH3COO⁻ (aq) + H2O (l) CH3COOH (aq) + OH⁻ (aq)
Pada titrasi asam lemah dan basa kuat, tidak ekuivalen pada pH=7 tetapi lebih
tinggi (lebih basa)
9. Titrasi Asam Basa
• Titrasi dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Perhatikan titrasi HCl, asam kuat, dengan NH3, basa lemah berikut:
HCl(aq) + NH3(aq) NH4Cl(aq)
Atau, lebih sebelumnya
H⁺ (aq) + NH₃ (aq) NH₄⁺ (aq)
Pada titik ekuivalen, pH-nya lebih kecil daripada 7 karena hidrolisis ion NH₄⁺ :
NH₄⁺ (aq) + H₂O (l)
10. Titrasi Asam Basa
• Titrasi Asam Lemah dan Basa Lemah
Titrasi asam lemah dengan menggunakan basa lemah sebaiknya tidak
digunakan karena :
1) Perubahan pH drastis terjadi sangat singkat
2) Tidak ada indikator yang cukup teliti untuk mengamati perubahan.
3) Reaksi berlangsung lambat dan tidak tuntas.
11. Titrasi Asam Basa
Indikator Asam Basa
Terdapat banyak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan
bentuk tak tedisosiasinya menunjukkan warna yang berlainan. Molekul-molekul
samacam itu dapat digunakan untuk menetapkan kapan telah
ditambahkan cukup titran.
Indikator asam basa yang baik digunakan untuk titrasi :
1. punya trayek perubahan pH yang berada pada atau sekitar titik ekuivaen
2. Perubahan warna terlihat jelas dan tajam