Dokumen ini membahas berbagai aspek komunikasi nonverbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, dan penggunaan ruang. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan tentang emblem, ilustrator, regulator, dan penyesuai yang merupakan gerakan tubuh yang memiliki arti khusus di berbagai budaya.
Dokumen tersebut membahas tentang gambar latar dalam desain grafis dan animasi. Gambar latar berfungsi untuk mempercantik desain dan mendukung fokus utama. Terdapat latar belakang, depan dan tengah yang diatur berdasarkan komposisi, proporsi, keseimbangan dan kesatuan. Proses pembuatan gambar latar animasi meliputi storyboard, pengembangan gambar detail, dan penambahan warna sesuai alur cerita.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi verbal yang efektif. Ia menjelaskan pengertian komunikasi verbal, fungsi bahasa, unsur-unsur tatabahasa, dan teknik berkomunikasi secara efektif untuk menyampaikan pesan secara jelas dan dipahami.
Dokumen ini membahas berbagai aspek komunikasi nonverbal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, dan penggunaan ruang. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan tentang emblem, ilustrator, regulator, dan penyesuai yang merupakan gerakan tubuh yang memiliki arti khusus di berbagai budaya.
Dokumen tersebut membahas tentang gambar latar dalam desain grafis dan animasi. Gambar latar berfungsi untuk mempercantik desain dan mendukung fokus utama. Terdapat latar belakang, depan dan tengah yang diatur berdasarkan komposisi, proporsi, keseimbangan dan kesatuan. Proses pembuatan gambar latar animasi meliputi storyboard, pengembangan gambar detail, dan penambahan warna sesuai alur cerita.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi verbal yang efektif. Ia menjelaskan pengertian komunikasi verbal, fungsi bahasa, unsur-unsur tatabahasa, dan teknik berkomunikasi secara efektif untuk menyampaikan pesan secara jelas dan dipahami.
Produksi book ini berisi pedoman penulisan dokumen produksi untuk praktik radio dan televisi. Terdiri dari bab pendahuluan, pelaksanaan produksi, dan penutup serta lampiran. Memberikan panduan mengenai format, komponen, dan contoh dokumen yang dibutuhkan seperti treatment, naskah, storyboard, dan lainnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Therapeutic jurisprudence dapat digunakan dalam kasus kekerasan seksual dengan mengambil pendekatan rehabilitatif untuk pelaku dan memberikan perlindungan bagi korban dan masyarakat. Psikolog dapat membantu dengan melakukan asesmen dampak psikologis terhadap korban dan pelaku serta merekomendasikan program rehabilitasi yang tepat.
Terapi perilaku adalah terapi yang menggunakan prinsip-prinsip belajar untuk mengubah perilaku melalui pemberian penguat dan menghilangkan perilaku melalui hukuman. Terapi ini berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur serta bertujuan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.
Makalah Tata Cahaya | Komposisi Foto Digital | Multimedia | SMKIkfi Khofifah
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan prinsip dasar tata cahaya dalam pertunjukan teater, termasuk fungsi, peralatan, dan praktek tata cahaya. Tata cahaya digunakan untuk menciptakan ilusi ruang, waktu, dan suasana agar penonton dapat menikmati pertunjukan dengan baik.
Dokumen tersebut membahas tentang produksi program siaran radio, mulai dari format siaran seperti berita, majalah udara, drama, hingga penyajian acara. Terdapat pula pembahasan mengenai kunci keberhasilan program radio, konsep produksi acara, dan contoh script iklan radio.
Dokumen tersebut membahas tentang sikap dalam psikologi sosial. Ia menjelaskan pengertian sikap, komponen-komponen sikap, sumber-sumber pembentukan sikap, dan fungsi-fungsi sikap.
Tata suara mempelajari cara memperoleh output suara yang baik dengan merancang hasil suara berkualitas untuk produksi radio, televisi, dan film. Penata suara menyeimbangkan dan menyelaraskan suara dari berbagai sumber seperti alam, objek, narasi, dan musik melalui proses mixing untuk menciptakan suara yang harmonis dan enak didengar.
Dokumen tersebut membahas empat perspektif yang berkaitan dengan perilaku abnormal, yaitu perspektif biologis, psikologis, sosiokultural, dan biopsikososial. Perspektif biologis membahas sistem saraf pusat dan tepi serta faktor-faktor biologis seperti gangguan neuron dan transmiter otak yang berkaitan dengan perilaku abnormal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan media pembelajaran pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. Terdapat pengertian, klasifikasi, jenis, landasan, prinsip, peran, dan manfaat media pembelajaran serta alur pemanfaatannya.
6 media pendidikan dalam proses pembelajaranNuzli Muhammad
Dokumen tersebut membahas tentang peran media pendidikan dalam proses pembelajaran. Media pendidikan berfungsi untuk meningkatkan minat belajar siswa, memperjelas materi pembelajaran, dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Pemilihan media harus mempertimbangkan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan ketersediaan sumber daya.
Produksi book ini berisi pedoman penulisan dokumen produksi untuk praktik radio dan televisi. Terdiri dari bab pendahuluan, pelaksanaan produksi, dan penutup serta lampiran. Memberikan panduan mengenai format, komponen, dan contoh dokumen yang dibutuhkan seperti treatment, naskah, storyboard, dan lainnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Therapeutic jurisprudence dapat digunakan dalam kasus kekerasan seksual dengan mengambil pendekatan rehabilitatif untuk pelaku dan memberikan perlindungan bagi korban dan masyarakat. Psikolog dapat membantu dengan melakukan asesmen dampak psikologis terhadap korban dan pelaku serta merekomendasikan program rehabilitasi yang tepat.
Terapi perilaku adalah terapi yang menggunakan prinsip-prinsip belajar untuk mengubah perilaku melalui pemberian penguat dan menghilangkan perilaku melalui hukuman. Terapi ini berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur serta bertujuan meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.
Makalah Tata Cahaya | Komposisi Foto Digital | Multimedia | SMKIkfi Khofifah
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan prinsip dasar tata cahaya dalam pertunjukan teater, termasuk fungsi, peralatan, dan praktek tata cahaya. Tata cahaya digunakan untuk menciptakan ilusi ruang, waktu, dan suasana agar penonton dapat menikmati pertunjukan dengan baik.
Dokumen tersebut membahas tentang produksi program siaran radio, mulai dari format siaran seperti berita, majalah udara, drama, hingga penyajian acara. Terdapat pula pembahasan mengenai kunci keberhasilan program radio, konsep produksi acara, dan contoh script iklan radio.
Dokumen tersebut membahas tentang sikap dalam psikologi sosial. Ia menjelaskan pengertian sikap, komponen-komponen sikap, sumber-sumber pembentukan sikap, dan fungsi-fungsi sikap.
Tata suara mempelajari cara memperoleh output suara yang baik dengan merancang hasil suara berkualitas untuk produksi radio, televisi, dan film. Penata suara menyeimbangkan dan menyelaraskan suara dari berbagai sumber seperti alam, objek, narasi, dan musik melalui proses mixing untuk menciptakan suara yang harmonis dan enak didengar.
Dokumen tersebut membahas empat perspektif yang berkaitan dengan perilaku abnormal, yaitu perspektif biologis, psikologis, sosiokultural, dan biopsikososial. Perspektif biologis membahas sistem saraf pusat dan tepi serta faktor-faktor biologis seperti gangguan neuron dan transmiter otak yang berkaitan dengan perilaku abnormal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan media pembelajaran pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang. Terdapat pengertian, klasifikasi, jenis, landasan, prinsip, peran, dan manfaat media pembelajaran serta alur pemanfaatannya.
6 media pendidikan dalam proses pembelajaranNuzli Muhammad
Dokumen tersebut membahas tentang peran media pendidikan dalam proses pembelajaran. Media pendidikan berfungsi untuk meningkatkan minat belajar siswa, memperjelas materi pembelajaran, dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Pemilihan media harus mempertimbangkan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan ketersediaan sumber daya.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi media pembelajaran. Media pembelajaran dibagi menjadi tiga jenis yaitu media auditif, visual, dan audiovisual. Dokumen juga menjelaskan fungsi, manfaat, prinsip pemilihan, dan peran guru dalam penggunaan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran.
Modul ini membahas tentang jenis-jenis media pembelajaran dan karakteristiknya. Beberapa ahli mengelompokkan media berdasarkan unsur suara, visual, dan gerak; tingkat teknologi; serta kompleksitas. Modul ini menjelaskan pengelompokan media menurut Henich yaitu media yang tidak diproyeksikan, diproyeksikan, audio, video, berbasis komputer, dan multi media kit. Setiap jenis media memiliki karakteristik tersendiri yang perlu dipahami untuk
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran, termasuk pengertian, tujuan, kriteria pemilihan, fungsi, manfaat, dan konsep-konsep terkait seperti fungsi atensi, kognitif, afektif, kompensatoris, serta kelayakan praktis, teknis dan biaya dari media pembelajaran. Dokumen ini juga membahas manfaat audio visual dalam pembelajaran.
Modul manajemen pembelajaran klasifikasi media ( TINO KI. VI. B)tiniIAIN
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi media pembelajaran yang terdiri dari lima bab yang mendiskusikan jenis-jenis media seperti audio visual, audio, grafis, proyeksi diam, dan visual.
2. Media audio visual merupakan media yang menggabungkan unsur suara dan gambar seperti film dan video, sedangkan media audio hanya menggunakan unsur suara seperti radio.
3. Dokumen tersebut juga
Modul ini membahas tentang media pembelajaran dan penerapannya dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dijelaskan sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar. Modul ini juga menjelaskan berbagai jenis media pembelajaran seperti visual, audio, audio visual, cetak, dan objek nyata beserta contoh penerapannya.
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO,VISUAL DAN AUDIO VISUALLUTPHIMEINALDI1
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran visual, audio, dan audio visual. Media tersebut dijelaskan memiliki peran penting dalam proses pembelajaran karena dapat memperjelas penyampaian materi secara verbal maupun nonverbal. Media visual dan audio masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam konteks pembelajaran.
Makalah ini membahas tentang media audio dalam pembelajaran. Media audio adalah media yang menggunakan indera pendengaran untuk menyampaikan informasi. Makalah ini menjelaskan pengertian pendengaran, karakteristik media audio, penyajian bahan program audio, dan jenis-jenis media audio seperti phonograph, kaset, CD, dan radio.
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran audio visual. Secara singkat, audio visual adalah media yang menggabungkan unsur suara dan gambar untuk tujuan pembelajaran. Jenis media ini meliputi audio visual murni seperti film dan video yang menyajikan suara dan gambar yang bergerak, serta audio visual tidak murni seperti slide bersuara yang memisahkan sumber suara dan gambarnya. Media ini efektif digunakan dalam pembelajaran karena mampu melibatkan indra
modul manajemen pembelajaran ( TINO KI.B VI )tiniIAIN
Media audio dan visual merupakan media yang penting dalam pembelajaran karena mampu menyampaikan pesan secara verbal melalui suara dan visual melalui gambar secara bersamaan. Klasifikasi media meliputi media audio visual, audio, grafis, proyeksi diam, dan visual; masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi tersendiri dalam mendukung proses pembelajaran.
modul manajemen pembelajaran ( TINO KI.B VI )syukranIAIN
Media audio dan visual merupakan media yang penting dalam pembelajaran karena mampu menyampaikan pesan secara verbal melalui suara dan visual melalui gambar secara bersamaan. Media audio visual dapat berupa film, video, atau presentasi yang menyajikan unsur suara dan gambar secara dinamis. Media ini efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa karena melibatkan indera pendengaran dan penglihatan.
Pengenalan dan Pemilihan beberapa Media PembelajaranMedia_team
Makalah ini membahas tentang pengenalan dan pemilihan beberapa media pembelajaran. Terdapat dua bab utama, yaitu pengenalan beberapa jenis media seperti media auditif, visual, audio visual; dan pemilihan media yang mempertimbangkan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan kondisi lingkungan.
33. PENERAPAN VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN.pdfIndraAgustian7
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan video sebagai media pembelajaran. Video merupakan media yang efektif karena mampu menggabungkan unsur visual dan audio, serta dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan pemahaman materi pelajaran. Video memiliki berbagai manfaat seperti memotivasi siswa, mendemonstrasikan peristiwa yang tidak dapat disaksikan secara langsung, dan memungkinkan siswa untuk mengulang pembelaj
Media audio visual adalah media yang menggunakan unsur suara dan gambar seperti video rekaman, film, dan slide suara. Media ini dapat membantu penyajian materi PAI di sekolah menjadi lebih menarik dan efektif dengan meningkatkan pemahaman siswa melalui pendengaran dan penglihatan. Media audio dan visual dapat digunakan untuk berbagai materi PAI seperti SKI, fiqih, al-Qur'an hadits, akidah akhlak, dan bahasa
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, klasifikasi, dan karakteristik media pembelajaran. Beberapa poin penting yang diuraikan adalah pengertian media pembelajaran sebagai perantara untuk proses pembelajaran, klasifikasi media menurut beberapa ahli antara lain menurut bentuknya (visual, audio, audio visual), dan karakteristik setiap jenis media seperti media cetak, visual, audio visual, berbasis komputer, dan berbasis manusia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Media pembelajaran visual, audio, dan audio visual digunakan untuk membantu penyampaian materi secara lebih jelas kepada peserta didik. Media tersebut mencakup gambar, suara, dan kombinasi keduanya. Media visual bermanfaat untuk mengatasi keterbatasan pengalaman dan meningkatkan minat peserta didik, sedangkan media audio dan audio visual dapat mendetailkan materi secara lebih lengkap.
Penggunaan media audio visual dalam menunjang pembelajaransolehuddinlubs
Makalah ini membahas penggunaan media audio visual dalam pembelajaran, terutama untuk guru-guru SMA di Bantul. Media audio visual memiliki peran penting dalam menunjang proses pembelajaran karena mampu menyampaikan pesan secara audio dan visual sekaligus. Makalah ini menjelaskan jenis-jenis media audio, visual, dan audio visual beserta kelebihan dan keterbatasannya dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan media pembelajaran, kriteria dan prinsip pemilihan media. Beberapa poin penting yang diangkat adalah kriteria umum seperti kesesuaian tujuan pembelajaran dan dukungan isi pelajaran, serta kriteria khusus seperti biaya, interaktifitas, dan inovasi. Prinsip utama pemilihan media adalah efektivitasnya dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan biaya.
Makalah ini membahas tentang Media Grafis dan Media Proyeksi dalam Pembelajaran. Media Grafis meliputi gambar, sketsa, diagram, bagan, dan grafik yang berfungsi untuk menarik perhatian peserta didik. Media Proyeksi seperti overhead projector dapat memproyeksikan gambar transparan untuk memperjelas penjelasan guru. Makalah ini juga menjelaskan cara penggunaan overhead projector dan karakteristiknya.
Makalah ini membahas karakteristik berbagai jenis media pembelajaran seperti media grafis, audio, audio visual, visual proyeksi, komputer, tiga dimensi, dan multimedia. Jenis-jenis media yang dijelaskan meliputi gambar, sketsa, ilustrasi, foto, poster, radio, kaset, dan lainnya beserta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tujuannya adalah untuk mengetahui karakteristik setiap jenis media agar dapat
Model-model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan fleksibilitas untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui partisipasi warga sekolah dan masyarakat. Terdapat berbagai model MBS seperti di Hong Kong, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia, Prancis, Nikaragua, Madagaskar, Indonesia, Selandia Baru, dan El Salvador, yang berfokus pada desentralisasi, partisipasi m
Dokumen tersebut membahas model-model manajemen berbasis sekolah dari berbagai negara seperti Hong Kong, Australia, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada.
Manajemen Berbasis Sekolah adalah manajemen sekolah yang memberikan kewenangan besar kepada sekolah untuk mengelola dirinya sendiri dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan, tanggung jawab sekolah, dan kompetensi sekolah lainnya. Manajemen ini memberikan manfaat seperti meningkatkan kesejahteraan guru dan partisipasi masyarakat serta profesionalisme kepala sekolah. Prinsip-prinsipnya meliputi equifinalitas,
Model model manajemen berbasis sekolahbagibagiilmu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah.
2. Ada beberapa model MBS yang diterapkan di berbagai negara seperti Hong Kong, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Indonesia.
3. Penerapan MBS berbeda di setiap negara karena sejarah dan kondisi masyarakatnya,
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan MBS antara lain meningkatkan kualitas pendidikan melalui partisipasi seluruh pemangku kepentingan sekolah. Prinsip-prinsip MBS mencakup desentralisasi kekuasaan, sistem pengelolaan mandiri sekolah, dan pemanfaatan inisiat
Modul ini membahas tentang teknik pemilihan media pembelajaran dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan kriteria pemilihan media seperti kesesuaian dengan tujuan, materi, peserta didik, teori pembelajaran, dan gaya belajar peserta didik. Modul ini juga menjelaskan model pemilihan media yaitu pemilihan tertutup dan terbuka serta prosedur pemilihan menggunakan model flowchart dan matriks."
Modul ini membahas tentang klasifikasi media pembelajaran. Terdapat beberapa pengelompokan media pembelajaran menurut para ahli, seperti menurut Bretz, Briggs, dan Gagne. Media dikelompokkan berdasarkan ciri visual, audio, gerak. Juga dibedakan media berbasis teknologi seperti audio, video, dan audiografis serta media berbasis alam seperti objek, model, dan gambar.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Makalah prosedur pembuatan_audio_visual
1. KATA PENGANTAR
Puji syukkur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena kita telah di berikan
kekuatan serta kesehatan jasmani dan rohani yang sampai sekarang ini masih kita rasakan insya
ALLAH. Karena atas berkat rahmatnya pula kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Prosedur pembuatan audio visual dan dapat diselesaikan sebagai mana mestinya.
Makalah ini telah diusahakan untuk dapat diselesaikan dengan sebaik mungkin, namun
sebagai penyusun, menyadari bahwa tidak ada karya yang sempurna, untuk itu semua kritik dan
saran dari para pembaca sangat diharapkan, sebagai bahan untuk penyempurnaan dimasa yang
akan datang, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca serta mendapat ridho di sisi
ALLAH SWT.
Kendari, oktober 2012
Penyusun
2. BAB I
PENDAHULUAN
Media audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan dengan indera
pendengaran, termasuk dalam kelompok media audio1. Karena media audio berkaitan dengan
indera pendengaran, maka pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang
auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal. Media audio dan audio-visual
merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Sekali kita membeli
tape dan peralatan seperti tape recorder, hampir tidak diperlukan lagi biaya tambahan karena tape
dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam kembali.
Tahap produksi adalah tahap perencanaan dan persiapan yang meliputi beberapa kegiatan itu
yaitu.
1.penentuan identifikasi program media
2.penyusunan garis besar isi media video(GBIMV)
3.penyusunan jabaran materi media (JMM)
4.penyusunan naskah
Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak
dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan objek aslinya.
Media berbasis cetakan adalah media yang paling tua dan paling banyak digunakan. Hal ini
disebabkan peralatan pendukung khusus, reltif murah dan mudah di dapat. Medi berbasis cetakan
tersedia dalam berbagai jenis dan format. Prossedur pembuatan modul juga didasarkan pada
analisis kebutuhan (need assessment ). Seperti halnya media audio dan audio visual. Analisis
kebutuhan hrus mengacu pada kurikulum dan peserta didik, berbeda dengan media audio dan
audio visual, naskah modul sesungguhnya draft atau prototype media itu sendiri, sehingga tidak
memerlukan scenario karena dalam penyusunan modul, peran saudara, pengambil, pengambil
dan pinata gambar, dan lain-lain dipegang oleh penulis sendiri
Rumusan masalah
1. Apa pengertian media visual ?
2. Bagaimana media berbasis cetak ?
3. Apa saja bentuk-bentuk media audio visual ?
4. Bagaimana prosedur pembuatan modul ?
5. Bagaimana cara penyusunan naskah/draf modul?
1 Arief S. Sadiman. Media pendidikan, hal 52.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau
pengantar2.
Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.
Media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak
dan bersuara. Membentuk karakter sama dengan objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam
kategori media audio visual- adalah televise, video, VCD, sound slide dan film.
1. Media audio
Media audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan dengan indera
pendengaran, termasuk dalam kelompok media audio3. Karena media audio berkaitan dengan
indera pendengaran, maka pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang
auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal.
2. Media visual
Pada mulanya pada proses pembelajaran hanya menggunakan pendekatan verbal, yakni
membaca dan menulis. Baru pada petengahan tahun 1960-an mulai muncul konsep keterbacaan
visual, dalam bentuk grafik seperti sketsa, gambar, foto, diagram, table, dan lain-lain. Namun
demikian , model sebagai media pembelajaran dapat memberi makna terhadap isi pesan dari
keadaan yang sebenarnya.
a. Pesan visual dan proses pembelajaran
Dari penjelasan di atas, tampaknya perlu mempelajari “pesan visual” sebagai media
dalam hubungannya dengan proses pembelajaran. Bagaimana pengajar dan pembelajar
memanfaatkan pesan visual untuk memperrtinggi proses pembelajaran. Sebab,
keterampilan “memahami pesan visual” dapat diartikan sebagai kemampuan menerima
dan menyampaikan pesan-pesan visual tersebut.
Kemampuan menerima pesan visual mencakup keampuan “membaca pesan visual”
secara tepat, memahami makna yang terkandung di dalamnya, menghubungkan unsur-
2 Arsyad, azhar. Media pembelajaran. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004) hal. 3
3 Arief S. Sadiman. Media pendidikan, hal 52.
4. unsur isi pesan visual dengan pesan verbal atau sebaliknya, serta mampu menghayati
nilai keindahan visualisasi tersebut. Sedangkan kemmapuan menyampaikan pesan visual
adalah mencakup menvisualisasikan pesan verbal, melukiskan atau menvisualisasikan
makna isi pesan dan menyederhanakan makna dalam bentuk visualisasi.4
b. Belajar dari pesan visual
Belajar dari pesan visual memerlukan keterampilan, karena dengan melihat pesan visual
tidak dengan sendirinya seseorang akan mampu belajar daripadanya.
Salah satu tekhnik efektif adalah menuntutnya untuk melihat dan membaca pesan-pesan
visual pada berbagai tahapan yang dimulai dari :
Fase differensiasi, yaitu dimana pembelajar mula-mula mengerti, mengidentifikasi
dan menganalisis terlebih dahulu unsur-unsur suatu unit pengajaran dalam bentuk
pesan-pesan visual tersebut.
Fase integrasi, yaitu peserta didik menempatkan unsur-unsur visual tersebut
secara serempak, kemudian menghubungkan keseluruhan pesan visual kepada
pengalaman-pengalamannya.
Kesimpulan dari pengalaman visualisasi tersebut dan kemudian menciptakan
konseptualisasi baru dari apa yang telah mereka pelajari sebelumnya.5
Nana sudjana, mengatakan bahwa hasil penelitian seth spaulding tentang bagaimana pembelajar
belajar melaui gambar, dapat disimpulkan6 sebagai berikut :
1) Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat belajar
pembelajar secara efektif.
2) Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan
pengalaman di masa lalu, melalui penafsiran kata-kata.
3) Ilustrasi gambar membantu pembelajar mampu membaca buku pelajaran terutama dalam
menafsirkan dan mengingat isi materi teks yang menyertainya.
4) Dalam booklet pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau satu halaman
penuh bergambar, disertai beberapa petunjuk yang jelas. Maka, lebih baik lagi apalagi
lebih dari separuh booklet tersebut dapat memuat ilustrasi gambar.
B. Media audio visual
4 Sanaky, AH. Hujair. Media pembelajaran. (Yogyakarta : Kaukaba, 2011) hal.
5 Ibid, hal
6 James W. Brown dkk, 1959,hal 410, dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, media pengajaran, hal. 12.
5. Media audio dan audio-visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan
terjangkau. Sekali kita membeli tape dan peralatan seperti tape recorder, hampir tidak diperlukan
lagi biaya tambahan karena tape dapat dihapus setelah digunakan dan pesan baru dapat direkam
kembali. Di samping itu, tersedia juga matei audio yang dapat digunakan dan dapat disesuaikan
dengan tingkat kemampuan siswa. Audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi. Audio
tape recorder juga dapat dibawa kemana-mana, dan karena tape recorder dapat menggunakan
baterai, maka ia dapat digunakan di lapangan atau di tempat-tempat yang tak terjangkau listrik.
Kaset tape audio dapat pula dimanfaatkan untuk pelajaran dan tugas di rumah.
Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi
audio juga dapat digunakan untuk :
1. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah di dengar
2. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat
para ahli yang berada jauh dari lokasi
3. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa
4. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar
mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah
C. Bentuk-bentuk media audio visual
Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi
sebagaimana dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya,
pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya.
Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat
diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:
1. Media audio visual gerak. Contoh: televisi, video tape, film dan media audio pada
umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2. Media audio visual diam. Contoh: ilmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
3. Media audio semi gerak. Contoh: telewriter, mose, dan media board.
4. Media visual gerak. Contoh: film bisu
5. Media visual diam. Contoh: microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan
sebagainya
6. Media seni gerak
7. Media audio. Contoh : radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
8. Media cetak. Contoh: televisi (Soedjarwono, 1997: 175).
Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan
suatu alternatif dalam memilih dan mengguanakan media pengajar sesuai dengan karakteristik
siswa. Media sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan audio
visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan
rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan guru itu sendiri.
6. A. Radio dan tape
Penggunaan media audio dalam pembelajaran dibatasi hanya oleh imajinasi guru dan siswa.
Media audio dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari pengantar atau
pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada evaluasi hasil balajar siswa.
Siswa yang belajarnya lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang
belum dikuasainya. Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai
dengan tingkat kecepatan belajarnya.
Bahan-bahan pelajaran yang telah direkam telah banyak tersedia untuk berbagai bidang ilmu.
Misalnya, rekaman suara alat musik dapat digunakan untuk bercerita kepada anak-anak, bermain,
melakonkan cerita, nyanyian, dan lain-lain. Meskipun tidak ada prosedur baku tentang
penggunaan bahan-bahan audio, sebaiknya materi audio itu disajikan dengan mengikuti langkah-langkah
yang biasa diikuti ketika menggunakan materi pelajaran dalam bentuk lain. Langkah-langkah
itu adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan diri
Guru merencanakan dan mempersiapkan diri sebelum penyajian materi. Salah satu cara
mempersiapkan diri sebelumnya adalah dengan memeriksa dan mencobakan materi itu, membua
catatan tentang hal-hal penting yang tercakup dalam materi audio itu, dan menentukan apa yang
akan digunakan untuk membangkitkan minat, perhatian , dan motivasi siswa, bagian mana yang
akan menjadi bahan utama diskusi dan mana yang akan dijadikan penilaian pemahaman siswa.
b. Membangkitkan kesiapan siswa
Siswa dituntun agar memiliki kesiapan untuk mendengar, misalnya dengan cara memberikan
komentara awal dan pertanyaan-pertanyaan. Variasi lain dalam mempersiapkan murid untuk
mendengar adalah (1) mengidentifikasi materi-judul, peserta, atau keadaan yang terjadi pada saat
produksi, (2) memberikan informasi latar belakan yang menarik tentang program itu, (3)
membahas secara singkat bersama siswa mengenai topik dan memunculkan beberapa pertanyaan
kunci di mana jawabannya diharapkan dapat diperoleh dari materi audio itu, (4) membuat di
papan tulis daftar kata-kata kunci atau frase kunci yang terkandung dalam bahan audio itu, (5)
menjelaskan mengapa siswa harus mendengarkan materi audio itu, bagaimana materi itu
berkaitan dengan pengetahuan dan tugas siswa saat ini, apa yang dilakukan siswa selama dan
setelah mendengarkan materi audio itu, dan bagaimana siswa diharapkan dapat memperoleh
keuntungan dari materi itu.
c. Mendengarkan materi audio
7. Tuntun siswa untuk menjalani pengalaman mendengar dengan waktu yang tepat ataudengan
sedikit penundaan antara pengantar dan mulainya proses mendengar. Dorong siswa untuk
mendengarkan dengan tenang, pusatkan perhatian kepada materi audio, mendengarkan dengan
pikiran terbuka dan dengan kemauan, dan dengan sadar menghubungkan apa yang didengar
dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibahas sebelum program ini dimulai.
d. Diskusi (membahas) materi program audio
Sebaiknya setelah selesai mendengar program itu, diskusi dimulai secara informal dengan
mengajukan pertanyaan yang bersifat umum, seperti “bagian mana (gagasan mana) yang paling
berkesan/menonjol dari program itu ?”. Setelah itu barulah pindah ke pertanyaan-pertanyaan
yang dipersiapkan, seperti “pertanyaan mana yang terjawab seluruhnya atau sebagian?”, “apakah
siswa setuju dengan pandangan yang disajikan dalam program itu?”, dan lain-lain. Diskusi ini
selayaknya diakhiri dengan meminta satu atau dua orang siswa memberikan rangkuman (inti sari
dan gagasan-gagasan utama) progaram audio itu.
e. Menindaklanjuti program
Pada umumnya, diskusi dan evaluasi setelah mendengarkan program mengakhiri kegiatan
mendengar. Namun demikian, diharapkan siswa akan termotivasi untuk mempelajari lebih
banyak tentang pelajaran itu dengan melakukan bacaan di perpustakaan, mebaca buku teks,
menonton film yang berkaitan dengan isi materi program audio itu.
B. Kombinasi slide dan suara
Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling
mudah diproduksi. Sistem multimedia ini serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif untuk
pembelajaran kelompok atau pembelajaran perorangan dan belajar mandiri. Jika didesain dengan
baik, sistem multimedia gabungan slide dan tape dapat membawa dampak yang dramatis dan
tentu saja dapat meningkatkan hasil belajar.
Keefektivan penyajian pelajaran melalui multimedia seperti ini memerlukan perhatian khusus
kepada faktor-fakor sebagai berikut.
a. Sajikan konsep-konsep dan gagasan-gagasan satu per satu. Pesan yang lebih dari satu,
baik melalui visual, maupun verbal, akan membagi perhatian siswa sehingga kedua pesan
itu akhirnya tidak terserap oleh siswa.
b. Gunakan bidang penayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan
pesan materi pelajaran. Satu gambar yang ditayangkan di layar mungkin perlu tetap
diproyeksikan ke layar selama diperlukan atau ingin visual itu mendapat penekanan, dan
siswa dapat memahami pesan yang terkandung dalam visual itu.
c. Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antara unsur-unsur itu, dengan
pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di tengah-tengah layar dan informassi
lainnya pada ruang di sisi ruangan.
8. d. Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut tekhnis dan estetis.
e. Pilihlah musik yang menyentuh perasaan untuk penyajian, tetapi perhatikan jangan
sampai musik mengatasi narasi.
f. Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam penyajian.
g. Jangan terlalu banyak narasi, biarkanlah gambar-gambar yang menyajikan informasi atau
pesan-pesan.
h. Dalam beberapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan membuat
penyajian lebih dinamis.
Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran slide-tape yang sederhana adalah sebagai
berikut :
1. Menganalisis karakteristik siswa (karakteristik umum dan pengetahuan awal)
2. Menetapkan tujuan pembelajaran (pengetahuan yang akan diperoleh, sikap yang ingin
ditanamkan, dan keterampilan yang ingin dikembangkan).
3. Setelah menyelesaikan langkah 1 dan 2, guru sudah memiliki gagasan yang jelas tentang
bagaimana penyajian itu akan digabungkan kedalam rencana pembelajaran keseluruhan,
terutama pengaturan mengenai bagian mana yang mendahului dan bagian mana yang
mengikuti penyajian itu.
4. Dengan menggunakan kartu indeks (ukuran 8 x 14 cm), buatlah sketsa gambar visual
yang muncul pada saat membayangkan bagian-bagian utama bahasan (isi) pelajaran.
Buatlah sketsa gambar, bagan, simbol, grafik, atau kartun untuk butir-butir bahasan yang
mana saja tanpa melihat urutan-urutannya lebih dahulu.
5. Pada bagian bawah sketsa tulislah pernyataan singkat yang dapat menangkap butir inti
yang ingin disajikan. Pernyataan ini merupakan petunjuk untuk butir gagasan yang
dicerminkan/dikandung oleh visual.
6. Buatlah satu kartu untuk gagasan yang menuntun ke dalam kandungan isi yang baru saja
dibuat sketsanya, kemudian buatlah yang lain mengikuti yang pertama (urut-urutan). Ini
akan membantu rantai hubungan antara gagasan-gagasan yang membentuk keseluruhan
dan kesatuan pelajaran itu.
7. Jika sudah tidak ada lagi gagasan dalam mata rantai pertama, pindahlah ke gagasan utama
yang kedua yang belum masuk dalam urutan di atas.
8. Aturlah kartu-kartu itu menurut urutannya yang logis. Tekhnik ini dikenal sebagai
storyboarding. Permulaan dan akhir dalam urutan-urutan itu merupakan tempat terbaik
untuk menyajikan gagasan utama.
9. Edit dan revisi kartu-kartu rencana tadi dengan mempertimbangkan aspek
kepraktisannya.
10. Gunakan catatan untuk mempersiapkan masalah audio. Pertimbangkan untuk
menggunakan dua macam suara, mungkin satu suara pria dan yang lainnya suara wanita.
Di samping itu mungkin diperlukan efek suara, suara autentik, suara latar belakang yang
sesungguhnya ketika mengambil gambar (foto).
11. Latih penyajian media pembelajaran ini beberapa kali dengan mengandaikan kartu-kartu
ini sebagai slide yang ditayangkan dilayar. Hitunglah waktu penyajian yang digunakan
9. untuk melihat apakah penyajian itu perlu diperpanjang atau dipersingkat. Untuk menjaga
agar perhatian siswa tetap tertuju pada penyajian, batasi waktu penyajian sampai
maksimum 15 menit.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran antara
lain “tujuan pengajaran yang diingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan
perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya” (Basyiruddin, 2002: 15). Oleh
sebab itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang
mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional
yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari
dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam
bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal,
melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip seperti
sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau
hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan t5ugas-tuigas yang melibatkan
pemikiran tingkat yang lebih tinggi.
2. Tepat untuk mendukung isis pelajaran yang yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang
generalisasi agar dapat membantu p0roses pengajaran secara efektif, media harus selaras
dan menunjang tujuan pengajaran yangt telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan
tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media sesuai
atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada hasil
pengajaran siswa.
4. Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media
yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5. Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kerlompok besar belum tentu sama
efektifnya jika digunakan pada kelompok kecilatau perorangan. Ada media yang tepat
untuk kelompoik besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6. Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan yang
ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar
belakang (Arsyad, 2002 : 72).
Dengan adanya gambaran di atas, kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria
yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekan oleh pemakai media, kriteria tersebut antara
lain:
10. 1. Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada
sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
3. Harus luwes, kepraktisan, dan ketahan lamaan media yang bersangkutan untuki waktu
yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya
dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan (Sadiman, 2002 :1984)
Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pemilihan
media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak didik, pemilihan media audio
visual dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu
memberikan motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi lebih giat belajar.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang
berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu, diperlukan tenaga pengajar yang
memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai, kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki
peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.
BAB III
PENUTUP
11. Tahap pra produksi, Dalam proses pembuatan suatu media pembelajaran,pra produksi
merupakan tahap yang sangat penting karena menentukan keberhasilan tahap selanjutnya.kalau
langkah langakah kegiatan pra produksi tidak di kerjakan dengan baik dan teliti,maka bukan
mustahil media yang dihaslkan kurang tepat sasaran dan tidak efektif.
Tahap produksi , Setelah naskah divalidasi dan disetujui, naskah tersebut diserahkan kepada
sutradara untuk melalui kegiatan produksi. Setelah menerima naskah, sutradara biasanya akan
melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut.
Tahap pasca produksi , Setelah produksi (pengambilan gambar) sudah selesai dilakukan,
tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Kegiatan pasca produksi langkah-langkah yang
sebaiknya dilakukan, yaitu :
1. Video editing
2. Macam-macam editing (linear editing dan non linear editing)
3. Perangkat lunak editing
4. Mixing
5. Preview
6. Uji coba
7. Revisi
8. Produksi dan distribusi
DAFTAR PUSTAKA
12. Asyhar, H. Rayandra. Kreatif mengembangkan media pembelajaran. Jakarta : Gaung Persada,
2011
Sanaky, AH. Hujair. Media pembelajaran. Yogyakarta : Kaukaba, 2011
Arsyad, Azhar. Media pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004