Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
makalah pendidikan pancasila
1. Mata kuliah Pendidikan Pancasila MJ 09
TUGAS
Makalah :
Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan
Doesn Pengapuh (Koordinator & Tutor)
Kamarudin Salim, S.Sos., M.Si.
oleh :
(Pelik Pernandes P.s)
(NIM 200201010067)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
JAKARTA
2021
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Allah yang maha kuasa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
pendidikan pancasila ini, Demi memenuhi kebutuhan tugas 3 (tiga) Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada dosen pendidikan pancasila bapak Kamarudin Salim, S.Sos., M.Si. yang
telah memberikan materi serta bimbingannya sehingga Makalah ini dapat selesai dengan baik
dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya Buku Makalah pembelajaran Pendidikan Pancasila ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan teman-teman. Amin.
Terima Kasih.
Pelik Pernandes p.s
3. DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………………… 1
1.2 DEFINISI MASALAH / RUMUSAN MASALAH………...………………………… 2
1.3 ALASAN/ TUJUAN …………………... ………………………………………..…… 3
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 PENGERTIAN ILMU …………………….…………………………………………... 4
2.2 PILAR –PILAR PENYANGGA BAGI EKSISTENSI ILMU PENGEETAHUAN …. 5
2.3 STANDAR PENALARAN LOGIS ……………………………………….………….. 7
2.4 BEBERAPA BAGIAN PENTING DARI SAINS …………………………………….. 8
2.5 PANCASILA SEBAGAI PREMESI YANG BERHARGA DALAM METODOLOGI
UNTUK KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN INOVASI …….…………….….. 10
2.6 TUGAS SIFAT-SIFAT DALAM SETIAP STATUTA DALAM PANCASILA
ADALAH SEBAGAI BERIKUT…………………………………………………………. 11
2.7 KAITAN PANCASILA DENGAN KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN
INOVASI ………………………………………………………………………………… 12
BAB III (PENUTUP)
3.1 AKIR / KESIMPULAN ……………………………..……………………………….. 14
3.2 SARAN …………..………………………………………………………..………….. 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………...…………….…………………………….. 16
4. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
1
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak 18 Agustus 1945, secara epistemologis, Pancasila telah dikonsentrasikan
oleh para ahli dan selanjutnya diadili dalam berbagai kesempatan yang berupaya
menumbangkan kemerdekaan dan tegaknya NKRI. Secara awas dan bermartabat,
Pancasila telah menunjukkan kekuatannya hingga saat ini. Tes psikologi telah
dilakukan oleh spesialis dengan metodologi yang berbeda. Notonegoro dengan kajian
hipotesis kausal, Driyarkara dengan metodologi antropologi magis, Eka Darmaputera
dengan moralitas, Suwarno dengan metodologi kronik, filosofis dan sosio-yuridis,
Gunawan Setiardja dengan kajian yuridis filosofis (Dimyati, 2006) dan banyak pakar
dan skolastik mendemonstrasikan Pancasila sebagai teori
Sejak prinsipal, sains memiliki situasi yang signifikan dalam tindakan
penalaran manusia. Istilah sains terdiri dari dua campuran kata dengan berbagai
implikasi, sains dan informasi. Yang kita ketahui hanyalah makna informasi,
sedangkan sains adalah informasi tentang suatu bidang yang secara metodis didalangi
oleh strategi tertentu.
Mentalitas dasar dan cerdik dari orang-orang dalam bereaksi terhadap
berbagai kesempatan di sekitar mereka secara langsung relatif terhadap kemajuan
ilmu pengetahuan yang cepat. Bagaimanapun, pada gilirannya, muncul manifestasi
dehumanisasi atau penurunan status manusia. Hal ini karena butir yang disampaikan
oleh orang, baik hipotesis maupun materi, ternyata lebih penting daripada
pencetusnya. Oleh karena itu, tugas Pancasila harus ditegaskan agar negara Indonesia
5. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
2
tidak terjerumus ke dalam kemajuan ilmu pengetahuan yang selama ini jauh dari
kualitas manusia.
Sifat-sifat Pancasila benar-benar telah diungkapkan secara mendalam, filosofis
dan tak terhindarkan dalam UUD 1945 baik sebelum revisi maupun setelah
perubahan. Penghormatan-penghargaan Pancasila ini juga telah dicoba dalam unsur-
unsur kehidupan masyarakat di berbagai masa pemerintahan Indonesia. Sudah
menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila adalah suatu amanat yang berharga yang
dipisahkan dari sifat-sifat dasar kebudayaan Indonesia, khususnya lima undang-
undang yang merupakan satu kesatuan sehingga kesepakatan dan praktiknya harus
memasukkan semua sifat-sifat tersebut. terkandung di dalamnya. Hanya saja harus
diakui bahwa meskipun telah dilakukan revisi sampai dengan yang keempat, dalam
pelaksanaan Pancasila masih banyak lika-liku dan pertentangan yang menyebabkan
tindakan administrasi dan penyelenggara negara dan negara. menjadi sangat
mengganggu.
Bukti eksperimental menunjukkan bahwa hampir semua perkembangan
mekanis adalah efek lanjutan dari upaya terkoordinasi, terlepas dari apakah itu kerja
sama antara pemerintah, perguruan tinggi, organisasi, peneliti, atau gabungan dari
semuanya. Tindakan ini agak tidak berhasil dalam beberapa pengaturan pemerintah
1.2 Definisi Masalah / Rumusan Masalh
1. Apa pentingnya Sains?
2. Bagaimana Andalan Penolong Kehadiran Ilmu Pengetahuan?
3. Apa standar penalaran logis?
4. Apa saja bagian penting dari sains?
5. Bagaimana Tata Cara Pancasila sebagai alasan kemaslahatan menciptakan ilmu
pengetahuan dan inovasi?
6. Bagaimana keterkaitan Pancasila dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi?
6. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
3
1.3 Alasan / Tujuan
Sasaran yang ingin dicapai dalam percakapan dalam tulisan ini antara lain:
1. Pahami pentingnya Ilmu
2. Mengetahui kolom-kolom pendukung kehadiran ilmu
3. Memahami standar penalaran logis
4. Mengetahui bagian-bagian penting dari ilmu pengetahuan
5. Memahami tata cara Pancasila sebagai alasan kemaslahatan menciptakan ilmu
pengetahuan dan inovasi
6. Mengetahui keterkaitan Pancasila dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi
7. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ilmu
Sains (atau sains) adalah seluruh upaya sadar untuk memeriksa, menemukan,
dan bekerja pada pemahaman manusia tentang berbagai bagian realitas di dunia
manusia. Perspektif ini dibatasi untuk membuat detail yang jelas. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi luasnya pandangan, dan kepastian ilmu diperoleh dari
batas-batasnya. Sains bukan hanya informasi, namun merangkum berbagai informasi
yang bergantung pada spekulasi yang disepakati dan dapat dicoba secara efisien
dengan sekelompok teknik yang dirasakan dalam bidang sains tertentu. Menurut
perspektif filosofis, sains dibingkai berdasarkan fakta bahwa orang berusaha
merenungkan informasi yang mereka miliki (Surajiyo. 2010).
Informasi menyinggung pemahaman manusia tentang suatu hal, di mana ilmu
pengetahuan adalah pengaturan yang teratur dan sadar. Sebagai aturan, ilmu
pengetahuan mungkin dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia. Sains
adalah sesuatu yang membedakan kita dari hewan surgawi lainnya seperti tumbuhan
dan makhluk. Dengan ilmu pengetahuan kita dapat melakukan, membuat, membuat
sesuatu yang memiliki pengaruh yang unggul terhadap keberadaan manusia. Sains
dianggap sebagai informasi yang terorganisir secara efisien dan sarana untuk
pencapaiannya diwakili secara hipotetis. Dengan tujuan bahwa informasi sangat vital
bagi setiap orang untuk mencapai kemajuan dan peningkatan eksistensi manusia itu
sendiri.
Wilhelm Dilthey (1833-1911) mengusulkan karakterisasi, membagi informasi
menjadi Natuurwissenchaft dan Geisteswissenchaft. Gathering utama seperti Study of
the World menggunakan teknik Erklaeren, sedangkan gathering selanjutnya adalah
8. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
5
Study of Geist menggunakan strategi Verstehen. Kemudian, pada saat itu Juergen
Habermas, salah seorang kepala mazhab Frankfurt (Jerman) mengusulkan
pengelompokan lain dengan premis human interest yang esensial, dengan
mengusulkan karakterisasi ilmu-ilmu observasional ilmiah, sosio-basis dan
hermeneutik yang tercatat, masing-masing dari yang memanfaatkan strategi eksak,
orang terpelajar rasionalistik, dan hermeneutika (Van Melsen, 1985).
2.2 Pilar-Pilar Penyangga bagi Eksistensi Ilmu Pengetahuan
Melalui hipotesis relativitas Einstein, pandangan dunia tentang realitas sains
kini telah berubah dari pandangan dunia lama yang dikerjakan oleh ilmu fisika
Newton yang secara konsisten diperlukan untuk membuat hipotesis tertinggi dalam
kebenaran logis. Pandangan dunia sains saat ini jelas bukan merupakan elemen yang
tak berkesudahan, bahkan sains jarang diselesaikan meskipun faktanya sains
bergantung pada struktur tujuan, objektif, metodologis, presisi, masuk akal, dan
eksak. Pada gilirannya, sains tidak dapat dipisahkan dari instrumen penerimaan
terhadap revisi. Untuk itulah peneliti perlu menemukan pilihan-pilihan untuk
perbaikannya melalui pemeriksaan, pemeriksaan eksploratif, baik dari segi ontologis,
epistemologis maupun ontologis. Karena setiap peningkatan logis pada dasarnya
(legitimasi) dan kualitas yang tak tergoyahkan (ketergantungan) dapat diwakili, baik
tergantung pada standar logis (pengaturan dukungan) dan dalam pandangan
pengaturan nilai masyarakat umum di mana ilmu itu ditemukan/diciptakan dari
wahyu).
Kekuatan struktur ilmu pengetahuan terletak pada berbagai kolom, khususnya
andalan metafisika, epistemologi dan aksiologi. Ketiga kolom inilah yang dikenal
sebagai filosofis andalan ilmu pengetahuan. Mengisi sebagai bantalan, penopang, dan
integratif hanya sebagai prasyarat penting/bersama. Kemajuan ilmu pengetahuan
senantiasa dihadapkan pada persoalan-persoalan filsafat, epistemologi dan aksiologi.
9. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
6
1. Andalan metafisika (kosmologi)
Terus-menerus mencakup masalah (kehadiran).
a) Besaran sudut: Apakah ada tunggal, ganda atau jamak (monisme, dualisme,
pluralisme)
b) Bagian nilai (kualitas, sifat): bagaimana titik potong, sifat, sifat sesuatu (sistem,
teleologi, vitalisme dan makhluk hidup).
Pengalaman ontologis dapat memberikan premis untuk pengaturan kecurigaan,
pendirian hipotetis, dan membantu membuat korespondensi interdisipliner dan
multidisiplin. Membantu perencanaan masalah, realitas, batas-batas ilmu dan potensi
percampuran antar ilmu. Misalnya, masalah darurat terkait uang tidak bisa hanya
diurus dari aspek finansial. Filsafat memahami bahwa ada berbagai faktor nyata yang
tidak dapat dijangkau oleh masalah keuangan, sehingga perlu bantuan berbagai ilmu
seperti masalah legislatif, humanisme.
2. Andalan (epistemologi)
Ini umumnya mencakup masalah tentang sumber informasi, sumber
kebenaran, metode untuk mendapatkan kebenaran, standar kebenaran, ukuran,
implikasi, dasar kebenaran, kerangka kerja, sistem, metodologi. Pengalaman
epistemologis dapat menambah kepada kita: (a) metode untuk melegitimasi ilmu
pengetahuan/memutuskan legitimasi disiplin logis tertentu (b) memberikan tepi acuan
metodologis untuk kemajuan ilmu pengetahuan (c) menciptakan kemampuan
mengukur (d) menciptakan imajinatif dan dalam
3. Andalan (aksiologi)
Terus diidentikkan dengan isu perenungan nilai yang signifikan (moral, baik, ketat)
dalam setiap wahyu, penerapan atau kemajuan ilmu pengetahuan. Pengalaman
aksiologis dapat memberikan premis dan bantalan bagi kemajuan ilmu pengetahuan,
10. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
7
menumbuhkan etos logis seorang ahli dan peneliti (Iriyanto Widisuseno, 2009).
Terbentuknya peningkatan ilmu secara penting mengacu pada tiga landasan filosofis
ilmu yang bersifat integratif dan esensial.
Gambar 1. Terbentuknya Peningkatan Ilmu Pengetahuan
2.3 Standar penalaran logis
1) Tujuan: Bagaimana mempertimbangkan untuk menjadi apa yang berharga, tidak
terlalu memperhatikan variabel abstrak (misalnya sentimen, keinginan, perasaan,
kerangka keyakinan, otoritas) .
2) Levelheaded: Memanfaatkan penilaian yang baik yang dapat dirasakan dan diakui
oleh orang lain. Mencoba melepaskan sentimen, perasaan, kerangka keyakinan, dan
otoritas.
3) Cerdas: Berpikir dengan menggunakan standar yang masuk akal/jelas/mantap,
implikatif. Tidak mengandung komponen penalaran yang bertentangan. Setiap ide
yang sah secara konsisten masuk akal, dan sebaliknya apa yang objektif harus masuk
akal.
11. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
8
4) Teknik: Secara konsisten menggunakan salah satu strategi dan strategi logis dalam
setiap ide dan aktivitas (misalnya induktif, deduktif, buatan, hermeneutik, naluriah).
5) Tertib: Setiap cara pandang dan tindakan menggunakan langkah-langkah
kebutuhan yang jelas dan saling terkait. Memiliki tujuan dan arah yang jelas.
2.4 Beberapa bagian penting dari sains
Melalui pemeriksaan yang dapat diverifikasi ini, yang pada dasarnya
merupakan pemahaman tentang latar belakang sejarah kelahiran dan kemajuan ilmu
pengetahuan, sangat mungkin beralasan bahwa ilmu pengetahuan mengandung dua
sudut pandang, khususnya sudut pandang sensasional dan sudut pandang primer.
Sudut pandang yang luar biasa menunjukkan bahwa sains menunjukkan
sebagai masyarakat, siklus, dan item. Sebagai masyarakat umum, sains menunjukkan
dirinya sebagai masyarakat umum atau tip top gathering yang dalam kehidupan
sehari-hari mereka berpegang teguh pada standar logis yang menurut pandangan
dunia Merton disebut universalisme, komunalisme, dan ketidakpercayaan yang
terkoordinasi dan terkoordinasi. Sebagai suatu interaksi, ilmu pengetahuan
menunjukkan dirinya sebagai suatu tindakan atau gerakan dari puncak pengumpulan
dalam upayanya untuk menyelidiki dan menumbuhkan informasi melalui penelitian,
eksperimen, usaha, kursus, kongres. Sementara itu, sebagai item, sains menunjukkan
dirinya karena latihan tip top gathering sebagai spekulasi, pelajaran, model ideal,
berbagai penemuan yang tersebar melalui distribusi yang kemudian diberikan ke
wilayah lokal dunia.
Perspektif yang mendasarinya menunjukkan bahwa sains mengandung komponen-
komponen yang menyertainya.
1) Tujuan yang dijadikan sebagai item untuk diketahui (Gegenstand)
12. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
9
2) Artikel objektif ini terus-menerus ditujukan dengan tujuan tertentu dalam pikiran
(teknik) tanpa menyadari tempat untuk berhenti. Anehnya, ilmu yang terus
berkembang justru memunculkan isu-isu baru yang mendukung penanganan yang
tiada henti.
3) Ada alasan dan inspirasi mengapa gegenstand terus digarap.
4) Respon yang tepat yang didapat kemudian dirangkai dalam kerangka yang terikat
bersama (Koento Wibisono, 1985).
Dengan Renaisans dan Aufklaerung ini, pola pikir manusia barat percaya pada
kapasitas akal yang membuat mereka berharap, bahwa segala sesuatu dapat diketahui,
diantisipasi, dan dikendalikan. Melalui harapan ini, mereka secara konsisten berani
mengarahkan penelitian secara inventif dan kreatif.
Atribut yang terkandung dalam sains adalah normal, human-centric, dan pada
umumnya akan menjadi mainstream, dengan etos peluang (platform keilmuan dan
skolastik). Hasil yang muncul adalah konsekuensi positif dan negatif. Positif, seperti
dalam kemajuan logis telah mendorong keberadaan manusia untuk maju (kemajuan,
peningkatan) dengan inovasi yang diciptakan dan telah membawa kantor yang
semakin disempurnakan bagi upaya manusia untuk membangun kesuksesan hidup
mereka secara nyata dan fisik.
Negatif dalam perasaan sains telah mendukung peningkatan praduga logis
dengan menghindari sifat-sifat ketat, moral, yang selanjutnya dapat memusnahkan
keberadaan manusia itu sendiri.
Akhirnya, jelaslah bahwa sains dan inovasi memiliki situasi yang berarti
dalam keberadaan manusia saat ini. Dalam posisi yang cukup besar itu, ilmu
pengetahuan dan inovasi telah mengontak keberadaan manusia dalam keseluruhan
sudut dan sendinya secara luas, yang dengan demikian telah mengubah budaya
manusia secara serius.
13. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
10
2.5 Pancasila sebagai Premis yang Berharga dalam Metodologi untuk Kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Inovasi
Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan hasil inovasi secara konsisten
mendorong keberadaan manusia, maka penting untuk memikirkan sistem atau teknik,
strategi yang tepat, hebat dan tepat dengan tujuan agar kemajuan ilmu pengetahuan
dan inovasi memberikan manfaat bagi bantuan pemerintah dan keluhuran rakyat.
Dalam memikirkan sebuah metodologi, pada hakekatnya kita menempatkan
Pancasila sebagai landasan yang berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan
inovasi di Indonesia. Pemahaman sifat yang hakiki menggambarkan Pancasila sebagai
mata air arah dan arah kemajuan ilmu pengetahuan. Adapun Pancasila sebagai premis
kualitas mengandung ukuran ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Pengukuran
ontologis menyiratkan sains sebagai pengerahan tenaga manusia untuk mencari
kebenaran yang tidak memiliki gagasan paling kabur tentang tempat untuk berhenti,
atau "perjalanan yang tidak lengkap". Sains muncul dalam keajaibannya sebagai
masyarakat, interaksi, dan item. Dalam pengukuran epistemologis, kualitas-kualitas
Pancasila dimanfaatkan sebagai mata pisau pemeriksaan/strategi untuk deduksi dan
tolok ukur kebenaran. Ukuran aksiologis, yang memuat sifat-sifat dasar dalam
menciptakan informasi, adalah statuta Pancasila secara menyeluruh. Oleh karena itu,
peneliti perlu memahami Pancasila secara menyeluruh, pada tingkat yang sangat
mendasar, dan mendasar, sehingga diperlukan keadaan yang membantu, baik yang
mendasari maupun sosial.
14. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
11
2.6 Tugas sifat-sifat dalam setiap statuta dalam Pancasila adalah sebagai
berikut.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa: melengkapi informasi membuat keselarasan antara
tujuan dan tidak masuk akal, antara rasa dan akal. Undang-undang ini menempatkan
orang di alam sebagai bagian dan bukan di tengah.
2) Anggaran Dasar Kemanusiaan yang Wajar dan Berbudaya: memberikan pedoman
dan informasi yang mengendalikan. Ilmu pengetahuan dikembalikan pada
kapasitasnya yang unik, khususnya bagi umat manusia, bukan hanya untuk
perkumpulan, lapisan-lapisan tertentu.
3) Statuta Solidaritas Indonesia: melengkapi universalisme dalam berbagai Statuta,
sehingga supra-framework tidak mengabaikan framework dan sub-framework.
Ketabahan dalam sub-kerangka adalah dasar untuk koherensi umum kemerdekaan,
tetapi tidak mencampuri kombinasi.
4) Statuta libertarian, didorong oleh wawasan dalam konsultasi/penggambaran,
menyeimbangkan autodinamika sains dan inovasi saat berkembang secara terbuka.
Eksperimen dalam aplikasi dan penyebaran informasi harus berbasis popularitas dan
dapat dibicarakan secara delegasi, mulai dari strategi, eksplorasi hingga aplikasi
massal.
5) Standar pemerataan sosial bagi setiap individu Indonesia, menekankan tiga hakim
Aristoteles: pemerataan distributif, pemerataan kontributif, dan pemerataan komutatif.
Keadilan sosial juga menjaga keharmonisan antara kepentingan individu dan daerah,
karena kepentingan tunggal tidak boleh diinjak oleh kepentingan semu. Perbedaan
adalah pendirian yang memungkinkan penemuan dan pengembangan muncul.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi harus secara konsisten diatur dengan
sifat-sifat Pancasila. Kemudian lagi, Pancasila diminta ada untuk dianalisa, memang
merupakan satu kesatuan peningkatan ilmu pengetahuan yang menjadi kepentingan
kemajuan manusia. Tugas Pancasila sebagai pandangan dunia untuk kemajuan ilmu
pengetahuan harus berlandaskan pada pengakuan bahwa semangat prinsip-prinsip
ketidakberpihakan logis atau otonomi ilmu hanya akan menjerat individu dalam
15. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
12
masalah yang tidak dapat diatasi hanya dengan berpegang teguh pada pedoman ilmu
pengetahuan. itu sendiri, terutama termasuk perenungan moral, ketat, dan moral.
kualitas sosial yang tertinggi untuk keberadaan manusia yang halus.
2.7 Kaitan Pancasila dengan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Inovasi
Wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan, jumlah pulau di Indonesia
berdasarkan informasi dari Dinas Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004
adalah 17.504 pulau. 7.870 di antaranya sudah memiliki nama, sedangkan 9.634
belum memiliki nama. Indonesia memiliki proporsi daratan dan lautan 2:3.
Wilayahnya sangat penting, di antara dua laut, khususnya Laut India dan Laut Pasifik
dan hampir tidak dapat dicapai oleh dua daratan, yaitu daratan Asia dan daratan
Australia. Terlebih lagi, negara kita dilintasi garis khatulistiwa yang membuat
Indonesia memiliki panas dan kelembapan. Hal ini membuat Indonesia menjadi
sangat kaya akan fauna dan tepung. Indonesia memiliki 10% dari kelebihan kayu
tropis dunia. Hutan Indonesia mengandung 12% spesies makhluk berdarah panas
dunia dan 16% spesies makhluk reptil dan air, serta 1.519 spesies burung dan 25%
spesies ikan dunia. Beberapa di antaranya endemik atau harus ditemukan di sekitar.
Selain memiliki kekayaan alam yang luar biasa, Indonesia juga sangat kaya
dalam suku, masyarakat, agama, bahasa, ras, dan suku. Karena keragaman tersebut,
Indonesia memiliki potensi kelemahan yang sangat tinggi, hal ini merupakan faktor
yang berdampak pada potensi munculnya perjuangan sosial. Mayoritas negara
Indonesia memiliki tingkat pengaruh yang signifikan dan dapat memicu perselisihan
etnis dan sosial. Perkembangan globalisasi yang mengandung berbagai kualitas dan
masyarakat dapat melahirkan mentalitas suka dan duka warga yang menimbulkan
benturan kualitas.
Jenis bahaya terhadap goyangan negara saat ini bersifat multi dimensional,
mulai dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini sesuai dengan peningkatan
kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi, data dan surat menyurat. Seperti halnya
16. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
13
kantor dan yayasan pendukung dalam mendapatkan jenis bahaya yang bersifat
multidimensi mulai dari masalah filosofis, politik, keuangan, sosial-sosial.
Demikian. Kemajuan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan inovasi sangat
dibutuhkan dengan tujuan untuk mengikuti segala kelimpahan yang dimiliki oleh
Indonesia dan menjawab setiap kesulitan yang ada. Dengan kewibawaan ilmu
pengetahuan dan inovasi, kita dapat menjaga solidaritas dan kehormatan negara
Indonesia sesuai aturan ketiga yang membaca Solidaritas Indonesia. Dengan
demikian, Iptek dan Pancasila memiliki hubungan yang langgeng satu sama lain. Ilmu
pengetahuan dan inovasi diperlukan dalam akidah Pancasila, aturan ketiga dalam
menjaga solidaritas Indonesia. Sekali lagi, kita juga harus terus memanfaatkan sifat-
sifat dasar Pancasila sebagai pembantu dalam menciptakan Ilmu Pengetahuan dan
Inovasi agar kita tidak terjebak dan berada di jalur untuk mencapai tujuan negara.
17. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Akhir / kesimpulan
• Sains (atau sains) adalah seluruh upaya yang disadari untuk meneliti,
menemukan, dan mengerjakan pemahaman manusia tentang berbagai bagian realitas
di dunia manusia.
• Kekuatan struktur ilmu terletak pada berbagai kolom, khususnya andalan
filsafat, epistemologi dan aksiologi. Ketiga kolom inilah yang dikenal sebagai
filosofis andalan ilmu pengetahuan. Kapasitas sebagai penunjang, penopang, dan
integratif sebagai kebutuhan esensial/umum
• Standar penalaran logis menggabungkan keseimbangan, bijaksana,
konsisten, metodologis dan metodis.
• Hasil yang muncul adalah akibat positif dan merugikan. Positif, seperti
dalam kemajuan logis telah mendorong keberadaan manusia untuk maju (kemajuan,
peningkatan) dengan inovasi yang diciptakan dan telah melahirkan kantor-kantor
modern yang semakin modern bagi upaya manusia untuk mengembangkan kehidupan
mereka secara nyata dan benar. Negatif dalam perasaan sains telah mendukung
kemajuan egoisme logis dengan menghindari kualitas ketat, moral, yang karenanya
dapat memusnahkan keberadaan manusia itu sendiri.
• Kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi harus secara konsisten diselaraskan
dengan sifat-sifat Pancasila. Kemudian lagi, Pancasila diminta ada untuk dianalisis,
memang merupakan satu kesatuan kemajuan ilmu pengetahuan yang menjadi
kepentingan kemajuan manusia. Tugas Pancasila sebagai pandangan dunia untuk
kemajuan ilmu pengetahuan harus berlandaskan pada pengakuan bahwa semangat
standar ketidakberpihakan logis atau kebebasan ilmu hanya akan menjerat individu
dalam masalah yang tidak dapat diatasi hanya dengan berpegang teguh pada prinsip-
18. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
15
prinsip ilmu pengetahuan. itu sendiri, terutama termasuk perenungan moral, ketat, dan
moral. kualitas sosial yang tertinggi untuk keberadaan manusia yang halus
3.2 Saran
Tercatat sebagai hard copy makalah ini, masih terdapat beberapa kelemahan
dan kesalahan, baik dari segi penyusunan maupun dari segi struktur kalimatnya.
Sejauh konten juga masih harus ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat percaya
bahwa para pembaca makalah ini dapat memberikan analisis dan informasi yang
berharga.
19. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
16
DAFTAR PUSTAKA
Iriyanto, Ws, 2009, Bahan Kuliah Filsafat ilmu, Pancasila,Semarang
Kunto Wibisono, 1985, Arti Pengmbangan Menurut Positivisme,
Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Kuswanjono, Arqom., E.S Nurdin, I.Widisuseno, dan Mukhtar
Syamsudin. 2012. E-Material Pendidikan Pancasila. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Perguruan
Tinggi Gajah Mada, Yogyakarta.
Surajyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Van Melsen, 1985, Ilmu Pengetahuan dan Tangung jawab Kita,
Kanisius, Yogyakarta.