SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
Mata kuliah Pendidikan Pancasila MJ 09
TUGAS
Makalah :
Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan
Doesn Pengapuh (Koordinator & Tutor)
Kamarudin Salim, S.Sos., M.Si.
oleh :
(Pelik Pernandes P.s)
(NIM 200201010067)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Allah yang maha kuasa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
pendidikan pancasila ini, Demi memenuhi kebutuhan tugas 3 (tiga) Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada dosen pendidikan pancasila bapak Kamarudin Salim, S.Sos., M.Si. yang
telah memberikan materi serta bimbingannya sehingga Makalah ini dapat selesai dengan baik
dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya Buku Makalah pembelajaran Pendidikan Pancasila ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan teman-teman. Amin.
Terima Kasih.
Pelik Pernandes p.s
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………………… 1
1.2 DEFINISI MASALAH / RUMUSAN MASALAH………...………………………… 2
1.3 ALASAN/ TUJUAN …………………... ………………………………………..…… 3
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 PENGERTIAN ILMU …………………….…………………………………………... 4
2.2 PILAR –PILAR PENYANGGA BAGI EKSISTENSI ILMU PENGEETAHUAN …. 5
2.3 STANDAR PENALARAN LOGIS ……………………………………….………….. 7
2.4 BEBERAPA BAGIAN PENTING DARI SAINS …………………………………….. 8
2.5 PANCASILA SEBAGAI PREMESI YANG BERHARGA DALAM METODOLOGI
UNTUK KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN INOVASI …….…………….….. 10
2.6 TUGAS SIFAT-SIFAT DALAM SETIAP STATUTA DALAM PANCASILA
ADALAH SEBAGAI BERIKUT…………………………………………………………. 11
2.7 KAITAN PANCASILA DENGAN KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN
INOVASI ………………………………………………………………………………… 12
BAB III (PENUTUP)
3.1 AKIR / KESIMPULAN ……………………………..……………………………….. 14
3.2 SARAN …………..………………………………………………………..………….. 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………...…………….…………………………….. 16
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
1
BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak 18 Agustus 1945, secara epistemologis, Pancasila telah dikonsentrasikan
oleh para ahli dan selanjutnya diadili dalam berbagai kesempatan yang berupaya
menumbangkan kemerdekaan dan tegaknya NKRI. Secara awas dan bermartabat,
Pancasila telah menunjukkan kekuatannya hingga saat ini. Tes psikologi telah
dilakukan oleh spesialis dengan metodologi yang berbeda. Notonegoro dengan kajian
hipotesis kausal, Driyarkara dengan metodologi antropologi magis, Eka Darmaputera
dengan moralitas, Suwarno dengan metodologi kronik, filosofis dan sosio-yuridis,
Gunawan Setiardja dengan kajian yuridis filosofis (Dimyati, 2006) dan banyak pakar
dan skolastik mendemonstrasikan Pancasila sebagai teori
Sejak prinsipal, sains memiliki situasi yang signifikan dalam tindakan
penalaran manusia. Istilah sains terdiri dari dua campuran kata dengan berbagai
implikasi, sains dan informasi. Yang kita ketahui hanyalah makna informasi,
sedangkan sains adalah informasi tentang suatu bidang yang secara metodis didalangi
oleh strategi tertentu.
Mentalitas dasar dan cerdik dari orang-orang dalam bereaksi terhadap
berbagai kesempatan di sekitar mereka secara langsung relatif terhadap kemajuan
ilmu pengetahuan yang cepat. Bagaimanapun, pada gilirannya, muncul manifestasi
dehumanisasi atau penurunan status manusia. Hal ini karena butir yang disampaikan
oleh orang, baik hipotesis maupun materi, ternyata lebih penting daripada
pencetusnya. Oleh karena itu, tugas Pancasila harus ditegaskan agar negara Indonesia
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
2
tidak terjerumus ke dalam kemajuan ilmu pengetahuan yang selama ini jauh dari
kualitas manusia.
Sifat-sifat Pancasila benar-benar telah diungkapkan secara mendalam, filosofis
dan tak terhindarkan dalam UUD 1945 baik sebelum revisi maupun setelah
perubahan. Penghormatan-penghargaan Pancasila ini juga telah dicoba dalam unsur-
unsur kehidupan masyarakat di berbagai masa pemerintahan Indonesia. Sudah
menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila adalah suatu amanat yang berharga yang
dipisahkan dari sifat-sifat dasar kebudayaan Indonesia, khususnya lima undang-
undang yang merupakan satu kesatuan sehingga kesepakatan dan praktiknya harus
memasukkan semua sifat-sifat tersebut. terkandung di dalamnya. Hanya saja harus
diakui bahwa meskipun telah dilakukan revisi sampai dengan yang keempat, dalam
pelaksanaan Pancasila masih banyak lika-liku dan pertentangan yang menyebabkan
tindakan administrasi dan penyelenggara negara dan negara. menjadi sangat
mengganggu.
Bukti eksperimental menunjukkan bahwa hampir semua perkembangan
mekanis adalah efek lanjutan dari upaya terkoordinasi, terlepas dari apakah itu kerja
sama antara pemerintah, perguruan tinggi, organisasi, peneliti, atau gabungan dari
semuanya. Tindakan ini agak tidak berhasil dalam beberapa pengaturan pemerintah
1.2 Definisi Masalah / Rumusan Masalh
1. Apa pentingnya Sains?
2. Bagaimana Andalan Penolong Kehadiran Ilmu Pengetahuan?
3. Apa standar penalaran logis?
4. Apa saja bagian penting dari sains?
5. Bagaimana Tata Cara Pancasila sebagai alasan kemaslahatan menciptakan ilmu
pengetahuan dan inovasi?
6. Bagaimana keterkaitan Pancasila dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi?
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
3
1.3 Alasan / Tujuan
Sasaran yang ingin dicapai dalam percakapan dalam tulisan ini antara lain:
1. Pahami pentingnya Ilmu
2. Mengetahui kolom-kolom pendukung kehadiran ilmu
3. Memahami standar penalaran logis
4. Mengetahui bagian-bagian penting dari ilmu pengetahuan
5. Memahami tata cara Pancasila sebagai alasan kemaslahatan menciptakan ilmu
pengetahuan dan inovasi
6. Mengetahui keterkaitan Pancasila dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ilmu
Sains (atau sains) adalah seluruh upaya sadar untuk memeriksa, menemukan,
dan bekerja pada pemahaman manusia tentang berbagai bagian realitas di dunia
manusia. Perspektif ini dibatasi untuk membuat detail yang jelas. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi luasnya pandangan, dan kepastian ilmu diperoleh dari
batas-batasnya. Sains bukan hanya informasi, namun merangkum berbagai informasi
yang bergantung pada spekulasi yang disepakati dan dapat dicoba secara efisien
dengan sekelompok teknik yang dirasakan dalam bidang sains tertentu. Menurut
perspektif filosofis, sains dibingkai berdasarkan fakta bahwa orang berusaha
merenungkan informasi yang mereka miliki (Surajiyo. 2010).
Informasi menyinggung pemahaman manusia tentang suatu hal, di mana ilmu
pengetahuan adalah pengaturan yang teratur dan sadar. Sebagai aturan, ilmu
pengetahuan mungkin dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia. Sains
adalah sesuatu yang membedakan kita dari hewan surgawi lainnya seperti tumbuhan
dan makhluk. Dengan ilmu pengetahuan kita dapat melakukan, membuat, membuat
sesuatu yang memiliki pengaruh yang unggul terhadap keberadaan manusia. Sains
dianggap sebagai informasi yang terorganisir secara efisien dan sarana untuk
pencapaiannya diwakili secara hipotetis. Dengan tujuan bahwa informasi sangat vital
bagi setiap orang untuk mencapai kemajuan dan peningkatan eksistensi manusia itu
sendiri.
Wilhelm Dilthey (1833-1911) mengusulkan karakterisasi, membagi informasi
menjadi Natuurwissenchaft dan Geisteswissenchaft. Gathering utama seperti Study of
the World menggunakan teknik Erklaeren, sedangkan gathering selanjutnya adalah
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
5
Study of Geist menggunakan strategi Verstehen. Kemudian, pada saat itu Juergen
Habermas, salah seorang kepala mazhab Frankfurt (Jerman) mengusulkan
pengelompokan lain dengan premis human interest yang esensial, dengan
mengusulkan karakterisasi ilmu-ilmu observasional ilmiah, sosio-basis dan
hermeneutik yang tercatat, masing-masing dari yang memanfaatkan strategi eksak,
orang terpelajar rasionalistik, dan hermeneutika (Van Melsen, 1985).
2.2 Pilar-Pilar Penyangga bagi Eksistensi Ilmu Pengetahuan
Melalui hipotesis relativitas Einstein, pandangan dunia tentang realitas sains
kini telah berubah dari pandangan dunia lama yang dikerjakan oleh ilmu fisika
Newton yang secara konsisten diperlukan untuk membuat hipotesis tertinggi dalam
kebenaran logis. Pandangan dunia sains saat ini jelas bukan merupakan elemen yang
tak berkesudahan, bahkan sains jarang diselesaikan meskipun faktanya sains
bergantung pada struktur tujuan, objektif, metodologis, presisi, masuk akal, dan
eksak. Pada gilirannya, sains tidak dapat dipisahkan dari instrumen penerimaan
terhadap revisi. Untuk itulah peneliti perlu menemukan pilihan-pilihan untuk
perbaikannya melalui pemeriksaan, pemeriksaan eksploratif, baik dari segi ontologis,
epistemologis maupun ontologis. Karena setiap peningkatan logis pada dasarnya
(legitimasi) dan kualitas yang tak tergoyahkan (ketergantungan) dapat diwakili, baik
tergantung pada standar logis (pengaturan dukungan) dan dalam pandangan
pengaturan nilai masyarakat umum di mana ilmu itu ditemukan/diciptakan dari
wahyu).
Kekuatan struktur ilmu pengetahuan terletak pada berbagai kolom, khususnya
andalan metafisika, epistemologi dan aksiologi. Ketiga kolom inilah yang dikenal
sebagai filosofis andalan ilmu pengetahuan. Mengisi sebagai bantalan, penopang, dan
integratif hanya sebagai prasyarat penting/bersama. Kemajuan ilmu pengetahuan
senantiasa dihadapkan pada persoalan-persoalan filsafat, epistemologi dan aksiologi.
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
6
1. Andalan metafisika (kosmologi)
Terus-menerus mencakup masalah (kehadiran).
a) Besaran sudut: Apakah ada tunggal, ganda atau jamak (monisme, dualisme,
pluralisme)
b) Bagian nilai (kualitas, sifat): bagaimana titik potong, sifat, sifat sesuatu (sistem,
teleologi, vitalisme dan makhluk hidup).
Pengalaman ontologis dapat memberikan premis untuk pengaturan kecurigaan,
pendirian hipotetis, dan membantu membuat korespondensi interdisipliner dan
multidisiplin. Membantu perencanaan masalah, realitas, batas-batas ilmu dan potensi
percampuran antar ilmu. Misalnya, masalah darurat terkait uang tidak bisa hanya
diurus dari aspek finansial. Filsafat memahami bahwa ada berbagai faktor nyata yang
tidak dapat dijangkau oleh masalah keuangan, sehingga perlu bantuan berbagai ilmu
seperti masalah legislatif, humanisme.
2. Andalan (epistemologi)
Ini umumnya mencakup masalah tentang sumber informasi, sumber
kebenaran, metode untuk mendapatkan kebenaran, standar kebenaran, ukuran,
implikasi, dasar kebenaran, kerangka kerja, sistem, metodologi. Pengalaman
epistemologis dapat menambah kepada kita: (a) metode untuk melegitimasi ilmu
pengetahuan/memutuskan legitimasi disiplin logis tertentu (b) memberikan tepi acuan
metodologis untuk kemajuan ilmu pengetahuan (c) menciptakan kemampuan
mengukur (d) menciptakan imajinatif dan dalam
3. Andalan (aksiologi)
Terus diidentikkan dengan isu perenungan nilai yang signifikan (moral, baik, ketat)
dalam setiap wahyu, penerapan atau kemajuan ilmu pengetahuan. Pengalaman
aksiologis dapat memberikan premis dan bantalan bagi kemajuan ilmu pengetahuan,
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
7
menumbuhkan etos logis seorang ahli dan peneliti (Iriyanto Widisuseno, 2009).
Terbentuknya peningkatan ilmu secara penting mengacu pada tiga landasan filosofis
ilmu yang bersifat integratif dan esensial.
Gambar 1. Terbentuknya Peningkatan Ilmu Pengetahuan
2.3 Standar penalaran logis
1) Tujuan: Bagaimana mempertimbangkan untuk menjadi apa yang berharga, tidak
terlalu memperhatikan variabel abstrak (misalnya sentimen, keinginan, perasaan,
kerangka keyakinan, otoritas) .
2) Levelheaded: Memanfaatkan penilaian yang baik yang dapat dirasakan dan diakui
oleh orang lain. Mencoba melepaskan sentimen, perasaan, kerangka keyakinan, dan
otoritas.
3) Cerdas: Berpikir dengan menggunakan standar yang masuk akal/jelas/mantap,
implikatif. Tidak mengandung komponen penalaran yang bertentangan. Setiap ide
yang sah secara konsisten masuk akal, dan sebaliknya apa yang objektif harus masuk
akal.
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
8
4) Teknik: Secara konsisten menggunakan salah satu strategi dan strategi logis dalam
setiap ide dan aktivitas (misalnya induktif, deduktif, buatan, hermeneutik, naluriah).
5) Tertib: Setiap cara pandang dan tindakan menggunakan langkah-langkah
kebutuhan yang jelas dan saling terkait. Memiliki tujuan dan arah yang jelas.
2.4 Beberapa bagian penting dari sains
Melalui pemeriksaan yang dapat diverifikasi ini, yang pada dasarnya
merupakan pemahaman tentang latar belakang sejarah kelahiran dan kemajuan ilmu
pengetahuan, sangat mungkin beralasan bahwa ilmu pengetahuan mengandung dua
sudut pandang, khususnya sudut pandang sensasional dan sudut pandang primer.
Sudut pandang yang luar biasa menunjukkan bahwa sains menunjukkan
sebagai masyarakat, siklus, dan item. Sebagai masyarakat umum, sains menunjukkan
dirinya sebagai masyarakat umum atau tip top gathering yang dalam kehidupan
sehari-hari mereka berpegang teguh pada standar logis yang menurut pandangan
dunia Merton disebut universalisme, komunalisme, dan ketidakpercayaan yang
terkoordinasi dan terkoordinasi. Sebagai suatu interaksi, ilmu pengetahuan
menunjukkan dirinya sebagai suatu tindakan atau gerakan dari puncak pengumpulan
dalam upayanya untuk menyelidiki dan menumbuhkan informasi melalui penelitian,
eksperimen, usaha, kursus, kongres. Sementara itu, sebagai item, sains menunjukkan
dirinya karena latihan tip top gathering sebagai spekulasi, pelajaran, model ideal,
berbagai penemuan yang tersebar melalui distribusi yang kemudian diberikan ke
wilayah lokal dunia.
Perspektif yang mendasarinya menunjukkan bahwa sains mengandung komponen-
komponen yang menyertainya.
1) Tujuan yang dijadikan sebagai item untuk diketahui (Gegenstand)
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
9
2) Artikel objektif ini terus-menerus ditujukan dengan tujuan tertentu dalam pikiran
(teknik) tanpa menyadari tempat untuk berhenti. Anehnya, ilmu yang terus
berkembang justru memunculkan isu-isu baru yang mendukung penanganan yang
tiada henti.
3) Ada alasan dan inspirasi mengapa gegenstand terus digarap.
4) Respon yang tepat yang didapat kemudian dirangkai dalam kerangka yang terikat
bersama (Koento Wibisono, 1985).
Dengan Renaisans dan Aufklaerung ini, pola pikir manusia barat percaya pada
kapasitas akal yang membuat mereka berharap, bahwa segala sesuatu dapat diketahui,
diantisipasi, dan dikendalikan. Melalui harapan ini, mereka secara konsisten berani
mengarahkan penelitian secara inventif dan kreatif.
Atribut yang terkandung dalam sains adalah normal, human-centric, dan pada
umumnya akan menjadi mainstream, dengan etos peluang (platform keilmuan dan
skolastik). Hasil yang muncul adalah konsekuensi positif dan negatif. Positif, seperti
dalam kemajuan logis telah mendorong keberadaan manusia untuk maju (kemajuan,
peningkatan) dengan inovasi yang diciptakan dan telah membawa kantor yang
semakin disempurnakan bagi upaya manusia untuk membangun kesuksesan hidup
mereka secara nyata dan fisik.
Negatif dalam perasaan sains telah mendukung peningkatan praduga logis
dengan menghindari sifat-sifat ketat, moral, yang selanjutnya dapat memusnahkan
keberadaan manusia itu sendiri.
Akhirnya, jelaslah bahwa sains dan inovasi memiliki situasi yang berarti
dalam keberadaan manusia saat ini. Dalam posisi yang cukup besar itu, ilmu
pengetahuan dan inovasi telah mengontak keberadaan manusia dalam keseluruhan
sudut dan sendinya secara luas, yang dengan demikian telah mengubah budaya
manusia secara serius.
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
10
2.5 Pancasila sebagai Premis yang Berharga dalam Metodologi untuk Kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Inovasi
Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan hasil inovasi secara konsisten
mendorong keberadaan manusia, maka penting untuk memikirkan sistem atau teknik,
strategi yang tepat, hebat dan tepat dengan tujuan agar kemajuan ilmu pengetahuan
dan inovasi memberikan manfaat bagi bantuan pemerintah dan keluhuran rakyat.
Dalam memikirkan sebuah metodologi, pada hakekatnya kita menempatkan
Pancasila sebagai landasan yang berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan
inovasi di Indonesia. Pemahaman sifat yang hakiki menggambarkan Pancasila sebagai
mata air arah dan arah kemajuan ilmu pengetahuan. Adapun Pancasila sebagai premis
kualitas mengandung ukuran ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Pengukuran
ontologis menyiratkan sains sebagai pengerahan tenaga manusia untuk mencari
kebenaran yang tidak memiliki gagasan paling kabur tentang tempat untuk berhenti,
atau "perjalanan yang tidak lengkap". Sains muncul dalam keajaibannya sebagai
masyarakat, interaksi, dan item. Dalam pengukuran epistemologis, kualitas-kualitas
Pancasila dimanfaatkan sebagai mata pisau pemeriksaan/strategi untuk deduksi dan
tolok ukur kebenaran. Ukuran aksiologis, yang memuat sifat-sifat dasar dalam
menciptakan informasi, adalah statuta Pancasila secara menyeluruh. Oleh karena itu,
peneliti perlu memahami Pancasila secara menyeluruh, pada tingkat yang sangat
mendasar, dan mendasar, sehingga diperlukan keadaan yang membantu, baik yang
mendasari maupun sosial.
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
11
2.6 Tugas sifat-sifat dalam setiap statuta dalam Pancasila adalah sebagai
berikut.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa: melengkapi informasi membuat keselarasan antara
tujuan dan tidak masuk akal, antara rasa dan akal. Undang-undang ini menempatkan
orang di alam sebagai bagian dan bukan di tengah.
2) Anggaran Dasar Kemanusiaan yang Wajar dan Berbudaya: memberikan pedoman
dan informasi yang mengendalikan. Ilmu pengetahuan dikembalikan pada
kapasitasnya yang unik, khususnya bagi umat manusia, bukan hanya untuk
perkumpulan, lapisan-lapisan tertentu.
3) Statuta Solidaritas Indonesia: melengkapi universalisme dalam berbagai Statuta,
sehingga supra-framework tidak mengabaikan framework dan sub-framework.
Ketabahan dalam sub-kerangka adalah dasar untuk koherensi umum kemerdekaan,
tetapi tidak mencampuri kombinasi.
4) Statuta libertarian, didorong oleh wawasan dalam konsultasi/penggambaran,
menyeimbangkan autodinamika sains dan inovasi saat berkembang secara terbuka.
Eksperimen dalam aplikasi dan penyebaran informasi harus berbasis popularitas dan
dapat dibicarakan secara delegasi, mulai dari strategi, eksplorasi hingga aplikasi
massal.
5) Standar pemerataan sosial bagi setiap individu Indonesia, menekankan tiga hakim
Aristoteles: pemerataan distributif, pemerataan kontributif, dan pemerataan komutatif.
Keadilan sosial juga menjaga keharmonisan antara kepentingan individu dan daerah,
karena kepentingan tunggal tidak boleh diinjak oleh kepentingan semu. Perbedaan
adalah pendirian yang memungkinkan penemuan dan pengembangan muncul.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi harus secara konsisten diatur dengan
sifat-sifat Pancasila. Kemudian lagi, Pancasila diminta ada untuk dianalisa, memang
merupakan satu kesatuan peningkatan ilmu pengetahuan yang menjadi kepentingan
kemajuan manusia. Tugas Pancasila sebagai pandangan dunia untuk kemajuan ilmu
pengetahuan harus berlandaskan pada pengakuan bahwa semangat prinsip-prinsip
ketidakberpihakan logis atau otonomi ilmu hanya akan menjerat individu dalam
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
12
masalah yang tidak dapat diatasi hanya dengan berpegang teguh pada pedoman ilmu
pengetahuan. itu sendiri, terutama termasuk perenungan moral, ketat, dan moral.
kualitas sosial yang tertinggi untuk keberadaan manusia yang halus.
2.7 Kaitan Pancasila dengan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Inovasi
Wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan, jumlah pulau di Indonesia
berdasarkan informasi dari Dinas Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004
adalah 17.504 pulau. 7.870 di antaranya sudah memiliki nama, sedangkan 9.634
belum memiliki nama. Indonesia memiliki proporsi daratan dan lautan 2:3.
Wilayahnya sangat penting, di antara dua laut, khususnya Laut India dan Laut Pasifik
dan hampir tidak dapat dicapai oleh dua daratan, yaitu daratan Asia dan daratan
Australia. Terlebih lagi, negara kita dilintasi garis khatulistiwa yang membuat
Indonesia memiliki panas dan kelembapan. Hal ini membuat Indonesia menjadi
sangat kaya akan fauna dan tepung. Indonesia memiliki 10% dari kelebihan kayu
tropis dunia. Hutan Indonesia mengandung 12% spesies makhluk berdarah panas
dunia dan 16% spesies makhluk reptil dan air, serta 1.519 spesies burung dan 25%
spesies ikan dunia. Beberapa di antaranya endemik atau harus ditemukan di sekitar.
Selain memiliki kekayaan alam yang luar biasa, Indonesia juga sangat kaya
dalam suku, masyarakat, agama, bahasa, ras, dan suku. Karena keragaman tersebut,
Indonesia memiliki potensi kelemahan yang sangat tinggi, hal ini merupakan faktor
yang berdampak pada potensi munculnya perjuangan sosial. Mayoritas negara
Indonesia memiliki tingkat pengaruh yang signifikan dan dapat memicu perselisihan
etnis dan sosial. Perkembangan globalisasi yang mengandung berbagai kualitas dan
masyarakat dapat melahirkan mentalitas suka dan duka warga yang menimbulkan
benturan kualitas.
Jenis bahaya terhadap goyangan negara saat ini bersifat multi dimensional,
mulai dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini sesuai dengan peningkatan
kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi, data dan surat menyurat. Seperti halnya
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
13
kantor dan yayasan pendukung dalam mendapatkan jenis bahaya yang bersifat
multidimensi mulai dari masalah filosofis, politik, keuangan, sosial-sosial.
Demikian. Kemajuan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan inovasi sangat
dibutuhkan dengan tujuan untuk mengikuti segala kelimpahan yang dimiliki oleh
Indonesia dan menjawab setiap kesulitan yang ada. Dengan kewibawaan ilmu
pengetahuan dan inovasi, kita dapat menjaga solidaritas dan kehormatan negara
Indonesia sesuai aturan ketiga yang membaca Solidaritas Indonesia. Dengan
demikian, Iptek dan Pancasila memiliki hubungan yang langgeng satu sama lain. Ilmu
pengetahuan dan inovasi diperlukan dalam akidah Pancasila, aturan ketiga dalam
menjaga solidaritas Indonesia. Sekali lagi, kita juga harus terus memanfaatkan sifat-
sifat dasar Pancasila sebagai pembantu dalam menciptakan Ilmu Pengetahuan dan
Inovasi agar kita tidak terjebak dan berada di jalur untuk mencapai tujuan negara.
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Akhir / kesimpulan
• Sains (atau sains) adalah seluruh upaya yang disadari untuk meneliti,
menemukan, dan mengerjakan pemahaman manusia tentang berbagai bagian realitas
di dunia manusia.
• Kekuatan struktur ilmu terletak pada berbagai kolom, khususnya andalan
filsafat, epistemologi dan aksiologi. Ketiga kolom inilah yang dikenal sebagai
filosofis andalan ilmu pengetahuan. Kapasitas sebagai penunjang, penopang, dan
integratif sebagai kebutuhan esensial/umum
• Standar penalaran logis menggabungkan keseimbangan, bijaksana,
konsisten, metodologis dan metodis.
• Hasil yang muncul adalah akibat positif dan merugikan. Positif, seperti
dalam kemajuan logis telah mendorong keberadaan manusia untuk maju (kemajuan,
peningkatan) dengan inovasi yang diciptakan dan telah melahirkan kantor-kantor
modern yang semakin modern bagi upaya manusia untuk mengembangkan kehidupan
mereka secara nyata dan benar. Negatif dalam perasaan sains telah mendukung
kemajuan egoisme logis dengan menghindari kualitas ketat, moral, yang karenanya
dapat memusnahkan keberadaan manusia itu sendiri.
• Kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi harus secara konsisten diselaraskan
dengan sifat-sifat Pancasila. Kemudian lagi, Pancasila diminta ada untuk dianalisis,
memang merupakan satu kesatuan kemajuan ilmu pengetahuan yang menjadi
kepentingan kemajuan manusia. Tugas Pancasila sebagai pandangan dunia untuk
kemajuan ilmu pengetahuan harus berlandaskan pada pengakuan bahwa semangat
standar ketidakberpihakan logis atau kebebasan ilmu hanya akan menjerat individu
dalam masalah yang tidak dapat diatasi hanya dengan berpegang teguh pada prinsip-
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
15
prinsip ilmu pengetahuan. itu sendiri, terutama termasuk perenungan moral, ketat, dan
moral. kualitas sosial yang tertinggi untuk keberadaan manusia yang halus
3.2 Saran
Tercatat sebagai hard copy makalah ini, masih terdapat beberapa kelemahan
dan kesalahan, baik dari segi penyusunan maupun dari segi struktur kalimatnya.
Sejauh konten juga masih harus ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat percaya
bahwa para pembaca makalah ini dapat memberikan analisis dan informasi yang
berharga.
Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai
ilmu dasar nilai pengembangan
16
DAFTAR PUSTAKA
Iriyanto, Ws, 2009, Bahan Kuliah Filsafat ilmu, Pancasila,Semarang
Kunto Wibisono, 1985, Arti Pengmbangan Menurut Positivisme,
Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Kuswanjono, Arqom., E.S Nurdin, I.Widisuseno, dan Mukhtar
Syamsudin. 2012. E-Material Pendidikan Pancasila. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Perguruan
Tinggi Gajah Mada, Yogyakarta.
Surajyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Van Melsen, 1985, Ilmu Pengetahuan dan Tangung jawab Kita,
Kanisius, Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.elia_deardy
 
Scientisme dan kultus keilmuan
Scientisme dan kultus keilmuanScientisme dan kultus keilmuan
Scientisme dan kultus keilmuanyoggivani zhansen
 
Tugas Filsafat Ilmu tentang "Filsafat Ilmu Khusus ( Filsafat Teknologi )"
Tugas Filsafat Ilmu tentang "Filsafat Ilmu Khusus ( Filsafat Teknologi )"Tugas Filsafat Ilmu tentang "Filsafat Ilmu Khusus ( Filsafat Teknologi )"
Tugas Filsafat Ilmu tentang "Filsafat Ilmu Khusus ( Filsafat Teknologi )"Satria Yuanda
 
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSKumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSkhoinurfaisila
 
Kumpulan materi filsafat ilmu
Kumpulan materi filsafat ilmuKumpulan materi filsafat ilmu
Kumpulan materi filsafat ilmuFiqiahKirana
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanMETA GUNAWAN
 
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnyaTugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnyaJoko Supono
 
Aksiologi Sains
Aksiologi SainsAksiologi Sains
Aksiologi SainsAbdul Aziz
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanOperator Warnet Vast Raha
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35Sri Suwanti
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuKristinaMala
 
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafatOperator Warnet Vast Raha
 

What's hot (18)

Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu   Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
Kumpulan Makalah Filsafat Ilmu Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Ilmu Pengetahuan
Ilmu PengetahuanIlmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
 
Pancasila kelompok VII
Pancasila kelompok VII Pancasila kelompok VII
Pancasila kelompok VII
 
Filsafat ilmu 1
Filsafat ilmu 1Filsafat ilmu 1
Filsafat ilmu 1
 
Scientisme dan kultus keilmuan
Scientisme dan kultus keilmuanScientisme dan kultus keilmuan
Scientisme dan kultus keilmuan
 
Tugas Filsafat Ilmu tentang "Filsafat Ilmu Khusus ( Filsafat Teknologi )"
Tugas Filsafat Ilmu tentang "Filsafat Ilmu Khusus ( Filsafat Teknologi )"Tugas Filsafat Ilmu tentang "Filsafat Ilmu Khusus ( Filsafat Teknologi )"
Tugas Filsafat Ilmu tentang "Filsafat Ilmu Khusus ( Filsafat Teknologi )"
 
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MSKumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
Kumpulan materi tugas membuat makalah Dosen Pengajar Dr. Sigit Sardjono, MS
 
Kumpulan materi filsafat ilmu
Kumpulan materi filsafat ilmuKumpulan materi filsafat ilmu
Kumpulan materi filsafat ilmu
 
Science and Knowledge
Science and KnowledgeScience and Knowledge
Science and Knowledge
 
Aksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu PendidikanAksiologi Ilmu Pendidikan
Aksiologi Ilmu Pendidikan
 
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnyaTugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
Tugas prof. hapzi hubungan filsafat dengan ilmu lainnya
 
Aksiologi Sains
Aksiologi SainsAksiologi Sains
Aksiologi Sains
 
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuanObyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
Obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan
 
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
SRI SUWANTI - MIP - Latihan 35
 
Tugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat IlmuTugas Filsafat Ilmu
Tugas Filsafat Ilmu
 
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
118015425 pengertian-filsafat-objek-material-dan-formal-filsafat
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 

Similar to makalah pendidikan pancasila

Pembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasilaPembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasilafedereth
 
Ppt pend. pancasila kel.5
Ppt pend. pancasila kel.5Ppt pend. pancasila kel.5
Ppt pend. pancasila kel.5Azza Mafazah
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxLisdaPuspaawaliaj1
 
Pancasila dasar pengembangan ilmu
Pancasila dasar pengembangan ilmuPancasila dasar pengembangan ilmu
Pancasila dasar pengembangan ilmufarahazizh
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalFAJAR MENTARI
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan KependidikanAdy Setiawan
 
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxTugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxziloglow
 
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuKumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuAbidaAnggun
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasilaasuferu
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafatAndi Uli
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuayu Naoman
 
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatPdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatjotimustika
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Msdinyrusdiananda
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuecaishak
 

Similar to makalah pendidikan pancasila (20)

Pembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasilaPembahasan makalah pancasila
Pembahasan makalah pancasila
 
Ppt pend. pancasila kel.5
Ppt pend. pancasila kel.5Ppt pend. pancasila kel.5
Ppt pend. pancasila kel.5
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
Pancasila dasar pengembangan ilmu
Pancasila dasar pengembangan ilmuPancasila dasar pengembangan ilmu
Pancasila dasar pengembangan ilmu
 
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan NasionalMakalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
Makalah Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
Kelompok 6 slide share pfi_s
Kelompok 6 slide share pfi_sKelompok 6 slide share pfi_s
Kelompok 6 slide share pfi_s
 
Landasan Kependidikan
Landasan KependidikanLandasan Kependidikan
Landasan Kependidikan
 
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptxTugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
Tugas Filsafat dalam kehidupan!!!!!.pptx
 
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuKumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Pancasila sebagai dasar ilmu
Pancasila sebagai dasar ilmuPancasila sebagai dasar ilmu
Pancasila sebagai dasar ilmu
 
Historis filsafat
Historis filsafatHistoris filsafat
Historis filsafat
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
 
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafatPdf kumpulan soal soal makalah filsafat
Pdf kumpulan soal soal makalah filsafat
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, MsKumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
Kumpulan tugas filsafat ilmu dosen pembimbing Dr. Sigit Sardjono, Ms
 
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmuOntologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
Ontologi epistemologi dan_aksiologi_ilmu
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 

makalah pendidikan pancasila

  • 1. Mata kuliah Pendidikan Pancasila MJ 09 TUGAS Makalah : Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan Doesn Pengapuh (Koordinator & Tutor) Kamarudin Salim, S.Sos., M.Si. oleh : (Pelik Pernandes P.s) (NIM 200201010067) PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS SIBER ASIA JAKARTA 2021
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Allah yang maha kuasa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah pendidikan pancasila ini, Demi memenuhi kebutuhan tugas 3 (tiga) Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pendidikan pancasila bapak Kamarudin Salim, S.Sos., M.Si. yang telah memberikan materi serta bimbingannya sehingga Makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya Buku Makalah pembelajaran Pendidikan Pancasila ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin. Terima Kasih. Pelik Pernandes p.s
  • 3. DAFTAR ISI BAB I (PENDAHULUAN) 1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………………… 1 1.2 DEFINISI MASALAH / RUMUSAN MASALAH………...………………………… 2 1.3 ALASAN/ TUJUAN …………………... ………………………………………..…… 3 BAB II (PEMBAHASAN) 2.1 PENGERTIAN ILMU …………………….…………………………………………... 4 2.2 PILAR –PILAR PENYANGGA BAGI EKSISTENSI ILMU PENGEETAHUAN …. 5 2.3 STANDAR PENALARAN LOGIS ……………………………………….………….. 7 2.4 BEBERAPA BAGIAN PENTING DARI SAINS …………………………………….. 8 2.5 PANCASILA SEBAGAI PREMESI YANG BERHARGA DALAM METODOLOGI UNTUK KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN INOVASI …….…………….….. 10 2.6 TUGAS SIFAT-SIFAT DALAM SETIAP STATUTA DALAM PANCASILA ADALAH SEBAGAI BERIKUT…………………………………………………………. 11 2.7 KAITAN PANCASILA DENGAN KEMAJUAN ILMU PENGETAHUAN DAN INOVASI ………………………………………………………………………………… 12 BAB III (PENUTUP) 3.1 AKIR / KESIMPULAN ……………………………..……………………………….. 14 3.2 SARAN …………..………………………………………………………..………….. 15 DAFTAR PUSTAKA ………………………...…………….…………………………….. 16
  • 4. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 1 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak 18 Agustus 1945, secara epistemologis, Pancasila telah dikonsentrasikan oleh para ahli dan selanjutnya diadili dalam berbagai kesempatan yang berupaya menumbangkan kemerdekaan dan tegaknya NKRI. Secara awas dan bermartabat, Pancasila telah menunjukkan kekuatannya hingga saat ini. Tes psikologi telah dilakukan oleh spesialis dengan metodologi yang berbeda. Notonegoro dengan kajian hipotesis kausal, Driyarkara dengan metodologi antropologi magis, Eka Darmaputera dengan moralitas, Suwarno dengan metodologi kronik, filosofis dan sosio-yuridis, Gunawan Setiardja dengan kajian yuridis filosofis (Dimyati, 2006) dan banyak pakar dan skolastik mendemonstrasikan Pancasila sebagai teori Sejak prinsipal, sains memiliki situasi yang signifikan dalam tindakan penalaran manusia. Istilah sains terdiri dari dua campuran kata dengan berbagai implikasi, sains dan informasi. Yang kita ketahui hanyalah makna informasi, sedangkan sains adalah informasi tentang suatu bidang yang secara metodis didalangi oleh strategi tertentu. Mentalitas dasar dan cerdik dari orang-orang dalam bereaksi terhadap berbagai kesempatan di sekitar mereka secara langsung relatif terhadap kemajuan ilmu pengetahuan yang cepat. Bagaimanapun, pada gilirannya, muncul manifestasi dehumanisasi atau penurunan status manusia. Hal ini karena butir yang disampaikan oleh orang, baik hipotesis maupun materi, ternyata lebih penting daripada pencetusnya. Oleh karena itu, tugas Pancasila harus ditegaskan agar negara Indonesia
  • 5. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 2 tidak terjerumus ke dalam kemajuan ilmu pengetahuan yang selama ini jauh dari kualitas manusia. Sifat-sifat Pancasila benar-benar telah diungkapkan secara mendalam, filosofis dan tak terhindarkan dalam UUD 1945 baik sebelum revisi maupun setelah perubahan. Penghormatan-penghargaan Pancasila ini juga telah dicoba dalam unsur- unsur kehidupan masyarakat di berbagai masa pemerintahan Indonesia. Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila adalah suatu amanat yang berharga yang dipisahkan dari sifat-sifat dasar kebudayaan Indonesia, khususnya lima undang- undang yang merupakan satu kesatuan sehingga kesepakatan dan praktiknya harus memasukkan semua sifat-sifat tersebut. terkandung di dalamnya. Hanya saja harus diakui bahwa meskipun telah dilakukan revisi sampai dengan yang keempat, dalam pelaksanaan Pancasila masih banyak lika-liku dan pertentangan yang menyebabkan tindakan administrasi dan penyelenggara negara dan negara. menjadi sangat mengganggu. Bukti eksperimental menunjukkan bahwa hampir semua perkembangan mekanis adalah efek lanjutan dari upaya terkoordinasi, terlepas dari apakah itu kerja sama antara pemerintah, perguruan tinggi, organisasi, peneliti, atau gabungan dari semuanya. Tindakan ini agak tidak berhasil dalam beberapa pengaturan pemerintah 1.2 Definisi Masalah / Rumusan Masalh 1. Apa pentingnya Sains? 2. Bagaimana Andalan Penolong Kehadiran Ilmu Pengetahuan? 3. Apa standar penalaran logis? 4. Apa saja bagian penting dari sains? 5. Bagaimana Tata Cara Pancasila sebagai alasan kemaslahatan menciptakan ilmu pengetahuan dan inovasi? 6. Bagaimana keterkaitan Pancasila dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi?
  • 6. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 3 1.3 Alasan / Tujuan Sasaran yang ingin dicapai dalam percakapan dalam tulisan ini antara lain: 1. Pahami pentingnya Ilmu 2. Mengetahui kolom-kolom pendukung kehadiran ilmu 3. Memahami standar penalaran logis 4. Mengetahui bagian-bagian penting dari ilmu pengetahuan 5. Memahami tata cara Pancasila sebagai alasan kemaslahatan menciptakan ilmu pengetahuan dan inovasi 6. Mengetahui keterkaitan Pancasila dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi
  • 7. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian ilmu Sains (atau sains) adalah seluruh upaya sadar untuk memeriksa, menemukan, dan bekerja pada pemahaman manusia tentang berbagai bagian realitas di dunia manusia. Perspektif ini dibatasi untuk membuat detail yang jelas. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi luasnya pandangan, dan kepastian ilmu diperoleh dari batas-batasnya. Sains bukan hanya informasi, namun merangkum berbagai informasi yang bergantung pada spekulasi yang disepakati dan dapat dicoba secara efisien dengan sekelompok teknik yang dirasakan dalam bidang sains tertentu. Menurut perspektif filosofis, sains dibingkai berdasarkan fakta bahwa orang berusaha merenungkan informasi yang mereka miliki (Surajiyo. 2010). Informasi menyinggung pemahaman manusia tentang suatu hal, di mana ilmu pengetahuan adalah pengaturan yang teratur dan sadar. Sebagai aturan, ilmu pengetahuan mungkin dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia. Sains adalah sesuatu yang membedakan kita dari hewan surgawi lainnya seperti tumbuhan dan makhluk. Dengan ilmu pengetahuan kita dapat melakukan, membuat, membuat sesuatu yang memiliki pengaruh yang unggul terhadap keberadaan manusia. Sains dianggap sebagai informasi yang terorganisir secara efisien dan sarana untuk pencapaiannya diwakili secara hipotetis. Dengan tujuan bahwa informasi sangat vital bagi setiap orang untuk mencapai kemajuan dan peningkatan eksistensi manusia itu sendiri. Wilhelm Dilthey (1833-1911) mengusulkan karakterisasi, membagi informasi menjadi Natuurwissenchaft dan Geisteswissenchaft. Gathering utama seperti Study of the World menggunakan teknik Erklaeren, sedangkan gathering selanjutnya adalah
  • 8. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 5 Study of Geist menggunakan strategi Verstehen. Kemudian, pada saat itu Juergen Habermas, salah seorang kepala mazhab Frankfurt (Jerman) mengusulkan pengelompokan lain dengan premis human interest yang esensial, dengan mengusulkan karakterisasi ilmu-ilmu observasional ilmiah, sosio-basis dan hermeneutik yang tercatat, masing-masing dari yang memanfaatkan strategi eksak, orang terpelajar rasionalistik, dan hermeneutika (Van Melsen, 1985). 2.2 Pilar-Pilar Penyangga bagi Eksistensi Ilmu Pengetahuan Melalui hipotesis relativitas Einstein, pandangan dunia tentang realitas sains kini telah berubah dari pandangan dunia lama yang dikerjakan oleh ilmu fisika Newton yang secara konsisten diperlukan untuk membuat hipotesis tertinggi dalam kebenaran logis. Pandangan dunia sains saat ini jelas bukan merupakan elemen yang tak berkesudahan, bahkan sains jarang diselesaikan meskipun faktanya sains bergantung pada struktur tujuan, objektif, metodologis, presisi, masuk akal, dan eksak. Pada gilirannya, sains tidak dapat dipisahkan dari instrumen penerimaan terhadap revisi. Untuk itulah peneliti perlu menemukan pilihan-pilihan untuk perbaikannya melalui pemeriksaan, pemeriksaan eksploratif, baik dari segi ontologis, epistemologis maupun ontologis. Karena setiap peningkatan logis pada dasarnya (legitimasi) dan kualitas yang tak tergoyahkan (ketergantungan) dapat diwakili, baik tergantung pada standar logis (pengaturan dukungan) dan dalam pandangan pengaturan nilai masyarakat umum di mana ilmu itu ditemukan/diciptakan dari wahyu). Kekuatan struktur ilmu pengetahuan terletak pada berbagai kolom, khususnya andalan metafisika, epistemologi dan aksiologi. Ketiga kolom inilah yang dikenal sebagai filosofis andalan ilmu pengetahuan. Mengisi sebagai bantalan, penopang, dan integratif hanya sebagai prasyarat penting/bersama. Kemajuan ilmu pengetahuan senantiasa dihadapkan pada persoalan-persoalan filsafat, epistemologi dan aksiologi.
  • 9. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 6 1. Andalan metafisika (kosmologi) Terus-menerus mencakup masalah (kehadiran). a) Besaran sudut: Apakah ada tunggal, ganda atau jamak (monisme, dualisme, pluralisme) b) Bagian nilai (kualitas, sifat): bagaimana titik potong, sifat, sifat sesuatu (sistem, teleologi, vitalisme dan makhluk hidup). Pengalaman ontologis dapat memberikan premis untuk pengaturan kecurigaan, pendirian hipotetis, dan membantu membuat korespondensi interdisipliner dan multidisiplin. Membantu perencanaan masalah, realitas, batas-batas ilmu dan potensi percampuran antar ilmu. Misalnya, masalah darurat terkait uang tidak bisa hanya diurus dari aspek finansial. Filsafat memahami bahwa ada berbagai faktor nyata yang tidak dapat dijangkau oleh masalah keuangan, sehingga perlu bantuan berbagai ilmu seperti masalah legislatif, humanisme. 2. Andalan (epistemologi) Ini umumnya mencakup masalah tentang sumber informasi, sumber kebenaran, metode untuk mendapatkan kebenaran, standar kebenaran, ukuran, implikasi, dasar kebenaran, kerangka kerja, sistem, metodologi. Pengalaman epistemologis dapat menambah kepada kita: (a) metode untuk melegitimasi ilmu pengetahuan/memutuskan legitimasi disiplin logis tertentu (b) memberikan tepi acuan metodologis untuk kemajuan ilmu pengetahuan (c) menciptakan kemampuan mengukur (d) menciptakan imajinatif dan dalam 3. Andalan (aksiologi) Terus diidentikkan dengan isu perenungan nilai yang signifikan (moral, baik, ketat) dalam setiap wahyu, penerapan atau kemajuan ilmu pengetahuan. Pengalaman aksiologis dapat memberikan premis dan bantalan bagi kemajuan ilmu pengetahuan,
  • 10. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 7 menumbuhkan etos logis seorang ahli dan peneliti (Iriyanto Widisuseno, 2009). Terbentuknya peningkatan ilmu secara penting mengacu pada tiga landasan filosofis ilmu yang bersifat integratif dan esensial. Gambar 1. Terbentuknya Peningkatan Ilmu Pengetahuan 2.3 Standar penalaran logis 1) Tujuan: Bagaimana mempertimbangkan untuk menjadi apa yang berharga, tidak terlalu memperhatikan variabel abstrak (misalnya sentimen, keinginan, perasaan, kerangka keyakinan, otoritas) . 2) Levelheaded: Memanfaatkan penilaian yang baik yang dapat dirasakan dan diakui oleh orang lain. Mencoba melepaskan sentimen, perasaan, kerangka keyakinan, dan otoritas. 3) Cerdas: Berpikir dengan menggunakan standar yang masuk akal/jelas/mantap, implikatif. Tidak mengandung komponen penalaran yang bertentangan. Setiap ide yang sah secara konsisten masuk akal, dan sebaliknya apa yang objektif harus masuk akal.
  • 11. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 8 4) Teknik: Secara konsisten menggunakan salah satu strategi dan strategi logis dalam setiap ide dan aktivitas (misalnya induktif, deduktif, buatan, hermeneutik, naluriah). 5) Tertib: Setiap cara pandang dan tindakan menggunakan langkah-langkah kebutuhan yang jelas dan saling terkait. Memiliki tujuan dan arah yang jelas. 2.4 Beberapa bagian penting dari sains Melalui pemeriksaan yang dapat diverifikasi ini, yang pada dasarnya merupakan pemahaman tentang latar belakang sejarah kelahiran dan kemajuan ilmu pengetahuan, sangat mungkin beralasan bahwa ilmu pengetahuan mengandung dua sudut pandang, khususnya sudut pandang sensasional dan sudut pandang primer. Sudut pandang yang luar biasa menunjukkan bahwa sains menunjukkan sebagai masyarakat, siklus, dan item. Sebagai masyarakat umum, sains menunjukkan dirinya sebagai masyarakat umum atau tip top gathering yang dalam kehidupan sehari-hari mereka berpegang teguh pada standar logis yang menurut pandangan dunia Merton disebut universalisme, komunalisme, dan ketidakpercayaan yang terkoordinasi dan terkoordinasi. Sebagai suatu interaksi, ilmu pengetahuan menunjukkan dirinya sebagai suatu tindakan atau gerakan dari puncak pengumpulan dalam upayanya untuk menyelidiki dan menumbuhkan informasi melalui penelitian, eksperimen, usaha, kursus, kongres. Sementara itu, sebagai item, sains menunjukkan dirinya karena latihan tip top gathering sebagai spekulasi, pelajaran, model ideal, berbagai penemuan yang tersebar melalui distribusi yang kemudian diberikan ke wilayah lokal dunia. Perspektif yang mendasarinya menunjukkan bahwa sains mengandung komponen- komponen yang menyertainya. 1) Tujuan yang dijadikan sebagai item untuk diketahui (Gegenstand)
  • 12. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 9 2) Artikel objektif ini terus-menerus ditujukan dengan tujuan tertentu dalam pikiran (teknik) tanpa menyadari tempat untuk berhenti. Anehnya, ilmu yang terus berkembang justru memunculkan isu-isu baru yang mendukung penanganan yang tiada henti. 3) Ada alasan dan inspirasi mengapa gegenstand terus digarap. 4) Respon yang tepat yang didapat kemudian dirangkai dalam kerangka yang terikat bersama (Koento Wibisono, 1985). Dengan Renaisans dan Aufklaerung ini, pola pikir manusia barat percaya pada kapasitas akal yang membuat mereka berharap, bahwa segala sesuatu dapat diketahui, diantisipasi, dan dikendalikan. Melalui harapan ini, mereka secara konsisten berani mengarahkan penelitian secara inventif dan kreatif. Atribut yang terkandung dalam sains adalah normal, human-centric, dan pada umumnya akan menjadi mainstream, dengan etos peluang (platform keilmuan dan skolastik). Hasil yang muncul adalah konsekuensi positif dan negatif. Positif, seperti dalam kemajuan logis telah mendorong keberadaan manusia untuk maju (kemajuan, peningkatan) dengan inovasi yang diciptakan dan telah membawa kantor yang semakin disempurnakan bagi upaya manusia untuk membangun kesuksesan hidup mereka secara nyata dan fisik. Negatif dalam perasaan sains telah mendukung peningkatan praduga logis dengan menghindari sifat-sifat ketat, moral, yang selanjutnya dapat memusnahkan keberadaan manusia itu sendiri. Akhirnya, jelaslah bahwa sains dan inovasi memiliki situasi yang berarti dalam keberadaan manusia saat ini. Dalam posisi yang cukup besar itu, ilmu pengetahuan dan inovasi telah mengontak keberadaan manusia dalam keseluruhan sudut dan sendinya secara luas, yang dengan demikian telah mengubah budaya manusia secara serius.
  • 13. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 10 2.5 Pancasila sebagai Premis yang Berharga dalam Metodologi untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Inovasi Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan hasil inovasi secara konsisten mendorong keberadaan manusia, maka penting untuk memikirkan sistem atau teknik, strategi yang tepat, hebat dan tepat dengan tujuan agar kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi memberikan manfaat bagi bantuan pemerintah dan keluhuran rakyat. Dalam memikirkan sebuah metodologi, pada hakekatnya kita menempatkan Pancasila sebagai landasan yang berharga bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi di Indonesia. Pemahaman sifat yang hakiki menggambarkan Pancasila sebagai mata air arah dan arah kemajuan ilmu pengetahuan. Adapun Pancasila sebagai premis kualitas mengandung ukuran ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Pengukuran ontologis menyiratkan sains sebagai pengerahan tenaga manusia untuk mencari kebenaran yang tidak memiliki gagasan paling kabur tentang tempat untuk berhenti, atau "perjalanan yang tidak lengkap". Sains muncul dalam keajaibannya sebagai masyarakat, interaksi, dan item. Dalam pengukuran epistemologis, kualitas-kualitas Pancasila dimanfaatkan sebagai mata pisau pemeriksaan/strategi untuk deduksi dan tolok ukur kebenaran. Ukuran aksiologis, yang memuat sifat-sifat dasar dalam menciptakan informasi, adalah statuta Pancasila secara menyeluruh. Oleh karena itu, peneliti perlu memahami Pancasila secara menyeluruh, pada tingkat yang sangat mendasar, dan mendasar, sehingga diperlukan keadaan yang membantu, baik yang mendasari maupun sosial.
  • 14. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 11 2.6 Tugas sifat-sifat dalam setiap statuta dalam Pancasila adalah sebagai berikut. 1) Ketuhanan Yang Maha Esa: melengkapi informasi membuat keselarasan antara tujuan dan tidak masuk akal, antara rasa dan akal. Undang-undang ini menempatkan orang di alam sebagai bagian dan bukan di tengah. 2) Anggaran Dasar Kemanusiaan yang Wajar dan Berbudaya: memberikan pedoman dan informasi yang mengendalikan. Ilmu pengetahuan dikembalikan pada kapasitasnya yang unik, khususnya bagi umat manusia, bukan hanya untuk perkumpulan, lapisan-lapisan tertentu. 3) Statuta Solidaritas Indonesia: melengkapi universalisme dalam berbagai Statuta, sehingga supra-framework tidak mengabaikan framework dan sub-framework. Ketabahan dalam sub-kerangka adalah dasar untuk koherensi umum kemerdekaan, tetapi tidak mencampuri kombinasi. 4) Statuta libertarian, didorong oleh wawasan dalam konsultasi/penggambaran, menyeimbangkan autodinamika sains dan inovasi saat berkembang secara terbuka. Eksperimen dalam aplikasi dan penyebaran informasi harus berbasis popularitas dan dapat dibicarakan secara delegasi, mulai dari strategi, eksplorasi hingga aplikasi massal. 5) Standar pemerataan sosial bagi setiap individu Indonesia, menekankan tiga hakim Aristoteles: pemerataan distributif, pemerataan kontributif, dan pemerataan komutatif. Keadilan sosial juga menjaga keharmonisan antara kepentingan individu dan daerah, karena kepentingan tunggal tidak boleh diinjak oleh kepentingan semu. Perbedaan adalah pendirian yang memungkinkan penemuan dan pengembangan muncul. Kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi harus secara konsisten diatur dengan sifat-sifat Pancasila. Kemudian lagi, Pancasila diminta ada untuk dianalisa, memang merupakan satu kesatuan peningkatan ilmu pengetahuan yang menjadi kepentingan kemajuan manusia. Tugas Pancasila sebagai pandangan dunia untuk kemajuan ilmu pengetahuan harus berlandaskan pada pengakuan bahwa semangat prinsip-prinsip ketidakberpihakan logis atau otonomi ilmu hanya akan menjerat individu dalam
  • 15. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 12 masalah yang tidak dapat diatasi hanya dengan berpegang teguh pada pedoman ilmu pengetahuan. itu sendiri, terutama termasuk perenungan moral, ketat, dan moral. kualitas sosial yang tertinggi untuk keberadaan manusia yang halus. 2.7 Kaitan Pancasila dengan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Inovasi Wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan, jumlah pulau di Indonesia berdasarkan informasi dari Dinas Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah 17.504 pulau. 7.870 di antaranya sudah memiliki nama, sedangkan 9.634 belum memiliki nama. Indonesia memiliki proporsi daratan dan lautan 2:3. Wilayahnya sangat penting, di antara dua laut, khususnya Laut India dan Laut Pasifik dan hampir tidak dapat dicapai oleh dua daratan, yaitu daratan Asia dan daratan Australia. Terlebih lagi, negara kita dilintasi garis khatulistiwa yang membuat Indonesia memiliki panas dan kelembapan. Hal ini membuat Indonesia menjadi sangat kaya akan fauna dan tepung. Indonesia memiliki 10% dari kelebihan kayu tropis dunia. Hutan Indonesia mengandung 12% spesies makhluk berdarah panas dunia dan 16% spesies makhluk reptil dan air, serta 1.519 spesies burung dan 25% spesies ikan dunia. Beberapa di antaranya endemik atau harus ditemukan di sekitar. Selain memiliki kekayaan alam yang luar biasa, Indonesia juga sangat kaya dalam suku, masyarakat, agama, bahasa, ras, dan suku. Karena keragaman tersebut, Indonesia memiliki potensi kelemahan yang sangat tinggi, hal ini merupakan faktor yang berdampak pada potensi munculnya perjuangan sosial. Mayoritas negara Indonesia memiliki tingkat pengaruh yang signifikan dan dapat memicu perselisihan etnis dan sosial. Perkembangan globalisasi yang mengandung berbagai kualitas dan masyarakat dapat melahirkan mentalitas suka dan duka warga yang menimbulkan benturan kualitas. Jenis bahaya terhadap goyangan negara saat ini bersifat multi dimensional, mulai dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini sesuai dengan peningkatan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi, data dan surat menyurat. Seperti halnya
  • 16. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 13 kantor dan yayasan pendukung dalam mendapatkan jenis bahaya yang bersifat multidimensi mulai dari masalah filosofis, politik, keuangan, sosial-sosial. Demikian. Kemajuan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan inovasi sangat dibutuhkan dengan tujuan untuk mengikuti segala kelimpahan yang dimiliki oleh Indonesia dan menjawab setiap kesulitan yang ada. Dengan kewibawaan ilmu pengetahuan dan inovasi, kita dapat menjaga solidaritas dan kehormatan negara Indonesia sesuai aturan ketiga yang membaca Solidaritas Indonesia. Dengan demikian, Iptek dan Pancasila memiliki hubungan yang langgeng satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan inovasi diperlukan dalam akidah Pancasila, aturan ketiga dalam menjaga solidaritas Indonesia. Sekali lagi, kita juga harus terus memanfaatkan sifat- sifat dasar Pancasila sebagai pembantu dalam menciptakan Ilmu Pengetahuan dan Inovasi agar kita tidak terjebak dan berada di jalur untuk mencapai tujuan negara.
  • 17. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 14 BAB III PENUTUP 3.1 Akhir / kesimpulan • Sains (atau sains) adalah seluruh upaya yang disadari untuk meneliti, menemukan, dan mengerjakan pemahaman manusia tentang berbagai bagian realitas di dunia manusia. • Kekuatan struktur ilmu terletak pada berbagai kolom, khususnya andalan filsafat, epistemologi dan aksiologi. Ketiga kolom inilah yang dikenal sebagai filosofis andalan ilmu pengetahuan. Kapasitas sebagai penunjang, penopang, dan integratif sebagai kebutuhan esensial/umum • Standar penalaran logis menggabungkan keseimbangan, bijaksana, konsisten, metodologis dan metodis. • Hasil yang muncul adalah akibat positif dan merugikan. Positif, seperti dalam kemajuan logis telah mendorong keberadaan manusia untuk maju (kemajuan, peningkatan) dengan inovasi yang diciptakan dan telah melahirkan kantor-kantor modern yang semakin modern bagi upaya manusia untuk mengembangkan kehidupan mereka secara nyata dan benar. Negatif dalam perasaan sains telah mendukung kemajuan egoisme logis dengan menghindari kualitas ketat, moral, yang karenanya dapat memusnahkan keberadaan manusia itu sendiri. • Kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi harus secara konsisten diselaraskan dengan sifat-sifat Pancasila. Kemudian lagi, Pancasila diminta ada untuk dianalisis, memang merupakan satu kesatuan kemajuan ilmu pengetahuan yang menjadi kepentingan kemajuan manusia. Tugas Pancasila sebagai pandangan dunia untuk kemajuan ilmu pengetahuan harus berlandaskan pada pengakuan bahwa semangat standar ketidakberpihakan logis atau kebebasan ilmu hanya akan menjerat individu dalam masalah yang tidak dapat diatasi hanya dengan berpegang teguh pada prinsip-
  • 18. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 15 prinsip ilmu pengetahuan. itu sendiri, terutama termasuk perenungan moral, ketat, dan moral. kualitas sosial yang tertinggi untuk keberadaan manusia yang halus 3.2 Saran Tercatat sebagai hard copy makalah ini, masih terdapat beberapa kelemahan dan kesalahan, baik dari segi penyusunan maupun dari segi struktur kalimatnya. Sejauh konten juga masih harus ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat percaya bahwa para pembaca makalah ini dapat memberikan analisis dan informasi yang berharga.
  • 19. Universitas Siber Asia,Pancasila sebagai ilmu dasar nilai pengembangan 16 DAFTAR PUSTAKA Iriyanto, Ws, 2009, Bahan Kuliah Filsafat ilmu, Pancasila,Semarang Kunto Wibisono, 1985, Arti Pengmbangan Menurut Positivisme, Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Kuswanjono, Arqom., E.S Nurdin, I.Widisuseno, dan Mukhtar Syamsudin. 2012. E-Material Pendidikan Pancasila. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Perguruan Tinggi Gajah Mada, Yogyakarta. Surajyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Van Melsen, 1985, Ilmu Pengetahuan dan Tangung jawab Kita, Kanisius, Yogyakarta.