Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Instrumen Observasi - Wawancara Sekolah Luar BiasaRoHim MohaMad
Untuk mengetahui secara langsung kondisi, keadaan dan bentuk layanan yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus, kita perlu turun langsung pada kondisi nyata di Sekolah Luar Biasa
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...Toto Haryadi
Artikel ini membahas tentang dunia edukasi anak sekolah dasar melalui media game simulasi. Game yang bertema makanan tradisional ini dibuat untuk melatih kecerdasan anak sekolah dasar yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perancangan dilakukan dengan metode Multimedia Development Life Cycle atau MDLC. Konten dalam game ini yaitu makanan khas Jawa Tengah
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...Toto Haryadi
Artikel ini membahas tentang dunia edukasi anak sekolah dasar melalui media game simulasi. Game yang bertema makanan tradisional ini dibuat untuk melatih kecerdasan anak sekolah dasar yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perancangan dilakukan dengan metode Multimedia Development Life Cycle atau MDLC. Konten dalam game ini yaitu makanan khas Jawa Tengah
Setiap anak pasti memiliki suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak lainnya, namun terkadang seorang anak tidak tahu bahwa mereka memiliki suatu kelebihan dan menganggap dirinya memiliki banyak kekurangan tanpa ada suatu hal yang bisa dibanggakan. jika seorang anak berbakat tidak mendapat pendidikan atau penanganan yang tepat, maka bakat anak tidak bisa berkembang atau tersalurkan dengan baik.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Makalah pendidikan anak berbakat mys
1. MAKALAH
PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT
Disusun Oleh :
Mitha Yulia Sari
1C
K7113142
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2013
2. Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Pendidikan dengan judul “Pendidikan Anak
Berbakat.” Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya termasuk kita hingga akhir
zaman.
Anak berbakat adalah sebuah anugrah yang diberikan oleh Allah SWT . potensi-potensi
tersebut sebenarnya sudah melekat pada diri manusia sejak kecil sehingga lingkungannya
haruslah mendukung agar potensi-potensi anak berbakat itu akan berkembang dan berguna bagi
kehidupan masyarakat. Lalu apa sebenarnya definisi dari anak berbakat itu? Apa saja
karakteristik atau ciri-ciri yang tampak dari anak berbakat? Bagaimana kita mengidentifiks i
anak berbakat? Bagaimana cara mendidik anak berbakat yang tepat sehingga potensi yang ia
miliki dapat kita gali dan kita kembangkan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan saya kupas
tuntas dalam makalah ini.
Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya menyelesaikan makalah ini baik secara materi maupun non-materi, terutama kepada
Bapak Sutijan selaku dosen Ilmu Pendidikan saya, karena tanpa bimbingannya saya mungkin
tidak bisa me nyelasaikan makalah ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan
kepada teman-teman kelas 1C yang telah memberikan semangat berbaginya untuk saya. Kita
sama-sama belajar dan harus sukses pula dengan sama-sama.
“Tak ada gading yang tak retak.” Mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk makalah
ini. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Saya sadar, terdapat banyak kekurangan
yang terkandung dalam makalah ini. Untuk itu saya harapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi baiknya makalah-makalah yang selanjutnya.
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua manusa pintar dan tidak ada yang bodoh. Mengapa saya sampaikan
seperti itu ? karena, mari kita lihat, semua manusia bisa berjalan, bisa memakai
barang-barang di rumahnya, bisa berbicara, bisa melakukan apa yang dia mau,
tahu mengenai cara melakukan sesuatu dsb. Terkecuali yang mempunyai
kekurangan atau keterbatasan. Semua manusia unik, unik di sifatnya,
kemampuannya, kepribadiannya dsb. unik itu artinya berbeda dari yang lain.
Orang lain mungkin punya tapi tidak semuanya memiliki. Keunikan dalam bidang
kemampuan contohnya, ada seorang anak yang memiliki kemampuan lebih di
bidang seni, melukis, maka ketika ia diperintahkan untuk melukis, hasil
kepunyaannyalah yang lebih indah dan bagus dibandingkan milik teman-temannya
yang lain. Atau dalam keadaan seperti ini anak itu dapat dikatakan
“berbakat”
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari berbakat itu?
2. Apakah karakteristik dari anak berbakat?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi anak berbakat?
4. Bagaimana cara mendidik anak berbakat?
5. Bagaimana Islam memandang keberbakatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi berbakat secara umum maupun menurut pendapat para ahli
2. Mengetahui karakteristik dari anak berbakat
3. Mengetahui cara mengidentifikasi anak berbakat
4. Mengetahui cara mendidik anak berbakat dengan benar
5. Mengetahui perspektif Islam dalam keberbkatan seseorang
4. Bab II
Pembahasan
2.1 Definisi berbakat
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), berbakat berarti “mempunyai
dasar kepandaian yg dibawa sejak lahir; berpembawaan”
2.2 Karakteristik Keberbakatan
Semua siswa berbakat juga berbeda-beda dalam hal kekuatan dan talenta mereka
yang unik, dan mereka yang memperlihatkan talenta yang luar biasa salah satu bidang
dapat saja hanya memperlihatkan kemampuan rata-rata di bidang lainnya.
Siswa berbakat memiliki karaktersitik seperti: (Winner, 2000b)
Penbendaharaan kata yang kaya, kemampuan berbahasa yang tinggi dan
keterampilan membaca diatas rata-rata
Pengetahuan umum yang kaya mengenai dunia
Kemampuan belajar lebih cepat, mudah, dan mandiri dibandingkan teman-tema n
lainnya.
Proses kognitif dan strategi belajar yang lebih canggih dan efisien
Fleksibelitas yang lebih besar dalam hal gagasan dan pendekatan terhadap tugas.
Standar performa yang tinggi (kadangkala terlalu perfeksionis)
Konsep diri yang positif khususnya dalam kaitan dengan usaha-usaha akademis.
Perkembangan sosial dan penyesuaian emosi diatas rata-rata (meskipun beberapa
siswa berbakat yang ekstrim mungkin mengalami kesulitan Karen mereka sangat
berbeda dari teman-teman sebayanya) (B.Clark, 1997; Cornell et.al., 1990;
A.W.Gottfried et.al., 1994; Lupart, 1995; Parker, 1997; Shavinina & Ferrari, 2004;
Silvermen, 1994; Steiner &Carr, 2003; Winner, 2000a, 2000b)
2.3 Identifikasi anak berbakat
Apakah bakat merupakan keturunan atau hasil lingkungan? Kemungkinan besar
keduanya. Individu- induvidu yang berbakat dapat mengindetifikasi bahwa mereka
mempunyai tanda-tanda kemampuan yang tinggi pada bidang tertentu pada usia muda,
sebelum atau pada awal pendidikan (Howe, dkk., 1995) . Ini menunjukan bahwa
kuatnya pengaruh genetik atau keturunan pada anak berbakat. Namun, para penelit i
juga menemukan bahwa individu yang berhasil mendapatkan gelar juara atau diberi
lebel status sosial master piece oleh masyarakat pada bidang seni, matematika, ilmu
pengetuhuan dan olahraga itu semuanya dikarenakan dukungan keluarga disertai
pelatihan dan praktik bertahun-tahun (Bloom, 1985) . Latihan dengan serius secara
teratur merupakan bekal individu yang sangat penting untuk menjadi ahli dalam bidang
tertentu. Latihan yang dilakukan dengan serius dan teratur (deliberate practice) adalah
5. latihan yang muncul pada tingkat kesulitan yang sesuai pada individu tersebut, member
umpan balik yang koleratif, dan mungkin memungkinkan kesempatan untuk
pengulangan (Erickson, 1996). Dalam satu studi, musisi terbaik melakukan latihan
yang serius dan teratur dengan porsi dua kali lipat lebih banyak dibandingkan musis i
amatir (Ericsson,Krampe, & Tesch, 1993) .
Apakah anak-anak yang dari kecil sudah memiliki bakat tertentu berpotensi akan
berbakat pula pada saat dewasa dan menjadi orang yang sangat kreatif? Dalam
penelitian Terman, anak-anak yang memiliki IQ tinggi pada bidang tertentu akan
berpotensi menjadi orang yang ahli pada bidang tersebut. (Winner, 200) .
Sejak usia dini sudah dapat dilihat kemungkinan ada atau tidaknya bakat tertentu dari
anak. Sebagai contoh: “anak yang baru berumur dua tahun tetapi lebih suka memilih
alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun; atau anak usia tiga tahun tetapi sudah
mampu membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun. Mereka
akan sangat senang jika mendapat pelayanan seperti yang mereka harapkan.”
Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang
tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak
berusia tiga tahun, jika sedang bermain ia terlihat seperti anak seusianya, tetapi jika
sedang membaca ia menampilkan sikap seperti anak berusia 10 tahun, jika mengerjaka n
soal matematika ia seperti anak berusia 12 tahun, dan jika berbicara seperti anak berusia
lima tahun.
Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih
cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya.
Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalami kewalahan, bahkan sering
merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa
biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar
sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia akan cepat menjadi
"kehausan" akan informasi.
Di kelas Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar. Anak-anak berbakat sering tidak
menunjukkan prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan perilaku yang
kurang menyenangkan, misalnya: tulsiannya tidak teratur, mudah bosan dengan cara
guru mengajar, terlalu cepat menyelesaikan tugas tetapi kurang teliti, dan sebagainya.
Yang menjadi minat dan perhatiannya kadang-kadang justru hal-hal yang tidak
diajarkan di kelas. Tulisan anak berbakat sering kurang teratur karena ada perbedaan
perkembangan antara perkembangan kognitif (pemahaman, pikiran) dan perkembangan
motorik, dalam hal ini gerakan tangan dan jari untuk menulis. Perkembangan
pikirannya jauh lebih cepat daripada perkembangan motoriknya. Demikian juga
seringkali ada perbedaan antara perkembangan kognitif dan perkembangan bahasanya,
sehingga dia menjadi berbicara agak gagap karena pikirannya lebih cepat daripada alat-alat
bicara di mulutnya. Tapi itu tidak terjadi pada semua anak berbakat, hanya beberapa
dari mereka saja.
Hal yang menyebabkan beberapa anak berbakat pada saat dewasa tidak menjadi master
piece atau ahli pada bidangnya adalah bahwa mereka ditekan terlalu keras oleh oran
tuanya dan guru yang terlalu keras mengajarnya. Akibatnya, mereka kehilangan
6. motivasi intrinsik (internal) mereka (Winner, 1996, 2006) . Di saat mereka dewasa,
mereka bertanya pada dirinya,”Untuk siapa aku melakukan ini semua?” jika
jawabannya bukan untuk dirinya sendiri berarti mereka tidak ingin melakukannya lagi.
2.4 Pendidikan Anak Berbakat
Tujuan pendidikan anak berbakat adalah agar mereka menguasai sistem konseptual yang
penting sesuai dengan kemampuannya, memiliki keterampilan yang menjadikannya mandiri
dan kreatif, serta mengembangkan kesenangan dan kegairahan belajar untuk berprestasi.
Kebutuhan pendidikan anak berbakat ditinjau dari kepentingan anak berbakat itu sendiri,
yaitu yang berhubungan dengan pengembangan potensinya yang hebat. Untuk mewujudkan
potensi yang hebat itu, anak berbakat membutuhkan peluang untuk mencapai aktualisasi
potensi yang dimilikinya melalui penggunaan fungsi otak, peluang untuk berinteraksi, dan
pengembangan kreativitas dan motivasi internal untuk belajar berprestasi. Dari segi
kepentingan masyarakat, anak berbakat membutuhkan kepedulian, pengakomodasian,
perwujudan lingkungan yang kaya dengan pengalaman, dan kesempatan anak berbakat untuk
berlatih secara nyata.
Selanjutnya dalam menentukan jenis layanan bagi anak berbakat perlu memperhatikan
beberapa komponen. Komponen persiapan penentunan jenis layanan seperti: Mengidentifikasi
anak berbakat merupakan hal yang tidak mudah, karena banyak anak berbakat yang tidak
menampakkan keberbakatannya dan tidak dipupuk. Untuk mengidentifikasi anak berbakat,
perlu menentukan alasan atau sebab mencari mereka sehingga dapat menentukan alat
indentifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Misalnya: jika memilih kelompok
Matematika, maka pendekatannya harus mengarah pada penelusuran bakat matematika.
Selanjutnya komponen alternatif implementasi layanan meliputi: ciri khas layanan, strategi
pembelajaran dan evaluasi. Hal-hal yang diperhatikan dalam ciri khas layanan adalah adaptasi
lingkungan belajar seperti usaha pengorganisasian tempat belajar (sekolah unggulan, kelas
khusus, guru konsultan, ruang sumber, dll). Selain itu ada adaptasi program seperti: usaha
pengayaan, percepatan, pencanggihan, dan pembaharuan program, serta modifikasi kurikulum
(kurikulum plus, dan berdiferensiasi).
Berkaitan dengan strategi pembelajaran bahwa strtategi pembelajaran yang dipilih harus
dapat mengembangkan kemampuan intetelektual dan non intelektual serta dapat mendorong
cara belajar anak berbakat. Karena itu anak berbakat membutuhkan model layanan khusus
seperti bidang kognitif-afektif, moral, nilai, kreativitas, dan bidang-bidang khusus. Evaluasi
pembelajaran anak berbakat menekankan pada pengukuran dengan acuan kriteria dan
pengukuran acuan norma.
Pemberian program khusus untuk pendidikan anak berbakat ini dibuat karena anak-anak
berbakat mempunyai kebutuhan pendidikan khusus. Anak-anak ini telah menguasai banyak
konsep ketika mereka ditempatkan di satu kelas tertentu, sehingga sebagian besar waktu
sekolah mereka akan terbuang percuma. Mereka mempunyai kebutuhan yang sama dengan
siswa-siswa lainnya, yaitu kesempatan yang konsisten untuk belajar bahan baru dan untuk
mengembangkan perilaku yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan dan perjuangan
dalam belajar sesuatu yang baru. Akan sangat sulit bagi anak-anak berbakat ini memenuhi
kebutuhan tersebut bila mereka ditempatkan dalam kelas yang heterogen.(Winebrenner &
Devlin, 1996) . Anak berbakat adalah anak yang memiliki kemampuan dan minat yang berbeda
dari kebanyakan anak-anak sebayanya, maka agak sulit jika anak berbakat dimasukkan pada
sekolah tradisional, bercampur dengan anak-anak lainnya. Di kelas-kelas seperti itu anak-anak
berbakat akan mendapatkan dua kerugian, yaitu:
7. (1) anak berbakat akan frustrasi karena tidak mendapat pelayanan yang dibutuhkan,
(2) guru dan teman-teman kelasnya akan bisa sangat terganggu oleh perilaku anak berbakat
tadi.
Para ahli berpendapat bahwa pendidikan anak-anak berbakat mewajibkan pemeriksaan
yang signifikan. Seperti yang dikemukakan dalam buku : Genius Denied: How to Stop Wasting
Our Brightest Young Minds (Davidson & Davidson , 2004)
Anak-anak berbakat yang merasa tidak tertantang dengan materi dan situasi kelas akan
mengganggu, membolos, dan kehilangan minat dalam mencapai prestasi. Terkadang anak-anak
ini tidak tertarik untuk mengerjakan tugas, menjadi pasif di kelas, dan apatis di lingkungan
sekolah (Rosselli, 1996). Guru harus menantang anakl-anak yang berbakat luntuk mencapai
harapannya yang tinggi hingga bakatnyta terasah sehingga pada saat dewasa ia menjadi ahli
pada bidang tertentu (Hargrove, 2005; Tassell-Baska & Stambaugh, 2006; Winner, 2006) .
Lima pilihan program yang tepat dilakukan untuk anak-anak yang berbakat adalah
(Hertzog, 1998) :
Kelas Khusus. Ini telah menjadi cara yang umum untuk mendidik anak-anak yang berbakat.
Kelas khusus yang dilakukan selama hari sekolah biasa disebut program “penarikan.” Beberapa
kelas khusus juga diadakan setelah sekolah pada hari pada hari sabtu. Atau biasanya di sekolah-sekolah
formal di Indonesia biasa dijumpai kelas ekstra-kurikuler, dimana pada kelas tersebut
bertujuan untuk mengembangkan potensi bakat yang dimiiliki peserta didik.
Akselerasi dan pengayaan. Diawal penerimaan taman kanak-kanak (TK) hingga jenjang
berikutnya, sekolah seharusnya meberi tes IQ, bakat, minat untuk menempatkan anak-anak
berbakat pada tempatnya yg sesuai agar mereka mampu meningkatkan opotensinya. Anak yang
telah dites dan mendapatkan hasil yang menyatakan dia berbakat maka sehendaknya anak
tersebut ditempat pada kelas akselerasi (menyelesaikan 3 tingkat dalam 2 tahun) atau proses
percepatan materi (Colangelo, Asoline, & Gross, 2004; Johnsen, 2005) . Pemadatan atau
percepata materi kurikulum adalah proses dimana siswa berbakat dianggap bisa menyelesaikan
materi lebih cepat dibanding anak-anak yang memiliki IQ standar pada umumnya.
Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Cara lain yang dapat ditempuh
selain model akselerasi adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah atau di luar sekolah,
yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang
ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang
bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja
dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.
Mentor. Ini adalah cara yang paling penting untuk mengembangngkan potensi anak berbakat.
Dengan adanya mentor, anak berbakat akan termotivasi, tertantang, dan tidak merasa monoton
tentang apa yang dipelajari karena peran mentor disini adalah untuk menggali potensi anak
berbakat. Seorang mentor juga harus menggunakan cara-cara yang efektif untuk mendidik anak
berbakat seperti, pemberian materi yang luas, tingkat kesulitan materi lebih tinggi, pemberian
materi disertasi aplikasi, dan selalu memberikan evaluasi kepada peserta didik. (Pleiss &
Feldhusen, 1995)
Program layanan kerja untuk masyarakat. Pada program ini, peserta didik yani anak
berbakat wajib mengaplikasikan ilmunya kepada masyarakat. Hal ini diberikan agar anak
berbakat dapat berbaur dengan masyarakat dan memberikan kesan kepada meraka bahwa
talenta sangat diperlukan oleh masyarakat sehingga anak berbakat akan terus mempelajari
ilmunya dan menghasilkan hal baru.
8. Guru atau mentor yang melaksanakan tugas-tugas kurikuler yang telah digariskan
mempunyai peranan yang penting agar apa yang akan diajarkan bisa merangsang
perkembangan seluruh potensi yang dimiliki serta berhasil melatih setiap aspek yang
berkembang memperlihatkan fungsi-fungsi kreatif dan produktif.
Mengenai pelaksanaan pendidikan khusus untuk anak berbakat pada umumnya
dikelompokkan dalam tiga bentuk:
“Pemerkayaan” yaitu pembinaan bakat dengan penyediaan kesempatan dan fasilita s
belajar tambahan yang bersifat pendalaman kepada anak berbakat setelah yang bersangkutan
menyelesaikan tugas-tugas yang diprogramkan untuk anak pada umumnya (independent study,
projects, dan sebagainya).
“Percepatan” yaitu cara penanganan anak berbakat dengan memperbolehkan anak naik
kelas secara melompat, atau menyelesaikan program reguler di dalam jangka waktu yang lebih
singkat. Variasi bentuk-bentuk percepatan adalah antara lain early admission, advanced
placement, advanced courses.
“Pengelompokan Khusus” dilakukan secara penuh atau sebagian, yaitu bila sejumla h
anak berbakat dikumpulkan dan diberi kesempatan untuk secara khusus memperoleh
pengalaman belajar yang sesuai dengan potensinya.
Selain bentuk-bentuk pembinaan tersebut di atas, ada pula cara-cara pembinaan yang lebih
bersifat informal, misalnya dengan pemberian kesempatan meninjau lembaga-lembaga
penelitian-pengembangan yang relevan, atau pengadaan perlombaan-perlombaan.
Peran orang tua dalam menghadapi anak berbakat adalah memberi perhatian terlalu banyak atau
terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan
minatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin.
Ada beberapa hal yang memudahkan orang tua agar lebih mantap dalam menghadapi
dan membina anak berbakat (Ginsberg dan Harrison, 1977; Vernon, 1977) diantaranya adalah:
Anak berbakat itu tetap anak dengan kebutuhan seorang anak. Jika ada anak-anak lain dalam
keluarga, janganlah membandingkan anak berbakat dengan kakak-adiknya atau sebaliknya.
Sempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya
Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa ingin tahunnya dengan menjajaki
macam-macam bidang, namun jangan memaksakan minat-minat tertentu.
Berilah kesempatan jika anak ingin mendalami suatu bidang, karena belum tentu kesempatan
itu ada di sekolah.
Kerjasama Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga (orang tua), sekolah, dan
masyarakat. Keluarga dan sekolah dapat bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan
bagi anak berbakat, misalnya dalam memandu dan memupuk minat anak. Tokoh-tokoh dalam
masyarakat dapat menjadi “tutor” untuk anak berbakat yang mempunyai minat yang sama.
9. 2.5 Anak Berbakat Menurut Perspektif Islam
الَنآنففَ نََُُبََظ تٍََ فََرَ نَُبََظ ةََُنرآخ لَْ ظ مَْنعَ لََٰلَ مَْننَظضنع اَنْلنضَف فََنيَ نظنُ Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang
lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar
keutamaannya. (Al israa ayat 21)
آََُّ ظ آم فَِ آ ةن آَُْظِر تَ بَْْ آَّنْ اْفَظنَع اَف اآف ةآفَبنلظقَظنَع تٍََ فََرَ مَْنعَ اَنقوَ مَْننَظنْع تََُاَرَ نْ نَتآأ خَفَئآيَ ظنْع مََ لَ ةْْآَّا
تَآمفعَ ةَرَلظقتَ
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat
siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al
anam ayat 165).
لَٰآفعَ آَُمفرَ هْْ نََُُْ آنْ نلظآفآضنع اَف ظرَِفيآظ مَىلَْ نٍَقوَ لََٰلَ نمَمَضَف آمنمَع ظارَفيآ ظَِب ةَنع هْْ آنْنَْ ةَََآبَ
(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan
merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga
kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Anfaal 53).
آََُّ آفآضنع آنْ نل ظ اَف ظرَِفيآظ مَىلَْ آنَِْقوَ اَف ظرَِفيآظ اَ هْْ آَّنْ هْْ آ نَُاآ آانن نَِلََظقُ ظ خَلنلآآ آَُانن هََِنآِ فَْنآن آانن ظامَيآبَِفرَ ةَظَ
اََُْ آانن ظ آآ آانن ةَظضنع اََُف ةَظ اَ اَفَ ظقُوَ آنَِْقوَ ظه تََُ Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia. (ar ra’du 11)
ظفِن ةْنمظفنآ اَرَ اَنآنْ
6. Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan, Al- Insyira ayat 5.
Islam juga memberi petunjuk kepada orang tua agar dalam mendidik selalu
memperhatikan tingkat kemampuan anak, seperti dalam hadist Rosul yang berbunyi :
( ا ف لع ت هُ ) ة ضع قِٰ ت هٍ لٰل س ةْ ضف طب خْف نْ ر ا “Saya disuruh berbicara kepada orang-orang sesuai dengan kemampuan intelektua l
mereka.“(HR.Muslim)21
Hadist di atas menjelaskan bahwa orang tua/ pendidik dalam melaksanakan tugas harus
menyesuaikan daya pikir anak sehingga akan terarah pada kemampuannya dan anak
dapat terus berkembang.
10. Dari ayat dan hadist di atas menunjukkan bahwa Islam sangat mendorong pendidikan
intelektual dan membebani tanggung jawab pendidik khususnya orang tua terhadap
kemampuan anak, termasuk juga anak yang tergolong berbakat.
Anak Berbakat memiliki kelebihan yang luar biasa sehingga mendidiknya pun berbeda
dengan anak normal biasa. Kelebihan anak berbakat antara lain memiliki kekuatan
untuk mengingat dan manghapal. Dalam pendidikan Islam hal yang paling utama yang
perlu diajarkan adalah menghapal ayat-ayat suci al-quran, karena keutamaannya sangat
besar, yang digambarkan dalam hadist Nabi SAW berbunyi :
ةْ شمس و ضق ا ثل ه ؤ ضق ت ق نُ فَ ا ف اع ةْ فِف و قِ ةُ بس مٰل ا م لم ن ةْ ق ان
ة ه خه نِ ا ا ف فِ هه فَ ف ضف مف ن ا ا ف قِ فف ةْ ه ضْمف و قِِ ا ن م ل ىف ةُْ ه فُِْل
( عَ ةْ فَ ت هُ ) . ن ةْ مَف
“Siapa yang membaca Al-Quran dan mempelajarinya, lalu mengamalkannya, maka
pada hari kiamat akan dikenakan padanya mahkota yang terbuat dari cahaya, yang
sinarnya seperti sinar matahari, sedankan pada kedua orang tuanya akan dikenakan
dua potong pakaian yang tiada dapat disanggah oleh dunia. Lalu keduanya bertanya,
Mengapa Kami diberi pekaian ini lalu dijawab, “ karena anakmu belajar Al-Quran.”
( HR. Al-Hakim.)23
Untuk mengajarkan Al-quran pada anak orang tua dapat memasukkan anaknya ke
dalam kelompok penghapal Al-quran, orang tua dapat mendaftarkan anaknya pada
seorang ustadz yang sudah dikenal bagus hapalannya dan kesalehan ahlaknya.
Disamping menghapal Al-quran, sebaiknya diajarkan pula untuk menghapal hadist
Nabi SAW dari kitab shahih, seperti shahih muslim dan shahih bukhari. Pilihkan hadist
yang ungkapannya sederhana dan mudah ditangkap maknanya dan bermanfaat bagi
kehidupan anak-anak. Seperti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya dan hadist-hadist
yang berkaitan dengan ahlak dan etika.
Dalam pendidikan Islam anak juga dianjurkan untuk menghapal peribahasa yang
mengandung hikmah dan kebenaran. Hapalan ini akan membantu anak memahami ayat
dan hadist yang didalamnya banyak sekali ungkapan yang mengandung peribahasa.
Ibnu Jauzi mengatakan bahwa di dalam Al-quran terdapat 43 peribahasa. Diantara
contoh peribahasa itu adalah:” apa yang kau tanam, akan kau tunaikan jua, waspadalah
akan kejahatan orang yang kamu berbuat baik kepadanya; barang siapa yang tidak
mengetahui suatu perkara, maka ia aka mengulanginya.” Orang tua hendaknya
menjelaskan maksud peribahasa itu sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
Untuk memenuhi keinginan dalam bidang penemuan-penemuan baru orang tua dapat
menyediakan perpustakan di rumah, pilih salah satu ruang yang dapat dijangkau oleh
anak, perpustakaan itu dapat berisi ensiklopedi ilmiah atau majalah ilmiah. Dan
sebaiknya orang tua perlu memperhatikan isinya jangan sampai anak termakan
propaganda sekularisasi yang biasanya termuat dalam metode ilmiah barat hal ini bisa
berupa terjemahan dari buku-buku yang berasal dari barat.
Orang tua juga harus mendorong anaknya untuk terus meneliti, dengan mengarahka n
perhatian anak pada alam raya; memberi tahu tentang kebaikan dan keindahan yang ada
pada mahluk Allah dengan cara membiasakan anak untuk memperhatikan semua
11. ciptaan Allah yang ada di alam; dan mengadakan penelitian. Orang tua dapat
menyediakan alat untuk meneliti misalnya dengan mikroskop, teleskop dan sebagainya.
Dalam hal ini Allah memerintahkan pada manusia untuk selalu memikirkan nikmat -
nikmat-Nya dan apa yang telah Dia ciptakan, baik di langit maupun di bumi.27 Dalam
QS. Yunus :101 berbunyi:
تأ ر ةْ فمق ا ل اف لٍ
“Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.”28
Lingkungan sangat berperan pada perkembangan anak berbakat, oleh karena itu orang
tua harus mengupayakan agar anaknya dapat bersosialisasi dengan lingkungan. Salah
satunya yaitu orang tua perlu mencarikan teman yang mempunyai kecerdasan sehingga
anak dapat menyalurkan kemampuannya.
Dalam pendidikan Islam mencarikan teman buat anaknya bukan hanya yang
mempunyai IQ tinggi/cerdas tetapi juga yang baik moralnya dan kuat akidahnya, karena
seorang teman mempunyai pengaruh yang besar. Ini tergambar dalam sabda Rosululla h
SAW :
( ا اه ةْ ى هُت ) ة ل خِف ان عَ مْه ا ل ف ضط خ ل ف ل نِ لٰل و ة م “Seseorang itu berdasarkan agama temannya, oleh karena itu perhatikanlah kepada
siapa ia berteman.”29
Selain upaya-upaya di atas anak perlu diberi dorangan motivasi karena motivas i
membuat percaya pada potensi yang dimiliki. (seperti yang telah dijelaskan di atas. )
Kedudukan motivasi dalam teori pendidikan disebutkan bahwa motivasi berkaitan
dengan fungsi psikis, menyangkut kejiwaan manusia. Dalam kaitan ini ajaran Islam
menyatakan bahwa disamping unsur fisik manusia juga dilengkapi dengan unsur
psikis/jiwa yang menjadi penggerak tingkah raga seseorang dalam wujud motivas i
untuk mengerjakan perbuatan tertentu.30 Adapun firman Allah yang menjadi sumber
motivasi adalah QS. Al-Zalzalah ayat 7-8.
8) هِْ ش تَل ا ث فِا مِمل ا من ( 7) هِْ خ ف تَل ا ث فِا مِمل ا من ).
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan) nya”. (7).
“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia
akan melihat balasannya pula”. (8). 31
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa kecerdasan berhubungan dengan akal dan
otak, dimana keduanya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya mengenai
makanan (gizi). Dalam pendidikan Islam selain makanan yang bergizi/baik juga
mementingkan makanan yang halal,sebagaimana firman Allah QS An-Nahl: 114
... ط ف بف م لف الله تز عٍْ امف ا لْقْ
artinya : “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu..”
12. oleh karena itu meskipun bergizi/baik tetapi tidak halal maka tidak
diperbolehkan/diharamkan. Karena makanan dan minuman yang dimakan manusia
mempunyai pengaruh terhadap jasmani dan rohani untuk itu orang tua agar melarang
anak terlalu kenyang karena menimbulkan pengaruh yang kurang baik dalam diri anak.
Masa perkembangan anak baik jasmani, akal dan mental sangat membutuhkan gizi
makanan yang baik. Syari’at Islam menyarankan agar umatnya mengkons ums i
berbagai zat makanan yang bergizi yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia.
Menurut H. Khairiyah Thaha MA dalam bukunya “Konsep Ibu Teladan” menyebutka n
bahwa agar pendidikan intelektual dapat mencapai hasil optimal ada sejumlah cara dan
metode yang bisa ditempuh antara lain :
1.Orang tua hendaknya menumbuhkan kesadaran untuk mendengar dan menginga tka n
hal-hal yang positif pada diri anak, dengan cara menyampaikan seluk beluk ajaran Islam
secara bertahap.
2.Menyediakan perpustakaan mini di kamar anak yang terdiri dari buku-buku tentang
kisah para nabi dan Rosul, para sahabat dan buku-buku pengetahuan yang bermanfaat
bagi masa depan anak sesuai dengan tuntutan usia, perkembangan serta
kemampuannya.
3.Mencarikan teman sepergaulan yang memiliki kecerdasan dan keunggulan ilmia h
yang memadai sehingga bisa mempengaruhi dalam berfikir dan berperilaku ilmiah.37
Demikianlah beberapa upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik dan
memelihara anaknya yang berbakat yang diambil dari pendapat para ahli dan diperkuat
dengan al-quran dan hadist.
Berikut ini akan penulis contohkan anak berbakat dari Islam :
Abbdullah Ibnu Abbas ( seorang ahli tafsir dan ahli Fiqh.) Ia seorang yang cerdas pada
masa kecil, ini dilihat dari pikirannya yang lebih dewasa dari pada umurnya, dan
pengetahunnya lebih luas dari pada usianya, semua ayat al-quran yang telah Ia dengar,
Ia hafal di luar kepala dan semua hadist Rasulullah yang ia dengan, Ia mengerti dan Ia
pahami benar-benar. Abdullah sering juga bergaul dengan orang-ornga tua untuk
mendengarkan kisah-kisah tentang “peristiwa-peristiwa Arab” dari mereka. Oleh
karena itu pada usia delapan belas tahun Ia telah menjadi seorang pemuda yang luas
ilmu pengetahunnya sehingga orang-orang sering datang ke rumahnya untuk bertanya
tentang ta’wil ayat-ayat al-quran, hadist rasulullah SAW atau masalah yang
berhubungan dengan fiqh, bahasa dan peristiwa-peristiwa Arab.38
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa anak berbakat sudah ada sejak zaman
Rasulullah.
13. Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, www.kbbi.web.id . Diakses pada 26 Oktober 2013
http://kumpulanmakalah-kedokteran-psikologi.blogspot.com/2013/06/makalah-psikologi-pendidikan-
pendidikan.html, Diakses pada 26 Oktober 2013