SlideShare a Scribd company logo
i
MAKALAH MODEL MODEL KONSELING 1
EKSISTENSIAL HUMANISTIK
DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH
MODEL MDEL KONSELING 1
Dosen Pembimbing: Pramana Adi Wiguna, M.Pd
DISUSUN OLEH :
1. Andi Aprila (11145000)
2. Nugroho Yulian Parandika (1114500053)
3. Devi Novianti (1114500039)
PROGRAM STUDI
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas ridho-Nya
kami dapat menyelesaikan sebuah Makalah Model Model Konseling 1 dengan tema
Eksistensial Humanistik. Dan tugas ini kami buat untuk melengkapi tugas mata
kuliah Model Model Konseling.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan banyak-banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini
1. Pramana Adi Wiguna, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang senantiasa
memberikan semangat, bimbingan serta arahan bagi kami dalam penyusunan
tugas ini.
2. Semua teman-teman yang terlibat dan ikut sertaanya dalam penyusunan tugas
ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena
itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Tiada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Terima kasih.
Pemalang, 1 April 2016
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar......................................................................................... 2
2. Hakekat Manusia.................................................................................... 5
3. Hakekat Konseling ............................................................................... 6
4. Tujuan Konseling ................................................................................. 8
5. Karakteristik Konseling ........................................................................ 8
6. Peran dan Fungsi Konselor .................................................................. 9
7. Hubungan Konselor dengan Klien ....................................................... 10
8. Tahap Konseling .................................................................................. 11
9. Teknik Konseling ................................................................................. 13
10. Kelebihan dan Keterbatasan ................................................................. 15
11. Asumsi Perilaku Bermasalah ............................................................... 16
12. Contoh Kasus penerapan Eksistensial Humanistik .............................. 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 19
B. Saran ..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Usaha yang di lakukan manusia dalam membantu masalah manusia tidak
mungkin tanpa mengenal dengan baik tentang manusia itu sendiri.Unik dan rumitnya
perilahal manusia sebagai makhluk individu, telah melahirkan bermacam-macam
konsep dan pandangan. Toeri humanistik di kembangkan oleh Maslow tahun 1908-
1970 di Amerika serkat.
Dasar falsafahnya Phenomenology yang menganggap bahwa manusia pada
dasarnya baik dan layak di hormati dan mereka akan bergerak ke arah realisasi
potensi-potensi mereka, manakala kondisi lingkungannya memberikan kemungkinan.
Psikoterapai Humanistik membicarakan kepribadian manusia di tinjau dari segi self
dasi akunya.Konnsep utama yang anut adalah usaha untuk mengerti manusia sebagai
mana adanya, mengetahui mereka dari realitasnya, melihat dunia sebagai mana
mereka melihatnya, memahami mereka bergerak dan mempunyai keberadaan yang
unik, kongkrit dan berbeda dari teori yang abstrak.Teori humanistik di katakan
demikian, karena menekankan kemampuan-kemampuan yang khas
manusiawi.Manusia mempunyai kemampuan untuk refleksi diri, kemampuan
aktualisasi potensi-potensi kreatif dan juga ke khususan manusia, yaitu menentukan
bagi dirinya sendiri secara aktif.
B. Rumusan masalah
1. Konsep dasar / landasan historis
2. Hakekata manusia
3. Hakekat konseling
4. Tujuan konseling
5. Karakteristik konseling
6. Peran dan fungsi konselor
7. Hubungan konselor dengan klien
v
8. Tahap konseling
9. Teknik konseling
10. Kelebihan dan keterbatasan
11. Asumsi Perilaku bermasalah dalam konseling eksistensial Humanistik
12. Contoh Kasus penerapan Eksistensial Humanistik
vi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang
muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme
yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli
psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan
sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai
keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan,
cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Abraham Maslow Yang terkenal dengan teori aktualisasi diri di lahirkan di
New York pada tahun 1908. Ia meninggal di Calivornia pada tahun1907. Maslow
seorang anak yang pandai mejalani hubungan yang baik dengan ibunya yang otoriter
yang sering kali melakukan tindakan aneh. Ia menggambarkan dirinya pada masa
kecil sebagai seorang yang pemalu,kutu buku dan neurotic. Tetapi ,maslow tidak
selamanya menjadi neurotic dan benci pada dirinya sendiri. Ia sepenuhnya menyadari
potensinya ,dan menjadi psikilog humanisme terkenal yang mengispirasi banyak
perubahan masyarakat kearah yang positif.
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat
memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya
secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk
mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab
personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan.
Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada kebutuhan
psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah
membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang
merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan humanistik. Menurut Maslow, yang
terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih
melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada
vii
“ketidaknormalan” atau “sakit”. Pendekatan ini melihat kejadian bagaimana manusia
membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak
positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran
humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan
positif ini.
Psikologi eksistensial humanistic berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan
ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih
– alih suatu system teknik – teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien.
Pendekatan terapi eksistensial bukan suatu pendekatan terapi tunggal, melainkan
suatu pendekatan yang mencakup terapi – terapi yang berlainan yang kesemuanya
berlandaskan konsep – konsep dan asumsi – asumsi tentang manusia.
Teori dan Pendekatan Konseling Eksistensial-humanistik berfokus pada
diri manusia. Pendekatan ini mengutamakan suatu sikap yang menekankan pada
pemahaman atas manusia. Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia
tidak bisa lari dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab
berkaitan. Pendekatan Eksisteneial-Humanistik dalam konseling menggunakan
sistem tehnik-tehnik yang bertujuan untuk mempengaruhi konseli. Pendekatan
terapi eksistensial-humanistik bukan merupakan terapi tunggal, melainkan suatu
pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya
berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.
Pendekatan ini Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup
kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri,
kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian
makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan berada dalam
hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan
mengaktualkan diri. Pendekatan ini memberikan kontribusi yang besar dalam bidang
psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap kualitas manusia terhadap manusia
yang lain dalam proses teurapeutik.
Terapi eksistensial-humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan
menekankan kesadaran diri sebelum bertindak.Kesadaran diri berkembang sejak
viii
bayi.Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan keunikan masing-masing
individu. Berfokus pada saat sekarang dan akan menjadi apa seseorang itu, yang
berarti memiliki orientasi ke masa depan. Maka dari itu, akan lebih meningkatkan
kebebasan konseling dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab dalam
setiap tindakan yang di ambilnya.
Menurut Gerald Corey, (1988:54-55) ada beberapa konsep utama dari
pendekatan eksistensial yaitu :
1. Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu
kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan
memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin
besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih
alternative – alternatif yakni memutuskan secara bebas di dalam kerangka
pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada manusia.
2. Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab dapat menimbulkan
kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga
bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak
terhindarkan untuk mati. Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi
kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada
kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi –
potensinya.
3. Penciptaan Makna
Manusia itu unik, dalam artian bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan
hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan.
Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya
dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan
dalam menciptakan hubungan yang bermakna dapat menimbulkan kondisi-kondisi
keterasingan dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri yakni
mengungkapkan potensi – potensi manusiawinya sampai taraf tertentu.
ix
Konsep dasar menurut Akhmad Sudrajat adalah :
1) Manusia sebagai makhluk hidup yang dapat menentukan sendiri apa yang ia kerjakan
dan yang tidak dia kerjakan, dan bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan. Setiap
orang bertanggung jawab atas segala tindakannya.
2) Manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh karena itu
manusia mesti berani menghancurkan pola-pola lama dan mandiri menuju aktualisasi
diri.
3) Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif. Kreatifitas
merupakan fungsi universal kemanusiaan yang mengarah pada seluruh bentuk self
expression.
Menurut Akhmad Sudrajat individu yang salah suai tidak dapat mengembangkan
potensinya. Dengan kata lain, pengalamannya tertekan.
2. Hakekat Manusia
Gerakan eksistensial berarti rasa hormat pada seseorang, menggali aspek baru
dari perilaku manusia dan metode memahami manusia yang beraneka ragam.
Falsafah eksistensial memberikan landasan bagi pendekatan terapeutik yang
memfokuskan pada individu-individu yang terpecah serta bersikap asing antara satu
dengan yang lain yang tidak melihat adanya makna dalam lingkungan keluarga serta
system sosial yang ada pada waktu itu. Falsafah itu timbul dari keinginan untuk
menolong orang dalam mengarahkan perhatian pada tema dalam hidup. Yang
diperhatikan adalah orang-orang yang mengalami kesulitan dalam hal mendapatkan
makna dari tujuan hidup dan dalam hal mempertahankan identitas dirinya (Holt,
1986).
Fokus yang sekarang menjadi arah pendekatan eksistensial adalah rasa
kesendirian di dunia dan usaha menghadapi kecemasan akan isolasi ini. Daripada
x
berusaha untuk mengembangkan aturan-aturan bagi terapi, maka sebagai gantinya
para praktisi eksistensial berusaha keras untuk memahami pengalaman manusia yang
dalam ini. (May & Yalom, 1989).
Pandangan eksistensial akan sifat manusia ini sebagian dikontrol oleh
pendapat bahwa signifikansi dari keberadaan kita ini tak pernah tetap, melainkan kita
secara terus menerus mengubah diri sendiri melalui proyek-proyek kita. Manusia
adalah makhluk yang selalu dalam keadaan transisi, berkembang, membentuk diri
dan menjadi sesuatu. Menjadi seseorang berarti pula bahwa kita menemukan sesuatu
dan menjadikan keberadaan kita sebagai sesuatu yang wajar.
 Pandangan manusia menurut teori Humanistik:
1. Filsafat Eksistensialis memandang manusia sebagai indvidu dan merupakan problema
yang unik dari existensi kemanusiaan. Manusia merupakan seorang yang ada, yang
sadar dan waspada akan keberadaanya sendiri. Setiap orang menciptakan tujuannya
sendiri dengan segala kreatifitasnya, menyempurnakan esensidan fakta existensinya.
2. Bahwa manusia sebagai makhluk hidup, menentukan apa yang ia kerjakan dan yang
tidak ia kerjakan, dan bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan. Jadi yang pokok
adalah apakah seorang berkeinginan atau tidak sebab filsafat eksistensialis percaya
bahwa setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya. Dengan kata lain
setiap individu merupakan penentu utama akan tingkah laku dan pengalamannya.
3. Teori humanistik mendsar pendapat bahwa manusia tidak pernah statis , ia selalu
menjadi sesuatu yang berbeda . untuk menjadi sesuatu ini maka manusia harus berani
menghancurkan pola – pola lama, berdiri pada kaki sendiri dan mencari jalan, kearah
manusia yang baru dan lebih besar menuju aktualisasi diri.
4. Menekankan pada kesadaran manusia, pengalaman personal yang berhubungan
dengan eksistensi dalam dunia orang lain.
3. Hakekat Konseling
Hakikat konseling eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi
tentang apa artinya menjadi manusia. Eksistensial-humanistik berdasarkan pada
asumsi bahwa kita bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan
xi
perbuatan yang kita lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-
humanistik adalah hubunganya dengan klien.Kualitas dari dua orang yang bertatap
muka dalam situasi konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif.
1. Pendekatan ini berasal dari motivasi dalam diri yang rumit dan dinamis. Inilah yang
membedakan teori ini dengan teori yang mencari struktur dalam diri individu atau
struktur reinforcement dari lingkungan. Namun teori eksitensial dan humanistic
menyetujui adanya kehendak bebas dan juga kreativitas nyata, dan pemenuhan diri.
2. Pendekatan eksitensial tidak selalu merupakan pendekatan idiografis; mereka
menganggap pengalaman setiap orang unik. Filsuf beraliran eksitensial menyatakan
bahwa individu secara lansung bertanggung jawab atas kepribadian. Bagaimana saya
menghadapi cinta , etika, kecemasan , kebebasan, dan kematian . apakah saya akan
membiarkan aliensi menggelamkan saya dalam kesengaraan mendalam , atau
akankah saya memakai kehendak bebas untuk melawannya dan mencapai aktualisasi
diri, ciri mendasar dari dilemma eksitensial adalah adanya kemungkinan tercapainya
kemenangan jiwa manusia.
3. Pendekatan humanistik , yang didasarkan pada eksitensialisme tetapi menolak
pesimisme, adalah pendekatan yang paling optimis terhadap kepribadian yang
memandang manusia dan permasalahan spiritual secara positif. Orientasi humanistic
maslow , yang mempelajari individu yang sudah sepenuhnya dewasa dan utuh ,
membuat psikologi kepribadian memberikan atensi pada aspek positif dan spiritual
teersebut. Tetapi, inkonsistensi dan ambiguitas dalaam teori Maslow membuat
kontribusinya lebih seperti pandangan yang memberikan pengaruh besar , alih-alih
sebuah teori yang solid.
4. Pendekatan humanistik terhadap kepribadian bermanfaat bagi penelitian lintas budaya
dan penelitian tentang kelompok etnik, suatu kebutuhan yang ditekankan dalam buku
ini. Banyak psikolog eksitensial- humanistic terkejut secara pribadi dan secara
intelektual- oleh aliran fasisme pada tahun 1930-1940.
5. Pendekatan humanistik terhadap kepribadian memiliki dampak praktis dan
berkesenambungan pada masyarakat umum dalam hal persaingan diri. Saat ini
,tidaklah aneh apabila seorang pekerja ( atau bahkan sekelompok rekan kerja) pada
xii
suatu waktu ingin mengasingkan diri.’’ Peristirahatan’’ ini berbeda dengan liburan
atau tamasya. Selama mengasingkan diri kita mungkin menenangkan diri dilokasi
yang indah, berusaha mengenali perasaan kita , memperbaruhi cinta kita untuk
pasangan , menciptakan music atau melakukan hal kreatif lainnya, berlatih, mungkin
juga bermeditasi atau berdo’a. aktivitas tersebut berasal dari asumsi humanistic
bahwa setiap individu memiliki otensi diri unik yang akan muncul apabila
dikembangkan dengan baik.
6. Psikologi kepribadian humanistik tidak hanya berbeda dengan pendekatan lain dalam
pokok permasalan dan filsafatnya, tetapi juga dalam ideologinya. Psikolog
humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat
kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik
tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk
berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya,
serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia
bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan
kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
7. Terapi eksistensial humanistik adalah terapi yang sesuai dalam memberikan bantuan
kepada klien. Karena teori ini mencakup pengakuan eksistensialisme terhadap
kekacauan, keniscayaan, keputusasaan manusia kedalam dunia tempat dia
bertanggung jawab atas dirinya.
8. Menurut kartini kartono dalam kamus psikologinya mengatakan bahwa terapi
eksistensial humanistik adalah salah satu psikoterapi yang menekankan pengalaman
subyektif individual kemauan bebas, serta kemampuan yang ada untuk menentukan
satu arah baru dalam hidup.
9. Sedangkan menurut W.S Winkel, Terapi Eksistensial Humanistik adalah Konseling
yang menekankan implikasi – implikasi dan falsafah hidup dalam menghayati makna
kehidupan manusia di bumi ini. Konseling Eksistensial Humanistik berfokus pada
situasi kehidupan manusia di alam semesta, yang mencakup tanggungjawab pribadi,
kecemasan sebagai unsur dasar dalam kehidupan batin. Usaha untuk menemukan
xiii
makna diri kehidupan manusia, keberadaan dalam komunikasi dengan manusia lain,
kematian serta kecenderungan untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.
4. Tujuan Konseling
Menurut Gerald Corey, (1988:56) ada beberapa tujuan terapeutik yaitu :
a. Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas
keberadaan dan potensi – potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan
bertindak berdasarkan kemampuannya. Keotentikan sebagai “urusan utama
psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”. Terdapat tiga karakteristik dari
keberadaan otentik :
1) Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang,
2) Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan
3) Memikul tanggung jawab untuk memilih.
b. Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan
pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.
c. Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan
memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban
kekuatan – kekuatan deterministic di luar dirinya.
Tujuan Konseling menurut Akhmad Sudrajat yaitu :
1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya
menurut apa adanya. Saya adalah saya.
2. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-
pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar
individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal
mungkin.
3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam
proses aktualisasi dirinya.
xiv
4. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat
dijangkau menurut kondisi dirinya.
5. Karakteristik Konseling
Adapun karakteristik dari terapi eksistensial humanistik adalah sebagai
berikut:
1. Eksistensialisme bukanlah suatu aliran melainkan suatu gerakan yang memusatkan
penyelidikannya manusia sebagai pribadi individual dan sebagai ada dalam dunia
(tanda sambung menunjukkan ketakterpisahan antara manusia dan dunia).
2. Adanya dalil-dalil yang melandasi yaitu:
a. Setiap manusia unik dalam kehidupan batinnya, dalam mempersepsi dan
mengevaluasi dunia, dan dalam bereaksi terhadap dunia.
b. Manusia sebagai pribadi tidak bisa dimengerti ddalam kerangka fungsi-fungsi atau
unsur-unsur yang membentuknya.
c. Bekerja semata-mata dalam kerangka kerja stimulus respons dan memusatkan
perhatian pada fungsi-fungsi seperti penginderaan, persepsi, belajar, dorongan-
dorongan, kebiasaan-kebiasaan, dan tingkah laku emosional tidak akan mampu
memberikan sumbangan yang berarti kepada pemahaman manusia
3. Berusaha melengkapi, bukan menyingkirkan dan menggantikan orientasi-orientasi
yang ada dalam psikologi
4. Sasaran eksistensial adalah mengembangkan konsep yang komperehensif tentang
manusia dan memahami manusia dalam keseluruhan realitas eksistensialnya,
misalnya pada kesadaran, perasaan-perasaan, suasana-suasana perasaan, dan
pengalaman-pengalaman pribadi individual yang berkaitan dengan keberadaan
individualnya dalam dunia dan diantara sesamanya.
5. Tujuan utamanya adalah menemukan kekuatan dasar, tema, atau tendensi dari
kehidupan manusia, yangdapat dijadikan kunci kearah memahami manusia.
6. Tema-temanya adalah hubungan antar manusia, kebebasan, dan tanggung jawab,
skala nilai-nilai individual, makna hidup, penderitaan, keputusasaan, kecemasan dan
kematian.
xv
6. Peran dan Fungsi Konselor
Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama
yang mencakup hal-hal berikut :
1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
2. Menyadari peran dari tanggung jawab terapis
3. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik
4. Berorientasi pada pertumbuhan
5. Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi
6. Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien.
7. Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya
Hidup dan pandangan humanistiknya tentang manusia secara implisit menunjukkan
kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif
8. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk
mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
9. Bekerja ke arah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan
klien
Peran dan Fungsi konselor sebagai berikut :
1. Memahami dunia klien dan membantu klien untuk berfikir dan mengambil keputusan
atas pilihannya yang sesuai dengan keadaan sekarang.
2. Mengembangkan kesadaran, keinsafan tentang keberadaannya sekarang agar klien
memahami dirinya bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri.
3. Konselor sebagai fasilitator memberi dorongan dan motivasi agar klien mampu
memahami dirinya dan bertanggung jawab menghadapi reality.
4. Membentuk kesempatan seluas – luasnya kepada klien, bahwa putusan akhir
pilihannya terletak ditangan klien.
Dalam buku Gerald Corey, May ( 1961 ) memandanga tugas terapis diantaranya
adalah membantu klien agar menyadari keberadaanya dalam dunia : “Ini adalah saat
xvi
ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang
mengancam dan sebagai subyek yang memiliki dunia”.
7. Hubungan Konselor dengan Klien
Dalam membicarakan masalah hubngan pertologan dari teori Humanistik ini,
dikemukakan ciri - ciri hubungan konselor dan konseli sebagai berikut:
1. Adanya hubungan psikologis yang akrab antara konselor dan klien.
2. Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problemnya dan
apa yang diinginkan.
3. Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku
individu dengan tanpa memberikan sanggahan.
4. Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu merupakan kunci atau
dasar yang paling menentukan dalam hubungan yang diadakan.
5. Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya juga keadaan lingkungannya sangat
diperlukan oleh konselor.
Yang paling diutamakan oleh konselor eksistensial adalah hubunganya
dengan klien. Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi terapeutik
merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif. Konselor percaya bahwa
sikap dasar mereka terhadap klien, karakteristik pribadi tentang kejujuran, integritas
dan keberanian merupakan hal-hal yang harus ditawarkan. Konseling merupakan
perjalanan yang ditempuh konselor dan klien, suatu perjalanan pencarian menyelidiki
kedalam dunia seperti yang dilihat dan dirasakan klien.
Konselor berbagi reaksi dengan kliennya disertai kepedulian dan empati yang
tidak dibuat-buat sebagai satu cara untuk memantapkan hubungan terapeutik. May
dan Yalom (1989) menekankan peranan krusial yang dimainkan oleh kapasitas
konselor untuk disana demi klien selama jam terapi yang mencakup hadir secara
penuh dan terlibat secara intens dengan kliennya. Sebelum konselor membimbing
klien untuk berhubugan dengan orang lain, maka pertama-tama harus secara akrab
berhubungan dengan si klien itu (Yalom, 1980).
xvii
Inti dari hubungan terapeutik adalah rasa saling menghormati, yang mencakup
kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik menangani kesulitan mereka dan
akan kemampuan mereka menemukan jalan alternatif akan keberadaan mereka.
Sidney Jourad (1971) mendesak konselor untuk mengajak klien mereka benar-benar
menunjukkan keotentikan dirinya melalui perilaku yang otentik dan pengungkapan
diri. Oleh karena itu konselor mengajak klien untuk tumbuh dengan mencontoh
perilaku otentik. Mereka bisa menjadi transparan apabila dianggap cocok untuk
diterapkan dalam hubungan itu, dan sifat kemanusiaannya bisa menjadi stimulus
untuk diambil potensi riilnya oleh klien.
Hubungan terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensial. Penekanan
diletakkan pada pertemuan antar manusia dan perjalanan bersama alih – alih pada
teknik-teknik yang mempengaruhi klien. Isi pertemuan terapi adalah pengalaman
klien sekarang, bukan “masalah” klien. Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran
yang otentik difokuskan kepada “di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa
depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung (Gerald Corey.1988:61).
 Pola hubungan :
1. Hubungan klien adalah hubungan kemanusiaan. Konselor berstatus sebagai partner
klien, setara dengan klien sehingga hubungannnya berada dalam situasi bebas tanpa
tekanan.
2. Klien sebagai subjek bukan obyek yang dianalisis dan didiagnosis.
3. Konselor harus terbuka baik kepribadiannya dan tidak pura – pura.
8. Tahap Konseling
1. Tahap Awal
Ada tiga tahap dalam proses konseling eksistensial-humanistik. Selama tahap
pendahuluan, konselor membantu klien dalam hal mengidentifikasi dan
mengklarifikassi asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak untuk mendefinisikan
dan menanyakan tentang cara mereka memandang dan menjadikan eksistensi mereka
bisa diterima. Mereka meneliti nilai mereka, keyakinan, serta asumsi untuk
xviii
menentukan kesahihannya. Bagi banyak klien hal ini bukan pekerjaan yang mudah
oleh karena mereka mungkin pada awalnya memaparkan problema mereka sebagai
hamper seluruhnya sebagai akibat dari penyebab eksternal. Mereka mungkin berfokus
pada apa yang orang lain “jadikan mereka merasakan sesuatu” atau betapa orang lain
bertanggung jawab sepenuhnya akan apa yang mereka lakukan atau tidak lakukan.
Konselor mengajar mereka bagaimana caranya untuk becermin pada eksistensi
mereka sendiri dan meneliti peranan mereka dalam hal penciptaan problem mereka
dalam hidup.
2. Tahap Pertengahan
Pada tahap tengah dari konseling eksistensial, klien didorong semangatnya
untuk lebih dalam lagi meneliti sumber dan otoritas dari system nilai mereka. Proses
eksplorasi diri ini biasanya membawa klien ke pemahaman baru dan beberapa
restrukturisasi dari nilai dan sikap mereka. Klien mendapatkan cita rasa yang lebih
baik akan jenis kehidupan macam apa yang mereka anggap pantas. Mereka
mengembangkan gagasan yang jelas tentang proses pemberian nilai internal mereka.
3. Tahap Akhir
Tahap terakhir dari konseling eksistensial berfokus pada menolong klien
untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri.
Sasaran terapi adalah memungkinkan klien untuk bisa mencari cara pengaplikasian
nilai hasil penelitian dan internalisasi dengan jalan yang kongkrit. Biasanya klien
menemukan kekuatan mereka dan menemukan jalan untuk menggunakan kekuatan
itu demi menjalani eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan.
Adapun beberapa tahap lain yang dapat dilakukan oleh terapis dalam terapi
eksistensial antara lain :
1) Terapis menunjukkan kepada klien untuk meningkatkan kesadaran diri atas alternatif-
alternatif, motivasi-motivasi, dan tujuan-tujuan pribadi. Serta menunjukkan bahwa
harus ada pengorbanan untuk mewujudkan hal itu.
2) Terapis membantu klien dalam menemukan cara-cara klien menghindari penerimaan
kebebasannya, dan mendorong klien belajar menanggung resiko atas keyakinannya
terhadap akibat penggunaan kebebasannya.
xix
3) Terapis membantu klien untuk membangkitkan keberaniannya mengakui
ketakutannya, mengungkapkan ketakutannya, dan kemudian mengajak klien untuk
tidak bergantung dengan orang lain secara neurotik.
4) Terapis membantu klien dalam menciptakan suatu sistem berlandaskan cara hidup
yang konsisten.
5) Terapis membantu klien untuk menemukan makna hidupnya
6) Terapis membantu klien untuk mentoleransi segala bentuk ketakutan dan kecemasan
sebagai bentuk pembelajaran yang penting dalam hidup
7) Terapis mendorong atau memotivasi kliennya untuk mewujudkan aktualisasi dirinya
9. Teknik Konseling
Teori humanistik eksistensial tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan
secara ketat.Prosedur-prosedur konseling bisa diambil dari beberapa teori konseling
lainnya. Tugas konselor disini adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di
dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya. Serta membantu
individu menyadari diri sesungguhnya dapat memecahkan masalah mereka dengan
intervensi ahli terapi yang minimal.
Teknik yang digunakan mendahului pemahaman. Karena menekankan pada
pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keleluasaan dalam
menggunakan metode – metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa
bervariasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari
satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama Meskipun terapi
eksistensial bukan merupakan metode tunggal, di kalangan terapis eksistensial dan
humanistik ada kesepakatan menyangkut tugas – tugas dan tanggung jawab terapis.
Psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusia alih – alih
system teknik. Para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang
mencakup hal – hal berikut (Gerald Corey.1988:58) :
1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi.
xx
2. Menyadari peran dari tanggung jawab terapis.
3. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik.
4. Berorientasi pada pertumbuhan.
5. Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang
menyeluruh.
6. Mengakui bahwa putusan – putusan dan pilihan – pilihan akhir terletak di tangan
klien.
7. Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya hidup dan
pandangan humanistiknya tentang manusia bisa secara implicit menunjukkan kepada
klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
8. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk
mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
9. Bekerja ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan
klien.
Dalam konseling humanistik terdapat teknik-teknik konseling , yang mana
sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja
teknik humanistik antara lain :
1) Membina hubungan baik (good rapport)
2) Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya
3) Merangsang kepekaan emosi klien
4) Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri.
5) Mengembangkan potensi dan emosi positif klien
6) Membuat klien menjadi adequate
Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu:
1. Penerimaan
2. Rasa hormat
3. Memahami
4. Menentramkan
5. Memberi dorongan
6. Pertanyaan terbatas
xxi
7. Memantulkan pernyataan dan perasaan klien
8. Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan klien
9. Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna.
Menurut Akhmad Sudrajat teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan
dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana
dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi:
(1) acceptance (penerimaan)
(2) respect (rasa hormat)
(3) understanding (pemahaman)
(4) reassurance (menentramkan hati)
(5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas)
(6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan)
(7) memberi dorongan
Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat
memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan baik, mengambil keputusan
yang tepat, mengarahkan diri mewujudkan dirinya.
Yang paling dipedulikan oleh konselor eksistensial adalah memahami dunia
subyektif si klien agar bisa menolongnya untuk bisa sampai pada pemahaman dan
pilihan-pilihan baru. Fokusnya adalah pada situasi hidup klien pada saat itu, dan
bukan pada menolong klien agar bisa sembuh dari situasi masa lalu (May &Yalom,
1989). Biasaya terpis eksistensial menggunakan metode yang mencakup ruang yang
cukup luas, bervariasi bukan saja dari klien ke klien, tetapi juga dengan klien yang
sama dalam tahap yang berbeda dari proses terapeutik.
Di satu sisi, mereka menggunakan teknik seperti desentisasi (pengurangan
kepekaan atas kekurangan yang diderita klien sehabis konseling), asosiasi bebas, atau
restrukturisasi kognitif, dan mereka mungkin mendapatkan pemahaman dari konselor
yang berorientasi lain. Tidak ada perangkat teknik yang dikhususkan atau dianggap
esensial (Fischer & Fischer, 1983). Di sisi lain, beberapa orang eksistensialis
mengesampingkan teknik, karena mereka lihat itu semua memberi kesan kekakuan,
rutinitas, dan manipulasi.
xxii
Sepanjang proses terapeutik, kedudukan teknik adalah nomor dua dalam hal
menciptakan hubungan yang akan bisa membuat konselor bisa secara efektif
menantang dan memahami klien.
10. Kelebihan dan Keterbatasan
 Kelebihan Eksistensial Humanistik
1) Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam
perkembangan dan kepercayaan diri.
2) Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
3) Memanusiakan manusia.
4) Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap
fenomena sosial.
5) Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien
seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan
ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa
Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk
kepentingan konseling dan terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl
Rogers dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien
untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta
menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam
membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya.
Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas
permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya membimbing klien
menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan
pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment atau
pemberian bantuan kepada klien. Selain memberikan sumbangannya terhadap
konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi
pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik
(humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu
secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional,
xxiii
sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model
pendidikan humanist.
 Kelemahan Eksistensial Humanistik
1) Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
2) Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
3) Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan
ditentukan oleh klien sendiri)
4) Proses terapi membutuhkan waktu yang panjang dan ketakpastian kapan berakhir,
berapa jam dan berapa kali pertemuan
5) Memiliki keterbatasan penerapan pada kasus level keberfungsian klien yang rendah
( klien yang ekstrem yang membutuhkan penangan secara langsung)
11. Asumsi perilaku bermasalah Konseling Humanistik
Pribadi yang bermasalah menurut pandangan eksistensial-Humanistik yaitu
tidak mampu memfungsikan dimensi-dimensi dasar yang dimiliki manusia, sehingga
kesadaran tidak berfungsi secara penuh. Diantaranya ; inkongruen, negatif, tidak
dapat dipercaya, tidak dapat memahami diri sendiri, bermusuhan dan kurang
produktif.
Adapun Asumsi perilaku bermasalah Konseling Humanistik dipengaruhi oleh tidak
terpenuhinya aspek-aspek sebagai berikut:
 Kesadaran Diri
Berhubungan dengan kemampuan manusia untuk menyadari diri dan
menjadikan dirinya mampu melampaui situasi sekarang dan membentuk aktivitas-
aktivitas berpikir. Dengan demikian, meningkatkan kesadaran berarti meningkatkan
kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia. Tidak
jarang manusia yang tidak memiliki kesadaran akan dirinya akan mengalami
masalah-masalah dalam kehidupannya.
 Kebebasan dan tanggung jawab
xxiv
Manusia adalah makhluk yang menentukan diri dn memiliki kebebasan untuk
memilih diantara alternatif-alternatif. Masalah akan timbul jika manusia tidak bisa
mengatur kebebasannya dan mengarahkan hidupnya.
 Keterpusatan dan kebutuhan akan orang lain
Meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan dari luar dirinya
sendiri, yaitu untuk berhubungan dengan orang lain dan alam. Kegagalan dalam
berhubungan dengan orang lain dan dengan alam menyebabkan manusia kesepian,
mengalami aliensi, keterasingan, dan depersonalisasi.
 Pencarian makna Hidup
 Kecemasan sebagai syarat hidup
 Kesadaran atas kematian dan Non-ada
12. Contoh Kasus penerapan Eksistensial Humanistik
Siska mahasiswa semester akhir pada universitas ternama di Semarang. Saat
ini dia sedang merasakan kekhawatiran karena dia akan dilamar oleh pemuda idaman
orang tuanya. Mereka sudah pernah bertemu pada acara keluarga, menurutnya
pemuda itu mempunyai akhlak yang baik dan sudah bekerja sebagai dosen di
perguruan tinggi swasta. Siska menjadi ragu untuk menghadapi lamaran itu karena
selama ini dia tidak pernah memiliki teman pria yang special atau bisa disebut pacar.
Karena teman laki-laki Siska dulu saat masih SMA sudah meninggal karena
kecelakaan saat mereka berdua berboncengan motor dari pulang sekolah. Sejak
informasi bahwa ada pemuda yang akan melamarnya, perasaannya menjadi asing, dia
ingin memberikan kepercayaan namun sangat sulit baginya. Siska selalu terbayang
bahwa dia bisa saja kehilangan lagi orang yang dia kasihi, namun disisi lain Siska
merasakan kesepian dan membutuhkan seorang teman yang bisa memahaminya.
Ketidakkonsistenan dan pertentangan ini membuat siska menjadi bingung. Hingga
akhirnya memutuskan untuk menemui konselor.
Proses Konseling :
Konselor memahami klien untuk menyadari keberadaannya dalam dunia.
Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya
xxv
secara bebas. maka konselor selanjutnya memberikan reaksi-reaksi pribadi dalam
kaitan dengan apa yang diungkapkan oleh klien. Konselor terlibat dalam sejumlah
pernyataan pribadi relevan dan pantas tentang pengalaman klien, dimana pada klien
merasakan kesepian dan kekhawatiran kehilangan kembali orang yang dicintainya.
Konselor meminta kepada klien untuk mengungkapkan ketakutannya terhadap
keharusan memilih dalam dunia yang pasti. Ketakutan klien dalam mengahadapi
realitas bahwa ada pemuda yang akan melamarnya dan hubungannya dengan
kehilangan orang yang pernah dikasihinya. Konselor menantang klien untuk melihat
seluruh cara dia menghindari pembuatan keputusan dengan berasumsi akan
kehilangan orang yang dikasihinya lagi jika membuka hati nya untuk pemuda yang
akan melamarnya dan konselor memberikan penilaian terhadap penghindaran yang
dilakukan klien.
Konselor mendorong klien untuk memeriksa jalan hidupnya pada periode
sejak memulai proses konseling. Selanjutnya konselor memberitahukan kepada klien
bahwa ia sedang mempelajari bahwa apa yang dialaminya adalah suatu sifat yang
khas sebagai manusia bahwa dia pada akhirnya sendiri, bahwa dia akan mengalami
kecemasan atas ketidakpastian keputusan yang dibuatnya, dank lien akan berjuang
untuk menetapkan makan kehidupannya di dunia yang sering tampak tak bermakna.
xxvi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi eksistensial-humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan
bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita
lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah
hubunganya dengan klien. Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi
konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif. Ada tiga tahap
dalam proses konseling eksistensial-humanistik. Dan tidak ada teknik khusus yang
digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik.
Kecocokannya untuk diterapkan di Indonesia terletak pada pendapat kalangan
eksistensial tentang kebebasan dan control dapat bermanfaat untuk menolong klien
menangani nilai-nilai budaya mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia
bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan
kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
B. Saran
Memiliki kemampuan dalam konseling humanistik merupakan hal yang
penting,dapat mengarahkan hidup kita ke masa depan yang lebih baik. Untuk itu kita
harus mengasah kemampuan (kreatifitas) kita secara baik berdasarkan pengalaman –
pengalaman pribadi kita di lingkungan.Kita dapat memahami dan mengetahui hal-hal
atau masalah klien kita nantinya.
xxvii
DAFTAR PUSTAKA
Gerald, Corey. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung
: PT ERESCO
Feist, Jess & Gregory J Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Mahasiswa BK. 2009. Model-Model Konseling. UMK
Online(http://www.psikologizone.com/konseling-terapi-pendekatan-
eksistensial/06511676)
Online(http://syarifah-mimien.blogspot.com/2005/03/terapi-eksistensial-
humanistik.htm)
Online(http://akhmadsudrajat.woordpress.com)
Misiak, henryk.2005.psikologi fenomenologi, eksistensial dan humanistic.
Bandung: PT rafika aditama
Rahmasari,Diana.,2012. Peran Filsafat Eksistensialisme terhadap Terapi
Eksistensial-Humanistik untuk Mengatasi Frustasi Eksistensial Volume 2
Nomor 2
Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang
Rosjidan. 1988. Pengantar teori-teori konsleing. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sukardi, D.K. 1985. Pengantar teori konseling: suatu uraian ringkas, Jakarta
Timur: Ghalia Indonesia

More Related Content

What's hot

Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
mncgita
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Lia Oktafiani
 
Makalah menejemen bimbingan dan konseling
Makalah menejemen bimbingan dan konselingMakalah menejemen bimbingan dan konseling
Makalah menejemen bimbingan dan konseling
Soga Biliyan Jaya
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Langgeng Prayogo
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestalt
Tri_Endah_Sulistiani
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikalProsedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Sunawan Sunawan
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
Ade Dini Afry Annisa
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)coryditapratiwi
 
Rational Emotive Therapy by Dwitias Titi
Rational Emotive Therapy by Dwitias TitiRational Emotive Therapy by Dwitias Titi
Rational Emotive Therapy by Dwitias Titi
Universitas Sebelas Maret
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
IFTITAH INDRIANI
 
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Kandidat guru BK Profesional
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
yayuzuliantini25
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
PT. THASIMA
 
konseling realitas
konseling realitaskonseling realitas
konseling realitas
mohamad apriyadi
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWNur Arifaizal Basri
 
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanTeori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
FATHATUL FIKRIYAH
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 

What's hot (20)

Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
 
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusiaPandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
Pandangan psikoanalitik tentang hakekat manusia
 
Makalah menejemen bimbingan dan konseling
Makalah menejemen bimbingan dan konselingMakalah menejemen bimbingan dan konseling
Makalah menejemen bimbingan dan konseling
 
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling PsikoanalisisPendekatan Konseling Psikoanalisis
Pendekatan Konseling Psikoanalisis
 
Teori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestaltTeori pendekatan gestalt
Teori pendekatan gestalt
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikalProsedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
Prosedur perencanaan kegiatan bimbingan klasikal
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)Psikoterapi (asosiasi bebas)
Psikoterapi (asosiasi bebas)
 
Rational Emotive Therapy by Dwitias Titi
Rational Emotive Therapy by Dwitias TitiRational Emotive Therapy by Dwitias Titi
Rational Emotive Therapy by Dwitias Titi
 
Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
 
Peta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client CenteredPeta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client Centered
 
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)Teori  karen horney ( Psikologi Kepribadian)
Teori karen horney ( Psikologi Kepribadian)
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
 
konseling realitas
konseling realitaskonseling realitas
konseling realitas
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
 
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivanTeori kepribadian menurut harry stack sullivan
Teori kepribadian menurut harry stack sullivan
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 

Viewers also liked

Eksistensial humanistik
Eksistensial humanistikEksistensial humanistik
Eksistensial humanistik
Irfany Ipang
 
tugas model-model konseling 1
tugas model-model konseling 1tugas model-model konseling 1
tugas model-model konseling 1
ihda ayu oktaviani
 
Ppt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistikPpt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistik
Langgeng Prayogo
 
Model konseling
Model konselingModel konseling
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Avidia Sarasvati
 
Eksistensial humanistik
Eksistensial humanistikEksistensial humanistik
Eksistensial humanistik
Devi novianti
 
Teori dan tehnik konseling b4
Teori dan tehnik konseling b4Teori dan tehnik konseling b4
Teori dan tehnik konseling b4
Siti Mentia Karimah
 
Kesulitan Belajar
Kesulitan BelajarKesulitan Belajar
Kesulitan Belajar
Sholihatun_nisa
 
Tugas resume teori dan teknik konseling
Tugas resume teori dan teknik konselingTugas resume teori dan teknik konseling
Tugas resume teori dan teknik konseling
Nur Arifaizal Basri
 
resume teori dan teknik konseling
resume teori dan teknik konselingresume teori dan teknik konseling
resume teori dan teknik konseling
Nur Arifaizal Basri
 
Carl Rogers Persentasi
Carl Rogers PersentasiCarl Rogers Persentasi
Carl Rogers Persentasi
Niken Widyaningrum
 
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranKelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranArif Wicaksono
 
Pendekatan konseling
Pendekatan konselingPendekatan konseling
Pendekatan konseling
1114500103
 
Peta kognitif
Peta kognitifPeta kognitif
Peta kognitif
Fikri Muqaffa
 
Mengatasi Kesulitan Belajar
Mengatasi Kesulitan BelajarMengatasi Kesulitan Belajar
Mengatasi Kesulitan Belajar
belliza21
 
Kesulitan belajar
Kesulitan belajarKesulitan belajar
Kesulitan belajardwi9092
 
Ppt pendekatan psikologi behavior
Ppt pendekatan psikologi behaviorPpt pendekatan psikologi behavior
Ppt pendekatan psikologi behavior
adepeniiafiifah
 
Ppt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasPpt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitas
bkupstegal
 
Peta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaranPeta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaran
destaputranto
 
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
Boedi Santosa,
 

Viewers also liked (20)

Eksistensial humanistik
Eksistensial humanistikEksistensial humanistik
Eksistensial humanistik
 
tugas model-model konseling 1
tugas model-model konseling 1tugas model-model konseling 1
tugas model-model konseling 1
 
Ppt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistikPpt eksistensial humanistik
Ppt eksistensial humanistik
 
Model konseling
Model konselingModel konseling
Model konseling
 
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
Model-Model BK, Bimibngan , Pendekatan dan Pola 17 Plus
 
Eksistensial humanistik
Eksistensial humanistikEksistensial humanistik
Eksistensial humanistik
 
Teori dan tehnik konseling b4
Teori dan tehnik konseling b4Teori dan tehnik konseling b4
Teori dan tehnik konseling b4
 
Kesulitan Belajar
Kesulitan BelajarKesulitan Belajar
Kesulitan Belajar
 
Tugas resume teori dan teknik konseling
Tugas resume teori dan teknik konselingTugas resume teori dan teknik konseling
Tugas resume teori dan teknik konseling
 
resume teori dan teknik konseling
resume teori dan teknik konselingresume teori dan teknik konseling
resume teori dan teknik konseling
 
Carl Rogers Persentasi
Carl Rogers PersentasiCarl Rogers Persentasi
Carl Rogers Persentasi
 
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaranKelompok 6   konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
Kelompok 6 konsep dasar evaluasi belajar dan pembelajaran
 
Pendekatan konseling
Pendekatan konselingPendekatan konseling
Pendekatan konseling
 
Peta kognitif
Peta kognitifPeta kognitif
Peta kognitif
 
Mengatasi Kesulitan Belajar
Mengatasi Kesulitan BelajarMengatasi Kesulitan Belajar
Mengatasi Kesulitan Belajar
 
Kesulitan belajar
Kesulitan belajarKesulitan belajar
Kesulitan belajar
 
Ppt pendekatan psikologi behavior
Ppt pendekatan psikologi behaviorPpt pendekatan psikologi behavior
Ppt pendekatan psikologi behavior
 
Ppt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitasPpt pendekatan realitas
Ppt pendekatan realitas
 
Peta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaranPeta konsep evaluasi pengajaran
Peta konsep evaluasi pengajaran
 
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
Proposal penelitian pengaruh bimbingan belajar dan motivas…
 

Similar to Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik

Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Juwita Yulianto
 
Endah teori kepribadian abraham maslow
Endah teori kepribadian abraham maslowEndah teori kepribadian abraham maslow
Endah teori kepribadian abraham maslow
umaryanto86
 
Presentation1 bu reni
Presentation1 bu reniPresentation1 bu reni
Presentation1 bu reni
logmalallyandra45
 
Makalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikMakalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistik
cahya ningsih
 
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan HumanistikPsikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
cahya ningsih
 
PPT pendekatan eksistensial humanistik.ppt
PPT pendekatan eksistensial humanistik.pptPPT pendekatan eksistensial humanistik.ppt
PPT pendekatan eksistensial humanistik.ppt
SafiraR8
 
Psikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti kPsikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti k
Universitas Islam Balitar
 
Teori Belajar Humanistik
Teori Belajar HumanistikTeori Belajar Humanistik
Teori Belajar Humanistik
Rozaq Fadlli
 
Tugas word
Tugas wordTugas word
Tugas word
heniharyani19
 
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
AidilRamadhan7
 
Teori humanistic dan filosofinya
Teori humanistic dan filosofinyaTeori humanistic dan filosofinya
Teori humanistic dan filosofinya
Operator Warnet Vast Raha
 
Psikologi humanistik
Psikologi humanistikPsikologi humanistik
Psikologi humanistik
henga002
 
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptxBahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
BambangCiptoUtomo
 
Ppt ekstensial humanistik
Ppt ekstensial humanistikPpt ekstensial humanistik
Ppt ekstensial humanistik
baeniikhwati
 
Pengantar Humanistik
Pengantar HumanistikPengantar Humanistik
Pengantar Humanistik
Wulandari Rima Kumari
 
Uts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanUts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikan
ovindaaa
 
Humanistik-dalam-Praktisi BK-Belajar.pptx
Humanistik-dalam-Praktisi BK-Belajar.pptxHumanistik-dalam-Praktisi BK-Belajar.pptx
Humanistik-dalam-Praktisi BK-Belajar.pptx
ErmiansaErmiansa
 
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas JambiHakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
NabilaMaulinanm
 
Makalah humanisme
Makalah humanismeMakalah humanisme
Makalah humanisme
Alfa Prianoto
 

Similar to Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik (20)

Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
 
Endah teori kepribadian abraham maslow
Endah teori kepribadian abraham maslowEndah teori kepribadian abraham maslow
Endah teori kepribadian abraham maslow
 
Presentation1 bu reni
Presentation1 bu reniPresentation1 bu reni
Presentation1 bu reni
 
Makalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikMakalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistik
 
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan HumanistikPsikologi umum Holistik dan Humanistik
Psikologi umum Holistik dan Humanistik
 
PPT pendekatan eksistensial humanistik.ppt
PPT pendekatan eksistensial humanistik.pptPPT pendekatan eksistensial humanistik.ppt
PPT pendekatan eksistensial humanistik.ppt
 
Psikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti kPsikologiumumhumanisti k
Psikologiumumhumanisti k
 
Makalah pak fatah
Makalah pak fatahMakalah pak fatah
Makalah pak fatah
 
Teori Belajar Humanistik
Teori Belajar HumanistikTeori Belajar Humanistik
Teori Belajar Humanistik
 
Tugas word
Tugas wordTugas word
Tugas word
 
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
8.-Humanistik-dan-Hlisn.pptx
 
Teori humanistic dan filosofinya
Teori humanistic dan filosofinyaTeori humanistic dan filosofinya
Teori humanistic dan filosofinya
 
Psikologi humanistik
Psikologi humanistikPsikologi humanistik
Psikologi humanistik
 
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptxBahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
Bahan Ajar Psikologi Kristen.pptx
 
Ppt ekstensial humanistik
Ppt ekstensial humanistikPpt ekstensial humanistik
Ppt ekstensial humanistik
 
Pengantar Humanistik
Pengantar HumanistikPengantar Humanistik
Pengantar Humanistik
 
Uts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikanUts pengantar pendidikan
Uts pengantar pendidikan
 
Humanistik-dalam-Praktisi BK-Belajar.pptx
Humanistik-dalam-Praktisi BK-Belajar.pptxHumanistik-dalam-Praktisi BK-Belajar.pptx
Humanistik-dalam-Praktisi BK-Belajar.pptx
 
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas JambiHakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
Hakikat Manusia dan Implikasinya Terhadap Pendidikan- Universitas Jambi
 
Makalah humanisme
Makalah humanismeMakalah humanisme
Makalah humanisme
 

Recently uploaded

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 

Recently uploaded (20)

Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 

Makalah model model konseling 1 eksistensial humanistik

  • 1. i MAKALAH MODEL MODEL KONSELING 1 EKSISTENSIAL HUMANISTIK DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH MODEL MDEL KONSELING 1 Dosen Pembimbing: Pramana Adi Wiguna, M.Pd DISUSUN OLEH : 1. Andi Aprila (11145000) 2. Nugroho Yulian Parandika (1114500053) 3. Devi Novianti (1114500039) PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2016
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas ridho-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah Makalah Model Model Konseling 1 dengan tema Eksistensial Humanistik. Dan tugas ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Model Model Konseling. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini 1. Pramana Adi Wiguna, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan semangat, bimbingan serta arahan bagi kami dalam penyusunan tugas ini. 2. Semua teman-teman yang terlibat dan ikut sertaanya dalam penyusunan tugas ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang. Tiada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Terima kasih. Pemalang, 1 April 2016 Penyusun
  • 3. iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii DAFTAR ISI........................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN 1. Konsep Dasar......................................................................................... 2 2. Hakekat Manusia.................................................................................... 5 3. Hakekat Konseling ............................................................................... 6 4. Tujuan Konseling ................................................................................. 8 5. Karakteristik Konseling ........................................................................ 8 6. Peran dan Fungsi Konselor .................................................................. 9 7. Hubungan Konselor dengan Klien ....................................................... 10 8. Tahap Konseling .................................................................................. 11 9. Teknik Konseling ................................................................................. 13 10. Kelebihan dan Keterbatasan ................................................................. 15 11. Asumsi Perilaku Bermasalah ............................................................... 16 12. Contoh Kasus penerapan Eksistensial Humanistik .............................. 17 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 19 B. Saran ..................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Usaha yang di lakukan manusia dalam membantu masalah manusia tidak mungkin tanpa mengenal dengan baik tentang manusia itu sendiri.Unik dan rumitnya perilahal manusia sebagai makhluk individu, telah melahirkan bermacam-macam konsep dan pandangan. Toeri humanistik di kembangkan oleh Maslow tahun 1908- 1970 di Amerika serkat. Dasar falsafahnya Phenomenology yang menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik dan layak di hormati dan mereka akan bergerak ke arah realisasi potensi-potensi mereka, manakala kondisi lingkungannya memberikan kemungkinan. Psikoterapai Humanistik membicarakan kepribadian manusia di tinjau dari segi self dasi akunya.Konnsep utama yang anut adalah usaha untuk mengerti manusia sebagai mana adanya, mengetahui mereka dari realitasnya, melihat dunia sebagai mana mereka melihatnya, memahami mereka bergerak dan mempunyai keberadaan yang unik, kongkrit dan berbeda dari teori yang abstrak.Teori humanistik di katakan demikian, karena menekankan kemampuan-kemampuan yang khas manusiawi.Manusia mempunyai kemampuan untuk refleksi diri, kemampuan aktualisasi potensi-potensi kreatif dan juga ke khususan manusia, yaitu menentukan bagi dirinya sendiri secara aktif. B. Rumusan masalah 1. Konsep dasar / landasan historis 2. Hakekata manusia 3. Hakekat konseling 4. Tujuan konseling 5. Karakteristik konseling 6. Peran dan fungsi konselor 7. Hubungan konselor dengan klien
  • 5. v 8. Tahap konseling 9. Teknik konseling 10. Kelebihan dan keterbatasan 11. Asumsi Perilaku bermasalah dalam konseling eksistensial Humanistik 12. Contoh Kasus penerapan Eksistensial Humanistik
  • 6. vi BAB II PEMBAHASAN 1. Konsep Dasar Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya. Abraham Maslow Yang terkenal dengan teori aktualisasi diri di lahirkan di New York pada tahun 1908. Ia meninggal di Calivornia pada tahun1907. Maslow seorang anak yang pandai mejalani hubungan yang baik dengan ibunya yang otoriter yang sering kali melakukan tindakan aneh. Ia menggambarkan dirinya pada masa kecil sebagai seorang yang pemalu,kutu buku dan neurotic. Tetapi ,maslow tidak selamanya menjadi neurotic dan benci pada dirinya sendiri. Ia sepenuhnya menyadari potensinya ,dan menjadi psikilog humanisme terkenal yang mengispirasi banyak perubahan masyarakat kearah yang positif. Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan humanistik. Menurut Maslow, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada
  • 7. vii “ketidaknormalan” atau “sakit”. Pendekatan ini melihat kejadian bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Psikologi eksistensial humanistic berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih – alih suatu system teknik – teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Pendekatan terapi eksistensial bukan suatu pendekatan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi – terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep – konsep dan asumsi – asumsi tentang manusia. Teori dan Pendekatan Konseling Eksistensial-humanistik berfokus pada diri manusia. Pendekatan ini mengutamakan suatu sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia. Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Pendekatan Eksisteneial-Humanistik dalam konseling menggunakan sistem tehnik-tehnik yang bertujuan untuk mempengaruhi konseli. Pendekatan terapi eksistensial-humanistik bukan merupakan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia. Pendekatan ini Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri. Pendekatan ini memberikan kontribusi yang besar dalam bidang psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap kualitas manusia terhadap manusia yang lain dalam proses teurapeutik. Terapi eksistensial-humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan kesadaran diri sebelum bertindak.Kesadaran diri berkembang sejak
  • 8. viii bayi.Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan keunikan masing-masing individu. Berfokus pada saat sekarang dan akan menjadi apa seseorang itu, yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Maka dari itu, akan lebih meningkatkan kebebasan konseling dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang di ambilnya. Menurut Gerald Corey, (1988:54-55) ada beberapa konsep utama dari pendekatan eksistensial yaitu : 1. Kesadaran diri Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih alternative – alternatif yakni memutuskan secara bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada manusia. 2. Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati. Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi – potensinya. 3. Penciptaan Makna Manusia itu unik, dalam artian bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna dapat menimbulkan kondisi-kondisi keterasingan dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi – potensi manusiawinya sampai taraf tertentu.
  • 9. ix Konsep dasar menurut Akhmad Sudrajat adalah : 1) Manusia sebagai makhluk hidup yang dapat menentukan sendiri apa yang ia kerjakan dan yang tidak dia kerjakan, dan bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan. Setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya. 2) Manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh karena itu manusia mesti berani menghancurkan pola-pola lama dan mandiri menuju aktualisasi diri. 3) Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif. Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang mengarah pada seluruh bentuk self expression. Menurut Akhmad Sudrajat individu yang salah suai tidak dapat mengembangkan potensinya. Dengan kata lain, pengalamannya tertekan. 2. Hakekat Manusia Gerakan eksistensial berarti rasa hormat pada seseorang, menggali aspek baru dari perilaku manusia dan metode memahami manusia yang beraneka ragam. Falsafah eksistensial memberikan landasan bagi pendekatan terapeutik yang memfokuskan pada individu-individu yang terpecah serta bersikap asing antara satu dengan yang lain yang tidak melihat adanya makna dalam lingkungan keluarga serta system sosial yang ada pada waktu itu. Falsafah itu timbul dari keinginan untuk menolong orang dalam mengarahkan perhatian pada tema dalam hidup. Yang diperhatikan adalah orang-orang yang mengalami kesulitan dalam hal mendapatkan makna dari tujuan hidup dan dalam hal mempertahankan identitas dirinya (Holt, 1986). Fokus yang sekarang menjadi arah pendekatan eksistensial adalah rasa kesendirian di dunia dan usaha menghadapi kecemasan akan isolasi ini. Daripada
  • 10. x berusaha untuk mengembangkan aturan-aturan bagi terapi, maka sebagai gantinya para praktisi eksistensial berusaha keras untuk memahami pengalaman manusia yang dalam ini. (May & Yalom, 1989). Pandangan eksistensial akan sifat manusia ini sebagian dikontrol oleh pendapat bahwa signifikansi dari keberadaan kita ini tak pernah tetap, melainkan kita secara terus menerus mengubah diri sendiri melalui proyek-proyek kita. Manusia adalah makhluk yang selalu dalam keadaan transisi, berkembang, membentuk diri dan menjadi sesuatu. Menjadi seseorang berarti pula bahwa kita menemukan sesuatu dan menjadikan keberadaan kita sebagai sesuatu yang wajar.  Pandangan manusia menurut teori Humanistik: 1. Filsafat Eksistensialis memandang manusia sebagai indvidu dan merupakan problema yang unik dari existensi kemanusiaan. Manusia merupakan seorang yang ada, yang sadar dan waspada akan keberadaanya sendiri. Setiap orang menciptakan tujuannya sendiri dengan segala kreatifitasnya, menyempurnakan esensidan fakta existensinya. 2. Bahwa manusia sebagai makhluk hidup, menentukan apa yang ia kerjakan dan yang tidak ia kerjakan, dan bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan. Jadi yang pokok adalah apakah seorang berkeinginan atau tidak sebab filsafat eksistensialis percaya bahwa setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya. Dengan kata lain setiap individu merupakan penentu utama akan tingkah laku dan pengalamannya. 3. Teori humanistik mendsar pendapat bahwa manusia tidak pernah statis , ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda . untuk menjadi sesuatu ini maka manusia harus berani menghancurkan pola – pola lama, berdiri pada kaki sendiri dan mencari jalan, kearah manusia yang baru dan lebih besar menuju aktualisasi diri. 4. Menekankan pada kesadaran manusia, pengalaman personal yang berhubungan dengan eksistensi dalam dunia orang lain. 3. Hakekat Konseling Hakikat konseling eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi tentang apa artinya menjadi manusia. Eksistensial-humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan
  • 11. xi perbuatan yang kita lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial- humanistik adalah hubunganya dengan klien.Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif. 1. Pendekatan ini berasal dari motivasi dalam diri yang rumit dan dinamis. Inilah yang membedakan teori ini dengan teori yang mencari struktur dalam diri individu atau struktur reinforcement dari lingkungan. Namun teori eksitensial dan humanistic menyetujui adanya kehendak bebas dan juga kreativitas nyata, dan pemenuhan diri. 2. Pendekatan eksitensial tidak selalu merupakan pendekatan idiografis; mereka menganggap pengalaman setiap orang unik. Filsuf beraliran eksitensial menyatakan bahwa individu secara lansung bertanggung jawab atas kepribadian. Bagaimana saya menghadapi cinta , etika, kecemasan , kebebasan, dan kematian . apakah saya akan membiarkan aliensi menggelamkan saya dalam kesengaraan mendalam , atau akankah saya memakai kehendak bebas untuk melawannya dan mencapai aktualisasi diri, ciri mendasar dari dilemma eksitensial adalah adanya kemungkinan tercapainya kemenangan jiwa manusia. 3. Pendekatan humanistik , yang didasarkan pada eksitensialisme tetapi menolak pesimisme, adalah pendekatan yang paling optimis terhadap kepribadian yang memandang manusia dan permasalahan spiritual secara positif. Orientasi humanistic maslow , yang mempelajari individu yang sudah sepenuhnya dewasa dan utuh , membuat psikologi kepribadian memberikan atensi pada aspek positif dan spiritual teersebut. Tetapi, inkonsistensi dan ambiguitas dalaam teori Maslow membuat kontribusinya lebih seperti pandangan yang memberikan pengaruh besar , alih-alih sebuah teori yang solid. 4. Pendekatan humanistik terhadap kepribadian bermanfaat bagi penelitian lintas budaya dan penelitian tentang kelompok etnik, suatu kebutuhan yang ditekankan dalam buku ini. Banyak psikolog eksitensial- humanistic terkejut secara pribadi dan secara intelektual- oleh aliran fasisme pada tahun 1930-1940. 5. Pendekatan humanistik terhadap kepribadian memiliki dampak praktis dan berkesenambungan pada masyarakat umum dalam hal persaingan diri. Saat ini ,tidaklah aneh apabila seorang pekerja ( atau bahkan sekelompok rekan kerja) pada
  • 12. xii suatu waktu ingin mengasingkan diri.’’ Peristirahatan’’ ini berbeda dengan liburan atau tamasya. Selama mengasingkan diri kita mungkin menenangkan diri dilokasi yang indah, berusaha mengenali perasaan kita , memperbaruhi cinta kita untuk pasangan , menciptakan music atau melakukan hal kreatif lainnya, berlatih, mungkin juga bermeditasi atau berdo’a. aktivitas tersebut berasal dari asumsi humanistic bahwa setiap individu memiliki otensi diri unik yang akan muncul apabila dikembangkan dengan baik. 6. Psikologi kepribadian humanistik tidak hanya berbeda dengan pendekatan lain dalam pokok permasalan dan filsafatnya, tetapi juga dalam ideologinya. Psikolog humanistik mencoba untuk melihat kehidupan manusia sebagaimana manusia melihat kehidupan mereka. Mereka cenderung untuk berpegang pada prespektif optimistik tentang sifat alamiah manusia. Mereka berfokus pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional untuk dalam mengendalikan hasrat biologisnya, serta dalam meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. 7. Terapi eksistensial humanistik adalah terapi yang sesuai dalam memberikan bantuan kepada klien. Karena teori ini mencakup pengakuan eksistensialisme terhadap kekacauan, keniscayaan, keputusasaan manusia kedalam dunia tempat dia bertanggung jawab atas dirinya. 8. Menurut kartini kartono dalam kamus psikologinya mengatakan bahwa terapi eksistensial humanistik adalah salah satu psikoterapi yang menekankan pengalaman subyektif individual kemauan bebas, serta kemampuan yang ada untuk menentukan satu arah baru dalam hidup. 9. Sedangkan menurut W.S Winkel, Terapi Eksistensial Humanistik adalah Konseling yang menekankan implikasi – implikasi dan falsafah hidup dalam menghayati makna kehidupan manusia di bumi ini. Konseling Eksistensial Humanistik berfokus pada situasi kehidupan manusia di alam semesta, yang mencakup tanggungjawab pribadi, kecemasan sebagai unsur dasar dalam kehidupan batin. Usaha untuk menemukan
  • 13. xiii makna diri kehidupan manusia, keberadaan dalam komunikasi dengan manusia lain, kematian serta kecenderungan untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin. 4. Tujuan Konseling Menurut Gerald Corey, (1988:56) ada beberapa tujuan terapeutik yaitu : a. Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi – potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Keotentikan sebagai “urusan utama psikoterapi” dan “nilai eksistensial pokok”. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik : 1) Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, 2) Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan 3) Memikul tanggung jawab untuk memilih. b. Meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya. c. Membantu klien agar mampu menghadapi kecemasan sehubungan dengan tindakan memilih diri, dan menerima kenyataan bahwa dirinya lebih dari sekadar korban kekuatan – kekuatan deterministic di luar dirinya. Tujuan Konseling menurut Akhmad Sudrajat yaitu : 1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya. 2. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan- pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin. 3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.
  • 14. xiv 4. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya. 5. Karakteristik Konseling Adapun karakteristik dari terapi eksistensial humanistik adalah sebagai berikut: 1. Eksistensialisme bukanlah suatu aliran melainkan suatu gerakan yang memusatkan penyelidikannya manusia sebagai pribadi individual dan sebagai ada dalam dunia (tanda sambung menunjukkan ketakterpisahan antara manusia dan dunia). 2. Adanya dalil-dalil yang melandasi yaitu: a. Setiap manusia unik dalam kehidupan batinnya, dalam mempersepsi dan mengevaluasi dunia, dan dalam bereaksi terhadap dunia. b. Manusia sebagai pribadi tidak bisa dimengerti ddalam kerangka fungsi-fungsi atau unsur-unsur yang membentuknya. c. Bekerja semata-mata dalam kerangka kerja stimulus respons dan memusatkan perhatian pada fungsi-fungsi seperti penginderaan, persepsi, belajar, dorongan- dorongan, kebiasaan-kebiasaan, dan tingkah laku emosional tidak akan mampu memberikan sumbangan yang berarti kepada pemahaman manusia 3. Berusaha melengkapi, bukan menyingkirkan dan menggantikan orientasi-orientasi yang ada dalam psikologi 4. Sasaran eksistensial adalah mengembangkan konsep yang komperehensif tentang manusia dan memahami manusia dalam keseluruhan realitas eksistensialnya, misalnya pada kesadaran, perasaan-perasaan, suasana-suasana perasaan, dan pengalaman-pengalaman pribadi individual yang berkaitan dengan keberadaan individualnya dalam dunia dan diantara sesamanya. 5. Tujuan utamanya adalah menemukan kekuatan dasar, tema, atau tendensi dari kehidupan manusia, yangdapat dijadikan kunci kearah memahami manusia. 6. Tema-temanya adalah hubungan antar manusia, kebebasan, dan tanggung jawab, skala nilai-nilai individual, makna hidup, penderitaan, keputusasaan, kecemasan dan kematian.
  • 15. xv 6. Peran dan Fungsi Konselor Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut : 1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi 2. Menyadari peran dari tanggung jawab terapis 3. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik 4. Berorientasi pada pertumbuhan 5. Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi 6. Mengakui bahwa putusan dan pilihan akhir terletak ditangan klien. 7. Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya Hidup dan pandangan humanistiknya tentang manusia secara implisit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif 8. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri. 9. Bekerja ke arah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien Peran dan Fungsi konselor sebagai berikut : 1. Memahami dunia klien dan membantu klien untuk berfikir dan mengambil keputusan atas pilihannya yang sesuai dengan keadaan sekarang. 2. Mengembangkan kesadaran, keinsafan tentang keberadaannya sekarang agar klien memahami dirinya bahwa manusia memiliki keputusan diri sendiri. 3. Konselor sebagai fasilitator memberi dorongan dan motivasi agar klien mampu memahami dirinya dan bertanggung jawab menghadapi reality. 4. Membentuk kesempatan seluas – luasnya kepada klien, bahwa putusan akhir pilihannya terletak ditangan klien. Dalam buku Gerald Corey, May ( 1961 ) memandanga tugas terapis diantaranya adalah membantu klien agar menyadari keberadaanya dalam dunia : “Ini adalah saat
  • 16. xvi ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subyek yang memiliki dunia”. 7. Hubungan Konselor dengan Klien Dalam membicarakan masalah hubngan pertologan dari teori Humanistik ini, dikemukakan ciri - ciri hubungan konselor dan konseli sebagai berikut: 1. Adanya hubungan psikologis yang akrab antara konselor dan klien. 2. Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problemnya dan apa yang diinginkan. 3. Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku individu dengan tanpa memberikan sanggahan. 4. Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan yang diadakan. 5. Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya juga keadaan lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor. Yang paling diutamakan oleh konselor eksistensial adalah hubunganya dengan klien. Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi terapeutik merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif. Konselor percaya bahwa sikap dasar mereka terhadap klien, karakteristik pribadi tentang kejujuran, integritas dan keberanian merupakan hal-hal yang harus ditawarkan. Konseling merupakan perjalanan yang ditempuh konselor dan klien, suatu perjalanan pencarian menyelidiki kedalam dunia seperti yang dilihat dan dirasakan klien. Konselor berbagi reaksi dengan kliennya disertai kepedulian dan empati yang tidak dibuat-buat sebagai satu cara untuk memantapkan hubungan terapeutik. May dan Yalom (1989) menekankan peranan krusial yang dimainkan oleh kapasitas konselor untuk disana demi klien selama jam terapi yang mencakup hadir secara penuh dan terlibat secara intens dengan kliennya. Sebelum konselor membimbing klien untuk berhubugan dengan orang lain, maka pertama-tama harus secara akrab berhubungan dengan si klien itu (Yalom, 1980).
  • 17. xvii Inti dari hubungan terapeutik adalah rasa saling menghormati, yang mencakup kepercayaan akan potensi klien untuk secara otentik menangani kesulitan mereka dan akan kemampuan mereka menemukan jalan alternatif akan keberadaan mereka. Sidney Jourad (1971) mendesak konselor untuk mengajak klien mereka benar-benar menunjukkan keotentikan dirinya melalui perilaku yang otentik dan pengungkapan diri. Oleh karena itu konselor mengajak klien untuk tumbuh dengan mencontoh perilaku otentik. Mereka bisa menjadi transparan apabila dianggap cocok untuk diterapkan dalam hubungan itu, dan sifat kemanusiaannya bisa menjadi stimulus untuk diambil potensi riilnya oleh klien. Hubungan terapeutik sangat penting bagi terapis eksistensial. Penekanan diletakkan pada pertemuan antar manusia dan perjalanan bersama alih – alih pada teknik-teknik yang mempengaruhi klien. Isi pertemuan terapi adalah pengalaman klien sekarang, bukan “masalah” klien. Hubungan dengan orang lain dalam kehadiran yang otentik difokuskan kepada “di sini dan sekarang”. Masa lampau atau masa depan hanya penting bila waktunya berhubungan langsung (Gerald Corey.1988:61).  Pola hubungan : 1. Hubungan klien adalah hubungan kemanusiaan. Konselor berstatus sebagai partner klien, setara dengan klien sehingga hubungannnya berada dalam situasi bebas tanpa tekanan. 2. Klien sebagai subjek bukan obyek yang dianalisis dan didiagnosis. 3. Konselor harus terbuka baik kepribadiannya dan tidak pura – pura. 8. Tahap Konseling 1. Tahap Awal Ada tiga tahap dalam proses konseling eksistensial-humanistik. Selama tahap pendahuluan, konselor membantu klien dalam hal mengidentifikasi dan mengklarifikassi asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak untuk mendefinisikan dan menanyakan tentang cara mereka memandang dan menjadikan eksistensi mereka bisa diterima. Mereka meneliti nilai mereka, keyakinan, serta asumsi untuk
  • 18. xviii menentukan kesahihannya. Bagi banyak klien hal ini bukan pekerjaan yang mudah oleh karena mereka mungkin pada awalnya memaparkan problema mereka sebagai hamper seluruhnya sebagai akibat dari penyebab eksternal. Mereka mungkin berfokus pada apa yang orang lain “jadikan mereka merasakan sesuatu” atau betapa orang lain bertanggung jawab sepenuhnya akan apa yang mereka lakukan atau tidak lakukan. Konselor mengajar mereka bagaimana caranya untuk becermin pada eksistensi mereka sendiri dan meneliti peranan mereka dalam hal penciptaan problem mereka dalam hidup. 2. Tahap Pertengahan Pada tahap tengah dari konseling eksistensial, klien didorong semangatnya untuk lebih dalam lagi meneliti sumber dan otoritas dari system nilai mereka. Proses eksplorasi diri ini biasanya membawa klien ke pemahaman baru dan beberapa restrukturisasi dari nilai dan sikap mereka. Klien mendapatkan cita rasa yang lebih baik akan jenis kehidupan macam apa yang mereka anggap pantas. Mereka mengembangkan gagasan yang jelas tentang proses pemberian nilai internal mereka. 3. Tahap Akhir Tahap terakhir dari konseling eksistensial berfokus pada menolong klien untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka sendiri. Sasaran terapi adalah memungkinkan klien untuk bisa mencari cara pengaplikasian nilai hasil penelitian dan internalisasi dengan jalan yang kongkrit. Biasanya klien menemukan kekuatan mereka dan menemukan jalan untuk menggunakan kekuatan itu demi menjalani eksistensi kehidupannya yang memiliki tujuan. Adapun beberapa tahap lain yang dapat dilakukan oleh terapis dalam terapi eksistensial antara lain : 1) Terapis menunjukkan kepada klien untuk meningkatkan kesadaran diri atas alternatif- alternatif, motivasi-motivasi, dan tujuan-tujuan pribadi. Serta menunjukkan bahwa harus ada pengorbanan untuk mewujudkan hal itu. 2) Terapis membantu klien dalam menemukan cara-cara klien menghindari penerimaan kebebasannya, dan mendorong klien belajar menanggung resiko atas keyakinannya terhadap akibat penggunaan kebebasannya.
  • 19. xix 3) Terapis membantu klien untuk membangkitkan keberaniannya mengakui ketakutannya, mengungkapkan ketakutannya, dan kemudian mengajak klien untuk tidak bergantung dengan orang lain secara neurotik. 4) Terapis membantu klien dalam menciptakan suatu sistem berlandaskan cara hidup yang konsisten. 5) Terapis membantu klien untuk menemukan makna hidupnya 6) Terapis membantu klien untuk mentoleransi segala bentuk ketakutan dan kecemasan sebagai bentuk pembelajaran yang penting dalam hidup 7) Terapis mendorong atau memotivasi kliennya untuk mewujudkan aktualisasi dirinya 9. Teknik Konseling Teori humanistik eksistensial tidak memiliki teknik-teknik yang ditentukan secara ketat.Prosedur-prosedur konseling bisa diambil dari beberapa teori konseling lainnya. Tugas konselor disini adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya. Serta membantu individu menyadari diri sesungguhnya dapat memecahkan masalah mereka dengan intervensi ahli terapi yang minimal. Teknik yang digunakan mendahului pemahaman. Karena menekankan pada pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keleluasaan dalam menggunakan metode – metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa bervariasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama Meskipun terapi eksistensial bukan merupakan metode tunggal, di kalangan terapis eksistensial dan humanistik ada kesepakatan menyangkut tugas – tugas dan tanggung jawab terapis. Psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusia alih – alih system teknik. Para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal – hal berikut (Gerald Corey.1988:58) : 1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi.
  • 20. xx 2. Menyadari peran dari tanggung jawab terapis. 3. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik. 4. Berorientasi pada pertumbuhan. 5. Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh. 6. Mengakui bahwa putusan – putusan dan pilihan – pilihan akhir terletak di tangan klien. 7. Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya hidup dan pandangan humanistiknya tentang manusia bisa secara implicit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif. 8. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri. 9. Bekerja ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien. Dalam konseling humanistik terdapat teknik-teknik konseling , yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja teknik humanistik antara lain : 1) Membina hubungan baik (good rapport) 2) Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya 3) Merangsang kepekaan emosi klien 4) Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri. 5) Mengembangkan potensi dan emosi positif klien 6) Membuat klien menjadi adequate Teknik-teknik yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik, yaitu: 1. Penerimaan 2. Rasa hormat 3. Memahami 4. Menentramkan 5. Memberi dorongan 6. Pertanyaan terbatas
  • 21. xxi 7. Memantulkan pernyataan dan perasaan klien 8. Menunjukan sikap yang mencerminkan ikut mersakan apa yang dirasakan klien 9. Bersikap mengijinkan untuk apa saja yang bermakna. Menurut Akhmad Sudrajat teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi: (1) acceptance (penerimaan) (2) respect (rasa hormat) (3) understanding (pemahaman) (4) reassurance (menentramkan hati) (5) encouragementlimited questioning (pertanyaan terbatas) (6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan) (7) memberi dorongan Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan baik, mengambil keputusan yang tepat, mengarahkan diri mewujudkan dirinya. Yang paling dipedulikan oleh konselor eksistensial adalah memahami dunia subyektif si klien agar bisa menolongnya untuk bisa sampai pada pemahaman dan pilihan-pilihan baru. Fokusnya adalah pada situasi hidup klien pada saat itu, dan bukan pada menolong klien agar bisa sembuh dari situasi masa lalu (May &Yalom, 1989). Biasaya terpis eksistensial menggunakan metode yang mencakup ruang yang cukup luas, bervariasi bukan saja dari klien ke klien, tetapi juga dengan klien yang sama dalam tahap yang berbeda dari proses terapeutik. Di satu sisi, mereka menggunakan teknik seperti desentisasi (pengurangan kepekaan atas kekurangan yang diderita klien sehabis konseling), asosiasi bebas, atau restrukturisasi kognitif, dan mereka mungkin mendapatkan pemahaman dari konselor yang berorientasi lain. Tidak ada perangkat teknik yang dikhususkan atau dianggap esensial (Fischer & Fischer, 1983). Di sisi lain, beberapa orang eksistensialis mengesampingkan teknik, karena mereka lihat itu semua memberi kesan kekakuan, rutinitas, dan manipulasi.
  • 22. xxii Sepanjang proses terapeutik, kedudukan teknik adalah nomor dua dalam hal menciptakan hubungan yang akan bisa membuat konselor bisa secara efektif menantang dan memahami klien. 10. Kelebihan dan Keterbatasan  Kelebihan Eksistensial Humanistik 1) Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri. 2) Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri. 3) Memanusiakan manusia. 4) Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial. 5) Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa Hasil pemikiran dari psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment atau pemberian bantuan kepada klien. Selain memberikan sumbangannya terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek emosional,
  • 23. xxiii sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model pendidikan humanist.  Kelemahan Eksistensial Humanistik 1) Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal 2) Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas 3) Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri) 4) Proses terapi membutuhkan waktu yang panjang dan ketakpastian kapan berakhir, berapa jam dan berapa kali pertemuan 5) Memiliki keterbatasan penerapan pada kasus level keberfungsian klien yang rendah ( klien yang ekstrem yang membutuhkan penangan secara langsung) 11. Asumsi perilaku bermasalah Konseling Humanistik Pribadi yang bermasalah menurut pandangan eksistensial-Humanistik yaitu tidak mampu memfungsikan dimensi-dimensi dasar yang dimiliki manusia, sehingga kesadaran tidak berfungsi secara penuh. Diantaranya ; inkongruen, negatif, tidak dapat dipercaya, tidak dapat memahami diri sendiri, bermusuhan dan kurang produktif. Adapun Asumsi perilaku bermasalah Konseling Humanistik dipengaruhi oleh tidak terpenuhinya aspek-aspek sebagai berikut:  Kesadaran Diri Berhubungan dengan kemampuan manusia untuk menyadari diri dan menjadikan dirinya mampu melampaui situasi sekarang dan membentuk aktivitas- aktivitas berpikir. Dengan demikian, meningkatkan kesadaran berarti meningkatkan kesanggupan seseorang untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia. Tidak jarang manusia yang tidak memiliki kesadaran akan dirinya akan mengalami masalah-masalah dalam kehidupannya.  Kebebasan dan tanggung jawab
  • 24. xxiv Manusia adalah makhluk yang menentukan diri dn memiliki kebebasan untuk memilih diantara alternatif-alternatif. Masalah akan timbul jika manusia tidak bisa mengatur kebebasannya dan mengarahkan hidupnya.  Keterpusatan dan kebutuhan akan orang lain Meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan dari luar dirinya sendiri, yaitu untuk berhubungan dengan orang lain dan alam. Kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain dan dengan alam menyebabkan manusia kesepian, mengalami aliensi, keterasingan, dan depersonalisasi.  Pencarian makna Hidup  Kecemasan sebagai syarat hidup  Kesadaran atas kematian dan Non-ada 12. Contoh Kasus penerapan Eksistensial Humanistik Siska mahasiswa semester akhir pada universitas ternama di Semarang. Saat ini dia sedang merasakan kekhawatiran karena dia akan dilamar oleh pemuda idaman orang tuanya. Mereka sudah pernah bertemu pada acara keluarga, menurutnya pemuda itu mempunyai akhlak yang baik dan sudah bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi swasta. Siska menjadi ragu untuk menghadapi lamaran itu karena selama ini dia tidak pernah memiliki teman pria yang special atau bisa disebut pacar. Karena teman laki-laki Siska dulu saat masih SMA sudah meninggal karena kecelakaan saat mereka berdua berboncengan motor dari pulang sekolah. Sejak informasi bahwa ada pemuda yang akan melamarnya, perasaannya menjadi asing, dia ingin memberikan kepercayaan namun sangat sulit baginya. Siska selalu terbayang bahwa dia bisa saja kehilangan lagi orang yang dia kasihi, namun disisi lain Siska merasakan kesepian dan membutuhkan seorang teman yang bisa memahaminya. Ketidakkonsistenan dan pertentangan ini membuat siska menjadi bingung. Hingga akhirnya memutuskan untuk menemui konselor. Proses Konseling : Konselor memahami klien untuk menyadari keberadaannya dalam dunia. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya
  • 25. xxv secara bebas. maka konselor selanjutnya memberikan reaksi-reaksi pribadi dalam kaitan dengan apa yang diungkapkan oleh klien. Konselor terlibat dalam sejumlah pernyataan pribadi relevan dan pantas tentang pengalaman klien, dimana pada klien merasakan kesepian dan kekhawatiran kehilangan kembali orang yang dicintainya. Konselor meminta kepada klien untuk mengungkapkan ketakutannya terhadap keharusan memilih dalam dunia yang pasti. Ketakutan klien dalam mengahadapi realitas bahwa ada pemuda yang akan melamarnya dan hubungannya dengan kehilangan orang yang pernah dikasihinya. Konselor menantang klien untuk melihat seluruh cara dia menghindari pembuatan keputusan dengan berasumsi akan kehilangan orang yang dikasihinya lagi jika membuka hati nya untuk pemuda yang akan melamarnya dan konselor memberikan penilaian terhadap penghindaran yang dilakukan klien. Konselor mendorong klien untuk memeriksa jalan hidupnya pada periode sejak memulai proses konseling. Selanjutnya konselor memberitahukan kepada klien bahwa ia sedang mempelajari bahwa apa yang dialaminya adalah suatu sifat yang khas sebagai manusia bahwa dia pada akhirnya sendiri, bahwa dia akan mengalami kecemasan atas ketidakpastian keputusan yang dibuatnya, dank lien akan berjuang untuk menetapkan makan kehidupannya di dunia yang sering tampak tak bermakna.
  • 26. xxvi BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Terapi eksistensial-humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita lakukan. Yang paling diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah hubunganya dengan klien. Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi konseling merupakan stimulus terjadinya perubahan yang positif. Ada tiga tahap dalam proses konseling eksistensial-humanistik. Dan tidak ada teknik khusus yang digunakan dalam konseling eksistensial-humanistik. Kecocokannya untuk diterapkan di Indonesia terletak pada pendapat kalangan eksistensial tentang kebebasan dan control dapat bermanfaat untuk menolong klien menangani nilai-nilai budaya mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. B. Saran Memiliki kemampuan dalam konseling humanistik merupakan hal yang penting,dapat mengarahkan hidup kita ke masa depan yang lebih baik. Untuk itu kita harus mengasah kemampuan (kreatifitas) kita secara baik berdasarkan pengalaman – pengalaman pribadi kita di lingkungan.Kita dapat memahami dan mengetahui hal-hal atau masalah klien kita nantinya.
  • 27. xxvii DAFTAR PUSTAKA Gerald, Corey. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT ERESCO Feist, Jess & Gregory J Feist. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Mahasiswa BK. 2009. Model-Model Konseling. UMK Online(http://www.psikologizone.com/konseling-terapi-pendekatan- eksistensial/06511676) Online(http://syarifah-mimien.blogspot.com/2005/03/terapi-eksistensial- humanistik.htm) Online(http://akhmadsudrajat.woordpress.com) Misiak, henryk.2005.psikologi fenomenologi, eksistensial dan humanistic. Bandung: PT rafika aditama Rahmasari,Diana.,2012. Peran Filsafat Eksistensialisme terhadap Terapi Eksistensial-Humanistik untuk Mengatasi Frustasi Eksistensial Volume 2 Nomor 2 Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang Rosjidan. 1988. Pengantar teori-teori konsleing. Jakarta: Direktorat Pendidikan Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sukardi, D.K. 1985. Pengantar teori konseling: suatu uraian ringkas, Jakarta Timur: Ghalia Indonesia