SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH AGAMA ISLAM IV
“TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI DALAM DUNIA TASAWUF”
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Agama Islam IV yang dibimbing oleh
Bapak Abdul Hamid Aly, S.Pd.,M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 2 (Regular B)
1. Devi Trining Tyas (21801082289)
2. Dewi Putri Ariana (21801082290)
3. Eka Safitri (21801082292)
4. Hanny Kavita Nardiyanti (21801082293)
5. Ilham Rusdi Nuviansyah (21801082294)
6. Indah Trisna Ningrum (21801082295)
7. Istiqomah Nur Frida (21801082296)
PROGRAM STUDY AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam IV dengan
judul “Konsep Takhali, Tahalli, Tajalli dalam dunia Tasawuf”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Malang, 31 Maret 2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
PROFILE PENYUSUN ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2
2.1 Takhalli Dalam Dunia Tasawuf.................................................................................... 2
2.2 Tahalli Dalam Dunia Tasawuf ..................................................................................... 2
2.3 Tajalli Dalam Dunia Tasawuf...................................................................................... 4
2.4 Dalil Al-Qur’an Takhalli, Tahalli, dan Tajalli ............................................................. 5
2.5 Hadist tentang Takhalli, Tahalli, dan Tajalli ................................................................ 6
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9
3.2 Kritik & Saran ............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10
iii
PROFILE PENYUSUN
A. Nama : Devi Trining Tyas
TTL : Malang, 3 Juli 1997
Asal/Domisili : Malang / Malang
Jurusan : Akuntansi Reguler B
NPM : 21801082289
Motto : Rahasia keberhasilan
adalah kerja keras,
dan belajar dari
kegagalan itu sendiri
B. Nama : Dewi Putri Ariana
TTL :Malang, 24 Desember
1995
Asal/Domisili : Malang / Malang
Jurusan : Akuntansi Reguler B
NPM : 21801082290
Motto : Bersungguh-sungguh
dalam mencapai
tujuan,dan bersyukur
apapun hasilnya
sendiri
C. Nama : Eka Safitri
TTL :Lumajang, 28
Februari 1997
Asal/Domisili : Lumajang /
Pronojiwo
Jurusan : Akuntansi Reguler B
NPM : 21801082292
Motto : Sebuah kesempatan
itu tidak hanya
karena datang secara
kebetulan namun
kesempatan itu juga
bisa diciptakan
oleh diri sendiri
E. Nama : Hanny Kavita
Nardiyanti
TTL : Malang, 31 Mei 1999
Asal/Domisili : Dsn Talun RT/RW
03/08 Ds Kesamben
Kec Ngajum
Kab Malang
Jurusan : Akuntansi Reguler B
NPM : 21801082293
Motto : Hidup hanya sekali
G. Nama : Ilham Rusdi
Nurviansyah
TTL :Lampung, 14
November 1997
Asal/Domisili : Kejapanan Gempol
Pasuruan
Jurusan : Akuntansi Reguler B
NPM : 21801082294
Motto : Jangan sia sia kan
kesempatan karena
mungkin kesempatan
itu tidak datang
dua kali
F. Nama : Indah Trisna Ningrum
TTL : Rembang, 04 Desember
1999
Asal/Domisili : Rembang, Jateng
Malang, Jatim
Jurusan : Akuntansi Reguler B
NPM : 21801082295
Motto : Bismillahirrahmanirrahim
D. Nama : Istiqomah Nur Frida
TTL : Malang, 19 Maret
1993
Asal/Domisili : Jl.Raya Tlogomas IV,
Malang
Jurusan : Akuntansi Reguler B
NPM : 21801082296
Motto : Rasakanlah ketakutan
itu dan tetap
melakukannya
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tasawuf adalah suatu bidang ilmu keislaman untuk memasuki atau menghiasi
diri dengan akhlak yang luhur dan keluar dari akhlak yang rendah. Tasawuf juga dapat
diartikan sebagai kebebasan, kemuliaan, meninggalkan perasaan terbebani alam setiap
melaksanakan perbuatan syara’, dermawan, dan murah hati. Secara garis besar tasawuf
terbagi menjadi tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi ialah tasawuf yang
ajaran-ajarannya disusun secara kompleks dan mendalam dengan bahasa-bahasa
simbolik filosofis. Sementara, tasawuf sunni adalah tasawuf yang didasarkan pada Al-
Qur’an dan sunnah. Tasawuf sunni dibagi dalam dua tipe, yaitu tasawuf akhlaqi, dan
tasawuf amali.
Di dalam tasawuf akhlaqi, para sufi memandang manusia cenderung
mengikuti hawa nafsu. Manusia dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu pribadi,
bukan manusia yang mengendalikan nafsu. Manusia yang sudah dikendalikan oleh
nafsu cenderung untuk memiliki rasa keinginan untuk menguasai dunia atau agar
berkuasa dunia. Seseorang yang sudah dikendalikan oleh nafsu memiliki
kecenderungan memiliki mental yang kurang baik, hubungan dengan Tuhan sebagai
hamba Allah kurang harmonis karena waktu yang imili habis untuk mengurus
kepentingan duniawi.
Untuk mengembalikan manusia kekondisi yang baik tidak hanya dari aspek
lahiriah semata melainkan juga melalui aspek batiniah. Didalam tasawuf proses
batiniah itu meliputi tahapan-tahapan. Tujuannya adalah untuk menguasai hawa nafsu
dalam rangka pembersihan jiwa agar bisa lebih dekat dengan Allah. Tahapan-tahapan
itu adalah takhalli, tahalli, dan tajalli.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa makna konsep takhalli dalam dunia tasawuf?
2. Apa makna konsep tahalli dalam dunia tasawuf?
3. Apa makna konsep tajalli dalam dunia tasawuf?
4. Apa saja Dalil Qur’an yang menjelaskan konsep takhalli, tahalli, dan tajalli?
5. Apa saja Hadist Qur’an yang menjelaskan konsep takhalli, tahalli, dan tajalli?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Takhalli Dalam Dunia Tasawuf
Takhalli atau penarikan diri. Takhalli berarti mengkosongkan atau
membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan dari kotoran penyakit hati yang merusak.
Hal ini akan dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dengan
segala bentuk dan berusaha melepaskan dorongan hawa nafsu jahat.
Jika dihubungkan pemikiran dan metode KH.Ahmad Rifa'i dengan konsep
tasawuf masuk dalam kategori metode tahalli yaitu mengisi diri dari sifat-sifat yang
terpuji. (mahmudah). Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Mustafa Zahri bahwa
metode dan fase-fase yang harus dilalui untuk mencapai pengisian diri menuju jiwa
yang sehat yaitu melalui takhalli ( membersihkan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli
(mengisi diri dengan sifat-sifat yang terpuji), dan tajalli (memperoleh kenyataan
Tuhan) Penegasan Mustafa Zahri didukung pula oleh Amin Syukur yang menyatakan
dalam tasawuf lewat amalan dan latihan kerohanian yang beratlah, maka hawa nafsu
manusia akan dapat dikuasai sepenuhnya. Adapun sistem pembinaan dan latihan
tersebut adalah melalui jenjang takhalli, tahalli dan tajalli.
Sejalan dengan itu Hanna Djumhanna Bastaman mengemukakan empat pola
wawasan kesehatan mental dengan masing-masing orientasinya sebagai berikut:
pertama, pola wawasan yang berorientasi simtomatis, kedua, pola wawasan yang
berorientasi penyesuaian diri, ketiga, pola wawasan yang berorientasi pengembangan
potensi, keempat, pola wawasan yang berorientasi agama/kerohanian , Pemikiran
Ahmad Rifa’i di atas masuk dalam kategori takhalli. Dengan demikian tampaklah
bahwa zuhud, qona’ah, shabar, tawakkal hatinya, mujahadah, ridho, syukur, masuk
dalam kategori kriteria jiwa atau mental yang sehat. Sedangkan cinta dunia, tamak,
mengikuti hawa nafsu, ujub, riya, takabbur, hasad, sum’ah, masuk dalam kriteria jiwa
atau mental yang sakit.
2.2 Tahalli Dalam Dunia Tasawuf
Tahalli adalah upaya menghiasi diri dengan akhlak terpuji. Tahapan tahalli
dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak akhlak tercela. Tahalli
juga berarti menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan perbuatan
baik.Berusaha agar dalam setiap gerak perilaku selalu berjalan diatas ketentuan
agama, baik kewajiban yang bersifat luar maupun yang bersifat dalam.Kewajiban
yang bersifat luar adalah kewajiban yang bersifat formal, seperti sholat, puasa, dan
haji.Adapun kewajiban yang bersifat dalam, contohnya yaitu iman, ketaatan, dan
kecintaan kepada Tuhan.
Tahalli merupakan tahap pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahap
takhalli. Dengan kata lain, sesudah tahap pembersihan diri dari segala sikap mental
yang buruk dapat dilalui (takhalli), usaha itu harus berlanjut terus ketahap berikutnya
yang disebut tahalli. Sebab apabila satu kebiasaan telah dilepaskan tetapi tidak ada
penggantinya, maka kekosongan itu dapat menimbulkan frustasi.Oleh karena itu,
ketika kebiasaan lama ditinggalkan harus segala di isi kebiasaan baru yang baik.
Dasar dari tahalli ialah firman Allah Q.S An Nahl: 90 yang Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
3
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.
Menurut Al Ghazali, jiwa manusia dapat diubah, dilatih, dikuasai, dan
dibentuk sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. Perbuatan baik yang sangat
penting di isikan kedalam jiwa manusia dan dibiasakan dalam perbuatan agar menjadi
manusia paripurna (insane kamil). Perbuatan baik itu, antara lain sebagai berikut:
a. Taubat
Al Ghazali mengklasifikasikan taubat menjadi tiga tingkatan yaitu:
 Meninggalkan kejahatan dalam segala bentuknya dan beralih pada
kebaikan karena takut terhadap siksa Allah.
 Beralih dari satu situasi yang sudah baik menuju situasi yang lebih
baik lagi. Dalam tasawuf keadaan ini sering disebut dengan inabah
 Rasa penyeslan yang dilakukan semata mata karena ketaatan dan
kecintaan kepada Allah hal ini disebut aubah
b. Khauf dan Raja’
Bagi kalangan sufi khauf dan raja’ berjalan seimbang dan saling
mempengaruhi. Khauf adalah perasaan takut seorang hamba semata mata
kepada Allah, sedangkan Raja’ adalah perasaan hati yang senang karena
menanti sesuatu yang diinginkan dan disenangi. Dengan demikian dua
sikap tersebut merupakan sikap mental yang bersifat introspeksi, mawas
diri, dan selalu memikirkan kehidupan yang akan datang, yaitu kehidupan
abadi di alam akhirat.
c. Zuhud
Zuhud yaitu ketidak tertarikan pada dunia atau harta benda. Zuhud terbagi
menjadi tiga tingkatan yaitu:
 Zuhud yang terendah adalah menjauhkan diri dari dunia ini agar
terhindar dari hukuman di akhirat.
 Menjauhi dunia dengan menimbang imbalan akhirat
 Merupakan maqam tertinggi adalah mengucilkan dunia bukan
karena takut atau karena berharap, tetapi karena cinta kepada
Allah.
d. Fakir
Fakir bermakna tidak menuntut lebih banyak dan merasa puas dengan apa
yang sudah dimiliki sehingga tidak meminta sesuatu yang lain. Sikap
mental fakir merupakan benteng pertahanan yang kuat dalam menghadapi
pengaruh dalam menghadapi kehidupan materi. Hal ini karena sikap fakir
dapat menghindarkan seseorang dari semua keserakahan. Sikap fakir dapat
memunuculkan sikap wara’, yaitu sikap berhati hati dalam menghadapi
segala sesuatu yang kurang jelas masalahnya.
e. Sabar
Menurut Al Ghazali, sabar adalah suatu kondisi jiwa yang terjadi karena
adanya dorongan ajaran agama dalam mengendalikan hawa nafsu. Dengan
demikian, sabar berarti konsisten dalam melaksanakan semua perintah
Allah, menghadapi kesulitan, dan tabah dalam menghadapi cobaan selama
dalam perjuangan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, sabar erat
hubungannya dengan pengendalian diri, sikap dan emosi.
f. Ridha
Menurut Ibnu Ajibah, ridha adalah menerima hal hal yang tidak
menyenangkan dengan wajah senyum ceria. Seorang hamba dengan
senang hati menerima qadha dari Allah dan tidak mengingkari apa yang
4
telah menjadi keputusanNYA. Sikap mental ridha merupakan perpaduan
dari mahabbah dan sabar. Rasa cinta yang diperkuat dengan ketabahan
akan menimbulkan kelapangan hati untuk berkorban demi yang dicintai.
Seorang hamba yang ridha, ia rela menuruti apa yang dikehendaki Allah
dengan senang hati, sekaligus tidak dibarengi sikap menentang dan
menyesal.
g. Muraqabah
Muraqabah adalah mawas diri. Muraqabah mempunyai arti yang mirip
dengan introspeksi. Dengan kata lain, muraqabah adalah siap dan siaga
setiap saat untuk meneliti keadaan sendiri. Seorang calon sufi sejak awal
sudah diajarkan bahwa dirinya tidak pernah lepas dari pengawasan Allah.
Seluruh aktifitas hidupnya ditujukan untuk berada sedekat mungkin
denganNYA.Ia sadar bahwa Allah “memandang” NYA. Kesadaran itu
membawanya pada satu sikap mawas diri atau muraqabah.
2.3 Tajalli Dalam Dunia Tasawuf
Tajalli bermakna pencerahan atau penyingkapan. Suatu term yang
berkembang di kalangan sufisme sebagai sebuah penjelamaan, perwujudan dari yang
tunggal, sebuah pemancaran cahaya batin, penyingkapan rahasia Allah, dan
pencerahan hati hamba-hamba saleh.
Tajalli adalah tersingkapnya tirai penyekap dari alam gaib, atau proses
mendapat penerangan dari nur gaib, sebagai hasil dari suatu meditasi. Dalam sufisme,
proses tersingkapnya tirai dan penerimaan nur gaib dalam hati seorang mediator
disebut Al-Hal, yaitu proses pengahayatan gaib yang merupakan anugrah dari Tuhan
dan diluar adikuasa manusia.
Tajalli berarti Allah menyingkapkan diri-Nya kepada makhluk-Nya.
Penyingkapan diri Tuhan tidak pernah berulang secara sama dan tidak pernah pula
berakhir. Penyingkapan diri Tuhan itu berupa cahaya baatiniyah yang masuk ke hati.
Apabila seseorang bisa melalui dua tahap takhalli dan tajalli maka dia akan mencapai
tahap yang ke tiga, yakni tajalli. Tajalli merupakan tanda-tanda yang Allah tanamkan
didalam diri manusia supaya Ia dapat disaksiakan. Setiap tajalli melimpahkan cahaya
demi cahaya sehingga seorang yang menerimanya akan tenggelam dalam kebaikan.
Jika terjadi perbedaan yang dijumpai dalam berbagai penyingkapan itu tidak
menandakan adanya perselisihan diantara guru sufi. Masing-masing manusia unik,
oleh karena itu masing-masing tajalli juga unik. Sehingga tidak ada dua orang yang
meraskan pengalaman tajalli yang sama. Tajalli melampaui kata-kata. Tajalli adalah
ketakjupan. Al-Jilli membagi tajalli menjadi empat tingkatan yaitu :
a. Tajalli Af`al, yaitu tajalli Allah pada perbuatan seseorang, artinya segala
aktivitasnya itu disertai qudrat-Nya, dan ketika itu dia melihat-Nya.
b. Tajalli Asma`, yaitu lenyapnya seseorang dari dirinya dan bebasnya dari
genggaman sifat-sifat kebaruan dan lepasnya dari ikatan tubuh kasarnya.
Dalam tingkatan ini tidak ada yang dilihat kecuali hannya dzat Ash Shirfah
(hakikat gerakan), bukan melihat asma`.
c. Tajalli sifat, yaitu menerimanya seorang hamba atas sifat-siafat ketuhanan,
artinya Tuhan mengambil tempat padanya tanapa hullul dzat-Nya.
d. Tajalli Zat, yaitu apabila Allah menghendaki adanya tajalli atas hamba-Nya
yang mem-fana` kan dirinya maka bertempat padanya karunia ketuhanan
yang bisa berupa sifat dan bisa pula berupa zat, disitulah terjadi
5
ketunggalan yang sempurna. Dengan fana`nya hamba maka yang baqa`
hanyalah Allah.
Ahli tasawuf berkata bahwa tasawuf tidak lain adalah menjalani takhalli,
tahalli, dan tajalli. Jalan yang ditempuh oleh para Sufi adalah jalan takhalli, tahalli,
dan tajalli. Mengosongkan jiwa dari sifat buruk, menghiasi jiwa dengan sifat yang
baik dengan tujuan untuk menyaksikan dengan penglihatan hati bahwa sesungguhnya
tuhan itu tidak ada, hanya Allah SWT yang Ada, “Tidak ada tuhan (lâ ilâha) selain
(illâ) Allah SWT dan Muhammad bin Abdullah adalah hamba, utusan, dan kekasih-
Nya.”
Namun yang sebenarnya, makna tajalli sangat luas. Ini bahasa tasawuf dalam
tarekat. Kalau hati bisa meletakkan sepi selain Allah itu artinya akan menemukan satu
takhalli. Yaitu satu kenikmatan, kelezatan, satu kemanisan karena bisa melepaskan
semuanya selain Allah dan Rasul-Nya.
2.4 Dalil Qur’an Takhalli, Tahalli, dan Tajalli
a. Takhalli
Takhalli, berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, dari maksiat lahir dan
maksiat batin. dalam hal ini allah berfirman;
‫ﻗﺎﻻﻟﻠﮭﺘﻌﺎﻟﻰ‬;)‫ﻛﱠﺎھﺎ‬َ‫ْﺰ‬‫ﻨ‬َ‫َﻓْﻠَﺤَﻤ‬ ‫ْأ‬‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬(9)‫ﱠﺎھﺎ‬‫ﺳ‬َ‫ﺪ‬ْ‫ﻨ‬َ‫َﻤ‬‫ﺑ‬‫ْﺧﺎ‬‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬ َ‫و‬(10)
Berdasar firman Allah SWT “sungguh telah beruntung orang yang membersihkan
dirinya “ (Q.sasy-Syams, 91:9)
Berdasakan firman Allah SWT Q.sasy-Syams (91:10) “dan sungguh celaka oang
yang mengotori jiwanya”
b. Tahalli
Tahalli yakni mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji, dengan taat lahir dan taat
batin. Dalam hal ini Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kaum kerabat dan Allah
melarang perbuatan keji, kemungkaran dan pemusnahan. Dia memberi pengajaran
kepadanu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. 16:90).
َ‫ﺒ‬ْ‫اﻟ‬ َ‫و‬ ِ‫َﺮ‬‫ﻜ‬‫ْﻤُﻨ‬‫اﻟ‬ َ‫َﺎءو‬‫ﺸ‬ْ‫َﺤ‬‫ﻔ‬ْ‫ِﺎﻟ‬‫ﻨ‬َ‫ْﮭَﯨﻌ‬‫ﻨ‬َ‫ﯾ‬ َ‫َﯨﻮ‬‫ﺑ‬ ْ‫ُﺮ‬‫ْﻘ‬‫ِﯾﺎﻟ‬‫ذ‬‫َﺎء‬‫ﺘ‬‫ِﯾ‬ ‫إ‬ َ‫ِﻮ‬‫ﻧ‬‫ﺴَﺎ‬ْ‫ﺣ‬ِ‫اﻹ‬ َ‫ِﻮ‬‫ﻟ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ْﻌ‬‫ﺑِﺎﻟ‬ُ‫ْﻣُﺮ‬ ‫َﺄ‬‫ﯿ‬َ‫ﱠﺎﻟﻠّﮭ‬‫ﻧ‬ِ ‫إ‬َ‫ﯿ‬ِ‫ْﯿ‬‫ﻐ‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫َﻛﱠﺮ‬‫ﺬ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ُﻤ‬‫ﻜ‬‫ﱠ‬ ‫َﻠ‬‫َﻌ‬‫ُﻤْﻠ‬‫ﻜ‬ُ ‫ِﻈ‬‫ﻌ‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.” (QS An-Nahl [16]: 90)
c. Tajalli
Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli,
maka rangkaian pendidikan mental itu disempurnakan pada fase tajalli. Tajalli
berarti terungkapnya nur gaib untuk hati. Dalam hal ini kaum sufi mendasarkan
pendapatnya pada firman Allah SWT: Allah adalah nur (cahaya) langit dan bumi
(QS. 24:35).
Surat An-Nur Ayat 35
۞ ُ‫ﱠﮭ‬ ‫اﻟﻠ‬ِ‫ض‬ ْ‫َر‬ ْ‫اﻷ‬ َ‫ِﻮ‬‫ﺗ‬‫ا‬ َ‫ﺎو‬َ‫ﱠﻤ‬‫ﺴ‬‫اﻟ‬ُ‫ُﻮر‬‫ﻨ‬ٌۚ‫ح‬‫َﺎ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺼ‬ِ‫ِﯿﮭَﺎﻣ‬‫ﻓ‬ٍ‫ة‬‫َﺎ‬‫ﻜ‬ْ‫ﺸ‬ِ‫َﻤ‬‫ﻜ‬ِ‫ھ‬ ِ‫ُﻮر‬‫ﻨ‬ُ ‫َﻠ‬‫ﻣَﺜ‬ٍۖ‫ﺔ‬َ‫ﺎﺟ‬َ‫ﺟ‬ ُ‫ِﯿﺰ‬‫ﻔ‬ُ‫ﺣ‬‫َﺎ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺼ‬ِ‫ْﻤ‬‫اﻟ‬ۖ
ُ ‫ﺎﺟَﺔ‬َ‫ﺟ‬ ‫اﻟﺰﱡ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ﻲءُو‬ ِ‫ُﻀ‬‫ﯾ‬‫ُﮭَﺎ‬‫ﺘ‬ْ‫ﯾ‬َ‫ُز‬‫د‬‫َﺎ‬‫ﻜ‬َ‫ﯾ‬ٍ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﯿ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫َﺮ‬‫ﻏ‬ َ‫ﻻ‬ َ‫ٍو‬‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﯿ‬ِ‫ﻗ‬ ْ‫َﺮ‬‫ﺷ‬ َ‫ٍﻻ‬‫ﺔ‬َ‫ﻧ‬‫ُﻮ‬‫ﺘ‬ْ‫ﯾ‬َ‫ٍز‬‫ﺔ‬َ‫ﻛ‬ َ‫َﺎر‬‫ﺒ‬ُ‫ٍﻣ‬‫ة‬ َ‫َﺠَﺮ‬‫ﺸ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ُﻣ‬‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬‫ُﻮ‬‫ﯿ‬‫ﱞ‬‫ﯾ‬ ِّ‫ر‬ُ‫ﺪ‬ٌ‫ﺒ‬َ‫ﻛ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻛ‬‫ﱠﮭَﺎ‬‫ﻧ‬َ ‫َﺄ‬‫ﻛ‬ْ‫َﻤ‬‫ﺘ‬ْ‫َﻤ‬‫ﻟ‬ ْ‫ﻮ‬ٌ‫َﺎر‬‫ﻨ‬ُ‫ْﮭ‬‫ﺴ‬َ‫ﺴ‬ۚ
ٍ‫ُﻮر‬‫ﻨ‬ٰ‫َﯨ‬‫ﻋَﻠ‬ٌ‫ُﻮر‬‫ﻧ‬ُۗ‫َﺎء‬‫ﺸ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ِﻤ‬‫ھ‬ ِ‫ُﻮر‬‫ﻨ‬ِ‫ﻠ‬ُ‫ﱠﮭ‬ ‫ِﯾﺎﻟﻠ‬‫ﺪ‬ْ‫ﮭ‬َ‫ﯾ‬ِۚ‫ﱠﺎس‬‫ﻨ‬‫ِﻠ‬‫ﻠ‬َ‫َﺎﻟ‬‫ﺜ‬ْ‫َﻣ‬ ْ‫ﱠﮭُﺎﻷ‬ ‫ُﺎﻟﻠ‬‫ﺑ‬ ِ‫ْﺮ‬‫ﻀ‬َ‫ﯾ‬ َ‫و‬ِۗ‫ﱠﮭُﺒ‬ ‫اﻟﻠ‬ َ‫و‬ٌ‫ِﯿﻢ‬‫ﻠ‬َ‫ٍﻋ‬‫ء‬ْ‫َﻲ‬‫ﺸ‬ِّ‫ُﻠ‬‫ﻜ‬
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.
Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya)
seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya,
(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula
6
di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun
tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing
kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.
2.5 Hadist Qur’an Takhalli, Tahalli, dan Tajalli
a. Takhalli
Berdasarkan pembahasan pada konsep takhalli telah dijelaskan secara detail hal-
hal yang mengatur tentang ini. Berikut salah satu landasan hadis mengenai takhalli
Hadis attohuru satrul iman
Kebersihan dalam Islam memiliki kedudukan penting. Kitab-kitab fiqih ibadah
dalam Islam diawali dengan bahasan thaharah yang mengandung makna kesucian dan
kebersihan.Kebersihan merupakan asas terwujudnya kesehatan; salah satu nikmat
terbesar yang Allah anugerahkan kepada manusia, sebagaimana hadits shahih,
ِ‫ﻧ‬ُ‫اغ‬ َ‫َﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫اﻟ‬ َ‫و‬ ُ ‫ﺤﱠﺔ‬ ِّ‫ﺼ‬‫اﻟ‬ ِ‫ﱠﺎس‬‫ﻨ‬‫اﻟ‬ ْ‫ﻣِﻦ‬ ٌ‫ِﯿﺮ‬‫ﺜ‬َ‫ﻛ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ِﯿﮭ‬‫ﻓ‬ ٌ‫ُﻮن‬‫ﺒ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﻣ‬ ِ‫َﺎن‬‫ﺘ‬َ‫ْﻤ‬‫ﻌ‬
"Ada dua nikmat yang manusia sering dilalaikan (rugi) di dalamnya yaitu sehat dan
waktu luang (kesempatan)." (HR. Al-Bukhari dan Ahmad)
Saking pentingnya kebersihan, agama ini memposisikannya separuh dari iman.
Artinya, tuntutan iman adalah menjaga kebersihan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ُ‫ْﺮ‬‫َﻄ‬‫ﺷ‬ ُ‫ﱡﮭُﻮر‬‫اﻟﻄ‬ِ‫ﺎن‬َ‫ﯾﻤ‬ِ ْ‫اﻹ‬
“Bersuci itu separoh keimanan.” (HR. Muslim)
Maksudnya, puncak pahalanya dilipatgandakan sampai setengah pahala iman. Ada
yang mengatakan, maknanya iman menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu, begitu
juga wudhu’. Sebabnya, karena wudhu’ tidak sah tanpa iman. Karena harus dengan
iman inilah disebut sebagai separoh darinya. Dan masih ada beberapa pendapat lain
mengenai hadits ini.
Menguatkan makna ini, banyak orang berdalil dengan hadits yang masyhur,
َ‫ا‬ِ‫ﺎن‬َ‫ْﻤ‬‫ﯾ‬ِ ْ‫اﻹ‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ُ ‫َﺔ‬‫ﻓ‬‫ﱠﻈَﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻟ‬
“Kebersihan sebagian dari iman.” (HR. Al-Tirmidzi)
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Bazz rahimahullah mengimentari hadits ini,
،‫ﺿﻌﯿﻒ‬ ٍ‫ﺪ‬‫ﺑﺴﻨ‬ ‫اﻟﺘﺮﻣﺬي‬ ‫رواه‬ ‫اﻟﺤﺪﯾﺚ‬ ‫ھﺬا‬ ،‫أﺧﺮى‬ ‫أﺣﺎدﯾﺚ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫ﺟﺎء‬ ‫ﻣﻌﻨﺎه‬ ،‫ﺻﺤﯿﺢ‬ ‫وﻣﻌﻨﺎه‬ ،‫ﺿﻌﯿﻒ‬ ‫ﺣﺪﯾﺚ‬ ‫ﻟﻜﻨﮫ‬
‫وﻟ‬ ،ً‫ﺻﺤﯿﺤﺎ‬ ‫ﺳﻨﺪه‬ ‫ﻟﯿﺲ‬ ‫وﻟﻜﻦ‬ ،(‫اﻹﯾﻤﺎن‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫)اﻟﻨﻈﺎﻓﺔ‬‫اﻟﻨﺒﻲ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺟﺎء‬ ‫اﻟﻤﻌﻨﻰ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫ﻜﻦ‬-‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬-‫ﻣﻦ‬ ‫أن‬
‫اﻟﻄﺮﯾﻖ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫اﻷذى‬ ‫إﻣﺎطﺔ‬ ‫اﻹﯾﻤﺎن‬ ‫ﺷﻌﺐ‬
7
“Tetapi ia adalah hadits dhaif. Maknanya shahih (benar). Maknanya ada di hadits-
hadits lain. Hadits ini diriwayatkan al-Tirmidzi dengan sanad dhaif. (Kebersihan
sebagian dari iman) tetapi sanadnya tidak shahih. Tetapi dari sisi makna ada hadits
dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa di antara cabang Iman adalah
menyingkirkan gangguan dari jalan.”
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengabarkan bahwa beliau melihat pahala
umatnya –saat ditampakkan kepadanya- adalah seseorang yang menyingkirkan
kotoran dari masjid.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda,
َ‫ل‬‫ﺎ‬َ‫اﻟﺠَﻤ‬ ‫ﺐﱡ‬ ِ‫ُﺤ‬‫ﯾ‬ ٌ‫ﻞ‬ْ‫ﯿ‬ِ‫ﺟَﻤ‬ َ‫ﷲ‬ ‫ِنﱠ‬ ‫إ‬
“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” Dari sini, Allah syariatkan
mandi janabat, mandi saat pergi ke shalat Jum’at, dan memandikan mayit. Dalam
syariat ini terdapat nilai kebersihan. Syaikh Bin Bazz rahimahullah menjelaskan
makna lain dari al-Tathhir (bersuci), maksud dalil syar’i menunjukkan perintah
menjaga kebersihan dari kotoran. Bahwa seorang mukmin tidak meninggalkan
kotoran pada pakaian dan badannya. Tetapi hendaknya ia menghilangkan kotoran itu.
Begitu juga saat ia di jalan, ia menyingkirkan gangguan yang membahayakan dari
jalan agar kaum muslimin tidak celaka dengan sebab itu.
b. Tahalli
Tahalli adalah upaya menghiasi diri dengan akhlak terpuji. Di antaranya,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ‫ق‬ َ‫ﻼ‬ْ‫َﺧ‬ ْ‫اﻷ‬ َ‫ِﺢ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﺻ‬ َ‫ﻢ‬ِّ‫ﻤ‬َ‫ﺗ‬ُ ِ‫ﻷ‬ ُ‫ْﺖ‬ ‫ُﻌِﺜ‬‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﱠﻤ‬‫ﻧ‬ِ ‫إ‬
“Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
luhur.” (HR. Ahmad no. 8952 dan Al-Bukhari dalam Adaabul Mufrad no. 273.
Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Adaabul Mufrad.)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫َﺎ‬‫ﯿ‬ِ‫ﻘ‬‫اﻟ‬ َ‫م‬ ْ‫َﻮ‬‫ﯾ‬ ‫ًﺎ‬‫ﺴ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺠ‬َ‫ﻣ‬ ‫ِﻲ‬ّ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ ْ‫ُﻢ‬‫ﻜ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫َﻗْﺮ‬ ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ِﻟَﻲﱠ‬ ‫إ‬ ْ‫ُﻢ‬‫ﻜ‬ِّ‫ﺒ‬َ‫َﺣ‬ ‫أ‬ ْ‫ﻣِﻦ‬ ‫ِنﱠ‬ ‫إ‬‫ﻗًﺎ‬ َ‫ﻼ‬ْ‫َﺧ‬ ‫أ‬ ْ‫ُﻢ‬‫ﻜ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﺳ‬‫ﺎ‬َ‫َﺣ‬ ‫أ‬ ِ‫ﺔ‬َ‫ﻣ‬
“Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat
duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di
antara kalian.” (HR. Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih
Al-Jaami’ no. 2201.)
Bahkan dengan akhlak mulia, seseorang bisa menyamai kedudukan (derajat) orang
yang rajin berpuasa dan rajin shalat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
ِ‫ﮫ‬ِ‫ﻘ‬ُ‫ُﻠ‬‫ﺧ‬ ِ‫ْﻦ‬‫ﺴ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﺑ‬ ُ‫ك‬ ِ‫ْر‬‫ﺪ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ْﻤُﺆ‬‫اﻟ‬ ‫ِنﱠ‬ ‫إ‬ِ‫ِﻢ‬‫ﺋ‬‫َﺎ‬‫ﻘ‬ْ‫اﻟ‬ ِ‫ِﻢ‬‫ﺋ‬‫ﱠﺎ‬‫ﺼ‬‫اﻟ‬ َ‫ﺟَﺔ‬ َ‫َر‬‫د‬
8
“Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan
shalat dengan sebab akhlaknya yang luhur.” (HR. Ahmad no. 25013 dan Abu
Dawud no. 4165. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-
Tarhiib no. 2643.)
c. Tajalli
Berdasarkan pembahasan pada konsep tajalli telah dijelaskan secara detail hal-
hal yang mengatur tentang ini. Berikut salah satu landasan hadis mengenai tajalli.
Salah satu konsep Tajalli beroleh pancaran Nur Tajallinya Allah. Firman Allah
dalam Al-Quran (S.An-Nur: 25)
"Allah itu cahaya langit dan bumi"
Al-Ghazali menerangkan : "Bahawa Tajalli itu ialah terbuka Nur cahaya Allah bagi
hati seseorang.
Hati yang bersih, di dalamnya ada Lampu yang ber-Cahaya, yang demikian itu adalah
Hati orang mukmin.(HR. Ahmad dan Ath Thabarani dari Abu Said al-Khudri)
….orang – orang yg dibukakan Hatinya oleh Allah untuk berserah diri, maka dia
mendapat Cahaya dari Tuhannya.(Qs.39:22)
Sahabat Nabi bertanya mengenai ayat ini: Apakah yg dimaksud di-buka-kan itu,
wahai Rosul?
Maka Rosulullah SAW menjawab: Dibukakannya ialah dilapangkan. Pembukaan itu
adalah kelapangan atau kelonggaran. Sesungguhnya Cahaya itu jika dilemparkan ke
dalam Dada, maka Dada memuatnya dan menjadi lapang.(HR. Al-Hakim)
Bila Hati seseorang telah dimasuki oleh Cahaya maka Hati itu akan menjadi lapang
dan terbuka. Lalu orang banyak bertanya: Apakah tandanya Hati yg lapang dan
terbuka itu?
Jawab Rosulullah SAW: Ada Perhatian terhadap kehidupan yg kekal di akhirat dan
timbulnya pengertian tentang tipu daya kehidupan dunia ini dan Orang Bersedia
menghadapi mati sebelum datangnya matiI.(HR. Ibnu Jurair).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Takhalli itu ialah mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap
kelezatan hidup duniawi dengan cara menjauhkan diri dari maksiat dan berusaha
menguasai hawa nafsu . takhalli (membersihkan diri dari sifat tercela) oleh sufi di
pandang penting karena semua sifat-sifat tercela merupakan dinding-dinding tebal yang
membatasi manusia dengan Tuhannya.
Tahalli di sini maksudnya adalah menghiasi/mengisi diri dari sifat dan sikap serta
perbuatan-perbuatan yang baik. Dengan kata lain, sesudah mengosongkan diri dari sifat
yang tercela (takhalli) , maka usaha itu harus berlanjut terus ke tahap tahalli (pengisian
jiwa yang telah di kosongkan tadi).
Tajalli adalah tersingkapnya hal-hal ghaib yang menjadi pengetahuan kita yang
hakiki disebabkan oleh nur yang dipancarkan Allah kedalam hati seseorang. Ada empat
macam tajalli yaitu tajalli Af`al, tajalli Asma’, tajalli sifat, dan tajalli zat.
3.2 Kritik dan Saran
Berdasarkan dengan materi yang kami sajikan saat ini kritik & saran dari
kelompok kami, ketiga ilmu tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan sehari hari
salah satunya kita tidak boleh bersikap iri, namun boleh iri tapi kepada dua hal orang
kaya yang kemudian memanfaatkan kekayaannya di jalan Allah dan orang yang beilmu
kemudian memanfaatkannya ilmunya.
Demikian makalah ini kami buat sebagaimana mestinya untuk melaksanakan
tugas terstruktur. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa
kami tunggu guna perbaikan makalah ini selanjutnya semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
10
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.pesantrenvirtual.com/takhalli-tahalli-dan-tajalli/
- http://komenkcb.blogspot.com/2012/03/konsep-takhali-tahali-dan-tajjali.html
- Totok Jumantoro, MA. Drs. Munir amin Samsul, M.Ag. Kamus Ilmu Tasawuf, sinar
Grafika Offset, cet, pertama, Juli 2005
- Triharyanto Joko, (editor), Intelektualisme Tasawuf, Lembkota, Semarang, 2002

More Related Content

What's hot

Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Robet Saputra
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
Risma Amalia
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
friskacaca
 
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Marhamah Saleh
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
oonx
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Ulfiatu Rochmah
 
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
Azzahra Azzahra
 
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
fissilmikaffah1
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
Rikza Adhia
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Shollana
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Suya Yahya
 
Media Makanan dan Minuman Haram dan Halal
Media Makanan dan Minuman Haram dan HalalMedia Makanan dan Minuman Haram dan Halal
Media Makanan dan Minuman Haram dan Halal
viezaannajeezah
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
NavenAbsurd
 
powerpoint ilmu kalam (iman, nifaq, dan syirik)
powerpoint ilmu kalam (iman, nifaq, dan syirik)powerpoint ilmu kalam (iman, nifaq, dan syirik)
powerpoint ilmu kalam (iman, nifaq, dan syirik)
widia wati
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
rismariszki
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyadMarhamah Saleh
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Marhamah Saleh
 
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Nurul Khotimah
 

What's hot (20)

Adab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmuAdab menuntut ilmu
Adab menuntut ilmu
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Makalah fiqih thaharoh
Makalah  fiqih thaharohMakalah  fiqih thaharoh
Makalah fiqih thaharoh
 
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
Presentasi Ushul Fiqh (Ta'rif, Tarikh, Mashadir)
 
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalamSejarah dan perkembangan ilmu kalam
Sejarah dan perkembangan ilmu kalam
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITSISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
ISTILAH - ISTILAH DALAM ILMU HADITS
 
Presentasi Fiqh 1
Presentasi Fiqh 1Presentasi Fiqh 1
Presentasi Fiqh 1
 
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
01.1 METODE STUDI FIQIH KONTEMPORER
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
 
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Media Makanan dan Minuman Haram dan Halal
Media Makanan dan Minuman Haram dan HalalMedia Makanan dan Minuman Haram dan Halal
Media Makanan dan Minuman Haram dan Halal
 
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
PPT fiqh (sejarah pembentukan empat mahzab dalam fiqh) Kelompok 5
 
powerpoint ilmu kalam (iman, nifaq, dan syirik)
powerpoint ilmu kalam (iman, nifaq, dan syirik)powerpoint ilmu kalam (iman, nifaq, dan syirik)
powerpoint ilmu kalam (iman, nifaq, dan syirik)
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
3. ‘am, khash, muthlaq, muqayyad
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
Sejarah Peradaban Islam (Masa Dinasti Umayyah)
 

Similar to Makalah Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli

Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
FatkurRohman19
 
Perumusan Ahlul Sunnah Wal Jamaah
Perumusan Ahlul Sunnah Wal JamaahPerumusan Ahlul Sunnah Wal Jamaah
Perumusan Ahlul Sunnah Wal Jamaah
fitridheasari
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
muhammadfaridfaizal
 
Makalah_AIK_klpk._8.docx.pdf
Makalah_AIK_klpk._8.docx.pdfMakalah_AIK_klpk._8.docx.pdf
Makalah_AIK_klpk._8.docx.pdf
Febrianandachairi1
 
Menurunkan Konsep Tazkiyatun Nafs
Menurunkan Konsep Tazkiyatun NafsMenurunkan Konsep Tazkiyatun Nafs
Menurunkan Konsep Tazkiyatun Nafs
AKADEMI GURU AL FATIH
 
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakikiIslam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
CiMeng Entop
 
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan AkhiratBagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Ijlal Prayoga
 
Aliran-Aliran Tassawuf.docx
Aliran-Aliran Tassawuf.docxAliran-Aliran Tassawuf.docx
Aliran-Aliran Tassawuf.docx
Zukét Printing
 
Aliran-Aliran Tassawuf.pdf
Aliran-Aliran Tassawuf.pdfAliran-Aliran Tassawuf.pdf
Aliran-Aliran Tassawuf.pdf
Zukét Printing
 
Buku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul BadihahBuku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul Badihah
cucur
 
Bagaimana meraih kebahgiaan
Bagaimana meraih kebahgiaanBagaimana meraih kebahgiaan
Bagaimana meraih kebahgiaan
Senior Executive - Open University Malaysia
 
Penelitian tarekat
Penelitian tarekatPenelitian tarekat
Penelitian tarekat
Danys Rynald
 
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
MuhammadUbaid49
 
Laporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufLaporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufAznil Muhammad
 
Pend. Agama Islam
Pend. Agama IslamPend. Agama Islam
Pend. Agama Islam
fahmilema
 
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
MizanPujaisna1
 
TASAWUF
TASAWUFTASAWUF
TASAWUF
Ria Widia
 
Urgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan IslamUrgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan Islam
MuhammadYuliadi1
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
Agamaislam03
 
Fikrah Mahasiswa Dalam Dakwah
Fikrah Mahasiswa Dalam DakwahFikrah Mahasiswa Dalam Dakwah
Fikrah Mahasiswa Dalam Dakwah
Syed Ahmad Fathi
 

Similar to Makalah Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli (20)

Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
 
Perumusan Ahlul Sunnah Wal Jamaah
Perumusan Ahlul Sunnah Wal JamaahPerumusan Ahlul Sunnah Wal Jamaah
Perumusan Ahlul Sunnah Wal Jamaah
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
 
Makalah_AIK_klpk._8.docx.pdf
Makalah_AIK_klpk._8.docx.pdfMakalah_AIK_klpk._8.docx.pdf
Makalah_AIK_klpk._8.docx.pdf
 
Menurunkan Konsep Tazkiyatun Nafs
Menurunkan Konsep Tazkiyatun NafsMenurunkan Konsep Tazkiyatun Nafs
Menurunkan Konsep Tazkiyatun Nafs
 
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakikiIslam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
Islam merupakan jalan kebahagiaan yang hakiki
 
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan AkhiratBagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Bagaimana Agama Menjamin Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
 
Aliran-Aliran Tassawuf.docx
Aliran-Aliran Tassawuf.docxAliran-Aliran Tassawuf.docx
Aliran-Aliran Tassawuf.docx
 
Aliran-Aliran Tassawuf.pdf
Aliran-Aliran Tassawuf.pdfAliran-Aliran Tassawuf.pdf
Aliran-Aliran Tassawuf.pdf
 
Buku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul BadihahBuku Sur’Atul Badihah
Buku Sur’Atul Badihah
 
Bagaimana meraih kebahgiaan
Bagaimana meraih kebahgiaanBagaimana meraih kebahgiaan
Bagaimana meraih kebahgiaan
 
Penelitian tarekat
Penelitian tarekatPenelitian tarekat
Penelitian tarekat
 
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
09 - Penyakit-penyakit Umat dalam Da'wah.ppt
 
Laporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufLaporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawuf
 
Pend. Agama Islam
Pend. Agama IslamPend. Agama Islam
Pend. Agama Islam
 
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
Mizan pujaisna, Agama Islam Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani S.Th.I., M. Sos.
 
TASAWUF
TASAWUFTASAWUF
TASAWUF
 
Urgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan IslamUrgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan Islam
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
 
Fikrah Mahasiswa Dalam Dakwah
Fikrah Mahasiswa Dalam DakwahFikrah Mahasiswa Dalam Dakwah
Fikrah Mahasiswa Dalam Dakwah
 

Makalah Konsep Takhali,Tahalli,Tajalli

  • 1. MAKALAH AGAMA ISLAM IV “TAKHALLI, TAHALLI DAN TAJALLI DALAM DUNIA TASAWUF” Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Agama Islam IV yang dibimbing oleh Bapak Abdul Hamid Aly, S.Pd.,M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 2 (Regular B) 1. Devi Trining Tyas (21801082289) 2. Dewi Putri Ariana (21801082290) 3. Eka Safitri (21801082292) 4. Hanny Kavita Nardiyanti (21801082293) 5. Ilham Rusdi Nuviansyah (21801082294) 6. Indah Trisna Ningrum (21801082295) 7. Istiqomah Nur Frida (21801082296) PROGRAM STUDY AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI BISNIS UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2020
  • 2. i KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam IV dengan judul “Konsep Takhali, Tahalli, Tajalli dalam dunia Tasawuf”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih. Malang, 31 Maret 2020 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii PROFILE PENYUSUN ...................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2 2.1 Takhalli Dalam Dunia Tasawuf.................................................................................... 2 2.2 Tahalli Dalam Dunia Tasawuf ..................................................................................... 2 2.3 Tajalli Dalam Dunia Tasawuf...................................................................................... 4 2.4 Dalil Al-Qur’an Takhalli, Tahalli, dan Tajalli ............................................................. 5 2.5 Hadist tentang Takhalli, Tahalli, dan Tajalli ................................................................ 6 BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 9 3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9 3.2 Kritik & Saran ............................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10
  • 4. iii PROFILE PENYUSUN A. Nama : Devi Trining Tyas TTL : Malang, 3 Juli 1997 Asal/Domisili : Malang / Malang Jurusan : Akuntansi Reguler B NPM : 21801082289 Motto : Rahasia keberhasilan adalah kerja keras, dan belajar dari kegagalan itu sendiri B. Nama : Dewi Putri Ariana TTL :Malang, 24 Desember 1995 Asal/Domisili : Malang / Malang Jurusan : Akuntansi Reguler B NPM : 21801082290 Motto : Bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan,dan bersyukur apapun hasilnya sendiri C. Nama : Eka Safitri TTL :Lumajang, 28 Februari 1997 Asal/Domisili : Lumajang / Pronojiwo Jurusan : Akuntansi Reguler B NPM : 21801082292 Motto : Sebuah kesempatan itu tidak hanya karena datang secara kebetulan namun kesempatan itu juga bisa diciptakan oleh diri sendiri E. Nama : Hanny Kavita Nardiyanti TTL : Malang, 31 Mei 1999 Asal/Domisili : Dsn Talun RT/RW 03/08 Ds Kesamben Kec Ngajum Kab Malang Jurusan : Akuntansi Reguler B NPM : 21801082293 Motto : Hidup hanya sekali G. Nama : Ilham Rusdi Nurviansyah TTL :Lampung, 14 November 1997 Asal/Domisili : Kejapanan Gempol Pasuruan Jurusan : Akuntansi Reguler B NPM : 21801082294 Motto : Jangan sia sia kan kesempatan karena mungkin kesempatan itu tidak datang dua kali F. Nama : Indah Trisna Ningrum TTL : Rembang, 04 Desember 1999 Asal/Domisili : Rembang, Jateng Malang, Jatim Jurusan : Akuntansi Reguler B NPM : 21801082295 Motto : Bismillahirrahmanirrahim D. Nama : Istiqomah Nur Frida TTL : Malang, 19 Maret 1993 Asal/Domisili : Jl.Raya Tlogomas IV, Malang Jurusan : Akuntansi Reguler B NPM : 21801082296 Motto : Rasakanlah ketakutan itu dan tetap melakukannya
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tasawuf adalah suatu bidang ilmu keislaman untuk memasuki atau menghiasi diri dengan akhlak yang luhur dan keluar dari akhlak yang rendah. Tasawuf juga dapat diartikan sebagai kebebasan, kemuliaan, meninggalkan perasaan terbebani alam setiap melaksanakan perbuatan syara’, dermawan, dan murah hati. Secara garis besar tasawuf terbagi menjadi tasawuf sunni dan tasawuf falsafi. Tasawuf falsafi ialah tasawuf yang ajaran-ajarannya disusun secara kompleks dan mendalam dengan bahasa-bahasa simbolik filosofis. Sementara, tasawuf sunni adalah tasawuf yang didasarkan pada Al- Qur’an dan sunnah. Tasawuf sunni dibagi dalam dua tipe, yaitu tasawuf akhlaqi, dan tasawuf amali. Di dalam tasawuf akhlaqi, para sufi memandang manusia cenderung mengikuti hawa nafsu. Manusia dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu pribadi, bukan manusia yang mengendalikan nafsu. Manusia yang sudah dikendalikan oleh nafsu cenderung untuk memiliki rasa keinginan untuk menguasai dunia atau agar berkuasa dunia. Seseorang yang sudah dikendalikan oleh nafsu memiliki kecenderungan memiliki mental yang kurang baik, hubungan dengan Tuhan sebagai hamba Allah kurang harmonis karena waktu yang imili habis untuk mengurus kepentingan duniawi. Untuk mengembalikan manusia kekondisi yang baik tidak hanya dari aspek lahiriah semata melainkan juga melalui aspek batiniah. Didalam tasawuf proses batiniah itu meliputi tahapan-tahapan. Tujuannya adalah untuk menguasai hawa nafsu dalam rangka pembersihan jiwa agar bisa lebih dekat dengan Allah. Tahapan-tahapan itu adalah takhalli, tahalli, dan tajalli. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa makna konsep takhalli dalam dunia tasawuf? 2. Apa makna konsep tahalli dalam dunia tasawuf? 3. Apa makna konsep tajalli dalam dunia tasawuf? 4. Apa saja Dalil Qur’an yang menjelaskan konsep takhalli, tahalli, dan tajalli? 5. Apa saja Hadist Qur’an yang menjelaskan konsep takhalli, tahalli, dan tajalli?
  • 6. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Takhalli Dalam Dunia Tasawuf Takhalli atau penarikan diri. Takhalli berarti mengkosongkan atau membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan dari kotoran penyakit hati yang merusak. Hal ini akan dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dengan segala bentuk dan berusaha melepaskan dorongan hawa nafsu jahat. Jika dihubungkan pemikiran dan metode KH.Ahmad Rifa'i dengan konsep tasawuf masuk dalam kategori metode tahalli yaitu mengisi diri dari sifat-sifat yang terpuji. (mahmudah). Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Mustafa Zahri bahwa metode dan fase-fase yang harus dilalui untuk mencapai pengisian diri menuju jiwa yang sehat yaitu melalui takhalli ( membersihkan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (mengisi diri dengan sifat-sifat yang terpuji), dan tajalli (memperoleh kenyataan Tuhan) Penegasan Mustafa Zahri didukung pula oleh Amin Syukur yang menyatakan dalam tasawuf lewat amalan dan latihan kerohanian yang beratlah, maka hawa nafsu manusia akan dapat dikuasai sepenuhnya. Adapun sistem pembinaan dan latihan tersebut adalah melalui jenjang takhalli, tahalli dan tajalli. Sejalan dengan itu Hanna Djumhanna Bastaman mengemukakan empat pola wawasan kesehatan mental dengan masing-masing orientasinya sebagai berikut: pertama, pola wawasan yang berorientasi simtomatis, kedua, pola wawasan yang berorientasi penyesuaian diri, ketiga, pola wawasan yang berorientasi pengembangan potensi, keempat, pola wawasan yang berorientasi agama/kerohanian , Pemikiran Ahmad Rifa’i di atas masuk dalam kategori takhalli. Dengan demikian tampaklah bahwa zuhud, qona’ah, shabar, tawakkal hatinya, mujahadah, ridho, syukur, masuk dalam kategori kriteria jiwa atau mental yang sehat. Sedangkan cinta dunia, tamak, mengikuti hawa nafsu, ujub, riya, takabbur, hasad, sum’ah, masuk dalam kriteria jiwa atau mental yang sakit. 2.2 Tahalli Dalam Dunia Tasawuf Tahalli adalah upaya menghiasi diri dengan akhlak terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak akhlak tercela. Tahalli juga berarti menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan perbuatan baik.Berusaha agar dalam setiap gerak perilaku selalu berjalan diatas ketentuan agama, baik kewajiban yang bersifat luar maupun yang bersifat dalam.Kewajiban yang bersifat luar adalah kewajiban yang bersifat formal, seperti sholat, puasa, dan haji.Adapun kewajiban yang bersifat dalam, contohnya yaitu iman, ketaatan, dan kecintaan kepada Tuhan. Tahalli merupakan tahap pengisian jiwa yang telah dikosongkan pada tahap takhalli. Dengan kata lain, sesudah tahap pembersihan diri dari segala sikap mental yang buruk dapat dilalui (takhalli), usaha itu harus berlanjut terus ketahap berikutnya yang disebut tahalli. Sebab apabila satu kebiasaan telah dilepaskan tetapi tidak ada penggantinya, maka kekosongan itu dapat menimbulkan frustasi.Oleh karena itu, ketika kebiasaan lama ditinggalkan harus segala di isi kebiasaan baru yang baik. Dasar dari tahalli ialah firman Allah Q.S An Nahl: 90 yang Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
  • 7. 3 permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Menurut Al Ghazali, jiwa manusia dapat diubah, dilatih, dikuasai, dan dibentuk sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. Perbuatan baik yang sangat penting di isikan kedalam jiwa manusia dan dibiasakan dalam perbuatan agar menjadi manusia paripurna (insane kamil). Perbuatan baik itu, antara lain sebagai berikut: a. Taubat Al Ghazali mengklasifikasikan taubat menjadi tiga tingkatan yaitu:  Meninggalkan kejahatan dalam segala bentuknya dan beralih pada kebaikan karena takut terhadap siksa Allah.  Beralih dari satu situasi yang sudah baik menuju situasi yang lebih baik lagi. Dalam tasawuf keadaan ini sering disebut dengan inabah  Rasa penyeslan yang dilakukan semata mata karena ketaatan dan kecintaan kepada Allah hal ini disebut aubah b. Khauf dan Raja’ Bagi kalangan sufi khauf dan raja’ berjalan seimbang dan saling mempengaruhi. Khauf adalah perasaan takut seorang hamba semata mata kepada Allah, sedangkan Raja’ adalah perasaan hati yang senang karena menanti sesuatu yang diinginkan dan disenangi. Dengan demikian dua sikap tersebut merupakan sikap mental yang bersifat introspeksi, mawas diri, dan selalu memikirkan kehidupan yang akan datang, yaitu kehidupan abadi di alam akhirat. c. Zuhud Zuhud yaitu ketidak tertarikan pada dunia atau harta benda. Zuhud terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu:  Zuhud yang terendah adalah menjauhkan diri dari dunia ini agar terhindar dari hukuman di akhirat.  Menjauhi dunia dengan menimbang imbalan akhirat  Merupakan maqam tertinggi adalah mengucilkan dunia bukan karena takut atau karena berharap, tetapi karena cinta kepada Allah. d. Fakir Fakir bermakna tidak menuntut lebih banyak dan merasa puas dengan apa yang sudah dimiliki sehingga tidak meminta sesuatu yang lain. Sikap mental fakir merupakan benteng pertahanan yang kuat dalam menghadapi pengaruh dalam menghadapi kehidupan materi. Hal ini karena sikap fakir dapat menghindarkan seseorang dari semua keserakahan. Sikap fakir dapat memunuculkan sikap wara’, yaitu sikap berhati hati dalam menghadapi segala sesuatu yang kurang jelas masalahnya. e. Sabar Menurut Al Ghazali, sabar adalah suatu kondisi jiwa yang terjadi karena adanya dorongan ajaran agama dalam mengendalikan hawa nafsu. Dengan demikian, sabar berarti konsisten dalam melaksanakan semua perintah Allah, menghadapi kesulitan, dan tabah dalam menghadapi cobaan selama dalam perjuangan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, sabar erat hubungannya dengan pengendalian diri, sikap dan emosi. f. Ridha Menurut Ibnu Ajibah, ridha adalah menerima hal hal yang tidak menyenangkan dengan wajah senyum ceria. Seorang hamba dengan senang hati menerima qadha dari Allah dan tidak mengingkari apa yang
  • 8. 4 telah menjadi keputusanNYA. Sikap mental ridha merupakan perpaduan dari mahabbah dan sabar. Rasa cinta yang diperkuat dengan ketabahan akan menimbulkan kelapangan hati untuk berkorban demi yang dicintai. Seorang hamba yang ridha, ia rela menuruti apa yang dikehendaki Allah dengan senang hati, sekaligus tidak dibarengi sikap menentang dan menyesal. g. Muraqabah Muraqabah adalah mawas diri. Muraqabah mempunyai arti yang mirip dengan introspeksi. Dengan kata lain, muraqabah adalah siap dan siaga setiap saat untuk meneliti keadaan sendiri. Seorang calon sufi sejak awal sudah diajarkan bahwa dirinya tidak pernah lepas dari pengawasan Allah. Seluruh aktifitas hidupnya ditujukan untuk berada sedekat mungkin denganNYA.Ia sadar bahwa Allah “memandang” NYA. Kesadaran itu membawanya pada satu sikap mawas diri atau muraqabah. 2.3 Tajalli Dalam Dunia Tasawuf Tajalli bermakna pencerahan atau penyingkapan. Suatu term yang berkembang di kalangan sufisme sebagai sebuah penjelamaan, perwujudan dari yang tunggal, sebuah pemancaran cahaya batin, penyingkapan rahasia Allah, dan pencerahan hati hamba-hamba saleh. Tajalli adalah tersingkapnya tirai penyekap dari alam gaib, atau proses mendapat penerangan dari nur gaib, sebagai hasil dari suatu meditasi. Dalam sufisme, proses tersingkapnya tirai dan penerimaan nur gaib dalam hati seorang mediator disebut Al-Hal, yaitu proses pengahayatan gaib yang merupakan anugrah dari Tuhan dan diluar adikuasa manusia. Tajalli berarti Allah menyingkapkan diri-Nya kepada makhluk-Nya. Penyingkapan diri Tuhan tidak pernah berulang secara sama dan tidak pernah pula berakhir. Penyingkapan diri Tuhan itu berupa cahaya baatiniyah yang masuk ke hati. Apabila seseorang bisa melalui dua tahap takhalli dan tajalli maka dia akan mencapai tahap yang ke tiga, yakni tajalli. Tajalli merupakan tanda-tanda yang Allah tanamkan didalam diri manusia supaya Ia dapat disaksiakan. Setiap tajalli melimpahkan cahaya demi cahaya sehingga seorang yang menerimanya akan tenggelam dalam kebaikan. Jika terjadi perbedaan yang dijumpai dalam berbagai penyingkapan itu tidak menandakan adanya perselisihan diantara guru sufi. Masing-masing manusia unik, oleh karena itu masing-masing tajalli juga unik. Sehingga tidak ada dua orang yang meraskan pengalaman tajalli yang sama. Tajalli melampaui kata-kata. Tajalli adalah ketakjupan. Al-Jilli membagi tajalli menjadi empat tingkatan yaitu : a. Tajalli Af`al, yaitu tajalli Allah pada perbuatan seseorang, artinya segala aktivitasnya itu disertai qudrat-Nya, dan ketika itu dia melihat-Nya. b. Tajalli Asma`, yaitu lenyapnya seseorang dari dirinya dan bebasnya dari genggaman sifat-sifat kebaruan dan lepasnya dari ikatan tubuh kasarnya. Dalam tingkatan ini tidak ada yang dilihat kecuali hannya dzat Ash Shirfah (hakikat gerakan), bukan melihat asma`. c. Tajalli sifat, yaitu menerimanya seorang hamba atas sifat-siafat ketuhanan, artinya Tuhan mengambil tempat padanya tanapa hullul dzat-Nya. d. Tajalli Zat, yaitu apabila Allah menghendaki adanya tajalli atas hamba-Nya yang mem-fana` kan dirinya maka bertempat padanya karunia ketuhanan yang bisa berupa sifat dan bisa pula berupa zat, disitulah terjadi
  • 9. 5 ketunggalan yang sempurna. Dengan fana`nya hamba maka yang baqa` hanyalah Allah. Ahli tasawuf berkata bahwa tasawuf tidak lain adalah menjalani takhalli, tahalli, dan tajalli. Jalan yang ditempuh oleh para Sufi adalah jalan takhalli, tahalli, dan tajalli. Mengosongkan jiwa dari sifat buruk, menghiasi jiwa dengan sifat yang baik dengan tujuan untuk menyaksikan dengan penglihatan hati bahwa sesungguhnya tuhan itu tidak ada, hanya Allah SWT yang Ada, “Tidak ada tuhan (lâ ilâha) selain (illâ) Allah SWT dan Muhammad bin Abdullah adalah hamba, utusan, dan kekasih- Nya.” Namun yang sebenarnya, makna tajalli sangat luas. Ini bahasa tasawuf dalam tarekat. Kalau hati bisa meletakkan sepi selain Allah itu artinya akan menemukan satu takhalli. Yaitu satu kenikmatan, kelezatan, satu kemanisan karena bisa melepaskan semuanya selain Allah dan Rasul-Nya. 2.4 Dalil Qur’an Takhalli, Tahalli, dan Tajalli a. Takhalli Takhalli, berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, dari maksiat lahir dan maksiat batin. dalam hal ini allah berfirman; ‫ﻗﺎﻻﻟﻠﮭﺘﻌﺎﻟﻰ‬;)‫ﻛﱠﺎھﺎ‬َ‫ْﺰ‬‫ﻨ‬َ‫َﻓْﻠَﺤَﻤ‬ ‫ْأ‬‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬(9)‫ﱠﺎھﺎ‬‫ﺳ‬َ‫ﺪ‬ْ‫ﻨ‬َ‫َﻤ‬‫ﺑ‬‫ْﺧﺎ‬‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬ َ‫و‬(10) Berdasar firman Allah SWT “sungguh telah beruntung orang yang membersihkan dirinya “ (Q.sasy-Syams, 91:9) Berdasakan firman Allah SWT Q.sasy-Syams (91:10) “dan sungguh celaka oang yang mengotori jiwanya” b. Tahalli Tahalli yakni mengisi diri dengan sifat-sifat terpuji, dengan taat lahir dan taat batin. Dalam hal ini Allah SWT berfirman: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kaum kerabat dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan pemusnahan. Dia memberi pengajaran kepadanu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. 16:90). َ‫ﺒ‬ْ‫اﻟ‬ َ‫و‬ ِ‫َﺮ‬‫ﻜ‬‫ْﻤُﻨ‬‫اﻟ‬ َ‫َﺎءو‬‫ﺸ‬ْ‫َﺤ‬‫ﻔ‬ْ‫ِﺎﻟ‬‫ﻨ‬َ‫ْﮭَﯨﻌ‬‫ﻨ‬َ‫ﯾ‬ َ‫َﯨﻮ‬‫ﺑ‬ ْ‫ُﺮ‬‫ْﻘ‬‫ِﯾﺎﻟ‬‫ذ‬‫َﺎء‬‫ﺘ‬‫ِﯾ‬ ‫إ‬ َ‫ِﻮ‬‫ﻧ‬‫ﺴَﺎ‬ْ‫ﺣ‬ِ‫اﻹ‬ َ‫ِﻮ‬‫ﻟ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ْﻌ‬‫ﺑِﺎﻟ‬ُ‫ْﻣُﺮ‬ ‫َﺄ‬‫ﯿ‬َ‫ﱠﺎﻟﻠّﮭ‬‫ﻧ‬ِ ‫إ‬َ‫ﯿ‬ِ‫ْﯿ‬‫ﻐ‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫َﻛﱠﺮ‬‫ﺬ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ُﻤ‬‫ﻜ‬‫ﱠ‬ ‫َﻠ‬‫َﻌ‬‫ُﻤْﻠ‬‫ﻜ‬ُ ‫ِﻈ‬‫ﻌ‬ “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS An-Nahl [16]: 90) c. Tajalli Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, maka rangkaian pendidikan mental itu disempurnakan pada fase tajalli. Tajalli berarti terungkapnya nur gaib untuk hati. Dalam hal ini kaum sufi mendasarkan pendapatnya pada firman Allah SWT: Allah adalah nur (cahaya) langit dan bumi (QS. 24:35). Surat An-Nur Ayat 35 ۞ ُ‫ﱠﮭ‬ ‫اﻟﻠ‬ِ‫ض‬ ْ‫َر‬ ْ‫اﻷ‬ َ‫ِﻮ‬‫ﺗ‬‫ا‬ َ‫ﺎو‬َ‫ﱠﻤ‬‫ﺴ‬‫اﻟ‬ُ‫ُﻮر‬‫ﻨ‬ٌۚ‫ح‬‫َﺎ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺼ‬ِ‫ِﯿﮭَﺎﻣ‬‫ﻓ‬ٍ‫ة‬‫َﺎ‬‫ﻜ‬ْ‫ﺸ‬ِ‫َﻤ‬‫ﻜ‬ِ‫ھ‬ ِ‫ُﻮر‬‫ﻨ‬ُ ‫َﻠ‬‫ﻣَﺜ‬ٍۖ‫ﺔ‬َ‫ﺎﺟ‬َ‫ﺟ‬ ُ‫ِﯿﺰ‬‫ﻔ‬ُ‫ﺣ‬‫َﺎ‬‫ﺒ‬ْ‫ﺼ‬ِ‫ْﻤ‬‫اﻟ‬ۖ ُ ‫ﺎﺟَﺔ‬َ‫ﺟ‬ ‫اﻟﺰﱡ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ﻲءُو‬ ِ‫ُﻀ‬‫ﯾ‬‫ُﮭَﺎ‬‫ﺘ‬ْ‫ﯾ‬َ‫ُز‬‫د‬‫َﺎ‬‫ﻜ‬َ‫ﯾ‬ٍ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﯿ‬ِ‫ﺑ‬ ْ‫َﺮ‬‫ﻏ‬ َ‫ﻻ‬ َ‫ٍو‬‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﯿ‬ِ‫ﻗ‬ ْ‫َﺮ‬‫ﺷ‬ َ‫ٍﻻ‬‫ﺔ‬َ‫ﻧ‬‫ُﻮ‬‫ﺘ‬ْ‫ﯾ‬َ‫ٍز‬‫ﺔ‬َ‫ﻛ‬ َ‫َﺎر‬‫ﺒ‬ُ‫ٍﻣ‬‫ة‬ َ‫َﺠَﺮ‬‫ﺸ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ُﻣ‬‫ﺪ‬َ‫ﻗ‬‫ُﻮ‬‫ﯿ‬‫ﱞ‬‫ﯾ‬ ِّ‫ر‬ُ‫ﺪ‬ٌ‫ﺒ‬َ‫ﻛ‬ ْ‫َﻮ‬‫ﻛ‬‫ﱠﮭَﺎ‬‫ﻧ‬َ ‫َﺄ‬‫ﻛ‬ْ‫َﻤ‬‫ﺘ‬ْ‫َﻤ‬‫ﻟ‬ ْ‫ﻮ‬ٌ‫َﺎر‬‫ﻨ‬ُ‫ْﮭ‬‫ﺴ‬َ‫ﺴ‬ۚ ٍ‫ُﻮر‬‫ﻨ‬ٰ‫َﯨ‬‫ﻋَﻠ‬ٌ‫ُﻮر‬‫ﻧ‬ُۗ‫َﺎء‬‫ﺸ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ِﻤ‬‫ھ‬ ِ‫ُﻮر‬‫ﻨ‬ِ‫ﻠ‬ُ‫ﱠﮭ‬ ‫ِﯾﺎﻟﻠ‬‫ﺪ‬ْ‫ﮭ‬َ‫ﯾ‬ِۚ‫ﱠﺎس‬‫ﻨ‬‫ِﻠ‬‫ﻠ‬َ‫َﺎﻟ‬‫ﺜ‬ْ‫َﻣ‬ ْ‫ﱠﮭُﺎﻷ‬ ‫ُﺎﻟﻠ‬‫ﺑ‬ ِ‫ْﺮ‬‫ﻀ‬َ‫ﯾ‬ َ‫و‬ِۗ‫ﱠﮭُﺒ‬ ‫اﻟﻠ‬ َ‫و‬ٌ‫ِﯿﻢ‬‫ﻠ‬َ‫ٍﻋ‬‫ء‬ْ‫َﻲ‬‫ﺸ‬ِّ‫ُﻠ‬‫ﻜ‬ Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula
  • 10. 6 di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. 2.5 Hadist Qur’an Takhalli, Tahalli, dan Tajalli a. Takhalli Berdasarkan pembahasan pada konsep takhalli telah dijelaskan secara detail hal- hal yang mengatur tentang ini. Berikut salah satu landasan hadis mengenai takhalli Hadis attohuru satrul iman Kebersihan dalam Islam memiliki kedudukan penting. Kitab-kitab fiqih ibadah dalam Islam diawali dengan bahasan thaharah yang mengandung makna kesucian dan kebersihan.Kebersihan merupakan asas terwujudnya kesehatan; salah satu nikmat terbesar yang Allah anugerahkan kepada manusia, sebagaimana hadits shahih, ِ‫ﻧ‬ُ‫اغ‬ َ‫َﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫اﻟ‬ َ‫و‬ ُ ‫ﺤﱠﺔ‬ ِّ‫ﺼ‬‫اﻟ‬ ِ‫ﱠﺎس‬‫ﻨ‬‫اﻟ‬ ْ‫ﻣِﻦ‬ ٌ‫ِﯿﺮ‬‫ﺜ‬َ‫ﻛ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﻤ‬ِ‫ِﯿﮭ‬‫ﻓ‬ ٌ‫ُﻮن‬‫ﺒ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﻣ‬ ِ‫َﺎن‬‫ﺘ‬َ‫ْﻤ‬‫ﻌ‬ "Ada dua nikmat yang manusia sering dilalaikan (rugi) di dalamnya yaitu sehat dan waktu luang (kesempatan)." (HR. Al-Bukhari dan Ahmad) Saking pentingnya kebersihan, agama ini memposisikannya separuh dari iman. Artinya, tuntutan iman adalah menjaga kebersihan. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, ُ‫ْﺮ‬‫َﻄ‬‫ﺷ‬ ُ‫ﱡﮭُﻮر‬‫اﻟﻄ‬ِ‫ﺎن‬َ‫ﯾﻤ‬ِ ْ‫اﻹ‬ “Bersuci itu separoh keimanan.” (HR. Muslim) Maksudnya, puncak pahalanya dilipatgandakan sampai setengah pahala iman. Ada yang mengatakan, maknanya iman menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu, begitu juga wudhu’. Sebabnya, karena wudhu’ tidak sah tanpa iman. Karena harus dengan iman inilah disebut sebagai separoh darinya. Dan masih ada beberapa pendapat lain mengenai hadits ini. Menguatkan makna ini, banyak orang berdalil dengan hadits yang masyhur, َ‫ا‬ِ‫ﺎن‬َ‫ْﻤ‬‫ﯾ‬ِ ْ‫اﻹ‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ ُ ‫َﺔ‬‫ﻓ‬‫ﱠﻈَﺎ‬‫ﻨ‬‫ﻟ‬ “Kebersihan sebagian dari iman.” (HR. Al-Tirmidzi) Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Bazz rahimahullah mengimentari hadits ini, ،‫ﺿﻌﯿﻒ‬ ٍ‫ﺪ‬‫ﺑﺴﻨ‬ ‫اﻟﺘﺮﻣﺬي‬ ‫رواه‬ ‫اﻟﺤﺪﯾﺚ‬ ‫ھﺬا‬ ،‫أﺧﺮى‬ ‫أﺣﺎدﯾﺚ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫ﺟﺎء‬ ‫ﻣﻌﻨﺎه‬ ،‫ﺻﺤﯿﺢ‬ ‫وﻣﻌﻨﺎه‬ ،‫ﺿﻌﯿﻒ‬ ‫ﺣﺪﯾﺚ‬ ‫ﻟﻜﻨﮫ‬ ‫وﻟ‬ ،ً‫ﺻﺤﯿﺤﺎ‬ ‫ﺳﻨﺪه‬ ‫ﻟﯿﺲ‬ ‫وﻟﻜﻦ‬ ،(‫اﻹﯾﻤﺎن‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫)اﻟﻨﻈﺎﻓﺔ‬‫اﻟﻨﺒﻲ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺟﺎء‬ ‫اﻟﻤﻌﻨﻰ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫ﻜﻦ‬-‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬-‫ﻣﻦ‬ ‫أن‬ ‫اﻟﻄﺮﯾﻖ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫اﻷذى‬ ‫إﻣﺎطﺔ‬ ‫اﻹﯾﻤﺎن‬ ‫ﺷﻌﺐ‬
  • 11. 7 “Tetapi ia adalah hadits dhaif. Maknanya shahih (benar). Maknanya ada di hadits- hadits lain. Hadits ini diriwayatkan al-Tirmidzi dengan sanad dhaif. (Kebersihan sebagian dari iman) tetapi sanadnya tidak shahih. Tetapi dari sisi makna ada hadits dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa di antara cabang Iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengabarkan bahwa beliau melihat pahala umatnya –saat ditampakkan kepadanya- adalah seseorang yang menyingkirkan kotoran dari masjid. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda, َ‫ل‬‫ﺎ‬َ‫اﻟﺠَﻤ‬ ‫ﺐﱡ‬ ِ‫ُﺤ‬‫ﯾ‬ ٌ‫ﻞ‬ْ‫ﯿ‬ِ‫ﺟَﻤ‬ َ‫ﷲ‬ ‫ِنﱠ‬ ‫إ‬ “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” Dari sini, Allah syariatkan mandi janabat, mandi saat pergi ke shalat Jum’at, dan memandikan mayit. Dalam syariat ini terdapat nilai kebersihan. Syaikh Bin Bazz rahimahullah menjelaskan makna lain dari al-Tathhir (bersuci), maksud dalil syar’i menunjukkan perintah menjaga kebersihan dari kotoran. Bahwa seorang mukmin tidak meninggalkan kotoran pada pakaian dan badannya. Tetapi hendaknya ia menghilangkan kotoran itu. Begitu juga saat ia di jalan, ia menyingkirkan gangguan yang membahayakan dari jalan agar kaum muslimin tidak celaka dengan sebab itu. b. Tahalli Tahalli adalah upaya menghiasi diri dengan akhlak terpuji. Di antaranya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ِ‫ق‬ َ‫ﻼ‬ْ‫َﺧ‬ ْ‫اﻷ‬ َ‫ِﺢ‬‫ﻟ‬‫ﺎ‬َ‫ﺻ‬ َ‫ﻢ‬ِّ‫ﻤ‬َ‫ﺗ‬ُ ِ‫ﻷ‬ ُ‫ْﺖ‬ ‫ُﻌِﺜ‬‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬َ‫ﱠﻤ‬‫ﻧ‬ِ ‫إ‬ “Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan akhlak yang luhur.” (HR. Ahmad no. 8952 dan Al-Bukhari dalam Adaabul Mufrad no. 273. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Adaabul Mufrad.) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‫َﺎ‬‫ﯿ‬ِ‫ﻘ‬‫اﻟ‬ َ‫م‬ ْ‫َﻮ‬‫ﯾ‬ ‫ًﺎ‬‫ﺴ‬ِ‫ﻠ‬ْ‫ﺠ‬َ‫ﻣ‬ ‫ِﻲ‬ّ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ ْ‫ُﻢ‬‫ﻜ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫َﻗْﺮ‬ ‫أ‬ َ‫و‬ ‫ِﻟَﻲﱠ‬ ‫إ‬ ْ‫ُﻢ‬‫ﻜ‬ِّ‫ﺒ‬َ‫َﺣ‬ ‫أ‬ ْ‫ﻣِﻦ‬ ‫ِنﱠ‬ ‫إ‬‫ﻗًﺎ‬ َ‫ﻼ‬ْ‫َﺧ‬ ‫أ‬ ْ‫ُﻢ‬‫ﻜ‬َ‫ﻨ‬ِ‫ﺳ‬‫ﺎ‬َ‫َﺣ‬ ‫أ‬ ِ‫ﺔ‬َ‫ﻣ‬ “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no. 2201.) Bahkan dengan akhlak mulia, seseorang bisa menyamai kedudukan (derajat) orang yang rajin berpuasa dan rajin shalat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ِ‫ﮫ‬ِ‫ﻘ‬ُ‫ُﻠ‬‫ﺧ‬ ِ‫ْﻦ‬‫ﺴ‬ُ‫ﺤ‬ِ‫ﺑ‬ ُ‫ك‬ ِ‫ْر‬‫ﺪ‬ُ‫ﯿ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ﻦ‬ِ‫ﻣ‬ْ‫ْﻤُﺆ‬‫اﻟ‬ ‫ِنﱠ‬ ‫إ‬ِ‫ِﻢ‬‫ﺋ‬‫َﺎ‬‫ﻘ‬ْ‫اﻟ‬ ِ‫ِﻢ‬‫ﺋ‬‫ﱠﺎ‬‫ﺼ‬‫اﻟ‬ َ‫ﺟَﺔ‬ َ‫َر‬‫د‬
  • 12. 8 “Sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan shalat dengan sebab akhlaknya yang luhur.” (HR. Ahmad no. 25013 dan Abu Dawud no. 4165. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At- Tarhiib no. 2643.) c. Tajalli Berdasarkan pembahasan pada konsep tajalli telah dijelaskan secara detail hal- hal yang mengatur tentang ini. Berikut salah satu landasan hadis mengenai tajalli. Salah satu konsep Tajalli beroleh pancaran Nur Tajallinya Allah. Firman Allah dalam Al-Quran (S.An-Nur: 25) "Allah itu cahaya langit dan bumi" Al-Ghazali menerangkan : "Bahawa Tajalli itu ialah terbuka Nur cahaya Allah bagi hati seseorang. Hati yang bersih, di dalamnya ada Lampu yang ber-Cahaya, yang demikian itu adalah Hati orang mukmin.(HR. Ahmad dan Ath Thabarani dari Abu Said al-Khudri) ….orang – orang yg dibukakan Hatinya oleh Allah untuk berserah diri, maka dia mendapat Cahaya dari Tuhannya.(Qs.39:22) Sahabat Nabi bertanya mengenai ayat ini: Apakah yg dimaksud di-buka-kan itu, wahai Rosul? Maka Rosulullah SAW menjawab: Dibukakannya ialah dilapangkan. Pembukaan itu adalah kelapangan atau kelonggaran. Sesungguhnya Cahaya itu jika dilemparkan ke dalam Dada, maka Dada memuatnya dan menjadi lapang.(HR. Al-Hakim) Bila Hati seseorang telah dimasuki oleh Cahaya maka Hati itu akan menjadi lapang dan terbuka. Lalu orang banyak bertanya: Apakah tandanya Hati yg lapang dan terbuka itu? Jawab Rosulullah SAW: Ada Perhatian terhadap kehidupan yg kekal di akhirat dan timbulnya pengertian tentang tipu daya kehidupan dunia ini dan Orang Bersedia menghadapi mati sebelum datangnya matiI.(HR. Ibnu Jurair).
  • 13. 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Takhalli itu ialah mengosongkan diri dari sikap ketergantungan terhadap kelezatan hidup duniawi dengan cara menjauhkan diri dari maksiat dan berusaha menguasai hawa nafsu . takhalli (membersihkan diri dari sifat tercela) oleh sufi di pandang penting karena semua sifat-sifat tercela merupakan dinding-dinding tebal yang membatasi manusia dengan Tuhannya. Tahalli di sini maksudnya adalah menghiasi/mengisi diri dari sifat dan sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik. Dengan kata lain, sesudah mengosongkan diri dari sifat yang tercela (takhalli) , maka usaha itu harus berlanjut terus ke tahap tahalli (pengisian jiwa yang telah di kosongkan tadi). Tajalli adalah tersingkapnya hal-hal ghaib yang menjadi pengetahuan kita yang hakiki disebabkan oleh nur yang dipancarkan Allah kedalam hati seseorang. Ada empat macam tajalli yaitu tajalli Af`al, tajalli Asma’, tajalli sifat, dan tajalli zat. 3.2 Kritik dan Saran Berdasarkan dengan materi yang kami sajikan saat ini kritik & saran dari kelompok kami, ketiga ilmu tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan sehari hari salah satunya kita tidak boleh bersikap iri, namun boleh iri tapi kepada dua hal orang kaya yang kemudian memanfaatkan kekayaannya di jalan Allah dan orang yang beilmu kemudian memanfaatkannya ilmunya. Demikian makalah ini kami buat sebagaimana mestinya untuk melaksanakan tugas terstruktur. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa kami tunggu guna perbaikan makalah ini selanjutnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
  • 14. 10 DAFTAR PUSTAKA - https://www.pesantrenvirtual.com/takhalli-tahalli-dan-tajalli/ - http://komenkcb.blogspot.com/2012/03/konsep-takhali-tahali-dan-tajjali.html - Totok Jumantoro, MA. Drs. Munir amin Samsul, M.Ag. Kamus Ilmu Tasawuf, sinar Grafika Offset, cet, pertama, Juli 2005 - Triharyanto Joko, (editor), Intelektualisme Tasawuf, Lembkota, Semarang, 2002