SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
PENYAKIT-PENYAKIT
UMAT
DALAM BERDAKWAH
I. Tujuan Umum Madah
• Terbentuknya pribadi muslim yang memiliki
keahlian dan kemampuan dalam berdawah
pada setiap ruang lingkup dan berbagai
kondisi, memiliki kemampuan untuk
membina orang lain, mampu menghadapi
dan mengatasi tantangan, problematika
serta merasakan pentingnya amal jama'i dan
amal untuk mengkhidmat Islam an
pentingnya bergabung pada jamaah untuk
menegakkan agama Allah di muka bumi
dengan terpenuhinya karakteristik dasar
bagi seorang muslim
II. Tujuan Teori (cognitive)
1. Menjelaskan tentang amradul ummah
fiddawah
2. Menjelaskan macam amradul ummah
fiddawah
3. Menjelaskan empat indikator
amradulummah yang disebabkan
kelemahan maknawiyah
4. Menjelaskan empat indikator
amradulummah yang disebabkan
kelemahan amalaiyah
5. mejelaskan delapan upaya yang dapat
dilakukan sebabagi solusi dari amradul
Ummah
6. Menjelaskan urgensi amal jamai
III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik (Praktik)
1. menyadari bahaya lemahnya maknawiyah
da’i terhadap kesatuan ummat
2. menyadari bahaya lemahnya amaliyah
yang disebaban da’i infirodiyah terhadap
kesatuan umat
3. termotivasi untuk berdakwah secara
manhaji, sistematik, koprehensif, modern
untuk membangun kesadaran, islamisasi
sehingga terwujud sikap rendah
hati,objektif, perubahan total (mendasar)
dalam kehidupan bermasyarakat
4. menyadari pentingnya amal jamai untuk
membangun kesatuan ummat
IV. Pilihan Kegiatan
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam
halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
– Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Amradul
Ummah Fiddawah
2. Kagiatan Inti:
– Kajian materi Amradul Ummah Fiddawah
– Berdikusi dan tanya tentang Amradul Ummah Fiddawah
( lihat tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor)
– Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang
terkandung di dalammateri tersebut
3. Kegiatan Penutup:
– Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)
– Evaluasi
V. Kegiatan Pendukung (Pilihan)
1. aktif melakukan kajian keislaman
2. aktif melakukan syiar-syiar keislaman
dimasyarakat seperti majlis taklim,
program taawun dll
3. aktif berdakwah
4. melakukan berbagai kegiatan seperti
seminar, diskusi
5. bersilaturrahim ke tokoh-tokoh
masyarakat seperti alim ulama ataupun
tokoh-tokoh berpengaruh
6. ikut menghadiri atau mengikuti program
pelatihan seperti tim building, net
working
VI. Sarana Evaluasi dan Mutabaah
1. Ujian pengetahuan sekitar paket mata
pelajaran.
2. Mengevaluasi dan memberikan catatan
yang sesuai dengan prilaku umum
dengan mencapai target dakwah.
3. Mengevaluasi dan memberikan catatan
kesertaan dalam kegiatan pendukung.
4. Mengevaluasi latihan dengan target
tujuan-tujuan moral.
5. Mengevaluasi persiapan pemikiran dari
pelaksanaan tugas untuk merealisasikan
pencapaian target paket kajian dalam
kelas.
VII. Tujuan pengayaan dzatiyah
1. Memberikan pemahaman dan kesadaran bahwa untuk
leading di masa depan harus mau melakukan pembinaan
pemuda dari sejak dini
2. Memberikan kesadaran bahwa hanya pemuda dengan
kriteria tertentulah yang bisa menjadi pilar kesatuan
ummat
3. Menumbuhkan semangat membina para pemuda dengan
acuan order SDM masa depan yang sudah diprediksi dan
diantisipasi sejak dini.
4. Menanamkan keyakinan bahwa hanya dengan
penyebaran pemahaman Islam yang syamilah umat ini
bisa diselamatkan dari kehancuran.
5. Menanamkan keyakinan bahwa umat ini membutuhkan
kegiatan da’wah islam yang memiliki program tarbiyatul
umah untuk mengantarkan umat ini setahap demi
setahap menuju kesempurnaannya sebagai khoiro
ummah.
Referensi
1. Kitab: Kaedah-kaedah dakwah kepda Allah [Dr. Hammam Sa’id]
2. Kitab: Nurul Yaqin [Al-Khudhari]
3. Amar Ma’ruf dan nahi munkar. Kar. Jalaluddin Al-Umari.
4. Dakwah Islam kewajiban syariat dan kepentingan manusia. Kar. Dr.
Shadiq Amin.
5. Thariq Dakwah. Kar. Syeikh. Mustafa Masyhur.
6. Problematika Dakwah dan Da’i. Kar. Fathi Yakan.
7. Kaifa Nad’un Nas. Kar. Fathi Yakan.
8. Kaifa Nad’un Nas. Kar. Abdul Badi’I Shaqar.
9. Tujuan-tujuan Utama bagi Da’i. Kar. A. Qathan, Jassim Muhalhil.
10. Wa bilhaqi shadamna fi wajhith thughyan” Mahmud Abdul Wahhab
Fayid.
11. Fikih Dakwah. Kar. Syeik Mustafa Masyhur.
12. Buku catatan harian dakwah dan da’i. Kar. Hasan Albanna.
13. Risalah Dakwatuna. Kar. Albanna.
14. Bagaimana mendakwahi orang lain. Kar. Dr. Abdul Badi’ shaqar.
15. Dakwah kepada llah. Kar. Dr. Taufiq Al-Wa’i.
16. Islam dan Kondisai perekonomian kita. Kar. Abdul Qadir Audah.
17. Undang-undang kesatuan peradaban. Kar. Al-Ghazali.
18. Syarah Ushul Isyrin. Kar. Al-Qaradhawi.
19. Risalah Asyabab Imam Syahid Hasan Al Bana
ِ‫ة‬َ‫و‬ْ‫ع‬َّ‫د‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أل‬‫ا‬ ُ‫اض‬َ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬
ِ‫ف‬ْ‫ن‬ِ‫ال‬‫ا‬
َّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ر‬
ُ‫ة‬
َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬
َّ‫ي‬ِ‫و‬
ُ‫ة‬
ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬
َّ‫ي‬
ُ‫ة‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ ْ
‫اال‬
-
‫و‬َ‫ه‬َّ‫ت‬‫ال‬
ُ‫ر‬
َّ‫ي‬ ِ‫از‬َ‫ز‬ِ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫ال‬‫ا‬
ُ‫ة‬
-
ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫أل‬‫ا‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ال‬‫ا‬
-
‫ر‬َ‫ف‬َّ‫ت‬‫ال‬
ُ‫ة‬َ‫َق‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ِ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬
-
‫ا‬
َ‫د‬ْ‫ب‬ِ‫ت‬ْ‫س‬ِ‫ال‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬
–
ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬
َّ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫ُو‬‫ؤ‬ْ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬
ُ‫ة‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ال‬
–
ِ
‫ص‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬
ُ‫ة‬َ‫ْر‬‫ي‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫َق‬ْ‫ر‬َّ‫ت‬‫ال‬
–
َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ال‬‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬
ِ‫اج‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ئ‬ْ‫ز‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬
-
‫ا‬
َ‫ض‬ُ‫َق‬‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ت‬‫ل‬
ُُ‫ا‬
ُ‫ع‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬
ُ‫ي‬
َ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬
ُ‫ع‬ُ‫ض‬‫ا‬
َ‫ص‬ْ‫ن‬ِ‫اإل‬
ُُ‫ا‬
َ‫ل‬ْ‫س‬ِ‫اإل‬
َّ‫ي‬ِ‫م‬
ُ‫ة‬
َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬
َّ‫ي‬ ِ‫ج‬
ُ‫ة‬
ْ‫ص‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬
ِ
‫ر‬
ُ‫ة‬َّ‫ي‬
َ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ن‬ِ‫ال‬‫ا‬
َّ‫ي‬ِ‫ب‬
ُ‫ة‬
ُ‫م‬‫الش‬
َّ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬
ُ‫ة‬
‫ـــــــــــ‬
ِ
‫ع‬
‫ـــــــا‬
َ
‫م‬
َ
‫ج‬
‫ـــــ‬
ْ
‫ل‬
‫ا‬
ُ
‫ل‬
‫ـــــــ‬
َ
‫م‬
َ
‫ع‬
‫الـــــــــ‬
‫ــــــــي‬
َ
‫ل‬
‫ــــــــــــــــــ‬
ِ
‫ع‬
‫ـــــــ‬
ْ
‫ل‬
‫ا‬
ُ
‫ج‬
Penyakit-penyakit Umat dalam Dakwah
Infiradiyah
Moral
Operasional
Emosional-
Ngawur
Superioritas-
Egois
Pragmatis-
Friksi
Figuritas-
Diktator
Meremehkan-
Unresponsible
Tradisional-
Irrasional
Tambal Sulam-
Unproduktif
Parsial-
Kontradiktif
Kesadaran
Tawadhu
Objektif
Islamisasi
Sistematis
Modern
Revolusioner
Komprehenshif
Amal
Jama’i
solusi
Mukaddimah
• Berdakwah bukan hanya sekedar
menyampaikan ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi,
tetapi bagaimana pesan-pesan yang
disampaikan dari Al-Qur’an dan hadits
tersebut dapat membentuk (mentakwin)
sakhsyyiah muslimah yang kaffah, sehingga
dakwah yang dilakukan jelas hasilnya, jelas
out putnya, tidak hanya menjalankan Islam
apa adanya, tetapi senantiasa berusaha untuk
menyempurnakan dan meningkatkan
pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan,
dibarengi dengan munculnya girah dan
semangat :
ِ‫ه‬ ِ
‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ل‬ ٌ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ص‬ُ‫م‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ٌ‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬
Kebaikan bagi dirinya dan perbaikan untuk yang
lainnya.
• Inilah sistim dakwah yang berorintasi pada
pertumbuhan kader. Akan tetapi kecenderungan
dakwah yang terjadi di zaman sekarang ini
menggambarkan adanya penyakit umat dalam
dakwah. Salah satu sumber penyakitnya adalah “al-
infiraadiyyah”, jalan sendiri alias “SINGLE
FIGHTER”. Penyakit inilah yang membuat dakwah
berjalan tidak sistematis, tidak efisien dan efektif,
dan tidak meregenerasi kader dakwah yang
terbentuk jiwa dan fikrahnya dengan nilai-nilai
akidah yang kuat menghunjam ke lubuk hati, dan
tidak terpantul dari kadernya semangat
mengamalkan nilai-niali Islam secara utuh dan
menyeluruh (kaffah)
• Penyakit Infiradiyyah yang
menimpa umat dalam
berdakwah, terbagi dalam
dua aspek. Aspek
maknawiyah (moral) dan
aspek amaliyah
(operasional)
1. MAKNAWIYAH
• INFIRADIYAH MORAL :
–Emosional  Ngawur
–Figuritas  Diktator
–Superioritas  Egois
–Pragmatis  Friksi
A. EMOSIONAL – NGAWUR
( ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬‫ال‬َ‫ا‬
–
ْ‫ر‬‫و‬َ‫ه‬َّ‫ت‬‫ل‬َ‫ا‬ )
• Seseorang yang berdakwah secara single
fighter, berpotensi tidak terarah dan tidak
memiliki kejelasan orientasi. Sikapnya
cenderung reaksioner semata karena
letupan emosional dan dorongan motivasi
yang lebih mengakomodasi kepentingan
diri sendiri, bukan kepentingan dakwah
secara luas, dan bukan karena
pembelaannya yang utama terhadap
kemaslahatan agama Allah SWT.
Mentalitas seperti ini pernah dimiliki Bani
israil, sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat Al-Baqarah : 246
•
•
ْ‫س‬ِ‫إ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ َ
‫َل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫أ‬
َ‫س‬‫و‬ُ‫م‬ ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ر‬
‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ى‬
ُ‫ن‬ ‫ا‬ً‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ ْ‫ث‬َ‫ع‬ْ‫ب‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ٍّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ِ‫ل‬
ِ َ
‫اّلل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ل‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬
ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫س‬َ‫ع‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
َ
‫ّل‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬
َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ت‬
‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ن‬ َ
‫ّل‬
ِ‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ج‬ ِ
‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ َ‫و‬ ِ َ
‫اّلل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬
َ‫ل‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬ ِ
‫ار‬َ‫ي‬
ُ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً
‫يًل‬ِ‫ل‬َ‫ق‬ َ
‫ّل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ق‬ْ‫ال‬
ِ‫ل‬‫ا‬َ‫الظ‬ِ‫ب‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َ
‫اّلل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬
َ‫ين‬ِ‫م‬
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah
nabi Musa, yaitu ketika mereka Berkata kepada seorang nabi mereka:
"Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah
pimpinannya) di jalan Allah". nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika
kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". mereka
menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal
Sesungguhnya kami Telah diusir dari anak-anak kami?"[155]. Maka
tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali
beberapa saja di antara mereka. dan Allah Maha mengetahui siapa orang-
orang yang zalim.
• [155] Maksudnya: mereka diusir dan anak-anak mereka ditawan.
• Ayat tersebut menjelaskan bahwa
reaksi Bani Israil menanggapi
seruan jihad, karena tidak sabar
terhadap ujian dan penderitaan
selama ini, sehingga mereka emosi
untuk segera melakukan aksi tanpa
mengkalkulasi peta potensi yang
mereka miliki, dan tanpa
mempertimbangkan sejauh mana
kemaslahatannya bagi dakwah
secara luas.
• Dakwah secara single fighter,
biasanya juga dilakukan oleh para
muballigh, yang terkadang terjebak
dalam nuansa yang cenderung
emosional, baik dalam ucapan,
tindakan dan pernyataan-pernyataan
yang dilontarkan, sehingga
menimbulkan keresahan umat,
memunculkan fanatisme parsial
(mazhab fikih dan tradisi) dan tidak
membuat umat menjadi dewasa dan
berwawasan luas.
• Karena itulah Rasulullah
mencegah Abu Dzar Al-
Ghifary, ketika Ia ingin
menyampaikan dakwahnya
secara frontal kepada tokoh
masyarakat Quraisy yang
tengah berkumpul di sekitar
Ka’bah
B. FIGURITAS – DIKTATOR
)
ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ِ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ا‬
–
‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫د‬‫َا‬‫د‬ْ‫ب‬ِ‫ت‬ْ‫س‬ْ‫ال‬َ‫ا‬
(
• Seseorang yang dakwahnya tidak
dibangun di atas sistem, berpotensi
tidak membesarkan dakwah, tetapi
cenderung hanya membesarkan
dirinya sendiri. Pada saat yang
bersamaan munculah penyakit figuritas
pada sang da’i, yang pandangan dan
pendapatnya tidak boleh ada yang
menentang dan membantahnya,
sehingga terjadilah kediktatoran dalam
dakwah.
• Di sisi lain umat cenderung menjadi
figur minded atau figur oriented,
komitmen kepada figur (al-iltizam al
wijaahy) cenderung lebih dominan
ketimbang komitmen terhadap nilai-
nilai Islam itu sendiri (al-iltizam as-
syar’i). Umat merasa cukup mendapat
barokah kalau sudah berjumpa dan
mencium tangan gurunya, atau
rumahnya disinggahi oleh Kyai besar
dan Ulama terkenal.
• Al-Qur’an mengarahkan para Nabi agar tidak menjadikan
umatnya bermental rohbany dengan menghamba, takut dan
tunduk kepada dirinya, tetapi menjadikan umat bermental
rabbany dengan mengarahkan diri dan umatnya untuk
memiliki getaran dan frekwensi yang sama dalam hal
penghambaan dan ketundukan kepada Allah SWT semata.
Demikianpula arahan ini berlaku untuk para da’I ilallah,
sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imron ayat
79 :
‫الن‬َ‫و‬ َ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ٍ
‫َر‬‫ش‬َ‫ب‬ِ‫ل‬ َ‫َان‬‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬
َ‫ب‬ِ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬ ِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ َ‫ة‬َّ‫و‬ُ‫ب‬
ِ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ ‫ًا‬‫د‬‫ا‬
ِ َّ
‫اَّلل‬ ِ‫ُون‬‫د‬ ْ‫ن‬
ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ون‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َ‫ين‬ِ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬َ‫و‬
َ‫ون‬ُ‫س‬ُ‫ْر‬‫د‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ َ‫اب‬َ‫ت‬
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan
kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata
kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-
penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia
berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang
rabbani[208], Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya..
• Karena itu sistem halaqah
cukup efektif dalam
membangun suasana yang
Rabbany, karena seorang
Murabby dan Mutarabby sama-
sama berusaha untuk
menjalankan nilai-nilai Islam
secara kaffah.
• Jumlah yang terbatas dalam
halaqah memudahkan untuk
mengarahkan dan
mengevaluasi interaksi
mutarabby dengan nilai-nilai
Islam, sehingga terbentuk al-
syakhsiyah al islamiyah, al bait
al muslim dan al-mujtama’ al
islamy
• Superioritas adalah sifat merasa paling hebat,
paling benar dan paling baik sendiri. Sifat ini
sesungguhnya berasal dari syaitan, ketika
syaitan diperintahkan untuk sujud kepada
Nabi Adam AS, sebagaimana yang dijelaskan
dalam firman Allah SWT surat Al-A’raf : 12
َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬ َ‫ك‬ُ‫ت‬ْ‫ر‬َ‫م‬َ‫أ‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َّ
‫ال‬َ‫أ‬ َ‫ك‬َ‫ع‬َ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬
َ‫خ‬َ‫و‬ ٍ
‫ار‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬
ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬
ٍ‫ين‬ِ‫ط‬
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu
untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku
menyuruhmu?" menjawab Iblis "Saya lebih
baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari
api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
C. SUPERIORITAS – EGOIS
)
ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫از‬َ‫ز‬ِ‫ت‬ْ‫ع‬ْ‫ال‬َ‫ا‬
–
ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ال‬َ‫ا‬
)
• Karena itu syogyanya seorang da’I harus
menunjukan sikap yang rendah hati,
tawadu, suka bermusyawarah dan siap
menerima pendapat orang lain,
sebagaiman sabda Rasulullah SAW :
‫ال‬َ‫َق‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ٍ
‫ار‬َ‫م‬ ِ‫ح‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ
‫اض‬َ‫ي‬ِ‫ع‬ ْ‫َن‬‫ع‬
,
ِ َّ
‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬
َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬
َ‫م‬َّ‫ل‬
‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫ض‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ َّ
‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ال‬َ‫و‬ ٍ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ي‬ِ‫غ‬ْ‫ب‬َ‫ي‬ َ
‫ال‬
ٍ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ر‬َ‫خ‬ْ‫ف‬َ‫ي‬
(
‫داود‬ ‫ابو‬ ‫رواه‬
)
Dari ‘Iyad bin Hammar berkata, bersabda
Rasulullah SAW : “Sesungguhnya Allah
mewahyukan kepadaku agar kalian
bersikap tawadu, sehingga seseorang
tidak mendominasi dan tidak arogan
terhadap yang lainnya” (Abu Daud)
• Dakwah infirady mudah terjebak pada
sikap pragmatis, yaitu memanfaatkan
sesuatu karena ada keuntungan pribadi
baik moril maupun materil, mentalitas
seperti ini tidak dapat mengikuti kerja-
kerja dakwah yang keras dan berat, segala
sesuatu ukurannya adalah apa
keuntungannya buat dirinya bukan apa
kemaslahatannya bagi dakwah. Karena
hanya mementingkan dirinya sendiri maka
sangat mudah terjadi friksi antara dirinya
dengan orang lain,
D. PRAGMATIS – FRIKSI
( ‫االنتفاعية‬
–
‫التفرَقة‬ )
• sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Qur’an surat At-Taubah : 9
ً‫د‬ ِ
‫اص‬َ‫َق‬ ‫ا‬ً‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ي‬ ِ
‫ر‬َ‫َق‬ ‫ا‬ً‫ض‬َ‫َر‬‫ع‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ل‬
َ‫د‬ُ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬َ‫و‬ َ‫وك‬ُ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬ َ
‫ال‬ ‫ا‬
ُْ
ِ َّ
‫اَّلل‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫ح‬َ‫ي‬َ‫س‬َ‫و‬ ُ‫ة‬َّ‫ق‬‫الش‬ ُ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬
ْ‫ج‬َ‫ر‬َ‫خ‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ‫و‬َ‫ل‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ع‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ن‬
ِ‫إ‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ َّ
‫اَّلل‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ُون‬‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ه‬ُ‫ي‬
َ‫ون‬ُ‫ب‬ِ‫ذ‬‫ا‬َ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬
•
9. Mereka menukarkan ayat-ayat
Allah dengan harga yang sedikit,
lalu mereka menghalangi (manusia)
dari jalan Allah. Sesungguhnya amat
buruklah apa yang mereka kerjakan
itu.
• Da’i yang pragmatis sulit untuk bisa istiqamah
di jalan dakwah, karena keredo’annya
tergantung dengan sejauh mana keuntungan
materi yang didapat, sikap seperti ini telah
digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam
sabdanya :
•
َ‫ع‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ َ‫ي‬ ِ
‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬
َ‫ع‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ن‬
َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬
َ‫و‬ ِ‫م‬َ‫ه‬ْ‫ِر‬‫الد‬َ‫و‬ ِ
‫ار‬َ‫ن‬‫ِي‬‫الد‬ ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ َ
‫س‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬
ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬َ‫ص‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ف‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬
َ‫ي‬ِ‫ْط‬‫ع‬ُ‫أ‬
َ
‫ض‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ َ‫ط‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ َ‫ي‬ ِ
‫ض‬َ‫ر‬
(
‫الب‬ ‫رواه‬
‫خاري‬
)
• Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW
bersabda : celakalah orang yang menjadi
budak dinar dan dirham, budak pakaian
dan perhiasan, jika diberi Ia ridho, jika
tidak diberi Ia tidak rido (HR. Bukhary)
2. AMALIYAH
2. INFIRADIYAH OPERASIONAL
• Meremehkan  unresponsible
• Parsial  kontradiktif
• Tradisional  irasional
• Tambal sulam  unproduktif
A. MENGGAMPANGKAN MASALAH  UNRESPONSIBLE
ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫و‬َ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ا‬
–
ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫ُو‬‫ؤ‬ْ‫س‬َ‫م‬‫ل‬ْ‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬
• Tidak tegas dalam bersikap akan mengurangi rasa
tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban,
munculah sikap menggampangkan masalah. Sikap
seperti ini akan menghambat kelancaran dakwah. Seperti
tidak segera menyambut seruan dakwah, karena mersasa
berat tarikan kenikmatan dunia, sehingga lebih memilih
sikap yang santai daripada bersegera menjalankan
tugas-dakwah, sikap seperti ini telah digambarkan oleh
Allah SWT dalam surat At-Taubah 38, 46 :
‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫َق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
َ ْ
‫األ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫َق‬‫ا‬َّ‫ث‬‫ا‬ ِ َّ
‫اَّلل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬
ِ
‫ض‬َ‫ر‬َ‫أ‬ ِ
‫ض‬ْ‫ر‬
ْ‫م‬ُ‫ت‬‫ي‬
‫ا‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ع‬‫ا‬َ‫ت‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬َ ْ
‫اْل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬‫الد‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬
ٌ‫ل‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫َق‬ َّ
‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬َ ْ
‫اْل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬‫لد‬
(
38
)
• Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila
dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang)
pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di
tempatmu? apakah kamu puas dengan kehidupan di
dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal
kenikmatan hidup di dunia Ini (dibandingkan dengan
kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.
َ َ
‫أل‬ َ‫ج‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ُوا‬‫د‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬
َّ‫د‬ُ‫ع‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫وا‬‫َد‬‫ع‬
ً‫ة‬
ْ‫ن‬‫ا‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ َ‫ه‬ ِ
‫ر‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬َ‫و‬
َّ‫ب‬َ‫ث‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ث‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ب‬
َ‫ل‬‫ي‬ِ‫َق‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ط‬
َ‫ين‬ِ‫د‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫ُوا‬‫د‬ُ‫ع‬ْ‫اَق‬
Dan jika mereka mau berangkat, tentulah
mereka menyiapkan persiapan untuk
keberangkatan itu, tetapi Allah tidak
menyukai keberangkatan mereka, Maka
Allah melemahkan keinginan mereka. dan
dikatakan kepada mereka: "Tinggallah
kamu bersama orang-orang yang tinggal
itu.“ (At-Taubah:46)
• Pada saat peristiwa perang Tabuk, ujian terhadap
tanggung jawab dakwah tengah diuji, sebab pada
saat itu ِ‫ل‬ِ‫الظ‬ َُِّ‫ب‬َ‫ح‬‫أ‬َ‫و‬ ْ‫ار‬َ‫م‬ِ‫ث‬‫ال‬ َُِ‫ب‬‫ا‬َ‫ط‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ ِ‫ح‬ , ketika situasi di kota
Madinah sedang menghadapi masa panen
perkebunan dan cuaca sedang sejuk-sejuknya,
sedangkan memenuhi seruan untuk berangkat
berjihad ke Tabuk akan menghadapi suasana yang
sebaliknya, cuaca yang panas dan melelahkan.
Ketika itulah salah seorang sahabat Nabi Kaab bin
Malik RA, sedikit terlena dengan situasi yang ada,
sehingga Ia tidak bersegera menyambut seruan
tersebut, namun di dalam hatinya Ia berkata :
ِ‫ب‬ ُ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ز‬َّ‫ه‬َ‫ج‬َ‫ت‬َ ِ
‫أل‬
ْ‫م‬ِ‫ه‬
“Aku akan bersiap-siap untuk berangkat besok atau
lusa saja, menyusul untuk bergabung dengan
mereka (pasukan Tabuk)”
• Ternyata pada saatnyapun Kaab bin Malik
tidak turut serta ke Tabuk, sehingga Ia
mendapat uqubah dari Rasulullah SAW,
inilah gambaran sikap afawiyah yang tidak
boleh ada pada aktifis dakwah. Karena bila
hal itu ada pada aktifis dakwah maka
sense of responsible dan sens of
belonging atau rasa tanggung jawab dan
rasa memiliki terhadap tugas-tugas
dakwah menjadi berkurang dan
mengendor, sehingga pada akhirnya akan
menghambat kesuksesan dakwah itu
sendiri. Wal ‘iadzu billah!
B. PARSIAL - KONTRADIKTIF
ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ئ‬ْ‫ز‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬َ‫ا‬
-
ُُ‫ا‬َ‫ض‬ُ‫َق‬‫ا‬َ‫ن‬‫ت‬َّ‫ل‬َ‫ا‬
• Agenda dakwah harus diprogram secara
komprehensif dan terpadu (syamil –
mutakamil)
• Agenda dakwah yang parsial akan
menimbulkan kontradiksi, sehinga tujuan
kejayaan islam sulit terwujud. Misalnya, bila
agenda dakwah hanya fokus pada masalah
ubudiyah saja maka permasalahan ekonomi
sosial politik umat akan terbengkalai,
demikianpula sebaliknya bila agenda dakwah
hanya fokus hanya pada masalah politik,
maka kemungkinan besar kesahihan ibadah
dan pembinaan akhlak akan terabaikan.
• Sikap parsial akan melahirkan ashabiyah
juz,iyyah, fanatisme sempit, sehingga
ajaran Islam yang kaffah meliputi segala
bidang kehidupan tidak dipahami dan
dijalankan secara optimal
• Sikap parsial dalam dakwah akan
mengakibatkan kekuatan dan potensi umat
tidak terstruktur secara sitematis,
sehingga umat menjadi terbelakang,
bahkan mengalami kehinaan dan
kerendahan dalam kehidupan dunia, sikap
parsial bisa juga muncul dari sikap
mengimani sebagian ayat Al-Qur,an dan
menolak sebagian yang lainnya,
•

ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ
‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬َ‫ف‬َ‫أ‬
ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ُ‫ف‬ْ‫ك‬َ‫ت‬َ‫و‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬
‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ ٍ
‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬
ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ج‬
َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٌ‫ي‬ْ‫ز‬ ِ‫خ‬ َّ
‫ال‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬
ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬
َ‫ر‬ُ‫ي‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬‫الد‬
َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫َد‬‫ش‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬‫د‬
‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬
َ‫ون‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ ٍ‫ل‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ ُ َّ
‫اَّلل‬
• Apakah kamu beriman kepada sebahagian
Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap
sebahagian yang lain? tiadalah balasan
bagi orang yang berbuat demikian
daripadamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat
mereka dikembalikan kepada siksa yang
sangat berat. Allah tidak lengah dari apa
yang kamu perbuat (Al-Baqarah:68)
C. IKUT-IKUTAN – TIDAK BERPENGETAHUAN
ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ل‬َ‫ا‬
–
ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬ ِ
‫ص‬َ‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬
• Sikap taklid adalah sikap
mengikuti sesuatu tanpa
berusaha mengetahui
sumbernya, lawannya adalah
ittiba’ yaitu mengikuti sesuatu
dengan mengetahui sumbernya.
Sikap taklid di tengah-tengah
masyarakat masih terbilang
cuklup marak, hal ini
disebabkan oleh dua hal
1. Kecenderungan ulama yang menanamkan bahkan
mendoktrinkan ajaran dan kebiasaan kepada umatnya, tanpa
didasari oleh dalil syar’I yang kuat dan sarih. Atau salah kaprah
dalam memberikan pemaham Islam kepada ummat, sehingga
terjadilah persepsi masalah furu menjadi usul, masalah usul
menjadi furu. Atau masalah fiqih yang seharusnya lues dan
fleksibel menjadi masalah akidah dan akhlak yang seharusnya
tegas dan tidak bisa ditawar. Kenyataannya mamalah sebaliknya
bersikap sempit dalam masalah fikih tetapi longgar dalam
masalah akidah dan akhlak. Sehingga munculah sikap fanatik
yang berlebihan terhadap masalah-masalah furu'iyyah dan
fikhiyyah.
2. Kecenderungan umatnya yang awam, mengiyakan apa saja yang
disampaikan kepada mereka, tanpa mengunyahnya dan tanpa
memikirkan benar tidaknya, sesuai tidaknya dengan ajaran
Islam yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena ikatan mereka
kepada Ulama lebih cenderung ikatan yang emosional
ketimbang ikatan yang rasional
• Gambaran ekstrimnya sikap tersebut telah
dilukiskan Allah SWT dalam firman-NYA :
•
ُ َّ
‫اَّلل‬ َ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫َق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫و‬
َ‫ف‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬
‫ا‬َ‫ن‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫آ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬
ْ‫ي‬َ‫ش‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ
‫ال‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫آ‬ َ‫َان‬‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫أ‬
َ‫ُون‬‫د‬َ‫ت‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ َ
‫ال‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ئ‬
• Dan apabila dikatakan kepada mereka:
"Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah,"
mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami
Hanya mengikuti apa yang Telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang
kami". "(Apakah mereka akan mengikuti
juga), walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak
mendapat petunjuk?". (Al-Baqarah : 170)
D. TAMBAL SULAM – TIDAK PRODUKTIF
ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫َق‬ْ‫ر‬َّ‫ت‬‫ل‬َ‫ا‬
–
ْ‫اج‬َ‫ت‬ِ‫ن‬‫ال‬ْ‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬
• Da’wah yang tidak terprogram dengan baik akan
menghasilkan kerja yang serabutan, menyelesaikan
permaslahan tidak utuh dan menyeluruh, atau tidak
menjangkau hulu dan hilir. Lebih cenderung
bersikap reaktif dari pada merumuskan langkah-
langkah kerja yang sistematik. Kecenderungan
dakwah seperti itu hanya akan menghasilkan
tambal sulam, permaslahan yang satu belum
selesai, permasalahan yang lain muncul lagi.
Misalnya gerkan dakwahnya hanya disibukan
dengan menanggapi isyu-isyu yang sengaja
dilontarkan oleh pihak-pihak tertentu, sehingga
terpancing dan menguras seluruh potensi untuk
menanggapi isyu tersebut. Akhirnya masalah
pembinaan, dakwah ke masyarakat dan aktifitas
pelayanan sosial menjadi terbengkalai.
ْ‫ج‬َ‫ل‬ِ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ا‬
TERAPI
PENYEMBUHAN
• Penyakit-penyakit dakwah tersebut perlu segera
dilakukan terapi penyembuhan, agar program-
programnya lebih efisien dan efektif, lebih utuh dan
menyeluruh.
• Penyembuhannya sudah barang tentu memerlukan
proses yang tidak sebentar, karena memerlukan
pemahaman dan pengertian yang mendalam,
merujuk kapada manhaj asasi (Al-Qur’an dan
sunnah) dan manhaj amaly (sirah nabawiyah)
• Bahkan tidak cukup dengan pemahaman dan
pengetahuan saja, tetapi juga harus terlibat aktif
dalam aktifitas dakwah yang sehat dan terarah.
TERAPI PENYEMBUHAN
1. ُ‫ي‬ْ‫ع‬ َ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ : Kesadaran
2. ْ‫َة‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ًل‬ْ‫س‬ِ ْ
‫ّل‬َ‫ا‬ : Islamisasi
3. ُ‫ع‬ُ‫ض‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ت‬‫ل‬َ‫ا‬ : Rendah hati
4. ُ‫اف‬َ‫ص‬ْ‫ن‬ِ ْ
‫ّل‬َ‫ا‬ : Obyektif
5. ُ‫ة‬َ‫ي‬ ِ‫ج‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ : Sistematis
6. ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ُّ‫ش‬‫ل‬َ‫ا‬ : Komprehensif
7. ُ‫ة‬َ‫ي‬ ِ
‫ر‬ْ‫ص‬َ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ : Moderen
8. ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ًل‬ِ‫ق‬ْ‫ن‬ِ ْ
‫ّل‬َ‫ا‬ : Revolusioner
1. ‫الوعي‬
KESADARAN
• Da’wah yang baik adalah da’wah yang membangun
kesadaran seseorang, seseorang melakukan
sesuatu karena kesadarannya, kesadaran yang
tumbuh dari pemahaman yang benar. Kader
dakwah yang baik akan mengambil tindakan
menghadapi satu permasalahan, hatta dalam
rangka membela dakwah dan kebenaran, Ia tetap
bertitik tolak dari kesadarannya, bukan
memperturutkan emosinya, karena bertindak
berdasarkan emosi semata akan ngawur hasilnya.
• Da’wah yang dinangun di atas kesadaran, tidak
akan terjebak ke dalam sikap-sikap yang ekstrim,
seperti mudah mengkafirkan orang lain, mudah
menumpahkan darah atas nama jihad dsb.
• Oleh karena itu Rasulullah SAW mencegah sikap-sikap yang
emosional, seperti Abu Dzar Al-Ghifary yang dinasehatkan
oleh Nabi untuk tidak emosional ingin memproklamirkan
keislamannya di depan pemuka Quraisy, padah hal itu jelas
akan membahayakan dirinya, karena posisi dakwah masih
sangat lema saat itu
• Juga Nabi meluruskan pernyataan Saad bin Ubadah pada
saat Fathu Makkah, yang secara emosional berkata dengan
suara lantang di tengah kerumunan massa : “Al-yauma
yaumul malhamah” (hari ini hari eksekusi). Secepatnya Nabi
meluruskan sikap Saad seraya bersabda :
•
ْ‫ة‬َ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫م‬‫ل‬ْ‫ا‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ ٌ‫د‬ْ‫ع‬َ‫س‬ َ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ك‬
,
ْ‫س‬ُ‫ت‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ا‬
ْ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ل‬َ‫ح‬َ‫ت‬
,
َ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬‫ل‬ْ‫ا‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ْ‫ن‬َ‫م‬
َ‫ن‬ِ‫م‬َ‫أ‬
,
َ‫َار‬‫د‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬
َ‫ن‬ِ‫م‬َ‫أ‬ َ‫ان‬َ‫ي‬ْ‫ف‬ُ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬
• “Tidak benar Saad, hari ini adalah hari silaturrahim
(kasih sayang), hari ini dihalalkan ka’bah. Barang siapa
yang masuk ke dalam ka’bah Ia aman, barang siapa yang
masuk ke rumah Abi Sufyan Ia aman”
2. ‫االسلمية‬
ISLAMISASI
• Da’wah yang keliru adalah da’wah yang hanya
mementingkan figur, bukan substansi nilainya,
sehingga arah da’wah lebih karena keinginan figurnya
bukan tuntutan manhajnya. Da’wah seperti ini harus
dirubah dengan mengedepankan substansi nilai
daripada figurnya. Substansi nilai dakwah adalah
Islamisasi kehidupan baik skala individu, keluarga
maupun masyarakat.
• Islamisasi adalah mengajak umat untuk berafiliasi
kepada nilai bukan kepada figur semata, agar ikatan
yang terbangun adalah ikatan nilai yang membuahkan
amal, bukan ikatan figur yang melahirkan kultus,
pemujaan, fans minded dan ikatan emosional yang
rapuh.
• Oleh karena itu Allah memerinthakan
orang-orang beriman masuk ke dalam
Islam secara kaffah, bukan masuk atau
tenggelam dalam pesona figur semata,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Baqarah : 208
•
ِ‫الس‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ
‫ال‬َ‫و‬ ً‫ة‬َّ‫ف‬‫َا‬‫ك‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬
ُِ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ط‬ُ‫خ‬ ‫وا‬
ٌ‫ين‬ِ‫ب‬ُ‫م‬ ٌّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬
• Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu. (Al-Baqarah : 208)
3. ‫التواضع‬
Rendah hati
• Rendah hati cermin dari ketidak sombongan, orang
yang berdakwah karena ingin popularitas, biasanya
setelah mendapatkannya timbul pada dirinya sikap
sombong dan arogansi individu. Salah satu terapi
mengobati kesombongan dan arogansi adalah
meneladani ketawaduan Rasulullah SAW, para
sahabat dan salafussaleh.
• Rasulullah selalu tawaddu kepada siapapun,
seoarang ibu tua pernah datang menghadap Nabi
dengan penuh rasa takut, lalu beliau berkata
kepadanya :
ْ‫ا‬ ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ ٌ‫ة‬َ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ام‬ ‫ي‬ِ‫ِن‬‫ا‬َ‫ف‬ َّ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫خ‬َ‫ت‬ َ‫ال‬ َّ‫م‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
َ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫د‬َ‫ق‬‫ل‬
• “Wahai Ibu, jangan kau takut padaku, aku hanyalah
anak seorang wanita yang hanya makan roti
kering”
• Abu Bakar As-Siddiq RA, meskipun Ia
seorang Khlaifah, akan tetapi Ia
menunjukan ketawaduannya, yaitu ketika
beliau mengngkat Usamah yang baru
berumur 18 tahun, sebagai panglima
perang. Maka beliaupun menuntun kuda
yang ditunggangi Usamah, mengantarnya
sampai batas kota. Usamah yang berada di
atas kendaraan merasa tidak enak, dan
meminta Abu Bakar naik ke atas kudanya,
dengan penuh tawadu Abu bakar berkata :
ْ‫للا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ي‬ِ‫َم‬‫د‬َ‫َق‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬َ‫غ‬ُ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ال‬ َ‫ي‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬
“Biarkanlah kakiku bersimbah debu di jalan
Allah”
• Imam Syafii Rahimahullah, meskipun beliau seorang
Ulama, Fuqoha, beliau selalu menunjukan
ketawaduannya, padahal ilmu yang beliau miliki begitu
luas, kitab-kitab yang ditulisnya sedemikian banyak,
sehingga Ia menjadi salah satu madzhab fiqih yang
diakui oleh umat Islam sedunia, namun di saat-saat
menjelang ajalnya beliau sempat berucap :
‫ْي‬‫ب‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫م‬ َُْ‫َق‬‫ا‬َ‫ض‬َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫َق‬ َُْ‫س‬َ‫َق‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬
‫ا‬َ‫م‬َّ‫ل‬ُ‫س‬ َ‫ك‬ِ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُُْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬
ُ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ر‬َ‫َق‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ي‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ُ‫ذ‬ َُْ‫ر‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬
‫م‬َ‫ظ‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ُ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ‫ك‬ِ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ِ‫ب‬
Tatkala hatiku beku dan sempit jalan hidupku
Aku jadikan dari-MU Maha ampunan-MU sebagai anak tangga
Begitu banyaknya dosa-dosaku, namun manakal aku bandingkan
Dengan ampunan-MU, maka ampunan-MU jauh lebih besar
4. ُ‫االنصا‬
OBJEKTIF
• Objektif merupakan salah satu terapi
untuk mengobati sikap subyektif,
yaitu sikap yang menilai seseorang
atau sesuatu hal, hanya menurut
pandangannya sendiri, sikap inilah
yang terkadang memicu mudahnya
mencar-cari kekurangan orang lain,
atau menganggap siapa saja selain
dirinya memiliki kekurangan. Da’wah
yang subjektif akan mudah terjadi
perpecahan di kalangan para
aktifisnya.
• Sebaliknya dakwah yang
objektif akan selalu menghargai
setiap potensi yang dimiliki
para aktifisnya, sekecil apapun
potensinya akan tetap
bermanfaat bagi kemaslahatan
dakwah, sehingga yang muncul
adalah sikap saling kerja sama
(amal jama’i) bahu membahu
satu dengan yang lainnya.
5. ‫المنهجية‬
SISTEMATIS
• Da’wah yang dibingkai oleh sistim atau manhaj
akan melahirkan sikap yang sungguh-sungguh dan
penuh dengan tanggung jawab, karena masing-
masing bekerja sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya (Tupoksi) .
• Da’wah yang tidak sistematis, menyebabkan da,I
berdakwah tanpa ada program dan arah yang jelas,
mau dibawa ke mana umatnya, mau dibentuk
seperti apa pemikiran dan kepribadiannya.
seringkali yang terjadi adalah sikap
menggampangkan masalah, masalah umat yang
sedemikian parah masih disikapi dengan sikap
yang jauh dari rasa tanggung jawab moral sebagai
seorang da’I
• Adanya manhaj akan
membuat da’I tidak bisa
berdakwah semaunya, Ia
terikat dengan manhaj,
baik manhaj asasi
maupun manhaj haraky
6. ‫الشمولية‬
KOMPREHENSIF
• Pemahaman dan sikap yang parsial terhadap
dakwah, harus segera diantisipasi dengan
pemahaman dan sikap yang komprehensif (utuh
dan menyeluruh). Pemahaman yang komprehensif
dalam dakwah akan membuat program kerja
dakwah menjadi luas cakupannya, tidak hanya
mengurusi masalah ubudiah saja, tapi juga
mengangkut masalah sosial, ekonomi, politik,
pemerintahan, budaya, dan seluruh aspek
kehidupan yang harus disentuh dengan dakwah,
agara dapat di arahakan kepada nilai-nilai yang
sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah.
• Oleh karena itu da’wah yang komprehensif memerlukan
waktu, tenaga, bahkan materi yang tidak sedikit. Karena
itu Allah memerintahakan untuk menyiapkan segala
potensi kekuatan bagi kemenangan dakwah ini,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal : 60
• ْ‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫اط‬َ‫ب‬ ِ
‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َّ‫و‬ُ‫َق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫وا‬‫د‬ِ‫ع‬َ‫أ‬َ‫و‬
ُ‫ك‬َّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬َ‫و‬ ِ َّ
‫اَّلل‬ َّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ب‬ِ‫ه‬ْ‫ر‬ُ‫ت‬ ِ‫ل‬
ْ‫م‬
َ‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َ
‫ال‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ُو‬‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ين‬ ِ‫ر‬َ‫خ‬َ‫آ‬َ‫و‬
ُ‫ي‬ ِ َّ
‫اَّلل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬ ‫ا‬
ََُّ‫و‬
َ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ظ‬ُ‫ت‬ َ
‫ال‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang
ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)
kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan
orang orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja
yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan)”. (Al-Anfal:60)
7. ‫العصرية‬
MODERN
• Mengurusi permaslahan umat dan
memenej dakwah di zaman sekarang
ini, tidak bisa dengan pendekatan yang
tradisional, atau dengan sarana yang
apa adanya, sebab hal itu menunjukan
ketertinggalan dan keterbelakangan
yang sulit mengejar dan melampaui
kebatilan yang bergerak begitu cepat
mamanfaatkan sarana dan teknologi
yang canggih, sebut saja teknologi
digital dan komunikasi.
• Oleh karena itu dakwah harus menerima
moderenisasi banyak orang salah kaprah bahwa
moderen identik dengan kebarat-baratan
(westernisasi), padahal modernisasi adalah hasil
dari ilmu pengetahuan yang universal yang dapat
memberikan sarana dan prasarana, sehingg tujuan,
sasaran dan target dakwah menjadi lebih cepat
tercapai. Sebagai orang beriman dituntut untuk
mencari sarana menuju taqwa (kemenangan
dakwah), sebagaimana firman Allah SWT :
• ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬َ‫و‬ َ َّ
‫اَّلل‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬
َ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ُوا‬‫د‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ل‬‫ي‬ِ‫س‬ َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ه‬
ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬
َ‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬
• ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan
diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya,
supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al-
maidah:35)
8. ‫االنقلبية‬
REVOLUSIONER
• Revolusioner dalam dakwah maksudnya,
dakwah tersebut membawa perubahan
yang sangat mendasar, terutama dari segi
pemikiran dan akidah. Dakwah yang
revolusioner adalah kerja dakwah yang
bernilai besar bagi perubahan umat Islam,
watak dakwah yang revolusionerlah yang
dapat mengobati penyakit dakwah yang
tambal sulam, yang tidak jelas
menghasilkan perubahan kualitas umat,
baik akidah, akhlak dan kepribadiannya.
• Kepribadian Nabi Ibrahim adalah kepribadin yang revolusioner,
sebagaimana tercermin dalam firman Allah SWT :
• َ‫َق‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٌ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ ٌ‫ة‬َ‫و‬ْ‫س‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َُْ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ْ‫د‬َ‫َق‬
ِ‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ء‬َ‫آ‬َ‫ر‬ُ‫ب‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬
َ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬
َ‫ُون‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬
َ‫و‬ ُ‫ة‬َ‫َاو‬‫د‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫َا‬‫د‬َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ِ َّ
‫اَّلل‬ ِ‫ُون‬‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬
ِ َّ
‫اَّلل‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ‫ًا‬‫د‬َ‫ب‬َ‫أ‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬
َ‫د‬ْ‫ح‬َ‫و‬
َ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫َق‬ َّ
‫ال‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬
ِ‫م‬ ِ َّ
‫اَّلل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َّ‫ن‬َ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ َ
‫أل‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬َ ِ
‫أل‬ َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬
َ‫ل‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫ك‬َ‫و‬َ‫ت‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬
َ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬
َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ب‬
ُ‫ير‬ ِ
‫ص‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬
•
”Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika
mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami
berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-
lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali
perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya Aku akan
memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak
sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya
Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan
Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada
Engkaulah kami kembali.“
‫عي‬ ‫الجما‬ ‫العمل‬
KERJA
KOLEKTIF
• Obat terakhir untuk mengatasi penyakit-
penyakit da’wah tersebut di atas adalah
amal jama’I, sebab obat-obat sebelumnya
– kesadarn, tawadu, islamisasi, objekitif,
dst - tidak akan menyembuhkan bila tidak
diracik jadi satu dalam bejana amal jamai.
• Jadi amal jama’I merupakan pengikat
seluruh obat penyakit dakwah, agar
bekerja sesuai dengan dengan prosesnya
untuk mengangkat penyakit dari tubuh
dakwah.
• Karena itu amal jama’I sangat diperintahkan oleh
Allah SWT, dan perintah beramal dalam Al-Qur’an,
selalu mengambil bentuk jamak (plural), artinya
tidak bisa melakukan kerja dakwah sendirian,
sebagaimana firman Allah SWT :
َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ُ َّ
‫اَّلل‬ ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬‫ا‬ ِ‫ل‬ُ‫َق‬ َ‫و‬
َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬‫د‬َ‫ر‬ُ‫ت‬َ‫س‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬
ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬
ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ئ‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ش‬‫ال‬َ‫و‬
َ‫ون‬
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah
dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan”. (At-
Taubah:105)
• Karena itu amal jama’I sangat
diperintahkan oleh Allah SWT, dan
perintah beramal dalam Al-Qur’an,
selalu mengambil bentuk jamak
(plural), artinya tidak bisa
melakukan kerja dakwah
sendirian, sebagaimana firman
Allah SWT :
•
•
َ‫ع‬ ُ َ
‫اّلل‬ ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬‫ا‬ ِ‫ل‬ُ‫ق‬ َ‫و‬
ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬
َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬ُّ‫د‬َ‫ر‬ُ‫ت‬َ‫س‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬
‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ال‬ ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ‫ى‬
ِ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ش‬
َ‫ت‬ ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫بما‬ ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ئ‬‫َب‬‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ف‬
َ‫ون‬ُ‫ل‬‫عم‬

More Related Content

What's hot

Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanErwin Wahyu
 
materi istiqomah setelah ramadhan.pptx
materi istiqomah setelah ramadhan.pptxmateri istiqomah setelah ramadhan.pptx
materi istiqomah setelah ramadhan.pptxIdaalkhonsa
 
Obsesi 14 HARAKAH DAN MAJLIS TA'LIM
Obsesi 14 HARAKAH DAN MAJLIS TA'LIMObsesi 14 HARAKAH DAN MAJLIS TA'LIM
Obsesi 14 HARAKAH DAN MAJLIS TA'LIMAMIR HAMZAH
 
Meraih taqwa sebagai buah ramadhan
Meraih taqwa sebagai buah ramadhanMeraih taqwa sebagai buah ramadhan
Meraih taqwa sebagai buah ramadhanUmi Sa'adah
 
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya MenggugurkannyaDosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya MenggugurkannyaErwin Wahyu
 
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiaMateri ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiarendra visual
 
Menyambut Ramadhan Dengan Ketakwaan Hakiki
Menyambut Ramadhan Dengan Ketakwaan HakikiMenyambut Ramadhan Dengan Ketakwaan Hakiki
Menyambut Ramadhan Dengan Ketakwaan HakikiAnas Wibowo
 
Materi IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatMateri IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatUmi Sa'adah
 
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah RuhiyahAhmad Harmoko
 
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Mush'ab Abdurrahman
 
Thoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasulThoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasulel-hafiy
 

What's hot (20)

Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
 
materi istiqomah setelah ramadhan.pptx
materi istiqomah setelah ramadhan.pptxmateri istiqomah setelah ramadhan.pptx
materi istiqomah setelah ramadhan.pptx
 
Jalan menuju iman
Jalan menuju iman Jalan menuju iman
Jalan menuju iman
 
Dustur
DusturDustur
Dustur
 
Obsesi 14 HARAKAH DAN MAJLIS TA'LIM
Obsesi 14 HARAKAH DAN MAJLIS TA'LIMObsesi 14 HARAKAH DAN MAJLIS TA'LIM
Obsesi 14 HARAKAH DAN MAJLIS TA'LIM
 
Meraih taqwa sebagai buah ramadhan
Meraih taqwa sebagai buah ramadhanMeraih taqwa sebagai buah ramadhan
Meraih taqwa sebagai buah ramadhan
 
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya MenggugurkannyaDosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
Dosa-dosa Besar Saat ini dan Upaya Menggugurkannya
 
kesempurnaan islam
kesempurnaan islamkesempurnaan islam
kesempurnaan islam
 
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
Mengenal islam sebagai mabda (ideologi)
 
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusiaMateri ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
Materi ibc 21 penilaian standar perbuatan manusia
 
Problematika Umat
Problematika UmatProblematika Umat
Problematika Umat
 
Hukum syara
Hukum syaraHukum syara
Hukum syara
 
Membentuk kader muntijah
Membentuk kader muntijahMembentuk kader muntijah
Membentuk kader muntijah
 
Menyambut Ramadhan Dengan Ketakwaan Hakiki
Menyambut Ramadhan Dengan Ketakwaan HakikiMenyambut Ramadhan Dengan Ketakwaan Hakiki
Menyambut Ramadhan Dengan Ketakwaan Hakiki
 
Materi IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum SyariatMateri IBC 22 Hukum Syariat
Materi IBC 22 Hukum Syariat
 
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, InovasiHIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
HIJRAH: Berubah, Berpindah, Change, Inovasi
 
PDF Hijrah, saaatnya berubah
 PDF Hijrah, saaatnya berubah PDF Hijrah, saaatnya berubah
PDF Hijrah, saaatnya berubah
 
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
4. ISLAM aqidah siyasiyyah Dan Aqidah Ruhiyah
 
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
 
Thoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasulThoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasul
 

Similar to PENYAKIT-PENYAKIT UMAT DALAM DAKWAH INFIRAADIYAH

Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah Sofyan Siroj
 
Keluasan dan keperluan dakwah amal jamai pt 4
Keluasan dan keperluan dakwah   amal jamai pt 4Keluasan dan keperluan dakwah   amal jamai pt 4
Keluasan dan keperluan dakwah amal jamai pt 4Amiruddin Ahmad
 
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawiTarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawiKammi Daerah Serang
 
02 03 ikhlas dan amal
02 03 ikhlas dan amal02 03 ikhlas dan amal
02 03 ikhlas dan amalazisman
 
Kepribadian Muslimah
Kepribadian MuslimahKepribadian Muslimah
Kepribadian Muslimahiqbalgoh
 
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.pptMenjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.pptMuhammad Hanafi
 
Persiapan da’i era kini
Persiapan da’i era kiniPersiapan da’i era kini
Persiapan da’i era kiniAbdul Ghani
 
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.pptISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.pptLim Salawat
 
Nu dan gerakan transnasional
Nu dan gerakan transnasionalNu dan gerakan transnasional
Nu dan gerakan transnasionalyuandakusuma
 
2014 tetap optimis dan sabar
2014  tetap optimis dan sabar2014  tetap optimis dan sabar
2014 tetap optimis dan sabarRizky Faisal
 
Filsafat Pendidikan Islam, Terminologi dan Ruang Lingkupnya.ppt
Filsafat Pendidikan Islam, Terminologi dan Ruang Lingkupnya.pptFilsafat Pendidikan Islam, Terminologi dan Ruang Lingkupnya.ppt
Filsafat Pendidikan Islam, Terminologi dan Ruang Lingkupnya.pptpremanilmu1
 
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docxpenerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docxAmaliaJuaddy
 
Tarbiyah dzatiyah
Tarbiyah dzatiyahTarbiyah dzatiyah
Tarbiyah dzatiyahSabrina Lye
 
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docxETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docxAmaliaJuaddy
 

Similar to PENYAKIT-PENYAKIT UMAT DALAM DAKWAH INFIRAADIYAH (20)

Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah Fi harokah ad dakwah barokah
Fi harokah ad dakwah barokah
 
Keluasan dan keperluan dakwah amal jamai pt 4
Keluasan dan keperluan dakwah   amal jamai pt 4Keluasan dan keperluan dakwah   amal jamai pt 4
Keluasan dan keperluan dakwah amal jamai pt 4
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
 
Tujuan Dakwah.docx
Tujuan Dakwah.docxTujuan Dakwah.docx
Tujuan Dakwah.docx
 
Rukun al fahmu pt 6
Rukun al fahmu pt 6Rukun al fahmu pt 6
Rukun al fahmu pt 6
 
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawiTarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
Tarbiyah islam & madrasah hasan al banna - dr. yusuf qardhawi
 
02 03 ikhlas dan amal
02 03 ikhlas dan amal02 03 ikhlas dan amal
02 03 ikhlas dan amal
 
Kepribadian Muslimah
Kepribadian MuslimahKepribadian Muslimah
Kepribadian Muslimah
 
Revisi pid klmpk 4
Revisi pid klmpk 4Revisi pid klmpk 4
Revisi pid klmpk 4
 
tabarruj
tabarrujtabarruj
tabarruj
 
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.pptMenjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
Menjadikan AUM Media Dakwah & Kaderisasi, UMPO, 25-07-2022.ppt
 
Persiapan da’i era kini
Persiapan da’i era kiniPersiapan da’i era kini
Persiapan da’i era kini
 
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.pptISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
ISLAM SEBAGAI WAY OF LIFE.ppt
 
Nu dan gerakan transnasional
Nu dan gerakan transnasionalNu dan gerakan transnasional
Nu dan gerakan transnasional
 
2014 tetap optimis dan sabar
2014  tetap optimis dan sabar2014  tetap optimis dan sabar
2014 tetap optimis dan sabar
 
kuliah-fpi-071010.ppt
kuliah-fpi-071010.pptkuliah-fpi-071010.ppt
kuliah-fpi-071010.ppt
 
Filsafat Pendidikan Islam, Terminologi dan Ruang Lingkupnya.ppt
Filsafat Pendidikan Islam, Terminologi dan Ruang Lingkupnya.pptFilsafat Pendidikan Islam, Terminologi dan Ruang Lingkupnya.ppt
Filsafat Pendidikan Islam, Terminologi dan Ruang Lingkupnya.ppt
 
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docxpenerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
penerapan etika dakwah dalam masyarak majemuk_fix.docx
 
Tarbiyah dzatiyah
Tarbiyah dzatiyahTarbiyah dzatiyah
Tarbiyah dzatiyah
 
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docxETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
ETIKA DAKWAH BI-ALHIKMAH DAN ETIKA DAKWAH BI-ALHAL_baru.docx
 

More from MuhammadUbaid49

keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdfkeutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdfMuhammadUbaid49
 
BACAAN-MUROQQI-IDUL-FITRI-1443-H-1.pdf
BACAAN-MUROQQI-IDUL-FITRI-1443-H-1.pdfBACAAN-MUROQQI-IDUL-FITRI-1443-H-1.pdf
BACAAN-MUROQQI-IDUL-FITRI-1443-H-1.pdfMuhammadUbaid49
 
INNOVATION MANAGEMENT.pdf
INNOVATION MANAGEMENT.pdfINNOVATION MANAGEMENT.pdf
INNOVATION MANAGEMENT.pdfMuhammadUbaid49
 
Muda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptxMuda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptxMuhammadUbaid49
 
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdfUBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdfMuhammadUbaid49
 
pertanyaan-mudah-yang-selalu-dijawab-salah.pptx.pdf
pertanyaan-mudah-yang-selalu-dijawab-salah.pptx.pdfpertanyaan-mudah-yang-selalu-dijawab-salah.pptx.pdf
pertanyaan-mudah-yang-selalu-dijawab-salah.pptx.pdfMuhammadUbaid49
 

More from MuhammadUbaid49 (10)

keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdfkeutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
keutamaanmembacaal-quranlite-170704031031.pdf
 
BACAAN-MUROQQI-IDUL-FITRI-1443-H-1.pdf
BACAAN-MUROQQI-IDUL-FITRI-1443-H-1.pdfBACAAN-MUROQQI-IDUL-FITRI-1443-H-1.pdf
BACAAN-MUROQQI-IDUL-FITRI-1443-H-1.pdf
 
INNOVATION MANAGEMENT.pdf
INNOVATION MANAGEMENT.pdfINNOVATION MANAGEMENT.pdf
INNOVATION MANAGEMENT.pdf
 
Game warna (1).pptx
Game warna (1).pptxGame warna (1).pptx
Game warna (1).pptx
 
Muda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptxMuda.Beriman pada Rasul.pptx
Muda.Beriman pada Rasul.pptx
 
1-2 Hak Ibu.pptx
1-2 Hak Ibu.pptx1-2 Hak Ibu.pptx
1-2 Hak Ibu.pptx
 
URGENSI MEMBINA.pptx
URGENSI MEMBINA.pptxURGENSI MEMBINA.pptx
URGENSI MEMBINA.pptx
 
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdfUBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
 
pertanyaan-mudah-yang-selalu-dijawab-salah.pptx.pdf
pertanyaan-mudah-yang-selalu-dijawab-salah.pptx.pdfpertanyaan-mudah-yang-selalu-dijawab-salah.pptx.pdf
pertanyaan-mudah-yang-selalu-dijawab-salah.pptx.pdf
 
game_warna.pptx.pdf
game_warna.pptx.pdfgame_warna.pptx.pdf
game_warna.pptx.pdf
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

PENYAKIT-PENYAKIT UMAT DALAM DAKWAH INFIRAADIYAH

  • 2. I. Tujuan Umum Madah • Terbentuknya pribadi muslim yang memiliki keahlian dan kemampuan dalam berdawah pada setiap ruang lingkup dan berbagai kondisi, memiliki kemampuan untuk membina orang lain, mampu menghadapi dan mengatasi tantangan, problematika serta merasakan pentingnya amal jama'i dan amal untuk mengkhidmat Islam an pentingnya bergabung pada jamaah untuk menegakkan agama Allah di muka bumi dengan terpenuhinya karakteristik dasar bagi seorang muslim
  • 3. II. Tujuan Teori (cognitive) 1. Menjelaskan tentang amradul ummah fiddawah 2. Menjelaskan macam amradul ummah fiddawah 3. Menjelaskan empat indikator amradulummah yang disebabkan kelemahan maknawiyah 4. Menjelaskan empat indikator amradulummah yang disebabkan kelemahan amalaiyah 5. mejelaskan delapan upaya yang dapat dilakukan sebabagi solusi dari amradul Ummah 6. Menjelaskan urgensi amal jamai
  • 4. III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik (Praktik) 1. menyadari bahaya lemahnya maknawiyah da’i terhadap kesatuan ummat 2. menyadari bahaya lemahnya amaliyah yang disebaban da’i infirodiyah terhadap kesatuan umat 3. termotivasi untuk berdakwah secara manhaji, sistematik, koprehensif, modern untuk membangun kesadaran, islamisasi sehingga terwujud sikap rendah hati,objektif, perubahan total (mendasar) dalam kehidupan bermasyarakat 4. menyadari pentingnya amal jamai untuk membangun kesatuan ummat
  • 5. IV. Pilihan Kegiatan Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah : 1. Kegiatan Pembuka – Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Amradul Ummah Fiddawah 2. Kagiatan Inti: – Kajian materi Amradul Ummah Fiddawah – Berdikusi dan tanya tentang Amradul Ummah Fiddawah ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor) – Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung di dalammateri tersebut 3. Kegiatan Penutup: – Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung) – Evaluasi
  • 6. V. Kegiatan Pendukung (Pilihan) 1. aktif melakukan kajian keislaman 2. aktif melakukan syiar-syiar keislaman dimasyarakat seperti majlis taklim, program taawun dll 3. aktif berdakwah 4. melakukan berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi 5. bersilaturrahim ke tokoh-tokoh masyarakat seperti alim ulama ataupun tokoh-tokoh berpengaruh 6. ikut menghadiri atau mengikuti program pelatihan seperti tim building, net working
  • 7. VI. Sarana Evaluasi dan Mutabaah 1. Ujian pengetahuan sekitar paket mata pelajaran. 2. Mengevaluasi dan memberikan catatan yang sesuai dengan prilaku umum dengan mencapai target dakwah. 3. Mengevaluasi dan memberikan catatan kesertaan dalam kegiatan pendukung. 4. Mengevaluasi latihan dengan target tujuan-tujuan moral. 5. Mengevaluasi persiapan pemikiran dari pelaksanaan tugas untuk merealisasikan pencapaian target paket kajian dalam kelas.
  • 8. VII. Tujuan pengayaan dzatiyah 1. Memberikan pemahaman dan kesadaran bahwa untuk leading di masa depan harus mau melakukan pembinaan pemuda dari sejak dini 2. Memberikan kesadaran bahwa hanya pemuda dengan kriteria tertentulah yang bisa menjadi pilar kesatuan ummat 3. Menumbuhkan semangat membina para pemuda dengan acuan order SDM masa depan yang sudah diprediksi dan diantisipasi sejak dini. 4. Menanamkan keyakinan bahwa hanya dengan penyebaran pemahaman Islam yang syamilah umat ini bisa diselamatkan dari kehancuran. 5. Menanamkan keyakinan bahwa umat ini membutuhkan kegiatan da’wah islam yang memiliki program tarbiyatul umah untuk mengantarkan umat ini setahap demi setahap menuju kesempurnaannya sebagai khoiro ummah.
  • 9. Referensi 1. Kitab: Kaedah-kaedah dakwah kepda Allah [Dr. Hammam Sa’id] 2. Kitab: Nurul Yaqin [Al-Khudhari] 3. Amar Ma’ruf dan nahi munkar. Kar. Jalaluddin Al-Umari. 4. Dakwah Islam kewajiban syariat dan kepentingan manusia. Kar. Dr. Shadiq Amin. 5. Thariq Dakwah. Kar. Syeikh. Mustafa Masyhur. 6. Problematika Dakwah dan Da’i. Kar. Fathi Yakan. 7. Kaifa Nad’un Nas. Kar. Fathi Yakan. 8. Kaifa Nad’un Nas. Kar. Abdul Badi’I Shaqar. 9. Tujuan-tujuan Utama bagi Da’i. Kar. A. Qathan, Jassim Muhalhil. 10. Wa bilhaqi shadamna fi wajhith thughyan” Mahmud Abdul Wahhab Fayid. 11. Fikih Dakwah. Kar. Syeik Mustafa Masyhur. 12. Buku catatan harian dakwah dan da’i. Kar. Hasan Albanna. 13. Risalah Dakwatuna. Kar. Albanna. 14. Bagaimana mendakwahi orang lain. Kar. Dr. Abdul Badi’ shaqar. 15. Dakwah kepada llah. Kar. Dr. Taufiq Al-Wa’i. 16. Islam dan Kondisai perekonomian kita. Kar. Abdul Qadir Audah. 17. Undang-undang kesatuan peradaban. Kar. Al-Ghazali. 18. Syarah Ushul Isyrin. Kar. Al-Qaradhawi. 19. Risalah Asyabab Imam Syahid Hasan Al Bana
  • 10. ِ‫ة‬َ‫و‬ْ‫ع‬َّ‫د‬‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ِ‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أل‬‫ا‬ ُ‫اض‬َ‫ر‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ِ‫ف‬ْ‫ن‬ِ‫ال‬‫ا‬ َّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ر‬ ُ‫ة‬ َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َّ‫ي‬ِ‫و‬ ُ‫ة‬ ِ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ َّ‫ي‬ ُ‫ة‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ ْ ‫اال‬ - ‫و‬َ‫ه‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُ‫ر‬ َّ‫ي‬ ِ‫از‬َ‫ز‬ِ‫ت‬ْ‫ع‬ِ‫ال‬‫ا‬ ُ‫ة‬ - ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ن‬َ‫أل‬‫ا‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ق‬ِ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ال‬‫ا‬ - ‫ر‬َ‫ف‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُ‫ة‬َ‫َق‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ِ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ - ‫ا‬ َ‫د‬ْ‫ب‬ِ‫ت‬ْ‫س‬ِ‫ال‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫د‬‫ا‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ – ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫ُو‬‫ؤ‬ْ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ة‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ال‬ – ِ ‫ص‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬ ُ‫ة‬َ‫ْر‬‫ي‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫َق‬ْ‫ر‬َّ‫ت‬‫ال‬ – َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ال‬‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬ ِ‫اج‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ئ‬ْ‫ز‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ - ‫ا‬ َ‫ض‬ُ‫َق‬‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ت‬‫ل‬ ُُ‫ا‬ ُ‫ع‬َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ي‬ َ‫و‬َّ‫ت‬‫ال‬ ُ‫ع‬ُ‫ض‬‫ا‬ َ‫ص‬ْ‫ن‬ِ‫اإل‬ ُُ‫ا‬ َ‫ل‬ْ‫س‬ِ‫اإل‬ َّ‫ي‬ِ‫م‬ ُ‫ة‬ َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ َّ‫ي‬ ِ‫ج‬ ُ‫ة‬ ْ‫ص‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ ‫ر‬ ُ‫ة‬َّ‫ي‬ َ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ن‬ِ‫ال‬‫ا‬ َّ‫ي‬ِ‫ب‬ ُ‫ة‬ ُ‫م‬‫الش‬ َّ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬ ُ‫ة‬ ‫ـــــــــــ‬ ِ ‫ع‬ ‫ـــــــا‬ َ ‫م‬ َ ‫ج‬ ‫ـــــ‬ ْ ‫ل‬ ‫ا‬ ُ ‫ل‬ ‫ـــــــ‬ َ ‫م‬ َ ‫ع‬ ‫الـــــــــ‬ ‫ــــــــي‬ َ ‫ل‬ ‫ــــــــــــــــــ‬ ِ ‫ع‬ ‫ـــــــ‬ ْ ‫ل‬ ‫ا‬ ُ ‫ج‬
  • 11. Penyakit-penyakit Umat dalam Dakwah Infiradiyah Moral Operasional Emosional- Ngawur Superioritas- Egois Pragmatis- Friksi Figuritas- Diktator Meremehkan- Unresponsible Tradisional- Irrasional Tambal Sulam- Unproduktif Parsial- Kontradiktif Kesadaran Tawadhu Objektif Islamisasi Sistematis Modern Revolusioner Komprehenshif Amal Jama’i solusi
  • 12. Mukaddimah • Berdakwah bukan hanya sekedar menyampaikan ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi, tetapi bagaimana pesan-pesan yang disampaikan dari Al-Qur’an dan hadits tersebut dapat membentuk (mentakwin) sakhsyyiah muslimah yang kaffah, sehingga dakwah yang dilakukan jelas hasilnya, jelas out putnya, tidak hanya menjalankan Islam apa adanya, tetapi senantiasa berusaha untuk menyempurnakan dan meningkatkan pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan, dibarengi dengan munculnya girah dan semangat : ِ‫ه‬ ِ ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ِ‫ل‬ ٌ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ص‬ُ‫م‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ٌ‫ح‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ص‬ Kebaikan bagi dirinya dan perbaikan untuk yang lainnya.
  • 13. • Inilah sistim dakwah yang berorintasi pada pertumbuhan kader. Akan tetapi kecenderungan dakwah yang terjadi di zaman sekarang ini menggambarkan adanya penyakit umat dalam dakwah. Salah satu sumber penyakitnya adalah “al- infiraadiyyah”, jalan sendiri alias “SINGLE FIGHTER”. Penyakit inilah yang membuat dakwah berjalan tidak sistematis, tidak efisien dan efektif, dan tidak meregenerasi kader dakwah yang terbentuk jiwa dan fikrahnya dengan nilai-nilai akidah yang kuat menghunjam ke lubuk hati, dan tidak terpantul dari kadernya semangat mengamalkan nilai-niali Islam secara utuh dan menyeluruh (kaffah)
  • 14. • Penyakit Infiradiyyah yang menimpa umat dalam berdakwah, terbagi dalam dua aspek. Aspek maknawiyah (moral) dan aspek amaliyah (operasional)
  • 15. 1. MAKNAWIYAH • INFIRADIYAH MORAL : –Emosional  Ngawur –Figuritas  Diktator –Superioritas  Egois –Pragmatis  Friksi
  • 16. A. EMOSIONAL – NGAWUR ( ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬‫ال‬َ‫ا‬ – ْ‫ر‬‫و‬َ‫ه‬َّ‫ت‬‫ل‬َ‫ا‬ ) • Seseorang yang berdakwah secara single fighter, berpotensi tidak terarah dan tidak memiliki kejelasan orientasi. Sikapnya cenderung reaksioner semata karena letupan emosional dan dorongan motivasi yang lebih mengakomodasi kepentingan diri sendiri, bukan kepentingan dakwah secara luas, dan bukan karena pembelaannya yang utama terhadap kemaslahatan agama Allah SWT. Mentalitas seperti ini pernah dimiliki Bani israil, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah : 246 •
  • 17. • ْ‫س‬ِ‫إ‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ َ ‫َل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ر‬َ‫ت‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫أ‬ َ‫س‬‫و‬ُ‫م‬ ِ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫ئ‬‫ا‬َ‫ر‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ى‬ ُ‫ن‬ ‫ا‬ً‫ك‬ِ‫ل‬َ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ ْ‫ث‬َ‫ع‬ْ‫ب‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ٍّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ ِ َ ‫اّلل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ل‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫س‬َ‫ع‬ ْ‫ل‬َ‫ه‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ َ ‫ّل‬َ‫أ‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ق‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬ُ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ َ‫أ‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ت‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ل‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ق‬ُ‫ن‬ َ ‫ّل‬ ِ‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ج‬ ِ ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫أ‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ َ‫و‬ ِ َ ‫اّلل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ َ‫ل‬َ‫ف‬ ‫َا‬‫ن‬ِ‫ئ‬‫َا‬‫ن‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬ ِ ‫ار‬َ‫ي‬ ُ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ب‬ِ‫ت‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً ‫يًل‬ِ‫ل‬َ‫ق‬ َ ‫ّل‬ِ‫إ‬ ‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬َ‫ت‬ ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ت‬ِ‫ق‬ْ‫ال‬ ِ‫ل‬‫ا‬َ‫الظ‬ِ‫ب‬ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َ ‫اّلل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ين‬ِ‫م‬ Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah nabi Musa, yaitu ketika mereka Berkata kepada seorang nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal Sesungguhnya kami Telah diusir dari anak-anak kami?"[155]. Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. dan Allah Maha mengetahui siapa orang- orang yang zalim. • [155] Maksudnya: mereka diusir dan anak-anak mereka ditawan.
  • 18. • Ayat tersebut menjelaskan bahwa reaksi Bani Israil menanggapi seruan jihad, karena tidak sabar terhadap ujian dan penderitaan selama ini, sehingga mereka emosi untuk segera melakukan aksi tanpa mengkalkulasi peta potensi yang mereka miliki, dan tanpa mempertimbangkan sejauh mana kemaslahatannya bagi dakwah secara luas.
  • 19. • Dakwah secara single fighter, biasanya juga dilakukan oleh para muballigh, yang terkadang terjebak dalam nuansa yang cenderung emosional, baik dalam ucapan, tindakan dan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan, sehingga menimbulkan keresahan umat, memunculkan fanatisme parsial (mazhab fikih dan tradisi) dan tidak membuat umat menjadi dewasa dan berwawasan luas.
  • 20. • Karena itulah Rasulullah mencegah Abu Dzar Al- Ghifary, ketika Ia ingin menyampaikan dakwahnya secara frontal kepada tokoh masyarakat Quraisy yang tengah berkumpul di sekitar Ka’bah
  • 21. B. FIGURITAS – DIKTATOR ) ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬ِ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ – ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫د‬‫َا‬‫د‬ْ‫ب‬ِ‫ت‬ْ‫س‬ْ‫ال‬َ‫ا‬ ( • Seseorang yang dakwahnya tidak dibangun di atas sistem, berpotensi tidak membesarkan dakwah, tetapi cenderung hanya membesarkan dirinya sendiri. Pada saat yang bersamaan munculah penyakit figuritas pada sang da’i, yang pandangan dan pendapatnya tidak boleh ada yang menentang dan membantahnya, sehingga terjadilah kediktatoran dalam dakwah.
  • 22. • Di sisi lain umat cenderung menjadi figur minded atau figur oriented, komitmen kepada figur (al-iltizam al wijaahy) cenderung lebih dominan ketimbang komitmen terhadap nilai- nilai Islam itu sendiri (al-iltizam as- syar’i). Umat merasa cukup mendapat barokah kalau sudah berjumpa dan mencium tangan gurunya, atau rumahnya disinggahi oleh Kyai besar dan Ulama terkenal.
  • 23. • Al-Qur’an mengarahkan para Nabi agar tidak menjadikan umatnya bermental rohbany dengan menghamba, takut dan tunduk kepada dirinya, tetapi menjadikan umat bermental rabbany dengan mengarahkan diri dan umatnya untuk memiliki getaran dan frekwensi yang sama dalam hal penghambaan dan ketundukan kepada Allah SWT semata. Demikianpula arahan ini berlaku untuk para da’I ilallah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imron ayat 79 : ‫الن‬َ‫و‬ َ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ ُ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫ت‬ْ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ ٍ ‫َر‬‫ش‬َ‫ب‬ِ‫ل‬ َ‫َان‬‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ب‬ِ‫ع‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬ ِ ‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ َ‫ل‬‫و‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ َ‫ة‬َّ‫و‬ُ‫ب‬ ِ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ل‬ ‫ًا‬‫د‬‫ا‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ ِ‫ُون‬‫د‬ ْ‫ن‬ ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ون‬ُ‫م‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ُ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َ‫ين‬ِ‫ي‬ِ‫ن‬‫ا‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ‫وا‬ُ‫ن‬‫ُو‬‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫س‬ُ‫ْر‬‫د‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ َ‫و‬ َ‫اب‬َ‫ت‬ Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah- penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[208], Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya..
  • 24. • Karena itu sistem halaqah cukup efektif dalam membangun suasana yang Rabbany, karena seorang Murabby dan Mutarabby sama- sama berusaha untuk menjalankan nilai-nilai Islam secara kaffah.
  • 25. • Jumlah yang terbatas dalam halaqah memudahkan untuk mengarahkan dan mengevaluasi interaksi mutarabby dengan nilai-nilai Islam, sehingga terbentuk al- syakhsiyah al islamiyah, al bait al muslim dan al-mujtama’ al islamy
  • 26. • Superioritas adalah sifat merasa paling hebat, paling benar dan paling baik sendiri. Sifat ini sesungguhnya berasal dari syaitan, ketika syaitan diperintahkan untuk sujud kepada Nabi Adam AS, sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT surat Al-A’raf : 12 َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬ َ‫ك‬ُ‫ت‬ْ‫ر‬َ‫م‬َ‫أ‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫د‬ُ‫ج‬ْ‫س‬َ‫ت‬ َّ ‫ال‬َ‫أ‬ َ‫ك‬َ‫ع‬َ‫ن‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬ َ‫خ‬َ‫و‬ ٍ ‫ار‬َ‫ن‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ر‬ْ‫ي‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ل‬ ٍ‫ين‬ِ‫ط‬ Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". C. SUPERIORITAS – EGOIS ) ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫از‬َ‫ز‬ِ‫ت‬ْ‫ع‬ْ‫ال‬َ‫ا‬ – ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ن‬َ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ال‬َ‫ا‬ )
  • 27. • Karena itu syogyanya seorang da’I harus menunjukan sikap yang rendah hati, tawadu, suka bermusyawarah dan siap menerima pendapat orang lain, sebagaiman sabda Rasulullah SAW : ‫ال‬َ‫َق‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬َ‫أ‬ ٍ ‫ار‬َ‫م‬ ِ‫ح‬ ِ‫ن‬ْ‫ب‬ ِ ‫اض‬َ‫ي‬ِ‫ع‬ ْ‫َن‬‫ع‬ , ِ َّ ‫اَّلل‬ ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬ َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ َ‫م‬َّ‫ل‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ‫وا‬ُ‫ع‬َ‫ض‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ َ َّ ‫اَّلل‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ال‬َ‫و‬ ٍ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ي‬ِ‫غ‬ْ‫ب‬َ‫ي‬ َ ‫ال‬ ٍ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫د‬َ‫ح‬َ‫أ‬ َ‫ر‬َ‫خ‬ْ‫ف‬َ‫ي‬ ( ‫داود‬ ‫ابو‬ ‫رواه‬ ) Dari ‘Iyad bin Hammar berkata, bersabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadu, sehingga seseorang tidak mendominasi dan tidak arogan terhadap yang lainnya” (Abu Daud)
  • 28. • Dakwah infirady mudah terjebak pada sikap pragmatis, yaitu memanfaatkan sesuatu karena ada keuntungan pribadi baik moril maupun materil, mentalitas seperti ini tidak dapat mengikuti kerja- kerja dakwah yang keras dan berat, segala sesuatu ukurannya adalah apa keuntungannya buat dirinya bukan apa kemaslahatannya bagi dakwah. Karena hanya mementingkan dirinya sendiri maka sangat mudah terjadi friksi antara dirinya dengan orang lain, D. PRAGMATIS – FRIKSI ( ‫االنتفاعية‬ – ‫التفرَقة‬ )
  • 29. • sebagaimana dijelaskan dalam Al- Qur’an surat At-Taubah : 9 ً‫د‬ ِ ‫اص‬َ‫َق‬ ‫ا‬ً‫ر‬َ‫ف‬َ‫س‬َ‫و‬ ‫ا‬ً‫ب‬‫ي‬ ِ ‫ر‬َ‫َق‬ ‫ا‬ً‫ض‬َ‫َر‬‫ع‬ َ‫ان‬َ‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫د‬ُ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬َ‫و‬ َ‫وك‬ُ‫ع‬َ‫ب‬َّ‫ت‬ َ ‫ال‬ ‫ا‬ ُْ ِ َّ ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ف‬ِ‫ل‬ْ‫ح‬َ‫ي‬َ‫س‬َ‫و‬ ُ‫ة‬َّ‫ق‬‫الش‬ ُ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ج‬َ‫ر‬َ‫خ‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ِ‫و‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ع‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ن‬ ِ‫إ‬ ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ َّ ‫اَّلل‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫س‬ُ‫ف‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ُون‬‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫ه‬ُ‫ي‬ َ‫ون‬ُ‫ب‬ِ‫ذ‬‫ا‬َ‫ك‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ن‬ • 9. Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.
  • 30. • Da’i yang pragmatis sulit untuk bisa istiqamah di jalan dakwah, karena keredo’annya tergantung dengan sejauh mana keuntungan materi yang didapat, sikap seperti ini telah digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya : • َ‫ع‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ َ‫ي‬ ِ ‫ض‬َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫ر‬ُ‫ه‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ ْ‫َن‬‫ع‬ َ‫ع‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ ْ‫ن‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬َ‫و‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫م‬َ‫ه‬ْ‫ِر‬‫الد‬َ‫و‬ ِ ‫ار‬َ‫ن‬‫ِي‬‫الد‬ ُ‫د‬ْ‫ب‬َ‫ع‬ َ ‫س‬ِ‫ع‬َ‫ت‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬َ‫ص‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫ة‬َ‫ف‬‫ي‬ِ‫ط‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ي‬ِ‫ْط‬‫ع‬ُ‫أ‬ َ ‫ض‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ َ‫ط‬ْ‫ع‬ُ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ْ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫و‬ َ‫ي‬ ِ ‫ض‬َ‫ر‬ ( ‫الب‬ ‫رواه‬ ‫خاري‬ ) • Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW bersabda : celakalah orang yang menjadi budak dinar dan dirham, budak pakaian dan perhiasan, jika diberi Ia ridho, jika tidak diberi Ia tidak rido (HR. Bukhary)
  • 31. 2. AMALIYAH 2. INFIRADIYAH OPERASIONAL • Meremehkan  unresponsible • Parsial  kontradiktif • Tradisional  irasional • Tambal sulam  unproduktif
  • 32. A. MENGGAMPANGKAN MASALAH  UNRESPONSIBLE ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫و‬َ‫ف‬َ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ – ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫ُو‬‫ؤ‬ْ‫س‬َ‫م‬‫ل‬ْ‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬ • Tidak tegas dalam bersikap akan mengurangi rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban, munculah sikap menggampangkan masalah. Sikap seperti ini akan menghambat kelancaran dakwah. Seperti tidak segera menyambut seruan dakwah, karena mersasa berat tarikan kenikmatan dunia, sehingga lebih memilih sikap yang santai daripada bersegera menjalankan tugas-dakwah, sikap seperti ini telah digambarkan oleh Allah SWT dalam surat At-Taubah 38, 46 : ‫و‬ُ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫َق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ ْ ‫األ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫َق‬‫ا‬َّ‫ث‬‫ا‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬ ِ ‫ض‬َ‫ر‬َ‫أ‬ ِ ‫ض‬ْ‫ر‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬‫ي‬ ‫ا‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ع‬‫ا‬َ‫ت‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬َ ْ ‫اْل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬‫الد‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ‫ب‬ ٌ‫ل‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫َق‬ َّ ‫ال‬ِ‫إ‬ ِ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫خ‬َ ْ ‫اْل‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬‫لد‬ ( 38 ) • Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia Ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.
  • 33. َ َ ‫أل‬ َ‫ج‬‫و‬ُ‫ر‬ُ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ُوا‬‫د‬‫ا‬َ‫ر‬َ‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬ َّ‫د‬ُ‫ع‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫وا‬‫َد‬‫ع‬ ً‫ة‬ ْ‫ن‬‫ا‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ َ‫ه‬ ِ ‫ر‬َ‫ك‬ ْ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬َ‫و‬ َّ‫ب‬َ‫ث‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ث‬‫ا‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫َق‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ط‬ َ‫ين‬ِ‫د‬ِ‫ع‬‫ا‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫ُوا‬‫د‬ُ‫ع‬ْ‫اَق‬ Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.“ (At-Taubah:46)
  • 34. • Pada saat peristiwa perang Tabuk, ujian terhadap tanggung jawab dakwah tengah diuji, sebab pada saat itu ِ‫ل‬ِ‫الظ‬ َُِّ‫ب‬َ‫ح‬‫أ‬َ‫و‬ ْ‫ار‬َ‫م‬ِ‫ث‬‫ال‬ َُِ‫ب‬‫ا‬َ‫ط‬ َ‫ن‬ْ‫ي‬ ِ‫ح‬ , ketika situasi di kota Madinah sedang menghadapi masa panen perkebunan dan cuaca sedang sejuk-sejuknya, sedangkan memenuhi seruan untuk berangkat berjihad ke Tabuk akan menghadapi suasana yang sebaliknya, cuaca yang panas dan melelahkan. Ketika itulah salah seorang sahabat Nabi Kaab bin Malik RA, sedikit terlena dengan situasi yang ada, sehingga Ia tidak bersegera menyambut seruan tersebut, namun di dalam hatinya Ia berkata : ِ‫ب‬ ُ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ِ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ ُ‫ه‬َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ َ‫ز‬َّ‫ه‬َ‫ج‬َ‫ت‬َ ِ ‫أل‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ “Aku akan bersiap-siap untuk berangkat besok atau lusa saja, menyusul untuk bergabung dengan mereka (pasukan Tabuk)”
  • 35. • Ternyata pada saatnyapun Kaab bin Malik tidak turut serta ke Tabuk, sehingga Ia mendapat uqubah dari Rasulullah SAW, inilah gambaran sikap afawiyah yang tidak boleh ada pada aktifis dakwah. Karena bila hal itu ada pada aktifis dakwah maka sense of responsible dan sens of belonging atau rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap tugas-tugas dakwah menjadi berkurang dan mengendor, sehingga pada akhirnya akan menghambat kesuksesan dakwah itu sendiri. Wal ‘iadzu billah!
  • 36. B. PARSIAL - KONTRADIKTIF ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ئ‬ْ‫ز‬ُ‫ج‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ - ُُ‫ا‬َ‫ض‬ُ‫َق‬‫ا‬َ‫ن‬‫ت‬َّ‫ل‬َ‫ا‬ • Agenda dakwah harus diprogram secara komprehensif dan terpadu (syamil – mutakamil) • Agenda dakwah yang parsial akan menimbulkan kontradiksi, sehinga tujuan kejayaan islam sulit terwujud. Misalnya, bila agenda dakwah hanya fokus pada masalah ubudiyah saja maka permasalahan ekonomi sosial politik umat akan terbengkalai, demikianpula sebaliknya bila agenda dakwah hanya fokus hanya pada masalah politik, maka kemungkinan besar kesahihan ibadah dan pembinaan akhlak akan terabaikan.
  • 37. • Sikap parsial akan melahirkan ashabiyah juz,iyyah, fanatisme sempit, sehingga ajaran Islam yang kaffah meliputi segala bidang kehidupan tidak dipahami dan dijalankan secara optimal • Sikap parsial dalam dakwah akan mengakibatkan kekuatan dan potensi umat tidak terstruktur secara sitematis, sehingga umat menjadi terbelakang, bahkan mengalami kehinaan dan kerendahan dalam kehidupan dunia, sikap parsial bisa juga muncul dari sikap mengimani sebagian ayat Al-Qur,an dan menolak sebagian yang lainnya,
  • 38. •  ِ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬َ‫ف‬َ‫أ‬ ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ر‬ُ‫ف‬ْ‫ك‬َ‫ت‬َ‫و‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ف‬ ٍ ‫ض‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ج‬ َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٌ‫ي‬ْ‫ز‬ ِ‫خ‬ َّ ‫ال‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ ِ‫ة‬‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ر‬ُ‫ي‬ ِ‫ة‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ي‬ْ‫ن‬‫الد‬ َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫َد‬‫ش‬َ‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬‫د‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ع‬ ٍ‫ل‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫غ‬ِ‫ب‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ • Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat (Al-Baqarah:68)
  • 39. C. IKUT-IKUTAN – TIDAK BERPENGETAHUAN ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫ق‬َّ‫ت‬‫ل‬َ‫ا‬ – ِ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ي‬ ِ ‫ص‬َ‫ب‬‫ل‬ْ‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬ • Sikap taklid adalah sikap mengikuti sesuatu tanpa berusaha mengetahui sumbernya, lawannya adalah ittiba’ yaitu mengikuti sesuatu dengan mengetahui sumbernya. Sikap taklid di tengah-tengah masyarakat masih terbilang cuklup marak, hal ini disebabkan oleh dua hal
  • 40. 1. Kecenderungan ulama yang menanamkan bahkan mendoktrinkan ajaran dan kebiasaan kepada umatnya, tanpa didasari oleh dalil syar’I yang kuat dan sarih. Atau salah kaprah dalam memberikan pemaham Islam kepada ummat, sehingga terjadilah persepsi masalah furu menjadi usul, masalah usul menjadi furu. Atau masalah fiqih yang seharusnya lues dan fleksibel menjadi masalah akidah dan akhlak yang seharusnya tegas dan tidak bisa ditawar. Kenyataannya mamalah sebaliknya bersikap sempit dalam masalah fikih tetapi longgar dalam masalah akidah dan akhlak. Sehingga munculah sikap fanatik yang berlebihan terhadap masalah-masalah furu'iyyah dan fikhiyyah. 2. Kecenderungan umatnya yang awam, mengiyakan apa saja yang disampaikan kepada mereka, tanpa mengunyahnya dan tanpa memikirkan benar tidaknya, sesuai tidaknya dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena ikatan mereka kepada Ulama lebih cenderung ikatan yang emosional ketimbang ikatan yang rasional
  • 41. • Gambaran ekstrimnya sikap tersebut telah dilukiskan Allah SWT dalam firman-NYA : • ُ َّ ‫اَّلل‬ َ‫ل‬َ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ل‬‫ي‬ِ‫َق‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬َ‫و‬ َ‫ف‬ْ‫ل‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ن‬ ْ‫ل‬َ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫َق‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫آ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬ ْ‫ي‬َ‫ش‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ ‫ال‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫ؤ‬‫ا‬َ‫ب‬َ‫آ‬ َ‫َان‬‫ك‬ ْ‫و‬َ‫ل‬َ‫و‬َ‫أ‬ َ‫ُون‬‫د‬َ‫ت‬ْ‫ه‬َ‫ي‬ َ ‫ال‬َ‫و‬ ‫ًا‬‫ئ‬ • Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". (Al-Baqarah : 170)
  • 42. D. TAMBAL SULAM – TIDAK PRODUKTIF ْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ع‬ْ‫ي‬ِ‫َق‬ْ‫ر‬َّ‫ت‬‫ل‬َ‫ا‬ – ْ‫اج‬َ‫ت‬ِ‫ن‬‫ال‬ْ‫ا‬ ُ‫م‬َ‫د‬َ‫ع‬ • Da’wah yang tidak terprogram dengan baik akan menghasilkan kerja yang serabutan, menyelesaikan permaslahan tidak utuh dan menyeluruh, atau tidak menjangkau hulu dan hilir. Lebih cenderung bersikap reaktif dari pada merumuskan langkah- langkah kerja yang sistematik. Kecenderungan dakwah seperti itu hanya akan menghasilkan tambal sulam, permaslahan yang satu belum selesai, permasalahan yang lain muncul lagi. Misalnya gerkan dakwahnya hanya disibukan dengan menanggapi isyu-isyu yang sengaja dilontarkan oleh pihak-pihak tertentu, sehingga terpancing dan menguras seluruh potensi untuk menanggapi isyu tersebut. Akhirnya masalah pembinaan, dakwah ke masyarakat dan aktifitas pelayanan sosial menjadi terbengkalai.
  • 44. • Penyakit-penyakit dakwah tersebut perlu segera dilakukan terapi penyembuhan, agar program- programnya lebih efisien dan efektif, lebih utuh dan menyeluruh. • Penyembuhannya sudah barang tentu memerlukan proses yang tidak sebentar, karena memerlukan pemahaman dan pengertian yang mendalam, merujuk kapada manhaj asasi (Al-Qur’an dan sunnah) dan manhaj amaly (sirah nabawiyah) • Bahkan tidak cukup dengan pemahaman dan pengetahuan saja, tetapi juga harus terlibat aktif dalam aktifitas dakwah yang sehat dan terarah.
  • 45. TERAPI PENYEMBUHAN 1. ُ‫ي‬ْ‫ع‬ َ‫و‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ : Kesadaran 2. ْ‫َة‬‫ي‬ِ‫م‬َ‫ًل‬ْ‫س‬ِ ْ ‫ّل‬َ‫ا‬ : Islamisasi 3. ُ‫ع‬ُ‫ض‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ت‬‫ل‬َ‫ا‬ : Rendah hati 4. ُ‫اف‬َ‫ص‬ْ‫ن‬ِ ْ ‫ّل‬َ‫ا‬ : Obyektif 5. ُ‫ة‬َ‫ي‬ ِ‫ج‬َ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ : Sistematis 6. ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ُّ‫ش‬‫ل‬َ‫ا‬ : Komprehensif 7. ُ‫ة‬َ‫ي‬ ِ ‫ر‬ْ‫ص‬َ‫ع‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ : Moderen 8. ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ًل‬ِ‫ق‬ْ‫ن‬ِ ْ ‫ّل‬َ‫ا‬ : Revolusioner
  • 46. 1. ‫الوعي‬ KESADARAN • Da’wah yang baik adalah da’wah yang membangun kesadaran seseorang, seseorang melakukan sesuatu karena kesadarannya, kesadaran yang tumbuh dari pemahaman yang benar. Kader dakwah yang baik akan mengambil tindakan menghadapi satu permasalahan, hatta dalam rangka membela dakwah dan kebenaran, Ia tetap bertitik tolak dari kesadarannya, bukan memperturutkan emosinya, karena bertindak berdasarkan emosi semata akan ngawur hasilnya. • Da’wah yang dinangun di atas kesadaran, tidak akan terjebak ke dalam sikap-sikap yang ekstrim, seperti mudah mengkafirkan orang lain, mudah menumpahkan darah atas nama jihad dsb.
  • 47. • Oleh karena itu Rasulullah SAW mencegah sikap-sikap yang emosional, seperti Abu Dzar Al-Ghifary yang dinasehatkan oleh Nabi untuk tidak emosional ingin memproklamirkan keislamannya di depan pemuka Quraisy, padah hal itu jelas akan membahayakan dirinya, karena posisi dakwah masih sangat lema saat itu • Juga Nabi meluruskan pernyataan Saad bin Ubadah pada saat Fathu Makkah, yang secara emosional berkata dengan suara lantang di tengah kerumunan massa : “Al-yauma yaumul malhamah” (hari ini hari eksekusi). Secepatnya Nabi meluruskan sikap Saad seraya bersabda : • ْ‫ة‬َ‫م‬َ‫ح‬ ْ‫ر‬َ‫م‬‫ل‬ْ‫ا‬ ُ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ ٌ‫د‬ْ‫ع‬َ‫س‬ َ‫ب‬َ‫ذ‬َ‫ك‬ , ْ‫س‬ُ‫ت‬ َ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ا‬ ْ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ل‬َ‫ح‬َ‫ت‬ , َ‫ة‬َ‫ب‬ْ‫ع‬َ‫ك‬‫ل‬ْ‫ا‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ن‬ِ‫م‬َ‫أ‬ , َ‫َار‬‫د‬ َ‫ل‬َ‫خ‬َ‫د‬ ْ‫ن‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ن‬ِ‫م‬َ‫أ‬ َ‫ان‬َ‫ي‬ْ‫ف‬ُ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ • “Tidak benar Saad, hari ini adalah hari silaturrahim (kasih sayang), hari ini dihalalkan ka’bah. Barang siapa yang masuk ke dalam ka’bah Ia aman, barang siapa yang masuk ke rumah Abi Sufyan Ia aman”
  • 48. 2. ‫االسلمية‬ ISLAMISASI • Da’wah yang keliru adalah da’wah yang hanya mementingkan figur, bukan substansi nilainya, sehingga arah da’wah lebih karena keinginan figurnya bukan tuntutan manhajnya. Da’wah seperti ini harus dirubah dengan mengedepankan substansi nilai daripada figurnya. Substansi nilai dakwah adalah Islamisasi kehidupan baik skala individu, keluarga maupun masyarakat. • Islamisasi adalah mengajak umat untuk berafiliasi kepada nilai bukan kepada figur semata, agar ikatan yang terbangun adalah ikatan nilai yang membuahkan amal, bukan ikatan figur yang melahirkan kultus, pemujaan, fans minded dan ikatan emosional yang rapuh.
  • 49. • Oleh karena itu Allah memerinthakan orang-orang beriman masuk ke dalam Islam secara kaffah, bukan masuk atau tenggelam dalam pesona figur semata, sebagaimana firman Allah dalam surat Al- Baqarah : 208 • ِ‫الس‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬ُ‫خ‬ْ‫د‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ ُ‫ع‬ِ‫ب‬َّ‫ت‬َ‫ت‬ َ ‫ال‬َ‫و‬ ً‫ة‬َّ‫ف‬‫َا‬‫ك‬ ِ‫م‬ْ‫ل‬ ُِ‫ا‬َ‫و‬ُ‫ط‬ُ‫خ‬ ‫وا‬ ٌ‫ين‬ِ‫ب‬ُ‫م‬ ٌّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ِ‫ان‬َ‫ط‬ْ‫ي‬َّ‫ش‬‫ال‬ • Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah : 208)
  • 50. 3. ‫التواضع‬ Rendah hati • Rendah hati cermin dari ketidak sombongan, orang yang berdakwah karena ingin popularitas, biasanya setelah mendapatkannya timbul pada dirinya sikap sombong dan arogansi individu. Salah satu terapi mengobati kesombongan dan arogansi adalah meneladani ketawaduan Rasulullah SAW, para sahabat dan salafussaleh. • Rasulullah selalu tawaddu kepada siapapun, seoarang ibu tua pernah datang menghadap Nabi dengan penuh rasa takut, lalu beliau berkata kepadanya : ْ‫ا‬ ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ت‬ ٌ‫ة‬َ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ام‬ ‫ي‬ِ‫ِن‬‫ا‬َ‫ف‬ َّ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫خ‬َ‫ت‬ َ‫ال‬ َّ‫م‬ُ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ‫د‬ْ‫ي‬ِ‫د‬َ‫ق‬‫ل‬ • “Wahai Ibu, jangan kau takut padaku, aku hanyalah anak seorang wanita yang hanya makan roti kering”
  • 51. • Abu Bakar As-Siddiq RA, meskipun Ia seorang Khlaifah, akan tetapi Ia menunjukan ketawaduannya, yaitu ketika beliau mengngkat Usamah yang baru berumur 18 tahun, sebagai panglima perang. Maka beliaupun menuntun kuda yang ditunggangi Usamah, mengantarnya sampai batas kota. Usamah yang berada di atas kendaraan merasa tidak enak, dan meminta Abu Bakar naik ke atas kudanya, dengan penuh tawadu Abu bakar berkata : ْ‫للا‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ ْ‫ي‬ِ‫َم‬‫د‬َ‫َق‬ َ‫ر‬ِ‫ب‬َ‫غ‬ُ‫أ‬ ْ‫ن‬َ‫ا‬ َ‫ال‬ َ‫ي‬ِ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ “Biarkanlah kakiku bersimbah debu di jalan Allah”
  • 52. • Imam Syafii Rahimahullah, meskipun beliau seorang Ulama, Fuqoha, beliau selalu menunjukan ketawaduannya, padahal ilmu yang beliau miliki begitu luas, kitab-kitab yang ditulisnya sedemikian banyak, sehingga Ia menjadi salah satu madzhab fiqih yang diakui oleh umat Islam sedunia, namun di saat-saat menjelang ajalnya beliau sempat berucap : ‫ْي‬‫ب‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫م‬ َُْ‫َق‬‫ا‬َ‫ض‬َ‫و‬ ‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫ل‬َ‫َق‬ َُْ‫س‬َ‫َق‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ل‬ُ‫س‬ َ‫ك‬ِ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُُْ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ج‬ ُ‫ه‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ر‬َ‫َق‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ‫ي‬ِ‫ب‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ُ‫ذ‬ َُْ‫ر‬َ‫ف‬‫ا‬َ‫و‬َ‫ت‬ ‫م‬َ‫ظ‬ْ‫ع‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ُ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ َ‫َان‬‫ك‬َ‫ف‬ ‫ك‬ِ‫و‬ْ‫ف‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ Tatkala hatiku beku dan sempit jalan hidupku Aku jadikan dari-MU Maha ampunan-MU sebagai anak tangga Begitu banyaknya dosa-dosaku, namun manakal aku bandingkan Dengan ampunan-MU, maka ampunan-MU jauh lebih besar
  • 53. 4. ُ‫االنصا‬ OBJEKTIF • Objektif merupakan salah satu terapi untuk mengobati sikap subyektif, yaitu sikap yang menilai seseorang atau sesuatu hal, hanya menurut pandangannya sendiri, sikap inilah yang terkadang memicu mudahnya mencar-cari kekurangan orang lain, atau menganggap siapa saja selain dirinya memiliki kekurangan. Da’wah yang subjektif akan mudah terjadi perpecahan di kalangan para aktifisnya.
  • 54. • Sebaliknya dakwah yang objektif akan selalu menghargai setiap potensi yang dimiliki para aktifisnya, sekecil apapun potensinya akan tetap bermanfaat bagi kemaslahatan dakwah, sehingga yang muncul adalah sikap saling kerja sama (amal jama’i) bahu membahu satu dengan yang lainnya.
  • 55. 5. ‫المنهجية‬ SISTEMATIS • Da’wah yang dibingkai oleh sistim atau manhaj akan melahirkan sikap yang sungguh-sungguh dan penuh dengan tanggung jawab, karena masing- masing bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) . • Da’wah yang tidak sistematis, menyebabkan da,I berdakwah tanpa ada program dan arah yang jelas, mau dibawa ke mana umatnya, mau dibentuk seperti apa pemikiran dan kepribadiannya. seringkali yang terjadi adalah sikap menggampangkan masalah, masalah umat yang sedemikian parah masih disikapi dengan sikap yang jauh dari rasa tanggung jawab moral sebagai seorang da’I
  • 56. • Adanya manhaj akan membuat da’I tidak bisa berdakwah semaunya, Ia terikat dengan manhaj, baik manhaj asasi maupun manhaj haraky
  • 57. 6. ‫الشمولية‬ KOMPREHENSIF • Pemahaman dan sikap yang parsial terhadap dakwah, harus segera diantisipasi dengan pemahaman dan sikap yang komprehensif (utuh dan menyeluruh). Pemahaman yang komprehensif dalam dakwah akan membuat program kerja dakwah menjadi luas cakupannya, tidak hanya mengurusi masalah ubudiah saja, tapi juga mengangkut masalah sosial, ekonomi, politik, pemerintahan, budaya, dan seluruh aspek kehidupan yang harus disentuh dengan dakwah, agara dapat di arahakan kepada nilai-nilai yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah.
  • 58. • Oleh karena itu da’wah yang komprehensif memerlukan waktu, tenaga, bahkan materi yang tidak sedikit. Karena itu Allah memerintahakan untuk menyiapkan segala potensi kekuatan bagi kemenangan dakwah ini, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal : 60 • ْ‫ي‬َ‫خ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫اط‬َ‫ب‬ ِ ‫ر‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬َ‫و‬ ٍ‫ة‬َّ‫و‬ُ‫َق‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ت‬ْ‫س‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫وا‬‫د‬ِ‫ع‬َ‫أ‬َ‫و‬ ُ‫ك‬َّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬َ‫و‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ َّ‫ُو‬‫د‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ب‬ِ‫ه‬ْ‫ر‬ُ‫ت‬ ِ‫ل‬ ْ‫م‬ َ‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ َ ‫ال‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ن‬‫ُو‬‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ين‬ ِ‫ر‬َ‫خ‬َ‫آ‬َ‫و‬ ُ‫ي‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫وا‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬ْ‫ن‬ُ‫ت‬ ‫ا‬ ََُّ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ظ‬ُ‫ت‬ َ ‫ال‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”. (Al-Anfal:60)
  • 59. 7. ‫العصرية‬ MODERN • Mengurusi permaslahan umat dan memenej dakwah di zaman sekarang ini, tidak bisa dengan pendekatan yang tradisional, atau dengan sarana yang apa adanya, sebab hal itu menunjukan ketertinggalan dan keterbelakangan yang sulit mengejar dan melampaui kebatilan yang bergerak begitu cepat mamanfaatkan sarana dan teknologi yang canggih, sebut saja teknologi digital dan komunikasi.
  • 60. • Oleh karena itu dakwah harus menerima moderenisasi banyak orang salah kaprah bahwa moderen identik dengan kebarat-baratan (westernisasi), padahal modernisasi adalah hasil dari ilmu pengetahuan yang universal yang dapat memberikan sarana dan prasarana, sehingg tujuan, sasaran dan target dakwah menjadi lebih cepat tercapai. Sebagai orang beriman dituntut untuk mencari sarana menuju taqwa (kemenangan dakwah), sebagaimana firman Allah SWT : • ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ‫وا‬ُ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫ب‬‫ا‬َ‫و‬ َ َّ ‫اَّلل‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬‫ا‬ ‫وا‬ُ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬‫ي‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫ي‬ َ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َ‫س‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ُوا‬‫د‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ج‬َ‫و‬ َ‫ة‬َ‫ل‬‫ي‬ِ‫س‬ َ‫و‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ه‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ون‬ُ‫ح‬ِ‫ل‬ْ‫ف‬ُ‫ت‬ • ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al- maidah:35)
  • 61. 8. ‫االنقلبية‬ REVOLUSIONER • Revolusioner dalam dakwah maksudnya, dakwah tersebut membawa perubahan yang sangat mendasar, terutama dari segi pemikiran dan akidah. Dakwah yang revolusioner adalah kerja dakwah yang bernilai besar bagi perubahan umat Islam, watak dakwah yang revolusionerlah yang dapat mengobati penyakit dakwah yang tambal sulam, yang tidak jelas menghasilkan perubahan kualitas umat, baik akidah, akhlak dan kepribadiannya.
  • 62. • Kepribadian Nabi Ibrahim adalah kepribadin yang revolusioner, sebagaimana tercermin dalam firman Allah SWT : • َ‫َق‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬َ‫ع‬َ‫م‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ٌ‫ة‬َ‫ن‬َ‫س‬َ‫ح‬ ٌ‫ة‬َ‫و‬ْ‫س‬ُ‫أ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ َُْ‫ن‬‫َا‬‫ك‬ ْ‫د‬َ‫َق‬ ِ‫م‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ء‬َ‫آ‬َ‫ر‬ُ‫ب‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫م‬ ْ‫و‬َ‫ق‬ِ‫ل‬ ‫وا‬ُ‫ل‬‫ا‬ َ‫ت‬ ‫ا‬َّ‫م‬ َ‫ُون‬‫د‬ُ‫ب‬ْ‫ع‬ َ‫و‬ ُ‫ة‬َ‫َاو‬‫د‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫َا‬‫د‬َ‫ب‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ب‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ ِ‫ُون‬‫د‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ ‫وا‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫ت‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ‫ًا‬‫د‬َ‫ب‬َ‫أ‬ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ض‬ْ‫غ‬َ‫ب‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫د‬ْ‫ح‬َ‫و‬ َ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫َق‬ َّ ‫ال‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ ِ‫م‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ُ‫ك‬ِ‫ل‬ْ‫م‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َّ‫ن‬َ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ َ ‫أل‬ ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ب‬َ ِ ‫أل‬ َ‫م‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬ َ‫ل‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫ك‬َ‫و‬َ‫ت‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ن‬َّ‫ب‬َ‫ر‬ ٍ‫ء‬ْ‫ي‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬ َ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬ َ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ب‬ ُ‫ير‬ ِ ‫ص‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ • ”Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama- lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada Engkaulah kami kembali.“
  • 64. • Obat terakhir untuk mengatasi penyakit- penyakit da’wah tersebut di atas adalah amal jama’I, sebab obat-obat sebelumnya – kesadarn, tawadu, islamisasi, objekitif, dst - tidak akan menyembuhkan bila tidak diracik jadi satu dalam bejana amal jamai. • Jadi amal jama’I merupakan pengikat seluruh obat penyakit dakwah, agar bekerja sesuai dengan dengan prosesnya untuk mengangkat penyakit dari tubuh dakwah.
  • 65. • Karena itu amal jama’I sangat diperintahkan oleh Allah SWT, dan perintah beramal dalam Al-Qur’an, selalu mengambil bentuk jamak (plural), artinya tidak bisa melakukan kerja dakwah sendirian, sebagaimana firman Allah SWT : َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬ ُ َّ ‫اَّلل‬ ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬‫ا‬ ِ‫ل‬ُ‫َق‬ َ‫و‬ َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬‫د‬َ‫ر‬ُ‫ت‬َ‫س‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬ ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ت‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ئ‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ ِ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ه‬َّ‫ش‬‫ال‬َ‫و‬ َ‫ون‬ “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan”. (At- Taubah:105)
  • 66. • Karena itu amal jama’I sangat diperintahkan oleh Allah SWT, dan perintah beramal dalam Al-Qur’an, selalu mengambil bentuk jamak (plural), artinya tidak bisa melakukan kerja dakwah sendirian, sebagaimana firman Allah SWT : • • َ‫ع‬ ُ َ ‫اّلل‬ ‫ى‬َ‫ر‬َ‫ي‬َ‫س‬َ‫ف‬ ‫وا‬ُ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ع‬‫ا‬ ِ‫ل‬ُ‫ق‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ُ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ل‬َ‫م‬ َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ون‬ُّ‫د‬َ‫ر‬ُ‫ت‬َ‫س‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ن‬ِ‫م‬ْ‫ؤ‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫غ‬ْ‫ال‬ ِ‫م‬ِ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬ ‫ى‬ ِ‫ة‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ه‬َ‫ش‬ َ‫ت‬ ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ن‬ُ‫ك‬ ‫بما‬ ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ئ‬‫َب‬‫ن‬ُ‫ي‬َ‫ف‬ َ‫ون‬ُ‫ل‬‫عم‬