SlideShare a Scribd company logo
Disusun oleh :
1. FAVIAN FIRDAUS F 12010111130096
2. NUR SYAHID 12010111130144
3. M. SAID JUNDI 12010111130176
4. FAIZ FIRMANSYAH 12010111130184
5. ARDY MAULANA 12010111130191
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak
diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman.
Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja
tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan
dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek.
Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160
juta pekerja menderita penyakit akibatkerja, kematian 2.2 juta dan
kerugian finansial sebesar 1.25 triliun USD. Sedangkan di
Indonesiamenurut data PT. Jamsostek (Persero) dalam periode 2002-2005
terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaankerja, 5000 kematian, 500 cacat
tetap dan konpensasi lebih dari Rp. 550 milyar. Konpensasi
ini adalahsebagian dari kerugian langsung dan 7.5 juta pekerja sektor
formal yang aktif sebagai pesertaJamsostek. Diperkirakan kerugian tidak
langsung dari seluruh sektor formal lebih dari Rp. 2 triliun,dimana
sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha.(DK3N,2007). Melihat
angka-angka tersebuttentu saja bukan suatu hal yang membanggakan,
akan tetapi hendaklah dapat menjadi pemicu bagidunia usaha dan
kita semua untuk bersama-sama mencegah dan mengendalikannya
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek
perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan
dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan
fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan
kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang
ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor
fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah
diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang
diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan
psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja
yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan dibahas
mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta bagaimana
mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.
I.II RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Kesehatan dan keselamatan Kerja?
2. Apa yang menjadi dasar adanya kesehatan dan keselamatan kerja?
3. Apa yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja?
4. Apa yng menjadi masalah dalam kesehatan dan keselamatan kerja?
5. Upaya apa yang dapat dilakukan dalam mencegah kecelakaan kerja?
I.III TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Kesehatan dan keselamatan Kerja.
2. Mengetahui dasar adanya kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Untuk mengetahui penyebab dan faktor terjadinya kecelakaan kerja.
4. Untuk mengetahui masalah dalam kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.
2. Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi
keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita
bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan
keselamatan, dan kondisi pekerja
4. Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera
yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi
umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.
5. Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan
kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu
bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
6. Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh
perusahaan.
7. Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah
ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. (Lalu Husni,
2003: 138).
Setelah melihat berbagai pengertian di atas, pada intinya dapat ditarik
kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan
upaya untuk menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan
dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi berbicara mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja tidak melulu membicarakan masalah keamanan fisik
dari para pekerja, tetapi menyangkut berbagai unsur dan pihak.
II. Undang- Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai
rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana,
dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi Serta produktifitas
nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU
Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan
undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan
umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di
wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14
tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga
negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak
menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa
tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus
dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja.
Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
b.Adanya tenaga kerja, dan
c. Ada bahaya di tempat kerja.
UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini,
diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang
membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan
untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat
kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan
digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar.
Kesehatan dan keselamatan kerja juga diatur oleh ILO dalam Konvensi No.
155 Tahun 1981 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Rekomendasi No. 164
Tahun 1981 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan instrumen lain
Organisasi Perburuhan Internasional yang relevan dengan landasan peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pedoman dari ILO (International Labour Organization) menerangkan bahawa
kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Pedoman itu antara lain:
a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja.
b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para
pekerja.
III. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan
yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan
merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang
mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau
berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut
menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi
kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan
pabrik.
Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan,
ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya
ditempatkan dekat dengan pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding,
peralatan yang rusak, peralatan pelindung yang tak mencukupi, seperti helm
dan gudang yang kurang baik.
Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan
seperti latihan sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan,
mengoperasikan pelindung mesin mengoperasikan tanpa izin atasan, memakai
kecepatan penuh, menambah daya dan lain-lain. Dari hasil analisa
kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena mereka lalai ataupun kondisi
kerja yang kurang aman. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin,
tetapi untuk tingkat efektivitas maksimum, pekerja harus dilatih,
menggunakan peralatan keselamatan.
Adapun 7 penyebab terjadinya kecelakaan kerja
1. Mengambil jalan pintas: tiap hari kita mengambil keputusan dan berharap akan
membuat pekerjaan lebih cepat dan lebih efisien. Tetapi apakah waktu yang
mengamankan tiap resiko keselamatan Anda? Jalan pintas menurunkan keselamatan anda
dalam bekerja dan meningkatkan kemungkinan Anda cidera. Percaya atau tidak,
sebenarnya perilaku yang safe lah yang paling efisien dan efektif. Berbicara mengenai
keefektifan dan keefesienan, ergonomi atau K3 sangat berperan penting untuk
mengeliminasi waste (hal-hal yang mengganggu keefesienan).
2. Percaya diri yang berlebih: percaya diri itu bagus. Tetapi terlalu percaya diri kadang
tidak terlalu bagus. Perilaku seperti ini dapat menyebabkan prosedur, perkakas atau
metode kerja yang tidak benar dalam pekerjaan Anda. Hal ini dapat menyebabkan Anda
cidera.
3. Memulai tugas dengan instruksi yang tidak tuntas: untuk melakukan pekerjaan
dengan aman dan benar pertama kali Anda perlu informasi yang tuntas. Pernahkan Anda
melihat seorang pekerja disuruh melakukan pekerjaan, hanya diberikan sebagian instruksi
kerja? Jangan malu bertanya untuk dijelaskan tentang prosedur kerja dan peringatan
keselamatan. Hal ini tidaklah membuat Anda bodoh bertanya tentang hal ini tetapi Anda
salah jika tidak bertanya.
4. Kerapian yang buruk: ketika klien, manajer, atau petugas keselamatan melewati area
kerja Anda, kerapian adalah indikator yang akurat menilai perilaku seseorang tentang
qualitas, produktifitas dan keselamatan. Kerapihan yang buruk menimbulkan berbagai
tipe bahaya. Area kerja yang rajin, rapih dan dirawat membuat kebanggaan, kenyamanan
dan keselamatan meningkat. Kerapian ini dalam industri sering disebut dengan 5S atau
5R.
5. Tidak memperdulikan prosedur keselamatan: dengan sengaja tidak memperdulikan
prosedur keselamatan dapat membahayakan Anda dan rekan kerja Anda. Anda digaji
untuk mengikuti kebijakan keselamatan perusahaan bukan membuat aturan Anda sendiri.
6. Ganguan mental dari pekerjaan: memiliki hari yang buruk di rumah dan cemas dengan
permasalahan di rumah ketika di tempat kerja adalah kombinasi yang berbahaya. Mental
yang jatuh dapat membuat fokus anda buyar untuk mengikuti prosedur kerja yang aman.
7. Gagal merencanakan pekerjaan: banyak referensi yang mengatakan tentang analisa
bahaya kerja JSA adalah cara yang efektif untuk menemukan cara yang pintar dalam
bekerja dengan aman dan efisien. Bekerja dengan tergesa-gesa saat memulai pekerjaan,
atau tidak berfikir tentang proses kerja dapat menempatkan anda melakukan cara yang
berbahaya. Lebih baik rencanakan pekerjaan anda kemudian bekerjalah sesuai recana
tersebut.
IV. Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan
merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas
kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban
tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa
dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan
produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja
yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.
a) Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan.
Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja
kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa
anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk
bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan
bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan
non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam
melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut masalah
PAHK dan kecelakaan kerja.
b) Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 -
24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium
menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-
ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada
bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain
tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang
berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban
psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.
c) Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan
kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat
Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related
Diseases).
V. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
Konsep kesehatan dan keselamatan kerja
Upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja :
1. Mengurangi kondisi yang tidak aman
Pengusaha menggunakan alat terkomputerisasi untuk merancang
perlatan yang lebih aman. sebagai contoh Designsafe memudahkan
analisis bahaya, penilaian resiko dan identifikasipilihan pengendalian
keamanan.
2. Mengurangi tindakan tidak aman dengan menekankan keamanan
Hal dapat dilakukan seperti : membicarakan keamanan, memastikan
pekerja sudah membersihkan tumpahan bahan berbahaya,
melaksanakan peraturan keamanan.
3. Mengurangi Tindakan tidak aman melalui seleksi dan penempatan
Hal itu dapat dilakukan melalui ERI(employee reliability inventoru)
atau daftar keandalan karyawan yang dapat membantu pengusaha
mengurangi tindakan yang tidak aman ditempat kerja.
4. Mengurangi Tindakan tidak aman melalui pelatihan
Meminimalisir kecelakaan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan
pekerjaan sehingga karyawan bekerja dengan mengembangkan
perilaku yang menyadari keamanan.
5. Mengurangi tindakan keamanan melalui motivasi
Melalui poster, program insentif dan penguatan positif
VI. Proteksi bagi pekerja
Proteksi merupakan sistemnd perlinduangan berupa kompensasi yang
tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang
diterapkan oelh prusahan kepada pekerja. Proteksi ini dengan memberikan
rasa aman, baik dari sisi financial, kesehatan, maupun keselamatan fisik
bagai pekerja sehingga pekerja dapat beraktivitas dengan tenang dan dapat
memberikan kontribusi positif bagi peningaktan nilai tambah perusahaan.
Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keaharusan bagi
perusahaan yang diwajibkan oleh pemerintah melalui peraturan perudang –
udangan. Dalam melaksanakan program prteksi, banyak perusahaan bekerja
sama dengan perusahan asuransi yang memberikan peranggungan terhadap
kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, financial atau masalah lainnya
yang dihadapi atau dialami oleh pekerja dan kelurganya di kemudian hari.
Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama diantara masing –
masing pekerja, tergantung dari kedudukan dan tangguang jawab mereka
masing – masing
Faktor yang mempengaruhi proteksi
1. Responsibility ( Tanggung Jawab)
Semaikin tinggi jabatan seorang karyawan dalam suatu perusahan, semakin
besar pula tanggung jawab yang diembannya. Seorang CEO, sebagai
pimpinan tertinggi dalam perusahaan, mengeban tanggung jawab paling
besar terhadap kelangsugan usaha perusahan. Semakin tinggi tanggung jawab
yang diemban oelh seorang, semakin tinggi pula proteksi yang diberikan
oleh perusahaan. Sebagai contoh, Seorang Manager Treasury atau Branch
Manger pada Bank memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi dari pada
Dealer yang bertugas di Dealing Room. Oleh karena itu, tingkat proteksi
yang diberikan oleh perusahaan kepada Manager Treasury atau Branch
Manager lebih tinggi dari Dealer, Mislanya dari Kualitas tunjangan
kesehatan.
2. Skill (Keahlian)
Untuk kelangsungan usaha perusahaan, perusahaan membutuhkan karyawan
yang memiliki keahlian khusus. Misalny, untuk bidang informasi,
perusahaan membutuhkan tenaga akhli dibidang informasi teckhnologi yang
menguasai teknologi computer. Keahlian mereka sangat spesifik, sehingga
untuk mempertahankan agar mereka tetap bekerja di perusahaan tersebut,
perusahaan menerapkan program proteksi yang layak dan bahkan kadang –
kadang diatas rata – rata yang mampuh diberikan pesaing. Program proteksi
yang diterapkan kepada pekerja yang memiliki keahlian khusus akan lebih
tinggi dibangingkan dengan pekerja yang tidak memerlukan keahlian khusus,
misalnya pekerja administrasi
3. Mental Effort (kerja Otak / Mental)
Karyawan yanglebih mengandalkan kemapuan kerja otak atu mental,
misalnya analis, programmer, marketer, atau akuntan. Kelas pekerja seperti
ini sering disebut dengan “White Collar” kelas pekerja ini biasanya
memeperoleh tingkat proteksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
pekerja yang lebih mengandalkan kekuatan fisik (Blue Collar)
4. Physical Effort (Kemampuan Fisik)
Karyawan yang lebih mengandalakan kekuatan fisik (Blue Collar), misalnya
satuan pengaman (Satpam), petugas kebersihan atau pekerja bangunan.
Biasanya proteksi yang diberikan oleh perusahaan kepada mereka lebih
difokuskan dalam bentuk perlindungan atas keselamatan kerja.
5. Work Condition (Kondisi Kerja)
Kondisi kerja yang diharapkan oleh pekerja untuk satu bidang industri sering
kali berbeda. Sebagai contoh, kondisi kerja bagi pekerja dibidang
perminyakan, yang bekerja di lepas pantai akan berbeda dengan kondisi
kerja di darat. Semakin berat kondisi kerja yang dihadapi oleh pekerja,
semakin tinggi program proteksi yang diterapkan.
6. Government Rule (Peraturan Pemerintah)
Pemerintah sebagai regulator biasanya membuat peraturan yang
mengharuskan pengusaha atau perusahaan untuk memberikan perlindungan
yang memadai bagi pekerja. Sebagai contoh, pemerintah mengaharuskan
perusahaan memberikan perlindungan bagi pekerja melalui jaminan asuransi
tenaga kerja atu yang dikenal dengan jamsostek. Melalui jaminan asuransi
tersebut, pekerja yang di PHK, pekerja yang mengalami kecelakaan selama
bekerja, atau yang sakti akan memperoleh santunan yang layak dari pihak
asuransi. Selain itu, pemerintah juga mewajibkan perusahaan untuk
memberikan hak cuti bagi penyegaran fisik dan mental pekerja.
Santunan Seabagi Proteksi
1. Imbalan tidak langsung adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan
kepada karyawan yang tidak dikatikan dengan kinerja karyawan. Imbalan
tidak langsung dapat dikelompokan dalam 2 (dua) bagian, yaitu Imbalan
yang disyaratkan oleh ketentuan perundangan – undangan, seperti jaminan
keamana, keselamatan dan kesehatan, dan Santunan. Imbalan tidak langung
dapat berperan dalam
a. Pencarian Tujuan Sosial atau Masyarakat
b. Pencapaian Tujuan Perusahaan
c. Pencapaian Tujuan Karyawan
2. Pemberian Jaminan Asuransi
Resiko financial yang dihadapi oleh karyawan dan keluarga mereka dapat
disebar atau dibervarifikasi melalui lembaga asuransi. Apabila resiko yang
ditanggung tersebut benar – benar terjadi, maka perusahan asuransi akan
memberikan jaminan atau pertanggungan kepada pekerja sesuai dengan
jumlah polis ang telah disepakati. Jaminan asuransi yang dapat diberikan
kepada karyawan antara lain :
a. Asuransi Kesehatan
Asuransi Keseahtan dapat berbentuk asuransi kesehatan umum,
asuransi mata, asuransi gigi, dan asuransi kesehatan mental. Asuransi
akan menanggung biaya – biaya tersebut sampai dengan jumlah
tertentu. Hal ini akan memberikan rasa aman bagai karyawan karena
mereka tidak perlu mengeluarkan dana secara penuh untuk proses
penyembuhan. Premi yang dibayar perusahaan kepada perusahaan
asuransi dipotong dari gaji karyawan setiap bulan dengan persentase
tertentu.
b. Asuransi Medis
Asuransi medis membayar berupa biaya untuk pengobatan,
kecelakaan, dan biaya rawat inap di rumah sakit sampai pada batasan
atau besarnya polis. Sebagai tambahan, kebanyakan polis berisi daftar
jaminan. Daftar ini menetapkan penyakit, kecelakaan, atau biaya
opname yang ditanggung dan berapa biaya yang akan dibayar.
Sebaliknya penanggung setuju untuk membayar semua atau sebagian
biaya yang dikeluarkan (tergantung kesepakantan antarperusahaan
dengan asuransi).
c. Perawatan Yang Diatur
Pemeliharaan kesehatan melalui HMO (Health Maintenance
Organization) jika organisasi ini ada di daerah mereka dan pemberi
kerja menawarkan bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan lainnya.
HMO adalah oraganisasi yang menyediakan fasilitas dan dokter
mereka sendiri.
d. Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa berbeda dengan asuransi kesehatan, dimana asuransi
jiwa hanya menganggung diri pribadi karyawan. Pemberian asuransi
jiwa akan dapat memberikan rasa aman bagi pekerja dalam bentuk
proteksi polis kepada keluarga karyawan apabila terjadi kecelakan
kerja yang dapat menghilangkan nyawa karyawan atau karyawan
mengalami cacat permanent sehingga tidak dapat bekerja secara
permanent
e. Asuransi Karena Ketidak mampuan Fisik atau Mental Karyawan
Apabila karyawan mengalami ketidak mampuan fisik atau mental
sehingga tidak dapat bekerja secara penuh, secara ekonomis
perusahaan tidak mungkin membiayai karyawan yang tidak produktif.
Oleh karena itu, perusahan mengikutsertakan karyawan dalam program
asuransi
f. Jaminan Asuransi Lain
Program kelompok membuat beberapa perusahan untuk menyediakan
berbagai program asuransi yang lain. Asuransi yang sah menurut
undang – undang memberikan kemudahaan kepada karyawan
3. Jaminan Keamanan Karyawan
Disamping mengikutsertakan pekerja dalam program asuransi, terdapat
program – program non-asuransi yang dapat memberikan jaminan
keamanankepada pekerja. Program ini dapat memberikan keuntungan bagi
karyawan, baik sebelum masa pension maupun pada saat pensuin. Program
nonasuransi yang dapat diadopsi oleh perusahaan adalah :
a. Jaminan Terhadap Pendapatan Atas Pekerjaan
Kehilangan pekerjaan (baik karena PHK atau sebab lain) akan
memberikan dampak buruk bagi ekonomi rumah tangga karyawan.
Dampak buruk ini dapat diminimalisir dnegan menerapkan program
jaminan pendapatan bagi pekerja.
b. Jaminan Pensiun
Pensiun diberikan bagi karyawan yang telah bekerja di perusahaan
untuk masa tertentu. pensiun merupakan salah satu program
perusahaan dalam rangka memberikan jaminan keamana financial bagi
karyawan yang sudak tidak produktif.
1. Membuat Program Pensiun
2. Pensiun Dini
3. Penasehat Pensiun
4. Tujangan Berupa Istirahat Kerja
a. Cuti sakit
b. Istirahat
c. Cuti liburan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya
preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali
hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari
dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi – kondisi fisiologis-fisikal dan
pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan
oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan – tindakan
keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam pekerja
hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga
berimbas pada hasil – hasil produksi perusahaan ini
Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja
merupakan peranan yang sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah yang
merencanakan program keselamatan kerja karyawan sampi dangan
pelaksanaannya

More Related Content

What's hot

Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
Shofyan Shofyan
 
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaPertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Robi Ananda
 
Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
Septian Muna Barakati
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
etto kono
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganRochmad Putra
 
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan EpidemiologiSejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Muhammad Zufar Ibrahim
 
Makalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsMakalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsrobin2dompas
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
meikaa
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
nuniek20
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjilahmad sururi
 
Behavioral Management
Behavioral Management Behavioral Management
Behavioral Management
Kartika Dwi Rachmawati
 
Makalah ergonomi dan faal kerja
Makalah ergonomi dan faal kerjaMakalah ergonomi dan faal kerja
Makalah ergonomi dan faal kerja
Fhia Syahruna
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
Endah Aibara
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanSariana Csg
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivAlfan Fatoni
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
Septian Muna Barakati
 
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12   laporan praktikum fotosintesisBiologi 12   laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
Nisa 'Icha' El
 

What's hot (20)

Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
 
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerjaPertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
Pertanyaan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
 
Makalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakatMakalah kesehatan masyarakat
Makalah kesehatan masyarakat
 
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANAPROPOSAL PENELITIAN UNDANA
PROPOSAL PENELITIAN UNDANA
 
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan LingkunganKeselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
 
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan EpidemiologiSejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
Sejarah Dan Perkembangan Epidemiologi
 
Makalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aidsMakalah kel. 4 hiv & aids
Makalah kel. 4 hiv & aids
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester GanjilSoal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
Soal dan jawaban UTS MK Pancasila Prodi Adm Negara Semester Ganjil
 
Behavioral Management
Behavioral Management Behavioral Management
Behavioral Management
 
Makalah ergonomi dan faal kerja
Makalah ergonomi dan faal kerjaMakalah ergonomi dan faal kerja
Makalah ergonomi dan faal kerja
 
Bab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustakaBab ii kajian pustaka
Bab ii kajian pustaka
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babiv
 
Makalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkunganMakalah kesehatan lingkungan
Makalah kesehatan lingkungan
 
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12   laporan praktikum fotosintesisBiologi 12   laporan praktikum fotosintesis
Biologi 12 laporan praktikum fotosintesis
 

Similar to Makalah kesehatan keselamatan kerja

Kesehatan Keselamatan Kerja
Kesehatan Keselamatan KerjaKesehatan Keselamatan Kerja
Kesehatan Keselamatan Kerja
Yesica Adicondro
 
Kharunia septia prima (1530118)
Kharunia septia prima (1530118)Kharunia septia prima (1530118)
Kharunia septia prima (1530118)
Yogi Asmamet
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rizal Triyandi
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
aldamay
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
Sri Aryanti
 
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxMAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
nazarudinsip1979
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
magdalena praharani
 
Bekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat beratBekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat berat
heru khoeruman
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggris
dhilabe
 
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.pptERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
AhmadSirojuddin6
 
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.pptERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
rindiMEB
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Robby Firmansyah
 
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docxKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
tetisetiawati4
 
Menerapkan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan h3 (ind)
Menerapkan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan h3 (ind)Menerapkan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan h3 (ind)
Menerapkan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan h3 (ind)Sayugo
 
Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan h (3)
Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan h (3)Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan h (3)
Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan h (3)Eko Supriyadi
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjairvankhoirul
 
IPA_KELOMPOK 3.pptx
IPA_KELOMPOK 3.pptxIPA_KELOMPOK 3.pptx
IPA_KELOMPOK 3.pptx
SriHandayani283423
 
Kelompok k3
Kelompok k3Kelompok k3
Kelompok k3
Sri Siswaty Tahir
 

Similar to Makalah kesehatan keselamatan kerja (20)

Kesehatan Keselamatan Kerja
Kesehatan Keselamatan KerjaKesehatan Keselamatan Kerja
Kesehatan Keselamatan Kerja
 
Kharunia septia prima (1530118)
Kharunia septia prima (1530118)Kharunia septia prima (1530118)
Kharunia septia prima (1530118)
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan KerjaKeselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docxMAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
MAKALAH_KESEHATAN_DAN_KESELAMATAN_KERJA.docx
 
Modul k3 lh
Modul k3 lhModul k3 lh
Modul k3 lh
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
Bekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat beratBekerja dengan aman alat berat
Bekerja dengan aman alat berat
 
Tugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggrisTugas bahasa inggris
Tugas bahasa inggris
 
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.pptERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
 
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.pptERGONOMI_KESEHATAN.ppt
ERGONOMI_KESEHATAN.ppt
 
Makalah_PIO
Makalah_PIOMakalah_PIO
Makalah_PIO
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
 
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docxKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.docx
 
Menerapkan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan h3 (ind)
Menerapkan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan h3 (ind)Menerapkan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan h3 (ind)
Menerapkan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan h3 (ind)
 
Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan h (3)
Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan h (3)Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan h (3)
Menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan h (3)
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerja
 
IPA_KELOMPOK 3.pptx
IPA_KELOMPOK 3.pptxIPA_KELOMPOK 3.pptx
IPA_KELOMPOK 3.pptx
 
Kelompok k3
Kelompok k3Kelompok k3
Kelompok k3
 

More from Yesica Adicondro

Strategi Tata Letak
Strategi Tata LetakStrategi Tata Letak
Strategi Tata Letak
Yesica Adicondro
 
Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Yesica Adicondro
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Yesica Adicondro
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garam
Yesica Adicondro
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Yesica Adicondro
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Yesica Adicondro
 
Dmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesianDmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesian
Yesica Adicondro
 
Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian
Yesica Adicondro
 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Yesica Adicondro
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi Indonesia
Yesica Adicondro
 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPT
Yesica Adicondro
 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah
Yesica Adicondro
 
PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard
Yesica Adicondro
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard
Yesica Adicondro
 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Yesica Adicondro
 

More from Yesica Adicondro (20)

Strategi Tata Letak
Strategi Tata LetakStrategi Tata Letak
Strategi Tata Letak
 
Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card Konsep Balanced Score Card
Konsep Balanced Score Card
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
 
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi BakriMakalah kelompok Analisis Taksi Bakri
Makalah kelompok Analisis Taksi Bakri
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
 
Makalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garamMakalah kelompok 3 gudang garam
Makalah kelompok 3 gudang garam
 
Makalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang GaramMakalah Perusahaan Gudang Garam
Makalah Perusahaan Gudang Garam
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPTMakalah kelompok 2 garuda citilink PPT
Makalah kelompok 2 garuda citilink PPT
 
Makalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilinkMakalah kelompok 2 garuda citilink
Makalah kelompok 2 garuda citilink
 
Dmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesianDmfi leaflet indonesian
Dmfi leaflet indonesian
 
Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian Dmfi booklet indonesian
Dmfi booklet indonesian
 
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
Makalah kinerja operasi Indonesia PPT
 
Makalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi IndonesiaMakalah kinerja operasi Indonesia
Makalah kinerja operasi Indonesia
 
Business process reengineering PPT
Business process reengineering PPTBusiness process reengineering PPT
Business process reengineering PPT
 
Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah Business process reengineering Makalah
Business process reengineering Makalah
 
PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard PPT Balanced Scorecard
PPT Balanced Scorecard
 
Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard Makalah Balanced Scorecard
Makalah Balanced Scorecard
 
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilinkAnalisis Manajemen strategik PT garuda citilink
Analisis Manajemen strategik PT garuda citilink
 
analisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfaanalisis PPT PT Japfa
analisis PPT PT Japfa
 

Recently uploaded

Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptxPowerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
ALfiraSiLarukmi1
 
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdfBABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
FreakiesJunkies
 
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptxaksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
AsepTarsa
 
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdfUK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
hk2738624
 
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65 Prabumulih
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65  PrabumulihModul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65  Prabumulih
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65 Prabumulih
ade927
 
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdfMateri terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
6682agus
 

Recently uploaded (6)

Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptxPowerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
Powerpoint Ujian Dinas Penyesuaian Ijazah.pptx
 
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdfBABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
BABHI SOAL FIGURAL 2 NI BOS SENGGOL DONG YAA ALLAHH RIBET BENER.pdf
 
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptxaksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
aksi nyata TRANSISI PAUD-SD 1 BU HJ. EUIS SRININGRUM, S.Pd.pptx
 
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdfUK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
UK_Perizinan Produk_Maulana Aljabar_jabir_jabirun.pdf
 
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65 Prabumulih
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65  PrabumulihModul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65  Prabumulih
Modul Adaptif pembelajaran SD Negeri 65 Prabumulih
 
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdfMateri terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
Materi terbaru PPT PPPK_01052024_rev.pdf
 

Makalah kesehatan keselamatan kerja

  • 1. Disusun oleh : 1. FAVIAN FIRDAUS F 12010111130096 2. NUR SYAHID 12010111130144 3. M. SAID JUNDI 12010111130176 4. FAIZ FIRMANSYAH 12010111130184 5. ARDY MAULANA 12010111130191 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB I
  • 2. PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek. Setiap tahun di dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita penyakit akibatkerja, kematian 2.2 juta dan kerugian finansial sebesar 1.25 triliun USD. Sedangkan di Indonesiamenurut data PT. Jamsostek (Persero) dalam periode 2002-2005 terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaankerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan konpensasi lebih dari Rp. 550 milyar. Konpensasi ini adalahsebagian dari kerugian langsung dan 7.5 juta pekerja sektor formal yang aktif sebagai pesertaJamsostek. Diperkirakan kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal lebih dari Rp. 2 triliun,dimana sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha.(DK3N,2007). Melihat angka-angka tersebuttentu saja bukan suatu hal yang membanggakan, akan tetapi hendaklah dapat menjadi pemicu bagidunia usaha dan kita semua untuk bersama-sama mencegah dan mengendalikannya Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan
  • 3. kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi. Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata. I.II RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian Kesehatan dan keselamatan Kerja? 2. Apa yang menjadi dasar adanya kesehatan dan keselamatan kerja? 3. Apa yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja? 4. Apa yng menjadi masalah dalam kesehatan dan keselamatan kerja? 5. Upaya apa yang dapat dilakukan dalam mencegah kecelakaan kerja? I.III TUJUAN
  • 4. 1. Mengetahui pengertian Kesehatan dan keselamatan Kerja. 2. Mengetahui dasar adanya kesehatan dan keselamatan kerja. 3. Untuk mengetahui penyebab dan faktor terjadinya kecelakaan kerja. 4. Untuk mengetahui masalah dalam kesehatan dan keselamatan kerja. 5. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. BAB II
  • 5. PEMBAHASAN I. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. 2. Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. 3. Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja 4. Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. 5. Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. 6. Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. 7. Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. (Lalu Husni, 2003: 138).
  • 6. Setelah melihat berbagai pengertian di atas, pada intinya dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi berbicara mengenai kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu membicarakan masalah keamanan fisik dari para pekerja, tetapi menyangkut berbagai unsur dan pihak. II. Undang- Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi Serta produktifitas nasional. UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI. Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan. Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah: a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
  • 7. b.Adanya tenaga kerja, dan c. Ada bahaya di tempat kerja. UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar. Kesehatan dan keselamatan kerja juga diatur oleh ILO dalam Konvensi No. 155 Tahun 1981 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Rekomendasi No. 164 Tahun 1981 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan instrumen lain Organisasi Perburuhan Internasional yang relevan dengan landasan peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization) menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain: a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja. b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja. III. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan
  • 8. merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik. Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah pencahayaan, ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya ditempatkan dekat dengan pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan yang rusak, peralatan pelindung yang tak mencukupi, seperti helm dan gudang yang kurang baik. Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan seperti latihan sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan, mengoperasikan pelindung mesin mengoperasikan tanpa izin atasan, memakai kecepatan penuh, menambah daya dan lain-lain. Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena mereka lalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat efektivitas maksimum, pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan keselamatan. Adapun 7 penyebab terjadinya kecelakaan kerja 1. Mengambil jalan pintas: tiap hari kita mengambil keputusan dan berharap akan membuat pekerjaan lebih cepat dan lebih efisien. Tetapi apakah waktu yang mengamankan tiap resiko keselamatan Anda? Jalan pintas menurunkan keselamatan anda dalam bekerja dan meningkatkan kemungkinan Anda cidera. Percaya atau tidak, sebenarnya perilaku yang safe lah yang paling efisien dan efektif. Berbicara mengenai keefektifan dan keefesienan, ergonomi atau K3 sangat berperan penting untuk mengeliminasi waste (hal-hal yang mengganggu keefesienan). 2. Percaya diri yang berlebih: percaya diri itu bagus. Tetapi terlalu percaya diri kadang tidak terlalu bagus. Perilaku seperti ini dapat menyebabkan prosedur, perkakas atau
  • 9. metode kerja yang tidak benar dalam pekerjaan Anda. Hal ini dapat menyebabkan Anda cidera. 3. Memulai tugas dengan instruksi yang tidak tuntas: untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan benar pertama kali Anda perlu informasi yang tuntas. Pernahkan Anda melihat seorang pekerja disuruh melakukan pekerjaan, hanya diberikan sebagian instruksi kerja? Jangan malu bertanya untuk dijelaskan tentang prosedur kerja dan peringatan keselamatan. Hal ini tidaklah membuat Anda bodoh bertanya tentang hal ini tetapi Anda salah jika tidak bertanya. 4. Kerapian yang buruk: ketika klien, manajer, atau petugas keselamatan melewati area kerja Anda, kerapian adalah indikator yang akurat menilai perilaku seseorang tentang qualitas, produktifitas dan keselamatan. Kerapihan yang buruk menimbulkan berbagai tipe bahaya. Area kerja yang rajin, rapih dan dirawat membuat kebanggaan, kenyamanan dan keselamatan meningkat. Kerapian ini dalam industri sering disebut dengan 5S atau 5R. 5. Tidak memperdulikan prosedur keselamatan: dengan sengaja tidak memperdulikan prosedur keselamatan dapat membahayakan Anda dan rekan kerja Anda. Anda digaji untuk mengikuti kebijakan keselamatan perusahaan bukan membuat aturan Anda sendiri. 6. Ganguan mental dari pekerjaan: memiliki hari yang buruk di rumah dan cemas dengan permasalahan di rumah ketika di tempat kerja adalah kombinasi yang berbahaya. Mental yang jatuh dapat membuat fokus anda buyar untuk mengikuti prosedur kerja yang aman. 7. Gagal merencanakan pekerjaan: banyak referensi yang mengatakan tentang analisa bahaya kerja JSA adalah cara yang efektif untuk menemukan cara yang pintar dalam bekerja dengan aman dan efisien. Bekerja dengan tergesa-gesa saat memulai pekerjaan, atau tidak berfikir tentang proses kerja dapat menempatkan anda melakukan cara yang berbahaya. Lebih baik rencanakan pekerjaan anda kemudian bekerjalah sesuai recana tersebut. IV. Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan
  • 10. produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. a) Kapasitas Kerja Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja. b) Beban Kerja Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah- ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres. c) Lingkungan Kerja Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases). V. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja Konsep kesehatan dan keselamatan kerja
  • 11.
  • 12.
  • 13. Upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja : 1. Mengurangi kondisi yang tidak aman Pengusaha menggunakan alat terkomputerisasi untuk merancang perlatan yang lebih aman. sebagai contoh Designsafe memudahkan analisis bahaya, penilaian resiko dan identifikasipilihan pengendalian keamanan. 2. Mengurangi tindakan tidak aman dengan menekankan keamanan Hal dapat dilakukan seperti : membicarakan keamanan, memastikan pekerja sudah membersihkan tumpahan bahan berbahaya, melaksanakan peraturan keamanan. 3. Mengurangi Tindakan tidak aman melalui seleksi dan penempatan Hal itu dapat dilakukan melalui ERI(employee reliability inventoru) atau daftar keandalan karyawan yang dapat membantu pengusaha mengurangi tindakan yang tidak aman ditempat kerja. 4. Mengurangi Tindakan tidak aman melalui pelatihan
  • 14. Meminimalisir kecelakaan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan pekerjaan sehingga karyawan bekerja dengan mengembangkan perilaku yang menyadari keamanan. 5. Mengurangi tindakan keamanan melalui motivasi Melalui poster, program insentif dan penguatan positif VI. Proteksi bagi pekerja Proteksi merupakan sistemnd perlinduangan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oelh prusahan kepada pekerja. Proteksi ini dengan memberikan rasa aman, baik dari sisi financial, kesehatan, maupun keselamatan fisik bagai pekerja sehingga pekerja dapat beraktivitas dengan tenang dan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningaktan nilai tambah perusahaan. Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan suatu keaharusan bagi perusahaan yang diwajibkan oleh pemerintah melalui peraturan perudang – udangan. Dalam melaksanakan program prteksi, banyak perusahaan bekerja sama dengan perusahan asuransi yang memberikan peranggungan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan, financial atau masalah lainnya yang dihadapi atau dialami oleh pekerja dan kelurganya di kemudian hari. Praktisnya, pemberian proteksi ini kualitasnya tidak sama diantara masing – masing pekerja, tergantung dari kedudukan dan tangguang jawab mereka masing – masing Faktor yang mempengaruhi proteksi 1. Responsibility ( Tanggung Jawab) Semaikin tinggi jabatan seorang karyawan dalam suatu perusahan, semakin besar pula tanggung jawab yang diembannya. Seorang CEO, sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan, mengeban tanggung jawab paling besar terhadap kelangsugan usaha perusahan. Semakin tinggi tanggung jawab yang diemban oelh seorang, semakin tinggi pula proteksi yang diberikan oleh perusahaan. Sebagai contoh, Seorang Manager Treasury atau Branch Manger pada Bank memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi dari pada Dealer yang bertugas di Dealing Room. Oleh karena itu, tingkat proteksi yang diberikan oleh perusahaan kepada Manager Treasury atau Branch Manager lebih tinggi dari Dealer, Mislanya dari Kualitas tunjangan kesehatan. 2. Skill (Keahlian) Untuk kelangsungan usaha perusahaan, perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki keahlian khusus. Misalny, untuk bidang informasi,
  • 15. perusahaan membutuhkan tenaga akhli dibidang informasi teckhnologi yang menguasai teknologi computer. Keahlian mereka sangat spesifik, sehingga untuk mempertahankan agar mereka tetap bekerja di perusahaan tersebut, perusahaan menerapkan program proteksi yang layak dan bahkan kadang – kadang diatas rata – rata yang mampuh diberikan pesaing. Program proteksi yang diterapkan kepada pekerja yang memiliki keahlian khusus akan lebih tinggi dibangingkan dengan pekerja yang tidak memerlukan keahlian khusus, misalnya pekerja administrasi 3. Mental Effort (kerja Otak / Mental) Karyawan yanglebih mengandalkan kemapuan kerja otak atu mental, misalnya analis, programmer, marketer, atau akuntan. Kelas pekerja seperti ini sering disebut dengan “White Collar” kelas pekerja ini biasanya memeperoleh tingkat proteksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas pekerja yang lebih mengandalkan kekuatan fisik (Blue Collar) 4. Physical Effort (Kemampuan Fisik) Karyawan yang lebih mengandalakan kekuatan fisik (Blue Collar), misalnya satuan pengaman (Satpam), petugas kebersihan atau pekerja bangunan. Biasanya proteksi yang diberikan oleh perusahaan kepada mereka lebih difokuskan dalam bentuk perlindungan atas keselamatan kerja. 5. Work Condition (Kondisi Kerja) Kondisi kerja yang diharapkan oleh pekerja untuk satu bidang industri sering kali berbeda. Sebagai contoh, kondisi kerja bagi pekerja dibidang perminyakan, yang bekerja di lepas pantai akan berbeda dengan kondisi kerja di darat. Semakin berat kondisi kerja yang dihadapi oleh pekerja, semakin tinggi program proteksi yang diterapkan. 6. Government Rule (Peraturan Pemerintah) Pemerintah sebagai regulator biasanya membuat peraturan yang mengharuskan pengusaha atau perusahaan untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi pekerja. Sebagai contoh, pemerintah mengaharuskan perusahaan memberikan perlindungan bagi pekerja melalui jaminan asuransi tenaga kerja atu yang dikenal dengan jamsostek. Melalui jaminan asuransi tersebut, pekerja yang di PHK, pekerja yang mengalami kecelakaan selama bekerja, atau yang sakti akan memperoleh santunan yang layak dari pihak
  • 16. asuransi. Selain itu, pemerintah juga mewajibkan perusahaan untuk memberikan hak cuti bagi penyegaran fisik dan mental pekerja. Santunan Seabagi Proteksi 1. Imbalan tidak langsung adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang tidak dikatikan dengan kinerja karyawan. Imbalan tidak langsung dapat dikelompokan dalam 2 (dua) bagian, yaitu Imbalan yang disyaratkan oleh ketentuan perundangan – undangan, seperti jaminan keamana, keselamatan dan kesehatan, dan Santunan. Imbalan tidak langung dapat berperan dalam a. Pencarian Tujuan Sosial atau Masyarakat b. Pencapaian Tujuan Perusahaan c. Pencapaian Tujuan Karyawan 2. Pemberian Jaminan Asuransi Resiko financial yang dihadapi oleh karyawan dan keluarga mereka dapat disebar atau dibervarifikasi melalui lembaga asuransi. Apabila resiko yang ditanggung tersebut benar – benar terjadi, maka perusahan asuransi akan memberikan jaminan atau pertanggungan kepada pekerja sesuai dengan jumlah polis ang telah disepakati. Jaminan asuransi yang dapat diberikan kepada karyawan antara lain : a. Asuransi Kesehatan Asuransi Keseahtan dapat berbentuk asuransi kesehatan umum, asuransi mata, asuransi gigi, dan asuransi kesehatan mental. Asuransi akan menanggung biaya – biaya tersebut sampai dengan jumlah tertentu. Hal ini akan memberikan rasa aman bagai karyawan karena mereka tidak perlu mengeluarkan dana secara penuh untuk proses penyembuhan. Premi yang dibayar perusahaan kepada perusahaan asuransi dipotong dari gaji karyawan setiap bulan dengan persentase tertentu. b. Asuransi Medis Asuransi medis membayar berupa biaya untuk pengobatan, kecelakaan, dan biaya rawat inap di rumah sakit sampai pada batasan atau besarnya polis. Sebagai tambahan, kebanyakan polis berisi daftar jaminan. Daftar ini menetapkan penyakit, kecelakaan, atau biaya opname yang ditanggung dan berapa biaya yang akan dibayar. Sebaliknya penanggung setuju untuk membayar semua atau sebagian biaya yang dikeluarkan (tergantung kesepakantan antarperusahaan dengan asuransi). c. Perawatan Yang Diatur Pemeliharaan kesehatan melalui HMO (Health Maintenance Organization) jika organisasi ini ada di daerah mereka dan pemberi
  • 17. kerja menawarkan bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan lainnya. HMO adalah oraganisasi yang menyediakan fasilitas dan dokter mereka sendiri. d. Asuransi Jiwa Asuransi jiwa berbeda dengan asuransi kesehatan, dimana asuransi jiwa hanya menganggung diri pribadi karyawan. Pemberian asuransi jiwa akan dapat memberikan rasa aman bagi pekerja dalam bentuk proteksi polis kepada keluarga karyawan apabila terjadi kecelakan kerja yang dapat menghilangkan nyawa karyawan atau karyawan mengalami cacat permanent sehingga tidak dapat bekerja secara permanent e. Asuransi Karena Ketidak mampuan Fisik atau Mental Karyawan Apabila karyawan mengalami ketidak mampuan fisik atau mental sehingga tidak dapat bekerja secara penuh, secara ekonomis perusahaan tidak mungkin membiayai karyawan yang tidak produktif. Oleh karena itu, perusahan mengikutsertakan karyawan dalam program asuransi f. Jaminan Asuransi Lain Program kelompok membuat beberapa perusahan untuk menyediakan berbagai program asuransi yang lain. Asuransi yang sah menurut undang – undang memberikan kemudahaan kepada karyawan 3. Jaminan Keamanan Karyawan Disamping mengikutsertakan pekerja dalam program asuransi, terdapat program – program non-asuransi yang dapat memberikan jaminan keamanankepada pekerja. Program ini dapat memberikan keuntungan bagi karyawan, baik sebelum masa pension maupun pada saat pensuin. Program nonasuransi yang dapat diadopsi oleh perusahaan adalah : a. Jaminan Terhadap Pendapatan Atas Pekerjaan Kehilangan pekerjaan (baik karena PHK atau sebab lain) akan memberikan dampak buruk bagi ekonomi rumah tangga karyawan. Dampak buruk ini dapat diminimalisir dnegan menerapkan program jaminan pendapatan bagi pekerja. b. Jaminan Pensiun Pensiun diberikan bagi karyawan yang telah bekerja di perusahaan untuk masa tertentu. pensiun merupakan salah satu program perusahaan dalam rangka memberikan jaminan keamana financial bagi karyawan yang sudak tidak produktif. 1. Membuat Program Pensiun 2. Pensiun Dini 3. Penasehat Pensiun
  • 18. 4. Tujangan Berupa Istirahat Kerja a. Cuti sakit b. Istirahat c. Cuti liburan BAB III PENUTUP Kesimpulan
  • 19. Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Keselamatan kerja menunjuk kepada kondisi – kondisi fisiologis-fisikal dan pisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan – tindakan keselamatan yang efektif, maka tidak akan ada lagi kecelakaan dalam pekerja hal ini akan lebih mempercepat kesejahtraan karyawan yang nantinya juga berimbas pada hasil – hasil produksi perusahaan ini Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah yang merencanakan program keselamatan kerja karyawan sampi dangan pelaksanaannya