Behavioural Management adalah sistem manajemen yang berfokus pada analisis perilaku dan motivasi manusia untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pendekatan ini mempelajari teori-teori psikologi seperti hierarki kebutuhan Maslow dan teori X & Y McGregor untuk memahami perilaku pekerja. Beberapa kritik untuk pendekatan ini adalah asumsi bahwa organisasi bersifat tertutup dan strukturnya kurang fleksibel, serta kurang mempercay
A. SCIENTIFIC MANAGEMENT THEORY(Teori Manajemen Ilmiah)
B. KONTRIBUSI TEORI MANAJEMEN ILMIAH
C. KELEBIHAN TEORI MANAJEMEN ILMIAH
D. KEKURANGAN TEORI MANAJEMEN ILMIAH
A. SCIENTIFIC MANAGEMENT THEORY(Teori Manajemen Ilmiah)
B. KONTRIBUSI TEORI MANAJEMEN ILMIAH
C. KELEBIHAN TEORI MANAJEMEN ILMIAH
D. KEKURANGAN TEORI MANAJEMEN ILMIAH
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Â
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan sdm, pelatihan sdm, pelatihan karyawan, manajemen pelatihan, pelatihan manajemen, program pelatihan, pelatihan hrd, teori pengembangan sdm, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tugas manajemen sumber daya manusia, training sdm, tugas msdm, pelatihan sumber daya manusia, teori pengembangan sumber daya manusia, pelatihan pengembangan sdm, pelatihan manajemen sdm
http://infokonsultasisdm.web.id/
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Â
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
sumber daya manusia, pelatihan dan pengembangan sdm, pelatihan sdm, pelatihan karyawan, manajemen pelatihan, pelatihan manajemen, program pelatihan, pelatihan hrd, teori pengembangan sdm, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia, tugas manajemen sumber daya manusia, training sdm, tugas msdm, pelatihan sumber daya manusia, teori pengembangan sumber daya manusia, pelatihan pengembangan sdm, pelatihan manajemen sdm
http://infokonsultasisdm.web.id/
Pada bagian ini dibahas tentang
pengertian motivasi, teori motivasi.
Dengan dasar pemahaman ini akan
menjadi landasan bagi mahasiswa
untuk memahami pengertian
pengertian motivasidan teori-teori
motivasi Bagian ini merupakan dasar
untuk mempelajari, mendalami serta
memahami pentingnya mengetahui
perilaku organisasi
BAB 1-SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAAN
Kelompok 2-Accountants as Business Analysts
Data Modeling
Kelompok 5-Sales and Collections Business Process
Kelompok 4-Relational Databases and Enterprise Systems
Kelompok 7-CONVERSION BUSSINESS
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Â
Behavioral Management
1. Behavioral Management adalah sebuah sistem manajemen untuk menggerakkan
pekerja/orang lain dengan menggunakan pendekatan berbasis dan terpusat pada perilaku manusia
dengan menganalisis hal yang mendasari aktivitas temporarinya sesuai dengan kebutuhan/motif
pencapaian si pekerja. Dari hasil kemampuan untuk mengidentifikasi serta pemetaan perilaku
dan motif pekerja, para manager mampu memainkan peranannya dalam mengorganisir ataupun
memobilisasi produktiftias pekerja berdasarkan motif yang muncul dari setiap pekerja. Dari peta
perilaku ini pula dapat dibedakan produktifitas pekerja berdasarkan keinginan-keinginan
alamiahnya sebagai manusia. Secara pengertian yang lebih mudah, behaviourist merupakan
metoda yang mencoba menganalisis hubungan motivasi pekerja dan produktifitas kerja.
Pendekatan Ilmu Perilaku Manusia yang mengembangkan/memahami teori tentang
perilaku manusia dengan menggunakan metode ilmiah dan penelitian. Ilmu perilaku manusia ini
berkembang dari ilmu sosial, psikologi, antropologi, ilmu ekonomi, dan disiplin ilmu lain yang
bertujuan untuk memahami perilaku pekerja dan interaksinya dalam sebuah organisasi.
Pendekatan behaviour manajemen dapat dibedakan pada dua entitas, yaitu behaviour individu
dan behavior sosial. Pada behaviour individu, sistem manajemen yang muncul menggunakan
analisis pendekatan perilaku individu yang didasari oleh motif yang mendominasi sang pekerja.
Sedangkan pada behaviour sosial, sistem manajemen lebih lanjut menggunakan pendekatan
terhadap interaksi sosial antar pekerja sehingga yang terjadi adalah kemampuan produktivitas
yang dihasilkan oleh tim berdasarkan motif dan sifat kelompok tersebut, ataupun hasil dari
kombinasi motif-motif yang bersinergi.
Psychology Industry, Hugo Munsterbug, 1912
Hugo Munsterberg memberikan kontribusi besar dalam menerapkan sarana psikologi untuk
membantu mencapai tujuan produktivitas yang sama seperti yang dicari oleh teori manajemen
lainnya. Dalam karya utamanya, Psychology and Industrial Efficiency (Psikologi dan Efisiensi
Industri) ia menyarankan bahwa produktivitas dapat ditingkatkan dengan tiga jalan :
1. Dengan menemukan orang yang terbaik.
2. Dengan menciptakan pekerjaan yang terbaik.
3. Dengan menggunakan pengaruh psikologis, yang disebut Munsterberg pengaruh yang
mungkin (possible effect), untuk mendorong karyawan.
Dalam tiap bidang, Munsterberg menyarankan penggunaan teknik-teknik yang diambil dari
psikologi eksperimen. Sebagai contoh, pengujian psikologi dapat digunakan untuk membantu
dalam memilih karyawan yang memenuhi syarat. Penelitian cara belajar dapat membantu dalam
memperbaiki cara latihan. Dan penelitian tentang tingkah laku manusia dapat merumuskan
teknik-teknik bimbingan kejuruan modern untuk menentukan ketrampilan yang dibutuhkan
untuk suatu pekerjaan dan untuk mengukur ketrampilan calon pekerja merupakan hasil penelitian
Munsterberg.
2. Maslow hierarchy
Kebutuhan Fisiologis. Dalam kebutuhan ini, Maslow mengelompokkan seluruh
kebutuhan fisik yang diperlukan manusia untuk bertahan hidup, seperti makanan atau minuman.
Setelah kebutuhan fisiologis tercapai, ia bukan lagi berupa motivator.
Kebutuhan Keamanan. Kebutuhan ini mencakup keamanan dasar, stabilitas posisi dan
hubungan kerja, perlindungan, dan kebebasan dari rasa takut. Ia merupakan kondisi yang normal
bagi setiap individu untuk memuaskan kebutuhan ini. Jika belum terpenuhi, maka ia menjadi
motivator.
Kebutuhan Pemilikan dan Kasih Sayang. Setelah kebutuhan fisik dan keamanan
terpuaskan, mereka bukan lagi motivator. Lanjutannya, muncul kebutuhan akan kepemilikan dan
kasih sayang selaku motivator. Individu cenderung mencari hubungan bermakna dengan orang
lain di dalam organisasi.
Kebutuhan Kebanggaan Diri. Individu harus membangun rasa percaya diri dan ingin
meraih status, reputasi, dan kemegahan.
Kebutuhan Aktualisasi Diri. Ini adalah kebutuhan manusia untuk menemukan jati
dirinya lewat pekerjaan yang ia lakukan.Penjenjangan ini akan mempengaruhi perilaku sang
pekerja, sehingga manajemen dapat menempatkan perspektif sistem yang diarahkan berdasarkan
karakter atau sifat-sifat yang mendasari kebutuhan si pekerja di masing-masing level.
Douglas Mcgregor, Teory X dan Y
Sebuah pendekatan mangemen, yang membagi 2 perspektif managemen terhadap pekerja,
yaitu teori x menganggap pekerja itu malas, tidak produktif, sedangkan teori y menganggap
pekerja itu bertanggung jawab dapat mengatur diri,ataupun mampu untuk berprestasi. Masing -
masing teori memberikan konsekuensi sistem manajemen yang akan diterapkan, dengan
menempatkan pilihan persepsi manager terhadap pekerjanya. Untuk teori x hal ini dapat dilihat
pada sistem milisterism, cenderung otoriter dan sangat terpusat pengendalian dari atas. Dan hal
sebaliknya terjadi pada teori Y.
Asumsi dalam Teori X :
ï‚· Manusia pada umumnya memiliki kecenderungan tidak menyukai kerja dan
menghindarinya jika mungkin.
ï‚· Karena karakter manusia yang tidak menyukai bekerja, banyak orang harus dipaksa,
dikontrol, diarahkan, atau diperlakukan dengan ancaman hukuman untuk dapat membuat mereka
bekerja dengan kinerja yang diinginkan perusahaan untuk mencapai target/tujuan perusahaan.
ï‚· Manusia pada umumnya lebih suka untuk diarahkan, berharap untuk menghindari
tanggung jawab, memiliki ambisi yang kecil, dan menginginkan keamanan di atas semuanya.
3. Asumsi dari Teori Y :
ï‚· Usaha fisik dan mental yang dikeluarkan dalam bekerja adalah sama seperti saat manusia
bermain atau istirahat. Manusia pada umumnya tidak memiliki sifat tidak suka bekerja.
ï‚· Kontrol eksternal dan ancaman hukuman bukan satu-satunya cara untuk membuat
manusia mau berusahan secara maksimal untuk mencapai target/tujuan perusahaan. Orang akan
melakukan upaya sendiri untuk mampu bekerja dengan baik dan akan mengontrol sendiri
pekerjaan yang dikerjakannya.
ï‚· Manusia pada umumnya mau belajar, dalam kondisi tertentu, bukan hanya untuk
menerima namun juga mau mencari tanggungjawab lebih.
ï‚· Manusia cenderung memiliki keinginan untuk menjadi lebih mahir, pintar, dan kreatif
dalam mencari solusi permasalahan perusahaan. Sementara hanya sedikit saja yang tidak
memiliki keinginan tersebut.
ï‚· Dalam kondisi kehidupan industri modern, potensi intelektual manusia pada umumnya
hanya dimanfaatkan secara parsial.
Frederick Herzberg
Menggambarkan hubungan antara atitude pekerjaan dan produktivitas.Dari sistem yang ada
muncul beberapa hal yang menetukan kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja. Hal-hal yang
menyebabkan ketidakpuasan kerja harus dituntaskan terlebih dahulu oleh pihak managemen
kemudian berkonsentrasi pada motivasi pekerja. Dalam bahasa yang lebih mudah, Herxberg
mengatakan lakukan terlebih dahulu kondisi pekerja aman, warmdan safe kemudian membahas
motivasi pada pekerja.
Frederick Herzberg (Hasibuan, 1990 : 177) mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua
faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian
yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi
(prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi
individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Herzberg menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh
dua faktor yang merupakan kebutuhan, yaitu :
a. Maintenance Factors
Adalah faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin
memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan kebutuhan yang
berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
b. Motivation Factors
Adalah faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan
sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan
terhadap pribadi yang berkaitan langsung denagn pekerjaan.
4. Kritik Terhadap Behavioural Management
Behavioral Management mengasumsikan bahwa organisasi adalah sistem tertutup, dimana para
pekerja cenderung lebih mengutamakan perkembangan departemen mereka masing-masing
dibandingkan dengan perkembangan keseluruhan organisasi. Pada akhirnya, struktur yang tidak
fleksibel yang diciptakan prinsip ini tidak dapat berjalan dengan baik karena berada dibawah
kondisi yang tidak stabil.
Kritik Terhadap Teori X dan Y :
1. Meskipun teori ini sangat humanis, pada kenyataannya masih timbul rasa ketidak percayaan
perusahaan pada para pekerja bahwa mereka dapat mengontrol diri mereka masing-masing dan
mampu melakukan perubahan sehingga dapat memberikan kontribusi pada perusahaan.
2. Penerapan teori ini pada kenyataan tidak konsisten, menganggap kondisi karyawan seperti
pada teori Y namun sistem yang digunakan pada level manajemen adalah teori X. Keadaan ini
memunculkan teori baru yaitu teori hybrid dimana pekerja dipandang tidak secara personal
namun secara kolektif.
Kritik Terhap Hierarki Kebutuhan Maslow
Teori ini seolah mengijinkan semua orang untuk memiliki persepsi tersendiri dan membutuhkan
dukungan serta pengujian terhadap validitasnya. Kelemahan dari teori ini adalah pada level
tertinggi pada hierarki kebutuhan tersebut, bahwa semua orang membutuhkan aktualisasi diri.
Pada level ini seolah tidak menimbulkan banyak masalah tapi hal tersebut dikarenakan
kebanyakan orang tidak memahami maksud dari kebutuhan tersebut. Kebanyakan orang
mungkin mengetahui bahwa ia membutuhkan pangan, papan, atau kebutuhan pribadi lainnya,
namun mereka beranggapan bahwa mereka tidak membutuhkan aktualisasi diri atau bahkan
mereka tidak mengetahui bahwa mereka sedang mengaktualisasikan diri mereka. Hal ini
membuat terori maslow ini mengandung ambiguitas bagi sebagian orang untuk dapat
mendukung atau menolak, sehingga dengan demikian membuatnya mengijinkan semua orang
menginterpretasikan kebenarannya sendiri.
KELEBIHAN TEORI PERILAKU MANAJEMEN (BEHAVIOR)
1. Memberikan pemahaman akan pentingnya motivasi perorangan (individual motivation),
hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) dalam suatu pekerjaan, perilaku
kelompok, hubungan antar karyawan, dan pentingnya pekerjaan bagi manusia itu sendiri.
2. Meningkatkan empati manajer dalam berhubungan dengan karyawan, serta mampu
mengayomi bawahannya dengan baik dan benar.
3. Mengurangi jumlah karyawan yang tidak profesional.
4. Banyak digunakan dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari meliputi penganggaran modal,
perencanaan produk, manajemen persediaan, penjadwalan, metode antrian, transportasi.
5. 5. Menantang pandangan yang mengatakan bahwa karyawan merupakan alat dan
mengedepankan keyakinan bahwa karyawan sebenarnya merupakan sumber daya yang
berharga.
6. Menghasilkan produk yang lebih banyak dengan cara menyesuaikan kondisi karyawan di
jam-jam kerja tertentu yang sering kali berbeda jumlah produk yang dihasilkan.
7. Meningkatkan kemampuan dan kinerja para karyawan dengan cara mengarahkan dan
memotivasi serta memahami psikologi dan sosiologis para karyawan.
8. Melatih people skills seorang manajer di samping penguasaan technical skills-nya.
9. Meningkatkan motivasi individu untuk bekerja dan membentuk hubungan sosial.
10. Mampu mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat
kerja