Penyakit Hirschprung adalah kelainan bawaan yang disebabkan oleh ketidakadaan sel ganglion pada sebagian usus besar, menyebabkan gangguan peristaltik dan obstruksi usus. Gejalanya antara lain gagal mengeluarkan mekonium, muntah, distensi perut, dan konstipasi. Diagnosa didasarkan pada biopsi jaringan usus, sedangkan penatalaksanaannya melalui operasi.
Endometritis dan metritis adalah infeksi rahim yang umumnya terjadi setelah persalinan. Endometritis adalah radang endometrium sedangkan metritis adalah radang otot rahim. Gejala utamanya adalah demam dan lochea berbau. Penanganannya meliputi antibiotika, analgesik, dan kuret bila diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Dokumen tersebut membahas tentang Kala IV persalinan yang dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya. Dokumen ini menjelaskan tanda-tanda yang harus diamati pada kala IV seperti tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, kontraksi rahim, dan perdarahan. Dokumen juga membahas tanda bahaya, mekanisme fisiologis, asuhan, dan kemungkinan komplikasi pada kala IV seperti at
Teks tersebut merupakan makalah tentang studi kasus campak pada orang dewasa yang membahas tentang konsep medis campak, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis dan tujuan penulisan makalah tersebut untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan diagnosa campak.
Endometritis dan metritis adalah infeksi rahim yang umumnya terjadi setelah persalinan. Endometritis adalah radang endometrium sedangkan metritis adalah radang otot rahim. Gejala utamanya adalah demam dan lochea berbau. Penanganannya meliputi antibiotika, analgesik, dan kuret bila diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Dokumen tersebut membahas tentang Kala IV persalinan yang dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya. Dokumen ini menjelaskan tanda-tanda yang harus diamati pada kala IV seperti tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, kontraksi rahim, dan perdarahan. Dokumen juga membahas tanda bahaya, mekanisme fisiologis, asuhan, dan kemungkinan komplikasi pada kala IV seperti at
Teks tersebut merupakan makalah tentang studi kasus campak pada orang dewasa yang membahas tentang konsep medis campak, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis dan tujuan penulisan makalah tersebut untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan diagnosa campak.
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia, yaitu hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, faktor risiko, etiologi, gejala, diagnosis, pengelolaan, dan dampak preeklampsia bagi ibu dan janin. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, di mana preeklampsia berat membutuhkan penanganan medis segera untuk mencegah kompl
Ketuban pecah dini atau KPD adalah ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, riwayat KPD sebelumnya, atau merokok. Penderita KPD dapat mengalami komplikasi seperti persalinan prematur, infeksi, atau asfiksia janin. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid, dan induksi persalinan tergant
Jalan lahir normal & kala 3 & 4fikri asyura
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan normal melalui jalan lahir, termasuk faktor-faktor yang harus diperhatikan, anatomi jalan lahir, teknik pemeriksaan dalam, tahapan kelahiran bayi dan plasenta, serta pengawasan pasca persalinan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
Penyakit Hirschprung ditandai dengan penyumbatan pada usus besar akibat ketidakmampuan otot usus untuk berkontraksi karena ketiadaan sel saraf ganglion. Gejala awalnya adalah bayi baru lahir tidak buang air besar selama 24-48 jam. Diagnosa didukung dengan hasil biopsi rektum dan uji colok dubur. Penatalaksanaannya meliputi pembedahan untuk memotong bagian usus tanpa sel saraf dan menyambungkannya ke re
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan diagnosis kehamilan dengan tepat, meliputi:
1) Tanda dan gejala kehamilan normal pada trimester pertama hingga ketiga seperti amenorea, mual, dan pertambahan berat badan.
2) Pembedaan diagnosis kehamilan dengan kondisi seperti mioma uteri, kistoma ovarii, dan menopause.
3) Ketidaknyamanan umum selama kehamilan seperti rasa lelah, sakit punggung, dan kram k
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gagal pernafasan akut. Terdapat beberapa masalah utama yaitu pola nafas yang tidak efektif dan gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan sesak nafas berat dan hipoksemia. Tindakan yang diberikan meliputi oksigenasi, fisioterapi paru, dan dukungan fungsi vital untuk meningkatkan ventilasi dan pertukaran gas.
Este documento describe el programa Hiperbaric Challenge, un desafío educativo organizado por Hiperbaric en asociación con CITD. El programa invita a equipos de estudiantes a diseñar, construir y competir con coches de inercia. El objetivo es fomentar el talento, la creatividad, el trabajo en equipo y la excelencia de los jóvenes. Los equipos recibirán premios como el mejor proyecto y comunicación o el ganador de la competición deportiva.
Pengertian Meningokel
merupakan benjolan berbentuk kista di garis tulang belakang yang umumnya terdapat di daerah lumbo-sakral. Lapisan meningel berupa durameter dan arachnoid ke luar kanalis vertebralis, sedangkan medulla spinalis masih di tempat yang normal.
Meningokel
adalah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida. Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit. Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh
Etiologi
Penyebab terjadinya meningokel adalah karena adanya defek pada penutupan spina bifida yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal dari korda spinalis atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah. Risiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan.
Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar sarf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar sarf yang terkena.
Terdapat tiga jenis spina bifida
Ensephalokel
Ensephalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak serta ditutupi kulit. Terbanyak di daerah oksipital.
Etiologi
Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor usia ibu yang tertalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat. Langkah selanjutnya, sebelun hamil, ibu sangat disarankan mengonsumsi asam folatdalam jumlah cukup.
Gejala
Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa hidrosefalus, kelumpuahn keempat anggota gerak (kuadriplegia spastik), gangguan perkembangan, mikrosefalus, gangguan penglihatan, keterbelakangan mental dan pertumbuhan, ataksia, serta kejang. Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal.
Pencegahan
Bagi ibu yang berencana hamil, ada baiknya mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya, mengonsumsi makanan bergizi serta menambah supfemen yang mengandung asam folat.
Penatalaksanaan
Sebelum dioperasi, bayi dimasukkan ke dalam inkubator dengan kondisi tanpa baju
Bayi dalam posisi telungkup atau tidur jika kantongnya besar untuk mencegah Infeksi.
Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah, ahli ortopedi, dan ahli urologi, terutama untuk tindakan pembedahan, dengan sebelumnya melakukan informed consent dan informed choice pada keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang preeklampsia, yaitu hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria. Dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, faktor risiko, etiologi, gejala, diagnosis, pengelolaan, dan dampak preeklampsia bagi ibu dan janin. Preeklampsia dibedakan menjadi ringan dan berat, di mana preeklampsia berat membutuhkan penanganan medis segera untuk mencegah kompl
Ketuban pecah dini atau KPD adalah ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, riwayat KPD sebelumnya, atau merokok. Penderita KPD dapat mengalami komplikasi seperti persalinan prematur, infeksi, atau asfiksia janin. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, kortikosteroid, dan induksi persalinan tergant
Jalan lahir normal & kala 3 & 4fikri asyura
Dokumen tersebut membahas tentang persalinan normal melalui jalan lahir, termasuk faktor-faktor yang harus diperhatikan, anatomi jalan lahir, teknik pemeriksaan dalam, tahapan kelahiran bayi dan plasenta, serta pengawasan pasca persalinan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
Penyakit Hirschprung ditandai dengan penyumbatan pada usus besar akibat ketidakmampuan otot usus untuk berkontraksi karena ketiadaan sel saraf ganglion. Gejala awalnya adalah bayi baru lahir tidak buang air besar selama 24-48 jam. Diagnosa didukung dengan hasil biopsi rektum dan uji colok dubur. Penatalaksanaannya meliputi pembedahan untuk memotong bagian usus tanpa sel saraf dan menyambungkannya ke re
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan diagnosis kehamilan dengan tepat, meliputi:
1) Tanda dan gejala kehamilan normal pada trimester pertama hingga ketiga seperti amenorea, mual, dan pertambahan berat badan.
2) Pembedaan diagnosis kehamilan dengan kondisi seperti mioma uteri, kistoma ovarii, dan menopause.
3) Ketidaknyamanan umum selama kehamilan seperti rasa lelah, sakit punggung, dan kram k
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gagal pernafasan akut. Terdapat beberapa masalah utama yaitu pola nafas yang tidak efektif dan gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan sesak nafas berat dan hipoksemia. Tindakan yang diberikan meliputi oksigenasi, fisioterapi paru, dan dukungan fungsi vital untuk meningkatkan ventilasi dan pertukaran gas.
Este documento describe el programa Hiperbaric Challenge, un desafío educativo organizado por Hiperbaric en asociación con CITD. El programa invita a equipos de estudiantes a diseñar, construir y competir con coches de inercia. El objetivo es fomentar el talento, la creatividad, el trabajo en equipo y la excelencia de los jóvenes. Los equipos recibirán premios como el mejor proyecto y comunicación o el ganador de la competición deportiva.
Pengertian Meningokel
merupakan benjolan berbentuk kista di garis tulang belakang yang umumnya terdapat di daerah lumbo-sakral. Lapisan meningel berupa durameter dan arachnoid ke luar kanalis vertebralis, sedangkan medulla spinalis masih di tempat yang normal.
Meningokel
adalah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida. Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit. Spina bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh
Etiologi
Penyebab terjadinya meningokel adalah karena adanya defek pada penutupan spina bifida yang berhubungan dengan pertumbuhan yang tidak normal dari korda spinalis atau penutupnya, biasanya terletak di garis tengah. Risiko melahirkan anak dengan spina bifida berhubungan erat dengan kekurangan asam folat, terutama yang terjadi pada awal kehamilan.
Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan akar sarf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis maupun akar sarf yang terkena.
Terdapat tiga jenis spina bifida
Ensephalokel
Ensephalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak serta ditutupi kulit. Terbanyak di daerah oksipital.
Etiologi
Ada beberapa dugaan penyebab penyakit itu diantaranya, infeksi, faktor usia ibu yang tertalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik, serta pola makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kekurangan asam folat. Langkah selanjutnya, sebelun hamil, ibu sangat disarankan mengonsumsi asam folatdalam jumlah cukup.
Gejala
Gejala dari ensefalokel, antara lain berupa hidrosefalus, kelumpuahn keempat anggota gerak (kuadriplegia spastik), gangguan perkembangan, mikrosefalus, gangguan penglihatan, keterbelakangan mental dan pertumbuhan, ataksia, serta kejang. Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal.
Pencegahan
Bagi ibu yang berencana hamil, ada baiknya mempersiapkan jauh jauh hari. Misalnya, mengonsumsi makanan bergizi serta menambah supfemen yang mengandung asam folat.
Penatalaksanaan
Sebelum dioperasi, bayi dimasukkan ke dalam inkubator dengan kondisi tanpa baju
Bayi dalam posisi telungkup atau tidur jika kantongnya besar untuk mencegah Infeksi.
Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah, ahli ortopedi, dan ahli urologi, terutama untuk tindakan pembedahan, dengan sebelumnya melakukan informed consent dan informed choice pada keluarga.
Omfalokel adalah cacat pada umbilikus dimana usus besar dan organ perut lainnya dapat menonjol keluar melalui defek pada dinding abdomen. Besarnya organ yang menonjol bergantung pada ukuran lubangnya, dan dapat ditutupi dengan bahan sintetis untuk didorong masuk kembali ke dalam perut secara bertahap.
PENGERTIAN
Obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan. (Ngastiyah,2005)
ETIOLOGI
Obstruksi biliaris ini disebabkan oleh :
Batu empedu
Karsinoma duktus biliaris
Karsinoma kaput pankreas
Radang duktus biliaris komunis
Ligasi yang tidak disengaja pada duktus komunis (Sarjadi,2005)
Kista dari saluran empedu
Limfe node diperbesar dalam porta hepatis
Tumor yang menyebar ke sistem empedu (Zieve David,2009
PATOFISIOLOGI
Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding empedu misalnya ada tomor atau penyempitan karena trauma. Batu empedu dan cacing askariasis sering dijumpai sebagai penyebab sumbatan didalam lumen saluran. Pankreasitis, tumor caput pankreas, tumor kandung empedu atau anak sebar tumor ganas di daerah ligamentum hepato duodenale dapat menekan saluran empedu dari luar menimbulkan gangguan aliran empedu. (Reskoprojo,1995)
Kurangnya bilirubin dalam saluran usus bertanggung jawab atas tinja pucat biasanya dikaitkan dengan obstruksi empedu. Penyebab gatal (pruritus) yang berhubungan dengan obtruksi empedu yang tidak jelas. Sebagian percaya mungkin berhubungan dengan akumulasi asam empedu di kulit. Selain itu, mungkin berkaitan dengan pelepasan opioid endogen. (Judarwanto,2009)
Penyebab obstruksi biliaris adalah tersumbatnya saluran empedu sehingga empedu tidak dapat mengalir ke dalam usus untuk dikeluarkan (sebagai strekobilin) di dalam feses. (Ngastiyah,2005)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1.Pemeriksaan darah (terdapat peningkatan bilirubin)
2.Rontgen perut (tampak hati membesar)
3.Breath test
4.USG
5.Skrening hati
6.CT Scan
Penyakit duktus biliaris intrahepatik :
Atresia biliaris
Sirosis biliaris primer
Kolangitis sklerosing
PENATALAKSAAN
1.Medis
Penatalaksanaan medisnya dengan tindakan operasi. (Ngastiyah,2005)
2.Asuhan kebidanan
a.Mempertahankan kesehatan bayi (pemberian makan yang cukup gizi sesuai dengan kebutuhan, serta menghindarkan kontak infeksi).
b.Memberikan penjelasan kepada orang tua bahwa keadaan kuning pada bayi berbeda dengan bayi lain yang kuning akibat hiperbilirubin biasa yang hanya dapat dengan terapi sinar atau terapi lain. (Ngastiyah,2005)
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi kehamilan, meliputi definisi kehamilan, kondisi psikologis ibu hamil, pengaruh lingkungan, relasi dengan ibunya, antisipasi terhadap bayi, abortus, reaksi terhadap keguguran, dan ketakutan ibu hamil saat melahirkan."
hernia diafragmatika Kelompok 7 non reg a bu henikellamm
Dokumen tersebut membahas tentang hernia diafragmatika pada bayi baru lahir. Hernia diafragmatika terjadi akibat gangguan pembentukan diafragma sehingga organ-organ perut dapat masuk ke rongga dada melalui lubang pada diafragma. Gejala yang muncul antara lain sianosis, takipneu, dan perut yang kempis. Pemeriksaan medis seperti thoraks dan fluoroskopi diperlukan untuk mendiagnosis pasti. Anak perlu seger
Dokumen ini membahas tentang dukungan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil untuk mencegah depresi. Tenaga kesehatan perlu mempelajari kondisi lingkungan ibu dan memberikan edukasi mengenai kehamilan, pertumbuhan janin, dan persiapan persalinan untuk mengurangi kekhawatiran ibu di setiap trimester.
Atresia Duodeni
Atresia duodeni adalah Suatu kondisi dimana duodenum ( bagian pertama dari usus halus) tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak berupa saluran terbuka dari lambung yang tidak memungkinkan perjalanan makanan dari lambung ke usus.
Etiologi
Gangguan pada awal masa kehamilan (minggu ke 4 dan ke 5 ).
Gangguan pembuluh darah
Banyak terjadi pada bayi premature
Tanda dan gejala
Bisa ditemukan pembengkakan abdomen bagian atas.
Muntah banyak segera setelah lahir berwarna kehijauan akibat adanya empedu.
Perut kembung di daerah epigastrium.
Tidak memproduksi urin setelah beberapa kali buang air kencing.
Hilangnya bising usus setelah beberapa kali buang air besar mekonium.
Berat badan menurun dan sukar bertambah.
Atresia duodeni
Komplikasi
Obstruksi lumen oleh membrane utuh, fail fibrosa yang menghubungkan dua ujung kantong duodenum yang buntu pendek, atau suatu celah antara ujung-ujung duodenum yang tidak bersambung
Atresia membranosa adalah bentuk yang paling sering obstruksinya terjadi di sebelah distal ampula vateri pada kebanyakan penderita.
Obstruksi duodenum dapat juga disebabkan oleh kompresi ekstrinsik seperti pancreas anular atau oleh pita-pita laad pada penderita malrotasi.
Atresia Esophagus
Atresia esophagus adalah kelainan bawaan dimana ujung saluran esophagus buntu 60% biasanya disertai dengan hidramnion. Atresia esophagus terjadi pada 1 dari 3000-4500 kelhiran hidup, sekitar sepertiga anak yang terkena lahir premature
Kelainan- kelainan lain dalam atresia esophagus
KALSIA
Kalasia adalah kelainan yang terjadi pada bagian bawah esophagus ( pada persambungan dengan lambung ) yang tidak dapat menutup rapat sehingga bayi sering regurgitasi bila dibaringkan.
AKALSIA
Merupakan kebalikan dari kalsia, pada akalasia bagian distal esophagus tidak dapat membuka dengan baik sehingga terjadi keadaan seperti stenosis atau atresia.
Etiologi
Pada kasus polahidramnion ibu
Bayi dalam keaadaan kurang bulan / kurang cukup bulan
Jika kateter yang digunakan untuk resusitasi saat lahir tidak bisa masuk kedalam lambung
Jika bayi mengeluarkan sekresi mulut berlebihan
Jika terjadi tersedak, sianosis, atau pada waktu berupaya menelan makanan.
Tanda Dan Gejala
Liur yang menetes terus menerus dari mulut bayi
Liur berbuih
Adanya aspirsai ketika bayi diberi minum
Bayi tampak sianosis akibat aspirasi yang dialami
Saat bayi diberi minum bayi akan mengalami batuk seperti tercekik
Muntah yang proyektil
Kelainan sistem metabolik dan sistem endokrinsri wahyuni
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan sistem metabolik dan sistem endokrin, termasuk definisi, etiologi, gejala, dan penanganan dari beberapa kondisi seperti galaktosemia, fenilketonuria, fruktosemia, hipotiroidisme, hiperplasia adrenal kongenital, dan defisiensi hormon pertumbuhan.
Dokumen tersebut membahas tentang kelainan metabolik dan endokrin pada neonatus. Secara garis besar dibahas tentang definisi, klasifikasi, faktor risiko, gejala, diagnosis, penatalaksanaan, dan asuhan bidan terhadap neonatus dengan kelainan tersebut. [ringkasan selesai]
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung atau Mega Colon yang disebabkan oleh ketidakadaan sel-sel ganglion pada rektum dan sebagian usus besar, menyebabkan gangguan peristaltik dan evakuasi usus. Dokumen ini juga menjelaskan etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan penyakit Hirschsprung atau Mega Colon."
1. Hirschsprung merupakan kelainan bawaan pada sistem pencernaan dimana terjadi gangguan pergerakan usus akibat tidak adanya sel saraf di dinding usus tertentu.
2. Penyakit ini disebabkan oleh ketidakhadiran sel saraf ganglion pada pleksus saraf usus, menyebabkan gangguan motilitas usus.
3. Gejala utama penyakit Hirschsprung adalah konstipasi, pembesaran perut, dan keluarnya fe
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung, yaitu kelainan pada sistem saraf usus besar yang menyebabkan gangguan pergerakan usus. Dokumen menjelaskan gejala, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan penyakit Hirschsprung pada bayi dan anak, termasuk prosedur bedah untuk menangani kelainannya.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Hirschsprung pada anak, yang disebabkan oleh ketidakcukupan syaraf pada usus besar bagian bawah sehingga menyebabkan obstruksi. Dibahas pula gejala, diagnosis, klasifikasi, faktor risiko, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada penyakit tersebut. Kelompok 3 membahas topik ini dengan dosen pembimbing Ibu Henik Istikhomah.
Dokumen tersebut membahas tentang Hirschsprung Disease yang merupakan penyakit gangguan sistem saraf entrik usus akibat kegagalan migrasi sel saraf parasimpatis. Penyakit ini ditandai dengan ketidakhadiran sel ganglion pada bagian distal usus dan perlu dilakukan pembedahan untuk menghilangkan bagian usus yang tidak berganglion.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan untuk penyakit Hirschsprung. Penyakit ini disebabkan oleh ketidaknormalan saraf pada usus besar yang menyebabkan konstipasi. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan pendukung. Penatalaksanaannya meliputi pembedahan, konservatif, atau tindakan sementara. Asuhan keperawatan berfokus pada mencegah komplikasi seperti konstip
Dokumen ini membahas tentang penyakit hisprung pada bayi, termasuk pengertian, etiologi, gejala, faktor risiko, klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Penyakit ini disebabkan oleh ketidaknormalan saraf pada usus besar bagian bawah sehingga menyebabkan kelumpuhan dan pembesaran usus. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan tambahan seperti rontgen dan biopsi. Penatalaksanaann
Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi dimana bagian usus masuk ke bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi. Gejala klinis utama adalah nyeri perut, massa di abdomen, dan feses berdarah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, foto abdomen, USG, dan CT Scan. Pengobatan meliputi reduksi non-operatif maupun operatif dengan insisi, diseksi, dan menutup luka. Komplikasi berupa dehidrasi,
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hisprung.pptxUungKuriyah
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan berupa ketidakhadiran sel-sel saraf pada usus besar yang menyebabkan konstipasi berkepanjangan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi, patofisiologi, komplikasi, manifestasi klinis, diagnosa, dan intervensi keperawatan yang meliputi pemeriksaan, pemberian cairan, edukasi, dan per
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat musik tradisional Indonesia beserta asal daerah dan cara memainkannya. Terdapat 20 alat musik yang dijelaskan masing-masing memiliki jenis bunyi yang berbeda seperti aerofon, membranofon, kordofon, dan ideofon. Alat-alat musik tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Cerita ini menceritakan tentang Hang Tuah, seorang pemuda yang membela diri dari pemberontak dengan kapaknya. Ia kemudian menjadi pahlawan setelah membunuh pemberontak tersebut. Namun Tumenggung dan pegawai lain merasa iri dan menghasut raja dengan mengatakan Hang Tuah berkhianat. Akhirnya Hang Tuah diusir dari istana.
This document outlines the family tree of Drs. H.M Gaffar Hamid. It details his ancestors and their marriages which produced children. Specifically, it notes that:
1) P. Beddu married P. Nini and they had a son named Dupa
2) Dupa first married M. Said and they had a daughter named Habasiah
3) Dupa second married H. M. Said and they had a son named H. M. Sanusi Said
4) The Supreme Court ruled in 1983 that Habasiah Hamid and H. M. Sanusi Said were the rightful heirs in the inheritance case.
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah dengan menjelaskan pengertian, syarat, rukun, dan tahapan pelaksanaan masing-masing ibadah. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah. Kedua ibadah tersebut memerlukan pemenuhan syarat-syarat dan pelaksanaan rukun-rukun tertentu agar sah.
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
Dokumen ini berisi tentang manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. "W" di RSUD Kabupaten Muna. Ibu melahirkan anak ketiga pada tanggal 21 Februari 2017. Pemeriksaan menunjukkan ibu dalam kondisi baik namun mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Diagnosa yang ditegakkan adalah post partum hari pertama dengan masalah nyeri perut bagian bawah. Rencana asuhan dirancang untuk memastikan ke
1. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Penyakit hisprung merupakan suatu kelainan bawaan yang menyebabkan gangguan
pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah proksimal dengan panjang
yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Penyakit hisprung adalah penyebab
obstruksi usus bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia akan tetapi yang paling
sering pada neonatus. Penyakit hisprung juga dikatakan sebagai suatu kelainan kongenital
dimana tidak terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di kolon, keadaan
abnormal tersebutlah yang dapat menimbulkan tidak adanya peristaltik dan evakuasi usus
secara spontan, spingter rektum tidak dapat berelaksasi, tidak mampu mencegah keluarnya
feses secara spontan, kemudian dapat menyebabkan isi usus terdorong ke bagian segmen
yang tidak adalion dan akhirnya feses dapat terkumpul pada bagian tersebut sehingga dapat
menyebabkan dilatasi usus proksimal.
Pasien dengan penyakit hisprung pertama kali dilaporkan oleh Frederick Ruysch pada tahun
1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah Harald Hirschsprung yang mendeskripsikan
megakolon kongenital pada tahun 1863. Namun patofisiologi terjadinya penyakit ini tidak
diketahui secara jelas. Hingga tahun 1938, dimana Robertson dan Kernohan menyatakan
bahwa megakolon yang dijumpai pada kelainan ini disebabkan oleh gangguan peristaltik
dibagian distal usus defisiensi ganglion. Penyakit hisprung terjadi pada 1/5000 kelahiran
hidup. Insidensi hisprung di Indonesia tidak diketahui secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara
5000 kelahiran hidup. Dengan jumlah penduduk Indonesia 200 juta dan tingkay kelahiran 35
permil, maka diprediksikan setiap tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit hisprung.
Insidens keseluruhan dari penyakit hisprung 1: 5000 kelahiran hidup, laki-laki lebih banyak
diserang dibandingkan perempuan ( 4: 1 ). Biasanya, penyakit hisprung terjadi pada bayi
aterm dan jarang pada bayi prematur. Penyakit ini mungkin disertai dengan cacat bawaan dan
termasuk sindrom down, sindrom waardenburg serta kelainan kardiovaskuler.
Selain pada anak, penyakit ini ditemukan tanda dan gejala yaitu adanya kegagalan
mengeluarkan mekonium dalam waktu 24-48 jam setelah lahir, muntah berwarna hijau dan
konstipasi faktor penyebab penyakit hisprung diduga dapat terjadi karena faktor genetik dan
faktor lingkungan.
2. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi dan menambah pengetahuan kepada para
pembaca khususnya kepada mahasiswa Akademi keperawatan mengenai penyakit hisprung.
2. ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1. Definisi Hisprung
Penyakit Hisprung disebut juga kongenital aganglionik megakolon. Penyakit ini merupakan
keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan (aganglionik). Jadi, karena ada
bagian dari usus besar (mulai dari anus kearah atas) yang tidak mempunyai persarafan
(ganglion), maka terjadi “kelumpuhan” usus besar dalam menjalanakan fungsinya sehingga
usus menjadi membesar (megakolon). Panjang usus besar yang terkena berbeda-beda untuk
setiap individu.
Penyakit hirschsprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel ganglion parasimpatis pada
usus, dapat dari kolon sampai pada usus halus. (Ngastiyah, 1997 : 138).
Penyakit hirschsprung adalah anomali kongenital yang mengakibatkan obstruksi mekanik
karena ketidak adekuatan motilitas sebagian dari usus. (Donna L. Wong, 2003 : 507).
Macam-macam Penyakit Hirschprung
Berdasarkan panjang segmen yang terkena, dapat dibedakan 2 tipe yaitu :
Penyakit Hirschprung segmen pendek
Segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid; ini merupakan 70% dari
kasus penyakit Hirschprung dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki
dibanding anak perempuan.
Penyakit Hirschprung segmen panjang
Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau usus
halus. Ditemukan sama banyak pada anak laki maupun prempuan.(Ngastiyah, 1997 :
138)
2. Etiologi Hisprung
Mungkin karena adanya kegagalan sel-sel ”Neural Crest” ambrional yang berimigrasi
ke dalam dinding usus atau kegagalan pleksus mencenterikus dan submukoisa untuk
berkembang ke arah kranio kaudal di dalam dinding usus.
Disebabkan oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus Auerbach di
kolon.
Sebagian besar segmen yang aganglionik mengenai rectum dan bagian bawah kolon
sigmoid dan terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985 : 1134)
a. Sering terjadi pada anak dengan ”Down Syndrome”.
b. Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi
kraniokaudal pada nyenterik dan submukosa dinding pleksus. (Suriadi, 2001 : 242).
3. ii
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala setelah bayi lahir
Tidak ada pengeluaran mekonium (keterlambatan > 24 jam)
Muntah berwarna hijau
Distensi abdomen, konstipasi.
Diare yang berlebihan yang paling menonjol dengan pengeluaran tinja / pengeluaran
gas yang banyak.
karena gejala tidak jelas pada waktu lahir.Gejala pada anak yang lebih besar
Riwayat adanya obstipasi pada waktu lahir
Distensi abdomen bertambah
Serangan konstipasi dan diare terjadi selang-seling
Terganggu tumbang karena sering diare.
Feses bentuk cair, butir-butir dan seperti pita.
Perut besar dan membuncit.
4. Patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya kerusakan primer dengan
tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa kolon distal. Segmen aganglionic hampir
selalu ada dalam rectum dan bagian proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini
menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik ) dan
tidak adanya evakuasi usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga
mencegah keluarnya feses secara normal yang menyebabkan adanya akumulasi pada usus
dan distensi pada saluran cerna. Bagian proksimal sampai pada bagian yang rusak pada Mega
Colon ( Betz, Cecily & Sowden).
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk kontrol kontraksi dan
relaksasi peristaltik secara normal. Isi usus mendorong ke segmen aganglionik dan feses
terkumpul didaerah tersebut, menyebabkan terdilatasinya bagian usus yang proksimal
terhadap daerah itu karena terjadi obstruksi dan menyebabkan dibagian Colon tersebut
melebar ( Price, S & Wilson ).
5. Manifestasi Klinis
Kegagalan lewatnya mekonium dalam 24 jam pertama kehidupan.
Konstipasi kronik mulai dari bulan pertama kehidupan dengan terlihat tinja seperti
pita.
Obstruksi usus dalam periode neonatal.
Nyeri abdomen dan distensi.
Gangguan pertumbuhan.(Suriadi, 2001 : 242)
4. ii
Obstruk total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketiadaan evaluai
mekonium.
Keterlambatan evaluasi mekonium diikuti obstruksi periodic yang membaik secara
spontan maupun dengan edema.
Gejala ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti
dengan obstruksi usus akut.
Konstruksi ringan, enterokolitis dengan diare, distensi abdomen dan demam. Diare
berbau busuk dapat menjadi satu-satunya gejala.
Gejala hanya konstipasi ringan.
(Mansjoer, 2000 : 380)
Masa Neonatal :
a. Gagal mengeluarkan mekonium dalam 48 jam setelah lahir.
b. Muntah berisi empedu.
c. Enggan minum.
d. Distensi abdomen.
Masa bayi dan anak-anak :
a. Konstipasi
b. Diare berulang
c. Tinja seperti pita, berbau busuk
d. Distensi abdomen
e. Gagal tumbuh(Betz, 2002 : 197)
6. Komplikasi
Gawat pernapasan (akut)
Enterokolitis (akut)
Striktura ani (pasca bedah)
Inkontinensia (jangka panjang)
(Betz, 2002 : 197)
Obstruksi usus
Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
Konstipasi
(Suriadi, 2001 : 241)
7. Pemeriksaan Diagnostik
Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa dengan alat penghisap and
mencari sel ganglion pada daerah submukosa.
Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum, dilakukan dibawah
narkos. Pemeriksaan ini bersifat traumatic.
5. ii
Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap. Pada penyakit ini klhas
terdapat peningkatan aktivitas enzim asetikolin enterase.
Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
(Ngatsiyah, 1997 : 139)
Foto abdomen ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.
Enema barium ; untuk mengetahui adanya penyumbatan pada kolon.
Biopsi rectal ; untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion.
Manometri anorektal ; untuk mencatat respons refleks sfingter interna dan eksterna.
(Betz, 2002 : 197).
8. Penatalaksanaan
Pembedahan hirschsprung dilakukan dalam 2 tahap, yaitu dilakukan kolostomi loop atau
double-barrel sehingga tonus dan ukuran usus yang dilatasi dan hipertropi dapat kembali
normal (memerlukan waktu 3-4 bulan), lalu dilanjutkan dengan 1 dari 3 prosedur berikut :
a. Prosedur Duhamel enarikan kolon normal kearah bawah dan menganastomosiskannya
dibelakang usus aganglionik.
b. Prosedur Swenson : Dilakukan anastomosis end to end pada kolon berganglion dengan
saluran anal yang dibatasi.
c. Prosedur saave : Dinding otot dari segmen rektum dibiarkan tetap utuh. Kolon yang
bersaraf normal ditarik sampai ke anus.
d. Intervensi bedah
Ini terdiri dari pengangkatan ari segmen usus aganglionik yang mengalami obstruksi.
Pembedahan rekto-sigmoidektomi dilakukan teknik pull-through dapat dicapai dengan
prosedur tahap pertama, tahap kedua atau ketiga, rekto sigmoidoskopi di dahului oleh suatu
kolostomi. Kolostomi ditutup dalam prosedur kedua.
1. Persiapan prabedah
Lavase kolon
Antibiotika
Infuse intravena
Tuba nasogastrik
Perawatan prabedah rutin
Pelaksanaan pasca bedah
1. Perawatan luka kolostomi
2. Perawatan kolostomi
3. Observasi distensi abdomen, fungsi kolostomi, peritonitis dan peningkatan suhu.
4. Dukungan orangtua, bahkan kolostomi sementara sukar untuk diterima. Orangtua
harus belajar bagaimana menangani anak dengan suatu kolostomi.
6. ii
B. ASUHAN KEPERAWATAN HIRSPRUNG
1. Pengkajian
Informasi identitas/data dasar meliputi, nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat,
tanggal pengkajian, pemberi informasi.
Keluhan utama
Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat dilakukan pengkajian, pada
klien Hirschsprung misalnya, sulit BAB, distensi abdomen, kembung, muntah.
Riwayat kesehatan sekarang
Yang diperhatikan adanya keluhan mekonium keluar setelah 24 jam setelah lahir,
distensi abdomen dan muntah hijau atau fekal.
Tanyakan sudah berapa lama gejala dirasakan pasien dan tanyakan bagaimana upaya
klien mengatasi masalah tersebut.
Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah sebelumnya klien pernah melakukan operasi, riwayat kehamilan, persalinan dan
kelahiran, riwayat alergi, imunisasi.
Riwayat Nutrisi meliputi : masukan diet anak dan pola makan anak.
Riwayat psikologis
Bagaimana perasaan klien terhadap kelainan yang diderita apakah ada perasaan rendah
diri atau bagaimana cara klien mengekspresikannya.
Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan pada orang tua apakah ada anggota keluarga yang lain yang menderita
Hirschsprung.
Riwayat social
Apakah ada pendakan secara verbal atau tidak adekuatnya dalam mempertahankan
hubungan dengan orang lain.
Riwayat tumbuh kembang
Tanyakan sejak kapan, berapa lama klien merasakan sudah BAB.
Riwayat kebiasaan sehari-hari
Meliputi – kebutuhan nutrisi, istirahat dan aktifitas.
2. Pemeriksaan Fisik
Sistem integument
Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi dapat dilihat capilary
refil, warna kulit, edema kulit.
Sistem respirasi
Kaji apakah ada kesulitan bernapas, frekuensi pernapasan
Sistem kardiovaskuler
7. ii
Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama denyut nadi apikal,
frekuensi denyut nadi / apikal.
Sistem penglihatan
Kaji adanya konjungtivitis, rinitis pada mata
Sistem Gastrointestinal
Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising usus, adanya kembung
pada abdomen, adanya distensi abdomen, muntah (frekuensi dan karakteristik muntah)
adanya keram, tendernes.
3. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan tidak adanya
daya dorong.
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
inadekuat.
Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.
Post operasi
Gangguan integritas kulit b/d kolostomi dan perbaikan pembedahan
Nyeri b/d insisi pembedahan
Kurangnya pengetahuan b/d kebutuhan irigasi, pembedahan dan perawatan kolostomi.
4. Intervensi Keperawatan
PRE OPERASI
A. Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan tidak
adanya daya dorong.
Tujuan : klien tidak mengalami ganggguan eliminasi dengan kriteria defekasi normal, tidak
distensi abdomen.
Intervensi :
Monitor cairan yang keluar dari kolostomi.
Rasional : Mengetahui warna dan konsistensi feses dan menentukan rencana selanjutnya
Pantau jumlah cairan kolostomi.
Rasional : Jumlah cairan yang keluar dapat dipertimbangkan untuk penggantian cairan
Pantau pengaruh diet terhadap pola defekasi.
Rasional : Untuk mengetahui diet yang mempengaruhi pola defekasi terganggu.
8. ii
B. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
inadekuat.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria dapat mentoleransi diet sesuai
kebutuhan secara parenteal atau per oral.
Intervensi :
Berikan nutrisi parenteral sesuai kebutuhan.
Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
Pantau pemasukan makanan selama perawatan.
Rasional : Mengetahui keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan 1300-3400 kalori
Pantau atau timbang berat badan.
Rasional : Untuk mengetahui perubahan berat badan
C. Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.
Tujuan : Kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dengan kriteria tidak mengalami dehidrasi, turgor
kulit normal.
Intervensi :
Monitor tanda-tanda dehidrasi.
Rasional : Mengetahui kondisi dan menentukan langkah selanjutnya
Monitor cairan yang masuk dan keluar.
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh
Berikan caiaran sesuai kebutuhan dan yang diprograrmkan.
Rasional : Mencegah terjadinya dehidrasi
D. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tenang, tidak menangis, tidak
mengalami gangguan pola tidur.
Intervensi :
Kaji terhadap tanda nyeri.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan langkah selanjutnya
Berikan tindakan kenyamanan : menggendong, suara halus, ketenangan.
Rasional : Upaya dengan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
Kolaborsi dengan dokter pemberian obat analgesik sesuai program.
Rasional : Mengurangi persepsi terhadap nyeri yamg kerjanya pada sistem saraf pusat
POST OPERASI
A. Gangguan integritas kulit b/d kolostomi dan perbaikan pembedahan
Tujuan :memberikan perawatan perbaikan kulit setelah dilakukan operasi
kaji insisi pembedahan, bengkak dan drainage.
9. ii
Berikan perawatan kulit untuk mencegah kerusakan kulit.
Oleskan krim jika perlu.
B. Nyeri b/d insisi pembedahan
Tujuan :Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tenang, tidak menangis, tidak
mengalami gangguan pola tidur.
Observasi dan monitoring tanda skala nyeri.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan langkah selanjutnya
Lakukan teknik pengurangan nyeri seperti teknik pijat punggung dansentuhan.
Rasional : Upaya dengan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi dalam pemberian analgetik apabila dimungkinkan.
Rasional : Mengurangi persepsi terhadap nyeri yamg kerjanya pada sistem saraf pusat
C. Kurangnya pengetahuan b/d kebutuhan irigasi, pembedahan dan perawatan
kolostomi.
Tujuan : pengetahuan keluarga pasien tentang cara menangani kebutuhan irigasi,
pembedahan dan perawatan kolostomi tambah adekuat.
Intervensi :
Kaji tingkat pengetahuan tentang kondisi yang dialami perawatan di rumah dan
pengobatan.
Ajarkan pada orang tua untuk mengekspresikan perasaan, kecemasan dan perhatian
tentang irigasi rectal dan perawatan ostomi.
Jelaskan perbaikan pembedahan dan proses kesembuhan.
Ajarkan pada anak dengan membuat gambar-gambar sebagai ilustrasi misalnya
bagaimana dilakukan irigasi dan kolostomi.
Ajarkan perawatan ostomi segera setelah pembedahan dan lakukan supervisi saat
orang tua melakukan perawatan ostomi.
5. Evaluasi
Pre operasi Hirschsprung
a. Pola eliminasi berfungsi normal
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
c. Kebutuhan cairan dapat terpenuhi
d. Nyeri pada abdomen teratasi
Post operasi Hirschsprung
a. Integritas kulit lebih baik
b. Nyeri berkurang atau hilang
c. Pengetahuan meningkat tentang perawatan pembedahan terutama pembedahan kolon
10. ii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit hisprung merupakan penyakit yang sering menimbulkan masalah. Baik masalah
fisik, psikologis maupun psikososial. Masalah pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
penyakit hisprung yaitu terletak pada kebiasaan buang air besar. Orang tua yang
mengusahakan agar anaknya bisa buang air besar dengan cara yang awam akan menimbulkan
masalah baru bagi bayi/anak. Penatalaksanaan yang benar mengenai penyakit hisprung harus
difahami dengan benar oleh seluruh pihak. Baik tenaga medis maupun keluarga. Untuk
tecapainya tujuan yang diharapkan perlu terjalin hubungan kerja sama yang baik antara
pasien, keluarga, dokter, perawat maupun tenaga medis lainnya dalam mengantisipasi
kemungkinan yang terjadi.
B. SARAN
Kami berharap setiap mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang penyakit
hsaprung. Walaupun dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan.
11. ii
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily, L. Dan Linda A. Sowden 2002. Buku Saku Keperawatan
Pediatrik. Edisi ke-3. Jakarta : EGC.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Kartono, Darmawan. 2004. Penyakit Hirschsprung. Jakarta : Sagung Seto.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.Sri Kurnianingsih
(Fd), Monica Ester (Alih bahasa) edisi – 4 Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa : Brahm U Pendit.
Jakarta : EGC.
Carpenito , Lynda juall. 1997 . Buku saku Diagnosa Keperawatan.Edisi ke -^. Jakarta
: EGC
Staf Pengajar Ilmu kesehatan Anak . 1991. Ilmu Kesehatan Anak . Edisi Ke-2 . Jakarta
: FKUI .
Mansjoer , Arif . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran .Edisi Ke-3 . Jakarta : Media
Aesulapius FKUI
13. ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan
sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga
selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku
umatnya.
makalah ini penulis membahas mengenai “ASUHAN KEPERAWATAN HISPRUNG” dengan
makalah ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Juli 2013
Penyusun
14. ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1. Latar Belakang............................................................................................ 1
2. Permasalahan............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A. Konsep Dasar Hisprung...... ....................................................................... 2
B. Asuhan Keperawatan Hisprung................................................................... 6
BAB III PENUTUP................................................................................................. 10
3.1. Kesimpulan......................................................................................................... 10
3.2. Saran................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 11