Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Dokumen tersebut membahas tentang Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN mengukur prestasi siswa secara relatif dengan siswa lain, sedangkan PAP mengukur prestasi siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Keduanya memiliki persamaan seperti menggunakan tujuan evaluasi dan sampel yang sama, namun PAN cenderung mengukur banyak perilaku dengan sedikit soal, sedangkan PAP
Dokumen tersebut membahas tentang komponen evaluasi kurikulum yang mencakup tujuan pendidikan, pemilihan bahan pelajaran, penyajian bahan pelajaran, dan penilaian efektivitas pembelajaran. Beberapa model evaluasi kurikulum yang disebutkan meliputi model diskrepansi, model kontingensi-kongruensi, dan model CIPP.
Dokumen tersebut memberikan panduan pengembangan indikator untuk penilaian kompetensi siswa. Dokumen tersebut menjelaskan kata kerja operasional yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran seperti agama, seni, bahasa, dan drama. Dokumen tersebut juga menganalisis karakteristik kelompok mata pelajaran dan aspek yang dinilai sesuai peraturan pemerintah.
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah dan alternatif pemecahannya. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi adalah kompleksitas tugas kepala sekolah, kurangnya persiapan guru, subjektivitas supervisor, seringnya pergantian kepala sekolah, serta keterbatasan sarana prasarana. Alternatif pemecahannya meliputi peningkatan kompetensi supervisor, pembagian tugas kepala
Dokumen tersebut membahas tentang Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN mengukur prestasi siswa secara relatif dengan siswa lain, sedangkan PAP mengukur prestasi siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Keduanya memiliki persamaan seperti menggunakan tujuan evaluasi dan sampel yang sama, namun PAN cenderung mengukur banyak perilaku dengan sedikit soal, sedangkan PAP
Dokumen tersebut membahas tentang komponen evaluasi kurikulum yang mencakup tujuan pendidikan, pemilihan bahan pelajaran, penyajian bahan pelajaran, dan penilaian efektivitas pembelajaran. Beberapa model evaluasi kurikulum yang disebutkan meliputi model diskrepansi, model kontingensi-kongruensi, dan model CIPP.
Dokumen tersebut memberikan panduan pengembangan indikator untuk penilaian kompetensi siswa. Dokumen tersebut menjelaskan kata kerja operasional yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran seperti agama, seni, bahasa, dan drama. Dokumen tersebut juga menganalisis karakteristik kelompok mata pelajaran dan aspek yang dinilai sesuai peraturan pemerintah.
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
Modul ini membahas tentang pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar siswa melalui berbagai metode seperti tes objektif, tes uraian, pengamatan, dan penilaian kinerja. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan perkembangan belajar siswa."
Dengan mengoptimalkan kompetensi sosial guruTika Pratiwi
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengoptimalkan kompetensi sosial guru. Kompetensi sosial guru mencakup kemampuan berinteraksi dengan siswa, kepala sekolah, rekan kerja, orang tua siswa, dan masyarakat serta menerapkan prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan. Dokumen ini juga membahas cara mengoptimalkan kompetensi sosial guru dan
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
Modul ini membahas penjumlahan bilangan dua angka untuk siswa kelas 2 SD. Modul ini berisi informasi umum tentang penyusun, instansi, tahun penyusunan, mata pelajaran, alokasi waktu, kompetensi awal, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan lampiran yang mendukung proses pembelajaran penjumlahan bilangan dua angka.
Modul ini membahas pengembangan modul ajar, meliputi tujuan pengembangan modul ajar, konsep dan prosedur pengembangan modul ajar, serta modifikasi modul ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Modul ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam pengembangan modul ajar seperti tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kurikulum 2013, termasuk pengertian, pendekatan, fungsi, KKM, dan teknik penilaian.
2) Berbagai contoh format penilaian untuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan dijelaskan secara rinci.
3) Aspek-aspek seperti waktu penilaian, pernyataan hasil belajar, dan promosi siswa juga dib
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran, termasuk pengertian, tujuan, kriteria pemilihan, fungsi, manfaat, dan konsep-konsep terkait seperti fungsi atensi, kognitif, afektif, kompensatoris, serta kelayakan praktis, teknis dan biaya dari media pembelajaran. Dokumen ini juga membahas manfaat audio visual dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik dan bentuk instrumen penilaian sikap berdasarkan Kurikulum 2013. Terdapat empat teknik penilaian sikap yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Observasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan pedoman berupa daftar cek atau skala penilaian. Penilaian diri menggunakan lembar penilaian diri berupa daftar cek atau sk
Perencanaan pendidikan melibatkan penetapan tujuan dan sumber daya, serta pemilihan teknik untuk mencapai tujuan secara efektif dan bermutu dalam periode tertentu. Prosesnya mencakup identifikasi masalah, analisis, desain, evaluasi, spesifikasi, dan implementasi rencana.
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
Lembar kerja ini berisi tentang penentuan teknik dan bentuk penilaian untuk ketiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Terdapat contoh instrumen penilaian untuk masing-masing ranah beserta cara pengolahan nilainya.
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnHadi Wahyono
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting diberikan kepada siswa di sekolah. Setelah pembelajaran PKn dilaksanakan, tentunya memerlukan suatu penilaian hasil belajar.
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
Modul ini membahas tentang pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar siswa melalui berbagai metode seperti tes objektif, tes uraian, pengamatan, dan penilaian kinerja. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan perkembangan belajar siswa."
Dengan mengoptimalkan kompetensi sosial guruTika Pratiwi
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengoptimalkan kompetensi sosial guru. Kompetensi sosial guru mencakup kemampuan berinteraksi dengan siswa, kepala sekolah, rekan kerja, orang tua siswa, dan masyarakat serta menerapkan prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan. Dokumen ini juga membahas cara mengoptimalkan kompetensi sosial guru dan
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
Modul ini membahas penjumlahan bilangan dua angka untuk siswa kelas 2 SD. Modul ini berisi informasi umum tentang penyusun, instansi, tahun penyusunan, mata pelajaran, alokasi waktu, kompetensi awal, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan lampiran yang mendukung proses pembelajaran penjumlahan bilangan dua angka.
Modul ini membahas pengembangan modul ajar, meliputi tujuan pengembangan modul ajar, konsep dan prosedur pengembangan modul ajar, serta modifikasi modul ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Modul ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam pengembangan modul ajar seperti tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kurikulum 2013, termasuk pengertian, pendekatan, fungsi, KKM, dan teknik penilaian.
2) Berbagai contoh format penilaian untuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan dijelaskan secara rinci.
3) Aspek-aspek seperti waktu penilaian, pernyataan hasil belajar, dan promosi siswa juga dib
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
Dokumen tersebut membahas tentang media pembelajaran, termasuk pengertian, tujuan, kriteria pemilihan, fungsi, manfaat, dan konsep-konsep terkait seperti fungsi atensi, kognitif, afektif, kompensatoris, serta kelayakan praktis, teknis dan biaya dari media pembelajaran. Dokumen ini juga membahas manfaat audio visual dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik dan bentuk instrumen penilaian sikap berdasarkan Kurikulum 2013. Terdapat empat teknik penilaian sikap yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal. Observasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan pedoman berupa daftar cek atau skala penilaian. Penilaian diri menggunakan lembar penilaian diri berupa daftar cek atau sk
Perencanaan pendidikan melibatkan penetapan tujuan dan sumber daya, serta pemilihan teknik untuk mencapai tujuan secara efektif dan bermutu dalam periode tertentu. Prosesnya mencakup identifikasi masalah, analisis, desain, evaluasi, spesifikasi, dan implementasi rencana.
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
Lembar kerja ini berisi tentang penentuan teknik dan bentuk penilaian untuk ketiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Terdapat contoh instrumen penilaian untuk masing-masing ranah beserta cara pengolahan nilainya.
Mengembangkan Penilaian Hasil Belajar PKnHadi Wahyono
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting diberikan kepada siswa di sekolah. Setelah pembelajaran PKn dilaksanakan, tentunya memerlukan suatu penilaian hasil belajar.
Desain evaluasi merupakan prosedur yang diciptakan oleh evaluator untuk mengumpulkan data. Makalah ini membahas pengertian desain evaluasi, prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran seperti kontinuitas dan komprehensif, teknik evaluasi melalui tes dan non tes, langkah-langkah evaluasi, serta faktor yang melemahkan evaluasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan model sistem penilaian berbasis kelas dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Tujuannya adalah menghasilkan model penilaian yang sesuai dengan pencapaian kompetensi bahasa Indonesia. Model ini diharapkan dapat membantu guru melaksanakan penilaian yang lebih baik sejalan dengan perubahan kurikulum. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan riset untuk menghasilkan
Pengertian Evaluasi Kurikulum
Kedudukan Evaluasi Kurikulum
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum
Objek Evaluasi Kurikulum
Prinsip, jenis dan desain Evaluasi Kurikulum
Model-model Evaluasi Kurikulum
Peranan Evaluasi Kurikulum
(Zainal Arifin, 2011)
by Ani Mahisarani PGSD STKIP Sebelas April Sumedang
Dokumen tersebut membahas tentang Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) di Indonesia. UUGD mengatur bahwa guru dan dosen adalah tenaga profesional pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana dan kompetensi tertentu seperti pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. UUGD bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan martabat guru serta dosen sebagai tenaga pendidik profesional.
Unit ini membahas penilaian proses dan hasil pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Penilaian proses meliputi observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran, sedangkan penilaian hasil berupa tes dan tugas untuk mengukur penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar. Prinsip penilaian meliputi menyeluruh, berkelanjutan, bermakna, dan berorientasi pada tujuan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan, manfaat, dan fungsi perencanaan penilaian dalam pendidikan. Tujuan perencanaan penilaian adalah agar penilaian sesuai dengan tujuan yang direncanakan secara efektif dan efisien. Manfaatnya meliputi menjadi pedoman evaluasi dan meningkatkan efisiensi. Fungsinya antara lain memberi pemahaman tujuan pendidikan dan kebutuhan siswa. Dibahas pula permasalahan dan solusi
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
Makalah ini membahas tentang jabatan profesional guru dan tantangan yang dihadapi guru dalam pembelajaran. Guru memiliki peran penting dalam membimbing peserta didik agar menjadi pribadi yang mandiri. Sebagai jabatan profesional, guru harus bekerja secara profesional dengan keahlian yang dimiliki. Dalam pembelajaran, guru melakukan berbagai kegiatan seperti penyajian materi, membimbing belajar mandiri siswa, dan berinteraksi dengan
Similar to MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN ANNISA.pdf (20)
This document discusses the introduction of a new type of weapon called a fusiapatin gunnaf that can induce confusion and disorientation in targets. It notes that the fusiapatin works by emitting a type of radiation that interferes with neurological functions for a brief period. The document recommends further research on defensive and offensive applications of this new technology.
Dokumen tersebut membahas tentang sinusoidal dan phasor. Secara ringkas, sinusoidal adalah sinyal berbentuk sinus atau cosinus yang berubah terhadap waktu, seperti tegangan dan arus AC. Phasor digunakan untuk mewakili sinusoidal dalam bentuk bilangan kompleks yang menyatakan amplitudo dan sudut fasa, memudahkan analisis rangkaian listrik AC. Dokumen ini memberikan contoh perhitungan sudut fasa, transformasi antara bentuk sinusoidal dan phasor, serta pen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas tiga kalimat atau kurang yang memberikan informasi tingkat tinggi dan esensial dari dokumen tersebut. RPP ini merencanakan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah dengan standar kompetensi mengenal sejarah masyarakat Arab pra-Islam dan kompetensi dasar terkait adat istiadat, kepercayaan, serta mengambil hik
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
1. EVALUASI PEMBELAJARAN DAN IMPLEMENTASINYA
Metode Penelitian Kualitatif
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pembelajaran
Dra. Hj. Hernawati, M.Pd
MAKALAH
Oleh :
Annisa Mutiara Putri (4.19.5047)
STAI MIFTAHUL ‘ULUM TANJUNGPINANG
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
TAHUN 2021/2022
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Evaluasi
Pembelajaran dan Implementasinya”. Dengan membuat makalah ini, kami banyak mengambil
dari berbagai sumber.
Penulis menyadari bahwa makalah yang di buat ini banyak kekurangan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bermanfaat untuk semua pihak yang
membaca.
Tanjungpinang, 10 Januari 2022
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................................ 1
1.3 Batasan Masalah .................................................................................................... 1
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
1.5 Tujuan ................................................................................................................... 2
1.6 Manfaat ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran.................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Evaluasi........................................................................................... 3
2.1.2 Tujuan dan Fungsi............................................................................................. 7
2.1.3 Prinsip Evaluasi Pembelajaran.......................................................................... 8
2.1.4 Jenis Evaluasi Pembelajaran............................................................................. 9
2.2 Standar Penilaian Dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan..................... 11
2.2.1 Karakteristik Model dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran......................... 11
2.2.2 Aspek-Aspek Hasil Belajar Yang Harus Diukur............................................. 12
BAB III PENUTUP................................................................................................... 17
3.1 Simpulan ............................................................................................................ 17
3.2 Saran .................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 11
mengamanatkan kepada pemerintah pusat dan daerah untuk menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu (berkualitas) bagi setiap warga
negara.Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus
menerusuntuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas
pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran
(instructionalquality) karena muara dari berbagai program pendidikan adalah pada
terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, usaha
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan
kualitas pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan informasi tentang tingkat
keberhasilan dari proses pembelajaran yang telah dan sedang berlangsung
yangdilakukan dengan baik sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk
menyusun dan melaksanakan pembelajaran selanjutnya. Hal ini senada dengan yang
tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional Pasal 57 ayat (1) bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya
terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan.
Dengan demikian, untuk dapat melakukan pembaharuan program pendidikan,
termasuk di dalamnya adalah program pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap
program yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan baik.
Untuk dapat menyusun program yang lebih baik, hasil evaluasi program sebelumnya
merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan. Hal ini sejalan dengan kompetensi
yang harus dikuasai dan dikembangkan gurucdalam meningkatkan keprofesionalnya.
Mengacu pada UU guru dan dosen No.14tahun 2005, kompetensi merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati,
diakuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.
Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam UU tersebut adalah : a)
kompetensi pendagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi social dan d)
kompetensi professional.
Menurut Rancangan Peraturan Pemerintah tentang guru (RPP Guru, 2006)
(dalam Sudaryono: 2012, 7), kompetensi pendagogik merupakan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi
:a)pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, b) pemahaman terhadap peserta
didik, c) pengembangan kurikulum/silabus, d) perencanaan pembelajaran, e)
pelaksanaan pembelajaran yang mendididk dan dialogis, f) pemanfaatan teknologi
pembelajaran, g) evaluasi hasil belajar dan h) pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
5. Selanjutnya kompetensi kepribadian guru yang sekurang-kurangnya mencakup
kepribadian yang: a) mantap, b) stabil, c) dewasa, d) arif dan bijaksana, e)berwibawa,
f) beraklak mulia, g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,h)
mengevaluasi kinerja sendiri, dan i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.Adapun
kompetensi social merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang
sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk : a) berkomunikasi lisan, tulisan, dan
atau isyarat, b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional,
c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik, d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Sedangkan kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan latar belakang kualifikasi akademik
atau mata pelajaran yang diampunya.
1.2 Identifikasi masalah
Adapun identifikasi masalah pada makalah ini ialah :
1. Apa pengertian Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran?
2. Bagaimana Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran?
3. Bagaimana Prinsip Evaluasi Pembelajaran?
4. Bagaimana Jenis Evaluasi Pembelajaran?
5. Bagaimana Standar Penilaian dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan?
6. Bagaimana Karakteristik Model dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran?
7. Bagaimana Aspek-aspek Hasil Belajar Yang Harus Diukur?
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah pada makalah ini ialah :
1. Bagaimana Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
2. Bagaimana Standar Penilaian dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan
1.4 Rumusan masalah
Adapun rumusan Masalah pada makalah ini ialah :
1. Bagaimana Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
2. Bagaimana Standar Penilaian dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan
1.5 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Konsep
Dasar Evaluasi Pembelajaran dan Standar Penilaian dalam Perspektif Standar Nasional
Pendidikan.
6. 1.6 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini ialah:
1. Agar lebih memahami bagaimana Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
2. Agar lebih memahami bagaimana Standar Penilaian dalam Perspektif Standar
Nasional Pendidikan.
7. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Evaluasi
Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes, pengukuran,
dan penilaian. (test, measurement,and assessment) yang secara konsepsional istilah-
istilah tersebut berbeda satu sama lainnya, tetapi mempunyai hubungan yang sangat
erat. Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan
seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus
atau pertanyaan (Djemari Mardapi, 2008: 67). Tes merupakan salah satu alat untuk
melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik
suatuobjek misalnya seorang pasien yang melakukan tes jantung. Dalam
pembelajaran objek ini bisa berupa kemampuan peserta didik, sikap, minat, maupun
motivasi. Respons peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan
kemampuan dalam bidang tertentu. Tes merupakan bagian tersempit dari evaluasi.
Istilah evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian, pengukuran
maupun tes. Stufflebeam dan Shinkfield (1985: 159) menyatakan bahwa :
Evaluation is theprocess of delineating, obtaining, and providing descriptive and
judgmental information about the worth and merit of some object’s goals, design,
implementation, and impact in order to guide decision making, serve needs for
accountability, and promote understanding of the involved phenomena. Evaluasi
merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapatdijadikan sebagai
pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth and merit) dari tujuan
yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk membantumembuat
keputusan, membantu pertanggungjawaban dan meningkatkan pemahaman
terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut,inti dari evaluasi adalah penyediaan
informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan.
Komite Studi Nasional tentang Evaluasi(National Study Committee on
Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12), menyatakan bahwa :
Evaluationis the process of ascertaining the decision of concern, selecting
appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report
summarydata useful to decision makers in selecting among alternatives. Evaluasi
merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis dan
penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan
program, prosedur, produk atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga
bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif
keputusan untuk program selanjutnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi
merupakanproses (bukan hasil) yang sistematis dan berkelanjutan untuk
mengumpulkan, mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan informasi
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan atau menyusun
kebijakan. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang
8. akurat dan objektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses
pelaksanaan program,dampak/hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil
evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil
keputusan apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu, juga
dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun
penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Dalam setiap kegiatan evaluasi pembelajaran, langkah pertama yang harus
diperhatikan adalah tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung
pada jenis yang digunakan. Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang
bersifar khusus. Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut
perlu diperinci menjadi tujuan khusus sehingga dapat menuntun guru dalam
menyusun soal atau mengembangkan instrumen evaluasi lainnya. Ada dua cara
yang dapat ditempuh guru untuk merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat khusus.
Pertama, melakukan perincian ruang lingkup evaluasi. Kedua, melakukan perincian
proses mental yang akan dievaluasi. Cara pertama berhubungan dengan luas
pengetahuan sesuai dengan silabus mata pelajaran dan cara kedua berhubungan
dengan jenjang pengetahuan, seperti yang dikembangkan Bloom dkk.
Sangat penting bagi guru untuk memahami tujuan dan fungsi evaluasi sebelum
guru tersebut melakukannya dalam proses pembelajaran, bila tidak guru akan
mengalami kesulitan dalam merencanakan dan melaksanakan evaluasi tersebut.
Adapun tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan
efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan, materi,
metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun system penilaian itu sendiri.
Sementara untuk tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis
evaluasi pembelajaran itu sendiri seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan,
evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi ekonomis dan evaluasi
program komperhensif.
Menurut Kellough dan Kellough dalam Sweringen (2006) tujuan penilaian
pembelajaran adalah untuk membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan peserta didik, menilai efektivitas strategi pembelajaran,
menilai dan meningkatkan evektivitas program kurikulum, menilai dan
meningkatkan efektivitas pembelajaran, menyediakan data yang membantu dalam
membuat keputusan, komunikasi dan melibatkan orang tua peserta didik.
Adapun tujuan penilain hasil belajar adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang
telah diberikan.
2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta
didik terhadap program pembelajaran.
3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta
didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan
9. 4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelamahan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan
dasar bagi guru untuk memberikan pengayaan, sedangkan kelemahannya
dapat dijadikan acuan untuk memberikan remedial dan bimbingan
5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai
dengan jenis pendidikan tertentu
6. Untuk menentukan kenaikan kelas
7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Menurut Scriven (1967), fungsi evaluasi pembelajaran dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan
apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki
bagian tertentu atau sebagian besar kurikulum yang dikembangkan. Sedangkan
fungsi sumatif dihubungan dengan menyimpulkan mengenai kebaikan dari system
secara keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan
suatu kurikulum telah dianggap selesai.
Fungsi evaluasi memang cukup luas, bergantung dari sudut mana kita
melihatnya. Bila kita lihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah sebagai
berikut :
1. Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui sejauh mana
kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam pembelajaran, mereka perlu mengetahui prestasi belajarnya sehingga
ia merasakan kepuasan dan ketenangan. Untuk itu, guru perlu melakukan
evaluasi pembelajaran, termasuk penilaian prestasi belajar peserta didik.
2. Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti
bahwa peserta didik dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh
lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya.
3. Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam
usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
4. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam
kelompok, apakah dia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang
pandai. Hal ini berhubungan dengan sikap dan tanggung jawab orang tua
untuk mengetahui kemajuan anak-anaknya.
5. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam
menempuh program pendidikannya.
6. Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan
seleksi,baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun
kenaikan kelas.
7. Secara administrative evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang
kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang
berwewenang, kepala sekolah, guru-guru, dan peserta didik itu sendiri.
10. 2.1.3 Prinsip Evaluasi Pembelajaran
Prinsip tidak lain adalah pernyataan yang mengandung kebenaran hampir
sebagian besar, jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus. Menurut Zainal arifin
( 2012: 30-31) untuk memperoleh hasilevaluasi yang lebih baik, maka kegiatan
evaluasi pembelajaran harus bertitik tolak dari prinsip-prinsip evaluasi, yakni
sebagai berikut:
1. Kontiniutas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara incidental karena pembelajaran itu
sendiri adalah suatu proses yang kontiniu. Oleh sebab itu, evaluasi pun harus
dilakukan secara kontiniu. Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu waktu
harus senantiasa dihubungkan dengan hasil-hasil pada waktu sebelumnya,
sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan berarti tentang tentang
peserta didik. Perkembangan belajar peserta didik tidak dapat dilihat dari
dimensi produk saja, tetapi juga dimensi proses bahkan dari dimensi input.
2. Komperhensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus mengambil
seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu
adalah peseta didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu harus
dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif maupun psikomotor.
Begitu juga dengan objek-objek evaluasi yang lain.
3. Adil dan Objektif
Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku adil tanpa pilih kasih.
Kata “adil dan objektif” memang mudah diucapkan, tetapi sulit
dilaksanakan. Meskipun demikian, kewajiban manusia adalah harus
beriktiar. Semua peserta didik harus diberlakukan sama tanpa “pandang
bulu”. Guru juga hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai
dengan kemampuan peserta didik.Oleh sebab itu, sikap like dan dislike,
perasaan, keinginan dan prasangka yang bersifat negatif harus dijauhkan.
Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan(data dan fakta) yang sebenarnya,
bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
4. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua pihak,
seperti orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah termasuk
dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak
tersebut merasa dihargai.
5. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang
menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat
tersebut. Untuk itu harus diperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan
soal.
11. 2.1.4 Jenis Evaluasi Pembelajaran
Dilihat dari proses dan hasil belajar, evaluasi dibagi kedalam empat jenis, yaitu
penilaian formatif, penialaian sumatif, penilaian diagnostic dan penilaian
penempatan.
1. Penilaian Formatif
Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar
pesertadidik selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk memberikan
balikan (feed Back) bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan,
sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi
lebih baik.
2. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif berarti penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman
belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah selesai, contohnya ujian
akhir semester dan ujian nasional. Penilaian sumatif diberikan dengan
maksud untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat menguasai
standar kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya atau belum.
3. Penilaian Penempatan
Pada umumnya penilaian penempatan dibuat sebagai prates (pretest).
Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah
memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti
suatu program pembelajaran dan sejauh mana peserta didik telah menguasai
kompetensi dasar sebagaimana yang tercantum dalam silabus dan RPP.
4. Penilaian Diagnostik
Penilaian diagnostic dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar
peserta didik berdasarkan hasil penilaian formatif sebelumnya. Penilaian
diagnostic memerlukan sejumlah soal untuk satu bidang yang diperkirakan
merupakan kesulitan bagi peserta didik. Penilaian diagnostic biasanya
dilaksanakan sebelum suatu pelajaran dimulai.
2.2 Standar Penilaian Dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu
(pengajaran, bimbingan atau latihan) serta interaksi individu dengan lingkungannya
untuk mencapai manusia seutuhnya. Usaha yang dimaksud adalah suatu tindakan
atau perbuatan yang dilakukan secara sadar dan terencana, sedangkan kemampuan
berarti kemampuan dasar atau potensi. Asumsinya, setiap manusia mempunyai
potensi untuk dapat dididik dan dapat mendidik.
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
12. Pendidikan juga merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat berbagai
komponen yang saling mempengaruhi dan ketergantungan seperti halnya suatu
sistem. Di Indonesia sistem pendidikan diatur oleh undang-undang dan peraturan
pemerintah, termasuk juga dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Bab ini
akan mengungkapkan secara jelas tentang standar penilaian dalam perspektif
standar nasional pendidikan.
2.2.1 Karakteristik Model dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran
Karakterisrik instrumen Evaluasi
1. Valid, suatu instrumen dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa
yang hendak di ukur secara tepat.
2. Realibel, suatu instrument dapat dikatakan relibel atau handal jika ia
mempunyai hasil yang taat asas (consistent).
3. Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan.
4. Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili seluruh materi
yang disampaikan
5. Praktis mudah digunakan
6. Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat
menunjukan perbedaan-perbedaan yang sekecil apapun
7. Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakankhusus untuk objek yang
dievaluasi
8. Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di propoesional
antara sulit, sedang, dan mudah.
Model-model Evaluasi
1. Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama,
evaluasi ditunjukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua, evaluasi harus
dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
(hasil). Menurut Tyler ada tiga langkah pokok yang herus dilakukan, yaitu
menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi, menentukan situasi
dimana pesrta didik memperoleh kesempatan ununjukan tingkah laku yang
berhubungan dengan tujuan, dan menentukan alat evaluasi yang akan
dipergunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.
2. Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita mengenal
adanya tujuan pembelajaran umum dan khusus. Model evaluasi ini
menggunakan kedua tujuan tersebut sebagai kriteria untuk menentukan
keberasilan. Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai.
3. Model Pengukuran (measuremen model),banyak mengemukakan
pemikiran-pemikiran dari .Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat
menitik beratkan pada kegiatan pengukuran. Pengukuran digunakan untuk
menentukan kualitas suatu sifat (attribute) tertentu yang ditentukan oleh
objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit ukuran tertentu.
13. 4. Model Kesesuaian (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee J.Cronbach),
model ini, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk melihat kesesuaian
(Cogruence) antara tujuan dan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil
evaluasi digunakan untuk menyempurnakan sistem bimbinganpeserta didik
dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan.
5. Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti membandingkan
performance dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil saja) dengan
sejumlah criterion, baik yang bersifat mutlak/interen maupun
relative/ekstern.
6. Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan keputusan,
mengumpulkan informasi yang tepat menganalisis informasi sehingga dapat
di susun laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa
alternative
7. Model brinkerhof, fiexv emergent evaluation desing, formative, desain
eksperimental.
8. Model Illuminative, evaluasi ini menekankan pada evaluasi kualitatif
terbuka.
9. Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik.
Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam menelaah atau
mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional berorientasi pada praktik evaluasi
yang telah berjalan di sekolah yang ditunjukan pasa perkembanggan aspek
intelektual pesertadidik. Pendekatan sistem, totalitas dari berbagai komponen yang
saling berhubungan dan kerergantungan.
2.2.2 Aspek-aspek Hasil Belajar Yang Harus Diukur
Dalam usaha memudahkan memahami dan mengukur perubahan perilaku maka
perilaku kejiwaan manusia sebagai hasil belajar. Menurut Benjamin S. Bloom dkk.
(1956) dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai
dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari hal yang
mudah sampai dengan hal yang sukar dan mulai dari hal yang konkrit sampai
dengan hal yang abstrak.
1. Kognitif. Domain Kongnitif adalah bagian pertama dalam klasifikasi ini,
kongnitif dalam batasan selalu diartikan oleh para pendidik dengan
pengetahuan, dimana dalam objek pembagiannya sebenarnya adalah lebih luas
dari apa yang kita anggap selama ini. Dimana secara urutan adalah sebagai
berikut :
a) Pengetahuan (know ledge). Pengetahuan adalah aspek yang dasar dalam
taksonomi, dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat
mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, tanpa harus
mengerti atau dapat mengunakannya.
b) Pemahaman (coanmprehension). Kemampuan ini umumnya mendapat
penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa di tuntut memahami atau
14. mengerti apa yang di ajarkan, yang di komunikasikan dan dapat memanfaatkan
isi nya tampa keharususan menghubungkannya dengan hal-hal lain.
c) Penerapan(application). Dalam jenjang kemampuan ini di tuntut kesanggupan
ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-
teori dalam situasi baru dan kongkrit.
d) Analisis (analysis). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk
dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsure-unsur
atau komponen-komponen pembentuknya, dengan jalan ini situasi atau keadaan
tersebut menjadi lebih jelas.
e) Sintesis (synthesis). Pada jenjang ini seseorang di tuntut untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang bari dengan jalan mengabungkan berbagi factor
yang ada, hasil yang diperoleh dari pengabungan ini dapat berupa tulisan
rencana atau mekanisme.
f) Evaluasi (evaluation). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut
untuk dapat mengevalusi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan
suatu kriteria tertentu.
2. Apektif
Banyak dikalangan pendidikan menginterferasikan aspek efektif
menjadi sikap, nilai sikap yang diartikan seperti demikian kiranya belum
memenuhi keterangan yang jelas untuk lebih terlihatnya bagian-bagian yang
termasuk efektif dapat dilihat sebagai berikut :
a) Menerima (receiving)
b) Menjawab (responding)
c) Menilai (Paluing)
d) Organisasi (organization)
e) Karakteristik (characterization)
3. Psikomotorik
Yang termasuk kategori kemampuan psikomotor ialah kemampuan
yang menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik, jadi tekanan kemampuan
yang menyangkut penguasaan tubuh dan gerak. Untuk melihat lebih jauh
dimana pembagian ranah psikomotor ini ialah :
a) Persepsi
b) Kesiapan
c) Gerakan terbimbing
d) Gerakan yang terbiasa
e) Gerakan yang kompleks
f) Penyesuaian pola gerakan
g) Kreatif
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotorik dikemukakan oleh simpons
(1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam
bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif, afektif hal ini bisa
15. dilihat apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu
sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah
afektifnya.
16. BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Evaluasi merupakan proses (bukan hasil) yang sistematis dan berkelanjutan untuk
mengumpulkan, mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat
digunakan sebagai dasar membuat keputusan dan atau menyusun kebijakan. Setiap kegiatan
evaluasi pembelajaran, tidak terlepas dari tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan proses
pembelajaran yang berlangsung.
3.2 Saran
Makalah ini penulis akui masih banyak sekali kekurangan karena pengalaman yang
penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.