Makalah ini membahas sistem pola 17 bimbingan dan konseling. Pembahasan dimulai dari pengertian bimbingan dan konseling, perbedaan antara bimbingan, konseling dan penyuluhan, ruang lingkup, sifat, prinsip, fungsi bimbingan dan konseling, serta penjelasan mengenai sistem pola 17 bimbingan dan konseling.
RPL BK Klasikal Mempersiapkan masa depan yang cerahDonny kurnianto
Â
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING, adalah suatu layanan program yang di rencanakan dengan baik sesuai kebutuhan peserta didik yang berada di sekolah tersebut
Terima kasih kepada Dr. Siti Hartinah DS, MM
IPBI
ABKIN
MGBKN
Organisasi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan bersama.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut kealian dari para pekerja nya.
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
Â
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
RPL BK Klasikal Mempersiapkan masa depan yang cerahDonny kurnianto
Â
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING, adalah suatu layanan program yang di rencanakan dengan baik sesuai kebutuhan peserta didik yang berada di sekolah tersebut
Terima kasih kepada Dr. Siti Hartinah DS, MM
IPBI
ABKIN
MGBKN
Organisasi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki tujuan bersama.
Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut kealian dari para pekerja nya.
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
Â
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
Pendidikan Montessori, khususnya di Indonesia. Slide ini berisi presentasi yang dibuat oleh teman-teman semasa kuliah, untuk mata kuliah Pendidikan Alternatif. Semoga bermanfat
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
Â
presentasi mengenai "Pengembangan Media Pembelajaran", guna memenuhi tugas mata kuliah "Perencanaan Pembelajaran".
silahkan kunjungi blog saya di http://khusnulsawo.blogspot.com/
saya tunggu salam dari anda semua.. terima kasiih.. \(^o^)/
Pendidikan Montessori, khususnya di Indonesia. Slide ini berisi presentasi yang dibuat oleh teman-teman semasa kuliah, untuk mata kuliah Pendidikan Alternatif. Semoga bermanfat
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
Â
presentasi mengenai "Pengembangan Media Pembelajaran", guna memenuhi tugas mata kuliah "Perencanaan Pembelajaran".
silahkan kunjungi blog saya di http://khusnulsawo.blogspot.com/
saya tunggu salam dari anda semua.. terima kasiih.. \(^o^)/
MAKALAH FUNGSI TUJUAN DAN RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELINGAlexandria Madinah
Â
Sudah tidak asing lagi , setiap individu punya berbagai macam permasalahan baik karena faktor internal dalam diri individu sendiri maupun faktor eksternal lingkungan individu tersebut. Bahkan dalam lingkup yang lebih luas lagi, yang namanya permasalahan itu tetap muncul. Baik di perusahaan – perusahaan maupun di instansi – instansi pemerintahan. Maka dari itu, sebuah bimbingan dan konseling menjadi keniscayaan bagi mereka – mereka yang ingin terbantukan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang kadang kala membuat stres bagi kalangan tertentu.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di tingkat Perguruan Tinggi. Mengingat Mahasiswa adalah agent of change, maka mempelajari mata kuliah bimbingan konseling adalah sebuah kebutuhan yang nantinya bisa dijadikan bekal ketika terjun ke masyarakat.
Dalam presentasi makalah ini, kami akan menguraikan tentang tujuan, fungsi dan ruang lingkup bimbingan dan konseling. Hal itu sangat penting, supaya kita mengetahui kemana arah tujuan bimbingan dan konseling, seberapa bergunanya bimbingan dan konseling itu , dan apa saja cakupan bimbingan konseling tersebut.
Dihadapkan dengan perubahan kurikulum 2013, maka guru BK/Konselor diharapkan mampu memberikan hal yang lebih positif dan tetap produktif, kreatif guna membantu perkembangan siswa. Seperti yang disampaikan Bapak Muh. Farozin dalam Seminar Nasional BK yang diselenggarakan oleh Jurusan BK Universitas Negeri Malang.
BIDANG-BIDANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAHAna Onana
Â
Bidang-Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah(Prayitno, 2004)
1.Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Sosial, Kemasyarakatan dan Kewarganegaraan (BIMBINGAN SOSIAL)
2.Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Kegiatan Karir dan Pekerjaan (BIMBINGAN KARIR)
3.Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Kegiatan Pembelajaran Diri (BIMBINGAN BELAJAR)
4.Bidang Pelayanan Kehidupan dan Perkembangan Pribadi (BIMBINGAN PRIBADI)
5.Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga (BIMBINGAN KELUARGA)
6.Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama (BIMBINGAN AGAMA)
Informasi sebagai darah nadi organisasi (perusahaan maupun unit pemerintahan) belum sepenuhnya
ditata-kelola dengan baik seperti uang. Risiko pencapaian tujuan unit (K/L) pemerintah belum dikelola
dengan baik, demikian pula benefit realisation plan, optimasi risiko serta optimisasi sumber daya.
Peraturan perundangan belum dipahami sebagai control (kendali) terhadap risiko pencapaian tujuan
organisasi ataupun risiko pencapaian tujuan negara Indonesia. PP60/2008 Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah belum berjalan selayaknya konsep kerangka pengendalian internal COSO. Konsep three lines
of defence juga belum diterapkan sebagai praktek COSO yang baik.
PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING Â
Presentasi ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling diampu oleh Wahidin, S.Pd.I, M.PdÂ
Kelompok :3 (tiga)
Anggota :Parli : 11 20 90 35
Zumrotun Nida : 11 20 90 37
Muh Nurul Huda : 11 20 90 42
semoga bermanfaat dan mendapat nilai A (4) aminnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum bimbingan dan konseling telah memiliki kedudukan
yang sangat kuat. Setiap lembaga pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan
dan konseling dalam upaya optimalisasi potensi pendidikan. Bimbingan konseling
merupakan serangkaian program layanan yang diberikan kepada peserta didik
agar mereka mampu berkembang lebih baik. Bimbingan konseling dilaksanakan
disekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, bahkan pra sekolah sampai dengan
tingkat tinggi.
Pada umumnya fungsi bimbingan konseling yang banyak
dilakukan adalah fungsi penyembuhan. Sesungguhnya fungsi bimbingan dan
konseling yang paling utama adalah pengembangan, yakni mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki oleh individu. Bimbingan berpusat pada diri
individu, berdasarkan pada kemampuan dan kebutuhan individu agar ia mampu
mengatasi dirinya sendiri dan mengembangkan segenap kemampuan yang
dimiliki. Maka Bimbingan Konseling memberikan layanan konsultasi yang
merupakan salah satu jenis layanan dari sistem pola 17. Layanan konsultasi dan
layanan mediasi merupakan layanan hasil pengembangan dari sistem pola 17.
Berkenaan dengan urgensi sistem pola 17 bimbingan dan konseling, perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan dengan sistem pola
1
2. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
17 bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah
yang bertajuk “Sistem Pola 17 Bimbingan dan Konseling”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?
2. Apakah persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan?
3. Apa yang termasuk ruang lingkup bimbingan dan konseling?
4. Apa sifat-sifat bimbingan dan konseling?
5. Apa yang termasuk prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
6. Apakah fungsi bimbingan dan konseling?
7. Apa asas- asas bimbingan dan konseling?
8. Apa tujuan bimbingan dan konseling?
9. Apakah yang dimaksud dengan sistem pola 17 bimbingan dan konseling?
10. Bagaimana sistem pola 17 dalam bidang garapan?
11. Bagaimana layanan kegiatan bimbingan dan konseling dalam sistem pola 17?
12. Bagaimana kegiatan pendukung bimbingan dan konseling dalam sistem pola
17?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
2
3. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
1. pengertian bimbingan dan konseling;
2. persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan;
3.
ruang lingkup bimbingan dan konseling;
4. sifat-sifat bimbingan dan konseling;
5. prinsip-prinsip bimbingan dan konseling;
6. fungsi bimbingan dan konseling;
7. bimbingan dan konseling;
8. tujuan bimbingan dan konseling;
9. sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
10. bidang garapan sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
11. jenis layanan kegiatan sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
12. kegiatan pendukung dalam sistem pola 17 bimbingan dan konseling.
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengembangan konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling. Secara praktis
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling;
2. Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang sistem pola 17 bimbingan dan
konseling baik secara teoritis maupun secara praktis.
3
4. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wawasan Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan asal katanya dari to guide kemudian menjadi guidance
yang mana bimbingan disini diberikan kepada orang atau sekelompok
orang yang mengalami maladjusmen, yaitu kegoncangan pribadi, konflik
batin, salah aturan stress dan lain-lain. Sedangkan menurut para ahli, bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan, yang diberikan kepada individu atau kelompok individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan
hidupnya sesuai dengan perkembangan pribadinya agar supaya menyesuaikan dirinya untuk kesejahteraan hidupnya.
Konseling diambil dari bahasa Inggris counseling dulu diterjemahkan dengan penyuluhan (bersifat umum), sekarang diartikan konseling itu
sendiri (bersifat spesifik mengenai kejiwaan). Pelayanan konseling merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan
(counseling is the heart of guidance program). Konseling adalah bantuan
pertolongan, tuntunan yang di berikan kepada seseorang untuk mengatasi
kesulitan atau masalah secara langsung berhadapan muka atau face to face
relation untuk mencapai kesejahteraan hidup.
2. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan, Konseling, dan Penyuluhan
a. Persamaan Bimbingan Dan Konseling
4
5. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-sama memberikan
pertolongan untuk kesejahteraan.
b. Perbedaan Bimbingan Dan Konseling
1) Konseling itu merupakan salah satu teknik bimbingan karena bimbinga lebih luas dari konseling
2) Bimbingan belum punya masalah, konseling sudah ada masalah
3) Bimbingan menitikberatkan pada preventif sedangkan konseling
menitikberatkan pada kuratif
4) Konseling dilaksanakan secara berhadapan muka atau individual
sedangkan bimbingan tidak
c. Persamaan Penyuluhan Dan Konseling
Pesamaan penyuluhan dan konseling adalah sama-sama memberikan
pertolongan untuk kesejahteraan
d. Perbedaan Penyuluhan Dan Konseling
1) Penyuluhan tergantung kepada penyuluh, sedangkan konseling itu
inisiatif dari klien
2) Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di Indonesia, sedangkan
konseling khusus di bidang psikologi dan pendidikan
3) Program penyuluhan sudah ditentukan oleh pemerintah atau instansi, sedangkan konseling dimusyawarahkan oleh klien dan konselor
4) Penyuluhan bersifat masal, sedangkan konseling bersifat individual
3. Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
a. Ruang lingkup dari segi pelayanan
5
6. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
1) Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah
2) Pelayanan Bimbingan Dan Konseling di Luar Sekolah
b. Ruang lingkup dari segi sasaran
1) Perorangan / individual
2) Kelompok
c. Ruang lingkup dari segi
1) Bimbingan konseling pendidikan: siswa, prestasi, pergaulan dll.
2) Bimbingan konseling karir: pekerja, motivasi, dll
d. Ruang lingkup dari segi sosial budaya
Layanan bimbingan dan konseling tidak hanya untuk peserta didik
yang mempunyai masalah saja akan tetapi, layanan bimbingan dan
konseling juga untuk peserta didik yang tidak mempunyai permasalahan.
Mengingat Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru
sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik.
4. Sifat-Sifat Bimbingan Dan Konseling
a. Bimbingan preventif (pencegahan), yaitu bimbingan yang diberikan
kepada siswa atau sekelompok siswa yang belum mempunyai masalah.
b. Bimbingn kuratif (pengobatan), yaitu suatu bimbingan yang diberikan
kepada seseorang siswa atau sekelompok siswa yang sudah mempunyai masalah secara face to face relation.
6
7. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
c. Bimbingan persevaratif (pemeliharan), yaitu suatu bimbingan yang diberikan kepada seseorang siswa atau sekelompok siswa yang sudah
baik dan sudah mempunyai prestasi.
5. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
a. Diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang . Ini berarti bahwa bantuan yang diberikan kepada siswa harus
bertolak dari perkembangan dan kebutuhan siswa.
b. Diperuntukan bagi semua siswa. Bimbingan tidak hanya ditunjukan
kepada siswa yang bermasalah atau salah satu dari mereka, tetapi ditunjukan kepada semua siswa. Prinsip ini mengandung arti bahwa
pembimbing perlu memahami perkembangan dan kebutuhan siswa secara menyeluruhdan menjadikan perkembangan dan kebutuhan siswa
tersebut sebagai salah satu dasar bagi penyusunan program bimbingan
disekolah.
c. Dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa,
prinsip ini mengandung arti bahwa dalam bimbingan semua segi perkembangan siswa, baik fisik, mental, social, emosional, maupun moral-spiritual dipandang sebagai satu kesatuan dan saling berkaitan.
d.
Berdasarkan kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap siswa memiliki kemampuan untuk menentukan pilihansendiri tentang apa yang akan dia lakukan. Pembimbing tidak memilihkan sesuatu untuk siswa melainkan
7
8. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
membantu mengembangkan kemampuan siswa untuk melakukan pilihan.
e. Bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses pendidikan bukanlah
proses perkembangan asfek intelektual semata, proses pendidikan bukanlah proses pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa. Ini berarti bahwa didalam praktik, pendidikan tidak cukup hanya melaksanakan proses pembelajaran yang lebih banyak terfokus kepada membantu
siswa menguasai pengetahuan secara intelektual, melainkan, juga harus
disertai dengan pengembangan aspek lain, seperti keterampilan social,
kecerdasan emosional, disiplin diri, pemahaman nilai, sikap dan kebiasaan belajar.
f. Dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya. Prinsip
ini mengandung arti bahwa bantuan didalam proses bimbingan diarahkan untuk membantu siswa memahami dirinya, mengarahkan dirinya
kepada tujuan yang realistic, dan mencapai tujuan yang realistic itu sesuai dengan kemampuan diri dan peluang yang diperoleh.
6. Fungsi Bimbingan Dan Konseling
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif
8
9. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
b. Fungsi preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor
untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah
pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya :
bahayanya
minuman
keras,
merokok,
penyalahgunaan
obat-
obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
c. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamworkberkolaborasi
atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu
konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya.
d. Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek
pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan
9
10. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
adalah konseling, dan remedial teaching. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
7. Asas- asas bimbingan dan konseling
Penyelengaraan bimbingan dan konseling selain harus memperhatikan aspek, fungsi dan prinsip juga dituntut untuk mempedulikan beberapa asas yang mendaasari kinerja pembimbing atau konselor dalam pelaksanaan tugasnya. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut.
a. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli)
yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru
pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data
dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
b. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan baginya. Dalam hal
ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
c. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan
bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan ke-
10
11. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
terangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli
yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka,
guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura.
d. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif
di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal
ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
e. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk
pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli)
sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan
konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian
konseli.
11
12. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
f. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan
dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak
dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat
sekarang.
g. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang
sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling
menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru
pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
i. Asas keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan
norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan,
12
13. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan
nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan
norma tersebut.
j. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan
atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang
benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan
jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k. Asas alih tangan kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan konseli mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula
guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata
pelajaran/praktik dan lain-lain.
13
14. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
8. Tujuan Bimbingan Dan Konseling
Tujuan bimbingan dan konseling merupakan pernyataan yang
menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi peserta didik yang diharapkan berkembang melalui berbagai strategi layanan kegiatan yang diberikan. Adapun tujuan bimbingan dan konseling, diantaranya sebagai berikut.
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupannya dimasa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja (Juntika, 2002).
e. Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung
dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya.
B. Sistem Pola 17 Bimbingan Dan Konseling
Sejak tahun 1993 penyelenggaraan pelayanan Bimbingan dan
Konseling (BK) memperoleh perbendaharaan istilah baru yaitu BK Pola-17. Hal
ini memberi warna tersendiri bagi bidang garapan, jenis layanan dan kegiatan
pendukung BK di jajaran pendidikan dasar dan menengah.
14
15. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
Program layanan bimbingan konseling tidak dapat berjalan dengan
efektif apabila tidak didukung dengan profesionalismenya guru BK tersebut dalam
melayani kliennya dengan terprogram secara efektif apabila kurang atau tidak
didukung faktor lain, misalnya faktor pengalaman bekerja. Layanan konseling
diberikan kepada peserta didik untuk belajar dengan efektif. Efektivitas konseling
dapat tercapai bila seorang konselor atau guru pembimbing melaksanakan pola 17.
Butir-butir pokok pola 17 BK adalah sebagai sebagai berikut:
SISTEM POLA 17 BIMBINGAN DAN KONSELING
4 BIDANG GARAPAN
1.
2.
3.
4.
Bimbingan Pribadi
Bimbingan Sosial
Bimbingan Belajar
Bimbingan Karier
9 LAYANAN KEGIATAN
4 KEG. PENDUKUNG
5. Layanan Orientasi
6. Layanan Informasi
7. Layanan Penempatan
Dan Penyaluran
8. Layanan Pembelajaran
9. Layanan Konseling
Perorangan
10. Layanan Bimbingan
Kelompok
11. Layanan Dengan Kotak Konsultasi
12. Layanan Konferensi
Kasus
13. Layanan Dengan Papan Bimbingan
14. Aplikasi Instrumentasi
15. Himpunan Data
16. Kunjungan Rumah
17. Alih Tangan Kasus
C. Bidang Garapan
Ditinjau dari segi masalah yang dihadapi para peserta didik, bidang
garapan bimbingan di sekolah mencakup 4 bidang berikut:
1. Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa,
mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dapat dirinci
menjadi pokok-pokok berikut:
15
16. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
a. pemantapan sikap dan kebiasaan seta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan prodiktif, baik dalm kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya dimasa depan.
c. pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran
dan pengmbangannya pada atau melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif.
d. pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaaha-usaha penanggulangannya
e. pemantapan kemampuan mengambil keputusan .
f. pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusaana
yang telah diambilnya.
g. pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
2. Bimbingan Sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA /SMK membantu peserta didik mengenal dan berhubungan
dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggungjawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun
tulisan secara efektif.
b. pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif.
c. pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di
rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas denga menjunjung tinggi
tata karma, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, hokum, ilmu, dan
kebiasaan yang berlaku.
16
17. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
d. pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya.
e. pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggungjawab.
f. orientasi tentang hidup berkeluarga.
3. Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP,SMA /SMK membantu peserta didik mengembangkan diri, sikap
dan kebiasaaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih
tinggi. Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a. pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dalam berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya, mengembangkan keterampilan belajar, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar.
b. pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok.
c. pemantapan penguassaan materi program belajar di sekolah menengah
umum sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
17
18. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
d. pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,sosial dan budaya
yang ada disekolah, lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan kemampuan,serta pengembangan pribadi.
e. orientasi belajar di sekolah sambungan/perguruan tinggi.
4. Bimbingan Karier
Dalam bidang bimbingan karier, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA/SMK membantu peserta didik merencanakan dan mengembangkan masa depan karier.
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:
a. pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier
yang hendak dikembangkan.
b. pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya, khususnya
karier yang hendak di kembangkan.
c. orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
d. orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya
sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
D. Jenis Layanan Kegiatan
Jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada sembilan, yaitu sebagai berikut.
1. Layanan Orientasi
Pelayanan orientasi, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasuki peserta
didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai
cara, yaitu meliputi hal berikut:
a. sistem penyelenggaraan pendidikan pada umumnya
18
19. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
b. kurikulum yang sedang berlaku
c. penyelenggaraan pengajaran
d. kegiatan belajar klien yang diharapkan
e. sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f. fasilitas-fasilitas sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang praktek)
g. fasilitas penunjang (sarana olahraga dan rekreasi, pelayanan kesehatan, pelayanan bimbingan dan konseling, kafetaria, dan tata usaha)
h. staf pengajar dan tata usaha
i. hak dan kewajiban peserta didik
j. organisasi peserta didik
k. organisasi orang tua peserta didik
l. organisasi sekolah secara menyeluruh
2. Layanan Informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai
cara, yaitu meliputi hal berikut.
a. Informasi pengembangan pribadi
b. Informasi pendidikan
c. Informasi jabatan
d. Informasi kehidupan keluarga, sosial kemasyarakatan, keberagamabn, sosial budaya, dan lingkungan
19
20. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
1) Langkah-Langkah Penyajian Informasi
a) Langkah Persiapan
(1) Menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya
(2) Mengidentifikasikan peserta didik yang akan menerima informasi
(3) Mengetahui sumber-sumber informasi
(4) Menetapkan teknik penyampaian informasi
(5) Menetapkan jadwal dan waktu kegiatan
(6) Menetapkan ukuran keberhasilan
b) Langkah Pelaksanaan
(1) Usahakan tetap menarik minat dan perhatian para peserta didik.
(2) Berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga jelas
isi dan manfaatnya.
(3) Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik
sehari – hari.
(4) Bila menggunakan teknik peserta didik mendapatkan sendiri informasi ( karya wisata dan pemberian tugas ) persiapkan sebaik
mungkin sehingga setiap peserta didik mengetahui apa yang harus
diperhatikan, apa yang harus dicatat dan apa yang harus dilakukan.
(5) Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan
tidak terjadi kekeliruan.
(6) Usahakan selalu kerja sama dengan guru bidang studi dan wali kelas.
c) Langkah Evaluasi
Konselor hendaknya mengevaluasi setiap kegiatan penyajian informasiuntuk mengetahui sampai seberapa jauh peserta didik mampu
menangkap informasi. Manfaat dari langkah informasi ini, diantaranya
adalah:
(1) konselor mengetahui hasil pemberian informasi.
(2) konselor mengetahui efektivitas suatu teknik.
(3) konselor mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang
atau masih banyak kekurangannya.
(4) konselor mengetahui kebutuhan klien.
(5) bila dilakukan evaluasi, peserta didik merasa perlu memperhatikan
lebih serius, supaya timbul sikap positif dan menghargai isi informasi yang diterimanya.
2) Kriteria Penilaian Keberhasilan Pelayanan Penyajian Informasi
a) Jika para peserta didik telah dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya yang baru.
b) Jika para peserta didik telah memperoleh sebanyak mungkin sumber
informasi tentang: cara belajar, informasi sekolah sambungan, informasi pemilihan jurusan/program.
20
21. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu pelayanan bimbingan
dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan
dan penyaluran yang tepat.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan/penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan. Materi yang dapat
diangkat melalui penempatan dan penyaluran ada berbagai macam, yaitu meliputi.
a. Penempatan dan penyaluran peserta didik di sekolah
1) Pelayanan penempatan dalam kelas
2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar
3) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam kegiatan kurikuler/ekstrakurikuler
4) Pelayanan penempatan dan penyaluran kejurusan/program studi
b. Pelayanan penempatan dan penyaluran lulusan
1) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan sambungan/lanjutan
2) Pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan/pekerjaan
4. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok
21
22. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya. Pelayanan pembelajaran dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna
dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang
didukung oleh layanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Materi yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran, yaitu meliputi hal berikut:
a. pengenalan peserta didik yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan, motivasi, sikap, dan kebiasaan belajar.
b. pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
c. pengembangan keterampilan belajar: membaca, mencatat, bertanya dan
menjawab, dan menulis.
d. pengajaran perbaikan.
e. program pengayaan.
5. Layanan Konseling Perorangan (Individual)
Layanan konseling perorangan, yaitu pelayanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan langsung tatap muka dengan guru bimbingan dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Fungsi utama bimbingan
yang didukung oleh pelayanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.
a. Macam-Macam Pendekatan dalam Konseling
Ada beberapa bentuk pendekatan dalam penyuluhan yang telah dikembangkan, diataranya:
1) psikoanalitik
2) eksistensial-humanitik
22
23. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
klien-sentered dan/atau klinikal
gestalt
analisis transaksional
tingkah laku
rasional-emotif
realitas
pendekatan yang akan diuraikan selanjutnya dalam praktik adalah
konseling klinikal
b. Langkah-Langkah Konseling Klinikal
1) Langkah analisis
Langkah analisis adalah kegiatan penghimpunan data tentang peserta didik yang berkenaan dengan bakat, minat, motif, kesehatan fisik,
kehidupan emosional, dan karakteristik yang dapat menghambat atau
mendukung penyesuaian diri peserta didik.
2) Langkah sintesis
Sintesis adalah langkah yang menghubungkan dan menrangkum
data. Ini berarti bahwa dalam langkah sintesis, penyuluhan mengorganisasikan dan merangkum data sehingga tampak dengan jelas gejalagejala atau keluhan-keluahan peserta didik. Rangkuman ini haruslah
dibuat berdasarkan data yang diperoleh dalam langkah analisis.
3) Langkah diagnosis
Diagnosis adalah langkah menemukan masalahnya atau mengidentifikasi masalah. Langkah ini mencakup proses interpretasi data dalam
kaitannya dengan gejala-gejala masalah, kekuatan dan kelemahan peserta didik.
4) Langkah prognosis
Prognosis adalah suatu langkah mengenai alternative bantuan yang
dapat diberikan kepada peserta didik sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana ditemukan dalam langkah diagnosis.
5) Langkah konseling
Langkah konseling adalah pemeliharaan yang berupa inti dari pelaksanaan konseling yang meliputi berbagai bentuk usaha, diantaranya
menciptakan hubungan baik (rapport) antara konselor dengan peserta
didik, menafsirkan data, memberikan berbagai iinformasi, serta merencanakan berbagai bentuk kegiatan bersama peserta didik.
6) Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah langkah penentuan efektif tidaknya suatu usaha konseling yang telah dilaksanakan. Langkah ini membantu peserta
didik kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaitan dengan masalahnya semula.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
23
24. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan untuk
perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai pelajar, dan untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu.
7. Layanan Dengan Kotak Konsultasi
Layanan dengan kotak konsultasi yaitu layanan dengan cara memasang kotak konsultasi pada tempat strategis di sekolah. Peserta didik yang
memerlukan dapat dengan cara menuliskan masalahnya pada kertas dan dimasukkan pada kotak konsultasi tersebut. Kotak konsultasi dikunci agar isinya
aman. Pada waktu tertentu pembimbing membuka dan mencermati masalahmasalah apa yang disampaikan lewat kotak konsultasi tersebut untuk mendapatkan layanan.
8. Layanan Konferensi Kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami klien dalam suatu pertemuan
yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan,
keterangan kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
24
25. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
Kasus yang telah ditetapkan oleh guru pembimbing, ada yang bisa
dipecahkan secara tuntas dengan hanya melalui penanganan konselor sekolah,
tetapi banyak pula kasus-kasus yang belum bisa ditangani sendiri yang sangat
memerlukan campur tangan dari personel lain. Teknik-teknik bantuan yang
akan diberikan, dibicarakan dalam suatu pertemuan yang disebut dengan konferensi kasus atau case conference.
9. Layanan dengan Papan Bimbingan
Layanan dengan papan bimbingan, yaitu suatu bentuk papan yang
dipasang pada tempat strategis di sekolah yang berisi materi bimbingan yang
dapat dibaca dan diamati oleh peserta didik. Materi bimbingan disusun oleh
guru pembimbing dan dipasang serta diganti pada periode tertentu.
Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan factor/kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya tidak ditujukan
secara langsung untuk memecahkan masalah peserta didik, melainkan untuk
memperoleh data dan/atau keterangan lain yang akan membantu keberhasilan
pelayanan.
E. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrument
Aplikasi instrument adalah kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, keterangan tentang lingkungannya, dan lingkungan yang lebih luas.
25
26. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
Data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling pada umumnya meliputi.
a. Instrument tes
1) tes intelegensi
2) tes bakat
3) tes kepribadian
4) tes hasil belajar
5) tes diagnostik
b. Instrumen non tes
1) Catatan anekdot
2) Angket/kuisioner
3) Daftar cek
4) Sosiometri
5) Inventori
2. Himpunan Data
Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung untuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara
berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
Berbagai hal yang termuat di dalam himpunan data meliputi: identitas peserta didik, latar belakang rumah dan keluarga, kemampuan, sejarah
pendidikan, hasil tes diagnostic, sejarah kesehatan, pengalaman kegiatan, cita-
26
27. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
cita, prestasi, hasil belajar, sosiometri, dan laporan penyelenggaraan belajar
kelompok.
3. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung untuk memperoleh
data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien melalui kunjungan ke rumahnya.
Data/keterangan yang diperoleh dari kunjungan rumah meliputi.
a. Kondisi rumah tangga dan orang tua,
b. Fasilitas belajar yang ada di rumah,
c. Hubungan antar anggota keluarga,
d. Sikap dan kebiasaan anak di rumah,
e. Pendapat anggota keluarga terhadap klien,
f. Komitmen anggota keluarga dalam perkembangan klien dan pengentasan
masalah klien.
4. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus yaitu, kegiatan pendukung untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lainnya.
Di sekolah, ahli tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalihtangankan peserta
didik yang bermasalah kepada guru pembimbing. Sebaliknya, bila guru pem-
27
28. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
bimbing juga dapat mengalihtangankan peserta didik kepada guru mata pelajaran atau kepada orang yang lebih ahli terhadap kebutuhan peserta didik.
Guru pembimbing atau guru kelas juga dapat mengalihtangankan
permasalahan peserta didik kepada ahli-ahli yang relevan seperti dokter, psikiater, ahli agama, dan lain-lain.
28
29. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan
simpulan sebagai berikut.
1. Wawasan bimbingan dan konseling
a. Pengertian bimbingan dan konseling
Bimbingan adalah arahan, tuntunan, pertolongan, yang diberikan kepada individu atau kelompok individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan hidupnya sesuai dengan perkembangan pribadinya agar
supaya menyesuaikan dirinya untuk kesejahteraan hidupnya.
Konseling adalah bantuan pertolongan, tuntunan yang di berikan kepada seseorang untuk mengatasi kesulitan atau masalah secara langsung
berhadapan muka atau face to face relation untuk mencapai kesejahteraan hidup.
b. Persamaan dan perbedaan bimbingan, konseling dan penyuluhan
1) Persamaan bimbingan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan untuk kesejahteraan.
2) Perbedaan bimbingan dan konseling adalah konseling itu merupakan salah satu teknik bimbingan karena bimbinga lebih
luas dari konseling
3) Persamaan penyuluhan dan konseling adalah sama-sama memberikan pertolongan untuk kesejahteraan
29
30. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
e. Perbedaan penyuluhan dan konseling adalah kalau penyuluhan tergantung kepada penyuluh, sedangkan konseling itu inisiatif dari klien. Penyuluhan bersifat umum yang berlaku di Indonesia, sedangkan konseling khusus di bidang psikologi dan pendidikan. Penyuluhan bersifat
masal, sedangkan konseling bersifat individual
c. Ruang lingkup bimbingan dan konseling
1) Ruang lingkup dari segi pelayanan: pelayanan bimbingan
konseling di sekolah dan di luar sekolah
2) Ruang lingkup dari segi sasaran: perorangan / individual dan
kelompok
3) Ruang lingkup dari segi: bimbingan konseling pendidikan dan
karir
4) Ruang lingkup dari segi sosial budaya
d. Sifat-sifat bimbingan dan konseling yaitu: bimbingan preventif, kuratif, dan persevaratif.
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
Pada dasarnya bimbingan dan konseling diberikan kepada individu
yang dalam masa perkembangan ataupun semua orang dengan memperhatikan segi perkembangan.
f. Fungsi bimbingan dan konseling, yaitu: fungsi pemahaman, preventif,
pengembangan, dan penyembuhan.
30
31. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
g. Asas- asas bimbingan dan konseling, yaitu: asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, keharmonisan, keahlian, dan alih tangan kasus.
h. Tujuan bimbingan dan konseling
1) Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang.
2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin.
3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya.
4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja (Juntika, 2002).
5) Memiliki kemampuan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasainya
2. System pola 17 bimbingan dan konseling merupakan serangkaian program
layanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang
lebih baik. System pola 17 ini terbagi ke dalam 3 bagian:
a. 4 bidang garapan;
b. 9 jenis layanan kegiatan bimbingan dan konseling; dan
c. 4 kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
31
32. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
3. Bidang garapan ada empat, yaitu: bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.
4. Layanan kegiatan bimbingan dan konseling ada Sembilan jenis, yaitu: layanan
orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,
layanan dengan kotak konsultasi, layanan konferensi kasus, dan yang terakhir
layanan dengan papan bimbingan.
5. kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ada empat, yaitu aplikasi instrumen, himpunan data, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Kita hendaknya menguasai konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling
kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik.
2. Kita hendaknya menerapkan konsep sistem pola 17 bimbingan dan konseling
di lapangan.
32
33. Sysstteem Polla 17 Biimbiingan dan Konsseelliing
Sy m Po a 17 B mb ngan dan Kon ng
DAFTAR PUSTAKA
Daud, A. (N.D.). Retrieved Desember 25, 2013, From
http://abudaud2010.blogspot.com/2010/10/layanan-konsultasi.html?m=1
Puspita, A. (2013, Februari 25). Dipetik Desember 22, 2013, dari
anggipuspita
:
http://anggipuspita1.wordpress.com
SINGAJAYA, S. 1. (2010). Retrieved Desember 25, 2013, From
http://smpn1singajaya.wordpress.com/bimbingan-dan-konseling/
Sukardi, D. K., & Kusmawati, D. N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
33