SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita di dunia. Dalam
melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan yang benar. Karena
ini semua berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas itu. Ini terbukti dengan angka
kematian yang tinggi di negara Indonesia. Dengan keadaan tersebut memberi support dan
memacu untuk memberikan penatalaksanaan yang benar saat kehamilan.
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang
mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah
dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan
lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara
penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya
kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan
yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care
diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya
disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu
ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan
untuk mengurangi penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan
neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan sesuai dengan
standart yang diterapkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: Apa saja gangguang-gangguan yang dapat
terjadi saat kehamilan?
1.3 Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui
gangguang-gangguan yang dapat terjadi saat kehamilan.
1.4 Manfaat Penyusunan
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: Dapat mengetahui
gangguang-gangguan yang dapat terjadi saat kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PATOLOGI KEHAMILAN
Patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai ibu
saat hamil (Sujiyatini,2009:3). Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan
dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan
bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi
anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji
perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologis tubuh.
Patologi anatomi adalah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit
berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel.
Di banyak negri, dokter yang berpraktek patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi
klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh.
Patologi anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara
klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pameriksaan visual
kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang
dimanfaatkan untuk menvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan dikelilingi sel. Kini,
patolog anatomi mulai mempergunakan biologi molekuler untuk memperolah informasi klinis
tambahan dari spesimen yang sama. Ada beberapa macam patologi kebidanan yang harus di
antisipasi oleh setiap bidan dan tenaga kesehatan lainnya : patologi kehamilan, patologi
persalinan, patologi nifas, asuhan kebidanan patologi. Patologi kehamilan terdiri atas : Mola
hidatidosa, Ketuban pecah dini, Abortus, Kehamilan lewat waktu, Persalinan preterm,
Kehamilan ektopik, Solusio plasenta, Pre eklamsia, Eklamsia, Plasenta previa (Sujiatini, 2009).
Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang
dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau
tidakterdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
2.2 KOMPLIKASI-KOMPLIKASI SEBAGAI AKIBAT LANGSUNG KEHAMILAN
A. Gestosis
1. Hiperemesis Gravidarum
a. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu
pekerjaan sehari hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan
yang paling sering ditemui pada kehamilan trismeter 1, kurang lebih 6 minggu setelah haid
terakhir selama 10 minggu.sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala
ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani, 2009:40).
b. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun diduga dipengarui
oleh berbagai faktor berikut ini:
1. Faktor presdisposisi seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ganda.
2. Faktor organik seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolic akibat
kehamilan,dan resistensi ibu yang menurun.
3. Faktor psikologis
c. Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga mempengarui sitem pencernaan, tetapi mual muntah yang terjadi secara terus menerus
dapat mengakibatkan dehidrasi,hiponatremia, hipokloromia, serta penurunan klorida urine yang
selanjutnya mengakibatkan hemokosentrasi yang mengurangi perfusi darah kejaringan dan
menyebabkan tertimbunya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak
sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.Selaput lendir esophagus dan
lambung dapat robek (sindrom Mallory-weiss),sehingga terjadi pendarahan gastrointestinal
(Mitayani, 2009:40-41).
d. Manifestasi klinis
Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga
tingkatan:
1. Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum,menimbulkan rasa lemah,
penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya
naik menjadi 100 kali/menit,tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering, dan
mata cekung.
2. Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang
naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi,
oligouria, konstipasi, dan nafas bau aseton.
3. Tingkat III
Kesadaran ibu turun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil,
suhu meningkat, serta tekanan darah semakin turun.
e. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diprlukan pengobatan dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. Kalori
diberiakan secara perenteral dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter
sehahri.
2. Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
3. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi sedikit.
4. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
5. Pada keadaan lebih berat, diberikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin hidroklorida,
atau klopromazin.
6. Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bias disembuhkan serta
menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang melatarbelakangi hiperemasis
(Mitayani,2009:40-41).
2. Preeklampsia-eklampsia
a. Pengertian Pre Eklamsi dan Eklamsi
Pre Eklamsi dan Eklamsi adalah : Merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin dan masa nifas yang terdiri dari tanda trias yaitu : hipertensi, proteinuria, dan
odema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma.pada ibu, namun hal tersebut tidak
menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya.(Muchtar. 1998. hal. 272-
273 ).
Pre eklamsi dan eklamsi adalah penyakit hipertensi yang khas dalam kehamilan, dengan
gejala utama penyakit hipertensi yang akut pada wanita hamil dan dalam masa nifas. Pada
tingkat tanpa kejang disebut pre eklamsia dan pada tingkat dengan kejang disebut eklamsi
(Djamhoer. 2005.hal. 68).
Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa pre eklamsi dan eklamsi merupakan
merupakan penyakit yang dapat timbul pada saat kehamilan.
b. Etiologi
Faktor pencetusnya adalah : Jumlah usia ibu diatas 35 tahun. Distensi rahim berlebihan
pada primigravida, kehamilan kembar atau hamil mola, Penyakit yang menyertai kehamilan
seperti diabetes mellitus, dan kegemukan.
c. Gejala Klinis
Kenaikan tekanan darah, Odema kaki, tangan sampai muka, Terjadi gejala
subjektif : Kenaikan tekanan darah, Penglihatan kabur, Nyeri pada epigastium, Sesak nafas,
Berkurangnya urin, Penurunan kesadaran ibu hamil sampai koma, Terjadinya kejang.
d. Komplikasi
1) Komplikasi pada ibu: Lidah tergigit, Terjadi perlukaan dan fraktur, Gangguan pernafasan,
Perdarahan otak, Solusio plasenta, Merangsang persalinan.
2) Komplikasi pada janin: Kematian bayi dalam kandungan (KJDK), Lahir prematur.
B. Perdarahan dalam kehamilan
Perdarahan Hamil Muda
1. Abortus
a. Definisi
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang
dari 500 gram (Murray,2002).
b. Etiologi
Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah sebagai berikut :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kelaina kromosom, lingkungan nidasi kurang sempurna,
dan pengaruh luar.
2. Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV.
3. Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan, robekan serviks,
dan retroversion uterus.
4. Kelainan plasenta.
c. Klasifikasi
Klasifikasi abortus dalah sebagai berikut :
1. Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi serviks.
2. Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
3. Abortus inkompletus adalah pengeliaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus.
4. Abortus kompletus adalan abortus yang hasil konsepsinya sudah dikeluarkan.
5. Abortus servikalis adalah keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uterus
ekternum yang tidak membuka, sehinga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis uterus
menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding.
6. Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
7. Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
8. Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam
peredaran darah atau peritoneum.
d. Manifestasi klinis
Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan per vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat rasa mulas
dan keluhan rasa perut nyeri bagian bawah.
e. Penatalaksanaan
Ibu hamil sebaiknya segera menemui dokter apabila perdarahan terjadi selama
kehamilan. Ibu harus istirahat total dan di anjurkan untuk relaksasi. Tetapi intravena atau
transfusi darah dapat dilakukan bila diperlukan. Pada kasus aborsi inkomplet diusahakan untuk
mengosongkan uterus melalui pembedahan. Begitu juga dengan kasus missed abortion jika janin
tidak keluar spontan. Jika penyebabnya adalah infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya ditunda
sampai dapat penyebab yang pasti untuk memulai terapi antibiotik (Mitayani, 2009:22-23).
2. Mola Hidatidosa
a. Definisi
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda
berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah
anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan (Moctar, Rustam,
dkk, 1998:238 dalam Sujiatini,2009).
Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas
plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidropik.
Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumot jinak yang terjadi
sebagai akibat kegagalan pembentukan “bakal janin” sehingga terbentuk jaringan permukaan
membrane (villi) mirip gelombolan buah anggur (Sujiatini,2009).
b. Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya adalah
:
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan.
2. Imunoselektif dari tropobalast.
3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi.
4. Kekurangan protein.
5. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas (Moctar, Rustam, 1998: 238 dalam
Sujiyatini,2009).
c. Patofisiologi
Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi :
1. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin.
2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan pathogenesis dari penyakit
trofoblast : teori missed abortion. Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu karena itu terjadi
gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya
terbentuklah gelembung-gelembung. Teori neoplasma dari park. Sel-sel trofoblast adalah
abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsobsi cairan yang berlebihan ke
dalam villi sehingga timbul gelembung. Studi dari hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola
hidatidosa semata-mata akibat dari akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak
adanya embrio komlpit pada minggu ke tiga dan kelima. Adanya sirkulasi maternal yang terus-
menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berpoliferasi dan melakukan fungsinya
selama pembentukan cairan (Silvia, Wilson, 2000:467 dalam Sujiatini, 2009).
d. Gambaran klinik
Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan “mola hidatidosa” adalah:
1. Amenore dan tanda-tanda kehamilan.
2. Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut
kadang keluar gelembung mola.
3. Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
4. Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus
membesar setinggi pusat atau lebih.
5. Preekalmsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu (Mansjoer, Arif, dkk,
2001:266 dalam sujiyatini, 2009).
e. Penatalaksanaan Medik
1. Penanganan yang biasa dilakukan pada pasien mola hidatidosa adalah : Diagnosis dini kan
menguntungkan prognosis.
2. Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis dini akan menguntungkan prognosis. Pada
fasilitas kesehatan di mana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan evaluasi klinik dengan
focus pada : a.Riwayat haid terakhir dan kehamilan, b.Perdarahan tidak teratus atau spotting,
c.Perbesaran abnormal uterus, d.Perlunakan servik dan korpus uteri. Kaji uji kehamilan dengan
pengenceran urin, pastikan tidak ada janin (Ballotement) atau DJJ sebelum upaya diagnosis.
3. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera.
4. Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau pervorasi uterus).
5. Lakukan pengmatan lanjut hingga minimal 1 tahun (Sujiatini, 2009:8-9).
3. Kehamilan Ektopik
a. Definisi
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar cavum uterus.
Implantasi dapat terjadi dituba falopi, ovarium, serviks, dan abdomen. Namun kejadian
kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi (Murria,2002).
b. Etiologi
Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui, kemungkinan faktor yang memegang
peranan adalah sebagai berikut.
1. Faktor dalam lumen tuba : endosalfingitis, hipoplasia lumen tuba.
2. Faktor dinding lumen tuba : endometriosis tuba, diventrikel tuba congenital.
3. Faktor di luar dinding lumen tuba : perlengketan pada tuba, tumor.
4. Faktor lain : migrasi ovarium, fertilisasi in vitro.
c. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik pada pasien dengan kehamilan ektopik adalah senagai berikut :
1. Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu menunjukkan
gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang
tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vagina, uterus membesar dan lembek, walaupun
mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi
karena lembeknya sukar diraba pada pemeriksaan bimanual.
2. Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang tiba-tiba
dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat
diagnosisnya.
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba nyeri perut
bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas yang kuat disertai dengan perdarahan yang
menyebabkan ibu pingsan dan masuk dalam syok.
4. Perdarahan per vaginam merupakan salah satu tanda penting yang kedua pada kehamilan
ektopik tergamggu (KET). Hal ini menunjukkan kematian janin.
5. Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya amenore
bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi (Mitayani, 2009:30).
d. Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi.dalam tindakan
demikian,beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi ibu pada saat itu
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.
3. Lokasi kehamilan ektopik.
4. Kondisi anatomis organ pelvis.
5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba Atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apabila kondisi ibu buruk,
misalnya dalam keadaan syok , lebih baik dilakukan salpigektomi. Pada kasus kehamilan ektopik
di pars ampularis tuba yang belim pecah biasanya ditangani dengan menggunakan kemoterapi
untuk menghindari tindakan pembedahan (Mitayani, 2009:29-31).
Perdarahan Hamil Tua
1. Plasenta Previa
Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar
dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta
merupakan organ yang sangat aktif dan memiliki mekanisme khusus untuk menunjang
pertumbuhan dan ketahanan hidup janin. Hal ini termasuk pertukaran gas yang efisien, transport
aktif zat-zat energi, toleransi imunologis terhadap imunitas ibu pada alograft dan akuisisi janin.
Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan
menyebabkan kelainan pada janin ataupun mengganggu proses persalinan. Salah satu kelainan
pada plasenta adalah kelainan implantasi atau disebut dengan plasenta previa (Manuaba, 2005).
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal,
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
(ostium uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki
Pintu Atas Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada keadaan normal
plasenta umumnya terletak di korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri
(Prawirohardjo, 2008).
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa, antara lain :
1. Umur
2. Banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas)
3. Hipoplasia endometrium
4. Korpus luteum bereaksi lambat
5. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
6. Endometrium cacat, seksio cesarea, kuretase, dan manual plasenta
7. Kehamilan kembar
8. Riwayat plasenta previa sebelumnya (Mochtar, 2002).
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, karena klasifikasi tidak didasarkan pada keadaan
anatomi melainkan pada keadaan fisiologis yang dapat berubah-ubah, maka klasifikasi ini dapat
berubah setiap waktu misalnya pada pembukaan yang masih kecil, seluruh pembukaan yang
lebih besar, keadaan ini akan menjadi plasenta previa lateralis. Ada juga penulis yang
menganjurkan bahwa menegakkan diagnosa sewaktu “moment opname” yaitu saat penderita
diperiksa (Mochtar, 2002).
Secara umum plasenta previa dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Plasenta previa totalis, Apabila jaringan plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis, Yaitu apabila jaringan plasenta menutupi sebagian ostium uteri
internum.
3. Plasenta previa marginalis, Yaitu plasenta yang tepinya terletak pada pinggir ostium uteri
internum.
4. Plasenta previa letak rendah, Apabila jaringan plasenta berada kira-kira 3-4 cm di atas ostium
uteri internum, pada pemeriksaan dalam tidak teraba (Prawirohardjo, 2008).
a. Pengertian
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang
abnormal: yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya
pembukaan jalan lahir (Mochtar.1998. Hal. 269). Plasenta Previa adalah plasenta yang
berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya ostium uteri internumn (prae
= didepan, vias=jalan) (Djamhoer. 2005. hal. 83).
Dari beberapa defenisi diatas dapat diketahui bahwa plasenta previa merupakan
plasenta yang berimplantasi pada tempat yang tidak normal.
b. Etiologi
Faktor pencetusnya adalah : Pada primigravida hamil diatas usia 35 tahun (usia tua).
Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang. Adanya tumor seperti mioma uteri
dan polip endometrium. Kadang-kadang pada ibu yang malnutrisi.
c. Gejala Klinis
Sifat perdarahan tanpa sebab, tanpa nyeri, dan terjadi secara berulang. Pada perdarahan
yang banyak ibu tampak anemis. Perdarahan pervaginam dari encer sampai menggumpal
(Muchtar. 1998. hal. 272-273 ).
d. Komplikasi
Komplikasi pada ibu adalah : Letak janin tidak normal, sehingga menyebabkan partus
akan menjadi patologik, Perdarahan sampai syok, Infeksi karena perdarahan yang banyak,
Robekan-robek jalan lahir.
Komplikasi yang dapat terjadi pada janin adalah : Bayi prematur atau mati (KJDK),
(Muchtar.1998. hal. 272-273 ).
2. Solusio Plasenta
a. Pengertian
Solusio plasenta adalah: pemisahan plasenta yang berimplantasi pada tempat yang
normal kebanyakan dan terjadi pada trimester ke III, juga bisa terjadi pada setiap waktu setelah
kehamilan 20 minggu (Danfourt. 2002. hal. 274).
Solusio plasenta adalah: pelepasan sebagian atau seluruhnya plasenta dari tempatnya
berimplantasi sebelum anak lahir (Chalik. 1998. hal. 110). Solusio plasenta adalah: suatu
keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.
Biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu.
Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablation plasentae, abruption plasentae,
accidental hemorrhage dan premature separation of the normali implated placent (Mochtar.
1998. hal. 297).
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa solusio plasenta merupakan
lepasnya plasenta dari tempatnya yang normal dan pelepasan terjadi pada saat janin belum lahir.
b. Etiologi
Faktor pencetus predisposisi terjadinya adalah: Hamil pada pada usia tua diatas 35
tahun, Mempunyai tekanan darah tinggi., Bersamaan dengan terjadinya pre eklamsia dan
eklamsia., Dan trauma langsung lainya., Tali pusat yang pendek (Hanifa. 1999. hal. 377).
c. Gejala klinisnya adalah:
Perdarahan dengan rasa sakit, Perut terasa tegang, Gerakan janin berkurang/tidak terasa
lagi bergerak, Pada palpasi gerakan janin sulit diraba., Auskultasi jantung janin (-) / tidak
terdengar, Dinding perut sakit, Pada pemeriksaan dalam, ketuban tegang dan menonjol,Uterus
terjadi ganguan kontraksi dan atonia uteri (Manuaba. 1998. hal. 256-260).
d.Komplikasi
Komplikasi pada ibu : Perdarahan dapat menimbulkan : Variasi turunya tekanan darah
sampai keadaan syok. Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita yang anenis bahkan
sampai syok. Keadaan bervariasi dari baik sampai koma, Gangguan pembekuan darah dapat
menimbulkan : Masuknya tromboplastin kedalam sirkulasi darah yang menyebabkan pembekuan
darah intravaskuler dan disertai hemolisis. Terjadi penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen
dapat mengganggu pembekuan darah. Oliguria terjadi sumbatan glomerulus ginjal dan dapat
menimbulkan produksi urin makin berkurang, perdarahan postpartum, Pada solusio plasenta
sedang sampai berat terjadi infiltrasi darah kedalam otot rahim, sehingga mengganggu kontraksi
dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri. Kegagalan pembekuan darah dapat menambah
beratnya perdarahan.
Komplikasi pada janin yang dikandung adalah : Perdarahan yang tertimbun dibelakang
plasenta dapat mengganggu sirkulasi darah janin, sehingga dapat menimbulkan asfiksia ringan
sampai berat, juga dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan (Manuaba. 1998. hal.
261-262).
C. Kelainan dalam lamanya kehamilan
1. Partus Prematurus
Firmansyah (2006) mengatakan partus prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa
kehamilan kurang dari 259 hari dihitung dari hari terakhir haid ibu. Menurut Mochtar (1998)
partus prematurus yaitu persalinan pada kehamilan 28 sampai 37 minggu, berat badan lahir 1000
sampai 2500 gram. Partus prematurus adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat badan lahir antara 500 sampai 2499 gram (Sastrawinata, 2003). Sedangkan
menurut Manuaba (1998) partus prematurus adalah persalinan yang terjadi di bawah umur
kehamilan 37 minggu dengan perkiraan berat janin kurang dari 2.500 gram.
Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Partus Prematurus
adalah persalinan yang terjadi pada saat usia kehamilan ibu 20 sampai 37 minggu dengan berat
badan bayi kurang dari 2500 gram.
Menurut Manuaba (1998), faktor predisposisi partus prematurus adalah sebagai berikut:
1. Faktor ibu
Gizi saat hamil kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan
bersalin terlalu dekat, penyakit menahun ibu seperti; hipertensi, jantung, ganguan pembuluh
darah (perokok), faktor pekerjaan yang terlalu berat.
2. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil
seperti pre eklampsi dan eklampsi, ketuban pecah dini.
3. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.
Pencegahan
a. Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan teratur
b. Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kehamilan dan persalinan
preterm.
c. Memberikan nasehat tentang gizi saat kehamilan, meningkatkan pengertian KB-interval,
memperhatikan tentang berbagai kelainan yang timbul dan sgera melakukan konsultasi,
menganjurkan untuk pemeriksaan tambahan sehingga secara dini penyakit ibu dapat diketahui
dan diawasi / diobati.
d. Meningkatakan keadaan sosial – ekonomi keluarga dan kesehatan lingkungan (Manuaba,
1998).
Partus prematurus menurut Mochtar (1998) dapat dicegah dengan mengambil langkah-
langkah berikut ini :
a. Jangan kawin terlalu muda dan jangan pula terlalu tua (idealnya 20 sampai 30 tahun).
b. Perbaiki keadaan sosial ekonomi
c. Cegah infeksi saluran kencing
d. Berikan makana ibu yang baik, cukup lemak , dan protein
e. Cuti hamil
f. Prenatal care yang baik dan teratur
g. Pakailah kontrasepsi untuk menjarangkan anak
2. Partus Serotinus
Menurut Manuaba (1998), kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi
waktu 42 minggu dan belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu
atau 280 hari dari Hari Pertama haid terakhir. Menurut Parwirohardjo (2005), kehamilan lewat
waktu atau post term adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu. Jadi
dari pengertian diatas dapat disimpulkan serotinus adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari
42 minggu.
Etiologi : Etiologi belum diketahui secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah
hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain seperti herediter, karena
postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu (Rustam, 1998).
Patofisiologi Serotinus :Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin
sehingga tidak menyebabkan adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan
kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran
CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim ( Manuaba,
1998).
Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya kehamilan. Biasanya
terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa akan hari pertama haid terakhir. Bila tanggal hari
pertama haid terakhir di catat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar, namun bila
wanita hamil lupa atau tidak tahu, hal ini akan sukar memastikan diagnosis. Pada pemeriksaan
USG dilakukan untuk memeriksa ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air
ketuban (Muchtar, 1998).
Menurut Muchtar (1998), pengaruh dari serotinus adalah :
a). Terhadap Ibu :
Pengaruh postmatur dapat menyebabkan distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir,
maka akan sering dijumpai patus lama, inersia uteri, dan perdarahan postpartum.
b). Terhadap Bayi :
Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari
kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh
postmaturitas pada janin bervariasi seperti berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan
ada yang berkurang sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang terjadi kematian janin dalam
kandungan, kesalahan letak, distosia bahu, janin besar, moulage.
D. Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kejadian kehamilan ganda
dipengaruhi oleh faktor keturunan, umur dan paritas.
Gejala dan tanda: Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan,
gerakan janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar, pada palpasi bagian kecil
teraba lebih banyak, teraba ada 3 bagian besar janin, teraba ada 2 bollatmen, terdengar 2 denyut
jantung janin.
Penanganan dalam kehamilan: Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan
kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.
E. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila
ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah dini pada
kehamilan prematur (Sarwono, 2008).
Menurut Manuaba (2008) Ketuban pecah dini atau premature rupture of the membranes
(PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda-tanda persalinan. Sebagian besar
ketuban pecah dini terjadi diatas 37 minggu kehamilan, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu
banyak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuban pecah dini, Meskipun banyak publikasi tentang
ketuban pecah dini (KPD), namun penyebabnya secara langsung masih belum diketahui dan tidak
dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat
dengan ketuban pecah dini, namun faktor-faktor yang lebih berperan sulit diketahui (Sualman, 2009).
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia
yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena selaput ketuban rapuh.
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester tiga selaput ketuban
mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi
rahim, dan gerakan janin. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis.
Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal,
misalnya infeksi yang menjalar dari vagina (Sarwono, 2008).
Tanda dan Gejala : Tanda dan gejala yang selalu ada ketika terjadi ketuban pecah dini
adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, cairan vagina berbau amis dan tidak
seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, disertai dengan
demam/menggigil, juga nyeri pada perut, keadaan seperti ini dicurigai mengalami amnionitis
(Saifuddin, 2002).
2.3 PENYAKIT DAN KELAINAN YANG TIDAK LANGSUNG BERHUBUNGAN DENGAN
KEHAMILAN
1. Anemia
Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat proses
persalinan (BKKBN, 2003, p.24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin kurang dari 11
g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g % pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak
buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus, abortus, kematian janin,
cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008, p. 281).
Gejala dan tanda: Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi
masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh
yang malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan, 2008/2009)
Penanganan umum: Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi
makanan bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen
besi sebanyak 60 mg/hari kiranya cukup mencegah anemia (Maulana, 2008, p. 187).
2. Malaria
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat
mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.
Gejala dan tanda: Demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut dan malaria berat
lainnya.
Penanganan: Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis klorokuin dengan dosis 300
mg/minggu.
3. TBC paru
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan
perubahan pada sistem pernafasan.
Gejala dan tanda: Batuk menahun, batuk darah dan kurus kering.
Penanganan: Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan
wanita hamil lainnya pada pemeriksaan antenatal.
Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di rumah
sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan
makanan yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan teratur. (Mansjoer, 2001, p. 287).
4. Penyakit jantung
Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra hati-hati. Jangan sampai
terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa berkurang.
Gejala dan tanda: Cepat merasa lelah, jantungnya berdebar-debar, sesak napas apabila
disertai sianosis (kebiruan), edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda, dan
mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.
5. Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin dalam
jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari
darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh.
Gejala dan tanda: Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami
cacat bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya seperti gawat
napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), dan sakit kuning.
Penanganan: Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus
memperhatikan makanan, berolahraga secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai kondisi
penyakit pada penderita penyakit ini. (Prawirohardjo, 2008, p. 290).
6. Infeksi menular seksual pada kehamilan
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut (Sjaiful,
2008, p. 921).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai ibu
saat hamil (Sujiyatini,2009:3). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah
merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trismeter 1, kurang lebih 6
minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.sekitar 60-80% multigravida mengalami mual
muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani,
2009:40). Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya
yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau
tidakterdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
3.2 Saran
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya
disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu
ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan
untuk mengurangi penyulit saat inpartu. Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk
memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil
memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.

More Related Content

What's hot

Lembar balik mater
Lembar balik materLembar balik mater
Lembar balik matersuraya putri
 
Diagnosa Kehamilan
Diagnosa KehamilanDiagnosa Kehamilan
Diagnosa KehamilanMelly anti
 
Ibu hamil dan bayi resti
Ibu hamil dan bayi restiIbu hamil dan bayi resti
Ibu hamil dan bayi restiParlin Alin
 
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunSeputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunAisyah N
 
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER IIIASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER IIISiti Afni Zulfah
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjutTanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjuteriyanti2517
 
Tanda & gejala kehamilan
Tanda & gejala kehamilanTanda & gejala kehamilan
Tanda & gejala kehamilanAsih Astuti
 
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -Devi Narti
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Mudapjj_kemenkes
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamilGepy Gbu
 
Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...
Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...
Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...Aisyah N
 
Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan (ASKEB I)
Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan (ASKEB I)Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan (ASKEB I)
Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan (ASKEB I)Juwita Ayu Antateliz 2
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggidpalupiw
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjutpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Lembar balik mater
Lembar balik materLembar balik mater
Lembar balik mater
 
Ppt kehamilan
Ppt kehamilanPpt kehamilan
Ppt kehamilan
 
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPATMENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
 
Diagnosa Kehamilan
Diagnosa KehamilanDiagnosa Kehamilan
Diagnosa Kehamilan
 
Ibu hamil dan bayi resti
Ibu hamil dan bayi restiIbu hamil dan bayi resti
Ibu hamil dan bayi resti
 
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunSeputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
 
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER IIIASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
ASUHAN KEHAMILAN TRIMESTER III
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan MudaPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Muda
 
ANC Berkualitas
ANC BerkualitasANC Berkualitas
ANC Berkualitas
 
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjutTanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
Tanda bahaya kehamilan muda dan lanjut
 
Tanda & gejala kehamilan
Tanda & gejala kehamilanTanda & gejala kehamilan
Tanda & gejala kehamilan
 
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
16 mengembangkan perencanaan yg komprehensif -
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
 
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan MudaKegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
Kegawatdaruratan Masa Kehamilan Muda
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamil
 
Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...
Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...
Kesiapan Reproduksi Perempuan Ditinjau dari Segi Anatomi dan Fisiologis dr. a...
 
Pengenalan resti
Pengenalan restiPengenalan resti
Pengenalan resti
 
Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan (ASKEB I)
Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan (ASKEB I)Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan (ASKEB I)
Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan (ASKEB I)
 
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
 
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan LanjutPenatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
Penatalaksanaan Asuhan Kegawatdaruratan Kehamilan Lanjut
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Deteksi
DeteksiDeteksi
Deteksi
 
Daftar pustaka kusnaenih
Daftar pustaka kusnaenihDaftar pustaka kusnaenih
Daftar pustaka kusnaenih
 
Askep intranatal
Askep intranatalAskep intranatal
Askep intranatal
 
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatalKb 3 deteksi gawat darurat neonatal
Kb 3 deteksi gawat darurat neonatal
 
Kb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternalKb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternal
 
Power point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis GravidarumPower point Hiperemesis Gravidarum
Power point Hiperemesis Gravidarum
 
Hyperemesis gravidarum
Hyperemesis gravidarumHyperemesis gravidarum
Hyperemesis gravidarum
 

Similar to KEHAMILAN GANGGUAN

ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxhaerul26
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAwellinasebayang
 
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptxPPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptxWahyuWulandari22
 
gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramionanggi satya
 
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi KehamilanKB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilanpjj_kemenkes
 
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.pptRizkyAndrianiBakara2
 
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanKomplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanNova Ci Necis
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter iimaulia09
 
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatalKb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatalpjj_kemenkes
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitWarnet Raha
 
Referat obgyn sedih kali inersia
Referat obgyn sedih kali inersiaReferat obgyn sedih kali inersia
Referat obgyn sedih kali inersiacharezo
 

Similar to KEHAMILAN GANGGUAN (20)

ANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docxANTENATAL_CARE_ANC.docx
ANTENATAL_CARE_ANC.docx
 
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSAANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
ANEMIA, KET, MOLAHIDATIDOSA
 
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptxPPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
PPT kmk bunda Wulandari nim 2141A0440.pptx
 
gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramion
 
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi KehamilanKB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
KB 3 Penyakit dan Kelainan yang Mempengaruhi dan Dipengaruhi Kehamilan
 
4 isi ok.docx
4 isi ok.docx4 isi ok.docx
4 isi ok.docx
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt4.1  Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
4.1 Anemia-hiperemesis-KET- mola--.ppt
 
Asuhan Kegawat Daruratan
Asuhan Kegawat DaruratanAsuhan Kegawat Daruratan
Asuhan Kegawat Daruratan
 
Kesehatan
KesehatanKesehatan
Kesehatan
 
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)
 
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilanKomplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
Komplikasi yg mempengaruhi dan dipengaruhi kehamilan
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatalKb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
Kb 3 deteksi kegawat daruratan neonatal
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit
 
258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit258350405 makalah-abortus-inkomplit
258350405 makalah-abortus-inkomplit
 
Referat obgyn sedih kali inersia
Referat obgyn sedih kali inersiaReferat obgyn sedih kali inersia
Referat obgyn sedih kali inersia
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

KEHAMILAN GANGGUAN

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita di dunia. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan yang benar. Karena ini semua berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas itu. Ini terbukti dengan angka kematian yang tinggi di negara Indonesia. Dengan keadaan tersebut memberi support dan memacu untuk memberikan penatalaksanaan yang benar saat kehamilan. Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu. Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu. Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: Apa saja gangguang-gangguan yang dapat terjadi saat kehamilan? 1.3 Tujuan Penyusunan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui gangguang-gangguan yang dapat terjadi saat kehamilan. 1.4 Manfaat Penyusunan
  • 2. Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut: Dapat mengetahui gangguang-gangguan yang dapat terjadi saat kehamilan. BAB II PEMBAHASAN 2.1 PATOLOGI KEHAMILAN Patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai ibu saat hamil (Sujiyatini,2009:3). Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi membuat kajian dengan mengkaji organ sedangkan ahli patologi klinik mengkaji perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologis tubuh. Patologi anatomi adalah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit berdasarkan pada pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di banyak negri, dokter yang berpraktek patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh. Patologi anatomi mendiagnosis penyakit dan memperoleh informasi yang berguna secara klinis melalui pemeriksaan jaringan dan sel, yang umumnya melibatkan pameriksaan visual kasar dan mikroskopik pada jaringan, dengan pengecatan khusus dan imunohistokimia yang dimanfaatkan untuk menvisualisasikan protein khusus dan zat lain pada dan dikelilingi sel. Kini, patolog anatomi mulai mempergunakan biologi molekuler untuk memperolah informasi klinis tambahan dari spesimen yang sama. Ada beberapa macam patologi kebidanan yang harus di antisipasi oleh setiap bidan dan tenaga kesehatan lainnya : patologi kehamilan, patologi persalinan, patologi nifas, asuhan kebidanan patologi. Patologi kehamilan terdiri atas : Mola hidatidosa, Ketuban pecah dini, Abortus, Kehamilan lewat waktu, Persalinan preterm, Kehamilan ektopik, Solusio plasenta, Pre eklamsia, Eklamsia, Plasenta previa (Sujiatini, 2009). Tanda Bahaya Kehamilan Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidakterdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003). 2.2 KOMPLIKASI-KOMPLIKASI SEBAGAI AKIBAT LANGSUNG KEHAMILAN A. Gestosis 1. Hiperemesis Gravidarum a. Definisi
  • 3. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trismeter 1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani, 2009:40). b. Etiologi Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun diduga dipengarui oleh berbagai faktor berikut ini: 1. Faktor presdisposisi seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ganda. 2. Faktor organik seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolic akibat kehamilan,dan resistensi ibu yang menurun. 3. Faktor psikologis c. Patofisiologi Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah sehingga mempengarui sitem pencernaan, tetapi mual muntah yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,hiponatremia, hipokloromia, serta penurunan klorida urine yang selanjutnya mengakibatkan hemokosentrasi yang mengurangi perfusi darah kejaringan dan menyebabkan tertimbunya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.Selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-weiss),sehingga terjadi pendarahan gastrointestinal (Mitayani, 2009:40-41). d. Manifestasi klinis Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga tingkatan: 1. Tingkat I Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum,menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi ibu biasanya naik menjadi 100 kali/menit,tekanan darah sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering, dan mata cekung. 2. Tingkat II Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan nafas bau aseton. 3. Tingkat III Kesadaran ibu turun dari somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta tekanan darah semakin turun.
  • 4. e. Penatalaksanaan Bila pencegahan tidak berhasil, maka diprlukan pengobatan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik. Kalori diberiakan secara perenteral dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter sehahri. 2. Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan. 3. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi sedikit. 4. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital. 5. Pada keadaan lebih berat, diberikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin hidroklorida, atau klopromazin. 6. Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bias disembuhkan serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang melatarbelakangi hiperemasis (Mitayani,2009:40-41). 2. Preeklampsia-eklampsia a. Pengertian Pre Eklamsi dan Eklamsi Pre Eklamsi dan Eklamsi adalah : Merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan masa nifas yang terdiri dari tanda trias yaitu : hipertensi, proteinuria, dan odema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma.pada ibu, namun hal tersebut tidak menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya.(Muchtar. 1998. hal. 272- 273 ). Pre eklamsi dan eklamsi adalah penyakit hipertensi yang khas dalam kehamilan, dengan gejala utama penyakit hipertensi yang akut pada wanita hamil dan dalam masa nifas. Pada tingkat tanpa kejang disebut pre eklamsia dan pada tingkat dengan kejang disebut eklamsi (Djamhoer. 2005.hal. 68). Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui bahwa pre eklamsi dan eklamsi merupakan merupakan penyakit yang dapat timbul pada saat kehamilan. b. Etiologi Faktor pencetusnya adalah : Jumlah usia ibu diatas 35 tahun. Distensi rahim berlebihan pada primigravida, kehamilan kembar atau hamil mola, Penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes mellitus, dan kegemukan. c. Gejala Klinis Kenaikan tekanan darah, Odema kaki, tangan sampai muka, Terjadi gejala subjektif : Kenaikan tekanan darah, Penglihatan kabur, Nyeri pada epigastium, Sesak nafas, Berkurangnya urin, Penurunan kesadaran ibu hamil sampai koma, Terjadinya kejang. d. Komplikasi 1) Komplikasi pada ibu: Lidah tergigit, Terjadi perlukaan dan fraktur, Gangguan pernafasan,
  • 5. Perdarahan otak, Solusio plasenta, Merangsang persalinan. 2) Komplikasi pada janin: Kematian bayi dalam kandungan (KJDK), Lahir prematur. B. Perdarahan dalam kehamilan Perdarahan Hamil Muda 1. Abortus a. Definisi Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram (Murray,2002). b. Etiologi Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah sebagai berikut : 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kelaina kromosom, lingkungan nidasi kurang sempurna, dan pengaruh luar. 2. Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV. 3. Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks berlebihan, robekan serviks, dan retroversion uterus. 4. Kelainan plasenta. c. Klasifikasi Klasifikasi abortus dalah sebagai berikut : 1. Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi serviks. 2. Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. 3. Abortus inkompletus adalah pengeliaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam uterus. 4. Abortus kompletus adalan abortus yang hasil konsepsinya sudah dikeluarkan. 5. Abortus servikalis adalah keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uterus ekternum yang tidak membuka, sehinga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis uterus menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding. 6. Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. 7. Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dengan frekuensi lebih dari 3 kali. 8. Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum. d. Manifestasi klinis
  • 6. Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan per vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat rasa mulas dan keluhan rasa perut nyeri bagian bawah. e. Penatalaksanaan Ibu hamil sebaiknya segera menemui dokter apabila perdarahan terjadi selama kehamilan. Ibu harus istirahat total dan di anjurkan untuk relaksasi. Tetapi intravena atau transfusi darah dapat dilakukan bila diperlukan. Pada kasus aborsi inkomplet diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui pembedahan. Begitu juga dengan kasus missed abortion jika janin tidak keluar spontan. Jika penyebabnya adalah infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya ditunda sampai dapat penyebab yang pasti untuk memulai terapi antibiotik (Mitayani, 2009:22-23). 2. Mola Hidatidosa a. Definisi Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan (Moctar, Rustam, dkk, 1998:238 dalam Sujiatini,2009). Mola hidatidosa adalah penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik villi dan perubahan hidropik. Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumot jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan “bakal janin” sehingga terbentuk jaringan permukaan membrane (villi) mirip gelombolan buah anggur (Sujiatini,2009). b. Etiologi Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya adalah : 1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan. 2. Imunoselektif dari tropobalast. 3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, paritas tinggi. 4. Kekurangan protein. 5. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas (Moctar, Rustam, 1998: 238 dalam Sujiyatini,2009). c. Patofisiologi Mola hidatidosa dapat terbagi menjadi : 1. Mola hidatidosa komplet (klasik), jika tidak ditemukan janin. 2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin. Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan pathogenesis dari penyakit trofoblast : teori missed abortion. Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu karena itu terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya
  • 7. terbentuklah gelembung-gelembung. Teori neoplasma dari park. Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsobsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehingga timbul gelembung. Studi dari hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat dari akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tidak adanya embrio komlpit pada minggu ke tiga dan kelima. Adanya sirkulasi maternal yang terus- menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berpoliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan (Silvia, Wilson, 2000:467 dalam Sujiatini, 2009). d. Gambaran klinik Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan “mola hidatidosa” adalah: 1. Amenore dan tanda-tanda kehamilan. 2. Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola. 3. Perbesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan. 4. Tidak terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus membesar setinggi pusat atau lebih. 5. Preekalmsia atau eklamsia yang terjadi sebelum kehamilan 24 minggu (Mansjoer, Arif, dkk, 2001:266 dalam sujiyatini, 2009). e. Penatalaksanaan Medik 1. Penanganan yang biasa dilakukan pada pasien mola hidatidosa adalah : Diagnosis dini kan menguntungkan prognosis. 2. Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis dini akan menguntungkan prognosis. Pada fasilitas kesehatan di mana sumber daya sangat terbatas, dapat dilakukan evaluasi klinik dengan focus pada : a.Riwayat haid terakhir dan kehamilan, b.Perdarahan tidak teratus atau spotting, c.Perbesaran abnormal uterus, d.Perlunakan servik dan korpus uteri. Kaji uji kehamilan dengan pengenceran urin, pastikan tidak ada janin (Ballotement) atau DJJ sebelum upaya diagnosis. 3. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera. 4. Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau pervorasi uterus). 5. Lakukan pengmatan lanjut hingga minimal 1 tahun (Sujiatini, 2009:8-9). 3. Kehamilan Ektopik a. Definisi Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar cavum uterus. Implantasi dapat terjadi dituba falopi, ovarium, serviks, dan abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi (Murria,2002). b. Etiologi Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui, kemungkinan faktor yang memegang peranan adalah sebagai berikut. 1. Faktor dalam lumen tuba : endosalfingitis, hipoplasia lumen tuba.
  • 8. 2. Faktor dinding lumen tuba : endometriosis tuba, diventrikel tuba congenital. 3. Faktor di luar dinding lumen tuba : perlengketan pada tuba, tumor. 4. Faktor lain : migrasi ovarium, fertilisasi in vitro. c. Manifestasi klinik Manifestasi klinik pada pasien dengan kehamilan ektopik adalah senagai berikut : 1. Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vagina, uterus membesar dan lembek, walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada pemeriksaan bimanual. 2. Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosisnya. 3. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas yang kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk dalam syok. 4. Perdarahan per vaginam merupakan salah satu tanda penting yang kedua pada kehamilan ektopik tergamggu (KET). Hal ini menunjukkan kematian janin. 5. Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya amenore bergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat bervariasi (Mitayani, 2009:30). d. Penatalaksanaan Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi.dalam tindakan demikian,beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut: 1. Kondisi ibu pada saat itu 2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya. 3. Lokasi kehamilan ektopik. 4. Kondisi anatomis organ pelvis. 5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter. 6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat. Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba Atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apabila kondisi ibu buruk, misalnya dalam keadaan syok , lebih baik dilakukan salpigektomi. Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belim pecah biasanya ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan (Mitayani, 2009:29-31). Perdarahan Hamil Tua 1. Plasenta Previa Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar
  • 9. dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta merupakan organ yang sangat aktif dan memiliki mekanisme khusus untuk menunjang pertumbuhan dan ketahanan hidup janin. Hal ini termasuk pertukaran gas yang efisien, transport aktif zat-zat energi, toleransi imunologis terhadap imunitas ibu pada alograft dan akuisisi janin. Melihat pentingnya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun mengganggu proses persalinan. Salah satu kelainan pada plasenta adalah kelainan implantasi atau disebut dengan plasenta previa (Manuaba, 2005). Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak di korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri (Prawirohardjo, 2008). Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa, antara lain : 1. Umur 2. Banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas) 3. Hipoplasia endometrium 4. Korpus luteum bereaksi lambat 5. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium 6. Endometrium cacat, seksio cesarea, kuretase, dan manual plasenta 7. Kehamilan kembar 8. Riwayat plasenta previa sebelumnya (Mochtar, 2002). Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, karena klasifikasi tidak didasarkan pada keadaan anatomi melainkan pada keadaan fisiologis yang dapat berubah-ubah, maka klasifikasi ini dapat berubah setiap waktu misalnya pada pembukaan yang masih kecil, seluruh pembukaan yang lebih besar, keadaan ini akan menjadi plasenta previa lateralis. Ada juga penulis yang menganjurkan bahwa menegakkan diagnosa sewaktu “moment opname” yaitu saat penderita diperiksa (Mochtar, 2002). Secara umum plasenta previa dapat dibagi menjadi empat, yaitu : 1. Plasenta previa totalis, Apabila jaringan plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum. 2. Plasenta previa parsialis, Yaitu apabila jaringan plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum. 3. Plasenta previa marginalis, Yaitu plasenta yang tepinya terletak pada pinggir ostium uteri internum. 4. Plasenta previa letak rendah, Apabila jaringan plasenta berada kira-kira 3-4 cm di atas ostium uteri internum, pada pemeriksaan dalam tidak teraba (Prawirohardjo, 2008).
  • 10. a. Pengertian Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal: yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaan jalan lahir (Mochtar.1998. Hal. 269). Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya ostium uteri internumn (prae = didepan, vias=jalan) (Djamhoer. 2005. hal. 83). Dari beberapa defenisi diatas dapat diketahui bahwa plasenta previa merupakan plasenta yang berimplantasi pada tempat yang tidak normal. b. Etiologi Faktor pencetusnya adalah : Pada primigravida hamil diatas usia 35 tahun (usia tua). Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang. Adanya tumor seperti mioma uteri dan polip endometrium. Kadang-kadang pada ibu yang malnutrisi. c. Gejala Klinis Sifat perdarahan tanpa sebab, tanpa nyeri, dan terjadi secara berulang. Pada perdarahan yang banyak ibu tampak anemis. Perdarahan pervaginam dari encer sampai menggumpal (Muchtar. 1998. hal. 272-273 ). d. Komplikasi Komplikasi pada ibu adalah : Letak janin tidak normal, sehingga menyebabkan partus akan menjadi patologik, Perdarahan sampai syok, Infeksi karena perdarahan yang banyak, Robekan-robek jalan lahir. Komplikasi yang dapat terjadi pada janin adalah : Bayi prematur atau mati (KJDK), (Muchtar.1998. hal. 272-273 ). 2. Solusio Plasenta a. Pengertian Solusio plasenta adalah: pemisahan plasenta yang berimplantasi pada tempat yang normal kebanyakan dan terjadi pada trimester ke III, juga bisa terjadi pada setiap waktu setelah kehamilan 20 minggu (Danfourt. 2002. hal. 274). Solusio plasenta adalah: pelepasan sebagian atau seluruhnya plasenta dari tempatnya berimplantasi sebelum anak lahir (Chalik. 1998. hal. 110). Solusio plasenta adalah: suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir. Biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu. Istilah lain dari solusio plasenta adalah ablation plasentae, abruption plasentae, accidental hemorrhage dan premature separation of the normali implated placent (Mochtar. 1998. hal. 297). Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta dari tempatnya yang normal dan pelepasan terjadi pada saat janin belum lahir. b. Etiologi
  • 11. Faktor pencetus predisposisi terjadinya adalah: Hamil pada pada usia tua diatas 35 tahun, Mempunyai tekanan darah tinggi., Bersamaan dengan terjadinya pre eklamsia dan eklamsia., Dan trauma langsung lainya., Tali pusat yang pendek (Hanifa. 1999. hal. 377). c. Gejala klinisnya adalah: Perdarahan dengan rasa sakit, Perut terasa tegang, Gerakan janin berkurang/tidak terasa lagi bergerak, Pada palpasi gerakan janin sulit diraba., Auskultasi jantung janin (-) / tidak terdengar, Dinding perut sakit, Pada pemeriksaan dalam, ketuban tegang dan menonjol,Uterus terjadi ganguan kontraksi dan atonia uteri (Manuaba. 1998. hal. 256-260). d.Komplikasi Komplikasi pada ibu : Perdarahan dapat menimbulkan : Variasi turunya tekanan darah sampai keadaan syok. Perdarahan tidak sesuai dengan keadaan penderita yang anenis bahkan sampai syok. Keadaan bervariasi dari baik sampai koma, Gangguan pembekuan darah dapat menimbulkan : Masuknya tromboplastin kedalam sirkulasi darah yang menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan disertai hemolisis. Terjadi penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan darah. Oliguria terjadi sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan produksi urin makin berkurang, perdarahan postpartum, Pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi infiltrasi darah kedalam otot rahim, sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri. Kegagalan pembekuan darah dapat menambah beratnya perdarahan. Komplikasi pada janin yang dikandung adalah : Perdarahan yang tertimbun dibelakang plasenta dapat mengganggu sirkulasi darah janin, sehingga dapat menimbulkan asfiksia ringan sampai berat, juga dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan (Manuaba. 1998. hal. 261-262). C. Kelainan dalam lamanya kehamilan 1. Partus Prematurus Firmansyah (2006) mengatakan partus prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259 hari dihitung dari hari terakhir haid ibu. Menurut Mochtar (1998) partus prematurus yaitu persalinan pada kehamilan 28 sampai 37 minggu, berat badan lahir 1000 sampai 2500 gram. Partus prematurus adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir antara 500 sampai 2499 gram (Sastrawinata, 2003). Sedangkan menurut Manuaba (1998) partus prematurus adalah persalinan yang terjadi di bawah umur kehamilan 37 minggu dengan perkiraan berat janin kurang dari 2.500 gram. Jadi dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Partus Prematurus adalah persalinan yang terjadi pada saat usia kehamilan ibu 20 sampai 37 minggu dengan berat badan bayi kurang dari 2500 gram. Menurut Manuaba (1998), faktor predisposisi partus prematurus adalah sebagai berikut: 1. Faktor ibu
  • 12. Gizi saat hamil kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, penyakit menahun ibu seperti; hipertensi, jantung, ganguan pembuluh darah (perokok), faktor pekerjaan yang terlalu berat. 2. Faktor kehamilan Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil seperti pre eklampsi dan eklampsi, ketuban pecah dini. 3. Faktor janin Cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Pencegahan a. Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan teratur b. Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kehamilan dan persalinan preterm. c. Memberikan nasehat tentang gizi saat kehamilan, meningkatkan pengertian KB-interval, memperhatikan tentang berbagai kelainan yang timbul dan sgera melakukan konsultasi, menganjurkan untuk pemeriksaan tambahan sehingga secara dini penyakit ibu dapat diketahui dan diawasi / diobati. d. Meningkatakan keadaan sosial – ekonomi keluarga dan kesehatan lingkungan (Manuaba, 1998). Partus prematurus menurut Mochtar (1998) dapat dicegah dengan mengambil langkah- langkah berikut ini : a. Jangan kawin terlalu muda dan jangan pula terlalu tua (idealnya 20 sampai 30 tahun). b. Perbaiki keadaan sosial ekonomi c. Cegah infeksi saluran kencing d. Berikan makana ibu yang baik, cukup lemak , dan protein e. Cuti hamil f. Prenatal care yang baik dan teratur g. Pakailah kontrasepsi untuk menjarangkan anak 2. Partus Serotinus Menurut Manuaba (1998), kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari Hari Pertama haid terakhir. Menurut Parwirohardjo (2005), kehamilan lewat waktu atau post term adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu. Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan serotinus adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu. Etiologi : Etiologi belum diketahui secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan
  • 13. sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain seperti herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu (Rustam, 1998). Patofisiologi Serotinus :Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga tidak menyebabkan adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim ( Manuaba, 1998). Tanda dan gejala tidak terlalu dirasakan, hanya dilihat dari tuanya kehamilan. Biasanya terjadi pada masyarakat di pedesaan yang lupa akan hari pertama haid terakhir. Bila tanggal hari pertama haid terakhir di catat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar, namun bila wanita hamil lupa atau tidak tahu, hal ini akan sukar memastikan diagnosis. Pada pemeriksaan USG dilakukan untuk memeriksa ukuran diameter biparietal, gerakan janin dan jumlah air ketuban (Muchtar, 1998). Menurut Muchtar (1998), pengaruh dari serotinus adalah : a). Terhadap Ibu : Pengaruh postmatur dapat menyebabkan distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, maka akan sering dijumpai patus lama, inersia uteri, dan perdarahan postpartum. b). Terhadap Bayi : Jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi seperti berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang terjadi kematian janin dalam kandungan, kesalahan letak, distosia bahu, janin besar, moulage. D. Kehamilan Ganda Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kejadian kehamilan ganda dipengaruhi oleh faktor keturunan, umur dan paritas. Gejala dan tanda: Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan, gerakan janin dirasakan lebih banyak, uterus terasa lebih cepat membesar, pada palpasi bagian kecil teraba lebih banyak, teraba ada 3 bagian besar janin, teraba ada 2 bollatmen, terdengar 2 denyut jantung janin. Penanganan dalam kehamilan: Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah. E. Ketuban Pecah Dini Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur (Sarwono, 2008). Menurut Manuaba (2008) Ketuban pecah dini atau premature rupture of the membranes
  • 14. (PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda-tanda persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi diatas 37 minggu kehamilan, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketuban pecah dini, Meskipun banyak publikasi tentang ketuban pecah dini (KPD), namun penyebabnya secara langsung masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan ketuban pecah dini, namun faktor-faktor yang lebih berperan sulit diketahui (Sualman, 2009). Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena selaput ketuban rapuh. Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester tiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina (Sarwono, 2008). Tanda dan Gejala : Tanda dan gejala yang selalu ada ketika terjadi ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, cairan vagina berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, disertai dengan demam/menggigil, juga nyeri pada perut, keadaan seperti ini dicurigai mengalami amnionitis (Saifuddin, 2002). 2.3 PENYAKIT DAN KELAINAN YANG TIDAK LANGSUNG BERHUBUNGAN DENGAN KEHAMILAN 1. Anemia Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat proses persalinan (BKKBN, 2003, p.24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin kurang dari 11 g% pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 g % pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008, p. 281). Gejala dan tanda: Pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan, 2008/2009) Penanganan umum: Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari kiranya cukup mencegah anemia (Maulana, 2008, p. 187). 2. Malaria Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.
  • 15. Gejala dan tanda: Demam, anemia, hipoglikemia, edema paru akut dan malaria berat lainnya. Penanganan: Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis klorokuin dengan dosis 300 mg/minggu. 3. TBC paru Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan. Gejala dan tanda: Batuk menahun, batuk darah dan kurus kering. Penanganan: Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil lainnya pada pemeriksaan antenatal. Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan teratur. (Mansjoer, 2001, p. 287). 4. Penyakit jantung Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus ekstra hati-hati. Jangan sampai terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa berkurang. Gejala dan tanda: Cepat merasa lelah, jantungnya berdebar-debar, sesak napas apabila disertai sianosis (kebiruan), edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda, dan mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai. 5. Diabetes mellitus Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh. Gejala dan tanda: Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), dan sakit kuning. Penanganan: Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus memperhatikan makanan, berolahraga secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai kondisi penyakit pada penderita penyakit ini. (Prawirohardjo, 2008, p. 290). 6. Infeksi menular seksual pada kehamilan Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dengan pasangan yang menderita penyakit tersebut (Sjaiful, 2008, p. 921). BAB III PENUTUP
  • 16. 3.1 Kesimpulan Patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai ibu saat hamil (Sujiyatini,2009:3). Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trismeter 1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani, 2009:40). Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidakterdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003). 3.2 Saran Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu. Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.