SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
i
Hakikat Makna Dan Jenis Jenis Makna
Disusun oleh:
Megawati Karlina
037117016
UNIVERSITAS PAKUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi Dan
Komunikasi dalam makalah ini tersaji tentang Hakikat Makna Dan Jenis Jenis Makna.
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang klasifikasian Hakikat makna
dan jenis jenis makna dalam kehidupan.
Dengan segala kerendahan ini .kami sangat mengharapkan kritik dan saran nya yang
bersifat membangun agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.kami menyadari
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna
Daftar isi
iii
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Hakikat Makna...................................................................................................... 2
B. Jenis Makna........................................................................................................... 3
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................................ 11
B. Saran...................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
1
BAB I
PENDAHULUANi1
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Bahasa
merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap
perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan
dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik
merupakan salah satu bidang linguistik yang mempelajari tentang makna.
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign).
“Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal
pada tahun 1883. Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk
bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang
ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau
tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan
semantik (Chaer, 1994: 2).
Bidang studi linguistik yang objek penelitiannya makna bahasa merupakan satu tataran
linguistik. Semantik dengan objeknya yaitu makna, berada di seluruh atau disemua tataran
yang bangun-membangun ini : makna berada didalam tataran fonologi, morfologi dan
sintaksis. Semantik bukan satu tataran dalam arti unsur pembangun satuan lain yang lebih
besar, melainkan unsur yang berada pada semua tataran itu, meski sifat kehadiranya pada
tiap tataran itu tidak sama.
Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang dipergunakan oleh
manusia untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Bahasa yang digunakan dalam
berinteraksi pada keseharian kita sangat bervariasi bentuknya, baik dilihat dari fungsi
maupun bentuknya. Tataran penggunaan bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat dalam
berinteraksi tentunya tidak lepas dari penggunaan kata atau kalimat yang bermuara pada
makna, yang merupakan ruang lingkup dari semantik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hakikat makna?
2. Apa saja jenis makna?
1
2
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian hakikat makna.
2. Mengetahui jenis-jenis makna.
BAB II
PEMBAHASAN2
2.1 Hakikat Makna
Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna.
Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan
bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut
selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda,
2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian.
Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau
kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran
dan semua hal yang ditunjukkannya
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure, makna
adalah ’pengertian’ atau ’konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda-linguistik.
Menurut de Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan
(Perancis: signifie, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant,
Inggris: signifier). Yang diartikan (signifie, signified) sebenarnya tidak lain dari pada konsep
atau makna dari sesuatu tanda-bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier)
adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Dengan
kata lain, setiap tanda-linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini
adalah unsur dalam-bahasa (intralingual) yang biasanya merujuk atau mengacu kepada
sesuatu referen yang merupakan unsur luar-bahasa (ekstralingual).
2
3
Dalam analisis semantik juga harus disadari, karena bahasa itu bersifat unik, dan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masalah budaya maka, analisis suatu bahasa
hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tetapi tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa
lain. Umpamanya, kata ikan dalam bahasa Indonesia merujuk pada jenis binatang yang hidup
dalam air dan biasa dimakan sebagai lauk; dan dalam bahasa Inggris separan dengan fish.
Tetapi kata iwak dalam bahasa Jawa bukan hanya berarti ‘ikan’ atau ‘fish’, melainkan juga
berarti daging yang digunakan sebagai lauk.
Di dalam penggunaannya dalam penuturan yang nyata makna kata atau leksem
seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan
juga dari acuannya. Contohya : Dasar buaya ibunya sendiri ditipunya. Oeh karena itu, banyak
pakar mengatakan bahwa kita baru dapat menentukan makna sebuah kata apabila kata itu
sudah berada dalam konteks kalimatnya.
2.2 Jenis Makna
Jenis atau tipe makna itu memang dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan
sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan
makna gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat
dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya
nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna
konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya makna kata dan makna istilah
atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain
dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik, dan
sebagainya.
Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis makna tersebut :
1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
a. Makna Leksikal
Adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler,
kosakata, pembendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk
bahasa yang bermakna. Kalau leksikon kita samakan dengan kosakata atau perbendaharaan
kata, makna leksem dapat kita samakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat
diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Dapat
pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang
sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam
kehidupan kita.
Contoh : kata kepala dalam kalimat kepalanya hancur kena pecahan granat adalah
makna leksikal, tetapi dalam kalimat Rapornya ditahan kepala sekolah karena ia belum
4
membayar uang SPP adalah bukan bermakna leksikal. Kata memetik dalam kalimat ibu
memetik sekuntum mawar adalah bermakna leksikal.
Kalau disimak contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari
suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata
itu.
b. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau
makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Di dalam
semantik makna gramatikal dibedakan dari makna leksikal. Sejalan dengan pemahaman
makna (sense ‘pengertian’; ‘makna’) dibedakan dari arti (meaning ‘arti’). Makna merupakan
pertautan yang ada antara satuan bahasa, dapat dihubungkan dengan makna gramatikal,
sedangkan arti adalah pengertian satuan kata sebagai unsur yang dihubungkan. Makna
leksikal dapat berubah ke dalam makna gramtikal secara operasional.
2. Makna Referensial dan Makna Nonreferensial
a. Makna Referensial
Makna referensial yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu maka kata
tersebut disebut kata bermakna referensial. Misalnya kata meja dan kursi termasuk kata yang
bermakna referensial karena keduanya mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah
tangga yang disebut meja dan kursi.
Contoh lain : Orang itu menampar orang
1 2
Pada contoh diatas bahwa orang1 dibedakan maknanya dari orang2 karena orang1sebagai
pelaku (agentif) dan orang2 sebagai pengalam (yang mengalami makna yang diungkapkan
verba), hal tersebut menunjukkan makna kategori yang berbeda, tetapi makna referensi
mengacu kepada konsep yang sama (orang = manusia).
b. Makna Nonreferensial
Makna nonreferensial adalah sebuah kata yang tidak mempunyai referen (acuan).
Seperti kata preposisi dan konjungsi, juga kata tugas lainnya. Dalam hal ini kata preposisi
dan konjungsi serta kata tugas lainnya hanya memiliki fungsi atau tugas tapi tidak memiliki
makna.
5
Berkenaan dengan bahasan ini ada sejumlah kata yang disebut kata-kata deiktis, yaitu
kata yang acuannya tidak menetap pada satu wujud, melainkan dapat berpindah dari wujud
yang satu kepada wujud yang lain. Yang termasuk kata-kata deiktis yaitu: dia, saya, kamu,
di sini, di sana, di situ, sekarang, besok, nanti, ini, itu.
Contoh lain referen kata di sini dalam ketiga kalimat berikut
(a) Tadi dia duduk di sini
(b) ”Hujan terjadi hampir setiap hari di sini”, kata walikota Bogor.
(c) Di sini, di Indonesia, hal seperti itu sering terjadi.
Pada kalimat (a) kata di sini menunjukan tempat tertentu yang sempit sekali. Mungkin bisa
dimaksudkan sebuah bangku, atau hanya pada sepotong tempat dari sebuah bangku. Pada
kalimat (b) di sini menunjuk pada sebuah tempat yang lebih luas yaitu kota Bogor.
Sedangkan pada kalimat (c) di sini merujuk pada daerah yang meliputi seluruh wilayah
Indonesia. Jadi dari ketiga macam contoh diatas referennya tidak sama oleh karena itu disebut
makna nonreferensial.
3. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
a. Makna Denotaif
Pembedaan makna denotatif dan konotatif didasarkan pada ada atau tidak adanya
“nilai rasa” pada sebuah kata. Setiap kata, terutama yang disebut penuh, mempunyai makna
denotatif, tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotatif.
Makna denotatif (sering juga disebut makna denotasional,makna konseptual, atau
makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain) pada dasarnya sama dengan makna
referensial sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai
dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau
pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual
objektif. Lalu karena itu makna denotasi sering disebut sebagai “makna sebenarnya”
umpamanya kata perempuan dan wanita. Kedua kata ini mempunyai makna denotasi yang
sama, yaitu manusia dewasa bukan laki-laki. Begitu juga kata gadis dan perawan, kata istri
dan bini. Kata gadis dan perawan memiliki makna denotasi yang sama, yaitu wanita yang
belum bersuami atau belum pernah bersetubuh, sedangkan kata istri dan bini memiliki makna
denotasi yang sama, yaitu wanita yang mempunyai suami.
6
b. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa,
tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan kriteria-kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Seperti kata kursi, kursi disini
bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau kedudukan yang ditempati oleh
seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk mengandung makna lugas atau makna
denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau kedudukan yang diperoleh seseorang
mengandung makna kiasan atau makna konotatif.
4. Makna Kata dan Makna Istilah
Pembedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu
dalam penggunannya secara umum dan secara khusus. Dalam penggunaan bahasa secara
umum acapkali kata-kata itu digunakan secara tidak cermat sehingga maknanya bersifat
umum. Tetapi dalam penggunaan secara khusus, dalam bidang tertentu, kata-kata itu
digunakan secara cermat sehingga maknanya pun menjadi tepat.
Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan di dalam suatu kalimat. Kalau
lepas dari konteks kalimat, makna kata itu menjadi umum dan kabur. Berbeda dengan kata
yang maknanya masih bersifat umum, maka ‘istilah’ memiliki makna yang tetap dan pasti.
Ketepatan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang
kegiatan atau keilmuan tertentu.
Perbedaan antara makna kata dan istilah dapat dilihat dari contoh berikut :
(1) Tangannya luka kena pecahan kaca. Kata tangan dan lengan pada kedua
kalimat di atas adalah bersinonim atau
bermakna sama.
(2) Lengannya luka kena pecahan kaca. Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat
di atas adalah bersinonim atau bermakna
sama.
7
Namun dalam bidang kedokteran kedua kata itu memiliki makna
yang berbeda.Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan;
sedangkan lenganadalah bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu.
5. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Leech (1976) membedakan makna atas makna konseptual dan makna asosiatif.
a. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai
dengan referennnya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Jadi,
sebenarnya makna konseptual ini sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan
makna denotatif.
b. Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya
hubungan kata itu dengan keadaan diluar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan
makna ‘suci’, atau ‘kesucian’, kata merah berasosiasi dengan makna ‘berani’ atau juga
‘dengan golongan komunis’. Makna asosiatif ini sesungguhnya sama dengan perlambang-
perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep
lain. Maka dengan demikian, dapat dikatakan melati digunakan sebagai perlambang
“kesucian”, marah digunakan sebagai perlambang “keberanian”, dan dalam dunia politik
digunakan sebagai lambang golongan komunis.
Disamping itu kedalamnya termasuk juga makna-makna lain seperti makna stilistika,
makna afektif, dan makna kolokatif.
Makna stilistika berkenaan dengan gaya pemilihan kata sehubungan dengan adanya
perbedaan sosial dan bidang kegiatan didalam masyarakat. Karena itulah dibedakan makna
kata rumah, pondok, istana, keraton, kediaman, tempat tinggal, dan residensi.
Makna afektif berkenaan dengan perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi,
baik terhadap lawan bicara maupun terhadap objek yang dibicarakan. Makna afektif lebih
terasa secara lisan dari pada secara tertulis. Contoh “tutup mulut kalian!” bentaknya kepada
kami.
Makna kolokatif berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata
lain yang mempunyai “tempat” yang sama dalam sebuah frase. Misalnya kita dapat
mengatakan gadis itu cantik, bunga itu indah, dan pemuda itu tampan. Demikian juga dengan
8
kata laju, deras, kencang, cepat, dan lancar yang mempunyai makna yang sama, tetapi pasti
mempunyai kolokasi yang berbeda. kita bisa mengatakan hujan deras, dan berlari dengan
cepat, namun tidak bisa sebaliknya hujan cepat, dan berlari dengan deras.
6. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
a. Makna Idiom
Makna idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ”diramalkan” dari
makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Idiom adalah satuan-
satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat
‘diramalkan’ dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan
tersebut. Misalnya, menurut kaidah gramatikal kata-kata ketakutan, kesedihan, keberanian,
dan kebimbingan memiliki makna hal yang disebut bentuk dasarnya. Tetapi kata kemaluan
tidak memiliki makna seperti itu. Begitu juga frase rumah kayu bermakna ‘rumah yang
terbuat dari kayu’; tetapi frase rumah batu selain bermakna gramatikal ‘rumah yang terbuat
dari batu’, juga memiliki makna lain yaitu ‘pegadaian’ atau ‘rumah gadai’. Ada dua macam
bentuk idiom dalam bahasa indonesia yaitu: idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh
adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan
dengan satu makna. Idiom ada dua macam, yaitu:
1. idiom penuh. Idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur
menjadi satu kesatuan, sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu.
Contohnya meja hijaudan membanting tulang.
2. Idiom sebagian. Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih
memiliki makna leksikalnya sendiri. Misalnya buku putih, daftar hitam, dan koran
kuning.
b. Peribahasa
peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna
unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai
peribahasa. Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucingyang bermakna ’dikatakan
ihwal dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang yang
namanya anjing dan kucing jika bertemu memang selalu berkelahi, dan tidak pernah damai.
9
7. Makna Kias
Dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta ada digunakan
istilah arti kiasan. Penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya.
Semua bentuk bahasa (kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya
(arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Contohnya,
putri malam dalam arti bulan, raja siang dalam arti matahari, kapal padang pasir dalam arti
unta, pencakar langit dalam arti gedung bertingkat tinggi, bunga desa dalam arti gadis cantik
semuanya mempunyai arti kiasan.
8. Makna Sempit
makna sempit (narrowed meaning) adalah makna yang lebih sempit dari keseluruhan
ujaran. Makna yang asalnya lebih luas dapat menyempit, karena dibatasi. Bloomfield
mengemukakan adanya makna sempit dan makna luas dalam perubahan makna ujaran.
Perubahan makna suatu bentuk ujaran secara semantik berhubungan, tetapi ada juga yang
menduga bahwa perubahan terjadi dan seolah-olah bentuk ujaran hanya menjadi objek yang
relatif permanen.
9. Makna Luas
Makna luas adalah makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang
diperkirakan. Kata-kata yang berkonsep memiliki makna luas dapat muncul dari makna yang
sempit. Kata-kata yang memiliki makna luas digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau
ide yang umum.
10. Makna Konstruksi
Makna konstruksi adalah makna yang terdapat didalam konstruksi, makna milik yang
diungkapkan dengan urutan kata didalam bahasa Indonesia. Makna milik dapat diungkapkan
melalui enklitik sebagai akhiran yang menunjukan kepunyaan.
Contohnya : perempuan itu ibu saya
Itu ibu saya
10
Rumahnya jauh dari sini
Dimana rumahmu
11. Makna Proposisi
Makna proposisi adalah makna yang muncul bila kita membatasi pengertian tentang
sesuatu. Kata-kata dengan makna proposisi kita dapatkan dibidang matematika. Makna
proposisi mengandung pula saran, hal, rencana, yang dapat dipahami, melalui konteks.
12. Makna Piktorial
Makna piktorial adalah makna suatu kata yang berhubungan dengan perasaan
pendengar atau pembaca. Misalnya, pada situasi makan kita berbicara tentang sesuatu yang
menjijikan dan menimbulkan perasaan jijik bagi si pendengar, sehingga ia menghentikan
kegiatan (aktivitas) makan.
Perasaan muncul segera setelah mendengar atau membaca suatu ekspresi yang
menjijikan, atau perasaan benci. Perasaan dapat pula berupa perasaan gembira di samping
perasaan yang disebutkan diatas.
Contoh :
1. Kenapa kau sebut nama dia.
2. Kakus itu kotor sekali.
3. Ah, konyol.
4. Ia tinggal di gang yang becek itu.
13. Makna Idesional
Makna idesional adalah makna yang muncul sebagai akibat penggunaan kata yang
berkonsep. Kata yang dapat dicari konsepnya atau ide yang terkandung didalam satuan
kata-kata, baik bentuk dasar maupun turunan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna
pada setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu bidang linguistik yang
mempelajari tentang makna. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Dalam
Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
1. maksud pembicara;
2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau
kelompok manusia;
3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran
dan semua hal yang ditunjukkannya,dan
4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132).
Pada kajian semantik ini kita dapat mengetahui tentang hakikat makna, jenis-jenis
makna (makna leksikal, makna gramatikal dan kontekstual, makna referensial dan
nonreferensial, makna konotatif dan denotatif, makna istilah dan makna kata, makna
konseptual dan asosiatif, makna Idiom dan Peribahasa, makna konotatif, makna stilistika,
makna afektif, makna kolokatif, makna spesifik, dan makna tematikal).
3.2 Saran
Saran ini ditujukan agar sesorang bisa mengetahui apa saja jenis-jenis makna dan apa
saja yang terdapat didalam makna.
12
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantik 2 Pemahaman Ilmu makna. Bandung :
Refika Aditama
Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Pengantar Kearah Ilmu Makna. Bandung :
Refika Aditama.
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/31/jenis-jenis-makna-dan-perubahannya/
https://dimasyuniantoherbowo.blogspot.co.id/search?q=jenis+makna
http://nuurbastra.blogspot.co.id/2013/10/bab-i-pendahuluan-1.html
i pembahasan

More Related Content

What's hot

Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisMuhammad Idris
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiaNUR DIANA
 
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1Norhayati Muhamad
 
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKPembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKExcella Fiona
 
Semantik pragmatiksosiolinguistik
Semantik pragmatiksosiolinguistikSemantik pragmatiksosiolinguistik
Semantik pragmatiksosiolinguistikHeidy Kaeni
 
Semantik leksikal
Semantik leksikalSemantik leksikal
Semantik leksikalewer Rewel
 
Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053elbadr
 
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...darminladiro
 

What's hot (18)

Makalah semantik
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantik
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatis
 
Makna leksikal
Makna leksikalMakna leksikal
Makna leksikal
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
 
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
Isi pelajaran-semantik-dan-peristilhan-bahasa-melayu-psgr-bmm3111-1
 
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIKPembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
Pembelajaran Ilmu Kebahasaan SEMANTIK
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
Semantik pragmatiksosiolinguistik
Semantik pragmatiksosiolinguistikSemantik pragmatiksosiolinguistik
Semantik pragmatiksosiolinguistik
 
Bmm3111
Bmm3111Bmm3111
Bmm3111
 
Makalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa IndonesiaMakalah Bahasa Indonesia
Makalah Bahasa Indonesia
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Semantik leksikal
Semantik leksikalSemantik leksikal
Semantik leksikal
 
Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053
 
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
A.Dengan membuat rujukan kepada beberapa buah buku Semantik, bincangkan tenta...
 
Forum semantik
Forum semantikForum semantik
Forum semantik
 
Diksi 1
Diksi 1Diksi 1
Diksi 1
 

Similar to MAKNA BAHASA

Similar to MAKNA BAHASA (20)

Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
Makalah semanti1
Makalah semanti1Makalah semanti1
Makalah semanti1
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan PragmatikMateri M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
Materi M4KB4 - Semantik dan Pragmatik
 
Semantik Pragmatis
Semantik PragmatisSemantik Pragmatis
Semantik Pragmatis
 
Diksi 1
Diksi 1Diksi 1
Diksi 1
 
Bab 1modul pjj
Bab 1modul pjjBab 1modul pjj
Bab 1modul pjj
 
SEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptxSEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptx
 
Makna kata
Makna kataMakna kata
Makna kata
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
Makna semantik
Makna semantikMakna semantik
Makna semantik
 
DIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIADIKSI BAHASA INDONESIA
DIKSI BAHASA INDONESIA
 
Kajian makna bahasa
Kajian makna bahasaKajian makna bahasa
Kajian makna bahasa
 
Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantik
 
Makalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugiMakalah bahasa indonesia ugi
Makalah bahasa indonesia ugi
 
Bahan bmm 3111
Bahan bmm 3111Bahan bmm 3111
Bahan bmm 3111
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3
 

More from megawatikarlina

More from megawatikarlina (6)

Helicanus tik
Helicanus tikHelicanus tik
Helicanus tik
 
Helicanus tik
Helicanus tikHelicanus tik
Helicanus tik
 
Helicanus tik
Helicanus tikHelicanus tik
Helicanus tik
 
Sekolah Alam
Sekolah AlamSekolah Alam
Sekolah Alam
 
Assignment tik megawati_karlina_2a
Assignment tik megawati_karlina_2aAssignment tik megawati_karlina_2a
Assignment tik megawati_karlina_2a
 
Jadi ega
Jadi egaJadi ega
Jadi ega
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 

MAKNA BAHASA

  • 1. i Hakikat Makna Dan Jenis Jenis Makna Disusun oleh: Megawati Karlina 037117016 UNIVERSITAS PAKUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2018
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi Dan Komunikasi dalam makalah ini tersaji tentang Hakikat Makna Dan Jenis Jenis Makna. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang klasifikasian Hakikat makna dan jenis jenis makna dalam kehidupan. Dengan segala kerendahan ini .kami sangat mengharapkan kritik dan saran nya yang bersifat membangun agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna Daftar isi
  • 3. iii HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii Daftar Isi............................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 A. Latar Belakang....................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1 C. Tujuan Masalah..................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2 A. Hakikat Makna...................................................................................................... 2 B. Jenis Makna........................................................................................................... 3 BAB III PENUTUP........................................................................................................... 11 A. Kesimpulan............................................................................................................ 11 B. Saran...................................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUANi1 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem komunikasi yang amat penting bagi manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa sentiasa dianalisis dan dikaji dengan menggunakan perbagai pendekatan untuk mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa ialah pendekatan makna. Semantik merupakan salah satu bidang linguistik yang mempelajari tentang makna. Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau lambang (sign). “Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis bernama Michel Breal pada tahun 1883. Kata semantik kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2). Bidang studi linguistik yang objek penelitiannya makna bahasa merupakan satu tataran linguistik. Semantik dengan objeknya yaitu makna, berada di seluruh atau disemua tataran yang bangun-membangun ini : makna berada didalam tataran fonologi, morfologi dan sintaksis. Semantik bukan satu tataran dalam arti unsur pembangun satuan lain yang lebih besar, melainkan unsur yang berada pada semua tataran itu, meski sifat kehadiranya pada tiap tataran itu tidak sama. Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif yang dipergunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Bahasa yang digunakan dalam berinteraksi pada keseharian kita sangat bervariasi bentuknya, baik dilihat dari fungsi maupun bentuknya. Tataran penggunaan bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat dalam berinteraksi tentunya tidak lepas dari penggunaan kata atau kalimat yang bermuara pada makna, yang merupakan ruang lingkup dari semantik. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian hakikat makna? 2. Apa saja jenis makna? 1
  • 5. 2 1.3 Tujuan Masalah 1. Mengetahui pengertian hakikat makna. 2. Mengetahui jenis-jenis makna. BAB II PEMBAHASAN2 2.1 Hakikat Makna Semantik merupakan salah satu bidang semantik yang mempelajari tentang makna. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi : 1. maksud pembicara; 2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; 3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya 4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132). Menurut teori yang dikembangkan dari pandangan Ferdinand de Saussure, makna adalah ’pengertian’ atau ’konsep’ yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda-linguistik. Menurut de Saussure, setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan (Perancis: signifie, Inggris: signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis: signifiant, Inggris: signifier). Yang diartikan (signifie, signified) sebenarnya tidak lain dari pada konsep atau makna dari sesuatu tanda-bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant atau signifier) adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Dengan kata lain, setiap tanda-linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam-bahasa (intralingual) yang biasanya merujuk atau mengacu kepada sesuatu referen yang merupakan unsur luar-bahasa (ekstralingual). 2
  • 6. 3 Dalam analisis semantik juga harus disadari, karena bahasa itu bersifat unik, dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masalah budaya maka, analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tetapi tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain. Umpamanya, kata ikan dalam bahasa Indonesia merujuk pada jenis binatang yang hidup dalam air dan biasa dimakan sebagai lauk; dan dalam bahasa Inggris separan dengan fish. Tetapi kata iwak dalam bahasa Jawa bukan hanya berarti ‘ikan’ atau ‘fish’, melainkan juga berarti daging yang digunakan sebagai lauk. Di dalam penggunaannya dalam penuturan yang nyata makna kata atau leksem seringkali, dan mungkin juga biasanya, terlepas dari pengertian atau konsep dasarnya dan juga dari acuannya. Contohya : Dasar buaya ibunya sendiri ditipunya. Oeh karena itu, banyak pakar mengatakan bahwa kita baru dapat menentukan makna sebuah kata apabila kata itu sudah berada dalam konteks kalimatnya. 2.2 Jenis Makna Jenis atau tipe makna itu memang dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna referensial dan makna nonreferensial, berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna denotatif dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-makna asosiatif, kolokatif, reflektif, idiomatik, dan sebagainya. Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis makna tersebut : 1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal a. Makna Leksikal Adalah bentuk ajektif yang diturunkan dari bentuk nomina leksikon (vokabuler, kosakata, pembendaharaan kata). Satuan dari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk bahasa yang bermakna. Kalau leksikon kita samakan dengan kosakata atau perbendaharaan kata, makna leksem dapat kita samakan dengan kata. Dengan demikian, makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contoh : kata kepala dalam kalimat kepalanya hancur kena pecahan granat adalah makna leksikal, tetapi dalam kalimat Rapornya ditahan kepala sekolah karena ia belum
  • 7. 4 membayar uang SPP adalah bukan bermakna leksikal. Kata memetik dalam kalimat ibu memetik sekuntum mawar adalah bermakna leksikal. Kalau disimak contoh-contoh diatas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata itu. b. Makna Gramatikal Makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Di dalam semantik makna gramatikal dibedakan dari makna leksikal. Sejalan dengan pemahaman makna (sense ‘pengertian’; ‘makna’) dibedakan dari arti (meaning ‘arti’). Makna merupakan pertautan yang ada antara satuan bahasa, dapat dihubungkan dengan makna gramatikal, sedangkan arti adalah pengertian satuan kata sebagai unsur yang dihubungkan. Makna leksikal dapat berubah ke dalam makna gramtikal secara operasional. 2. Makna Referensial dan Makna Nonreferensial a. Makna Referensial Makna referensial yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Misalnya kata meja dan kursi termasuk kata yang bermakna referensial karena keduanya mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut meja dan kursi. Contoh lain : Orang itu menampar orang 1 2 Pada contoh diatas bahwa orang1 dibedakan maknanya dari orang2 karena orang1sebagai pelaku (agentif) dan orang2 sebagai pengalam (yang mengalami makna yang diungkapkan verba), hal tersebut menunjukkan makna kategori yang berbeda, tetapi makna referensi mengacu kepada konsep yang sama (orang = manusia). b. Makna Nonreferensial Makna nonreferensial adalah sebuah kata yang tidak mempunyai referen (acuan). Seperti kata preposisi dan konjungsi, juga kata tugas lainnya. Dalam hal ini kata preposisi dan konjungsi serta kata tugas lainnya hanya memiliki fungsi atau tugas tapi tidak memiliki makna.
  • 8. 5 Berkenaan dengan bahasan ini ada sejumlah kata yang disebut kata-kata deiktis, yaitu kata yang acuannya tidak menetap pada satu wujud, melainkan dapat berpindah dari wujud yang satu kepada wujud yang lain. Yang termasuk kata-kata deiktis yaitu: dia, saya, kamu, di sini, di sana, di situ, sekarang, besok, nanti, ini, itu. Contoh lain referen kata di sini dalam ketiga kalimat berikut (a) Tadi dia duduk di sini (b) ”Hujan terjadi hampir setiap hari di sini”, kata walikota Bogor. (c) Di sini, di Indonesia, hal seperti itu sering terjadi. Pada kalimat (a) kata di sini menunjukan tempat tertentu yang sempit sekali. Mungkin bisa dimaksudkan sebuah bangku, atau hanya pada sepotong tempat dari sebuah bangku. Pada kalimat (b) di sini menunjuk pada sebuah tempat yang lebih luas yaitu kota Bogor. Sedangkan pada kalimat (c) di sini merujuk pada daerah yang meliputi seluruh wilayah Indonesia. Jadi dari ketiga macam contoh diatas referennya tidak sama oleh karena itu disebut makna nonreferensial. 3. Makna Denotatif dan Makna Konotatif a. Makna Denotaif Pembedaan makna denotatif dan konotatif didasarkan pada ada atau tidak adanya “nilai rasa” pada sebuah kata. Setiap kata, terutama yang disebut penuh, mempunyai makna denotatif, tetapi tidak setiap kata itu mempunyai makna konotatif. Makna denotatif (sering juga disebut makna denotasional,makna konseptual, atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain) pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif. Lalu karena itu makna denotasi sering disebut sebagai “makna sebenarnya” umpamanya kata perempuan dan wanita. Kedua kata ini mempunyai makna denotasi yang sama, yaitu manusia dewasa bukan laki-laki. Begitu juga kata gadis dan perawan, kata istri dan bini. Kata gadis dan perawan memiliki makna denotasi yang sama, yaitu wanita yang belum bersuami atau belum pernah bersetubuh, sedangkan kata istri dan bini memiliki makna denotasi yang sama, yaitu wanita yang mempunyai suami.
  • 9. 6 b. Makna Konotatif Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan kriteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Seperti kata kursi, kursi disini bukan lagi tempat duduk, melaikan suatu jabatan atau kedudukan yang ditempati oleh seseorang. Kursi diartikan sebagai tempat duduk mengandung makna lugas atau makna denotatif. Kursi yang diartikan suatu jabatan atau kedudukan yang diperoleh seseorang mengandung makna kiasan atau makna konotatif. 4. Makna Kata dan Makna Istilah Pembedaan adanya makna kata dan makna istilah berdasarkan ketepatan makna kata itu dalam penggunannya secara umum dan secara khusus. Dalam penggunaan bahasa secara umum acapkali kata-kata itu digunakan secara tidak cermat sehingga maknanya bersifat umum. Tetapi dalam penggunaan secara khusus, dalam bidang tertentu, kata-kata itu digunakan secara cermat sehingga maknanya pun menjadi tepat. Makna kata itu baru menjadi jelas kalau sudah digunakan di dalam suatu kalimat. Kalau lepas dari konteks kalimat, makna kata itu menjadi umum dan kabur. Berbeda dengan kata yang maknanya masih bersifat umum, maka ‘istilah’ memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketepatan dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan tertentu. Perbedaan antara makna kata dan istilah dapat dilihat dari contoh berikut : (1) Tangannya luka kena pecahan kaca. Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau bermakna sama. (2) Lengannya luka kena pecahan kaca. Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau bermakna sama.
  • 10. 7 Namun dalam bidang kedokteran kedua kata itu memiliki makna yang berbeda.Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari tangan; sedangkan lenganadalah bagian dari pergelangan sampai ke pangkal bahu. 5. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif Leech (1976) membedakan makna atas makna konseptual dan makna asosiatif. a. Makna Konseptual Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan referennnya, dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Jadi, sebenarnya makna konseptual ini sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna denotatif. b. Makna Asosiatif Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan keadaan diluar bahasa. Misalnya, kata melati berasosiasi dengan makna ‘suci’, atau ‘kesucian’, kata merah berasosiasi dengan makna ‘berani’ atau juga ‘dengan golongan komunis’. Makna asosiatif ini sesungguhnya sama dengan perlambang- perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain. Maka dengan demikian, dapat dikatakan melati digunakan sebagai perlambang “kesucian”, marah digunakan sebagai perlambang “keberanian”, dan dalam dunia politik digunakan sebagai lambang golongan komunis. Disamping itu kedalamnya termasuk juga makna-makna lain seperti makna stilistika, makna afektif, dan makna kolokatif. Makna stilistika berkenaan dengan gaya pemilihan kata sehubungan dengan adanya perbedaan sosial dan bidang kegiatan didalam masyarakat. Karena itulah dibedakan makna kata rumah, pondok, istana, keraton, kediaman, tempat tinggal, dan residensi. Makna afektif berkenaan dengan perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi, baik terhadap lawan bicara maupun terhadap objek yang dibicarakan. Makna afektif lebih terasa secara lisan dari pada secara tertulis. Contoh “tutup mulut kalian!” bentaknya kepada kami. Makna kolokatif berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai “tempat” yang sama dalam sebuah frase. Misalnya kita dapat mengatakan gadis itu cantik, bunga itu indah, dan pemuda itu tampan. Demikian juga dengan
  • 11. 8 kata laju, deras, kencang, cepat, dan lancar yang mempunyai makna yang sama, tetapi pasti mempunyai kolokasi yang berbeda. kita bisa mengatakan hujan deras, dan berlari dengan cepat, namun tidak bisa sebaliknya hujan cepat, dan berlari dengan deras. 6. Makna Idiomatikal dan Peribahasa a. Makna Idiom Makna idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ”diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Idiom adalah satuan- satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat ‘diramalkan’ dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Misalnya, menurut kaidah gramatikal kata-kata ketakutan, kesedihan, keberanian, dan kebimbingan memiliki makna hal yang disebut bentuk dasarnya. Tetapi kata kemaluan tidak memiliki makna seperti itu. Begitu juga frase rumah kayu bermakna ‘rumah yang terbuat dari kayu’; tetapi frase rumah batu selain bermakna gramatikal ‘rumah yang terbuat dari batu’, juga memiliki makna lain yaitu ‘pegadaian’ atau ‘rumah gadai’. Ada dua macam bentuk idiom dalam bahasa indonesia yaitu: idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu kesatuan dengan satu makna. Idiom ada dua macam, yaitu: 1. idiom penuh. Idiom penuh adalah idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan, sehingga makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu. Contohnya meja hijaudan membanting tulang. 2. Idiom sebagian. Idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya sendiri. Misalnya buku putih, daftar hitam, dan koran kuning. b. Peribahasa peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa. Umpamanya peribahasa Seperti anjing dengan kucingyang bermakna ’dikatakan ihwal dua orang yang tidak pernah akur’. Makna ini memiliki asosiasi, bahwa binatang yang namanya anjing dan kucing jika bertemu memang selalu berkelahi, dan tidak pernah damai.
  • 12. 9 7. Makna Kias Dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta ada digunakan istilah arti kiasan. Penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Semua bentuk bahasa (kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti kiasan. Contohnya, putri malam dalam arti bulan, raja siang dalam arti matahari, kapal padang pasir dalam arti unta, pencakar langit dalam arti gedung bertingkat tinggi, bunga desa dalam arti gadis cantik semuanya mempunyai arti kiasan. 8. Makna Sempit makna sempit (narrowed meaning) adalah makna yang lebih sempit dari keseluruhan ujaran. Makna yang asalnya lebih luas dapat menyempit, karena dibatasi. Bloomfield mengemukakan adanya makna sempit dan makna luas dalam perubahan makna ujaran. Perubahan makna suatu bentuk ujaran secara semantik berhubungan, tetapi ada juga yang menduga bahwa perubahan terjadi dan seolah-olah bentuk ujaran hanya menjadi objek yang relatif permanen. 9. Makna Luas Makna luas adalah makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang diperkirakan. Kata-kata yang berkonsep memiliki makna luas dapat muncul dari makna yang sempit. Kata-kata yang memiliki makna luas digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum. 10. Makna Konstruksi Makna konstruksi adalah makna yang terdapat didalam konstruksi, makna milik yang diungkapkan dengan urutan kata didalam bahasa Indonesia. Makna milik dapat diungkapkan melalui enklitik sebagai akhiran yang menunjukan kepunyaan. Contohnya : perempuan itu ibu saya Itu ibu saya
  • 13. 10 Rumahnya jauh dari sini Dimana rumahmu 11. Makna Proposisi Makna proposisi adalah makna yang muncul bila kita membatasi pengertian tentang sesuatu. Kata-kata dengan makna proposisi kita dapatkan dibidang matematika. Makna proposisi mengandung pula saran, hal, rencana, yang dapat dipahami, melalui konteks. 12. Makna Piktorial Makna piktorial adalah makna suatu kata yang berhubungan dengan perasaan pendengar atau pembaca. Misalnya, pada situasi makan kita berbicara tentang sesuatu yang menjijikan dan menimbulkan perasaan jijik bagi si pendengar, sehingga ia menghentikan kegiatan (aktivitas) makan. Perasaan muncul segera setelah mendengar atau membaca suatu ekspresi yang menjijikan, atau perasaan benci. Perasaan dapat pula berupa perasaan gembira di samping perasaan yang disebutkan diatas. Contoh : 1. Kenapa kau sebut nama dia. 2. Kakus itu kotor sekali. 3. Ah, konyol. 4. Ia tinggal di gang yang becek itu. 13. Makna Idesional Makna idesional adalah makna yang muncul sebagai akibat penggunaan kata yang berkonsep. Kata yang dapat dicari konsepnya atau ide yang terkandung didalam satuan kata-kata, baik bentuk dasar maupun turunan.
  • 14. 11 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna pada setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu bidang linguistik yang mempelajari tentang makna. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi : 1. maksud pembicara; 2. pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; 3. hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan 4. cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132). Pada kajian semantik ini kita dapat mengetahui tentang hakikat makna, jenis-jenis makna (makna leksikal, makna gramatikal dan kontekstual, makna referensial dan nonreferensial, makna konotatif dan denotatif, makna istilah dan makna kata, makna konseptual dan asosiatif, makna Idiom dan Peribahasa, makna konotatif, makna stilistika, makna afektif, makna kolokatif, makna spesifik, dan makna tematikal). 3.2 Saran Saran ini ditujukan agar sesorang bisa mengetahui apa saja jenis-jenis makna dan apa saja yang terdapat didalam makna.
  • 15. 12 Daftar Pustaka Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Semantik 2 Pemahaman Ilmu makna. Bandung : Refika Aditama Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Pengantar Kearah Ilmu Makna. Bandung : Refika Aditama. https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2013/05/31/jenis-jenis-makna-dan-perubahannya/ https://dimasyuniantoherbowo.blogspot.co.id/search?q=jenis+makna http://nuurbastra.blogspot.co.id/2013/10/bab-i-pendahuluan-1.html i pembahasan