Dokumen tersebut membahas tentang pengertian diksi sebagai pilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Dibahas pula jenis-jenis makna kata, faktor yang mempengaruhi ketepatan diksi, serta kesimpulan bahwa kreativitas dalam memilih kata merupakan k
2. Pengertian diksi
Setiap kata terdiri dari dua aspek
yaitu bentuk dan makna. Bentuk
merupakan sesuatu yang dapat
diindrai, dilihat, atau di dengar.
Makna merupakan sesuatu yang
dapat menimbulkan reaksi dalam
pikiran karena ransangan bentuk.
Untuk memahami kata kita harus
mengetahui bentuk dan makna
kata. Sebagaimana dikemukakan
bahwa untuk dapat berbahasa
dengan baik, benar dan cermat,
kita harus memperhatikan pilihan
kata atau kaidah bahasa yang
berlaku pada bahasa yang kita
gunakan.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia,diksi merupakan pilihan
kata yang tepat dan selaras (dalam
penggunaannya) untuk
mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu (seperti yang
diharapkan). Pilihan kata atau diksi
pada dasarnya adalah hasil dari
upayah memilih kata tertentu untuk
dipakai dalam kalimat, alenia, atau
wacana. Pemilihan kata
dapatdilakukan bila tersedia
sejumlahkata yang artinya hampir
sama atau bermiripan.
https://www. Kamus Besar Bahasa
Indonesia
3. Penggunaan ketetapan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan
pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif
yang dapat mengungkapkan secara tepat sehingga mampu
mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
Dalam penggunaan kata, selain harus memrhatikan faktor kebahasan,
kitapun harus mempertimbangkan berbagai faktor diluar kebahasan.
Faktor tersebut sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata
merupakan tempat penampung ide. Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya
Bahasa.(Jakarta: Gramedia. 2006)
Diksi adalah ketetapan pilihan kata
4. Fungsi Diksi
1. Melambangkan ide yang diungkapkan secara
verbal.
2. Membentuk wujud ungkapan gagasan yang
tepat sehingga menyenangkan penyimak atau
pembaca.
3. Mewujudkan komunikasi yang berterima.
4. Menciptakan atmosfir yang kondusif.
5. Menghindari dan mencegas perbedaan persepsi
atau interpretasi.
6. Mencegah salah pemahaman, dan
7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
5. Kata Bermakna Denotatif Dan Konotatif
Ketetapan Pemilihan Kata
Makna denotatif adalah makna yang
menunjukan adanya hubungan
konsep dengan kenyataan. Makna ini
merupakan makna yang lugas , makna apa
adanya. Makna ini bukan makna kiasan
atau perumpamaan. Sebaliknya makna
konotatif adalah atau asosiatif muncul
akibat asosiasi perasaan atau pengalaman
kita terhadap apa yang diucapkan atau
apa yang didengar. Makna konotatif dapat
muncul disamping makna denotatif suatu
kata.
Hal yang perlu diperhatikan apabila
terdapat kata asosiasi, karena
pemahaman pembaca atau pendengar
sangat subjek dan berlainan.
Sebagai contoh kata Perempuan.
Perhatikan perbandingan kalimat
dibawah:
• Perempuan itu ibu saya
• Ah, dasar perempuan
6. Kata Bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang memiliki makna yang sama
atau hampir sama. Banyak kata bersinonim yang berdenotasi
sama, tetapi konotasinya berbeda.
Akibatnya kata-kata yang bersinonim itu dalam
pemakaiannya tidak sepenuhnya dapat saling menggantikan.
Kata-kata mati, meninggal, wafat, gugur, dan berpulang
memiliki makna yang denotasi yang sama yaitu nyawa lepas
dari raga.
7. Kata bermakan umum mencakup kata bermakna khusus. Kata
bermakna umum dapat menjadi kata bermakna khusus jika
dibatasi. Kata bermaknadigunakan dalam mengungkapkan gagsan
yang bersifat umum, sedangkan kata bermakna khusus digunakan
untuk menyatakan gagasan yang bersifat khusus atau terbatas.
Simak contoh berikut:
• Dia memiliki kendaraan
• Dia memiliki mobil
• Dia memiliki sedan
Kata sedan dirasakan lebih khusus daripada kata mobil, kata mobil
lebih khusus dari kata kendaraan.
Kata Bermakna Umum dan Bermakna Khusus
8. Kata Yang Mengalami Perubahan Makna
Sejarah perkembangan kehidupan manusia
dapat mempengaruhi sejarah perkembangan
makna. Kata sarjana dan pendeta merupakan
kata yang mengalami penyempitan makna.
Kata sarjana semula digunakan untuk
menyebut semua cendikiawan, sedangkan
sekarang hanya digunakan untuk cendikiawan
yang telah menamatkan pendidikannya di
perguruan tinggi.
Kata pendeta semula memiliki arti orang yang
berilmu, kini hanya digunakan untuk menyebut
guru atau pemimpin agama kristen. Dari contoh
tersebut dapat kita lihat adanya perubahan
makna kata
9. Pembagian Makna Kata
1. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar
secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna
yang sesuai dengan apa adanya . Denotatif adalah
suatu pengertian yang dikandung dalam sebuah
kata secara objektif. Makna denotatif (denotasi)
lazim disebut:
1) makna konseptual yaitu makna yang sesuai
dengan hasil observasi (pengamatan) menurut
penglihatan, penciuman, pendengaran, atau
pengalaman yang berhubungan dengan informasi
(data) faktual dan objektif.
2) makna sebenarnya, umpamanya, kata kursi
yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna
sebenarnya).
3) makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu,
polos, makna sebenarnya.
2. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif,
makna yang timbul sebagai akibat dari sikap
social, dan kriteria tambahan yang dikenakan
pada sebuah makna konseptual. Makna
konotatif atau konotasi berarti makna kias,
bukan makna sebenarnya. Sebuah kata dapat
berbeda dari satu masyakat ke masyarakat
lain, sesuai dengan pandangan hidup dan
norma masyarakat tersebut. Makna konotasi
juga dapat berubah dari waktu ke waktu.
Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai. 2006.
Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Cetakan ke-6. Jakarta: Akademika
Pressindo.
10. 3. Umum dan Khusus
Kata umum dibedakan dari kata
khusus berdasarkan ruang lingkupnya.
Makin luas ruang lingkup suatu kata,
makin umum sifatnya. Sebaliknya,
mana kata menjadi sempit ruang
lingkupnya makin khusus sifatnya.
Makin umum suatu kata makin besar
kemungkinan terjadi salah paham atau
perbedaan tafsiran. Sebaliknya, makin
khusus, makin sempit ruang
lingkupnya, makin sedikt terjadi salah
paham. Dengan kata lain, semakin
khusus makna kata yang dipakai,
pilihan kata semakin cepat
Contoh :
1) Kata umum: melihat
Kata khusus: melotot, melirik,
mengintip, menatap, memandang,
2) Kata umum: berjalan
Kata khusus: tertatih-tatih, ngesot,
terseok-seok, langkah tegap,
3) Kata umum: jatuh
11. 4. Kata konkret dan Abstrak
Kata yang acuannya semakin mudah
dicerap pancaindra disebut kata
konkret , seperti meja, rumah, mobil,
dan lain-lain. Jika suatu kata tidak
mudah dicerap panca indra maka kata
itu disebut kata abstrak , seperti
gagasan dan saran. Kata abstrak
digunakan untuk mengungkapkan
gagasan rumit. Kata abstrak mampu
membedakan secara halus gagasan yang
bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi
jika dihambur-hamburkan dalam suatu
karangan, karangan itu dapat menjadi
samar dan tidak cermat
5. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau
lebih yang pada asasnya
mempunyai makna yang sama,
tetapi bentuknya berlainan .
Sinonim ialah persamaan
makna kata . Artinya, dua kata
atau lebih yang berbeda bentuk
ejaan, dan pengucapannya.
12. 6. Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentukan kata,
yaitu dari dalam dan luar bahasa
Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia
terbentuk kosa kata baru
dengan dasar kata yang sudah
ada, sedangkan dari luar
terbentuk kata baru melalui
unsur serapan.
Dari dalam bahasa Indonesia
terbentuk kata baru, misalnya:
tata buku, tata bahasa, daya
tahan, dan lain-lain. Dari luar
bahasa Indonesia terbentuk
kata-kata melalui pungutan
kata, misalnya: bank, valuta, dan
lain-lain.
13. Syarat-syarat Ketepatan Diksi
Ketepatan adalah kemampuan
sebuah kata untuk
menimbulkan gagasan yang
sama pada imajinasi pembaca
atau pendengar, seperti yang
dipikirkan atau dirasakan oleh
penulis atau pembicara, maka
setiap penulis atau pembicara
harus berusaha secermat
mungkin memilih kata-
katanya untuk mencapai
maksud tersebut. Ketepatan
tidak akan menimbulkan salah
paham.
Adapun syarat-syarat ketepatan pilihan kata adalah :
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir
bersinonim.
3. Membedakan kata-kata yang mirip ejaannya.
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif
berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman
belum dapat dipastikan.
5. Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang
berpasangan secara tepat.
7. Membedakan kata umum dan kata khusus secara
cermat.
8. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada
kata-kata yang sudah dikenal.
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim,
berhomofoni, dan berhomografi.
10.Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara
cermat.
14. kesimpulan
Kreativitas dalam pemilihan kata merupakan
kunci utama dalam menulis gagasan atau
ungkapan , kata yang tepat akan membantu
seseorang mengungkapkan dengan tepat apa
yang ingin disampaikannya baik secara lisan
maupun tulisan .
Berdasarkan hal tersebut dapat saya sampaikan
bahwa diksi mempuyai persamaan yaitu sama-
sama penullis ingin menyampaikan sesuatu
dihasil karya tulisnya dengan maksud agar
pembaca dapat memahami maksud tujuan
penulis.
15. Daftar pustaka
• https://www. Kamus Besar Bahasa Indonesia
• Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa.(Jakarta: Gramedia. 2006)
• Drs. I Ketut Dibla, S.Pd, M,Pd, et. Al., Bahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi, ( Cet. 3 dan 4,PT. Raja GrafindoPersada, Depok)
• Arifin, E. Zainal dan Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa
Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Cetakan ke-6. Jakarta:
Akademika Pressindo.