SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
MAKALAH
RANGKUMAN MATERI EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi
Dosen pengampu :Ade Fauji, SE., MM
Disusun Oleh :
AMIRULLAH (11140910)
JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
kepada penyusun dalam menyelesaikan tugas akhir Ujian Tengah Semester
berupa makalah yang berjudul “Rangkuman Materi Evaluasi Kinerja dan
Kompensasi”
Makalah ini mengambil referensi dari situs di internet yang membahas
mengenai Evaluasi Kinerja dan Kompensasi.Anda dapat melihatnya pada situs
yang tertera pada daftar pustaka dilembaran akhir.
Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
baik informasi maupun pengetahuan, oleh sebab itu penyusun harap Anda dapat
memakluminya.Semoga informasi yang di terangkan lewat tulisan ini kiranya
dapat memberikan tambahan pengetahuan dan informasi yang berguna bagi Anda
dan khususnya penyusun sebagai pemakalah. Aamiin
Serang , 11 November 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 2
1.3 Tujuan .................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kinerja SDM.......................................................................... 4
1. Pengertian Kinerja SDM.................................................. 4
2. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kinerja SDM........... 5
3. Karakteristik Kinerja Karyawan ...................................... 5
4. Indicator Dalam Kinerja................................................... 6
2.2 HR Scorecard ......................................................................... 7
1. Pengertian HR Scorecard................................................. 7
2. Manfaat HR Scorecard..................................................... 8
3. Langkah Dalam Merancang Suatu System
Pengukuran Human Resource Scorecard ......................... 9
2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja................................................ 11
1. Konsep Motivasi .............................................................. 11
2. Konsep Kepuasan Kerja................................................... 12
3. Hubungan Motivasi Dengan Kepuasan Kerja.................. 14
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja...... 17
2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM ........... 20
1. Kecerdasan Emosional..................................................... 20
2. Kecerdasan Spiritual ........................................................ 22
iii
3. Kecerdasan Intelektual..................................................... 24
2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM ................... 25
2.6 Konsep Audit Kinerja ............................................................ 26
1. Pengertian Audit Kinerja ................................................. 26
2. Konsep Audit Kinerja ...................................................... 28
3. Manfaat Audit Kinerja ..................................................... 29
4. Tujuan Audit Kinerja ....................................................... 31
5. Jenis Audit Kinerja........................................................... 31
2.7 Pelaksanaan Audit Kinerja..................................................... 32
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................ 34
Daftar Pustaka.................................................................................................... 35
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam
mencapaitujuan yangtelahditetapkan.Penilaiankinerjadapat jugadiartikan
sebagaipenentuansecaraperiodikefektivitasoperasionalsuatuorganisasi,
bagianorganisasi,danpersonilnya,berdasarkanvisi,misi,standarorganisasi
yangtelahditetapkansebelumnya.Organisasipadadasarnyadioperasikan oleh
sumberdayamanusia,makapenilaiankinerjasesungguhnyamerupakan
penilaianatasperilakumanusiadalammelaksanakanperandalamPenilaian
kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam mencapaitujuan
yangtelahditetapkan.Penilaiankinerjadapat jugadiartikan
sebagaipenentuansecaraperiodikefektivitasoperasionalsuatuorganisasi,
bagianorganisasi,danpersonilnya,berdasarkanvisi,misi,standarorganisasi
yangtelahditetapkansebelumnya.Organisasipadadasarnyadioperasikan oleh
sumberdayamanusia,makapenilaiankinerjasesungguhnyaorganisasi
(Torkamani,2012;3289).
Prosespenilaiankinerjadiawalidenganmenentukantujuanorganisasi, kemudian
dilanjutkan dengan analisakinerjauntuk mengetahuiharapan pimpinan
organisasi dalam pelaksanaan. Pada akhirperiode, penilai
mengukurkinerjadanmelakukanevaluasi,selanjutnyadibandingkandengan
targetpekerjaan,kemudianmendiskusikandanmengkomunikasikanhasil
penilaian,dilanjutkandenganperencanaanprogrampeningkatankinerja.
Prosesevaluasikinerja,organisasidapatmenggunakanberbagaimacam ukuran
yangberbeda untuk perencanaan, pengukuran, dan evaluasi
organisasi(Simon,2012;218)
2
Salahsatuaspekpentingdalampengukurankinerjaorganisasiadalah
bahwakinerjaorganisasidipakaiolehpihakmanajemensebagaidasaruntuk
melakukanpengambilankeputusandanmengevaluasikinerjamanajemen serta
unit-unit terkait di lingkungan organisasi organisasi. Pengukuran
kinerjaorganisasiyangterlaluditekankanpadasudutpandangfinansial sering
menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja tidak kalah pentingnya.
Pengukuran kepuasan pelanggan danproses adaptasidalam
suatuperubahan,sehinggadalamsuatupengukurankinerjadiperlukansuatu
keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan non finansial.
Keseimbanganantarapengukurankinerjafinansialdannonfinansialiniakan
dapatmembantuorganisasidalammengetahuidanmengevaluasikinerjanya
secara keseluruhan (Sampurno,2010;248).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Kinerja Sdm ?
2. Faktor Apa Saja Yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Sdm ?
3. Apasaja Karakteristik Kinerja Karyawan ?
4. Apasaja Indicator Dalam Kinerja ?
5. Apa Yang Dimaksud Dengan Hr Scorecard ?
6. Apa Manfaat Hr Scorecard ?
7. Bagaimana Langkah Dalam Merancang Suatu System Pengukuran Human
Resource Scorecard ?
8. Apa Yang Dimaksud Dengan Motivasi ?
9. Apa Yang Dimaksud Dengan Kepuasan Kerja ?
10. Bagaimana Hubungan Motivasi Dengan Kepuasan Kerja ?
11. Apasaja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ?
12. Bagaimana Mengelola Potensi Kecerdasan Dan Emosional Sdm ?
13. Bagaimana Membangun Kapabilitas Dan Kompetensi Sdm ?
14. Bagaimana Konsep Audit Kerja ?
15. Pelaksanaan Audit Kinerja ?
3
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Kinerja SDM.
2. Mengetahui Faktor Apa Saja Yang Dapat Mempengaruhi Kinerja SDM.
3. Mengetahui Apasaja Karakteristik Kinerja Karyawan.
4. Mengetahui Apasaja Indicator Dalam Kinerja.
5. MengetahuiApa Yang Dimaksud Dengan HR Scorecard.
6. MengetahuiApa Manfaat HR Scorecard.
7. Mengetahui Bagaimana Langkah Dalam Merancang Suatu System
Pengukuran Human Resource Scorecard.
8. MengetahuiApaYang Dimaksud Dengan Motivasi.
9. MengetahuiApa Yang Dimaksud Dengan Kepuasan Kerja.
10. Mengetahui Bagaimana Hubungan Motivasi Dengan Kepuasan Kerja.
11. Mengetahui Apasaja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.
12. Mengetahui Bagaimana Mengelola Potensi Kecerdasan Dan Emosional
Sdm.
13. Mengetahui Bagaimana Membangun Kapabilitas Dan Kompetensi SDM.
14. MengetahuiBagaimana Konsep Audit Kerja.
15. MengetahuiPelaksanaan Audit Kinerja.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kinerja SDM
1. Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang.Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses
(Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen,
kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa
yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans,
2005:165).
Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja
dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41).Kinerja adalah hasil
kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan
(Mangkunagara, 2002:22).
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah
disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50).
Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai.
5
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja
masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong,
1999:15).Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan
tingkah laku.Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia
yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan
kepadanya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
a. Efektifitas dan efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan
bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak
dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga
mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak
efesien.Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau
remeh maka kegiatan tersebut efesien (Prawirosentono, 1999:27).
b. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah
dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota
organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan
kerja sesuai dengan kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah
tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dalam organisasi tersebut.
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku
(Prawirosentono, 1999:27).Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan
karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja
dengan organisasi dimana dia bekerja.
6
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam
membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan
tujuan organisasi.
3. Karakteristik Kinerja Karyawan
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut
(Mangkunegara, 2002:68):
a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
b. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
c. Memiliki tujuan yang realistis.
d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasi tujuannya.
e. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh
kegiatan kerja yang dilakukannya.
f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
4. Indikator Kinerja Karyawan
Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam
indikator, yaitu (Robbins, 2006:260):
a. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap
kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan.
b. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
c. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil
output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
7
d. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi
(tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud
menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
e. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya
akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan
suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan
instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
2.2 HR Score Card (Pengukuran Kinerja SDM)
1. Pengertian HR Score Card
Human Resource Scorecard, sebuah bentuk pengukuran Human
Resources yang mencoba memperjelas peran sumber daya manusia
sebagai sesuatu yang selama ini dianggap intangible untuk diukur
perannya terhadap pencapaian misi, visi dan strategi perusahaan.“What
Gets Measured, Get Managed, Gets Done”, itulah dasar pemikiran dari
konsep HR Scorecard.
Becker, Huselid dan Ulrich (2001) telah mengembangkan suatu sistem
pengukuran yang dinamakan Human Resource (HR) Scorecard.
Pengukuran ini merupakan pengembangan dari konsep Balanced
Scorecard, dimana pengukuran Human Resource Scorecard lebih
menfokuskan pada kegiatan SDM atau menilai kontribusi strategic yang
terdiri dari 3 (tiga) dimensi rantai nilai yang diwakili oleh Fungsi SDM,
Sistem SDM, dan perilaku karyawan yang strategik.
Karakteristik manusia pada dasarnya sulit dipahami, sulit dikelola, apalagi
diukur. Padahal kita tahu, sumber daya manusia adalah asset terpenting
yang sangat powerful dan penuh misteri dari sebuah perusahaan. Oleh
karena itu. HR Scorecard mencoba mengukur sumber daya manusia
dengan mengkaitkan antara orang-strategi-kinerja untuk menghasilkan
perusahaan terbaik, dan juga menjabarkan misi, visi dan strategi, menjadi
aksi HR yang dapat diukur kontribusinya. Keduanya menggambarkan
8
hubungan sebab (leading/intangible) dan akibat (lagging/tangible), yang
kuncinya adalah disatu sisi ingin menggambarkan manusia dengan segala
potensinya, dan disisi lain ada konteribusi yang bisa diberikan dalam
pencapaian sasaran perusahaan.
2. Manfaat Score Card
Human Resource Scorecard, merupakan salah satu mekanisme yang secara
komprehensif mampu mengambarkan dan mengukur bagaimana sistem
pengelolaan SDM dapat menciptakan value atau kontribusi bagi
organisasi. Becker et.al (2001) mengungkapkan beberapa manfaat HR
Scorecard bagi perusahaan sebagai berikut :
a. Memperjelas perbedaan antara HR Doables (kinerja) SDM yang tidak
mempengaruhi implementasi strategi perusahaan dengan HRD
Deliverable (kinerja SDM yang mempunyai pengaruh terhadap
implementasi strategi perusahaan).
b. Menyeimbangkan proses penciptaan nilai (HR Value proposition)
dengan pengendalian biaya disatu sisi dan investasi yang diperlukan
disisi lainnya.
c. Menggunakan leading indikator (indikator yang menilai status faktor
kunci kesuksesan yang mendorong implementasi strategi perusahaan).
Model SDM strategik memberi kontribusi yang menghubungkan
keputusan SDM dan sistim dengan HR Deliverable, dimana
mempengaruhi key performance driver dalam implementasi strtaegi
perusahaan (misalnya: kepuasan pelanggan atau fokus peningkatan
kompetensi karyawan).
b. Menilai kontribusi SDM terhadap implementasi strategi.
c. Mengarahkan profesional SDM secara aktif mengelola tanggung jawab
terhadap implementasi strategi perusahaan.
d. Mendukung perubahan dan fleksibilitas.
9
3. Langkah dalam merancang suatu system pengukuran Human Resource
Scorecard
a. Mendefinisikan strategi bisnis perusahaan dengan jelas
Sebelum membangun strategi pengembangan SDM yang perlu
dilaksanakan adalah mengklarifikasi kembali kebijakan dan strategi
pengembangan perusahaan secara keseluruhan. Pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan perusahaan menciptakan
nilai, strategi-strategi apa yang dapat membuat perusahaan sukses, ukuran-
ukuran apa yang bias menunjukkan kesuksesan perusahaan harus sudah
terformulasi dengan jelas dan sudah terkomunikasikan dengan baik
keseluruh lapisan karyawan atau Organisasi. Departemen SDM sebagai
bagian dari perusahaan, mutlak dalam mengembangkan strateginya harus
mengacu pada arah dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan. Jadi
strategi bisnis harus diklarifikasi dengan terminology yang detail dan
dapat dilaksanakan oleh pelakunya. Kuncinya adalah membuat sasaran
perusahaan dimana karyawan memahami peran mereka dan organisasi
mengetahui bagaimana mengukur kesuksesan meraka (kinerja karyawan)
dalam mencapai sasaran tersebut
b. Membangun kasus bisnis untuk SDM sebagai sebuah modal strategis
Professional SDM perlu membangun kasus bisnis untuk mengetahui
mengapa dan bagaimana SDM dapat mendukung pencapaian strategi
tersebut. Departemen SDM dapat menjadi model strategi, apalagi bila
manager lini dan manager SDM mau berbagi tanggung jawab dalam poses
implementasi strategi tersebut. Dalam proses perumusan kasus bisnis,
perlu dilakukan suatu observasi pendahuluan untuk menyusun
rekomendasi yang akan diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesuksesan perusahaan pada akhirnya bagaimana oraganisasi
mengeksekusi strateginya secara efektif, bukan sekedar isi dari strategi itu
sendiri.
10
c. Menciptakan Peta Strategi
Setiap organisasi dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan selalu
melakukan serangkaian aktivitas spesifik yang bila digambarkan akan
membentuk suatu proses rantai penciptaan nilai. Proses penciptaan nilai
bagi pelanggan inilah yang disebut dengan model rantai nilai, meski belum
terartikulasi sepenuhnya. Peta strategi membagi proses penciptaan nilai
menjadi empat pespektip, yaitu pertumbuhan dan pembelajaran, proses
internal, pelanggan dan financial.
d. Mengindentifikasikan HR Deliverable dalam Peta Strategi.
Peran strategis departemen SDM terjadi ketika terjadi titik temu antara
strategi bisnis perusahaan dengan programprogram yang dijalankan oleh
department SDM. Semakin sering titik temu diantara keduanya terjadi,
maka semakin strtaegis pula peran SDM dalam perusahaan tersebut..Untuk
merealisasikan hal ini, para professional di departemen SDM harus
mampu memahami aspek bisnis perusahaan secara keseluruhan. Bila hal
ini tidak terpenuhi, para manajer dari fungsi lain tidak akan menghargai
kebijakan yang diambil oleh departemen SDM. Berdasarkan strategi
perusahaan, department SDM kemudian membuat HR Deliverables yang
dirancang untuk mendukung realisasi dari strategi dan kinerja perusahaan
seperti apa yang memerlukan kompetensi, reward dan tugas organisasi
yang tepat.
e. Menyelaraskan Arsitektur SDM dengan HR Deliverables
Setelah HR Deliverables ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah
menyesuaikan HR Deliverables tersebut dengan arsitektur SDM yang
dimilki oleh departemen SDM yakni Fungsi, Sistem, dan Perilaku
karyawan.
f. Merancang Sistim Pengukuran Strategik
Setelah tercipta keselarasan antara HR Deliverables dengan arsitektur
SDM, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan ukuran-ukuran
strategis (key performance indicator) untuk tiap HR Deliverables. Dalam
11
proses penyusunan HR Scorecard, HR deliverabales merupakan sasaran
strategis yang harus dicapai oleh departemen SDM.
g. Mengelola Implementasi melalui pengukuran
Setelah HR Scorecard dikembangkan berdasarkan prinsip yang
digambarkan dalam model diatas, hasilnya menjadi alat yang sangat
berguna untuk menjaga skor pengaruh SDM terhadap kinerja organisasi.
2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja
1. Konsep Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latinmovere yang berarti to move (untuk
bergerak) sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi adalah seperangkat
alasan untuk melakukan tindakan tertentu. Beberapa ahli juga
mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian motivasi,
diantaranya
a. Sumadi Suryabrata
Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian
tujuan.
b. Gates
Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat
dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu.
c. Greenberg
Motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan
memantapkan perilaku ke arah suatu tujuan.
d. Chung dan Megginson
Motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada
sasaran.Motivasi berkitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh
seseorang dalam mengejar suatu tujuan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat
diartikan sebagai kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
12
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan dengan cara
yang terararah untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Arnold, Robertson, dan Cooper, motivasi terdiri dari tiga
komponen, yaitu:
a. Direction (arah), yaitu apa yang seseorang coba lakukan.
b. Effort (usaha), yaitu seberapa keras seseorang mencoba.
c. Persistence (ketekunan), yaitu seberapa lama seseorang terus
berusaha.
Menurut Luthans, proses motivasi kerja sendiri terdiri dari tiga elemen
penting, yakni kebutuhan (needs), dorongan (drives) dan rangsangan
(incentives) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kebutuhan adalah tekanan yang ditimbulkan oleh adanya kekurangan
untuk menyebabkan seseorang berperilaku untuk mencapai tujuan.
Kekurangan tersebut dapat bersifat psikologis, fisiologis, atau sosial.
b. Dorongan adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang menjadi
aktif untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku demi tercapainya
kebutuhan atas tujuan.
c. Rangsangan adalah sesuatu yang memiliki kecenderungan merangsang
minat seseorang untuk bekerja mencapai tujuan.
2. Konsep Kepuasan Kerja
Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang memiliki
peranan yang sangat penting dalam menentukan pencapaian hasil yang
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen
perusahaan.Dengan mengetahui kepuasan kerja karyawan, melalui
bagaimana karyawan tersebut merespon terhadap berbagai program atau
rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan, hal ini dapat menjadi
umpan balik yang sangat berharga bagi perusahaan tersebut.Kepuasan
kerja adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya.Pada dasarnya
kepuasan merupakan suatu konsep yang multifacet atau banyak dimensi,
dan bersifat subyektif dari masing-masing individu yang bersangkutan.
13
Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dimana pegawai memandang perkerjaan mereka.Kepuasan
kerja mencerminnkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.Hal ini
nampak dari sikap positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu
yang dihadapi di lingkungan kerjanya.Sedangkan menurut As’ad kepuasan
kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap
khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan
individu di luar kerja.
Kepuasan kerja juga memiliki hubungan yang erat dengan sikap karyawan
atas pekerjaan mereka, situasi kerja setiap harinya, kerjasama antar
karyawan baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja.Kepuasan kerja
secara lebih jauh, juga menunjukkan kesesuaian antara sebuah harapan
terhadap pekerjaan yang ada dan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan
tersebut.
Dari beberapa definisi dan penjelasan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan refleksi dari seorang
karyawan terhadap pekerjaannya yang timbul bukan hanya sebagai hasil
interaksi antara karyawan dengan pekerjaannya, tetapi juga dengan
lingkungan kerja, situasi dan kondisi kerja serta rekan kerja karyawan.
Adapun yang menentukan kepuasan kerja adalah:
a. Kerja yang secara mental menantang, bagi pegawai yang cenderung
menyukai pekerjaan yang memberikan kesempatan menggunakan
keterampilan dan kemampuan dalam bekerja.
b. Gagasan yang pantas, pegawai menginginkan sistem upah atau gaji
dan kebijakan promosi yang adil, tidak meragukan dan sesuai dengan
pengharapan mereka.
c. Kondisi kerja mendukung, bagi pegawai yang peduli lingkungan kerja
baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan
mengerjakan tugas yang baik.
d. Rekan sekerja yang mendukung adanya interaksi sosial antara sesama
pegawai yang saling mendukung meningkatkan kepuasan kerja.
14
e. Jangan melupakan kesesuaian antara kepribadian pekerjaan,
kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang pegawai dan
pengharapan akan menghasilkan individual yang lebih terpuaskan.
f. Ada dalam gen bahwa 30% dari kepuasan individual dapat dijelaskan
oleh keturunan.
Dalam mengelola kepegawaian harus senantiasa memonitor kepuasan
kerja, karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga
kerja, semangat kerja, keluhan dan masalah personalia vital
lainnya.Oleh karena itu fungsi personalia mempunyai pengaruh baik
langsung maupun tidak langsung, selain itu berbagai kebijakan dalam
kegiatan personalia berdampak pada iklim organisasi memberikan
suatu lingkungan kerja yang menyenangkan maupun tidak
menyenangkan bagi anggota organisasi yang akhirnya memenuhi
kepuasan kerja anggota organisasi.
3. Hubungan Motivasi dengan Kepuasan Kerja
A. Teori Motivasi dan Kepuasan Kerja
Terdapat beberapa teori yang mengkaitkan antara motivasi dan
kepuasan kerja.
a. Teori Keadilan dan Kepuasan Kerja
Teori keadilan ini membantu untuk memahami bagaimana seorang
pegawai mencapai kesimpulan bahwa ia diperlakukan dengan adil
atau tidak. Perasaan ini mmerupakan perasaan subjektif yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja.Untuk itu seorang pimpinan harus
mengetahui bahwa pegawainya membandingkan imbalan,
hukuman, tugas, serta dimensi lainnya antarpegawai.
Beberapa cara untuk mengetahui adanya perasaan perlakuan tidak
adil ini dapat dilakukan dengan:
a) Manajer harus mengenal kesimpulan dari tindakan seseorang
yang mengindikasikan bahwa ia telah mendapat perlakuan
tidak adil.
15
b) Manajer harus mampu memberikan resolusi sederhana terkait
isu ketidak-adilan yang dapat mengganggu distorsi input atau
output.
c) Manajer harus mampu mengenal klaim-klaim ketidak adilan.
d) Manajer harus mampu mencegah klaim-klaim ketidak adilan
dengan cara memperjelas apa yang sebenarnya mereka rasakan.
b. Teori Kebutuhan
Menurut teori ini manusia mempunyai beberapa kebutuhan yang
harus dipenuhi. Salah satu teori kebutuhan yang dikemukakan oleh
Maslow menyebutkan bahwa manusia memiliki tingkat kebutuhan
dari tingkat bawah sampai yangpaling tinggi, yaitu: kebutuhan
fisiologis dasar, keselamatan dan keamanan, sosial dan kasih
sayang, penghargaan dan aktualisasi diri.
c. Teori Harapan dan Motivasi
Teori harapan atau expectancy secara logis mencoba untuk
menyusun kembali proses mental yang mengakibatkan seorang
pegawai mencurahkan usaha dalam tugas tertentu. Diasumsikan
bahwa usaha para pegawai diakibatkan oleh tiga hal, yaitu:
kemungkinan subyektif pegawai yang berkaitan dengan
kemampuan kerja, kemungkinan subjektif terhadap reward atau
punishment yang terjadi sebagai hasil dari perilaku pimpinan, dan
nilai pegawai yang menempatkan penghargaan dan hukuman.
d. Job Desain dan Motivasi
Motivasi dan kepuasan kerja juga dapat dilihat dari bagaimana
pekerjaan didesain. Terdapat beberapa prinsip dasar dalam metode
untuk mengklasifikasikan dan merancang pekerjaan, yakni:
a) Pekerjaan yang disimplifikasi dapat dilakukan oleh setiap
orang dengan pelaatihan yang sedikit.
b) Pekerjaan yang distandarisasikan menggunakan cara terbaik
untuk melaksanakannya. Ketentuan ini dapat ditetapkan
melalui pengamatan tujuan dan analisis metode kerja.
16
c) Pekerjaan yang sudah dispesialisasikan membuat seseorang
dapat dengan cepat mengembangkan keterampilan tanpa
buang-buang waktu.
B. Hubungan Antara Motivasi dengan Kepuasan Kerja
Terdapat hubungan antara motivasi dan kepuasan dari seorang pekerja.
Hubungan tersebut dapat dikategorikan dalam empat bagian, yaitu:
a. Pegawai yang motivasi dan kepuasannya tinggi, ini merupakan
keadaan ideal, baik bagi organisasi maupun bagi pegawai itu
sendiri. Keadaan ini timbul bila sumbangsih yang diberikan oleh
pegawai bernilai bagi organisasi, dimana pada gilirannya
organisasi memberikan hasil yang diinginkan atau pantas bagi
pegawai.
b. Karyawan termotivasi untuk bekerja dengan baik, tetapi tidak
merasa puas dengan kerja mereka. Beberapa alasan yang
memungkinkan adalah karyawan membutuhkan pekerjaan dan
uang. Uang dan pekerjaan tergantung pada kinerja yang baik, di
satu sisi karyawan merasa bahwa mereka berhak mendapatkan gaji
yang lebih atas kinerja yang diberikan kepada perusahaan, namun
tidak mendapatkannya.
c. Kinerja yang rendah dari karyawan namun mereka merasa puas
dengan pekerjaannya. Perusahaan telah memberikan segala sesuatu
sesuai dengan harapan karyawan sehingga karyawan tidak
mengeluh, namun tidak ada timbal balik yang berarti bagi
perusahaan sehingga kerugian dapat dirasakan dari sisi perusahaan.
d. Karyawan tidak bekerja dengan baik dan tidak memperoleh
rangsangan yang memuaskan dari perusahaan. Situasi seperti inilah
yang akan mendorong keinginan pegawai untuk berhenti dari
pekerjaan atau keputusan perusahaan untuk memberhentikan
karyawan karena tidak ada manfaat yang dapat diperoleh baik oleh
pegawai maupun perusahaan.
17
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Faktor-faktor kepuasan kerja yang diambil berdasarkan pada Job
Descriptive Index, dimana terdapat pengukuran yang standar terhadap
kepuasan kerja, yang meliputi beberapa faktor yaitu pekerjaan itu sendiri,
mutu dan pengawasan supervisi, gaji atau upah, kesempatan promosi, dan
rekan kerja. Job Description Index adalah pengukuran terhadap kepuasan
kerja yang dipergunakan secara luas.Riset menunjukkan bahwa Job
Description Index dapat menyediakan skala kepuasan kerja yang valid
dalam skala yang dapat dipercaya. Seperti yang dikemukakan oleh
Dipboye, Smith, dan Houkakawell, faktor-faktor tersebut meliputi:
a. Pekerjaan itu sendiri
Setiap karyawan lebih menyukai pekerjaan yang memberikan peluang
kepada mereka untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan yang
dimiliki, yang mampu menawarkan satu varietas tugas, kebebasan dan
umpan balik tentang seberapa baiknya mereka dalam melakukan hal
tersebut.Karakteristik tersebut membuat pekerjaan menjadi lebih
menantang secara mental.Studi-studi mengenai karakteristik pekerjaan,
diketahui bahwa sifat dari pekerjaan itu sendiri adalah determinan
utama dari kepuasan kerja.Lima dimensi inti dari materi pekerjaan
yang meliputi ragam ketrampilan (skillvariety), identitas pekerjaan
(task identity), keberartian pekerjaan (task significance), otonomi
(autonomy) dan umpan balik (feedback).Dari setiap dimensi inti dari
pekerjaan mencakup sejumlah aspek materi pekerjaan yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Adapun kaitan masing-
masing dimensi tersebut dengan semakin besarnya keragaman aktivitas
pekerjaan yang dilakukan, seseorang akan merasa pekerjaanya
semakin berarti.
b. Mutu Pengawasan Supervisi
Kegiatan pengawasan merupakan suatu proses dimana seorang
manajer dapat memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
18
karyawannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Proses pengawasan mencatat perkembangan pekerjaan yang telah
dilakukan oleh karyawan sehingga memungkinkan manajer untuk
dapat mendeteksi adanya penyimpangan dari apa yang telah
direncanakan dengan hasil saat ini, dan kemudian dapat dilakukan
tindakan pembetulan untuk mengatasinya. Perilaku pengawas
merupakan hal penting yang menentukan selain dari kepuasan kerja itu
sendiri. Sebagian besar dari studi yang telah dilakukan menunjukkan
hasil bahwa karyawan akan lebih puas dengan pemimpin yang lebih
bijaksana, memperhatikan kemajuan, perkembangan dan prestasi kerja
dari karyawannya.
c. Gaji atau Upah
Karyawan selalu menginginkan sistem penggajian yang sesuai dengan
harapan mereka. Apabila pembayaran tersebut tampak adil
berdasarkan pada permintaan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu,
dan standar pembayaran masyarakat pada umumnya, maka kepuasan
yang dihasilkan akan juga tinggi. Upah sebagai jumlah keseluruhan
pengganti jasa yang telah dilakukan oleh tenaga kerja yang meliputi
upah pokok dan tunjangan sosial lainnya.Gaji merupakan salah satu
karakteristik pekerjaan yang menjadi ukuran ada tidaknya kepuasan
kerja, dalam artian ada atau tidaknya keadilan dalam pemberian gaji
tersebut.Gaji atau upah yang diberikan kepada karyawan merupakan
suatu indikator terhadap keyakinan seseorang pada besarnya upah yang
harus diterima.
d. Kesempatan Promosi
Promosi merupakan perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang
lain dimana jabatan tersebut memiliki status dan tanggung jawab yang
lebih tinggi. Hal ini memberikan nilai tersendiri bagi karyawan, karena
merupakan bukti pengakuan terhadap prestasi kerja yang telah dicapai
19
oleh karyawan.Promosi juga memberikan kesempatan untuk
pertumbuhan pribadi, untuk lebih bertanggung jawab dan
meningkatkan status sosial.Oleh karena itu salah satu kepuasan
terhadap pekerjaan dapat dirasakan melalui ketetapan dan kesempatan
promosi yang diberikan oleh perusahaan.
e. Rekan Kerja
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi
dengan orang lain, begitu juga dengan karyawan di dalam melakukan
pekerjaannya membutuhkan interaksi dengan orang lain baik rekan
kerja maupun atasan mereka. Pekerjaan seringkali juga memberikan
kepuasan kebutuhan sosial, dimana tidak hanya dalam arti
persahabatan saja tetapi dari sisi lain seperti kebutuhan untuk
dihormati, berprestasi, dan berafiliasi. Rekan kerja juga merupakan
bagian dari perwujudan salah satu teori motivasi menurut Alderfer
yaitu kebutuhan akan hubungan (RelatednessNeeds), dimana
penekanan ada pada pentingnya hubungan antar-individu
(interpersonalrelationship) dan bermasyarakat (socialrelationship).
Pada dasarnya seorang karyawan juga menginginkan adanya perhatian
dari rekan kerjanya, sehingga pekerjaan juga mengisi kebutuhan
karyawan akan interaksi sosial, sehingga pada saat seorang karyawan
memiliki rekan kerja yang saling mendukung dan bersahabat, maka
akan meningkatkan kepuasan kerja mereka.
2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM
Konsep inteligensi atau kecerdasan bukanlah konsep yang statis.Mulai
dikembangkan oleh Sir Farncis Galton pada tahun1869 dengan dasar
pandangan bahwa kecerdasan pada dasarnya adalah kecerdasan intelektual
20
atau kemudian dikenal dengan istilah IQ. Konsep ini kemudian terus
berkembang menjadi EQ (emotional quotient) atau kecerdasan emosional, SQ
(social quiotient) atau kecerdasan social, ESQ (emotional social quotient) atau
kecerdasan social dan emosional, AQ (adversity quotient) atau kecerdasan
adversity, dan yang paling mutakhir kecerdasan kenabian (prophetic
intelligence).Sampai saat ini ada beberapa konsep inteligensi atau kecerdasan
yang sudah berkembang, antara lain:
a. Kecerdasan intelektual (intellectual intelligence / IQ)
b. Kecerdasan emosional (emotional intelligence / EQ)
c. Kecerdasan spiritual (spiritual intelligence / SQ)
d. Kecerdasan emosional spiritual (emotional spiritual intelligence /ESQ)
e. Kecerdasan adversity (adversity intelligence / AQ)
f. Kecerdasan kenabian (prophetic intelligence)
1. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional atau hati (Emotional Quotient, EQ) : Kemampuan
untuk mengenal diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati dan
kemampauan untuk berkomunikasi secara baik dengan orang lain.
Termasuk kepekaan mengenai waktu yang tepat, kepatutan secara sosial,
keberanian mengakui kelemahan, serta menyatakan dan menghormati
perbedaan.
Emotional Quotient (EQ) merupakan kemampuan merasakan, memahami,
dan secara efektif menerapkan daya serta kepekaan emosi sebagai sumber
energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi (Cooper dan
Sawaf, dalam Armansyah, 2002). Peter Salovey dan Jack Mayer (dalam
Armansyah, 2002) mendefenisikan kecerdasan emosional sebagai
kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan
perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya,
dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu
21
perkembangan emosi dan intelektual.Goleman (Armansyah, 2002)
mempopulerkan pendapat para pakar teori kecerdasan bahwa ada aspek
lain dalam diri manusia yang berinteraksi secara aktif dengan aspek
kecerdasan IQ dalam menentukan efektivitas penggunaan kecerdasan yang
konvensional tersebut. Ia menyebutnya dengan istilah kecerdasan
emosional dan mengkaitkannya dengan kemampuan untuk mengelola
perasaan, yakni kemampuan untuk mempersepsi situasi, bertindak sesuai
dengan persepsi tersebut, kemampuan untuk berempati, dan lain-lain. Jika
kita tidak mampu mengelola aspek rasa kita dengan baik, maka kita tidak
akan mampu untuk menggunakan aspek kecerdasan konvensional kita (IQ)
secara efektif. Penelitian tentang EQ dengan menggunakan instrumen
BarOn EQ-i membagi EQ ke dalam lima skala: Skala intrapersonal:
penghargaan diri, emosional kesadaran diri, ketegasan, kebebasan,
aktualisasi diri; Skala interpersonal: empati, pertanggungjawaban sosial,
hubungan interpersonal; Skala kemampuan penyesuaian diri: tes
kenyataan, flexibilitas, pemecahan masalah; Skala manajemen stress: daya
tahan stress, kontrol impuls (gerak hati); Skala suasana hati umum:
optimisme, kebahagiaan (Stein dan Book, dalam Armansyah, 2002).
Spiritual Quotient (SQ) adalah aspek konteks nilai sebagai suatu bagian
dari proses berpikir/berkecerdasan dalam hidup yang bermakna Zohar dan
Marshal, dalam Armansyah, 2002). Indikasi-indikasi kecerdasan spiritual
ini dalam pandangan Danah Zohar dan Ian Marshal meliputi kemampuan
untuk menghayati nilai dan makna-makna, memiliki kesadaran diri,
fleksibel dan adaptif, cenderung untuk memandang sesuatu secara holistik,
serta berkecenderungan untuk mencari jawaban-jawaban fundamental atas
situasi-situasi hidupnya, dan lain-lain.Bagi Danah Zohar dan Ian Marshal
spiritualitas tidak harus dikaitkan dengan kedekatan seseorang dengan
aspek ketuhanan, sebab menurutnya seorang humanis ataupun atheis pun
dapat memiliki spiritualitas tinggi. Hal ini berbeda dengan pandangan Ary
Ginanjar Agustian (2001) bahwa penemuan tentang SQ ini justru telah
membuktikan kebenaran agama Islam tentang konsep fitrah sebagai pusat
22
spiritualitas. Dalam kajian Zohar dan Marshal, pusat spiritualitas secara
neuro-biologis disebut God Spot yang terletak pada bagian kanan depan
otak. God Spot ini akan bersinar saat terjadi aktivitas spiritual. Dalam
konsep Islam, God Spot itu diasosiakan dengan nurani, mata hati atau
fitrah. Fitrah adalah pusat pengendali kebenaran yang secara built-in ada
pada diri manusia yang dihunjamkan oleh Allah SWT pada jiwa manusia
pada saat perjanjian primordial (QS. al-A’raf : 179).
Pada tahun 1995an, berdasar berbagai hasil penelitian para pakar Psikologi
dan Neurologi, Daniel Goleman mempopulerkan konsep Kecerdasan
Emosional atau populer dengan singkatan EQ. Konsep ini menyatakan
bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya dengan kecerdasan rasional
atau intelektual; bahkan dalam kehidupan sosial EQ bisa lebih berperan
dibanding IQ
2. Kecerdasan Spiritual
Spiritual adalah keyakinan yang berhubungan dengan Yang Maha Kuasa
dan Maha Pencipta, contohnya seseorang yang percaya kepada Allah
sebagai pencipta atau Penguasa (Achir Yani S.Hamid 1999).
Spiritual adalah keyakinan atau hubungan dengan suatu kekuatan yang
paling tinggi, kekuatan kreatif, makhluk yang berketuhanan, atau sumber
keterbatasan enegi (Ozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995).
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan dengan suatu kekuatan untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan pengampunan,
mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan (Carson,
1089).
Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengna dunia luar, berjuang untuk menjawab atau
23
mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi stress emosional,
penyakit fisik, atau kematian.Kekuatan yang timbul diluar kekuatan
manusia.(Kozie, Eerb.Blais& Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993).
Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berkaitan dengan
kemampuan seseorang untuk menarik makna dari setiap kejadian yang
dialaminya.
Disaat EQ masih hangat dalam pembicaraan para ahli atau praktisi, pada
awal tahun 2000-an, Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada
kecerdasan lain yang lebih paripurna yaitu Spiritual Quotient (SQ).
Mereka merangkum berbagai penelitian sekaligus menyajikan model SQ
sebagai kecerdasan paripurna (Ultimate Intellegence).
Akan tetapi, SQ yang dikenalkan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal
belum menyentuh aspek ketuhanan dalam kaitannya dengan nilai-nilai
agama.Aktivitas spiritual tersebut dapat juga dilakukan oleh seorang
Atheis dalam bentuk kontemplasi atau perenungan tentang makna hidup
atau sering juga disebut meditasi. Pada tahun 2001, Ary Ginanjar Agustian
memberikan sentuhan spiritualitas Islam pada IQ, EQ, dan SQ dalam
bukunya, “Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual
berdasarkan 6 rukun Iman dan 5 rukun Islam”. Ary Ginanjar Agustian
menyatakan bahwa IQ baru sebagai syarat perlu tetapi tidak cukup untuk
meraih kesuksesan.Sementara EQ yang dipahami hanya sebatas hubungan
antar manusia.Sementara SQ sering dipahami sebagai sikap menghindar
dari kehidupan dunia.
Hal ini mengakibatkan lahirnya manusia yang berorientasi pada dunia dan
di sisi lain ada manusia yang lari dari permasalahan dunia untuk
menemukan kehidupan yang damai. Dalam Islam kehidupan dunia dan
akhirat harus terintegrasi dalam pikiran, sikap dan perilaku seorang
muslim.
24
3. Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan pikiran atau mental (Intelligence Quotient (IQ) : Kemampuan
manusia untuk menganalisis, berpikir, dan menentukan hubungan sebab-
akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan
sesuatu dan memahami sesuatu.
Kecerdasan intelektual atau sering disebut dengan istilah IQ (intelligence
quotient) sempat dimitoskan sebagai satu-satunya kriteria kecerdasan
manusia.Adalah Sir Francis Galton ilmuwan yang memelopori studi IQ
dengan mengembangkan tes sensori (1883). Galton berpendapat bahwa
makin bagus sensori seseorang makin cerdas dia. Dalam bukunya Heredity
Genius (1869) yang kemudian disempurnakan oleh Alfred Binet dan
Simon. Dengan kecerdasan intelektual atau rasional kita mampu
memahami, menganalisa, membandingkan, dan mengambil hikmah dari
setiap masalah, peristiwa, dan kejadian yang terjadi pada masa lalu, saat
ini, dan masa yang akan datang. Dalam kehidupan sehari-hari, pada
umumnya kita menggunakan cara berpikir seperti ini. Bahkan konon,
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat sebagian besar terjadi
karena berfungsinya secara optimal cara berpikir rasional. IQ pada
umumnya mengukur kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan
praktis, daya ingat (memory), daya nalar (reasoning), perbendaharaan kata,
dan pemecahan masalah. Mitos ini dipatahkan oleh Daniel Goleman yang
memperkenalkan kecerdasan emosional atau disingkat EQ (emotional
quotient) dalam bukunya Working with Emotional Intelligence (1990)
dengan menunjukkan bukti empirik dari hasil penelitiannya yang
menunjukkan bahwa orang-orang yang IQnya tinggi tidak terjamin
hidupnya akan sukses. Sebaliknya orang yang memiliki EQ tinggi, banyak
yang menempati posisi kunci di dunia eksekutif. Asumsi ini diperkuat oleh
Danah Zohar, sarjana fisika dan filsafat di MIT (Massachussetts Institute
of Technology) yang memelopori munculnya kecerdasan spiritual atau
25
disingkat SQ (spiritual quotient) dalam bukunya Spiritual Intelligence –
The Ultimate Intelligence (2000).
2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM
Modal manusia dalam organisasi sangat berharga karena kemampuan
yang dimiliki dari manusia Sebagai bagian dari peran strategis, manajer SDM
sering dipandang bertanggung jawab untuk memperluas kemampuan sumber
daya manusia dalam sebuah organisasi. Dewasa ini penekanan tersebut
difokuskan pada kompetensi karyawan dalam organisasi demi kebutuhan
organisasi untuk tumbuh di masa depan.
Manajemen SDM harus memimpin dalam mengembangkan kompetensi
yang dimiliki karyawan dalam beberapa cara. Pertama, kemampuan yang
diperlukan harus diidentifikasi dan dikaitkan dengan kerja dalam
organisasi.identifikasi ini sering memerlukan kerjasama aktif antara
profesional HR dan manajer operasional. Selanjutnya, penilaian terhadap
kemampuan setiap karyawan.Pendekatan ini mensyaratkan bahwa perlunya
identifikasi pemahaman kompetensi secara mendalam. Misalnya, dalam
perusahaan dengan 100 karyawan, direktur HR mengembangkan rencana karir
dan grafik suksesi untuk menentukan apakah perusahaan memiliki sumber
daya manusia yang cukup untuk mengoperasikan dan mengelola pertumbuhan
serta mengharapkan peningkatan sebesar 70% selama empat tahun mendatang.
Setelah perbandingan kesenjangan "antara kemampuan yang diperlukan
dalam organisasi dan kompentensi karyawan diidentifikasi, kemudian langkah
selanjutnya adalah membangun dan merancang pelatihan dan kegiatan .Fokus
dalam memberikan bimbingan kepada seluruh karyawan dan menciptakan
kesadaran tentang kemungkinan pertumbuhan karir dalam organisasi.Kepada
seluruh pegawai diharapkan, terus meningkatkan kemampuan mereka dan
mengetahui bahwa ada peluang pertumbuhan dalam organisasi yang dapat
26
mengakibatkan kepuasan kerja yang lebih besar dan lebih lama kerja dengan
organisasi tersebut.
2.6 Konsep Audit Kinerja
1. Pengertian Audit Kinerja
Secaraetimologi,auditkinerjaterdiriatasduakata,yaitu“audit”dan“kinerja”.
AuditmenurutArens adalah kegiatan mengumpulkan dan
mengevaluasiterhadap bukti-bukti yangdilakukanolehyang kompeten
danindependenuntukmenentukan danmelaporkantingkat
kesesuaianantarakondisiyangditemukan dan kriteriayangditetapkan.
Sedangkanmenurut
StephenPRobbins,kinerjamerupakanhasilevaluasiterhadap pekerjaanyang
telahdilakukandibandingkan dengankriteriayang
telahditetapkanbersama.Di pihaklain.Ayuha menjelaskan, “Perfomance
isthe way ofjobortaskisdone by anindividual,a group of organization”.
Darikedua definisitersebut,terlihatbahwa istilahkinerjamengarahpada dua
hal yaitu proses danhasilyangdicapai.
DefinisiyangcukupkomprehensifdiberikanolehMalan,Fountain,Arrowsmith
,danLockridge (1984), sebagai berikut :
27
“Perfomance auditingisasystematic processof
objectivelyobtainingdanevaluating evidence regarding the performance
of an organization, program, function, or activity. Evaluation is made in
terms of its economy and efficiency of operations, effectiveness in
achievingofdesireresults,andcompliancewith
relevanpolicies,law,andregulations,forthe
purposesofascertainingthedegree ofcorrespondence betweenperformance
andestablished criteriaandcommunicatingtheresultsto
interesttheusers.Theperformanceauditfunction
providesanindependent,third-party reviewofmanagement’sperformance
andthedegree to which theperfomanced of audited entity meets pre-stated
expectation”.
“Auditkinerja merupakansuatu prosessistematisdalammendapatkan dan
mengevaluasibuktiyang
secaraobjektifatassuatukinerjaorganisasi,program,fungsi,atau kegiatan.
Evaluasidilakukanbedasarkanaspekekonomidanefisiensioperasi,efektivitas
dalam mencapaihasilyang diinginkan,sertakepatuhanterhadap
peraturan,hukum,dankebijakanyang terkait.Tujuan
darievaluasiadalahuntukmengetahuitingkatketerkaitanantara kinerjadan
kriteriayang ditetapkansertamengomunikasikanhasilnyakepadapihak-
pihakyang berkepentingan.Fungsidariauditkinerja
ialahmemberikanreview daripihak ketiga ataskinerja manajemen dan
menilai apakah kinerjaorganisasi dapat memenuhi harapan.”
Selanjutnya,Pasal4ayat(3)UUNo15Tahun2004Tentang Pemeriksaan
PengelolaandanTanggung
JawabKeuanganNegara,mendefinisikanauditkinerjasebagaiaudit
ataspengelolaankeuangannegarayangterdiriataspemeriksaanaspekekonomi
danefisiensi sertapemeriksaanaspekefektivitas.
28
Kemudian,bedasarkan PPNo.60Tahun2008tentang SPIP
mendefinisikanaudit kinerja sebagai audit atas pengelolaan keuangan
negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintahyang terdiri
atas aspek kehematan, efisiensi, danefektivitas.
Dariberbagaidefinisidiatasdapatdisimpulkanbahwa
auditkinerjaadalahaudit yang dilakukansecaraobjektifdansistematis
terhadapberbagaibuktiuntukmenilaikinerja entitasyangdiauditdalam hal
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
2. Konsep Audit Kinerja
a. Value For Money (VFM) Audit, Penilaian apakah manfaat yang
dihasilkan oleh suatu program lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
(spending well) atau masih mungkinkah melakukan suatu
pengeluaran/belanja dengan lebih baik/bijak.
b. Performance Audit, Ini adalah istilah baku secara Internasional.
c. Audit Manajemen, Audit Operasional Atau Audit Ekonomi dan
Efisiensi. Menilai aspek ekonomi dan efisiensi dari pengelolaan
organisasi.
d. Audit Program atau Audit Efektivitas. Menilai manfaat atau
pencapaian suatu program. Perbedaan Audit Kinerja dan Audit
Keuangan karakteristik
a) Audit kinerja berusaha mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar
berikut :
 Apakah sesuatu yang benar telah dilakukan (doing the right
things)?
 Apakah sesuatu telah dilakukan dengan cara yang benar (doing
the things right)
29
b) Proses audit kinerja dapat dihentikan apabila pengujian terinci
dinilai tidak akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi
perbaikan manajemen atau kondisi internal lembaga audit dinilai
tidak mampu untuk melaksanakan pengujian terinci.
3. ManfaatAuditKinerja
A. PeningkatanKinerja
a) Mengidentifikasi Masalah dan AlternatifPenyelesaiannya
Auditorsebagaipihak
independendapatmemberipandangankepadamanajemen
untukmelihat permasalahan secaralebih detaildari
sisioperasional. Sehubungandenganitu,
auditordapatmelakukandiskusidengan orang-orangyang
bergelutdalamoperasionaldan menginformasikan hal tersebut
kepadamanajemen
b) Mengidentifikasi Sebab-sebab Aktual dari Suatu Masalah Yang
Dapat Dihadapi olehKebijaksanaan Manajemen atau Tindakan
Lainnya
Auditor harus dapat menetapkan masalahyangaktual dan solusi
untuk mengatasinya.
Auditorsebaiknyatidakmemberirekomendasiatauusulanbilaiatid
akdapatmembantu proses rekomendasi tersebut.
c) Mengidentifikasi Peluang dan Kemungkinan untuk
Mengatasi Keborosan danKetidakefisienan
Penguranganbiayamerupakanhalyangpenting
dalamauditkinerja.Namun,
penghematanbiayadapatmenjadisuatuhalyang
besardalamjangkawaktuyang panjang.Biaya
harusberadapadatingkatyang
tepatdanjikaperlumelakukanpemotongan.Keputusan
30
mengurangi biayaharuslah
mempertimbangankandampaknyabagi kegiatan operasional.
d) Mengidentifikasi Kriteriauntuk Menilai Pencapaian Tujuan
Organisasi
Pada situasitertentu,kriteria tidakada.Olehsebabitu,auditor
dapatmembantu manajemen dalam membangun kriteria itu.
e) Melakukan Evaluasi atas SistemPengendalian Internal
Auditorharusmenentukanapakahmekanisme telah
menyediakaninformasitentang efektivan operasional, yaitu:
(1). Apakah ada perbedaan tingkat kedalaman atau detail
laporan; (2). Apakah ada informasi yang belum disajikan
dalam laporan; (3). Apakah indikator kerjatelah
dipertimbangkan dalam penyusunan laporan.
f) Menyediakan Jalur Komunikasi antara TataranOperasional dan
Manajemen
Auditkerjadapatmenjadisaranauntukmenyampaikanpermasalah
anyangtidak dapat tersalurkan
melaluistrukturkomunikasiyangtelah disususun organisasi
tersebut.
g) Melaporkan Ketidakberesan
Auditkerjadapatmenjadisaranauntukmenyampaikankepadaman
ajemensetiap penyimpanganyangterjadi sehinggakerugian
dandampakyanglebih besardapat diatasi.
B. PeningkatanAkuntabilitas Publik
Pada
sektorpublik,auditkinerjadilakukanuntukmeningkatkanakuntabilitas
berupa perbaikan pertanggungjawabanmanajemenkepada lembaga
perwakilan,pengembanganbentuk-
bentuklaporanakuntabilitas;perbaikan indikatorkinerja,perbaikan
perbandinganpekerja antara organisasisejenisyang
31
diperiksa,sertapenyajianinformasiyang
jelasdaninformatif.Perubahan
danperbaikandapatterjadikarenatemuanataurekomendasiaudit.Umu
mnya,rekomendasi
dapatmenjadikunciatasperubahandanperbaikan.Olehsebabitu,penyu
sunanrekomendasi yangbaik perlu diperhatikan.
4. TujuanAuditKinerja
Standar PemeriksaanKeuanganNegara (SPKN) menyatakanbahwa
auditkinerja
mencakuptujuanyangluasdanbervariasi,termasuktujuanyangberkaitand
enganpenilaian hasildan
efektivitasprogram,ekonomidanefisiensi,pengendalian internal,ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta bagaimana
cara untuk meningkatkanefektivitas.
Jadi,dapatdisimpulkanbahwa tujuandasar dariauditkinerja
ialahmenilaisuatu kinerja suatu organisasi, program, atau kegiatan
yang meliputi audit atas aspek ekonomi,
efisiensi,danefektivitas.Auditkinerja(performance
audit)merupakanperluasanatasaudit laporan keuangan atas prosedur
dan tujuan.
5. JenisAuditKinerja
Audityang dilakukandalamauditkinerjameliputi
auditekonomi,auditefisiensidan
auditefektivitas.Auditekonomidanauditefisiensidisebutmanagementaud
itatau operational audit, sedangkan auditefektivitas disebutprogram
audit.
a. Audit Ekonomi
Konsepyangpertamadalampengelolaanorganisasisektorpublikialahe
32
konomi, yangberartipemerolehaninputdengankualitas
dankuantitastertentu padahargayang terendah.
Ekonomimerupakanperbandinganantarainputdaninputvalueyang
dinyatakandalamsatuan
moneter.Ekonomiterkaitdengansejauhmanaorganisasisectorpublikd
apat meminimalisir
inputresourceyangdigunakan,yaitudenganmenghindari
pengeluaranyangboros dantidak produktif.
b. Audit Efisiensi
Konsepkedua dalammanajemenorganisasisectorpublikialah
efisiensi,yaitu
pencapaianoutputyangmaksimaldenganinputtertentuataudenganpen
ggunaaninput yang terendahuntuk mencapaioutputtertentu.
Efisiensi merupkan perbandinganinput/outputyang dikaitkan
dengan standarkinerja atau targetyangtelah ditetapkan.
Dapatdisimpulkanbahwaekonomimemilikiarti
biayaterendah,sedangkanefisiensi mengacupada rasioterbaikantara
outputdanbiaya(input).Inidikarenakankeduanya diukur
dalamunityang berbeda,maka efisiensidapatterwujudketikadengan
sumberdayayang ada dapatdicapaioutputyang maksimalatauoutput
tertentudapatdicapaidengansumberdayayang sekecil-kecilnya.
Auditekonomidanefisiensibertujuanuntukmenentukan
suatuentitastelah
memperoleh,melindungi,menggunakansumberdayanyasecaraekono
mis,danefisien.Selain itu,juga
bertujuanuntukmenentukandanmengidentifikasipenyebabterjadinya
praktik-praktik yang tidakekonomisdanefisien,termasuk
ketidakmampuanorganisasiuntukmengelolasistem informasi,
administrasi, dan struktur organisasi.
2.7 Pelaksanaan Audit Kinerja
33
Pelaksanaanauditkinerja diseluruhdunia,termasukdiIndonesiaterusmengalami
pasang
surut.SebagaigambaranpadaNetherlandCourtofAudit(BPKBelanda),perkemba
ngan auditdimulaidenganpemberian mandatuntukmelakukanauditkinerja pada
tahun 1976.Pada awalnya, audit kinerjaberfokus padaefisiensi.Kemudian,
merekamulai menyusun dan menyempurnakanmanualauditkinerjayang
ada.Padaperkembangannya,merekamengintegrasi
teknologiinformasidankomunikasidalamauditkinerja(antara
lainuntukmenganalisisdata) serta
menggunakanpendekatanstrategisdalammenyusuntemaaudit.PadaBPKBeland
a,tema audityang
berfokuspadamutudanakuntabilitaskebijakanpemerintahmerupakanperluasand
ari auditkeuanganyangberfokus padapenganggaran.
DiAustralianNationalAuditOffice(BPKAustralia),auditkinerjadimulaipada
tahun1970-an.Auditkinerja
mulaiberkembangdiAustraliakarenaketertarikanpemerintah, parlemen,
danmasyarakatterhadap
efektivitasprogramdanefisiensiadministrasipemerintah. Pada
saatitu,departemenpemerintahbanyakdiberikankebebasanuntukmengelola
operasi mereka,dengansedikit
kendalidaripusat.Padaawalnya,pemeriksaankinerja hanyadivisikecil
dariANAO.Antara tahun1980-1983,ANAO
hanyamembuattujuhlaporanauditkinerja.Saat ini, ANAOmembuat hampir 50
laporan auditkinerjasetiap tahunnya.
DiIndonesia,auditkinerjamulaidiperkenalkanpadatahun1976 yangdimulai
denganmanagementauditcoursediBadan PemeriksaanKeuangan
(BPK)denganbekerja sama denganUS-GAO.Serupadengannegara
lain,auditkinerjadiIndonesiajugamengalamipasang surut.Sejaktahun2004-
2007,BPKtelahmelaksanakan99auditkinerja,denganrincian37audit
dikantorpusatdan62auditdikantorperwakilandaerah.
34
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang
berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang.Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Human Resource Scorecard, sebuah bentuk pengukuran Human Resources
yang mencoba memperjelas peran sumber daya manusia sebagai sesuatu yang
selama ini dianggap intangible untuk diukur perannya terhadap pencapaian
misi, visi dan strategi perusahaan.“What Gets Measured, Get Managed, Gets
Done”, itulah dasar pemikiran dari konsep HR Scorecard.
Motivasi dapat diartikan sebagai kondisi fisiologis dan psikologis yang
terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan
dengan cara yang terararah untuk mencapai tujuan tertentu.Kepuasan kerja
merupakan refleksi dari seorang karyawan terhadap pekerjaannya yang timbul
bukan hanya sebagai hasil interaksi antara karyawan dengan pekerjaannya,
tetapi juga dengan lingkungan kerja, situasi dan kondisi kerja serta rekan kerja
karyawan.
Secaraetimologi,auditkinerjaterdiriatasduakata,yaitu“audit”dan“kinerja”.
AuditmenurutArens adalah kegiatan mengumpulkan dan
mengevaluasiterhadap bukti-bukti yangdilakukanolehyang kompeten
danindependenuntukmenentukan danmelaporkantingkat
kesesuaianantarakondisiyangditemukan dan kriteriayangditetapkan.
36
DAFTAR PUSTAKA
http://inoysupertramp.blogspot.co.id/2017/01/makalah-kinerja-karyawan.html,
diakses pada tanggal 10 November 2017.
http://mgt-sdm.blogspot.co.id/2010/11/human-resource-scorecard-dalam.html,
diakses pada tanggal 10 November 2017.
https://widiastutidyah.wordpress.com/2011/01/20/makalah-efektivitas-
kecerdasan-terhadap-kinerja/, diakses pada tanggal 10 November 2017.
http://setyabhaktiarumbudi.blogspot.co.id/2010/07/mengembangkan-kapabilitas-
sumber-daya.html, diakses pada tanggal 11 November 2017.
https://prezi.com/zue_bzaq0g1g/konsep-audit-kinerja/, diakses pada tanggal 11
November 2017.
https://candlesinmyheart.files.wordpress.com/2013/01/makalah.pdf, diakses pada
tanggal 12 November 2017.

More Related Content

What's hot

Makalah uts 1 2
Makalah uts 1 2Makalah uts 1 2
Makalah uts 1 2Marsela97
 
Evaluasi kinerja dan konvensasi
Evaluasi kinerja dan konvensasiEvaluasi kinerja dan konvensasi
Evaluasi kinerja dan konvensasisaepul azazri
 
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115nurajijahajijah
 
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi(syahrotul 11150083)
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi(syahrotul 11150083)Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi(syahrotul 11150083)
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi(syahrotul 11150083)hifdiyah_iip
 
Makalah (uas) 2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah (uas)  2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah (uas)  2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah (uas) 2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasinelihayati
 
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]MamanSuparman22
 
Makalah evkikomp uts uniba banten vii 7 c
Makalah evkikomp uts uniba banten vii 7 cMakalah evkikomp uts uniba banten vii 7 c
Makalah evkikomp uts uniba banten vii 7 cAlArief1
 
Evaluasi kinerja dan konvensasi
Evaluasi kinerja dan konvensasiEvaluasi kinerja dan konvensasi
Evaluasi kinerja dan konvensasisaepul azazri
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Kharis Zacky
 
Makalah uts pungky safrina agatha 11150177
Makalah uts pungky safrina agatha 11150177Makalah uts pungky safrina agatha 11150177
Makalah uts pungky safrina agatha 11150177PungkySafrinaAgatha
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan  kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan  kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1AlfinAfan
 
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasiPeni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasipenisapitri
 

What's hot (19)

Makalah uts 1 2
Makalah uts 1 2Makalah uts 1 2
Makalah uts 1 2
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Evaluasi kinerja dan konvensasi
Evaluasi kinerja dan konvensasiEvaluasi kinerja dan konvensasi
Evaluasi kinerja dan konvensasi
 
Makalah uas
Makalah uasMakalah uas
Makalah uas
 
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
Nurajijah evakuasi kinerja dan kompensasi/11150115
 
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi(syahrotul 11150083)
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi(syahrotul 11150083)Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi(syahrotul 11150083)
Makalah uts evaluasi kinerja dan kompensasi(syahrotul 11150083)
 
Makalah (uas) 2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah (uas)  2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah (uas)  2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah (uas) 2 neli hayati 11150533 evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
Makalah 1.maman.s. 11150342,7_imsdm[1]
 
Makalah evkikomp uts uniba banten vii 7 c
Makalah evkikomp uts uniba banten vii 7 cMakalah evkikomp uts uniba banten vii 7 c
Makalah evkikomp uts uniba banten vii 7 c
 
Evaluasi kinerja dan konvensasi
Evaluasi kinerja dan konvensasiEvaluasi kinerja dan konvensasi
Evaluasi kinerja dan konvensasi
 
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Tugas makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
 
Makalah uas
Makalah uasMakalah uas
Makalah uas
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Makalah uts pungky safrina agatha 11150177
Makalah uts pungky safrina agatha 11150177Makalah uts pungky safrina agatha 11150177
Makalah uts pungky safrina agatha 11150177
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan  kompensasi 1Makalah evaluasi kinerja dan  kompensasi 1
Makalah evaluasi kinerja dan kompensasi 1
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasiPeni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
Peni sapitri 11150851 7 n msdm makalah 1 evaluasi kinerja & kompensasi
 

Similar to Makalah 1

Reza faizhal (11150543 7 h-msdm) - resume evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Reza faizhal (11150543 7 h-msdm) - resume evaluasi kinerja dan kompensasi 2Reza faizhal (11150543 7 h-msdm) - resume evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Reza faizhal (11150543 7 h-msdm) - resume evaluasi kinerja dan kompensasi 2RezaFaizhal
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja asri andayani
 
Makalah resume materi 9 14 dian undari (11150216) 7 n-msdm
Makalah resume materi 9 14 dian undari (11150216) 7 n-msdmMakalah resume materi 9 14 dian undari (11150216) 7 n-msdm
Makalah resume materi 9 14 dian undari (11150216) 7 n-msdmDianUndari
 
Tugas makalah 1 uts, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
Tugas makalah 1 uts, nur ilham s, 11150241, 7 n msdmTugas makalah 1 uts, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
Tugas makalah 1 uts, nur ilham s, 11150241, 7 n msdmNur Ilham Septyadin
 
Tugas mas.ud 6
Tugas mas.ud  6Tugas mas.ud  6
Tugas mas.ud 6masuddoni
 
Tugas.makalah2.euis jahrotul afifah.11150255.7 n.msdm.evaluasikinerja&kom...
Tugas.makalah2.euis jahrotul afifah.11150255.7 n.msdm.evaluasikinerja&kom...Tugas.makalah2.euis jahrotul afifah.11150255.7 n.msdm.evaluasikinerja&kom...
Tugas.makalah2.euis jahrotul afifah.11150255.7 n.msdm.evaluasikinerja&kom...euisafifah
 
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Wulan Sari Nur Awalia
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1alistananda
 
Resume makalah uts dan uas rendi herdiansyah 11150019
Resume makalah uts dan uas rendi herdiansyah 11150019Resume makalah uts dan uas rendi herdiansyah 11150019
Resume makalah uts dan uas rendi herdiansyah 11150019rendiherdiansyah
 
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060DaniFauzun
 
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasiTugas evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasifahmi ami
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSUcon123
 

Similar to Makalah 1 (20)

Reza faizhal (11150543 7 h-msdm) - resume evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Reza faizhal (11150543 7 h-msdm) - resume evaluasi kinerja dan kompensasi 2Reza faizhal (11150543 7 h-msdm) - resume evaluasi kinerja dan kompensasi 2
Reza faizhal (11150543 7 h-msdm) - resume evaluasi kinerja dan kompensasi 2
 
MAKALAH 1_EVALUASI KINERJA & KOMPENSASI
MAKALAH 1_EVALUASI KINERJA & KOMPENSASIMAKALAH 1_EVALUASI KINERJA & KOMPENSASI
MAKALAH 1_EVALUASI KINERJA & KOMPENSASI
 
Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja Makalah evaluasi kinerja
Makalah evaluasi kinerja
 
Makalah resume materi 9 14 dian undari (11150216) 7 n-msdm
Makalah resume materi 9 14 dian undari (11150216) 7 n-msdmMakalah resume materi 9 14 dian undari (11150216) 7 n-msdm
Makalah resume materi 9 14 dian undari (11150216) 7 n-msdm
 
Tugas makalah 1 uts, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
Tugas makalah 1 uts, nur ilham s, 11150241, 7 n msdmTugas makalah 1 uts, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
Tugas makalah 1 uts, nur ilham s, 11150241, 7 n msdm
 
Tugas mas.ud 6
Tugas mas.ud  6Tugas mas.ud  6
Tugas mas.ud 6
 
ROMLI
ROMLIROMLI
ROMLI
 
Makalah 2 arya
Makalah 2 aryaMakalah 2 arya
Makalah 2 arya
 
Tugas.makalah2.euis jahrotul afifah.11150255.7 n.msdm.evaluasikinerja&kom...
Tugas.makalah2.euis jahrotul afifah.11150255.7 n.msdm.evaluasikinerja&kom...Tugas.makalah2.euis jahrotul afifah.11150255.7 n.msdm.evaluasikinerja&kom...
Tugas.makalah2.euis jahrotul afifah.11150255.7 n.msdm.evaluasikinerja&kom...
 
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
Makalah UAS Evaluasi Kinerja dan Kompensasi | Wulan Sari Nur Awalia 11150377
 
Tugas makalah uts
Tugas makalah utsTugas makalah uts
Tugas makalah uts
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
 
Resume makalah uts dan uas rendi herdiansyah 11150019
Resume makalah uts dan uas rendi herdiansyah 11150019Resume makalah uts dan uas rendi herdiansyah 11150019
Resume makalah uts dan uas rendi herdiansyah 11150019
 
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
Resume evaluasi kinerja dan kompensasi dani fauzun 11150060
 
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasiTugas evaluasi kinerja dan kompensasi
Tugas evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
Makalah 2
Makalah 2 Makalah 2
Makalah 2
 
makalah 1
makalah 1makalah 1
makalah 1
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTS
 

Recently uploaded

PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptxPPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptxfajar710984
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FSMKTarunaJaya
 
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Firman Muttaqin
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxfirbadian97
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPemdes Wonoyoso
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfInnesKana26
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxmeirahayu651
 
File lembar bebas plagiasi matakuliah pkp.pdf
File lembar bebas plagiasi matakuliah pkp.pdfFile lembar bebas plagiasi matakuliah pkp.pdf
File lembar bebas plagiasi matakuliah pkp.pdfJawahirIhsan
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...buktifisikskp23
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...HelmiatulHasanah
 

Recently uploaded (18)

PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptxPPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH  (1).pptx
PPT ANALISIS KEUANGAN PEMERINTAH (1).pptx
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
Teknis-Audit-Internal untuk penerapan ISO 17025
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptxPPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
 
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. KebumenPersyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
Persyaratan Adminduk - Disdukcapil Kab. Kebumen
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
Obat Aborsi Bandung ( Ampuh ) 082223109953 Jual Cytotec Asli Obat Telat Bulan...
 
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Blora 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
Jual Obat Aborsi Samarinda ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik Jua...
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
 
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogorapotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
 
File lembar bebas plagiasi matakuliah pkp.pdf
File lembar bebas plagiasi matakuliah pkp.pdfFile lembar bebas plagiasi matakuliah pkp.pdf
File lembar bebas plagiasi matakuliah pkp.pdf
 
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ...
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 

Makalah 1

  • 1. MAKALAH RANGKUMAN MATERI EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah evaluasi kinerja dan kompensasi Dosen pengampu :Ade Fauji, SE., MM Disusun Oleh : AMIRULLAH (11140910) JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN 2017
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun dalam menyelesaikan tugas akhir Ujian Tengah Semester berupa makalah yang berjudul “Rangkuman Materi Evaluasi Kinerja dan Kompensasi” Makalah ini mengambil referensi dari situs di internet yang membahas mengenai Evaluasi Kinerja dan Kompensasi.Anda dapat melihatnya pada situs yang tertera pada daftar pustaka dilembaran akhir. Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, baik informasi maupun pengetahuan, oleh sebab itu penyusun harap Anda dapat memakluminya.Semoga informasi yang di terangkan lewat tulisan ini kiranya dapat memberikan tambahan pengetahuan dan informasi yang berguna bagi Anda dan khususnya penyusun sebagai pemakalah. Aamiin Serang , 11 November 2017 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................. i Daftar Isi............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang....................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 2 1.3 Tujuan .................................................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kinerja SDM.......................................................................... 4 1. Pengertian Kinerja SDM.................................................. 4 2. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kinerja SDM........... 5 3. Karakteristik Kinerja Karyawan ...................................... 5 4. Indicator Dalam Kinerja................................................... 6 2.2 HR Scorecard ......................................................................... 7 1. Pengertian HR Scorecard................................................. 7 2. Manfaat HR Scorecard..................................................... 8 3. Langkah Dalam Merancang Suatu System Pengukuran Human Resource Scorecard ......................... 9 2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja................................................ 11 1. Konsep Motivasi .............................................................. 11 2. Konsep Kepuasan Kerja................................................... 12 3. Hubungan Motivasi Dengan Kepuasan Kerja.................. 14 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja...... 17 2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM ........... 20 1. Kecerdasan Emosional..................................................... 20 2. Kecerdasan Spiritual ........................................................ 22
  • 4. iii 3. Kecerdasan Intelektual..................................................... 24 2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM ................... 25 2.6 Konsep Audit Kinerja ............................................................ 26 1. Pengertian Audit Kinerja ................................................. 26 2. Konsep Audit Kinerja ...................................................... 28 3. Manfaat Audit Kinerja ..................................................... 29 4. Tujuan Audit Kinerja ....................................................... 31 5. Jenis Audit Kinerja........................................................... 31 2.7 Pelaksanaan Audit Kinerja..................................................... 32 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ............................................................................ 34 Daftar Pustaka.................................................................................................... 35
  • 5. iv
  • 6. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam mencapaitujuan yangtelahditetapkan.Penilaiankinerjadapat jugadiartikan sebagaipenentuansecaraperiodikefektivitasoperasionalsuatuorganisasi, bagianorganisasi,danpersonilnya,berdasarkanvisi,misi,standarorganisasi yangtelahditetapkansebelumnya.Organisasipadadasarnyadioperasikan oleh sumberdayamanusia,makapenilaiankinerjasesungguhnyamerupakan penilaianatasperilakumanusiadalammelaksanakanperandalamPenilaian kinerja merupakan proses pengukuran organisasi dalam mencapaitujuan yangtelahditetapkan.Penilaiankinerjadapat jugadiartikan sebagaipenentuansecaraperiodikefektivitasoperasionalsuatuorganisasi, bagianorganisasi,danpersonilnya,berdasarkanvisi,misi,standarorganisasi yangtelahditetapkansebelumnya.Organisasipadadasarnyadioperasikan oleh sumberdayamanusia,makapenilaiankinerjasesungguhnyaorganisasi (Torkamani,2012;3289). Prosespenilaiankinerjadiawalidenganmenentukantujuanorganisasi, kemudian dilanjutkan dengan analisakinerjauntuk mengetahuiharapan pimpinan organisasi dalam pelaksanaan. Pada akhirperiode, penilai mengukurkinerjadanmelakukanevaluasi,selanjutnyadibandingkandengan targetpekerjaan,kemudianmendiskusikandanmengkomunikasikanhasil penilaian,dilanjutkandenganperencanaanprogrampeningkatankinerja. Prosesevaluasikinerja,organisasidapatmenggunakanberbagaimacam ukuran yangberbeda untuk perencanaan, pengukuran, dan evaluasi organisasi(Simon,2012;218)
  • 7. 2 Salahsatuaspekpentingdalampengukurankinerjaorganisasiadalah bahwakinerjaorganisasidipakaiolehpihakmanajemensebagaidasaruntuk melakukanpengambilankeputusandanmengevaluasikinerjamanajemen serta unit-unit terkait di lingkungan organisasi organisasi. Pengukuran kinerjaorganisasiyangterlaluditekankanpadasudutpandangfinansial sering menghilangkan sudut pandang lain yang tentu saja tidak kalah pentingnya. Pengukuran kepuasan pelanggan danproses adaptasidalam suatuperubahan,sehinggadalamsuatupengukurankinerjadiperlukansuatu keseimbangan antara pengukuran kinerja finansial dan non finansial. Keseimbanganantarapengukurankinerjafinansialdannonfinansialiniakan dapatmembantuorganisasidalammengetahuidanmengevaluasikinerjanya secara keseluruhan (Sampurno,2010;248). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Yang Dimaksud Dengan Kinerja Sdm ? 2. Faktor Apa Saja Yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Sdm ? 3. Apasaja Karakteristik Kinerja Karyawan ? 4. Apasaja Indicator Dalam Kinerja ? 5. Apa Yang Dimaksud Dengan Hr Scorecard ? 6. Apa Manfaat Hr Scorecard ? 7. Bagaimana Langkah Dalam Merancang Suatu System Pengukuran Human Resource Scorecard ? 8. Apa Yang Dimaksud Dengan Motivasi ? 9. Apa Yang Dimaksud Dengan Kepuasan Kerja ? 10. Bagaimana Hubungan Motivasi Dengan Kepuasan Kerja ? 11. Apasaja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ? 12. Bagaimana Mengelola Potensi Kecerdasan Dan Emosional Sdm ? 13. Bagaimana Membangun Kapabilitas Dan Kompetensi Sdm ? 14. Bagaimana Konsep Audit Kerja ? 15. Pelaksanaan Audit Kinerja ?
  • 8. 3 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Kinerja SDM. 2. Mengetahui Faktor Apa Saja Yang Dapat Mempengaruhi Kinerja SDM. 3. Mengetahui Apasaja Karakteristik Kinerja Karyawan. 4. Mengetahui Apasaja Indicator Dalam Kinerja. 5. MengetahuiApa Yang Dimaksud Dengan HR Scorecard. 6. MengetahuiApa Manfaat HR Scorecard. 7. Mengetahui Bagaimana Langkah Dalam Merancang Suatu System Pengukuran Human Resource Scorecard. 8. MengetahuiApaYang Dimaksud Dengan Motivasi. 9. MengetahuiApa Yang Dimaksud Dengan Kepuasan Kerja. 10. Mengetahui Bagaimana Hubungan Motivasi Dengan Kepuasan Kerja. 11. Mengetahui Apasaja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja. 12. Mengetahui Bagaimana Mengelola Potensi Kecerdasan Dan Emosional Sdm. 13. Mengetahui Bagaimana Membangun Kapabilitas Dan Kompetensi SDM. 14. MengetahuiBagaimana Konsep Audit Kerja. 15. MengetahuiPelaksanaan Audit Kinerja.
  • 9. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kinerja SDM 1. Pengertian Kinerja Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila, 2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans, 2005:165). Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang ditetapkan (Dessler, 2000:41).Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab yang diberikan (Mangkunagara, 2002:22). Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:50). Sedangkan Mathis dan Jackson (2006:65) menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai.
  • 10. 5 Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku (Amstrong, 1999:15).Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku.Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja a. Efektifitas dan efisiensi Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien.Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien (Prawirosentono, 1999:27). b. Otoritas (wewenang) Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya (Prawirosentono, 1999:27). Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut. c. Disiplin Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku (Prawirosentono, 1999:27).Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
  • 11. 6 d. Inisiatif Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. 3. Karakteristik Kinerja Karyawan Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut (Mangkunegara, 2002:68): a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. b. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. c. Memiliki tujuan yang realistis. d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. e. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. 4. Indikator Kinerja Karyawan Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu (Robbins, 2006:260): a. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. b. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. c. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
  • 12. 7 d. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. e. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor. 2.2 HR Score Card (Pengukuran Kinerja SDM) 1. Pengertian HR Score Card Human Resource Scorecard, sebuah bentuk pengukuran Human Resources yang mencoba memperjelas peran sumber daya manusia sebagai sesuatu yang selama ini dianggap intangible untuk diukur perannya terhadap pencapaian misi, visi dan strategi perusahaan.“What Gets Measured, Get Managed, Gets Done”, itulah dasar pemikiran dari konsep HR Scorecard. Becker, Huselid dan Ulrich (2001) telah mengembangkan suatu sistem pengukuran yang dinamakan Human Resource (HR) Scorecard. Pengukuran ini merupakan pengembangan dari konsep Balanced Scorecard, dimana pengukuran Human Resource Scorecard lebih menfokuskan pada kegiatan SDM atau menilai kontribusi strategic yang terdiri dari 3 (tiga) dimensi rantai nilai yang diwakili oleh Fungsi SDM, Sistem SDM, dan perilaku karyawan yang strategik. Karakteristik manusia pada dasarnya sulit dipahami, sulit dikelola, apalagi diukur. Padahal kita tahu, sumber daya manusia adalah asset terpenting yang sangat powerful dan penuh misteri dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu. HR Scorecard mencoba mengukur sumber daya manusia dengan mengkaitkan antara orang-strategi-kinerja untuk menghasilkan perusahaan terbaik, dan juga menjabarkan misi, visi dan strategi, menjadi aksi HR yang dapat diukur kontribusinya. Keduanya menggambarkan
  • 13. 8 hubungan sebab (leading/intangible) dan akibat (lagging/tangible), yang kuncinya adalah disatu sisi ingin menggambarkan manusia dengan segala potensinya, dan disisi lain ada konteribusi yang bisa diberikan dalam pencapaian sasaran perusahaan. 2. Manfaat Score Card Human Resource Scorecard, merupakan salah satu mekanisme yang secara komprehensif mampu mengambarkan dan mengukur bagaimana sistem pengelolaan SDM dapat menciptakan value atau kontribusi bagi organisasi. Becker et.al (2001) mengungkapkan beberapa manfaat HR Scorecard bagi perusahaan sebagai berikut : a. Memperjelas perbedaan antara HR Doables (kinerja) SDM yang tidak mempengaruhi implementasi strategi perusahaan dengan HRD Deliverable (kinerja SDM yang mempunyai pengaruh terhadap implementasi strategi perusahaan). b. Menyeimbangkan proses penciptaan nilai (HR Value proposition) dengan pengendalian biaya disatu sisi dan investasi yang diperlukan disisi lainnya. c. Menggunakan leading indikator (indikator yang menilai status faktor kunci kesuksesan yang mendorong implementasi strategi perusahaan). Model SDM strategik memberi kontribusi yang menghubungkan keputusan SDM dan sistim dengan HR Deliverable, dimana mempengaruhi key performance driver dalam implementasi strtaegi perusahaan (misalnya: kepuasan pelanggan atau fokus peningkatan kompetensi karyawan). b. Menilai kontribusi SDM terhadap implementasi strategi. c. Mengarahkan profesional SDM secara aktif mengelola tanggung jawab terhadap implementasi strategi perusahaan. d. Mendukung perubahan dan fleksibilitas.
  • 14. 9 3. Langkah dalam merancang suatu system pengukuran Human Resource Scorecard a. Mendefinisikan strategi bisnis perusahaan dengan jelas Sebelum membangun strategi pengembangan SDM yang perlu dilaksanakan adalah mengklarifikasi kembali kebijakan dan strategi pengembangan perusahaan secara keseluruhan. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan perusahaan menciptakan nilai, strategi-strategi apa yang dapat membuat perusahaan sukses, ukuran- ukuran apa yang bias menunjukkan kesuksesan perusahaan harus sudah terformulasi dengan jelas dan sudah terkomunikasikan dengan baik keseluruh lapisan karyawan atau Organisasi. Departemen SDM sebagai bagian dari perusahaan, mutlak dalam mengembangkan strateginya harus mengacu pada arah dan strategi yang telah ditetapkan perusahaan. Jadi strategi bisnis harus diklarifikasi dengan terminology yang detail dan dapat dilaksanakan oleh pelakunya. Kuncinya adalah membuat sasaran perusahaan dimana karyawan memahami peran mereka dan organisasi mengetahui bagaimana mengukur kesuksesan meraka (kinerja karyawan) dalam mencapai sasaran tersebut b. Membangun kasus bisnis untuk SDM sebagai sebuah modal strategis Professional SDM perlu membangun kasus bisnis untuk mengetahui mengapa dan bagaimana SDM dapat mendukung pencapaian strategi tersebut. Departemen SDM dapat menjadi model strategi, apalagi bila manager lini dan manager SDM mau berbagi tanggung jawab dalam poses implementasi strategi tersebut. Dalam proses perumusan kasus bisnis, perlu dilakukan suatu observasi pendahuluan untuk menyusun rekomendasi yang akan diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan perusahaan pada akhirnya bagaimana oraganisasi mengeksekusi strateginya secara efektif, bukan sekedar isi dari strategi itu sendiri.
  • 15. 10 c. Menciptakan Peta Strategi Setiap organisasi dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan selalu melakukan serangkaian aktivitas spesifik yang bila digambarkan akan membentuk suatu proses rantai penciptaan nilai. Proses penciptaan nilai bagi pelanggan inilah yang disebut dengan model rantai nilai, meski belum terartikulasi sepenuhnya. Peta strategi membagi proses penciptaan nilai menjadi empat pespektip, yaitu pertumbuhan dan pembelajaran, proses internal, pelanggan dan financial. d. Mengindentifikasikan HR Deliverable dalam Peta Strategi. Peran strategis departemen SDM terjadi ketika terjadi titik temu antara strategi bisnis perusahaan dengan programprogram yang dijalankan oleh department SDM. Semakin sering titik temu diantara keduanya terjadi, maka semakin strtaegis pula peran SDM dalam perusahaan tersebut..Untuk merealisasikan hal ini, para professional di departemen SDM harus mampu memahami aspek bisnis perusahaan secara keseluruhan. Bila hal ini tidak terpenuhi, para manajer dari fungsi lain tidak akan menghargai kebijakan yang diambil oleh departemen SDM. Berdasarkan strategi perusahaan, department SDM kemudian membuat HR Deliverables yang dirancang untuk mendukung realisasi dari strategi dan kinerja perusahaan seperti apa yang memerlukan kompetensi, reward dan tugas organisasi yang tepat. e. Menyelaraskan Arsitektur SDM dengan HR Deliverables Setelah HR Deliverables ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah menyesuaikan HR Deliverables tersebut dengan arsitektur SDM yang dimilki oleh departemen SDM yakni Fungsi, Sistem, dan Perilaku karyawan. f. Merancang Sistim Pengukuran Strategik Setelah tercipta keselarasan antara HR Deliverables dengan arsitektur SDM, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan ukuran-ukuran strategis (key performance indicator) untuk tiap HR Deliverables. Dalam
  • 16. 11 proses penyusunan HR Scorecard, HR deliverabales merupakan sasaran strategis yang harus dicapai oleh departemen SDM. g. Mengelola Implementasi melalui pengukuran Setelah HR Scorecard dikembangkan berdasarkan prinsip yang digambarkan dalam model diatas, hasilnya menjadi alat yang sangat berguna untuk menjaga skor pengaruh SDM terhadap kinerja organisasi. 2.3 Motivasi dan Kepuasan Kerja 1. Konsep Motivasi Kata motivasi berasal dari bahasa latinmovere yang berarti to move (untuk bergerak) sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi adalah seperangkat alasan untuk melakukan tindakan tertentu. Beberapa ahli juga mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian motivasi, diantaranya a. Sumadi Suryabrata Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian tujuan. b. Gates Motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. c. Greenberg Motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku ke arah suatu tujuan. d. Chung dan Megginson Motivasi dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran.Motivasi berkitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
  • 17. 12 seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan dengan cara yang terararah untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Arnold, Robertson, dan Cooper, motivasi terdiri dari tiga komponen, yaitu: a. Direction (arah), yaitu apa yang seseorang coba lakukan. b. Effort (usaha), yaitu seberapa keras seseorang mencoba. c. Persistence (ketekunan), yaitu seberapa lama seseorang terus berusaha. Menurut Luthans, proses motivasi kerja sendiri terdiri dari tiga elemen penting, yakni kebutuhan (needs), dorongan (drives) dan rangsangan (incentives) dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kebutuhan adalah tekanan yang ditimbulkan oleh adanya kekurangan untuk menyebabkan seseorang berperilaku untuk mencapai tujuan. Kekurangan tersebut dapat bersifat psikologis, fisiologis, atau sosial. b. Dorongan adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang menjadi aktif untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku demi tercapainya kebutuhan atas tujuan. c. Rangsangan adalah sesuatu yang memiliki kecenderungan merangsang minat seseorang untuk bekerja mencapai tujuan. 2. Konsep Kepuasan Kerja Sumber daya manusia merupakan salah satu bagian yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan.Dengan mengetahui kepuasan kerja karyawan, melalui bagaimana karyawan tersebut merespon terhadap berbagai program atau rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan, hal ini dapat menjadi umpan balik yang sangat berharga bagi perusahaan tersebut.Kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya.Pada dasarnya kepuasan merupakan suatu konsep yang multifacet atau banyak dimensi, dan bersifat subyektif dari masing-masing individu yang bersangkutan.
  • 18. 13 Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana pegawai memandang perkerjaan mereka.Kepuasan kerja mencerminnkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.Hal ini nampak dari sikap positif pegawai terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.Sedangkan menurut As’ad kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan individu di luar kerja. Kepuasan kerja juga memiliki hubungan yang erat dengan sikap karyawan atas pekerjaan mereka, situasi kerja setiap harinya, kerjasama antar karyawan baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja.Kepuasan kerja secara lebih jauh, juga menunjukkan kesesuaian antara sebuah harapan terhadap pekerjaan yang ada dan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan tersebut. Dari beberapa definisi dan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan refleksi dari seorang karyawan terhadap pekerjaannya yang timbul bukan hanya sebagai hasil interaksi antara karyawan dengan pekerjaannya, tetapi juga dengan lingkungan kerja, situasi dan kondisi kerja serta rekan kerja karyawan. Adapun yang menentukan kepuasan kerja adalah: a. Kerja yang secara mental menantang, bagi pegawai yang cenderung menyukai pekerjaan yang memberikan kesempatan menggunakan keterampilan dan kemampuan dalam bekerja. b. Gagasan yang pantas, pegawai menginginkan sistem upah atau gaji dan kebijakan promosi yang adil, tidak meragukan dan sesuai dengan pengharapan mereka. c. Kondisi kerja mendukung, bagi pegawai yang peduli lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik. d. Rekan sekerja yang mendukung adanya interaksi sosial antara sesama pegawai yang saling mendukung meningkatkan kepuasan kerja.
  • 19. 14 e. Jangan melupakan kesesuaian antara kepribadian pekerjaan, kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang pegawai dan pengharapan akan menghasilkan individual yang lebih terpuaskan. f. Ada dalam gen bahwa 30% dari kepuasan individual dapat dijelaskan oleh keturunan. Dalam mengelola kepegawaian harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan dan masalah personalia vital lainnya.Oleh karena itu fungsi personalia mempunyai pengaruh baik langsung maupun tidak langsung, selain itu berbagai kebijakan dalam kegiatan personalia berdampak pada iklim organisasi memberikan suatu lingkungan kerja yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan bagi anggota organisasi yang akhirnya memenuhi kepuasan kerja anggota organisasi. 3. Hubungan Motivasi dengan Kepuasan Kerja A. Teori Motivasi dan Kepuasan Kerja Terdapat beberapa teori yang mengkaitkan antara motivasi dan kepuasan kerja. a. Teori Keadilan dan Kepuasan Kerja Teori keadilan ini membantu untuk memahami bagaimana seorang pegawai mencapai kesimpulan bahwa ia diperlakukan dengan adil atau tidak. Perasaan ini mmerupakan perasaan subjektif yang dapat mempengaruhi motivasi kerja.Untuk itu seorang pimpinan harus mengetahui bahwa pegawainya membandingkan imbalan, hukuman, tugas, serta dimensi lainnya antarpegawai. Beberapa cara untuk mengetahui adanya perasaan perlakuan tidak adil ini dapat dilakukan dengan: a) Manajer harus mengenal kesimpulan dari tindakan seseorang yang mengindikasikan bahwa ia telah mendapat perlakuan tidak adil.
  • 20. 15 b) Manajer harus mampu memberikan resolusi sederhana terkait isu ketidak-adilan yang dapat mengganggu distorsi input atau output. c) Manajer harus mampu mengenal klaim-klaim ketidak adilan. d) Manajer harus mampu mencegah klaim-klaim ketidak adilan dengan cara memperjelas apa yang sebenarnya mereka rasakan. b. Teori Kebutuhan Menurut teori ini manusia mempunyai beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi. Salah satu teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow menyebutkan bahwa manusia memiliki tingkat kebutuhan dari tingkat bawah sampai yangpaling tinggi, yaitu: kebutuhan fisiologis dasar, keselamatan dan keamanan, sosial dan kasih sayang, penghargaan dan aktualisasi diri. c. Teori Harapan dan Motivasi Teori harapan atau expectancy secara logis mencoba untuk menyusun kembali proses mental yang mengakibatkan seorang pegawai mencurahkan usaha dalam tugas tertentu. Diasumsikan bahwa usaha para pegawai diakibatkan oleh tiga hal, yaitu: kemungkinan subyektif pegawai yang berkaitan dengan kemampuan kerja, kemungkinan subjektif terhadap reward atau punishment yang terjadi sebagai hasil dari perilaku pimpinan, dan nilai pegawai yang menempatkan penghargaan dan hukuman. d. Job Desain dan Motivasi Motivasi dan kepuasan kerja juga dapat dilihat dari bagaimana pekerjaan didesain. Terdapat beberapa prinsip dasar dalam metode untuk mengklasifikasikan dan merancang pekerjaan, yakni: a) Pekerjaan yang disimplifikasi dapat dilakukan oleh setiap orang dengan pelaatihan yang sedikit. b) Pekerjaan yang distandarisasikan menggunakan cara terbaik untuk melaksanakannya. Ketentuan ini dapat ditetapkan melalui pengamatan tujuan dan analisis metode kerja.
  • 21. 16 c) Pekerjaan yang sudah dispesialisasikan membuat seseorang dapat dengan cepat mengembangkan keterampilan tanpa buang-buang waktu. B. Hubungan Antara Motivasi dengan Kepuasan Kerja Terdapat hubungan antara motivasi dan kepuasan dari seorang pekerja. Hubungan tersebut dapat dikategorikan dalam empat bagian, yaitu: a. Pegawai yang motivasi dan kepuasannya tinggi, ini merupakan keadaan ideal, baik bagi organisasi maupun bagi pegawai itu sendiri. Keadaan ini timbul bila sumbangsih yang diberikan oleh pegawai bernilai bagi organisasi, dimana pada gilirannya organisasi memberikan hasil yang diinginkan atau pantas bagi pegawai. b. Karyawan termotivasi untuk bekerja dengan baik, tetapi tidak merasa puas dengan kerja mereka. Beberapa alasan yang memungkinkan adalah karyawan membutuhkan pekerjaan dan uang. Uang dan pekerjaan tergantung pada kinerja yang baik, di satu sisi karyawan merasa bahwa mereka berhak mendapatkan gaji yang lebih atas kinerja yang diberikan kepada perusahaan, namun tidak mendapatkannya. c. Kinerja yang rendah dari karyawan namun mereka merasa puas dengan pekerjaannya. Perusahaan telah memberikan segala sesuatu sesuai dengan harapan karyawan sehingga karyawan tidak mengeluh, namun tidak ada timbal balik yang berarti bagi perusahaan sehingga kerugian dapat dirasakan dari sisi perusahaan. d. Karyawan tidak bekerja dengan baik dan tidak memperoleh rangsangan yang memuaskan dari perusahaan. Situasi seperti inilah yang akan mendorong keinginan pegawai untuk berhenti dari pekerjaan atau keputusan perusahaan untuk memberhentikan karyawan karena tidak ada manfaat yang dapat diperoleh baik oleh pegawai maupun perusahaan.
  • 22. 17 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Faktor-faktor kepuasan kerja yang diambil berdasarkan pada Job Descriptive Index, dimana terdapat pengukuran yang standar terhadap kepuasan kerja, yang meliputi beberapa faktor yaitu pekerjaan itu sendiri, mutu dan pengawasan supervisi, gaji atau upah, kesempatan promosi, dan rekan kerja. Job Description Index adalah pengukuran terhadap kepuasan kerja yang dipergunakan secara luas.Riset menunjukkan bahwa Job Description Index dapat menyediakan skala kepuasan kerja yang valid dalam skala yang dapat dipercaya. Seperti yang dikemukakan oleh Dipboye, Smith, dan Houkakawell, faktor-faktor tersebut meliputi: a. Pekerjaan itu sendiri Setiap karyawan lebih menyukai pekerjaan yang memberikan peluang kepada mereka untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki, yang mampu menawarkan satu varietas tugas, kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baiknya mereka dalam melakukan hal tersebut.Karakteristik tersebut membuat pekerjaan menjadi lebih menantang secara mental.Studi-studi mengenai karakteristik pekerjaan, diketahui bahwa sifat dari pekerjaan itu sendiri adalah determinan utama dari kepuasan kerja.Lima dimensi inti dari materi pekerjaan yang meliputi ragam ketrampilan (skillvariety), identitas pekerjaan (task identity), keberartian pekerjaan (task significance), otonomi (autonomy) dan umpan balik (feedback).Dari setiap dimensi inti dari pekerjaan mencakup sejumlah aspek materi pekerjaan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Adapun kaitan masing- masing dimensi tersebut dengan semakin besarnya keragaman aktivitas pekerjaan yang dilakukan, seseorang akan merasa pekerjaanya semakin berarti. b. Mutu Pengawasan Supervisi Kegiatan pengawasan merupakan suatu proses dimana seorang manajer dapat memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh
  • 23. 18 karyawannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Proses pengawasan mencatat perkembangan pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan sehingga memungkinkan manajer untuk dapat mendeteksi adanya penyimpangan dari apa yang telah direncanakan dengan hasil saat ini, dan kemudian dapat dilakukan tindakan pembetulan untuk mengatasinya. Perilaku pengawas merupakan hal penting yang menentukan selain dari kepuasan kerja itu sendiri. Sebagian besar dari studi yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa karyawan akan lebih puas dengan pemimpin yang lebih bijaksana, memperhatikan kemajuan, perkembangan dan prestasi kerja dari karyawannya. c. Gaji atau Upah Karyawan selalu menginginkan sistem penggajian yang sesuai dengan harapan mereka. Apabila pembayaran tersebut tampak adil berdasarkan pada permintaan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar pembayaran masyarakat pada umumnya, maka kepuasan yang dihasilkan akan juga tinggi. Upah sebagai jumlah keseluruhan pengganti jasa yang telah dilakukan oleh tenaga kerja yang meliputi upah pokok dan tunjangan sosial lainnya.Gaji merupakan salah satu karakteristik pekerjaan yang menjadi ukuran ada tidaknya kepuasan kerja, dalam artian ada atau tidaknya keadilan dalam pemberian gaji tersebut.Gaji atau upah yang diberikan kepada karyawan merupakan suatu indikator terhadap keyakinan seseorang pada besarnya upah yang harus diterima. d. Kesempatan Promosi Promosi merupakan perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan yang lain dimana jabatan tersebut memiliki status dan tanggung jawab yang lebih tinggi. Hal ini memberikan nilai tersendiri bagi karyawan, karena merupakan bukti pengakuan terhadap prestasi kerja yang telah dicapai
  • 24. 19 oleh karyawan.Promosi juga memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, untuk lebih bertanggung jawab dan meningkatkan status sosial.Oleh karena itu salah satu kepuasan terhadap pekerjaan dapat dirasakan melalui ketetapan dan kesempatan promosi yang diberikan oleh perusahaan. e. Rekan Kerja Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain, begitu juga dengan karyawan di dalam melakukan pekerjaannya membutuhkan interaksi dengan orang lain baik rekan kerja maupun atasan mereka. Pekerjaan seringkali juga memberikan kepuasan kebutuhan sosial, dimana tidak hanya dalam arti persahabatan saja tetapi dari sisi lain seperti kebutuhan untuk dihormati, berprestasi, dan berafiliasi. Rekan kerja juga merupakan bagian dari perwujudan salah satu teori motivasi menurut Alderfer yaitu kebutuhan akan hubungan (RelatednessNeeds), dimana penekanan ada pada pentingnya hubungan antar-individu (interpersonalrelationship) dan bermasyarakat (socialrelationship). Pada dasarnya seorang karyawan juga menginginkan adanya perhatian dari rekan kerjanya, sehingga pekerjaan juga mengisi kebutuhan karyawan akan interaksi sosial, sehingga pada saat seorang karyawan memiliki rekan kerja yang saling mendukung dan bersahabat, maka akan meningkatkan kepuasan kerja mereka. 2.4 Mengelola Potensi Kecerdasan dan Emosional SDM Konsep inteligensi atau kecerdasan bukanlah konsep yang statis.Mulai dikembangkan oleh Sir Farncis Galton pada tahun1869 dengan dasar pandangan bahwa kecerdasan pada dasarnya adalah kecerdasan intelektual
  • 25. 20 atau kemudian dikenal dengan istilah IQ. Konsep ini kemudian terus berkembang menjadi EQ (emotional quotient) atau kecerdasan emosional, SQ (social quiotient) atau kecerdasan social, ESQ (emotional social quotient) atau kecerdasan social dan emosional, AQ (adversity quotient) atau kecerdasan adversity, dan yang paling mutakhir kecerdasan kenabian (prophetic intelligence).Sampai saat ini ada beberapa konsep inteligensi atau kecerdasan yang sudah berkembang, antara lain: a. Kecerdasan intelektual (intellectual intelligence / IQ) b. Kecerdasan emosional (emotional intelligence / EQ) c. Kecerdasan spiritual (spiritual intelligence / SQ) d. Kecerdasan emosional spiritual (emotional spiritual intelligence /ESQ) e. Kecerdasan adversity (adversity intelligence / AQ) f. Kecerdasan kenabian (prophetic intelligence) 1. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional atau hati (Emotional Quotient, EQ) : Kemampuan untuk mengenal diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati dan kemampauan untuk berkomunikasi secara baik dengan orang lain. Termasuk kepekaan mengenai waktu yang tepat, kepatutan secara sosial, keberanian mengakui kelemahan, serta menyatakan dan menghormati perbedaan. Emotional Quotient (EQ) merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya serta kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi (Cooper dan Sawaf, dalam Armansyah, 2002). Peter Salovey dan Jack Mayer (dalam Armansyah, 2002) mendefenisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu
  • 26. 21 perkembangan emosi dan intelektual.Goleman (Armansyah, 2002) mempopulerkan pendapat para pakar teori kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri manusia yang berinteraksi secara aktif dengan aspek kecerdasan IQ dalam menentukan efektivitas penggunaan kecerdasan yang konvensional tersebut. Ia menyebutnya dengan istilah kecerdasan emosional dan mengkaitkannya dengan kemampuan untuk mengelola perasaan, yakni kemampuan untuk mempersepsi situasi, bertindak sesuai dengan persepsi tersebut, kemampuan untuk berempati, dan lain-lain. Jika kita tidak mampu mengelola aspek rasa kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu untuk menggunakan aspek kecerdasan konvensional kita (IQ) secara efektif. Penelitian tentang EQ dengan menggunakan instrumen BarOn EQ-i membagi EQ ke dalam lima skala: Skala intrapersonal: penghargaan diri, emosional kesadaran diri, ketegasan, kebebasan, aktualisasi diri; Skala interpersonal: empati, pertanggungjawaban sosial, hubungan interpersonal; Skala kemampuan penyesuaian diri: tes kenyataan, flexibilitas, pemecahan masalah; Skala manajemen stress: daya tahan stress, kontrol impuls (gerak hati); Skala suasana hati umum: optimisme, kebahagiaan (Stein dan Book, dalam Armansyah, 2002). Spiritual Quotient (SQ) adalah aspek konteks nilai sebagai suatu bagian dari proses berpikir/berkecerdasan dalam hidup yang bermakna Zohar dan Marshal, dalam Armansyah, 2002). Indikasi-indikasi kecerdasan spiritual ini dalam pandangan Danah Zohar dan Ian Marshal meliputi kemampuan untuk menghayati nilai dan makna-makna, memiliki kesadaran diri, fleksibel dan adaptif, cenderung untuk memandang sesuatu secara holistik, serta berkecenderungan untuk mencari jawaban-jawaban fundamental atas situasi-situasi hidupnya, dan lain-lain.Bagi Danah Zohar dan Ian Marshal spiritualitas tidak harus dikaitkan dengan kedekatan seseorang dengan aspek ketuhanan, sebab menurutnya seorang humanis ataupun atheis pun dapat memiliki spiritualitas tinggi. Hal ini berbeda dengan pandangan Ary Ginanjar Agustian (2001) bahwa penemuan tentang SQ ini justru telah membuktikan kebenaran agama Islam tentang konsep fitrah sebagai pusat
  • 27. 22 spiritualitas. Dalam kajian Zohar dan Marshal, pusat spiritualitas secara neuro-biologis disebut God Spot yang terletak pada bagian kanan depan otak. God Spot ini akan bersinar saat terjadi aktivitas spiritual. Dalam konsep Islam, God Spot itu diasosiakan dengan nurani, mata hati atau fitrah. Fitrah adalah pusat pengendali kebenaran yang secara built-in ada pada diri manusia yang dihunjamkan oleh Allah SWT pada jiwa manusia pada saat perjanjian primordial (QS. al-A’raf : 179). Pada tahun 1995an, berdasar berbagai hasil penelitian para pakar Psikologi dan Neurologi, Daniel Goleman mempopulerkan konsep Kecerdasan Emosional atau populer dengan singkatan EQ. Konsep ini menyatakan bahwa kecerdasan emosional sama pentingnya dengan kecerdasan rasional atau intelektual; bahkan dalam kehidupan sosial EQ bisa lebih berperan dibanding IQ 2. Kecerdasan Spiritual Spiritual adalah keyakinan yang berhubungan dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, contohnya seseorang yang percaya kepada Allah sebagai pencipta atau Penguasa (Achir Yani S.Hamid 1999). Spiritual adalah keyakinan atau hubungan dengan suatu kekuatan yang paling tinggi, kekuatan kreatif, makhluk yang berketuhanan, atau sumber keterbatasan enegi (Ozier, Erb, Blais & Wilkinson, 1995). Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan dengan suatu kekuatan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan (Carson, 1089). Dimensi spiritual berupaya untuk mempertahankan keharmonisan atau keselarasan dengna dunia luar, berjuang untuk menjawab atau
  • 28. 23 mendapatkan kekuatan ketika sedang menghadapi stress emosional, penyakit fisik, atau kematian.Kekuatan yang timbul diluar kekuatan manusia.(Kozie, Eerb.Blais& Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993). Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menarik makna dari setiap kejadian yang dialaminya. Disaat EQ masih hangat dalam pembicaraan para ahli atau praktisi, pada awal tahun 2000-an, Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada kecerdasan lain yang lebih paripurna yaitu Spiritual Quotient (SQ). Mereka merangkum berbagai penelitian sekaligus menyajikan model SQ sebagai kecerdasan paripurna (Ultimate Intellegence). Akan tetapi, SQ yang dikenalkan oleh Danah Zohar dan Ian Marshal belum menyentuh aspek ketuhanan dalam kaitannya dengan nilai-nilai agama.Aktivitas spiritual tersebut dapat juga dilakukan oleh seorang Atheis dalam bentuk kontemplasi atau perenungan tentang makna hidup atau sering juga disebut meditasi. Pada tahun 2001, Ary Ginanjar Agustian memberikan sentuhan spiritualitas Islam pada IQ, EQ, dan SQ dalam bukunya, “Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual berdasarkan 6 rukun Iman dan 5 rukun Islam”. Ary Ginanjar Agustian menyatakan bahwa IQ baru sebagai syarat perlu tetapi tidak cukup untuk meraih kesuksesan.Sementara EQ yang dipahami hanya sebatas hubungan antar manusia.Sementara SQ sering dipahami sebagai sikap menghindar dari kehidupan dunia. Hal ini mengakibatkan lahirnya manusia yang berorientasi pada dunia dan di sisi lain ada manusia yang lari dari permasalahan dunia untuk menemukan kehidupan yang damai. Dalam Islam kehidupan dunia dan akhirat harus terintegrasi dalam pikiran, sikap dan perilaku seorang muslim.
  • 29. 24 3. Kecerdasan Intelektual Kecerdasan pikiran atau mental (Intelligence Quotient (IQ) : Kemampuan manusia untuk menganalisis, berpikir, dan menentukan hubungan sebab- akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualisasikan sesuatu dan memahami sesuatu. Kecerdasan intelektual atau sering disebut dengan istilah IQ (intelligence quotient) sempat dimitoskan sebagai satu-satunya kriteria kecerdasan manusia.Adalah Sir Francis Galton ilmuwan yang memelopori studi IQ dengan mengembangkan tes sensori (1883). Galton berpendapat bahwa makin bagus sensori seseorang makin cerdas dia. Dalam bukunya Heredity Genius (1869) yang kemudian disempurnakan oleh Alfred Binet dan Simon. Dengan kecerdasan intelektual atau rasional kita mampu memahami, menganalisa, membandingkan, dan mengambil hikmah dari setiap masalah, peristiwa, dan kejadian yang terjadi pada masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang. Dalam kehidupan sehari-hari, pada umumnya kita menggunakan cara berpikir seperti ini. Bahkan konon, perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat sebagian besar terjadi karena berfungsinya secara optimal cara berpikir rasional. IQ pada umumnya mengukur kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan praktis, daya ingat (memory), daya nalar (reasoning), perbendaharaan kata, dan pemecahan masalah. Mitos ini dipatahkan oleh Daniel Goleman yang memperkenalkan kecerdasan emosional atau disingkat EQ (emotional quotient) dalam bukunya Working with Emotional Intelligence (1990) dengan menunjukkan bukti empirik dari hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa orang-orang yang IQnya tinggi tidak terjamin hidupnya akan sukses. Sebaliknya orang yang memiliki EQ tinggi, banyak yang menempati posisi kunci di dunia eksekutif. Asumsi ini diperkuat oleh Danah Zohar, sarjana fisika dan filsafat di MIT (Massachussetts Institute of Technology) yang memelopori munculnya kecerdasan spiritual atau
  • 30. 25 disingkat SQ (spiritual quotient) dalam bukunya Spiritual Intelligence – The Ultimate Intelligence (2000). 2.5 Membangun Kapabilitas dan Kompetensi SDM Modal manusia dalam organisasi sangat berharga karena kemampuan yang dimiliki dari manusia Sebagai bagian dari peran strategis, manajer SDM sering dipandang bertanggung jawab untuk memperluas kemampuan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Dewasa ini penekanan tersebut difokuskan pada kompetensi karyawan dalam organisasi demi kebutuhan organisasi untuk tumbuh di masa depan. Manajemen SDM harus memimpin dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam beberapa cara. Pertama, kemampuan yang diperlukan harus diidentifikasi dan dikaitkan dengan kerja dalam organisasi.identifikasi ini sering memerlukan kerjasama aktif antara profesional HR dan manajer operasional. Selanjutnya, penilaian terhadap kemampuan setiap karyawan.Pendekatan ini mensyaratkan bahwa perlunya identifikasi pemahaman kompetensi secara mendalam. Misalnya, dalam perusahaan dengan 100 karyawan, direktur HR mengembangkan rencana karir dan grafik suksesi untuk menentukan apakah perusahaan memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk mengoperasikan dan mengelola pertumbuhan serta mengharapkan peningkatan sebesar 70% selama empat tahun mendatang. Setelah perbandingan kesenjangan "antara kemampuan yang diperlukan dalam organisasi dan kompentensi karyawan diidentifikasi, kemudian langkah selanjutnya adalah membangun dan merancang pelatihan dan kegiatan .Fokus dalam memberikan bimbingan kepada seluruh karyawan dan menciptakan kesadaran tentang kemungkinan pertumbuhan karir dalam organisasi.Kepada seluruh pegawai diharapkan, terus meningkatkan kemampuan mereka dan mengetahui bahwa ada peluang pertumbuhan dalam organisasi yang dapat
  • 31. 26 mengakibatkan kepuasan kerja yang lebih besar dan lebih lama kerja dengan organisasi tersebut. 2.6 Konsep Audit Kinerja 1. Pengertian Audit Kinerja Secaraetimologi,auditkinerjaterdiriatasduakata,yaitu“audit”dan“kinerja”. AuditmenurutArens adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasiterhadap bukti-bukti yangdilakukanolehyang kompeten danindependenuntukmenentukan danmelaporkantingkat kesesuaianantarakondisiyangditemukan dan kriteriayangditetapkan. Sedangkanmenurut StephenPRobbins,kinerjamerupakanhasilevaluasiterhadap pekerjaanyang telahdilakukandibandingkan dengankriteriayang telahditetapkanbersama.Di pihaklain.Ayuha menjelaskan, “Perfomance isthe way ofjobortaskisdone by anindividual,a group of organization”. Darikedua definisitersebut,terlihatbahwa istilahkinerjamengarahpada dua hal yaitu proses danhasilyangdicapai. DefinisiyangcukupkomprehensifdiberikanolehMalan,Fountain,Arrowsmith ,danLockridge (1984), sebagai berikut :
  • 32. 27 “Perfomance auditingisasystematic processof objectivelyobtainingdanevaluating evidence regarding the performance of an organization, program, function, or activity. Evaluation is made in terms of its economy and efficiency of operations, effectiveness in achievingofdesireresults,andcompliancewith relevanpolicies,law,andregulations,forthe purposesofascertainingthedegree ofcorrespondence betweenperformance andestablished criteriaandcommunicatingtheresultsto interesttheusers.Theperformanceauditfunction providesanindependent,third-party reviewofmanagement’sperformance andthedegree to which theperfomanced of audited entity meets pre-stated expectation”. “Auditkinerja merupakansuatu prosessistematisdalammendapatkan dan mengevaluasibuktiyang secaraobjektifatassuatukinerjaorganisasi,program,fungsi,atau kegiatan. Evaluasidilakukanbedasarkanaspekekonomidanefisiensioperasi,efektivitas dalam mencapaihasilyang diinginkan,sertakepatuhanterhadap peraturan,hukum,dankebijakanyang terkait.Tujuan darievaluasiadalahuntukmengetahuitingkatketerkaitanantara kinerjadan kriteriayang ditetapkansertamengomunikasikanhasilnyakepadapihak- pihakyang berkepentingan.Fungsidariauditkinerja ialahmemberikanreview daripihak ketiga ataskinerja manajemen dan menilai apakah kinerjaorganisasi dapat memenuhi harapan.” Selanjutnya,Pasal4ayat(3)UUNo15Tahun2004Tentang Pemeriksaan PengelolaandanTanggung JawabKeuanganNegara,mendefinisikanauditkinerjasebagaiaudit ataspengelolaankeuangannegarayangterdiriataspemeriksaanaspekekonomi danefisiensi sertapemeriksaanaspekefektivitas.
  • 33. 28 Kemudian,bedasarkan PPNo.60Tahun2008tentang SPIP mendefinisikanaudit kinerja sebagai audit atas pengelolaan keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintahyang terdiri atas aspek kehematan, efisiensi, danefektivitas. Dariberbagaidefinisidiatasdapatdisimpulkanbahwa auditkinerjaadalahaudit yang dilakukansecaraobjektifdansistematis terhadapberbagaibuktiuntukmenilaikinerja entitasyangdiauditdalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. 2. Konsep Audit Kinerja a. Value For Money (VFM) Audit, Penilaian apakah manfaat yang dihasilkan oleh suatu program lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (spending well) atau masih mungkinkah melakukan suatu pengeluaran/belanja dengan lebih baik/bijak. b. Performance Audit, Ini adalah istilah baku secara Internasional. c. Audit Manajemen, Audit Operasional Atau Audit Ekonomi dan Efisiensi. Menilai aspek ekonomi dan efisiensi dari pengelolaan organisasi. d. Audit Program atau Audit Efektivitas. Menilai manfaat atau pencapaian suatu program. Perbedaan Audit Kinerja dan Audit Keuangan karakteristik a) Audit kinerja berusaha mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar berikut :  Apakah sesuatu yang benar telah dilakukan (doing the right things)?  Apakah sesuatu telah dilakukan dengan cara yang benar (doing the things right)
  • 34. 29 b) Proses audit kinerja dapat dihentikan apabila pengujian terinci dinilai tidak akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perbaikan manajemen atau kondisi internal lembaga audit dinilai tidak mampu untuk melaksanakan pengujian terinci. 3. ManfaatAuditKinerja A. PeningkatanKinerja a) Mengidentifikasi Masalah dan AlternatifPenyelesaiannya Auditorsebagaipihak independendapatmemberipandangankepadamanajemen untukmelihat permasalahan secaralebih detaildari sisioperasional. Sehubungandenganitu, auditordapatmelakukandiskusidengan orang-orangyang bergelutdalamoperasionaldan menginformasikan hal tersebut kepadamanajemen b) Mengidentifikasi Sebab-sebab Aktual dari Suatu Masalah Yang Dapat Dihadapi olehKebijaksanaan Manajemen atau Tindakan Lainnya Auditor harus dapat menetapkan masalahyangaktual dan solusi untuk mengatasinya. Auditorsebaiknyatidakmemberirekomendasiatauusulanbilaiatid akdapatmembantu proses rekomendasi tersebut. c) Mengidentifikasi Peluang dan Kemungkinan untuk Mengatasi Keborosan danKetidakefisienan Penguranganbiayamerupakanhalyangpenting dalamauditkinerja.Namun, penghematanbiayadapatmenjadisuatuhalyang besardalamjangkawaktuyang panjang.Biaya harusberadapadatingkatyang tepatdanjikaperlumelakukanpemotongan.Keputusan
  • 35. 30 mengurangi biayaharuslah mempertimbangankandampaknyabagi kegiatan operasional. d) Mengidentifikasi Kriteriauntuk Menilai Pencapaian Tujuan Organisasi Pada situasitertentu,kriteria tidakada.Olehsebabitu,auditor dapatmembantu manajemen dalam membangun kriteria itu. e) Melakukan Evaluasi atas SistemPengendalian Internal Auditorharusmenentukanapakahmekanisme telah menyediakaninformasitentang efektivan operasional, yaitu: (1). Apakah ada perbedaan tingkat kedalaman atau detail laporan; (2). Apakah ada informasi yang belum disajikan dalam laporan; (3). Apakah indikator kerjatelah dipertimbangkan dalam penyusunan laporan. f) Menyediakan Jalur Komunikasi antara TataranOperasional dan Manajemen Auditkerjadapatmenjadisaranauntukmenyampaikanpermasalah anyangtidak dapat tersalurkan melaluistrukturkomunikasiyangtelah disususun organisasi tersebut. g) Melaporkan Ketidakberesan Auditkerjadapatmenjadisaranauntukmenyampaikankepadaman ajemensetiap penyimpanganyangterjadi sehinggakerugian dandampakyanglebih besardapat diatasi. B. PeningkatanAkuntabilitas Publik Pada sektorpublik,auditkinerjadilakukanuntukmeningkatkanakuntabilitas berupa perbaikan pertanggungjawabanmanajemenkepada lembaga perwakilan,pengembanganbentuk- bentuklaporanakuntabilitas;perbaikan indikatorkinerja,perbaikan perbandinganpekerja antara organisasisejenisyang
  • 36. 31 diperiksa,sertapenyajianinformasiyang jelasdaninformatif.Perubahan danperbaikandapatterjadikarenatemuanataurekomendasiaudit.Umu mnya,rekomendasi dapatmenjadikunciatasperubahandanperbaikan.Olehsebabitu,penyu sunanrekomendasi yangbaik perlu diperhatikan. 4. TujuanAuditKinerja Standar PemeriksaanKeuanganNegara (SPKN) menyatakanbahwa auditkinerja mencakuptujuanyangluasdanbervariasi,termasuktujuanyangberkaitand enganpenilaian hasildan efektivitasprogram,ekonomidanefisiensi,pengendalian internal,ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta bagaimana cara untuk meningkatkanefektivitas. Jadi,dapatdisimpulkanbahwa tujuandasar dariauditkinerja ialahmenilaisuatu kinerja suatu organisasi, program, atau kegiatan yang meliputi audit atas aspek ekonomi, efisiensi,danefektivitas.Auditkinerja(performance audit)merupakanperluasanatasaudit laporan keuangan atas prosedur dan tujuan. 5. JenisAuditKinerja Audityang dilakukandalamauditkinerjameliputi auditekonomi,auditefisiensidan auditefektivitas.Auditekonomidanauditefisiensidisebutmanagementaud itatau operational audit, sedangkan auditefektivitas disebutprogram audit. a. Audit Ekonomi Konsepyangpertamadalampengelolaanorganisasisektorpublikialahe
  • 37. 32 konomi, yangberartipemerolehaninputdengankualitas dankuantitastertentu padahargayang terendah. Ekonomimerupakanperbandinganantarainputdaninputvalueyang dinyatakandalamsatuan moneter.Ekonomiterkaitdengansejauhmanaorganisasisectorpublikd apat meminimalisir inputresourceyangdigunakan,yaitudenganmenghindari pengeluaranyangboros dantidak produktif. b. Audit Efisiensi Konsepkedua dalammanajemenorganisasisectorpublikialah efisiensi,yaitu pencapaianoutputyangmaksimaldenganinputtertentuataudenganpen ggunaaninput yang terendahuntuk mencapaioutputtertentu. Efisiensi merupkan perbandinganinput/outputyang dikaitkan dengan standarkinerja atau targetyangtelah ditetapkan. Dapatdisimpulkanbahwaekonomimemilikiarti biayaterendah,sedangkanefisiensi mengacupada rasioterbaikantara outputdanbiaya(input).Inidikarenakankeduanya diukur dalamunityang berbeda,maka efisiensidapatterwujudketikadengan sumberdayayang ada dapatdicapaioutputyang maksimalatauoutput tertentudapatdicapaidengansumberdayayang sekecil-kecilnya. Auditekonomidanefisiensibertujuanuntukmenentukan suatuentitastelah memperoleh,melindungi,menggunakansumberdayanyasecaraekono mis,danefisien.Selain itu,juga bertujuanuntukmenentukandanmengidentifikasipenyebabterjadinya praktik-praktik yang tidakekonomisdanefisien,termasuk ketidakmampuanorganisasiuntukmengelolasistem informasi, administrasi, dan struktur organisasi. 2.7 Pelaksanaan Audit Kinerja
  • 38. 33 Pelaksanaanauditkinerja diseluruhdunia,termasukdiIndonesiaterusmengalami pasang surut.SebagaigambaranpadaNetherlandCourtofAudit(BPKBelanda),perkemba ngan auditdimulaidenganpemberian mandatuntukmelakukanauditkinerja pada tahun 1976.Pada awalnya, audit kinerjaberfokus padaefisiensi.Kemudian, merekamulai menyusun dan menyempurnakanmanualauditkinerjayang ada.Padaperkembangannya,merekamengintegrasi teknologiinformasidankomunikasidalamauditkinerja(antara lainuntukmenganalisisdata) serta menggunakanpendekatanstrategisdalammenyusuntemaaudit.PadaBPKBeland a,tema audityang berfokuspadamutudanakuntabilitaskebijakanpemerintahmerupakanperluasand ari auditkeuanganyangberfokus padapenganggaran. DiAustralianNationalAuditOffice(BPKAustralia),auditkinerjadimulaipada tahun1970-an.Auditkinerja mulaiberkembangdiAustraliakarenaketertarikanpemerintah, parlemen, danmasyarakatterhadap efektivitasprogramdanefisiensiadministrasipemerintah. Pada saatitu,departemenpemerintahbanyakdiberikankebebasanuntukmengelola operasi mereka,dengansedikit kendalidaripusat.Padaawalnya,pemeriksaankinerja hanyadivisikecil dariANAO.Antara tahun1980-1983,ANAO hanyamembuattujuhlaporanauditkinerja.Saat ini, ANAOmembuat hampir 50 laporan auditkinerjasetiap tahunnya. DiIndonesia,auditkinerjamulaidiperkenalkanpadatahun1976 yangdimulai denganmanagementauditcoursediBadan PemeriksaanKeuangan (BPK)denganbekerja sama denganUS-GAO.Serupadengannegara lain,auditkinerjadiIndonesiajugamengalamipasang surut.Sejaktahun2004- 2007,BPKtelahmelaksanakan99auditkinerja,denganrincian37audit dikantorpusatdan62auditdikantorperwakilandaerah.
  • 39. 34
  • 40. 35 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Human Resource Scorecard, sebuah bentuk pengukuran Human Resources yang mencoba memperjelas peran sumber daya manusia sebagai sesuatu yang selama ini dianggap intangible untuk diukur perannya terhadap pencapaian misi, visi dan strategi perusahaan.“What Gets Measured, Get Managed, Gets Done”, itulah dasar pemikiran dari konsep HR Scorecard. Motivasi dapat diartikan sebagai kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan dengan cara yang terararah untuk mencapai tujuan tertentu.Kepuasan kerja merupakan refleksi dari seorang karyawan terhadap pekerjaannya yang timbul bukan hanya sebagai hasil interaksi antara karyawan dengan pekerjaannya, tetapi juga dengan lingkungan kerja, situasi dan kondisi kerja serta rekan kerja karyawan. Secaraetimologi,auditkinerjaterdiriatasduakata,yaitu“audit”dan“kinerja”. AuditmenurutArens adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasiterhadap bukti-bukti yangdilakukanolehyang kompeten danindependenuntukmenentukan danmelaporkantingkat kesesuaianantarakondisiyangditemukan dan kriteriayangditetapkan.
  • 41. 36 DAFTAR PUSTAKA http://inoysupertramp.blogspot.co.id/2017/01/makalah-kinerja-karyawan.html, diakses pada tanggal 10 November 2017. http://mgt-sdm.blogspot.co.id/2010/11/human-resource-scorecard-dalam.html, diakses pada tanggal 10 November 2017. https://widiastutidyah.wordpress.com/2011/01/20/makalah-efektivitas- kecerdasan-terhadap-kinerja/, diakses pada tanggal 10 November 2017. http://setyabhaktiarumbudi.blogspot.co.id/2010/07/mengembangkan-kapabilitas- sumber-daya.html, diakses pada tanggal 11 November 2017. https://prezi.com/zue_bzaq0g1g/konsep-audit-kinerja/, diakses pada tanggal 11 November 2017. https://candlesinmyheart.files.wordpress.com/2013/01/makalah.pdf, diakses pada tanggal 12 November 2017.