SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
Download to read offline
Lulus OB dengan Senyuman
Season Finale
EDISI UAS
BAB 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 19 sampai mabok...
Diramu dengan bahan bahan herbal, tanpa bahan kimia, maupun bahan
berbahayaa seperti boraks dan formalin.
Dijamin Tok Cer!*
*Masa Jaminan habis manakala buku ini dilihat/digunakan. Gunakan dengan resiko ditanggung
penumpang.
DAFTAR ISI
1. Bab 9 : DASAR DASAR PERILAKU KELOMPOK halaman 1
2. Bab 10 : MEMAHAMI KERJA SAMA TIM halaman 8
3. Bab 11 : KOMUNIKASI halaman 13
4. Bab 12 : PENDEKATAN-PENDEKATAN DASAR KEPEMIMPINAN halaman 17
5. Bab 13 : ISU-ISU KONTEMPORER DALAM KEPEMIMPINAN halaman 21
6. Bab 14 : KEKUASAAN DAN POLITIK halaman 22
7. Bab 15 : KONFLIK DAN NEGOSIASI halaman 26
8. Bab 16 : DASAR-DASAR STRUKTUR ORGANISASI halaman 32
9. Bab 17 : KULTUR ORGANISASI halaman 34
10. Bab 18 : KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRAKTIKNYA halaman 38
11. Bab 19 : PERUBAHAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN STRES halaman 40
12. BONUS STAGE halaman 46
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page1
BAB 9
DASAR DASAR PERILAKU KELOMPOK
1. Kelompok  Dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung
untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Jenis-Jenis Kelompok
a. Kelompok Formal  Kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan oleh struktur
organisasi.
b. Kelompok Informal  Kelompok yang tidak berstruktur formal maupun secara
organisasional timbul sebagai respons terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
c. Kelompok Komando  Kelompok yang terdiri atas individu-individu yang melapor
secara langsung kepada seorang manajer.
d. Kelompok Tugas  Kelompok yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
e. Kelompok Kepentingan  Kelompok yang bekerja bersama untuk mencapai suatu
tujuan dengan kepentingan masing-masing.
f. Kelompok Persahabatan  Kelompok yang berkumpul bersama karena memiliki satu
atau lebih persamaan karakteristik.
3. Alasan Bergabung dengan Kelompok
a. Rasa Aman  mengurangi rasa tidak aman karena berdiri sendiri.
b. Status  memberikan pengakuan dan status bagi anggota kelompoknya.
c. Harga diri  memberi peningkatan perasaan harga diri kepada para anggota
kelompok.
d. Afiliasi  Interaksi dalam kelompok pada pekerjaan adalah sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan akan afiliasi.
e. Kekuatan  yang tidak dapat dicapai secara individu sering kali dapat dicapai melalui
tindakan kelompok.
f. Pencapaian Tujuan  terdapat saat dimana membutuhkan lebih dari satu orang
untuk menyelesaikan suatu tugas.
4. Tahap Perkembangan Kelompok
a. Model Lima Tahap ( Five Stage Group Development)
i. Forming (Pembentukan)  Karakteristik : Banyaknya Ketidakpastian atas
Struktur, Tujuan, dan Kepemimpinan Kelompok.
ii. Storming (Timbul Konflik)  Karakteristik : Konflik Intrakelompok. Anggota
menerima keberadaan kelompok, menolak batasan-batasan yang diterapkan
kelompok.
iii. Norming (Normalisasi)  Karakteristik : Hubungan yang dekat dan
kekohesifan. Terdapat rasa yang kuat akan identitas kelompok dan
persahabatan. Berkahir manakala struktur kelompok menjadi solid dan
kelompok telah mengasimilasi ekspektasi umum definisi yang benar atas
perilaku anggota.
iv. Performing (Berkinerja)  Karakteristik: Struktur telah sepenuhnya
fungsional dan diterima. Energi kelompok berpindah dari saling mengenal dan
memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.
v. Adjourning (Pembubaran)  Untuk kelompok sementara. Karakteristik :
Perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan penampilan
tugas. Kelompok mempersiapkan diri untuk pembubaran, sehingga kinerja
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page2
tugas yang tinggi tidak menjadi prioritas, perhatian diarahkan untuk
menyelesaikan aktivitas-aktivitas.
Diagram Model Lima Tahap
b. Model Ekuilibrium Tersebar (Punctuated-Equilibrium Model)
i. Pertemuan pertama menetukan arah kelompok
Kerangka kerja dan pola asumsi perilaku kelompok untuk mengadakan
pendekatan terhadap proyeknya muncul dalam pertemuan pertama.
ii. Fase pertama dari aktivitas kelompok adalah inersia (ketidakaktifan)
Pola-pola yang telah ditentukan makan akan menjadi ‘tertulis diatas batu”
kemungkinan tidak akan diperiksa kembali sampai paruh pertama kehidupan
kelompok tersebut. Kelompok cenderung berdiam diri dan terkunci dalam
tindakan yang tetap, meskipun kelompok mendapatkan wawasan baru yang
menantang pola dan asumsi awal, kelompok tidak dapat bertindak atas
wawasan baru tersebut-inilah yang disebut inersia.
iii. Transisi terjadi manakala suatu kelompok menggunakan setengah dari
waktu yang dimilikinya
Transisi yang ada terjadi pada paruh pertama usia kelompok tersebut. Hal ini
bekerja seperti alarm yang meningkatkan kesadara anggotanya bahwa waktu
mereka terbatas dan mereka harus bergerak.
iv. Transisi yang mencetuskan perubahan besar
Transisi yang terjadi dikarakteristikan sebagai suatu ledakan yang
terkonsentrasi, meninggalkan pola-pola lama, dan mengadopsi perspektif-
perspektif baru untuk Fase 2.
v. Fase kedua inersia mengikuti transisi tersebut
Fase 2 adalah sebuah ekuilibrium atau periode inersia baru. Kelompok
mengeksekusi rencana-rencana yang diciptakan selama periode transisi.
vi. Pertemuan terakhir kelompok dikarakteristikan oleh akselerasi aktivitas
yang mencolok
Dikarakteristikan sebagai ledakan terakhir aktivitas untuk menyelesaikan
pekerjaannya.
Diagram Model Ekuilibrium Tersebar
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page3
5. Peran  Serangkaian pola perilaku yang diharapkan dikaitkan erat dengan seseorang yang
menempati posisi tertentu dalam sebuah unit sosial.
6. Identitas Peran  Sikap-sikap dan perilaku tertentu yang konsisten dengan sebuah peran.
7. Persepsi Peran  Pandangan seorang individu atas bagaimana ia harus bertindak dalam
situasi tertentu.
8. Ekspektasi Peran  Apa yang diyakini orang lain mengenai bagaimana sesorang harus
bertindak dalam sebuah situasi tertentu.
9. Kontrak Psiklogis  Sebuah perjanjian tidak tertulis yang menentukan apa yang diharapkan
oleh manajemen dari karywan dan sebaliknya.
10. Konflik Peran  Sebuah situasi dimana seorang individu diharapkan dengan ekspektasi-
ekspektasi peran yang berlainan.
11. Norma  Standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam sebuah kelompok yang dianut
oleh para anggota kelompok.
12. Penelitian Hawtrone  Para pengamat mendapaatkan wawasan berharga mengenai
bagaimana periaku individu dipengaruhi oleh norma-norma kelompok. Kelompok pekerja
menentukan hasil yang pantas dan menentukan menetapkan norma-norma untuk tingkat
dasil yang pantas dan menetapkan norma-norma untuk tingkat kerja individu yang
menyesuaikan dengan hasil. Untuk menjalankan norma kelompok, para pekerja
menggunakan sarkasme, olok olok dan bahkan paksaan secara fisik untuk mempengaruhi
perilaku kelompok yang tidak dapat diterima dalam kelompok tersebut.
13. Norma Kelas Umum
a. Norma Kinerja
Kelompok kerja memberikan kepada anggotanya petunjuk eksplisit mengenai
seberapa keras mereka harus bekerja, bagaimana menyelesaikan pekerjaan, tingkat
hasil mereka, tingkat kelambanan yang pantas dan semacamnya. Hal ini sangat kuat
mempengaruhi kinerja karyawan.
b. Norma Penampilan
Meliputi hal-hal seperti pakaian yang pantas, loyalitas terhadap kelompok kerja atau
organisasi, kapan harus terlihat sibuk, kapan waktu yang pantas untuk bersantai.
c. Norma Pengaturan Sosial
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page4
Mengatur interaksi dalam kelompok.
d. Norma Alokasi Sumber Daya
Berasal dari dalam kelompok atau organisasi. Mencangkup hal-hal seperti bayaran,
penugasan pada pekerjaan sulit serta alokasi peralatan dan perlengkapan baru.
14. Konformitas  Menyesuaikan perilaku seseorang agar selaras dengan norma-norma
kelompok.
15. Kelompok Referensi  Kelompok penting dimana individu menjadi anggota atau berharap
menjadi anggotanya dan dengan norma-norma yang kemungkinan akan disesuaikan oleh
individu tersebut.
16. Eksperimen tentang Konformitas (Solomon Asch)  Hasil: Terdapat norma-norma kelompok
yang menekan kita menuju konformitas. Yaitu, kita menginginkan untuk menjadi salah satu
dari kelompok tersebut dan menghindari untuk terlihat berbeda.
17. Perilaku menyimpang di tempat kerja  Perilaku disengaja yang melanggar norma-norma
organisasional signifikan dan dengan melakukannya mengancam kesejahteraan organisasi
atau anggota-anggotanya.
Tipologi Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja
18. Status  Sebuah definisi atau pangkat yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada
kelompok atau anggota kelompok orang lain.
19. Teori Karakteristik Status  Teori yang menyatakan bahwa perbedaan dalam karakteristik
status menciptakan hierarki dalam kelompok.
20. Sumber Status
a. Pengaruh kekuasaan seseorang atas orang lain.
b. Kemampuan seseorang berkontribusi terhadap tujuan sebuah kelompok.
c. Karakteristik pribadi seorang individu.
21. Status dan Norma  Biasanya anggota yang memiliki status lebih tinggi akan diberi
kebebasan lebih untuk menyipang dari norma dibandingkan anggota kelompok lain.
22. Status dan Interaksi Kelompok  Biasanya anggota yang mempunyai status tinggi lebih tegas
dalam berbicara terbuka, mengkritik, menyatakan perintah dan menginterupsi orang lain.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page5
Perbedaan status ini menyebabkan rendahnya keragaman ide kreativitas dalam kelompok
karena anggota yang berstatus lebih rendah cenderung kurang aktif dalam diskusi kelompok.
23. Ketidaksetaraan Status  Ketidaksetaraan menyebabkan ketidakseimbangan yang
menghasilkan berbagai jenis perilaku korektif.
24. Status dan Kultur  Masing-masing individu dengan beragam latar belakang kultur
memberikan perbedaan status.
25. Kemalasan Sosial (Social Loafing)  Kecenderungan para individu untuk mengeluarkan usaha
yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individual.
26. Penyebab Kemalasan Sosial  Keyakinan bahwa orang lain dalam kelompok tidak memikul
bagian mereka secara adil. Jika melihat orang lain malas, anda akan membuatnya seimbang
dengan mengurangi usaha anda. Pemikiran atas tidak adanya ukuran yang digunakan untuk
mengukur kinerja individu dalam berkontribusi dalam kelompok memacu adanya free rider
dalam kelompok.
27. Kekohesifan  Tingkat dimana para anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan
termotivasi untuk tinggal dalam kelompok tersebut.
28. Hal yang mendorong kekohesifan
a. Membuat kelompok menjadi lebih kecil.
b. Mendorong untuk mengadakan perjanjian dengan tujuan kelompok.
c. Meningkatkan waktu yang dihabiskan anggota secara bersama-sama.
d. Meningkatkan status kelompok dan anggpan sulitnya menjadi anggota kelompok
tersebut.
e. Mendorong persaingan dengan kelompok lain.
f. Memberikan penghargaan kepada kelompok, tidak kepada anggota secara individual.
g. Secara fisik mengisolasi kelompok tersebut.
Hubungan Kekohesifan Kelompok, Norma-Norma Kinerja dan Produktifitas
29. Pengambilan Keputusan secara Kelompok
a. Keunggulan
i. Dapat menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap.
ii. Dapat meningkatkan keragaman pandangan
iii. Meningkatkan penerimaan atas sebuah solusi
b. Kelemahan
i. Relatif memakan waktu lebih lama (kurang efisien)
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page6
ii. Terdapat tekanan-tekanan konformitas dalam kelompok
iii. Dapat didominasi oleh satu atau sedikit anggota
iv. Adanya tanggung jawab ambigu dalam pengambilan keputusan
30. Efektivitas dan Efisiensi pengambilan keputusan kelompok vs individu
a. Segi Akurasi
Lebih akurat kelompok dibanding rata-rata akurasi individu. Lebih rendah dibanding
individu anggota yang paling akurat.
b. Segi Kreatifitas
Kelompok lebih efektif dari individu.
c. Segi Kecepatan
Individu lebih efektif dari kelompok.
d. Segi Penerimaan atas Solusi
Kelompok lebih efektif dari individu.
31. Pemikiran Kelompok  Fenomena yang menunjukan norma konsensus melampaui penilaian
atas sejumlah alternatif tindakan yang lebih realistis.
32. Tanda-tanda pemikiran kelompok
a. Para anggoata merasionalisasi semua penolakan terhadap asumsi-asumsi yang telah
mereka buat.
b. Para anggota memberikan tekanan tekanan langsung pada mereka yang untuk
sementara mengekspresikan keraguan tentang pandangan kelompok tersebut atau
yang mempertanyakan validitas argumen yang mendukung alternatif yang disukai
oleh mayoritas.
c. Para anggota memiliki keraguan atau sudut pandang berbeda enghindari perbedaaan
pendapat dengan apa yang tampak sebagai konsensus kelompok dengan tetap diam,
meminimalisasi kekhawatiran mereka.
d. Tampak adanya ilusi kebulatan suara.
33. Pergeseran Kelompok  Perubahan risiko keputusan antara keputusan kelompok dan
keputusan individu yang dibuat oleh anggota dalam kelompok dapat menjadi risiko yang
konservatif atau lebih besar.
34. Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok
a. Kelompok yang Berinteraksi (Interacting Group)
Anggota bertatap muka, mengandalkan interaksi verbal maupun non verbal untuk
berkomunikasi.
b. Tukar Pikiran (Brainstorming)
Dimaksudkan untuk mengatasi tekanan konformitas dalam kelompok yang
berinteraksi
c. Teknik Nominal Kelompok (Nominal Group Technique)
Bertemu secara tatap muka untuk menyatukan penilaian secara sistematis tetapi
independen.
Langkah-langkahnya:
i. Anggota bertemu, belum terjadi diskusi apa-apa, menuliskan ide-ide terhadap
permasalahan
ii. Masing masing anggota meberikan ide tunggal kepada kelompok. Tidak ada
diskusi sampai seluruh ide direakam.
iii. Kelompok mendiskusikan ide-ide terebut untuk kejelasan dalam melakukan
evaluasi
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page7
iv. Setiap anggota dengan diam dan independen memasukan ide-ide terebut
dalam peringkat yang berurutan. Ide dengan peringkat tertinggi menentukan
keputusan final.
d. Pertemuan dengan Media Elektronik (Electronic Meeting)
Para anggota berinteraksi melalui komputer yang memungkinkan anonimitas
komentar dan agregasi suara. Keuntungan: anonimitas, kejujuran, kecepatan.
Evaluasi Efektifitas Kelompok
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page8
BAB 10
MEMAHAMI KERJA SAMA TIM
1. Kelompok Kerja  Kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan
membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area
tanggung jawabnya.
2. Tim Kerja  Kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi
daripada jumlah masukan individual.
3. Kelompok Kerja vs Tim Kerja
4. Jenis-Jenis Tim
a. Tim Penyelesai Masalah  Kelompok yang terdiri atas 5 s.d. 12 karyawan dari
departemen yang sama yang bertemu selama beberapa jam setiap minggu untuk
mendiskusikan berbagai cara peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
b. Tim Kerja yang Mengelola Diri Sendiri Kelompok-kelompok yang terdiri atas 10-15
orang yang memikul tanggung jawab dari para pengawas mereka yang terdahulu.
c. Tim Lintas Fungsional  Para Karyawan yang berasal dari tingkatan hierarkis yang
kurang lebih sama, tetapi berbagai bidang pekerjaan yang berbeda yang berkumpul
untuk menyelesaikan sebuah tugas.
d. Tim Virtual  Tim yang menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan
anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama.
Diagram Jenis Tim
5. Model Efektivitas Tim
a. Konteks
i. Sumber Yang Memadai  Sumberdaya mempengaruhi kemampuan tim
untuk menyelesaikan pekerjaan.
ii. Kepemimpinan dan Struktur  Terdapat pembagian tanggung jawab dan
memastikan setiap anggota memberikan kontribusi yang sama dalam
berbagai beban kerja.
iii. Suasana Kepercayaan  Para anggota harus saling mempercayai.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page9
iv. Evaluasi Kinerja dan Sistem Penghargaan  Evaluasi dan sistem
penghargaan tradisional dan berorientasi secara individual harus diubah.
b. Komposisi
i. Kemampuan Para Anggota  Kinerja tim bergantung pada pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan para anggota individualnya.
ii. Kepribadian  Kepribadian individual menentukan kinerja tim.
iii. Mengalokasikan Peran  Orang-orang harus dipilih untuk memastikan
sebuah peran terisi.
Diagram Peran dalam Tim
1. Demografi Kelompok  Tingkat dimana anggota-anggota suatu
kelompok memiliki sifat demografi umum yang sama, seperti usia,
jenis kelamin, ras, tingkat pendidikan atau lamanya pelayanan dalam
organisasi dan pengaruh sifat-sifat ini terhadap perputaran anggota.
2. Pengikut (cohort)  Individu-Individu yang merupakan bagian dari
sebuah kelompok dan memiliki sifat yang sama.
iv. Kergaman  Tim yang heterogen akan memiliki kemampuan dan informasi
yang berbeda beda dan seharusnya lebih efektif.
v. Ukuran Tim  Secara umum tim paling efektif adalah yang berisi 7-9 orang.
vi. Fleksibilitas Anggota  Semakin fleksibel anggota, akan membuat suatu tim
mampu menyelesaikan tugas anggota lainnya.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page10
vii. Preferensi Anggota  Tim yang beerkinerja tinggi cenderung terdiri atas
orang-orang yang suka berkerja sama dalam suatu bagian kelompok.
c. Rancangan Kerja  Tim yang efektif harus bekerja sama dan menerima tanggung
jawab secara kolektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang signifikan.
d. Proses
i. Tujuan Umum  Tim yang efektif harus memiliki tujuan umum dan berarti
memberikan pengarahan, momentum, dan komitmen para anggotanya.
ii. Tujuan Khusus  Tim yang berhasil adalah yang mampu mengubah tujuan
umum menjadi tujuan kinerja yang realistis, bisa diukur dan khusus
iii. Efektivitas Tim  Tim yang efektif memiliki rasa percaya diri dalam diri
mereka.
iv. Tingkat Konflik  Konflik dapat memacu efektivitas tim.
v. Kemalasan Sosial Tingkat Kemalasan Sosial dapat menghambat efektivitas
tim.
Model Efektifitas Tim
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page11
Efek dari Proses Kelompok
6. Membentuk Pemain Tim
a. Seleksi  Harus bisa memlikih mana anggota yang memiliki keterampilan
antarpersonal untuk menjadi pemain tim.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page12
b. Pelatihan  Berbagai Pelatihan memungkinkan karyawan memperoleh kepuasan
yang didapat dari kepuasan tim.
c. Penghargaan  Sistem penghargaan harus diolah kembali untuk mendorong usaha-
usaha kooperatif dibandingkan usaha-usaha kompetitif.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page13
BAB 11
KOMUNIKASI
1. Komunikasi  Transfer dan pemahaman makna.
2. Fungsi Komunikasi
a. Kontrol  mengontrol perilaku anggota.
b. Motivasi  menjaga motivasi anggota.
c. Ekspresi Emosional jalan keluar ekspresi emosional.
d. Informasi  berperan memfasilitasi pengambilan keputusan.
3. Proses Komunikasi  Langkah-langkah di antara seorang sumber dan penerimanya yang
menghasilkan transfer dan pemahaman makna.
4. Arah Komunikasi
a. Dimensi Vertikal
i. Ke Bawah  Komunikasi yang mengalir dari satu tingkatan dalam kelompok
atau organisasi ke tingkatan yang lebih rendah.
ii. Ke Atas  Komunikasi mengalir menuju tingkatan yang lebih tinggi dalam
suatu kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan
umpan balik kepada pemegang kekuasaan, memberkan informasi kepada
pemegang keuaksaan mengenai proses pencapaian tujuan dan
menyampaikAn masalah-masalah terkini.
b. Dimensi Horizontal/Lateral  Komunikasi yang terjadi antar anggota kelompok pada
tingkatan yang sama atau setara posisinya. Komunikasi horizontal seringkali
dibutuhkan untuk menghemat waktu dan membantu koordinasi.
5. Komunikasi Antarpersonal
Jenis Kelebihan Kekurangan
Lisan  Penyampaian cepat
 Feedback cepat
kemungkinan penyimpangan setelah
dikomunikasikan kebanyak orang
sangat besar
Tertulis  mudah di deversifikasi
 lebih cermat
 dapat disimpan dalam waktu yang
lama
memakan banyak waktu untuk
mendapatkan feedback
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page14
Non
Verbal
dapat memberikan penegasan,
penekanan, dan menyampaikan hal
yang penting.
mudah disalah artikan sehingga
memperumit dalam komunikasi
6. Komunikasi Organisasi
a. Komunikasi Rantai (Chain)
Secara kaku mengikuti rantai komando formal. Jaringan ini
mewakili saluran-saluran komunikasi yang dapat anda temui
dalam suatu organisasi tiga tingkat yang kaku. Sangat efektif jika
akurasi komunikasi yang menjadi titik fokus
b. Komunikasi Roda (Wheel)
Komunikasi yang bergantung pada satu figur sentral yang
bertindak sebagai perantara komunikasi antara semua kelompok.
Jaringan roda memfasilitasi munculnya seorang pemimpin yang
kuat.
c. Komunikasi Jaringan Seluruh (All Channel)
Jaringan ini memungkinkan seluruh anggota kelompok untuk saling
berkomunikasi secara aktif. Semua anggota kelompok bebas untuk
berkontribusi dan tidak ada orang yang memegang peran
pemimpin. Sangat baik digunakan jika kepuasan anggota menjadi
tujuan utama
Jaringan Kelompok Kecil dan Kriteria Efektif
7. Jaringan Komunikasi Informal  Komunikasi antara orang-orang ya ada dalam suatu
organisasi, akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi.
Contohnya desas-desus.
8. Desas-Desus
Terjadi karena tidak adanya kontrol dari manajemen. Seringkali dipandang lebih dapat
dipercaya dan dapat diandalkan dari komunikasi formal yang dikeluarkan manajemen puncak.
Digunakan untuk memuaskan kepentingan pribadi orang-orang didalamya.
Saran Minimalisasi Konsekuensi Negatif Desas-Desus
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page15
9. Komunikasi Berbantuan Komputer
a. Email
Mengubah komunikasi organisasi secara dramatis contohnya email yang dapat
mengurangi jumlah memo, surat dan panggilan telepon yang masa lalu digunakan
untuk berkomunikasi diantara mereka sendiri dengan para pemasok, pelanggan, atau
pihak-pihak yang berkepentingan lain. Menggunakan internet untuk menyampaikan
dan menerima teks serta dokumen yang diolah dan dihasilkan oleh komputer.
b. Pesan Instan/Instant Messaging
Cara yang cepat dan murah bagi para manager untuk tetap berhubungan dengan para
karyawan dan bagi karyawan untuk tetap berhubungan satu sama lain tanpa dibatasi
oleh jarak
c. Koneksi Internet dan Ekstranet
d. Video Conference
Sistem ini memungkinkan para karyawan dalam sebuah organisasi untuk mengadakan
pertemuan dengan orang yang berada dilokasi yang berlainan.
10. Manajemen Pengetahuan  Proses untuk mengorganisasikan dan mendistribusikan
pengetahuan kolektif suatu organisasi sehingga informasi yang tepat disampaikan kepada
orang yang tepat pada saat yang tepat.
11. Kekayaan Saluran  Jumlah informasi yang dapat disampaikan selama satu episode
komunikasi, artinya hal ini menawarkan lebih dari satu petunjuk informasi (kata-kata, postur,
mimik wajah, sikap, intonasi).
12. Beberapa Saluran Kaya memiliki Kemampuan
a. Menangani lebih dari satu petunjuk pada waktu bersamaan
b. Memfasilitasi umpan balik yang cepat
c. Bersifat sangat pribadi
13. Hambatan Komunikasi Efektif
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page16
a. Penyaringan  Manipulasi informasi oleh pengirim sehingga akan lebih nyaman bagi
pihak penerima
b. Perspepsi Selektif  Melhat dan Mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi,
pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadi mereka yang lain.
c. Kelebihan Informasi  Suatu kondisi dimana informasi yang masuk melebihi
kapasitas pemrosesan seorang individu.
d. Emosi  Apa yang sedang dirasakan oleh penerima menentukan cara ia
menerjemahkannya.
e. Bahasa  berbeda suku, ras, budaya, negara mempengaruhi cara berkomunikasi dan
pemahaman seseorang akan pesan yang disampaikan.
f. Kesulitan Komunikasi  Ketegangan dan kegelisahan yang tidak semestinya terkait
komunikasi lisan, tertulis, atau keduanya.
14. Isu-isu Terkini dalam Komunikasi
a. Hambatan –hambatan komunikasi antara laki-laki dan perempuan
b. Sikap diam sebagai Komunikasi
c. Komunikasi yang “benar secara politik”
d. Komunikasi lintas kultural
15. Konteks Kultural
ultur konteks tinggi adalah kultur yang sangat mengandalkan petunjuk-petunjuk non verbal
dan situasional yang halus ketika berkomunikasi dengan orang lain. Kultur konteks rendah
adalah kultur yang sangat mengandalkan kata-kata untuk menyampaikan makna dalam
komunikasi
16. Pandangan Kultural
a. Asumsikan perbedaan hingga kesamaan ditemukan
b. Tekankan diskripsi alih-alih interprestasi atau evaluasi
c. Praktikan empati
d. Perlakukan interprestasi anda sebagai hipotesis kerja
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page17
BAB 12
PENDEKATAN-PENDEKATAN DASAR KEPEMIMPINAN
1. Kepemimpinan (Leadership) Kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok untuk
mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan.
2. Perbedaaan Manajemen dan Kepemimpinan
3. Teori Sifat Kepemimpinan (Trait Theories of Leadership)
Merupakan teori yang membedakan para pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin,
dengan cara berfokus pada sifat dan karakteristik pribadi. Dengan kata lain, “seorang
pemimpin tidak seperti orang-orang lain”. Pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan, sebab
individu yang lahir telah membawa ciri-ciri tertentu.
4. Teori Perilaku
Merupakan teori-teori yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu membedakan
pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin.
Teori sifat berasumsi bahwa pemimpin dilahirkan dan bukan diciptakan. Namun bila ada
perilaku-perilaku tertentu yang mengidentifikasikan pemimpin, kita bisa mangajarkan
kepemimpinan, kita bisa rancang program untuk menanamkan pola pola perilaku ini dalam
diri mereka yang ingin menjadi pemimpin yang efektif.
5. Kajian dari Ohio State University
Terdapat 2 kategori yang menjelaskan perilaku kepemimpinan, yaitu:
a. Struktur awal merujuk pada tingkat sampai mana seorang pemimpin akan
menetapkan dan menyusun perannya dan peran para bawahannya dalam usaha
mencapai tujuan.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page18
b. Tenggang rasa  Tingkat sampai mana seorang pemimpin akan memiliki hubungan
profesional yang ditandai oleh kesaling percayaan, rasa hormat terhadap ide-ide anak
buah, dan rasa hormat terhadap perasaan-perasaan mereka.
6. Kajian dari University of Michigan
Terdapat 2 kategori yang menjelaskan perilaku kepemimpinan, yaitu:
a. Berorientasi Karyawan  Menekankan hubungan antarpersonal; mementingkan
kebutuhan para karyawan, dan menerima perbedaan-perbedaan individual di antara
para anggota.
b. Berorientasi Produksi  Seorang pemimpin yang menekankan aspek-aspek teknis
atau tugas dari suatu pekerjaan tertentu. Perhatian utama adalah penyelesaian tugas.
Tabel Manajerial
Matriks 9-9 yang menggambarkan 81 gaya kepemimpinan yang berbeda.
Kepemimpinan (9,9) berkinerja sangat baik; (1,9) tipe otoritas; dan (9,1) tipe laissez-
faire.
7. Teori Kemungkinan  Meramalkan keberhasilan kepemimpinan itu sangat rumit dan
ditentukan oleh berbagai pengaruh situasional.
8. Model Fiedler
Teori bahwa kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya interaksi seorang
pemimpin dengan bawahannya serta sejauh mana situasi tersebut menghasilkan kendali dan
pengaruh untuk pemimpin tersebut;
a. Mengidentifikasi Gaya Kepemimpinan  Kuesioner rekan kerja yang paling tidak
disukai (least preferred coworker-LPC): instrumen yang digunakan untuk mengukur
apakah seorang berorientasi tugas atau hubungan.
b. Memahami Situasinya  3 dimensi kemungkinan yang menurutnya menentukan
faktor-faktor situasional kunci yang menentukan efektivitas kepemimpinan, sebagai
berikut:
i. Hubungan Pemimpin-anggota: Tingkat Kepatuhan, Kepercayaan, dan rasa
hormat para anggota terhadap pemimpin mereka.
ii. Struktur Tugas: Tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan diproseduralkan
(yaitu, terstruktur dan tidak terstruktur);
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page19
iii. Kekuatan Posisi: Tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang pemimpin atas
variabel2 kuasa seperti perekrutan, pemecatan, pendisiplinan, promosi dan
kenaikan gaji
c. Mencocokkan pemimpin dan situasi  Dengan mengganti pemimpin agar sesuai
dengan situasi yang ada atau dengan mengubah situasi agar sesuai dengan sang
pemimpin.
d. Evaluasi  Tidak selalu penilaian responden stabil. Pada prakteknya teori ini kadang
tidak sesuai, sehingga diperlukan evaluasi.
e. Teori Sumber Daya Kognitif  Peran stress sebagai salah satu bentuk situasional yang
kurang menguntungkan serta bagaimana kecerdasan dan pengalaman seorang
pemimpin mempengaruhi reaksinya terhadap stress.
Temuan-temuan dari Model Fiedler
9. Teori Situasional Hersey dan Blanchard
Berfokus pada kesiapan para pengikut; Mampu dan Bersedia.
Perilaku mana yang paling efektif tergantung pada kemampuan dan kesiapan pengikut.
Pada dasarnya pendekatan kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard
mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan yang khusus: dari sangat direktif, partisipatif,
supportif, sampai laissez-faire.
Sedangkan kesiapan dalam konteks ini adalah merujuk pada sampai dimana pengikut memiliki
kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
10. Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota
Penciptaan kelompok-kelompok kesayangan dan kelompok-kelompok bukan kesayangan oleh
para pemimpin, bawahan-bawahan dengan status kelompok kesayangan memperoleh
penilaian kinerja yang lebih tinggi, pengantian yang lebih rendah, dan kepuasan kerja yang
lebih baik.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page20
pemilihan pemimpin atas kelompok kesayangan adalah berdasarkan karakteristik kepribadian
dan sikap yang mirip dengan pemimpin tersebut atau tingkat kompetensi yang lebih tinggi
daripada anggota-anggota bukan kesayangan.
Diagram Teori Pertukaran Anggota-Pimpinan
11. Teori Jalan Tujuan
Teori yang mengemukakan bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu para
pengikut dalam mencapai tujuan-tujuan mereka dan untuk memberi pengarahan yang
dibutuhkan dan/ atau dukungan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka selaras
dengan tujuan umum kelompok atau organisasi.
Ada 4 perilaku pemimpin, yaitu:
a. Pemimpin yang direktif,
b. Pemimpin yang supportif,
c. Pemimpin yang partisipatif, dan
d. Pemimpin yang berorientasi pada pencapaian
12. Model Pemimpin-Partisipasi  Sebuah teori kepemimpinan yang menyediakan serangkaian
peraturan untuk menentukan bentuk dan jumlah pembuatan keputusan partisipatif dalam
berbagai situasi yang berbeda.
Variabel Kemungkinan dalam Model Pemimpin-Partisipasi yang telah direvisi
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page21
BAB 13
ISU-ISU KONTEMPORER DALAM KEPEMIMPINAN
1. Teori Kepemimpinan Kontemporer
a. Pemimpin Karismatik
Kharisma merupakan anugerah atau suatu sifat tertentu dari seseorang yang
membedakan mereka dari orang kebanyakan, biasanya dipandang memiliki
keistimewaaan.
Karakter Pemimpin Kharismatik
1. Visi dan Artikulasi
2. Risiko Pribadi
3. Sensitif dengan kebutuhan bawahan
4. Perilaku yang tidak konvensional (Unik dan Inovatif)
b. Pemimpin Transaksional dan Transformasional
- Pemimpinan transaksional adalah pemimpin yang membimbing atau memotivasi
para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
memperjelas peran dan tugas mereka.
- Pemimpin transformasional adalah menginspirasi para pengikutnya untuk
mengeyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan
mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya.
c. Pemimpin Autentik
- Mengenal betul diri mereka, sangat memahami keyakinan dan nilai-nilai yang
dianutnya serta bertindak berdasarkan niai dan keyakinan tersebut secara
terbuka dan jujur, Etis dan dipercaya oleh bawahannya.
- Kepercayaan merupakan ekspektasi bahwa orang lain tidak akan (melalui kata-
kata atau tindakan dan kebijakan) bertindak secara opportunistik.
2. Peran Kepemimpinan Kontemporer
a. Kepemimpinan Tim
Peran pemimpin tim : penghubung dengan pihak eksternal, orang yang
menyelesaikan masalah, manajer konflik dan pelatih.
b. Mentoring
Mentor adalah karyawan senior yang membantu dan mendukung karyawan yang
masih kurang berpengalaman
c. Kepemimpinan mandiri
Mentor adalah karyawan senior yang membantu dan mendukung karyawan yang
masih kurang berpengalaman
d. Kepemimpinan online
memimpin dengan mengandalkan kemajuan teknologi (digital/tertulis) dengan fisik
yang tidak harus berada di tempat
3. Cara Menemukan Dan Menciptakan Pemimpin Yang Efektif
Ada 2 cara dalam menemukan dan menciptakan pemimpin yang efektif, yaitu:
- Seleksi, contohnya : ujian, tes kepribadian, wawancara
- Pelatihan, Pelatihan dapat mengajarkan keterampilan implementasi, dapat
mengajarkan keahlian seperti membangun kepercayaan dan mentoring,
pemimpin juga bisa diajari keahlian untuk menganalisis situasi.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page22
BAB 14
KEKUASAAN DAN POLITIK
1. Kekuasaan  Kemampuan yang dimiliki seseorang (individu A) untuk mempengaruhi perilaku
orang lain (individu B) sehingga orang tersebut (B) bertingkah sesuai keinginan individu A.
2. Ketergantungan  Hubungan Individu B dan A ketika A memiliki sesuatu yang dibutuhkan
oleh B.
3. Kepemimpinan vs Kekuasaaan
Indikator Kepemimpinan Kekuasaan
Kesesuaian Tujuan Mensyaratkan keserasian
tujuan pemimpin dengan
yang dipimpin.
Tidak mensyaratkan
kesesuaian tujuan, hanya
ketergantungan.
Arah Pengaruh Berfokus pada pengaruh ke
bawah kepada para
pengikut. Meminimalkan
pola pengaruh kesamping
dan ke atas.
Tidak meminimalkan pola
pengaruh ke samping dan ke
atas.
Penekanan Penelitian Penelitian tentang
kepemimpinan banyak
menekankan tentang
“gaya”.
Mencangkup bidang yang
lebih luas dan terfokus pada
taktik-taktik untuk
memperoleh kepatuhan
anak buah.
4. Kekuasaan Formal
a. Kekuasaan Koersif  Landasan kekuasaan yang bergantung pada rasa takut.
Mengandalkan aplikasi, ancaman aplikasi, sanksi fisik yang menimbulkan rasa sakit,
menimbulkan frustasi melalui pembatasan gerak atau pengendalian paksa terhadap
kebutuhan dasar fisiologis atau keamanan.
b. Kekuasaan Imbalan  Kepatuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan
memberikan imbalan yang dipandang bernilai oleh orang lain. Berlawanan dengan
kekuasaan koersif.
c. Kekuasaan Legitimasi  Kekuasaan yang diterima oleh seseorang karena posisinya
dalam hierarki formal sebuah organisasi. Perlambang kewenangan formal untuk
mengendalikan dan memanfaatkan sumber-sumber daya organisasi. Mencangkup
penerimaan wewenang suatu jabatan oleh anggota-anggota dalam sebuah organisasi.
5. Kekuasaan Pribadi
a. Kekuasaan Karena Keahlian  Pengaruh berdasarkan keterampilan atau
pengetahuan khusus.
b. Kekuasaan Rujukan  Pengaruh yang didasarkan pada kepemilikan sumber daya
atau sifat-sifat pribadi yang menyenangkan dari seseorang. Berkembang dari
kekaguman terhadap orang lain dan hasrat menjadi seperti orang tersebut.
6. Kekuasaan Formal vs Pribadi. Mana yang lebih efektif?  Kekuasaan Pribadi lebih efektif.
Kekuasaan pribadi lebih berkaitan dengan kepuasan karyawan terhadap penyeliaan,
komitmen keorganisasian mereka, dan kinerja mereka.
7. Penyebab Ketergantungan
a. Nilai Penting  Jika tak seorangpun menginginkan yang anda miliki, ketergantungan
kepada anda tidak akan tercipta.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page23
b. Kelangkaan  Kepemilikan sumber daya yang langka-dalam hal ini pengetahuan-
menjadikan pemimpin bergantung pada bawahan.
c. Keadaan Tidak Tergantikan  Semakin sedikit penggati yang tersedia bagi suatu
sumberdaya, semakin besar kekuasaan yang diberikan oleh kontrol atas sumber daya
tersebut.
8. Taktik Kekuasaan  Cara individu menerjemahkan landasan kekuasaan ke dalam tindakan-
tindakan tertentu.
9. Sembilan Macam Taktik Pengaruh
a. Legitimasi  Mengandalkan posisi kewenangan seseorang atau menekankan bahwa
sebuah permintaan selaras dengan kebijakan atau ketentuan dalam organisasi.
b. Persuasi Rasional  Menyajikan argumen-argumen logis dari berbagai bukti faktual
untuk memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal.
c. Seruan Inspirasional Mengembangkan komitmen emosional dengan cara
menyerukan nilai-nilai, kebutuhan, harapan dan aspirasi dari sebuah sasaran.
d. Konsultasi Meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran
dengan cara melibatkannya dalam memutuskan bagaimana rencana atau perubahan
akan dijalankan.
e. Tukar Pendapat Memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa uang
atau penghargaan lain sebagai ganti karena mau menaati suatu permintaan.
f. Seruan Pribadi Meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan.
g. Menyenangkan Orang Lain Menggunakan rayuan, pujian, atau perilaku bersahabat
sebelum membuat permintaan.
h. Tekanan Menggunakan perigatan, tuntutan tegas, dan ancaman,
i. Koalisi Meminta bantuan orang lain untuk membujuk sasaran (target) atau
menggunakan dukungan orang lain sebagai alasan agar si sasaran setuju.
10. Efektifitas Taktik Pengaruh Konsultansi paling efektif, Tekanan paling tidak efektif dan
sering menjadi bumerang.
11. Taktik yang seharusnya dipilih menurut arah pengaruh
Pengaruh ke Atas Pengaruh ke Bawah Pengaruh ke Samping
Persuasi Rasional Persuasi Rasional Persuasi Rasional
Seruan Inspirasional Konsultasi
Tekanan Menyenangkan Orang Lain
Konsultasi Tukar Pendapat
Menyenangkan Orang Lain Legitimasi
Tukar Pendapat Seruan Pribadi
Legitimasi Koalisi
12. Kekuasaan dalam kelompok  Koalisi
13. Koalisi  Suatu kelompok informal yang diikat bersama dengan sebuah isu yang
diperjuangkan bersama pula.
14. Ketidak seimbangan kekuasaan ditempat kerja  menimbulkan Pelecehan Seksual
15. Pelecehan Seksual  Segala aktivitas yang bersifat seksual yang tidak diinginkan dan
mempengaruhi pekerjaan seorang individu serta menciptakan suasana kerja yang tidak
nyaman.
16. Cara agar terhindar dari pelecehan Seksual
a. Pastikan ada kebijakan yang tepat mendefinisikan hal-hal yang merupakan pelecehan
seksual, yang memberi tahu karyawan bahwa mereka dapat dipecat karena
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page24
melakukan pelecehan seksual semacam itu kepada karyawan lain, dan yang
menetapkan prosedur untuk menyampaikan keluhan.
b. Yaknkan karyawan bahwa mereka tidak akan menghadapi balasan jika mereka
menyampaikan keluhan mereka.
c. Selidiki setiap keluhan, ikut sertakan divisi legal dan sumber daya manusia
perusahaan.
d. Pastikan bahwa pelaku terkena sanksi atau diberhentikan.
e. Adakan seminar internal untuk membangkitkan kesadaran karyawan akan isu-isu
seputar pelecehan seksual.
17. Perilaku Politik  Kegiatan yang tidak dipandang sebagai bagian dari peran formal seseorang
dalam organisasi, tetapi yang mempengaruhi, atau berusaha mempengaruhi, distribusi
keuntungan dan kerugian di dalam organisasi.
a. Perilaku Politik yang sah  Politik sehari-hari yang normal.
b. Perilaku Politik yang tidak sah  Perilaku politik berat yang menyimpang dari aturan
main yang telah ditentukan.
18. Faktor Perilaku Politik
a. Faktor Individu
i. Kemampuan merefleksi diri yang baik
ii. Pusat Kendali Internal
iii. Kepribadian High Mach (Lincah)
iv. Investasi Organisasi
v. Alternatif Pekerjaan yang diyakini ada
vi. Harapan akan kesuksesan
b. Faktor Organisasi
i. Realokasi Sumber Daya
ii. Peluang Promosi
iii. Tingkat kepercayaan rendah
iv. Ambiguitas Peran
v. Sistem evaluasi kinerja yang tidak jelas
vi. Praktik imbalan zero-sum (perolehan hangus karena kurang memuaskan,
memotivasi karyawan untuk menganggap bahwa tercapainya tujuan adalah
harga mati sehingga keuntungan apapun yang didapat satu orang atau
kelompok harus diperoleh dengan mengorbankan orang atau kelompok lain)
vii. Pengambilan keputusan yang demokratis
viii. Tekanan kinerja tinggi
ix. Manajer senior yang egois
19. Tanggapan Karyawan terhadap Politik Organisasi
a. Kepuasan Kerja Menurun
b. Kecemasan dan Stres Meningkat
c. Tingkat Perputaran Karyawan Meningkat
d. Kinerja Menurun
20. Perilaku Defensif Perilaku reaktif dan protektif unruk menghindari aksi disalahkan atau
perubahan.
a. Menghindari Aksi
i. Terlalu Tunduk pada AturanSecara ketat menafsirkan tanggung jawab
ii. Melempar Tanggung JawabMengalihkan tanggung jawab atas pelaksanaan
tugas atau pengambilan keputusan kepada orang lain.
iii. MembisuPura-Pura Tidak Tahu atau Pura-Pura tidak mampu.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page25
iv. Mengulur-ulur WaktuMemperlama tugas sehingga terlihat sibuk.
v. MenipuBersikap mendukung di depanumum, padahal secara pribadi hanya
berbuat sedikit atau tidak berbuat sama sekali.
b. Menghindari Dipersalahkan
i. Memoles Upaya menutupi kelemahan. Secara cermat dan saksama
mendokumentasika aktivitas yang hanya memproyeksikan citra kompetensi
dan ketelitian.
ii. Bermain Aman Menghindari situasi yang menunjukan kelemahan.
Membatasi ungkapan penilaian. Mengambil posisi netral dalam konflik.
iii. Membenarkan Menyusun penjelasan-penjelasan yang mengurangi
tanggung jawab seseorang atas suatu hasil negatif dan/atau memaafkan
untuk menunjukan penyesalan.
iv. Mecari Kambing Hitam Menyalahkan hasil negatif pada faktor-faktor
eksternal yang tidak selayaknya dipersalahkan.
v. Misrepresentasi (tidak menampilkan yang sebenarnya) Manipulasi
informasi dengan distorsi, menambah-nambah biar bagus, penipuan,
presentasi selektif, atau pembingungan.
c. Menghindari Perubahan
i. Pencegahan Mencoba mencega terjadinya perubahan yang dirasa
mengancam.
ii. Perlindungan Diri Bertindak dengan berbagai cara untuk melindungi
kepentingan pribadi seseorang selama masa perubahan dengan menjaga
informasi atau sumberdaya-sumberdaya lainnya.
iii. Perilaku Defensif Perilaku reaktif dan protektif unruk menghindari aksi
disalahkan atau perubahan.
iv. Pengaturan Kesan Proses yang dengannya individu-individu berupaya
mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadap mereka.
21. Teknik Pengelolaan Kesan
a. Keselarasan Sepakat dengan pendapat seseorang untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Alasan Penjelasan mengenai suatu kejadian yang menyebabkan situasi sulit dengan
maksud meminimalkan kerumitan situasi sulit tersebut.
c. Permintaan Maaf Mengakui tanggung jawab atas kejadian yang tidak diharapkan,
sekaligus minta maaf atas tindakan tersebut.
d. Promosi Diri Menyoroti sifat-sifat terbaik, meremehkan kekurangan, menonjolkan
prestasi diri sendiri.
e. Pujian Menyenangkan orang lain dengan menyebut kebaikan mereka agar diri
sendiri tampak perseptif dan disukai.
f. Sesuatu yang Menyenangkan Melakukan sesuatu yang menyenangkan seseorang
untuk mendapatkan persetujuan orang tersebut. (Apa bedanya dengan keselarasan?
Mirip sih tapi lihat contohnya di buku II hal 159)
g. Asosiasi Menaikan atau melindungi citra seseorang dengan mengatur informasi
tentang orang dan hal-hal yang dengannya orang diasosisikan.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page26
BAB 15
KONFLIK DAN NEGOSIASI
1. Definisi Konflik
a. Kreitner dan Kinicki, 2005  Konflik adalah suatu proses dimana satu pihak
menganggap bahwa pihak lain menentang atau menghalangi kepentingan-
kepentingannya.
b. Greenberg and Baron, 2003  Konflik adalah sebuah proses dimana suatu kelompok
mempersepsikan kelompok lain akan mendapatkan atau menggunakan tindakan yang
bertentangan dengan kelompoknya.
c. Dari Buku  Konflik adalah sebuah proses yang dimulai ketika suatu pihak memiliki
persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan
mempengaruhi secara negatif sesuatu yang menjadi perhatian dan kepentingan pihak
pertama.
2. Perkembangan Pemikiran tentang Konflik
Tradisional Makhluk Hidup Interaksionis
 Pandangan terhadap
perilaku kelompok pada
tahun 1930-an dan
1940-an.
 Semua konflik adalah
buruk.
 Konflik dipandang
sebagai akibat
disfungsional dari
komunkasi yang buruk,
tidak adanya
keterbukaan dan
kepercayaan
antaranggota, serta
ketidakmampuan para
manajer untuk tanggap
terhadap kebutuhan
dan aspirasi karyawan
mereka.
 Konflik harus dihindari,
dan hanya perlu
mengarahkan perhatian
pada sebab-sebab
konflik serta
mengoreksi malfungsi
ini untuk memperbaiki
kinerja kelompok dan
organisasi.
 Pandangan pada akhir
tahun 1940-an hingga
pertengahan 1970-an.
 Konflik adalah kejadian
alamiah dalam semua
kelompok dan
organisasi.
 Konflik tidak dapat
dihapuskan, dan
bahkan ada saat-saat
ketika konflik justru
baik dan
menguntungkan bagi
kinerja kelompok.
 Mendorong
munculnya konflik
dengan dasar
pemikiran bahwa
kelompok yang
harmonis biasanya
menjadi statis, apatis,
dan tidak tanggap
terhadap perlunya
perubahan dan
inovasi.
 Bepandangan
beberapa konflik
mendukung
pencapaian tujuan
kelompok dan
memperbaiki
kinerjanya (konflik
fungsional), beberapa
bersifat destruktif dan
menghambat kinerja
(konflik disfungsional).
3. Jenis Konflik
a. Tugas  berhubungan dengan muatan dan tujuan pekerjaan
b. Hubungan  berfokus pada hubungan antarpersonal.
c. Proses  berhubungan dengan bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page27
4. Tahapan Konflik
a. Potensi Pertentangan dan Ketidakselarasan
Munculnya kondisi-kondisi yang menciptakan peluang bagi pecahnya konflik.
Sumber-sumber konflik:
i. Komunikasi  Terlalu banyak atau terlalu sedikit komunikasi dapat menjadi
penyebab konflik. Pemilihan saluran komunikasi dapat memengaruhi tingkat
potensi pertentangan.
ii. Struktur  Ukuran dan spesialisasi bertindak sebagai daya yang merangsang
konflik. Semakin besar kelompok, semakin terspesialisasi kegiatannya,
semakin besar kemungkinan terjadinya konflik.
iii. Variabel-variabel pribadi  Perbedaan jenis kepribadian, nilai-nilai yang
dianut dan emosi masing-masing individu dapat meningkatkan potensi
timbulnya konflik.
b. Kognisi dan Personalisasi
Terdapat potensi perbedaan dan ketidaksesuaian yang teraktualisasi.
Tahapan : Konflik yang dipersepsi – Konflik yang dirasakan.
i. Konflik yang dipersepsi  kesadaran oleh satu pihak atau lebih akan adanya
kondisi-kondisi yang yang menciptakan peluang munculnya konflik.
ii. Konflik yang dirasakan  Keterlibatan emosional dalam sebuah konflik yang
menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi atau rasa bersalah.
c. Maksud
Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu.
Penanganan konflik:
i. Bersaing  Mencapai tujuan dengan mengorbankan tujuan orang lain.
ii. Bekerjasama  Menyelesaikan masalah dengan memperjelas perbedaan
daripada mengakomodasi berbagai sudut pandang.
iii. Menghindar  Menarik diri dari atau menekan konflik.
iv. Akomodatif  Kesediaan mengorbankan kepentingan lawannya diatas
kepentingan sendiri.
v. Kompromis  Masing-masing pihak bersedia mengalah dalam satu atau
beberapa hal lain.
Dimensi Maksud Penanganan Konflik
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page28
d. Perilaku
Tahap dimana konflik terlihat jelas.
Tahapan Perilaku: Pernyataan - Aksi - Reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang
berkonflik.
Semakin meningkatnya intensitas konflik semakin konflik tumbuh menjadi
disfungsional dan destruktif. Konflik yang terlalu rendah menyebabkan kelompok
menjadi stagnan.
Hubungan Konflik dengan Kinerja Kelompok/Organisasi (Ivanchevich, et. al., 2007)
Situasi Tingkat
Konflik atas
Kelompok
Sifat Konflik Karakteristik
Kelompok/Organisasi
Kinerja
I Rendah atau
tidak ada
konflik
Disfungsional Adaptasi yang lambat
terhadap perubahan
Sedikit Perubahan
Apatis
Stagnansi
Rendah
II Optimal Fungsional Gerakan positif ke arah
pencapaian tujuan
Inovasi dan perubahan
Kreativitas dan adaptasi
yang cepat terhadap
perubahan
Tinggi
III Tinggi Disfungsional Gangguan Berat
Mengganggu aktivitas
Sulit berkoordinasi
Kekacauan
Rendah
Tahap Penyelesaian Konflik
i. Pemecahan masalah  Pertemuan masing-masing pihak untuk
mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya melalui diskusi terbuka.
ii. Tujuan superordinat  Menetapkan tujuan bersama yang tidak dapat
dicapai tanpa kerja sama pihak-pihak yang berkonflik.
iii. Ekspansi sumber daya  saat konflik terjadi karena kelangkaan sumberdaya,
pihak pihak yang berkonflik akan melakukan ekspansi sumber daya untuk
menciptakan solus yang saling menguntungkan.
iv. Penghindaran  Penarikan diri atau penyembunyian dari konflik.
v. Memperhalus  Meminimalkan perbedaan sembari menekankan
kepentingan bersama diantara pihak-pihak yang berkonflik.
vi. Berkompromi  Pihak yang berkonflik menyerahkan sesuatu yang bernilai.
vii. Perintah otoritatif  Manajemen menggunakan wewenang formalnyan
untuk menyelesaikan konflk kemudian menyampaikan keinginannnya kepada
pihak yang terlibat.
viii. Mengubah variabel manusia  menggunakan teknik-teknik perubahan
perilaku untuk mengubah sikap dan perilaku yang menyebabkan konflik.
ix. Mengubah variabel struktural  Mengubah rancangan struktur organisasi
formal dan pola-pola interaksi melalui rancang ulang pekerjaan, pemindahan,
penciptaan posisi kordinasi dan sebagainya.
Teknik Stimulasi Konflik
i. Komunikasi  Menggunakan pesan-pesan ambigu atau yang sifatnya
mengancam untuk menaikan tingkat konflik.
ii. Memasukan orang luar  Menambahkan karyawan ke suatu organisasi
yang memiliki karakter, latar belakang, nilai-nilai dan sikap yang berbeda
dari anggota yang ada.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page29
iii. Restrukturisasi organisasi  Menata ulang kelompok kerja, mengubah
aturan dan ketentuan, dan membuat perubahan struktural yang diperlukan
untuk menggoyang status quo.
iv. Membuat kambing hitam  menunjuk seorag pengkritik untuk secara
sengaja mendebat posisi mayoritas yang digenggam oleh kelompok.
e. Akibat
Akibat yang ditimbulkan dari sebuah konflik dapat memperbaiki kinerja (akibat
fungsional) atau malah menghambat kinerja yang ada (akibat disfungsional).
i. Akibat fungsional  Akibat positif yang ditimbulkan oleh konflik fungsional.
ii. Akibat disfungsional  Akibat negatif timbul akibat konflik disfungsional.
5. Perubahan Dalam Kelompok sebagai akibat konflik antar kelompok yang Disfungsional
(Ivanchevich, et. Al., 2007)
a. Meningatnya kohesivitas kelompok  meningkatnya kohesivitas kelompok yang
menggerakan sumber daya kelompok untuk menghadapi ancaman dari luar.
b. Penekanan pada Loyalitas  Saat terjadi konflik antar kelompok, kepuasan individu
menjadi tidak begitu penting dibanding dengan tujuan-tujuan kelompok.
c. Meningkatnya Kepemimpinan Autokratis  ketika terjadi konflik, kelompok
cenderung mencari pemimpin yang kuat alih alih mencari pemimpin yang bersikap
demokratis.
d. Fokus pada Aktivitas  saat terjadi konflik, para anggota kelompok cenderung lebih
fokus menjalankan tugas-ugas dan tidak memberikan toleransi anggota yang tidak
melaksanakan tugas dengan benar.
6. Perubahan Antar Kelompok sebagai akibat konflik antar kelompok yang Disfungsional
(Ivanchevich, et. Al., 2007)
a. Persepsi yang terdistorsi  Saat terjadi konflik, persepsi anggota kelompok menjadi
terdistorsi, masing masing kelompok menganggap dirinya lebih penting dibanding
kelompok lain.
b. Stereotip negatif  Stereotip negatif akan selalu muncul seiring dengan persepsi
yang terdistorsi. Anggota kelompok akan merasa semakin memiliki sedikit perbedaan
dalam kelompoknya sendiri dibandingkan dengan kelompok lain.
c. Menurunnya Komunikasi  Menurunnya komunikasi akan berpotensi mengganggu
hubungan kerja antas kelompok yang berakibat pada menurunnya kinerja organisasi
secara keseluruhan.
7. Negosiasi  sebuah proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau
jasa dan berupaya untuk menyepakati nilai tukarnya.
8. Pendekatan Umum Negosiasi
a. Tawar menawar Distributif  Negosiasi yang berusaha membagi sumberdaya yang
jumlahnya tetap. Situasi Menang-Kalah.
b. Tawar menawar Integratif  Negosiasi yang mencari satu penyelesaian atau lebih
yang dapat menciptakan solusi Menang-Menang atau saling menguntungkan.
Distributif vs Integratif
Karakteristik Distributif Integratif
Tujuan Mendapatkan hasil semaksimal
mungkin
Mencapai kepuasan kedua
belah pihak
Motivasi Menang-Kalah Menang-Menang
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page30
Fokus Posisi Kepentingan
Kepentingan Berlawanan Selaras
Tingkat
berbagi
Informasi
Rendah (Semakin banyak
informasi diberikan, semakin
membuat kalah dalam negosiasi)
Tinggi (Semakin banyak
informasi diberikan, semakin
mudah mencapai kesepakatan
yang menguntungkan pihak-
pihak yang bernegosiasi)
Lama
Hubungan
Jangka pendek Jangka panjang
9. Tahapan dalam Negosiasi
a. Persiapan dan Perencanaan  berguna untuk memprediksi kekuatan lawan
negosiasi dan menentukan strategi terbaik dalam negosiasi guna mencapai hasil yang
diinginkan.
b. Penentuan Aturan Dasar  menentukan dengan siapa kita bernegosiasi, waktu dan
tempat melakukan negosiasi, serta prosedur yang harus ditempuh saat negosiasi
menemui jalan buntu. Dalam fase ini para pihak bertukar proposal awal mereka.
c. Klarifikasi dan Justifikasi  proses memaparkan, menguatkan, mengklarifikasi,
mempertahankan, dan menjustifikasi tuntutan awal.
d. Tawar menawar dan Penyelesaian masalah  proses memberi dan menerima dalam
rangka mencari suatu keputusan.
e. Penutupan dan Implementasi  proses memformalkan kesepakatan yang telah
dibuat serta menyusun prosedur yang diperlukan implementasi pengawasan
pelaksanaan.
10. Isu-isu dalam Negosiasi
a. Peran suasana hati dan Sifat kepribadian dalam Negosiasi  Negosiasi yang
dilakukan dengan suasana hati yang positif akan menimbulkan hasil yang lebih baik
daripada yang dilakukan dengan suasana hati negatif.
b. Perbedaan gender dalam negosiasi  Stereotip yang mengatakan kaum perempuan
lebih kooperatif dan menyenangkan dalam negosiasi daripada kaum laki-laki. Manajer
perempuan selalu terlihat kurang percaya diri dalam mengantisipasi negosiasi dan
lebih tidak puas dengan kinerja mereka.
c. Perbedaan kultur dalam negosiasi  Konteks kultur secara signifkan mempengaruhi
jenis persiapan untuk negosiasi, penekanan relatif pada tugas dibanding hubungan
antarpersonal, taktik yang digunakan, serta jangka waktu negosiasi.
11. Peran Pokok Pihak Ketiga dalam Negosiasi
Pihak Ketiga Sifat Peran
Mediator Netral Memfasilitasi negosiasi dengan
menyarankan alternatif-alternatif.
Arbitrator Netral Memiliki Kewenangan menentukan
kesepakatan.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page31
Konsiliator Tidak Netral Membangun komunikasi antara
perunding dengan lawannya.
Konsultan Netral Memfasilitasi pemecahan masalah
melalui komunikasi dan analisis. Peran
utamanya memecahkan masalah bukan
dengan menyelesaikan persoalan,
melainkan memperbaiki hubunan para
pihak.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page32
BAB 16
DASAR-DASAR STRUKTUR ORGANISASI
1. Definisi Struktur Organisasi
Menentukan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal
2. Enam Elemen Kunci Struktur Organisasi
a. Spesialisasi Pekerjaan
mendeskripsikan sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi
pekerjaan yang terpisah-pisah
b. Departementalisasi
dasar yang dipakai dalam pengelompokkan pekerjaan sehingga tugas yang
sama/mirip dapat dikoordinasikan.
c. Rantai Komando
garis kewenangan yang tidak terputus dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan
memperjelas siapa melapor ke siapa.
d. Rentang Kendali
jumlah bawahan yang dapat diatur oleh manajer secara efektif dan efisien.
e. Sentralisasi Dan Desentralisasi
Sentralisasi = manajer puncak yang membuat semua keputusan sedang manajer
dibawahnya hanya sekedar melaksanakan arahan manajer puncak
Desentralisasi = organisasi yang pengambilan keputusannya diberikan hingga kepada
manajer yang terdekat dengan “tahap pelaksanaan”
f. Formalisasi
Tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi di standarisasi dan kadar dimana perilaku
di arahkan oleh peraturan dan prosedur.
3. Desain Organisasi
a. Struktur Sederhana
tingkat departementalisasinya rendah, rentang kendali lebar, wewenang terpusat
pada satu tangan, dan formalisasi kecil.
Kelebihan: Cepat, Fleksibel, Tidak mahal untuk dikelola, Akuntabilitas jelas
Kelemahan: Sulit dijalankan selain di organisasi kecil, Tidak memadai saat organisasi
berkembang, dapat mengakibatkan overload informasi di puncak, Sangat
berisiko (bergantung pada satu orang)
b. Birokrasi
tugas-tugas rutin dengan spesialisasi tinggi, formalisasi tinggi, departementalisasi
tinggi, wewenang terpusat, rentang kendali sempit, dan pengambilan keputusan
mengikuti rantai komando
Kelebihan:
 Terstandar secara sangat efisien
 Menyatukan beberapa kekhususan dalam departemen
 Minim Duplikasi pada personel dan peralatan
 Karyawan memiliki kesempatan bicara “dengan bahasa yang sama”
 Berjalan cukup baik dengan manajer tingkat menengah dan bawah yang kuran
berbakat
Kelemahan:
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page33
 Rentan terhadap konflik subunit
 Berlebihan dalam mengikuti aturan (minim modifikasi)
c. Struktur Matriks
struktur yang menciptakan dua garis wewenang dengan menggabungkan
departementalisasi produk dan fungsional
Kelebihan:
 Penyatuan para spesialis
 Memfasilitasi koordinasi manakala organisasi tersebut memiliki banyak aktivitas
yang rumit dan saling tergantung
 Memudahkan penempatan para spesialis secara efisien
Kelemahan:
 Sulitnya mengoordinasikan tugas para spesialis fungsional yang beragam
 Kebingungan yang diciptakannya
 Kecenderungan untuk menumbuhkan perjuangan meraih kekuasaan
 Stres yang dirasakan para individu
4. Pilihan-pilihan Desain Baru
a. Struktur Tim
Struktur ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi
pengambilan keputusan di tingkat tim kerja
b. Organisasi Virtual
Merupakan organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi fungsi utama bisnis.
Organisasi virtual sangat sentralis dengan sedikit departementalisasi atau tidak sama
sekali
c. Organisasi Nirbatas
Organisasi nirbatas berusaha menghilangkan rantai komando, memiliki rentang
kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan
5. Yang mempengaruhi Struktur Organisasi
 Strategi
 Ukuran Organisasi
 Teknologi
 Lingkungan
“untuk memaksimalkan kinerja dan kepuasan karyawan berbagai perbedaan
individual seperti pengalaman, kepribadian dan tugas kerja harus diperhitungkan.
Selain itu, kultur nasional mempengaruhi preferensi atas struktur”
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page34
BAB 17
KULTUR ORGANISASI
1. Definisi: Sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan
suatu organisasi dari organisasi lainnya.
2. Karakteristik Kultur Organisasi:
a. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
b. Perhatian pada hal-hal rinci
c. Orientasi hasil
d. Orientasi orang
e. Orientasi tim
f. Keagresifan
g. Stabilitas
3. Kultur Organisasi bersifat deskriptif: Pandangan terhadap organisasi , Mendorong kerja?
Menghormati inovasi? Menekan inisiatif?
4. Kepuasan Kerja bersifat evaluatif: Respons afektif , Ekspektasi organisasi , Praktik imbalan
5. Kultur yang seragam?
a. Kultur Dominan: kultur yang mengungkapkan nilai-nilai inti yang dihayati bersama
oleh mayoritas anggota organisasi.
b. Subkultur: Kultur di dalam organisasi, biasanya didefinisikan dengan berdasarkan
departemen dan faktor geografis.
c. Nilai-nilai inti: Nilai-nilai utama atau dominan yang diterima diseluruh organisasi.
6. Ciri-ciri kultur kuat:
a. Nilai inti dipegang teguh
b. Nilai inti dijunjung tinggi secara bersama
7. Kadar kebersamaan dan intensitas yang tinggi menciptakan kendali periaku yang tinggi
8. Kultur VS Formalisasi
a. Kultur yang kuat sebagai pengganti formalisasi
b. Tujuan sama tetapi jalan yang berbeda
c. Kultur kuat  tidak diperlukan formalisasi
9. Kultur Organisasi VS Kultur Nasional
Perbedaan negara  Prediksi perilaku organisasi negara yang berbeda Kultur Nasional
10. Fungsi Kultur dalam Organisasi:
a. pembatas tindakan dalam organisasi;
b. identitas organisasi;
c. penumbuh komitmen untuk mengutamakan kepentingan kelompok di atas
kepentingan pribadi;
d. penyatu organisasi/ peningkat stabilitas sistem sosial;
e. penumbuh rasa memiliki dan pengendali sikap dan perilaku karyawan.
11. Kultur sebagai Beban
a. Kultur hambatan bagi Perubahan
b. Kultur yang berhasil dan telah mengakar kuat dalam organisasi akan sulit berubah
mengikuti perubahan lingkungan.
c. Kultur hambatan bagi Keragaman
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page35
d. Kultur menuntut keseragaman, di sisi lain perlu adanya tindakan non diskriminasi
terhadap nilai-nilai kultural yang berbeda. Keragaman akan berkurang karena kultur
menuntut keseragaman.
e. Kultur hambatan bagi Akuisisi dan Merger
f. Akuisisi dan merger antara perusahaan yang memiliki kultur yang berbeda akan akan
menimbulkan permasalahan.
12. Asal Muasal sebuah Kultur
a. Pendiri merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan
dengan dirinya.
b. Pendiri melakukan sosialisasi dan indokrinisasi cara pikir dan berperilaku mereka
kepada karyawan.
c. Perilaku pendiri sebagai model peran yang ditiru oleh karyawan.
13. Mempertahankan Kelangsungan Hidup Kultur
a. Seleksi
Kultur perusahaan diperkenalkan sebagai informasi awal pada tahap seleksi
karyawan, pelamar diberikan pilihan untuk menemukan kecocokan dengan nilai-nilai
kultur perusahaan. Calon Karyawan yang tidak menemukan kecocokan dengan kultur
perusahaan kemungkinan akan mundur atau tidak akan diterima oleh Perusahaan.
b. Manajemen Puncak
Tindakan Manajemen Puncak memantapkan norma-norma yang berlaku dalam
organisasi, segala perkataan, perilaku, cara berpakaian dan gaya hidup menjadi model
peran bagi karyawan. Contoh: CEO yang low profile, down to earth, sederhana namun
bersahaja akan menjadi role model bagi karyawan, hal ini menguatkan kultur
Perusahaan.
c. Sosialisasi
Organisasi membantu para karyawan baru untuk beradaptasi dengan kultur
perusahaan melalui Sosialisasi.
Proses Sosialisasi melalui tiga tahap, yakni:
1. Tahap Pra Kedatangan
Karyawan baru mempelajari semua informasi mengenai perusahaan.
2. Tahap Perjumpaan
Karyawan mengalami apa yang telah dia pelajari sebelumnya dan telah memiliki
sikap/ pemikiran mengenai harapan dan kenyataan.
3. Tahap Metamorfosis
Karyawan menguasai keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam
pekerjaan dan dapat menyesuaikan dengan nilai-nilai dan norma-norma
kelompok kerja.
14. Pilihan-pilihan Sosialisasi Karyawan Baru:
a. Formal vs Informal
Sosialisasi formal lebih disarankan pada karyawan yang tidak memiliki latar belakang
yang sama dengan pekerjaan yang akan diembannya.
b. Individual vs Kolektif
Sosialisasi sendiri-sendiri/ individual umumnya terjadi pada kantorprofesional,
namun pada Camp Militer dilakukan secara kolektif.
c. Tetap vs Variabel
Sosialisasi tetap diperlukan bila untuk kenaikan promosi terdapat serangkaian syarat
tertentu (misal: syarat waktu).
d. Berseri vs Acak
Sosialisasi berseri dilakukan dengan adanya model peran tertentu sebagai
penyemangat (contoh: proses magang dan mentoring)
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page36
15. Bagaimana karyawan mempelajari kultur?
a. Penceritaan Kisah
Para eksekutif senior/atasan menceritakan kisah-kisah kepada karyawan tentang
perjuangan para pendiri organisasi, pelanggaran terhadap aturan, kesuksesan yang
dimulai dari nol, pengurangan tenaga kerja, mutasi karyawan, reaksi terhadap
kesalahan masa silam, dll.
b. Ritual
Serangkaian aktivitas berulang yang memperkuat nilai-nilai dasar organisasi (sasaran
terpenting, orang penting, dan orang mana yang bisa dikeluarkan)
c. Simbol-simbol Material
Simbol material adalah pola-pola organisasi dalam membentuk karakternya yang khas
d. Bahasa
Istilah-istilah khas yang dipakai oleh organisasi tertentu untuk memberikan
penamaan(kode) terhadap suatu objek.
16. Menciptakan Kultur Organisasi yang Etis
a. Jadilah model peran yang visibel
b. Komunikasikan dengan harapan-harapan yang etis
c. Berikan pelatihan etis
d. Memberikan penghargaan atas tindakan etis dan beri hukuman terhadap tindakan
tidak etis
e. Berikan mekanisme perlindungan
17. Menciptakan Kultur Tanggap Pelanggan
18. Tindakan manajerial dalam membentuk karyawan yang memiliki kompetensi, kemampuan,
dan kemauan
a. Seleksi
b. Pelatihan dan Sosialisasi
c. Desain Struktur
d. Pemberdayaan
e. Kepemimpinan
- Evaluasi Kinerja
Tingkat formalisasi yang
rendah
Penguatan tingkat
formalisasi yang rendah
Keterampilan mendengarkan
dengan baik
Kultur tanggap pelanggan
yang menampilkan
perilaku warga organisasi
Jenis karyawan itu
sendiri
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page37
f. Sistem Imbalan
19. Spiritualitas Kesadaran bahwa orang memiliki kehidupan batin yang tumbuh dan
ditumbuhkan oleh pekerjaan yang bermakna yang berlangsung dalam konteks komunitas.
20. Karakteristik sebuah organisasi spiritual:
a. Kesadaran akan tujuan yang kuat
b. Fokus terhadap pengembangan individual
c. Kepecayaan dan Respek
d. Praktik kerja yang manusiawi
e. Toleransi bagi ekspresi karyawan
21. Kritik terhadap spiritualitas
a. Persoalan Ekonomi
b. Persoalan fondasi keilmuwan
c. Apakah organisasi spiritual itu valid?
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page38
BAB 18
KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRAKTIKNYA
1. Tujuan dari seleksi yang efektif  untuk mensesuaikan karakteristik individual (kemampuan,
pengalaman, dan semacamnya) dengan pesyaratan dalam suatu pekerjaan.
2. Cara Kerja Proses Seleksi
a. Seleksi Awal  informasi pertama yang pelamar serahkan dan digunakan sebagai alat
“penyaringan kasar” awal untuk memutuskan apakah pelamar memenuhi kualifikasi
dasar dari pekerjaan yang ditawarkan. Formulir Aplikasi  Pengecekan Latar
Belakang.
b. Seleksi Substantif merupakan inti dari proses seleksi dan didalamnya tercakup tes
tertulis, tes kinerja, dan wawancara.
i. Tes Tertulis tes kemampuan kognitif/intelegensi, tes kepribadian, tes
integritas, dan kumpulan minat.
ii. Tes Simulasi Kinerja
1. Tes percobaan kerja menciptakan tiruan miniatur dari pekerjaan
untuk mengevaluasi kemampuan kinerja dari kandidat.
2. Pusat penilaian suatu rangkaian tes simulasi kinerja yang dirancang
untuk mengevaluasi potensi manajerial dari kandidat.
iii. Wawancara
c. Seleksi Lanjutan: pemeriksaan terakhir, misal tes narkotika.
3. Program Pelatihan dan Pengembangan
a. Jenis Pelatihan
i. Kemampuan dasar membaca
ii. Keterampilan Teknis
iii. Keterampilan Antarpersonal
iv. Kemampuan Memecahkan Masalah
v. Bagaimana dengan Pelaihan Etika? -> masih diragukan apakah etika adalah
sesuatu yang dapat benar-benar diajarkan kepada orang lain.
b. Metode Pelatihan
i. Pelatihan Formal atau informal
ii. Pelatihan on-the job atau off-the job
c. Menyesuaikan pelatihan formal agar sesuai dengan gaya belajar karyawan
d. Mengevaluasi Efektivitas
4. Tujuan Evaluasi Kinerja
a. Membantu manajemen membuat keputusan sumber daya manusia secara umum.
b. Menyediakan masukan untuk berbagai keputusan penting. Mis: promosi, rotasi, dll
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan.
d. Menunjukkan kecakapan dan kompetensi dari karyawan yang bisa dikembangkan
melalui program pelatihan.
e. Bisa menjadi kriteria yang dengannya manajemen memvalidasi seleksi dan program
pengembangan.
f. Menyediakan umpan balik bagi karyawan tentang bagaimana organisasi melihat
kinerja mereka.
g. Dasar bagi alokasi imbalan.
5. Apa yang kita Evaluasi?
a. Hasil Pekerjaan Individual
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page39
b. Perilaku
c. Sikap
6. Evaluasi Kinerja 360derajat mengumpulkan umpan balik dari semua pihak yang
berhubungan dengan karyawan.
7. Metode Evaluasi Kinerja
a. Esai Tertulis
b. Insiden Kritis mengevaluasi perilaku-perilaku kunci yang membedakan antara
melakukan pekerjaan secara efektif dan tiak efektif.
c. Skala Penilaia Grafis metode evaluasi di mana penilai akan menilai faktor-faktor
kinerja pada skala inkremental.
d. Skala Penilaian Perilaku Berjangkar mengombinasikan elemen utama dari
pendekatan insiden kritis dan sakala penilaian grafis.
e. Perbandingan yang dipaksakan mengevaluasi kinerja seseorang terhadap kinerja
seorang yang lain atau orang banyak.
i. Pemeringkatan Kelompok: menempatkan karyawan dalam klasifikasi khusus,
seperti kuartil.
ii. Pemeringkatan Indiviual: meranking penilaian karyawan dari yang terbaik
hingga terburuk.
8. Saran-saran untuk meningkatkan evaluasi kinerja
a. Gunakan beberapa penilai sekaligus
b. Evaluasi secara selektif
c. Penilaian Terlatih
d. Menyediakan Proses Bertenggat Waktu bagi Karyawan
9. Pelatihan Keberagaman dimaksudkan untuk menyediakan kendaraan guna meningkatkan
kesadaran dan mencermati stereotipe yang mungkin ada. Partisipan belajar untuk
menghargai perbedaan indiviual, meningkatkan pemahaman antarkultur, dan melawan
stereotipe.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page40
BAB 19
PERUBAHAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN STRES
1. Kekuatan Pendorong Perubahan
a. Keadaan Angkatan Kerja
Contoh: Keragaman kultur yang lebih besar, populasi yang lebih tua, banyak karyawan
baru dengan keterampilan yang belum memadai.
b. Teknologi
Contoh: Komputer yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah dibawa
kemanapun; Pengunduhan musik secara online; Penerjemahan kode genetika
manusia.
c. Guncangan Ekonomi
Contoh: Kebangkitan dan Kejatuhan saham dot-com, Runtuhnya pasar saham 2000-
02, Tingkat suku bunga yang sangat rendah.
d. Persaingan
Contoh: Pesaing Global, Merger dan Konsolidasi, Pertumbuhan e-commence.
e. Tren Sosial
Contoh: Ruang berbincang di Internet, Pensiunnya kaum Baby Boomers,
Meningkatnya diskon dan peritel “big box”.
f. Perpolitikan Dunia
Contoh: Perang Irak-AS, Pembukaan pasar di Cina, Perang melawan terorisme pasca
tragedi 11 September 2001.
2. Perubahan  Membuat sesuatu berbeda.
3. Perubahan Terencana  Aktivitas-aktivitas perubahan yang disengaja dan terarah pada
tujuan tertentu.
4. Agen Perubahan  Orang yang bertindak selaku katalis dan memikul tanggung jawab untuk
memgelola dan mejalankan aktivitas perubahan.
5. Cara timbulnya Resistensi terhadap Perubahan
a. Terbuka Terlihat, relatif mudah ditanggulangi.
b. Implisit  Tidak terlihat, sukar ditanggulangi.
c. Segera Reaksi resistan yang langsung terjadi, relatif mudah ditanggulangi.
d. Tertunda  Reaksi resistan tidak langsung terjadi, sukar ditanggulangi.
6. Sumber-Sumber Resistensi
a. Individual
i. Kebiasaan  Sebuah respon yang terprogram. Saat menghadapi perubahan
kecenderungan merespon sesuai cara yang biasa menjad sumber resistensi.
ii. Rasa Aman  Orang yang memiliki kebutuhanakan rasa aman yang besar
cenderung menolak perubahan karena hal tersebut mengancam rasa aman
mereka.
iii. Faktor Ekonomi  Berbagai perubahan dalam pekerjaan akan menyebaban
ketakutan ekonomis, merasa tidak mampu menunaikan rutinitas baru merka
seperti standar sebelumnya, khususnya jika upah yag diterima terkait dengan
produktivitas.
iv. Takut pada hal yang belum diketahui  Perubahan seperti ambiguitas dan
ketidakpastian terhadap hal yang belu diketahui.
v. Pemrosesan informasi yang selektif  Individu bersalah karena secara
selektif memproses informasi guna membuat persepsi mereka tetap utuh.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page41
Mendengar apa yang ingin di dengar, mengabaikan informasi yang mengubah
dunia yang sudah mereka ciptakan.
b. Organisasional
i. Inersia Struktural Ketika terdapat perubahan, mencoba mempertahankan
stabilitas (mekanisme, prosedur, regulasi formal) yang telah ada dalam
organisasi tersebut sebagai kekuatan penyeimbang dari perubahan.
ii. Fokus Perubahan yang Terbatas Organisasi terdiri dari berbagai subsistem
yang saling bergantung, ketika perubahan terbatas pada beberapa subsistem
saja, maka perubahan tersebut akan dinafikan oleh sistem yang lebih besar.
iii. Inersia Kelompok Bila individu ingin mengubah perilaku mereka, norma
kelompok sering kali bertindak sebagai penghambat.
iv. Ancaman terhadap Keahlian Perubahan dapat mengancam dalam
kedudukan istimewa suatu kelompok ahli tertentu.
v. Ancaman terhadap Relasi Kuasa yang Sudah Mapan Setiap redistribusi
wewenang pengambilan keputusan dapat mengancam relasi kuasa yang
sudah lama ada di dalam organisasi.
vi. Ancaman terhadap Pengalokasian Sumber Daya yang Sudah Mapan
Kelompok dalam organisasi yang mengendalikan sumber daya dalam porsi
besar sering kali menganggap perubahan sebagai suaru ancaman dan
cenderung merasa puas atas apa yang sudah berjalan.
7. Mengatasi Resistensi terhadap Perubahan
a. Pendidikan dan Komunikasi Dengan cara melihat logika (alasan) dari suatu
perubahan. Kounikasi dapat megurangi resistensi pada dua tingkat: 1. Menghilangkan
efek dari kesalahan informasi dan komunikasi yang buruk, 2. Membantu “menjual”
perubahan agar semakin cepat dan mudah diterima.
b. Partisipasi Sebelum melakukan perubahan, pihak yang resisten harus
diikutsertakan dalam pengambilan keputusan, dengan asumsi akan memberikan
kontribusi yang signifikan. Keterlibatan mereka akan mengurangi resistensi,
memenangkan komitmen, dan meningkatkan mutu keputusan perubahan. Hal
negatif: potensi lahirnya solusi yang buruk dan terbuangnya banyak waktu.
c. Membangun Dukungan dan Komitmen Memompa semangat karyawan dapat
membantu mereka berkomitmen secara emosional terhadap perubahan daripada
menerima status quo.
d. Negosiasi Menawarkan sesuatu yang bernilai demi mengurangi resistensi. Negatif:
resiko agen perubahan dalam melakukan negosiasi akan mendapat tekanan dari
individu yang memiliki kuasa atau posisi tawar lebih tinggi, biaya yang dikorbankan
untuk mengurangi resistensi akibat negosiasi bisa tinggi.
e. Manipulasi dan Kooptasi Manipulasi adalah upaya untuk mempengaruhi secara
tersembunyi. Contohnya jika pemilik pabrik mengancam menutup pabrik jika
karyawan tidak menerima pemotongan gaji, jika ancaman tersebut tidak benar,
pemilik pabrik sedang melakukan manipulasi. Kooptasi adalah manipulasi sekaligus
partisipasi. Contohnya “menyogok” para pemimpin kelompok yang resisten dengan
memberi merka peran kunci dalam keputusan perubahan, hanya untuk mendapatkan
dukungan mereka, bukan untuk mendapatkan keputusan yang lebih baik.
f. Memilih Orang yang Menerima Perubahan Untuk dapat mengurangi resisten
dapat dipilih orang yang memiliki keprbadian yang mudah menerima dan
menyesuaikan diri dengan perubahan serta “menyaring” mereka yang cenderung
bereaksi emosional atau kaku terhadap perubahan. Cirinya adalah terbuka terhadap
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page42
pengalaman, memandang positif perubahan, bersedia menerima resiko, dan fleksibel
dalam perilaku.
g. Koersi Penerapan anaman atau paksaan lagsung kepada orang-orang yang
menentang.
8. Pendekatan Mengelola Perubahan Organisasi
a. Model Tiga Tahap (Kurt Lewin)
i. Tahapan
1. Tahap 1 : Pelepasan (Unfreezing) Upaya perubahan untuk
mengatasi tekanan yang berasal dari penolakan individu dan
kesesuaian kelompok.
2. Tahap 2 : Pergerakan (Movement) Proses perubahan yang
mengubah organisasi dari status quo menjadi kondisi akhir yang
diinginkan.
3. Tahap 3 : Pembekuan Kembali (Refreezing) Intervensi untuk
mestabilkan suatu perubahan dengan cara menyeimbangkan daya
dorong dan daya hambat. Hal ini dilakukan agar perubahan tersebut
dapat bertahan seiring berjalannnya waktu dan tidak menjadi
perubahan yang berumur pendek.
ii. Cara keluar dari Status Quo
1. Daya Dorong memperbesar daya yanag menggerakkan perilaku
menjauh dari status quo.
2. Daya Hambat memperkecil daya hambat yang menghalangi
gerakan dari status qup yang ada.
3. Campuran memperbesar daya dorong sekaligus memperkecil daya
hambat.
b. Rencana Delapan Tahap (John Kotter)
i. Membangun sense of urgency dengan cara menciptakan alasan kuat yang
mendukung perubahan.
ii. Membentuk suatu koalisi sehingga memiliki kekuatan untuk mendorong
perubahan.
iii. Menciptakan suatu visi baru untuk mengarahkan perubahan dan strategi
untuk mewujudkan visi tersebut.
iv. Mengomunikasikan visi tersebut ke semua anggota organisasi.
v. Mendayai oranag lain untuk bertindak seusai visi tersebut dengan cara
menghapuskan hambatan-hambatan untuk berubah serta mendorong
mereka untuk mau mengambil risiko dan mencari solusi terhadap persoalan
secara kreatif.
vi. Merencanakan, menciptakan dan merayakan “kemenangan” jangka pendek
yang mengaarahkan organisasi menuju visi yang baru.
vii. Mengonsolidasi perbaikan, meninjau kembali perubahan, dan membuat
berbagai penyesuaian yang dipandang perlu dalam program-programa baru,
viii. Menjalankan perubahan dengan cara menunjukan hubungan antara perilaku
baru dan keberhasilan organisasi.
c. Riset Tindakan  Suatu Proses perubahan yang didasarkan pada pengumpulan data
secara sistematis dan selanjutnya pemilihan sebuah tindakan berdasarkan yang
diindikasikan oleh data yang sudah dianalisis.
i. Tahapan
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page43
1. Tahap 1 : Diagnosis Agen perubahan mewawancarai, mengkaji
berbagai catatan dan mendengarkan argumen karyawan.
2. Tahap 2 : Analisis Agen perubahan menyintesis berbagai informasi
kedalam keprihatinan utama, bidang masalah dan tindakan-tindakan
yang mungkin.
3. Tahap 3 : Umpan Balik Orang-orang yang dilibatkan dalam
program perubahan harus terlibat secara aktif dalam penentuan
masalah dan ikut serta dalam pencarian solusi. Umpan balik
mengatur adanya sharing informasi antar karyawan.
4. Tahap 4 : Tindakan Agen perubahan bersama karyawan
mengambil tindakan-tindakan tertentu untuk membenahi masalah
yang telah diidentifikasi.
5. Tahap 5 : Evaluasi Dengan menggunakan data awal yang
dikumpulkan sebagai benchmark (tolok ukur), perubahan apapun
berikutnya diperbandingkan dan dievaluasi.
ii. Manfaat: Terfokus pada masalah dan Resistensi minimal (karena banyak
melibatkan karyawan)
d. Pengembangan Organisasi (Organizational Development) Sekumpulan Intervensi
perubahan terencana, dibangun di atas nilai-nilai humanistik-demokratis yang
berupaya memperbaiki keefektifan organisasi dan kesejahteraan karyawan.
i. Nilai yang Mendasari Upaya OD
1. Penghormatan terhadap Manusia Manusia dipandang sebagai
makhluk yang bertanggung jawab, sadar dan memiliki kepedulian
sehingga harus diperlakukan dengan penuh martabat dan
penghormatan.
2. Kepercayaan dan Dukungan Organisasi yang efektif dan sehat
ditandai dengan kepercayaan, autentisitas, keterbukaan, dan
suasana yang mendukung.
3. Penyeimbang Kekuasaan Organisasi yang tidak efektif memberi
tekanan yang besar pada wewenang dan kendali yang bersifat
hierarkis.
4. Konfontasi Masalah tidak semestinya disembunyikan, malah
sebaiknya dikonfrontasikan secara terbuka.
5. Partisipasi Semakin banya orang yang terkena dampak perubahan
dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait perubahan tersebut,
akan semakin berkomitmen untuk menerapkan keputusan-
keputusan itu.
ii. Teknik Intervensi OD
1. Pelatihan Kepekaan Kelompok-kelompok pelatihan yang berusaha
mengubah perilaku melalui interaksi kelompok tak terstruktur.
2. Umpan Balik Survey Penggunaan kuesioner untuk
mengidentifikasi perbedaan persepsi antaranggota, diskusi
mengikutinya dan solusi-solusi ditawarkan.
3. Konsultasi Proses Seorang konsultan membantu klien memahami
proses peristiwa yang harus dihadapinya dan untuk mengidentifikasi
proses-proses yang perlu perbaikan.
4. Pembangunan Tim Interakis yang intens antara anggota-anggota
kelompok untuk meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page44
5. Pengembangan AntarKelompok Upaya-upaya OD untuk
mengubah sikap, stereotip, dan persepsi yang dimiliki satu kelompok
terhadap kelompok lain.
6. Penyelidikan Apresiatif Upaya mencari kualitas unik dan kekuatan
khusus dari suatu organisasi yang dapat diolah ebih jauh untuk
memperbaiki kinerja.
9. Inovasi Sebuah gagasan baru yang dijalankan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu
produk, proses atau layanan.
10. Variabel Struktur sebagai Sumber Inovasi
a. Struktur organik berpengaruh positif terhadap inovasi.
b. Masa kerja yang lama dalam manajemen berhubungan dengan inovasi.
c. Inovasi dikembangkan manakala ada sumber daya berlebih.
d. Komunikasi antarunit yang intens ada di dalam organisasi yang inovatif.
11. Pejuang Ide (Idea Champions)  Pribadi yang memperkenalkan inovasi dan secara aktif dan
antusias mempromosikannya, membangun basis dukungan, mengatasi resistensi, dan
memastikan bahwa gagasan tersebut dijalankan.
12. Organisasi Pembelajar  Sebuah organisasiyang telah mengembangka kapasitas untuk terus
menerus beradaptasi dan berubah.
13. Metode Pembelajaran
a. Lingkar Tunggal (Single-loop learning) Memperbaiki kesalahan dengan
menggunakan prosedur masa lalu dan kebijakan masa kini.
b. Lingkar Ganda (Double-loop learning) Memperbaiki kesalahan dengan
memodifikasi tujuan, kebijakan, dan prosedur standar organisasi.
14. Masalah Fundamental pada Organisasi Tradisional
a. Fragmentasi  Penciptaan “dinding” dalam organisasi
b. Penekanan berlebih pada Persaingan Sering kali malah melemahkan kolaborasi
c. Sikap Reaktif  Membelokan perhatian manajemen lebih terhadap pemecahan
masalah alih-alih penciptaan.
15. Ciri Organisai Pembelajar
a. Ada satu visi bersama yanng diyakini dan disepakati semua orang.
b. Orang meninggalkan cara pikir lama dan prosedur standar yang mereka gunakan
untuk menyelesaikan persoalan atau menjalankan pekerjaan.
c. Para anggota memahami segenap proses, aktivitas, fungsi, dan interaksi organisasi
dengan lingkungan sebagai bagian dari suatu sistem interrelasi.
d. Orang secara terbuka saling berkomunikasi (lintas batas vertikal dan horizontal) tanpa
rasa takut pada kritik atau hukuman.
e. Orang meninggalkan kepentingan pribadi mereka dan kepentinga departemen yang
terfragmentasi untuk bekerja sama mewujudkan visi organisasi.
16. Mengelola Pembelajaran
a. Susun Strategi
b. Rancang kembali struktur organisasi
c. Bentuk kembali kultur organisasi
17. Stres Sebuah kondisi dinamis dimana seorang indivdu dihadapkan pada suatu peluang,
tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan individu tersebut dan
yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
18. Stres berkaitan dengan Tuntutan dan Sumberdaya
a. Tuntutan Tanggung jawab, tekanan, kewajiban, ketidak pastian yang dihadapi di
tempat kerja.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page45
b. Sumber Daya Hal-hal yang ada dalam kontrol seorang individu yang dapat
digunakannya untuk menanggapi tuntutan.
19. Sumber Potensi Stres
a. Faktor Lingkungan
i. Ketidakpastian ekonomi
ii. Ketidakpastian politik
iii. Perubahan teknologi
b. Faktor Organisasional
i. Tuntutan tugas
ii. Tuntutan peran
iii. Tuntutan antarpersonal
c. Faktor Personal
i. Persoalan keluarga
ii. Persoalan ekonomi
iii. Kepribadian
20. Perbedaan Individual
a. Persepsi
b. Pengalaman Kerja
c. Dukungan Sosial
d. Keyakinan pada Locus of ControlOrang dengan LoC internal (diri mengendalikan
kehidupan) memandang pekerjaan lebih sedikit menimbulkan stres dibandingkan
dengan individu dengan LoC eksternal (mereka dikendalikan oleh lingkungan).
e. Keyakinan Diri
f. Permusuhan
21. Konsekuensi Stres
a. Gejala Fisiologis
i. Sakit Kepala
ii. Tekanan Darah Tinggi
iii. Penyakit Jantung
b. Gejala Psikologis
i. Kecemasan
ii. Depresi
iii. Menurunnya tingkat kepuasan kerja
c. Gejala Perilaku
i. Produktivitas
ii. Kemangkiran
iii. Perputaran karyawan
22. Mengelola Stres
a. Pendekatan Individual manajemen waktu, penambahan waktu lah raga, pelatihan
relaksasi, dan perluasan jaringam dukungan sosial.
b. Pendekatan Organisasional seleksi personel dan penempatan kerja yang lebih baik,
pelatihan, penetapan tujuan yang realistis, pendesainan ulang pekerjaan,
peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan dalam komunikasi organisasi,
penawaran cuti panjang atau masa sabatikal kepada karyawan, dan penyelenggaraan
program-program kesejahteraan perusahaan, serta program-program kesehatan.
23. Program-program kesehatan Program-program yang didukung oleh organisasi yang
berfokus pada kondisi fisik dan mental karyawan secara keseluruhan.
LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE
Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan”
Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip.
Page46
Halaman ini Kosong, Bab-nya udah abis.
Silahkan buat coret-coret atau gambar-gambar.

More Related Content

What's hot

Kepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas BudayaKepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas Budayashello ren
 
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASIDIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASInurul khaiva
 
Pegadaian dan anjak Piutang
Pegadaian dan anjak Piutang Pegadaian dan anjak Piutang
Pegadaian dan anjak Piutang Risa Martia
 
Kepemimpinan dan kekuasaan
Kepemimpinan dan kekuasaanKepemimpinan dan kekuasaan
Kepemimpinan dan kekuasaanIkram Muhammad
 
Dasar Manajemen 'Ruang lingkup dan pengertian manajemen'
Dasar Manajemen 'Ruang lingkup dan pengertian manajemen'Dasar Manajemen 'Ruang lingkup dan pengertian manajemen'
Dasar Manajemen 'Ruang lingkup dan pengertian manajemen'Sintya M
 
Etika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDMEtika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDMreidjen raden
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaBangtri
 
Pengantar manajemen sumber daya manusia di sektor publik
Pengantar  manajemen sumber daya manusia di sektor publikPengantar  manajemen sumber daya manusia di sektor publik
Pengantar manajemen sumber daya manusia di sektor publikFrans Dione
 
OFFICE AUTOMATION SYSTEM
OFFICE AUTOMATION SYSTEMOFFICE AUTOMATION SYSTEM
OFFICE AUTOMATION SYSTEMcalonmayat
 
Perkembangan teori manajemen
Perkembangan teori manajemenPerkembangan teori manajemen
Perkembangan teori manajemenmila junia
 
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...Sheila Ulfa Hariyanto
 
Ecommerce03 business model
Ecommerce03 business modelEcommerce03 business model
Ecommerce03 business modelArif Rahman
 

What's hot (20)

Kepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas BudayaKepemimpinan Lintas Budaya
Kepemimpinan Lintas Budaya
 
Konsep dasar manajemen SDM
Konsep dasar manajemen SDMKonsep dasar manajemen SDM
Konsep dasar manajemen SDM
 
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASIDIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
 
Pegadaian dan anjak Piutang
Pegadaian dan anjak Piutang Pegadaian dan anjak Piutang
Pegadaian dan anjak Piutang
 
Kepemimpinan dan kekuasaan
Kepemimpinan dan kekuasaanKepemimpinan dan kekuasaan
Kepemimpinan dan kekuasaan
 
Dasar Manajemen 'Ruang lingkup dan pengertian manajemen'
Dasar Manajemen 'Ruang lingkup dan pengertian manajemen'Dasar Manajemen 'Ruang lingkup dan pengertian manajemen'
Dasar Manajemen 'Ruang lingkup dan pengertian manajemen'
 
Etika Bisnis
Etika BisnisEtika Bisnis
Etika Bisnis
 
Etika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDMEtika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDM
 
5 perencanaan
5 perencanaan5 perencanaan
5 perencanaan
 
Collaborative leadership
Collaborative leadershipCollaborative leadership
Collaborative leadership
 
Kepemimpinan
KepemimpinanKepemimpinan
Kepemimpinan
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
perkembangan pemikiran ilmu manajemen
perkembangan pemikiran ilmu manajemenperkembangan pemikiran ilmu manajemen
perkembangan pemikiran ilmu manajemen
 
Pengantar manajemen sumber daya manusia di sektor publik
Pengantar  manajemen sumber daya manusia di sektor publikPengantar  manajemen sumber daya manusia di sektor publik
Pengantar manajemen sumber daya manusia di sektor publik
 
OFFICE AUTOMATION SYSTEM
OFFICE AUTOMATION SYSTEMOFFICE AUTOMATION SYSTEM
OFFICE AUTOMATION SYSTEM
 
Manajemen Konflik
Manajemen KonflikManajemen Konflik
Manajemen Konflik
 
Promosi, rotasi & demosi
Promosi, rotasi & demosiPromosi, rotasi & demosi
Promosi, rotasi & demosi
 
Perkembangan teori manajemen
Perkembangan teori manajemenPerkembangan teori manajemen
Perkembangan teori manajemen
 
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi  manajemen  oleh kelom...
Konsep pengambilan keputusan di dalam sistem informasi manajemen oleh kelom...
 
Ecommerce03 business model
Ecommerce03 business modelEcommerce03 business model
Ecommerce03 business model
 

Viewers also liked

Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...
Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...
Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...alif puranama
 
Manajemen, Kepemimpinan dan Organisasi
Manajemen, Kepemimpinan dan OrganisasiManajemen, Kepemimpinan dan Organisasi
Manajemen, Kepemimpinan dan OrganisasiSyarif El-hadidi
 
Module Public Speaking Mabes Polri 09
Module Public Speaking Mabes Polri 09Module Public Speaking Mabes Polri 09
Module Public Speaking Mabes Polri 09mistertipr
 
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu NegaraTata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negaraactnow2profit
 
Presentation1 desain dan perilaku organisasi
Presentation1 desain dan perilaku organisasi Presentation1 desain dan perilaku organisasi
Presentation1 desain dan perilaku organisasi Habibullah Srg
 
tugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasitugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasiDianKurniawatii
 
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P Aguestd42496
 
1. pedoman baku protokoler
1. pedoman baku protokoler1. pedoman baku protokoler
1. pedoman baku protokolerDOEL ROKHIM
 
Teori dan Pengembangan Organisasi - Siklus daur hidup & perubahan organisasi
Teori dan Pengembangan Organisasi - Siklus daur hidup & perubahan organisasiTeori dan Pengembangan Organisasi - Siklus daur hidup & perubahan organisasi
Teori dan Pengembangan Organisasi - Siklus daur hidup & perubahan organisasiDayana Florencia
 
Introduction of Organizational Behavior
Introduction of Organizational BehaviorIntroduction of Organizational Behavior
Introduction of Organizational BehaviorSeta Wicaksana
 

Viewers also liked (12)

Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...
Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...
Hubungan Locus of contol, gaya kepemimpina, dan rekan kerja terhadap komitmen...
 
Manajemen, Kepemimpinan dan Organisasi
Manajemen, Kepemimpinan dan OrganisasiManajemen, Kepemimpinan dan Organisasi
Manajemen, Kepemimpinan dan Organisasi
 
Module Public Speaking Mabes Polri 09
Module Public Speaking Mabes Polri 09Module Public Speaking Mabes Polri 09
Module Public Speaking Mabes Polri 09
 
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu NegaraTata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
Tata Cara Pengaturan Kunjungan Tamu Negara
 
Presentation1 desain dan perilaku organisasi
Presentation1 desain dan perilaku organisasi Presentation1 desain dan perilaku organisasi
Presentation1 desain dan perilaku organisasi
 
tugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasitugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
 
1. pedoman baku protokoler
1. pedoman baku protokoler1. pedoman baku protokoler
1. pedoman baku protokoler
 
Teori dan Pengembangan Organisasi - Siklus daur hidup & perubahan organisasi
Teori dan Pengembangan Organisasi - Siklus daur hidup & perubahan organisasiTeori dan Pengembangan Organisasi - Siklus daur hidup & perubahan organisasi
Teori dan Pengembangan Organisasi - Siklus daur hidup & perubahan organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Introduction of Organizational Behavior
Introduction of Organizational BehaviorIntroduction of Organizational Behavior
Introduction of Organizational Behavior
 

Similar to OB_BAB9

Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompokChapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompokAndi Iswoyo
 
Pengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompokPengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompokjosmarsell
 
Tugas ke 2 teori organisasi umum 2
Tugas ke 2 teori organisasi umum 2Tugas ke 2 teori organisasi umum 2
Tugas ke 2 teori organisasi umum 2Lutfiyand
 
Teori organisasi umum 2
Teori organisasi umum 2Teori organisasi umum 2
Teori organisasi umum 2bryansoendoro
 
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiKuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiMukhrizal Effendi
 
Bekerjasama Dalam Team
Bekerjasama Dalam TeamBekerjasama Dalam Team
Bekerjasama Dalam TeamRossi Agisti
 
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 3
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 3MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 3
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 393220872
 
Tugas-2 (Teori Organisasi Umum 2)
Tugas-2 (Teori Organisasi Umum 2)Tugas-2 (Teori Organisasi Umum 2)
Tugas-2 (Teori Organisasi Umum 2)Rian Febriansyah
 
Tugas 2 (Teori Organisais Umum 2)
Tugas 2 (Teori Organisais Umum 2)Tugas 2 (Teori Organisais Umum 2)
Tugas 2 (Teori Organisais Umum 2)briant_1995
 
M5 kb3 perilaku organisasi
M5 kb3 perilaku organisasiM5 kb3 perilaku organisasi
M5 kb3 perilaku organisasiPPGHybrid2
 
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOKDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK9elevenStarUnila
 
Bekerjasama Dalam Team (Kelompok)
Bekerjasama Dalam Team (Kelompok)Bekerjasama Dalam Team (Kelompok)
Bekerjasama Dalam Team (Kelompok)ikbalbale95
 
Groupthink Teori
Groupthink Teori Groupthink Teori
Groupthink Teori bumnbersatu
 

Similar to OB_BAB9 (20)

Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompokChapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
Chapter 6 dasar dasar perilaku kelompok
 
Bab 9
Bab 9Bab 9
Bab 9
 
Pengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompokPengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompok
 
Tugas ke 2 teori organisasi umum 2
Tugas ke 2 teori organisasi umum 2Tugas ke 2 teori organisasi umum 2
Tugas ke 2 teori organisasi umum 2
 
Teori organisasi umum 2
Teori organisasi umum 2Teori organisasi umum 2
Teori organisasi umum 2
 
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasiKuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
Kuliah 3 perilaku kelompok dalam organisasi
 
Bekerjasama Dalam Team
Bekerjasama Dalam TeamBekerjasama Dalam Team
Bekerjasama Dalam Team
 
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 3
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 3MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 3
MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 3
 
Tugas-2 (Teori Organisasi Umum 2)
Tugas-2 (Teori Organisasi Umum 2)Tugas-2 (Teori Organisasi Umum 2)
Tugas-2 (Teori Organisasi Umum 2)
 
Tugas 2 (Teori Organisais Umum 2)
Tugas 2 (Teori Organisais Umum 2)Tugas 2 (Teori Organisais Umum 2)
Tugas 2 (Teori Organisais Umum 2)
 
M5 kb3 perilaku organisasi
M5 kb3 perilaku organisasiM5 kb3 perilaku organisasi
M5 kb3 perilaku organisasi
 
M5 kb3 perilaku organisasi
M5 kb3 perilaku organisasiM5 kb3 perilaku organisasi
M5 kb3 perilaku organisasi
 
Mahmud
MahmudMahmud
Mahmud
 
Pengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompokPengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompok
 
Pengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompokPengertian dan karakteristik kelompok
Pengertian dan karakteristik kelompok
 
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOKDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
 
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOKDASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK
 
Kelompok
KelompokKelompok
Kelompok
 
Bekerjasama Dalam Team (Kelompok)
Bekerjasama Dalam Team (Kelompok)Bekerjasama Dalam Team (Kelompok)
Bekerjasama Dalam Team (Kelompok)
 
Groupthink Teori
Groupthink Teori Groupthink Teori
Groupthink Teori
 

More from 9elevenStarUnila

Laporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemenLaporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemen9elevenStarUnila
 
Audit Produksi dan Operasi
Audit Produksi dan OperasiAudit Produksi dan Operasi
Audit Produksi dan Operasi9elevenStarUnila
 
Presentasi case 8.1 cold stone creamery
Presentasi case 8.1 cold stone creameryPresentasi case 8.1 cold stone creamery
Presentasi case 8.1 cold stone creamery9elevenStarUnila
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I9elevenStarUnila
 
Kelompok 9 Case 5.1. Panera Bread
Kelompok 9 Case 5.1. Panera BreadKelompok 9 Case 5.1. Panera Bread
Kelompok 9 Case 5.1. Panera Bread9elevenStarUnila
 
Kelompok 8 case 4.2 d.light - presentasi
Kelompok 8  case 4.2 d.light - presentasiKelompok 8  case 4.2 d.light - presentasi
Kelompok 8 case 4.2 d.light - presentasi9elevenStarUnila
 
Presentasi kelompok 6 segway
Presentasi kelompok 6  segwayPresentasi kelompok 6  segway
Presentasi kelompok 6 segway9elevenStarUnila
 
kelompok 4: Creative Conversion Factory (CCF).
 kelompok 4: Creative Conversion Factory (CCF). kelompok 4: Creative Conversion Factory (CCF).
kelompok 4: Creative Conversion Factory (CCF).9elevenStarUnila
 
Kelompok 3 case 2.1 ScriptPad
Kelompok 3  case 2.1 ScriptPadKelompok 3  case 2.1 ScriptPad
Kelompok 3 case 2.1 ScriptPad9elevenStarUnila
 
Kasus 1.2 Aquaflow Bionomic Corporation
Kasus 1.2 Aquaflow Bionomic CorporationKasus 1.2 Aquaflow Bionomic Corporation
Kasus 1.2 Aquaflow Bionomic Corporation9elevenStarUnila
 
Modul Kuis Akuntansi Manajemen
Modul Kuis Akuntansi ManajemenModul Kuis Akuntansi Manajemen
Modul Kuis Akuntansi Manajemen9elevenStarUnila
 
Modul UAS Analisis Laporan Keuangan
Modul UAS Analisis Laporan KeuanganModul UAS Analisis Laporan Keuangan
Modul UAS Analisis Laporan Keuangan9elevenStarUnila
 
Panduan Ramadhan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Panduan Ramadhan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MScPanduan Ramadhan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Panduan Ramadhan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc9elevenStarUnila
 

More from 9elevenStarUnila (20)

Latihan Audit manajemen
Latihan Audit manajemen Latihan Audit manajemen
Latihan Audit manajemen
 
Laporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemenLaporan hasil audit manajemen
Laporan hasil audit manajemen
 
Audit Sumber Daya Manusia
Audit Sumber Daya ManusiaAudit Sumber Daya Manusia
Audit Sumber Daya Manusia
 
Audit Produksi dan Operasi
Audit Produksi dan OperasiAudit Produksi dan Operasi
Audit Produksi dan Operasi
 
Presentasi case 8.1 cold stone creamery
Presentasi case 8.1 cold stone creameryPresentasi case 8.1 cold stone creamery
Presentasi case 8.1 cold stone creamery
 
Airbnb
AirbnbAirbnb
Airbnb
 
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku IResume Auditing Bab I - IV Buku I
Resume Auditing Bab I - IV Buku I
 
Prezi plumgarth
Prezi plumgarthPrezi plumgarth
Prezi plumgarth
 
Kelompok 9 Case 5.1. Panera Bread
Kelompok 9 Case 5.1. Panera BreadKelompok 9 Case 5.1. Panera Bread
Kelompok 9 Case 5.1. Panera Bread
 
Kelompok 8 case 4.2 d.light - presentasi
Kelompok 8  case 4.2 d.light - presentasiKelompok 8  case 4.2 d.light - presentasi
Kelompok 8 case 4.2 d.light - presentasi
 
Kasus 4.1. Kazoo Toys
Kasus 4.1. Kazoo ToysKasus 4.1. Kazoo Toys
Kasus 4.1. Kazoo Toys
 
Presentasi kelompok 6 segway
Presentasi kelompok 6  segwayPresentasi kelompok 6  segway
Presentasi kelompok 6 segway
 
Kelompok 5 TOMMY JOHN
Kelompok 5 TOMMY JOHNKelompok 5 TOMMY JOHN
Kelompok 5 TOMMY JOHN
 
kelompok 4: Creative Conversion Factory (CCF).
 kelompok 4: Creative Conversion Factory (CCF). kelompok 4: Creative Conversion Factory (CCF).
kelompok 4: Creative Conversion Factory (CCF).
 
Kelompok 3 case 2.1 ScriptPad
Kelompok 3  case 2.1 ScriptPadKelompok 3  case 2.1 ScriptPad
Kelompok 3 case 2.1 ScriptPad
 
Kasus 1.2 Aquaflow Bionomic Corporation
Kasus 1.2 Aquaflow Bionomic CorporationKasus 1.2 Aquaflow Bionomic Corporation
Kasus 1.2 Aquaflow Bionomic Corporation
 
Runkeeper
RunkeeperRunkeeper
Runkeeper
 
Modul Kuis Akuntansi Manajemen
Modul Kuis Akuntansi ManajemenModul Kuis Akuntansi Manajemen
Modul Kuis Akuntansi Manajemen
 
Modul UAS Analisis Laporan Keuangan
Modul UAS Analisis Laporan KeuanganModul UAS Analisis Laporan Keuangan
Modul UAS Analisis Laporan Keuangan
 
Panduan Ramadhan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Panduan Ramadhan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MScPanduan Ramadhan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Panduan Ramadhan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
 

OB_BAB9

  • 1. Lulus OB dengan Senyuman Season Finale EDISI UAS BAB 9, 10, 11, 12, 13, 14,15, 16, 17, 18, 19 sampai mabok... Diramu dengan bahan bahan herbal, tanpa bahan kimia, maupun bahan berbahayaa seperti boraks dan formalin. Dijamin Tok Cer!* *Masa Jaminan habis manakala buku ini dilihat/digunakan. Gunakan dengan resiko ditanggung penumpang.
  • 2. DAFTAR ISI 1. Bab 9 : DASAR DASAR PERILAKU KELOMPOK halaman 1 2. Bab 10 : MEMAHAMI KERJA SAMA TIM halaman 8 3. Bab 11 : KOMUNIKASI halaman 13 4. Bab 12 : PENDEKATAN-PENDEKATAN DASAR KEPEMIMPINAN halaman 17 5. Bab 13 : ISU-ISU KONTEMPORER DALAM KEPEMIMPINAN halaman 21 6. Bab 14 : KEKUASAAN DAN POLITIK halaman 22 7. Bab 15 : KONFLIK DAN NEGOSIASI halaman 26 8. Bab 16 : DASAR-DASAR STRUKTUR ORGANISASI halaman 32 9. Bab 17 : KULTUR ORGANISASI halaman 34 10. Bab 18 : KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRAKTIKNYA halaman 38 11. Bab 19 : PERUBAHAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN STRES halaman 40 12. BONUS STAGE halaman 46
  • 3. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page1 BAB 9 DASAR DASAR PERILAKU KELOMPOK 1. Kelompok  Dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Jenis-Jenis Kelompok a. Kelompok Formal  Kelompok kerja yang ditugaskan dan didefinisikan oleh struktur organisasi. b. Kelompok Informal  Kelompok yang tidak berstruktur formal maupun secara organisasional timbul sebagai respons terhadap kebutuhan akan kontak sosial. c. Kelompok Komando  Kelompok yang terdiri atas individu-individu yang melapor secara langsung kepada seorang manajer. d. Kelompok Tugas  Kelompok yang bekerjasama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. e. Kelompok Kepentingan  Kelompok yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan dengan kepentingan masing-masing. f. Kelompok Persahabatan  Kelompok yang berkumpul bersama karena memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik. 3. Alasan Bergabung dengan Kelompok a. Rasa Aman  mengurangi rasa tidak aman karena berdiri sendiri. b. Status  memberikan pengakuan dan status bagi anggota kelompoknya. c. Harga diri  memberi peningkatan perasaan harga diri kepada para anggota kelompok. d. Afiliasi  Interaksi dalam kelompok pada pekerjaan adalah sumber utama untuk memenuhi kebutuhan akan afiliasi. e. Kekuatan  yang tidak dapat dicapai secara individu sering kali dapat dicapai melalui tindakan kelompok. f. Pencapaian Tujuan  terdapat saat dimana membutuhkan lebih dari satu orang untuk menyelesaikan suatu tugas. 4. Tahap Perkembangan Kelompok a. Model Lima Tahap ( Five Stage Group Development) i. Forming (Pembentukan)  Karakteristik : Banyaknya Ketidakpastian atas Struktur, Tujuan, dan Kepemimpinan Kelompok. ii. Storming (Timbul Konflik)  Karakteristik : Konflik Intrakelompok. Anggota menerima keberadaan kelompok, menolak batasan-batasan yang diterapkan kelompok. iii. Norming (Normalisasi)  Karakteristik : Hubungan yang dekat dan kekohesifan. Terdapat rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Berkahir manakala struktur kelompok menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi ekspektasi umum definisi yang benar atas perilaku anggota. iv. Performing (Berkinerja)  Karakteristik: Struktur telah sepenuhnya fungsional dan diterima. Energi kelompok berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada. v. Adjourning (Pembubaran)  Untuk kelompok sementara. Karakteristik : Perhatian untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas dibandingkan penampilan tugas. Kelompok mempersiapkan diri untuk pembubaran, sehingga kinerja
  • 4. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page2 tugas yang tinggi tidak menjadi prioritas, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas. Diagram Model Lima Tahap b. Model Ekuilibrium Tersebar (Punctuated-Equilibrium Model) i. Pertemuan pertama menetukan arah kelompok Kerangka kerja dan pola asumsi perilaku kelompok untuk mengadakan pendekatan terhadap proyeknya muncul dalam pertemuan pertama. ii. Fase pertama dari aktivitas kelompok adalah inersia (ketidakaktifan) Pola-pola yang telah ditentukan makan akan menjadi ‘tertulis diatas batu” kemungkinan tidak akan diperiksa kembali sampai paruh pertama kehidupan kelompok tersebut. Kelompok cenderung berdiam diri dan terkunci dalam tindakan yang tetap, meskipun kelompok mendapatkan wawasan baru yang menantang pola dan asumsi awal, kelompok tidak dapat bertindak atas wawasan baru tersebut-inilah yang disebut inersia. iii. Transisi terjadi manakala suatu kelompok menggunakan setengah dari waktu yang dimilikinya Transisi yang ada terjadi pada paruh pertama usia kelompok tersebut. Hal ini bekerja seperti alarm yang meningkatkan kesadara anggotanya bahwa waktu mereka terbatas dan mereka harus bergerak. iv. Transisi yang mencetuskan perubahan besar Transisi yang terjadi dikarakteristikan sebagai suatu ledakan yang terkonsentrasi, meninggalkan pola-pola lama, dan mengadopsi perspektif- perspektif baru untuk Fase 2. v. Fase kedua inersia mengikuti transisi tersebut Fase 2 adalah sebuah ekuilibrium atau periode inersia baru. Kelompok mengeksekusi rencana-rencana yang diciptakan selama periode transisi. vi. Pertemuan terakhir kelompok dikarakteristikan oleh akselerasi aktivitas yang mencolok Dikarakteristikan sebagai ledakan terakhir aktivitas untuk menyelesaikan pekerjaannya. Diagram Model Ekuilibrium Tersebar
  • 5. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page3 5. Peran  Serangkaian pola perilaku yang diharapkan dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati posisi tertentu dalam sebuah unit sosial. 6. Identitas Peran  Sikap-sikap dan perilaku tertentu yang konsisten dengan sebuah peran. 7. Persepsi Peran  Pandangan seorang individu atas bagaimana ia harus bertindak dalam situasi tertentu. 8. Ekspektasi Peran  Apa yang diyakini orang lain mengenai bagaimana sesorang harus bertindak dalam sebuah situasi tertentu. 9. Kontrak Psiklogis  Sebuah perjanjian tidak tertulis yang menentukan apa yang diharapkan oleh manajemen dari karywan dan sebaliknya. 10. Konflik Peran  Sebuah situasi dimana seorang individu diharapkan dengan ekspektasi- ekspektasi peran yang berlainan. 11. Norma  Standar-standar perilaku yang dapat diterima dalam sebuah kelompok yang dianut oleh para anggota kelompok. 12. Penelitian Hawtrone  Para pengamat mendapaatkan wawasan berharga mengenai bagaimana periaku individu dipengaruhi oleh norma-norma kelompok. Kelompok pekerja menentukan hasil yang pantas dan menentukan menetapkan norma-norma untuk tingkat dasil yang pantas dan menetapkan norma-norma untuk tingkat kerja individu yang menyesuaikan dengan hasil. Untuk menjalankan norma kelompok, para pekerja menggunakan sarkasme, olok olok dan bahkan paksaan secara fisik untuk mempengaruhi perilaku kelompok yang tidak dapat diterima dalam kelompok tersebut. 13. Norma Kelas Umum a. Norma Kinerja Kelompok kerja memberikan kepada anggotanya petunjuk eksplisit mengenai seberapa keras mereka harus bekerja, bagaimana menyelesaikan pekerjaan, tingkat hasil mereka, tingkat kelambanan yang pantas dan semacamnya. Hal ini sangat kuat mempengaruhi kinerja karyawan. b. Norma Penampilan Meliputi hal-hal seperti pakaian yang pantas, loyalitas terhadap kelompok kerja atau organisasi, kapan harus terlihat sibuk, kapan waktu yang pantas untuk bersantai. c. Norma Pengaturan Sosial
  • 6. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page4 Mengatur interaksi dalam kelompok. d. Norma Alokasi Sumber Daya Berasal dari dalam kelompok atau organisasi. Mencangkup hal-hal seperti bayaran, penugasan pada pekerjaan sulit serta alokasi peralatan dan perlengkapan baru. 14. Konformitas  Menyesuaikan perilaku seseorang agar selaras dengan norma-norma kelompok. 15. Kelompok Referensi  Kelompok penting dimana individu menjadi anggota atau berharap menjadi anggotanya dan dengan norma-norma yang kemungkinan akan disesuaikan oleh individu tersebut. 16. Eksperimen tentang Konformitas (Solomon Asch)  Hasil: Terdapat norma-norma kelompok yang menekan kita menuju konformitas. Yaitu, kita menginginkan untuk menjadi salah satu dari kelompok tersebut dan menghindari untuk terlihat berbeda. 17. Perilaku menyimpang di tempat kerja  Perilaku disengaja yang melanggar norma-norma organisasional signifikan dan dengan melakukannya mengancam kesejahteraan organisasi atau anggota-anggotanya. Tipologi Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja 18. Status  Sebuah definisi atau pangkat yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok atau anggota kelompok orang lain. 19. Teori Karakteristik Status  Teori yang menyatakan bahwa perbedaan dalam karakteristik status menciptakan hierarki dalam kelompok. 20. Sumber Status a. Pengaruh kekuasaan seseorang atas orang lain. b. Kemampuan seseorang berkontribusi terhadap tujuan sebuah kelompok. c. Karakteristik pribadi seorang individu. 21. Status dan Norma  Biasanya anggota yang memiliki status lebih tinggi akan diberi kebebasan lebih untuk menyipang dari norma dibandingkan anggota kelompok lain. 22. Status dan Interaksi Kelompok  Biasanya anggota yang mempunyai status tinggi lebih tegas dalam berbicara terbuka, mengkritik, menyatakan perintah dan menginterupsi orang lain.
  • 7. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page5 Perbedaan status ini menyebabkan rendahnya keragaman ide kreativitas dalam kelompok karena anggota yang berstatus lebih rendah cenderung kurang aktif dalam diskusi kelompok. 23. Ketidaksetaraan Status  Ketidaksetaraan menyebabkan ketidakseimbangan yang menghasilkan berbagai jenis perilaku korektif. 24. Status dan Kultur  Masing-masing individu dengan beragam latar belakang kultur memberikan perbedaan status. 25. Kemalasan Sosial (Social Loafing)  Kecenderungan para individu untuk mengeluarkan usaha yang lebih sedikit ketika bekerja secara kolektif daripada ketika bekerja secara individual. 26. Penyebab Kemalasan Sosial  Keyakinan bahwa orang lain dalam kelompok tidak memikul bagian mereka secara adil. Jika melihat orang lain malas, anda akan membuatnya seimbang dengan mengurangi usaha anda. Pemikiran atas tidak adanya ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja individu dalam berkontribusi dalam kelompok memacu adanya free rider dalam kelompok. 27. Kekohesifan  Tingkat dimana para anggota kelompok saling tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tinggal dalam kelompok tersebut. 28. Hal yang mendorong kekohesifan a. Membuat kelompok menjadi lebih kecil. b. Mendorong untuk mengadakan perjanjian dengan tujuan kelompok. c. Meningkatkan waktu yang dihabiskan anggota secara bersama-sama. d. Meningkatkan status kelompok dan anggpan sulitnya menjadi anggota kelompok tersebut. e. Mendorong persaingan dengan kelompok lain. f. Memberikan penghargaan kepada kelompok, tidak kepada anggota secara individual. g. Secara fisik mengisolasi kelompok tersebut. Hubungan Kekohesifan Kelompok, Norma-Norma Kinerja dan Produktifitas 29. Pengambilan Keputusan secara Kelompok a. Keunggulan i. Dapat menghasilkan informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. ii. Dapat meningkatkan keragaman pandangan iii. Meningkatkan penerimaan atas sebuah solusi b. Kelemahan i. Relatif memakan waktu lebih lama (kurang efisien)
  • 8. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page6 ii. Terdapat tekanan-tekanan konformitas dalam kelompok iii. Dapat didominasi oleh satu atau sedikit anggota iv. Adanya tanggung jawab ambigu dalam pengambilan keputusan 30. Efektivitas dan Efisiensi pengambilan keputusan kelompok vs individu a. Segi Akurasi Lebih akurat kelompok dibanding rata-rata akurasi individu. Lebih rendah dibanding individu anggota yang paling akurat. b. Segi Kreatifitas Kelompok lebih efektif dari individu. c. Segi Kecepatan Individu lebih efektif dari kelompok. d. Segi Penerimaan atas Solusi Kelompok lebih efektif dari individu. 31. Pemikiran Kelompok  Fenomena yang menunjukan norma konsensus melampaui penilaian atas sejumlah alternatif tindakan yang lebih realistis. 32. Tanda-tanda pemikiran kelompok a. Para anggoata merasionalisasi semua penolakan terhadap asumsi-asumsi yang telah mereka buat. b. Para anggota memberikan tekanan tekanan langsung pada mereka yang untuk sementara mengekspresikan keraguan tentang pandangan kelompok tersebut atau yang mempertanyakan validitas argumen yang mendukung alternatif yang disukai oleh mayoritas. c. Para anggota memiliki keraguan atau sudut pandang berbeda enghindari perbedaaan pendapat dengan apa yang tampak sebagai konsensus kelompok dengan tetap diam, meminimalisasi kekhawatiran mereka. d. Tampak adanya ilusi kebulatan suara. 33. Pergeseran Kelompok  Perubahan risiko keputusan antara keputusan kelompok dan keputusan individu yang dibuat oleh anggota dalam kelompok dapat menjadi risiko yang konservatif atau lebih besar. 34. Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok a. Kelompok yang Berinteraksi (Interacting Group) Anggota bertatap muka, mengandalkan interaksi verbal maupun non verbal untuk berkomunikasi. b. Tukar Pikiran (Brainstorming) Dimaksudkan untuk mengatasi tekanan konformitas dalam kelompok yang berinteraksi c. Teknik Nominal Kelompok (Nominal Group Technique) Bertemu secara tatap muka untuk menyatukan penilaian secara sistematis tetapi independen. Langkah-langkahnya: i. Anggota bertemu, belum terjadi diskusi apa-apa, menuliskan ide-ide terhadap permasalahan ii. Masing masing anggota meberikan ide tunggal kepada kelompok. Tidak ada diskusi sampai seluruh ide direakam. iii. Kelompok mendiskusikan ide-ide terebut untuk kejelasan dalam melakukan evaluasi
  • 9. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page7 iv. Setiap anggota dengan diam dan independen memasukan ide-ide terebut dalam peringkat yang berurutan. Ide dengan peringkat tertinggi menentukan keputusan final. d. Pertemuan dengan Media Elektronik (Electronic Meeting) Para anggota berinteraksi melalui komputer yang memungkinkan anonimitas komentar dan agregasi suara. Keuntungan: anonimitas, kejujuran, kecepatan. Evaluasi Efektifitas Kelompok
  • 10. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page8 BAB 10 MEMAHAMI KERJA SAMA TIM 1. Kelompok Kerja  Kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi informasi dan membuat berbagai keputusan untuk membantu setiap anggota bekerja di dalam area tanggung jawabnya. 2. Tim Kerja  Kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. 3. Kelompok Kerja vs Tim Kerja 4. Jenis-Jenis Tim a. Tim Penyelesai Masalah  Kelompok yang terdiri atas 5 s.d. 12 karyawan dari departemen yang sama yang bertemu selama beberapa jam setiap minggu untuk mendiskusikan berbagai cara peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. b. Tim Kerja yang Mengelola Diri Sendiri Kelompok-kelompok yang terdiri atas 10-15 orang yang memikul tanggung jawab dari para pengawas mereka yang terdahulu. c. Tim Lintas Fungsional  Para Karyawan yang berasal dari tingkatan hierarkis yang kurang lebih sama, tetapi berbagai bidang pekerjaan yang berbeda yang berkumpul untuk menyelesaikan sebuah tugas. d. Tim Virtual  Tim yang menggunakan teknologi komputer untuk menyatukan anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama. Diagram Jenis Tim 5. Model Efektivitas Tim a. Konteks i. Sumber Yang Memadai  Sumberdaya mempengaruhi kemampuan tim untuk menyelesaikan pekerjaan. ii. Kepemimpinan dan Struktur  Terdapat pembagian tanggung jawab dan memastikan setiap anggota memberikan kontribusi yang sama dalam berbagai beban kerja. iii. Suasana Kepercayaan  Para anggota harus saling mempercayai.
  • 11. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page9 iv. Evaluasi Kinerja dan Sistem Penghargaan  Evaluasi dan sistem penghargaan tradisional dan berorientasi secara individual harus diubah. b. Komposisi i. Kemampuan Para Anggota  Kinerja tim bergantung pada pengetahuan, keterampilan dan kemampuan para anggota individualnya. ii. Kepribadian  Kepribadian individual menentukan kinerja tim. iii. Mengalokasikan Peran  Orang-orang harus dipilih untuk memastikan sebuah peran terisi. Diagram Peran dalam Tim 1. Demografi Kelompok  Tingkat dimana anggota-anggota suatu kelompok memiliki sifat demografi umum yang sama, seperti usia, jenis kelamin, ras, tingkat pendidikan atau lamanya pelayanan dalam organisasi dan pengaruh sifat-sifat ini terhadap perputaran anggota. 2. Pengikut (cohort)  Individu-Individu yang merupakan bagian dari sebuah kelompok dan memiliki sifat yang sama. iv. Kergaman  Tim yang heterogen akan memiliki kemampuan dan informasi yang berbeda beda dan seharusnya lebih efektif. v. Ukuran Tim  Secara umum tim paling efektif adalah yang berisi 7-9 orang. vi. Fleksibilitas Anggota  Semakin fleksibel anggota, akan membuat suatu tim mampu menyelesaikan tugas anggota lainnya.
  • 12. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page10 vii. Preferensi Anggota  Tim yang beerkinerja tinggi cenderung terdiri atas orang-orang yang suka berkerja sama dalam suatu bagian kelompok. c. Rancangan Kerja  Tim yang efektif harus bekerja sama dan menerima tanggung jawab secara kolektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang signifikan. d. Proses i. Tujuan Umum  Tim yang efektif harus memiliki tujuan umum dan berarti memberikan pengarahan, momentum, dan komitmen para anggotanya. ii. Tujuan Khusus  Tim yang berhasil adalah yang mampu mengubah tujuan umum menjadi tujuan kinerja yang realistis, bisa diukur dan khusus iii. Efektivitas Tim  Tim yang efektif memiliki rasa percaya diri dalam diri mereka. iv. Tingkat Konflik  Konflik dapat memacu efektivitas tim. v. Kemalasan Sosial Tingkat Kemalasan Sosial dapat menghambat efektivitas tim. Model Efektifitas Tim
  • 13. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page11 Efek dari Proses Kelompok 6. Membentuk Pemain Tim a. Seleksi  Harus bisa memlikih mana anggota yang memiliki keterampilan antarpersonal untuk menjadi pemain tim.
  • 14. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page12 b. Pelatihan  Berbagai Pelatihan memungkinkan karyawan memperoleh kepuasan yang didapat dari kepuasan tim. c. Penghargaan  Sistem penghargaan harus diolah kembali untuk mendorong usaha- usaha kooperatif dibandingkan usaha-usaha kompetitif.
  • 15. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page13 BAB 11 KOMUNIKASI 1. Komunikasi  Transfer dan pemahaman makna. 2. Fungsi Komunikasi a. Kontrol  mengontrol perilaku anggota. b. Motivasi  menjaga motivasi anggota. c. Ekspresi Emosional jalan keluar ekspresi emosional. d. Informasi  berperan memfasilitasi pengambilan keputusan. 3. Proses Komunikasi  Langkah-langkah di antara seorang sumber dan penerimanya yang menghasilkan transfer dan pemahaman makna. 4. Arah Komunikasi a. Dimensi Vertikal i. Ke Bawah  Komunikasi yang mengalir dari satu tingkatan dalam kelompok atau organisasi ke tingkatan yang lebih rendah. ii. Ke Atas  Komunikasi mengalir menuju tingkatan yang lebih tinggi dalam suatu kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik kepada pemegang kekuasaan, memberkan informasi kepada pemegang keuaksaan mengenai proses pencapaian tujuan dan menyampaikAn masalah-masalah terkini. b. Dimensi Horizontal/Lateral  Komunikasi yang terjadi antar anggota kelompok pada tingkatan yang sama atau setara posisinya. Komunikasi horizontal seringkali dibutuhkan untuk menghemat waktu dan membantu koordinasi. 5. Komunikasi Antarpersonal Jenis Kelebihan Kekurangan Lisan  Penyampaian cepat  Feedback cepat kemungkinan penyimpangan setelah dikomunikasikan kebanyak orang sangat besar Tertulis  mudah di deversifikasi  lebih cermat  dapat disimpan dalam waktu yang lama memakan banyak waktu untuk mendapatkan feedback
  • 16. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page14 Non Verbal dapat memberikan penegasan, penekanan, dan menyampaikan hal yang penting. mudah disalah artikan sehingga memperumit dalam komunikasi 6. Komunikasi Organisasi a. Komunikasi Rantai (Chain) Secara kaku mengikuti rantai komando formal. Jaringan ini mewakili saluran-saluran komunikasi yang dapat anda temui dalam suatu organisasi tiga tingkat yang kaku. Sangat efektif jika akurasi komunikasi yang menjadi titik fokus b. Komunikasi Roda (Wheel) Komunikasi yang bergantung pada satu figur sentral yang bertindak sebagai perantara komunikasi antara semua kelompok. Jaringan roda memfasilitasi munculnya seorang pemimpin yang kuat. c. Komunikasi Jaringan Seluruh (All Channel) Jaringan ini memungkinkan seluruh anggota kelompok untuk saling berkomunikasi secara aktif. Semua anggota kelompok bebas untuk berkontribusi dan tidak ada orang yang memegang peran pemimpin. Sangat baik digunakan jika kepuasan anggota menjadi tujuan utama Jaringan Kelompok Kecil dan Kriteria Efektif 7. Jaringan Komunikasi Informal  Komunikasi antara orang-orang ya ada dalam suatu organisasi, akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi. Contohnya desas-desus. 8. Desas-Desus Terjadi karena tidak adanya kontrol dari manajemen. Seringkali dipandang lebih dapat dipercaya dan dapat diandalkan dari komunikasi formal yang dikeluarkan manajemen puncak. Digunakan untuk memuaskan kepentingan pribadi orang-orang didalamya. Saran Minimalisasi Konsekuensi Negatif Desas-Desus
  • 17. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page15 9. Komunikasi Berbantuan Komputer a. Email Mengubah komunikasi organisasi secara dramatis contohnya email yang dapat mengurangi jumlah memo, surat dan panggilan telepon yang masa lalu digunakan untuk berkomunikasi diantara mereka sendiri dengan para pemasok, pelanggan, atau pihak-pihak yang berkepentingan lain. Menggunakan internet untuk menyampaikan dan menerima teks serta dokumen yang diolah dan dihasilkan oleh komputer. b. Pesan Instan/Instant Messaging Cara yang cepat dan murah bagi para manager untuk tetap berhubungan dengan para karyawan dan bagi karyawan untuk tetap berhubungan satu sama lain tanpa dibatasi oleh jarak c. Koneksi Internet dan Ekstranet d. Video Conference Sistem ini memungkinkan para karyawan dalam sebuah organisasi untuk mengadakan pertemuan dengan orang yang berada dilokasi yang berlainan. 10. Manajemen Pengetahuan  Proses untuk mengorganisasikan dan mendistribusikan pengetahuan kolektif suatu organisasi sehingga informasi yang tepat disampaikan kepada orang yang tepat pada saat yang tepat. 11. Kekayaan Saluran  Jumlah informasi yang dapat disampaikan selama satu episode komunikasi, artinya hal ini menawarkan lebih dari satu petunjuk informasi (kata-kata, postur, mimik wajah, sikap, intonasi). 12. Beberapa Saluran Kaya memiliki Kemampuan a. Menangani lebih dari satu petunjuk pada waktu bersamaan b. Memfasilitasi umpan balik yang cepat c. Bersifat sangat pribadi 13. Hambatan Komunikasi Efektif
  • 18. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page16 a. Penyaringan  Manipulasi informasi oleh pengirim sehingga akan lebih nyaman bagi pihak penerima b. Perspepsi Selektif  Melhat dan Mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadi mereka yang lain. c. Kelebihan Informasi  Suatu kondisi dimana informasi yang masuk melebihi kapasitas pemrosesan seorang individu. d. Emosi  Apa yang sedang dirasakan oleh penerima menentukan cara ia menerjemahkannya. e. Bahasa  berbeda suku, ras, budaya, negara mempengaruhi cara berkomunikasi dan pemahaman seseorang akan pesan yang disampaikan. f. Kesulitan Komunikasi  Ketegangan dan kegelisahan yang tidak semestinya terkait komunikasi lisan, tertulis, atau keduanya. 14. Isu-isu Terkini dalam Komunikasi a. Hambatan –hambatan komunikasi antara laki-laki dan perempuan b. Sikap diam sebagai Komunikasi c. Komunikasi yang “benar secara politik” d. Komunikasi lintas kultural 15. Konteks Kultural ultur konteks tinggi adalah kultur yang sangat mengandalkan petunjuk-petunjuk non verbal dan situasional yang halus ketika berkomunikasi dengan orang lain. Kultur konteks rendah adalah kultur yang sangat mengandalkan kata-kata untuk menyampaikan makna dalam komunikasi 16. Pandangan Kultural a. Asumsikan perbedaan hingga kesamaan ditemukan b. Tekankan diskripsi alih-alih interprestasi atau evaluasi c. Praktikan empati d. Perlakukan interprestasi anda sebagai hipotesis kerja
  • 19. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page17 BAB 12 PENDEKATAN-PENDEKATAN DASAR KEPEMIMPINAN 1. Kepemimpinan (Leadership) Kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok untuk mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan. 2. Perbedaaan Manajemen dan Kepemimpinan 3. Teori Sifat Kepemimpinan (Trait Theories of Leadership) Merupakan teori yang membedakan para pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin, dengan cara berfokus pada sifat dan karakteristik pribadi. Dengan kata lain, “seorang pemimpin tidak seperti orang-orang lain”. Pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan, sebab individu yang lahir telah membawa ciri-ciri tertentu. 4. Teori Perilaku Merupakan teori-teori yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu membedakan pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin. Teori sifat berasumsi bahwa pemimpin dilahirkan dan bukan diciptakan. Namun bila ada perilaku-perilaku tertentu yang mengidentifikasikan pemimpin, kita bisa mangajarkan kepemimpinan, kita bisa rancang program untuk menanamkan pola pola perilaku ini dalam diri mereka yang ingin menjadi pemimpin yang efektif. 5. Kajian dari Ohio State University Terdapat 2 kategori yang menjelaskan perilaku kepemimpinan, yaitu: a. Struktur awal merujuk pada tingkat sampai mana seorang pemimpin akan menetapkan dan menyusun perannya dan peran para bawahannya dalam usaha mencapai tujuan.
  • 20. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page18 b. Tenggang rasa  Tingkat sampai mana seorang pemimpin akan memiliki hubungan profesional yang ditandai oleh kesaling percayaan, rasa hormat terhadap ide-ide anak buah, dan rasa hormat terhadap perasaan-perasaan mereka. 6. Kajian dari University of Michigan Terdapat 2 kategori yang menjelaskan perilaku kepemimpinan, yaitu: a. Berorientasi Karyawan  Menekankan hubungan antarpersonal; mementingkan kebutuhan para karyawan, dan menerima perbedaan-perbedaan individual di antara para anggota. b. Berorientasi Produksi  Seorang pemimpin yang menekankan aspek-aspek teknis atau tugas dari suatu pekerjaan tertentu. Perhatian utama adalah penyelesaian tugas. Tabel Manajerial Matriks 9-9 yang menggambarkan 81 gaya kepemimpinan yang berbeda. Kepemimpinan (9,9) berkinerja sangat baik; (1,9) tipe otoritas; dan (9,1) tipe laissez- faire. 7. Teori Kemungkinan  Meramalkan keberhasilan kepemimpinan itu sangat rumit dan ditentukan oleh berbagai pengaruh situasional. 8. Model Fiedler Teori bahwa kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya interaksi seorang pemimpin dengan bawahannya serta sejauh mana situasi tersebut menghasilkan kendali dan pengaruh untuk pemimpin tersebut; a. Mengidentifikasi Gaya Kepemimpinan  Kuesioner rekan kerja yang paling tidak disukai (least preferred coworker-LPC): instrumen yang digunakan untuk mengukur apakah seorang berorientasi tugas atau hubungan. b. Memahami Situasinya  3 dimensi kemungkinan yang menurutnya menentukan faktor-faktor situasional kunci yang menentukan efektivitas kepemimpinan, sebagai berikut: i. Hubungan Pemimpin-anggota: Tingkat Kepatuhan, Kepercayaan, dan rasa hormat para anggota terhadap pemimpin mereka. ii. Struktur Tugas: Tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan diproseduralkan (yaitu, terstruktur dan tidak terstruktur);
  • 21. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page19 iii. Kekuatan Posisi: Tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang pemimpin atas variabel2 kuasa seperti perekrutan, pemecatan, pendisiplinan, promosi dan kenaikan gaji c. Mencocokkan pemimpin dan situasi  Dengan mengganti pemimpin agar sesuai dengan situasi yang ada atau dengan mengubah situasi agar sesuai dengan sang pemimpin. d. Evaluasi  Tidak selalu penilaian responden stabil. Pada prakteknya teori ini kadang tidak sesuai, sehingga diperlukan evaluasi. e. Teori Sumber Daya Kognitif  Peran stress sebagai salah satu bentuk situasional yang kurang menguntungkan serta bagaimana kecerdasan dan pengalaman seorang pemimpin mempengaruhi reaksinya terhadap stress. Temuan-temuan dari Model Fiedler 9. Teori Situasional Hersey dan Blanchard Berfokus pada kesiapan para pengikut; Mampu dan Bersedia. Perilaku mana yang paling efektif tergantung pada kemampuan dan kesiapan pengikut. Pada dasarnya pendekatan kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan yang khusus: dari sangat direktif, partisipatif, supportif, sampai laissez-faire. Sedangkan kesiapan dalam konteks ini adalah merujuk pada sampai dimana pengikut memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu. 10. Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota Penciptaan kelompok-kelompok kesayangan dan kelompok-kelompok bukan kesayangan oleh para pemimpin, bawahan-bawahan dengan status kelompok kesayangan memperoleh penilaian kinerja yang lebih tinggi, pengantian yang lebih rendah, dan kepuasan kerja yang lebih baik.
  • 22. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page20 pemilihan pemimpin atas kelompok kesayangan adalah berdasarkan karakteristik kepribadian dan sikap yang mirip dengan pemimpin tersebut atau tingkat kompetensi yang lebih tinggi daripada anggota-anggota bukan kesayangan. Diagram Teori Pertukaran Anggota-Pimpinan 11. Teori Jalan Tujuan Teori yang mengemukakan bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu para pengikut dalam mencapai tujuan-tujuan mereka dan untuk memberi pengarahan yang dibutuhkan dan/ atau dukungan untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan mereka selaras dengan tujuan umum kelompok atau organisasi. Ada 4 perilaku pemimpin, yaitu: a. Pemimpin yang direktif, b. Pemimpin yang supportif, c. Pemimpin yang partisipatif, dan d. Pemimpin yang berorientasi pada pencapaian 12. Model Pemimpin-Partisipasi  Sebuah teori kepemimpinan yang menyediakan serangkaian peraturan untuk menentukan bentuk dan jumlah pembuatan keputusan partisipatif dalam berbagai situasi yang berbeda. Variabel Kemungkinan dalam Model Pemimpin-Partisipasi yang telah direvisi
  • 23. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page21 BAB 13 ISU-ISU KONTEMPORER DALAM KEPEMIMPINAN 1. Teori Kepemimpinan Kontemporer a. Pemimpin Karismatik Kharisma merupakan anugerah atau suatu sifat tertentu dari seseorang yang membedakan mereka dari orang kebanyakan, biasanya dipandang memiliki keistimewaaan. Karakter Pemimpin Kharismatik 1. Visi dan Artikulasi 2. Risiko Pribadi 3. Sensitif dengan kebutuhan bawahan 4. Perilaku yang tidak konvensional (Unik dan Inovatif) b. Pemimpin Transaksional dan Transformasional - Pemimpinan transaksional adalah pemimpin yang membimbing atau memotivasi para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka. - Pemimpin transformasional adalah menginspirasi para pengikutnya untuk mengeyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya. c. Pemimpin Autentik - Mengenal betul diri mereka, sangat memahami keyakinan dan nilai-nilai yang dianutnya serta bertindak berdasarkan niai dan keyakinan tersebut secara terbuka dan jujur, Etis dan dipercaya oleh bawahannya. - Kepercayaan merupakan ekspektasi bahwa orang lain tidak akan (melalui kata- kata atau tindakan dan kebijakan) bertindak secara opportunistik. 2. Peran Kepemimpinan Kontemporer a. Kepemimpinan Tim Peran pemimpin tim : penghubung dengan pihak eksternal, orang yang menyelesaikan masalah, manajer konflik dan pelatih. b. Mentoring Mentor adalah karyawan senior yang membantu dan mendukung karyawan yang masih kurang berpengalaman c. Kepemimpinan mandiri Mentor adalah karyawan senior yang membantu dan mendukung karyawan yang masih kurang berpengalaman d. Kepemimpinan online memimpin dengan mengandalkan kemajuan teknologi (digital/tertulis) dengan fisik yang tidak harus berada di tempat 3. Cara Menemukan Dan Menciptakan Pemimpin Yang Efektif Ada 2 cara dalam menemukan dan menciptakan pemimpin yang efektif, yaitu: - Seleksi, contohnya : ujian, tes kepribadian, wawancara - Pelatihan, Pelatihan dapat mengajarkan keterampilan implementasi, dapat mengajarkan keahlian seperti membangun kepercayaan dan mentoring, pemimpin juga bisa diajari keahlian untuk menganalisis situasi.
  • 24. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page22 BAB 14 KEKUASAAN DAN POLITIK 1. Kekuasaan  Kemampuan yang dimiliki seseorang (individu A) untuk mempengaruhi perilaku orang lain (individu B) sehingga orang tersebut (B) bertingkah sesuai keinginan individu A. 2. Ketergantungan  Hubungan Individu B dan A ketika A memiliki sesuatu yang dibutuhkan oleh B. 3. Kepemimpinan vs Kekuasaaan Indikator Kepemimpinan Kekuasaan Kesesuaian Tujuan Mensyaratkan keserasian tujuan pemimpin dengan yang dipimpin. Tidak mensyaratkan kesesuaian tujuan, hanya ketergantungan. Arah Pengaruh Berfokus pada pengaruh ke bawah kepada para pengikut. Meminimalkan pola pengaruh kesamping dan ke atas. Tidak meminimalkan pola pengaruh ke samping dan ke atas. Penekanan Penelitian Penelitian tentang kepemimpinan banyak menekankan tentang “gaya”. Mencangkup bidang yang lebih luas dan terfokus pada taktik-taktik untuk memperoleh kepatuhan anak buah. 4. Kekuasaan Formal a. Kekuasaan Koersif  Landasan kekuasaan yang bergantung pada rasa takut. Mengandalkan aplikasi, ancaman aplikasi, sanksi fisik yang menimbulkan rasa sakit, menimbulkan frustasi melalui pembatasan gerak atau pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar fisiologis atau keamanan. b. Kekuasaan Imbalan  Kepatuhan yang dicapai berdasarkan kemampuan memberikan imbalan yang dipandang bernilai oleh orang lain. Berlawanan dengan kekuasaan koersif. c. Kekuasaan Legitimasi  Kekuasaan yang diterima oleh seseorang karena posisinya dalam hierarki formal sebuah organisasi. Perlambang kewenangan formal untuk mengendalikan dan memanfaatkan sumber-sumber daya organisasi. Mencangkup penerimaan wewenang suatu jabatan oleh anggota-anggota dalam sebuah organisasi. 5. Kekuasaan Pribadi a. Kekuasaan Karena Keahlian  Pengaruh berdasarkan keterampilan atau pengetahuan khusus. b. Kekuasaan Rujukan  Pengaruh yang didasarkan pada kepemilikan sumber daya atau sifat-sifat pribadi yang menyenangkan dari seseorang. Berkembang dari kekaguman terhadap orang lain dan hasrat menjadi seperti orang tersebut. 6. Kekuasaan Formal vs Pribadi. Mana yang lebih efektif?  Kekuasaan Pribadi lebih efektif. Kekuasaan pribadi lebih berkaitan dengan kepuasan karyawan terhadap penyeliaan, komitmen keorganisasian mereka, dan kinerja mereka. 7. Penyebab Ketergantungan a. Nilai Penting  Jika tak seorangpun menginginkan yang anda miliki, ketergantungan kepada anda tidak akan tercipta.
  • 25. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page23 b. Kelangkaan  Kepemilikan sumber daya yang langka-dalam hal ini pengetahuan- menjadikan pemimpin bergantung pada bawahan. c. Keadaan Tidak Tergantikan  Semakin sedikit penggati yang tersedia bagi suatu sumberdaya, semakin besar kekuasaan yang diberikan oleh kontrol atas sumber daya tersebut. 8. Taktik Kekuasaan  Cara individu menerjemahkan landasan kekuasaan ke dalam tindakan- tindakan tertentu. 9. Sembilan Macam Taktik Pengaruh a. Legitimasi  Mengandalkan posisi kewenangan seseorang atau menekankan bahwa sebuah permintaan selaras dengan kebijakan atau ketentuan dalam organisasi. b. Persuasi Rasional  Menyajikan argumen-argumen logis dari berbagai bukti faktual untuk memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal. c. Seruan Inspirasional Mengembangkan komitmen emosional dengan cara menyerukan nilai-nilai, kebutuhan, harapan dan aspirasi dari sebuah sasaran. d. Konsultasi Meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran dengan cara melibatkannya dalam memutuskan bagaimana rencana atau perubahan akan dijalankan. e. Tukar Pendapat Memberikan imbalan kepada target atau sasaran berupa uang atau penghargaan lain sebagai ganti karena mau menaati suatu permintaan. f. Seruan Pribadi Meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan. g. Menyenangkan Orang Lain Menggunakan rayuan, pujian, atau perilaku bersahabat sebelum membuat permintaan. h. Tekanan Menggunakan perigatan, tuntutan tegas, dan ancaman, i. Koalisi Meminta bantuan orang lain untuk membujuk sasaran (target) atau menggunakan dukungan orang lain sebagai alasan agar si sasaran setuju. 10. Efektifitas Taktik Pengaruh Konsultansi paling efektif, Tekanan paling tidak efektif dan sering menjadi bumerang. 11. Taktik yang seharusnya dipilih menurut arah pengaruh Pengaruh ke Atas Pengaruh ke Bawah Pengaruh ke Samping Persuasi Rasional Persuasi Rasional Persuasi Rasional Seruan Inspirasional Konsultasi Tekanan Menyenangkan Orang Lain Konsultasi Tukar Pendapat Menyenangkan Orang Lain Legitimasi Tukar Pendapat Seruan Pribadi Legitimasi Koalisi 12. Kekuasaan dalam kelompok  Koalisi 13. Koalisi  Suatu kelompok informal yang diikat bersama dengan sebuah isu yang diperjuangkan bersama pula. 14. Ketidak seimbangan kekuasaan ditempat kerja  menimbulkan Pelecehan Seksual 15. Pelecehan Seksual  Segala aktivitas yang bersifat seksual yang tidak diinginkan dan mempengaruhi pekerjaan seorang individu serta menciptakan suasana kerja yang tidak nyaman. 16. Cara agar terhindar dari pelecehan Seksual a. Pastikan ada kebijakan yang tepat mendefinisikan hal-hal yang merupakan pelecehan seksual, yang memberi tahu karyawan bahwa mereka dapat dipecat karena
  • 26. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page24 melakukan pelecehan seksual semacam itu kepada karyawan lain, dan yang menetapkan prosedur untuk menyampaikan keluhan. b. Yaknkan karyawan bahwa mereka tidak akan menghadapi balasan jika mereka menyampaikan keluhan mereka. c. Selidiki setiap keluhan, ikut sertakan divisi legal dan sumber daya manusia perusahaan. d. Pastikan bahwa pelaku terkena sanksi atau diberhentikan. e. Adakan seminar internal untuk membangkitkan kesadaran karyawan akan isu-isu seputar pelecehan seksual. 17. Perilaku Politik  Kegiatan yang tidak dipandang sebagai bagian dari peran formal seseorang dalam organisasi, tetapi yang mempengaruhi, atau berusaha mempengaruhi, distribusi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi. a. Perilaku Politik yang sah  Politik sehari-hari yang normal. b. Perilaku Politik yang tidak sah  Perilaku politik berat yang menyimpang dari aturan main yang telah ditentukan. 18. Faktor Perilaku Politik a. Faktor Individu i. Kemampuan merefleksi diri yang baik ii. Pusat Kendali Internal iii. Kepribadian High Mach (Lincah) iv. Investasi Organisasi v. Alternatif Pekerjaan yang diyakini ada vi. Harapan akan kesuksesan b. Faktor Organisasi i. Realokasi Sumber Daya ii. Peluang Promosi iii. Tingkat kepercayaan rendah iv. Ambiguitas Peran v. Sistem evaluasi kinerja yang tidak jelas vi. Praktik imbalan zero-sum (perolehan hangus karena kurang memuaskan, memotivasi karyawan untuk menganggap bahwa tercapainya tujuan adalah harga mati sehingga keuntungan apapun yang didapat satu orang atau kelompok harus diperoleh dengan mengorbankan orang atau kelompok lain) vii. Pengambilan keputusan yang demokratis viii. Tekanan kinerja tinggi ix. Manajer senior yang egois 19. Tanggapan Karyawan terhadap Politik Organisasi a. Kepuasan Kerja Menurun b. Kecemasan dan Stres Meningkat c. Tingkat Perputaran Karyawan Meningkat d. Kinerja Menurun 20. Perilaku Defensif Perilaku reaktif dan protektif unruk menghindari aksi disalahkan atau perubahan. a. Menghindari Aksi i. Terlalu Tunduk pada AturanSecara ketat menafsirkan tanggung jawab ii. Melempar Tanggung JawabMengalihkan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas atau pengambilan keputusan kepada orang lain. iii. MembisuPura-Pura Tidak Tahu atau Pura-Pura tidak mampu.
  • 27. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page25 iv. Mengulur-ulur WaktuMemperlama tugas sehingga terlihat sibuk. v. MenipuBersikap mendukung di depanumum, padahal secara pribadi hanya berbuat sedikit atau tidak berbuat sama sekali. b. Menghindari Dipersalahkan i. Memoles Upaya menutupi kelemahan. Secara cermat dan saksama mendokumentasika aktivitas yang hanya memproyeksikan citra kompetensi dan ketelitian. ii. Bermain Aman Menghindari situasi yang menunjukan kelemahan. Membatasi ungkapan penilaian. Mengambil posisi netral dalam konflik. iii. Membenarkan Menyusun penjelasan-penjelasan yang mengurangi tanggung jawab seseorang atas suatu hasil negatif dan/atau memaafkan untuk menunjukan penyesalan. iv. Mecari Kambing Hitam Menyalahkan hasil negatif pada faktor-faktor eksternal yang tidak selayaknya dipersalahkan. v. Misrepresentasi (tidak menampilkan yang sebenarnya) Manipulasi informasi dengan distorsi, menambah-nambah biar bagus, penipuan, presentasi selektif, atau pembingungan. c. Menghindari Perubahan i. Pencegahan Mencoba mencega terjadinya perubahan yang dirasa mengancam. ii. Perlindungan Diri Bertindak dengan berbagai cara untuk melindungi kepentingan pribadi seseorang selama masa perubahan dengan menjaga informasi atau sumberdaya-sumberdaya lainnya. iii. Perilaku Defensif Perilaku reaktif dan protektif unruk menghindari aksi disalahkan atau perubahan. iv. Pengaturan Kesan Proses yang dengannya individu-individu berupaya mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadap mereka. 21. Teknik Pengelolaan Kesan a. Keselarasan Sepakat dengan pendapat seseorang untuk mendapatkan persetujuannya. b. Alasan Penjelasan mengenai suatu kejadian yang menyebabkan situasi sulit dengan maksud meminimalkan kerumitan situasi sulit tersebut. c. Permintaan Maaf Mengakui tanggung jawab atas kejadian yang tidak diharapkan, sekaligus minta maaf atas tindakan tersebut. d. Promosi Diri Menyoroti sifat-sifat terbaik, meremehkan kekurangan, menonjolkan prestasi diri sendiri. e. Pujian Menyenangkan orang lain dengan menyebut kebaikan mereka agar diri sendiri tampak perseptif dan disukai. f. Sesuatu yang Menyenangkan Melakukan sesuatu yang menyenangkan seseorang untuk mendapatkan persetujuan orang tersebut. (Apa bedanya dengan keselarasan? Mirip sih tapi lihat contohnya di buku II hal 159) g. Asosiasi Menaikan atau melindungi citra seseorang dengan mengatur informasi tentang orang dan hal-hal yang dengannya orang diasosisikan.
  • 28. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page26 BAB 15 KONFLIK DAN NEGOSIASI 1. Definisi Konflik a. Kreitner dan Kinicki, 2005  Konflik adalah suatu proses dimana satu pihak menganggap bahwa pihak lain menentang atau menghalangi kepentingan- kepentingannya. b. Greenberg and Baron, 2003  Konflik adalah sebuah proses dimana suatu kelompok mempersepsikan kelompok lain akan mendapatkan atau menggunakan tindakan yang bertentangan dengan kelompoknya. c. Dari Buku  Konflik adalah sebuah proses yang dimulai ketika suatu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif atau akan mempengaruhi secara negatif sesuatu yang menjadi perhatian dan kepentingan pihak pertama. 2. Perkembangan Pemikiran tentang Konflik Tradisional Makhluk Hidup Interaksionis  Pandangan terhadap perilaku kelompok pada tahun 1930-an dan 1940-an.  Semua konflik adalah buruk.  Konflik dipandang sebagai akibat disfungsional dari komunkasi yang buruk, tidak adanya keterbukaan dan kepercayaan antaranggota, serta ketidakmampuan para manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan mereka.  Konflik harus dihindari, dan hanya perlu mengarahkan perhatian pada sebab-sebab konflik serta mengoreksi malfungsi ini untuk memperbaiki kinerja kelompok dan organisasi.  Pandangan pada akhir tahun 1940-an hingga pertengahan 1970-an.  Konflik adalah kejadian alamiah dalam semua kelompok dan organisasi.  Konflik tidak dapat dihapuskan, dan bahkan ada saat-saat ketika konflik justru baik dan menguntungkan bagi kinerja kelompok.  Mendorong munculnya konflik dengan dasar pemikiran bahwa kelompok yang harmonis biasanya menjadi statis, apatis, dan tidak tanggap terhadap perlunya perubahan dan inovasi.  Bepandangan beberapa konflik mendukung pencapaian tujuan kelompok dan memperbaiki kinerjanya (konflik fungsional), beberapa bersifat destruktif dan menghambat kinerja (konflik disfungsional). 3. Jenis Konflik a. Tugas  berhubungan dengan muatan dan tujuan pekerjaan b. Hubungan  berfokus pada hubungan antarpersonal. c. Proses  berhubungan dengan bagaimana suatu pekerjaan dilaksanakan.
  • 29. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page27 4. Tahapan Konflik a. Potensi Pertentangan dan Ketidakselarasan Munculnya kondisi-kondisi yang menciptakan peluang bagi pecahnya konflik. Sumber-sumber konflik: i. Komunikasi  Terlalu banyak atau terlalu sedikit komunikasi dapat menjadi penyebab konflik. Pemilihan saluran komunikasi dapat memengaruhi tingkat potensi pertentangan. ii. Struktur  Ukuran dan spesialisasi bertindak sebagai daya yang merangsang konflik. Semakin besar kelompok, semakin terspesialisasi kegiatannya, semakin besar kemungkinan terjadinya konflik. iii. Variabel-variabel pribadi  Perbedaan jenis kepribadian, nilai-nilai yang dianut dan emosi masing-masing individu dapat meningkatkan potensi timbulnya konflik. b. Kognisi dan Personalisasi Terdapat potensi perbedaan dan ketidaksesuaian yang teraktualisasi. Tahapan : Konflik yang dipersepsi – Konflik yang dirasakan. i. Konflik yang dipersepsi  kesadaran oleh satu pihak atau lebih akan adanya kondisi-kondisi yang yang menciptakan peluang munculnya konflik. ii. Konflik yang dirasakan  Keterlibatan emosional dalam sebuah konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi atau rasa bersalah. c. Maksud Maksud adalah keputusan untuk bertindak dengan cara tertentu. Penanganan konflik: i. Bersaing  Mencapai tujuan dengan mengorbankan tujuan orang lain. ii. Bekerjasama  Menyelesaikan masalah dengan memperjelas perbedaan daripada mengakomodasi berbagai sudut pandang. iii. Menghindar  Menarik diri dari atau menekan konflik. iv. Akomodatif  Kesediaan mengorbankan kepentingan lawannya diatas kepentingan sendiri. v. Kompromis  Masing-masing pihak bersedia mengalah dalam satu atau beberapa hal lain. Dimensi Maksud Penanganan Konflik
  • 30. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page28 d. Perilaku Tahap dimana konflik terlihat jelas. Tahapan Perilaku: Pernyataan - Aksi - Reaksi yang dibuat oleh pihak-pihak yang berkonflik. Semakin meningkatnya intensitas konflik semakin konflik tumbuh menjadi disfungsional dan destruktif. Konflik yang terlalu rendah menyebabkan kelompok menjadi stagnan. Hubungan Konflik dengan Kinerja Kelompok/Organisasi (Ivanchevich, et. al., 2007) Situasi Tingkat Konflik atas Kelompok Sifat Konflik Karakteristik Kelompok/Organisasi Kinerja I Rendah atau tidak ada konflik Disfungsional Adaptasi yang lambat terhadap perubahan Sedikit Perubahan Apatis Stagnansi Rendah II Optimal Fungsional Gerakan positif ke arah pencapaian tujuan Inovasi dan perubahan Kreativitas dan adaptasi yang cepat terhadap perubahan Tinggi III Tinggi Disfungsional Gangguan Berat Mengganggu aktivitas Sulit berkoordinasi Kekacauan Rendah Tahap Penyelesaian Konflik i. Pemecahan masalah  Pertemuan masing-masing pihak untuk mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya melalui diskusi terbuka. ii. Tujuan superordinat  Menetapkan tujuan bersama yang tidak dapat dicapai tanpa kerja sama pihak-pihak yang berkonflik. iii. Ekspansi sumber daya  saat konflik terjadi karena kelangkaan sumberdaya, pihak pihak yang berkonflik akan melakukan ekspansi sumber daya untuk menciptakan solus yang saling menguntungkan. iv. Penghindaran  Penarikan diri atau penyembunyian dari konflik. v. Memperhalus  Meminimalkan perbedaan sembari menekankan kepentingan bersama diantara pihak-pihak yang berkonflik. vi. Berkompromi  Pihak yang berkonflik menyerahkan sesuatu yang bernilai. vii. Perintah otoritatif  Manajemen menggunakan wewenang formalnyan untuk menyelesaikan konflk kemudian menyampaikan keinginannnya kepada pihak yang terlibat. viii. Mengubah variabel manusia  menggunakan teknik-teknik perubahan perilaku untuk mengubah sikap dan perilaku yang menyebabkan konflik. ix. Mengubah variabel struktural  Mengubah rancangan struktur organisasi formal dan pola-pola interaksi melalui rancang ulang pekerjaan, pemindahan, penciptaan posisi kordinasi dan sebagainya. Teknik Stimulasi Konflik i. Komunikasi  Menggunakan pesan-pesan ambigu atau yang sifatnya mengancam untuk menaikan tingkat konflik. ii. Memasukan orang luar  Menambahkan karyawan ke suatu organisasi yang memiliki karakter, latar belakang, nilai-nilai dan sikap yang berbeda dari anggota yang ada.
  • 31. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page29 iii. Restrukturisasi organisasi  Menata ulang kelompok kerja, mengubah aturan dan ketentuan, dan membuat perubahan struktural yang diperlukan untuk menggoyang status quo. iv. Membuat kambing hitam  menunjuk seorag pengkritik untuk secara sengaja mendebat posisi mayoritas yang digenggam oleh kelompok. e. Akibat Akibat yang ditimbulkan dari sebuah konflik dapat memperbaiki kinerja (akibat fungsional) atau malah menghambat kinerja yang ada (akibat disfungsional). i. Akibat fungsional  Akibat positif yang ditimbulkan oleh konflik fungsional. ii. Akibat disfungsional  Akibat negatif timbul akibat konflik disfungsional. 5. Perubahan Dalam Kelompok sebagai akibat konflik antar kelompok yang Disfungsional (Ivanchevich, et. Al., 2007) a. Meningatnya kohesivitas kelompok  meningkatnya kohesivitas kelompok yang menggerakan sumber daya kelompok untuk menghadapi ancaman dari luar. b. Penekanan pada Loyalitas  Saat terjadi konflik antar kelompok, kepuasan individu menjadi tidak begitu penting dibanding dengan tujuan-tujuan kelompok. c. Meningkatnya Kepemimpinan Autokratis  ketika terjadi konflik, kelompok cenderung mencari pemimpin yang kuat alih alih mencari pemimpin yang bersikap demokratis. d. Fokus pada Aktivitas  saat terjadi konflik, para anggota kelompok cenderung lebih fokus menjalankan tugas-ugas dan tidak memberikan toleransi anggota yang tidak melaksanakan tugas dengan benar. 6. Perubahan Antar Kelompok sebagai akibat konflik antar kelompok yang Disfungsional (Ivanchevich, et. Al., 2007) a. Persepsi yang terdistorsi  Saat terjadi konflik, persepsi anggota kelompok menjadi terdistorsi, masing masing kelompok menganggap dirinya lebih penting dibanding kelompok lain. b. Stereotip negatif  Stereotip negatif akan selalu muncul seiring dengan persepsi yang terdistorsi. Anggota kelompok akan merasa semakin memiliki sedikit perbedaan dalam kelompoknya sendiri dibandingkan dengan kelompok lain. c. Menurunnya Komunikasi  Menurunnya komunikasi akan berpotensi mengganggu hubungan kerja antas kelompok yang berakibat pada menurunnya kinerja organisasi secara keseluruhan. 7. Negosiasi  sebuah proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan berupaya untuk menyepakati nilai tukarnya. 8. Pendekatan Umum Negosiasi a. Tawar menawar Distributif  Negosiasi yang berusaha membagi sumberdaya yang jumlahnya tetap. Situasi Menang-Kalah. b. Tawar menawar Integratif  Negosiasi yang mencari satu penyelesaian atau lebih yang dapat menciptakan solusi Menang-Menang atau saling menguntungkan. Distributif vs Integratif Karakteristik Distributif Integratif Tujuan Mendapatkan hasil semaksimal mungkin Mencapai kepuasan kedua belah pihak Motivasi Menang-Kalah Menang-Menang
  • 32. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page30 Fokus Posisi Kepentingan Kepentingan Berlawanan Selaras Tingkat berbagi Informasi Rendah (Semakin banyak informasi diberikan, semakin membuat kalah dalam negosiasi) Tinggi (Semakin banyak informasi diberikan, semakin mudah mencapai kesepakatan yang menguntungkan pihak- pihak yang bernegosiasi) Lama Hubungan Jangka pendek Jangka panjang 9. Tahapan dalam Negosiasi a. Persiapan dan Perencanaan  berguna untuk memprediksi kekuatan lawan negosiasi dan menentukan strategi terbaik dalam negosiasi guna mencapai hasil yang diinginkan. b. Penentuan Aturan Dasar  menentukan dengan siapa kita bernegosiasi, waktu dan tempat melakukan negosiasi, serta prosedur yang harus ditempuh saat negosiasi menemui jalan buntu. Dalam fase ini para pihak bertukar proposal awal mereka. c. Klarifikasi dan Justifikasi  proses memaparkan, menguatkan, mengklarifikasi, mempertahankan, dan menjustifikasi tuntutan awal. d. Tawar menawar dan Penyelesaian masalah  proses memberi dan menerima dalam rangka mencari suatu keputusan. e. Penutupan dan Implementasi  proses memformalkan kesepakatan yang telah dibuat serta menyusun prosedur yang diperlukan implementasi pengawasan pelaksanaan. 10. Isu-isu dalam Negosiasi a. Peran suasana hati dan Sifat kepribadian dalam Negosiasi  Negosiasi yang dilakukan dengan suasana hati yang positif akan menimbulkan hasil yang lebih baik daripada yang dilakukan dengan suasana hati negatif. b. Perbedaan gender dalam negosiasi  Stereotip yang mengatakan kaum perempuan lebih kooperatif dan menyenangkan dalam negosiasi daripada kaum laki-laki. Manajer perempuan selalu terlihat kurang percaya diri dalam mengantisipasi negosiasi dan lebih tidak puas dengan kinerja mereka. c. Perbedaan kultur dalam negosiasi  Konteks kultur secara signifkan mempengaruhi jenis persiapan untuk negosiasi, penekanan relatif pada tugas dibanding hubungan antarpersonal, taktik yang digunakan, serta jangka waktu negosiasi. 11. Peran Pokok Pihak Ketiga dalam Negosiasi Pihak Ketiga Sifat Peran Mediator Netral Memfasilitasi negosiasi dengan menyarankan alternatif-alternatif. Arbitrator Netral Memiliki Kewenangan menentukan kesepakatan.
  • 33. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page31 Konsiliator Tidak Netral Membangun komunikasi antara perunding dengan lawannya. Konsultan Netral Memfasilitasi pemecahan masalah melalui komunikasi dan analisis. Peran utamanya memecahkan masalah bukan dengan menyelesaikan persoalan, melainkan memperbaiki hubunan para pihak.
  • 34. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page32 BAB 16 DASAR-DASAR STRUKTUR ORGANISASI 1. Definisi Struktur Organisasi Menentukan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal 2. Enam Elemen Kunci Struktur Organisasi a. Spesialisasi Pekerjaan mendeskripsikan sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan yang terpisah-pisah b. Departementalisasi dasar yang dipakai dalam pengelompokkan pekerjaan sehingga tugas yang sama/mirip dapat dikoordinasikan. c. Rantai Komando garis kewenangan yang tidak terputus dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa melapor ke siapa. d. Rentang Kendali jumlah bawahan yang dapat diatur oleh manajer secara efektif dan efisien. e. Sentralisasi Dan Desentralisasi Sentralisasi = manajer puncak yang membuat semua keputusan sedang manajer dibawahnya hanya sekedar melaksanakan arahan manajer puncak Desentralisasi = organisasi yang pengambilan keputusannya diberikan hingga kepada manajer yang terdekat dengan “tahap pelaksanaan” f. Formalisasi Tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi di standarisasi dan kadar dimana perilaku di arahkan oleh peraturan dan prosedur. 3. Desain Organisasi a. Struktur Sederhana tingkat departementalisasinya rendah, rentang kendali lebar, wewenang terpusat pada satu tangan, dan formalisasi kecil. Kelebihan: Cepat, Fleksibel, Tidak mahal untuk dikelola, Akuntabilitas jelas Kelemahan: Sulit dijalankan selain di organisasi kecil, Tidak memadai saat organisasi berkembang, dapat mengakibatkan overload informasi di puncak, Sangat berisiko (bergantung pada satu orang) b. Birokrasi tugas-tugas rutin dengan spesialisasi tinggi, formalisasi tinggi, departementalisasi tinggi, wewenang terpusat, rentang kendali sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti rantai komando Kelebihan:  Terstandar secara sangat efisien  Menyatukan beberapa kekhususan dalam departemen  Minim Duplikasi pada personel dan peralatan  Karyawan memiliki kesempatan bicara “dengan bahasa yang sama”  Berjalan cukup baik dengan manajer tingkat menengah dan bawah yang kuran berbakat Kelemahan:
  • 35. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page33  Rentan terhadap konflik subunit  Berlebihan dalam mengikuti aturan (minim modifikasi) c. Struktur Matriks struktur yang menciptakan dua garis wewenang dengan menggabungkan departementalisasi produk dan fungsional Kelebihan:  Penyatuan para spesialis  Memfasilitasi koordinasi manakala organisasi tersebut memiliki banyak aktivitas yang rumit dan saling tergantung  Memudahkan penempatan para spesialis secara efisien Kelemahan:  Sulitnya mengoordinasikan tugas para spesialis fungsional yang beragam  Kebingungan yang diciptakannya  Kecenderungan untuk menumbuhkan perjuangan meraih kekuasaan  Stres yang dirasakan para individu 4. Pilihan-pilihan Desain Baru a. Struktur Tim Struktur ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan di tingkat tim kerja b. Organisasi Virtual Merupakan organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi fungsi utama bisnis. Organisasi virtual sangat sentralis dengan sedikit departementalisasi atau tidak sama sekali c. Organisasi Nirbatas Organisasi nirbatas berusaha menghilangkan rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang diberdayakan 5. Yang mempengaruhi Struktur Organisasi  Strategi  Ukuran Organisasi  Teknologi  Lingkungan “untuk memaksimalkan kinerja dan kepuasan karyawan berbagai perbedaan individual seperti pengalaman, kepribadian dan tugas kerja harus diperhitungkan. Selain itu, kultur nasional mempengaruhi preferensi atas struktur”
  • 36. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page34 BAB 17 KULTUR ORGANISASI 1. Definisi: Sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. 2. Karakteristik Kultur Organisasi: a. Inovasi dan keberanian mengambil resiko b. Perhatian pada hal-hal rinci c. Orientasi hasil d. Orientasi orang e. Orientasi tim f. Keagresifan g. Stabilitas 3. Kultur Organisasi bersifat deskriptif: Pandangan terhadap organisasi , Mendorong kerja? Menghormati inovasi? Menekan inisiatif? 4. Kepuasan Kerja bersifat evaluatif: Respons afektif , Ekspektasi organisasi , Praktik imbalan 5. Kultur yang seragam? a. Kultur Dominan: kultur yang mengungkapkan nilai-nilai inti yang dihayati bersama oleh mayoritas anggota organisasi. b. Subkultur: Kultur di dalam organisasi, biasanya didefinisikan dengan berdasarkan departemen dan faktor geografis. c. Nilai-nilai inti: Nilai-nilai utama atau dominan yang diterima diseluruh organisasi. 6. Ciri-ciri kultur kuat: a. Nilai inti dipegang teguh b. Nilai inti dijunjung tinggi secara bersama 7. Kadar kebersamaan dan intensitas yang tinggi menciptakan kendali periaku yang tinggi 8. Kultur VS Formalisasi a. Kultur yang kuat sebagai pengganti formalisasi b. Tujuan sama tetapi jalan yang berbeda c. Kultur kuat  tidak diperlukan formalisasi 9. Kultur Organisasi VS Kultur Nasional Perbedaan negara  Prediksi perilaku organisasi negara yang berbeda Kultur Nasional 10. Fungsi Kultur dalam Organisasi: a. pembatas tindakan dalam organisasi; b. identitas organisasi; c. penumbuh komitmen untuk mengutamakan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi; d. penyatu organisasi/ peningkat stabilitas sistem sosial; e. penumbuh rasa memiliki dan pengendali sikap dan perilaku karyawan. 11. Kultur sebagai Beban a. Kultur hambatan bagi Perubahan b. Kultur yang berhasil dan telah mengakar kuat dalam organisasi akan sulit berubah mengikuti perubahan lingkungan. c. Kultur hambatan bagi Keragaman
  • 37. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page35 d. Kultur menuntut keseragaman, di sisi lain perlu adanya tindakan non diskriminasi terhadap nilai-nilai kultural yang berbeda. Keragaman akan berkurang karena kultur menuntut keseragaman. e. Kultur hambatan bagi Akuisisi dan Merger f. Akuisisi dan merger antara perusahaan yang memiliki kultur yang berbeda akan akan menimbulkan permasalahan. 12. Asal Muasal sebuah Kultur a. Pendiri merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan dirinya. b. Pendiri melakukan sosialisasi dan indokrinisasi cara pikir dan berperilaku mereka kepada karyawan. c. Perilaku pendiri sebagai model peran yang ditiru oleh karyawan. 13. Mempertahankan Kelangsungan Hidup Kultur a. Seleksi Kultur perusahaan diperkenalkan sebagai informasi awal pada tahap seleksi karyawan, pelamar diberikan pilihan untuk menemukan kecocokan dengan nilai-nilai kultur perusahaan. Calon Karyawan yang tidak menemukan kecocokan dengan kultur perusahaan kemungkinan akan mundur atau tidak akan diterima oleh Perusahaan. b. Manajemen Puncak Tindakan Manajemen Puncak memantapkan norma-norma yang berlaku dalam organisasi, segala perkataan, perilaku, cara berpakaian dan gaya hidup menjadi model peran bagi karyawan. Contoh: CEO yang low profile, down to earth, sederhana namun bersahaja akan menjadi role model bagi karyawan, hal ini menguatkan kultur Perusahaan. c. Sosialisasi Organisasi membantu para karyawan baru untuk beradaptasi dengan kultur perusahaan melalui Sosialisasi. Proses Sosialisasi melalui tiga tahap, yakni: 1. Tahap Pra Kedatangan Karyawan baru mempelajari semua informasi mengenai perusahaan. 2. Tahap Perjumpaan Karyawan mengalami apa yang telah dia pelajari sebelumnya dan telah memiliki sikap/ pemikiran mengenai harapan dan kenyataan. 3. Tahap Metamorfosis Karyawan menguasai keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan dan dapat menyesuaikan dengan nilai-nilai dan norma-norma kelompok kerja. 14. Pilihan-pilihan Sosialisasi Karyawan Baru: a. Formal vs Informal Sosialisasi formal lebih disarankan pada karyawan yang tidak memiliki latar belakang yang sama dengan pekerjaan yang akan diembannya. b. Individual vs Kolektif Sosialisasi sendiri-sendiri/ individual umumnya terjadi pada kantorprofesional, namun pada Camp Militer dilakukan secara kolektif. c. Tetap vs Variabel Sosialisasi tetap diperlukan bila untuk kenaikan promosi terdapat serangkaian syarat tertentu (misal: syarat waktu). d. Berseri vs Acak Sosialisasi berseri dilakukan dengan adanya model peran tertentu sebagai penyemangat (contoh: proses magang dan mentoring)
  • 38. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page36 15. Bagaimana karyawan mempelajari kultur? a. Penceritaan Kisah Para eksekutif senior/atasan menceritakan kisah-kisah kepada karyawan tentang perjuangan para pendiri organisasi, pelanggaran terhadap aturan, kesuksesan yang dimulai dari nol, pengurangan tenaga kerja, mutasi karyawan, reaksi terhadap kesalahan masa silam, dll. b. Ritual Serangkaian aktivitas berulang yang memperkuat nilai-nilai dasar organisasi (sasaran terpenting, orang penting, dan orang mana yang bisa dikeluarkan) c. Simbol-simbol Material Simbol material adalah pola-pola organisasi dalam membentuk karakternya yang khas d. Bahasa Istilah-istilah khas yang dipakai oleh organisasi tertentu untuk memberikan penamaan(kode) terhadap suatu objek. 16. Menciptakan Kultur Organisasi yang Etis a. Jadilah model peran yang visibel b. Komunikasikan dengan harapan-harapan yang etis c. Berikan pelatihan etis d. Memberikan penghargaan atas tindakan etis dan beri hukuman terhadap tindakan tidak etis e. Berikan mekanisme perlindungan 17. Menciptakan Kultur Tanggap Pelanggan 18. Tindakan manajerial dalam membentuk karyawan yang memiliki kompetensi, kemampuan, dan kemauan a. Seleksi b. Pelatihan dan Sosialisasi c. Desain Struktur d. Pemberdayaan e. Kepemimpinan - Evaluasi Kinerja Tingkat formalisasi yang rendah Penguatan tingkat formalisasi yang rendah Keterampilan mendengarkan dengan baik Kultur tanggap pelanggan yang menampilkan perilaku warga organisasi Jenis karyawan itu sendiri
  • 39. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page37 f. Sistem Imbalan 19. Spiritualitas Kesadaran bahwa orang memiliki kehidupan batin yang tumbuh dan ditumbuhkan oleh pekerjaan yang bermakna yang berlangsung dalam konteks komunitas. 20. Karakteristik sebuah organisasi spiritual: a. Kesadaran akan tujuan yang kuat b. Fokus terhadap pengembangan individual c. Kepecayaan dan Respek d. Praktik kerja yang manusiawi e. Toleransi bagi ekspresi karyawan 21. Kritik terhadap spiritualitas a. Persoalan Ekonomi b. Persoalan fondasi keilmuwan c. Apakah organisasi spiritual itu valid?
  • 40. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page38 BAB 18 KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRAKTIKNYA 1. Tujuan dari seleksi yang efektif  untuk mensesuaikan karakteristik individual (kemampuan, pengalaman, dan semacamnya) dengan pesyaratan dalam suatu pekerjaan. 2. Cara Kerja Proses Seleksi a. Seleksi Awal  informasi pertama yang pelamar serahkan dan digunakan sebagai alat “penyaringan kasar” awal untuk memutuskan apakah pelamar memenuhi kualifikasi dasar dari pekerjaan yang ditawarkan. Formulir Aplikasi  Pengecekan Latar Belakang. b. Seleksi Substantif merupakan inti dari proses seleksi dan didalamnya tercakup tes tertulis, tes kinerja, dan wawancara. i. Tes Tertulis tes kemampuan kognitif/intelegensi, tes kepribadian, tes integritas, dan kumpulan minat. ii. Tes Simulasi Kinerja 1. Tes percobaan kerja menciptakan tiruan miniatur dari pekerjaan untuk mengevaluasi kemampuan kinerja dari kandidat. 2. Pusat penilaian suatu rangkaian tes simulasi kinerja yang dirancang untuk mengevaluasi potensi manajerial dari kandidat. iii. Wawancara c. Seleksi Lanjutan: pemeriksaan terakhir, misal tes narkotika. 3. Program Pelatihan dan Pengembangan a. Jenis Pelatihan i. Kemampuan dasar membaca ii. Keterampilan Teknis iii. Keterampilan Antarpersonal iv. Kemampuan Memecahkan Masalah v. Bagaimana dengan Pelaihan Etika? -> masih diragukan apakah etika adalah sesuatu yang dapat benar-benar diajarkan kepada orang lain. b. Metode Pelatihan i. Pelatihan Formal atau informal ii. Pelatihan on-the job atau off-the job c. Menyesuaikan pelatihan formal agar sesuai dengan gaya belajar karyawan d. Mengevaluasi Efektivitas 4. Tujuan Evaluasi Kinerja a. Membantu manajemen membuat keputusan sumber daya manusia secara umum. b. Menyediakan masukan untuk berbagai keputusan penting. Mis: promosi, rotasi, dll c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan. d. Menunjukkan kecakapan dan kompetensi dari karyawan yang bisa dikembangkan melalui program pelatihan. e. Bisa menjadi kriteria yang dengannya manajemen memvalidasi seleksi dan program pengembangan. f. Menyediakan umpan balik bagi karyawan tentang bagaimana organisasi melihat kinerja mereka. g. Dasar bagi alokasi imbalan. 5. Apa yang kita Evaluasi? a. Hasil Pekerjaan Individual
  • 41. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page39 b. Perilaku c. Sikap 6. Evaluasi Kinerja 360derajat mengumpulkan umpan balik dari semua pihak yang berhubungan dengan karyawan. 7. Metode Evaluasi Kinerja a. Esai Tertulis b. Insiden Kritis mengevaluasi perilaku-perilaku kunci yang membedakan antara melakukan pekerjaan secara efektif dan tiak efektif. c. Skala Penilaia Grafis metode evaluasi di mana penilai akan menilai faktor-faktor kinerja pada skala inkremental. d. Skala Penilaian Perilaku Berjangkar mengombinasikan elemen utama dari pendekatan insiden kritis dan sakala penilaian grafis. e. Perbandingan yang dipaksakan mengevaluasi kinerja seseorang terhadap kinerja seorang yang lain atau orang banyak. i. Pemeringkatan Kelompok: menempatkan karyawan dalam klasifikasi khusus, seperti kuartil. ii. Pemeringkatan Indiviual: meranking penilaian karyawan dari yang terbaik hingga terburuk. 8. Saran-saran untuk meningkatkan evaluasi kinerja a. Gunakan beberapa penilai sekaligus b. Evaluasi secara selektif c. Penilaian Terlatih d. Menyediakan Proses Bertenggat Waktu bagi Karyawan 9. Pelatihan Keberagaman dimaksudkan untuk menyediakan kendaraan guna meningkatkan kesadaran dan mencermati stereotipe yang mungkin ada. Partisipan belajar untuk menghargai perbedaan indiviual, meningkatkan pemahaman antarkultur, dan melawan stereotipe.
  • 42. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page40 BAB 19 PERUBAHAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN STRES 1. Kekuatan Pendorong Perubahan a. Keadaan Angkatan Kerja Contoh: Keragaman kultur yang lebih besar, populasi yang lebih tua, banyak karyawan baru dengan keterampilan yang belum memadai. b. Teknologi Contoh: Komputer yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah dibawa kemanapun; Pengunduhan musik secara online; Penerjemahan kode genetika manusia. c. Guncangan Ekonomi Contoh: Kebangkitan dan Kejatuhan saham dot-com, Runtuhnya pasar saham 2000- 02, Tingkat suku bunga yang sangat rendah. d. Persaingan Contoh: Pesaing Global, Merger dan Konsolidasi, Pertumbuhan e-commence. e. Tren Sosial Contoh: Ruang berbincang di Internet, Pensiunnya kaum Baby Boomers, Meningkatnya diskon dan peritel “big box”. f. Perpolitikan Dunia Contoh: Perang Irak-AS, Pembukaan pasar di Cina, Perang melawan terorisme pasca tragedi 11 September 2001. 2. Perubahan  Membuat sesuatu berbeda. 3. Perubahan Terencana  Aktivitas-aktivitas perubahan yang disengaja dan terarah pada tujuan tertentu. 4. Agen Perubahan  Orang yang bertindak selaku katalis dan memikul tanggung jawab untuk memgelola dan mejalankan aktivitas perubahan. 5. Cara timbulnya Resistensi terhadap Perubahan a. Terbuka Terlihat, relatif mudah ditanggulangi. b. Implisit  Tidak terlihat, sukar ditanggulangi. c. Segera Reaksi resistan yang langsung terjadi, relatif mudah ditanggulangi. d. Tertunda  Reaksi resistan tidak langsung terjadi, sukar ditanggulangi. 6. Sumber-Sumber Resistensi a. Individual i. Kebiasaan  Sebuah respon yang terprogram. Saat menghadapi perubahan kecenderungan merespon sesuai cara yang biasa menjad sumber resistensi. ii. Rasa Aman  Orang yang memiliki kebutuhanakan rasa aman yang besar cenderung menolak perubahan karena hal tersebut mengancam rasa aman mereka. iii. Faktor Ekonomi  Berbagai perubahan dalam pekerjaan akan menyebaban ketakutan ekonomis, merasa tidak mampu menunaikan rutinitas baru merka seperti standar sebelumnya, khususnya jika upah yag diterima terkait dengan produktivitas. iv. Takut pada hal yang belum diketahui  Perubahan seperti ambiguitas dan ketidakpastian terhadap hal yang belu diketahui. v. Pemrosesan informasi yang selektif  Individu bersalah karena secara selektif memproses informasi guna membuat persepsi mereka tetap utuh.
  • 43. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page41 Mendengar apa yang ingin di dengar, mengabaikan informasi yang mengubah dunia yang sudah mereka ciptakan. b. Organisasional i. Inersia Struktural Ketika terdapat perubahan, mencoba mempertahankan stabilitas (mekanisme, prosedur, regulasi formal) yang telah ada dalam organisasi tersebut sebagai kekuatan penyeimbang dari perubahan. ii. Fokus Perubahan yang Terbatas Organisasi terdiri dari berbagai subsistem yang saling bergantung, ketika perubahan terbatas pada beberapa subsistem saja, maka perubahan tersebut akan dinafikan oleh sistem yang lebih besar. iii. Inersia Kelompok Bila individu ingin mengubah perilaku mereka, norma kelompok sering kali bertindak sebagai penghambat. iv. Ancaman terhadap Keahlian Perubahan dapat mengancam dalam kedudukan istimewa suatu kelompok ahli tertentu. v. Ancaman terhadap Relasi Kuasa yang Sudah Mapan Setiap redistribusi wewenang pengambilan keputusan dapat mengancam relasi kuasa yang sudah lama ada di dalam organisasi. vi. Ancaman terhadap Pengalokasian Sumber Daya yang Sudah Mapan Kelompok dalam organisasi yang mengendalikan sumber daya dalam porsi besar sering kali menganggap perubahan sebagai suaru ancaman dan cenderung merasa puas atas apa yang sudah berjalan. 7. Mengatasi Resistensi terhadap Perubahan a. Pendidikan dan Komunikasi Dengan cara melihat logika (alasan) dari suatu perubahan. Kounikasi dapat megurangi resistensi pada dua tingkat: 1. Menghilangkan efek dari kesalahan informasi dan komunikasi yang buruk, 2. Membantu “menjual” perubahan agar semakin cepat dan mudah diterima. b. Partisipasi Sebelum melakukan perubahan, pihak yang resisten harus diikutsertakan dalam pengambilan keputusan, dengan asumsi akan memberikan kontribusi yang signifikan. Keterlibatan mereka akan mengurangi resistensi, memenangkan komitmen, dan meningkatkan mutu keputusan perubahan. Hal negatif: potensi lahirnya solusi yang buruk dan terbuangnya banyak waktu. c. Membangun Dukungan dan Komitmen Memompa semangat karyawan dapat membantu mereka berkomitmen secara emosional terhadap perubahan daripada menerima status quo. d. Negosiasi Menawarkan sesuatu yang bernilai demi mengurangi resistensi. Negatif: resiko agen perubahan dalam melakukan negosiasi akan mendapat tekanan dari individu yang memiliki kuasa atau posisi tawar lebih tinggi, biaya yang dikorbankan untuk mengurangi resistensi akibat negosiasi bisa tinggi. e. Manipulasi dan Kooptasi Manipulasi adalah upaya untuk mempengaruhi secara tersembunyi. Contohnya jika pemilik pabrik mengancam menutup pabrik jika karyawan tidak menerima pemotongan gaji, jika ancaman tersebut tidak benar, pemilik pabrik sedang melakukan manipulasi. Kooptasi adalah manipulasi sekaligus partisipasi. Contohnya “menyogok” para pemimpin kelompok yang resisten dengan memberi merka peran kunci dalam keputusan perubahan, hanya untuk mendapatkan dukungan mereka, bukan untuk mendapatkan keputusan yang lebih baik. f. Memilih Orang yang Menerima Perubahan Untuk dapat mengurangi resisten dapat dipilih orang yang memiliki keprbadian yang mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan serta “menyaring” mereka yang cenderung bereaksi emosional atau kaku terhadap perubahan. Cirinya adalah terbuka terhadap
  • 44. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page42 pengalaman, memandang positif perubahan, bersedia menerima resiko, dan fleksibel dalam perilaku. g. Koersi Penerapan anaman atau paksaan lagsung kepada orang-orang yang menentang. 8. Pendekatan Mengelola Perubahan Organisasi a. Model Tiga Tahap (Kurt Lewin) i. Tahapan 1. Tahap 1 : Pelepasan (Unfreezing) Upaya perubahan untuk mengatasi tekanan yang berasal dari penolakan individu dan kesesuaian kelompok. 2. Tahap 2 : Pergerakan (Movement) Proses perubahan yang mengubah organisasi dari status quo menjadi kondisi akhir yang diinginkan. 3. Tahap 3 : Pembekuan Kembali (Refreezing) Intervensi untuk mestabilkan suatu perubahan dengan cara menyeimbangkan daya dorong dan daya hambat. Hal ini dilakukan agar perubahan tersebut dapat bertahan seiring berjalannnya waktu dan tidak menjadi perubahan yang berumur pendek. ii. Cara keluar dari Status Quo 1. Daya Dorong memperbesar daya yanag menggerakkan perilaku menjauh dari status quo. 2. Daya Hambat memperkecil daya hambat yang menghalangi gerakan dari status qup yang ada. 3. Campuran memperbesar daya dorong sekaligus memperkecil daya hambat. b. Rencana Delapan Tahap (John Kotter) i. Membangun sense of urgency dengan cara menciptakan alasan kuat yang mendukung perubahan. ii. Membentuk suatu koalisi sehingga memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan. iii. Menciptakan suatu visi baru untuk mengarahkan perubahan dan strategi untuk mewujudkan visi tersebut. iv. Mengomunikasikan visi tersebut ke semua anggota organisasi. v. Mendayai oranag lain untuk bertindak seusai visi tersebut dengan cara menghapuskan hambatan-hambatan untuk berubah serta mendorong mereka untuk mau mengambil risiko dan mencari solusi terhadap persoalan secara kreatif. vi. Merencanakan, menciptakan dan merayakan “kemenangan” jangka pendek yang mengaarahkan organisasi menuju visi yang baru. vii. Mengonsolidasi perbaikan, meninjau kembali perubahan, dan membuat berbagai penyesuaian yang dipandang perlu dalam program-programa baru, viii. Menjalankan perubahan dengan cara menunjukan hubungan antara perilaku baru dan keberhasilan organisasi. c. Riset Tindakan  Suatu Proses perubahan yang didasarkan pada pengumpulan data secara sistematis dan selanjutnya pemilihan sebuah tindakan berdasarkan yang diindikasikan oleh data yang sudah dianalisis. i. Tahapan
  • 45. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page43 1. Tahap 1 : Diagnosis Agen perubahan mewawancarai, mengkaji berbagai catatan dan mendengarkan argumen karyawan. 2. Tahap 2 : Analisis Agen perubahan menyintesis berbagai informasi kedalam keprihatinan utama, bidang masalah dan tindakan-tindakan yang mungkin. 3. Tahap 3 : Umpan Balik Orang-orang yang dilibatkan dalam program perubahan harus terlibat secara aktif dalam penentuan masalah dan ikut serta dalam pencarian solusi. Umpan balik mengatur adanya sharing informasi antar karyawan. 4. Tahap 4 : Tindakan Agen perubahan bersama karyawan mengambil tindakan-tindakan tertentu untuk membenahi masalah yang telah diidentifikasi. 5. Tahap 5 : Evaluasi Dengan menggunakan data awal yang dikumpulkan sebagai benchmark (tolok ukur), perubahan apapun berikutnya diperbandingkan dan dievaluasi. ii. Manfaat: Terfokus pada masalah dan Resistensi minimal (karena banyak melibatkan karyawan) d. Pengembangan Organisasi (Organizational Development) Sekumpulan Intervensi perubahan terencana, dibangun di atas nilai-nilai humanistik-demokratis yang berupaya memperbaiki keefektifan organisasi dan kesejahteraan karyawan. i. Nilai yang Mendasari Upaya OD 1. Penghormatan terhadap Manusia Manusia dipandang sebagai makhluk yang bertanggung jawab, sadar dan memiliki kepedulian sehingga harus diperlakukan dengan penuh martabat dan penghormatan. 2. Kepercayaan dan Dukungan Organisasi yang efektif dan sehat ditandai dengan kepercayaan, autentisitas, keterbukaan, dan suasana yang mendukung. 3. Penyeimbang Kekuasaan Organisasi yang tidak efektif memberi tekanan yang besar pada wewenang dan kendali yang bersifat hierarkis. 4. Konfontasi Masalah tidak semestinya disembunyikan, malah sebaiknya dikonfrontasikan secara terbuka. 5. Partisipasi Semakin banya orang yang terkena dampak perubahan dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait perubahan tersebut, akan semakin berkomitmen untuk menerapkan keputusan- keputusan itu. ii. Teknik Intervensi OD 1. Pelatihan Kepekaan Kelompok-kelompok pelatihan yang berusaha mengubah perilaku melalui interaksi kelompok tak terstruktur. 2. Umpan Balik Survey Penggunaan kuesioner untuk mengidentifikasi perbedaan persepsi antaranggota, diskusi mengikutinya dan solusi-solusi ditawarkan. 3. Konsultasi Proses Seorang konsultan membantu klien memahami proses peristiwa yang harus dihadapinya dan untuk mengidentifikasi proses-proses yang perlu perbaikan. 4. Pembangunan Tim Interakis yang intens antara anggota-anggota kelompok untuk meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan.
  • 46. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page44 5. Pengembangan AntarKelompok Upaya-upaya OD untuk mengubah sikap, stereotip, dan persepsi yang dimiliki satu kelompok terhadap kelompok lain. 6. Penyelidikan Apresiatif Upaya mencari kualitas unik dan kekuatan khusus dari suatu organisasi yang dapat diolah ebih jauh untuk memperbaiki kinerja. 9. Inovasi Sebuah gagasan baru yang dijalankan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk, proses atau layanan. 10. Variabel Struktur sebagai Sumber Inovasi a. Struktur organik berpengaruh positif terhadap inovasi. b. Masa kerja yang lama dalam manajemen berhubungan dengan inovasi. c. Inovasi dikembangkan manakala ada sumber daya berlebih. d. Komunikasi antarunit yang intens ada di dalam organisasi yang inovatif. 11. Pejuang Ide (Idea Champions)  Pribadi yang memperkenalkan inovasi dan secara aktif dan antusias mempromosikannya, membangun basis dukungan, mengatasi resistensi, dan memastikan bahwa gagasan tersebut dijalankan. 12. Organisasi Pembelajar  Sebuah organisasiyang telah mengembangka kapasitas untuk terus menerus beradaptasi dan berubah. 13. Metode Pembelajaran a. Lingkar Tunggal (Single-loop learning) Memperbaiki kesalahan dengan menggunakan prosedur masa lalu dan kebijakan masa kini. b. Lingkar Ganda (Double-loop learning) Memperbaiki kesalahan dengan memodifikasi tujuan, kebijakan, dan prosedur standar organisasi. 14. Masalah Fundamental pada Organisasi Tradisional a. Fragmentasi  Penciptaan “dinding” dalam organisasi b. Penekanan berlebih pada Persaingan Sering kali malah melemahkan kolaborasi c. Sikap Reaktif  Membelokan perhatian manajemen lebih terhadap pemecahan masalah alih-alih penciptaan. 15. Ciri Organisai Pembelajar a. Ada satu visi bersama yanng diyakini dan disepakati semua orang. b. Orang meninggalkan cara pikir lama dan prosedur standar yang mereka gunakan untuk menyelesaikan persoalan atau menjalankan pekerjaan. c. Para anggota memahami segenap proses, aktivitas, fungsi, dan interaksi organisasi dengan lingkungan sebagai bagian dari suatu sistem interrelasi. d. Orang secara terbuka saling berkomunikasi (lintas batas vertikal dan horizontal) tanpa rasa takut pada kritik atau hukuman. e. Orang meninggalkan kepentingan pribadi mereka dan kepentinga departemen yang terfragmentasi untuk bekerja sama mewujudkan visi organisasi. 16. Mengelola Pembelajaran a. Susun Strategi b. Rancang kembali struktur organisasi c. Bentuk kembali kultur organisasi 17. Stres Sebuah kondisi dinamis dimana seorang indivdu dihadapkan pada suatu peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan individu tersebut dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. 18. Stres berkaitan dengan Tuntutan dan Sumberdaya a. Tuntutan Tanggung jawab, tekanan, kewajiban, ketidak pastian yang dihadapi di tempat kerja.
  • 47. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page45 b. Sumber Daya Hal-hal yang ada dalam kontrol seorang individu yang dapat digunakannya untuk menanggapi tuntutan. 19. Sumber Potensi Stres a. Faktor Lingkungan i. Ketidakpastian ekonomi ii. Ketidakpastian politik iii. Perubahan teknologi b. Faktor Organisasional i. Tuntutan tugas ii. Tuntutan peran iii. Tuntutan antarpersonal c. Faktor Personal i. Persoalan keluarga ii. Persoalan ekonomi iii. Kepribadian 20. Perbedaan Individual a. Persepsi b. Pengalaman Kerja c. Dukungan Sosial d. Keyakinan pada Locus of ControlOrang dengan LoC internal (diri mengendalikan kehidupan) memandang pekerjaan lebih sedikit menimbulkan stres dibandingkan dengan individu dengan LoC eksternal (mereka dikendalikan oleh lingkungan). e. Keyakinan Diri f. Permusuhan 21. Konsekuensi Stres a. Gejala Fisiologis i. Sakit Kepala ii. Tekanan Darah Tinggi iii. Penyakit Jantung b. Gejala Psikologis i. Kecemasan ii. Depresi iii. Menurunnya tingkat kepuasan kerja c. Gejala Perilaku i. Produktivitas ii. Kemangkiran iii. Perputaran karyawan 22. Mengelola Stres a. Pendekatan Individual manajemen waktu, penambahan waktu lah raga, pelatihan relaksasi, dan perluasan jaringam dukungan sosial. b. Pendekatan Organisasional seleksi personel dan penempatan kerja yang lebih baik, pelatihan, penetapan tujuan yang realistis, pendesainan ulang pekerjaan, peningkatan keterlibatan karyawan, perbaikan dalam komunikasi organisasi, penawaran cuti panjang atau masa sabatikal kepada karyawan, dan penyelenggaraan program-program kesejahteraan perusahaan, serta program-program kesehatan. 23. Program-program kesehatan Program-program yang didukung oleh organisasi yang berfokus pada kondisi fisik dan mental karyawan secara keseluruhan.
  • 48. LULUS OB DENGAN SENYUMAN - SEASON FINALE Kata mama “Hidup ini gak usah neko-neko, kalo memang Open Book, liat aja di lembar catatan” Lihat catatan di lembar jawab temen juga boleh ya, Ma. Kan mirip-mirip. Page46 Halaman ini Kosong, Bab-nya udah abis. Silahkan buat coret-coret atau gambar-gambar.