SlideShare a Scribd company logo
LTM AGAMA ISLAM
TOPIK 3
ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM
081395203503 - Sobri
Kampusbit.com
Binary Digital System Center | Software House | Digital Marketing | Free Consultation IT
Islam sebagai agama yang mempunyai prinsip-prinsip yang bersumber langsung dan
datang dari Allah Swt, mempunyai pandangan khusus tentang salah satu kejadian atau kasus
seperti aborsi. Sebelum menuju bagaimana islam memandang aborsi secara mendetail, perlu
dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan,
yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan surat Al-Isra’ ayat 70 yang berikut ini
َ‫ل‬َ‫ق‬َ ْ‫ك‬َ‫ر‬ ‫َم‬‫ك‬َ‫ا‬‫ب‬َ‫ن‬ َ َ‫د‬َ‫م‬ ََ
Artinya :
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia “
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah menciptakan manusia sebagai
makhluk ciptaannya yang mulia sehingga tidak boleh untuk dihinakan baik dengan
merubah, mengurangi, memotong sebagian anggota tubuh, maupun dengan cara
memperjualbelikannya, apalagi sampai menghilangkannya yaitu dengan cara
membunuhnya.
2. Berdasarkan surat Al-Maidah ayat 32 yang berikut ini
ْْ ‫أ‬‫ق‬‫م‬َ‫ل‬َْ َََ‫ك‬ ‫أ‬‫ك‬َ‫ت‬َ‫ب‬ ‫َب‬ ََ‫ر‬ ‫م‬‫ب‬‫ل‬َ‫ت‬َ‫ب‬ َ‫س‬َ‫ر‬َ‫ا‬ َِ‫ا‬ ‫أ‬‫ب‬َ‫ك‬ َ‫س‬ ‫ق‬َ‫ب‬َ‫ل‬ ْ‫ك‬َ‫ر‬ َََِ ‫َم‬‫ك‬َ‫ن‬َ‫ر‬َ‫ن‬ َ‫أ‬‫م‬َ ‫س‬َ‫ا‬َ‫ك‬ َِ‫ا‬
‫م‬ََ‫ب‬ََِ‫ف‬َْ َ ََََّ‫ق‬ ‫م‬‫ب‬‫ت‬ ََ‫ا‬ ََّ‫م‬‫قمك‬ ‫م‬َ ًََ‫ك‬ ‫م‬ََ‫ب‬ََِ‫ف‬َْ ‫م‬ََ‫م‬َ ًََ‫ك‬ ََِ‫ا‬ََ ‫م‬‫ب‬‫ت‬ ََ‫ا‬ ََّ‫م‬‫قمك‬ َ‫س‬َ‫ر‬َ‫ا‬
Artinya :
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan
nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa
manusia semuanya.”
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah menyebutkan dengan tegas dan
jelas bahwa membunuh adalah hal yang diharamkan dan merupakan hal yang fatal,
membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
3. Berdasarkan surat Al-isra’ ayat 31 yang berikut ini
‫و‬‫من‬‫ت‬ ََ َ‫و‬‫ا‬‫ا‬َ َ‫َب‬‫ب‬ َِْ‫ب‬ ‫أ‬ْ‫ي‬َ‫ا‬ َ‫م‬َ ٍََ‫ن‬ َ‫و‬‫ن‬َ‫ق‬َ َََ‫ك‬ َ‫ق‬ُِ‫ر‬َ‫د‬َ‫ي‬ ََََ ‫ق‬‫ب‬‫ب‬ ‫َن‬‫ن‬ ‫ق‬‫ب‬َُْ‫ن‬ َ‫ن‬‫َم‬‫ن‬ َ‫و‬‫ا‬ََِ‫ر‬َ‫ا‬ ‫ن‬
Artinya :
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang
memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah dosa yang besar.”
Dari ayat di atas Allah swt juga menjelaskan bahwa haram hukumnya
menjadikan keadaan sosial seperti miskin, tidak mempunyai uang, dan lain-lain
sebagai alasan untuk membunuh anak termasuk di dalamnya janin yang masih dalam
kandungan.
4. Berdasarkan surat Al- Hajj ayat 5 yang berikut ini
‫ب‬‫ي‬َ‫ت‬‫ر‬ َ‫و‬‫ف‬‫ا‬‫ب‬َ‫ر‬‫ب‬ ‫و‬ ‫ا‬ََ‫ل‬‫ش‬‫ا‬ ‫أ‬‫س‬َ‫ا‬َ‫ك‬ َ‫م‬ ُ‫م‬ٍََ‫ب‬ ‫م‬َ‫ا‬ ‫مل‬ًَ َََّ ََ‫ق‬ ْْ ‫ش‬‫ب‬‫د‬‫ب‬ََ
Artinya :
“Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama
umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.”
Dari ayat di atas Allah telah berfirman bahwa kandungan dalam janin
memiliki kedudukan menurut kehendak Allah Swt yang artinya tidak ada manusia
yang dapat melakukan sesuatu yang membahayakan terdapat kehendak Allah swt
tersebut.
5. Berdasarkan surat Al-Isra ayat 33 yang berikut ini
َََْ‫مم‬‫ر‬ َ َ‫قل‬ َ‫ل‬‫ب‬ًَ ْ‫ر‬‫قم‬ َ‫ك‬َ‫ت‬‫قمك‬ َ‫ق‬ُِ‫ر‬َ‫د‬َ‫ي‬ ََََ
Artinya :
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan
alasan yang benar “
Dari ayat tersebut jelas sekali bahwa Allah melarang untuk membunuh jiwa
tanpa hak, semua tentang kematian datangnya dari Allah swt, semua makhluk
mempunyai kesempatan untuk hidup dan semua itu datang dari kehendak Allah swt.
Dari urain tentang bagaimana islam memandang janin, nyawa dan pembunuhan di
atas tersebut kita dapat mengetahui bahwa nyawa, janin merupakan sebuah kehendak
yang datangnya dari Allah Swt. Mengenai kasus aborsi, di dalam teks Al-Qur’an dan
hadist sebenarnya tidak terdapat secara khusus hukum tentang aborsi itu sendirim
namun ada larangan untuk membunuh jiwa seseorang tanpa hak sebagai mana
tercantum dalam surat An-Nisa’ ayat 93 berikut :
َ‫م‬ َََ‫ك‬ ََ ‫َأ‬‫ك‬َ‫ت‬َ‫م‬ ََ ‫أ‬َ َََِ َ‫قل‬ َََََ ََ ‫م‬َ‫ا‬ ْ ‫بق‬ ‫نَمم‬ ‫و‬‫ك‬َ‫ا‬َ‫ا‬ ‫ا‬‫َو‬ ََََِْ ‫بق‬ َََ‫ت‬َ‫ر‬‫ش‬‫ا‬ ‫م‬‫ب‬‫ك‬‫ََا‬‫ا‬ َ‫س‬‫ر‬َ‫د‬َ‫ت‬ َِ‫ا‬ََ‫م‬‫ب‬َ ‫ذ‬ََ ‫م‬‫ب‬‫ر‬‫ق‬َ‫ظ‬ََ ‫أ‬
Artinya :
“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka
kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar”
Dan juga hadist riwayat oleh Ibnu Mas’ud bahwa Rosullulah Saw bersabda bahwa
‫إ‬ِ‫إن‬َ ََّ‫أ‬‫َإ‬َ‫د‬َُّ‫إ‬ْ ََََُْ‫إ‬َ ََّ‫أ‬‫ُإ‬ُّ‫إ‬ِِ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ط‬‫إ‬‫ن‬ِِ‫مإن‬ُْ‫يد‬َ‫ط‬‫إ‬َْ‫ب‬ّ‫ع‬َ‫ي‬‫د‬ََ‫ي‬‫إ‬ّْ‫م‬ُِّ‫إي‬ّْ‫د‬‫ي‬َ‫ي‬‫ُإ‬ُّ‫إ‬ُِِْ‫د‬َِْ‫ِإ‬ ََ‫د‬َِ‫ط‬‫إ‬‫د‬ََََِِِْ‫ي‬‫إ‬‫ِم‬ َِ َُِّ‫إ‬‫ن‬ِِ‫إن‬َ ََّ‫أ‬‫َإ‬َ‫د‬َُّ‫إ‬ْ َُ‫د‬ُِْ‫إ‬َ ََّ‫أ‬‫ُإ‬ُّ‫إ‬ِِ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ط‬‫إ‬‫ن‬ِ
‫إ‬‫د‬‫ر‬َ‫ب‬َُ‫إ‬ِ َََْ‫د‬َ‫إك‬ََِ‫ي‬‫د‬‫ِن‬‫ط‬‫إ‬ُْ‫ب‬ّ‫ع‬َ‫ي‬‫إ‬‫د‬ َ‫ي‬‫إ‬َُُُّّ‫و‬َ ‫إ‬َََََّّْْ ‫إ‬ََِّّْْ‫ي‬ َ ‫إ‬ّّْ‫ت‬‫د‬ َّ‫إ‬ّ‫ت‬‫د‬‫ب‬َ‫ب‬ّ‫ي‬‫ْإ‬‫ق‬‫م‬َََِّْ‫إ‬ّ َ‫ي‬‫د‬ََ‫و‬ّ‫ي‬‫إ‬ِ‫ن‬َُ‫د‬ِِ‫ط‬َ ‫َإ‬ِ ٌّ‫إكَن‬ّْ‫ب‬ُّ‫إ‬ِ‫د‬ٌِ
Artinya :
“ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut
ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah
segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi
segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta
memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian,
amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. “
Oleh karena tidak terdapat secara khusus di Al-Qur’an dan Hadist tentang
aborsi tersbut, ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai hal ini, berikut
beberapa pendapat tentang menggugurkan janin sebelum peniupan roh :
1. Menurut Abdul Qadim Zallum dan Abdurrahman Al-Baghdadi bahwa jika aborsi
dilakukan setelah 40 (empat puluh) hari, atau 42 (empat puluh dua) hari dari usia
kehamilan dan pada saat permulaan pembentukan janin, maka hukumnya haram.
Dalam hal ini hukumnya sama dengan hukum keharaman aborsi setelah peniupan
ruh ke dalam janin. Sedangkan pengguguran kandungan yang usianya belum
mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa.1
Karena berdasarkan hadist Rosullulah Saw yaitu sebagai berikut :
‫إ‬َ ‫مإ‬َ‫م‬َ‫ع‬‫د‬ََ‫ي‬‫إ‬َ‫ن‬َََِْ ‫مإ‬َِ ََ‫ين‬َ‫ن‬َُ‫مإ‬ْ‫ب‬ََُْ‫مإ‬َ‫م‬‫د‬‫ب‬ََُّ‫إ‬ِ ‫ن‬ً‫إك‬َ‫ع‬َ‫ع‬َ‫ي‬‫إ‬ْ َْ‫د‬‫ب‬ََ‫إ‬َِ‫ِي‬‫ع‬َ‫ي‬‫د‬ََ‫ي‬ َ ‫إ‬ ِّ‫م‬َ‫ب‬‫د‬‫ر‬ّ‫ن‬‫إ‬ّ ٌَ‫د‬‫ي‬ٌّ‫ر‬َ‫م‬ّ‫ي‬‫إ‬‫ن‬‫ن‬َُ‫كإ‬َ‫أ‬ُّ‫َإ‬َ‫م‬َ‫ت‬‫اإ‬‫ن‬ِِ‫مإن‬َ‫م‬َُ‫م‬َ ََّ ‫مإ‬َ‫م‬ََ‫د‬ َََ ‫مإ‬ََِْ‫د‬ْ َِّ ‫مإ‬َِ َ‫ن‬َ‫ن‬َ‫ي‬
‫ي‬ََ‫د‬‫ر‬ِ‫إي‬‫د‬ َ‫ي‬‫إ‬ُ‫َن‬َِ‫أ‬َ‫ي‬‫إ‬‫م‬ّ‫أ‬ََ‫مإ‬َ‫ط‬‫َمفإ‬‫و‬‫مإ‬َُ‫إ‬َ ٌّ‫ي‬ََ‫يإ‬ ّْ‫د‬َُ‫ب‬َُ . . . ».
Artinya :
“Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka
Allah mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia
membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang
belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah),’Ya Tuhanku, apakah dia
(akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan?’ Maka Allah kemudian
memberi keputusan…”
Dalam riwayat lain, Rasulullah s.a.w bersabda: “(jika nutfah telah lewat)
empat puluh malam…”
Hadis di atas menunjukkan bahwa permulaan penciptaan janin dan
penampakan anggota-anggota tubuhnya, adalah setelah melewati 40 atau 42 malam.
Dengan demikian, penganiayaan terhadapnya adalah suatu penganiayaan terhadap
janin yang sudah mempunyai tanda-tanda sebagai manusia yang terpelihara darahnya
(ma’shumud dam). Tindakan penganiayaan tersebut merupakan pembunuhan
terhadapnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka pihak ibu si janin, bapaknya, ataupun dokter,
diharamkan menggugurkan kandungan ibu tersebut bila kandungannya telah berumur
40 hari.
Siapa saja dari mereka yang melakukan pengguguran kandungan, berarti telah
berbuat dosa dan telah melakukan tindak kriminal yang mewajibkan pembayaran
diyat bagi janin yang gugur, yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan, atau
sepersepuluh diyat manusia sempurna (10 ekor onta), sebagaimana telah diterangkan
dalam hadis shahih dalam masalah tersebut. Rasulullah s.a.w bersabda:
ََْ‫ي‬ َ‫ن‬‫د‬ُ‫إك‬ّْ‫ب‬ّ‫ر‬َِ‫ُإ‬ُّ‫يِْإ‬ ‫إَْبْإ‬ ‫ْيإ‬ ‫إ‬ّ ‫إ‬َِ‫ِي‬‫ي‬ََ‫يإ‬ََْ‫ت‬ ‫إ‬ْ ََُ‫ي‬‫إ‬‫د‬ َ‫ي‬‫ْإ‬ْ‫د‬َََ‫ْإ‬َ‫ن‬‫ن‬ُِّ‫ي‬‫مإ‬ْ‫ب‬‫م‬ّ‫ب‬َُ‫إ‬َ‫غ‬ََُ‫ي‬‫إ‬َِ‫م‬َ‫ب‬‫د‬ َّ‫ُإ‬ّ‫ر‬َ‫ي‬‫إ‬‫د‬ُّْ. . .
Artinya :
“Rasulullah s.a.w memberi keputusan dalam masalah janin dari seorang
perempuan Bani Lihyan yang gugur dalam keadaan mati, dengan satu ghurrah, yaitu
seorang budak laki-laki atau perempuan…” [HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu
Hurairah r.a.]
Sedangkan aborsi pada janin yang usianya belum mencapai 40 hari, maka
hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa. Ini disebabkan bahwa apa yang ada dalam
rahim belum menjadi janin karena dia masih berada dalam tahapan sebagai nutfah
(gumpalan darah), belum sampai pada fase penciptaan yang menunjukkan ciri-ciri
minimal sebagai manusia.
Di samping itu, pengguguran nutfah sebelum menjadi janin, dari segi hukum
dapat disamakan dengan ‘azl (coitus interruptus) yang dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kehamilan. ‘Azl dilakukan oleh seorang laki-laki yang tidak menghendaki
kehamilan perempuan yang digaulinya, sebab ‘azl merupakan tindakan mengeluarkan
sperma di luar vagina perempuan. Tindakan ini akan mengakibatkan kematian sel
sperma, sebagaimana akan mengakibatkan matinya sel telur, sehingga akan
mengakibatkan tiadanya pertemuan sel sperma dengan sel telur yang tentu tidak akan
menimbulkan kehamilan.
Rasulullah s.a.w telah membolehkan ‘azl kepada seorang laki-laki yang
bertanya kepada beliau mengenai tindakannya menggauli budak perempuannya,
sementara dia tidak menginginkan budak perempuannya hamil. Rasulullah s.a.w
bersabda kepadanya:
‫إ‬‫د‬‫و‬َُ‫إ‬‫د‬ِِ‫ب‬ََ‫إ‬ُْ‫د‬‫ن‬ََ‫إ‬‫د‬ِِِِ‫ي‬‫م‬َِّ‫ر‬‫إن‬ّ‫ت‬‫ن‬‫ب‬ََِِ‫د‬َ‫إك‬ّْ‫د‬‫ي‬‫إ‬ّْ‫ب‬ّ‫ع‬َ‫ي‬‫إ‬ ‫د‬ََْ‫إ‬َ‫و‬‫د‬ ّ‫و‬‫إ‬‫د‬ُِّ َ ‫إ‬ ‫اإ‬‫د‬َ ّ ‫د‬‫ع‬َْ‫إ‬َ‫م‬َُ‫إ‬َ‫و‬‫د‬ ّ‫و‬‫إ‬‫د‬ُِّ َ ‫إ‬ ‫إ‬‫د‬َ ّ ‫د‬َ‫م‬َُ‫إ‬َ‫و‬‫د‬ ّ‫و‬‫إ‬‫د‬ُِّ‫إ‬ ‫َإ‬َ‫م‬َ‫ت‬‫فإ‬‫د‬ِِ‫ب‬‫د‬ ّ‫و‬‫يإ‬‫ن‬‫ر‬َ‫ي‬‫إ‬‫د‬ِِ‫ب‬َ‫ن‬‫د‬‫ن‬ََ‫يكإ‬ِْ
‫إ‬‫د‬َ ّ ‫د‬‫ع‬َْ‫إ‬َ‫م‬َُ.
Artinya :
“Dari Sa’id bin al-Musayyab (isteri-isterimu adalah lading bagimu, maka
datangilah ladangmu dari menurut kehendakmu), Rasulullah s.a.w. bersabda:
Lakukanlah ‘azl padanya jika kamu suka, jika kamu (tak) menghendaki jangan kamu
lalukan!” [HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud]
Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan
janin, ataupun setelah peniupan ruh padanya, jika dokter yang terpercaya menetapkan
bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan
janinnya sekaligus. Dalam kondisi seperti ini, dibolehkan melakukan aborsi dan
mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah
sesuatu yang diserukan oleh ajaran Islam, sesuai firman Allah SWT:
‫إ‬ ّ‫ن‬‫د‬ََ ‫د‬‫ُإكج‬ُّ‫ْإ‬ِ‫م‬ََُِ‫إ‬‫د‬ َ‫ي‬‫إ‬ ْ ‫د‬ٌَ‫ر‬‫إ‬ ّ‫دن‬‫ب‬َُّ‫ي‬‫ْمإ‬ِ‫د‬ٌَ‫ر‬‫َإ‬ََ‫ب‬َ‫ت‬‫إ‬‫د‬َُْ‫إ‬ِْ‫ن‬‫ر‬َ‫ي‬‫َإ‬َ‫ب‬َّ‫ك‬ َ‫دن‬‫ي‬ُّ‫ُإ‬ّ‫ر‬َ‫ي‬‫يإ‬َََْ‫مإ‬َ‫ر‬‫د‬ََ‫ب‬َِ‫إ‬َ ََّ‫أ‬‫إ‬َّ‫د‬َِ‫ي‬‫إ‬ ‫د‬ُّْ‫ْم‬‫ع‬‫ب‬ََِّ‫إ‬ َ‫ما‬‫ن‬‫ر‬َ‫َإك‬ََ‫ب‬َ‫ت‬‫مإ‬ََ‫ن‬‫ر‬َ‫و‬َ‫ب‬َُ‫مإإ‬َِ‫م‬َ‫ب‬‫د‬ََ‫ي‬‫إ‬‫د‬ََُْ
‫إ‬َ‫أ‬‫َإ‬ْ‫د‬‫ع‬َ‫ي‬‫إ‬‫د‬ِِ‫م‬‫د‬‫ر‬ُّ‫كإ‬ ْ‫بن‬ََِّ‫إ‬‫ن‬ُِّ‫إ‬‫ن‬ِِ‫إن‬ّ‫ق‬‫م‬َ‫ر‬‫م‬ّ‫ب‬ََ‫د‬َ‫م‬ّ‫ي‬‫مإ‬َ‫ر‬ِِْ‫ي‬َِ‫إ‬‫د‬ِِ‫م‬‫د‬َْ‫ف‬‫م‬َِ‫إ‬‫د‬ََََُْ ‫ْمإ‬‫ع‬‫ب‬ََِّ‫إ‬ َ‫ما‬‫ن‬‫ر‬َ‫مإك‬َ‫ب‬‫د‬ََ‫ي‬‫مإ‬ََ‫ن‬‫ر‬َ‫و‬َ‫ب‬َُ‫إ‬َِ‫ي‬ُِ ّ‫دن‬َََِِ‫إ‬ ّ‫ن‬‫د‬ََ ‫د‬‫ُإكج‬ُّ‫إ‬َ َّ
Artinya :
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh)
orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan
dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan
manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di
muka bumi.” (QS al-Mâ’idah [5]: 32).
Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya
pengobatan. Sedangkan Rasulullah s.a.w telah memerintahkan umatnya untuk
berobat. Rasulullah s.a.w bersabda:
«‫إإ‬َ ‫ن‬ً‫إك‬‫ن‬ُِّ ‫إ‬ْ ‫ك‬ َ‫ن‬َ ّ‫ي‬‫كإ‬ ‫د‬ َ ‫َك‬َْْ‫إ‬َ‫و‬َ ‫كإ‬ ‫د‬ َ ‫َك‬َْ‫ب‬َُ‫ْإ‬‫ف‬‫ك‬ َ َِ‫إ‬ْ‫َكف‬ِ‫إ‬‫م‬َِّ‫ب‬َّ‫َإ‬ََ‫ع‬ََِ ‫إ‬َ‫ف‬‫ك‬ َ ‫ن‬َْ‫ك‬ َ ‫إ‬َ‫ف‬‫ك‬‫ن‬َْ‫َإك‬ََ ‫د‬‫ر‬َ‫ي‬ ».
Artinya :
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia
ciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu
yang haram!” [HR. Ahmad].
Kaedah fikih dalam masalah ini menyebutkan:2
‫م‬ََّ‫م‬‫م‬ٌََِّ‫ي‬‫إ‬ّ‫أ‬‫َم‬‫ب‬ّْ‫د‬َ‫م‬ّ‫ي‬‫إ‬ْ‫ك‬ََ‫ن‬َِ‫مإ‬ََِ‫م‬ََِ ‫د‬ََ‫ي‬‫إ‬ََُّ‫د‬ َِ‫إ‬ِّ‫م‬َََِْْ‫د‬ٌَََ‫إك‬‫د‬‫و‬َََِ‫م‬َ‫ع‬َْ‫كإ‬َ‫أ‬ُّ
Artinya :
“Jika berkumpul dua mafsadat (keburukan), maka harus dipertimbangkan
yang lebih besar madharatnya dan dipilih yang lebih ringan (madharatnya).”
Berdasarkan kaedah ini, seorang wanita dibolehkan menggugurkan
kandungannya jika keberadaan kandungan itu akan mengancam hidupnya, meskipun
ini berarti membunuh janinnya. Memang mengggugurkan kandungan adalah suatu
mafsadat. Begitu pula hilangnya nyawa sang ibu jika tetap mempertahankan
kandungannya juga suatu mafsadat. Namun tak syak lagi bahwa menggugurkan
kandungan janin itu lebih ringan madharatnya daripada menghilangkan nyawa ibunya,
atau membiarkan kehidupan ibunya terancam dengan keberadaan janin tersebut. 4
Pendapat yang menyatakan bahwa aborsi diharamkan sejak pertemuan sel
telur dengan sel sperma dengan alasan karena sudah ada kehidupan pada kandungan,
adalah pendapat yang tidak kuat. Sebab kehidupan sebenarnya tidak hanya wujud
setelah pertemuan sel telur dengan sel sperma, tetapi bahkan dalam sel sperma itu
sendiri sudah ada kehidupan, begitu pula dalam sel telur, meski kedua sel itu belum
bertemu. Kehidupan (al hayah) menurut Ghanim “sesuatu yang ada pada organisme
hidup.” (asy syai` al qa`im fi al ka`in al hayyi).3 Ciri-ciri adanya kehidupan adalah
adanya pertumbuhan, gerak, iritabilita, membutuhkan nutrisi, perkembangbiakan, dan
sebagainya. Dengan pengertian kehidupan ini, maka dalam sel telur dan sel sperma
(yang masih baik, belum rusak) sebenarnya sudah terdapat kehidupan, sebab jika
dalam sel sperma dan sel telur tidak ada kehidupan, niscaya tidak akan dapat terjadi
pembuahan sel telur oleh sel sperma. Jadi, kehidupan (al hayah) sebenarnya terdapat
dalam sel telur dan sel sperma sebelum terjadinya pembuahan, bukan hanya ada
setelah pembuahan.
Berdasarkan penjelasan ini, maka pendapat yang mengharamkan aborsi
setelah pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan,
adalah pendapat yang lemah, sebab tidak didasarkan pada pemahaman fakta yang
tepat akan pengertian kehidupan (al hayah). Pendapat tersebut secara implisit
menyatakan bahwa sebelum terjadinya pertemuan sel telur dan sel sperma, berarti
tidak ada kehidupan pada sel telur dan sel sperma. Padahal faktanya tidak demikian.
Apabila pendapat tersebut benar, niscaya segala sesuatu aktivitas yang menghilangkan
kehidupan adalah haram, termasuk ‘azl. Sebab dalam aktivitas ‘azl terdapat upaya
untuk mencegah terjadinya kehidupan, yaitu maksudnya kehidupan pada sel sperma
dan sel telur (sebelum bertemu). Padahal ‘azl telah dibolehkan oleh Rasulullah s.a.w.
Dengan kata lain, pendapat yang menyatakan haramnya aborsi setelah pertemuan sel
telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan, akan bertentangan
dengan hadis-hadis yang membolehkan ‘azl.
Sumber :
1. Abdul Qadim Zallum, 1998, Beberapa Problem Kontemporer Dalam Pandangan
Islam: Kloning, Transplantasi Organ, Abortus, Bayi Tabung, Penggunaan Organ
Tubuh Buatan, Definisi Hidup dan Mati, halaman 45-56
2. Abdul Hamid Hakim, 1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al Qawa’id Al
Fiqhiyah, halaman 35).
3. Ghanim Abduh dalam kitabnya Naqdh Al Isytirakiyah Al Marksiyah (1963) halaman
85.
4. Abdurrahman Al-Baghdadi, 1998, Emansipasi Adakah Dalam Islam, halaman 129
5. Hukum Aborsi Dalam Islam available from
http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=12141
6. Al-Qur’an dan Hadist.

More Related Content

What's hot

Fenomena pernikahan beda agama
Fenomena pernikahan beda agamaFenomena pernikahan beda agama
Fenomena pernikahan beda agamaPagghun Se Malolo
 
Haibah wal uns
Haibah wal unsHaibah wal uns
Haibah wal uns
nurmadihah bt mat ali
 
Aborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islamAborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islam
raishachaa
 
QS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
QS An-Nisa' : 3, Landasan BerpoligamiQS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
QS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
Vican
 
8 AQIQAH.docx
8 AQIQAH.docx8 AQIQAH.docx
8 AQIQAH.docx
irfanarif39
 
jasa aqiqah & layanan aqiqah
jasa aqiqah & layanan aqiqahjasa aqiqah & layanan aqiqah
jasa aqiqah & layanan aqiqah
sahabat aqiqah
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Operator Warnet Vast Raha
 
Proses keimanan thd rasul
Proses keimanan thd rasulProses keimanan thd rasul
Proses keimanan thd rasul
tsaqafahpemuda.wordpress.com
 
! Dialog masalah ketuhanan yesus
! Dialog masalah ketuhanan yesus! Dialog masalah ketuhanan yesus
! Dialog masalah ketuhanan yesus
Nano Nani
 
Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamPernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam Islam
Trisna Nurdiaman
 
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFIKONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
Frenky Suseno Manik
 
IBADAH TINGKATAN 4 aqiqah
IBADAH TINGKATAN 4 aqiqahIBADAH TINGKATAN 4 aqiqah
IBADAH TINGKATAN 4 aqiqah
arianaariani
 
Pokok pokok kesesatan aqidah rafidlah
Pokok pokok kesesatan aqidah rafidlahPokok pokok kesesatan aqidah rafidlah
Pokok pokok kesesatan aqidah rafidlahbar-bar
 
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan UlamaMaulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
יונה עזיאל
 

What's hot (16)

Fenomena pernikahan beda agama
Fenomena pernikahan beda agamaFenomena pernikahan beda agama
Fenomena pernikahan beda agama
 
Haibah wal uns
Haibah wal unsHaibah wal uns
Haibah wal uns
 
Aborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islamAborsi dalam hukum islam
Aborsi dalam hukum islam
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
QS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
QS An-Nisa' : 3, Landasan BerpoligamiQS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
QS An-Nisa' : 3, Landasan Berpoligami
 
8 AQIQAH.docx
8 AQIQAH.docx8 AQIQAH.docx
8 AQIQAH.docx
 
jasa aqiqah & layanan aqiqah
jasa aqiqah & layanan aqiqahjasa aqiqah & layanan aqiqah
jasa aqiqah & layanan aqiqah
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Proses keimanan thd rasul
Proses keimanan thd rasulProses keimanan thd rasul
Proses keimanan thd rasul
 
! Dialog masalah ketuhanan yesus
! Dialog masalah ketuhanan yesus! Dialog masalah ketuhanan yesus
! Dialog masalah ketuhanan yesus
 
Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamPernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam Islam
 
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFIKONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
KONSEP ISLAM DALAM MEMBERANTAS PORNOGRAFI
 
IBADAH TINGKATAN 4 aqiqah
IBADAH TINGKATAN 4 aqiqahIBADAH TINGKATAN 4 aqiqah
IBADAH TINGKATAN 4 aqiqah
 
Pokok pokok kesesatan aqidah rafidlah
Pokok pokok kesesatan aqidah rafidlahPokok pokok kesesatan aqidah rafidlah
Pokok pokok kesesatan aqidah rafidlah
 
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan UlamaMaulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Pandangan Ulama
 
Tugas agama islam
Tugas agama islamTugas agama islam
Tugas agama islam
 

Similar to Ltm agama islam aborsi

Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
salmairmasuryani1203
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinSeptian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Septian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Warnet Raha
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Septian Muna Barakati
 
kumpulan artikel fatwa kontemporer
kumpulan artikel fatwa kontemporerkumpulan artikel fatwa kontemporer
kumpulan artikel fatwa kontemporer
Irsal Shabirin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Operator Warnet Vast Raha
 
Aborsi ditinjau dari sudut agama
Aborsi ditinjau dari sudut agamaAborsi ditinjau dari sudut agama
Aborsi ditinjau dari sudut agama
AKPER PEMDA INDRAMAYU
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Septian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Warnet Raha
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)Septian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Septian Muna Barakati
 
Islamic birth
Islamic birthIslamic birth
Islamic birth
hennyzainal
 
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Marhamah Saleh
 
Pertemuan 2 Pendidikan Agama - Pandangan Agama Islam terhadap Aborsi.pdf
Pertemuan 2 Pendidikan Agama - Pandangan Agama Islam terhadap Aborsi.pdfPertemuan 2 Pendidikan Agama - Pandangan Agama Islam terhadap Aborsi.pdf
Pertemuan 2 Pendidikan Agama - Pandangan Agama Islam terhadap Aborsi.pdf
YusufLangsa
 

Similar to Ltm agama islam aborsi (20)

Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
kumpulan artikel fatwa kontemporer
kumpulan artikel fatwa kontemporerkumpulan artikel fatwa kontemporer
kumpulan artikel fatwa kontemporer
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Aborsi ditinjau dari sudut agama
Aborsi ditinjau dari sudut agamaAborsi ditinjau dari sudut agama
Aborsi ditinjau dari sudut agama
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani (2)
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Islamic birth
Islamic birthIslamic birth
Islamic birth
 
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
 
Pertemuan 2 Pendidikan Agama - Pandangan Agama Islam terhadap Aborsi.pdf
Pertemuan 2 Pendidikan Agama - Pandangan Agama Islam terhadap Aborsi.pdfPertemuan 2 Pendidikan Agama - Pandangan Agama Islam terhadap Aborsi.pdf
Pertemuan 2 Pendidikan Agama - Pandangan Agama Islam terhadap Aborsi.pdf
 

More from Muhammad sobri maulana

Implementasi akhlak
Implementasi akhlakImplementasi akhlak
Implementasi akhlak
Muhammad sobri maulana
 
Akhlak
AkhlakAkhlak
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bitPerkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
Muhammad sobri maulana
 
Ltm agama keluarga islami kampus bit
Ltm agama keluarga islami kampus bitLtm agama keluarga islami kampus bit
Ltm agama keluarga islami kampus bit
Muhammad sobri maulana
 
Ltm agama (kampus bit)
Ltm agama (kampus bit)Ltm agama (kampus bit)
Ltm agama (kampus bit)
Muhammad sobri maulana
 
Kerajaan islam kampus bit
Kerajaan islam kampus bitKerajaan islam kampus bit
Kerajaan islam kampus bit
Muhammad sobri maulana
 
Jantung muhammad sobri maulana
Jantung   muhammad sobri maulanaJantung   muhammad sobri maulana
Jantung muhammad sobri maulana
Muhammad sobri maulana
 
Komplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitusKomplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitus
Muhammad sobri maulana
 
Electrolyte disorder muhammad sobri maulana
Electrolyte disorder  muhammad sobri maulanaElectrolyte disorder  muhammad sobri maulana
Electrolyte disorder muhammad sobri maulana
Muhammad sobri maulana
 
V ablaster tutorial
V ablaster tutorialV ablaster tutorial
V ablaster tutorial
Muhammad sobri maulana
 
Ca mammae muhammad sobri maulana
Ca mammae muhammad sobri maulanaCa mammae muhammad sobri maulana
Ca mammae muhammad sobri maulana
Muhammad sobri maulana
 
Ca colon muhammad sobri maulana
Ca colon muhammad sobri maulanaCa colon muhammad sobri maulana
Ca colon muhammad sobri maulana
Muhammad sobri maulana
 
Scoliosis
ScoliosisScoliosis
Wsd
WsdWsd
Failure of formation of parts sobri
Failure of formation of parts sobriFailure of formation of parts sobri
Failure of formation of parts sobri
Muhammad sobri maulana
 
Bph sobri
Bph sobriBph sobri
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
Muhammad sobri maulana
 
Soal latihan junior level - soal python
Soal latihan   junior level - soal pythonSoal latihan   junior level - soal python
Soal latihan junior level - soal python
Muhammad sobri maulana
 
Bhd dmrs hep
Bhd dmrs hepBhd dmrs hep
Osteosarkoma sobri
Osteosarkoma sobriOsteosarkoma sobri
Osteosarkoma sobri
Muhammad sobri maulana
 

More from Muhammad sobri maulana (20)

Implementasi akhlak
Implementasi akhlakImplementasi akhlak
Implementasi akhlak
 
Akhlak
AkhlakAkhlak
Akhlak
 
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bitPerkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
 
Ltm agama keluarga islami kampus bit
Ltm agama keluarga islami kampus bitLtm agama keluarga islami kampus bit
Ltm agama keluarga islami kampus bit
 
Ltm agama (kampus bit)
Ltm agama (kampus bit)Ltm agama (kampus bit)
Ltm agama (kampus bit)
 
Kerajaan islam kampus bit
Kerajaan islam kampus bitKerajaan islam kampus bit
Kerajaan islam kampus bit
 
Jantung muhammad sobri maulana
Jantung   muhammad sobri maulanaJantung   muhammad sobri maulana
Jantung muhammad sobri maulana
 
Komplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitusKomplikasi diabetes melitus
Komplikasi diabetes melitus
 
Electrolyte disorder muhammad sobri maulana
Electrolyte disorder  muhammad sobri maulanaElectrolyte disorder  muhammad sobri maulana
Electrolyte disorder muhammad sobri maulana
 
V ablaster tutorial
V ablaster tutorialV ablaster tutorial
V ablaster tutorial
 
Ca mammae muhammad sobri maulana
Ca mammae muhammad sobri maulanaCa mammae muhammad sobri maulana
Ca mammae muhammad sobri maulana
 
Ca colon muhammad sobri maulana
Ca colon muhammad sobri maulanaCa colon muhammad sobri maulana
Ca colon muhammad sobri maulana
 
Scoliosis
ScoliosisScoliosis
Scoliosis
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
Failure of formation of parts sobri
Failure of formation of parts sobriFailure of formation of parts sobri
Failure of formation of parts sobri
 
Bph sobri
Bph sobriBph sobri
Bph sobri
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Soal latihan junior level - soal python
Soal latihan   junior level - soal pythonSoal latihan   junior level - soal python
Soal latihan junior level - soal python
 
Bhd dmrs hep
Bhd dmrs hepBhd dmrs hep
Bhd dmrs hep
 
Osteosarkoma sobri
Osteosarkoma sobriOsteosarkoma sobri
Osteosarkoma sobri
 

Recently uploaded

v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 

Recently uploaded (20)

v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 

Ltm agama islam aborsi

  • 1. LTM AGAMA ISLAM TOPIK 3 ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM 081395203503 - Sobri Kampusbit.com Binary Digital System Center | Software House | Digital Marketing | Free Consultation IT Islam sebagai agama yang mempunyai prinsip-prinsip yang bersumber langsung dan datang dari Allah Swt, mempunyai pandangan khusus tentang salah satu kejadian atau kasus seperti aborsi. Sebelum menuju bagaimana islam memandang aborsi secara mendetail, perlu dijelaskan tentang pandangan umum ajaran Islam tentang nyawa, janin dan pembunuhan, yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan surat Al-Isra’ ayat 70 yang berikut ini َ‫ل‬َ‫ق‬َ ْ‫ك‬َ‫ر‬ ‫َم‬‫ك‬َ‫ا‬‫ب‬َ‫ن‬ َ َ‫د‬َ‫م‬ ََ Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia “ Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah menciptakan manusia sebagai makhluk ciptaannya yang mulia sehingga tidak boleh untuk dihinakan baik dengan merubah, mengurangi, memotong sebagian anggota tubuh, maupun dengan cara memperjualbelikannya, apalagi sampai menghilangkannya yaitu dengan cara membunuhnya. 2. Berdasarkan surat Al-Maidah ayat 32 yang berikut ini ْْ ‫أ‬‫ق‬‫م‬َ‫ل‬َْ َََ‫ك‬ ‫أ‬‫ك‬َ‫ت‬َ‫ب‬ ‫َب‬ ََ‫ر‬ ‫م‬‫ب‬‫ل‬َ‫ت‬َ‫ب‬ َ‫س‬َ‫ر‬َ‫ا‬ َِ‫ا‬ ‫أ‬‫ب‬َ‫ك‬ َ‫س‬ ‫ق‬َ‫ب‬َ‫ل‬ ْ‫ك‬َ‫ر‬ َََِ ‫َم‬‫ك‬َ‫ن‬َ‫ر‬َ‫ن‬ َ‫أ‬‫م‬َ ‫س‬َ‫ا‬َ‫ك‬ َِ‫ا‬ ‫م‬ََ‫ب‬ََِ‫ف‬َْ َ ََََّ‫ق‬ ‫م‬‫ب‬‫ت‬ ََ‫ا‬ ََّ‫م‬‫قمك‬ ‫م‬َ ًََ‫ك‬ ‫م‬ََ‫ب‬ََِ‫ف‬َْ ‫م‬ََ‫م‬َ ًََ‫ك‬ ََِ‫ا‬ََ ‫م‬‫ب‬‫ت‬ ََ‫ا‬ ََّ‫م‬‫قمك‬ َ‫س‬َ‫ر‬َ‫ا‬ Artinya : “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya.” Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah menyebutkan dengan tegas dan jelas bahwa membunuh adalah hal yang diharamkan dan merupakan hal yang fatal, membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua orang.
  • 2. 3. Berdasarkan surat Al-isra’ ayat 31 yang berikut ini ‫و‬‫من‬‫ت‬ ََ َ‫و‬‫ا‬‫ا‬َ َ‫َب‬‫ب‬ َِْ‫ب‬ ‫أ‬ْ‫ي‬َ‫ا‬ َ‫م‬َ ٍََ‫ن‬ َ‫و‬‫ن‬َ‫ق‬َ َََ‫ك‬ َ‫ق‬ُِ‫ر‬َ‫د‬َ‫ي‬ ََََ ‫ق‬‫ب‬‫ب‬ ‫َن‬‫ن‬ ‫ق‬‫ب‬َُْ‫ن‬ َ‫ن‬‫َم‬‫ن‬ َ‫و‬‫ا‬ََِ‫ر‬َ‫ا‬ ‫ن‬ Artinya : “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” Dari ayat di atas Allah swt juga menjelaskan bahwa haram hukumnya menjadikan keadaan sosial seperti miskin, tidak mempunyai uang, dan lain-lain sebagai alasan untuk membunuh anak termasuk di dalamnya janin yang masih dalam kandungan. 4. Berdasarkan surat Al- Hajj ayat 5 yang berikut ini ‫ب‬‫ي‬َ‫ت‬‫ر‬ َ‫و‬‫ف‬‫ا‬‫ب‬َ‫ر‬‫ب‬ ‫و‬ ‫ا‬ََ‫ل‬‫ش‬‫ا‬ ‫أ‬‫س‬َ‫ا‬َ‫ك‬ َ‫م‬ ُ‫م‬ٍََ‫ب‬ ‫م‬َ‫ا‬ ‫مل‬ًَ َََّ ََ‫ق‬ ْْ ‫ش‬‫ب‬‫د‬‫ب‬ََ Artinya : “Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.” Dari ayat di atas Allah telah berfirman bahwa kandungan dalam janin memiliki kedudukan menurut kehendak Allah Swt yang artinya tidak ada manusia yang dapat melakukan sesuatu yang membahayakan terdapat kehendak Allah swt tersebut. 5. Berdasarkan surat Al-Isra ayat 33 yang berikut ini َََْ‫مم‬‫ر‬ َ َ‫قل‬ َ‫ل‬‫ب‬ًَ ْ‫ر‬‫قم‬ َ‫ك‬َ‫ت‬‫قمك‬ َ‫ق‬ُِ‫ر‬َ‫د‬َ‫ي‬ ََََ Artinya : “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan alasan yang benar “ Dari ayat tersebut jelas sekali bahwa Allah melarang untuk membunuh jiwa tanpa hak, semua tentang kematian datangnya dari Allah swt, semua makhluk mempunyai kesempatan untuk hidup dan semua itu datang dari kehendak Allah swt. Dari urain tentang bagaimana islam memandang janin, nyawa dan pembunuhan di atas tersebut kita dapat mengetahui bahwa nyawa, janin merupakan sebuah kehendak yang datangnya dari Allah Swt. Mengenai kasus aborsi, di dalam teks Al-Qur’an dan hadist sebenarnya tidak terdapat secara khusus hukum tentang aborsi itu sendirim namun ada larangan untuk membunuh jiwa seseorang tanpa hak sebagai mana tercantum dalam surat An-Nisa’ ayat 93 berikut : َ‫م‬ َََ‫ك‬ ََ ‫َأ‬‫ك‬َ‫ت‬َ‫م‬ ََ ‫أ‬َ َََِ َ‫قل‬ َََََ ََ ‫م‬َ‫ا‬ ْ ‫بق‬ ‫نَمم‬ ‫و‬‫ك‬َ‫ا‬َ‫ا‬ ‫ا‬‫َو‬ ََََِْ ‫بق‬ َََ‫ت‬َ‫ر‬‫ش‬‫ا‬ ‫م‬‫ب‬‫ك‬‫ََا‬‫ا‬ َ‫س‬‫ر‬َ‫د‬َ‫ت‬ َِ‫ا‬ََ‫م‬‫ب‬َ ‫ذ‬ََ ‫م‬‫ب‬‫ر‬‫ق‬َ‫ظ‬ََ ‫أ‬
  • 3. Artinya : “ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar” Dan juga hadist riwayat oleh Ibnu Mas’ud bahwa Rosullulah Saw bersabda bahwa ‫إ‬ِ‫إن‬َ ََّ‫أ‬‫َإ‬َ‫د‬َُّ‫إ‬ْ ََََُْ‫إ‬َ ََّ‫أ‬‫ُإ‬ُّ‫إ‬ِِ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ط‬‫إ‬‫ن‬ِِ‫مإن‬ُْ‫يد‬َ‫ط‬‫إ‬َْ‫ب‬ّ‫ع‬َ‫ي‬‫د‬ََ‫ي‬‫إ‬ّْ‫م‬ُِّ‫إي‬ّْ‫د‬‫ي‬َ‫ي‬‫ُإ‬ُّ‫إ‬ُِِْ‫د‬َِْ‫ِإ‬ ََ‫د‬َِ‫ط‬‫إ‬‫د‬ََََِِِْ‫ي‬‫إ‬‫ِم‬ َِ َُِّ‫إ‬‫ن‬ِِ‫إن‬َ ََّ‫أ‬‫َإ‬َ‫د‬َُّ‫إ‬ْ َُ‫د‬ُِْ‫إ‬َ ََّ‫أ‬‫ُإ‬ُّ‫إ‬ِِ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ط‬‫إ‬‫ن‬ِ ‫إ‬‫د‬‫ر‬َ‫ب‬َُ‫إ‬ِ َََْ‫د‬َ‫إك‬ََِ‫ي‬‫د‬‫ِن‬‫ط‬‫إ‬ُْ‫ب‬ّ‫ع‬َ‫ي‬‫إ‬‫د‬ َ‫ي‬‫إ‬َُُُّّ‫و‬َ ‫إ‬َََََّّْْ ‫إ‬ََِّّْْ‫ي‬ َ ‫إ‬ّّْ‫ت‬‫د‬ َّ‫إ‬ّ‫ت‬‫د‬‫ب‬َ‫ب‬ّ‫ي‬‫ْإ‬‫ق‬‫م‬َََِّْ‫إ‬ّ َ‫ي‬‫د‬ََ‫و‬ّ‫ي‬‫إ‬ِ‫ن‬َُ‫د‬ِِ‫ط‬َ ‫َإ‬ِ ٌّ‫إكَن‬ّْ‫ب‬ُّ‫إ‬ِ‫د‬ٌِ Artinya : “ Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. “ Oleh karena tidak terdapat secara khusus di Al-Qur’an dan Hadist tentang aborsi tersbut, ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai hal ini, berikut beberapa pendapat tentang menggugurkan janin sebelum peniupan roh : 1. Menurut Abdul Qadim Zallum dan Abdurrahman Al-Baghdadi bahwa jika aborsi dilakukan setelah 40 (empat puluh) hari, atau 42 (empat puluh dua) hari dari usia kehamilan dan pada saat permulaan pembentukan janin, maka hukumnya haram. Dalam hal ini hukumnya sama dengan hukum keharaman aborsi setelah peniupan ruh ke dalam janin. Sedangkan pengguguran kandungan yang usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa.1 Karena berdasarkan hadist Rosullulah Saw yaitu sebagai berikut : ‫إ‬َ ‫مإ‬َ‫م‬َ‫ع‬‫د‬ََ‫ي‬‫إ‬َ‫ن‬َََِْ ‫مإ‬َِ ََ‫ين‬َ‫ن‬َُ‫مإ‬ْ‫ب‬ََُْ‫مإ‬َ‫م‬‫د‬‫ب‬ََُّ‫إ‬ِ ‫ن‬ً‫إك‬َ‫ع‬َ‫ع‬َ‫ي‬‫إ‬ْ َْ‫د‬‫ب‬ََ‫إ‬َِ‫ِي‬‫ع‬َ‫ي‬‫د‬ََ‫ي‬ َ ‫إ‬ ِّ‫م‬َ‫ب‬‫د‬‫ر‬ّ‫ن‬‫إ‬ّ ٌَ‫د‬‫ي‬ٌّ‫ر‬َ‫م‬ّ‫ي‬‫إ‬‫ن‬‫ن‬َُ‫كإ‬َ‫أ‬ُّ‫َإ‬َ‫م‬َ‫ت‬‫اإ‬‫ن‬ِِ‫مإن‬َ‫م‬َُ‫م‬َ ََّ ‫مإ‬َ‫م‬ََ‫د‬ َََ ‫مإ‬ََِْ‫د‬ْ َِّ ‫مإ‬َِ َ‫ن‬َ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ي‬ََ‫د‬‫ر‬ِ‫إي‬‫د‬ َ‫ي‬‫إ‬ُ‫َن‬َِ‫أ‬َ‫ي‬‫إ‬‫م‬ّ‫أ‬ََ‫مإ‬َ‫ط‬‫َمفإ‬‫و‬‫مإ‬َُ‫إ‬َ ٌّ‫ي‬ََ‫يإ‬ ّْ‫د‬َُ‫ب‬َُ . . . ». Artinya : “Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka Allah mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah tersebut; dia membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulang belulangnya. Lalu malaikat itu bertanya (kepada Allah),’Ya Tuhanku, apakah dia (akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau perempuan?’ Maka Allah kemudian memberi keputusan…”
  • 4. Dalam riwayat lain, Rasulullah s.a.w bersabda: “(jika nutfah telah lewat) empat puluh malam…” Hadis di atas menunjukkan bahwa permulaan penciptaan janin dan penampakan anggota-anggota tubuhnya, adalah setelah melewati 40 atau 42 malam. Dengan demikian, penganiayaan terhadapnya adalah suatu penganiayaan terhadap janin yang sudah mempunyai tanda-tanda sebagai manusia yang terpelihara darahnya (ma’shumud dam). Tindakan penganiayaan tersebut merupakan pembunuhan terhadapnya. Berdasarkan uraian di atas, maka pihak ibu si janin, bapaknya, ataupun dokter, diharamkan menggugurkan kandungan ibu tersebut bila kandungannya telah berumur 40 hari. Siapa saja dari mereka yang melakukan pengguguran kandungan, berarti telah berbuat dosa dan telah melakukan tindak kriminal yang mewajibkan pembayaran diyat bagi janin yang gugur, yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan, atau sepersepuluh diyat manusia sempurna (10 ekor onta), sebagaimana telah diterangkan dalam hadis shahih dalam masalah tersebut. Rasulullah s.a.w bersabda: ََْ‫ي‬ َ‫ن‬‫د‬ُ‫إك‬ّْ‫ب‬ّ‫ر‬َِ‫ُإ‬ُّ‫يِْإ‬ ‫إَْبْإ‬ ‫ْيإ‬ ‫إ‬ّ ‫إ‬َِ‫ِي‬‫ي‬ََ‫يإ‬ََْ‫ت‬ ‫إ‬ْ ََُ‫ي‬‫إ‬‫د‬ َ‫ي‬‫ْإ‬ْ‫د‬َََ‫ْإ‬َ‫ن‬‫ن‬ُِّ‫ي‬‫مإ‬ْ‫ب‬‫م‬ّ‫ب‬َُ‫إ‬َ‫غ‬ََُ‫ي‬‫إ‬َِ‫م‬َ‫ب‬‫د‬ َّ‫ُإ‬ّ‫ر‬َ‫ي‬‫إ‬‫د‬ُّْ. . . Artinya : “Rasulullah s.a.w memberi keputusan dalam masalah janin dari seorang perempuan Bani Lihyan yang gugur dalam keadaan mati, dengan satu ghurrah, yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan…” [HR. Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah r.a.] Sedangkan aborsi pada janin yang usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa. Ini disebabkan bahwa apa yang ada dalam rahim belum menjadi janin karena dia masih berada dalam tahapan sebagai nutfah (gumpalan darah), belum sampai pada fase penciptaan yang menunjukkan ciri-ciri minimal sebagai manusia. Di samping itu, pengguguran nutfah sebelum menjadi janin, dari segi hukum dapat disamakan dengan ‘azl (coitus interruptus) yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kehamilan. ‘Azl dilakukan oleh seorang laki-laki yang tidak menghendaki kehamilan perempuan yang digaulinya, sebab ‘azl merupakan tindakan mengeluarkan sperma di luar vagina perempuan. Tindakan ini akan mengakibatkan kematian sel sperma, sebagaimana akan mengakibatkan matinya sel telur, sehingga akan mengakibatkan tiadanya pertemuan sel sperma dengan sel telur yang tentu tidak akan menimbulkan kehamilan.
  • 5. Rasulullah s.a.w telah membolehkan ‘azl kepada seorang laki-laki yang bertanya kepada beliau mengenai tindakannya menggauli budak perempuannya, sementara dia tidak menginginkan budak perempuannya hamil. Rasulullah s.a.w bersabda kepadanya: ‫إ‬‫د‬‫و‬َُ‫إ‬‫د‬ِِ‫ب‬ََ‫إ‬ُْ‫د‬‫ن‬ََ‫إ‬‫د‬ِِِِ‫ي‬‫م‬َِّ‫ر‬‫إن‬ّ‫ت‬‫ن‬‫ب‬ََِِ‫د‬َ‫إك‬ّْ‫د‬‫ي‬‫إ‬ّْ‫ب‬ّ‫ع‬َ‫ي‬‫إ‬ ‫د‬ََْ‫إ‬َ‫و‬‫د‬ ّ‫و‬‫إ‬‫د‬ُِّ َ ‫إ‬ ‫اإ‬‫د‬َ ّ ‫د‬‫ع‬َْ‫إ‬َ‫م‬َُ‫إ‬َ‫و‬‫د‬ ّ‫و‬‫إ‬‫د‬ُِّ َ ‫إ‬ ‫إ‬‫د‬َ ّ ‫د‬َ‫م‬َُ‫إ‬َ‫و‬‫د‬ ّ‫و‬‫إ‬‫د‬ُِّ‫إ‬ ‫َإ‬َ‫م‬َ‫ت‬‫فإ‬‫د‬ِِ‫ب‬‫د‬ ّ‫و‬‫يإ‬‫ن‬‫ر‬َ‫ي‬‫إ‬‫د‬ِِ‫ب‬َ‫ن‬‫د‬‫ن‬ََ‫يكإ‬ِْ ‫إ‬‫د‬َ ّ ‫د‬‫ع‬َْ‫إ‬َ‫م‬َُ. Artinya : “Dari Sa’id bin al-Musayyab (isteri-isterimu adalah lading bagimu, maka datangilah ladangmu dari menurut kehendakmu), Rasulullah s.a.w. bersabda: Lakukanlah ‘azl padanya jika kamu suka, jika kamu (tak) menghendaki jangan kamu lalukan!” [HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud] Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan janin, ataupun setelah peniupan ruh padanya, jika dokter yang terpercaya menetapkan bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus. Dalam kondisi seperti ini, dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran Islam, sesuai firman Allah SWT: ‫إ‬ ّ‫ن‬‫د‬ََ ‫د‬‫ُإكج‬ُّ‫ْإ‬ِ‫م‬ََُِ‫إ‬‫د‬ َ‫ي‬‫إ‬ ْ ‫د‬ٌَ‫ر‬‫إ‬ ّ‫دن‬‫ب‬َُّ‫ي‬‫ْمإ‬ِ‫د‬ٌَ‫ر‬‫َإ‬ََ‫ب‬َ‫ت‬‫إ‬‫د‬َُْ‫إ‬ِْ‫ن‬‫ر‬َ‫ي‬‫َإ‬َ‫ب‬َّ‫ك‬ َ‫دن‬‫ي‬ُّ‫ُإ‬ّ‫ر‬َ‫ي‬‫يإ‬َََْ‫مإ‬َ‫ر‬‫د‬ََ‫ب‬َِ‫إ‬َ ََّ‫أ‬‫إ‬َّ‫د‬َِ‫ي‬‫إ‬ ‫د‬ُّْ‫ْم‬‫ع‬‫ب‬ََِّ‫إ‬ َ‫ما‬‫ن‬‫ر‬َ‫َإك‬ََ‫ب‬َ‫ت‬‫مإ‬ََ‫ن‬‫ر‬َ‫و‬َ‫ب‬َُ‫مإإ‬َِ‫م‬َ‫ب‬‫د‬ََ‫ي‬‫إ‬‫د‬ََُْ ‫إ‬َ‫أ‬‫َإ‬ْ‫د‬‫ع‬َ‫ي‬‫إ‬‫د‬ِِ‫م‬‫د‬‫ر‬ُّ‫كإ‬ ْ‫بن‬ََِّ‫إ‬‫ن‬ُِّ‫إ‬‫ن‬ِِ‫إن‬ّ‫ق‬‫م‬َ‫ر‬‫م‬ّ‫ب‬ََ‫د‬َ‫م‬ّ‫ي‬‫مإ‬َ‫ر‬ِِْ‫ي‬َِ‫إ‬‫د‬ِِ‫م‬‫د‬َْ‫ف‬‫م‬َِ‫إ‬‫د‬ََََُْ ‫ْمإ‬‫ع‬‫ب‬ََِّ‫إ‬ َ‫ما‬‫ن‬‫ر‬َ‫مإك‬َ‫ب‬‫د‬ََ‫ي‬‫مإ‬ََ‫ن‬‫ر‬َ‫و‬َ‫ب‬َُ‫إ‬َِ‫ي‬ُِ ّ‫دن‬َََِِ‫إ‬ ّ‫ن‬‫د‬ََ ‫د‬‫ُإكج‬ُّ‫إ‬َ َّ Artinya : “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi.” (QS al-Mâ’idah [5]: 32). Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya pengobatan. Sedangkan Rasulullah s.a.w telah memerintahkan umatnya untuk berobat. Rasulullah s.a.w bersabda: «‫إإ‬َ ‫ن‬ً‫إك‬‫ن‬ُِّ ‫إ‬ْ ‫ك‬ َ‫ن‬َ ّ‫ي‬‫كإ‬ ‫د‬ َ ‫َك‬َْْ‫إ‬َ‫و‬َ ‫كإ‬ ‫د‬ َ ‫َك‬َْ‫ب‬َُ‫ْإ‬‫ف‬‫ك‬ َ َِ‫إ‬ْ‫َكف‬ِ‫إ‬‫م‬َِّ‫ب‬َّ‫َإ‬ََ‫ع‬ََِ ‫إ‬َ‫ف‬‫ك‬ َ ‫ن‬َْ‫ك‬ َ ‫إ‬َ‫ف‬‫ك‬‫ن‬َْ‫َإك‬ََ ‫د‬‫ر‬َ‫ي‬ ». Artinya :
  • 6. “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia ciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu yang haram!” [HR. Ahmad]. Kaedah fikih dalam masalah ini menyebutkan:2 ‫م‬ََّ‫م‬‫م‬ٌََِّ‫ي‬‫إ‬ّ‫أ‬‫َم‬‫ب‬ّْ‫د‬َ‫م‬ّ‫ي‬‫إ‬ْ‫ك‬ََ‫ن‬َِ‫مإ‬ََِ‫م‬ََِ ‫د‬ََ‫ي‬‫إ‬ََُّ‫د‬ َِ‫إ‬ِّ‫م‬َََِْْ‫د‬ٌَََ‫إك‬‫د‬‫و‬َََِ‫م‬َ‫ع‬َْ‫كإ‬َ‫أ‬ُّ Artinya : “Jika berkumpul dua mafsadat (keburukan), maka harus dipertimbangkan yang lebih besar madharatnya dan dipilih yang lebih ringan (madharatnya).” Berdasarkan kaedah ini, seorang wanita dibolehkan menggugurkan kandungannya jika keberadaan kandungan itu akan mengancam hidupnya, meskipun ini berarti membunuh janinnya. Memang mengggugurkan kandungan adalah suatu mafsadat. Begitu pula hilangnya nyawa sang ibu jika tetap mempertahankan kandungannya juga suatu mafsadat. Namun tak syak lagi bahwa menggugurkan kandungan janin itu lebih ringan madharatnya daripada menghilangkan nyawa ibunya, atau membiarkan kehidupan ibunya terancam dengan keberadaan janin tersebut. 4 Pendapat yang menyatakan bahwa aborsi diharamkan sejak pertemuan sel telur dengan sel sperma dengan alasan karena sudah ada kehidupan pada kandungan, adalah pendapat yang tidak kuat. Sebab kehidupan sebenarnya tidak hanya wujud setelah pertemuan sel telur dengan sel sperma, tetapi bahkan dalam sel sperma itu sendiri sudah ada kehidupan, begitu pula dalam sel telur, meski kedua sel itu belum bertemu. Kehidupan (al hayah) menurut Ghanim “sesuatu yang ada pada organisme hidup.” (asy syai` al qa`im fi al ka`in al hayyi).3 Ciri-ciri adanya kehidupan adalah adanya pertumbuhan, gerak, iritabilita, membutuhkan nutrisi, perkembangbiakan, dan sebagainya. Dengan pengertian kehidupan ini, maka dalam sel telur dan sel sperma (yang masih baik, belum rusak) sebenarnya sudah terdapat kehidupan, sebab jika dalam sel sperma dan sel telur tidak ada kehidupan, niscaya tidak akan dapat terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma. Jadi, kehidupan (al hayah) sebenarnya terdapat dalam sel telur dan sel sperma sebelum terjadinya pembuahan, bukan hanya ada setelah pembuahan. Berdasarkan penjelasan ini, maka pendapat yang mengharamkan aborsi setelah pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan, adalah pendapat yang lemah, sebab tidak didasarkan pada pemahaman fakta yang tepat akan pengertian kehidupan (al hayah). Pendapat tersebut secara implisit menyatakan bahwa sebelum terjadinya pertemuan sel telur dan sel sperma, berarti tidak ada kehidupan pada sel telur dan sel sperma. Padahal faktanya tidak demikian. Apabila pendapat tersebut benar, niscaya segala sesuatu aktivitas yang menghilangkan kehidupan adalah haram, termasuk ‘azl. Sebab dalam aktivitas ‘azl terdapat upaya
  • 7. untuk mencegah terjadinya kehidupan, yaitu maksudnya kehidupan pada sel sperma dan sel telur (sebelum bertemu). Padahal ‘azl telah dibolehkan oleh Rasulullah s.a.w. Dengan kata lain, pendapat yang menyatakan haramnya aborsi setelah pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan, akan bertentangan dengan hadis-hadis yang membolehkan ‘azl. Sumber : 1. Abdul Qadim Zallum, 1998, Beberapa Problem Kontemporer Dalam Pandangan Islam: Kloning, Transplantasi Organ, Abortus, Bayi Tabung, Penggunaan Organ Tubuh Buatan, Definisi Hidup dan Mati, halaman 45-56 2. Abdul Hamid Hakim, 1927, Mabadi` Awaliyah fi Ushul Al Fiqh wa Al Qawa’id Al Fiqhiyah, halaman 35). 3. Ghanim Abduh dalam kitabnya Naqdh Al Isytirakiyah Al Marksiyah (1963) halaman 85. 4. Abdurrahman Al-Baghdadi, 1998, Emansipasi Adakah Dalam Islam, halaman 129 5. Hukum Aborsi Dalam Islam available from http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=12141 6. Al-Qur’an dan Hadist.