1. BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI ABORSI
Abortus (aborsi) yang dalam Bahasa Inggris disebut Abortion, berasal dari Bahasa Latin
yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Menurut Sardikin Ginaputra dari FK UI,
bahwa Abortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa Abortus adalah suatu
perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengelurakan janin dari kandungan.1
B. MACAM-MACAM ABORSI
Untuk terjadinya Abortus, sekurang-kurangnya ada tiga unsur: pertama, adanya embrio
(janin) yang merupakan hasil pembuahan antara sperma dan ovum dalam rahim. Kedua,
Pengguguran itu adakalanya terjadi dengan sendirinya, tetapi sering disebabkan manusia.
Ketiga, keguguran itu terjadi sebelum waktunya, artinya sebelum masa kelahiran tiba.2
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1.
Aborsi Spontan / Alamiah
2.
Aborsi Buatan / Sengaja
3.
Aborsi Terapeutik / Medis
Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena
kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan Aborsi buatan / sengaja adalah
pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan
yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter,
bidan atau dukun beranak).
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit
darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik
1
2
Ajat Sudrajat, Fikih Aktual ( Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2008), 21
Ibid., 22.
2. calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang
matang dan tidak tergesa-gesa.
Adapun metode yang digunakan untuk abortus biasanya ialah:
1. Currattage dan Dilatege (C & D).
2. Dengan alat khusus, mulut rahim dilebarkan, kemudian janin dikiret (di-curet) dengan
alat seperti sendok kecil.
3. Aspirasi, yakni penyedotan isi rahim dengan pompa kecil.
4. Hysterotomi (melalui operasi).3
C. HUKUM ABORSI
1. Hukum Aborsi Menurut Syari’at Islam
Pandangan Syariat Islam secara umum mengharamkan praktik aborsi. Hal itu tidak
diperbolehkan karena beberapa sebab :
a. Syariat Islam datang dalam rangka menjaga adhdharuriyyaat al-khams,lima hal yang urgen,
yaitu: memelihara ad-dien (agama), an-nafs (jiwa), an-nasl (keturunan), al-mal (harta), dan
al-„aql (akal).
b. Aborsi sangat bertentangan sekali dengan tujuan utama pernikahan. Dimana tujuan penting
pernikahan adalah memperbanyak keturunan. Oleh sebab itu Allah memberikan karunia
kepada Bani Israil dengan memperbanyak jumlah mereka, Allah berfirman : “Dan Kami
jadikan kamu kelompok yang lebih besar” (Al-isra : 6 )
Nabi juga memerintahkan umatnya agar memperbanyak pernikahan yang diantara tujuannya
adalah memperbanyak keturunan. Beliau bersabda :
“Nikahilah wanita penyayang nan banyak melahirkan, karena dengan banyaknya jumlah
kalian aku akan berbangga-bangga dihadapan umat lainnya pada hari kiamat kelak”.
c. Tindakan aborsi merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah.
3
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (Jakarta: PT Gunung Agung, t.t), 78.
3. Banyak manusia yang melakukan aborsi karena didorong rasa takut akan ketidak mampuan
untuk mengemban beban kehidupan, biaya pendidikan dan segala hal yang berkaitan dengan
konseling dan pengurusan anak. Ini semua merupakan sikap buruk sangka terhadap Allah.
Padahal, Allah telah berfirman :
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya”
Maka, Syariat Islam memandang bahwa hukum aborsi adalah haram kecuali beberapa kasus
tertentu. Dalam kalangan Ulama terdapat perbedaan pendapat tentang praktik aborsi tersebut,
dan mereka memiliki dalil-dalil yang sama kuat pula, yaitu sebagi berikut:
Dalil-dalil yang melarang dilakukannya Aborsi Sebelum Islam datang, pada masa jahiliyah ,
kaum Arab mempunyai tradisi mengubur hidup-hidup bayi yang baru dilahirkan,
sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an:
“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup- hidup ditanya, . karena dosa Apakah
Dia dibunuh”.( At Takwiir 8-9)
Islam membawa ajaran yang menentang dan mengutuk tradisi jahiliyyah ini. Allah SWT
berfirman:
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan
memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa yang besar”. (Al-Isra‟ 31)
Pada perkembangan selanjutnya, pembunuhan tidak hanya dilakukan pada bayi-bayi yang
baru dilahirkan. Tetapi juga dilakukan dengan cara membunuh calon-calon bayi yang akan
dilahirkan. Dalam istilah fiqh disebut:
Sementara ulama lain berpendapat, hukum menggugurkan kandungan tidak dapat disamakan
persis dengan membunuh bayi yang sudah dilahirkan. Karena ketika sperma sudah memasuki
rahim perempuan, masih ada proses panjang sebelum akhirnya keluar menjadi bayi yang
dilahirkan. Allah SWT berfirman:
4.
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”.( Al-mu‟minun:1214)
Secara sederhana, pendapat para ulama mengenai hukum aborsi dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Apabila kandungan masih dalam bentuk gumpalan darah (40-80 hari) atau masih dalam
bentuk gumpalan daging (80-120 hari), maka hukumnya adalah sebagai berikut:
Menurut Ibnu Immad dan Imam Al-Ghozali, haram hukumnya, karena gumpalan itu akan
menjadi makhluq yang bernyawa. Pendapat ini di dukung oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haytami.
Para Ulama kontemporer membolehkan aborsi dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Terbukti adanya penyakit yang membahayakan jiwa sang ibu.
2. Tidak ditemukannya cara penyembuhan kecuali dengan cara aborsi.
3. Adanya keputusan dari seorang dokter yang dapat dipercaya bahwa aborsi adalah satu–
satunya cara untuk menyelamatkan sang ibu.
5. 2. Hukum Aborsi Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia
Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk
kejahatan, yang dikenal dengan istilah “Abortus Provocatus Criminalis”. Yang menerima
hukuman adalah: 1) Ibu yang melakukan aborsi. 2) Dokter atau bidan atau dukun yang
membantu melakukan aborsi. 3) Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi. Berikut
beberapa pasal yang terkait aborsi dalam KUHP:
Pasal 229
1)
Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya
diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu
hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau
denda paling banyak tiga ribu rupiah.
2)
Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau
juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3)
Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka
dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 341
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena
membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Selain pasal-pasal di atas, masah banyak pasal lain melarang adanya tindakan aborsi di
Indonesia, yaitu: pasal 342, pasal 343, pasal 346, pasal 347, pasal 348, pasal 349.4
4
15-11-11.
http://ricky-diah.blogspot.com/2011/04/aborsi-menurut-perspektif-ushul-fiqh.html . diakses tanggal